makalah wayang

Upload: ummi-malikal-balqis

Post on 17-Jul-2015

2.441 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Budaya memiliki banyak definisi. Dua orang antropolog yaitu Kroeber dan Kluckhohn lebih dari 50 tahun lalu berupaya untuk memetakan kebhinekaan pengertian budaya. Menurut Kroeber dan Kluckhohn, ada enam pemahaman pokok mengenai budaya (Sutrisno & Prutanto, 2005). Pertama, definisi deskriptif ; cenderung memandang budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyususn keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya. Kedua, definisi historis; cenderung melihat budaya sebagai warisan yang dialihturunkan dari generasi satu ke generasi berikutnya. Ketiga, definisi normatif; bisa mengambil dua bentuk yaitu budaya adalah aturan atau jalan hidup yang membentuk pola-pola perilaku dan tindakan yang konkret, serta budaya menekankan peran gugus nilai tanpa mengacu pada perilaku. Keempat, definisi psikologis; cenderung memberi tekanan pada peran budaya sebagai piranti pemecahan masalah yang membuat orang bisa berkomunikasi, belajar, atau memenuhi kebutuhan material maupun emosionalnya.Kelima, definisi struktural; menunjukkan pada hubungan atau keterkaitan antara aspek-aspek yang terpisah dari budaya sekaligus menyoroti fakta bahwa budaya adalah abstraksi yang berbeda dari perilaku perilaku konkret. Keenam, definisi genetis; definisi budaya yang melihat asal usul bagaimana budaya itu bisa eksis atau tetap bertahan. Definisi ini cenderung melihat budaya lahir dari interaksi antarmanusia dan tetap bisa bertahan karena ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Tarian adalah gerak wayang yang diiringi nyanyian dan gamelan untuk memasuki atau keluar panggung, serta tarian-tarian Panakawan dalam adegan gara-gara. Wayang merupakan salah satu bentuk hasil kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam wayang terkandung sejumlah pengertian, yakni: wayang mengacu pada boneka (sejenisnya), wayang mengacu pada pertunjukan (performance), wayang mengacu pada kisah (lakon), dan wayang mengacu pada orang-orang yang menari. Seni wayang memilki unsur seni, yaitu seni musik, seni suara, seni gerak, seni tari, dan seni rupa Dalam makalah ini, penulis akan membahas salah satu unsur seni dalam

wayang, yaitu seni tari pada pertunjukan wayang yang mengisahkan sebuah cerita dalam perwayangan tersebut, yaitu kisah cinta antara Gatotkaca dan Dewi Pergiwa.

II. Kisah Cinta Gatotkaca-Dewi Pergiwa dalam Tari Wayang Gandrung Gatotkaca

Tari wayang adalah salah satu seni pertunjukan tertua di Jawa. Selain sebagai hiburan, tari wayang juga menggambarkan filosofi manusia. Tari wayang merupakan gubahan seni wayang yang sudah dikenal di pulau Jawa sejak abad ke delapan. Pertunjukan tari wayang biasanya mengambil cuplikan peristiwa yang mayoritas berasal dari kisah wayang purwa. Nuansa yang ditampilkan beragam, dari kematian yang menyedihkan, percintaan yang menggelora, hingga peperangan yang mengecam. Dalam jagad pewayangan, semua perbuatan yang ditabur kelak akan kembali pada pelakunya. Secara umum, tari wayang menonjolkan satu atau lebih tokoh pewayangan yang tak lain merupakan simbol karakter manusia. Menurut teori tari, pengembangan tari wayang di Tatar Sunda secara akademis dan sistematis baru dimulai pada tahun 1950-an. Ono Lesmana Kartadikusumah, maestro dari Sumedang, adalah penggubah pertama tari wayang menjadi seni pertunjukan bercitra rasa tinggi.

Tari Gatotkaca gandrung merupakan salah satu tari yang diciptakan oleh Ono Lesmana Kartadikusumah. Tarian ini mengisahkan Gatotkaca yang jatuh cinta pada Dewi Pergiwa. Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Ketika menginjak dewasa Gatotkaca jatuh cinta pada Dewi Pergiwa, puteri dari Arjuna dan adik dari Abimanyu. Gatotkaca adalah seorang tokoh yang tahu balas budi. Karena Arjuna yang dapat memotong tali pusarnya kala dia masih bayi, maka dia selalu menghormati keluarga Arjuna, pamannya sendiri.

Terdapat dua tarian yang mencerita kisah Gatotkaca. Pertama, penari yang memperlihatkan tarian yang panjang secara utuh seperti tokoh Gatotkaca yang wataknya monggawa lungguh. Gatotkaca biasa menari agak panjang dalam adegan siaga menghadapi tugas menjaga keamanan atau menjelang pertarungan dengan lawan yang disebut tari Gatotkaca Maju Jurit. Selain itu ada juga tarian yang utuh ketika Gatotkaca sedang Gandrung. Tarian ini bisa disebut bahwa Gatotkaca yang tugasnya menjaga keamanan negara pernah jatuh cinta kepada seorang putri bernama Pergiwa. Akan tetapi, Gatotkaca yang tegap tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan perasaannya kepada idamannya, maka lahirlah suatu tarian yang disebut Tari Gatotkaca Gandrung yang diiringi lagu Gunungsari.

