[makalah] the power of zakat

60
MAKALAH THE POWER OF ZAKAT DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UJI KOMPENTENSI MATA KULIAH AGAMA ISLAM DISUSUN OLEH : KELOMPOK III NO. NAMA NIM 1. RACHMAT KURNIAWAN (KETUA) 13111583 2. SETIA HANDAYA 13111650 3. DIDIK PUTRA SETIAWAN 13111379 4. FIRMAN ACTAWA DWI GUNA 13111345 5. MUHASAN SANJAYA 13111569 6. SAILENDRA 13111353 7. EGA ERAWAN 13111628 8. NURWAKHID 13111580 9. AHMAD BOB HILMI 13111831 10. HERU WAHYUDIN 13111331 11. ADITYA SURYAMAN 13111905 12. HABIEBIE ZOHRA 13111859 13. MUHAMAD FURQON 13111747 14. MOH. SULISTIAWAN 13111352 15. PRATIKNO SUSILO 13111373 TEKNIK KOMPUTER

Upload: neo-berserker

Post on 04-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

makalah agama islam tentang zakat

TRANSCRIPT

Page 1: [Makalah] the Power of Zakat

MAKALAH

THE POWER OF ZAKATDISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT

UJI KOMPENTENSI MATA KULIAH AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

NO. NAMA NIM1. RACHMAT KURNIAWAN (KETUA) 131115832. SETIA HANDAYA 131116503. DIDIK PUTRA SETIAWAN 131113794. FIRMAN ACTAWA DWI GUNA 131113455. MUHASAN SANJAYA 131115696. SAILENDRA 131113537. EGA ERAWAN 131116288. NURWAKHID 131115809. AHMAD BOB HILMI 13111831

10. HERU WAHYUDIN 1311133111. ADITYA SURYAMAN 1311190512. HABIEBIE ZOHRA 1311185913. MUHAMAD FURQON 1311174714. MOH. SULISTIAWAN 1311135215. PRATIKNO SUSILO 13111373

TEKNIK KOMPUTERBINA SARANA INFORMATIKA

2011

Page 2: [Makalah] the Power of Zakat

i

THE POWER OF ZAKAT

Ketua

TIM PENYUSUN

: Rachmat Kurniawan (13111583)

Wakil : Setia Handaya (13111650)

Pencari Bahan : 1. Didik Putra Setiawan (13111379)2. Firman Actawa D.G. (13111345)3. Muhasan Sanjaya (13111569)4. Sailendra (13111353)

Editor : 1. Ega Erawan (13111628)2. Nurwakhid (13111580)

Tata letak : 1. Ahmad Bob Hilmi (13111831)2. Heru Wahudin (13111331)

Penyelesaian Akhir : 1. Aditya Suryaman (13111905)2. Habiebie Zohra (13111859)3. Muhamad Furqon (13111747)4. Moh. Sulistiawan (13111352)5. Pratikno Susilo (13111373)

Page 3: [Makalah] the Power of Zakat

3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang. Berkat rahmatnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah dengan tema “Ekonomi Islam”. Dan makalah ini kami beri judul “The

Power Of Zakat”.

Makalah ini berisi tentang pengertian, obyek, tujuan, serta manfaat zakat sebagai

salah satu rukun islam dalam perekomian khususnya ekonomi Islam. Makalah ini

kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar

belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan pengertian

zakat serta segala sesuatu yang terkait dengannya. Penutup yang berisi tentang

kesimpulan yang menjelaskan secara singkat isi dari makalah kami. Makalah ini juga

kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan

dalam penyusunan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang

hati. Akhir kata semoga keberadaan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

baik yang menyusun maupun yang membaca.

Depok, Oktober 2011

Page 4: [Makalah] the Power of Zakat

4

DAFTAR ISI

Halaman Judul -------------------------------------------------------------------------

Tim Penyusun --------------------------------------------------------------------------

i

ii

Kata Pengantar ------------------------------------------------------------------------

Daftar Isi -------------------------------------------------------------------------------

iii

iv

BAB I

Pendahuluan --------------------------------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------- 2

1. Latar Belakang Pemilihan Judul ---------------------------------------- 2

2. Latar Belakang Pembuatan Makalah ---------------------------------- 2

B. Tujuan ------------------------------------------------------------------------- 3

1. Tujuan Umum ------------------------------------------------------------- 3

2. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------ 3

BAB II

Pembahasan ---------------------------------------------------------------------------- 4

A. Pengertian Zakat, Infaq dan Shodaqah ------------------------------------ 4

B. Jenis Zakat -------------------------------------------------------------------- 5

1. Zakat Fitrah --------------------------------------------------------------- 5

a. Pengertian ------------------------------------------------------------ 5

b. Waktu Pembayaran ------------------------------------------------- 6

2. Zakat Maal ---------------------------------------------------------------- 6

a. Pengertian ------------------------------------------------------------ 6

b. Syarat ----------------------------------------------------------------- 7

c. Jenis-jenis Zakat Maal ---------------------------------------------- 10

1) Zakat Emas dan Perak ----------------------------------------- 10

2) Zakat Pertanian ------------------------------------------------- 11

3) Zakat Perniagaan ----------------------------------------------- 11

4) Zakat Profesi ---------------------------------------------------- 12

5) Zakat Uang Simpanan dan Deposito ------------------------ 14

Page 5: [Makalah] the Power of Zakat

5

6) Zakat Perusahaan ---------------------------------------------- 15

7) Zakat Investasi ------------------------------------------------- 15

8) Zakat Hadiah dan Sejenisnya -------------------------------- 15

9) Zakat Peternakan ----------------------------------------------- 16

C. Orang-Orang Yang Berhak Menerima Zakat ---------------------------- 18

D. Orang-Orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat --------------------- 21

E. Beberapa tujuan dan dampak Zakat ---------------------------------------

BAB III

21

Penutup --------------------------------------------------------------------------------- 25

Potensi Zakat --------------------------------------------------------------------------- 25

DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------- 28

Page 6: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB I -

BAB I

PENDAHULUAN

Ummat Islam adalah ummat yang mulia, ummat yang dipilih Allah untuk

mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala ummat. Tugas ummat

Islam adalah mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentram dan sejahtera

dimanapun mereka berada. Karena itu ummat Islam seharusnya menjadi rahmat bagi

sekalian alam.

