makna hidup dan dampaknya terhadap kebahagiaan …

103
MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA BARU JAMBI SKRIPSI Di ajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I) dalam Ilmu (Bimbingan Penyuluhan Islam) Fakultas Dakwah Oleh: RIZKHA ARMELY UB150120 JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

i

MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA (LANSIA)

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR

KOTA BARU JAMBI

SKRIPSI

Di ajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I)

dalam Ilmu (Bimbingan Penyuluhan Islam)

Fakultas Dakwah

Oleh:

RIZKHA ARMELY

UB150120

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

ii

Jambi 30 September 2019

Pembimbing I : Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D

Pembimbing II : Dani Sartika, S.Ag, M.Si

Alamat : Fakultas Dakwah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Alamat: Fakultas Dakwah UIN STS Jambi KepadaYth,

Jl. Raya Jambi-Ma.Bulian Bapak Dekan

Simpang Sungai Duren Fakultas Dakwah

Muaro Jambi UIN STS Jambi

di_

Jambi

NOTA DINAS

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami

berpendapat bahwa skripsi saudara Rizkha Armely yang berjudul “Makna

Hidup dan Dampaknya Terhadap Kebahagiaan pada Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi” telah dapat diajukan untuk

dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Dakwah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut agar dapat

diterima dengan baik.

Demikianlah, kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Dosen Pembimbing I

Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D

NIP:19701008 200312 1 002

Dosen Pembimbing II

Dani Sartika, S.Ag, M.Si

NIP:19800430 200912 2 003

Page 3: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rizkha Armely

Nim : UB150120

Tempat/Tanggal Lahir: Jambi, 09 September 1997

Konsentrasi : Bimbingan Penyuluhan Islam

Alamat : Jl. Kh. H. Jakfar rt 01 Keluarahan Arab Melayu

Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi.

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang

berjudul “Makna Hidup dan Dampaknya Terhadap Kebahagiaan pada

Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi (Kajian

Psikologis)” adalah benar kary asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah

disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari

ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab

sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas

Dakwah UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui

Skripsi ini.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk

dapat dipergunakan seperlunya.

Jambi, Maret 2019

Rizkha Armely

UB150120

Materai 6000

Page 4: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

iv

Page 5: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

v

MOTTO

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah berbuat baik kepada Ibu Bapak. Jika salah seorang diantara

keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan

janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya

perkataan yang baik.” (Qs. Al-Isra‟(17) : 23)1

1 Anonim, Al qur‟an dan Terjemhannya (Jakarta: Deprtemen Agama, RI, 1985)

Page 6: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

vi

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai Makna Hidup dan Dampaknya Terhadap

Kebahagiaan pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Makna Hidup serta Dampaknya

Terhadap Kebahagiaan pada Lansia di Panti tersebut. Lansia yang berada di Panti

tentu akan mengalami berbagai macam perubahan dalam kehidupannya sehingga

akan berdampak pada kebermaknaan hidup lansia tersebut. Kebermaknaan hidup

merupakan hal yang terpenting untuk menunjang proses penemuan dampak

kebahagiaan saat menjalani kehidupannya di panti.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran psikologis dari

para lansia apakah mereka benar-benar bahagia atau tidak tinggal di panti sosial

tresna werdha budi luhur Jambi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Responden yang dilibatkan

pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, metode

pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi terhadap 10

subjek lansia di panti werdha dan 1 orang pembimbing sebagai informan

pendukung.

Hasil penelitian ini menunjuk bahwa 8 dari 10 subjek lansia memiliki

makna hidup positif yang berdampak kebahagiaan pada kehidupannya di panti

tersebut. Sedangkan dua lainnya merasa tidak bahagia dan tidak nyaman karena

tidak bisa melakukan apapun ketika di Panti. Kedua hal ini ditandai dengan

perilaku yang tampak dari masing-masing lansia tersebut. Akhirnya peneliti

merekomendasikan beberapa hal kepada lansia agar selalu menjadi orang yang

bermanfaat dan mau membantu satu sama lain di panti agar kehidupan mereka

kedepannya jauh lebih bermakna.

Page 7: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

vii

PERSEMBAHAN

حيم رحمن الر ال بسم الله

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-

Nya yang telah memberikanku kekuatan serta membekaliku dengan ilmu

pengetahuan sehingga diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad

SAW semoga kelak kita mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin..

Teristimewa ku persembah kan karya kecil ini kepada cahaya hidup yang

sangatku sayangi Ayahanda (Eddy Ali S) dan Ibunda (Yuliana) tercinta, terkasih,

dan yang tersayang sebagai tanda bakti, hormat dan terimakasih yang setulusnya.

Tiada kata yang bisa menggantikan segala sayang, usaha, do’a, semangat dan

materi yang telah diberikan untuk penyelesaian tugas akhir ini dibangku kuliah.

Semoga ini menjadi awal untuk membuat Ibunda dan Ayahanda bahagia.

Seluruh keluarga besarku yang tercinta, untuk Kakakku (Fatimah, Ulya SH, M.

Arfani SH, Muthmainnah SH) dan Adekku yang tercinta (Ramzi) terimakasih

atas do’a, cinta, kasih sayang dan bantuan kalian selama ini. Serta keponakan-

keponakanku tersayang (Ichsyan Irmansyah Putra, Rhesya Masyah Fitri, Aufa

Nakhla Al Zada, Assyiffa Az Zahirah, dan Abiel Al Farizqi) terimakasih untuk

senyum dan tawanya. Hanya karya kecil ini yang dapat ku persembahkan,

semoga dapat menjadi kebanggaan kalian semua.

Terkhusus untuk Almamater dan kampus biru tercinta.

Tak lupa untuk teman seperjuangan BPI’15. Serta sahabat, kawan-kawan

sehidup, seperjuangan dan sependeritaan terkhusus (Hana, Ely, Sauqi, Vitra,

Agung, Fadila, Eka, Tasya, Muti dan Bayu) Terimakasih untuk do’a, nasehat,

hiburan, kerjasama, ide, traktiran, tebengan dan semangat yang kalian berikan

selama ini. Sukses untuk kita semua Aaminn..

Page 8: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan penyayang, atas taufiq dan

hidayah-Nya maka penulis dapat meyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

sang suri teladan umat, yang telah membawa umat-Nya kealam yang terang

benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu indah

untuk dikenang suka dukanya dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Makna Hidup dan Dampaknya Terhadap Kebahagiaan pada Lansia

di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi” untuk mendapat gelar Strata

Satu (S1) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah di UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, ini mencapai titik akhir dengan penuh rasa

syukur.

Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak

pihak yang turut serta memberikan motivasi, bantuan dan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terimakasih yang tak terhingga

penulis ucapkan kepada mereka, yaitu:

1. Bapak Samsu S.Ag., M.Pd.I., Ph.D.selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dani

Sartika, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan

waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan

skripsi ini.

2. Bapak Drs Jamaluddin S.Ag., M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik.

3. Bapak Sya‟roni, S.Ag., M.Pd selaku ketua prodi Bimbingan dan Penyuluhan

Islam (BPI) dan Ibu Neneng Hasanah selaku sekretaris prodi Bimbingan

Penyuluhan Islam (BPI).

4. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum, selaku wakil Dekan Fakultas

Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

7. BapakDr. H. Su‟aidi, MA, Ph.D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd, dan Ibu Dr.

Hj. Fadhlillah selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

8. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi

bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatuk

bermanfaatan.

9. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

10. Kepala Perpustakaan Ushuluddin dan Kepala Perpustakaan UIN Sultan Thaha

Saifuddin Jambi beserta stafnya serta Kepala Perpustakaan Wilayah Jambi.

11. Ibu Tri Winarsih, selaku Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota

Baru Jambi.

i

Page 9: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

ix

12. Staf Kepegawaian Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

13. Teman-teman jurusan BPI, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta dan

kawan-kawan posko12 Desa Ladang Panjang KUKERTA gelombang I,

teman-teman alumni SMKN 4 Kota Jambi, terimakasih sedalam-dalamnya

atas semangat dan dukungan kalian, sehingga penulis dapat terus optimis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT

melimpahkan ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.

Jambi, Juni 2019

Penulis

Rizkha Armely

UB. 150120

ii

Page 10: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

NOTA DINAS ......................................................................................................

SURAT PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI ............................................

PENGESAHAN ...................................................................................................

MOTTO ...............................................................................................................

ABSTRAK ...........................................................................................................

PERSEMBAHAN ................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

TRANSLITERASI .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 6

C. Batasan Masalah ..................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 7

E. Kerangka Teori ....................................................................... 7

F. Metode Penelitian ................................................................... 25

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 29

H. Studi Relevan ......................................................................... 30

BAB II PROFIL PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA JAMBI

A. Sejarah Berdirinya Panti Sosial Tresna Werdha .................... 32

B. Visi-Misi Panti Werdha Budi Luhur Jambi ............................ 40

C. Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan Tugas ................. 42

D. Struktur Organisasi ................................................................. 43

BAB III MAKNA HIDUP BAGI LANSIA DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KEBAHAGIAAN

A. Kehidupan Para Lansia ........................................................... 45

1. Kehidupan Lansia SebelumTinggal di Panti .................... 45

2. Kehidupan Lansia Setelah Tinggal di Panti ..................... 48

B. Makna Hidup bagi Lansia ...................................................... 49

C. Dampak Makna Hidup Terhadap Kebahagiaan Lansia .......... 53

1. Dampak Positif ................................................................. 53

2. Dampak Negatif ............................................................... 54

iii

Page 11: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

xi

BAB IV PENERIMAAN DIRI LANSIA DI PANTI WERDHA ........... 57

A.Lansia yang Tidak Merasa Senang Tinggal di Panti ................. 57

B.Lansia yang Merasa Lebih Senang Tinggal di Panti ................. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 62

B. Saran ....................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

iv

Page 12: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

xii

TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

Th ط ` ا

Zh ظ B ب

a` ع T ت

Gh غ Ts ث

F ف J ج

Q ق Ch ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dz ذ

N ن R ر

W و Z ز

H ه S س

؍ ء Sy ش

Y ى Sh ص

Dh ض

2Tim Penyusun, PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddin IAIN STS

Jambi (Jambi :Fak.Ushuluddin Iain STS JAMBI, 2014),136-137.

v

Page 13: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

xiii

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

Aa اى Aa ا A ا

Aw ا و Ii ا ى U ا

Ay ا ى Uu ا و I ا

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ini ada dua macam:

1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya

adalah /h/.

contoh:

Arab Indonesia

Salaah صلاة

Mir‟ah مراة

2. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,

maka transliterasinya adalah /t/.

Contoh:

Arab Indonesia

Wizaarat al-Tarbiyah وزارةالتبية

الزمنمراة Mir‟at al-zaman

vi

Page 14: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

xiv

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka translaterasinya adalah

/tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

Fajannatan فجئة

vii

Page 15: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia setiap hari akan terus tumbuh dan berkembang, dari bayi

hingga sampai dewasa akhir. Dari yang baru lahir akan terus tumbuh dan

berkembang hingga mencapai masa dewasa akhir. Kemudian seseorang akan

memasuki masa lanjut usia, hingga akhirnya meninggal dunia.3

Masa lansia adalah fase menurunnya beberapa perubahan dalam hidup.

Masa dewasa atau lansia adalah periode perkembangan yang bermula pada

usia 60 tahun dan berakhir dengan kematian. Lanjut usia berarti pula para

orang jompo, dalam kamus besar bahasa Indonesia sendiri orang jompo adalah

orang yang sudah tua.4 Masa ini adalah masa penyesuaian diri atas

berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupan, masa

pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial.5

Islam sendiri sudah menjelaskan bagaimana awal mulanya manusia

lahir didunia, kemudian sampai pada masa dewasa dan tua. Hal ini dijelaskan

oleh Allah SWT dalam Surah An-Nahl Ayat 70 yang berbunyi:

“Dan Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara

kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya

Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.(QS An-Nahl:16)6

3 Santrock, John W, Perkembangan Masa Hidup, (Jakarta, Erlangga:2002), Hlm.193

4 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka:1971),

Hm.655) 5 Santrock, Jhon W, Perkembangan Masa Hidup..m Hlm.193

6 Anonim, Al qur‟an dan Terjemhannya (Jakarta: Deprtemen Agama, RI, 1985)

1

Page 16: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

2

Allah SWT menjelaskan ikhwal manusia di dalam ayat tersebut, maka

dijelaskan-Nya martabat umur mereka. Di antara mereka ada yang meninggal

ketika masih kecil, adapula yang umurnya di panjangkan hingga mencapai

umur yang paling hina dan menjadi seorang yang pelupa yang tidak ingat apa-

apa lagi.7

Masyarakat Indonesia dahulu memang senatiasa memberikan tempat

yang layak bagi para lansia. Karena di masa dulu masyarakat hidup dalam

keluarga luas, bahkan sering mencapai pada kehidupan tiga generasi dalam

keluarga dan masyarakat. Lansia ditempatkan pada kedudukan istimewa,

yaitu sebagai penasihat atau narasumber keluarga dalam membuat

keputusan.8

Lansia merupakan periode akhir dari rentang kehidupan manusia.

Menghadapi periode ini beberapa lansia menjalankan kehidupannya bersama

keluarga, ada juga yang hidup sendiri karena pasangan hidupnya sudah

meninggal atau juga tidak punya sanak saudara sama sekali. Menurut

Erikson, usia lanjut ditandai dengan adanya integritas ego atau kepuasan.9

Jika prestasi seseorang yang berusia lanjut telah sampai pada standar yang

telah ditetapkan sendiri sewaktu muda, sehingga jarak antara keadaan diri

yang sebenarnya dan keadaan pribadi ideal kecil, maka mereka akan

mengalami integritas ego dan kebahagiaan, serta merasa puas terhadap diri

sendiri dan prestasi yang dicapai. Sebaliknya orang-orang yang merasa

bahwa mereka telah gagal dengan harapan-harapan yang telah ditanam di

masa mudanya, dan putus asa karena menyadari bahwa kesempatan untuk

mencapai tujuan semakin kecil dari tahun ketahun, mereka akan merasa

kecewa dan tidak bahagia.10

7Ahmad Musthafa Al-Marghi, Tafsir Al-Marghi, (Semarang:Cv Toha Putra,1992),

Hlm.196 8Munandar Utmi, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi dari Bayi Sampai

Lanjut Usia, (Jakarta:UI Press,2001), Hlm.34 9Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, (Jakarta: Erlangga,1980), Hlm.442 10

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan.., Hlm.442

Page 17: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

3

Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan bagi tiap-tiap manusia.

Manusia akan melakukan segala cara untuk mencapai tingkat kebahagiaan

yang diinginkannya seuai dengan tingkat kehiduan masing-masing. Semua

individu mempunyai cara masing-masing untuk mencapai kebahagiannya.

Menurut Seligman, kebahagiaan adalah keadaan dimana seseorang lebih

banyak mengenang peristiwa-peristiwa yang menyenangkan dari pada yang

sebenarnya terjadi dan mereka lebih banyak melupakan peristiwa buruk.11

Veenhoven mendefinisikan kebahagiaan sebagai derajat sebutan terhadap

kualitas hidup yang menyenangkan dari seseorang. Veenhoven

menambahkan kebahagiaan bisa disebut sebagai kepuasan hidup (life

satisfaction)12

.

Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara singkat dengan

pembimbing di Panti13

yang dilakukan oleh peneliti di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi, peneliti mengamati bahwa lansia yang berada di

Panti tersebut menjalani aktivitas sehari-hari layaknya lansia pada umumnya,

mereka melakukan kegiatan sehari-hari seperti mencuci baju, menyapu dan

juga saling berinteraksi dengan lansia yang berada disana. Walaupun ada

beberapa dari mereka yang tidak melakukan apapun hanya berdiam diri di

kamar dan menonton televisi di wisma saja.

Sebelum para lansia tersebut tinggal di panti, mereka tinggal bersama

keluarga mereka, orangtua, dan bahkan anak mereka. Tapi beberapa dari

mereka mengalami hal-hal yang menyedihkan, yakni anak mereka tidak mau

mengurusi mereka lagi makanya mereka lebih memilih untuk tinggal di panti

ketimbang tinggal dengan keluarga mereka karena mereka berpikir takut akan

ditelantarkan anak mereka ataupun mereka tidak mau untuk merepotkan anak

mereka. Tapi tidak semua seperti itu, ada pula lansia yang berkeinginan dari

11

Seligman, M.E,P., Penerjemah Nukman Y.E. Authentic Happiness, Menciptakan

Kebahagiaan dengan Psikologi Positif, (Bandung: Penerbit Mizan, 2005), Hlm.48 12

Wahyu Jati Anggoro, Konstruksi Dan Identifikasi Property Psikometris Intrument

Pengukuran Kebahagiaan Berbasis Pendekatan Idigenuos Psychology: Studi Multitrait-

Multimethod, Jurnal Psikologi Volume 37, No. 2, Desember 2010. Hlm.117 13

Amirul Khotob, Sebagai Pembimbing Keagamaan, wawancara dengan peneliti, 09

Januari 2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi.

Page 18: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

4

diri sendiri yang menginginkan untuk tinggal di Panti, adahal anak-anaknya

mampu untuk menghidupinya dan mau untuk mengurusinya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pembimbing di panti

yang memang tinggal di sana, dia menyebutkan bahwa di Panti sosial Tresna

Werdha Budi Luhur jambi ini keadaan lansia nya memang begitu, karena

beberapa dari mereka pada awalnya memang tidak ingin tinggal di panti dan

juga beberapa dari mereka ini memiliki masalah tertentu yang membuat

mereka akhirnya jadi tinggal disini walaupun lebih banyak lansia yang

memang sangat ingin tinggal disini sampai ada yang berbohong demi untuk

tinggal disini. Dan juga di Panti ini kita hanya menerima lansia-lansia yang

memang terlantar dan tidak mempunyai keluarga sama sekali. Walaupun ada

beberapa yang memiliki keluarga, tapi pihak panti hanya mengutamakan

lansia-lansia yang terlantar.

Dikatakan pula oleh pembimbing disana, bahwa jumlah lansia disana

ada sekitar 71 orang lansia. 33 Laki-laki dan 38 perempuan. Dan semua lansia

yang berada di panti ini berasal dari Jambi, ada juga yang berasal dari luar

daerah yang ditemukan terlantar dan kemudian dibawalah ke panti ini sendiri.

