makalah pkn pancasila
DESCRIPTION
niali dan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbukaTRANSCRIPT
“NILAI DAN SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA”
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas diskusi kelompok mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prof. Dr. Irianto Widisuseno
Disusun oleh :
1. ANISA ROHMAH RIZKI (13050114120002)
2. DONY ARI PUTRA SULISTYARDI (13050114120010)
3. ARYUDANANTA ADHI SHASENA (13050114120016)
4. TRIANA WAKHYU SAPUTRA (13050114130040)
5. RENITA ATMANIGTYAS (13050111130068)
PROGAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
PRAKATA
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Nilai dan Sikap Positif
terhadap Nilai – Nilai Pancasila”.
Dengan selesainya tugas makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
bapak Prof. Dr. Irianto Widisuseno yang telah memberikan bimbingan dan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari
materi maupun dalam bentuk penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
untuk membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
Semarang, Oktober 2014
Penulis
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Identidikasi Masalah..................................................................................................................5
C. Perumusan Masalah...................................................................................................................5
D. Tujuan........................................................................................................................................5
E. Manfaat......................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
ULASAN MATERI...............................................................................................................................6
1. Sikap dan Perilaku Positif yang Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila........................................6
2. Tata Cara Bersikap Positif yang Sesuai dengan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka................6
3. Sikap yang Sesuai dengan Nilai Pancasila.................................................................................8
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.............................................................................................8
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab...........................................................................9
3. Persatuan Indonesia............................................................................................................10
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan......................................................................................................11
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia..................................................................12
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
NILAI DAN SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meskipun di tinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk Negara, hampir semua
Negara mempunyai kesamaan, namun ditinjau dari segi tumbuh dan terbentuknya Negara
serta susunan Negara, setiap Negara di dunia ini memiliki spesifikasi serta cirri khas masing-
masing. Demikian pula bangsa Indonesia yang tumbuh dan berkembang dengan
dilatarbelakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan Belanda dan
Jepang. Oleh karena itu, bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatarbelakangi oleh
adanya kesamaan nasib, yaitu bersama-sama dalam penderitaan di bawah penjajahan bangsa
asing serta berjuang merebut kemerdekaan.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat Internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakkanlah
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Para
pendiri Negara menyadari akan pentingnya dasar filsafat ini, kemudian melakukan suatu
penyelidikan yang dilakukan oleh badan yang akan meletakkan dasar dan filsafat bangsa dan
Negara, yaitu BPUPKI. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa tersebut
yang diangkat dari filsafat hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia, yang kemudian
diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara, yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia. Dimana nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya bisa di implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal-hal
positif yang ada merupakan cerminan diri kita sebagai bangsa Indonesia. Makna-makna yang
terkandung di dalam pancasila bisa merekatkan kita sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa
terpecah. Pancasila juga bisa dijadikan sebagi jalan keluar suatu masalah jika bangsa
Indonesia sedang mengalami permasalahan-permasalahan. Permasalahan-permasalahan
tersebut seperti misalnya perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita, seperti perbedaan
agama, perbedaan suku, bahasa, dan budaya, serta perbedaan-perbedaan mendasar lainnya.
Perlu di ingat bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan, dimana di setiap pulau yang
ada mengandung banyak keragaman. Keragaman bukan merupakan pemecah akan tetapi
sebagai perekat dan merupakan sesuatu yang memperkaya bangsa kita. Setiap masalah yang
ada bisa di selesaikan dengan pancasila. Dan pendahulu-pendahulu kita juga mengharapkan
hal yang sama, yaitu pancasila sebagai jalan keluar bagi setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh keanekaragaman/perbedaan yang dimiliki oleh Indonesia.
B. Identidikasi MasalahMelihat semua yang melatarbelakangi Nilai dan Sikap Positif terhadap Pancasila,
maka kami menarik beberapa masalah:
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai – nilai Pancasila. Sehingga banyak perilaku yang menyimpang dari nilai – nilai Pancasila.
Belum sempurnanya pengetahuan tentang tata cara bersikap positif yang sesuai dengan nilai – nilai Pancasila.
C. Perumusan Masalah1. Bagaimana sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan Pancasila?2. Apa sikap yang sesuai dengan nilai – nilai dalam Pancasila?