Namun pada kenyataannya ummat Islam kini jauh dari kondisi ideal, adalah akibat

belum mampu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, sebagaimana firman

Allah :

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka

dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah

tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang

ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada

pelindung bagi mereka selain Dia.

(QS. Ar Ra’du : 11)

Potensi-potensi dasar yang dianugerahkan Allah kepada ummat Islam belum

dikembangkan secara optimal. Padahal ummat Islam memiliki banyak intelektual dan

ulama, disamping potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah. Jika

Page 7: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB I -

seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama, dirangkai dengan potensi

aqidah

Page 8: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB I -

Islamiyah (tauhid), tentu akan diperoleh hasil yang optimal. Pada saat yang sama, jika

kemandirian, kesadaran beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin juga

makin meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi akan

makin dapat dipersempit.

Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah

penanggulanagn kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan

pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah dalam arti seluas-luasnya. Sebagaimana

telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerusnya di zaman keemasan Islam.

Padahal ummat Islam (Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat

besar.

A. Latar Belakang

1. Latar Belakang Pemilihan Judul

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan ADB (Asian Development Bank)

dan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) menyatakan, potensi pengumpulan

dana zakat Indonesia dapat mencapai Rp 217 Triliun. Nilai sejumlah itu

terwujud, salah satunya karena Indonesia sebagai negeri dengan penduduk

muslim terbesar. Namun kenyataannya yang tercatat dan terhimpun pada

Asosiasi Lembaga Zakat di Indonesia yaitu Forum Zakat Nasional baru

sekitar 1,5 triliun rupiah.

Untuk itu kami memilih ekonomi islam sebagai tema utama makalah ini

serta memilih judul “The Power of Zakat” guna menggambarkan begitu

besarnya pengaruh zakat dalam perekonomian umat Islam khususnya di

Indonesia.

2. Latar Belakang Pembuatan Makalah

Makalah ini kami buat untuk melengkapi uji kompetensi dalam mata kuliah

Agama Islam, jurusan Teknik Komputer pada Akademi Bina Sarana

Informatika Kampus Depok tahun 2011.

Page 9: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB I -

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat memberikan referensi

tambahan mengenai sumber dan manfaat zakat yang sangat besar sehingga

dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berzakat.

2. Tujuan Khusus

Melengkapi uji kompentensi mata kuliah Agama Islam.

Page 10: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat, Infaq Dan Shadaqah

Dalam Islam dikenal 3 istilah yang memiliki makna yang hampir serupa

tetapi memiliki perbedaan, bahkan sebagiannya merupakan bagian dari kata

lainya. Jika dibuatkan diagram maka bentuknya adalah sebagai berikut :

SHADAQAH

INFAQ

ZAKAT

Materi

Non Materi

Sunnah

Wajib

Fitrah

Maal

Dari gambar tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa shadaqah memiliki

makna yang lebih luas dari pada infaq ataupun zakat. Dalam Al Quran kata

shadaqah terkadang bermakna zakat, seperti dalam surat At Taubah ayat 60 :

”Sesungguhnya shadaqah (zakat) itu hanyalah untuk faqir, miskin, amil,

mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah dan ibnu sabil”. Begitu pula dalam ayat

103 : “Ambillah zakat dari sebagian harta orang kaya sebagai shadaqah

(zakat), yang dapat membersihkan harta mereka dan mensucikan jiwa

mereka doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu dapat memberi

ketenangan bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui”.

Begitu pula dengan infaq terkadang bermakna zakat seperti yang terdapat

dalam al quran surat Al Baqarah ayat 267: “Hai orang beriman, nafkahkanlah

(di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian

dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu…”

Page 11: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 5

Zakat, infaq dan shadaqah memiliki kemiripan makna, shadaqah adalah

sesuatu yang diberikan oleh seorang dapat berbentuk materi misalnya uang

atau barang, atau pun non materi misalnya senyum, seperti yang ditegaskan

oleh Rasulullah saw.

Infaq adalah pemberian yang dilakukan oleh seseorang baik yang sunnah

maupun yang wajib. Yang sunnah adalah yang tidak ditentukan nilainya,

sasarannya dan waktu. Seseorang dapat berinfaq kapan saja, dimana saja dan

besarannyapun berapa saja, begitu juga sasarannya tidak ditentukan secara

spesifik tetapi lebih fleksibel. Misalnya kotak amal yang terdapat di masjid-

masjid dan lain-lain. Sementara yang wajib adalah yang ditentukan nilainya

(2,5%, 5%, 10% atau 20%, dan lain-lain) diantara infaq yang wajib adalah

zakat.

Zakat secara bahasa berasal dari kata yang artinya tumbuh dan berkembang,

sedangkan secara istilah adalah mengeluarkan sebagian harta dalam

waktu tertentu (haul atau ketika panen), nilai tertentu (2,5%, 5%, 10% atau

20%,) dan sasaran tertentu (faqir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi

sabilillah dan ibnu sabil).

B. JENIS ZAKAT

Zakat terbagi menjadi dua :

1. Zakat Fitrah (Nafs)

2. Zakat Harta (Maal)

1. ZAKAT FITRAH

a. Pengertian

Zakat fitrah adalah zakat (shadaqah) jiwa, istilah tersebut diambil

dari kata fitrah yang merupakan asal dari kejadian. Dari Ibnu Umar

ra. Beliau berkata : ”Rasulullah saw. Telah memfardhukan zakat

fitrah 1 sha’ (kurang lebih 2,176 kg) dari kurma atau gandum atas

budak, orang merdeka, laki-laki dan perempuan, anak kecil dan

Page 12: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 6

orang tua dari seluruh kaum muslimin. Dan beliau perintahkan

supaya dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk shalat „Ied.”

(HR. Bukhori).

Menurut kesepakatan para ulama, kurma atau gandum dapat

digantikan dengan makanan pokok suatu tempat tertentu, contohnya

di Indonesia, dapat digantikan dengan beras.

b. Waktu pembayaran

1) Wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan

tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadhan

2) Boleh mendahulukan atau mempercepat pembayaran zakat

fitrah dari waktu wajib tersebut.

