makna kerja pada pegawai negeri sipil yang … · albertin melati widyaninta yang sangat sangat...
TRANSCRIPT
i
MAKNA KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG
MENJELANG PENSIUN DAN TIDAK MEMANFAATKAN
PROGRAM MPP (Masa Persiapan Pensiun)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Benediktus Aditya Wahyu Dewantoro
119114130
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Maturnuwun Gusti Tasih Diparing Wekdal Kangge Nyawang Enjang Meniko
Mugi Kawula Tansah Saget Eleng Lan Sukur Dumateng Panjenengan
(Cakra Kembang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
“Sesuatu yang tak dapat
membunuhku membuat aku lebih
kuat” (Nietzsche)
(Victor Frankl)
Better to Fight for Something Than to Live for Nothing
(Peacock Coffee)
Start Strong! Finish Strong!
(Hell Kitchen)
Semua dosa, semua kebaikan, semua
keburukan, Surga, dan Neraka ada
Semuanya didalam Diri Kita.
(13 Jam di Benghazi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Semua Jerih Payah Dari Keringatku Ini Akan Aku
Persembahkan Kepada
Bapakku Antonius Sardi | Ibukku Emilia Dwi
Wartini | Adikku Gervasius Andre Wicaksono |
Kesayanganku Melati Widyaninta | Seluruh
Keluarga Besar Aloisiyus Tanu |Seluruh Keluarga
Besar Prawiro Suprono Dharmo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Makna Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil yang Menjelang Pensiun
dan Tidak Memanfaatkan Program MPP
(Masa Persiapan Pensiun)
Benediktus Aditya Wahyu Dewantoro
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna kerja pada pegawai
negeri sipil yang menjelang pensiun dan tidak mengambil program MPP. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis fenomenologi
interpretatif. Metode pengumpulan data utama menggunakan metode wawancara
semi terstruktur. Informan dalam penelitian ini adalah dua orang pegawai negeri
sipil yang menjelang pensiun dan tidak mengambil program MPP. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pegawai yang menjelang pensiun memilih
untuk tetap bekerja dari pada memanfaatkan program MPP yang sudah disediakan
pemerintah. Hal ini dikarenakan masih adanya tugas kerja yang tersisa, masih
membutuhkan dukungan ekonomi, masih memiliki fisik yang sehat, dan ingin
membagikan ilmu yang mereka miliki dengan orang lain. Disamping itu mereka
juga mengalami kecemasan menjelang pensiun, dengan adanya kecemasan yang
muncul ini tidak mempengaruhi semangat kerja dan performansi kerja para
pegawai. Sehingga dengan adanya motivasi kerja menjelang pensiun mereka tetap
memaknai kerja dengan positif. Hal tersebut dikarenakan pegawai yang menjelang
pensiun merasa bahwa bekerja adalah wujud orientasi ekonomi guna
mempertahankan kelangsungan hidup keluarga mereka, kerja dimaknai sebagai
sarana untuk membangun relasi sosial di dalam lingkungan kantor maupun
lingkungan masyarakat sekitar, memaknai kerja sebagai panggilan, dan memaknai
pekerjaan mereka sebagai sebuah perwujudan kehidupan spiritual.
Kata kunci: makna kerja, menjelang pensiun, pegawai negeri sipil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Meaning of Work to Pre-Retire Civil Service Employee
and Do Not Avail Program of MPP (Masa Persiapan Pensiun)
Benediktus Aditya Wahyu Dewantoro
ABSTRACK
This research aims to understand meaning of work of pre-retire civil
service employee and do not avail program of MPP. The metods of research is
qualitative with interpretative phenomenology analysis. Methods of primary
collect data using semi structured interview methods. Informants of this research
were, two pre-retire of civil service employee and do not avail program of MPP.
The result of this research showed that pre-retire of civil service employee choose
to still working than joining MPP program that has been prepared by
government. This case occur because there still remaining labor assignment to
do, still need economic support, still has good physical healthy, and want to share
knowledge they have to other people. Beside that, they also experience anxiety
toward retirement, with being insecure, it does not affect work spirit and work
performance of employee. Initially, with being motivated to work, waiting toward
retirement they still have positive meaning of work. This research found just
because employee who wait upon retirement feels that working is manifest of
economic orientation to maintain life continuance of their family, meaning of
work as media for build social relation in workplace as well as in society, to
meaning of work as allure and meaningfull of work as a media to spiritual living.
Keyword: meaning of work, pre-retire, civil service employee.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Lega! Saya sebagai penulis merasa lega karena akhirnya bisa
menyelesaikan penelitian atau skripsi ini dengan baik walaupun banyak rintangan
yang dihadapi. Percayalah bahwa proses tidak akan pernah menghianati hasil.
Semua orang butuh kerja agar diakui eksistensinya. Sama halnya dengan saya
sang penulis yang sudah membuktikan kerja keras selama hamper 2 tahun dalam
menyusun penelitian tugas akhir ini. Setelah selesai kemudian saya butuh
pengakuan atas kerja keras saya berupa kelulusan. Skripsi ini melatih saya untuk
bersabar, malatih saya untuk menulis, melatih untuk teliti, dan pantang menyerah.
Banyak orang dibelakang saya yang sudah mendukung penulisan skripsi ini dan
saya tidak akan menyia-nyiakan dukungan mereka.
Peneliti dalam menulis skripsi ini mencoba untuk
mengkomparasikan kehidupan sehari-hari yang dilakukan dan merefleksikannya
dalam tulisan ini. Saya sangat betul-betul menyadari apa yang saya lakukan ketika
menulis penelitian ini, saya mengetahui isi, dan makna dari sebuah penelitian ini.
Dengan adanya semangat ini dimungkinkan untuk pembaca skripsi ini mudah
paham tentang makna kerja dan prosesnya, karena diperlukannya harmonisasi.
Apa yang kita lakukan haruslah kita mensadari sepenuhnya agar terwujud yang
namanya makna. Dibalik penulisan skripsi saya ini, sudah banyak sekali pihak-
pihak yang terlibat didalamnya. Saya sebagai penulis ingin menucapkan
terimakasih sebesar-besarnya, karena ketika tidak ada mereka skripsi ini pun tidak
akan tertulis. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan waktu yang terindahnya,
semangat kerja, kesehatan, dan rejeki yang melimpah kepada saya dan
keluarga saya.
2. Terimakasih saya ucapkan kepada Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. yang telang
mendampingi dan membina saya dan angkatan saya dengan sepenuh hati.
3. Terimakasih kepada Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si. yang sudah bekerja keras
dalam membina dan mendampingi program pembelajaran di fakultas
tervinta ini.
4. Terimakasih kepada Wakaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Ibu Passchedona Henrietta Puji Astuti Dian Sabbati, S.Psi, M.A.
yang sudah membimbing kami para mahasiswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan formal maupun informal. Mengajari saya pertama kali
penulisan skripsi. Ibu juga sesosok wanita yang tangguh dan berwibawa.
5. Kepada keluarga besarku, bapakku tercinta Antonius Sardi yang terus
memberikanku suntikan semangat, suntikan dana kuliah dan prinsip-
prinsip hidup yang inspiratif. Kemudian untuk Ibuku yang amat-amat-
amat sangat aku sayangi melebih dari apapun didunia ini (Alm) Ibu Emilia
Dwi Wartini yang merawatku dari kecil, mendulangku terus menerus
dengan kedisiplinan dan rasa peduli dengan orang lain. Aku kangen ibuk.
Terakhir Gervasius Andre Wicaksono adikku sing bagus dewe, yang telah
memberikan dukungan semangat dan menemaniku begadang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
6. Timotius Maria Raditya Hernawa, M.Psi. (masbro) yang tak lelah
mengajariku dengan sabar bagaimana cara menulis skripsi dengan baik
dan benar. Mumet bareng pokokmen. Dosen muda yang belum menikah
yang sangat ngemong dan sangat menjadi panutan saya dalam hal
memimpin dan mendampingi.
7. Albertin Melati Widyaninta yang sangat sangat sangat sangat sabar dalam
mendampingi hidpuku, skripsiku, keluh kesahku, ketidakdonganku. Dia
selalu menjadi sahabat, partner, sekaligus pacar yang luar biasa.
Terimakasih atas kerja keras dan keringatmu untuk menemaniku dan
mengajariku. Cupcake!
8. Kepada pak Giyanto yang menjembatani saya dalam berproses mencari
informan. Kemudian terimakasih juga untuk Informan penelitianku pak W
dan bu U yang sudah bersedia menolong dan memberikan pelajaran
berharga atas makna kerja, nilai kerja, dan nilai hidup yang diberikan.
9. Sahabat-sahabatku yang ingin aku sebutkan satu persatu yaitu, keluarga
besar DMGN House yang tercinta yaitu ada Eyang sebagai direktur utama,
Pakdhe sepuh sebagai juru bicara, Boghel, Sibhie, Celeng, Valen, Widodo,
Endang, Tumiyar, Damar, Madek, Kevin Nugraha sang juragan soto 161,
mbambung. Kemudian keluarga besar GKC 2011 yang selama 4 tahun
berdinamika bersama di kelas, ramene, gojeke, makrabe, ngombene,
sakkabehe! Untuk sahabat kecilku si sonyol a.k.a Cristian Aji sing nyekel
seperempat kota jogja yang sudah menyediakan rumahnya untuk melepas
lelah segala curahan hati dan menyediakan makanan cemilan yang banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
10. Keluarga Besar FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA yang telah memelihara dan mengembangkanku menjadi
mahasiswa yang cerdas dan sekaligus humanis, peka terhadap situasi,
peduli, dan penuh kreasi. Keluarga Besar AKSI 2011, 2012, 2013, 2014,
2015 atas dinamikanya selama berproses sebagai Konseptor dalam
membentuk suatu konsep yang luar biasa hebatnya. Dalam berproses
mewujudkan konsep inisiasi yang baik saya ditemani oleh Mas Komeng,
Hanif sang professor, Kribo, Agnes Wijaya, Aprek, Lia imut, SS dono,
Suci pesek, dan Niko. Sekaligus juga semua para tutor 4 generasi yang
sudah saya cetak, semoga kalian selalu megembangkan sayap.
Terimakasih saya ucapkan juga untuk Albertus Harimurti (ucil) yang
sudah mengajariku semua hal, Saktya yang dominan dan selalu saya
repoti, Stanis teman gereja yang care, Vico sang cino yang mengajari saya,
Bela yang mengajari saya juga, Yerinta yang sudah mengajari saya
membuat abstrak, Budi yang punya angkringan tempat saya nongkrong
dan mendukung kelancaran skripsi, dan Jono adiknya budi, Boncel teman
seperjuangan skripsi, Berang teman yang sudah saya anggap sedulur,
Nathan, Yudha AO, Grego, Evan, Gempol, Bendot, Sikak, Gencet, Konde,
Ve, Pika yang mengajari saya teknik badminton, Sri Rejeki, Panjul, Bayu,
Ajek, Anoy, Elis, Bene sang tegar, Rere, Bincik, Ghea, dkk. Teman-teman
Masdha FM 95.00 yang membawa dan mewujudkan hobi saya sebagai
penyiar radio. Teman-teman SMA Pangudi Luhur saya Sibon, Krecek,
Genjik, Gawer, Cimeng, Roby, Galang, Rian, Kikita, Ika, Moli, Kecap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
dan Bu Peni sebagai guru BK yang mensupport saya untuk terus semangat
ketika daftar kuliah di psikologi. Selain itu, teman-teman OMK Paroki
Pringwulung yang sudah mempercayakan saya sebagai ketua.
11. Terimakasih juga buat PSS Sleman yang menghibur saat weekend. Para
supporter BCS yang telah menampilkan yang terbaik. Selain itu,
terimakasih juga buat Raisa, Tulus, Yura, Jah Boy, DJ Snake, Anji, Via
Vallen dengan Suket Tekinya, NDX dengan Sayangnya, Koneg, Nella
Kharisma, Didi Kempot, Glenn, MLTR, Jason Mraz, Ndherek Dewi Maria
yang menjadi soundtrack dalam menuliskan skripsi dan juga menemani
saat begadang. Tak lupa juga terima kasih saya ucapka kepada segenap
film-film action, film-film based true story, dan sport film yang menghibur
kehidupan saya dikala saya merasa putus asa dan tidak bersemangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………………....ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………....iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………vii
ABSTRAK………………………………………………………………………viii
ABSTRACT……………………………………………………………………......ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH…………………………………………………………………………...x
KATA PENGANTAR……………………………………………………………xi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xvi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xx
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xxi
BAB I……………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………….....1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..11
C. Tujuan Penelitian.………………………………………………………..11
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………….11
1. Manfaat Teoritis………………………………………………....11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
2. Manfaat Praktis…………………………………………………..12
BAB II…………………………………………………………………………...13
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………13
A. Makna Kerja……………………………………………………………..13
1. Definisi Makna Kerja……………………………………………13
2. Sumber Makna Kerja…………………………………………….15
3. Aspek-aspek Makna Kerja……………………………………….21
B. Menjelang Pensiun………………………………………………………25
1. Pengertian Pensiun………………………………………………25
C. Makan Kerja Pegawai yang Menjelang Pensiun dan Tidak Memanfaatkan
Program MPP……………………………………………………………27
BAB III…………………………………………………………………………..31
METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………………31
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………..31
B. Fokus Penelitian…………………………………………………………32
C. Informan Penelitian……………………………………………………...32
D. Metode Pengumpulan Data……………………………………………...33
E. Proses Pengumpulan Data……………………………………………….39
F. Metode Analisis Data……………………………………………………43
G. Kredibilitas Penelitian…………………………………………………...44
BAB IV…………………………………………………………………………..46
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………….46
A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………………...46
B. Gambaran Informan……………………………………………………...47
C. Hasil Penelitian…………………………………………………………..49
D. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….84
E. Pembahasan Khusus Tiap Informan……………………………………..90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
BAB V………………………………………………………………………….100
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………...100
A. Kesimpulan……………………………………………………………..100
B. Keterbatasan Penelitian………………………………………………...102
C. Saran……………………………………………………………………102
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..104
LAMPIRAN……………………………………………………………………109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Panduan Pertanyaan Wawancara……………………………………..35
Tabel 2 Waktu Pelaksanaan Wawancara………………………………………41
Tabel 3 Tabel Tematik Kedua Informan…………………………………..........95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Penelitian…………………………………………………...30
Gambar 2. Skema Penelitian Informan 1……………………………………..92
Gambar 3. Skema Penelitian Informan 2……………………………………..94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Informed Consent Informan…………………………...109
Lampiran 2: Lembar Informed Consent Significant Others………………….112
Lampiran 3: Verbatim Informan 1…………………………………………….115
Lampiran 4: Tabel Kategorisasi Informan 1………………………………….131
Lampiran 5: Verbatim Atasan Kerja Informan 1……………………………..144
Lampiran 6: Analisis Atasan Kerja Informan 1……………………………...162
Lampiran 7: Verbatim Rekan Kerja Informan 1……………………………...174
Lampiran 8: Analisis Rekan Kerja Informan 1……………………………….192
Lampiran 9: Verbatim Informan 2…………………………………………….201
Lampiran 10: Analisis Informan 2…………………………………………….211
Lampiran 11: Verbatim Atasan Kerja Informan 2……………………………219
Lampiran 12: Analisis Atasan Kerja Informan 2……………………………..240
Lampiran 13: Verbatim Rekan Kerja Informan 2…………………………….253
Lampiran 14: Analisis Rekan Kerja Informan 2……………………………...260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia.
Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan
seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Selain itu, seseorang bekerja karena
ada sesuatu yang hendak dicapainya (Anoraga, 1992). Bekerja merupakan
bagian fundamental kehidupan bagi hampir semua orang dewasa, baik pria
maupun wanita, yang memberikan kebahagiaan dan kepuasan. Kenyataannya
adalah bila seseorang mampu mendapatkan penghasilan sendiri, ini
merupakan suatu pertanda bahwa dirinya adalah manusia produktif, manusia
yang berguna dan tidak menjadi beban orang lain. Kegiatan bekerja bagi
seseorang dapat menimbulkan rasa percaya diri, harga diri, dan rasa puas
(Partini, 2011). Bekerja tidak hanya digunakan sebagai alat instrumental untuk
mendapatkan keuntungan atau sumber finansial untuk pribadi saja. Tetapi
bekerja juga bisa menjadi sumber penting untuk membentuk identifikasi dan
citra diri.
Adanya aktivitas kerja yang dilakukan oleh seseorang maka akan
menimbulkan makna kerja pada diri individu tersebut. Harpaz (2002)
mengatakan bahwa makna kerja terbentuk dari berbagai pengalaman kerja
yang didapat dari lingkungan kerja. Ditambahkan oleh Deresky (2002) bahwa
makna kerja tidak hanya sebagai usaha untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
saja, tetapi sebagai usaha pemenuhan kebutuhan sosial, pemenuhan akan
harga diri, dan pengaktualisasian diri seseorang terhadap pekerjaan mereka.
Secara subjektif makna kerja diartikan sebagai individu yang bekerja dan lebih
menunjukkan prestasi kerja dari pada uang, harga diri, dan bersosialisasi
(Herudiati, 2013). Maka dari itu makna kerja sangatlah dibutuhkan seseorang
untuk mewujudkan semangat kerja, motivasi kerja, dan perfoemansi kerja
yang positif.
Tidak selamanya individu bekerja terus menerus sepanjang
umurnya. Ada kalanya ketika sudah mencapai usia tua, individu akan
beristirahat dari pekerjaannya dan memasuki fase pensiun. Fase pensiun
dianggap banyak orang cukup penting dan tidak bisa dihindari. Coward & Lee
(dalam, Partini 2011) menambahkan bahwa kehadiran masa pensiun bukanlah
keadaan tiba-tiba tetapi suatu waktu yang dapat diketahui sebelumnya. Safitri
(2013) menyebutkan bahwa pensiun adalah suatu masa transisi ke pola hidup
baru, sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran, perubahan
keinginan, perubahan nilai dan makna. Selanjutnya masa bekerja bagi
seseorang bisa terkait dengan umur. Dijelaskan bahwa di berbagai lembaga
pemerintahan atau swasta, terdapat undang-undang yang mengatur seseorang
pegawai harus berhenti dari pekerjaan karena telah mencapai umur tertentu,
yaitu disebut dengan purnatugas atau pensiun (Partini, 2011).
Dalam konteks menjelang pensiun ini diperkirakan individu yang
menjelang pensiun sudah memiliki makna kerja. Dalam membentuk makna
kerja pada diri seseorang, apalagi seseorang yang akan menghadapi pensiun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tidak jarang akan mengalami kendala dan halangan. Salah satu kendala yang
dihadapi para pegawai yang menjelang pensiun dalam membentuk makna
kerja biasanya adalah kecemasan. Kecemasan dalam konteks penelitian ini
adalah kecemasan menghadapi pensiun. Hadirnya masa pensiun ini akan
menimbulkan masalah bagi sebagian orang. Individu yang hampir setiap hari
bekerja dan tiba-tiba harus berhenti bekerja membuat mereka merasa tidak
berharga dan cemas.
Pensiun adalah sebuah titik balik yang signifikan dalam karir
seseorang selama hidup bagi mayoritas orang dewasa yang telah
menghabiskan seluruh atau sebagian besar hidupnya untuk bekerja. Eyde
(dalam Eliana, 2003)berpendapat bahwa adanya kendala atau halangan dalam
pembentukan makna kerja pada pegawai menjelang pensiun yang mengalami
kecemasan akan berdampak kepada berubahnya kehidupan didalam diri
seperti, seseorang akan kehilangan peran sosialnya di masyarakat, prestise,
kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga diri akan berubah juga karena
kehilangan peran. Selain itu akan berdampak juga pada menurunnya kondisi
fisik, pendapatan, dan berkurangnya relasi sosial itulah yang menyebabkan
individu mengalami kecemasan dalam menghadapi masa pensiun (Limono,
2013). Hasil penelitian dari jurnal ilmiah menyatakan bahwa masyarakat
Amerika dan Jerman merasa khawatir dan cemas terhadap pensiun. Hal ini
dikarenakan mereka khawatir akan menurunnya keadaan keuangan, sehingga
mereka merasa tidak mempunyai dana yang cukup untuk memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kebutuhan biaya kesehatan yang cukup besar di saat mereka berusia lanjut
(McConatha, dkk, 2009).
Bagi sebagian besar pegawai, perihal pensiun tidaklah
menyenangkan sehingga para pegawai cenderung mulai merasa cemas dan
khawatir ketika menjelang pensiun (Tarigan, 2009). Kecemasan merupakan
situasi afektif yang dirasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik
yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam (Freud dalam
Feist, 2010). Apabila kecemasan tersebut dibiarkan terus menerus dalam
waktu yang lama, maka akan terjadi depresi, stres berat, dan putus asa
(Tarigan, 2009). Kecemasan yang muncul bisa berupa gejala fisik, emosi,
kognitif, dan perilaku.
Pada salah satu informan yang menjelang pensiun pada penelitian
ini sudah memiliki rencana dan aktivitas sampingan seperti menjadi Ketua
RT, tetapi dirinya tetap merasa cemas dan tidak berharga dalam melakukan
aktivitas tersebut. Menurut informan aktivitas yang dilakukannya tidak
menambah pemasukkannya dan tidak membuat dirinya merasa berharga. Hal
ini dikarenakan informan belum mampu menerima dirinya yang sebentar lagi
akan pensiun. Sedangkan jika seseorang mampu merencanakan atau mencari
aktivitas pengganti setelah pensiun, mempertahankan keberlanjutan aktivitas
kehidupan barunya dan dapat mengaktualisasikan apa yang ada maka akan
terhindar dari masalah psikologis seperti kecemasan.
Seseorang yang mengalami kecemasan pada masa menjelang
pensiun akan merasa sudah tidak berguna dan tidak ada lagi yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dibanggakan dari dirinya. Mereka merasa sudah tidak diperlukan lagi oleh
instansi tempat mereka bekerja, karena menurut mereka sudah kalah saing
dengan generasi yang lebih muda dan lebih baik dari dirinya. Persepsi dan
stigma negatif dari masyarakat mengenai pensiun perlu disikapi dengan
bijaksana agar tidak menimbulkan atau menambah kecemasan. Dari penelitian
jurnal yang berjudul “Dukungan Sosial dan Tingkat Kecemasan Pada
Kelompok Pekerja PNS yang Mennghadapi Masa Pensiun” menunjukkan
bahwa sebesar 34,5% dari total subjek yang ada mengalami kecemasan dari
tingkat kecemasan yang rendah sampai tingkat kecemasan yang tinggi dalam
menghadapi masa pensiun (Santi dan Mu’in, 2013).
Dengan timbulnya berbagai macam bentuk kecemasan, pegawai
menjelang pensiun yang mengalami kecemasan akan cenderung menunjukkan
perilaku-perilaku yang menganggu dan mempengaruhi semangat kerja
dikantor. Semangat kerja menurut Siswanto (dalam Yuliarti, 2014) merupakan
suatu keadaan psikologis seseorang yang bisa menciptakan kesenangan yang
akhirnya bisa mendorong seseorang tersebut untuk bekerja lebih giat dan lebih
baik lagi. Adanya penelitian yang membahas mengenai hubungan antara
kecemasan menghadapi pensiun dengan semangat kerja, yang menunjukkan
kedua variabel tersebut memiliki korelasi yang signifikan (Yuliarti, 2014).
Dengan adanya penelitian diatas kemudian dipertegas oleh teori bahwa
seseorang pegawai yang mempunyai semangat kerja tinggi akan selalu
memberikan sikap positif kepada pekerjaan dan juga lingkungan kerjanya
(Djui dalam Yuliarti, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Menurut Nawawi (dalam Yuliarti, 2014) mengatakan bahwa
seseorang biasanya mengalami penurunan semangat kerja bila seseorang
tersebut akan menjelang pensiun. Penurunan semangat ini dipengaruhi oleh
adanya kecemasan. Menurut Yuliarti (2014) pegawai yang mengalami
kecemasan dalam menhadapi pensiun biasanya menjadi malas-malasan saat
melakukan suatu pekerjaan. Reaksi cemas seseorang sering merubah sikap
pegawai dari yang tadinya rajin menjadi malas dalam bekerja, bersikap santai
dan cenderung tidak peduli dengan pekerjaan, serta sering membolos kerja
dengan berbagai alasan. Nitisemito (dalam Yuliarti, 2014) menambahkan
bahwa gejala-gejala yang nampak saat seseorang pegawai mengalami
penurunan semangat kerja diantaranya yaitu, rendahnya produktivitas kerja,
tingkat absensi yang tinggi, tingkat perpindahan karyawan yang tinggi, tingkat
kerusakan yang meningkat, kegelisahan dimana-mana, tuntutan yang sering
terjadi, dan mogok kerja. Semangat kerja didalamnya meliputi motivasi
seseorang dalam bekerja. Hal ini didukung oleh Anoraga (1992) motif adalah
yang melatarbelakangi individu untuk berbuat (berperilaku kerja) dan
mencapai tujuan tertentu. Motivasi seseorang dalam bekerja secara otomatis
akan mempengaruhi semangat kerja dan pemaknaan kerja seseorang saat
melakukan aktifitas kerja. Hal ini disebabkan oleh sumber terbentuknya
makna kerja salah satunya adalah motivasi dari dalam diri (Rosso, Dekas, and
Wrzesniewski, 2010). Oldham (dalam Rosso, et all, 2010) mendefinisikan
motivasi kerja sebagai derajat dimana seseorang mengalami perasaan yang
positif saat bekerja dengan efektif. Sedangkan Hackman & Oldham (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Rosso, et all, 2010) mengatakan bahwa ketika seseorang mengalami suatu hal
yang disebut kebermaknaan dalam bekerja (meaningfulness of work), hal ini
dapat menjadi hal yang penting dalam perkembangan motivasi kerja. Dengan
kata lain, ketika seseorang merasa bahwa bekerja sebagai sesuatu yang
bermakna maka motivasi kerja akan tumbuh, sehingga orang tersebut dapat
memaknai kerja dan muncullah makna kerja bagi dirinya. Makna kerja adalah
suatu perasaan bahwa pekerjaan yang mereka pilih tidak dapat dipisahkan dari
kehidupannya, tidak mengutamakan aspek finansial atau kemajuan karir.
Makna kerja mencangkup kepercayaan kita tentang peran kerja dalam
kehidupan kita, dan merefleksikannya dalam perasaan kita mengenai
pekerjaan kita, perilaku kita dalam bekerja, dan tipe-tipe tujuan yang kita
perjuangkan terdapat dalam pekerjaan (Wrzesniewski, 1999).
Untuk menambahkan informasi dan fenomena yang ada saat ini
peneliti mencoba mewawancarai calon informan mengenai kinerjanya
sebelum pensiun. Dapat dikatakan bahwa kinerja dan semangat kerja informan
baik, ini dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan. Informan menuturkan
bahwa mendekati masa pensiun dirinya tambah semakin rajin dan semangat
dalam bekerja untuk menyelesaikan tugasnya. Ini dikarenakan ketika subjek
sudah benar-benar pensiun, subjek tidak merasa terbebani lagi oleh pekerjaan-
pekerjaan dikantor. Hal ini didukung juga oleh Pines & Aronson (dalam
Santrock, 2002) menyatakan bahwa orang dewasa tengah baya mungkin
memfokuskan pada beberapa banyak waktu yang tersisa sebelum pensiun dan
kecepatan mereka mencapai tujuan pekerjaan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Selain itu, performansi kerja subjek meningkat dan banyak
mendapat apresiasi dari pimpinan dan teman-teman sekantornya. Hal ini
membuat subjek puas dan bangga atas hasil kerjanya. Santrock (2002)
mendukung kalimat diatas, bahwa terdapat komitmen kerja yang lebih besar
seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Menurut subjek, menjelang
pensiun tidak mempengaruhi kinerjanya dikantor. Dari beberapa pernyataan
informan, ada kecenderungan dirinya memiliki makna kerja yang baik karena
dipengaruhi oleh iman. Bekerja juga salah satu ungkapan iman yang sangat
penting dan istimewa. Kejujuran dan rasa bersyukur subjek yang membuat
subjek merasa siap untuk memasuki masa pensiun (Kristiadi, komunikasi
pribadi, 5 Desember 2015). Membahas kinerja yang lainnya terlihat dari
fenomena yang terjadi bahwa informan lainnya mengalami penurunan gairah
kerja karena dirinya beranggapan bahwa dirinya sebentar lagi akan pensiun.
Performansi kerja informan juga tidak begitu baik karena informan
beranggapan bahwa tidak akan ada orang yang menilai dan menegur
kinerjanya. Informan juga merasa kalah bersaing dengan pegawai-pegawai
yang berusia muda karena keadaan fisik informan juga mempengaruhi
kinerjanya (Gatot, komunikasi pribadi, 7 Desember 2015).
Dengan adanya kedua fenomena yang berbeda diatas bisa
dikatakan bahwa ketika seseorang mempunyai motivasi kerja yang didasari
pada semangat kerja akan menimbulkan performansi kerja yang baik
menjelang pensiun. Sebaliknya jika semangat kerja pegawai menurun maka
akan bisa menyebabkan menurunnya tingkat produktivitas kerja. Hal ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
didukung oleh Anoraga (1992) banyak asumsi dan hipotesis yang dibuat
menyatakan bahwa dengan pemaknaan kerja yang tepat, maka produktivitas
akan meningkat.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang mengalami
kecemasan, maka akan mempengaruhi semangat kerja dan produktivitas kerja
yang menurun (Yuliarti, 2014). Perusahaan perlu untuk menjaga semangat
kerja pegawainya, terutama pada saat pegawai mengalami kecemasan
menjelang pensiun. Kesiapan para pegawai negeri sipil dalam mengahadapi
masa pensiun bergantung pada presepsi pegawai negeri sipil mengenai
pensiun itu sendiri bagi kehidupan mereka. Maka dari itu untuk mengurangi
permasalahan-permasalahan menjelang dan pasca pensiun pemerintah telah
menyediakan program masa persiapan pensiun atau yang lebih sering dikenal
dengan singkatan MPP (Masa Persiapan Pensiun) bagi pegawai negeri sipil
yang akan memasuki masa pensiun.
Menurut Partini (2011), program pensiun merupakan penghargaan
atau imbalan jasa dari pemerintah kepada karyawan yang telah berjasa dan
membaktikan dirinya untuk bekerja selama bertahun-tahun. Pada tahap MPP
karyawan diberikan program-program pelatihan untuk mempersiapkan masa
pensiun (Rivai dalam Kadarisman, 2012). Adanya program MPP yang
diterapkan di instansi BPN adalah dengan membebastugaskan pegawai yang 1
tahun kedepan akan pensiun dan tetap menerima gaji pokok. Fungsi dan
kegunaan dari diadakannya program MPP di instansi BPN (Badan Pertanahan
Nasional) adalah untuk memberikan keleluasaan kepada para pegawai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
ingin mempersiapkan pensiun. Fenomena yang terjadi di instansi negeri BPN
kebanyakan pegawai tidak mengambil MPP dan memilih untuk tetap bekerja
di sisa-sisa waktu sebelum masuk masa pensiun. Hal ini dikarenakan, mereka
memilih untuk menyelesaikan kewajiban dan tanggungjawab yang masih ada
sebelum mereka pensiun. Selain itu, supaya mereka tetap beraktifitas sehari-
harinya dan juga mendapat uang tambahan dari pekerjaan lapangan.
