makalah praktikum instrumen spektroskopi
DESCRIPTION
MAKALAH SAYA anak unhalu kimisTRANSCRIPT
MAKALAH PRAKTIKUM INSTRUMEN SPEKTROSKOPI
PERCOBAAN II
INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-Vis SERTA APLIKASINYA PADA PENENTUAN KADAR NITRIT ( N-NO2 ) DALAM AIR MINUM
O L E H
NAMA : NIA SASRIA
STAMBUK : F1C1 09 042
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : HARDIN AGUSMAN, S. Si
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan spektroskopi sebagai sarana penentuan struktur senyawa memiliki sejarah
yang panjang. Reaksi nyala yang populer berdasarkan prinsip yang sama dengan spektroskopi.
Di pertengahan abad ke-19, kimiawan Jerman Robert Wilhelm Bunsen (1811-1899) dan
fisikawan Jerman Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) berkerjasama mengembangkan
spektrometer (Gambar 13.2). Dengan bantuan alat baru ini, mereka berhasil menemukan dua
unsur baru, rubidium dan cesium. Kemudian alat ini digunakan banyak kimiawan untuk
menemukan unsur baru semacam galium, indium dan unsur-unsur tanah jarang. Spektroskopi
telah memainkan peran penting dalam penemuan gas-gas mulia.
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya,
suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi
juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi.
Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak"
digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa
modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk
memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari
radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang
radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat
untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif
dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Teknik spektroskopi meliputi spektroskopi UV-
Vis, spektroskopi serapan atom, spektroskopi infra merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi
NMR, spektroskopi massa. Dalam makalah ini akan saya bahas mengenai salah satu teknik
spektroskopi yaitu spektroskopi UV-Vis serta salah satu aplikasinya yaitu penentuan kadar nitrit
dalam sampel air minum.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang perlu dikaji pada praktikum kali ini yaitu :
1. Bagaimana prinsip kerja spektroskopi UV-Vis ?
2. Apa saja instrumentasi dalam spektroskopi UV-Vis ?
3. Bagaimana interpretasi dan pengolahan data spektroskopi UV-Vis ?
4. Bagaimana aplikasi spektroskopi UV-Vis pada penentuan kadar nitrit dalam sampel air
minum ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari praktikum ini yaitu untuk :
1. Mengetahui prinsip kerja spektroskopi UV-Vis.
2. Mengetahui instrumentasi dalam spektroskopi UV-Vis.
3. Mengetahui interpretasi dan pengolahan data spektroskopi UV-Vis.
4. Mengetahui aplikasi spektroskopi UV-Vis pada penentuan kadar nitrit dalam sampel air
minum ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies kimia. Berprinsip
pada penggunaan cahaya/tenaga magnek atau listrik untuk mempengaruhi senyawa kimia
sehingga menimbulkan tanggapan.Tanggapan tersebut dapat diukur untuk menetukan jumlah
atau jenis senyawa. Cara interaksi dengan suatu sampel dapat dengan absorpsi, pemendaran
(luminenscence) emisi, dan penghamburan (scattering) tergantung pada sifat materi.Teknik
spektroskopi meliputi spektroskopi UV-Vis, spektroskopi serapan atom, spektroskopi infra
merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi NMR, spektroskopi massa (Khophar, 2003).
Metoda penyelidikan dengan bantuan spektrometer disebut spektrometri. Dengan sumber
cahaya apapun, spektrometer terdiri atas sumber sinar, prisma, sel sampel, detektor dan pencatat.
Fungsi prisma adalah untuk memisahkan sinar polimkromatis di sumber cahaya menjadi sinar
monokromatis, dan dengan demikian memainkan peran kunci dalam spektrometer. Dalam
spektrometer modern, sinar yang datang pada sampel diubah panjang gelombangnya secara
kontinyu. Hasil percobaan diungkapkan dalam spektrum dengan absisnya menyatakan panjang
gelombang (atau bilangan gelombang atau frekuensi) sinar datang dan ordinatnya menyatakan
energi yang diserap sampel (Underwood, 1986).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang
sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara
cuplikan dengan blanko ataupun pembanding (Krisnandi, 2002).
Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna. Sehingga sampel yang akan
diidentifikasi harus diubah dalam senyawa kompleks. Analisis unsur berasal dari jaringan
tanaman, hewan, manusia harus diubah dalam bentuk larutan, misalnya destruksi campuran asam
(H2SO4+ HNO3 + HClO4) pada suhu tinggi. Larutan sample diperoleh dilakukan preparasi tahap
berikutnya dengan pereaksi tertentu untuk memisahkan unsur satu dengan lainya, misal analisis
Pb dengan ekstraksi dithizon pada pH tertentu. Sampel Pb direaksikan dengan amonium sitrat
dan natriun fosfit, pH disesuaikan dengan penambahan amonium hidroksida kemudian ditambah
KCN dan NH2OH.HCl dan ekstraksi dengan dithizon (Beran, 1996).