2. ZAKAT MAAL

a. Pengertian

Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang

diinginkan sekali sekali oleh manusia untuk memiliki,

memanfaatkan dan menyimpannya.

Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki

(dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya

(lazim). sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila

memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:

a) Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai

b) Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya.

Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas,

perak, dll.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian zakat maal adalah

zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh seseorang

atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang

telah ditetapkan.

Page 13: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 7

b. Syarat

Terdapat 6 syarat untuk suatu kekayaan terkena wajib zakat maal:

1) Milik penuh

Kekayaan pada dasarnya adalah milik Allah. Yang dimaksud

pemilikan disini hanyalah penyimpanan, pemakaian, dan

pemberian wewenang yang diberikan Allah kepada manusia,

sehingga sesorang lebih berhak menggunakan dan mengambil

manfaatnya daripada orang lain.

Istilah "milik penuh" maksudnya adalah bahwa kekayaan itu

harus berada di bawah kontrol dan di dalam kekuasaannya.

Dengan kata lain, kekayaan itu harus berada di tangannya, tidak

tersangkut di dalamnya hak orang lain, dapat ia pergunakan dan

faedahnya dapat dinikmatinya.

2) Berkembang

Pengertian berkembang yaitu harta tsb senantiasa bertambah

baik secara kongkrit (ternak dll) dan tidak secara konkrit (yang

berpotensi berkembang, seperti uang apabila diinvestasikan).

Nabi tidak mewajibkan zakat atas kekayaan yang dimiliki untuk

kepentingan pribadi seperti rumah kediaman, perkakas kerja,

perabot rumah tangga, binatang penarik, dll. Karena semuanya

tidak termasuk kekayaan yang berkembang atau mempunyai

potensi untuk berkembang. Dengan alasan ini pula disepakati

bahwa hasil pertanian dan buah-buahan tidak dikeluarkan

zakatnya berkali-kali walaupun telah disimpan bertahun-tahun.

Dengan syarat ini pula, maka jenis harta yang wajib zakat tidak

terbatas pada apa yang sering diungkapkansebahagian ulama

yaitu hanya 8 jenis harta (unta, lembu, kambing, gandum, biji

gandum, kurma, emas, dan perak). Semua kekayaan yang

berkembang merupakan subjek zakat.

3) Cukup senisab

Disyaratkannya nisab memungkinkan orang yang mengeluarkan

zakat sudah terlebih dahulu berada dalam kondisi berkecukupan.

Page 14: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 8

Tidaklah mungkin syariat membebani zakat pada orang yang

mempunyai sedikit harta dimana dia sendiri masih sangat

membutuhkan harta tsb. Dengan demikian pendapat yang

mengatakan hasil pertanian tidak ada nisabnya menjadi tertolak.

(Besarnya nisab untuk masing-masing jenis kekayaan dijelaskan

pada bab lain).

4) Lebih dari kebutuhan biasa

Kebutuhan adalah merupakan persoalan pribadi yang tidak bisa

dijadikan patokan besar-kecilnya. Adapun sesuatu kelebihan

dari kebutuhan itu adalah bagian harta yang bisa ditawarkan

atau diinvestasikan yang dengan itulah pertumbuhan/

perkembangan harta dapat terjadi.

Kebutuhan harus dibedakan dengan keinginan. Kebutuhan yang

dimaksud adalah kebutuhan rutin, yaitu sesuatu yang betul-betul

diperlukan untuk kelestarian hidup; seperti halnya belanja

sehari-hari, rumah kediaman, pakaian, dan senjata untuk

mempertahankan diri, peralatan kerja, perabotan rumah tangga,

hewan tunggangan, dan buku-buku ilmu pengetahuan untuk

kepentingan keluarga (karena kebodohan dapat berarti

kehancuran).

Kebutuhan ini berbeda-beda dengan berubahnya zaman, situasi

dan kondisi, juga besarnya tanggungan dalam keluarga yang

berbeda-beda. Persoalan ini sebaiknya diserahkan kepada

penilaian para ahli dan ketetapan yang berwewenang.

Zakat dikenakan bila harta telah lebih dari kebutuhan rutin.

Sesuai dengan ayat 2:219 ("sesuatu yang lebih dari

kebutuhan...") dan juga hadits "zakat hanya dibebankan ke atas

pundak orang kaya", dan hadits-hadits lainnya.

5) Bebas dari hutang

Pemilikan sempurna yang dijadikan persyaratan wajib zakat

haruslah lebih dari kebutuhan primer, dan cukup pula senisab

yang sudah bebas dari hutang. Bila jumlah hutang akan

Page 15: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 9

mengurangi harta menjadi kurang senisab, maka zakat tidaklah

wajib.

Jumhur ulama berpendapat bahwa hutang merupakan

penghalang wajib zakat. Namun apabila hutang itu

ditangguhkan pembayarannya (tidak harus sekarang juga

dibayarkan), maka tidaklah lepas wajib zakat (seperti halnya

hutang karena meng-kredit sesuatu).

6) Berlalu setahun

Maksudnya bahwa pemilikan yang berada di tangan si pemilik

sudah berlalu masanya dua belas bulan Qomariyah. Menurut

Yusuf Al-Qaradhawy, persyaratan setahun ini hanyalah buat

barang yang dapat dimasukkan ke dalam istilah "zakat modal"

seperti: ternak, uang, harta benda dagang, dll. Adapun hasil

pertanian, buah-buahan, madu, logam mulia (barang tambang),

harta karun, dll yang sejenis semuanya termasuk ke dalam

istilah "zakat pendapatan" dan tidak dipersyaratkan satu tahun

(maksudnya harus dikeluarkan ketika diperoleh).

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para shahabat dan

tabi'in mengenai persyaratan "berlalu setahun" ini. Dimana apa

pendapat yang mengatakan bahwa zakat wajib dikeluarkan

begitu diperoleh bila sampai senisab, baik karena sendiri

maupun karena tambahan dari yang sudah ada, tanpa

mempersyaratkan satu tahun. Perbedaan ini dikarenakan "tidak

adanya satu hadits yang tegas" mengenai persyaratan ini.