Pemilihan untuk tetap bekerja dengan giat walaupun sebentar lagi
memasuki masa pensiun merupakan salah satu penerapan prinsip hidup agar
terus berkembang untuk menentukan langkah hidup yang tepat kedepannya.
Namun tanggungjawab untuk tetap bekerja masih ada meskipun berbagai
masalah sering muncul. Konsekuensi dari perilaku tersebut ternyata tidak
dapat menghentikan semangat subjek untuk tetap bekerja meskipun akan
memasuki masa pensiun, hal ini mungkin dikarenakan subjek memegang
makna kerja yang baik dalam kehidupannya. Selain itu, juga ada pegawai
yang memilih untuk bekerja tetapi performansi kerja, semangat kerja, dan
kinerjanya di perusahan menurun karena subjek mempunyai anggapan bahwa
dirinya sudah tua dan kalah bersaing dengan pegawai yang lebih muda.
Dengan adanya kedua peristiwa ini, kemudian menarik perhatian dan peneliti
termotivasi untuk melihat pemaknaan kerja pegawai yang menjelang pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang yang sudah ditulis, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah makna kerja pegawai negeri sipil
yang menjelang pensiun yang tidak memanfaatkan program MPP?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk melihat pemaknaan
kerja pegawai yang menjelang pensiun dan yang tidak memanfaatkan program
MPP.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
tambahan teori baru bagi para akademisi dan peneliti selanjutnya. Berkaitan
dengan bidang Psikologi Industri dan Organisasi, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang bagaimana para
pekerja dengan pemaknaannya dalam konteks ini pegawai menjelang
pensiun yang tidak memanfaatkan program MPP. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang apa makna pekerjaan
pegawai yang menjelang pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi para pegawai dan keluarga pegawai yang memasuki masa
menjelang pensiun: memberi gambaran tentang pentingnya masa
persiapan pensiun.
b. Menambah wawasan dan sebagai bahan reflektif untuk melihat
pemaknaan kerja informan yang menjelang pensiun.
c. Membantu informan penelitian untuk melihat semangat dan perfomansi
kerjanya. Dengan begitu akan menumbuhkan motivasi kerja yang lebih
baik lagi saat akan menjelang pensiun. Kemudian input yang didapat
adalah informan sanggup memaknai pekerjaannya.
d. Mempersiapkan calon pensiunan untuk kehidupan yang lebih baik
ketika memasuki masa pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Makna Kerja
1. Definisi Makna Kerja
Makna kerja adalah sekumpulan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan,
sikap, dan harapan yang orang-orang miliki dalam hubungannya dengan
kerja (Gaggioti, dalam Siti 2013). Frankl (dalam Koeswara, 1992),
menambahkan bahwa makna kerja bukan diperoleh dari pekerjaan itu
sendiri, yang dipentingkan adalah bagaimana individu dapat menunjukkan
keberaniannya dalam berekspresi, menunjukkan keunikannya dan
keistimewaannya dalam bekerja sehingga ia bisa mendapatkan makna dan
komitmen pribadi terhadap pekerjaannya dan menjadi lebih bertanggung
jawab terhadap kehidupan pribadi dan kehidupan sesamanya.
Menurut peneliti PIO Wrzesniewski (dalam Laura, 2010)
menyebutkan bahwa dalam penelitiannya menemukan bahwa persepsi
para pegawai terhadap pekerjaan mereka memiliki dampak yang dalam
pada aspek penting pekerjaan mereka. Aspek penting tersebut yaitu
Pertama, bekerja sebagai sebuah pekerjaan. Pekerjaan dianggap sebagai
pendapatan pokok dan sebagai sebuah sarana untuk mencapai tujuan
(seperti hobi atau menafkahi keluarga), dan ketika tidak memiliki
pendapatan akan berhenti. Kedua, pekerjaan sebagai sebuah karir.
Pekerjaan dipandang sebagai motivasi untuk berprestasi, stimulus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kebutuhan untuk bersaing, atau meningkatkan prestis dan kepuasan.
Ketiga, pekerjaan sebagai sebuah panggilan. Pekerjaan adalah sumber
kebermaknaan diri. Individu yang memandang pekerjaan sebagai sebuah
panggilan akan mengenali dan percaya bahwa pekerjaan yang mereka
lakukan mampu memberikan kontribusi kepada lingkungan sosial atau
pekerjaan sebagai sarana untuk melayani diri sendiri dan orang lain.
Wrzesniewski (2003) mempertegas bahwa makna kerja adalah
pemahaman pegawai tentang apa yang dilakukan ditempat kerja
sebagaimana signifikansinya terhadap apa yang benar-benar mereka
lakukan.
Makna kerja menurut Singh (dalam Herudiati, 2013) merupakan
penghayatan individu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dengan
melakukan kegiatan bekerja dalam sebuah lingkungan kerja. Lebih lanjut
dijelaskan oleh Chalofsky (dalam Herudiati, 2013), makna bekerja
merupakan suatu kontribusi yang signifikan untuk menemukan tujuan
hidup seseorang. Kondisi ini mendukung untuk melaksanakan pekerjaan
dengan semangat kerja dan pandangan yang menjadi dasar spiritual
seseorang dalam bekerja. Hal ini menekankan adanya kesesuaian tugas
dengan motivasi diri dalam bekerja yang bertujuan untuk mendapatkan
penghargaan atas hasil kerja.
Dari beberapa teori dan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
makna kerja tidak diperoleh dari pekerjaan itu sendiri. Memunculkan
makna kerja dengan cara menunjukkan keberanian dalam berekspresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sehingga individu bisa mendapatkan makna dan komitmen pribadi dan
bisa bertanggungjawab terhadap kehidupan pribadi dan kehidupan
sesamanya. Makna kerja juga mencangkup kepercayaan kita tentang nilai-
nilai, keyakinan, dan sikap yang seseorang miliki dalam hubungannya
dengan kerja dan tindakan yang individu tunjukkan sehari-hari dalam
lingkungan kerja. Makna kerja juga bisa di hayati sebagai pemenuhan
untuk menemukan tujuan hidup seseorang yang didasari oleh spiritualitas.
2. Sumber Makna Kerja
Menurut Rosso, dkk (2010) sumber-sumber makna kerja mempunyai
variasi dan faktor yang mempengaruhi persepsi makna dan pemaknaan,
mulai dari sikap individu terhadap nilai organisasi hingga hubungan
spiritual. Salah satu cara berpikir tentang faktor-faktor yang berbeda-beda
adalah bahwa mereka semua sumber potensi makna dan kebermaknaan
dalam pekerjaan. Di bawah ini adalah macam-macam sumber makna
kerja:
a. Diri Sendiri
1) Nilai Nilai / value adalah komponen pembentukan bagaimana
pekerjaan menjadi meaningful. Nilai kerja itu adalah tahapan
terahkir seseorang dalam menginginkan dan merasakan dirinya
seharusnya mampu menyadari saat-saat individu bekerja. Nilai
kerja terbentuk dari pengalaman kerja, berkesinambungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
makna kerja. Dari penelitian yang ada, individu cenderung memilih
pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai personalnya.
2) Motivasi Motivasi seseorang dalam bekerja secara otomatis akan
mempengaruhi pemaknaan kerja seseorang saat melakukan
aktifitas kerja. Hal ini disebabkan oleh sumber terbentuknya makna
kerja salah satunya adalah motivasi dari dalam diri.
Mendefinisikan motivasi kerja sebagai derajat dimana seseorang
mengalami perasaan yang positif saat bekerja dengan efektif.
Ketika seseorang mengalami suatu hal yang disebut kebermaknaan
dalam bekerja (meaningfulness of work), hal ini dapat menjadi hal
yang penting dalam perkembangan motivasi kerja. Dengan kata
lain, ketika seseorang merasa bahwa bekerja sebagai sesuatu yang
bermakna maka motivasi kerja akan tumbuh, sehingga orang
tersebut dapat memaknai kerja dan muncullah makna kerja bagi
dirinya.
3) Kepercayaan Keterlibatan pekerjaan membangun meneliti
sejauh mana karyawan percaya pekerjaan mereka adalah pusat
untuk hidup mereka, dan mencerminkan keselarasan antara
kebutuhan seseorang dan persepsi bahwa pekerjaan dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu keterlibatan kerja
memberikan ukuran kekuatan identifikasi psikologis karyawan
dengan pekerjaan mereka. Semakin terlibat satu dengan pekerjaan,
semakin sulit adalah untuk memisahkan diri sendiri atau harga diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
seseorang dari pekerjaan itu, membuat pekerjaan yang lebih
berarti.
b. Orang lain
1) Pegawai selevel Dekat dengan teman sekerja memberi dampak
positif terhadap persepsi makna kerja. Dekat dengan teman sekerja
bisa menjadi tahu bagaimana dia berpikir dan berbuat.
2) Pemimpin Pandangan pemimpin tentang tujuan dari visi misi
perusahaan harus ditularkan kepada pekerja yang lainnya atau
bawahan.
3) Komunitas/grup Hubungan antar pekerja dalam satu tim kerja
dan jumlah pekerja dalam tim kerja secara teoritis dan empiris
berhubungan dengan makna kerja.
4) Keluarga Menjelaskan cara dimana keluarga bisa
mempengaruhi makna pekerjaan. Pertama, keluarga dapat
meletakkan beban pada pekerjaan seseorang melalui tuntutan
waktu, energi, dan sumber daya ekonomi. Secara khusus, sebagai
tuntutan dari meningkatnya keuangan keluarga, imbalan ekonomi
menjadi lebih menonjol dan untuk mengambil pekerjaan cenderung
lebih dari makna ekonomi. Keluarga juga dapat meningkatkan
makna positif dari pekerjaan dengan menawarkan lingkungan yang
mendukung dan santai di mana seseorang dapat pulih dari tuntutan
pekerjaan. Keluarga dapat mendukung dengan cara
mengungkapkan kekaguman, rasa hormat, dan cinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Konteks Pekerjaan
1) Desain Pekerjaan Sebuah pekerjaan dapat didefinisikan sebagai
kumpulan elemen-elemen kerja yang dikelompokkan dalam 1 job
title dan didesain untuk ditunjukkan oleh seseorang. Di antara
pengetahuan bidang organisasi yang paling awal dan terkenal
mengenai model eksplisitas, kebermaknaan (meaningfullness)
dalam hubungan dengan anteseden-anteseden lainnya yang penting
dan suatu hasil adalah penelitian dari desain kerja. Dalam model
karakteristik kerja milik Hackman dan Oldham, mengatakan bahwa
karakteristik kerja (jobdesk) yang spesifik dapat menentukan
kebermaknaan kerja yang telah dialami tersebut. Faktanya,
pekerjaan menjadikan seseorang memiliki otonomi pada level yang
lebih tinggi, keberagaman skill, identitas pekerjaan, dan
signifikansi kerja yang arahnya pada kebermaknaan kerja yang
telah dialami. Hasilnya, seseorang mendapatkan kontribusi positif
pada motivasi, performansi, dan kepuasan dari pekerjaannya.
Secara proaktif mendesain/ mendesain ulang perkerjaannya dan
batasan relasi dalam pekerjaannya dengan tujuan untuk
membentuk makna kerja mereka. Penelitian mengenai keahlian
kerja menekankan bahwa perantara/agen dilatih oleh pegawai
dalam membentuk makna pekerjaan mereka dengan secara aktif
menciptakan pekerjaan dan lingkungan sosial mereka menjadi
cocok dengan tujuan, kemampuan, dan nilai-nilai pribadi mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Misi Organisasi Organisasi kerja adalah situs penting makna dan
kebermaknaan kerja, dan misi dari organisasi memainkan peran
penting dalam bagaimana karyawan menginterpretasikan kerja.
Misi organisasi adalah representasi dari dasar tujuan, nilai-nilai,
dan tujuan untuk sebuah organisasi yang didedikasikan. Arti
peneliti pekerjaan telah mengusulkan bahwa misi organisasi
berfungsi sebagai sumber makna sejauh karyawan merasa
keselarasan antara nilai-nilai inti mereka dan ideologi dan orang-
orang dari organisasi mereka. Meskipun kesesuaian yang dirasakan
dapat memberikan makna positif bagi karyawan, makna yang
mendalam melekat pada misi organisasi dan ideologi juga bisa
menjadi pedang bermata dua, karena organisasi yang membentuk
kontrak psikologis dengan karyawan atas dasar misi atau ideologi
mungkin menghadapi reaksi negatif jika mereka dianggap
melanggar misi.
3) Keuangan Penelitian ini menekankan pentingnya insentif
keuangan untuk motivasi individu untuk bekerja dan makna
mereka membuat pekerjaan mereka. Penelitian telah menunjukkan
bahwa bagi mereka yang memiliki pendapatan yang tidak
memadai, nilai ekonomi dari pekerjaan menjadi lebih menonjol.
Dengan kata lain, karyawan dengan kebutuhan keuangan yang
lebih besar akan lebih fokus pada nilai ekonomi pekerjaan daripada
karyawan lainnya, karena mereka tidak memiliki kemewahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Penelitian lain berpendapat bahwa kemiskinan adalah ''situasi kuat
'klasik' yang dapat membatasi makna dapat ditemukan dalam
pekerjaan. Dengan demikian, ketika individu mengalami kesulitan
ekonomi, cenderung menekankan nilai laten (tersembunyi) kerja
dalam mendukung nilai nyata pekerjaan.
4) Domain-domain non-pekerjaan Dalam hal ini, individu berusaha
untuk membuat lingkungan kerjanya menjadi mirip seperti hobi
dan kegiatan-kegiatan sosial yang individu sukai.
5) Budaya Pekerjaan Meaning of work disosialisasikan atau
disebarluaskan oleh lingkungan budaya seseorang. Variasi pada
makna kerja di antara budaya-budaya meskipun banyak variasi,
tetapi memiliki pola bahwa bekerja merupakan fenomena yang
kompleks pada setiap negara dan mempengaruhi pandangannya
terhadap kehidupan bekerja.
d. Kehidupan Spiritual dan Makna Kerja
1) Spiritualitas Dalam hal ini, spiritualitas sebagai sumber
kebermaknaan berbagi kesamaan dengan sumber-sumber lain,
seperti hubungan interpersonal dan konteks budaya, di mana hasil
kebermaknaan menghubungkan keentitas diluar diri. Beberapa ahli
mempunyai teori tentang hubungan antara spiritualitas dan makna
pekerjaan gema teori berpengaruh Victor Frankl, berpikir positif
bahwa melalui hidup untuk dan mencari setelah itu yang berada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
luar diri manusia yang menemukan makna dan tujuan hidup dan
bekerja. Penelitian menunjukkan bahwa karyawan spiritual
memandang pekerjaan mereka berbeda dari karyawan non-
spiritual, melihat perilaku pekerjaan mereka dalam hal spiritual
peduli, layanan, dan transendensi. Oleh karena itu, ketika karyawan
merasa pekerjaan dalam cahaya spiritual, pekerjaan mereka
cenderung mengambil sensasi yang lebih bermakna.
3. Aspek-Aspek Makna Kerja
Wrzesniewski, dkk (dalam Herudiati, 2013) secara sederhana
menguraikan bahwa dalam memahami makna kerja terdapat tiga aspek
yang terkandung didalamnya, yaitu: makna kerja itu sendiri (job meaning
at work), peranan pekerjaan (role meaning at work), dan self meaning at
work. Job meaning at work adalah karakteristik tugas dan aktivitas yang
dilakukan dalam bekerja. Sementara role meaning adalah karakteristik dari
peran yang dilakukan karyawan dalam bekerja. Self meaning yaitu
pemahaman diri karyawan akan pekerjaan yang tergambar ketika
karyawan melakukan proses kerja.
Weisskopf & Joelson (dalam Morin, 2008) mendefinisikan makna
kerja dengan tiga komponen, yang pertama, signifikansi antara nilai kerja
dalam pandangan subjek dan definisi atau representasi mengenai
pekerjaannya. Kedua, arah dan orientasi kerja informan, apa yang ia cari
dalam pekerjaan dan tujuan yang membimbing tindakannya. Ketiga, efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang dihasilkan dari koherensi antara informan dan pekerjaan yang ia
tunjukkan, antara ekspektasi, nilai, dan tindakan yang ia tunjukkan sehari-
hari dalam lingkungan kerja.
Ditambahkan lagi oleh Morin (2004) bahwa makna kerja mempunyai
tiga aspek penting dan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari seorang
pegawai:
1. Signifikansi makna kerja, pentingnya kerja dapat dilihat dari
banyaknya waktu yang orang berikan untuk bekerja, ingin
mencapai tujuan tertentu, dan bekerja memiliki hubungan yang
erat dengan aspek hidup sehari-hari seperti keluarga, waktu
luang, agama, dan komunitas.
2. Arah adalah orientasi atau kecenderungan seseorang terhadap
kerja, apa yang subjek cari dalam bekerja, dan keinginan-
keinginan yang menuntun aksi subjek. Super dan Sverko
(1995) menemukan 5 orientasi terbesar pada nilai kerja, yaitu
otonomi, kemajuan sosial, pencapaian diri, interaksi sosial, dan
pengambilan resiko.
3. Koherensi adalah efek dari hubungan antara subjek dan
pekerjaan yang dilakukannya, antara harapan, nilai-nilai, dan
tindakan-tindakan di tempat kerja sehari-hari, sehingga tingkat
keseimbangan dapat dicapai dalam relasinya dengan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menurut MOW- International Research Team pada tahun 1987
(dalam Harpaz, 2002) menggambarkan makna kerja dalam beberapa
dimensi, yaitu Sentralisasi Kerja, adalah aspek yang paling mendasar,
dominan, dan paling penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan bekerja
memiliki porsi yang lebih banyak dalam kehidupan seseorang dibanding
yang lainnya. Individu dengan sentralisasi kerja yang tinggi juga memiliki
komitmen kerja yang tinggi pula. Hal ini dilakukan demi mencapai tujuan
dan kepuasan dari pekerjaan mereka.
Hak dan Kewajiban, norma hak adalah Individu memiliki hak dasar
dan tanggungjawab pribadi dan sosial terhadap komitmen kerja sesuai
dengan jenis pekerjaan. Sebaliknya, norma kewajiban merupakan tugas
individu untuk ikut ambil bagaian dalam memberikan kontribusi pada
organisasi dan masyarakat. Tampaknya bahwa jika masyarakat umumnya
memegang norma dan sikap terhadap kerja yang positif, maka pekerjaan
akan cenderung menjadi pusat dan sangat dihargai.
Orientasi Instrumental, konsep ini mengasumsikan bahwa orang
bekerja terutama termotivasi untuk memperoleh aspek instrumental atau
aspek ekonomi dari konteks pekerjaan mereka. Ini adalah peran paling
penting dari pekerjaan di mana orang mengidentifikasi bahwa memberikan
penghasilan untuk menopang kehidupan dan pemenuhan kebutuhan.
Dengan demikian, tampaknya bahwa orang-orang dengan kecenderungan
tinggi terhadap nilai-nilai ekonomi yang menganggap pekerjaan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
alat utama untuk memberikan pendapatan. Dengan adanya penghargaan,
ini bisa menjadi sebuah alat untuk meningkatkan motivasi kerja individu.
Orientasi Intrisik, konsep ini menekankan kebutuhan individu,
termasuk evaluasi kompetensi individu dan ketertarikan terhadap
pekerjaan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dimotivasi oleh perasaan
ingin mengaktualisasikan diri.
Relasi Interpersonal, manusia adalah mahkluk sosial dan adanya
interaksi antar manusia bisa menjadi penting untuk peningkatan kesehatan
mental mereka dan meningkatkan makna hidup dalam diri mereka.
Dari aspek-aspek makna kerja yang sudah tercantum diatas, dapat
disimpulkan bahwa aspek-aspek yang mendasari individu dalam
memaknai pekerjaannya yaitu bagaimana individu menganggap
pentingnya sebuah pekerjaan dilihat dari banyaknya waktu yang
diluangkan untuk pekerjaannya. Selain itu pekerjaan bisa dilihat dari
dimensi kerja, bahwa bekerja sebagai alat untuk membangun relasi sosial,
pekerjaan memiliki porsi yang besar dalam diri seseorang, sebagai alat
pemenuhan pada segi ekonomi, dan sebagai alat untuk aktualisasi diri,
peningkatkan makna hidup seseorang, dan kerja dipandang sebagai
pemenuhan hak dan kewajiban sebagai manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
B. Menjelang Pensiun
1. Pengertian Pensiun
Kata pensiun dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991)
diartikan sebagai pegawai yang sudah tidak bekerja lagi karena dirasa
sudah tua dan mendapatkan uang pensiunan.
Atchley (dalam Erber, 2005) mendefinisikan pensiun sebagai konsep
yang luas. Pada tingkat masyarakat, pensiun adalah lembaga sosial dengan
aturan tentang kapan pekerja diperbolehkan untuk meninggalkan angkatan
kerja. Pada tingkat individu, pensiun merupakan transisi ke tahap
kehidupan yang tidak lagi diperlukan. Pernyataan ini didukung oleh Fandy
(2013) yang mengatakan bahwa pensiun dapat diartikan sebagai keadaan
individu yang telah berhenti bekerja yang menjadi kebiasaan atau aktivitas
aktivitas yang harus dilakukan sehari hari. Tiap individu yang sudah tidak
bekerja lagi disebut sebagai pensiunan. Individu yang memasuki masa
pensiun sering dianggap sebagai individu yang tuna karya (tidak
dibutuhkan lagi tenaga dan pikirannya).
Menurut Santi & Mu’in (2013) pensiun adalah salah satu titik balik
yang signifikan dalam karir seseorang selama hidup bagi mayoritas orang
dewasa yang telah menghabiskan seluruh atau sebagian besar hidupnya
untuk bekerja. Jika seseorang mampu secara bertahap menarik diri dari
peran pekerjaannya, mencari aktivitas pengganti, mempertahankan
keberlanjutan aktivitas dalam kehidupan barunya dan dapat
mengaktualisasikan apa yang menjadi peran baru yang akan disandangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
maka akan terhindar dari masalah psikologis seperti kecemasan. Tarigan
(2009) menambahkan bahwa karakteristik pegawai yang akan menghadapi
pensiun biasanya mengalami berbagai masalah, antara lain merasa cemas,
merasa diri tidak berguna, dan memiliki status ekonomi yang belum
mapan.
Menurut BKN (Badan Kepegawaian Negara) tertulis adanya
peraturan wajib pensiun PNS tertera dalam Pasal 87 ayat (1) huruf c dan
Pasal 90 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, ditentukan bahwa Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan
hormat karena mencapai batas usia pensiun, yaitu:
1. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi
2. 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi
3. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat
fungsional.
Menjelang pensiun para pegawai akan memasuki tahap Masa
Persiapan Pensiun (MPP). Masa Persiapan Pensiun PNS yang akan
mencapai Batas Usia Pensiun (BUP) dapat dibebaskan dari jabatannya
untuk paling lama 1 (satu) tahun, dengan mendapat penghasilan
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, kecuali
tunjangan jabatan. MPP dapat diambil penuh 1 tahun atau sebagian sesuai
dengan keinginan/kebutuhan PNS.
Partini (2011) juga mendukung bahwa batas usia pensiun adalah
batasan yang dibuat oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pegawainya agar bisa menikmati kehidupan di hari tuanya dengan penuh
suka cita. Pensiun bukan batas dari segala kegiatan seseorang. Orang yang
telah pensiun dapat melakukan berbagai kegiatan, baik yang berorientasi
pada kegiatan sosial, keagamaan, maupun yang bersifat ekonomis
produktif dapat dilakukan dengan baik.
Dari beberapa teori-teori dan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pensiun adalah pegawai yang tidak bisa bekerja lagi karena adanya
batasan umur maksimal yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Hal ini
menyebabkan pensiunan mengalami penurunan finansial, kesehatan, dan
aktivitas. Selain itu, orang yang sudah memasuki tahap pensiun bukan
berarti mereka tidak bisa berkarya lagi. Pensiunan dapat melakukan
berbagai kegiatan yang mereka senangi untuk mengisi waktu luang dan
menjaga tubuh agar tetap beraktivitas, supaya kesehatan fisik dan psikis
tetap stabil.
C. Makna Kerja Pegawai yang Menjelang Pensiun dan Tidak
Memanfaatkan Program MPP.
Tarigan (2009) mengatakan karakteristik pegawai yang akan
menghadapi pensiun biasanya mengalami berbagai masalah, antara lain
merasa cemas, merasa diri tidak berguna, dan gelisah terutama berkaitan
dengan berkurangnya pendapatan. Selain itu, menurut Eyde (dalam Eliana,
2003) ketika masa pensiun tiba seseorang juga akan mengalami beberapa
perubahan dalam hidupnya seperti seseorang akan kehilangan peran sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
di masyarakat, prestise, kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga diri akan
berubah juga karena kehilangan peran. Bentuk-bentuk gangguan psikologis
dan kecemasan yang timbul inilah yang mengakibatkan motivasi kerja
pegawai yang menjelang pensiun menurun dan akan mempengaruhi
performansi dan produktivitas kerjanya. Hal ini didukung oleh Nawawi
(dalam Yuliarti, 2014) yang mengatakan bahwa seseorang biasanya
mengalami penurunan semangat kerja bila seseorang tersebut akan menjelang
pensiun. Sebaliknya, ketika seseorang pegawai yang mempunyai semangat
kerja tinggi akan selalu memberikan sikap positif kepada pekerjaan dan juga
lingkungan kerjanya (Djui dalam Yuliarti, 2014). Motivasi seseorang dalam
bekerja secara otomatis akan mempengaruhi semangat dan pemaknaan kerja
seseorang saat melakukan aktifitas kerja. Hal ini disebabkan oleh sumber
terbentuknya makna kerja salah satunya adalah motivasi dari dalam diri
(Rosso et all, 2010). Sedangkan Hackman & Oldham, dalam Rosso, et all
(2010) mendukung bahwa ketika seseorang mengalami suatu hal yang disebut
kebermaknaan dalam bekerja (meaningfulness of work), hal ini dapat menjadi
hal yang penting dalam perkembangan motivasi kerja. Dengan kata lain,
ketika seseorang merasa bahwa bekerja sebagai sesuatu yang bermakna maka
motivasi kerja akan tumbuh, sehingga orang tersebut dapat memaknai kerja
dan muncullah makna kerja bagi dirinya.
Memunculkan makna kerja dibutuhkan keberanian dalam berekspresi
sehingga individu bisa mendapatkan makna dan komitmen pribadi dan bisa
bertanggungjawab terhadap kehidupan pribadi dan kehidupan sesamanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Makna kerja juga mencangkup kepercayaan kita tentang nilai-nilai, keyakinan,
dan sikap yang seseorang miliki dalam hubungannya dengan kerja dan
tindakan yang individu tunjukkan sehari-hari dalam lingkungan kerja. Makna
kerja juga bisa di hayati sebagai pemenuhan untuk menemukan tujuan hidup
seseorang yang didasari oleh spiritualitas. Makna kerja timbul dari penilaian
subjektif setiap individu.
Pada studi ini berfokus ingin melihat dan mengetahui makna kerja
pada pegawai yang menjelang pensiun yang tidak memanfaatkan program
MPP. Informan pada penelitian ini adalah yang tidak memanfaatkan program
MPP dan memilih untuk tetap bekerja. Subjek memilih untuk tetap bekerja
karena adanya tanggungjawab yang harus diselesaikan, memenuhi kebutuhan
finansial, dan agar bisa terus beraktivitas dan bersosialisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 1. Skema Penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif digunakan supaya pengambilan keputusan dan
penggalian informasi lebih dalam. Penelitian kualitatif menurut Moeleong
(2008) adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk
mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena
dalam suatu latar yang berkonteks khusus. Definisi ini hanya berbicara
mengenai dua aspek, yakni sifat penelitian yang naturalistik, serta upaya dan
tujuannya untuk memahami suatu fenomena dalam konteks khusus.
Kemudian menurut Smith (2013) penelitian fenomenologi bertujuan untuk
mengklarifikasi situasi yang dialami seseorang dalam kehidupan sehari-hari
dan sebisa mungkin penelitian mempertahankan fenomena dan konteksnya
yang ada. Dengan adanya teori diatas, peneliti memilih untuk menggunakan
metode kualitatif dengan alasan karena metode kualitatif ini sangat baik
digunakan untuk menggali sebuah makna, arti, dan pengalaman-pengalaman
pada diri seseorang yang pernah atau sedang dialami. Selain itu, dengan
menggunakan metode ini, peneliti akan cenderung mendapatkan hasil yang
asli atau original dari informan penelitian.
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan metode
analisis fenomenologi interpretatif. Analisis fenomenologi interpretatif adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pendekatan penelitian kualitatif yang berkomitmen untuk memeriksa
bagaimana orang memaknai pengalaman besar dalam hidup mereka. Analisis
fenomenologi interpretatif adalah fenomenologis dalam hal itu berkaitan
dengan mengeksplorasi pengalaman dalam diri sendiri (Smith, 2013).
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini terletak pada upaya untuk menggali makna
kerja pada para pegawai yang menjelang pensiun yang tidak memanfaatkan
program MPP. Ketika para informan sadar akan pentingnya makna kerja
mereka, motivasi dan komitmen kerja mereka cenderung akan meningkat
walaupun sebentar lagi akan pensiun.
C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini sebanyak dua orang pegawai.
Pemilihan kedua informan tersebut menggunakan criterion sampling, yaitu
cara penentuan informan berdasarkan kriteria tertentu yang disusun oleh
peneliti. Pada penelitian ini, informan penelitian yang digunakan adalah
pegawai yang menjelang pensiun dan tidak memanfaatkan program MPP.
Selain itu kriteria informan adalah yang sedang memasuki fase dekat atau the
near phase, yaitu pegawai yang 1 atau 2 tahun lagi menjelang pensiun dan
berada pada rentang usia 56-57 tahun.
Panggilan untuk narasumber pada penelitian ini menggunakan kata
ganti “informan”. Peneliti memilih “informan” karena lebih cocok digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
untuk seseorang yang memberikan informasi dan perspektif yang terjadi
dalam keterlibatanya dipenelitian ini. Neuman (2006) berpendapat bahwa
informan yang ideal adalah informan yang memiliki:
1. Informan yang ideal adalah informan yang familiar dan memiliki
pengalaman yang luas terhadap penelitian yang akan dilakukan.
2. Informan yang ideal adalah informan yang masih hidup dan masih
berada ditengah-tengah konteks yang akan diteliti saat ini.
3. Informan yang ideal adalah informan yang mampu memberikan
waktunya pada peneliti untuk melakukan aktifitas wawancara yang
berkaitan dengan penelitian.
