makalah plh - pentingnya sanitasi lingkungan
DESCRIPTION
Pentingnya Sanitasi LingkunganTRANSCRIPT
PENTINGNYA
SANITASI LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
Nama : Retno Ningkristiana
NIM : 4001413039
Prodi : Pendidikan IPA
JURUSAN IPA TERPADU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
i
2014
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................iii
BAB I – PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1. Latar Belakang...................................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
3. Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II – PEMBAHASAN............................................................................................................................3
1. Pengertian..........................................................................................................................................3
2. Sanitasi Lingkungan...........................................................................................................................3
3. Pentingnya Menciptakan Sanitasi yang Baik................................................................................5
4. Menciptakan Sanitasi yang Baik....................................................................................................6
a. Mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat.................................................................6
b. Membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin..............................................................6
c. Membersihkan kamar mandi dan toilet..........................................................................................7
d. Menguras, menutup dan menimbun (3M).....................................................................................7
e. Tidak membiarkan adanya air yang tergenang..............................................................................7
f. Membersihkan saluran pembuangan air........................................................................................7
g. Menggunakan air yang bersih........................................................................................................7
h. Faktor Rumah.................................................................................................................................8
BAB III – PENUTUP..................................................................................................................................15
Simpulan..........................................................................................................................................15
Daftar Pustaka..................................................................................................................................15
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul Pentingnya
Sanitasi Lingkungan ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penulis
v
BAB I – PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam penerapannya di masyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengolaan limbah,
pengolaan sampah, control vector, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi
makanan, serta pencemaran udara.
Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di
Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan
penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit sudah bergeser menjadi
penyakit degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus demam berdarah, diare, kusta,
serta hepatitis A yang seakan tidak ada habisnya.
Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari Negara-negara
tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi dibandingkan dengan
Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di
negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor 2 dari bawah setelah Laos dalam
pencapaian cakupan sanitasinya.
Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan
lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek
pengobatan. Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian penyakit yang
terkait dengan kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk
preventif juga relative lebih terjangkau daripada melakukan upaya pengobatan.
Sanitasi yang memadai merupakan dasar dari pembangunan. Namun, fasilitas
sanitasi jauh di bawah kebutuhan penduduk yang terus meningkat jumlahnya. Akibatnya,
muncul berbagai jenis penyakit yang salah satu diantaranya adalah penyakit diare. Di dunia,
penyakit tersebut telah menimbulkan kematian sekitar 2,2 juta anak per tahun dan
menghabiskan banyak dana untuk mengatasinya. Minimnya sanitasi lingkungan seperti
penanganan sampah, air limbah, tinja, saluran pembuangan, dan kesehatan masyarakat, telah
menyebabkan terus tingginya kematian bayi dan anak oleh penyakit diare dan berperan
penting dalam mengundang munculnya berbagai vektor pembawa penyakit. Penanganan
sanitasi lingkungan oleh pemerintah sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala.
1
Jumlah fasilitas yang ada, tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Selain itu,
masyarakat di banyak wilayah masih mempraktikkan perilaku hidup yang tidak sehat, seperti
buang air besar di kebun atau di sungai yang airnya kotor, mencuci di sungai yang airnya
kotor, membuang sampah sembarangan dan lain-lain.
Karena itu, kita diharapkan tidak meniru perilaku tersebut dan mampu mengajak rekan
dan orang-orang di sekitar untuk mempraktikkan hidup sehat dengan menciptakan sanitasi
lingkungan yang baik.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sanitasi lingkungan?
b. Mengapa sanitasi lingkungan perlu untuk dikaji lebih dalam?
c. Bagaimana menciptakan sanitasi yang baik?
3. Tujuan
a. Memahami tentang sanitasi yang terjadi di sekitar lingkungan tempat tinggal kita.
b. Memahami pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kehidupan manusia.
c. Memahami cara membuat sanitasi yang baik.
2
BAB II – PEMBAHASAN
1. Pengertian
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang
disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi lingkungan sering dikaitkan dengan status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Sanitasi
lingkungan dapat pula di artikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi
kesejahteraan manusia.
Kondisi tersebut mencakup :
1. Pasokan air yang bersih dan aman
2. Pembuangan limbah dari hewan, manusia dan industry
3. Perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimis
4. Udara bersih dan aman
5. Rumah yang bersih dan aman.
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi
lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan
pengendalian lingkungan.
2. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah pencegahan penyakit dengan jalan pengawasan tidak hanya
terhadap lingkungan fisik manusia saja tetapi juga pengawasan terhadap lingkungan biologis,
sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Sanitasi lingkungan
sangat berperan juga terhadap sanitasi makanan yang meliputi kegiatan usaha yang ditujukan
kepada semua tindakan pada semua tingkatan, sejak makanan dibeli, disimpan, diolah sampai
disajikan untuk melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya.
3
Usaha-usaha sanitasi tersebut antara lain meliputi: keamanan makanan dan minuman
yang disediakan, hygiene perorangan dan praktek-praktek penanganan makanan oleh
karyawan yang bersangkutan, keamanan terhadap penyediaan, pengolahan pembuangan air
limbah dan kotoran, perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama dalam proses
pengolahan, penyajian dan penyimpanan serta pencucianya, kebersihan dan penyimpanan
alat–alat atau perlengkapan. Selain itu, bagi Industri pangan air merupakan urat nadi
kehidupan.
Air mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai bahan olah atau pencampur, sebagai media atau
sarana proses, misalnya sebagai pemanas, air pedingin dan sebagai sarana pembersih .Pada
fungsi pertama air akan menjadi bagian dari produk pangan, sedang kanpada fungsi kedua
dan ketiga air tidak menjadi bagian, namun langsung atau tidak langsung akan kontak dengan
produk pangan berarti mempunyai potensi sebagai pencemar.
Masing-masing penggunaan air memerlukan perlakuan sanitasi. Air yang digunakan
untuk memasak maupun untuk mencuci harus berasal dari sumber-sumber yang memenuhi
standar air, yaitu memenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologis.
Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat
dansuspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram
seperti larutansabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas,
berwarna bekascucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.2.
Karakter kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang
berasaldari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja,
urinedan sampah-sampah lainya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basah pada waktumasih
baru, dan cenderung ke asam apabila sudah memulai membusuk. Substansiorganic dalam
air buangan terdiri dari dua gabungan, yakni :
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein, amine,
dan asamamino.
b. Gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun,
dankarbuhidrat, termasuk selulosa.
Karakteristik bakteriologis
4
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam
airlimbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalamproses
pengolahan air buangan. Sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalam air limbah ini,
maka air limbah yangtidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan
kesehatanmasyarakat dan lingkungan hidup antara lain :
a. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama: kholera,
typhus abdominalis, desentri baciler.
b. Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pathogen.
c. Menjadi temoat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat
hidup larvanyamuk.
d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup lainya.
f. Mengurangi prodduktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak nyaman
dan sebagainya.
3. Pentingnya Menciptakan Sanitasi yang Baik
Sanitasi yang buruk memungkinkan berbagai penyakit menular terus menyebar. Diantara
penyakit manusia yang disebabkan oleh parasit schistosomiasis menempati peringkat kedua
setelah malaria. Penyakit tersebut bersifat endemic di 74 negara berkembang dan
menginfeksi 200 juta penduduk dan 20 juta diantaranya sangat menderita sebagai akibat dari
penyakit tersebut.
Ascariasis ditemukan di berbagai belahan dunia. Penularan dengan frekuensi kejadian
tertinggi terjadi di Negaranegara tropis dan subtropics serta di wilayah yang sanitasinya
buruk. Ascariasis merupakan salah satu penyakit parasit yang paling umum dijumpai.
Penyakit Ascaris mengakibatkan 60.000 kematian setiap tahunnya terutama anak-anak.
Infeksi trematode disebabkan oleh parasit yang menginfeksi manusia dan binatang. Di
banyak wilayah, infeksi ini bersifat endemik. Tinja yang dibuang begitu saja ke kolam,
sungai, atau danau dari orang yang terinfeksi akan dimakan oleh ikan, kerang-kerangan, dan
lainnya. Manusia terinfeksi oleh trematode melalui ikan dan kerang-kerangan tersebut.
