makalah teori humanistik
DESCRIPTION
Makalah teori humanistikTRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TEORI HUMANISTIK
Disusun oleh :
1. Nia Oktaria (06121010017)
2. Pujiati (06121010018)
3. Citra Purnama Sitta (06121010019)
4. Ranny Rolinda Rusman (06121010020)
5. Binti Uswatin (06121010021)
Dosen Pembimbing : Dra.Walamma Ishak
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “TEORI BELAJAR HUMANISTIK” .
Penyusun makalah ini bertujuan untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Kekurangan-
kekurangan tersebut terutama disebabkan karena kelemahan dan keterbatasan
pengetahuan serta kemampuan penulis. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari
berbagai pihak untuk memberikan kritik dan saran yang konstruktif maka
kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperkecil. Namun dalam penulisan
makalah ini ada sepercik harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, serta diridlai oleh Allah SWT aamiin.
Indralaya, September 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1...........................................................................................................................2
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.1 Latar belakang.....................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Teori Belajar Humanistik...................................................................4
2.2 Tokoh-Tokoh Teori Humanistik..........................................................................5
2.2.1 Carl Rogers...................................................................................................5
2.2.2 Arthur W. Combs.........................................................................................6
2.2.3 Abraham Harold...........................................................................................7
2.3 Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik.............................................................8
2.4 Aplikasi Teori Belajar Humanistik.......................................................................9
2.5 Implikasi Teori Belajar Humanistik....................................................................11
BAB 3.........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk,
seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan,
kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi
belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi
yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu
tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.
Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istillah yang memiliki
keterkaitan yang sanngat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar
bisa diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri
peserta didik. Belajar dan pembelajaran berhubungan sangat erat karena
pembelajaran merupakan suatu proses yang digunakan dalam belajar. Belajar dan
pembelajaran juga terjadi secara bersama-sama dan beriringan. Pembelajaran
merupakan suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai
kondisi yang diarahkan pada tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan
pendidikan.
Untuk membantu terselenggaranya suatu proses pembelajaran di kelas
yang baik, diperlukan adanya suatu teori belajar. Penggunaan teori belajar yang
salah akan mengakibatkan terjadinya hambatan dalam proses pembelajaran.
Penerapan teori belajar di kelas membutuhkan pemahaman yag mendalam
2
terhadap teori tersebut dan rasa senang untuk menggunakan dan
mengembangknnya secara tepat guna dengan kondisi di Indonesia.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori
dan belajar, secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat kelompok atau
aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitif (3)
Teori Belajar Humanistik (4) Teori Belajar Sibernik.
Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas mengenai
Teori Belajar Humanistik.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik?
2. Siapa sajakah tokoh Teori Belajar Humanistik?
3. Apa Saja Prinsip Dalam Teori Belajar Humanistik?
4. Materi pembelajaran yang bagaimanakah yang sesuai dengan teori
humanistik ini?
5. Apa Implikasi Teori Belajar Humanistik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori belajar humanistik.
2. Mengetahui siapa saja tokoh-tokoh ahli teori humanistik.
3. Mengetahui Prinsip dalam Teori Belajar Humanistik
4. Mengetahui Materi pembelajaran yang bagaimanakah yang sesuai dengan
teori humanistik ini
5. Mengetahui implikasi dan penerapannya dalam pembelajaran di masa kini.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Belajar Humanistik.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Menurut hemat kami, Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam
pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta
peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
4
2.2 Tokoh-Tokoh Teori Humanistik
2.2.1 Carl Rogers
Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses
belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka
berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak
ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu,
menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada
diri peserta didik.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan
(2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar
yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek
pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
Bagaimana proses belajar dapat terjadi menurut teori belajar humanisme?.
Orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk
dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya
sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil.
Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut
pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam :
(1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif
terhadap belajar, (2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan
memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar, (3) membantu siswa untuk
memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong
belajar, (4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa, dan (5) menerima
pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.
5
2.2.2 Arthur W. Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi
karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan
penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain
hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak
akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku
siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila
ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau
pandangan siswa yang ada.
Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs
berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa
siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana
mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang
penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi
pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan
kehidupannya.