D. Tujuan Diharapkan agar generasi muda bangsa Indonesia dapat mengamalkan sila-sila pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Diharapkan Indonesia tetap berpegang teguh pada ideologi Negara kita yaitu pancasila. Karena
pancasila merupakan solusi terhadap setiap permasalahan yang bangsa kita hadapi.
E. ManfaatManfaat yang bisa kita peroleh dari penulisan uraian ini adalah menambah
pengetahuan mengenai nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila pancasila sehingga kita
bisa mengimplementasikannya di dalam kehidupan nyata. Selain itu juga diharapkan untuk
menjadikan pancasila sebagai bahan pertimbangan untuk menyelesaikan masalah yang ada
baik untuk lingkungan, bangsa, maupun Negara.
BAB II
ULASAN MATERI
1. Sikap dan Perilaku Positif yang Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila lestari apabila nilai yang terkandung Pancasila terus-menerus memancar
dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila mampu, artinya Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara
dapat digunakan sebagai sarana memecahkan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia.
Masalah akan terselesaikan kalau bangsa Indonesia mau dan mampu menerapkan nilai
Pancasila secara tepat dan benar.
Upaya dalam rangka menjaga kelestarian Pancasila sebagai dasar negara, antara lain :
a. Kesulitan yang berkaitan dengan bidang agama, dapat diatasi jika sila Ketuhanan
Yang Maha Esa sungguh-sungguh diresapi warganegara Indonesia.
b. Masalah akibat keragaman suku, agama, budaya, sosial-ekonomi dapat dipecahkan
dengan perwujudan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dimaknai benar
2. Tata Cara Bersikap Positif yang Sesuai dengan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka nilai dasarnya tetap, namun penjabarannya
dapat dikembangkan secara kreatif dan dinamis sesuai perkembangan masyarakat
Indonesia sendiri.
Lima taraf teoritikal untuk menyusun ideologi yang mantap :
a. Adanya taraf konsensus yang tinggi mengenai nilai-nilai kebersamaan yang hendak
diwujudkan.
b. Upaya membedakan antara nilai dan norma.
c. Relatif tidak adanya perpecahan dan kesenjangan dalam masyarakat.
d. Menyadari berbagai kekurangan dalam proses legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
e. Stabilitas pola kelembagaan untuk menampilkan keluhan masyarakat serta upaya
menyelesaikannya.
Penerapan dan penerimaan Pancasila sebagai ideologi terbuka harus kita pahami sebagai
berikut :
a. Pendalaman nilai dasar Pancasila
b. Pengembangan Wawasan, Doktrin, Kebijakan, Strategi dan Hukum Nasional
Penjabaran ketentuan pelaksanaan aturan menyangkut dua kegiatan lanjutan, yaitu :
1) Pengembangan wawasan, doktrin, kebijakan, dan strategi
Wawasan : cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian kita
Doktrin : suatu pedoman bertindak secara baku yang dipandang terbaik dalam
menangani suatu bidang pada suatu saat
Kebijakan : serangkaian keputusan mendasar mengenai cara mencapai tujuan dan
sasaran
Strategi : rencana induk untuk melaksanakan suatu kebijakan
2) Pengembangan sistem hukum nasional yang taat asas
Hukum yang baik akan memberikan landasan yang kukuh dan pegangan yang
pasti kepada seluruh pihak. Normanya dirumuskan dengan jelas dan sanksinya
juga ditegaskan setiap orang, seperti ditegaskan dalam pasal 27 ayat 1 UUD 1945.
Hukum yang disusun tanpa pola atau mengandung norma yang sudah
ketinggalan zaman, akan menimbulkan ketidakpastian hukum dan sekaligus akan
membuka celah serta kesempatan untuk disalahgunakan yang merugikan
masyarakat, bangsa, dan negara.
c. Mempersiapkan dan Membangun Kebiasaan Masyarakat untuk Setia kepada Nilai-
Nilai Moral serta Norma Hukum
Negara nasional yang sedang kita bangun adalah negara yang struktur dan
prosedurnya modern, walaupun semangatnya tetap kita sandarkan kepada
kekeluargaan. Ada proses aktif memilih mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai
dengan kebutuhan zaman kita sekarang.