Dan dari pihak panti sendiri tidak memaksakan jika memang ada lansia yang

tidak ingin tinggal di panti dan kami mempersilahkan untuk keluar jika dari

lansia sendiri memang tidak nyaman berada dipanti dan lebih memilih untuk

keluar. Tapi menurut pembimbing kebanyakan lansia yang sudah tingal

dipanti ini, akan merasa nyaman dan betah karena memang disini kebutuhan

mereka memang sudah tercukupi seperti kebutuhan sandang,pangan dan

papan.

Menurut Ibu Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi14

,

semua lansia di sini rata-rata betah tinggal di Panti karena kebutuhan mereka

semua tercukupi jika tinggal disini. Dan juga jika ada yang tidak merasa betah

biasanya mereka akan tetap menerima dengan tinggal disini dan tidak bisa

berbuat apa-apa karena di Panti memang mereka semua di perhatikan, di urusi,

14

Tri Winarsih, Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi, wawancara

dengan peneliti, 24 April 2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi.

Page 19: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

5

kebutuhan mereka dicukupi jadi menurut saya mereka tidak akan berani untuk

memutuskan keluar dari Panti.

Hampir sama dengan yang di ceritakan oleh pembimbing agama

disana15

, waktu itu pernah kejadian lansia yang dijemput oleh keluarganya

untuk pulang, dan itu hanya bertahan kurang lebih satu minggu. Karena lansia

ini tidak suka/tidak betah tinggal dengan keluarganya karena anak-anaknya

sibuk. Ketika dirumah lansia ini merasa kesepian, anak-anaknya sibuk dan

tidak ada yang mengajaknya mengobrol. Karena faktor inilah lansia meminta

untuk dikembalikan ke panti dan lebih nyaman tinggal di panti, karena

memang ketika di panti, lansia memang lebih banyak kegiatannya dan lansia

juga bisa mengobrol santai dengan teman-teman sebayanya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang lansia yang

tinggal di panti sosial tresna werdha budi luhur jambi yaitu nenek MYN (66

tahun)16

, mengatakan bahwa alasan mereka tinggal di panti werdha berbeda-

beda, di antaranya yaitu, tidak memiliki keluarga lain, diusir oleh menantu dan

lain-lain. Dengan tinggal di panti werdha para lansia merasa lebih bahagia

karena mempunyai banyak teman sebaya yang merasa senasib satu sama lain,

dan mereka merasa bebas melakukan aktifitas apapun tanpa ada yang

melarang dan memarahinya. Tidak hanya itu saja nenek DRW17

juga

mengatakan bahwa ia bahagia tinggal dipanti werdha, karena ia merasa

banyak teman untuk berbagi cerita dan ia juga tidak akan tersinggung perasaan

lagi.

Bukan hanya ada yang merasa bahagia saja ketika tinggal di Panti, ada

juga beberapa yang tidak merasa bahagia terlihat dari bagaimana sikap mereka

dan bagaimana kelakuan mereka ketika berada di Panti yakni ada yang tidak

menuruti aturan panti, selalu meminta izin pulang, merokok (bagi laki-laki),

melanggar semua aturan panti walaupun di awal masuk mereka dan pihak

15

Amirul Khotob, Sebagai Pembimbing Keagamaan, wawancara dengan peneliti, 09

Januari 2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi. 16

Mayuning, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari

2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 17

Darwati, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari

2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

Page 20: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

6

panti sudah membuat perjanjian tertulis akan hal itu mereka tetap ada yang

melanggar.

Panti werdha merupakan salah satu alternatif pilihan bagi lansia untuk

menghabiskan masa tuanya dan merupakan tempat atau lingkungan yang asing

bagi lansia. Saat lansia tersebut memutuskan untuk tinggal di panti werdha,

berarti ia tinggali kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu, agar lansia mampu

melewati masa tuanya dengan bahagia di panti, maka ia di tuntut untuk

melakukan penyesuaian diri di panti.

Berdasarkan latar belakang di atas, banyak hal yang membuat peneliti

tertarik untuk mencari tau bagaimana lansia memaknai hidupnya dan Apakah

dia menerima keadaannya yang tinggal di Panti. Dan juga peneliti merasa

penasaran apakah memang lansia di panti benar merasa bahagia atau tidak jika

tinggal di Panti. Dengan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul proposal “MAKNA HIDUP DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN PADA LANSIA DI

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR JAMBI”

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di uraikan diatas,

maka masalah penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Apa Makna Hidup bagi Lansia?

2. Bagaimana Makna Hidup dapat Memberi Dampak pada Kebahagiaan

Lansia?

3. Bagaimana Penerimaan Lansia tentang Tinggal di Panti?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini di

fokuskan pada satu permasalahan. Dimana hal ini untuk menghindari objek

bahasan yang keluar dari koridor yang di harapkan. Oleh karena itulah dalam

penelitian peneliti membatasi masalah yang akan dibahas hanya tentang

Page 21: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

7

bagaimana para lansia memaknai hidupnya, dan dampaknya terhadap

kebahagiaan bagi para lansia.

Batasan geografis penelitian ini hanya pada lansia yang masih bisa di

katakan dalam keadaan sehat dan bisa diajak berbicara.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas yang telah dijabarkan, penelitian

ini bertujuan agar dapat mengetahui bagaimana para lansia memaknai

kehidupan mereka. Adapun tujuan lebih spesifik dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui apa makna hidup dan dampaknya terhadap kebahagiaan para

lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

2. Membuktikan bahagia atau tidakkah para lansia tersebut selama berada di

Panti.

Lebih jauh, penelitian ini juga diharapkan dapat mencapai kegunaan

yang bersifat teoritis dan juga praktis, yaitu:

1. Secara umum diharapkan menambahkan wacana keilmuan dan dapat

memperkaya pemikiran tentang proses bimbingan khususnya bagi jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam.

2. Dapat mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan para lansia.

3. Untuk UIN Sulthan Thaha Saifuddin penelitian diharapkan dapat berguna

dalam mengembangkan citra pendidikan Islam yang kreatif.

E. Kerangka Teori

1. Makna Hidup

a. Logoterapi (Makna Hidup dalam Psikologi Viktor Frankl)

Manusia sebagai makhluk yang terlahir sebagai makhluk yang

mempunyai banyak potensi dalam dirinya, baik itu potensi akal, fisik, ataupun

potensi psikis (afektif/ perasaan) dan merupakan makhluk yang paling

misterius yang artinya mengandung kerahasiaan yang selamanya tidak akan

terbuka secara tuntas, man the unknow kata Alexis Carel seorang penerima

Page 22: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

8

nobel ilmu kedokteran.18

Dalam perjalanan hidupnya manusia banyak sekali

merekam pengalaman dalam sepanjang hidupnya, baik atau buruknya

pengalaman itu semua terekam dalam otak kita.

Dari pengalaman-pengalaman itu ada sebagian orang yang belajar dari

pengalaman tersebut dan ada yang menjadi terpuruk dengan kejadian masa

lalunya atau biasa kita sebut trauma. Namun dari kesemuanya itu sebenarnya

ada suatu hal akan akan dapat memotivasi manusia untuk menyikapi semua

permasalah, cobaan yang menimpa manusia. Suatu hal itu yang bisa kita

sebut sebagai “Makna Hidup”.

Dalam Logoterapi (masuk dalam aliran psikologi eksistensial

humanistik) sebuah aliran psikologi yang dirintis oleh Viktor Frankl ada tiga

asas dalam aliran ini yang merupakan pandangan tentang makna kehidupan,

sebagai berikut:

1) Hidup memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam

penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasa

penting, benar dan berharga yang didambakan serta memberikan nilai

khusus seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup.

Dengan adanya makna hidup ini maka manusia akan berusaha

menemukan apa tujuan hidupnya, dengan ini maka manusia akan merasa

hidupnya penuh arti dan sangat berharga untuk diperjuangkan.

Sebenarnya makna hidup itu sendiri sudah ada didalam diri manusia dan

terpatri didalamnya baik dalam kondisi senang ataupun susah.

2) Setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tak terbatas untuk

menemukan sendiri makna hidupnya. Makna hidup dan sumber-

sumbernya dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri, khususnya pada

pekerjaan dan karya bakti yang dilakukan, serta dalam keyakinan

terhadap harapan dan kebenaran serta penghayatan atas keindahan, iman,

cinta dan kasih.

18

Husni Psyche, Logoterapi Makna hidup dalam Psikologi Viktor Frankl, di akses

melalui https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/husni_psyche/logoterapi-

makna-hidup-dalam-psikologi-viktor-frankl_55106d5f813311d434bc65770, pada tanggal 08

Agustus 2019 pukul 17:00.

Page 23: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

9

3) Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadap

penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielekkkan lagi yang

menimpa diri sendiri dan lingkungan sekitar, setelah upaya mengatasinya

telah dilakukan secara optimal tetapi tidak berhasil. Maksudnya jika kita

tidak mungkin mengubah suatu keadaan tragis, sebaiknya kita mengubah

sikap atas keadaan itu agar kita tidak terhanyut secara negaif oleh

keadaan itu. 19

Tentu saja dengan mengambil sikap tepat dan baik, yakni sikap yang

menimbulkan kebijakan pada diri sendiri dan orang lain serta sesuai dengan

nilai-nilai kemanusiaan dan norma-norma lingkungan yang berlaku. Asas-

asas ini hakikatnya merupakan inti dari setiap perjuangan hidup, yakni

mengusahakan agar hidupnya senantiasa berarti bagi diri sendiri, keluarga,

masyarakat dan Agama.

Dalam hal ini diakui adanya kebebasan (yang bertanggung jawab)

untuk mewujudkan hidup yang bermakna melalui pekerjaan, karya bakti,

keyakinan dan harapan secara tepat untuk mengatasi segala permasalah hidup

yang tidak terelakkan lagi.

Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:

a. Dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun kehidupan

ini selalu mempunyai makna.

b. Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang.

c. Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan dan bertanggung

jawab pribadi untuk memilih, menentukan, dan memenuhi makna dan

tugas hidupnya.

d. Hidup yang bermakna dapat diperoleh dengan merealisasikan tiga nilai

hidup; yaitu nilai kreatif (creativity value), nilai-nilai penghayatan

(experiental value), dan nilai-nilai bersikap (attitudinal value). Menurut

19

Husni Psyche, Logoterapi Makna hidup dalam Psikologi Viktor Frankl, di akses

melalui https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/husni_psyche/logoterapi-

makna-hidup-dalam-psikologi-viktor-frankl_55106d5f813311d434bc65770, pada tanggal 08

Agustus 2019 pukul 17:00.

Page 24: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

10

teori ini eksistensi manusia ditandai oleh kerohanian (spirituality),

kebebasan (freedom), dan tanggung jawab (responsibility).

Banyak diantara kita yang menekan bahkan melupakan adanya

potensi-potensi diatas, bahwa mereka punya sisi spirit, freedom dan tanggung

jawab. Padahal dengan itulah maka eksistensi kita sebagai manusia akan

terwujud. Menjadi makhluk yang disebut oleh Allah sebagai khalifah fiil ard

yang diciptakan dengan sebuah tujuan yaitu beribadah (secara umum) dari

sisi spiritual, mengelola bumi untuk kemaslahatan manusia (kebebasan

berbuat) dan menjaga kelestarian hidup manusia dibumi (tanggung jawab).

2. Kebahagiaan

a. Pengertian Kebahagiaan

Menurut kamus umum, kebahagiaan adalah keadaan sejahtera dan

kepuasan hati, yaitu kepuasan yang menyenangkan yang timbul bila

kebutuhan dan harapan tertentu individu terpenuhi.20

Aris Toteles

menyatakan bahwa happiness atau kebahagiaan berasal dari kata “happy”

atau kebahagiaan yang bearti feeling good, having fun, having a good time,

atau sesuatu yang membuat pengalaman yang menyenangkan. Kebahagiaan

adalah keadaan emosi positif yang di definisikan secara subjektif oleh setiap

orang.21

Rahmad menambahkan bahwa kebahagiaan adalah perasaan yang

menyenangkan, selain itu kebahagiaan juga meliputi penilaian seseorang

tentang hidupnya.22

Kebahagiaan adalah keadaan pikiran atau perasaan yang

di tandai dengan adanya kepuasan, cinta, kesenangan, atau sukacita.23

Seligman dalam bukunya “Authentic Happiness”, menjelaskan bahwa

20

Siti Nurhidayati dan Rini Agustini, Kebahagiaan Lansia ditinjau dari Dukungan Sosial

dan Spiritual, jurnal soul, Vol.5, No 2, September 2012. Hlm 16 21

Putri Oetami & Kwararini Wahyu Yuniarti, Orientasi Kebahagiaan Siswa SMA,

Tinjauan Psikolodi Idigenous pada Siswa Laki-laki dan Perempuan, Jurnal Humanitas, Vol VII,

No 2, Agustus 2011, Hlm, 106 22

Jalaludin Rahmad, Meraih Kebahagiaan, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2009,

Hlm. 23 23

Rahmat Aziz, Pengalaman Spiritual dengan Kebahagiaan pada Guru Agama Sekolah

Dasar, Proyeksi, Vol. 6 (2) 2011, Hlm. 3

Page 25: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

11

kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang di

rasakan individu serta aktivitas-aktivitas positif yang disukai individu

tersebut. Kebahagiaan juga dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain

terjadinya hubungan yang positif dengan orang lain, keterlibatan penuh,

penemuan makna dalam keseharian, optimis yang realistis dan resiliensi.

Diener mengemukakan pendapat bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan

merupakan hasil dari evaluasi kognitif dan afektif dari kehidupan pribadi

maupun kehidupan sosial serta hanya memiliki dampak positif saja.24

Secara

lebih lanjut Lazarus juga mengatakan bahwa kebahagiaan memiliki suatu

bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungan. Dalam ha ini, manusia

bisa saja bahagia sendiri dan bahagia untuk dirinya sendiri, tetapi disisi lain ia

juga bisa bahagia karena orang lain dan untuk orang lain. Hal ini sekaligus

memberikan kenyataan lain bahwa kebahagiaan tidak bersifa egositis

melainkan dapat di bagi kepada orang lain dan lingkungan sekitar.25

Ryan26

dan Deci27

menguraikan teori kebahagiaan dalam dua

pandangan yakni pandangan hedonic dan eudaimonic. Padangan hedonic

menyatakan bahwasahnya kebahagiaan hanya didapat apabila tersedianya

pilihan-pilihan serta kenikmatan bagi pikiran dan tubuh, pandangan ini

menyatakn bahwa kebahagiaan bersifat subjektif.28

Hal ini sejalan pula

dengan yang di ungkapkan oleh Seligman bahwa kebahagiaan hedonic

bersumber dari kesenangan-kesenangan yang datang dari luar diri individu.

Sedangkan eudemonic memiliki makna yang berbeda terkait eksistensi

kebahagiaan, padangan eudemonic menyatakan kebahagiaan lebih bersifat

objektif tidak dapat di setarakan dengan kebahagiaan.29

Hal ini Seligman

menyebutkan kebahagiaan eudemonic sebagai gratifikasi. Menurutnya

24

Demir, M.E.P, Penerjemah Nukman Y.E., Authentic Happiness: Menciptakan

Kebahagiaan dengan Psikologi Positif, Bandung, Penerbit Mizan, 2005, Hlm. 29 25

Wahyu Rahardjo, Kebahagiaan Seabagai Suatu Proses Pembelajaran, Jurnal Penelitian

Psiklogi, No 2, Volume 12, Desember 2007, Hlm.18 26

Richard M. Ryan “Profesor di Institute for Positive Psychology and Education

di Australian Catholic University dan Profesor riset di University of Rochester” 27

Edward L. Deci “Profesor Psikologi dan Profesor Gowen dalam Ilmu Sosial

di University of Rochester” 28

Teuku Eddy, F.R. Psikologi Kebahagiaan. Yogyakarta, Progresif Books, 2007, Hlm.16 29

Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happiness..., Hlm 62

Page 26: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

12

kebahagiaan eudemonic sifatnya benar-benar muncul dari dalam diri individu

tersebut dan tidak terpengaruh dari kondisi eksternal individu tersebut.

Menurutnya kebahagiaan eudemonic hanya akan didapat melalui aktifitas

yang sejalan dengan tujuan hati yang sebenarnya.30

Demikian, dapat di simpulkan bahwa kebahagiaan adalah perasaan

positif yang berasal dari kualitas keseluruhan hidup dengan tidak adanya

perasaan menderita, yang dapat membuat perasaan senang, damai, dan

termasuk juga di dalamnya kesejahteraan, kedamaian pikiran, kepuasan hidup

serta tidak adanya perasaan tertekan ataupun menderita. Semua kondisi ini

adalah merupakan kondisi kebahagiaan yang dirasakan oleh individu. Peneliti

menggunakan teori kebahagiaan yang mengacu pada Authentic Happiness

milk Seligman. Hal ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan di antaranya

karena kebahagiaan bersifat dinamis atau selalu berubah.

b. Aspek-aspek kebahagiaan

Menurut Seligman dkk, ada lima aspek utama yang dapat menjadi

sumber kebahagiaan sejati, yaitu:31

1) Menjalin hubungan positif dengan orang lain

Hubungan yang positif bukan sekedar memiliki teman, pasangan,

ataupun anak. Status perkawinan dan kepemilikan anak tidak dapat menjamin

kebahagiaan seseorang.

2) Keterlibatan penuh

Bagaimana seseorang melibatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan

yang ditekuni. Keterlibatan penuh bukan hanya pada karir, tetapi juga dalam

aktivitas lain seperti hobi dan aktivitas bersama keluarga. Keterlibatan penuh

membutuhkan partisipasi aktif dari orang yang bersangkutan. Dengan

melibatkan diri secara penuh, bukan hanya fisik yang beraktivitas, tetapi hati

dan pikiran juga turut serta.

30

Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happiness..., Hlm 45 31

Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happiness..., Hlm.17

Page 27: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

13

3) Temukan makna dalam keseharian

Dalam keterlibatan penuh dan hubungan positif dengan orang lain

tersirat satu cara lain untuk dapat bahagia, yakni temukan makna dalam

apapun yang dilakukan.

4) Optimis, namun tetap realistis

Orang yang optimis ditemukan lebih berbahagia. Mereka tidak mudah

cemas karena menjalani hidup dengan penuh harapan.

5) Menjadi pribadi yang resilien

Orang yang berbahagia bukan berarti tidak pernah mengalami

penderitaan. Karena kebahagiaan tidak bergantung pada seberapa banyak

peristiwa menyenangkan yang dialami. Melainkan sejauh mana seseorang

memiliki resiliensi, yakni kemampuan untuk bangkit dari peristiwa yang

terpahit sekalipun.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan

Berikut adalah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan

seseorang, yaitu:32

1) Budaya, Triandis mengatakan bahwa faktor budaya dan sosial politik

berperan dalam tingkat kebahagiaan seseorang.