Tujuan pendidikan humanistik menurut Combs (dalam Ridlowi, 2009) :
1. menerima kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa serta menciptakan
pengalaman dan program untuk perkembangan keunikan potensi siswa
2. memudahkan aktualisasi diri siswa dan perasaan diri mampu
3. memperkuat perolehan ketrampilan dasar
(akademik,pribadi,antarpribadi,komunikasi dan ekonomi)
4. memutuskan pendidikan secara pribadi dan penerapannya
5. mengenal pentingnya perasaan manusia, niali dan persepsi dalam proses
pendidikan
6
6. mengembangkan suasana belajar yang menantang dan dapat dimengerti,
mendukung, menyenangkan, serta bebas dari ancaman
7. mengembangkan siswa masalah ketulusan, respek dan menghargai orang
lain, dan terampil dalam menyelesaiakan konflik.
Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti
dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1)
adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi
dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang
pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit
hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
2.2.3 Abraham Harold
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal
1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua
yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai
anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan
bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang
mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia tumbuh di
perpustakaan diantara buku-buku. Ia awalnya berkuliah umum, namun pada
akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas
Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama
Bertha pada bulan Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu
Profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada
1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di
Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia
bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal
dari Sigmund Freud.
7
Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn
College. Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth
Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog,
yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang
kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia. Maslow
menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun
1950 hingga 1960-an. Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai
akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian ia
dianugerahkan gelar Humanist of the Year oleh Asosiasi Humanis Amerika pada
tahun 1967.
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada
dua hal, yaitu : (a) suatu usaha yang positif untuk berkembang; dan (b) kekuatan
untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow membagi kebutuhan-
kebutuhan (needs) manusia menjadi lima hierarki, yaitu:
(1) kebutuhan fisiologis,
(2) kebutuhan keamanan dan keselamatan,
(3) kebutuhan sosial,
(4) kebutuhan penghargaan, dan
(5) kebutuhan aktualisasi diri.
2.3 Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik
Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:
1. Manusia mempunyai belajar alami
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid
mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
8
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
ancaman itu kecil
5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh
cara.
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya
7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar
Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa
prinsip belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah
untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan
yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru, (2). Belajar
akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan
kebutuhan siswa, (3) belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman
dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara
pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5)
belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran
maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas,
dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang
lain tidak begitu penting.
2.4 Aplikasi Teori Belajar Humanistik
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama
proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
9
kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.
Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk
belajar atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung
resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran
siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan.
Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab
10
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau
etika yang berlaku.
2.5 Implikasi Teori Belajar Humanistik
Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai
kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa
(petunjuk):
a) Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal,
situasi kelompok, atau pengalaman kelas
b) Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c) Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan
pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
d) Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang
paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan
mereka.
e) Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk
dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
f) Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan
menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba
untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi
kelompok
g) Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota
11
kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain.
h) Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan
juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
i) Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan
adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
j) Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
1. Merespon perasaan siswa
2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah
dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
4. Menghargai siswa
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan
kebutuhan segera dari siswa)
7. Tersenyum pada siswa
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikian yang dapat kami berikan kepada sahabat-sahabat mahasiswa, dapat
kami berikan sedikit kesimpulan awal, bahwa:
1. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik
mampu mengembangkan potensi dirinya
2. Tokoh dalam teori ini adalah C. Roger dan Arthur Comb.
3. Aplikasi dalam teori ini, Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya
sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku. Serta
guru hanya sebagai fasilitator.
4. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
1. Merespon perasaan siswa
2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang
sudah dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
4. Menghargai siswa
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk
mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
7. Tersenyum pada siswa
13
DAFTAR PUSTAKA
Dakir, Prof.Drs. 1993. Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Hadis, Abdul. 2006. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Ridlowi, A. 2009. Teori Belajar Humanistik, (Online), (file:///H:/ALL OF BELAJAR PEMBELAJARAN/teori humanistik/teori-belajar-humanistik_29ahmd.htm), diakses 4 September 2013
Soemanto, Wasty. 1998. Psikoloogi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudrajat, A. 2008. Sekilas tentang Psikologi Humanistik, (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/psikologi-humanistik/), diakses 4 September 2013
Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Perkembangan.Jakarta: Bumi aksara.
14