makalah teknik penjahitan rupture perineum

7
Makalah Teknik Penjahitan Rupture Perineum (Robekan Jalan Lahir) Selengkapnya : http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-teknik-penjahitan-rupture.html A. Simple Interupted Suture (Jahitan Terputus/Satu-Satu) Teknik penjahitan ini dapat dilakukan pada semua luka, dan apabila tidak ada teknik penjahitan lain yang memungkinkan untuk diterapkan. Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lain, dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak karena tiap jahitan saling menunjang satu dengan lain. Digunakan juga untuk jahitan situasi. Cara jahitan terputus dibuat dengan jarak kira-kira 1 cm antar jahitan. Keuntungan jahitan ini adalah bila benang putus, hanya satu tempat yang terbuka, dan bila terjadi infeksi luka, cukup dibuka jahitan di tempat yan terinfeksi. Akan tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengerjakannya. Teknik jahitan terputus sederhana dilakukan sebagai berikut: 1) Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua. 2) Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama 3) Dibuat simpul dan benang diikat. B. Running Suture/ Simple Continous Suture (Jahitan Jelujur) Jahitan jelujur menempatkan simpul hanya pada ujung-ujung jahitan, jadi hanya dua simpul. Bila salah satu simpul terbuka, maka jahitan akan terbuka seluruhnya. Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak

Upload: warung-bidan

Post on 21-Jan-2018

266 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah teknik penjahitan rupture perineum

Makalah Teknik Penjahitan Rupture Perineum

(Robekan Jalan Lahir)

Selengkapnya :

http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-teknik-penjahitan-rupture.html

A. Simple Interupted Suture (Jahitan Terputus/Satu-Satu)

Teknik penjahitan ini dapat dilakukan pada semua luka, dan apabila tidak

ada teknik penjahitan lain yang memungkinkan untuk diterapkan.

Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul

sendiri. Dapat dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lain, dan cocok

untuk daerah yang banyak bergerak karena tiap jahitan saling menunjang

satu dengan lain. Digunakan juga untuk jahitan situasi. Cara jahitan

terputus dibuat dengan jarak kira-kira 1 cm antar jahitan. Keuntungan

jahitan ini adalah bila benang putus, hanya satu tempat yang terbuka, dan

bila terjadi infeksi luka, cukup dibuka jahitan di tempat yan terinfeksi. Akan

tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengerjakannya.

Teknik jahitan terputus sederhana dilakukan sebagai berikut:

1) Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi

lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.

2) Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara

tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi

yang pertama

3) Dibuat simpul dan benang diikat.

B. Running Suture/ Simple Continous Suture (Jahitan Jelujur)

Jahitan jelujur menempatkan simpul hanya pada ujung-ujung jahitan, jadi

hanya dua simpul. Bila salah satu simpul terbuka, maka jahitan akan

terbuka seluruhnya. Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita

menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak

Page 2: Makalah teknik penjahitan rupture perineum

disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar, dan

sebaiknya tidak dipakai untuk menjahit kulit.

Teknik jahitan jelujur dilakukan sebagai berikut:

1) Diawali dengan menempatkan simpul 1 cm di atas puncak luka yang

terikat tetapi tidak dipotong.

2) Serangkaian jahitan sederhana ditempatkan berturut-turut tanpa mengikat

atau memotong bahan jahitan setelah melalui satu simpul.

3) Spasi jahitan dan ketegangan harus merata, sepanjang garis jahitan

4) Setelah selesai pada ujung luka, maka dilakukan pengikatan pada simpul

terakhir pada akhir garis jahitan.

5) Simpul diikat di antara ujung ekor dari benang yang keluar dari luka/

penempatan jahitan terakhir.

C. Running Locked Suture (Jahitan Pengunci/Jelujur Terkunci/

Feston)

Jahitan jelujur terkunci merupakan variasi jahitan jelujur biasa, dikenal

sebagai stitch bisbol karena penampilan akhir dari garis jahitan berjalan

terkunci. Teknik ini biasa digunakan untuk menutup peritoneum. Teknik

jahitan ini dikunci bukan disimpul, dengan simpul pertama dan terakhir

dari jahitan jelujur terkunci adalah terikat.

Cara melakukan penjahitan dengan teknik ini hampir sama dengan teknik

jahitan jelujur, bedanya pada jahitan jelujur terkunci dilakukan dengan

mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, sebelum beralih ke tusukan

berikutnya.

D. Subcuticuler Continuous Suture (Subkutis)

Jahitan subkutis dilakukan untuk luka pada daerah yang memerlukan

kosmetik, untuk menyatukan jaringan dermis/kulit. Teknik ini tidak dapat

diterapkan untuk jaringan luka dengan tegangan besar.

Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan

dermis sehingga yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang

Page 3: Makalah teknik penjahitan rupture perineum

terletak di dekat kedua ujung luka. Hasil akhir pada teknik ini berupa satu

garis saja.