2) Kehidupan Sosial, Menurut Seligman, orang yang sangat bahagia

menjalani kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan, paling sedikit

menghabiskan waktu sendirian dan mayoritas dari mereka bersosialisasi.

3) Agama atau Religiusitas, orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas

terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius. Hal ini

dikarenakan agama memberikan harapan akan masa depan dan

menciptakan makna dalam hidup bagi manusia.

4) Pernikahan, Seligman mengatakan bahwa pernikahan sangat erat

hubungannya dengan kebahagiaan. Kebahagiaan orang yang menikah

mempengaruhi panjang usia dan besar penghasilan dan hal ini berlaku

pada laki-laki maupun perempuan.

32

Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happiness..., Hlm.74

Page 28: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

14

5) Usia, kepuasan hidup sedikit meningkat sejalan dengan bertambahnya

usia, afek positif sedikit melemah, dan afek negatif tidak berubah

menjelaskan hal yang berubah ketika seseorang menua adalah intensitas

emosi dimana perasaan “mencapai puncak dunia” dan “terpuruk dalam

keputusasaan” berkurang seiring dengan bertambahnya umur dan

pengalaman.

6) Uang, Seligman menjelaskan bahwa di Negara yang sangat miskin, kaya

bisa berarti lebih bahagia. Namun di Negara yang lebih makmur dimana

hampir semua orang memperoleh kebutuhan dasar, peningkatan kekayaan

tidak begitu berdampak pada kebahagiaan.

7) Kesehatan, kesehatan objektif yang baik tidak begitu berkaitan dengan

kebahagiaan. Menurut Seligman yang penting adalah persepsi subjektif

kita terhadap seberapa sehat diri kita.

8) Jenis Kelamin, jenis kelamin memiliki hubungan yang tidak konsisten

dengan kebahagiaan. Wanita memiliki kehidupan emosional yang lebih

ekstrim daripada pria. Wanita mengalami lebih banyak emosi positif

dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan pria. Seligman juga

menjelaskan bahwa tingkat emosi rata–rata pria dan wanita tidak berbeda

namun wanita lebih bahagia dan juga lebih sedih daripada pria.

Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kebahagiaan

seseorang. Menurut Seligman, terdapat tiga faktor internal yang berkontribusi

terhadap kebahagiaan, yaitu:33

a) Kepuasan terhadap masa lalu

Kepuasan terhadap masa lalu dapat dicapai melalui tiga cara:

1) Melepaskan pandangan masa lalu sebagai penentu masa depan seseorang.

2) Gratitude (bersyukur) terhadap hal-hal baik dalam hidup akan

meningkatkan kenangan-kenangan positif.

3) Forgiving dan forgetting (memaafkan dan melupakan) perasaan seseorang

terhadap masa lalu tergantung sepenuhnya pada ingatan yang dimilikinya.

Salah satu cara untuk menghilangkan emosi negatif mengenai masa lalu

33

Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happiness..., Hlm.80

Page 29: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

15

adalah dengan memaafkan. Memaafkan dapat menurunkan stress dan

meningkatkan kemungkinan terciptanya kepuasan hidup.

b) Optimisme terhadap masa depan

Optimisme didefinisikan sebagai ekspektasi secara umum bahwa akan

terjadi lebih banyak hal baik dibandingkan hal buruk di masa yang akan

datang.

c) Kebahagiaan pada masa sekarang

Kebahagiaan masa sekarang melibatkan dua hal, yaitu:

1. Pleasure yaitu kesenangan yang memiliki komponen sensori dan

emosional yang kuat, sifatnya sementara dan melibatkan sedikit pemikiran.

a. Pleasure terbagi menjadi dua, yaitu bodily pleasures yang didapat

melalui indera dan sensori, dan higher pleasures yang didapat melalui

aktivitas yang lebih kompleks.

Ada tiga hal yang dapat meningkatkan kebahagiaan sementara, yaitu:

1) Menghindari habituasi dengan cara memberi selang waktu cukup

panjang antar kejadian menyenangkan;

2) Savoring (menikmati) yaitu menyadari dan dengan sengaja

memperhatikan sebuah kenikmatan;

3) Mindfulness (kecermatan) yaitu mencermati dan menjalani segala

pengalaman dengan tidak terburu–buru dan melalui perspektif yang

berbeda.

2. Gratification yaitu kegiatan yang sangat disukai oleh seseorang namun

tidak selalu melibatkan perasaan tertentu, dan durasinya lebih lama

dibandingkan pleasure, kegiatan yang memunculkan gratifikasi umumnya

memiliki komponen seperti menantang, membutuhkan keterampilan dan

konsentrasi, bertujuan, ada umpan balik langsung, pelaku tenggelam di

dalamnya, ada pengendaian, kesadaran diri pupus, dan waktu seolah

berhenti.

Dapat disimpulkan dari tiga faktor internal dari Seligman yang

merumuskan tiga emosi positif berdasarkan orientasi waktunya, yaitu ; emosi

positif yang ditujukan pada masa lalu, masa sekarang dan masa depan.

Page 30: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

16

1. Emosi positif yang ditujukan pada masa lalu, seperti rasa puas,

damai dan bangga.

2. Emosi positif yang ditujukan pada masa sekarang, seperti

kenikmatan lahiriah (misalnya kelezatan makanan, kehangatan, dan

orgasme) dan kenikmatan yang lebih tinggi seperti senang, gembira,

dan nyaman.

3. Emosi positif yang ditujukan pada masa depan, seperti optimisme,

harapan, kepastian (confidence), kepercayaan (trust), dan keyakinan

(faith). Emosi positif pada masa depan tersebut ditunjang oleh

bagaimana individu memandang masa depannya.

d. Karakteristik Orang yang Bahagia

Menurut David G. Myers, seorang ahli kejiwaan yang berhasil

mengadakan penelitian tentang solusi mencari kebahagiaan bagi manusia

modern. Ada empat karakteristik atau ciri-ciri orang yang bahagia menurut

Myers yang selalu ada pada orang yang memiliki kebahagiaan dalam

hidupnya, yaitu:34

1) Menghargai diri sendiri

Orang yang bahagia cenderung menyukai dirinya sendiri. Mereka

cenderung setuju dengan pernyataan seperti “Saya adalah orang yang

menyenangkan”. Jadi, pada umumnya orang yang bahagia adalah orang yang

memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi untuk menyetujui pernyataan

seperti diatas.

2) Optimis

Ada dua dimensi untuk menilai apakah seseorang termasuk optimis atau

pesimis, yaitu permanen (menentukan berapa lama seseorang menyerah) dan

pervasif (menentukan apakah ketidakberdayaan melebar ke banyak situasi).

Orang yang optimis percaya bahwa peristiwa baik memiliki penyebab

permanen dan peristiwa buruk bersifat sementara sehingga mereka berusaha

untuk lebih keras pada setiap kesempatan agar ia dapat mengalami peristiwa

34

David, G. Myers, Psikologi Sosial. Jakarta, Salemba Humanika. 2012, Hlm.20

Page 31: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

17

baik lagi.35

Sedangkan orang yang pesimis menyerah di segala aspek ketika

mengalami peristiwa buruk di area tertentu.

3) Terbuka

Orang yang bahagia biasanya lebih terbuka terhadap orang lain.

Penelitian menunjukkan bahwa orang–orang yang tergolong sebagai orang

extrovert dan mudah bersosialisasi dengan orang lain ternyata memiliki

kebahagiaan yang lebih besar.

4) Mampu mengendalikan diri

Orang yang bahagia pada umumnya merasa memiliki kontrol pada

hidupnya. Mereka merasa memiliki kekuatan atau kelebihan sehingga

biasanya mereka berhasil lebih baik di sekolah atau pekerjaan.

3. Lansia

a. Pengertian Lansia

Lanjut Usia adalah berarti pula para orang jompo, dalam kamus umum

Bahasa Indonesia, orang jompo adalah orang yang sudah tua.36

Sedangkan

lansia dalam Bahsa Inggris disebut being old yaitu orang yang sudah tua.

Lanjut usia merupakan suatu kelompok usia yang disebut very old atau lanjut

usia, juga disebut sepuh-sepuh atau opa-oma.37

Periode selama usia lanjut,

ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan, dan bertahap dan

pada waktu konpensasi terhadap penurunan ini dapat dilakukan. Dikenal

sebagai “senescene” yaitu masa proses menjadi tua.

b. Ciri-ciri Lanjut Usia

Berikut ini akan di uraikan beberapa aspek perkembangan yang terjadi

selama masa usia tua yang meliputi, perkembangan fisik, perkembangan

kognitif, dan Psikososial.

1) Perkembangan Fisik (Perkembangan Sensori, Perkembangan Otak)

35

Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happiness..., Hlm.121 36

W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta.1992)

Hlm.31 37

Noorkasiani & Tamher, S., Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Pengasuhan

Keperawatan, (Jakarta: Salemba Medika, 2009), Hlm.25

Page 32: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

18

Pada masa tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan pada

fisik semakin terlihat sebagai akibat dari proses penuaan. Di antara

perubahan-perubahan fisik yang paling terlihat pada masa tua ini terlihat

pada perubahan seperti rambut menjadi jarang, dan beruban, kulit

mongering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, konfigurasi

wajah berubah; tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan dan

ketangkasan fisik berkurang, tulang menjadi rapuh, mudah patah dan

lambat untuk dapat di perbaiki kembali. Sisterm kekebalan tubuh

melemah, sehingga orangtua menjadi rentan terhadap berbagai penyakit,

seperti kanker dan radang paru-paru.38

a) Perkembangan Sensori

Pada masa tua perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan

indera penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera

penciuman, dan indera peraba. Perubahan dalam indera penglihatan

pada masa tua tampak pada berkurangnya ketajaman penglihatan dan

melambatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya. Biji mata

menyusut dan lensa nya menjadi kurang jernih, sehingga jumlah

cahaya yang diperoleh retina berkurang. Retina orang tua usia 65

tahun hanya mampu menerima jumlah cahaya sepertiga dari jumlah

cahaya yang diperoleh pada usia 20 tahun. Demikian juga halnya

dengan pendengaran, di perkirakan sekitar 75% dari orang usia 75

hingga 79 tahun mengalami berbagai jenis permasalahan pendengaran,

dan sekitar 15% dari populasi diatas usia 65 tahun mengalami ketulian

yang biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga (cochela).

Sementara itu, penurunan juga terlihat dalam kepekaan terhadap rasa

dan bau. Dalam hal ini, kepekaan terhadap rasa pahit dan masam

bertahan lebih lama dibandingkan kepekaan terhadap rasa manis dan

asin.39

38

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015)

Hlm.234 39

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015)

Hlm.236

Page 33: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

19

b) Perkembangan Otak

Pada usia tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sistem

saraf penglihatan. Menurut hasil dari sejumlah penelitian, kehilangan

neuron itu di perkirakan mencapai 50% selama tahun-tahun masa

dewasa. Tetapi, penelitian lain memperkirakan bahwa kehilangan itu

lebih sedikit. Di perkirakan bahwa 5 hingga 10% dari neuron kita

berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu

hilangnya neuron akan semakin cepat.

2) Perkembangan Kognitif

Manusia menghabiskan sebagian besar masa hidupnya berada di

tahap kedewasaan, lebih dari tahap perkembangan lainnya dalam siklus

hidup. Karena itu perubahan kognitif banyak terjadi pada tahap

kedewasaan. Bahkan beberapa penelitian menemukan bahwa

perkembangan kognitif pada orang dewasa lebih kompleks dan selalu

berubah, bahkan mungkin lebih aktif daripada perkembangan kognitif

pada masa balita dan usia dini.

Tidak seperti perkembangan fisik yang memuncak di usia 20

tahunan dan mulai menurun secara perlahan , kemampuan kognitif kita

tetap stabil di masa dewasa awal dan dewasa tengah. Menurut penelitian

lain, ditemukan bahwa orang dewasa yang terlibat dalam banyak

aktivitas yang menstimulasi secara fisik dan mental akan mengalami

lebih sedikit resiko penurunan kognitif pada tahapan usia dewasa

selanjutnya, dan memiliki resiko yang berkurang akan mengalami

masalah kognitif dan demensia.

a) Perkembangan Pemikiran Postformal

Menurut teori Jean Piaget mengenai perkembangan kognitif,

kemunculan pemikiran formal operasional terjadi pada masa remaja

awal dan berlanjut di sepanjang masa dewasa. Tidak seperti pemikiran

konkrit yang terdahulu, cara berpikir semacam ini ditandai oleh

kemampuan untuk berpikir dalam cara abstrak, memahami penalaran

Page 34: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

20

deduktif, dan menciptakan ide hipotesis untuk menjelaskan beragam

konsep.40

Berdasarkan teori Piaget, psikolog ahli perkembangan lain

menyarankan adanya tahap kelima dari perkembangan kognitif, yaitu

dikenal sebagai pemikiran postformal operasional. Pada pemikiran

post formal, keputusan dibuat berdasarkan situasi dan kondisi, logika

terhubung dengan emosi seiring dengan perkembangan prinsip pada

orang dewasa yang berhubungan dengan konteks masalah. Cara

berpikir ini termasuk kemampuan untuk berpikir dalam dialektika dan

perbedaan dalam cara menangani situasi emosional secara kognitif

pada orang dewasa dan remaja.41

c) Perkembangan Memori

Studi lintas budaya yang dilakukan terhadap orangtua di China

dan di Amerika menyimpulkan bahwa orangtua dalam culture yang

memberikan penghargaan yang tertinggi terhadap orangtua, seperti

culture China di daratan, kecil kemungkinan mengalami kemerosotan

memori di banding dengan orangtua yang hidup dalam culture yang

mengira bahwa kemunduran memori adalah sesuatu yang mungkin

terjadi.

Ketika lansia memperlihatkan kemunduran memori

kemunduruan tersebutpun cenderung sebatas pada keterbatasan tipe-

tipe memori tertentu. Kemerosotan fungsi kognitif pada masa tua, [ada

uumnya memeang merupakan sesuatu yang tidak dapat di elakkan,

karena disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit kekacauan

otak (Alzheimer) atau karena kecemasan dan depresi. Akan tetapi, hal

ini bukan berarti bahwa keterampilan kognitif tidak bisa di

pertahaankan dan ditingkatkan. Oleh karena itu, lansia sebenarnya

40

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015)

Hlm.238 41

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015)

Hlm.242

Page 35: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

21

sangat membutuhkan suatu lingkungan perangsang dalam rangka

mengasah dan memelihara keterampilan kognitif mereka serta

mengantisipasi terjadinya kepikunan.

3) Perkembangan Psikososial

Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir

ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan

integritas.

a) Perkembangan Keintiman

Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka.

Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan

orsnglsin sksn terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan

intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang

memasuki masa dewasa akhir.42

b) Perkembangan Generatif

Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh

yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika

seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai

jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang

kehiudpan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak

muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan

mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak

orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian

prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu

yang masih tersisa.

c) Perkembangan Integritas

Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson

yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan

yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang,

42

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015)

Hlm.242

Page 36: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

22

produk-produk dan ide-ide serta setelah berhasil melakukan

penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam

kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu

menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap

kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup

menjelang kematian.

Tahap integritas ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun,

dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut

sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan

masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak

waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau

penyakit yang melemahkan telah membatasi dan membuat orang tidak

merasa berdaya.43

Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini

meraik diri dari keterlibatan sosial: (1) Ketika masa pension tiba dan

lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran aktifitas selama

ini; (2) penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental,

membuat ia terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan; (3)

orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya;

dan (4) Pada saat kematian semakin mendekat, orang ingin seperti

ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.

Menurut Reimer et al, karakteristik sosial masyarakat yang

menganggap bahwa orang yang lebih tua jika menunjukkan ciri fisik seperti

rambut berubah, kerutan kulit, dan hilangnya gigi. Dalam peran masyarakat

tidak bisa lagi melaksanakan fungsi peran orang dewasa, seperti pria yang

tidak lagi terkait dalam kegiatan ekonomi produktif, dan untuk wanita tidak

dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria simbolik seseorang dianggap

tua ketika cucu pertamnya lahir/ dalam masyarakat kepulauan pasifik,

seseorang dianggap tua ketika ia berfungsi sebagai kepala dari garis

43

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015)

Hlm.253

Page 37: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

23

keturunan keluarganya.44

Menurut Hurlock, ciri-ciri lanjut usia cenderung

menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik, dan

membawa kesengsaraan dari pada kebahagiaan.45

Oleh karena itu, usia lanjut

lebih ditakuti daripada usia madya. Menurut Kuntjoro ada lima tipe

kepribadian pada lanjut usia sebagai berikut:46

1. Tipe konstruktif

Model kepribadian tipe ini sejak muda umumnya mudah menyesuaikan

diri dengan baik terhadap perubahan dan pola kehidupannya. Sejak muda

perilakunya positif dan konstruktif serta hampir tidak pernah bermasalah,

baik di rumah, di sekolah maupun dalam pergaulan sosial. Perilakunya baik,

adaptif, aktif, dinamis, sehingga setelah selesai mengikuti studi ia

mendapatkan pekerjaan juga dengan mudah dan dalam bekerjapun tidak

bermasalah.

Karir dalam pekerjaan juga lancar begitu juga dalam kehidupan

berkeluarga; tenang dan damai semua berjalan dengan normatif dan lancar.

Dapat dikatakan bahwa tipe kepribadian model ini adalah tipe ideal, seolah-

olah orang tidak pernah menghadapi permasalahan yang menggoncangkan

dirinya sehingga hidupnya terlihat stabil dan lancar. Jika tipe kerpibadian ini

terlihat seolah-olah tidak pernah bermasalah hal itu terjadi karena tipe

kepribadian model ini mudah menyesuaikan diri, dalam arti juga pandai

mengatasi segala permasalahan dalam kehidupannya.

Sifatnya pada masa dewasa adalah mempunyai rasa toleransi yang

tinggi, sabar, bertanggung jawab dan fleksibel, sehingga dalam menghadapi

tantangan dan gejolak selalu dihadapi dengan kepala dingin dan sikap yang

mantap.