Penyakit lainnya adalah ifeksi trachoma yang menyebabkan kebutaan. Trakhoma sangat
terkait dnegan sanitasi yang buruk. Trakhoma disebarkan dari:
5
a. Sanitasi yang buruk, yang memberikan kesempatan bagi lalat untuk berkembangbiak
b. Kesehatan yang buruk akibat kelangkaan air dan kualitas air yang rendah
c. Rendahnya pendidikan dan pemahaman tentang mudahnya penularan berbagai penyakit
di rumah dan antar manusia
Sekitar empat milyar kasus diare per tahun menyebabkan 1,5 juta kematian yang
sebagian besar adalah balia. Penyakit malaria juga diderita oleh 300 juta penduduk. Penyakit
schistosomiasis mengakibatkan 20 juta penduduk mengalami gangguan kesehatan.
Pengaruh buruk dari lingkungan sebenarnya dapat dicegah dengan mengembangkan
kebiasaan hidup sehat dan menciptakan sanitasi lingkungan yang baik. Kebiasaan hidup sehat
dilakukan dalam berbagai cara seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah dan halaman secara rutin,
membersihkan kamar mandi dan bak mandi secara rutin dan lain-lain. Kebiasaan tersebut
dapat memutus siklus perkembangbiakan berbagai jenis organism pembawa penyakit.
4. Menciptakan Sanitasi yang Baik
Menciptakan sanitasi yang baik dapat dimulai dari :
a. Mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat
Terjangkitnya penyakit seperti diare diakibatkan oleh kebiasaan hidup yang tidak sehat.
Kebiasaan yang dimaksud adalah tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
buang air besar atau kecil sembarangan, minum air yang belum dimasak secara benar
dan lain-lain.
b. Membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin
Ruangan dalam rumah dapat menimbulkan berbagai penyakit jika tidak secara rutin
dibersihkan. Perlengkapan rumah seperti karpet dan kursi berpotensi menjadi tempat
mengedapnya debu. Debu yang mengendap dan kemudian bertebvangan di dalam
ruangan dapat menimbulkan pentakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Debu juga
dapat berfungsi sebagai media tempat menempelnya bakteri atau virus yang dapat
mengganggu kesehatan manusia.
Ruangan yang tidak bersih dan rapi juga dapat mengundang masuknya lalat, nyamuk
dan tikus masuk dalam ruangan. Padahal keduanya dapat menjadi vector pembaya
6
penyakit.
c. Membersihkan kamar mandi dan toilet
Kamar mandi dan toilet merupakan bagian dari rumah yang paling kondusif untuk
dijadikan tempat perkembangbiakan berbagai jenis organism penyebab dan pembawa
penyakit. Lantai kamar mandi yang senantiasa lembab atau bahkan basah merupakan
tempat yang cocok bagi berkembangnya penyakit.
d. Menguras, menutup dan menimbun (3M)
Bak atau tempat penampungan air dapat menjadi tempat yang sangat baik bagi
perkembangiakan nyamuk. Karena itu, bak, dan penampungan air harus dibersihkan dan
dikuras secara rutin minimal satu minggu sekali. Tampat penampungan air diupayakan
selalu tertutup. Menutup tempat penyimpanan air dapat mencegah perkembangiakan
nyamuk. Menutup tempat penampungan air juga mencegah masuknya organism lainnya
yang dapat menimbulkan penyakit seperti tikus dan kecoa. Aktivitas menimbun
dilakukan agar barangbarang di lingkungan tidak dijadikan sarang atau tempat
perkembangbiakan organism yang merugikan kesehatan. Kaleng, ban bekas, plastic dan
lain-lain sebaiknya ditimbun jika tidak dipakai lagi.
e. Tidak membiarkan adanya air yang tergenang
Genangan air seringkali dianggap tidak membahayan. Padahal, genangan air yang
dibiarkan lama, terutama pada musim hujan dapat menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk. Karena itu, barang-barang bekas yang sedianya dapat menampung air seperti
botol, kaleng, ban bekas sebaiknya dikubur atau dihancurkan.
f. Membersihkan saluran pembuangan air
Air bekas mencuci, mandi, masak dan air dari kakus akan masuk kesaluran pembuangan.