Teknik ini dilakukan sebagai berikut:

1) Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah

dermis kulit salah satu dari tepi luka.

2) Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain,

secara bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk

kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain.

3) Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi

secara parallel di sepanjang luka tersebut.

Page 4: Makalah teknik penjahitan rupture perineum

Gambar 2.3 Teknik penjahitan

E. Cara Penjahitan Ruptur Perineum

Bila dijumpai ruptur perineum dilakukan penjahitan luka dengan baik lapis

demi lapis, dengan memperhatikan jangan ada robekan yang terbuka ke

arah vagina yang biasanya dapat dimasuki oleh bekuan darah yang akan

menyebabkan luka lama sembuh.

Mempersiapkan penjahitan

Page 5: Makalah teknik penjahitan rupture perineum

1) Memposisikan ibu posisi litotomi dengan bokong berada di tepi tempat

tidur

2) Tempatkan handuk atau kain bersih dibawah bokong ibu

3) Tempatkan lampu sehingga perineum bisa dilihat dengan jelas

4) Gunakan teknik aseptik atau memeriksa robekan atau episiotomi, berikan

anastesi lokal dan menjahit luka

5) Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir

6) Pakai sarung tangan DTT atau steril

7) Persiapkan peralatan dan bahan DTT untuk penjahitan

8) Duduk dengan posisi santi dan nyaman

9) Gunankan kain/kassa DTT atau bersih untuk menyeka vulva, vagina dan

perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah sambil menilai dalam dan

luasnya luka

10) Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Pastikan bahwa

laserasi hanya derajat satu atau dua. Masukkan jari yang bersarung

tangan ke dalam anus dengan hati-hati dan angkat jari tersebut perlahan

untuk mengidentifikasi sfingter ani. Raba tonus dan ketegangan sfingter.

(jika sfingter terbuka, ibu mengalami laserasi derajat III dan harus segera

dirujuk )

11) Ganti sarung tangan dengan sarung tangan DTT atau steril yang baru

12) Berikan anastesi lokal

13) Siapkan jarum dan benang. Gunakan benang kromik 2-0 atau 3-0

14) Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90 derajat, jepit

jarum

Menjahit laserasi pada perineum

1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan DTT maupun steril.

2) Pastikan bahwa peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk

melakukan penjahitan sudah di desinfeksi tingkat tinggi atau steril

3) Setelah memberikan anastesi lokal atau memastikan bahwa daerah

tersebut sudah di anastesi, telusuri dengan hati – hati menggunakan satu

Page 6: Makalah teknik penjahitan rupture perineum

jari untuk secara jelas menentukan batas– batas luka. Nilai kedalaman

luka dan lapisan jaringan mana yang terluka

4) Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di bagian

dalam vagina. Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong

pendek benang yang lebih pendek dari ikatan.

5) Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin

himen

6) Tepat sebelum cincin himen, mukosa jarum ke dalam mukosa vagina lalu

ke bawah cincin himen sampai jarum ada dibawah laserasi. Periksa

bagian antara jarum di perineum dan bagian atas laserasi. Perhatikan

seberapa dekat jarum ke puncak luka.

7) Teruskan ke arah bawah tetapi tetap ada luka, menggunakan jahitan

jelujur, hingga mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak

setiap jahitan sama dan otot yang terluka telah dijahit. Jika laserasi

meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan satu atau dua lapis

jahitan putus–putus untuk menghentikan perdarahan dan atau

mendekatkan jaringan.

8) Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan

penjahitan menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan

subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis kedua. Periksa lubang

bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan

menutup dengan sendirinya saat penyembuhan luka.

9) Tusukkan jarum dari robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus

keluar dari belakang cincin himen.

10) Ikat benang dengan membuat simpul didalam vagina. Potong ujung

benang dan sisakan sekitar 1,5 cm. Jika ujung benang dipotong terlalu

pendek, simpul akan longgar dan laserasi akan membuka.

11) Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa

tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal didalam.

12) Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke dalam anus. Raba apakah

ada jahitan pada rektum. Jika ada jahitan yang teraba, ulangi pemeriksaan

Page 7: Makalah teknik penjahitan rupture perineum

rektum enam minggu pasca persalinan. Jika penyembuhan belum

sempurna (misalkan jika ada fistula rektovaginal atau ibu melaporkan

inkontinensia alvi atau feses), ibu segera dirujuk.

13) Cuci daerah genital dengan lembut dengan sabundan air desinfeksi

tingkat tinggi, kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang

nyaman.

14) Nasehati ibu untuk :

a) Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering

b) Hindari penggunaan obat – obatan tradisional

c) Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai

empat kali sehari Kembali dalam seminggu untuk memeriksa

penyembuhan luka.

Selengkapnya : http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-teknik-

penjahitan-rupture.html