(Pembahasan lebih jauh mengenai hal ini Insya Allah akain kita

jumpai pada pembahasan zakat profesi/ pendapatan).

Namun demikian sesuatu yang tidak diperselisihkan sejak dulu

adalah bahwa zakat kekayaan yang termasuk zakat modal di atas

hanya diwajibkan satu kali dalam setahun.

Page 16: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

c. Jenis-jenis Zakat Maal

1) Zakat Emas dan Perak

Syariat Islam memandang emas dan perak merupakan harta

yang potensial disamping dapat berfungsi sebagai perhiasan

yang indah, emas juga dapat berfungsi sebagai alat tukar dari

masa ke masa. Oleh sebab itu syariat Islam memandang

perlunya dikeluarkan zakat emas dan perak ini. Bahkan

dalam Alquran disebut secara khusus dalam surat At-Taubah:

34-35, “…Dan orang-orang yang menyimpan emas dan

perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah swt. maka

beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan

mendapat) siksa yang pedih. Pada hari itu dipanaskan emas

dan perak tersebut di neraka jahanam, lalu disetrika

dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka,

(lalu dikatakan) kepada mereka :”Inilah harta bendamu

yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah

sekarang (akibat dari)

harta yang kamu simpan.”.

Ketentuan Zakat Emas dan Perak

Zakat Emas

a) Nishab zakat emas 85 gram

b) Haul selama 1 tahun

c) Kadar yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah 2,5%

d) Perhiasan yang wajib dikeluarkan zakat adalah perhiasan

yang disimpan dan tidak dipakai, selain itu maka tidak

wajib dikeluarkan zakat.

Zakat Perak

a) Nishab zakat perak adalah 595 gram

b) Haul selama 1 tahun

c) Kadar yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah 2,5%

Page 17: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

d) Cara penghitungan sama dengan penghitungan zakat

emas.

2) Zakat Pertanian

Firman Allah swt. :

“Hai orang- orang yang beriman nafkahkanlah (zakat) dari

sebagian hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian hasil

bumi yang kami (Allah) keluarkan untuk kalian”. (QS.Al-

Baqarah:267).

Ketentuan zakat pertanian

a) Nishab zakat pertanian adalah 653 kg beras.

Dari Jabir Rasulullah saw. Bersabda : “Tidak wajib

dibayar zakat pada kurma yang kurang dari 5 Ausuq.”

(HR. Muslim) Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60

sha‟, sedangkan 1 sha‟= 2,176 kg, maka 5 wasaq adalah

5x 60 x 2,176 = 652,8 kg.

b) Kadarnya sebanyak 5% jika menggunakan irigasi atau

10% dengan pengairan alami (tadah hujan). Hadits Nabi

saw. :”yang diairi dengan air hujan, mata air dan tanah

zakatnya sepersepuluh (10%), sedangkan yang disirami

zakatnya seperduapuluh (5%).

c) Dikeluarkan ketika panen

Firman Allah swt. :”…Dan bayarkanlah zakatnya di hari

panen ….” (QS. 6 : 34)

3) Zakat Perniagaan

Zakat perniagaan adalah zakat yang dikeluarkan dari harta

niaga.

Ketentuan zakat perniagaan

a) Nishab zakat niaga adalah senilai dengan 85 gram emas

b) Usaha tersebut telah berjalan selama 1 tahun

Page 18: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

c) Kadar yang dikelaurkan adalah 2,5%

d) Dapat dinayarkan dengan uang atau barang

e) Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan

4) ZAKAT PROFESI

Zakat profesi atau zakat pendapatan adalah zakat harta yang

dikeluarkan dari hasil pendapatan seseorang atau profesinya

bila telah mencapai nishab. Seperti karyawan, dokter, notaris

dan lain-lain.

Landasan syar’i zakat profesi

“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah

(zakatkanlah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik,

…” Q.S. Al Baqarah : 267

Ayat diatas menunjukan lafadz atau kata yang masih umum ;

dari hasil usaha apa saja,

“…infakkanlah (zakatkanlah) sebagian dari hasil usahamu

yang baik-baik, …” dan dalam ilmu fiqh terdapat kaidah “Al

“ibrotu bi Umumi lafdzi laa bi khususi sabab”, “bahwa ibroh

(pengambilan makna) itu dari keumuman katanya bukan

dengan kekhususan sebab.” Dan tidak ada satupun ayat atau

keterangan lain yang memalingkan makna keumuman hasil

usaha tadi, oleh sebab itu profesi atau penghasilan termasuk

dalam kategori ayat diatas.

Pendapat Sahabat dan Tabi’in tentang harta penghasilan

Para ulama salaf memberikan istilah bagi harta pendapatan

rutin /gaji seseorang dengan nama “A’thoyat”, sedangkan

untuk profesi adalah “Maal Mustafad”, sebagaimana

disebutkan dalam beberapa riwayat, diantaranya Ibnu

Mas‟ud, Mu‟awiyah dan Umar bin Abdul Aziz. Abu

Page 19: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

„Ubaid meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang seorang laki-

laki yang

Page 20: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

memperoleh penghasilan “Ia mengeluarkan zakatnya pada

hari ia memperolehnya.” Abu Ubaid juga meriwayatkan

bahwa Umar bin Abdul Aziz memberi upah kepada

pekerjanya dan mengambil zakatnya, …”

Cara Mengeluarkan Zakat Profesi

Beberapa pendapat yang muncul mengenai nishab dan kadar

zakat profesi, yaitu :

a) Menganalogikan secara mutlak zakat profesi kepada

hasil pertanian, baik nishab maupun kadar zakatnya.

Dengan demikian nishab zakat profesi adalah 653 kg

beras dan kadarnya 5% dan dikeluarkan setiap

menerima.

b) Menganalogikan secara mutlak dengan zakat

perdagangan atau emas. Nishabnya 85 gram emas, dan

kadarnya 2,5% dan dikeluarkankan setiap menerima,

kemudian penghitungannya diakumulasikan atau dibayar

di akhir tahun.

c) Menganalogikan nishab zakat penghasilan dengan hasil

pertanian. Nishabnya senilai 653 kg beras, sedangkan

kadarnya dianalogikan dengan emas yaitu 2,5 %. Hal

tersebut berdasarkan qiyas atas kemiripan (syabah)

terhadap karakteristik harta zakat yang telah ada, yakni :

Model memperoleh harta penghasilan (profesi)

mirip dengan panen (hasil pertanian).