Menanamkan kesadaran hukum kepada warga masyarakat bukan berarti
menanamkan disiplin mati, tetapi menanamkan keikhlasan, bahkan kegairahan, untuk
secara rohaniah menerima nilai dan norma itu dalam sistem nilai pribadinya, dengan
kesadarannya bahwa jika semua orang berbuat sama, hal itu pada taraf terakhir juga
akan memberikan manfaat kepada dirinya sendiri.
Penanaman kesadaran hukum harus dilaksanakan secara persuasif dan edukatif
sejak usia yang paling dini, sehingga kepatuhan kepada hukum akan merupakan
bagian dari watak serta kepribadian setiap orang.
Peranan berikutnya dapat diemban oleh kepemimpinan masyarakat. Dalam
Pancasila dijelaskan bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain kita harapkan
merupakan sumber inspirasi, motivasi serta spiritual bagi pembangunan nasional.
Kaidah adat dan agama dapat mendukung perwujudan Pancasila dalam masyarakat,
apalagi kita ingat bahwa substansi nilai-nilai Pancasila itu sebagian berasal dari adat
dan agama.
d. Pembatasan Keterbukaan Ideologi
Pancasila sebagai ideologi terbuka bukan berarti bahwa segala ideologi dan
tafsiran dapat diterima begitu saja dalam memahami dan menjabarkan nilai-nilai
Pancasila. Ideologi dan gagasan yang tidak sesuai, dengan sendirinya akan ditolak.
Nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang meliputi
pandangan kita tentang kemerdekaan, cita-cita nasional, tentang ke-Tuhanan YME,
dasar Negara, sumber kedaulatan Negara, tujuan nasional sudah ditetapkan dan tidak
akan kita pertanyakan lagi.
3. Sikap yang Sesuai dengan Nilai Pancasila
1. Sila Ketuhanan Yang Maha EsaSila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila
lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa Negara yang
didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara, bahkan moral Negara, moral penyelenggara Negara, politik Negara,
pemerintahan Negara, hukum dan peraturan perundang-undangan Negara, kebebasan dan
hak-hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Ketuhanan
Sikap dan perilaku positif nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa sehubungan dengan
Pancasila sebagai ideologi terbuka antara lain:
1. Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama yang dianut masing
– masing.
2. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran agam yang dianut masing – masing.
3. Saling menghormati antar umat beragama.
4. Tidak memaksakan agama kepada orang lain
5. Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
6. Membina kerja sama dan tolong-menolong dengan pemeluk agama lain sesuai dengan
situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing.
7. Mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya kehidupan yang
selaras, serasi, dan seimbang.
8. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sisitematis didasari dan dijiwai oleh
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila
kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan.
Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa Negara harus menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu dalam
kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan Negara harus
mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak
kodrati (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan Negara.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya, baik terhadap diri sendiri,
sesama manusia, maupun lingkungan. Nilai kemanusiaan yang beradab adalah pewujudan
nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama.
Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan
Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan antara lain:
1. Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat
ekonomi,maupun tingkat pendidikan
2. Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan
3. Membela kebenaran dan keadilan
4. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama
5. Tidak melakukan diskriminatif
6. Memperlakukan manusia/orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
7. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan tidak
semena-mena terhadap orang lain.
8. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti menolong orang lain, memberi
bantuan kepada yang membutuhkan, menolong korban banjir, dll.
3. Persatuan Indonesia Dalam sila persatuan Indonesia, terkandung nilai bahwa Negara ialah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen
yang membentuk Negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok
agama. Oleh karena itu, perbedaan adalah bawaan kodrat manusia dan juga ciri khas elemen-
elemen yang membentuk Negara. Konsekuensinya Negara adalah beraneka ragam, tetapi
satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka, Bhinneka
Tunggal Ika.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu maupun golongan
agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat
seluruh warganya, Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan,suku, ras maupun
golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang
bersifat integral.