Karakteristik tersebut perlu dicapai untuk memperoleh penelitian
yang masih here and now dialami informan atau segar dialami informan,
bukan sebaliknya menjadi informasi yang ‘diingat-ingat kembali’ sehingga
informasi yang diberikan sudah direkonstruksi dan bukan informasi yang
valid.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data haruslah sesuai dengan kebutuhan
analisis data. Smith (2013) mengungkapkan bahwa para peneliti yang
menggunakan Analisis Fenomenologi Interpretatif (AFI) bertujuan untuk
menganalisis secara terperinci bagaimana para informan memahami dan
memaknai hal-hal yang terjadi pada diri mereka. Sasaran utama penelitian
AFI adalah makna berbagai pengalaman, peristiwa, status yang dimiliki oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
informan. Dengan kata lain, AFI merupakan pendekatan yang berusaha untuk
mengetahui bagaimana individu mempersepsi situasi-situasi tertentu yang
dihadapinya, serta bagaimana mereka membuat pemahaman terhadap dunia
personal dan sosialnya. Untuk itu dibutuhkan sarana pengumpulan data yang
luwes. Meskipun terdapat beberapa cara yang cocok digunakan untuk
mengumpulkan data AFI, misalnya catatan pribadi dan buku harian, peneliti
memilih menggunakan teknik wawancara semi terstruktur.
Dengan menggunakan metode ini memungkinkan untuk
munculnya hubungan baik antara peneliti dan informan, memungkinkan
fleksibilitas yang besar dalam hal cakupan wilayah wawancara, dan
memungkinkan wawancara masuk ke dalam wilayah-wilayah yang benar-
benar baru dan cenderung akan menghasilkan data yang lebih kaya. Metode
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur. Sebelum melakukan wawancara peneliti
membuat panduan pertanyaan yang akan digunakan dalam pengambilan data
(Smith, 2013).
Berikut adalah tahap dalam proses melakukan wawancara:
1. Mencari informan dengan criteria yang sudah ditentukan untuk
menjadi narasumber penelitian.
2. Membuat jadwal wawancara sesuai dengan kesepakatan antara
informan dan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Melakukan perkenalan, rapport, memberitahukan tujuan penelitian,
dan memastikan bahwa informan bersedia untuk diwawancarai
sebagai narasumber.
4. Melakukan kegiatan wawancara.
Penelitian menggunakan digital recorder untuk memudahkan
pengambilan data dan disalin menjadi transkrip wawancara.
Tabel 1
Panduan Pertanyaan Wawancara
No Pertanyaan Tujuan Pertanyaan
I. Kondisi Individu Menjelang Pensiun
1. Bagaimana kondisi kesehatan anda
sekarang?
Mengetahui kondisi kesehatan
informan saat menjelang pensiun.
2. Kondisi fisik seperti apa yang
anda rasakan saat akan
menghadapi masa pensiun?
3. Kondisi psikis seperti apa yang
anda rasakan saat akan
menghadapi masa pensiun?
4. Apakah saat akan menjelang
pensiun ini anda mengalami
kecemasan?
Ingin mengetahui informan
mengalami kecemasan atau tidak.
5. Bagaimana perasaan anda ketika Mengetahui perasaan informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengetahui sebentar lagi akan
pensiun?
menyangkut karirnya yang
sebentar lagi akan pensiun.
6. Bagaimana anda mempersiapkan
masa pensiun yang sebentar lagi
akan datang?
Melihat sejauh mana informan
mempersiapkan masa pensiunnya.
II. Arti Kerja
7. Bisakah anda menceritakan
mengapa anda memilih pekerjaan
ini?
Mengetahui alasan informan
memilih pekerjaan yang
dilakukannya sekarang.
8. Bisakah anda mendeskripsikan
tugas dan pekerjaan anda di
kantor?
Mengetahui deskripsi kerja dan
tugas informan saat dikantor.
9. Seberapa penting pekerjaan ini
untuk anda?
Ingin mengetahui pentingnya
pekerjaan menurut informan.
10. Bisakah anda menceritakan arti
kerja menurut anda?
Mengetahui arti bekerja menurut
informan.
III. Sentralisasi Kerja
11. Sudah berapa lama anda bekerja
dibidang anda saat ini? Dan
ceritakan pengalaman senang
maupun susah selama anda
bekerja.
Mengetahui durasi kerja informan
dan untuk melihat pengalaman
kerja informan.
12. Bisakah anda menceritakan Mengetahui alasan utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
motivasi terbesar anda, mengapa
anda tetap memilih untuk tetap
bekerja?
informan tetap bekerja.
IV. Nilai-nilai Kerja
13. Apa yang ingin anda dapatkan dari
pekerjaan anda?
Mengetahui tujuan informan
bekerja.
14. Bisakah anda ceritakan, nilai-nilai
kerja apa sajakah yang anda
miliki?
Mengetahui nilai-nilai kerja yang
dimiliki oleh informan.
V. Koherensi
15. Bisakah anda menceritakan
bagaimana sikap anda terhadap
pekerjaan yang anda lakukan?
Untuk mengetahui perilaku atau
cara informan menyikapi
pekerjaannya.
16. Apakah sikap anda saat bekerja
sama dengan sikap anda dalam
kehidupan keluarga dan
masyarakat? Bisakah anda
menceritakannya?
Mengetahui adakah perbedaan
sikap pada informan saat bekerja
dan pada saat ada di lingkungan
keluarga masyarakat.
VI. Hak dan Kewajiban
17. Menurut anda apakah pekerjaan
anda dihargai oleh masyarakat dan
lingkungan sekitar anda?
Tujuannya untuk mengetahui
pekerjaannya menimbulkan prestis
dan dihargai masyarakat atau
tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
18. Bagaimana cara mereka
menghargai pekerjaan anda?
Untuk mengetahui cara
masyarakat mengapresiasi
pekerjaan informan.
19. Bisakah anda menceritakan hal
apa sajakah yang sudah anda
lakukan untuk memenuhi hak dan
kewajiban anda sebagai pegawai?
Mengetahui hal-hal apa sajakah
yang sudah dilakukan untuk
memenuhi hak dan kewajiban
informan.
VII. Orientasi Instrumental
20. Sebentar lagi anda akan pensiun,
cara-cara apa sajakah yang sudah
anda persiapkan untuk tetap
memiliki penghasilan? Agar
mencukupi kebutuhan keluarga
sehari-hari.
Mengetahui perencanaan kegiatan
informan ketika pension, agar
keadaan perekonomian keluarga
informan tetap stabil.
21. Seberapa besar uang/gaji menjadi
alasan anda untuk bekerja?
Mengetahui alasan informan dari
segi upah yang diberikan
22. Seberapa besar uang/gaji menjadi
alasan anda untuk tetap bekerja?
Mengetahui apakah informan
termotivasi oleh upah yang
diberikan atau tidak.
VIII. Orientasi Intrinsik
23. Termotivasikah anda ketika
mendapat pekerjaan yang tingkat
kesulitannya tinggi?
Mengetahui kesanggupan dan
motivasi informan dalam
menyelesaikan tugas yang sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
24. Bagaimana cara anda untuk
mencapai aktualisasi diri lewat
pekerjaan anda?
Untuk mengetahui cara yang
ditempuh informan ketika akan
mengaktualisasikan diri lewat
pekerjaannya.
IX. Relasi Interpersonal
25. Bagaimana lingkungan merespon
pekerjaan yang anda lakukan?
Mengetahui respon lingkungan
atas pekerjaan informan.
26. Bagaimana cara keluarga
mendukung pekerjaan yang anda
lakukan?
Untuk mengetahui dukungan yang
seperti apa yang diberikan oleh
keluarga untuk informan.
E. Proses Pengunpulan Data
Penelitian ini diawali dengan mencari informan yang sesuai dengan
kriteria, yakni pegawai negeri sipil pada instansi yang bergerak dalam bidang
pertanahan atau biasa disebut BPN (Badan Pertanahan Nasional). Untuk
mendapatkan informan penelitian, peneliti mengkonsultasikan pada dosen
pembimbing dan membahas kriteria informan yang dibutuhkan. Selain itu,
peneliti mengandalkan orang terdekat untuk meminta alamat dan nomor
telepon calon informan dengan tujuan untuk melakukan pendekatan personal.
Peneliti mencari informan dengan cara langsung menghubungi secara
personal calon informan yang bersedia untuk menjadi narasumber agar
terjalin kedekatan antara peneliti dan informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing skripsi, dapat
diputuskan bahwa penelitian ini menggunakan dua informan dan pada
masing- masing informan ditambahkan dua significant others. Significant
others terdiri dari atasan dan rekan kerja informan. Keterbatasan waktu
penelitian menjadi pertimbangan dalam menentukan julmah informan.
Kemudian setelah mendapatkan kedua informan dan significant others,
peneliti membuat jadwal untuk melakukan sesi wawancara bersama masing-
masing informan dan significant othersnya.
Pelaksanaan wawancara dilakukan di rumah masing-masing
informan. Pemilihan tempat untuk melakukan kegiatan wawancara ini
didasari alasan agar informan nyaman saat melakukan proses wawancara
karena berada di rumahnya sendiri. Hal ini juga dapat menunjang keterbukaan
informan saat wawancara. Proses wawancara setiap informan di awali dengan
rapport, perkenalan, penjelasan tujuan penelitian, memastikan informan
paham dengan tujuan penelitian ini, dan juga memastikan informan bersedia
untuk menjadi informan dan bersedia menyampaikan atau berbagi informasi
untuk digunakan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 2
Waktu Pelaksanaan Wawancara
Informan 1 (Inisial: W)
No. Tanggal Waktu Lokasi Kegiatan
1.
26 Agustus
2016
15.00 – 18.00
Rumah
Informan
Pembangunan
Rapport
2.
28 Agustus
2016
15.00 - 18.00
Rumah
informan
Wawancara
Pengumpulan
Data
Informan 2 (Inisial: U)
No. Tanggal Waktu Lokasi Kegiatan
1.
15 September
2016
16.00 – 18.00
Rumah
Informan
Pembangunan
Rapport
2.
18 September
2016
10.00 - 13.00
Rumah
informan
Wawancara
Pengumpulan
Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Significant Others Informan 2 (Inisial: U)
No. Inisial Tanggal Waktu Lokasi Kegiatan
1. AR
29 November
2016
08.00 -
10.00
Ruang
kantor.
Wawancara
Pengambilan
Data
2. N
16 Oktober
2016
11.00 -
12.00
Rumah
informan
Wawancara
Pengambilan
Data
Significant Others Informan 1 (Inisial: W)
No. Inisial Tanggal Waktu Lokasi Kegiatan
1. A
10 November
2016
10.00 -
13.00
Kantin
kantor.
Wawancara
Pengambilan
Data
2. WK
28 November
2016
10.00 -
13.00
Rumah
informan.
Wawancara
Pengambilan
Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Metode Analisis Data
Tujuan dari analisis fenomenologi interpretatif adalah hendak
mengungkapkan secara detail bagaimana informan memaknai duniannya dan
dunia sosialnya (Smith, 2009). Tahap-tahap proses dalam analisis
fenomenologi interpretatif adalah sebagai berikut:
1. Mencari Tema-tema dalam Informan Pertama
Mencari tema-tema pada informan pertama ini dengan cara
membaca transkrip wawancara secara berulang-ulang kali.
Dilampirkan keterangan terhadap apa yang menarik atau bermakna
mengenai informasi yang dikatakan informan. Dalam analisis tahap
pertama, penting untuk membaca berulang kali transkrip dengan
cermat, dengan maksud agar bisa memahami tulisan tersebut.
Kemudian kembali lagi ke awal transkrip, kemudian menambahkan
judul-judul tema yang muncul. Di sini, catatan-catatan awal
ditransformasikan menjadi ungkapan-ungkapan singkat yang
digunakan untuk melihat kualitas isi. Tema-tema tersebut
memunculkan istilah-istilah psikologis yang lebih beragam (Smith,
2009).
2. Mengaitkan Tema-tema yang Ada
Tema-tema yang muncul akan diurutkan secara kronologis.
Setelah itu, tahap berikutnya berupa pengurutan yang lebih bersifat
analitis atau teoritis, dengan tujuan untuk menemukan hubungan antar
yang ada. Setelah pengelompokan tema dilakukan, tahap berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dilakukan pemeriksaan kembali pada transkrip. Hal ini dimaksudkan
untuk memastikan adanya hubungan antara materi dari sumber primer,
yaitu kata-kata yang diucapkan langsung oleh informan dan teori yang
ada.
3. Melanjutkan Analisis dengan Informan yang lainnya.
Tema-tema yang sudah dirangkum pada informan pertama,
kemudian digunakan untuk menganalisis informan berikutnya. Saat
memproses analisis informan berikutnya pasti akan muncul tema-tema
yang sama pada setiap informan dan ada juga tema-tema yang berbeda
dan memiliki ciri khas yang berbeda dari masing-masing informan.
G. Kredibilitas Penelitian
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh validitas peneliti
menggunakan prisnsip ketelitian, transparansi, dan koherensi (Yardley dalam
Smith, 2009). Prinsip ketelitian mengacu pada kehati-hatian peneliti, dalam
artian ketepatan atau kelayakan sampel pertanyaan dan kesempurnaan analisis
yang dilakukan. Prinsip transparansi dan koherensi mengacu pada seberapa
jelas tahapan-tahapan proses riset akan dijabarkan dalam laporan penelitian.
Dalam hal ini, transparansi dapat dijaga dengan cara melakukan deskripsi
cermat mengenai bagaimana para informan dipilih, bagaimana jadwal
wawancara dibuat dan dilaksanakan, serta langkah-langkah yang akan
diterapkan dalam analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Konsep validitas dalam penelitian kualitatif biasa disebut sebagai
kredibilitas. Kredibilitas adalah hal yang penting ketika mempertanyakan
kualitas suatu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dikatakan memiliki
tingkat kredibilitas yang tinggi terletak pada keberhasilan studi tersebut
mencapai tujuannya dalam mengeksplorasi dan menggali masalah atau
mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial, atau pola interaksi yang
kompleks. Guba dan Lincoln (dalam Afiyanti, 2008) menambahkan bahwa
tingkat kredibilitas yang tinggi juga dapat dicapai jika para informan yang
terlibat dalam penelitian tersebut mengenali benar tentang berbagai hal yang
telah informan ceritakan.
Untuk membentuk penelitian yang memiliki kredibilitas atau
validitas yang baik bisa menggunakan berbagai cara untuk memeriksa derajat
kepercayaan dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2008). Peneliti
menggunakan ketentuan triangulasi data. Triangulasi data dilaksanakan
dengan menguji data informan dan membandingkannya dengan data yang
didapat dari pimpinan kerja dan rekan kerja. Triangulasi peneliti dilaksanakan
dengan jalan menguji hasil data dan analisis data dengan dosen pembimbing
skripsi. Afiyanti (2008) juga memiliki pendapat yang sama bahwa dengan
melakukan diskusi secara intensif dengan para ekspertis atau ahli untuk
melakukan reanalysis (peer checking) data yang telah diperoleh sebelumnya.
Neuman (2006) menjelaskan bahwa triangulasi adalah cara untuk melihat
suatu hal dari banyak sudut pandang yang tujuannya meningkatkan akurasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik
wawancara semi terstruktur. Menurut Smith (2013), wawancara jenis ini
memungkinkan peneliti dan informan terlibat dalam dialog yang di dalamnya
berisi pertanyaan yang dapat dimodifikasi sesuai dengan jawaban informan
dan juga memungkinkan peneliti menggali wilayah yang menarik dan penting
dalam sesi wawancara. Wawancara dilakukan setelah peneliti membangun
rapport dengan informan, setelah itu peneliti meminta informan untuk mengisi
informed consent sebagai keikutsertaan dan persetujuan dalam penelitian ini.
Pelaksanaan pengambilan data pada penelitian ini berlangsung
selama 3 bulan, dimulai dari bulan Juli sampai bulan September 2016. Metode
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara. Dalam penelitian ini informan yang berpartisipasi sebanyak dua
orang dan ditambah dua significant others pada masing-masing informan.
Significant others tersebut meliputi pimpinan kerja dan rekan kerja setiap
informan. Lokasi dan pelaksanaan wawancara disesuaikan berdasarkan
keputusan bersama antara peneliti dan informan. Informan I dan II memilih
melaksanakan wawancara di rumah masing-masing. Sebelum dilakukannya
penelitian ini, peneliti sudah terlebih dahulu mengenal calon informan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
akan dijadikan informan penelitian. Hal ini dikarenakan calon informan adalah
teman dekat ayah dari peneliti, sehingga memudahkan peneliti untuk bertemu,
membangun rapport, berkomunikasi, dan menyusun jadwal untuk
pelaksanaan wawancara dalam rangka mengambilan data.
B. Gambaran Informan
Informan dalam penelitian ini sebanyak dua orang pegawai. Pada
penelitian ini, informan penelitian yang digunakan adalah pegawai yang
menjelang pensiun dan tidak memanfaatkan program MPP (Masa Persiapan
Pensiun). Selain itu kriteria informan adalah yang sedang memasuki fase
dekat atau the near phase, yaitu pegawai yang satu atau dua tahun lagi
menjelang pensiun dan berada pada rentang usia 56-57 tahun.
1) Informan 1
Informan pertama berinisial W dan berusia 57 tahun, yang
berasal dari Yogyakarta. Informan mempunyai rumah di daerah
demangan dan tinggal bersama satu orang istri yang bekerja sebagai
ibu rumah tangga dan satu orang anak laki-laki yang masih duduk
dibangku SMA. Informan 1 bekerja di sebuah instansi negeri di
Yogyakarta. Informan 1 sudah bekerja selama 37 tahun dibidang
pertanahan. Informan 1 berasal dari keluarga yang memiliki latar
belakang ekonomi yang menengah kebawah. Dari situlah informan 1
ini memiliki inisiatif untuk mengubah hidupnya agar tidak lagi
berkesusahan dalam hal ekonomi. Setelah informan lulus SMA,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
informan memutuskan untuk tidak meneruskan pendidikan ke
perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan informan 1 tidak memiliki
biaya untuk meneruskan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga
informan 1 memilih untuk langsung bekerja. Setelah sudah
mendapatkan pekerjaan yang mapan, informan 1 meneruskan
pendidikannya ke jenjang perkuliahan dan mengambil jurusan hukum.
Sekarang informan 1 menjabat sebagai koordinator petugas
ukur di kantornya, sedangkan golongan informan 1 adalah III B.
Selama bekerja di bidang pertanahan informan 1 bekerja di beberapa
divisi yang pertama di divisi petugas ukur di kantor kulonprogo,
setelah itu pindah ke kantor kota Yogyakarta dan bekerja sebagai
petukas loket dan korektor selama 10 tahun. Kemudian selama 7
tahun informan 1 bertugas sebagai koordinator petugas ukur sampai
sekarang. Disamping itu menjelang masa akhir tugasnya informan 1
tidak memanfaatkan MPP.
2) Informan 2
Informan 2 berinisial U dan berusia 57 tahun yang berasal
dari Wonosari. Informan 2 mempunyai rumah di daerah Gedong
Kuning Kabupaten Bantul. Informan 2 mempunyai dua orang anak
laki-laki. Anak yang pertama sudah menikah dan sedang bekerja di
Jakarta sebagai PNS dan anak kedua sudah lulus kuliah dan sedang
mencari pekerjaan, sedangkan suaminya sudah pensiun beberapa
tahun yang lalu dari BPN dengang pangkat yang tinggi. Riwayat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pendidikan informan 2 adalah kuliah dan lulus sebagai sarjana
ekonomi. Informan 2 bekerja di sebuah instansi negeri di Yogyakarta.
Informan 2 sudah bekerja selama 32 tahun dibidang pertanahan dan
golongannya adalah III D. Selain itu, dalam melaksanakan
pekerjaannya informan 2 bertugas sebagai administrator dan
memberikan penyuluhan dan informasi tentang pertanahan kepada
masyarakat. Disamping itu, menjelang masa akhir tugasnya informan
2 tidak memanfaatkan program MPP.
C. Hasil Penelitian
Hasil analisis lanjutan terhadap kedua informan digunakan sebagai
hasil pembahasan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini merupakan hasil
dari pengalaman masing-masing informan yang berdasarkan pemikiran,
perasaan, penilaian, dan pengalaman yang dilalui sehari-hari ketika melakukan
rutinitas kerja sebagai PNS. Hasil pembahasan dilakukan dengan
mengabungkan tema-tema yang muncul secara berulang pada informan dan
munculnya tema-tema yang baru didapatkan pada informan yang lainnya.
Maka dari itu, sangat mungkin munculnya tema-tema yang sama dan berbeda
pada masing-masing informan. Penyajian hasil pembahasan berupa tabel
tema-tema yang sama dan berbeda pada masing-masing informan kemudian
dibahas menurut tahapan-tahapannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1. Dinamika Makna Kerja Pegawai yang Menjelang Pensiun dan
Tidak Memanfaatkan MPP.
Penelitian dilakukan dengan bantuan dua orang informan
dan dua orang significant others dari masing-masing informan yang
bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Badan Pertanahan Nasional.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini merupakan hasil dari
pengalaman masing-masing informan yang berdasarkan pemikiran,
perasaan, penilaian yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang
menjelang pensiun dan tidak mengambil program masa persiapan
pensiun. Dijabarkan dalam hasil wawancara berikut yang merupakan
temuan yang berkaitan dengan penelitian terhadap pegawai negeri sipil
yang menjelang pensiun dan tidak memanfaatkan program masa
persiapan pensiun.
a. Latar Belakang dalam Bekerja.
Latar belakang para informan bekerja sebagai pegawai
negeri sipil karena masalah ekonomi yang begitu mendesak untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, agar menjadi individu
yang mandiri. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa informan 1
memilih untuk langsung bekerja setelah lulus sekolah dikarenakan
untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
“Ini gini mas ceritanya, kalau diceritakan lucu mas. Saya
lulusan SLTA, terus ada pendaftaran, saya coba ikut lalu tes, ya
mencoba, dari pada kita mau kuliah itu orang tua tidak mampu
dan penghasilan tidak tetap. Saya menyadari orang tua hanya
berjualan makanan dirumah, ya tidak menghilangkan lah, orang
tua sudah bisa mendidik sampai saya seperti ini. Ada
pendaftaran pegawai sejumlah 100 orang untuk ikut tes, setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ikut tes tertulis dan wawancara lulus, terus dikarantina selam 6
bulan digojlok untuk menjadi pegawai pengukuran.” (Informan
1, line 139-146)
Tidak hanya berhenti disitu saja, informan 1
mengungkapkan bahwa bekerja agar dapat membiayai pendidikan
anaknya sampai kejenjang yang lebih tinggi. Karena menurut
informan 1 pendidikan itu sangat penting.
“Yaa karena sekarang yang perlu kita cemaskan untuk
kehidupan ya, yang satu pendidikan. Kita juga perlu pendidikan,
mencemaskan pendidikan mas, karena apa? Sekarang saat ini
pendidikan sangat penting,” (Informan 1, line 46-48)
Pernyataan Informan 1 tentang pentingnya bekerja karena untuk
membiayai anaknya untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi
ini juga diungkapkan oleh rekan kerja informan 1, bahwa
“Anaknya itu juga masih kecil lho mas. Bapaknya dah mau
pensiun anaknya baru SMA apa ya. Masih butuh biaya mas.”
(Rekan Kerja Informan 1, line 103-104)
Informan 2 juga menyampaikan latar belakangnya dalam
bekerja karena informan 2 sudah diajarkan prinsip mandiri dan
tidak mudah bergantung dengan orang lain oleh ibunya. Maka dari
itulah informan 2 tidak sepenuhnya bergantung dengan suami
dalam konteks kebutuhan ekonmi.
“Gini mas ceritanya eee… dari kecil saya sudah didik
sama orang tua saya, sama ibu saya suruh menjadi wanita yang
mandiri mas dari kecil, jadi apa-apa harus bisa sendiri mas,
tidak boleh bergantung dengan orang lain. Dulu waktu saya
masih kecil pasti digitukan sama ibu saya. Jadi sekarang yaa
saya bekerja dan suami bekerja juga mas. Tidak saling
bergantung mas.” (Informan 2, line 217-222)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Kondisi Menjelang Pensiun
Para calon pensiunan pasti akan mengalami kondisi
dimana mereka akan mempersiapkan diri dan melihat kondisi
mereka menjelang pensiun. Informan 1 memiliki perasaan atau
keadaan emosi yang biasa saja saat akan pensiun. Hal ini
dikarenakan informan 1 sudah mengetahui bahwa adanya batasan
waktu pensiun yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Jadi
informan 1 sudah bisa menerima kondisi dirinya yang sebentar lagi
pensiun.
“Ya biasa saja mas, orang bekerja itu sudah punya batasan
waktu sama seperti yang saya sampaikan tadi, jadi hal-hal itu
biasa mas. Kalau kita tidak mau secara naluriah, hak nya sudah
sampai disitu terus menuntut hak nya lebih dari itu malah bukan
menjadi haknya, jadi kita harus terima. Karena itu batas usia
yang sudah di tentukan dan tidak bisa di bantah lagi. Perasaan
juga biasa saja karena hal itu wajar.” (Informan 1, line 86-91)
Beda halnya dengan informan 2 yang merasa senang ketika
mengetahui sebentar lagi akan memasuki masa pensiun.
“Senang, karena udah bekerja selama 30 tahun, sudah
dinikmati, sudah tidak ada beban, ya seneng aja.” (Informan 2,
line 24-25)
Kondisi menjelang pensiun yang para informan alami
kemunculannya beragam. Pada penelitian ini peneliti menemukan
beberapa sikap dan perilaku yang mencerminkan kondisi
menjelang pensiun. Kondisi menjelang pensiun yang muncul dari
kedua informan adalah mulai melihat dari kondisi kesehatan fisik
dan psikis, melihat persiapan yang akan atau sudah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dalam menghadapi masa pensiun, penyesuaian diri ketika akan
pensiun, timbulnya kecemasan pada individu dan masih banyak
lagi.
Sebagai individu yang memasuki usia 57 tahun, informan
tersebut sudah tergolong dalam kategori dewasa akhir. Umumnya
individu yang sudah masuk dalam fase dewasa akhir akan
mengalami berbagai masalah pada fisik, psikis, dan kognitif.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa informan 1 mengalami
kondisi fisik yang kurang sehat. Menjelang pensiun ini kondisi
informan 1 tidak begitu sehat, informan 1 mengalami sakit batuk.
“Ya alhamdulilah kondisi kami sekeluarga sehat semua, penyakit
kecil itu biasalah, seperti batuk, mungkin kalau hanya kondisi
kesehatan saya sehat-sehat saja.” (Informan 1, line 3-5)
Selanjutnya, dari segi kondisi kognitif informan 1 tidak mengalami
penurunan. Kondisi kognitif informan 1 cenderung baik, hal ini
dikarenakan informan 1 terus mengasah fungsi kognitifnya dan
berinisiatif untuk melakukan tindakan preventif agar kondisi
kognitifnya berfungsi baik.
“Ya sementara waktu ini tidak ada, karena kan saya sendiri
masih bekerja ya jadi otak masih untuk bekerja dan berpikir.
Apalagi kemasyarakatan juga menuntut, saya juga melayani
masyarakat. Jadi kita harus berusaha semaksimal mungkin, fisik
dan psikis kita tanggulangi sedemikian rupa, apakah kita harus
mengisi TTS (Teka Teki Silang), kita harus membaca, itu kan
membuat orang akan lebih bisa bertahan supaya psikologinya
tidak menurun.” (Informan 1, line 16-22)
Kondisi fisik dan psikis informan 2 cenderung baik dan
tidak mengalami gangguan saat akan menjelang pensiun. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dikarenakan informan rajin menjaga kesehatan dengan cara
berolahraga rutin dan check up ke dokter.
“bagaimana kondisi kesehatan bu U sekarang? Sehat. Tidak
ada yang dikeluhkan bu? Tidak ada mas. Terus bu, kondisi
fisik seperti apa yang ibu U rasakan ketika akan menghadapi
masa pensiun? Biasa-biasa aja, tidak ada yang dikeluhkan.
Kalau untuk psikis, apa yang ibu rasakan ketika akan
menghadapi masa pensiun? Psikisnya ya di nikmati aja,
dinikmati aja, tidak ada psikis yang apa tidak ada, makanya jadi
sehat.” (Informan 2, line 1-12).
“Ya namanya orang pernah stres, karena itu manusiawi, terus ya
karena semua yang kita hadapi kita sikapi dengan senang itu
bikin sehat, sama olahraga sedikit lah dirumah, olahraganya
senam di kantor setiap jumat. Biarpun kita sehat, tiap bulan kita
cek ke dokter. Saran dokter kalau umur segini harus cek ke
dokter.” (Informan 2, line 229-233).
Atasan dan rekan kerja informan 2 juga memberikan
pernyataan yang sama mengenai kesehatan informan 2 bahwa
memiliki kesehatan yang baik, rajin berolahraga, dan masih enerjik
di umur yang sudah tua.
“Sehat kalau orangnya, karena rajin olahraga. Maksudnya rajin
olahraga itu karena dia merasa usianya sudah itu, badannya…
dia sering “saya olahraga bu, saya datengnya agak, saya
olahraga dulu pagi jogging”, yaudah begitu aja, maksudnya
dalam arti pagi berusaha jalan.” (Atasan informan 2, line 22-
25).
“Sepengetahuan ibu, bu U itu kondisi kesehatannya
bagaimana saat ini? Bu U itu kesehatannya masih enerjik dan
bagus mas dari pada saya. Bu U masih lincah juga. Kok ibu bisa
bilang bu U enerjik tuh kenapa bu? Bu U tu kan sudah tua tapi
masih sehat dan enerjik. Masih semangat untuk bekerja.”
(Rekan Kerja informan 2, line 1-7).
Selain melihat kondisi fisik dan psikis menjelang pensiun,
peneliti juga menemukan bahwa dalam menjelang pensiun yang
akan datang informan 1 mengalami kecemasan sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
informan 2 tidak mengalami kecemasan. Informan 1 mengalami
kecemasan karena disebabkan oleh faktor ekonomi, pendidikan,
dan pergaulan anaknya.
“Kecemasan itu saya rasa hal manusiawi ya mas, karena
biasanya dulu saya menerima gaji 100% sekarang maksimal
75%. Sedangkan untuk kebutuhan kehidupan itu sekarang
menuntut dan tidak bisa di bantah lagi mas. Kecemasan itu
timbul pada semua orang mas.” (Informan 1, line 25-28).
“Yaa saya rasa kecemasan itu maksimal ya pendapatan yang
dipotong 25% itu mas. Karena kan kita ibaratnya dulu menerima
3 juta, sekarang setelah pensiun menerima 1 juta. Cukup kah
uang segitu mas untuk hidup? 1 bulan untuk biaya sekolah, kan
itu kan kita harus selalu ada to mas.” (Informan 1, line 37-40).
“Yaa karena sekarang yang perlu kita cemaskan untuk
kehidupan ya, yang satu pendidikan. Kita juga perlu pendidikan,
mencemaskan pendidikan mas, karena apa? Sekarang saat ini
pendidikan sangat penting. Kita mencemaskan anak mas, kita
kadang-kadang perlu mencemaskan anak kan? Dari segi
pergaulan, itu juga masuk dalam teori kecemasan.” (Informan 1,
line 46-50).