Pada masa lanjut usia model kepribadian ini dapat menerima kenyataan,

sehingga pada saat memasuki usia pensiun ia dapat menerima dengan suka

rela dan tidak menjadikannya sebagai suatu masalah, karena itu post power

sindrome juga tidak dialami. Pada umumnya karena orang-orang dengan

44

Azizah L.M. Keperawatan Lanjut Usia, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), Hlm.1 45

Elizabebetg, Psikologi Perkembangan..., Hlm.308 46

Azizah, Keperawatan Lanjut Usia..., Hlm.4

Page 38: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

24

kepribadian semacam ini sangat produktif dan selalu aktif, walaupun mereka

sudah pensiun akan banyak yang menawari pekerjaan sehingga mereka tetap

aktif bekerja di bidang lain ataupun ditempat lain. Itulah gambaran tipe

kepribadian konstruktif yang sangat ideal, sehingga mantap sampai lansia dan

tetap eksis di hari tua.47

2. Tipe Kepribadian Mandiri

Model kepribadian tipe ini sejak masa muda dikenal sebagai orang yang

aktif dan dinamis dalam pergaulan sosial, senang menolong orang lain,

memiliki penyesuaian diri yang cepat dan baik, banyak memiliki kawan dekat

namun sering menolak pertolongan atau bantuan orang lain. Tipe kepribadian

ini seolah-olah pada dirinya memiliki prinsip "jangan menyusahkan orang

lain" tetapi menolong orang lain itu penting. Jika mungkin segala

keperluannya diurus sendiri, baik keperluan sekolah, pakaian sampai mencari

pekerjaan dan mencari pasangan adalah urusan sendiri. Begitu juga setelah

bekerja, dalam dunia kerja ia sangat mandiri dan sering menjadi pimpinan

karena aktif dan dominan. Perilakunya yang akif dan tidak memiliki pamrih,

justru memudahkan gerak langkahnya, biasanya ia mudah memperoleh

fasilitas atau kemudahan-kemudahan lainnya sehingga karirnya cukup

menanjak, apalagi jika ditunjang pendidikan yang baik, maka akan

mengantarkan model kepribadian yang mandiri menjadi pimpinan atau

manajer yang tangguh.

Dalam kehidupan berkeluarga model kepribadian ini umumnya sangat

dominan dalam mengurus keluarganya. Semua dipimpin dan diatur dengan

cekatan sehingga semua beres. Seolah-olah dalam benaknya anak istri tidak

boleh kerepotan dan jangan merepotkan orang lain. Model tipe ini adalah

ayah atau ibu yang sangat perhatian pada anak-anak dengan segala

kebutuhannya.

Pada saat memasuki masa tuanya, disinilah mulai timbul gejolak,

timbul perasaan khawatir kehilangan anak buah, teman, kelompok, jabatan,

status dan kedudukan sehingga cenderung ia menunda untuk pensiun atau

47

Azizah L.M. Keperawatan Lanjut Usia, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), Hlm.1

Page 39: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

25

takut pensiun atau takut menghadapi kenyataan. Termasuk dalam kelompok

kepribadian model ini adalah mereka yang sering mengalami post power

sindrome setelah menjalani masa pensiun. Sedangkan tipe kepribadian ini

yang selamat dari sindrome adalah mereka yang biasanya telah menyiapkan

diri untuk memiliki pekerjaan baru sebelum pensiun, misalnya wiraswasta

atau punya kantor sendiri atau praktek pribadi sesuai dengan profesinya

masing-masing dan umumnya tidak tertarik lagi bekerja disuatu lembaga baru

kecuali diserahi penuh sebagai pimpinan.48

4. Tipe Kepribadian Tergantung

Tipe kepribadian tergantung ditandai dengan perilaku yang pasif dan

tidak berambisi sejak anak-anak, remaja dan masa muda. Kegiatan yang

dilakukannya cenderung didasari oleh ikut-ikutan karena diajak oleh

temannya atau orang lain. Karena pasif dan tergantung, maka jika tidak ada

teman yang mengajak, timbul pikiran yang optimistik, namun sukar

melaksanakan kehendaknya, karena kurang memiliki inisiatif dan kreativitas

untuk menghadapi hal-hal yang nyata.

Pada waktu sekolah mereka biasanya dikenal sebagai siswa yang pasif,

tidak menonjol, banyak menyendiri, pergaulannya terbatas sehingga hampir-

hampir tidak dikenal kawan sekelasnya. Begitu juga saat menjadi mahasiswa,

biasanya serba lambat karena pasif sehingga masa studinya juga lambat.

Dalam mencari pekerjaan orang tipe ini biasanya tergantung pada orang lain,

sehingga masuk usia kerja juga lambat dan kariernya tidak menyolok. Dalam

bekerja lebih senang jika diperintah, dipimpin dan diperhatikan oleh orang

lain atau atasan, namun jika tidak ada perintah cenderung pasif seolah-olah

tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam pergaulan sehari-hari mereka

cenderung menunggu ajakan teman namun sesudah akrab sulit melupakan

jasa baik temannya.

Dalam kehidupan perkawinan, karena orang pasif biasanya menikah

terlambat dan memilih istri atau suami yang dominan, maka dalam kehidupan

keluarga biasanya akur, akrab, tentram tidak banyak protes, pokoknya

48

Azizah L.M. Keperawatan Lanjut Usia, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), Hlm.2

Page 40: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

26

mengikuti kehendak suami atau istri. Pada saat pensiun mereka dengan

senang hati menerima pensiun dan dapat menikmati hari tuanya. Masalah

akan timbul jika pasangan hidupnya meninggal duluan. Kejadian tersebut

seringkali mengakibatkan mereka menjadi merana dan kadang-kadang juga

cepat menyusul, karena kehilangan pasangan merupakan beban yang amat

berat sehingga mengalami stress yang berat dan sangat menderita.49

5. Tipe Kepribadian Bermusuhan

Tipe Kepribadian bermusuhan adalah model kepribadian yang tidak

disenangi orang, karena perilakunya cenderung sewenang-wenang, galak,

kejam, agresif, semauanya sendiri dan sebagainya. Sejak masa sekolah dan

remaja biasanya mereka sudah banyak masalah, sering pindah-pindah

sekolah, tidak disenangi guru, dijauhi kawan-kawan sehingga sebagai siswa

reputasinya negatif. Begitu juga setelah jadi mahasiswa, dikampus biasanya

mereka dikenal sebagai tukang bikin ribut, prestasi akademik kurang, namun

biasanya pandai pacaran, ganti-ganti pacar, berjiwa petualang (avonturir) dan

mudah terjerumus dalam minum-minuman keras, menggunakan narkotik dan

sejenisnya. Dalam dunia kerja umumnya mereka tidak stabil, senang pindah-

pindah kerja atau pekerjaannya tidak menentu. Kalau menjadi pejabat

cenderung foya-foya, menghalalkan segala cara dan semua keinginan harus

dituruti, demi memberikan kepuasan diri. Tipe ini juga dikenal tidak mau

mengakui kesalahannya dan cenderung mengatakan bahwa orang lah yang

berbuat salah, banyak mengeluh dan bertindak agresif atau destruktif, pada

hal dalam kenyataan mereka lebih banyak berbuat kesalahan.

Model kepribadian bermusuhan ini juga takut menghadapi masa tua,

sehingga mereka berusaha minum segala jenis jamu atau obat agar terlihat

tetap awet muda, mereka juga takut kehilangan power, takut pensiun dan

paling takut akan kematian. Biasanya pada masa lansia ornag-orang dengan

tipe ini terlihat menjadi rakus, tamak, emosional dan tidak puas dengan

kehidupannya, seolah-olah ingin hidup seribu tahun lagi.50

49

Azizah L.M. Keperawatan Lanjut Usia, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), Hlm.2 50

Azizah L.M. Keperawatan Lanjut Usia, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), Hlm.3

Page 41: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

27

6. Tipe Kepribadian Kritik Diri

Tipe kepribadian kritik diri ditandai adanya sifat-sifat yang sering

menyesali diri dan mengkritik dirinya sendiri. Misalnya merasa bodoh,

pendek, kurus, terlalu tinggi, terlalu gemuk dan sebagainya, yang

menggambarkan bahwa mereka tidak puas dengan keberadaan dirinya. Sejak

menjadi siswa mereka tidak memiliki ambisi namun kritik terhadap dirinya

banyak dilontarkan. Kalau dapat nilai jelek, selalu mengkritik dirinya dengan

kata dasar orang bodoh maka malas belajar. Begitu juga setelah dewasa

dalam mencari pekerjaan dan bekerja juga tidak berambisi yang penting

bekerja namun karier tidak begitu diperhatikan. Keadaan itu biasanya juga

mengakibatkan kondisi sosial ekonominya juga menjadi pas-pasan, karena

sulit diajak kerja keras.

Dalam kehidupan berkeluarga juga tidak berambisi, syukur kalau dapat

jodoh, namun setelah nikah hubungan suami istripun tidak mesra karena

selalu mengkritik dirinya dengan segala kekuangannya. Karena kurang akrab

berkomunikasi dengan suami atau istri, maka mudah terjadi salah paham,

salah pengertian dan mudah tersinggung. Kehidupan dalam keluarga kurang

hangat dan kurang membahagiakan dirinya. Dalam menghadapi masa pensiun

mereka akan menerima dengan rasa berat, karena merasa lebih tidak berharga

lagi dan tidak terpakai. Model kepribadian inilah yang sering terlihat pada

lansia yang antara suami dan istri menjadi tidak akur, sehingga masing-

masing mengurusi kebutuhan sendiri-sendiri, tidak saling menegur dan saling

mengacuhkan walaupun hidup dalam satu atap.51

c. Tugas Perkembangan Lansia

Menurut Hurlock ada enam tugas perkembangan lansia yaitu: pertama,

menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan; kedua,

penyesuaian diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income

(penghasilan) keluarga; ketiga penyesuaian diri dengan kematian pasangan

hidup; keempat, membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia;

51

Azizah L.M. Keperawatan Lanjut Usia, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), Hlm.3

Page 42: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

28

kelima, membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan; dan

keenam, memuaskan diri dengan peran sosial secara luwes.52

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Kajian terhadap makna hidup dan arti kebahagiaan pada lansia di

panti sosial tresna werdha “budi luhur” Jambi ini merupakan penelitian yang

menggunakan metode penelitian kualitatif. Bergantung pada pengamatan

manusia, dengan alasan lebih bersifat deskriptif, lebih memperhatikan proses

dari pada hasil, dan menganalisa data secara induktif, di mana makna menjadi

hal yang esensial.

Penelitian lebih jauh didekati dalam bidang psikologi untuk

mengetahui keadaan mental para lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi. Dalam prosesnya penulis akan mengarahkan penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif eksplanatoris ini untuk menjelaskan apa

yang terjadi secara lengkap, sedangkan untuk eksplanatoris ini untuk

menjelaskan bagaimana suatu peristiwa terjadi. Artinya penelitian ini

diupayakan untuk menggambarkan fakta yang diinterpretasi secara tepat dan

teruji.

Peneliti melakukan penelitian ini, menggunakan pendekatan studi

kualitatif, yang bergantung pada pengamatan manusia.53

Dengan alasan

penelitian ini menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi

tertentu, dan lebih banyak meniliti hal-hal yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian

dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

problema atau masalah manusia.

Peneliti mengarahkan kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu

penelitian yang bertujuan mengadakan pemeriksaan dan pengukuran terhadap

gejala tertentu untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual

52

Elizabebetg, Psikologi Perkembngan..., Hlm.10 53

Lexy J. Meolong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998),

Hal. 103

Page 43: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

29

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi dengan menguraikan masalah

dan fakta-fakta tersebut.

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian adalah Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Luhur”

Jambi. Pemilihan setting didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan bahwa

bagaimana para lansia memaknai hidupnya dan apa dampaknya terhadap

kebahagiaan mereka sangat ingin saya ketahui.

Subjek dalam penelitian ini adalah para lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha “Budi Luhur” Jambi. Mengingat subjek yang baik adalah subjek

yang terlibat langsung dan yang terlibat aktif dalam penelitian ini, cukup

mengetahui, memahami atau yang berkepentingan dalam aktifitas yang akan

diteliti serta memiliki waktu untuk memberikan informasi secara benar, maka

peneliti memilih petugas panti dan para pembimbing serta para lansia.

3. Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data dalam sebuah penelitian adalah subjek dari mana data

diperoleh. Data adalah jenis-jenis sumber yang diperoleh peniliti pada subjek

penelitiannya. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari manusia, situasi

atau peristiwa dan dokumentasi. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah melalui petugas di panti, para lansia, dan para pembimbing di panti.

Sumber data ini berbentuk perkataan maupun tindakan dalam hal ini bisa

memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumber pertama melalui observasi atau wawancara di lapangan. Sedangkan

data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua ataupun yang

tidak langsung dapat memberikan data kepada peniliti, seperti data melalui

dokumen atau melalui orang lain dan sebagainya.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan

data yang sering dipakai oleh para peneliti kualitatif, seperti:

Page 44: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

30

a. Observasi

Didalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan teknik

pengamatan berperan serta dalam penelitian.54

Peneliti berperan serta dalam

pengamatan yang dilakukan secara umum terfokus pada kebutuhan masalah,

peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang

sedang diteliti. Hanya mengamati situasi dan keadaan masyarakat binaan

yang sedang diteliti serta mengambil data sesuai dengan kebutuhan peneliti.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

melalui cara lisan atau tatap muka antara peneliti dengan sumber data

manusia. Sebelum wawancara dilakukan pertanyaan telah disiapkan lebih

dahulu sesuai dengan penggalian data yang diperlukan dan kepada siapa

wawancara tersebut dilakukan. Teknik wawancara digunakan untuk

mengetahui secara mendalam tentang berbagai informasi yang terkait dengan

persoalan yang sedang diteliti kepada pihak-pihak yang dianggap dapat

memberikan informasi secara utuh tentang persoalan yang dikaji.

Untuk mengatasi terjadinya nais informasi yang diragukan

keabsahannya, maka setiap hasil wawancara akan diuji dengan

membandingkan bentuk informasi yang diterima satu dengan informan

dengan informasi yang didapat dari informan lain.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui data-data

dokumenter, berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda

atau jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek yang diteliti. Data

dokumentasi yang dimaksud adalah data tentang anak bina dan pembina, serat

berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk melengkapi data

yang diperoleh dari wawancara dan observasi yang didapat.

Ketiga teknik pengumpulan data di atas digunakan secara simultan

dalam penelitian ini dalam arti digunakan untuk saling melengkapi antara

54

Op. Cit., Hal. 39

Page 45: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

31

data satu dengan data yang lain. Sehingga data yang penulis peroleh memiliki

validitas dan keabsahan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi.

5. Metode/Tehnik Analisis Data

Analisi data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data

secara keseluruhan. Data kemudian dicek kembali, secara berulang dan untuk

mencocokkan data yang diperoleh, data disestimatiskan dan diiterpretasikan

secara logis, sehingga diperoleh data yang absah dan kredibel.

Tehnik analisis data yang digunakan adalah pendekatan psikologi

dengan menggunakan tehnik deskriptif analitis. keadaan subjek atau objek

dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya

yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa

adanya.

Menurut Nazir dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode

deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antarfenomena yang diselidiki.55

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh daya yang terpercaya dan dapai dipercaya, maka

peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data melalui empat cara,

yakni:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat

keikutsertaan peneliti dilokasi penelitian secara langsung dan cukup lama,

dalam mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin

mengurangi keabsahan data, karena penelitian data oleh peneliti atau

responden baik disengaja maupun tidak sengaja. Dalam perpanjangan

55

Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian,

Page 46: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

32

pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya

difokuskan pada pengujian data yang diperoleh. Apakah data yang diperoleh

itu setelah dicek kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila dicek

kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka perpanjangan

pengamatan dapat diakhiri.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dapat dilakukan dengan cara pengamatan

secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang

menonjol dalam penelitian, faktor-faktor tersebut kemudian ditelaah. Dengan

cara ini maka kepastian data dan urutan peristiwa dapat direkam dengan pasti

dan tersusun.56

Hal ini diharapkan pula dapat mengurangi distori data yang

timbul akibat peneliti yang terburu-buru dalam menilai suatu persoalan

ataupun distori data yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan

data secara tidak benar, seperti berpura-pura dan berbohong. Menimbang

kalau saja ada responden yang malu atau tidak mau berkata jujur sehingga

memanipulasi data, maka ketekunan dalam pengamatan ini sangat

dibutuhkan.

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan

reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai

data yang diperoleh dari berbagai informan.

Trianggulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu.57

Kemudian peneliti penginformasikan dengan penelitian serta hasil

pengamatan peneliti dilapangan serta kemurnian dan keabsahan data terjamin.

Sehingga tidak ada data yang dimanipulasi.

4. Diskusi Teman Sejawat

56

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Hlm,272 57

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Hlm,273.

Page 47: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

33

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data adalah dengan

melakukan diskusi dengan teman sejawat, untuk memastikan bahwa data

yang didapat ataupun diterima benar-benar real atau nyata bukan hanya

persepsi atau argumentasi dari peneliti atau informan. Melalui cara tersebut

peneliti mendapatkan masukan dan saran yang baik dan berharga dalam

meninjau keabsahan data.58

Jadi diskusi dengan teman sejawat ini sangat baik

dilakukan untuk data-data yang telah kita terima.

H. Studi Relevan

Adapun studi relevan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

karya Anistya Wulandari Pratomo “KEBERMAKNAAN HIDUP DAN

SUBJECTIVE WELL-BEING LANJUT USIA BERSIKU JAWA DI

PROVINSI JAWA TENGAH” Hasil penelitian ini diketahui bahwa

kebermaknaan hidup menurut lansia bersuku Jawa adalah ketika hidupnya

berguna (67,60%). Tujuan untuk memperoleh hidup yang bermakna adalah

adanya keinginan untuk hidup bahagiadan sejahtera (44,23%). Sumber

kebermaknaan hidup yaitu interaksi denganlingkungan sosial (33,61%).

Pengaruh yang dirasakan ketika hidup bermakna adalah suasana hati yang

positif (47,49%) dan ketika hidupnya tidak bermakna, pengaruh yang

dirasakan adalah memiliki perasaan negatif (47,16%). Sementara itu,

subjective well-being menurut lansia bersuku Jawa adalah memiliki perasaan

yang menyenangkan (55,20%), faktor yang mempengaruhi subjective well-

being adalah relasi sosial yang baik (27,96%) dan efek yang dirasakan setelah

mencapai subjective well-being adalah muncul perasaan yang menyenangkan

(59,97%).