Model bentuk harta yang diterima sebagai

penghasilan berupa uang. Oleh sebab itu bentuk

harta ini dapat diqiyaskan dalam zakat harta

(simpanan/kekayaan) berdasarkan harta zakat yang

harus dibayarkan (2,5 %).

Page 21: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

Pendapat ketiga inilah yang diambil sebagai pegangan

perhitungan. Ini berdasarkan pertimbangan lebih maslahah

bagi muzaki dan mustahik. Mashlahah bagi muzaki adalah

apabila dianalogikan dengan pertanian, baik nishab dan

kadarnya. Namun, hal ini akan memberatkan muzaki karena

tarifnya adalah 5 %.

Sementara itu, jika dianalogikan dengan emas, hal ini akan

kurang berpihak kepada mustahik karena tingginya nishab

akan semakin mengurangi jumlah orang yang sampai nishab.

Oleh sebab itu, pendapat ketiga adalah pendapat pertengahan

yang mempehatikan mashlahah kedua belah pihak (muzaki

dan mustahik).

Adapun pola penghitungannya bisa dihitung setiap bulan dari

penghasilan kotor menurut pendapat DR. Yusuf Qardhawi,

Muhammad Ghazali dan lain-lain7. Dalam realitanya di

Indonesia setiap penghasilan tetap sudah dikenakan pajak

penghasilan (PPH) maka yang lebih realistis perhitungan

zakatnya dari take home pay.

5) Zakat Uang Simpanan Atau Deposito

a) Uang Simpanan

Uang simpanan dikenakan zakat dari jumlah saldo akhir

bila telah mencapai nishab dan berjalan selama 1 tahun.

Besarnya nishab senilai 85 gram emas. Kadar zakat yang

dikeluarkan adalah 2,5%.

b) Deposito

Zakat simpanan deposito dihitung dari nilai pokoknya.

Besarnya nishab senilai 85 gram emas. Kadar zakat yang

dikeluarkan adalah 2,5%.

Page 22: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

6) Zakat Perusahaan

Dalam menghitung zakat perusahaan, ketentuan dan cara

menghitung zakatnya disetarakan dengan zakat perdagangan.

Catatan: Apabila perusahaan menyertakan modal dari

pegawai non muslim, maka penghitungannya setelah

dikurangi kepemilikian modal atau keuntungan pegawai non

muslim tersebut.

7) Zakat Investasi

Zakat invesatasi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil

investasi, seperti mobil, rumah, dan tanah yang disewakan.

Dengan demikian zakat investasi dikeluarkan dari hasilnya

bukan dari modalnya.

8) Zakat Hadiah Dan Sejenisnya

a) Zakat Hadiah

Hadiah adalah sesuatu yang didapatkan oleh seseorang

setelah ia sukses dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

(1) Apabila dalam mendapatkan hadiah tersebut nyaris

tidak ada usaha jerih payah sama sekali baik tenaga

maupun pikiran, maka hadiah tersebut mirip rikaz,

zakatnya 20%.

(2) Apabila dalam mendapatkan hadiah tersebut tanpa

usaha yang signifikan, zakatnya 10%.

(3) Apabila dalam mendapatkan hadiah tersebut ada

usaha yang signifikan tetapi tidak dominan, zakatnya

5%.

(4) Apabila dalam mendapatkan hadiah tersebut ada

usaha jerih payah baik tenaga maupun pikiran, seperti

want‟s to be a milioner, maka zakatnya 2,5%.

Page 23: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

b) Zakat Hibah

Hibah adalah suatu pemberian yang didapatkan oleh

seseorang.

(1) Jika hibah tersebut tidak di duga-duga maka zakatnya

20%

(2) Jika hibah tersebut diduga tetapi tanpa ada kontribusi

dari jasa yang langsung atau tidak dari penerima,

maka zakatnya 10%

(3) Jika hibah tersebut diduga dan ada kontribusi jasa dari

penerima, maka zakatnya 5%

9) Zakat Peternakan

Syarat-syarat zakat ternak

a) Mencapai nishab

b) telah dimiliki selama satu tahun

c) Digembalakan

d) Tidak dipekerjakan

Zakat Unta

Jumlah (ekor) Zakat

5-9 1 ekor kambing/domba (a)

10-14 2 ekor kambing/domba

15-19 3 ekor kambing/domba

20-24 4 ekor kambing/domba

25-35 1 ekor unta bintu Makhad (b)

36-45 1 ekor unta bintu Labun (c)

45-60 1 ekor unta Hiqah (d)

61-75 1 ekor unta Jadz'ah (e)

76-90 2 ekor unta bintu Labun (c)

91-120 2 ekor unta Hiqah (d)

Page 24: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

Keterangan:

(a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba

berumur satu tahun atau lebih.

(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2

(c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3

(d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4

(e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5

Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka

zakatnya bertambah 1 ekor bintu Labun, dan setiap jumlah itu

bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.

Zakat Kambing / Domba

Jumlah Ternak (ekor) Zakat

40-120 1 ekor kambing (2th) atau

domba (1th)

121-200 2 ekor kambing/domba

201-300 3 ekor kambing/domba

Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka

zakatnya bertambah 1 ekor.

Zakat Sapi, Kerbau dan Kuda

Jumlah Ternak

(ekor)

Zakat

30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)

40-59 1 ekor sapi betina musinnah (b)

60-69 2 ekor sapi tabi'

70-79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'

80-89 2 ekor sapi musinnah

Page 25: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 1

Keterangan :

a. Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2

a. Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3

Zakat Ternak Unggas (ayam, bebek, burung, dll) dan

Perikanan

Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan

berdasarkan jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan

kambing. Tapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nishab

ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar

(1 Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram

emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau perikanan,

dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang

berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara

dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban

zakat sebesar 2,5 %.