Selain itu, informan 1 juga mengalami kecemasan yang
diakibatkan karena dirinya tidak mengambil pekerjaan sampingan
untuk menambah biaya kehidupan sehari-hari. Hal ini
mengakibatkan informan 1 merasa putus asa.
“Yaa mau nggak mau, kelanjutan anak didik kita itu bagaimana?
Ya itulah, masalah kecemasan itu memang semuanya pasti “oh
iya yak ok ak wingi kok ra sambil buka usaha ya?” merasa
cemas to mas. Kenapa saya tidak ambil sampingan untuk
menambah supaya besok setelah pensiun ada kerja sampingan
umpamanyakan begitu, itu juga suatu kecemasan menurut saya.
Itu gak tau lahh…” (Informan 1, line 54-59)
Dengan adanya rasa cemas yang timbul pada diri informan
1, kemudian dirinya mulai melakukan coping kecemasannya
dengan cara menjadi pengurus sosial kemasyarakatan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
menjadi ketua RT. Kegiatan ini juga membuat informan 1 tidak
merasa kesepian dan memiliki teman untuk berbincang-bincang
dan saling bertukar wawasan.
“Saya kerjaan sampingan tidak punya, tapi kalau pekerjaan
sosial kemasyarakatan saya ada mas. Ya mengurusi bagian
kepemerintahan. Kerja sosial kemasyarakatan ada mas itu
malah lebih berat mas. Saya kan menjabat sebagai RT disini
mas. Itu lah untuk menutup supaya nantinya saya tidak was-was
dan cemas setelah lepas dari pegawai. Menjabat sebagai ketua
RT itu hal yang membuat hiburan buat bapak supaya tidak
stress atau seperti apa pak? Yaa itu tadi dengan adanya
kegiatan itu ya mas, mau nggak mau kan ada komunikasi antar
sesama, kan bisa tukar pendapat dan komunikasi pada
masyarakat, jadi ada timbal balik, supaya saya tidak merasa
kesepian dan punya hiburan, biarpun hiburannya hanya sambil
bercanda- canda.” (Informan 1, line 62-72)
Masing-masing individu pasti memiliki rencana kedepan
ketika sudah purna tugas dari aktifitasnya sebagai pegawai
dikantor. Untuk mengisi waktu dimasa pensiunnya informan 1
kurang menyukai aktifitas yang berkaitan denga pekerjaan
lamanya. Informan 1 berencana untuk menekuni bidang kerja yang
lain, secara kebetulan peneliti menemukan bahwa informan 1
memiliki rencana untuk berwirausaha. Hal ini dilakukan informan
1 untuk mendorong dan memulihkan kondisi ekonomi
keluarganya. Ini juga salah satu cara agar sedikit demi sedikit
menghilangkan rasa cemas yang di deritanya. Rencana
berwirausaha ini juga sudah dipikirkan oleh informan 1. Dirinya
juga memiliki prinsip bagaimana seseorang ingin membuka usaha
agar apa yang dikerjakan menjadi seimbang dan akhirnya
mendapat kesuksesan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
“Yaa persiapannya mau apa lagi to mas, usia sudah segini.
Kalau keinginan sih ya muluk-muluk inigin persiapan
pensiunnya buka usaha, usaha apa ya? Ya itu tadi 2 tahun
menjelang pensiun sudah di berikan hak itu, untuk melangkah
mempersiapkan kelulusan. Kita terima saja jangan dipikir
pusing. Ya nanti kalo ada keinginan buka usaha ya kalau ingin
saja, ingin mengisi waktu umpamanya, nanti buka warung jual
rokok, umpamanya buat kebutuhan sehari hari.” (Informan 1,
line 97-103)
“Itu tadi to mas, saya punya keinginan untuk membuka warung
sembako, kalo mau buka konsultan, siapa yang mau datang mas,
gak payu mas. Kalau mau ikut kursus itu pasti gak bakal
diterima karena sudah tua. Kalau saya mau menggeluti
pekerjaan yang sama saya kurang senang, karena itu pekerjaan
lama, kalau bisa itu bergelut dengan pekerjaan yang lain. Ya
nanti bagaimanalah, setelah pensiun nanti kita buka usaha kecil-
kecilan untuk mengisi waktu, kalau enggak mengabdi di
masyarakat sosial mas itu juga gak ada jeleknya.” (Informan 1,
line 272-279)
“Jadi kalau mau melakukan sesuatu ada 3 yang tidak bisa
dilepaskan, fisiknya, pola pikirnya, dan finansial. Tanpa ini
nonsense mas. Tiga hal ini haru ada mas, fisiknya sudah tidak
ada kok mau bekerja, nihil to mas? Mau buka usaha nggak ada
modal, nol to mas? Fisik ada, modal ada, kemampuan
pengelolaan kurang ya pincang mas. Jadi untuk suatu keinginan
di capai 3 serangaki tidak bisa dipisahkan.” (Informan 1, line
129-135)
Hal ini juga sempat diutarakan oleh rekan kerja informan 1
yang menyatakan bahwa informan 1 ingin membuka usaha atau
berwirausaha.
“Dia itu orangnya pengen menekuni bidang lain mas. Contone
pengen usaha mas, berwirausaha tadi, tapi belum kepikiran mau
usaha apa.” (Rekan Kerja Informan 1, line 94-96)
Selain dari itu, informan 1 juga mempersiapkan masa
pensiunnya dengan cara tetap bekerja dan melakukan rutinitas
sehari-har dikantor di sisa waktu kerjanya.
“Sekarang masih menjadi koordinator? Iya masih, untuk
mencermati pekerjaan itu sesuai dengan langkah-langkah dan
peraturannya atau tidak.” (Informan 1, line 177-178)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Sedangkan informan 2 tidak ingin membuka usaha, karena
menurut informan 2 berwirausaha akan menambah beban. Jadi
informan 2 memilih untuk merencanakan kegiatan masa
pensiunnya dengan cara bepergian bersama teman dan keluarga,
menambah relasi interpersonal dan beribadah.
“Nah gini mas, kalau menurut saya, orang lain kan pendapatnya
lain-lain. Kalau menurut pendapat saya kalau usia sudah masa
pensiun, baik fisik maupun pikiran sudah lemah nanti
kebebanan. Semisal saya usaha terus usahanya gak begitu
berhasil, nanti malah membikin pikiran semakin susah terus bisa
sakit. Tapi kalau kita nikmati dengan olahraga, dirumah, jalan-
jalan, sudah pasti nikmat, pengen jalan-jalan kemana gitu,
pengen jalan-jalan sama temen lagi yang sudah lama terus
gabung lagi. Nanti kalau bikin usaha malah pusing gitu ya bu?
Iya, ada yang sebagian kaya gitu, dan menurut saya itu
membebani mas, karena kita sudah ndak, misalnya anak-anak
sudah tidak ada biaya lagi, terus kita sudah punya pensiun dah
dinikmati gitu aja apa adanya, tinggal ibadah sama jalan-jalan
dan nengok anak.” (Informan 2, line 34-45)
Hal senada juga diungkapkan oleh rekan kerja informan 2
yang menyebutkan bahwa informan 2 tidak mempersiapkan
pensiun yang akan datang.
“Ya kalau bu U itu orangnya kecukupan to mas. Karena
suaminya kerja juga to mas, anak-anaknya juga sudah pada
mentas semuanya. Suami mbak U itu juga gak mau usaha kok
mas setelah pensiun, pokoknya bu U tuh kalau sudah pensiun
tidak mau usaha, maunya menikmati hasil pensiunnya tok kok
mas.” (Rekan Kerja Informan 2, line 26-30)
MPP (Masa Persiapan Pensiun) merupakan suatu
kesempatan baik untuk para pegawai yang menjelang pensiun
dalam mempersiapkan masa pensiunnya dengan matang.
Dikalangan PNS kebanyakan para pegawai tidak mengambil MPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dan lebih memilih untuk tetap bekerja di masa sisa kerjanya
sebagai PNS. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang
mendukung para pegawai tidak mengambil MPP. Kondisi
menjelang pensiun ini para informan tidak memanfaatkan MPP
dikarenakan informan 1 masih merasa memiliki tanggung jawab
pekerjaan yang belum terselesaikan.
“Kalau kita mengambil MMP itu gak enak mas, mlebu ra mlebu
entuk bayar dan dapet bayar, apa enak mas, padahal pekerjaan
belum selesai. Kalau pensiun kan masa tugasnya sudah selesai.”
(Informan 1, line 287-289)
“Artinya setahun sebelumnya dia sudah bebas walaupun haknya
masih tetap, tapi kewajibannya dia sudah diberikan kesempatan
untuk mempersiapkan diri menjelang pensiun. Teman-teman di
BPN kelihatanya karena mungkin penuh dengan kegiatan
mereka malah lebih fokus kepada pekerjaan dikantor, bahkan
kayaknya lebih giat lagi.” (Atasan Informan 1, line 128-132)
Tidak hanya itu saja, alasan lainnya adalah informan 1 ingin
membagikan ilmu yang dimiliki kepada orang lain yang
membutuhkan.
“… saya bisa memberikan informasi ini kepada orang lain saya
bangga, jadi ilmu itu tidak putus. Kenapa saya ingin terus
bekerja karena saya ingin memberikan ilmu saya kepada orang
lain. Orang lain sangat membutuhkan informasi saya, soale
belum tentu orang lain tahu langkah-langkah yang ditempuh
saya beri tahukan informasinya. Motivasinya saya tetap bekerja
adalah memberikan informasi kepada masyarakat dan teman
yang membutuhkan.” (Informan 1, line 247-253)
Disisi lain, informan 2 memiliki alasan yang cenderung
unik. Faktor yang membuat informan 2 tetap memilih untuk
bekerja dari pada mengambil MPP yakni rumah informan 2 dekat
dengan kantor, masih ingin menjalin relasi dengan rekan kerja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
masih merasa sehat dan sebentar lagi akan pensiun dan libur
panjang.
“Motivasinya karena kondisi saya masih sehat yang pertama,
yang kedua adalah karena jarak rumah saya dengan kantor
dekat, jadi menambah motivasi saya menjadi kuat. Jadi tidak
perlu transportasi yang repot, kalau saya di sleman pasti saya
sudah mengambil MPP. Jadi sekarang dekat kan tidak ada
terlambat. Ada motivasi lain selain kedua hal itu? Motivasi
lainnya karena masih senang bergaul dengan teman kantor
mas.” (Informan 2, line 105-111)
“Ohh gini, motivasinya kalau kita pensiun, itu kan kita mau libur
seterusnya, kenapa mau libur seterusnya kok ndadak cari MPP
dan mencari libur awal.” (Informan 2, line 176-178)
Kondisi menjelang pensiun juga ditandai dengan melihat semangat
dan performansi kerja informan menjelang pensiun. Kondisi
performansi dan semangat kerja informan 1 cenderung meningkat
dibandingkan dengan informan 2 yang cenderung biasa saja, tidak
ada kenaikan ataupun penurunan kinerja.
“Itu hal yang biasa mas. Ya kadang-kadang ya gini ya, saya
tambah teliti dengan pekerjaan saya, saya harus meneliti dengan
cermat warkah-warkah yang belum dijahit, ya saya tegas kapada
petugas itu. Saya kembalikan lagi terus saya suruh dia menjahit.
Padahal saya mau naikan berkasnya, kalau belum dijahit ya
saya kembalikan. Kalau dulu saya males, biar pimpinan aja yang
langsung mbalekke ke orangnya. Kalau sekarang ya enggak,
saya lebih teliti dan tegas mas.” (Informan 1, line 319-325)
Rekan kerja dan atasan dari informan 1 juga berpendapat
bahwa informan 1 lebih giat dalam bekerja ketika akan pensiun.
Semangat kerja yang ditunjukkan informan 1 mengalami
peningkatan.
“Kalau beberapa bulan terakhir ini adalah semakin giat.
Indikatornya sederhana ternyata produk penyelesaian kita
dibanding dengan permohonan yang masuk, itu jauh lebih tinggi
produk penyelesaian dan trendnya naik terus. Contoh terakhir di
2 bulan terakhir ini ya, dibulan September kita jauh melampaui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dari permohonan yang masuk. Dibulan Oktober juga kemarin
sama naik terus trendnya. Padahal pak W satu-satunya
koordinator dan tidak ada koordinator lain, jadi kita bisa
melihat bahwa memang kinerja dia justru malah semakin
meningkat.” (Atasan Informan 1, line 47-54)
“Eeeee sekarang dia juga orangnya cepat tanggap mas, kalau
atasannya pak A itu maunya seperti ini dan ndang di rampungke
seperti itu, pasti langsung saat itu juga diproses sama pak
waldiman. Teman-teman kerja yang kurang disiplin langsung
ditanyain sama dia dengan gojekan, tapi juga menyinggung
masalah kerja mas.” (Rekan Kerja Informan 1, line 72-76)
“Semangat juga tidak, nglokro juga tidak, seperti biasanya gak
lebih, masih sama seperti beberapa tahun yang lalu.” (Informan
2, line 184-185)
Pernyataan informan 2 diatas juga dirasakan oleh atasan
dari informan 2. Atasannya berpendapat bahwa informan 2 tidak
mengalami peningkatan kinerja dan peningkatan semangat kerja.
“Kayaknya gak ada ngaruhnya juga bagi dia, karena sebelum
masih lama dia kalau siang pulang. Karena kayaknya memang
kondisi rumah yang dekat jadi ya mempermudah apa ya? Ya itu,
tapi pekerjannya dia nggak ada perubahan deh, ya karena dia
selalu ketika, ya karena mungkin dia sudah tau sebentar lagi
akan pensiun sehingga tidak ada lagi yang dicapai. Jadi ya
sudah, mengerjakan sesuai rutinitas sehari-hari. Apa yang harus
dikerjakan ya dikerjakan. Rutinitas pekerjaankan sesuai dianya
saja, apa yang dia kerjakan sesuai dengan jobnya aja. Jadi
nggak ada peningkatan gitu ya? Nggak ada. Karena tugasnya
pengadministrasian, cuma dikantor tugasnya ya gitu-gitu aja,
ibaratnya kan hanya mengagendakan surat, kalau diloket kan
berhubungan dengan masyarakat, semakin berkas banyak kan
semakin meningkat, kalau Bu U kan enggak, kalau surat masuk
terus mengagendakan. Itu kalau membuat surat tugas.” (Atasan
Informan 2, line 96-109)
c. Deskripsi Kerja.
Kedua informan memiliki tugas pekerjaan yang berbeda-
beda. Pada poin ini akan dijabarkan deskripsi kerja dari masing-
masing informan. Informan 1 bekerja sebagai koordinator petugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
ukur sedangkan informan 2 bekerja sebagai administrator dan
pemberi penyuluhan kepada masyarakat.
“Paling kalau sirkulasi kurang lancar nanti di tegur kasupsi
mas, kalau saya sendiri kan tidak enak soalnya teman sejawat
mas. Yaa kadang-kadang saya juga bertanya kepada mereka,
“pie gaweanmu wis rampung opo durung?” sambil bercanda
mas. Karena di dalam sirkulasi saya tidak di struktur
sebenarnya. Saya hanya membantu meringankan tugas kasupsi.
Jadi tanggungjawabnya tidak 100%. Saya emang gak bisa
mengoyak-oyak rekan-rekan untuk cepat menyelesaikan
tugasnya. Ya sebenarnya distruktural organisasi mereka
bawahan saya, karena sudah terbiasa saya yo nggak enak nek
negur gitu. Karena saya itu tidak dilantik mas, hanya
penunjukan mas. Kalau kasi dan kasupsi di lantik, kalo saya
ditunjuk, jadi beban tanggung jawab berbeda mas, saya dilantik
sebagai pegawai.” (Informan 1, line 306-316)
“Saya kan analisis pemberdayaan, untuk yang sekarang itu kita
eee… jadi membuat masyarakat cerdas tertib sadar pertanahan.
Kita menghimbau kepada masyarakat kita mengadakan
penyuluhan itu untuk menyampaikan informasi masalah
pertanahan. Lalu masyarakat dihimbau untuk menjadi sadar
hukum.” (Informan 2, line 65-69)
d. Pengalaman Kerja yang Dimiliki.
Setelah adanya penjabaran tugas kerja yang dilakukan oleh
para informan, selanjutnya peneliti ingin menjabarkan pengalaman
kerja yang dimiliki para informan. Informan dalam konteks
penelitian ini memiliki berbagai pengalaman kerja yang sudah
mereka lalui selama puluhan tahun. Pengalaman kerja yang
didapatkan informan biasanya di muali dari saat informan meniti
karir dari awal bekerja sampai kejenjang atau pangkat tertinggi
yang mampu informan capai. Sekarang tugas kerja informan 1
menjabat sebagai koordinator pengendali mutu kinerja. Jabatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
diberikan oleh atasan karena pengalaman dan kinerja informan 1
yang baik.
“Pada saat ini saya menjadi petugas ukur, tetapi menjabat
sebagai koordinator petugas ukur. Sebenarnya saya masuk di
kulonprogo terus pindah dikota jogja, baban tanggung jawab
saya selalu tidak menyimpang sebagai koordinator, karena
pimpinan mempercayakan saya untuk membenahi kinerja rekan-
rekan sesuai dengan metode cara pengukuran yang benar. Jadi
semenjak pindah ke kota dibebani koordinatori untuk membenahi
pola pengukuran dan peraturan sesuai dengan cara yang benar.
Disamping itu juga hal-hal masalah itu dibebani juga untuk
mengoreksi berkas. Dari tahun 1999-2010 saya diloket dan
mengkoreksi pekerjaan rekan-rekan, jadi dobel pekerjaan saya,
jadi petugas loket dan korektor.” (Informan 1, line 156-166).
“…karena pimpinan mempercayakan saya untuk membenahi
kinerja rekan-rekan sesuai dengan metode cara pengukuran
yang benar. Jadi semenjak pindah ke kota dibebani koordinatori
untuk membenahi pola pengukuran dan peraturan sesuai dengan
cara yang benar”. (Informan 1, line 159-163)
Informan 1 juga memiliki pengalaman kerja di divisi loket. Divisi
yang hampir setiap hari bertemu dan bertatap muka dengan klien
kerja.
“Dari tahun 1999-2010 saya diloket dan mengkoreksi pekerjaan
rekan-rekan, jadi dobel pekerjaan saya, jadi petugas loket dan
korektor.” (Informan 1, line 164-166)
Disisi lain, pengalaman kerja yang didapat informan 1 adalah
sering kali dirinya di utus untuk mewakili perusahaan untuk
mengikuti pelatihan dan berurusan dengan eksternal perusahan.
“Iya masih, untuk mencermati pekerjaan itu sesuai dengan
langkah-langkah dan peraturannya atau tidak. Dan saya sering
di kirim kemana untuk pelatihan, bukannya saya menonjolkan
diri tidak, tapi saya tidak tahu kenapa kok saya yang selalu
dikirim.” (Informan 1, line 177-180)
“Yaa saya hanya merasa senang mas dikasih tugas oleh
pimpinan diutus untuk mewakili kantor, ya itu saja. Berati saya
dipercaya saya lebih mampu dari pada yang lainnya, ya saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
percaya saja mas. Yaa saya sukuri saja mas, sesuai kemampuan
saya.” (Informan 1, line 185-188)
Tidak hanya pengalaman positif saja yang informan 1 dapat
selama bekerja, tapi juga ada pengalaman negatif yang pernah
menimpa informan 1. Ketidaknyamanan saat bekerja di kulonprogo
menjadi suatu pembelajaran informan 1 untuk tetap senang dalam
bekerja ketika masalah dan hambatan melanda.
“Lain dengan orang yang bekerja di 1 tempat terus. Di
kulonprogo itu medannya berat, saya jadi petugas ukur dan juga
petugas pembukuan dobel pekerjaan saya.” (Informan 1, line
226-228)
“Melaukan tugas harus senang mas, kalau enggak repot mas.
Yang sangat jadi ingatan saya sampai saat ini pada waktu saya
melakukan pengukuran di guo keskendo. Melakukan pengukuran
dengan teodolit dengan mata telanjang kelihatan mas, terus
kalau pake tele lebih dekat dan bisa di fokuskan, yang terjadi
apa mas, tanda rambunya hilang seketika mas, tahu-tahu rambu-
rambunya hilang mas angkanya. Alam gaib ada yang jahil atau
tidak. Gangguan alam gaib ada dan gangguan dari masyarakat
juga ada mas.” (Informan 1, line 229-236)
Informan juga pernah mendapatkan kesulitan kerja ketika harus
menyelesaikan hal yang sukar. Dengan pengalaman yang informan
1 punya, dirinya menyelesaikan masalah harus didukung oleh data
yang valid.
“Ya kita harus supaya kita bisa memecahkan masalah itu harus
ada data otentik dan bermusyawarah dengan masyarakat. Kalau
tidak ada data saya juga tidak berani mas, sama saja buhuh diri
itu mas. Sengketa apapun kalau punya bukti otentik pasti akan
menang.” (Informan 1, line 366-369)
Sedangkan pengalaman kerja informan 2 berbeda dengan
informan 1. Pengalaman perjalanan karir informan 2 sempat
berpindah-pindah kantor dan akhirnya informan 2 di tempatkan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
wilayah kantor kota sampai dengan sekarang. Informan
menceritakan tugas kerjanya dan pengalaman selama bekerja di
BPN.
“Sekitar 4 tahun, sebelumnya di Tata usaha sejak tahun 1985
sampai 2005 itu berapa? 20 tahun ya. Itu disengketa sekitar 4
tahun juga, lalu pindah kesini dibagian pemberdayaan
masyarakat.” (Informan 2, line 87-89)
Selama bekerja di perusahaan negara ini informan 2 juga
mengalami pengalaman susah dan senang. Salah satu pengalaman
negatif yang dialamai informan 2 adalah kerap kali mendapat tugas
untuk pindah ke divisi lainnya. Tantangannya yang dihadapi adalah
proses adaptasi dengan tugas kerja yang baru.
“Kalau susah tu saya lupakan e mas (sambil tertawa), jadi
seneng aja. Senangnya ya waktu kita di sleman itu 18 tahun, itu
kita nglaju naik bus sambil tidur-tidur. Ya susah nya kalau
misalnya terlambat karena jauh rumahnya. Eee… kalau
susahnya itu waktu pindah ke seksi lain jadi harus belajar lagi.
Jadi kita belajar, belaja itu kan memerlukan, yahhh kok belajar
lagi ya…” (Informan 2, line 91-96)
“Ketika belajar itu ada kesulitan? Iya mas pasti-pasti.
Adaptasinya ibu seperti apa? Kita belajar lagi sama temen yang
sudah ada adaptasinya.” (Informan 2, line 97-100)
e. Sumber Makna Kerja yang Muncul.
Berdasarkan teori yang ada bahwa sumber makna kerja
muncul dari diri sendiri, orang lain, konteks kerja, dan kehidupan
spiritual. Dari beberapa aspek diatas memiliki cabang spesifikasi
lagi, yaitu sumber makna kerja dari diri sendiri meliputi nilai kerja,
motivasi, dan kepercayaan. Dari orang lain meliputi rekan kerja,
atasan, komunitas, dan keluarga. Dari segi konteks kerja adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
desain kerja, budaya kerja, dan visi misi. Kemudian yang terakhir
adalah membahas sumber makna kerja yang muncul dari
kehidupan spiritual. Hal tersebut akan dibahas dan dijabarkan
dibahwah ini.
1). Sumber makna kerja dari dalam diri.
Dari data penelitian yang diperoleh dari temuan dilapangan
menunjukkan bahwa adanya kesamaan antar informan dilihat dari
sumber makna kerja yang ada pada dalam diri mereka. Sumber
makna kerja dari dalam diri meliputi, nilai kerja dan motivasi kerja.
Kedua informan memiliki kesamaan dalam hal memberikan
bantuan kepada orang lain dan memunculkan konsep
tanggungjawab dalam bekerja. Memberikan bantuan kepada orang
lain ini disebabkan karena mereka ingin membagikan dan
menyalurkan ilmu yang mereka punya kepada orang lain.
“Yang ketiga saya ditugaskan sebagai penguji tim eksternal di
SMK membantu kasupsi menguji di SMK dari tahun 1999, di
bidang survei dan pemetaan di SMK Negri 2. Sampai tahun 2010
saya masih menguji. Itulah riwayat pekerjaan saya sampai
sekarang, saya banyak di mejanya sebagai koordinator dan
korektor.” (Informan 1, line 170-175)
“Yaa sepanjang rekan sekerja bertanya, katakanlah data di kota
jogja itu krusial sekali, seseorang itu kadang-kadang tidak
memahami, ada yang ingin bertanya ya saya beritahu, karena
ada peta yang peninggalan belanda jadi agak susah.” (Informan
1, line 262-265)
“Kalau ada masalah sengketa-sengketa itu kalau saya bisa
mengatasi saya ya mengatasi, kalau tidak ya ada ranahnya yang
lain. Yang penting saya sudah memberikan bantuan.” (Informan
1, line 340-343)
“Yaa mendukung mas, soale kadang-kadang ada masyarakat
bertanya pada saya, dia mendukung saya karena ilmu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
masih dibutuhkan dan masyarakta juga membutuhkan saya.”
(Informan 1, line 389-391)
Pimpinan informan 1 berpendapat bahwa informan 1 orang
yang suka membantu ketika rekan kerja atau siapapun yang
membutuhkan bantuan dan informan 1 cenderung orang yang
supel.
“Sama dengan pegawai yang lain, datang sebelum apel
dia ngobrol dulu, sosialisasi, minum-minum teh dulu, duduk-
duduk dikantin, dan dia bergaulnya tidak cuma di satu seksi saja
dan juga dengan teman-teman dari seksi yang lain akrab, dan
dia juga punya jiwa sosial yang cukup tinggi dan selalu
membantu.” (Atasan Informan 1, line 40-44)
“Tadi sudah sedikit saya sampaikan bahwa pak W orangnya
selalu siap ketika diminta tolong, contohnya tadi untuk
menjelaskan kepada adik-adik mahasiswa supaya mereka
mengerti. Kemudian ketika ada teman yang punya masalah dia
libatkan kita untuk bagaimana menyelesaikan masalah itu, juga
jika pemohon yang datang punya masalah atau ingin penjelasan
mengenai sesuatu, dia menjelaskan secara detail atau melebihi
yang diinginkan malahan. Jadi kalau menurut saya dia
memberikan diatas harapan dari yang dibantu.” (Atasan
Informan 1, line 63-70)
“Ya penting, karena kalau kita punya ilmu dan tidak
disampaikan kepada orang lain, padahal ilmu itu penting, itu
malah bagi kita terbebani, harus disampaikan.” (Informan 2,
line 77-79)
“Ada mas satu dua, bertanya mengenahi pewarisan tanah dan
pensertifikatan tanah ya saya jelas kan mas cara-caranya.”
(Informan 2, line 159-160).
Hal yang sama muncul di kedua informan adalah konsep
tanggunjawab pada pekerjaan yang mereka lakukan. Kedua
informan mempunyai anggapan bahwa apa yang mereka kerjakan
adalah tanggung jawab dalam diri mereka untuk orang lain.
“Yaa kalau dari segi pentingnya ya mas, itu penting karena
pekerjaan itu beban tanggung jawab saya yang di emban, saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
ditunjuk sebagai koordinator, berkas itu jalan atau tidak itu
tergantung saya, kalau tidak kasi dan kasubsi tidak bisa tanda
tangan mas. Dan identitas saya selalu tercantum di berkas itu.
Harus mencermati data yang masuk dan keluar dan harus bisa
dipertanggungjawabkan dengan cara tanda tangan saya harus
ada disitu mas.” (Informan 1, line 190-196)
“Ya kalau untuk pribadi bisa dibilang penting dan juga enggak
mas, karena pekerjaan ini beban bersama bukan pekerjaan
pribadi saya mas. Karena pekerejaan itu pekerjaan kantor,
pentingnya adalah pekerjaan bisa berjalan lancar saya senang
mas, tidak ada beban krusial saya senang mas, kalau ada
kendala saya juga ikut berperan tanggungjawab mas.”
(Informan 1, line 200-204)
“Tapi beban tanggungjawab saya masih seumur hidup terhadap
pekerjaan itu, memang sudah lepas dri segi kepegawaian tapi
dari segi beban tanggung jawabnya masih berkaitan sampai ajal
mas.” (Informan 1, line 211-214)
Rekan kerja informan 1 berpendapat bahwa tanggungjawab
sebagai pegawai dipegang teguh oleh informan 1.
“Eee opo yo? Pak W itu jujur mas, kalau ke kantor juga tepat
waktu, jarang bolos, soale dia orangnya seneng obah mas.
Kalau meneng sedilit, diam sebentar dia pasti bosen mas. Seneng
nyambut gawe mas…” (Rekan Kerja Informan 1, line 25-27)
“Kerja selesai, kalau punya pekerjaan harus segera diselesaikan
sesuai porsi mas.” (Informan 2, line 136-137)
“Bekerja itu adalah sesuatu yang harus di
pertanggungjawabkan. Sebab pekerjaan yang dibebankan oleh
seseorang itu harus dipertanggungjawabkan.” (Informan 2, line
245-247)
“Memaknainya kita yaa tau masalah apa yang eee… diberikan
pekerjaan terhadap saya. Pie ya? Opo yo ngomonge? Opo yo?
(sambil tertawa) Sebagai tanggungjawab karena saya diberi
upah dari pemerintah. Melaksanakan kewajiban yang sudah
diberikan.” (Informan 2, line 250-254)
Sama halnya dengan pimpinan dari informan 2 menguatarakan
bahwa informan 2 adalah sosok yang bertanggungjawab dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
melakukan tugas pekerjaannya sesuai dengan jobdesk dan
porsinya.
“Enggak, maksudnya prinsip, karena kalau sama saya selama
dia tanggungjawab pekerjaannya dia beres, bagi saya itu
monggo. Pokoknya apa yang saya beri tanggungjawab ke dia
selesai, itu harapan saya sebagai pimpinannya. Maksudnya ya
pekerjaan dia selesaikan dengan baik sesuai jobnya, selesai ya
sudah.” (Atasan Informan 2, line 174-178)
Selain konsep tolong menolong dan konsep tanggung
jawab, kedua informan juga memiliki nilai kerja yang mereka
terapkan dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan kerja. Nilai
kerja menjadi salah satu pendekatan pembentukan makna kerja.
Nilai kerja yang diterapkan informan 1 adalah tentang
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, memberikan teladan
pada lingkungan, ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang
lain.
“Suka duka banyak mas, sukanya kita bergaul dengan
masyarakat, sepanjang kita mau bergaul dengan masyarakat
selalu dikangeni, di kulonprogo saya 13 tahun mas, hidup
dengan masyarakat pedesaan, kita harus bisa membawa diri,
supaya kita bisa mengambil hati masyarakat supaya masyarakat
senang menanggapi kita supaya enak, kita harus bisa
memberikan pencerahan kepada mereka msayarakat.”