Sementara penelitian yang di angkat oleh Hilda Dewi Isnaeni

“KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI” Hasil dari

wawancara dan observasi menunjukkan bahwa lansia yang tinggal di Panti

Werdha Bahagia. Hal ini dikarenakan para lansia merasa kebutuhan sehari-

58

Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi,Hlm.68

Page 48: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

34

hari yang sudah tercukupi, kegiatan sehari-hari yang sudah terjadwal dan

setiap tahun di adakan piknik dan lomba bagi warga panti. Banyak hal yang

dipikirkan lansia pada saat merasa bahagia seperti memikirkan keluarga,

bersyukur kepada Allah dan senang dapat hidup mandiri. Sedangkan hal-hal

yang di lakukan para lansia saat bahagia anatara lain menyibukkan diri dengan

hobi masing-masing, membantu pihak panti secara sukarela di berbagai

bidang dan melakukan ibadah.

Kemudian skripsi Tjhaij Siufong yang berjudul “MAKNA HIDUP

WANITA LANSIA TANPA ANAK YANG TINGGAL DI PANTI

WERDHA” hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa fisik yang sehat,

hidup bahagia, hal yang menyenangkan, penerimaan akan kematian, dan

hubungan dekat dengan Tuhan menjadi hal yang penting dan bermakna bagi

lansia.

Berdasarkan pendapat dari beberapa penelitian sebelumnya membuat

peneliti termotivasi untuk mengetahui lebih detail lagi tentang Makna Hidup

dan dampaknya terhadap kebahagiaan bagi lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur tersebut. Dan tentunya penelitian yang diteliti sangat

berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Page 49: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

35

BAB II

PROFIL PANTI SOSIAL

TRESNA WERDHA “BUDI LUHUR” JAMBI

A. Sejarah Berdirinya Panti Sosial Tresna Werdha

1. Kedudukan

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) “Budi Luhur” Jambi yang

memberikan pelayanan kesejahteraan Sosial kepada para lansia yang

terlantar, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Dinas Sosnakertrans (Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi)

Provinsi Jambi. (Perda No. 14 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Jambi).59

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) “Budi Luhur” Jambi

merupakan tempat tinggal bagi para lanjut usia yang terlantar oleh

lingkungan keluarganya dan langsung dibawah naungan Pemerintah

Departemen Sosial Provinsi Jambi. Dalam menguraikan tentang panti, Ibu

Susnawati menyatakan:

[K]ata Tresna Werdha tersebut berasal dari bahasa Sansekerta. Tresna

ialah kasih sayang, sedang Werdha ialah kakek nenek atau lanjut usia

itu sendiri. Panti didirikan pada tahun 1979 dengan luas tanah ± 6.140

m2 oleh Departemen Sosial Provinsi Jambi dengan maksus

mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan sosial lansia dan

mempunyai beberapa tahapan dalam proses penerimaan dan pemberian

layanannya.60

Dari penjelasan diatas, secara jelas uraian tujuan berdirinya panti

dalam mensejahterakan kehidupan masa lanjut usia dengan penuh kasih

sayang seperti yang termaktub dalam makna dari nama panti tersebut,

yaitu Tresna Wedrha. Dengan luas lingkungan yang disediakan oleh

pemerintah untuk membangun sebuah bangunan panti yang berdiri kokoh

59

Tim Penyusun, Profil Unit Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD) Panti Sosial Tresna

Werdha “Budi Luhur”, (Jambi: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2009), 1 60

Kepala Panti, Tri Winarsih, wawancara dengan peneliti. 24 April 2019, Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

35

Page 50: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

36

hingga saat sekarang ini. Dan juga proses penerimaan anggota baru dan

pemberian pelayanan juga diatur dan ditata sedemikian rupa oleh

peraturan panti yang di bimbing langsung Pemerintah Provinsi.

2. Geografi Panti

Panti Sosial Tresna Werdha terletak di paal V Jl. Pangeran Hidayat

No. 75 Telp. (0745) 42545 Kota Baru Jambi.adapun batas geografisnya

tidak tercantum pada buku profil dan setelah di telusuri lewat alamat

internet juga tidak di masukkan data geografis panti. Namun, secara

kondisi lapangan panti memiliki lokasi sebagai berikut:

a) Sebelah utara berbatasan dengan bengkel

b) Sebelah selatan berbatasan dengan rumah warga

c) Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya

d) Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk.

Letak posisi panti cukup strategis, sehingga cukup mudah dicari

karena panti terletak dipinggir jalan dan tidak jauh dari panti terdapat

kantor camat Kota Baru, unit pemerintah diatasnya Kepala Desa. Tujuan

sebuah panti dibangun untuk merealisasikan wujud kepedulian dan

kepekaan terhadap sesame dan merupakan tempat khusus yang sengaja

dibangun untuk orang-orang yang membutuhkan pelayanan khusus, seperti

kita tahu ada anak-anak terlantar yaitu panti asuhan, remaja yang

bermasalah yaitu panti sosial remaja dan sebagainya. Pelayanan yang

diberikan disesuaikan oleh kebutuhan para penerima atau anggota panti

tersebut.

3. Sejarah Panti

Perjalanan pembangunan akan adanya panti memang sengaja

dibangun karena gerakan kepedulian pemerintah terhadap para lansia yang

terlantar atau tidak diurus lagi oleh pihak keluarganya atau bahkan

memang tidak punya sanak keluarga sama sekali (seorang diri). Berikut

Page 51: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

37

ulasan singkat mengenai sejarah panti oleh Pak Syafril yang merupakan

salah satu staf pengurus:

[P]anti didirikan pada 1 Desember tahun 1979 oleh Kanwil

Departemen Sosial Provinsi Jambi, dulunya panti ini bernama Sasana

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi, namun karena ada SK Menteri

Sosial tentang Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilingkungan Departemen

Sosial RI. Nama panti menjadi Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi kalau landasan berdirinya ya pada UUD 1945 itu sudah

jelas dan dibuku profil sudah disebutkan.61

Dari penjelasan singkat diatas, penulis menyimpulkan bahwa

berdirinya panti memang sengaja dibangun oleh pihak pemerintah karena

kesadaran dan kepeduliannya serta merupakan kewajiban dan tanggung

jawab pemerintah terhadap warga negaranya, terutama lebih kepada warga

terlantar.

4. Tugas Fungsi dan Tujuan

a. Tugas pelayanan

1) Memberikan pelayanan sosial kepada lansia yang meliputi

pemenuhan kebutuhan hidup, pembinaan fisik, mental dan

sosial, serta bimbingan keterampilan dalam mengisi kehidupan

mereka agar lebih bermakna.

2) Memberikan pengertian kepada keluarga lansia dan masyarakat

untuk mau dan mampu menerima, merawat dan memenuhi

kebutuhan lansia.

b. Fungsi

Dari tugas-tugas yang diemban, maka PSTW memiliki beberapa

fungsi:

1) Sebagai pusat pelayanan sosial lansia

2) Sebagai pusat informasi UKS/Pelayanan Sosial Lansia

3) Sebagai pusat pengamban UKS

4) Sebagai pusat pemberdayaan lansia.

61

Kepala Panti, Tri Winarsih, wawancara dengan peneliti. 24 April 2019, Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

Page 52: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

38

Panti mempunyai tugas dan fungsi untuk menunjang dalam

pemberian pelayanan terhadap anggota panti. Pengaplikasian dari yang

telah ditetapkan dan terapkan oleh panti yang merupakan langsung

dibawah naungan Pemerintah Provinsi berjalan hingga saat sekarang

ini.

c. Tujuan

Adapun tujuan dari PSTW itu sendiri, sebagai berikut:

1) Terpenuhinya kebutuhan lansia yang meliputi kebutuhan fisik,

psikologis, sosial dan spiritual.

2) Memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktivitas

lansia.

3) Terwujudnya kesejahteraan sosial lansia yang diliputi rasa

tenang, tentram dan bahagia, serta mendekatkan diri kepada

Tuhan YME.

5. Pelaksanaan Pelayanan Di UPTD PSTW

Pelaksanaan pelayanan yang diberikan kepada para lansia

diupayakan dengan sistematis, terarah, terencana atas dasar meningkatkan

kesejahteraan sosial lansia, pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa

tahapan ialah sebagai berikut:

a. Tahap Penerimaan

Tahap penerimaan meliputi kegiatan identifikasi, registrasi,

melalui pengisian formulir bahan selektif untuk menetapkan lansia

sebagai klien, baik lansia potensial maupun tidak potensial. Hal ini

menentukan pelayanan yang akan diberikan.

b. Tahap Pemberian Pelayanan

Tahap pemberian pelayanan perlu mempertimbangankan

spesifikasi dalam pelayanan maupun dalam penugasan, sumber dan

pelayanan yang dapat digunakan, metode yang dipilih, siapa yang

mengerjakan, apa dan kapan, sehingga pelayanan yang diterima lansia

bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 53: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

39

Beberapa pelayanan yang dapat diberikan di PSTW kepada para lansia:

1) Pelayanan sosial (hubungan sosial)

2) Pelayanan fisik (kebugaran)

3) Pelayanan psiko sosial (rasa aman)

4) Pelayanan keterampilan

5) Pelayanan spiritual (keagamaan)

6) Pelayanan pendampingan

7) Pelayanan perawatan kesehatan.

Secara seksama, panti memiliki keanggotaan pengurus panti yang

terdiri dari pimpinan, staf-staf hingga bagian dapur. Pengolahan kinerja

berjalan setiap harinya dari senin-sabtu, terkecuali hari minggu atau

tanggal merah. Pelayanan yang diberikan kepada para lansia disesuaikan

dengan tingkat kemandirian diri lansia, jika lansia semakin tidak bisa

dalam mengurus diri sendiri atau hal lain (dikarenakan sakit) makan

penangan dan pelayanan ditingkatkan terhadap lansia tersebut. Dan

sebaliknya, jika terdapat lansia yang cukup mampu mandiri dalam

mengurus dirinya sendiri dan bahkan mampu bergerak cukup aktif, maka

hanya diberikan pengawasan dan bimbingan terhadapanya.

Sebagaimana pelayanan yang diuraikan diatas, salah satu fungsi

PSTW merupakan pusat pelayanan kesejahteraan sosial lansia, maka setiap

hari UPTD PSTW melaksanakan tugas-tugas berikut :

a. Menyiapkan dan memantau kamar tidur para lansia, agar tetap

layak sebagai kamar tidur

b. Menyiapkan konsumsi yang cukup bergizi untuk para lansia :

1) Makan 3 (tiga) kali sehari

2) Minum teh/kopi 2 (dua) kali sehari

3) Minum susu 2 (dua) kali seminggu

4) Bubur kacang hijau 2 (dua) kali seminggu.

Catatan : menu para lansia atas rekomendasikan ahli gizi dan

puskesmas.

Page 54: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

40

c. Menyiapkan pakaian harian, pakaian lebaran, serta alat

kelengkapan shalat seperti sajadah, mukena, peci dan kain sarung,

dan pakaian olahraga juga.

d. Melaksanakan perawatan kesehatan para lansia.

e. Melaksanakan dan mengupayakan terselenggaranya shalat secara

berjama‟ah untuk setiap waktu serta mengadakan pembacaan yasin

setiap malam jum‟at atau tiga malam berturut-turut dan dilengkapi

dengan pembacaan tahlil dan doa, jika ada lansia yang meninggal

dunia.

f. Melaksanakan bimbingan-bimbingan

1) Bimbingan Sosial

Untuk menciptakan suasana rukun, damai dan saling

sayang dikalangan lansia sebagai warga UPTD PSTW, maka perlu

melaksanakan bimbingan sosial, baik secara individu maupun

kelompok di lingkungan UPTD PSTW, dengan harapan dapat

membangkitkan rasa tanggungjawab warga serta tahu, mau, dan

mampu berperilaku sesuai dengan etika pergaulan yaitu sopan

santun hingga saling menyenangi baik antara sesama lansia, lansia

dengan petugas maupun dengan masyarakat di lingkungan panti.

2) Bimbingan mental spiritual

Untuk membiasakan lansia-lansia di UPTD PSTW

melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut, maka

laksanakanlah kegiatan bimbingan mental spiritual, berupa

ceramah-ceramah agama/pengajian-pengajian bagi para lansia yang

beragama islam. Dimaksudkan untuk meningkatkan kadar

keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

3) Bimbingan Keterampilan

Pelayanan ini diberikan tidak saja untuk mengisi waktu

luang, tapi juga untuk meningkatkan produktivitas sekaligus untuk

menambah penghasilan, apabila lansianya masih potensial yaitu

keterampilan membuat barang-barang kerajinan.

Page 55: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

41

g. Melaksanakan prosesi pemakaman terhadap lansia yang meninggal

dunia, sesuai dengan tata cara agama yang dianut. Hal ini

dilakukan apabila keluarga lansia yang meninggal tidak mampu

melaksanakan pemakaman.

h. Membawa lansia-lansia untuk mengunjungi tempat-tempat wisata,

kegiatan rekreatif ini dimaksudkan menghilangkan kejenuhan.

Pelayanan-pelayanan yang diberikan merupakan perwujudan dan

pengaplikasian salah satu fungsi panti yaitu sebagai Pusat Pelayanan

Kesejahteraan Sosial Lansia. Dan hingga saat ini pelayanan tersebut masih

diterapkan dan dijalankan oleh pihak panti sebagai rutinitas tugas yang

dilakukan setiap harinya. Dan pada momen tertentu, seperti acara

pengajian, lebaran dan sebagainya bahkan hiburan sekedar rekreasi

melepaskan kejenuhan diatur oleh pihak panti dengan sedemikian rupa

dari pakaian, kegiatannya dan perihal konsumsi para lansia.

6. Landasan

Panti juga mempunyai landasan dasar sebagai faktor pendorong

dan pendukung dalam pembangunan berdirinya panti sehingga arah tujuan

dan manfaat pembangunan panti jelas dan terarah. Berikut beberapa

landasannya :

a) UUD 1945 Pasal 34, 27 (ayat 1 dan 2)

b) UU Nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok

kesejahteraan

c) UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan sosial lansia

d) UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemda

e) Perda N0 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah Provinsi Jambi.

Dari landasan-landasan hukum diatas yang merupakan satuan

penggerak dan dasar dalam pembangunan dan menjalankan pelayanan-

pelayanan terhadap para lansia yang ada di panti. Sehingga semua

pelayanan yang diberikan terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 56: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

42

Pelayanan-pelayanan tersebut berupa baik pelayanan tersebut bersifat

kepribadian, lingkungan sosial hingga aspek spiritual (keagamaan).

7. Sasaran

Sasaran UPTD PSTW “Budi Luhur” adalah lanjut usia terlantar.

Lansia terlantar adalah seseorang yang berumur 60 tahun keatas yg

tidak mampu untuk memenuhi kecukupan nutrisi, tidak mempunyai

tempat tinggal yang layak, tidak mampu merawat kesehatan dan tidak

bisa mendapatkan akses untuk memperoleh hiburan.

Persyaratan calon klien adalah :

a. Laki-laki atau perempuan berumur 60 tahun keatas

b. Dalam keadaan terlantar

c. Dengan surat keterangan dari RT diketahui Lurah setempat .

d. Sehat dan tidak mengalami gangguan jiwa dengan surat

keterangan dokter.

e. Rekomendasi dari dinas Sosial setempat.

f. Apabila calon klien msh mempunyai keluarga, dilengkapi :

1. KTP

2. Kartu Keluarga

3. Kartu kepesertaan BPJS Kesehatan

g. Calon klien dari luar kota Jambi, surat keterangan pindah dari

Kantor Dukcapil setempat.

h. Mengikuti peraturan panti.

B. Visi dan Misi PSTW “Budi Luhur” Jambi

Berikut ini visi dan misi panti terhadap konsep pelayanannya:

Visi : “Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia dalam Panti Sosial”

Misi :

1) Mewujudkan pelayanan sosial lanjut usia dalam panti

2) Mewujudkan panti sosial Lanjut Usia sebagai pusat informasi

usaha Kesejahteraan sosial lanjut usia.

Page 57: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

43

3) Mewujudkan panti sosial lanjut usia sebagai pusat pengembangan

usaha kesejahteraan sosial lanjut usia

4) Mewujudkan panti sosial lanjut usia sebagai pusat pemberdayaan

lanjut usia.

Dalam diri individu saja memiliki konsep diri yang terdiri dari visi

dan misi dalam perjalanan hidupnya, apalagi dalam sebuah lembaga atau

hanya sekedar sebuah lembaga atau hanya sekedar sebuah organisasi, tentu

mempunyai visi dan misi dalam pelaksanaan kinerjanya. Dari visi dan misi

diatas, menunjukkan totalitas kepedulian panti terhadap kehidupan masa

lansia yang mengalami keadaan tidak menyenangkan/terlantar.

Selain itu, panti juga mempunyai sarana dan prasarana untuk

menunjang segala kebutuhan dalam pemberian pelayanan. Sarana dan

prasarana tersebut terdiri dari :

Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana di Panti Sosial Tresna Werdha

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Aula 1 Unit

2 Kantor 1 Unit

3 Wisma 14 Unit

4 Rumah Dinas 6 Unit

5 Wisma Ramu 1 Unit

6 Poliklinik/Konseling 1 Unit

7 Musholla 1 Unit

8 Garasi 2 Unit

9 Mobil Ambulan/Mobil Dinas 1 Unit/2 Unit

Catatan : Data Dokumentasi dan Observasi

Sarana prasarana yang panti miliki diperoleh dengan tahapan dan

proses waktu yang terus berjalan dalam perkembangan panti. Perwujudan

sarana dan prasarana yang terus memadai mendorong peningkatan kinerja dari

masing-masing pengurus panti sehingga kinerjanya bernilai maksimal

terhadap pemberian pelayanan kepada para lansia.

Page 58: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

44

C. Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan Tugas:

1. Pekerja sosial fungsional pada saat ini hanya ada 1 orang (PTT)

dibandingkan dengan jumlah klien sebanyak 70 orang tidak memadai

2. Diperlukan jabatan fungsional lain (dokter, psikolog, Fisioterapis,

rohaniawan).

3. Kondisi keterlantaran menyebabkan calon klien ketika datang ke panti

tidak mempunyai identitas sehingga menyulitkan pembuatan kartu

BPJS untuk perawatan kesehatannya.

4. Sarana dan prasarana panti (gedung, peralatan) keadaannya banyak

yang sdh rusak, perlu direvitalisasi.

5. Untuk peningkatan SDM petugas diperlukan yang berlatar belakang

pekerjaan sosial dan pelatihan manajemen pelayanan sosial di dalam

panti bagi petugas.