Elektron dalam ikatan rangkap dan ganda tiga agak mudah dieksitasikan ke orbital yang
lebih tinggi. Suatu transisi * bila sebuah electron pi ditingkatkan dari suatu-dilambangkan
dengan orbital bonding-pi ke suatu orbital antibonding pi. Penyerapan energy dalam transisi
semacam itu biasanya lebih intensif daripada dalam *. Dalam molekul tergonjugasi (yakni
molekul yang memiliki-transisi ikatan-ikatan rangkap berselang seling dengan ikatan
rangkap) absorbs bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang (Sastrohamidjojo, 1991).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prinsip Kerja UV-Vis
Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Prinsip kerja
spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energy yang berupa sinar
monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energy yang diserap
tertentu dan menyebabkan electron tereksitasi dari ground state ke keadaan tereksitasi yang
memiliki energy lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk
semua struktur elektronik tetapi hanya pada system-sistem terkonjugasi, struktur elektronik
dengan adanya ikatan dan non bonding electron.
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia),
sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
B. Instrumentasi
Spektroskopi UV-VIS memiliki instrumentasi yang terdiri dari lima komponen
utama, yaitu sumber radiasi, wadah sampel, monokromator, detektor, serta amplifier
dan rekorder. Secara umum diagram instrumen UV-Vis, yaitu :
1. Sumber radiasi yang digunakan oleh spektronik 20 adalah lampu wolfram atau sering
disebut lampu tungsten dan ada juga yang menggunakan lampu Deuteurium (lampu
hydrogen).
Lampu Tungsten atau Wolfram adalah sumber radiasi dengan panjang gelombang
antara 350-2500 nm. Kelebihan dari lampu wolfram adalah energy radiasi yang
dilepaskan tidak berpariasi pada berbagai panjang gelombang. Kebaikan lampu wolfarm
adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang.
Lampu deuterium (hydrogen), lampu ini menghasilkan spectrum kontinu dalam daerah
UV yang dihasilkan oleh eksitasi elektrik dan deuterium atau hydrogen pada tekanan
rendah dimana sinar timbul karena pemanasan filament dan elektroda logam. lampu
deuterium mengandung gas deuterium pada kondisi tekanan rendah dan dihubungkan
dengan tegangan tinggi. Ini menghasilkan suatu spektrum kontinu yang merupakan
spektrum UV.
2. Wadah sampel yang digunakan disebut sel atau kuvet. Kuvet yang baik untuk
spektroskopi UV-Vis yaitu kuvet dari kuarsa yang dapat melewatkan radiasi daerah
ultraviolet (< 350 nm). Sel yang baik tegak lurus terhadap arah sinar untuk
meminimalkan pengaruh pantulan radiasi. Kuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai
berikut :
o Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.
o Permukaannya secara optis harus benar- benar sejajar.
o Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.
o Tidak boleh rapuh.
o Mempunyai bentuk (design) yang sederhana.
Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet
dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat
dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
3. Monokromator digunakan sebagai alat penghasil sumber sinar monokromatis, kata
lainnya adalah menghasilkan radiasi dengan satu panjang gelombang.
4. Detektor berfungsi untuk menangkap sinar yang merupakan sinar terusan dari larutan. Sifat-
sifat detector yang ideal, antara lain :
o Kepekaan tinggi
o Perbandingan sinyal dan nosie tinggi
o Punya respon tetap pada daerah panjang gelombang pengamatan.
o Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
o Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
5. Amplifier dan Rekorder berfungsi untuk memperkuat hasil pembacaan detector tadi dalam
hal panjang gelombang. Selanjutnya panjang gelombang tersebut di lanjutkan kerecorder
untuk mengubah kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik dalam bentuk spekrum.
Berdasarkan sistem optiknya terdapat 2 jenis spektrofotometer :
a. Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)
Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu berkas sinar yang dilewatkan melalui
cuvet. Blanko, larutan standar dan contoh diperiksa secara bergantian. Single-beam instrument
dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang
tunggal. Single-beam instrument mempunyai beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya
murah, dan mengurangi biaya yang ada merupakan keuntungan yang nyata.
b. Spektrofotometer double beam (berkas ganda)
Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 - 750 nm. Double-
beam instrument dimana mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang
berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan blangko dan sinar
kedua secara serentak melewati sampel, mencocokkan fotodetektor yang keluar menjelaskan
perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh alat pembaca.