(Informan1, line 221-226)
“Semua masih hidup didunia akan menghadapi resiko, kalau
saya masih bekerja, saya masih punya ilmu mas, yang mungkin
tidak dipunyai seseorang, saya bisa memberikan informasi ini
kepada orang lain saya bangga, jadi ilmu itu tidak putus.”
(Informan 1, line 245-248)
“Kalo mandang gaji, itu kita gak meremehkan, nanti kalau gak
bekerja rumah siapa yang ngasih duit mas. Kita bekerja karena
beban tanggungjawab moral dan moril. Masalah hak itu nanti
melekat sendirinya. Pekerjaan itulah yang harus kita tekuni,
karena itu sumber kehidupan kita. Nek ra obah ora mamah mas,
itu filsafat jawa mas, nek ora obah yo ora entuk hasil mas.”
(Informan 1, line 282-287)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
“Yaa susah tapi bisa diatasi mas, karena akhirnya diatasi aparat
setempat. Saya sudah sampai lokasi terus saya dilarang untuk
melakukan tugas. Karena ini beban tanggungjawab saya untuk
melakukan tugas, saya minta anda untuk menulis dan tanda
tangan data lapangan, saya diberhentikan karena masih ada
masalah sengketa tanah. Saya juga memberikan saran supaya
segera ditangani masalahnya.” (Informan 1, line 354-359)
“Prinisip nya yang jelas adalah pekerjaan didepan mata harus
dikerjakan mas, maunya segera dikerjakan, tapi kadang-kadang
juga ada kendala mas, pasti ada kendala mas. Ingin bekerja
100% ya tidak sesuai dengan realita. Kita bekerja tidak sendiri,
jadi harus mendengarkan orang lain mas kalau bekerja, ya 3
serangkai tadi mas. Kita harus ngomong dan harus memberi
contoh juga mas. Soale nek kita bekerja itu tidak selalu benar,
pasti ada salahnya juga.” (Informan 1, line 406-412)
Bukan hanya itu, kedua informan juga memiliki sumber
makna kerja dari dalam diri yaitu motivasi. Disini membahas
mengenai motivasi informan untuk tetap bekerja. Informan 1
memilih tetap bekerja karena keluarga masih memberikan
dukungan untuk terus bekerja demi kebutuhan ekonomi.
Sedangkan informan 2 memilih untuk tetap bekerja karena kondisi
fisik yang masih mumpuni dan lokasi antara rumah dan kantor
cukup dekat, jadi mempermudah mobilitas informan 2. Motivasi
yang ada ini lahir dari adanya kesadaran pribadi dan dari orang
lain.
“Ya jelas mendukung to mas, kadang-kadang ada tugas mau
nggak mau saya meninggalkan karena ada tugas, kalau nggak
mendukung pasti saya nggak boleh pergi mas. Contoh saya
ditugaskan di diklat di bandung. Kalau nggak mendukung, saya
gak berangkat terus saya akan di pecat. Berati kehidupannya
anak sengsara, mengijinkan harus tetap mendukung pekerjaan
saya, yang penting disana aman dan sehat.” (Informan 1, line
381-386)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
“Motivasinya karena kondisi saya masih sehat yang pertama,
yang kedua adalah karena jarak rumah saya dengan kantor
dekat, jadi menambah motivasi saya menjadi kuat. Jadi tidak
perlu transportasi yang repot, kalau saya di sleman pasti saya
sudah mengambil MPP. Jadi sekarang dekat kan tidak ada
terlambat. Ada motivasi lain selain kedua hal itu? Motivasi
lainnya karena masih senang bergaul dengan teman kantor
mas.” (Informan 2, line 105-111)
2). Sumber makna kerja dari orang lain.
Sumber makna kerja yang muncul dari orang lain juga
salah satu pendekatan pembentukan makna kerja yang antara lain
adalah dari rekan kerja, atasan/pimpinan, komunitas, dan keluarga.
Informan 1 mendapat dukungan dari keluarga, rekan kerja
atasan/pimpinan, dan masyarakat sekitar agar bekerja dengan baik
dan rajin.
“Sengketa lahan juga ada masalah mas, bila terjadi hal-hal
krusial biasanya saya suruh menghadirkan satu aparat setempat,
bila itu rawan bisa menghadirkan polisi buat keamanan
bersama, keamanan pemohon dan keamanan bersama. Supaya
semua aman. Itu mas suka dukanya menjadi petugas lapangan.”
(Informan 1, line 236-240)
“Kita sesuai porsinya aja, kalau kita giat tetapi bawahannya
tidak giat sama saja mas. Kan saya juga tergantung dari rekan-
rekan mas. Tidak bisa saya meningkatkan kinerja saya sendiri.
Saling ketergantungan antar divisi mas. Jadi kita tidak bisa
meningkatkan kinerja secara senidir, karena satu ikatan roda
kerja. Kalau semangat, kita yang semangat tapi yang lain tidak
semangat sama saja mas. Saya tidak bisa bilang semangat atau
tidak karena kantor itu saling bergantungan mas, saya bukan
membuat pekerjaan sendiri. Lain dengan dinas statistic, harus
membuat pekerjaan harus giat mencari data otentik, kalau saya
tidak bisa.” (Informan 1, line 294-302)
“Iya mungkin, apresiasinya bentuke beda, dengan mengutus
saya untuk menangani permasalahan dengan baik, dalam
berbicara di forum ya baik untuk menghadiri rapat untuk
mengatasi permasalahan krusial, sejauh itu ada datanya. Data
itu untuk bukti dan menjawab pertanyaan yang saya bawa mas.
Yang penting ada bukti otentik dan yuridisnya.” (Informan 1,
line 392-333)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
“Ya jelas mendukung to mas, kadang-kadang ada tugas mau
ngak mau saya meninggalkan karena ada tugas, kalau nggak
mendukung pasti saya nggak boleh pergi mas. Contoh saya
ditugaskan di diklat di bandung. Kalau nggak mendukung, saya
gak berangkat terus saya akan di pecat. Berati kehidupannya
anak sengsara, mengijinkan harus tetap mendukung pekerjaan
saya, yang penting disana aman dan sehat.” (Informan 1, line
381-386)
“Yaa mendukung mas, soale kadang-kadang ada masyarakat
bertanya pada saya, dia mendukung saya karena ilmu saya
masih dibutuhkan dan masyarakta juga membutuhkan saya.”
(Informan 1, line 389-391)
Sedangkan informan 2 mendapatkan motivasi atau dukungan dari
orang lain yaitu dari orang tua atau keluarga, belajar bagaimana
hidup dalam kemandirian. Selain itu, dari rekan kerja dan
masyarakat sekitar.
“Saya nggak punya teman yang dekat atau spesial banget,
semua temen spesial.” (Informan 2, line 116-117)
“Kalau menurut saya itu, kalau masyarakat saya tidak tahu
menghargai saya atau tidak saya tidak tahu, yang jelas informasi
masalah pertanahan sudah kita sampaikan, kalau masyarakat
menghargai atau tidak saya tidak tahu. Tapi ada yang
menyampaikan kalau info ini berguna sekali untuk masyarakat.
Kalau mereka menghargai atau tidak saya tidak bisa menilai.
Mereka sangat-sangat senang kalau dikasih informasi.”
(Informan 2, line 151-156)
“Terus bagaimana cara keluarga mendukung pekerjaan ibu?
Caranya yaa…. (berhenti sejenak) opo yo? Kalau cuma ada
kesulitan gitu ya, kalau dikeluarga masalah pekerjaan nggak ada
yang ini, karena pekerjaan kantor dan dirumah tu, misalnya
anak nganter saya ke kantor kalau hujan, udah tindakan gitu aja.
Kalau suami mendukungnya apa pekerjaan yang ada dinikmati
dan dikerjakan dengan baik. Suami tidak pernah memberi
semangat? Karena suami tidak tau apa yang saya kerjakan
dikantor gak tau, jadi gak bisa ngasih saran. Ibu juga gak
sering curhat sama suami? Ohh tidak pernah kalau dirumah.
Suami sekarang masih bekerja bu? Sudah sudah pensiun mas.
Suami dulunya bekerja sebagai apa? Sama mas juga jadi PNS
di sini. Ooo Ibu ikut bapak atau bagaimana masuk PNS? Lah
wong yang kerja itu saya dulu mas, baru suami saya ikut bekerja
di PNS sini waktu ada pendaftaran. Kenapa ibu memilih untuk
tetap bekerja, padahal suami ibu juga sudah bekerja? Gini mas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
ceritanya eee… dari kecil saya sudah didik sama orang tua saya,
sama ibu saya suruh menjadi wanita yang mandiri mas dari
kecil, jadi apa-apa harus bisa sendiri mas, tidak boleh
bergantung dengan orang lain. Dulu waktu saya masih kecil
pasti digitukan sama ibu saya. Jadi sekarang yaa saya bekerja
dan suami bekerja juga mas. Tidak saling bergantung mas.”
(Informan 2, line 196-222)
Atasan informan 2 juga ikut serta dalam mendukung progres dan
rutinitas kerja. Ini memperlihatkan bahwa adanya komunikasi dan
kerja sama yang baik antara atasan dengan informan 2.
“Ya saya bantu, saya bimbing “begini lho mbak cara membaca
PO”. Pasti saya bimbing, karena kalau saya hanya ngasih tau,
nanti akan bertanya-tanya lagi, tetapi ketika saya bimbing dan
saya kasih tahu caranya begini, kalau membuat laporan caranya
begini, pasti saya dukung cara membuat laporan yang baik.”
(Atasan Informan 2, line 206-210)
3). Sumber makna kerja dari kehidupan spiritual
Sumber makna kerja muncul dari kehidupan spiritual dari
manusianya. Kehidupan spiritual dalam memaknai pekerjaan
hanya muncul pada informan 1 yang selalu menungkapkan rasa
syukurnya dengan berdoa.
“Berati saya dipercaya saya lebih mampu dari pada yang
lainnya, ya saya percaya saja mas. Yaa saya sukuri saja mas,
sesuai kemampuan saya.” (Informan 1, line 187-188)
“Bersyukur di kasih umur panjang bisa mencapai bisa lulus,
kadang-kadang ada yang bersyukur aku arep ngene-ngene, ada
yg diungkapkan dengan nadzar. Jadi ungkapan syukur seseorang
itu berbeda-beda mas, tidak bisa diungkapkan, paling untuk
pribadi sendiri, kadang-kadang bersyukur sesuai keyakinan iman
masing-masing mas.” (Informan 1, line 394-398)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
f. Aspek Makna Kerja yang Muncul.
Pengalaman informan yang bekerja sebagai pegawai negeri
sipil yang menjelang pensiun dan tidak memanfaatkan MPP
dialami sebagai pengalaman yang bersifat pribadi dan berbeda
antara satu informan dengan informan yang lainnya. Pada data
penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara yang
mendalam antara peneliti dengan informan menunjukkan bahwa
munculnya beberapa aspek makna kerja yang mendukung untuk
menjadikan sebuah pekerjaan itu bermakna.
Munculnya aspek makna kerja yang berpusat ke orientasi
instrumental pada kedua informan menjelaskan bahwa mereka
melakukan pekerjaan mereka sebagai bentuk kegiatan untuk
mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kalo mandang gaji, itu kita gak meremehkan, nanti kalau gak
bekerja rumah siapa yang ngasih duit mas. Kita bekerja karena
beban tanggungjawab moral dan moril. Masalah hak itu nanti
melekat sendirinya. Pekerjaan itulah yang harus kita tekuni,
karena itu sumber kehidupan kita. Nek ra obah ora mamah mas,
itu filsafat jawa mas, nek ora obah yo ora entuk hasil mas.”
(Informan 1, line 282-287)
“Pengen mendapat penghasilan, hehehe… itu saja.” (Informan
2, line 128)
Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak bisa dipisahkan
dari manusia yang lainnya. Dengan adanya lingkungan kerja dan
lingkungan masyarakat mereka dituntut untuk bergaul dan
mengembangkan interaksi yang ada. Maka dari itu, aspek makna
kerja tentang relasi interpersonal muncul pada kedua informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
“Kalau hak ya kalau perlu kita ambil, kaya cuti. Saya jarang
mengambil cuti, setiap tahun kita punya hak untuk ambil cuti.
Saya tidak perlu, rugi kalau ambil cuti, ya itu tadi kehilangan
teman bermain. Karena kita cuti nggak ada fungsinya kita
kehilangan teman bermain, karena sudah dekat ya sok nggarapi
sok bercanda-bercandaan, kan jadi hiburan mas.” (Informan 1,
line 348-352)
Atasan informan 1 juga berpendapat bahwa informan 1 banyak
memiliki kedekatan dengan rekan-rekan kerja dan senang bergaul
dan berinteraksi.
“dia bergaulnya tidak cuma di satu seksi saja dan juga dengan
teman-teman dari seksi yang lain akrab, dan dia juga punya jiwa
sosial yang cukup tinggi dan selalu membantu.” (Atasan
Informan 1, line 41-44)
“Dekat dengan teman-teman kantor? Iya dekat dan akrab
semua. Kalau dirumah itu tidak ada teman atau seperti apa?
Kalau tetangga biasa aja, kalau teman kantor dekat karena tiap
hari keluar, kalau lingkungan rumah sih nggak ada. Saya nggak
punya teman yang dekata atau spesial banget, semua temen
spesial.” (Informan 2, line 112-117)
“Hubungannya oooo… baik-baik saja, karena cuman belum
punya cucu aja, jadi tambah seneng kan. Sebenernya saya
pengen momong anak yatim, tapi sulit. Untuk momongan
dirumah.” (Informan 2, line 119-121)
Aspek makna kerja yang muncul berikutnya pada kedua
informan adalah aspek orientasi intrinsik. Aspek ini menekankan
kebutuhan individu, termasuk evaluasi kompetensi individu dan
ketertarikan terhadap pekerjaan yang memiliki tingkat kesulitan
tinggi dimotivasi oleh perasaan ingin mengaktualisasikan diri.
“Saya nggak pernah mas, karena resikonya tinggi, yang biasa-
biasa saja mas, sesuai dengan jalurnya saja mas, jadi nggak
muluk-muluk mas. Ingin mencapai tujuan yang paling tinngi gak
ada mas. Kan sudah mau pensiun mas, ra mungkin mas. Tidak
ada mas, sudah tidak layak lagi memiliki keinginan yang tinggi.”
(Informan 1, line 371-375)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
“Karena ini eeeeee…… orang itu kalau ilmu disimpain sendiri,
dan mestinya orang lain tahu, saya kepikiran, karena itu
harusnya disampaikan ke umum, kalau sudah disampaikan kita
merasa puas.” (Informan 2, line 81-83)
Selanjutnya, beberapa aspek yang ditemukan berbeda di
masing-masing informan adalah aspek sentralisasi kerja muncul
pada informan 1. Kemudian aspek koherensi dan aspek hak dan
kewajiban muncul di informan 2. Aspek sentralisasi kerja yang
muncul di informan 1 berbicara mengenai waktu dalam
kehidupannya didominasi atau dihabiskan oleh kegiatan atau
aktifitas kerja.
“Kalau kita mengambil MMP itu gak enak mas, mlebu ra mlebu
entuk bayar dan dapet bayar, apa enak mas, padahal pekerjaan
belum selesai. Kalau pensiun kan masa tugasnya sudah selesai.”
(Informan 1, line 287-289)
“Pak W orangnya tanggung jawab, disiplin, maksudnya
pulangnya pun setelah wajib kantor jam 4 dan kadang-kadang
jam 5 baru pulang. Bekerjanya bagus, kemudian dedikasinya
terhadap kantor bagus, loyalitasnya tinggi, dan tekun.” (Atasan
Informan 1, line 10-13)
“…juga jika pemohon yang datang punya masalah atau ingin
penjelasan mengenai sesuatu, dia menjelaskan secara detail atau
melebihi yang diinginkan malahan. Jadi kalau menurut saya dia
memberikan diatas harapan dari yang dibantu.” (Atasan
Informan 1, line 67-70)
“Pak W itu orangnya ampuh mas, dia gigih kalau bekerja,
sampai diangkat sebagai koordinator juru ukur, terus dia juga
punya kompetensi di bidang itu mas, dia pinter ngukur juga,
baca peta diberkas dan lain sebagainya.” (Rekan kerja Informan
1, line 17-20)
“Eee opo yo? Pak W itu jujur mas, kalau ke kantor juga tepat
waktu, jarang bolos, soale dia orangnya seneng obah mas.
Kalau meneng sedilit, diam sebentar dia pasti bosen mas. Seneng
nyambut gawe mas dan juga pak W itu tipe orang yang tidak
suka kesepian mas,…” (Rekan kerja Informan 1, line 25-29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kemudian aspek koherensi dan aspek hak dan kewajiban
muncul di informan 2. Koherensi berbicara tentang efek dari
hubungan antara informan dan pekerjaan yang dilakukannya,
antara harapan, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan di tempat kerja
sehari-hari, sehingga tingkat keseimbangan dapat dicapai dalam
relasinya dengan pekerjaan. Sedangkan aspek hak dan kewajiban
berbicara mengenai norma hak adalah Individu memiliki hak dasar
dan tanggung jawab pribadi dan sosial terhadap komitmen kerja.
Sebaliknya, norma kewajiban merupakan tugas individu untuk ikut
ambil bagaian dalam memberikan kontribusi pada organisasi dan
masyarakat.
“Nah kalau itu biasanya masalah kebersihan, karena bisa
diterapkan dimana saja, dan tanggungjawab itu tadi, dirumah
sebagai ibu kalau dikantor sebagai karyawan.” (Informan 2, line
147-149)
“Ya yang sudah dilakukan adalah hak untuk menerima upah
sebagai kewajiban kita sebagai PNS. Dan kalau hak cuti saya
pernah mengambil cuti. Opo yo? Kalau kewajiban ya saya
menyelesaikan pekerjaan saya sesuai dengan porsinya saja.
Kemudian kalau bekerja jangan terlambat dan sebagainya.”
(Informan 2, line 163-167)
g. Makna Kerja Pegawai yang Menjelang Pensiun dan Tidak
Mengambil Program Masa Persiapan Pensiun.
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, dapat dilihat
bahwa pengalaman kerja sebagai pegawai negeri sipil yang
menjelang pensiun dan tidak mengambil program masa persiapan
pensiun oleh kedua informan bersifat pribadi dan berbeda antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
satu dengan yang lainnya. Banyak sekali pengalaman berharga
yang mereka dapat, baik yang menyenangkan maupun yang kurang
menyenangkan yang mereka alami selama ini terkait dengan esensi
dari kerja dan kehidupan itu sendiri. Hal-hal yang sudah sempat
dijabarkan diatas mencerminkan bahwa banyaknya pengalaman
pribadi yang bisa membentuk makna kerja pada kedua informan.
1). Kerja Sebagai Orientasi Instrumental/Ekonomi.
Para informan dalam penelitian ini memiliki latar belakang
kehidupan, ekonomi, dan sosial yang berbeda-beda. Dengan
adanya latar belakang yang berbeda itu pula para informan
memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi untuk diri
sendiri dan keluarga. Seperti informan 1, dirinya memilih untuk
bekerja karena adalah tulang punggung keluarga dan harus
bertanggungjawab atas kelangsungan hidup keluarga. Selain itu,
informan 1 memiliki cita-cita untuk membawa anaknya sampai
pada level pendidikan yang paling tinggi, agar anaknya menjadi
orang yang berguna. Sedangkan informan 2 memilih untuk bekerja
karena dirinya tidak ingin menggantungkan diri pada orang lain
dan harus menjadi manusia yang mandiri. Berdasarkan uraian di
atas, mereka mendasarkan tujuan kerjanya untuk mendapatkan
hasil secara ekstrinsik atau dengan kata lain seseorang bekerja
karena termotivasi untuk mendapatkan upah atau gaji. Dengan
demikian kerja dimaknai oleh pegawai yang menjelang pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dan tidak mengambil program masa persiapan pensiun sebagai
upaya untuk mengumpulkan materi untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari dan untuk pendidikan anak.
“Ini gini mas ceritanya, kalau diceritakan lucu mas. Saya
lulusan SLTA, terus ada pendaftaran, saya coba ikut lalu tes, ya
mencoba, dari pada kita mau kuliah itu orang tua tidak mampu
dan penghasilan tidak tetap. Saya menyadari orang tua hanya
berjualan makanan dirumah, ya tidak menghilangkan lah, orang
tua sudah bisa mendidik sampai saya seperti ini. Ada
pendaftaran pegawai sejumlah 100 orang untuk ikut tes, setelah
ikut tes tertulis dan wawancara lulus, terus dikarantina selam 6
bulan digojlok untuk menjadi pegawai pengukuran.” (Informan
1, line 139-146)
“Yaa karena sekarang yang perlu kita cemaskan untuk
kehidupan ya, yang satu pendidikan. Kita juga perlu pendidikan,
mencemaskan pendidikan mas, karena apa? Sekarang saat ini
pendidikan sangat penting,” (Informan 1, line 46-48).
“Gini mas ceritanya eee… dari kecil saya sudah didik sama
orang tua saya, sama ibu saya suruh menjadi wanita yang
mandiri mas dari kecil, jadi apa-apa harus bisa sendiri mas,
tidak boleh bergantung dengan orang lain. Dulu waktu saya
masih kecil pasti digitukan sama ibu saya. Jadi sekarang yaa
saya bekerja dan suami bekerja juga mas. Tidak saling
bergantung mas.” (Informan 2, line 217-222)
2). Kerja Sebagai Aspek Membangun Relasi.
Tujuan untma individu bekerja adalah untuk mendapatkan
penghasilan yang berupa gaji. Namun dalam perkembangannya
dan setelah beberapa lama seseorang bekerja, gaji tidak lagi
menjadi hal yang utama. Adanya rekan kerja dilingkungan kantor,
menuntut para informan untuk terlibat dalam pembentukan
interaksi sosial agar tidak hanya bekerja tetapi bisa menambah
relasi. Dengan adanya rekan-rekan kerja tersebut maka mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
menghilangkan rasa penat, stres, dan permasalaha lainnya.
Berbagi, bercanda, dan saling memberikan dukungan adalah suatu
bentuk interaksi sosial yang fleksibel. Mereka juga menuturkan
bahwa sudah memiliki kelekatan dengan rekan kerja dan memiliki
rekan kerja yang dekat. Dengan adanya hal tersebut mereka
memaknai kerja mereka sebagai kehidupan sosial. Dimana manusia
adalah mahkluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya.
“Iya mungkin, apresiasinya bentuke beda, dengan mengutus
saya untuk menangani permasalahan dengan baik, dalam
berbicara di forum ya baik untuk menghadiri rapat untuk
mengatasi permasalahan krusial, sejauh itu ada datanya. Data
itu untuk bukti dan menjawab pertanyaan yang saya bawa mas.
Yang penting ada bukti otentik dan yuridisnya.” (Informan 1,
line 329-333)
“Saya jarang mengambil cuti, setiap tahun kita punya hak untuk
ambil cuti. Saya tidak perlu, rugi kalau ambil cuti, ya itu tadi
kehilangan teman bermain. Karena kita cuti nggak ada
fungsinya kita kehilangan teman bermain, karena sudah dekat ya
sok nggarapi sok bercanda-bercandaan, kan jadi hiburan mas.”
(Informan 1, line 348-352)
“Kalau tetangga biasa aja, kalau teman kantor dekat karena tiap
hari keluar, kalau lingkungan rumah sih nggak ada. Saya nggak
punya teman yang dekata atau spesial banget, semua temen
spesial. Kemudian bisa diceritakan bu, hubungan ibu U
dengan keluarga? Hubungannya oooo… baik-baik saja, karena
cuman belum punya cucu aja, jadi tambah seneng kan.
Sebenernya saya pengen momong anak yatim, tapi sulit. Untuk
momongan dirumah. Hubungan ibu dengan teman-teman
kantor bagaimana? Baik-baik saja, komunikasi lancar.”
(Informan 2, line 115-123)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3). Kerja sebagai Panggilan
Pekerjaan bukan hanya semata dilihat dari segi materi saja.
Hal yang paling mendalam dari sebuah pekerjaan adalah tindakan-
tindakan atau sikap-sikap yang terbentuk dari saat bekerja yang
mencerminkan kepribadian diri. Nilai-nilai yang dimiliki oleh
individu dalam bekerja juag bisa di aplikasikan dalam kehidupan
sehair-hari. Kerja sebagai panggilan adalah sumber kebermaknaan
diri. Individu yang memandang pekerjaan sebagai sebuah
panggilan akan mengenali dan percaya bahwa pekerjaan yang
mereka lakukan mampu memberikan kontribusi kepada lingkungan
sosial atau pekerjaan sebagai sarana untuk melayani diri sendiri
dan orang lain. Dengan adanya hal tersebut kedua informan
memaknai kerja sebagai sebuah panggilan.
“Yang ketiga saya ditugaskan sebagai penguji tim eksternal di
SMK membantu kasupsi menguji di SMK dari tahun 1999, di
bidang survei dan pemetaan di SMK Negri 2. Sampai tahun 2010
saya masih menguji. Itulah riwayat pekerjaan saya sampai
sekarang, saya banyak di mejanya sebagai koordinator dan
korektor.” (Informan 1, line 170-175)
“Yaa sepanjang rekan sekerja bertanya, katakanlah data di kota
jogja itu krusial sekali, seseorang itu kadang-kadang tidak
memahami, ada yang ingin bertanya ya saya beritahu, karena
ada peta yang peninggalan belanda jadi agak susah.” (Informan
1, line 262-265)
“Kalau ada masalah sengketa-sengketa itu kalau saya bisa
mengatasi saya ya mengatasi, kalau tidak ya ada ranahnya yang
lain. Yang penting saya sudah memberikan bantuan.” (Informan
1, line 340-343)
“Yaa mendukung mas, soale kadang-kadang ada masyarakat
bertanya pada saya, dia mendukung saya karena ilmu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
masih dibutuhkan dan masyarakta juga membutuhkan saya.”
(Informan 1, line 389-391)
“Ya penting, karena kalau kita punya ilmu dan tidak
disampaikan kepada orang lain, padahal ilmu itu penting, itu
malah bagi kita terbebani, harus disampaikan.” (Informan 2,
line 77-79)
“Ada mas satu dua, bertanya mengenahi pewarisan tanah dan
pensertifikatan tanah ya saya jelas kan mas cara-caranya.”
(Informan 2, line 159-160).
4). Kerja Dimaknai Sebagai Spiritualitas
Kehidupan spiritual juga mencerminkan apa yang
seseorang kerjakan lewak kepercayaan atau iman yang diyakini.
Sebagian besar orang menjadikan iman sebagai landasan untuk
bertindak dan bersikap. Sumber makna kerja yang berasal dari
kehidupan spiritualitas ini ditunjukkan oleh informan 1 saja.
Dirinya selalu mengucap rasa syukur ketika mendapatkan sesuatu
tugas dari kantor yang menjadikan dirinya berperan aktif didalam
tugas tersebut.
“Yaa saya hanya merasa senang mas dikasih tugas oleh
pimpinan diutus untuk mewakili kantor, ya itu saja. Berati saya
dipercaya saya lebih mampu dari pada yang lainnya, ya saya
percaya saja mas. Yaa saya sukuri saja mas, sesuai kemampuan
saya.” (Informan 1, line 185-188)
“Jadi ungkapan syukur seseorang itu berbeda-beda mas, tidak
bisa diungkapkan, paling untuk pribadi sendiri, kadang-kadang
bersyukur sesuai keyakinan iman masing-masing mas.”
(Informan 1, line 396-398)
5). Kerja Dimaknai Sebagai Sebuah Perintah dan Tanggung
Jawab.
Kerja dimaknai sebagai sebuah perintah dan bentuk dari
tanggung jawab ini muncul dari opini kedua informan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menyebutkan bahwa dirinya memaknai kerja sebagai sebuah
perintah dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan,
dikerjakan, dan diselesaikan.
“Orang mengartikan kerja bisa diartikan seperti perintah atau
keinginan. Kalau perintah itu melaksanakan mas.” (Informan 1,
line 426-427).
“Yaudah itu tadi aja, kan saya melaksanakan perintah,
menjalani perintah yang harus dilaksanakan, saya tidak
membuat pekerjaan, makanya ada 2 prinsip itu tadi. Soale saya
bukan seorang pengusaha. Tergantung perintah atau keinginan
dan saya termasuk ya perintah, karena saya melaksanakan dan
menjalankan perintah, kalau punya keinginan dan gagasan
belum tentu diterima oleh pimpinan mas, memang punya niat,
tapi atasan belum tentu bisa menerima. Makna kerjanya disitu
mas. Lain kalau kita berkeinginan untuk meciptakan pekerjaan,
terserah kita yang bekerja mas. Kalau perintah itu kita tidak
seenaknya kita bekerja, soalnya da rambu-rambu yang harus
dipatuhi mas.” (Informan 1, line 432-441)
6). Kerja dimaknai sebagai sesuatu yang mengasyikan.
Menurut informan 2 kerja adalah sesuatu yang
mengasyikan dikarenakan bekerja adalah kegiatan yang
membuat dampak yang menyenangkan bagi orang lain
disekitar tempat informan 2 bekerja.
“Karena yang di kerjakan itu eee..apa ya? Bukan hal yang
membuat orang menjadi senang, karena membuat orang menjadi
senang itu kan asik kan.” (Informan 2, line 255-256)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Makna kerja adalah pemahaman pegawai tentang apa yang
dilakukan ditempat kerja sebagaimana signifikansinya terhadap apa yang
benar-benar mereka lakukan (Wrzesniewski, 2003). Makna kerja ini sudah
ditemukan dari keuda informan pada penelitian ini. Pernyataan-pernyataan
informan yang telah dideskripsikan sebelumnya, membuat peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa bekerja bagi informan adalah sebuah kebutuhan
ekonomi, kebutuhan membangun relasi, kerja dipandang sebagai wujud dari
kehidupan spiritual, kerja dimaknai sebagai sebuah perintah dan tanggung
jawab yang harus diselesaikan, dan kerja dipandang sebagai sebuah panggilan.
Dengan munculnya makna kerja yang mereka peroleh, hal ini juga tidak lepas
dari proses panjang yang mereka alami. Pegawai negeri sipil yang menjelang
pensiun dan tidak memanfaatkan program masa persiapan pensiun ini
mengalami berbagai gejolak psikologis. Tarigan (2009) karakteristik pegawai
yang akan menghadapi pensiun biasanya mengalami berbagai masalah, antara
lain merasa cemas, merasa diri tidak berguna, dan memiliki status ekonomi
yang belum mapan. Hal ini, dirasakan oleh informan 1 yang mengalami
kecemasan menjelang pensiun dikarenakan merasa masih memiliki keadaan
ekonomi yang belum mapan. Informan 1 menyadari bahwa dirinya mengalami
kecemasan. Tetapi dibalik itu, informan 1 sudah menyiapkan strategi coping
dalam menangani masalah kecemasan tersebut. Sedangkan informan 2 tidak
mengalami kecemasan sama sekali dalam menghadapi pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dengan adanya pengalaman panjang yang dialami para informan
dalam kehidupannya, ini membuktikan bahwa telah terbentuknya unsur-unsur
pembentukan makna kerja. Menurut Wrzesniewski dkk (2003) makna kerja
adalah suatu perasaan bahwa pekerjaan yang mereka pilih tidak dapat
dipisahkan dari kehidupannya. Pegawai yang menjelang pensiun dan tidak
memanfaatkan program masa persiapan pensiun memaknai pekerjaan mereka
berdasarkan kebutuhan ekonomi, kebutuhan membangun relasi sosial, kerja
dipandang sebagai sebuah panggilan hidup, memandang pekerjaan sebagai
sebuah perintah dan tanggung jawab, dan berdasarkan kehidupan spiritual.