Page 59: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

45

STRUKTUR ORGANISASI PANTI

KEPALA UPTD

Dra. TRI WINARSIH

NIP. 19611115 198603 2 004

NI

N

KASUBAG TATA USAHA

JUFFERIZAL, S.SOS

NIP. 19660305 198603 1 008

STAFF

1. M. YUNIZAR, S.PD.I NIP. 19681231 199101 1 007

2. NURHAYATI

NIP. 19670416 199101 2 001 3. AGUS WIDODO

NIP. 19690820 199203 1 005 4. RADEN TRI WAHYUDI

NIP. 19721228 199803 1 006 5. SITI ACBARI

NIP. 19720603 199102 2 001 6. ANSORI

NIP. 19820210 200901 1 009 7. AHMAD FERI

NIP. 19810915 201001 1 003

KASI RROGRAM & ADVOKASI

SOSIAL SUANDI, SE.ME

NIP. 19690406 199210 1 001

STAFF

1. SYAFRIL, SST

NIP. 19630811 198303 1

004

KASI PELAYANAN & REHABILITASI SOSIAL

Dra. SYAMSIAH, MM

NIP. 19660120 199202 2 004

STAFF

1. SUNARTI NIP. 19621208 198302 2 002

2. FARIDA NIP. 19640808 199212 2 001 NIP. 19640808 199212 2 001

Page 60: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

46

Mengenai susunan kepengurusan panti sudah mengalami perubahan-

perubahan kepemimpinan, kakek Ahmad menyatakan bahwa kepemimpinan

panti baru kali ini yang perempuan sebelum-sebelumnya laki-laki.

Dari perjalanan roda kepengurusan panti, baru kali ini dipimpin oleh

seorang wanita dari tahun 2012 hingga sekarang. Kasat mata penulis

kepemimpinan Ibu Tri Winarsih berjalan cukup disiplin dan tertib. Semua

anggota staf, baik dari pengurus kantor hinggs staf dapur mengemban tugas

dengan profesionalitas kerja. Mengenai tugas dan fungsi kerja pada anggota

staf pelaksana tidak dicantumkan secara gambling di papan struktur

organisasi, namun secara kinerja keseharian, sudah pada bagian-bagiannya

yaitu dari kepegawaian, kesehatan, bimbingan rohani, dan sosial, administrasi,

dan hingga profesi pemakaman kepada para lansia berjalan dengan terbuka

dan jelas.

Page 61: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

47

BAB III

MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KEBAHAGIAAN LANSIA

A. Kehidupan Para Lansia

1. Keadaan Lansia Sebelum Tinggal di Panti

Lanjut usia adalah suatu hal yang alami dan akan terjadi pada

manusia. Pada kondisi ini terjadi penurunan kesehatan, fisik, sosial dan

ekonomi. Penurunan ini akan mempengaruhi emosional, konsentrasi,

mobilitas, kemampuan fisik dan interaksi sosial. Dampak dari penurunan

ini lansia menjadi pasif, sensitif dan rentan terhadap gangguan sosial. Hal

ini sering menjadi permasalahan sendiri di dalam keluarga maupun di

tengah masyarakat, sehingga para lansia sering mendapat perlakuan yang

diskriminatif dari keluarga maupun masyarakat.

Lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur

Jambi ini kebanyakan berasal bukan dari Jambi, beberapa dari mereka

berasal dari luar Jambi seperti Bali, Padang, Jawa, Palembang dan lain-

lainnya. Mereka pindah ke Jambi dari ketika mereka masih muda dengan

alasan untuk mencari pekerjaan, pengalaman, dan alasan lainnya seperti

yang di lakukan oleh Nenek Aminah Bali, beliau mengatakan sebagai

berikut:

[N]enek ni ke Jambi udah dari umur 17 tahun, nah nenek ke Jambi

untuk cari kerja soalnya keluarga nenek bukan dari orang yang

mampu. Nenek Mualaf dari umur 15 tahun dan dari umur 17 tahun

tulah nenek dak pernah pulang lagi ke Bali. Nenek sudah kerja apa aja

dan dimana aja di Jambi ini, terakhir Nenek kerja di kayak rumah

makan gitu sampai akhirnya waktu itu Nenek sudah sakit, dan di

sarankan oleh oleh pemilik rumah makan untuk masuk ke Panti.

Awalnya datang cuma ngeliat aja bagaimana keadaan disini, tapi

akhirnya Nenek mencoba untuk tinggal disini dan kemudian betah

disini sampai saat ini.”62

62

Aminah Bali, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 29

Desember 2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

47

Page 62: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

48

Sama halnya dengan Nenek Aminah Bali, Nenek Darwati berasal

dari Padang, Nenek Darwati awalnya bersama Suami pindah ke Jambi

untuk mencari pekerjaan dan mencari kehidupan yang lebih layak tapi

ternyata tak mereka dapatkan. Berikut penjelasan Nenek Darwati:

[N]enek ni dari Padang, ke Jambi sama suami waktu itu, nah di Jambi

nih kan dak ada siapa-siapa jadi emang modal nekat datang ke Jambi

waktu itu, jadi kita cari kerja kesana-kesini tapi susah buat nyari kerja

yang enak tu jadi kita kerja sembarangan apa yang bisa dikerjakan ya

kita kerjakan, tapi kemudian Suami Nenek Jatuh sakit susahkan tapi

untungnya banyak orang yang menyarankan kita untuk masuk ke

Panti. Jadi kita coba buat daftar kesini dan Alhamdulillah keterima,

jadi Nenek sama suami bisa tinggal disini waktu itu, walau kemudian

Kakek tutup usia juga.”63

Sedikit berbeda dari Nenek Aminah dan Nenek Darwati, Datuk

Mukmin justru beliau lah yang kabur dari anak dan kampung halamannya

hanya untuk tinggal di Panti. Berikut yang beliau katakan:

[D]atuk ni kha baru masuk disini, asal dari Jakarta cuma sempat tinggal di

kerinci sebentar soalnya Datuk kira di Kerinci ada Panti Jompo ini ternyata

dakada, akhirnya Datuk berangkat ke Jambi ke sini kan ke Panti. Kakek tu

kesini karena anak-anak Datuk udah ndak mau ngurusin Datuk lagi

makanya Datuk lari kesini, inipun Datuk yakin sekali ndak ada yang

nyariin Datuk ndak. Tapi walaupun kekgitu Datuk emang udah niat lama

pengen tinggal di Panti cuma baru kejadian sekarang bae, Datuk bersyukur

bisa keterima disini. Bersyukur sekali.”

Senada dengan yang di katakan oleh Datuk Arsal yang pada saat

wawancara memang sedang bersama Datuk Mukmin, sebagai berikut:

[K]alo Datuk kha emang ndakada keluarga lagi, Datuk kan asal dari

Padang dan udah lama pindah ke Jambi itu emang sudah sebatang kara,

jadi sejak Datuk udah merasa badan Datuk ndak sehat lagi buat kerja dan

segala macamnya Datuk berpikiran lebih dulu tentang tinggal di Panti,

awalnya emang mikirkan kek serius mau ke Panti? Dan semakin banyak

juga orang-orang sekitar yang menyarankan Datuk untuk masuk ke Panti.

Tapi kemudian Datuk hilangkan pikiran itu, Datuk coba dengarkan saran

orang lain dan Datuk datang kesini mau daftar, ternyata Alhamdulillah

keterima dan MasyaAllah bersyukur bisa menghabiskan masa tua disini.”64

63

Darwati, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari

2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 64

Arsal, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari 2019,

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

Page 63: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

49

Selain itu, Nenek Mayuning mengatakan sebagai berikut:

[N]enek asal dari Jambilah, dulu Nenek tinggal di Pinang Merah sama

orang tua Nenek, Cuma semenjak orangtua Nenek Meninggal dunia nenek

ikut abang Nenek kan. Nenek 3 Saudara, Anak terakhir Nenek. Kakak

perempuan Nenek ndakada di Jambi makanya ikut abang lumayan

lamalah, Cuma Nenek dak enakkan kalau mau ikut abang terus, gaji abang

juga ndak besar Istriny juga agak gimana gitu dengan Nenek jadi Nenek

minta antarin abang lah, bilang ke abang mau tinggal disini bae. Awalnya

abang bilang kek serius mau tinggal di Panti, Nenek Cuma jawab iya bang

gitu, jadi sudahlah diantar lah sama abang kesini dan tinggal lah Nenek

disini.”65

Dari hasil wawancara di atas, dapat di lihat bahwa beberapa dari

lansia yang berada di Panti itu masuk ke Panti ada yang dari keinginan

sendiri, ada yang terpaksa dan lainnya. Tapi walaupun begitu, seiring

berjalannya waktu para lansia tersebut sudah menerima dan merasa

nyaman tinggal di Panti.

Tapi tidak menutup kemungkinan beberapa dari mereka yang

masih berperilaku sama dengan ketika mereka belum masuk ke panti

seperti Datuk Ratno. Datuk Ratno adalah orang yang keras, dan suka

berkata kasar. Beliau juga pembangkang, beliau dulunya pernah di rawat

di Rumah Sakit Jiwa karena beliau sempat stress akibat di selingkuhi oleh

Istrinya sendiri. Mungkin karena kejadiaan itu, beliau yang sekarang agak

kasar, dan tidak peduli dengan orang lebih mementingkan dirinya sendiri.

Datuk ratno, mengatakan sebagai berikut:

[L]ah aku masuk kesini juga dimasukkan sama oranglain, mana mau aku

tinggal disini, semua-semua ndakboleh, mana disuruh-suruh terus, suruh

inilah, itulah hm pusing aku kadang.”66

Senada dengan yang di katakan oleh Datuk Yosrizal yang

kebetulan memang sedang bersama Datuk Ratno sebagai berikut:

[I]ya kan, pusing disuruh-suruh kalau mau aku kerjakan kalau idak yaudah

jangan maksa malas aku kadang ngeliat orang disini ni.”67

65

Mayuning, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari

2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 66

Ratno, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari

2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

Page 64: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

50

Dilihat dari apa yang beliau katakan, Datuk Yosrizal dulunya

memang kurang terdidik, beliau hidup dalam kelurga yang acuk tak acuh,

sampai ke keluarganya sendiripun begitu. Beliau ditinggal oleh sang Istri

dan anak. Hal itulah yang membuat mood beliau sangat berantakan dan

selalu mengeluarkan kata-kata kasar ketika sedang marah, dan beliau juga

sangat susah untuk disuruh sholat.

2. Keadaan Lansia Setelah Tinggal di Panti

Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan melihat dari

keadaan beberapa lansia sebelum mereka tinggal di Panti bisa kita

bandingkan dengan keaadaan yang sekarang ketika mereka tinggal di

Panti, dapat disimpulkan bahwa lansia yang pada awalnya terpaksa dan

lansia yang memang memilih ingin tinggal di panti itu hasil akhirnya akan

sama saja walaupun beberapa ada yang berubah.

Kenapa? Karena beberapa dari lansia tersebut yang pada awalnya

sangat terpaksa tinggal di Panti, kemudian seiring berjalannya waktu

mereka akan merasakan kenyaman yang luarbiasa dan justru malah jadi

enggan untuk keluar dari Panti. Seperti yang terjadi dengan Nenek

Marsiyah, beliau mengatakan sebagai berikut:

[A]walnya Nenek Masuk Panti kan karena anak-anak Nenek ndakmau

ngurusin Nenek, jadi waktu dirumah tu rasanya salah aja semua apa yang

Nenek lakuin. Maka dari itulah Nenek usaha datang kesini mau daftar

masuk ke Panti ini. Alhamdulillah Nenek keterima tinggal disini, semakin

tinggal disini Nenek pernah mikir gini kenapa ndak dari dulu bae Nenek

tinggal disini gitukan, pokoknya Nenek bahagia sekali tinggal disini, kalau

disuruh balekpun Nenek ndak bakalan mau.”68

Senada dengan yang di Katakan oleh Datuk Hasan sebagai berikut:

[D]atukpun, awalnya kurang minat tinggal disini, rasanya kayak dak

berharga baee kok bisa berakhir di Panti ginikan, tapi makin kesini Datuk

sadar, bahwa ini adalah jalan dari Allah yang emang udah ditakdirkan buat

Datuk, dan bahkan Datuk bersyukur sekali kepada Allah, berdo‟a terus

67

Yosrizal, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari

2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 68

Marsiyah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari

2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

Page 65: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

51

tiada henti-hentinya kepada Allah karena telah member kehidupan yang

seperti sekarang ini sama Datuk.”69

Di lihat dari hasil observasi dan wawancara peneliti di lapangan,

kedua lansia ini memang terlihat sangat enjoy dan bahagia di Panti,

mereka melakukan segala aktivitas lansia dengan sebaik-baiknya dan

mereka tidak pernah berulah yang aneh-aneh di Panti. Mereka memang

menikmati kehidupannya yang sekarang terlihat dari keadaan mereka yang

bahagia dan tidak merasa tertekan akan hal apapun.

Tapi, tidak menutup kemungkinan ada pula yang masih

berkelakuan sama dengan masa lalunya dan enggan untuk merubah

kelakuannya walaupun sangat banyak aturan yang ada di Panti mereka

tetap keras kepala dengan apa yang sudah mereka putuskan.

B. Makna Hidup bagi Para Lansia

Makna hidup adalah sesuatu yang sangat penting yang dimiliki oleh

seseorang yang dirasakan berharga yang bisa dijadikan sebagai tujuan hidup.

Tak luput pula bagi para lansia untuk dapat memaknai hidupnya. Berdasarkan

observasi dan wawancara peneliti dengan para lansia di panti dapat diketahui

mengenai makna hidup dari para lansia. Seperti yang sudah di katakan nenek

Aminah Bali kepada peneliti sebagai berikut:

[M]enurut nenek makna hidup itu adalah yang jadi tujuan hidup nenek,

sekarang nenek hidup terfokus hanya kepada Allah. Nenek selalu sholat

berjamaah di musholla, sempatkan mengaji, berdzikir setiap saat, dan

berdoa pastinya. Dengan semua hal itu, itulah satu-satunya cara yang bisa

buat hidup nenek tu bahagia tanpa beban kayak sekarang. Cuma satu aja di

hidup nenek yang belum tercapai nenek pengen sekali untuk Umroh, tapi

tidak apa-apa sekarang nenek selalu berdoa setiap saat semoga Allah

mengizinkan nenek buat berangkat Umroh, Aamiin..”70

Dari hasil wawancara di atas, dengan Nenek Aminah Bali yang

mengatakan bahwa agar kita mendapatkan ketenangan di usia lanjut maka

69

Hasan, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, wawancara dengan peneliti, 03 Januari

2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 70

Aminah Bali, wawancara dengan peneliti, 29 Desember 2018, Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi

Page 66: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

52

sebaiknya kita cukup lakukan hal-hal yang di perintahkan Allah saja, jangan

melenceng dan selalu bersyukur dengan apa yang terjadi pada kita hingga

sekarang ini. Terlihat dari kebiasaan Nenek Aminah Bali yang memang selalu

sholat tepat waktu dan selalu jama‟ah dimusholla, dan juga selalu berinteraksi

denganlansia yang lain dan tak segan membantu sesama lansia lain di panti.

Karena dalam Islam sendiri memang sudah banyak di ajarkan

bagaimana cara agar kita bisa menenangkan hati kita yakni dengan sholat,

dzikir, mengaji dan menjauhi segala larangan-Nya, dan juga jangan lupakan

bagaimana harusnya kita berhubungan dengan sesama manusia lainnya.

Begitu pula dengan yang di katakan oleh Datuk Arsal, sebagai berikut:

[M]enurut datuk kha, makna hidup tu sama aja dengan tujuan hidup, nah

tujuan hidup datuk sekarang Alhamdulillah sudah tercapai, datuk sekarang

sudah jauh lebih bahagia, nyaman dak kepikiran masa lalu menyakitkan

lagi sekarang Alhamdulillah datuk besyukur nian atas rahmat yang Allah

kasih ke datuk selama hidup hingga sampai saat ni.”71

Kemudian di lanjutkan oleh Datuk Mukmin yang memang pada saat

itu sedang berada di samping Datuk Arsal sendiri, mengatakan sebagai

berikut:

[N]ah sama dengan datuk Arsal, betul sekali tu apalagi datuk ni kan tau

sendirilah walaupun fisik ndak sempurna tapi datuk selalu bersyukur atas

nikmat yang Allah kasih ni kha. Dan walaupun datuk mungkin dakbisa

jadi orang yang bermanfaat untuk orang lain karena keterbatasan, tapi

insyaAllah datuk bakal jadi orang yang bermanfaat untuk Allah SWT.

Sekarang datuk Alhamdulillah tak pernah tinggalkan sholat wajib maupun

sunnah, dzikir selalu, dan usahakan untuk baca Al-quran juga.”72

Dari hasil wawancara dan observasi dengan Datuk Arsal dan Datuk

Mukmin, dilihat juga keduanya memang selalu sholat tepat waktu dengan

berjama‟ah dimusholla dan mereka adalah orang yang cukup bermanfaat juga

kepada lansia lain yang mana mereka juga tak segan untuk membantu yang

lain jika ada yang membutuhkan bantuan mereka, dan mereka adalah orang

71

Arsal, wawancara dengan peneliti, 29 Desember 2018, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi 72

Mukmin, wawancara dengan peneliti, 29 Desember 2018, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi

Page 67: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

53

yang selalu aktif dan tidak ragu untuk menyapa duluan kepada saya dan

teman-teman yang lainnya ketika kami ke Panti.

Begitu pula dengan Nenek darwati, beliau juga selalu sholat tepat

waktu dan selalu sholat di musholla, dan Nenek Darwati adalah satu-satunya

Nenek yang welcome dan mengizinkan kami untuk tidur dan bersantai di

kamarnya, tidak suka menyusahkan orang lain, dan membantu lansia lain

sebisanya.

Hasil wawancara dengan Nenek Darwati beliau pun mengatakan hal

yang hampir serupa dengan yang dikatakan oleh datuk Mukmin dan Arsal,

sebagai berikut:

[M]enurut nenek, kehidupan nenek yang sekarang pun sudah bermakna,

nenek hidup dengan mengikuti semua perintah-Nya Allah nenek juga

membantu sesama kawan disini, dan nenek bahagia sudah ngelakuin hal

yang kekgitu. Sekarang ni ya ndakusah macam-macam bae kha, ndausah

ngelakui hal yang melenceng-melenceng, kita ndaktau kan kapan bakal di

panggil Allah ya jadilah orang yang bermanfaat untuk semuanya.”73

Kemudian nenek marsiyah yang kebetulan sedang bersama Nek

Darwati menambahkan pendapatnya, sebagai berikut:

[I]ya benerlah tu, di usia kita ni apalagi lah yang di cari untuk kehidupan

dunia ini? Ndakada lagi ndak. Udah banyak kejadian yang kami lewati

sekarang cukup jadi orang yang bermanfaat untuk orang lain aja itu sudah

Alhamdulillah tercapai juga tujuan hidup biar jadi makin tenang.”74

Dari wawancara di atas, Nenek Marsiyah mengatakan bahwa hidupnya

dirasa tenang jika menjalankan semua perintah Allah dan bisa bermanfaat

untuk oranglain itu sangat cocok dengan kepribadiannya. Terlihat dari

kesehariannya Nenek Marsiyah, walaupun beliau memiliki kekurangan fisik

(Buta) beliau tetap sholat tepat waktu, walaupun jarang sholat dimusholla tapi

beliau sholat di kamarnya tepat waktu dan tidak menunda. Dan juga beliau

73

Darwati, wawancara dengan peneliti, 27 Desember 2018, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi 74

Marsiyah, wawancara dengan peneliti, 29 Desember 2018, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi

Page 68: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

54

mau mengikuti semua kegiatan Panti, membantu lansia lain sebisanya dan

tidak ingin menyusahkan orang lain.