C. Orang-Orang Yang Berhak Menerima Zakat

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya,

untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan

Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu

ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana. ” (QS. At-Taubah : 60)

Page 26: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 2

Sesuai tersebut di atas, orang yang berhak menerima zakat adalah :

1. Fakir

Orang fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta untuk memenuhi

kebutuhannya dan kebutuhan orang-orang yang ia tanggung. Kebutuhan

itu berupa makanan, atau minuman, atau pakaian, atau tempat tinggal.

2. Miskin

yaitu orang yang mempunyai sedikit harta untuk dapat menutupi

kebutuhannya, akan tetapi tidak mencukupi.

Bisa jadi orang miskin itu kefakirannya lebih ringan, atau lebih berat

daripada orang fakir. Hanya saja hukum keduanya adalah satu dalam

segala hal. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam pernah mendefinisikan

orang miskin dalam hadits-haditsnya, Beliau bersabda yang artinya :

“Orang miskin bukanlah orang yang berkeliling kepada manusia dan bisa

disuruh pulang oleh sesuap makanan, atau dua suap makanan, atau satu

kurma, atau dua kurma. Namun orang miskin ialah orang yang tidak

mempunyai kekayaan yang membuatnya kaya, tidak diketahui kemudian

perlu diberi sedekah, dan tidak meminta-minta manusia” [Diriwayatkan

Bukhari]

3. „Amilin

Yaitu pemungut zakat, atau orang-orang yang mengumpulkannya, atau

orang yang menakarnya, atau penulisnya di dokumen. Petugas Zakat diberi

upah dari zakat kendati orang kaya, karena Rasulullah Shallallahu „alaihi

wa sallam bersabda yang artinya :

“Sedekah (zakat) tidak halal bagi orang kaya kecuali bagi lima orang

petugasnya, orang yang membeli zakat dengan hartanya, orang yang

berhutang, pejuang di jalan Allah atau orang miskin yang bersedekah

dengannya kemudian menghadiahkannya kepada orang kaya”

[Diriwayatkan Ahmad]

4. Muallaf

Yaitu orang-orang yang lemah ke-Islamannya dan orang yang berpengaruh

di kaummnya. Ia diberi zakat untuk membujuk hatinya dan

mengarahkannya kepada Islam dengan harapan ia bermanfaat bagi orang

Page 27: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 2

banyak atau kejahatannya terhenti. Zakat juga boleh diberikan kepada

orang kafir yang diharapkan bisa beriman atau kaumnya bisa beriman. Ia

diberi zakat untuk mengajak mereka kepada Islam dan membuat mereka

cinta Islam.

5. Memerdekaan budak (Rikob),

Yang dimaksud dengan point ini ialah bahwa seorang Muslim mempunyai

budak, kemudian dibeli dari uang zakat dan dimerdekakan di jalan Allah.

Atau ia mempunyai budak mukatib (budak yang membebaskan dirinya

dengan membayar sejumlah uang kepada pemiliknya), kemudian ia diberi

uang zakat yang bisa menutup kebutuhan pembayaran dirinya, hingga ia

bisa menjadi orang merdeka.

6. Orang yang berutang / ghorim

Yaitu orang-orang yang berhutang tidak di jalan kemaksiatan kepada

Allah, Rasul-Nya, dan mendapatkan kesulitan untuk membayarnya. Ia

diberi zakat untuk melunasi hutangnya, karena Rasulullah Shallallahu

„alaihi wa sallam bersabda yang artinya :

“Meminta-minta tidak diperbolehkan kecuali bagi tiga orang : Orang

yang sangat Miskin, atau orang yang berhutang banyak, atau orang yang

menanggung diyat (ganti rugi karena luka, atau pembunuhan)”

[Diriwayatkan At-Timridzi]

7. Fisabilillah

Yaitu amal perbuatan yang mengantarkan kepada keridhaan Allah Ta‟ala

dan Surga-Nya, terutama jihad untuk meninggikan kalimat-Nya. Jadi

pejuang di jalan Allah Ta‟ala diberi zakat kendati dia orang kaya. Jatah ini

berlaku umum bagi seluruh kemaslahatan-kemaslahatan umum agama,

misalnya pembangunan rumah-rumah sakit, pembangunan sekolah-

sekolah, dan pembangunan panti asuhan anak-anak yatim. Tapi yang harus

didahulukan ialah yang terkait dengan jihad, misalya penyiapan senjata,

perbekalan, pasukan, dan seluruh kebutuhan jihad di jalan Allah Ta‟ala.

8. Ibnu Sabil,

Page 28: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 2

Yaitu musafir yang terputus dari negerinya yang jauh. Ia diberi zakat

yang bisa menutupi kebutuhannya di tengah-tengah keterasingannya

kendati ia

Page 29: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 2

kaya di negerinya. Ia diberi zakat karena ia terancam miskin di

perjalanannya dan ini dengan syarat tidak ada orang yang meminjaminya

uang yang bisa memenuhi kebutuhannya. Jika ia memungkinkan bisa

pinjam uang kepada seseorang, ia wajib meminjamnya dan tidak berhak

diberi zakat selagi ia kaya di negerinya.

D. Orang-Orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat

1. Orang kaya, yaitu orang yang berkecukupan atau mempunyai harta yang

sampai senisab. Yang dikecualikan dari kriteria ini adalah pasukan

perang fisabilillah, amil zakat, penghutang untuk kemaslahatan orang

lain, seperti yang dikatakan oleh jumhurul ulama. Seorang anak dianggap

cukup jika ayahnya kaya, demikian juga seorang isteri dianggap kaya

jika suaminya kaya, sehingga keduanya tidak boleh diberi zakat.

2. Orang yang kuat yang mampu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya

dan jika penghasilannya tidak mencukupi, maka boleh mengambil zakat.

3. Zakat tidak boleh diberikan kepada orang kafir yang memerangi, orang

murtad, dan orang ateis.

4. Bapak ibu atau kakek nenek hingga ke atas atau anak-anak hingga ke

bawah atau isteri dari orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah

mereka di bawah tanggung jawabnya.

5. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal

bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).

E. Beberapa tujuan dan dampak Zakat

1. Bagi Pemberi (Muzakki)

a. Zakat mensucikan jiwa dari sifat kikir.