Kerja dimaknai sebagai kebutuhan ekonomi menurut
Wrzesniewski dkk (2003) adalah pekerjaan dianggap sebagai pendapatan
pokok dan sebagai sebuah sarana untuk mencapai tujuan (seperti hobi atau
menafkahi keluarga). Sedangkan hal senada juga diungkapkan oleh Rosso, et
all (2010) bahwa karyawan dengan kebutuhan keuangan yang lebih besar akan
lebih fokus pada nilai ekonomi pekerjaan daripada karyawan lainnya, karena
mereka tidak memiliki kemewahan. Bagi kebanyakan orang, bekerja dan
hasilnya dianggap suatu yang mendasar dan penting. Bekerja adalah pusat
kehidupan manusia karena telah menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan
ekonomi perorangan dan merupakan tugas manusia di dalam masyarakat.
Dengan adanya teori-teori diatas menggambarkan bahwa hal yang utama
dalam bekerja adalah mencari dan memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari
untuk menafkahi keluarga. Seperti para pegawai pada umumnya para
informan bekerja karena ingin mendapatkan upah. Informan 1 memilih untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
bekerja dan memilih untuk tetap bekerja ketika sebentar lagi akan pensiun
karena informan 1 berpikir bahwa kondisi ekonomi belum begitu mapan dan
masih membutuhkan biaya untuk mensekolahkan anak tunggalnya sampai
kejenjang yang lebih tinggi. Tidak berbeda dengan informan 2 yang
menyatakan bahwa memilih bekerja karena ingin mendapatkan penghasilan
sendiri secara mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pernyataan
tersebut didukung oleh Frankl (dalam Herudiati, 2013) bahwa individu tidak
hanya melihat pekerjaan sebagai sebuah sarana untuk mendapatkan
penghasilan yang lebih besar. Selanjutnya dipertegas oleh MOW-
International Research Team pada tahun 1987 (dalam Harpaz, 2002)
mengatakan bahwa pentingnya orientasi instrumental yang berfungsi untuk
memperoleh aspek instrumental atau aspek ekonomi dari konteks pekerjaan
mereka. Dengan demikian, tampaknya bahwa orang-orang dengan
kecenderungan tinggi terhadap nilai-nilai ekonomi yang menganggap
pekerjaan sebagai alat utama untuk memberikan pendapatan. Dengan adanya
penghargaan, ini bisa menjadi sebuah alat untuk meningkatkan semangat kerja
dan motivasi kerja individu. Kebanyakan orang beranggapan bahwa kerja dan
hasilnya dianggap sebagai suatu hak yang mendasar karena berperan untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi.
Selain kebutuhan ekonomi, para informan juga memaknai
pekerjaan mereka sebagi ajang membangun relasi sosial didalam lingkup
lingungkan kerja ataupun lingkungan masyarakat sekitar. Menurut MOW-
International Research Team pada tahun 1987 (dalam Harpaz, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
mengatakan bahwa pentingnya hubungan relasi sosial atau hubungan
interpersonal diantara manusia. Hal ini dikarenakan manusia adalah mahkluk
sosial dan adanya interaksi antar manusia bisa menjadi penting untuk
peningkatan kesehatan mental mereka dan meningkatkan makna hidup dalam
diri mereka. Partini (2011) menjelaskan bahwa masalah psikologis yang
dihadapi para pegawai yang akan menghadapi pensiun pada umumnya
mengalami kesepian, kurang percaya diri, ketergantungan, dan kurangnya
melakukan kontak sosial dengan lingkungannya. Teori tersebut tidak terbukti
pada kedua informan penelitian ini, bahwa para informan memaknai kerja
sebagai bentuk wujud membangun relasi sosial.
Diungkapkan oleh informan 1 bahwa dirinya memiliki kelekatan
relasi dengan rekan kerja satu kantor. Informan 1 pernah menyebutkan bahwa
dirinya jarang sekali memanfaatkan hak cuti dikarenakan informan 1 memilih
untuk bekerja dan berinteraksi dengan rekan kerjanya. Pernyataan tersebut
didukung oleh Wrzesniewski dkk (2003) tentang makna kerja bisa
diungkapkan sebagai penghayatan seseorang dalam melakukan tugas dan
berinteraksi dengan rekan kerja mereka yang penuh semangat dalam
mengerjakan tugas. Bukan hanya itu, informan 1 juga aktif dalam bidang
sosial kemasyarakatan menjabat sebagai Ketua RT. Hal serupa juga
ditunjukkan oleh informan 2 bahwa kerja itu adalah hal yang mengasyikan
karena bisa bekerja dan bisa bergaul dan berinteraksi dengan rekan kerja.
Kedua informan melakukan hal tersebut selama bekerja dan selama menjelang
pensiun agar tidak merasa rendah diri dan kesepian. Lingkungan sosial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
relasi sosial yang terbentuk juga berpengaruh pada pegawai yang menjelang
pensiun dan tidak memanfaatkan program masa persiapan pensiun dalam
memaknai pekerjaan.
Kerja dimaknai sebagai sebuah panggilan. Dengan kata lain hal ini
melebihi dari sekedar kerja sebagai kebutuhan memenuhi kondisi ekonomi
dan kerja sebagai alat untuk membangun relasi. Pembahasan pada pemaknaan
ini jauh lebih mendalam dibandingkan makna yang lainnya. Hal ini
dikarenakan banyak cakupan aspek yang membentuk suatu pekerjaan yang
dimaknai sebagai sebuah panggilan. Pekerjaan diartikan sebuah panggilan
karena menurut Wrzesniewski dkk (2003) pekerjaan sebagai sebuah panggilan
adalah sumber kebermaknaan diri. Individu yang memandang pekerjaan
sebagai sebuah panggilan akan mengenali dan percaya bahwa pekerjaan yang
mereka lakukan mampu memberikan kontribusi kepada lingkungan sosial atau
pekerjaan sebagai sarana untuk melayani diri sendiri dan orang lain.
Memaknai pekerjaan sebagai panggilan ini dapat dijabarkan
sebagai penerapan nilai-nilai kerja yang informan miliki saat bekerja dikantor.
Nilai kerja adalah salah satu aspek pembentukan makna kerja. Aspek nilai kerja
yang diterapkan oleh informan adalah bagaimana menanggapi masalah
tanggungjawab kerja yang harus mereka hadapi dan mereka selesaikan,
kemudian bekerja sebagai wujud untuk menyalurkan ilmu atau membagikan
ilmu yang sudah pernah didapat kepada rekan kerja yang membutuhkan
bantuan. Bukan hanya dikalangan lingkungan kantor saja, tetapi kedua
informan membagi informasi dan ilmu mereka kepada masyarakat sekitar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
memerlukan. Pada penelitian ini para informan juga membahas mengenai
motivasi mereka untuk tetap bekerja meski memiliki kesempatan untuk
mempersiapkan masa pensiun mereka. Hal ini dikarenakan mereka masih ingin
melakukan aktivitas kerja, masih memiliki tugas kerja yang belum
terselesaikan, dan masih ingin bersosialisasi dengan rekan kerja. Tidak lupa
juga, bahwa mereka melakukan aktivitas kerja adalah wujud nyata mereka
untuk melayani dan menghargai diri mereka sendiri. Menghargai diri sendiri
dengan cara menerima upah/gaji sebagai bentuk dari hak mereka selama
bekerja. Selain itu, bisa mengaktualisasikan diri mereka dengan cara bekerja.
Hal ini terlihat pada informan 1 yang sudah berhasil mencapai aktualisasi diri
sebagai pegawai pemerintahan, sudah mencapai batas maksimal kemampuan
diri yang informan 1 punya.
Menurut Rosso, et all dkk (2010) spiritualitas sebagai sumber
kebermaknaan berbagi kesamaan dengan sumber-sumber lain, seperti
hubungan interpersonal dan konteks budaya, di mana hasil kebermaknaan
menghubungkan keentitas diluar diri. Beberapa ahli mempunyai teori tentang
hubungan antara spiritualitas dan makna pekerjaan gema teori berpengaruh
Victor Frankl, berpikir positif bahwa melalui hidup untuk dan mencari setelah
itu yang berada di luar diri manusia yang menemukan makna dan tujuan hidup
dan bekerja. Penelitian menunjukkan bahwa karyawan spiritual memandang
pekerjaan mereka berbeda dari karyawan non-spiritual, melihat perilaku
pekerjaan mereka dalam hal spiritual peduli, layanan, dan transendensi. Oleh
karena itu, ketika karyawan merasa pekerjaan dalam cahaya spiritual, pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mereka cenderung mengambil sensasi yang lebih bermakna. Adanya teori
diatas bisa menggambarkan temuan yang muncul di penelitian ini. Sumber
makna kerja yang berasal dari kehidupan spiritualitas ini ditunjukkan oleh
informan 1 saja. Dirinya selalu mengucap rasa syukur ketika mendapatkan
sesuatu tugas dari kantor yang menjadikan dirinya berperan aktif didalam tugas
tersebut. Selain itu, informan 2 juga memiliki hal berbeda ketika memaknai
sebuah pekerjaan. Menurut informan 2 kerja adalah sesuatu yang mengasyikan
dikarenakan bekerja adalah kegiatan yang membuat dampak yang
menyenangkan bagi orang lain disekitar tempat informan 2 bekerja.
E. Pembahasan Khusus Tiap Informan
Informan 1 mengakui bahwa dirinya mengalami kecemasan saat
akan menjelang pensiun. Kecemasan itu muncul karena informan 1 memiliki
anggapan bahwa keadaan finansial keluarganya belum mapan dan masih
memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan yang tinggi kepada
anaknya. Tetapi informan 1 memiliki coping strategi dalam menghadapi
kecemasan yang ada pada dirinya. Kecemasan yang dialami Informan 1 ini
tidak menyurutkan semangat kerja dan motivasi kerjanya. Informan 1
memutuskan untuk tetap bekerja meskipun satu tahun lagi akan pensiun.
Informan 1 juga tidak memanfaatkan program pensiun yang sudah difasilitasi
oleh negara. Jadi, dengan adanya semangat kerja dan motivasi kerja menjelang
pensiun, Informan 1 memiliki makna kerja bahwa kerja dipandang sebagai
alat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, memaknai pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
sebagai ajang membangun relasi sosial, kerja sebagai sebuah tanggung jawab
yang harus diselesaikan, kerja sebagai panggilan, dan kerja sebagai bagian
dari kehidupan spiritual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gambar 2. Skema Penelitian Informan 1
Sumber Makna Kerja:
Kondisi Menjelang Pensiun
Menjaga kondisi fisik
Usaha mempersiapkan
pensiun.
Kondisi Psikologis:
1. Timbul rasa cemas
2. Merasa kesepian
Kondisi Fisiologis
1. Batuk kecil.
2. Aktivitas dan usia
menyebabkan penuaan.
Emosi
1. Emosi negatif.
2. Menerima kondisi saat ini.
Mengalami
Kecemasan
Diri Sendiri:
Nilai Kerja
Spiritual: Konteks Kerja:
Desain Pekerjaan
Orang Lain:
Dukungan
Sosial
Motivasi untuk tetap
bekerja dan tidak
mengambil MPP
1. Tanggung jawab
pekerjaan yang belum
terselesaikan.
2. Pergaulan di kantor.
3. Merasa dirinya
bermanfaat bagi
lingkungan sekitar.
4. Keluarga masih
memerlukan dukungan
ekonomi.
Memaknai
kerja sebagai
pemenuhan
kebutuhan
ekonomi.
Memaknai
sebagai
pembentukan
relasi sosial.
Memaknai
sebagai
sebuah
panggilan.
Kerja
sebagai
sebuah
perintah
Memaknai
sebagai
kehidupan
spiritual.
Aspek-aspek Makna
Kerja:
1. Sentralisasi Kerja.
2. Nilai Kerja.
3. Koherensi.
4. Hak dan Kewajiban.
5. Orientasi
Instrumental.
6. Orientasi Intrinsik.
7. Relasi Interpersonal.
Keluarga
Rekan Kerja
Pimpinan
Motivasi
Kerja
Nilai Kerja Bersyukur
dengan
cara berdoa Keuangan
Desain
Kerja
Mempengaruhi
Coping
Kecemasan
Semagat Kerja dan Performansi Kerja
yang Meningkat Menjelang Pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Informan 2 memiliki keadaan fisik yang cenderung baik saat akan
menjelang pensiun. Informan 2 rutin untuk berolahraga dan check up ke
dokter. Menjelang pensiun ini informan 2 tidak mengalami atau menunjukkan
gejala-gejala kecemasan. Hal ini, dikarenakan informan 2 sudah bisa
menerima keadaan bahwa sebentar lagi akan pensiun dan informan 2 juga
tidak mencemaskan soal keuangan. Informan 2 adalah seseorang yang
tergolong lebih dari cukup untuk bidang ekonomi. Dengan kondisi fisiologis
sekarang ini informan 2 cenderung memiliki semangat dan motivasi kerja
yang biasa saja. Tetapi informan 2 juga melakukan hal yang sama dengan
informan 1 yaitu, bahwa informan 2 memilih untuk bekerja menjelang pensiun
dari pada memanfaatkan program MPP. Hal ini dikarenakan informan 1 masih
merasa memiliki kondisi fisik yang sehat, masih ingin bergaul dan berinteraksi
dengan rekan kerja, dan informan 2 merasa bahwa jarak antara rumah dan
kantor sangat dekat. Semangat dan motivasi untuk memilih tetap bekerja ini
dilatar belakang bahwa informan 2 adalah sosok yang mandiri. Jadi, dengan
adanya kondisi seperti ini informan 2 memaknai kerjanya sebagai sebuah
kebutuhan ekonomi, kerja sebagai membangun interaksi sosial, kerja sebagai
sebuah tanggung jawab yang harus diselesaikan, dan kerja sebagai sebuah
panggilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Gambar 3. Skema Penelitian Informan 2
Sumber Makna Kerja
Kondisi Menjelang Pensiun
Diri Sendiri:
Nilai Kerja
Orang Lain:
Dukungan Sosial
Konteks Kerja:
Desain Kerja
Kondisi fisik yang sehat.
Kondisi psikis yang sehat.
Mempersiapkan pensiun.
Tidak mencari pemasukan
tambahan.
Orang Tua
Keluarga
Rekan Kerja Nilai Kerja Beradaptasi dengan
pekerjaan
Mempengaruhi
Kondisi emosi yang
positif.
Tidak mengalami
kecemasan.
Makna Kerja
Pekerjaan
sebagai
sumber
penghasilan.
Memaknai
kerja sebagai
sebuah alat
untuk
membangun
relasi.
Pekerjaan
sebagai
sebuah
tanggung
jawab
Pekerjaan
sebagai
panggilan.
Aspek makna kerja
yang muncul:
1. Nilai Kerja.
2. Koherensi.
3. Hak dan
Kewajiban.
4. Orientasi
Instrumental.
5. Relasi
Interpersonal.
Keuangan
Spiritual:
Beribadah
.
Motivasi untuk tetap bekerja
dan tidak mengambil MPP:
Ingin menikmati masa kerja
terakhir sebelum pensiun
bersama rekan kerja.
Rumah dekat dengan kantor.
Fisik masih sehat.
Semangat Kerja dan
Performansi Kerja yang
Biasa Saja.
Motivasi Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 3.
Tabel tematik kedua Informan
No Tema Informan 1 Informan 2
1. Kondisi menjelang
pensiun.
1. Mengalami sakit
batuk.
2. Mengalami
kecemasan karena
masalah ekonomi
3. Pendidikan dan
pergaulan anak.
1. Kondisi yang sehat
menjelang pensiun.
2. Tidak mengalami
kecemasan.
3. Mempersiapkan
pensiun.
1. Ingin membuka
usaha.
2. Meninggalkan
aktivitas lama dan
mencari yang baru.
3. Menghabiskan
waktu sisa kerja
dengan melakukan
aktifitas rutin
dikantor.
1. Usaha
menyalurkan
afeksi ketika sudah
pensiun.
2. Tidak mencari
pemasukan
tambahan.
3. Menjaga
kesehatan.
4. Tidak ingin
berwirausaha.
4. Coping Kecemasan. 1. Menjadi ketua RT.
2. Bergaul dengan
masyarakat.
-
5. Nilai hidup. 1. Prinsip yang
dimiliki juga
diterapkan
dikeluarga.
2. Pandangan bahwa
setiap pekerjaan
memiliki kesulitan
tersendiri.
3. Kecemasan dialami
semua orang.
-
6. Emosi positif. 1. Memiliki perasaan
bangga.
2. Perasaan bahagia
ketika pekerjaan
selesai.
3. Perasaan bahagia.
1. Memiliki perasaan
yang senang
karena sebentar
lagi akan pensiun.
2. ketika lingkungan
merasa terbantu.
7. Emosi negatif 1. Mencemaskan
kondisi ekonomi.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
8. Emosi biasa. 1. Memiliki perasaan
yang biasa saja saat
akan menghadapi
pensiun.
2. Menerima kondisi
yang dialami karena
adanya peraturan
pemerintah.
-
9. Pengalaman kerja yang
dimiliki setiap
Informan.
1. Tugas kerja sebagai
koordinator.
2. Mendapat jabatan
untuk memperbaiki
kinerja perusahaan.
3. Menjadi perwakilan
untuk mengikuti
pelatihan.
4. Ketika bekerja
lapangan,
mendapatkan
ketidaknyamanan
secara geografis.
5. Mendapatkan
hambatan saat
bekerja lapangan.
6. Memiliki strategi
untuk memecahkan
masalah sukar
harus didukung
dengan data yang
valid.
1. Sudah mengalami
berbagai macam
divisi kerja.
2. Memiliki
pengalaman positif
ketika bekerja.
3. Pengalaman
negatif saat
bekerja.
4. Upaya beradaptasi
dengan pekerjaan
di divisi baru.
10. Sumber makna kerja
dari kehidupan
spiritual.
1. Mengucap syukur
ketika diangkat
sebagai orang
kepercayaan.
2. Bersyukur dengan
berdoa.
-
11. Sumber makna kerja
dari dalam diri.
1. Pentingnya
pekerjaan adalah
untuk menghidupi
keluarga.
2. Membantu
memberika
pengajaran.
3. Membantu rekan
kerja.
4. Menolong
1. Berbagi ilmu
kepada orang lain.
2. Tanggungjawab
yang diberikan
harus langsung
diselesaikan.
3. Pandangan bahwa
ketika memasuki
masa akhir kerja,
harus lebih rajin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
masyarakat yang
membutuhkan.
5. Pekerjaan adalah
tanggungjawab
bersama.
6. Memiliki
tanggungjawab dgn
pekerjaan selama
seumur hidup.
7. Memilih untuk
langsung bekerja
saat lulus sekolah.
8. Menyelesaikan
pekerjaan dengan
baik sesuai dengan
aturan yang
berlaku.
9. Tepat waktu dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
10. Memberikan
contoh yang baik
pada lingkungan.
11. Mencintai
pekerjaan
sewajarnya.
12. Mengartikan kerja
sebagai perintah
dan sebagai
keinginan pribadi.
13. Memaknai kerja
sebagai perintah
dengan menaati
aturan yang
berlaku.
4. Memaknai kerja
sebagai
tanggungjawab dan
kewajiban yang
disertai adanya
hak.
5. Memaknai
pekerjaan karena
dianggap sebagai
hiburan yang
mengasyikan.
12. Sumber makna kerja
dari orang lain.
1. Meminta dukungan
kepada lingkungan
kerja.
2. Lingkungan
masyarakat
mendukung
pekerjaan.
3. Keluarga
mendukung
pekerjaan.
4. Mendapatkan
1. Sejak dini sudah
diajarkan mandiri
oleh orang tua.
2. Lingkungan kerja
yang mendukung
3. Lingkungan
menghargai
pekerjaan yang
dilakukan.
4. Lingkungan
keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
reward berupa
menjadi
kepercayaan atasan.
5. Bekerja sesuai porsi
dan kinerja
dipengaruhi oleh
rekan kerja.
6. Rekan kerja
memberikan
dampak pada
semangat kerja.
membantu
pekerjaan.
5. Lingkungan
masyarakat
mendukung dan
memuji karena
masih aktif
bekerja.
6. Mendapatkan
pujian dari rekan
kerja dan
mendapatkan
penghargaan dari
pimpinan.
7. Menerima
kenaikan pangkat
sebanyak empat
kali karena
performansi kerja
yang baik dan
disiplin.
13. Orientasi instrumental 1. Upah/gaji menkadi
faktor penting
dalam bekerja.
1. Bekerja untuk
mendapatkan
penghasilan.
14. Relasi interpersonal 1. Jarang mengambil
cuti dikarenakan
memilih untuk
bergaul dengan
rekan kerja.
1. Hubungan sosial
yang baik ditempat
kerja.
2. Menjalin relasi
yang beik dengan
keluarga.
15. Orientasi intrinsik 1. Sudah tidak ada
yang ingin dicapai
karena sudah akan
purna tugas.
(Aktualisasi diri)
1. Berbagi ilmu
pengetahuan
menimbulkan
kepuasan dalam
diri.
16. Sentralisasi kerja 1. Tidak mengikuti
MPP dan memilih
untuk tetap bekerja.
-
17. Koherensi. - 1. Prinsip yang
diterapkan
dilingkungan
adalah nilai
kebersihan.
18. Hak dan Kewajiban. - 1. Memenuhi hak dan
kewajiban dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
bekerja.
19. Deskripsi kerja. 1. Memberikan
teguran kepada
rekan kerja dengan
cara yang baik dan
sambil bercanda.
2. Memiliki
tanggungjawab
yang tidak penuh
karena tidak
dilantik secara
resmi.
1. Bertugas
memberikan
penyuluhan kepada
masyarakat.
20. Latar belakang bekerja
(motivasi dalam
bekerja)
1. Kebutuhan
ekonomi keluarga
2. Untuk membiayai
pendidikan anak.
1. Supaya mandiri
dan tidak
bergantung pada
orang lain/suami.
21. Alasan pegawai tidak
mengambil MPP
1. Pekerjaan yang
masih menumpuk.
2. Keluarga masih
membutuhkan
dukungan ekonomi.
3. Untuk biaya
pendidikan anak.
4. Membagikan ilmu
kepada orang lain.
1. Kondisi fisik yang
masih sehat.
2. Dekatnya jarak
kantor dengan
rumah.
3. Masih ingin
menjalin relasi
dengan rekan kerja.
22. Peningkatan
Performansi kerja
menjelang pensiun
1. Meningkatnya
performansi kerja.
2. Yang
mempengaruhi
adalah kondisi
kognitif yang
menurun.
1. Performansi kerja
yang biasa saja
menjelang pensiun.
23. Peran sosial dan peran
kehidupan.
1. Menjadi ketua RT
di lingkungannya.
1. Memiliki peran
yang berbeda ketika
di kantor dan di
rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian fenomenologi yang dilakukan oleh pegawai
negeri sipil yang menjelang pensiun dan tidak mengambil program MPP,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pegawai yang menjelang pensiun lebih cenderung untuk tidak
memanfaatkan program MPP dan lebih ingin untuk tetap bekerja di sisa
waktunya. Faktor- faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah ingin
tetap mendapatkan upah kerja dan tunjangan kerja, nilai dan sikap yang
dipegang dalam kehidupannya yang diterapkan dalam pekerjaan, dan
masih ingin bersosialisasi dengan kondisi sosial dan lingkungan kerja.
2. Pegawai yang menjelang pensiun diprediksi kemungkinan akan merasa
cemas karena sebentar lagi memasuki masa pensiun dan libur panjang.
Beda halnya dengan informan penelitian ini. Teori kecemasan menjelang
pensiun dipatahkan oleh informan penelitian ini. Hal ini dikarenakan
informan memiliki coping strategi dalam menghadapi kecemasan. Selain
itu, kecemasan yang dialami tidak menganggu semangat kerja menjelang
pensiun. Pegawai yang menjelang pensiun malah cenderung
memperlihatkan peningkatan semangat kerja, performansi kerja, dan
motivasi kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
3. Pemaknaan kerja pada pegawai negeri sipil yang menjelang pensiun dan
tidak memanfaatkan program MPP adalah melihat kerja sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan ekonomi sehari-hari. Pekerjaan menjadi sebuah
orientasi instrumental atau orientasi ekonomi, dimana tujuan para pegawai
dalam bekerja adalah memberikan nafkah kepada keluarga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga upah/gaji menjadi motivasi
mereka untuk tetap bekerja.
4. Pemaknaan kerja pada pegawai negeri sipil yang lainnya adalah memaknai
kerja sebagai aspek membangun hubungan relasi sosial. Dengan adanya
interaksi sosial mereka akan lebih hidup dan semangat dalam bekerja. Hal
ini dikarenakan kondisi lingkungan yang cenderung positif dan rekan kerja
maupun atasan kerja mendukung apa yang dilakukan dan dikerjakan dan
bisa diajak kerjasama dalam melakukan sebuah visi misi kerja.
5. Bekerja juga dimaknai sebagai sebuah panggilan hidup. Faktor-faktor
yang melatarbelakangi munculnya makna kerja sebagai panggilan hidup
adalah nilai-nilai kerja yang mereka terapkan untuk menunjang kinerja
mereka dan sebagai wujud untuk melayani dan membantu diri sendiri dan
orang lain disekitar lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat.
Selain itu, adanya harmonisasi sikap diri dengan pekerjaan yang
dilakukan.
6. Bekerja dimaknai sebagai sebuah perintah dan tanggung jawab yang harus
diselesaikan. Ketika pimpinan kerja menugaskan untuk menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
sebuah pekerjaan, kemudian mereka berusaha untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada.
7. Memaknai kerja sebagai wujud kehidupan spiritual. Adanya faktor yang
mempengaruhi munculnya hal tersebut adalah mereka selalu mengucap
rasa syukur ketika diberikan amanah kerja dan mereka selalu mengucap
syukur dengan cara beribadah sesuai dengan iman kepercayaan mereka.
Sikap ini mencerminkan bahwa tampak adanya perilaku kerja yang
dilandasi oleh iman.
8. Hal terakhir yang menjadi kesimpulan adalah memaknai pekerjaan sebagai
sesuatu yang mengasyikan dikarenakan bekerja adalah kegiatan yang
memberikan dampak yang positif dan menyenangkan bagi orang lain
disekitar lingkungan kerja.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti kurang dapat menggali data dengan probing yang mendalam
karena keterbatasan waktu yang informan miliki.
2. Peneliti kurang dapat mempersiapkan pertanyaan penelitian dengan baik
dan saat proses berjalannya wawancara, peneliti terkadang memberikan
pertanyaan yang terkesan mengarahkan.
C. Saran
1. Dengan adanya salah satu informan penelitian yang mengalami kecemasan
menjelang pensiun, maka disarankan agar perusahan ditempat informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
bekerja memberikan pelatihan dan penyuluhan bagaimana cara
menghadapi masa pensiun dengan baik dan positif. Agar ketika menjelang
pensiun semangat dan performansi kerja mereka tidak menurun dan tetap
menjadi individu yang produktif.
2. Saran untuk peneliti selanjutnya, perlu mempersiapkan lebih matang dari
segi kemampuan dalam membangun rapport kepada informan. Selain itu,
juga harus mempersiapkan pertanyaan dengan matang dan benar agar
mendapatkan jawaban yang mandalam dan tidak cenderung untuk
mengarahkan.
3. Saran untuk para informan agar lebih bisa mempersiapkan pensiun dengan
baik, merancang kehidupan masa tua, secara mandiri bisa mengisi waktu
luang dengan cara-cara yang sudah di rencanakan atau menyalurkan hobi
yang disukai untuk aktivitas gerak fisik dan untuk mencari tambahan
pemasukan ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. (1998). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Durand V. Mark., David H. (2006). Intisari Psikologi Abnormal, Edisi Keempat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Eliana, Rika. (2003). Konsep Diri Pensiunan. Jurnal. Sumatera Utara: Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Erber, Joan T. (2005). Aging & Older Adulthood. Canada. Thomson Lerning. Inc.
Feist, J. & G. Feist. Teori Kepribadian, Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika.
Harpaz, Itzhak. (2002). Expressing A Wish to Continue or Stop Working As
Related to The Meaning of Work. Journal. European Journal of Work And
Organizational Psychology, 2002, // (2), 177-198.
Herudiati, Sri Endang. (2013). Makna Kerja Bagi Satuan Pengaman (Security)
Perempuan (Studi Fenomenologi Satpam Perempuan Jawa). Thesis (tidak
diterbitkan). Program Magister Sains Psikologi Fakultas Psikologi:
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Hoyer, William J. & Paul A. Roodin. (2003). Adult Development and Aging. 5th
ed. New York: McGraw-Hill.
Kadarisman, M. (2012). Manajemen Kompensasi. Jakarta: Rajawali Pers.
King, Laura. A (2010). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatfi. Jakarta.
Salemba Humaniak.
Koeswara, E. (1992). LOGOTERAPI: Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Limono, Sendy. (2013). Terapi Kognitif dan Relaksasi Untuk Meningkatkan
Optimisme Pada Pensiunan Universitas X. Jurnal. Surabaya: Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1.
Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
McConatha, Jasmin T., Caplan, Kevin V., Vita, Maureen E., Mauriello, Matthew.,
& DiGregorio, Nikki. (2009). American and German Men and Women
Discuss Retirement: A Qualitative Study. Jurnal. The Open Psychology
Journal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Morin, Estelle M. Ph. D., professor, HEC Montréal, and Psychologist. (2004). The
meaning of work in modern times. Conference 10th World Congress on
Human Resources Management, IRRST, Rio de Janeiro, Brazil.
Morin, Estelle M. Ph. D. (2008). Studies and Research Projects: The meaning of
work, mental health, and organizational commitment. Sao Paulo:
University De Montreal
Neuman, L. W. (2006). Social Research Method: Qualitative & Quantitative
Approach. (6th ed.). Boston: Pearson Education.
Parkinson, C. Northcote., M K Rustomji., Walter E Viera. (1990). Masa Pensiun
yang Bahagia. Jakarta: Binarupa Aksara.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Badan Kepegawaian Negara Pasal 87
ayat (1) huruf c dan Pasal 90 UU No. 5 Tahun 2014. Tentang Aparatur
Sipil Negara dan Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil. Kepala Badan
Kepegawaian negara.