Sikap dan Perilaku Positif Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Persatuan Indonesia
Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan Indonesia sesuai dengan sifat ideolog
pancasila yang terbuka berarti mengharuskan setiap warga Negara Indonesia agar tetap
mempertahankan keutuhan dan tegak kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sikap
dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan Indonesia antara lain :
1. Cinta pada tanah air dan bangsa
2. Menjaga nama baik bangsa dan Negara
3. Tidak membangga banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri
4. Ikut serta dalam ketertiban dunia
5. Menjunjung tinggi persatuan bangsa
6. Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai filosofis yang terkandung yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakikat
Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat
manusia dalam suatu wilayah Negara. Rakyat adalah merupakan subyek pokok pendukung
Negara. Negara adalah dari, oleh, dan untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat adalah asal mula
kekuasaan Negara. Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara
mutlak harus dilaksanakan dalam hidup Negara.
Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Permusyawaratan Perwakilan
Nilai-nilai permusyawaratan /perwakilan mengandung makna bahwa hendaknya
dalam bersikap dan bertingkah laku mrnghormati dan mengedepankan kedaulatan Negara
sebagai perwujudan kehendak seluruh rakyat. Rakyatlah yang sesungguhnya memiliki
kedaulatan atau kedudukan terhormat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sesuai dengan sifat ideologi pancasila yang terbuka, maka dalam memaknai nilai-
nilai permusyawaratan /perwakilan, aspirasi rakyat ,menjadi pangkal tolak penyusunan
kesepakatn bersama dengan cara musyawarah/perwakilan. Sikap dan perilaku positif
menjunjung tinggi nilai-nilai permusyawaratan/perwakilan antara lain:
1. Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan
masalah
2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
3. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara
4. Menghormati hasil musyawarah
5. Ikut serta dalam pemilihan umum
6. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan untuk
kepentingan bersama.
7. Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi dan berbuat anarkis
(merusak) kepada orang/barang milik orang lain
8. Mengakui bahwa setiap warga Negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaDalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara
sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila kelima tersebut terkandung nilai
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial ). Keadilan
tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama adalah
meliputi (1) keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap
warganya , dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan
membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup
bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban. (2) keadilan legal (keadilan bertaat) yaitu
suatu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara dan dalam masalah ini pihak
wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam Negara. (3) keadilan komutatif yaitu suatu hubungan keadilan
antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik.
Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Keadilan Sosial
Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia
yang sesuai dengan sifat pancasila sebagai ideologi terbuka , diharapkan kesejahteraan lahir
dan batin yang berkeadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali bisa terwujud.
Kesejahteraan harus dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan merata di seluruh
daerah. Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan keadilan social
antara lain:
1. Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan
2. Menghargai hasil karya orang lain
3. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
4. Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan
5. Menghormati hak dan kewajiban orang lain
6. Mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan lingkungan
masyarakat sekitar.
7. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan kepentingan orang
lain/umum, seperti mencoret-coret pagar/tembok sekolah atau orang lain, merusak
sarana umum, dll.
8. Suka bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan keluar (solusi) atau
masalah-masalah pribadi, masyarakat, bangsa, dan Negara.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan di atas, dapat di simpulkan bahwa pancasila sebagai ideologi Negara
memiliki nila-nilai positif yang terkandung di dalamnya. Dimana nilai-nilai positif tersebut
sudah kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, dan sudah seyogyanya nilai-nilai positif
tersebut tetap kita jaga dan laksanakan.
Saran
Agar pancasila tidak hanya harus dihafalkan oleh seluruh rakyat Indonesia, namun juga
harus dimengerti, dan diamalkan, serta dilaksanakan dalm kehidupan bermasyarakat dan
bernegara agar fungsi pancasila sebagai ideologi Negara tetap terjaga.
Agar setiap rakyat Indonesia lebih memaknai inti dari sila-sila pancasila agar tercipta
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang lebih nyaman.
Agar generasi muda lebih menghargai ideologi bangsa kita sendiri dengan cara
mengamalkan pancasila di dalam kehidupannya
DAFTAR PUSTAKA Punkestoe.(2009, 2 Februari). Sikap Positif terhadap Nilai – Nilai Pancasila.
Diperoleh 12 Oktober 2014, dari http://punkestoe.wordpress.com/2009/02/02/sikap-
posotif-terhadap-nilai-nilai-pancasila/
Rizky, Muhammad A.A.(______). Nilai – nilai luhur yang terkandung dalam sila –
sila Pancasila. Diperoleh 12 Oktober 2014, dari
http://www.academia.edu/4823381/Nilai-nilai_luhur_yang_terkandung_dalam_sila-
sila_Pancasila