Berbalik dengan yang di katakan oleh Datuk Yosrizal. Justru Datuk

Yos mengatakan bahwa di usia dia yang sekarang dia tidak tau makna

hidupnya apa, beliau mengatakan sebagai berikut:

[A]ku ndaktau itu apa, yang jelas jalani aja apa yang ada sekarang ni.

Sekarang tinggal di panti, ya nikmati baja kehidupan disini kayakgimana

enak ndak enak pasrah bae nak kekmanalagi dari pada hidup di

jalankan.”75

Mendengar hal itu, abang Irul yang kebetulan lewat mengatakan

kepada saya sebegai berikut:

[E]h dia tu kekgitulah, dia ndak sholat juga, dan emang beneran ndakmau

di ajak sholat dan marah-marah kalo di bilangin. Dia kalo marah mulutnya

bukan main tu ada aja yang disebutnya. Agak susah juga kala nganturnya

kekmana lagi beliau lebih tua dari pada abang kan. Tapi kadang kalo mood

nya baik, mau lha beliau dengerin omongan kita.”76

Berdasarkan hasil observasi peneliti, memang terlihat dari

kesehariannya Datuk Yosrizal sendiri memang orang yang sedikit

berinteraksi dengan lansia lain, dan juga beliau tidak mau jika disuruh sholat,

dan kata-katanya cukup kasar jika dia sedang tidak senang kepada oranglain.

Sangat bertolak belakang dua pernyataan terakhir diatas, dan itu

disebabkan oleh bedanya pola pikir dan pemberian bekal keagamaan sedari

kecil kepada para lansia tersebut dan ditambah lagi dari pengaruh lingkungan

mereka selagi muda dan yang terbesar adalah diri mereka sendiri. Jadi dalam

hal ini wajar, jadi tidak ada yang bisa di salahkan selain dari diri yang

bersangkutan itu sendiri.

75

Yosrizal, wawancara dengan peneliti, 27 Desember 2018, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi 76

Amirul Khotob, S.Ag, Selaku Pembimbing Keagamaan, wawancara dengan peneliti, 27

Desember 2018, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi

Page 69: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

55

C. Dampak Makna Hidup Terhadap Kebahagiaan Lansia

Dampak terbagi menjadi dua, yakni dampak positif dan dampak

negatif. Jika lansia mampu menunjukkan kebahagiaannya di panti itu artinya

mereka tergolong kedalam dampak positif tapi sebaliknya jika mereka tidak

menunjukkan kebahagiaannya dan justru selalu memberikan keluhan-keluhan,

merasa sedih dan merasa tertekan tinggal di panti itu berarti tergolong

kedalam dampak negatif.

1. Dampak positif

Makna hidup adalah hal-hal yang di anggap penting dan yang

membuat kehidupan kita dirasa bahagia, nyaman dan sangat berharga. Dan

makna hidup diyakini sebagai sesuatu yang besar yang bisa dijadikan

tujuan hidup. Jika makna hidup kita berjalan sesuai dengan apa yang kita

inginkan maka itu akan berdampak pada kebahagiaan kita seperti yang di

katakan oleh Oma Wulan, sebagai berikut:

[O]ma sekarang dak butuh apa-apa lagi, oma disini sudah bahagia

nian, hidup oma tenang dak ada yang bikin oma pusing. Walaupun

disini oma cuma kayak ginilah, tapi Alhamdulillah sesuai sama apa

yang Oma mau, dan Oma emang bener-bener bersyukur banget bisa

melewati hidup yang kayak gini yang buat Oma bisa jadi kayak

sekarang. Oma dak pernah menyesal sedikitpun dengan apa yang

terjadi samo Oma hingga sekarang.”77

Tak berbeda dengan apa yang di katakan oleh nenek Aminah Bali,

sebagai berikut:

[N]enek ni sudah banyak melewati perjalanan, sudah taulah nenek

kekgimana asam garamnya kehidupan ni. Tapi di sini tujuan hidup

nenek sudah tercapai, Alhamdulillah. Jadi di umur yang sekarang ni

nenek sudah daktau lagi apa yang mau nenek lakuin lagi, karena

menurut nenek semuanya sudah selesai dan sekarang nenek cuma

terfokus mau mencari ridho-Nyo Allah be lagi. Karena dengan hal itu

nenek benar-benar merasakan kedamaian hati, dan cukup bahagia

untuk menjalanlan sisa hidup ni.”78

77

Sri Wulan, wawancara dengan peneliti, 3 Januari 2019, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi 78

Aminah Bali, wawancara dengan peneliti, 29 Desember 2018, Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi

Page 70: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

56

Datuk Mukmin juga menunjukkan dan mengatakan hal-hal yang

positif, sebagai berikut:

[ D]atuk sekarang merasa beruntung dan bahagia sekali dengan semua

hal yang terjadi kedalam hidup datuk. Karena dulu datuk memang

melalui hal-hal yang sulit nian, tapi Alhamdulillah sekarang berkat

datuk mendekatkan diri kepada Allah semua yang terjadi pada datuk

sungguh luar biasa, hidup datuk benar-benar jadi lebih baik semenjak

memutuskan untuk mendekat kepada Allah.”79

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap Oma Wulan, Nenek

Aminah Bali, Datuk Mukmin dan beberapa lainnya memang benar mereka

menunjukkan sikap hidup yang positif yang mana dapat dilihat dari

keseharian mereka yang terlihat bahagia, ceria, tidak pernah murung,

bersedih, atau bertingkah seperti tidak ingin tinggal di Panti.

Mereka justru menampakkan sisi positif dari diri mereka, yakni

mereka mengikuti semua aturan panti, berinteraksi dengan lansia lain,

melaksanakan semua kegiatan yang di laksanakan di panti, terpenting mereka

melaksanakan perintah Allah seperti sholat dan lain-lainnya tepat paktu dan

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

2. Dampak Negatif

Dampak negatif terjadi ketika lansia tidak mampu untuk memaknai

hidupnya atau hal ini terjadi karena mereka tidak menyukai tinggal di panti

dan itu akan membuat lansia selalu mengeluh, sedih, banyak pikiran dan

mulai berbicara melantur. Seperti yang di katakan oleh datuk Ratno

sebagai berikut:

[H]mm datuk ni sebenarnya sedih, datuk ndaktau harus kayak gimana

lagi rasanya hidup datuk ndak berguna bae disini, dkbisa bantu sesama

karna datuk lagi sakit juga. Jadi datuk merasa tertekan bae, sedih. Tapi

herannya datuk kadang juga malas nak sholat, dzikir apalagi ngaji,

rasanya walaupun sudah ngelakuin itupun datuk tetap ngerasa hidup

datuk ni ndak berguna.”80

79

Mukmin, wawancara dengan peneliti, 29 Desember 2018, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi 80

Ratno, wawancara dengan peneliti, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Baru

Jambi

Page 71: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

57

Dari hasil observasi peneliti, memang terlihat dari kesehariannya

Datuk Ratno itu sendiri, yakni beliau selalu melanggar aturan panti, dan

tidak mempedulikan orang lain selain dirinya sendiri, dan beliau juga tidak

melaksanakan sholat seperti beberapa lansia lainnya. Mungkin di lihat lagi

dari latarbelakang beliau sendiri, yang mana beliau hampir gila karena

diselingkuhi oleh Mantan Istrinya itu sendiri, dan di telantarkan oleh

keluarganya sendiri, hal ini dan beberapa faktor lainnya lah yang membuat

kepribadian datuk Ratno menjadi seperti ini.

Karena tidak menutup kemungkinan kejadian masalalu sangat

berpengaruh kepada kehidupan yang sekarang. Karena Datuk Ratno

memang pernah masuk Rumah Sakit Jiwa, Ibu Kepala bilang hal itu

sedikit memperngaruhi dengan keadaan Datuk Ratno yang sekarang.

Begitu pula dengan Datuk Rohiman, beliau memiliki kekurangan

fisik yakni buta, beliau merasa tidak perlu melakukan sholat, ngaji,

interaksi dengan lansia lain karena beliau tidak bisa melihat jadi tidakharus

melakukan itu, ditambah lagi omongan datuk Rohiman ini agak sedikit

kasar dan terkesan jorok/tidak pantas.

Seperti yang dikatakan oleh datuk Rohiman, beliau mengatakan

untuk apa melakukan banyak hal, tidak ada gunanya. Seperti ini beliau

mengatakannya, sebagai berikut:

[A]ku daktau lagi harus kayakmano, aku dktau apo hidup akuni benar?

Aku malas sholat, malas ngapo-ngapoin, lagian untuk apo aku

ngelakuin itu orang aku buto jugo aku dak Nampak aku dak tau pun

apo yang aku lakuin. Terserahlah sekarang aku dak peduli lagi dengan

semuonyo, nak hidup senang be kayaknyo aku dak mampu lagi. Sering

la aku mikir, sebenarnyo aku hidup ni untuk apo? Kenapo? Ah

entahlah.”81

Ibuk Sunarti yang kebetulan lewat menanggapi apa yang di katakan

oleh datuk Rohiman dan kemudian mengatakan kepada saya sebagai berikut:

[D]atuk tu emang kayak gitu, karena dia ndak bisa ngeliat jadi

pemikiran dia sekarang ni gini „buat apa sih saya ngelakuin semua hal

81

Rohiman, wawancara dengan peneliti, 3 Januari 2019, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi

Page 72: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

58

yang berkaitan dengan Allah, lah Allah kan ndak ngasih aku kehidupan

yang enak jadi untuk apa aku harus ngikutin semua perintah-Nya?‟

emang gitu orangnya dari dulu, jadi maklumi bae kalo omongan datuk

tu suka rada kasar dan ga jelas.”82

Mengenai hal ini kembali kepada pribadi masing-masing, karena

Makna hidup ini yang menentukan adalah diri kita sendiri, jika kita ingin

hidup kita menjadi lebih baik alangkah baiknya kita mensyukuri semua yang

sudah terjadi kepada kita sampai saat ini baik senang atau sedih alngkah

baiknya kita tetap bersyukur kepada Allah SWT. Seperti yang sudah Allah

janjikan, Allah tidak akan memberi cobaan dibatas kemampuan UmatNya dan

Allah mengharapkan kita untuk selalu berdoa, dan bersyukur terhadapNya.

Tapi, jika kita menolak melakukan itu, dan justru pasrah saja terhadap

kehidupan kita sat ini dan parahnya kita mengeluh terus-terussan dan tidak

terima akan hal ini, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah merasakan

kebahagiaan yang sebenarnya karena diri kita sendiri lah yang menolak

kebahagiaan itu.

Seperti pernyataan yang di katakan oleh Oma Wulan, dan Datuk

Rohiman saja sudah berbeda karena Oma Wulan memaknai hidupnya dengan

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya berbeda sedangkan

datuk Rohiman justru beliau malah meninggalkan segala hal yang sudah di

perintahkan oleh Allah SWT, dan parahnya tidak percaya akan kekuasaan

Allah SWT.

Bagaimana pun keadaan kita, baik dalam keadaan susah maupun

senang sebaiknya kita selalu ingat akan kekuasaan Allah dan selalu bersyukur

kepada-Nya, jangan pernah sekalipun menyesali kehidupanmu yang sekarang.

Karena Allah adalah penulis skenario terbaik di kehidupan kita, cukup percaya

kepada-Nya InsyaAllah semua akan indah.

82

Sunarti, Selaku Staff, wawancara dengan peneliti, 3 Januarir 2019, Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi

Page 73: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

59

BAB IV

PENERIMAAN DIRI LANSIA DI PANTI WERDHA

Penerimaan diri adalah suatu tingkatan kesadaran individu tentang

karakteristik pribadinya dan adanya kemauan untuk hidup dengan keadaan

tersebut. Individu yang mampu menerima dirinya adalah individu yang dapat

menerima kekurangan dirinya sebagaimana dirinya mampu menerima

kelebihannya.83

Lansia adalah orang yang sudah tua dan orang tua ini juga terkenal

dengan sifatnya yang sangat sensitif. Ada beberapa lansia yang berpendapat

bahwa tinggal bersama dengan keluarganya akan membuat dia merasa

bahagia. Tapi tak dipungkuri ada juga Lansia yang merasa sangat senang

justru ketika mereka tinggal di Panti Werdha, karena menurutnya ketika

mereka tinggal di panti hal ini justru membuat mereka jauh lebih tenang dan

lebih nyaman dari pada harus tinggal dirumahnya sendiri.

A. Lansia yang Tidak Merasa Senang Tinggal di Panti

Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan ditemukan beberapa

nenek dan datuk yang tidak merasa senang ketika tinggal di panti. Mereka

lebih senang ketika tinggal dirumah. Terbukti dengan ketika di panti mereka

tidak mau mengikuti aturan panti dan selalu minta pulang kapan pun ada

kesempatan.

Walaupun keadaan di Panti bisa dikatakan nyaman, namun sebagian

dari mereka tetap berkeinginan untuk pulang dengan alasan bertemu

keluarganya. Selain itu ada pula lansia yang suka memberontak dengan apa

yang di katakan staff dan bahkan Ibu Kepala.84

Hal tersebut terjadi karena beberapa lansia tidak bisa berfikir positif

terhadap dirinya sendiri, Padahal harusnya mereka bersyukur masih di beri

kesempatan untuk tinggal di Panti, karena ketika mereka tinggal di Panti

mereka mendapatkan perhatian dari staff, Ibu Kepala, lansia yang lainnya dan

83

Hurlock, E.B. Adolescent Development. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha. 84

Penelitian Lapangan Peneliti

59

Page 74: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

60

kebutuhan mereka selalu tercukupi. Jika saja mereka berpikiran positif

terhadap dirinya sendiri mereka akan bisa berkontribusi besar terhadap

penerimaan dirinya sendiri. Tapi walaupun mereka bersikap seperti tidak ingin

tinggal di panti, mereka tetap tidak bisa meninggalkan panti karena Panti lah

yang selama ini memenuhi kebutuhan mereka hingga mereka tidak merasa

kurang dalam hal apapun. Seperti yang dijelaskan oleh Ibuk Kepala Panti

sebegai berikut:

[M]ereka tu walaupun sering mintak pulang, bilangnya ndak betah dan

segala macamnya, tapi mereka tetap ga bisa keluar dari panti. Karena

disini mereka tu semua kebutuhannya emang bener-bener tercukupi, jadi

menurut Ibuk mereka tu takut juga kalo kalo dikeluarkan dari panti.

Makanya ada beberapa yang bertingkah itu selalu kita panggil, kita Tanya

gimana-gimananya kalo memang masih mau tinggal di panti ya ikutilah

aturan panti.”85

Terlihat memang ada beberapa lansia yang tidak mengikuti aturan

panti, bahkan tidak membersihkan kamarnya sendiri, protes tentang uang,

makanan sampai pernah ribut waktu itu cuma karena hal ini, beliau

berspekulasi bahwa pihak panti menyembunyikan uang bantuan mereka

padahal sebenarnya tidak. Mereka bersikap seolah pihak panti lah yang

membutuhkan mereka.

Dalam hal ini ditemukan ada sekitar 3 orang yang peneliti lihat selama

menjalani riset di panti. 3 orang tersebut yang paling sering peneliti lihat

melakukan hal yang melanggar dan meminta pulang disetiap kesempatan, dan

selalu mencari-cari kesempatan agar bisa pulang dan bertemu dengan anggota

keluarganya walaupun hanya sebentar. Memang tidak ada hasil wawancaranya

karena memang kebanyakan dari lansia yang selalu pulang ini agak susah di

ajak bicara, atau kurang nyambung jika di ajak berbicara. Dalam hal ini

peneliti hanya melakukan penelitian lapangan.86

85

Kepala Panti, Tri Winarsih, wawancara dengan peneliti. 24 April 2019, Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 86

Penelitian Lapangan Peneliti.

Page 75: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

61

B. Lansia yang Merasa Lebih Senang Tinggal di Panti

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di lapangan, lebih

banyak di temukan lansia yang lebih memilih untuk tinggal di panti walaupun

lansia tersebut masih memiliki anak-anak yang bisa di katakan sangat mampu

dalam hal financial, tapi beliau tetap memilih untuk tinggal di panti, seperti

yang dikatakan Oma Wulan sebagai berikut:

[O]ma ni ya, ndaktau kenapa oma ndak mau aja pulang kerumah tinggal

sama anak-anak oma. Oma lebih suka tinggal di panti karena disini lebih

tenang, damai, oma bisa jadi lebih fokus belajar ngaji, dzikir, semua-

semuanyalah oma lakuin disini. Ndaktau lah oma bahagia aja bisa masuk

di sini.”87

Dijelaskan pula oleh Ibuk Kepala sebagai berikut:

[N]ah kalo Oma Wulan nih kan dari awal memang dia udah masuk duluan

sebelum Ibuk jadi Kepala jadi Ibuk gatau kalo ternyata dia memang ada

keluarga dan keluarganya mampu pula. Dan Oma memang tidak mau

keluar dari panti, karena menurut beliau tinggal disini lebih tenang.

Padahal sebenarnya jika memang begitukan sebaiknya keluar karena kan

di panti ni sebenarnya lansia nya tu uda pada banyak yg menunggu antrian

untuk masuk kesini, kan karena memang kita disini kayak pake sistem

antrian gitu, kapasitas panti kan hanya 71 orang, ini aja udah overload

banget. Lansia yang sudah berada di panti ini merasa sudah sangat

nyaman, dan memang tidak bisa keluar dari panti ini kecuali memang

meninggal dunia nanti.”88

Di katakan pula oleh nenek Darwati sebagai berikut:

[N]enek ni kha mungkin karena sudah lama juga kan tinggal di panti ni

jadi nenek sudah nyaman nian dan senanglah tinggal disini. Seringlah

anak-anak nenek ngeliat kesini, sering jugalah ngajak nenek pulang kan

tapi nenek bilang idaklah, biarlah sampai meninggal disini. Ntahlah

ndaktau juga kenapa nenek ndakmau di ajak pulang mungkin karena

emang sudah menyatu dengan panti ini kha, dan justru nenek besyukur

bisa masuk ke panti dan bertahan sampe sekarang.”89

87

Sri Wulan, wawancara dengan peneliti, 3 Januari 2019, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi. 88

Kepala Panti, Tri Winarsih, wawancara dengan peneliti. 24 April 2019, Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 89

Darwati, wawancara dengan peneliti, 29 Desember 2018, Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Baru Jambi.