Rosso, Brent D., Dekas, Kathryn H., Wrzesniewski, Amy. (2010). On the
meaning of work: A theoretical integration and review. Research in
Organizarional Behavior 30 (2010) 91-127. United States.
Safitri, Bintang R. (2013). Kesiapan Menghadapi Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan. Jurnal. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan: Fakultas
psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Salim, Peter. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Indonesia.
Santrock, John W. (2002). Live-Span Development: Perkembangan Masa Hidup,
Edisi 5, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Setyaningsih, Santi dan Muhammad Mu’in. (2013). Dukungan Sosial dan Tingkat
Kecemasan Pada Kelompok Pekerja PNS yang Menghadapi Masa
Pensiun: Jurnal Keperawatan Komunitas. Jurnal. Volume 1, No. 2,
November 2013; 116-121
Siti, Nurani A. (2013). Makna Kerja (Meaning of Work) Suatu Studi Etnografi
Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadinigrat Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 02 No.
1, Februari 2013. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Siti, Partini S. (2011). Psikologi Lanjut Usia. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Smith, Jonathan A. (2013). Psikologi Kualitatif Panduan Praktis Metode Riset.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supratiknya, A. (2007). Kita Merujuk Sumber Acuan Dalam Penulisan Karya
Ilmiah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam
Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI.
Tarigan, Nabari. (2009). Happy and Healthy Retiree : Cara Pensiun Sehat dan
Bahagia. Yogyakarta : Andi Offset.
Wrzesniewski, A., Dutton, J. E., & Debebe, G. (2003). Interpersonal Sensemaking
and The Meaning of Work. Research in Organizational Behaviour, 25, 93-
135.
Yuliarti, Vivit dan Prabandini, Olievia. (2014). Hubungan Antara Kecemasan
Menghadapi Pensiun Dengan Semangat Kerja Pada Pegawai PT. POS
Indonesia Kantor Pusat Surabaya. Jurnal. Volume 03, Nomer 02 Tahun
2014. Universitas Negeri Surabaya.
Yunian, Fandy A. (2013). Developmental and Clinical Psychology. Pengaruh
Optimisme Menghadapi Masa Pensiun Terhadap Post Power Syndrome
Pada Anggota Badan Pembina Pensiunan Pegawai (BP3) Pelindo
Semarang. Jurnal. Universitas Negeri Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 1
Informed Consent
Informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Informed Consent
Saya Benediktus Aditya Wahyu Dewantoro, mahasiswa jenjang S1 program studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Saya melakukan penelitian mengenai makna kerja pada
pegawai yang menjelang pensiun dan tidak mengambil program MPP.
Untuk memperoleh data penelitian, saya membutuhkan bantuan dari 2 (dua) orang
pegawai yang 1 tahun lagi menjelang pensiun dan tidak mengambil MPP (Masa Persiapan
Pensiun). Bantuan yang dapat anda berikan adalah berupa informasi yang disampaikan dari
proses wawancara bersama saya sebagai peneliti. Informasi tersebut akan saya kumpulkan dan
saya olah sehingga memperoleh data tentang pemaknaan kerja seorang pegawai yang
menjelang pensiun.
Saya meminta kesediaan anda untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian saya.
Wawancara akan berlangsung kurang lebih 1-2 kali pertemuan. Dalam proses wawancara, saya
akan memberikan sekitar 25 (dua puluh lima) pertanyaan pokok dan beberapa pertanyaan
sampingan sehingga wawancara akan membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 2 jam. Dalam
wawancara, anda disarankan untuk memberikan informasi dengan apa adanya, diperbolehkan
untuk menolak pertanyaan yang tidak ingin anda jawab, dan bertanya mengenai informasi
apapun terkait dengan penelitian. Wawancra akan dilakukan secara personal. Untuk menjaga
keaslian, objektivits, dan kelengkapan informasi, saya mohon juga untuk menggunakan alat
perekam selama proses wawancara.
Dalam melakukan penelitian ini saya dibimbing oleh Timotius Maria Raditya Hernawa,
M.Psi. Meskipun demikian, identitas anda dan hasil rekaman anda, akan saya jaga
kerahasiaannya, sehingga tidak ada pihak lain selain saya dan pembimbing saya yang
mendengarkan atau memperoleh data anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Demikian informasi yang saya sampaikan terkait dengan penelitian. Saya akan sangat
terbuka untuk memberikan tambahan informasi apabila terdapat informasi yang kurang jelas.
Apabila anda bersedia untuk berbagi informasi mengenai makna kerja anda saat akan
menjelang pensiun, silakan bubuhkan tanda tangan anda di bawah ini.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Inisial:
Telah membaca, memahami, dan menyetujui informasi di atas, serta menyatakan kesediaan
saya untuk berbagi informasi mengenai makna kerja pegawai yang menjelang pensiun dan
tidak mengambil program MPP.
Yogyakarta, _______________2016
Informan penelitian, Peneliti,
__________________ B. Aditya Wahyu Dewantoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 2
Informed Consent
Significant Others
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Informed Consent
Saya Benediktus Aditya Wahyu Dewantoro, mahasiswa jenjang S1 program studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Saya melakukan penelitian mengenai makna kerja pada
pegawai yang menjelang pensiun.
Untuk memperoleh data penelitian, saya membutuhkan bantuan dari bapak/ibu sekalian
sebagai narasumber dan sekaligus sebagai atasan atau rekan kerja dari informan penelitian
saya. Selain itu, juga untuk melengkapi dan menambahkan data atau informasi dari penelitian
saya. Bantuan yang dapat anda berikan adalah berupa informasi yang disampaikan dari proses
wawancara bersama saya sebagai peneliti. Informasi tersebut akan saya kumpulkan dan saya
olah sehingga memperoleh data tentang pemaknaan kerja seorang pegawai yang menjelang
pensiun yang tidak mengambil program MPP (Masa Persiapan Pensiun).
Wawancara akan dilakukan secara personal. Untuk menjaga keaslian, objektivits, dan
kelengkapan informasi, saya mohon juga untuk menggunakan alat perekam selama proses
wawancara. Dalam proses ini, saya akan memberikan 13 (tiga belas) pertanyaan pokok dan
beberapa pertanyaan sampingan sehingga wawancara akan membutuhkan waktu sekitar 30
hingga 60 menit. Dalam wawancara, anda disarankan untuk memberikan informasi secara apa
adanya, memiliki hak untuk tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang tidak ingin anda
jawab, dan bertanya mengenai informasi apapun terkait dengan penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini saya dibimbing oleh Timotius Maria Raditya Hernawa,
M.Psi. Meskipun demikian, identitas anda dan hasil rekaman anda, akan saya jaga
kerahasiaannya, sehingga tidak ada pihak lain selain saya dan pembimbing saya yang
mendengarkan atau memperoleh data anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Demikian informasi yang saya sampaikan terkait dengan penelitian. Apabila anda
bersedia untuk berbagi informasi mengenai makna kerja dan kinerja dari partisipan utama
dalam penelitian ini, silakan bubuhkan tanda tangan anda di bawah ini.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Inisial:
telah membaca dan memahami informasi di atas, serta menyatakan kesediaan saya untuk
berbagi informasi mengenai penilaian kinerja informan inti dan makna kerjanya.
Yogyakarta, _____________2016
Informan penelitian, Peneliti,
__________________ B. Aditya Wahyu Dewantoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 3
Verbatim
Informan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tabel 4.
Verbatim Informan 1
No. Verbatim
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Oke pak W saya mau bertanya tentang kondisi bapak menjelang
pensiun. Bagaimana kondisi kesehatan bapak sekarang?
Ya alhamduluiah kondisi kami sekeluarga sehat semua, penyakit kecil itu
biasalah, seperti batuk, mungkin kalau hanya kondisi kesehatan saya
sehat-sehat saja.
Kalau kondisi fisik bapak yang bapak rasakan sekarang ketika
menjelang pensiun?
Ya menurut saya untuk masalah psikis itu biasa karena faktor usia ya mas
ya, karena ada penurunan itu hal yang wajar, mungkin dari segi daya
ingatan, itu hal-hal yang sangat biasa mas. Karena kan usia itu sangat
menentukan, apa lagi kalau kita tidak hanya diam itu mempengaruhi
seseorang akan lebih tua. Katakan lah kalau biasanya bekerja, terus tiba-
tiba diam nah itu dampaknya pada psikis, psikologinya akan terganggu.
Berarti tidak ada hal-hal yang begitu menganggu ya tentang kondisi
fisik.
Ya sementara waktu ini tidak ada, karena kan saya sendiri masih bekerja
ya jadi otak masih untuk bekerja dan berpikir. Apalagi kemasyarakatan
juga menuntut, saya juga melayani masyarakat. Jadi kita harus berusaha
semaksimal mungkin, fisik dan psikis kita tanggulangi sedemikian rupa,
apakah kita harus mengisi TTS (Teka Teki Silang), kita harus membaca,
itu kan membuat orang akan lebih bisa bertahan supaya psikologinya
tidak menurun.
Apakah menjelang pensiun ini bapak mengalami kecemasan? Kan
sebentar lagi akan pensiun. Apakah bapak cemas akan hal itu?
Kecemasan itu saya rasa hal manusiawi ya mas, karena biasanya dulu
saya menerima gaji 100% sekarang maksimal 75%. Sedangkan untuk
kebutuhan kehidupan itu sekarang menuntut dan tidak bisa di bantah lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
mas. Kecemasan itu timbul pada semua orang mas. Tidak hanya timbul
pada orang yang mau pensiun ya. Jadi kecemasan seseorang itu, baik
orang yang masih bekerja, maupun orang yang akan pensiun pasti akan
kena kecemasan. Kan ada rasa was-was. Jadi kecemasan itu tidak hanya
dialami orang yang menjelang pensiun saja. Tapi besar kecilnya
kecemasan itu tergantung orangnya mas, tidak bisa disama ratakan.
Tadi bapak mengatakan kecemasan seseorang itu besar kecilnya
berbeda di setiap orang. Kalau bapak sendiri bagaimana kalau boleh
tahu?
Yaa saya rasa kecemasan itu maksimal ya pendapatan yang dipotong 25%
itu mas. Karena kan kita ibaratnya dulu menerima 3 juta, sekarang setelah
pensiun menerima 1 juta. Cukup kah uang segitu mas untuk hidup? 1
bulan untuk biaya sekolah, kan itu kan kita harus selalu ada to mas. Yaa
disitu itu lho mas. Kalau kita menghitung besar kecilnya kecemasan itu
tidak bisa. Ya paling tidak maksimal dipotong 25% dari gaji, karena untuk
kehidupannya hanya 25% mas.
Selain itu ada atau tidak pak? Selain masalah kebutuhan, gaji, ada
hal-hal yang bapak W cemaskan gak pak?
Yaa karena sekarang yang perlu kita cemaskan untuk kehidupan ya, yang
satu pendidikan. Kita juga perlu pendidikan, mencemaskan pendidikan
mas, karena apa? Sekarang saat ini pendidikan sangat penting. Kita
mencemaskan anak mas, kita kadang-kadang perlu mencemaskan anak
kan? Dari segi pergaulan, itu juga masuk dalam teori kecemasan. Tidak
hanya orang yang menejalng pensiun saja.
Berarti saat menjelang pensiun ini bapak masih cemas dan
mencemaskan anak?
Yaa mau nggak mau, kelanjutan anak didik kita itu bagaimana? Ya itulah,
masalah kecemasan itu memang semuanya pasti “oh iya yak ok ak wingi
kok ra sambil buka usaha ya?” merasa cemas to mas. Kenapa saya tidak
ambil sampingan untuk menambah supaya besok setelah pensiun ada
kerja sampingan umpamanyakan begitu, itu juga suatu kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
menurut saya. Itu gak tau lahh…
Nah ini, kerja sampingan atau kegiatan sehari-hari bapak itu apa?
Ada atau tidak?
Saya kerjaan sampingan tidak punya, tapi kalau pekerjaan sosial
kemasyarakatan saya ada mas. Ya mengurusi bagian kepemerintahan.
Kerja sosial kemasyarakatan ada mas itu malah lebih berat mas. Saya kan
menjabat sebagai RT disini mas. Itu lah untuk menutup supaya nantinya
saya tidak was-was dan cemas setelah lepas dari pegawai.
Menjabat sebagai ketua RT itu hal yang membuat hiburan buat
bapak supaya tidak stres atau seperti apa pak?
Yaa itu tadi dengan adanya kegiatan itu ya mas, mau nggak mau kan ada
komunikasi antar sesama, kan bisa tukar pendapat dan komunikasi pada
masyarakat, jadi ada timbal balik, supaya saya tidak merasa kesepian dan
punya hiburan, biarpun hiburannya hanya sambil bercanda- canda.
Sebenarnya menjadi pengurus RT itu lebih berat dari pada pegawai.
Kenapa? Karena menjadi pengurus sosial masyarakat itu hasilnya hanya
cemooh mas.
Itu cemoohan dari masyarakat membuat bapak semakin stres atau
bagaimana?
Tergantung orangnya mas. Kita melangkah bener pun hasil nya cemooh,
apa lagi kita jalannya gak bener, samsoyo di cacat. Jadi tergantung
orangnya, mau dimasukan dalam hati nanti gampang stres.
Kalau bapak ketika dapat cemoohan itu bagaimana?
Ndak perlu dimasukkan dalam hati, ndak perlu, nanti malah saya stres
sendiri. Jadi kalau kita pengurus ambil selow enak mas
Oke pertanyaan berikutnya pak. Bagaimana perasaan bapak ketika
mengetahui sebentar lagi akan pensiun?
Ya biasa saja mas, orang bekerja itu sudah punya batasan waktu sama
seperti yang saya sampaikan tadi, jadi hal-hal itu biasa mas. Kalau kita
tidak mau secara naluriah, hak nya sudah sampai disitu terus menuntut
hak nya lebih dari itu malah bukan menjadi haknya, jadi kita harus terima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Karena itu batas usia yang sudah di tentukan dan tidak bisa di bantah lagi.
Perasaan juga biasa saja karena hal itu wajar. Jangan kita ambil pusing
mas, kalau kita ambil pusing nanti bawaannya stres dan stroke. Kaya yang
awal, kalau kita terbiasa untuk merintah terus tidak merintah nanti jadi
stroke. Ya kita harus syukuri bisa bekerja sampai tuntas. Ibarat kita
sekolah sudah lulus. Itu menurut saya.
Terus bagaimana pak W mempersiapkan pensiun yang akan datang?
Yaa persiapannya mau apa lagi to mas, usia sudah segini. Kalau keinginan
sih ya muluk-muluk inigin persiapan pensiunnya buka usaha, usaha apa
ya? Ya itu tadi 2 tahun menjelang pensiun sudah di berikan hak itu, untuk
melangkah mempersiapkan kelulusan. Kita terima saja jangan dipikir
pusing. Ya nanti kalo ada keinginan buka usaha ya kalau ingin saja, ingin
mengisi waktu umpamanya, nanti buka warung jual rokok, umpamanya
buat kebutuhan sehari hari. Maksudnya tidak seperti pekerjaan yang di
alami. Umpamanya bekerja terus sudah pensiun, lalu mau berkecimpung
lagi terhadap masyarakat yang ingin mensertifikatkan, berarti itu sama
saja belum mau melepas pekerjaannya, itu berarti belum siap pensiun. Itu
menurut saya lho mas. Kalau sudah pensiun jangan berkecimpung disitu
lagi, buka usaha yang lain. Itu yg namanya kita mempersiapkan diri untuk
pensiun. Kalau usaha lain membuka kelontong untuk memenuhi
kebutuhan lagi nah itu namanya pensiun.
Tapi ada nggih keinginan untuk buka usaha?
Kinginan itu selalu ada untuk mengisi waktu luang, kalau pensiun itu apa
sih mas, tidur terus nonton televisi. Keinginan itu selalu ada to mas.
Apakah itu untuk mengisi waktu, berjualan sembako sehari-hari.
Kalau dari BPN sendiri apakah memberikan pelatihan-pelatihan
untuk mempersiapkan pensiun?
Saya rasa selama ini saya menjadi pegawai belum pernah ada persiapan
untuk pegawai supaya mempersiapkan diri untuk lepas pembimbingan
pensiun. Kalau ada pun pasti hanya teori. Jadi begini, cuma ada pegawai
yang bercerita kepada teman-teman. Bukan yang benar-benar pengusaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
Kalau pengusaha itukan benar-benar memberikan contoh, jangan takut
pensiun, masih ada usaha sambilan yang dilakukan. Kalau dari pegawai
sendiri itu hanya teori. Teori saja tidak ada praktiknya, wong sama-sama
pegawai. Kalau pengusaha betulan yang memberi pembekalan itu baru
betul dan pas. Saya bilang teori karena dia belum merasakan pensiun.
Berarti bapak punya keinginan yang belum terlaksana nggih pak?
Semuanya tu keinginan itu kalau dituruti gak ada habisnya mas, kalau
keinginan tapi tidak di dasari kemampuan baik fisik maupun psikis dan
finansial itu sama aja bohong mas, cuam angan-angan semata. Jadi kalau
mau melakukan sesuatu ada 3 yang tidak bisa dilepaskan, fisiknya, pola
pikirnya, dan finansial. Tanpa ini nonsense mas. Tiga hal ini haru ada
mas, fisiknya sudah tidak ada kok mau bekerja, nihil to mas? Mau buka
usaha nggak ada modal, nol to mas? Fisik ada, modal ada, kemampuan
pengelolaan kurang ya pincang mas. Jadi untuk suatu keinginan di capai 3
serangaki tidak bisa dipisahkan. Kalau main kayu ya ibarat entek alas
entek omah mas, teori tadi. Jadi kita harus mengukur kemampuan kita
Berikutnya pak, bisa diceritakan nggak, kenapa bapak ini memilih
pekerjaan sebagai di BPN ini?
Ini gini mas ceritanya, kalau diceritakan lucu mas. Saya lulusan SLTA,
terus ada pendaftaran, saya coba ikut lalu tes, ya mencoba, dari pada kita
mau kuliah itu orang tua tidak mampu dan penghasilan tidak tetap. Saya
menyadari orang tua hanya berjualan makanan dirumah, ya tidak
menghilangkan lah, orang tua sudah bisa mendidik sampai saya seperti
ini. Ada pendaftaran pegawai sejumlah 100 orang untuk ikut tes, setelah
ikut tes tertulis dan wawancara lulus, terus dikarantina selam 6 bulan
digojlok untuk menjadi pegawai pengukuran.
Tidak kepikiran pekerjaan yang lain pak?
Ya kepikiran, sebetulnya saya SLTA memang ada penawaran bekerja di
perusahaan di Palembang dan Tangerang. Temen saya sekerja yang
menawari. Disini saya anak paling kecil, bukan saya “netek terus”, nek iso
nyambut gawe ora sah adoh-adoh. Saya memang ditawari, tapi orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
tidak mengijinkan ya udah, terus ada informasi itu tadi mas ya saya
mencoba. Terus diangkat sebagai pegawai tetap.
Selanjutnya ini pak W bisa menceritakan diskripsi tugas bapak
dikantor itu apa saja?
Pada saat ini saya menjadi petugas ukur, tetapi menjabat sebagai
koordinator petugas ukur. Sebenarnya saya masuk di kulon progo terus
pindah dikota jogja, baban tanggung jawab saya selalu tidak menyimpang
sebagai koordinator, karena pimpinan mempercayakan saya untuk
membenahi kinerja rekan-rekan sesuai dengan metode cara pengukuran
yang benar. Jadi semenjak pindah ke kota dibebani koordinatori untuk
membenahi pola pengukuran dan peraturan sesuai dengan cara yang
benar. Disamping itu juga hal-hal masalah itu dibebani juga untuk
mengoreksi berkas. Dari tahun 1999-2010 saya diloket dan mengkoreksi
pekerjaan rekan-rekan, jadi dobel pekerjaan saya, jadi petugas loket dan
korektor. Setelah itu saya mengikuti diklat pendidikan di bogor dan
bandung saya yang dikirim, padahal saya sudah tua, yang lainnya umur 25
dan 27, saya sendiri yang sudah tua mas. Di suatu sisi saya sudah tau dan
juga ada pelatihan komputer juga mas, tapi kantor selalu mengirim saya
untuk diklat. Itu deskripsi dibidang pekerjaan saya. Yang ketiga saya
ditugaskan sebagai penguji tim eksternal di SMK membantu kasupsi
menguji di SMK dari tahun 1999, di bidang survei dan pemetaan di SMK
Negri 2. Sampai tahun 2010 saya masih menguji. Itulah riwayat pekerjaan
saya sampai sekarang, saya banyak di mejanya sebagai koordinator dan
korektor.
Sekarang masih menjadi koordinator?
Iya masih, untuk mencermati pekerjaan itu sesuai dengan langkah-
langkah dan peraturannya atau tidak. Dan saya sering di kirim kemana
untuk pelatihan, bukannya saya menonjolkan diri tidak, tapi saya tidak
tahu kenapa kok saya yang selalu dikirim.
Kalau menurut bapak, ada faktor apa yang bapak punya dan orang
lain punya, ketika bapak terus yang dikirim tugas keluar sebagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
utusan dari kota?
Ya itu kan dari pimpinan, kalo saya sendiri tidak bisa menilai saya sendiri.
Yang bisa menilai hanya orang lain mas. Yaa saya hanya merasa senang
mas dikasih tugas oleh pimpinan diutus untuk mewakili kantor, ya itu
saja. Berati saya dipercaya saya lebih mampu dari pada yang lainnya, ya
saya percaya saja mas. Yaa saya sukuri saja mas, sesuai kemampuan saya.
Seberapa penting pak pekerjaan ini untuk bapak sendiri?
Yaa kalau dari segi pentingnya ya mas, itu penting karena pekerjaan itu
beban tanggung jawab saya yang di emban, saya ditunjuk sebagai
koordinator, berkas itu jalan atau tidak itu tergantung saya, kalau tidak
kasi dan kasubsi tidak bisa tanda tangan mas dan identitas saya selalu
tercantum di berkas itu. Harus mencermati data yang masuk dan keluar
dan harus bisa dipertanggungjawabkan dengan cara tanda tangan saya
harus ada disitu mas. Itulah yang namanya sirkulasi pekerjaan mas.
Kalau untuk bapak sendiri, peran bapak yang penting untuk
kelancaran berkas dan tugas. Kalau dari segi pribadi bagaimana
pak?
Ya kalau untuk pribadi bisa dibilang penting dan juga enggak mas, karena
pekerjaan ini beban bersama bukan pekerjaan pribadi saya mas. Karena
pekerejaan itu pekerjaan kantor, pentingnya adalah pekerjaan bisa
berjalan lancar saya senang mas, tidak ada beban krusial saya senang mas,
kalau ada kendala saya juga ikut berperan tanggung jawab mas.
Kalau semisal untuk, pekerjaan ini juga penting untuk keluarga
mboten? Pekerjaan bapak yang dilakoni saat ini.
Yaa itu penting bagi keluarga saya karena pekerjaan itu adalah sumber
kehidupan saya dan keluarga, tanpa pekerjaan itu saya tidak bisa
menghidupi keluarga dan tidak bisa memberikan nafkah. Sudah tidak
penting karena kalau sudah pensiun, bukan ranah saya mas karena sudah
lepas dari tanggung jawab saya. Tapi beban tanggung jawab saya masih
seumur hidup terhadap pekerjaan itu, memang sudah lepas dari segi
kepegawaian tapi dari segi beban tanggung jawabnya masih berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
sampai ajal mas, itu bedanya bekerja di instansi BPN dengan instansi
lainnya mas. Karena di BPN bebannya seumur hidup, bila nanti ada
masalah nanti masih bisa di panggil di persidangan kalau ada
permasalahan, karena warkah itu warkah hidup mas.
Sudah berapa lama pak W bekerja di BPN, bisa diceritakan mungkin
pengalamannya susah dan senangnya selama bekerja di BPN?
Yaa kalau kerja di BPN sejak tahun 1980 sampai sekarang itu sudah 36
tahun. Suka duka banyak mas, sukanya kita bergaul dengan masyarakat,
sepanjang kita mau bergaul dengan masyarakat selalu dikangeni, di
kulonprogo saya 13 tahun mas, hidup dengan masyarakat pedesaan, kita
harus bisa membawa diri, supaya kita bisa mengambil hati masyarakat
supaya masyarakat senang menanggapi kita supaya enak, kita harus bisa
memberikan pencerahan kepada mereka msayarakat. Lain dengan orang
yang bekerja di 1 tempat terus. Di kulonprogo itu medannya berat, saya
jadi petugas ukur dan juga petugas pembukuan dobel pekerjaan saya.
Melaukan tugas harus senang mas, kalau enggak repot mas. Yang sangat
jadi ingatan saya sampai saat ini pada waktu saya melakukan pengukuran
di guo keskendo. Melakukan pengukuran dengan teodolit dengan mata
telanjang kelihatan mas, terus kalau pake tele lebih dekat dan bisa di
fokuskan, yang terjadi apa mas, tanda rambunya hilang seketika mas,
tahu-tahu rambu-rambunya hilang mas angkanya. Alam gaib ada yang
jahil atau tidak. Gangguan alam gaib ada dan gangguan dari masyarakat
juga ada mas. Sengketa lahan juga ada masalah mas, bila terjadi hal-hal
krusial biasanya saya suruh menghadirkan satu aparat setempat, bila itu
rawan bisa menghadirkan polisi buat keamanan bersama, keamanan
pemohon dan keamanan bersama. Supaya semua aman. Itu mas suka
dukanya menjadi petugas lapangan.
Terus bisa diceritakan lagi nggak pak, motivasi terbesar bapak
kenapa bapak tetap memilih untuk tetap memilih bekerja dan tidak
mengambil MPP? Kalau memilih bekerja, bekerja padahal banyak
resikonya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
Semua masih hidup didunia akan menghadapi resiko, kalau saya masih
bekerja, saya masih punya ilmu mas, yang mungkin tidak dipunyai
seseorang, saya bisa memberikan informasi ini kepada orang lain saya
bangga, jadi ilmu itu tidak putus. Kenapa saya ingin terus bekerja karena
saya ingin memberikan ilmu saya kepada orang lain. Orang lain sangat
membutuhkan informasi saya, soale belum tentu orang lain tahu langkah-
langkah yang ditempuh saya beri tahukan informasinya. Motivasinya saya
tetap bekerja adalah memberikan informasi kepada masyarakat dan teman
yang membutuhkan.
Ada lagi yang lain pak?
Kalau di kantor hanya itu, kalo gaji dan finansial itu sudah hak, kalo ingin
memeras gak bisa mas, kalo ketahuan masuk KPK mas, jangan
mengharap imbalan dari seseorang. Bukan berarti munafik, tidak mas.
Yang saya bangga sekali kalau boleh saya menyampaikan mas, saya bisa
berbagi dengan orang lain mas, itu saya sangat bangga bisa berbagi rasa.
Sejauh ini bapak berbaginya sama siapa saja pak? Dengan karyawan
yang lebih muda atau bagaimana?
Yaa sepanjang rekan sekerja bertanya, katakanlah data di kota jogja itu
krusial sekali, seseorang itu kadang-kadang tidak memahami, ada yang
ingin bertanya ya saya beritahu, karena ada peta yang peninggalan
belanda jadi agak susah. Sejak undang-undang otonimi itu sekarang
didirikan keluarahan. Itu lah yang menyebabkan putusnya tali perusahaan.
Karena dulu kegiatan satu kampung per RT atau per RW saja, kalau
jaman dulu itu satu kampung kalo berkegiatan.
Saya juga mau tanya lagi ini pak, cara-cara apa yang bapak tempuh
untuk mempersiapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selain
uang pensiunan?
Itu tadi to mas, saya punya keinginan untuk membuka warung sembako,
kalo mau buka konsultan, siapa yang mau datang mas, gak payu mas.
Kalau mau ikut kursus itu pasti gak bakal diterima karena sudah tua.
Kalau saya mau menggeluti pekerjaan yang sama saya kurang senang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
karena itu pekerjaan lama, kalau bisa itu bergelut dengan pekerjaan yang
lain. Ya nanti bagaimanalah, setelah pensiun nanti kita buka usaha kecil-
kecilan untuk mengisi waktu, kalau enggak mengabdi di masyarakat
sosial mas itu juga gak ada jeleknya.
Terus seberapa besar uang atau gaji bapak ini untuk tetap bekerja
pak?
Kalo mandang gaji, itu kita gak meremehkan, nanti kalau gak bekerja
rumah siapa yang ngasih duit mas. Kita bekerja karena beban tanggung
jawab moral dan moril. Masalah hak itu nanti melekat sendirinya.
Pekerjaan itulah yang harus kita tekuni, karena itu sumber kehidupan kita.
Nek ra obah ora mamah mas, itu filsafat jawa mas, nek ora obah yo ora
entuk hasil mas. Kalau kita mengambil MMP itu gak enak mas, mlebu ra
mlebu entuk bayar dan dapet bayar, apa enak mas, padahal pekerjaan
belum selesai. Kalau pensiun kan masa tugasnya sudah selesai. Jadi besok
kalau anda bekerja uangnya di sisihkan untuk masa tua mas. Kalau
dituruti nanti habis mas, anak cucu makan apa.
Kalau bapak sendiri sekarang menjelang pensiun ini, menurut bapak
performanya bapak ini seperti apa? Lebih giat atau lebih nglokro.
Kita sesuai porsinya aja, kalau kita giat tetapi bawahannya tidak giat sama
saja mas. Kan saya juga tergantung dari rekan-rekan mas. Tidak bisa saya
meningkatkan kinerja saya sendiri. Saling ketergantungan antar divisi
mas. Jadi kita tidak bisa meningkatkan kinerja secara senidir, karena satu
ikatan roda kerja. Kalau semangat, kita yang semangat tapi yang lain tidak
semangat sama saja mas. Saya tidak bisa bilang semangat atau tidak
karena kantor itu saling bergantungan mas, saya bukan membuat
pekerjaan sendiri. Lain dengan dinas statistik, harus membuat pekerjaan
harus giat mencari data otentik, kalau saya tidak bisa.
Berati, saya bertanya lagi, semenjak bapak menjabat sebagai
koordinator sampai sekarang, apakah cuma menunggu sirkulasi
kerja saja atau bagaimana?
Paling kalau sirkulasi kurang lancar nanti di tegur kasupsi mas, kalau saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
sendiri kan tidak enak soalnya teman sejawat mas. Yaa kadang-kadang
saya juga bertanya kepada mereka, “pie gaweanmu wis rampung opo
durung?” sambil bercanda mas. Karena di dalam sirkulasi saya tidak di
struktur sebenarnya. Saya hanya membantu meringankan tugas kasupsi.
Jadi tanggung jawabnya tidak 100%. Saya emang gak bisa mengoyak-
oyak rekan-rekan untuk cepat menyelesaikan tugasnya. Ya sebenarnya
distruktural organisasi mereka bawahan saya, karena sudah terbiasa saya
yo nggak enak nek negur gitu. Karena saya itu tidak dilantik mas, hanya
penunjukan mas. Kalau kasi dan kasupsi di lantik, kalo saya ditunjuk, jadi
beban tanggung jawab berbeda mas, saya dilantik sebagai pegawai.