Zakat yang dikeluarkan karena ketaatan pada Allah akan

mensucikannya jiwa (9:103) dari segala kotoran dan dosa, dan

terutama kotornya sifat kikir. Penyakit kikir ini telah menjadi tabiat

manusia (17:100; 70:19), yang juga diperingatkan Rasulullah SAW

sebagai penyakit yang dapat merusak manusia (HR Thabrani), dan

Page 30: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 2

penyakit yang dapat memutuskan tali persaudaraan (HR Abu Daud

dan Nasai). Sehingga alangkah berbahagianya orang yang bisa

menghilangkan kekikiran. "Barangsiapa yang dipelihara dari

kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yangberuntung"

(59:9; 64:16).

Zakat yang mensucikan dari sifat kikir ditentukan oleh

kemurahannya dan kegembiraan ketika mengeluarkan harta semata

karena Allah. Zakat yang mensucikan jiwa juga berfungsi

membebaskan jiwa manusia dari ketergantungan dan ketundukan

terhadap harta benda dan dari kecelakaan menyembah harta.

b. Zakat mendidik berinfak dan memberi.

Berinfak dan memberi adalah suatu akhlaq yang sangat dipuji dalam

Al Qur'an, yang selalu dikaitkan dengan keimanan dan ketaqwaan

(2:1-3; 42:36-38; 3:134; 3:17; 51:15-19; 92:1-21) Orang yang

terdidik untuk siap menginfakan harta sebagai bukti kasih sayang

kepada saudaranya dalam rangka kemaslahatan ummat, tentunya

akan sangat jauh sekali dari keinginan mengambil harta orang lain

dengan merampas dan mencuri (juga korupsi).

c. Berakhlaq dengan Akhlaq Allah

Apabila manusia telah suci dari kikir dan bakhil, dan sudah siap

memberi dan berinfak, maka ia telah mendekatkan akhlaqnya

dengan Akhlaq Allah yang Maha Pengash, Maha Penyayang dan

Maha Pemberi.

d. Zakat merupakan manifestasi syukur atas Nikmat Allah.

e. Zakat mengobati hati dari cinta dunia.

Tenggelam kepada kecintaan dunia dapat memalingkan jiwa dari

kecintaan kepada Allah dan ketakutan kepada akhirat. Adalah suatu

lingkaran yang tak berujung; Usaha mendapatkan harta ---->

mendapatkan kekuasaan ----> mendapatkan kelezatan ----> lebih

berusaha mendapatkan harta, dst. Syariat Islam memutuskan

lingkaran tsb dengan mewajibkan zakat, sehingga terhalanglah nafsu

dari lingkaran syetan itu. Bila Allah mengaruniai harta dengan

Page 31: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 2

disertai ujian/fitnah (21:35; 64:15; 89:15) maka zakat melatih si

Muslim untuk menandingi fitnah harta dan fitnah dunia tsb.

f. Zakat mengembangkan kekayaan bathin

Pengamalan zakat mendorong manusia untuk menghilangkan

egoisme, menghilangkan kelemahan jiwanya, sebaliknya

menimbulkan jiwa besar dan menyuburkan perasaan optimisme.

g. Zakat menarik rasa simpati/cinta

Zakat akan menimbulkan rasa cinta kasih orang-orang yang lemah

dan miskin kepada orang yang kaya. Zakat melunturkan rasa iri

dengki pada si miskin yang dapat mengancam si kaya dengan

munculnya rasa simpati dan doa ikhlas si miskin atas si kaya.

h. Zakat mensucikan harta dari bercampurnya dengan hak orang lain

(Tapi zakat tidak bisa mensucikan harta yang diperoleh dengan jalan

haram).

i. Zakat mengembangkan dan memberkahkan harta.

Allah akan menggantinya dengan berlipat ganda (34:39; 2:268; dll).

Sehingga tidak ada rasa khawatir bahwa harta akan berkurang

dengan zakat.

2. Bagi penerima (Mustahik) :

a. Zakat akan membebaskan si penerima dari kebutuhan, sehingga

dapat merasa hidup tentram dan dapat meningkatkan khusyu ibadat

kepada Tuhannya.

Sesungguhnya Islam membenci kefakiran dan menghendaki manusia

meningkat dari memikirkan kebutuhan materi saja kepada sesuatu

yang lebih besar dan lebih pantas akan nilai-nilai kemanusiaan yang

mulia sebagai khalifah Allah di muka bumi.

b. Zakat menghilangkan sifat dengki dan benci.

Sifat hasad dan dengki akan menghancurkan keseimbangan pribadi,

jasamani dan ruhaniah seseorang. Sifat ini akan melemahkan bahkan

memandulkan produktifitas. Islam tidak memerangi penyakit ini

dengan semata-mata nasihat dan petunjuk, akan tetapi mencoba

Page 32: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB II - 2

mencabut akarnya dari masyarakat melalui mekanisme zakat, dan

menggantikannya dengan persaudaraan yang saling memperhatikan

satu sama lain.

Page 33: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB III -

BAB III

PENUTUP

POTENSI ZAKAT

Pada masa dulu zakat yang dikumpulkan di Baitulmaal (Lembaga Amil Zakat pada

saat itu) sangat berpotensi untuk mengentaskan kemiskinan, pada masa Umar bin

Khattab, Muaz bin Jabal yang menjabat sebagai Gubernur di Yaman, ditunjuk untuk

menjadi Ketua Amil Zakat disana.

Pada tahun pertama Muaz bin Jabal mengirimkan 1/3 dari surplus dana zakat ke

pemerintahan pusat, lalu dikembalikan ke Yaman oleh beliau. Pada tahun ke 2, Muaz

mengirimkan ½ dari surplus dana zakat yang terkumpul di baitulmaal. Dan pada

tahun ketiga semua dana zakat dikirimkan kepemerintahan pusat, karena sudah tidak

ada lagi orang yang mau menerima dana zakat dan merasa sebagai mustahik,

akhirnya dana tersebut dialihkan pemanfaatannya ke daerah lain yang masih minim.