Page 76: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

62

Terlihat dari keseharian Oma Wulan dan Nenek Darwati, mereka

memang lansia yang memiliki penerimaan diri yang lebih positif. Mereka

tidak meribetkan hal apapun walaupun mereka masih memiliki keluarga, tapi

mereka tetap ingin tinggal di Panti dan di Panti pun mereka tidak melakukan

hal-hal yang di langgar oleh pihak panti, mereka justru lebih banyak

berinteraksi dengan staf dan lansia yang lain disana. Mereka sangat merasa

bahagia tinggal di Panti dan benar mereka memang tinggal di Panti cukup

lama.

Adapun dengan yang di katakan oleh datuk Hasan, beliau mengatakan

sebagai berkut:

[K]alau saya ya mungkin karena tinggal disini sudah lama dan lagian juga

sudah dak ada keluarga lagi jadi tentu saja enak tinggal di panti, disini kan

juga enak segala kebutuhan tercukupi, dan kita juga ndak dikasih kerjaan

yang berat, makan dikasih lauknya juga lumayan masa iya dengan segala

hal yang sudah dikasih masih bilang ndak senang tinggal disini? dak

bersyukur bearti hidup saya kalau emang saya bilang kayak gitu. Tapi

diluar itu semua emang bahagia sih tinggal dipanti, dapat berkahnya juga

lah bersyukurlah saya bisa masuk kedalam panti ini, Alhamdulillah.”90

Karena memang sudah tidak memiliki keluarga lagi, dan sudah lama

pula tinggal dipanti, Datuk hasan memang memiliki sisi perimaan dan

penyesuaian diri yang baik. Datuk hasan adalah lansia yang sangat religious,

sering jadi Imam sholat, baca doa ketika ada acara dan sangat penurut, dan

beliau juga cukup baik dalam berinteraksi dengan lansia lainnya dan tidak

sekalipun beliau menyesal karena berakhir di panti ini.

Berbanding terbalik dengan keseharian dari datuk Yosrizal, beliau

justru tidak cukup baik dalam berinteraksi dengan lansia lain, dan juga beliau

tidak menjalankan perintah Allah seperti sholat dan lainnya, terlebih datuk

Yosrizal ini belum bisa menerima keadaan hidupnya sekarang yang bisa

berakhir di Panti ini. Walaupun beliau bersyukur, tapi beliau tidak benar-

benar bersyukur seperti yang di katakannya, sebagai berikut:

90

Hasan, wawancara dengan peneliti, 3 Januari 2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Kota Baru Jambi.

Page 77: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

63

[N]enek sebenarnya bersyukur juga bisa tinggal disini sekarang, dari pada

hidup di jalankan, hanya saja nenek malas kalo di suruh suruh, tapi

selebihnya makasih sekali dengan orang-orang panti ni karena udah

ngasih makan, tempat tidur, baju-baju dan lain-lainnya.”91

Ciri-ciri individu dengan penerimaan diri menurut Jersild adalah

memiliki penghargaan yang realistis terhadap kelebihan-kelebihan dirinya,

memiliki keyakinan akan standar-standar dan prinsip-prinsip dirinya tanpa

harus diperbudak oleh opini individu-individu lain, memiliki kemampuan

untuk memandang dirinya secara realistis tanpa harus menjadi malu akan

keadaannya, mengenali kelebihan-kelebihan dirinya dan bebas

memanfaatkannya, mengenali kelemahan kelemahan dirinya tanpa harus

menyalahkan dirinya, memiliki spontanitas dan rasa tanggung jawab dalam

diri, menerima potensi dirinya tanpa menyalahkan dirinya atas kondisi-kondisi

yang berada diluar control mereka, tidak melihat diri mereka sebagai individu

yang harus dikuasai rasa marah atau takut atau menjadi tidak bearti karena

keinginan-keinginannya, tetapi dirinya bebas dari ketakutan untuk berbuat

kesalahan, merasa memiliki hak untuk memiliki ide-ide dan keinginan-

keinginan serta harapan-harapan tertentu, tidak merasa iri akan kepuasan-

kepuasan yang belum mereka raih.

Selama masa riset, terdapat 10 orang yang penulis wawancarai dengan

berbeda tempat dan waktu, dan untuk anggota panti yang sakit yang tidak bisa

di kondisikan karena tidak bisa di ajak berbicara dengan baik dan nyambung

sebanyak 3 orang. Dari 10 orang tersebut, peneliti menghasilkan informasi

yang beragam dan sangat bervariasi. Secara umum, semua menyatakan bahwa

hidup mereka jadi bermakna ketika bisa bermanfaat untuk orang lain dan bisa

dengan tenang dan mudah menjalankan perintah Allah SWT dan menjadikan

hal itu sebagai tujuan hidupnya. Selain itu mereka juga kebanyakan lebih

bahagia tinggal di panti dari pada dirumah mereka sendiri dan lebih banyak

berdampak positif terhadap kebahagiaan mereka dari pada dampak negatifnya.

91

Yosrizal, wawancara dengan peneliti, 3 Januari 2019, Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

Page 78: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Skripsi ini, penulis mendapat kesimpulan untuk menjawab dari

rumusan masalah dalam Skripsi ini, yaitu:

1. Makna hidup adalah suatu hal yang di rasa sangat berharga, memberikan

kebahagiaan, kenyamanan, dan sangat penting jika terpenuhi bisa menjadi

tujuan hidup.

2. Dampak makna hidup terhadap kebahagiaan pada lansia disini terbagi

menjadi dua, yakni dampak positif dan dampak negatif. Jika lansia mampu

menunjukkan kebahagiaannya di panti itu artinya mereka tergolong

kedalam dampak positif tapi sebaliknya jika mereka tidak menunjukkan

kebahagiaannya dan justru selalu memberikan keluhan-keluhan itu berarti

tergolong kedalam dampak negatif.

3. Lansia adalah orang yang sudah tua dan orang tua ini juga terkenal dengan

sifatnya yang sangat sensitif. Ada 2 tipe lansia yang tinggal di Panti

Werdha, yaitu:

a. Lansia yang lebih senang tinggal di Panti

Dari hasil riset penulis terdapat 7 dari 10 lansia lebih senang tinggal di

Panti karena menurut mereka ketika mereka di Panti diri mereka

menjadi lebih tenang, dan mereka bisa lebih fokus dengan diri mereka

dan terlebih lagi bisa fokus untuk mendekatkan diri kepada Allah

SWT.

b. Lansia yang lebih senang tinggal di Rumah

Sedangkan 3 lansia lainnya lebih senang tinggal di rumah karena

menurut mereka menghabiskan masa tua dengan anak mereka akan

membuat masa tua mereka menjadi lebih bahagia.

64

Page 79: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

65

B. Saran-saran

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.

Masa ini dimulai dari 60 tahun sampai meningal dunia yang ditandai dengan

adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

Ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah

sebagai berikut; perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, perubahan

kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psiklogis, perubahan dalam sistem

syaraf dan perubahan penampilan. Menurut ajaran Islam perlakuan terhadap

lansia ini dianjurkan seteliti dan sebaik mungkin. Dan perlakuan tersebut

dibebankan bagi anak-anaknya bukan suatu lembaga apapun.

Di sarankan kepada anak agar senatiasa mengurus orang tua kita

sampai dia meninggal dunia bukan malah membiarkan dan menitipkan mereka

ke panti werdha. Mereka juga manusia mereka yang mengandung, dan

merawat kita apakah itu balasan kita? Naudzubillah. Semoga kita termasuk

dalam golongan orang-orang yang mencintai Ayah dan Ibu, Aamiin

Allahumma Aamiin.

Semoga bermanfaat.

Page 80: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

66

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Musthafa Al-Marghi, Tafsir Al-Marghi, (Semarang: Cv Toha

Putra,1992)

David, G. Myers, Psikologi Sosial. (Jakarta, Salemba Humanika). 2012

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,

2015)

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga,1980)

Jalaludin Rahmad, Meraih Kebahagiaan, (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2009)

Munandar Utmi, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi dari Bayi

Sampai Lanjut Usia, (Jakarta:UI Press,2001)

Noorkasiani & Tamher, S., Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

Pengasuhan Keperawatan, (Jakarta: Salemba Medika, 2009)

Santrock, John W, Perkembangan Masa Hidup, (Jakarta, Erlangga:2002)

Seligman, M.E,P., Penerjemah Nukman Y.E. Authentic Happiness,

Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif, (Bandung:

Penerbit Mizan, 2005)

Azizah L.M. Keperawatan Lanjut Usia, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011)

Hurlock, E.B. Adolescent Development. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha.

Putri Oetami & Kwararini Wahyu Yuniarti, Orientasi Kebahagiaan Siswa

SMA, Tinjauan Psikolodi Idigenous pada Siswa Laki-laki dan

Perempuan, Jurnal Humanitas, Vol VII, No 2, Agustus 2011

Rahmat Aziz, Pengalaman Spiritual dengan Kebahagiaan pada Guru Agama

Sekolah Dasar, Proyeksi, Vol. 6 (2) 2011

Siti Nurhidayati dan Rini Agustini, Kebahagiaan Lansia ditinjau dari

Dukungan Sosial dan Spiritual, jurnal soul, Vol.5, No 2, September

2012

Teuku Eddy, F.R. Psikologi Kebahagiaan. Yogyakarta, Progresif Books, 2007,

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka:1971)

Wahyu Jati Anggoro, Konstruksi Dan Identifikasi Property Psikometris

Intrument Pengukuran Kebahagiaan Berbasis Pendekatan Idigenuos

Psychology: Studi Multitrait-Multimethod, Jurnal Psikologi Volume

37, No. 2, Desember 2010

Wahyu Rahardjo, Kebahagiaan Seabagai Suatu Proses Pembelajaran, Jurnal

Penelitian Psiklogi, No 2, Volume 12, Desember 2007

66

Page 81: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

67

Tabel 1. Jadwal penelitian.

No Kegiatan

2018-2019

Desembe

r Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Penulisan Draf

Proposal x x

2. Konsultasi

Dengan Ka.

Jur/Prodi &

Lainnya Untuk

Fokus

Penelitian

x

3. Revisi Draf

Proposal x

4. Proses

Seminar

Proposal

x

5. Revisi Draf

Proposal

Setelah

Seminar

x

6. Konsultasi

Dengan

Pembimbing

x

7. Koleksi Data x x x x x

8. Analisa Dan

Penulisan Draf

Awal Skripsi

x x x

9. Draf Awal

Dibaca

Pembimbing

x

10. Revisi Draf

Awal x x

11. Penulisan Draf

Dua x x x x

12. Draf Dua

Dibaca

Pembimbing

x

13. Revisi Draf

Dua x

14. Draf Dua

Revisi Dibaca

Pembimbing

x

15. Penulisan Draf x x x

Page 82: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

68

Akhir

16. Draf Akhir

Dibaca

Pembimbing

x

17. Ujian

Munaqashah x

18. Revisi Skripsi

Setelah Ujian

Munaqashah

x x

19. Penggandaan

Laporan x

20. Mengikuti

Wisuda

x

Catatan : Jadwal Berubah Sesuai Waktu

Page 83: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

69

A. Instrumen Pengumpulan Data

SKRIPSI

Makna Hidup dan Dampaknya Terhadap Kebahagiaan pada Lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

No Jenis Data Metode Sumber Data

1. Historis dan Geografis

Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Jambi.

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Setting

- Dokumen Panti Sosial

Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Kepala Panti Sosial

Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

2. Struktur Organisasi Panti

Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Dokumentasi - Dokumen Panti Sosial

Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

3. Keadaan Lansia Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur

Jambi.

- Wawancara

- Dokumentasi

- Kepala Panti/Staf

Pengurus Panti.

- Dokumen Panti Sosial

Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

4. Keadaan Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

- Wawancara

- Dokumentasi

- Kepala Panti/Staf

Pengurus Panti.

- Dokumen Panti Sosial

Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

5. Keadaan Sosial Dan Budaya

Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Jambi.

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Setting

- Kepala Panti/Satf

Pengurus Panti.

- Dokumen Panti Sosial

Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

Page 84: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

70

6. Keadaan Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Setting

- Kepala Panti/Staf

Pengurus Panti.

- Dokumen Panti Sosial

Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

7. Pendekatan Lansia Panti

Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Wawancara - Wawancara Dengan

Lansia

1. Panduan Observasi

No. Jenis Data Objek Observasi

1. Letak Geografis Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

- Keadaan Letak Geografis

2. Keadaan Sosial Dan Budaya

sekitaran Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

- Kehidupan sehari-hari Lansia

di Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Jambi.

3. Keadaan Mata Pencaharian Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Luhur

Jambi.

- Pekerjaan Masyarakat di

sekitaran Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

4. Jumlah dan Keadaan Lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

5. Keadaan Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

- Kehidupan sehari-hari Lansia

di Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Jambi.

2. Panduan Dokumentasi

No. Jenis Data Data Dokumentasi

Page 85: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

71

1. Historis dan Geografis Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

- Data Dokumentasi Tentang

Historis dan Geografis

2. Struktur Organisasi Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

- Data Dokumentasi Tentang

Struktur Organisasi

3. Keadaan Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

- Data Dokumentasi Tentang

Keadaan Penduduk

4. Keadaan Pendidikan Lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Data Dokumentasi Tentang

Keadaan Pendidikan

5. Keadaan Sosial Dan Budaya Lansia

di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Data Dokumentasi Tentang

Keadaan Sosial Dan Budaya

6. Keadaan Mata Pencaharian Lansia

di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Data Dokumentasi Tentang

Mata Pencaharian

3. Butir-Butir Wawancara

No. Jenis Data Sumber Data & Substansi

Wawancara

1. Historis dan Geografis Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

- Kepala Panti/ Staff Pengurus

Panti

- Bisa Dijelaskan Bagaimana

Sejarah Adanya..........

- Bagaimana Perkembangannya

Hingga saat ini ..............

- Bagaimana Letak Geografis

Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Jambi?

2. Keadaan Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

- Kepala Panti/ Staff Pengurus

Panti

- Bagaimana kondisi lansia........

- Mayoritas lansia........

- Berapa Jumlah lansia............

3. Keadaan Psikologi Lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Luhur

Jambi.Muaro Jambi.

- Kepala Panti/ Staff Pengurus

Panti

- Lansia Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

Page 86: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

72

- Bagaimana keadaan sebelum

dan sesudah di panti..............

- Apa hambatan ............

- Apa yang perlu diperbaiki

................

4. Keadaan Sosial Dan Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

- Kepala Panti/ Staff Pengurus

Panti

- Bagaimanana bentuk

keagamaan .......

- Organisasi Sosial apa.....

- Kebudayaan yang dianut.....

5. Keadaan Mata Pencaharian Lansia

di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Kepala Panti/ Staff Pengurus

Panti

- Apa saja mata pencaharian

lansia......

6. Pendekatan yang di lakukan di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

- Pembimbing Agama di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi

Luhur Jambi.

- Menurut bapak/ibu ada tidak

upaya yang harus di lakukan

untuk menasehati para lansia

yang bertengkar?

- Jika ada apa kira-kira upaya

yang bisa dilakukan untuk

meminimalisir keadaan seperti

ini?

- Bagaimana menurut Bapak/Ibu

mengenai banyaknya lansia

yang bertengkar satu sama

lain?

7. Keadaan Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

- Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Jambi.

- Menurut Bapak/Ibu apa

pengaruh dari makna hidup

terhadap kebahagiaan para

lansia?

- Respon Bapak/Ibu melihat

lansia yang susah di atur dan

membangkang?

Page 87: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

73

Wawancara dengan Datuk Arsal dan Datuk Mukmin

Wawancara dengan Datuk Yosrizal

Page 88: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

74

Wawancara dengan Ibu Tri Winarsih “Kepala Panti”

Foto bersama Ibu Tri Winarsih

Page 89: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

75

Wawancara dengan bang Irul “Pembimbing Agama”

Foto bersama Kak Anggi “Pekerja Sosial”

Page 90: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

76

Daftar Nama Lansia Per Wisma PSTW “Budi Luhur” Jambi

Alur Pelayanan Di PSTW “Budi Luhur” Jambi

Page 91: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

77

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

Ruang Tamu “Kantor” PSTW JAMBI

Page 92: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

78

Musholla dan Bagasi PSTW “Budi Luhur” Jambi

Aula PSTW “Budi Luhur” Jambi

Page 93: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

79

Foto bersama Nenek Mayuning dan Nenek Sihar

Foto Bersama Nenek Darwati

Page 94: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

80

Foto Bersama Oma Wulan

Foto Bersama Datuk Hasan

Page 95: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

81

PELAYANAN YANG DIBERIKAN

1. Kegiatan Bimbingan Keterampilan.

Page 96: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

82

2. Kegiatan Bimbingan Kesehatan.

Perawatan Klien yang sudah uzur/sakit

Page 97: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

83

3. Kegiatan Bimbingan Sosial

a. Kegiatan Bimbingan Kelompok

b. Kegiatan Bimbingan Peorangan

Page 98: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

84

4. Kegiatan Bimbingan Mental/Pengajian

Page 99: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

85

5. Kegiatan Bimbingan Fisik

Senam dan jalan santai

Akomodasi dan Konsumsi

Page 100: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

86

6. Kegiatan Rekreasi

Page 101: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

87

7. Kegiatan Memperingati Hari-Hari Besar dan Lomba-Lomba

Page 102: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

88

8. Kegiatan Pemulasaraan dan Pemakaman Lansia

Page 103: MAKNA HIDUP DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN …

89

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Rizkha Armely

Tempat & Tanggal Lahir : Jambi, 09 September 1997

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : RT 01 Kelurahan Arab Melayu Kecamatan

Pelayangan Seberang Kota Jambi

Instagram : riizkhaarmely

B. Riwayat Pendidikan

UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI : 2015

SMK NEGERI 4 KOTA JAMBI : 2012

SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI : 2009

SD NEGERI 4 KOTA JAMBI : 2003

C. Pengalaman Organisasi

Ketua Komunikasi dan Informasi HMJ BPI : 2017-2018

Pemberdayaan Wanita PMII Rayon Ushuluddin : 2016-2017