F. Interpretasi dan Pengolahan Data Analisis
Langkah-langkah utama dalam analisis kuantitatif adalah ;
Pembentukan warna (untuk zat yang yang tak berwarna atau warnanya kurang kuat),
Penentuan panjang gelombang maksimum,
Pembuatan kurva kalibrasi,
Pengukuran konsentrasi sampel.
Dengan membandingkan serapan radiasi oleh sampel terhadap larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya dapat ditentukan konsentrasi sampel. Penentuan konsentrasi zat dalam
contoh dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu dengan cara kurva kalibrasi dan cara standar
adisi.
Cara kurva kalibrasi
Hal pertama yang dilakukan dengan menggunakan cara ini adalah pembuatan deret larutan
standar, kemudian diukur serapannya dan dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan
serapan. Dengan mengukur serapan sampel dan memasukannya kedalam persamaan garis
yang dihasilkan dari kurva kalibrasi, maka konsentrasi sampel akan diketahui.
Gambar kurva kalibrasi
Cara standar adisi.
Hal pertama yang dilakukan adalah menambahkan sejumlah larutan sampel yang
sama ke dalam larutan standar. Cara ini menggunakan persamaan Lamber-Beer;
Dimana Ac merupakan absorbansi campuran antara sampel dan standar sedangkan Vx, Vs,
Vt adalah volume standar, volume standar dan volume total. Sedangkan Cx dan Cs adalah
konsentrasi sampel dan standar. Kurva Ac diperoleh dengan cara mengikuti persamaan di
atas. Dimana kurva Ac merupakan fungsi dari Vs dan berbentuk linier. Dengan
menggunakan persamaan tersebut juga dapat ditentukan konsentrasi sampel ( Cx ).
F. Aplikasi UV-Vis Pada Penentuan Kadar Nitrit dalam sampel Air minum
Pada umumnya spektrofotometri UV-Vis dalam analisis senyawa organik digunakan
untuk menentukan jenis khromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan ausokhrom dari suatu
senyawa organik ataupun anorganik kompleks serta untuk menjelaskan informasi dari struktur
berdasarkan panjang gelombang serapan maksimum suatu senyawa.
Salah satu senyawa organik yang dapat dianalisis oleh spektrofotometri UV-Vis ini yaitu
nitrit, dimana nitrit ini jika dalam suasana asam (pH 2,0–2,5) akan bereaksi dengan sulfanisme
dan N-1 napthyl ethylene diamnine dihydrocloride membentuk senyawa azo yang berwarna
merah keunguan. Warna yang terbentuk ini diukur absorbansinya secara spektrofotometri pada
panjang maksimum 543 nm. Pengukuran larutan sampel (air minum) dengan spektrofotometri
UV menunjukkan adanya nitrit dengan absorbansinya adalah 0,0191 mg/L. Keberadan nitrit
dalam sampel ini dapat dijadikan sebagai parameter indikator pencemaran air.
Metoda ini tidak hanya dipakai untuk penetapan kadar nitrit dalam sampel air minum
tetapi juga pada sampel air buangan industri dan rumah tanngga. Prosedur dengan
spektofotometri ini digunakan untuk pengujian kadar nitrit dalam air antara 0,001 – 0,100 mg/L.
Jika menggunakan kuvet 1 cm dalam penentuan kadar nitrit, maka akan diperoleh kadar nitrit
0,18 mg/L. Untuk meningkatkan ketelitian pembacaan dapat digunakan kuvet yang lebih panjang
lintasanya (5 cm–10 cm).
F. Kelebihan
Keuntungan dari spektrofotometer adalah :
1. Penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia
yang diabsorpsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak.
2. Sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M.
Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi
yang pasti.
3. Selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana
analit mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu.
4. Ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan tipe
spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut dapat
diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan yang khusus.
5. Mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan
instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang
berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar
energy yang diserap tertentu dan menyebabkan electron tereksitasi dari ground state ke
keadaan tereksitasi yang memiliki energy lebih tinggi.
2. Instrumentasi UV-Vis meliputi sumber sinar, monokromator, tempat sampel, detector,
amplifier dan rekorder.
3. Analisa kuantitatif dari data UV-Vis meliputi langkah-langkah yakni pembentukan
warna, penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi dan
pengukuran konsentrasi sampel.
4. Aplikasi spektroskopi UV-Vis misalnya dalam analisis senyawa organik seperti kadar
nitrit dalam sampel air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Beran, J.A., 1996. Chemistry in The Laboratory. John Willey & Sons.
Khophar S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Krisnandi, I., 2002. Pengantar Analisis Instrumental. Sekolah Menengah Analis Kimia. Bogor.
Sastrohamidjojo, H., 1991. Spektroskopi. Liberty. Yogyakarta.
Underwood,A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.