Hal tersebut terjadi juga pada masa Umar bin Abdul Aziz, sebagaimana diriwayatkan

oleh Abu Ubaid, bahwa Gubernur Baghdad Yazid bin Abdurrahman mengirim surat

kepada Amirul Mukminin tentang melimpahnya dana zakat di baitulmaal karena

sudah tidak ada lagi yang mau menerima zakat.

Lalu Umar bin Abdul Aziz memerintahkan untuk memberikan upah kepada mereka

yang biasa menerima upah, dijawab oleh Yazid, “kami sudah memberikannya tetapi

dana zakat begitu banyak di baitulmaal, lalu Umar bin Abdul Aziz menginstruksikan

untuk memberikan dana zakat tersebut kepada mereka yang berhutang dan tidak

boros.

Yazid pun berkata, “kami sudah bayarkan hutang-hutang mereka, tetapi dana zakat

begitu banyak di baitulmaal”, kemudian Umar bin Abdul Aziz memerintahkan agar ia

mencari orang lajang yang ingin menikah agar dinikahkan dan dibayarkan maharnya,

dijawab lagi “kami sudah nikahkan mereka dan bayarkan maharnya tetapi dana zakat

Page 34: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB III -

begitu banyak di Baitul Maal”. Akhirnya Umar bin Abdul Aziz memerintahkan agar

Yazid bin Abdurrahman mencari seorang yang mempunyai usaha dan kekurangan

modal, lalu memberikan mereka modal tambahan tanpa harus mengembalikannya.

Masa Sekarang

Menggali potensi zakat perlu dilakukan melalui identifikasi objek zakat. Sosialisasi

dalam mekanisme penerimaan/pemungutan melalui petugas pengumpul zakat

(ummal) sangat penting, Namun yang terpenting setelah zakat terkumpul

adalam dalam penyaluran kepada mustahik (penerima zakat). Efektifitas ini

berkaitan pula dnegan efisiensi dalam internal manajemen termasuk kualitas dan

profesionalitas amil zakat, dan transparansi dalam tata-kelola zakat.

Zakat sesungguhnya berfungsi pula sebagai sumber dana bagi pengembangan

ekonomi syariah dengan manajemen amanah. Zakat disalurkan bukan sekedar kepada

fakir miskin yang lebih ditujukan ke kepentingan konsumsi (keluarga), tetapi

idealnya dana yang disalurkan dapat dijadikan modal usaha bagi perbaikan ekonomi

keluarga warga Muslim. Jadi sisi investasi atas zakat jauh lebih bermanfaat

dibandingkan sisi konsumsi dari zakat. Ia bagaikan memberi kail dan umpan untuk

pengembangan ekonomi ummat, dibandingkan memberi ikan yang siap dimakan

untuk kepentingan sesaat.

Seiring meningkatnya ekonomi Indonesia, potensi dana zakat diperkirakan terus

meningkat. zakat perlu dimaknai memiliki peran sosial yang sama seperti pajak.

Zakat menurut pakar merupakan satu-satunya rukun Islam yang tidak saja merupakan

ibadah ritual semata, tetapi juga mempunyai dampak ekonomi dan sosial yang sangat

luas. Zakat adalah kewajiban ekonomi yang wajib dipenuhi oleh umat muslim yang

dibayarkan setiap tahun.

Pemanfaatan zakat dinilai masih untuk keperluan konsumtif bagi warga miskin, dan

belum diarahkan ke yang lebih produktif yang mampu mengentaskan kemiskinan.

Page 35: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of BAB III -

Jika dikelola dengan baik dan melalui kerja sama sinergi antara pemerintah dan

lembaga pengelola zakat maka kemiskinan di tanah air mampu ditekan. Hingga saat

ini pengelolaan zakat di Indonesia belum ideal. Meski lembaga pengelola zakat

semakin berkembang namun akan lebih baik jika zakat dikelola melalui kerjasama

dengan pemerintah karena pemerintah memiliki data wilayah-wilayah di tanah air

dengan pendukuk kurang mampu.

Hasil kajian yang dilakukan ADB (Asian Development Bank) dan Baznas (Badan

Amil Zakat Nasional) menyatakan potensi perkiraan pemberian zakat, infak dan

sedekah (ZIS) di tanah air, jika di akumulasi pertahunnya dapat mencapai 217 triliun

rupiah. Nilai sejumlah itu terwujud, salah satunya karena Indonesia sebagai negeri

dengan penduduk muslim terbesar. Sementara yang tercatat, terhimpun di Asosiasi

Lembaga Zakat di Indonesia yaitu Forum Zakat Nasional baru sekitar 1,5 triliun

rupiah.

Page 36: [Makalah] the Power of Zakat

The Power Of Daftar

DAFTAR PUSTAKA

Arafat, HS (05 Jun 2011). “The Power Of Zakat”Dalam Membangun EkonomiUmat.From http://www.zisindosat.com/%E2%80%9Cthe-power-of-zakat%E2%80%9D-dalam-membangun-ekonomi-umat/, 29 September 2011

Gera , Iris (26 Agustus 2011). Jika Dikelola Baik, Zakat Mampu Tekan Angka Kemiskinan. From http://www.voanews.com/indonesian/news/Jika-Dikelola- Baik-Zakat-Mampu-Tekan-Angka-Kemiskinan-128465558.html,29 September 2011

Ghanim, Adil Rasyad. Panduan Praktis menghitung zakat.From http// www.alsofwah.or.id , 29 September 2011

LAZ Yaumil (2008). Panduan Zakat .From http://www.lazyaumil.org/files/Panduan %20Zakat.pdf, 29 September2011

Nahaba, Budi (18 Agustus 2011). Potensi Zakat Indonesia Bisa Capai 217 Triliun Rupiah. From http://www.voanews.com/indonesian/news/Zakat-Indonesia- berpotensi - Capai-Rp-217-Triliun-128033973.html, 29 September 2011

Pos Keadilan Peduli Ummat – PKPU (2008). Panduan Zakat Praktis.From http://www.pkpu.or.id/files/panduan.zakat.praktis.pkpu.pdf,29 September 2011

Qardhawi , Yusuf (2003). Fiqh Zakat . From http://pustaka-ebook.com/fiqh-zakat,29 September 2011