Cerita pernikahan antara Gatotkaca dengan Pergiwa sangat dikenal dalam cerita wayang dengan lakon Gatotkaca gandrung (masa jatuh cinta dari Gatotkaca). Pergiwa adalah putri Arjuna. Sosok Gatotkaca dalam tarian Gatotkaca Gandrung ditampilkan dengan tata rias yang khas, lengkap denga kumis lebat di atas bibir. Sebuah badong berbentuk khas menghiasi panggung penari. Meski tarian Gatokaca Gandrung secara umum menampilkan ksatria sebagai sosok gagah berani, tari ini juga menggambarkan nuansa batin Gatotkaca yang lain, seperti muram, gembira dan kasmaran.

Lakon yang diperagakan oleh seorang penari menuntut seorang penari wayang mampu membawakan tokoh sesuai dengan karakternya. Sejumlah tokoh ksatria seperti Gatotkaca dan Arjuna biasanya digambarkan dalam gerakan yang tenang dan halus (lungguh). Namun, adapula ksatria dengan karakter lincah dan tangkas (ladak), seperti Karna atau kasar (dangah), misalnya baladewa. Meski tanpa dialog, penokohan terlihat pada pakem gerakan yang meliputi sikap kepala, bahu, tangan, dan kaki. Gerakan tangan seperti semblak dan ukel, pada masingmasing tokoh tidak sama. Demikian pula denga sikap bahu yang memperlihatkan perbedaan karakter keras, lembut, atau sombong.

Selain ditarikan tunggal, tari wayang dapat dipentaskan secara berpasangan atau berkelompok. Komposisi penari turut menentukan tokoh yang dibawakan. Tarian tunggal pada umumnya membawakan karakter. Tarian berpasangan mengambil lakon seperti Surgiwa-Subali dan Pergiwa-Pergiwati. Sedangkan tarian

berkelompok tidak mengangkat suatu karakter, melainkan jabatan, seperti prajurit (monggawa) atau raja (denawa). Gatotkaca merupakan salah satu tari wayang yang ditarikan tunggal. Dalam perkembangannya, tari wayang sering ditampilkan bersamaan dalam sebuah sandiwara wayang. Sepintas tarian ini cenderung sulit dibedakan dengan pertunjukan orang yang merupakan induk seni dari tari wayang.

Selain dalam dunia perwayangan, tari gandrung merupakan sebuah tarian yang kini berkembang di tiga daerah, yaitu Banyuwangi, Bali, dan Lombok. Meskipun memilki kemiripan, tari gandrung ketiga daerah ini memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimilki daerah lain. Selain itu tari gandrung yang ditampilkan dalam ketiga tarian ini memilki perbedaan dengan tarian gandrung yang ada dalam kisah perwayangan yang mengisahkan kisah cinta Gatotkaca dengan Dewi Pergiwa yang dekenal dengan tari Gandrung Gatotkaca. Tari gandrung gatotkaca ditarikan oleh lelaki yang menggambarkan sosok Gatotkaca yang sedang jatuh cinta pada Dewi Pergiwa, sedangkan ketiga tarian gandrung dari daerah Banyuwangi, Bali, dan Lombok ditarikan oleh wanita yang tidak ada hubungannya dengan kisah cinta Gatokaca dengan Dewi Pergiwa.

III. Penutup

Tari wayang merupakan salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia. Tari wayang biasanya ditampilkan bersamaan dengan adegan wayang orang yang diiringi oleh musik. Tari wayang tidak hanya sekedar tarian tanpa makna. Tari wayang menggambarkan tokoh yang diperankan dalam dunia perwayangan. Tokoh Gatotkaca merupakan salah satu tokoh wayang yang melegenda. Kisah cinta Gatotkaca dengan Dewi Pergiwa, Putri Arjuna, telah memberikan warna tersendiri dalam dunia perwayangan, terutama dalam unsur seni tari. Tari Gandrung sebagai

salah satu tari yang menggambarkan kisah jatuh cinta Gatotkaca kepada seorang putri. Dalam perkembangannya, tari wayang ini sering ditampilkan bersamaan dalam sandiwara wayang

Masyarakat Indonesia harus melestarikan budaya lokal, tari wayang salah satunya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Saat ini tarian wayang sudah sangat jarang ditampilkan. Selain minimnya gedung seni, tari wayang saat ini kalah pamor dengan musik dan tari kontemporer

Daftar Pustaka Darmoko. Seni Gerak Dalam Pertunjukan Wayang Tinjauan Estetika. http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/06_Seni%20Gerak_Darmoko.pdf. 24 Maret 2011 Khazanah sunda. Tari Wayang, Simbol Karakter Manusia. http://kompas.realviewusa.com/default.aspx?iid=38606&startpage=pag e0000009. 23 Juli 2010 Mudra, M. Tari Gandrung, Simbolisasi Budaya Masyarakat Sasak Lombok. http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2494/tari-gandrungsimbolisasi-budaya-masyarakat-sasak-di-lombok. 24 Maret 2011 Sutrisno, Mudji & Prutanto, Hendar. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. 2005