Saluran tersebut biasanya terbuka dan air yang mengalir sangat kotor dari limbah vair
maupun sampah. Jika dibiarkan, tempat tersebut menjadi sumber berbagai jenis penyakit
dari organism yang hidup di dalamnya. Karena itu, secara individu maupun bersamasama
dengan warga masyarakat lainnya, secara rutin saluran tersebut harus dibersihkan.
g. Menggunakan air yang bersih
Air menjadi salah satu komponen penting dalam kaitannya dengan kesehatan. Namun,
sebagian masyaraat kita masih menggunakan air yang tidak bersih untuk keperluan
mencuci dan mandi serta memasak maupun minum. Selain itu, poses masak yang tidak
7
sempurna juga dapat menyebabkan penyakit. Karena itu, tidak heran jika banyak
penyakit yang muncul karena faktor air.
h. Faktor Rumah
Rumah yang sehat memiliki ciri-ciri :
i. Bahan bangunan
1. Lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang
yang mampu di pedesaan, dan inipun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai
rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang
penting disini adalah tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah
pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak
berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan
dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang
basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2. Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya
tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan lebih
baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka
lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan
ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.
3. Atap Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah
tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat
dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat
pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun
kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok
untuk rumah pedesaan, di samping mahal juga menimbulkan suhu panas
didalam rumah.
4. Lain-lain (tiang, kaso dan reng)
Katu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.
Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan
8
bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk
menghindari ini cara memotongnya barus menurut ruas-ruas bambu
tersebut, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk
kaso tersebut ditutup dengan kayu.
ii. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 didalam rumah yang berarti kadar
CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.disamping itu
tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam
ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan.
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri,
patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit.)
Funsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan-
ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu
terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan
selalu mengalir. Fungsi lainya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap
didalam kelembaban (humuduty) yang optium.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
1. Ventilasi alamiah
Ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena merupakan jalan
masuknya nyamuk dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus
ada usaha-usaha lain untuk melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuk
tersebut.
2. Ventilasi buatan
yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara
tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara. Tetapi jelas
alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
9
Perlu diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar
udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam
ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
iii. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah,
terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media
atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit.
Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau,
dam akhirnya dapat merusakan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2,
yakni :
1. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat penting,
karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah,
misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus
mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk
cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas
lantai yang terdapat didalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam
membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke
dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini,
disamping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan dusahakan agar
sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka
sebaiknya jendela itu harus di tengah-tenan tinggi dinding (tembok). Jalan
masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan geneng kaca. Genteng
kaca pun dapat dibuat secra sederhana, yakni dengan melubangi genteng
biasa waktu pembuatanya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca.
2. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
iv. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
artinya luas lanai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
10
penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak
sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah
satu anggota keluarga terkene penyakit infeksi, akan mudah menular kepada
anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila
dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).
v. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
1. Penyediaan air bersih yang cukup
2. Pembuangan Tinja
3. Pembuangan air limbah (air bekas)
4. Pembuangan sampah
5. Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang).
vi. Sistem Pembuangan
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainya, dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain
mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair
yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin
ada. Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun
kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun
merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena lebih kurang 80% dari air
yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang
lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini
akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia
lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola atau diolah secara baik.
11
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya
air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian
dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai
jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang tergantung di dalamnya
sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-
masing industri, antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan
sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak
menimbulkan polusi lingkungan memnjadi rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-
tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung
dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalam air limbah ini, maka air
limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain :
1. menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama:
kholera, typhus abdominalis, desentri baciler.
2. Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pathogen.
3. Menjadi temoat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup
larva nyamuk.
4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan
hidup lainya.
6. Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak
nyaman, dan sebagainya.
Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup
terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya
12
lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan
yang timbul karena pencemaraan air limbah tersebut. Namun demikian, alam
tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya,
sehingga air limbah perlu dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut :
1. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan
manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan
diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain,
diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap
ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap
badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya.
Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah.
Air limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan
kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi
lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan
didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi
angin dengan baik.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan
ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah
tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, damn lain-lainya
13
dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang
diperlukan oleh tanam-tanaman.
14
BAB III – PENUTUP
Simpulan
Sanitasi lingkungan dapat pula di artikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang
mempengaruhi kesejahteraan manusia.
Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang memiliki sanitasi yang baik yang akan
memberikan dampak baik bagi kesehatan, sebaliknya jika lingkungan yang buruk akan
berdampak buruk pula bagi kesehatan sehingga dapat mengakibatkan berbagai macam
jenis penyakit.
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang : Unnes Press.
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/sanitasi-lingkungan
http://www.scribd.com/doc/61283816/Makalah-Sanitasi-Lingkungan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.
ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
Sri Budiyati. Tanpa tahun. Kesehatan Lingkungan. Bogor: Departemen Biologi FMIPA
IPB.
15