Kalau lingkungan kantor, teman2 sebaya dan pimpinan pernah tidak
menilai pak W positif atau negatif?
Itu hal yang biasa mas. Ya kadang-kadang ya gini ya, saya tambah teliti
dengan pekerjaan saya, saya harus meneliti dengan cermat warkah-
warkah yang belum dijahit, ya saya tegas kapada petugas itu. Saya
kembalikan lagi terus saya suruh dia menjahit. Padahal saya mau naikan
berkasnya, kalau belum dijahit ya saya kembalikan. Kalau dulu saya
males, biar pimpinan aja yang langsung mbalekke ke orangnya. Kalau
sekarang ya enggak, saya lebih teliti dan tegas mas.
Kalau dari pimpinan sendiri pak, pernah memuji bapak?
Belum pernah, saya belum pernah mendengar hal-hal seperti itu
Mungkin dengan cara lain ya pak?
Iya mungkin, apresiasinya bentuke beda, dengan mengutus saya untuk
menangani permasalahan dengan baik, dalam berbicara di forum ya baik
untuk menghadiri rapat untuk mengatasi permasalahan krusial, sejauh itu
ada datanya. Data itu untuk bukti dan menjawab pertanyaan yang saya
bawa mas. Yang penting ada bukti otentik dan yuridisnya.
Saya sekarang bertanya hak dan kewajiban ini. Menurut bapak ini
apakah pekerjaan bapak ini dihargai masyarakat atau lingkungan
sekitar pak?
Kalau menghargai ya menghargai bagaimana, ada yang kadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
338
339
340
341
342
343
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
menghargai dengan cara konsultasi dengan dia, ada manfaatnya. Contoh
saya mencoba menolong dan menghitungkan pajak bangunan, tapi jangan
percaya 100% terhadap saya, harus ada balancing nya mas. Kalau ada
masalah sengketa-sengketa itu kalau saya bisa mengatasi saya ya
mengatasi, kalau tidak ya ada ranahnya yang lain. Yang penting saya
sudah memberikan bantuan.
Kalau boleh, kalau bisa diceritakan hal apa sajakah yang sudah
bapak lakukan untuk memenuhi hak dan kewajiban?
Kalau kewajiban kinerja saya, harus kerja, kalau tidak masuk ya saya ijin.
Kalau hak ya kalau perlu kita ambil, kaya cuti. Saya jarang mengambil
cuti, setiap tahun kita punya hak untuk ambil cuti. Saya tidak perlu, rugi
kalau ambil cuti, ya itu tadi kehilangan teman bermain. Karena kita cuti
nggak ada fungsinya kita kehilangan teman bermain, karena sudah dekat
ya sok nggarapi sok bercanda-bercandaan, kan jadi hiburan mas.
Pernah dapet tugas yang susah nggak pak dari atasan?
Yaa susah tapi bisa diatasi mas, karena akhirnya diatasi aparat setempat.
Saya sudah sampai lokasi terus saya dilarang untuk melakukan tugas.
Karena ini beban tanggung jawab saya untuk melakukan tugas, saya minta
anda untuk menulis dan tanda tangan data lapangan, saya diberhentikan
karena masih ada masalah sengketa tanah. Saya juga memberikan saran
supaya segera ditangani masalahnya. Ternyata masalah selesai ditingkat
kecamatan, terus saya dipanggil lagi untuk melanjutkan pekerjaan itu lagi,
saya dikawal polisi juga, karena sengketa itu rawan dan bahaya mas,
makanya wong jowo itu “sak dumuk batuk senyari bumi relo dinyohi
pati”, gara-gara segenggam tanah bisa jadi peperangan dan perkara.
Nah kalau tadi menurut bapak itu adalah suatu hal yang susah,
bapak termotivasi mboten?
Ya kita harus supaya kita bisa memecahkan masalah itu harus ada data
otentik dan bermusyawarah dengan masyarakat. Kalau tidak ada data saya
juga tidak berani mas, sama saja buhuh diri itu mas. Sengketa apapun
kalau punya bukti otentik pasti akan menang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
Bagaimana cara bapak mencapai pekerjaan yang anda lakukan?
Saya nggak pernah mas, karena resikonya tinggi, yang biasa-biasa saja
mas, sesuai dengan jalurnya saja mas, jadi nggak muluk-muluk mas. Ingin
mencapai tujuan yang paling tinggi gak ada mas. Kan sudah mau pensiun
mas, ra mungkin mas. Tidak ada mas, sudah tidak layak lagi memiliki
keinginan yang tinggi. Buka menutup kemungkinan kalau masih tua tidak
boleh tinggi-tinggi, harus mengukur 3 serangkai tadi mas, harus ada
kemauan, kemampuan, dan finansial yang harus ada mas. Filter dari 3
serangkai itu adalah telinga mas, jadi telinga untuk menyaring yang baik
dan buruk mas, otak berpikir, tangan bertindak, dan mulut berbicara.
Kalau keluarga sendiri mendukung pekerjaan bapak nggak?
Ya jelas mendukung to mas, kadang-kadang ada tugas mau ngak mau
saya meninggalkan karena ada tugas, kalau nggak mendukung pasti saya
nggak boleh pergi mas. Contoh saya ditugaskan di diklat di bandung.
Kalau nggak mendukung, saya gak berangkat terus saya akan di pecat.
Berati kehidupannya anak sengsara, mengijinkan harus tetap mendukung
pekerjaan saya, yang penting disana aman dan sehat.
Kalau lingkungan masyarakat dan lingkungan kantor mendukung
pekerjaan bapak atau tidak?
Yaa mendukung mas, soale kadang-kadang ada masyarakat bertanya pada
saya, dia mendukung saya karena ilmu saya masih dibutuhkan dan
masyarakta juga membutuhkan saya.
Terus kalau cara mengungkapkan rasa syukur sampai saat ini
bagaimana pak caranya?
Bersyukur di kasih umur panjang bisa mencapai bisa lulus, kadang-
kadang ada yang bersyukur aku arep ngene-ngene, ada yg diungkapkan
dengan nadzar. Jadi ungkapan syukur seseorang itu berbeda-beda mas,
tidak bisa diungkapkan, paling untuk pribadi sendiri, kadang-kadang
bersyukur sesuai keyakinan iman masing-masing mas. Ingin
mengucapkan syukur dengan ditonjolkan ke media masa, gitu juga bisa.
Kemudian, eee apa yang ingin bapak dapatkan dari pekerjaan ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
Kalau kerja yang ingin didapatkan itu sangat susah ya, karena seseorang
itu belum tentu senang dengan apa yang saya ungkapkan. Jadi tidak bisa
diungkapkan, karena belum tentu orang lain senang. Karena ada unsur ora
ngandel mas.
Kalau nilai-nilai kerja, prinsip kerja yang bapak miliki itu apa pak?
Prinisip nya yang jelas adalah pekerjaan didepan mata harus dikerjakan
mas, maunya segera dikerjakan, tapi kadang-kadang juga ada kendala
mas, pasti ada kendala mas. Ingin bekerja 100% ya tidak sesuai dengan
realita. Kita bekerja tidak sendiri, jadi harus mendengarkan orang lain mas
kalau bekerja, ya 3 serangkai tadi mas. Kita harus ngomong dan harus
memberi contoh juga mas. Soale nek kita bekerja itu tidak selalu benar,
pasti ada salahnya juga.
Kalau masalah dikeluarga sendiri, sikap bapak saat bekerja dan
dirumah sama atau tidak?
Pasti ada perbedaan mas, tidak bisa disamakan mas, dirumah tangga dan
dikantor itu berbeda mas, nanti kalau masalah dirumah dibawa kekantor
nanti repot mas, bubar kantore mas.
Kalau prinsip pak, prinsip-prinsip itu tadi di lakukan juga di rumah
atau tidak?
Iya jelas, harus tetap memberi prinsip-prinsip itu mas pada anak, sopan
santun saya berikan ke anak juga mas.
Seberapa cintanya bapak dengan pekerjaan bapak?
Kalau dengan pekerjaan tu ya sewajarnya saja, saya mencintai pekerjaan
saya ya karena itu dunia saya mas. Sewajarnya saja.
Bisa bapak ceritakan arti kerja dari bapak?
Orang mengartikan kerja bisa diartikan seperti perintah atau keinginan.
Kalau perintah itu melaksanakan mas. Kalau keinginan itu membuat
pekerjaan sendiri mas, menyibukkan diri sendiri.
Ini pertanyaan terakir dan pertanyaan pokok dan inti sekali dari
penelitian saya. Pak W memaknai kerja ini seperti apa, padahal
bapak sebentar lagi menjelangi pensiun?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
Yaudah itu tadi aja, kan saya melaksanakan perintah, menjalani perintah
yang harus dilaksanakan, saya tidak membuat pekerjaan, makanya ada 2
prinsip itu tadi. Soale saya bukan seorang pengusaha. Tergantung perintah
atau keinginan dan saya termasuk ya perintah, karena saya melaksanakan
dan menjalankan perintah, kalau punya keinginan dan gagasan belum
tentu diterima oleh pimpinan mas, memang punya niat, tapi atasan belum
tentu bisa menerima. Makna kerjanya disitu mas. Lain kalau kita
berkeinginan untuk meciptakan pekerjaan, terserah kita yang bekerja mas.
Kalau perintah itu kita tidak seenaknya kita bekerja, soalnya da rambu-
rambu yang harus dipatuhi mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN 4
Tabel
Kategorisasi
Informan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No. Kode Sub-Kategori Kategori Tema
1. Menyadari diri mengalami
sakit batuk.
Kondisi fisik yang sedang
sakit.
Kondisi fisik yang sakit.
Kondisi menjelang pensiun.
2. Menurunnya daya ingat. Penurunan daya ingat. Degeneratif.
3. Usia dan aktifitas keseharian
adalah penyebab penuaan.
Penyebab penuaan.
4. Kondisi kognitif saat ini tidak
menghambat kinerja.
Kondisi kognitif tidak
menghambat kinerja.
Kondisi kognitif tidak
menghambat.
5. Cara menjaga kondisi fisik
dan psikis supaya tetap
optimal.
Menunjukkan usaha untuk
menjaga kesehatan.
Upaya dalam menjaga
kesehatan.
8. Ekonomi dan pendidikan
anak menjadi pemicu
timbulnya kecemasan.
Ekonomi dan pendidikan
anak menjadi penyebab
munculnya kecemasan.
Faktor yang mempengaruhi
timbulnya kecemasan.
9. Pendidikan anak menjadi
pemicu timbulnya
kecemasan.
Biaya pendidikan anak
pemicu timbulnya
kecemasan.
10. Pergaulan anak memicu
timbulnya kecemasan.
Pergaulan anak.
11. Informan cemas akan masa
depan pendidikan anak yang
masih membutuhkan biaya.
Biaya pendidikan anak
pemicu timbulnya
kecemasan.
12. Mulai muncul rasa cemas
karena tidak memikirkan
Muncul rasa cemas karena
butuh biaya masa depan.
Faktor yang mempengaruhi
timbulnya kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
biaya tambahan untuk masa
depannya.
13. Menyesal karena tidak
mencari pekerjaan lain.
Mengalami keputusasaan
dalam hal mencari tambahan
biaya.
Keputusasaan.
Kondisi menjelang pensiun.
17a. Menerima kondisi yang
dialami, karena adanya
peraturan pemerintah.
Menerima kondisi yang ada. Menerima kondisi diri.
19. Mempersiapkan masa
pensiun dengan cara ingin
berwirausaha.
Ingin membuka usaha. Rencana mempersiapkan
pensiun.
20. Berkeinginan membuka
usaha unntuk mengisi waktu
senggang.
21. Berkeinginan untuk
membuka usaha sembako.
22. Mengisi waktu luang dengan
membuka usaha.
49. Memiliki keinginan untuk
membuka usaha.
51. Tidak ingin menekuni
pekerjaan lama ketika sudah
pensiun.
Meninggalkan aktivitas lama
saat sudah pensiun dan
mencari aktivitas baru.
Rencana mempersiapkan
pensiun. Kondisi menjelang pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
24a. Mendapatkan pelatihan
persiapan pensiun dari rekan
kerjanya yang memiliki
usaha dan belum pensiun.
Adanya pelatihan persiapan
pensiun dari rekan kerja.
Usaha mempersiapkan
pensiun.
24b. Memiliki pandangan bahwa
lebih baik yang memberikan
pelatihan adalah pengusaha
yang sesungguhnya.
Pendapat agar pelatihan
menjadi lebih baik.
25. Memiliki tiga prinsip ketika
akan membuka sebuah usaha.
Prinsipnya yaitu kondisi fisik
dan psikis harus baik, dan
juga haruslah memiliki
modal yang cukup. Ketika
salah satu dari prinsip
tersebut tidak terpenuhi maka
akan menimbulkan
ketidakseimbangan.
Prinsip untuk membuka
usaha
33. Menghabiskan sisa masa
kerjanya dengan melakukan
aktifitas rutin di kantor
sebagai koordinator dan
korektor.
Menghabiskan waktu sisa
kerja dengan melakukan
aktifitas rutin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
50. Tidak berencana untuk
membuka jasa praktek.
Tidak memilih pekerjaan
pada bidang yang sama.
Usaha mempersiapkan
pensiun.
Kondisi menjelang pensiun.
45. Alasan untuk tidak
mengambil MPP karena
ingin menjadi orang yang
bermanfaat untuk orang lain.
Alasan tidak mengambil
MPP.
46. Alasan untuk tidak
mengambil MPP ingin
menjadi orang yang
bermanfaat untuk orang lain.
53.
Tidak mengikuti MPP karena
tanggungjawab pekerjaan
yang belum terselesaikan.
14b. Salah satu cara coping
kecemasan.
Mengatasi kecemasan dengan
cara menjadi ketua RT
Coping kecemasan.
15. Salah satu cara untuk
menangani kecemasan.
Mengatasi kecemasan dengan
cara bergaul agar tidak
kesepian.
58. Mengalami peningkatan
dalam bekerja saat menjelang
pensiun.
Performansi kerja menjelang
pensiun meningkat. Peningkatan performansi
kerja menjelang pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
59. Mengalami peningkatan
performansi saat menjelang
pensiun.
Performansi kerja menjelang
pensiun meningkat.
7. Kecemasan dialami oleh
semua orang.
Pandangan bahwa setiap
orang akan mengalami
kecemasan.
Pandangan diri.
Nilai hidup.
18. Memberikan pandangan
bahwa ketika seseorang
mengalami post power
syndrome maka akan sakit.
Nilai dalam diri. Nilai diri.
44a. Pandangan bahwa setiap
pekerjaan pasti memiliki
kesulitan tersendiri.
Dalam bekerja pasti memiliki
kesulitannya sendiri.
Ungkapan nilai kehidupan.
76. Prinsip yang diterapkan pada
keluarga dan anak.
Prinsip dalam kehidupan. Prinsip kehidupan.
14a. Aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan sebagai
ketua RT.
Memiliki kegiatan di
lingkungan sosial sebagai
ketua.
Kegiatan sosial.
Peran sosial.
6. Mencemaskan kondisi
ekonomi.
Kecemasan. Afeksi negatif.
Emosi. 16. Memiliki perasaan yang
biasa saja saat akan
menghadapi pensiun.
Perasaan yang biasa saja. Afeksi biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
17b. Memiliki perasaan yang
biasa saat akan pensiun.
36a. Perasaan bahagia.
Bangga. Afeksi positif. 38b. Perasaan bahagia ketika
pekerjaan selesai.
47. Memiliki perasaan bangga.
27. Tidak memperoleh restu
orang tua untuk bekerja di
luar kota.
Mendapatkan kendala dalam
memenutukan pekerjaan dari
lingkungan keluarga. Lingkungan yang tidak
mendukung. Tidak ada dukungan sosial.
60. Tidak pernah mendapatkan
apresiasi dari lingkungan
kerja.
Tidak ada dukungan
penghargaan dari lingkungan
kerja.
28. Tugas kerja dikantor sebagai
koordinator
Tugas kerja sebagai
koordinator.
Tugas kerja.
Pengalaman kerja.
29. Menjabat menjadi
koordinator untuk
memperbaiki kinerja
perusahaan.
Mendapatkan jabatan untuk
memperbaiki kinerja
perusahaan.
Performansi kerja yang baik.
30. Sudah lama bekerja di divisi
loket dan korektor.
Berpengalaman dalam
bekerja dibidangnya.
Pengalaman dalam bekerja.
31. Menjadi utusan untuk
mengikuti pelatihan.
Mengikuti pelatihan. Ikut serta dalam pelatihan.
34. Sekarang masih menjabat
sebagai koordinator.
Masih menjabat dalam
bekerja.
Jabatan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
35. Menjadi perwakilan untuk
mengikuti pelatihan.
Menjadi utusan untuk ikut
pelatihan.
Mengikuti pelatihan.
42. Mendapat ketidaknyamanan
dalam melakukan pekerjaan.
Pengalaman tidak nyaman
saat bekerja.
Pengalaman saat bekerja.
43. Terdapat hambatan dalam
bekerja di lapangan.
Hambatan dalam bekerja. Pengalaman negatif saat
kerja.
67. Memecahkan masalah yang
sukar harus didukung oleh
data yang valid.
Strategi dalam memecahkan
masalah.
Strategi dalam memecahkan
masalah.
57b. Hambatan dalam
menjalankan tugas adalah
tidak bisa meminta rekan
kerja untuk segera
menyelesaikan tugas dengan
cepat.
Hambatan dalam
menjalankan tugas saat
bekerja.
Hambatan dalam bekerja.
36b. Bersyukur karena menjadi
orang kepercayaan pimpinan.
Bersyukur menjadi orang
kepercayaan. Sumber makna kerja dari
kehidupan spiritual. Sumber makna kerja.
72. Mengungkapkan rasa syukur
dengan cara berdoa.
Bersyukur dengan cara
berdoa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
32. Sudah lama diutus untuk
membantu mengajar dan
mengembangkan
kemampuan orang lain.
Membantu memberikan
pengajaran dan
pengembangan.
Sumber makna kerja dari
dalam diri.
48. Memberi bantuan pada rekan
kerja.
Membantu rekan kerja.
63. Membantu lingkungan dalam
menyelesaikan masalah.
Membantu menyelesaikan
masalah.
71b. Menolong orang lain yang
membutuhkan bantuan.
Menolong orang lain.
37. Memandang pekerjaan
adalah hal penting sebagai
tanggunjawab.
Pentingnya sebuah pekerjaan.
38a. Memandang bahwa
pekerjaan adalah beban
tanggung jawab bersama.
Konsep gotong royong dalam
bekerja.
39. Pentingnya pekerjaan agar
bisa menghidupi keluarga.
Pentingnya sebuah pekerjaan
untuk keluarga.
40. Tanggungjawab pada
pekerjaan selama seumur
hidup.
Tanggungjawab dalam
bekerja.
26. Memilih untuk langsung
bekerja daripada meneruskan
Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
ke jenjang yang lebih tinggi
karena masalah ekonomi.
41. Menceritakan pengalaman
bekerja di pedesaan dan
memandang bahwa bekerja
di pedesaan harus memiliki
prinsip-prinsip hidup.
Nilai kerja.
Sumber makna kerja dari
dalam diri. 52b. Prinsip terpenting adalah
tanggungjawab dalam
bekerja dan harus bekerja
dengan tekun, karena bekerja
adalah sumber kehidupan.
Nilai kerja.
66. Menyelesaikan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Nilai kerja.
Sumber makna kerja dari
dalam diri. Sumber makna kerja.
71b. Menolong orang lain yang
membutuhkan bantuan.
Menolong orang lain.
73. Tepat waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Nilai kerja.
74. Memberi contoh baik kepada
lingkungan.
Nilai kerja.
77. Mencintai pekerjaan dengan
sewajarnya.
Pandangan terhadap
pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
78. Arti kerja sebagai perintah
dan sebagai keinginan
pribadi.
Pandangan terhadap
pekerjaan.
79. Memaknai kerja sebagai
perintah dengan menaati
aturan yang berlaku.
Pandangan terhadap
pekerjaan.
75. Memiliki profesionalitas
dalam bekerja dan peka
terhadap situasi dan kondisi.
Nilai kerja.
Sumber makna kerja dari
dalam diri.
Sumber makna kerja.
64. Menaati peraturan yang
berlaku.
Taat pada peraturan yang
berlaku.
70. Lingkungan dekat menjadi
sumber motivasi untuk tetap
bekejra.
Motivasi.
44b. Meminta bantuan kepada
lingkungan untuk
mendukung pekerjaan.
Meminta bantuan dukungan
kerja.
Sumber makna kerja dari
orang lain.
69. Keluarga mendukung
pekerjaan.
Keluarga.
71a. Masyarakat yang mendukung
pekerjaan.
Lingkungan masyarakat yang
mendukung.
61. Mendapatkan reward berupa
menjadi orang kepercayaan
atasan.
Atasan yang mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
54. Bekerja sesuai porsi dan
kinerja dipengaruhi oleh
rekan kerja.
Lingkungan kerja yang
berpengaruh.
Sumber makna kerja 55. Rekan kerja memberikan
dampak pada semangat kerja.
Lingkungan kerja yang
berpengaruh pada semangat
kerja.
52a. Upah salah satu menjadi
faktor penting dalam bekerja
Prinsip dalam bekerja. Orientasi instrumental.
Aspek makna kerja.
53. Tidak mengikuti MPP karena
tanggungjawab pekerjaan
yang belum terselesaikan.
Keputusan untuk tetap
bekerja.
Sentralisasi kerja.
65. Jarang mengambil cuti
karena memiliki kedekatan
dengan rekan kerjanya.
Memiliki hubungan yang
dekat dengan lingkungan
kerja.
Relasi interpersonal.
68. Tidak ingin mengambil
resiko besar dan tidak
memiliki pencapaian kerja
yang tinggi, karena sudah
akan memasuki masa
pensiun.
Aktualisasi diri. Orientasi intrinsik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
56. Memberikan teguran kepada
rekan kerja dengan cara yang
baik dan sambil bercanda.
Memberikan teguran dengan
cara yang tepat.
Tugas saat bekerja.
Deskripsi kerja. 57a. Memiliki tanggung jawab
yang tidak penuh karena
tidak dilantik secara resmi.
Tanggung jawab yang tidak
penuh dalam bekerja.
Pengalaman kerja.
78. Arti kerja sebagai perintah
dan sebagai keinginan
pribadi. Pandangan terhadap
pekerjaan. Makna kerja. Pemaknaan kerja.
79. Memaknai kerja sebagai
perintah dengan menaati
aturan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN 5
VERBATIM
ATASAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
No. Verbatim
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Bisa dimulai ya pak. Selamat pagi pak A. Sudah berapa lama pak A
kenal pak W?
Saya kenal dia sebagai bagian dari tim itu sejak bulan april 2016, saya
pindahan dari sleman.
Seberapa dekat Pak A dengan pak W?
Sangat dekat sangat dekat, karena dia merupakan koordinator berkas
permohonan yang akan diselesaikan yang akan langsung diserahkan ke
saya, jadi dia itu adalah kendali mutu.
Bisa diceritakan apa yang bapak ketahui tentang pak W?
Pak W orangnya tanggung jawab, disiplin, maksudnya pulangnya pun
setelah wajib kantor jam 4 dan kadang-kadang jam 5 baru pulang.
Bekerjanya bagus, kemudian dedikasinya terhadap kantor bagus,
loyalitasnya tinggi, dan tekun.
Terus apakah pak W ditunjuk sebagai petugas ukur pak?
Ya betul.
Apakah itu melewati proses pelantikan atau penunjukkan saja?
Eee, berdasarkan analisa kebutuhan pekerjaan, jadi pak W memiliki
kompetensi dibidang itu, dan dia memiliki teknik-teknik mengenai
pengukuran yang cermat dan dia bisa komputer dan buka data. Jika ada
masalah dia bisa membantu menganalisis dan memberikan alternatif
solusi.
Sejauh mana bapak mengetahui kondisi fisiknya pak W? Kan
sebentar lagi akan pensiun.
Kalau yang saya lihat dikeseharian, saya melihat dia sehat-sehat saja
belum pernah saya melihat dia sakit, bahkan sakit pilek pun saya belum
pernah melihat. Dengan godaan cuaca yang sekarang perubahan panas
dingin dan beliau cukup sehat, belum pernah saya melihat dia sakit,
rokoknya pun juga kuat, jadi belum ada penurunan kesehatan kalau saya
lihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Terus kalau kondisi emosinya? Mungkin bisa dilihat dari ketika
menyelesaikan tugas.
Eee, yang jelas kalau saya lihat selama ini dia tidak pernah emosinya naik,
dia sabar kalau ada adik-adik mahasiswa yang sedang belajar. Kadang-
kadang kita dapat tugas dari pimpinan untuk memberikan kesempatan
pada adik-adik mahasiswa untuk PKL. Pak W kalau menjelaskan sangat
detail, tekun, dan berusaha untuk membuat orang menjadi mengerti
terhadap materi yang ingin disampaikan, saya kira mungkin itu.
Kalau kesehariannya dikantor seperti apa pak W?
Sama dengan pegawai yang lain, datang sebelum apel dia ngobrol dulu,
sosialisasi, minum-minum teh dulu, duduk-duduk dikantin, dan dia
bergaulnya tidak cuma di satu seksi saja dan juga dengan teman-teman dari
seksi yang lain akrab, dan dia juga punya jiwa sosial yang cukup tinggi
dan selalu membantu.
Ada perbandingannya gak pak, kira-kira bapak tahu tidak sebelum
akan mendekati pensiun kinerjanya seperti apa?
Kalau beberapa bulan terakhir ini adalah semakin giat. Indikatornya
sederhana ternyata produk penyelesaian kita dibanding dengan
permohonan yang masuk, itu jauh lebih tinggi produk penyelesaian dan
trendnya naik terus. Contoh terakhir di 2 bulan terakhir ini ya, dibulan
September kita jauh melampaui dari permohonan yang masuk. Dibulan
Oktober juga kemarin sama naik terus trendnya. Padahal pak W satu-
satunya koordinator dan tidak ada koordinator lain, jadi kita bisa melihat
bahwa memang kinerja dia justru malah semakin meningkat.
Sejauh ini bapak kenal pak W itu sosok yang disiplin atau suka
mangkir kerja?
Pak W belum pernah bolos, disiplinnya tinggi, malahan dedikasinya
bagus, loyalitas terhadap pekerjaan menurut saya termasuk baik.
Tadi dikatakan di awal, pak W itu suka menolong pak, ketika ada
teman-teman yang ini dia suka menolong teman-temannya. Itu seperti
apa pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
Tadi sudah sedikit saya sampaikan bahwa pak W orangnya selalu siap
ketika diminta tolong, contohnya tadi untuk menjelaskan kepada adik-adik
mahasiswa supaya mereka mengerti. Kemudian ketika ada teman yang
punya masalah dia libatkan kita untuk bagaimana menyelesaikan masalah
itu, juga jika pemohon yang datang punya masalah atau ingin penjelasan
mengenai sesuatu, dia menjelaskan secara detail atau melebihi yang
diinginkan malahan. Jadi kalau menurut saya dia memberikan diatas
harapan dari yang dibantu.
Bapak sejauh ini tau tidak persiapan pensiun yang sudah pak W
lakukan? Kan sebentar lagi akan pensiun, pernah memperhatikan
pak?
Pernah sih sambil lalu, tapi saya kira tidak terlalu serius, kalau menjelang
pensiun, persiapan pensiunnya kemarin ingin membantu menyelesaikan
masalah tanah diwilayahnya, kemungkinan juga dia akan membantu
penyelesaian kita punya program kerja strategis, penyelesaian masalah
sebanyak 5100 dia juga ikut didalamnya. Jadi justru malah kinerja dia
menjelang pensiun banyak fariasi banyak yang di inginkan, jadi saya kira
menjelang pensiun dan pada saat dia pensiun dia tetap akan sudah punya
alternatif yang dibutuhkan.
Kalau usaha-usaha gitu pernah cerita nggak pak?
Belum, kalau usaha diluar pekerjaan ini kayaknya saya belum pernah
mendengar, cuman kegiatan-kegiatan yang kebetulan kalau pensiun
kegiatan seperti Pak B ini. Itu selalu mempunyai kegiatan yang
berhubungan untuk membantu masyarakat dalam penyelesaian sertifikasi,
karena itu kompetensinya. Dan juga mungkin karena dia tinggal di kota,
dia mungkin bergeraknya dibidang seperti itu. Agak berbeda kalau teman
kita yang dia tinggalnya didaerah pertanian atau perikanan, kolam ikan dan
sebagainya. Tapi yang saya tahu, teman-teman yang dari BPN pensiunnya
mereka sudah punya bayangan melakukan apa sudah. Maka diakhir
menjelang pensiun, kinerjanya malah naik. Jadi tadi sudah saya
sampaikan, pak W satu-satunya koordinator yang ada, saya tidak punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
koordinator lain, tapi produk penyelesaian kita itu lebih tinggi dari pada
permohonan yang masuk.
Terus kalau masalah ini, hak dan kewajiban itu, apakah pernah
bapak memperhatikan pak W ada untuk mencari tambahan dan
sebagainya?
Kita semua itu sudah diatur oleh semua aturan, kemudian kalau ada
pekerjaan tambahan, itu tambahan yang berasal dari kegiatan dikantor dan
dia terlibat sih. Misalnya updateing peta, ada nilai-nilai tambahan ya yang
juga ada hak-hak yang di terima, dengan dia sudah melakukan kewajiban-
kewajiban dan kita memberikan kesempatan kepada teman-teman yang
mau melaksanakan kegiatan-kegiatan dari anggaran yang ada. Jadi bukan
kegiatan pokoknya dia sebagai pengendali mutu, tapi dia juga punya
kegiatan proses updateing peta dan itu ada kontribusi finansialnya yang
resmi. Kalau diluar itu kebetulan pada saat ini ditanyakan kita suda masuk
ke dalam pengertian zona integritas, wilayah bebas korupsi, wilayah
birokrasi bersih melayani, jadi saya kira tidak ada.
Kalau prinsip-prinsip kerja itu, sejauh mana bapak mengenal pak W,
kemudian apa saja sih prinsip-prinsip kerja yang pak W miliki?
Kalau prinsip kerja yang saya liat dari dia itu dia menyelesaikan tugas itu
harus sampai tuntas, sebagai manusia memang kadang-kadang ada
kurangnya, tapi saya kira itu tidak terlalu signifikan kalau saya kasih
kekurangan-kekurangan dia, karena itu yang sepele-sepele saja. Wajar lah
kalau manusia tidak teliti dalam hal tertentu ya, tidak selalu.
Terus ee, apakah di menjelang pensiun ini pak W itu tambah tegas
dengan teman-temannya, ketika pekerjaan teman-temannya harus
disetorkan pada di luar deadline seperti itu, apakah pak W orangnya
tambah tegas atau seperti apa pak?
Pak W orangnya penuh toleransi, jadi ya itu dia, toleransinya sangat besar
jadi kadang-kadang malah tidak terlihat tegasnya sih.
Bapak tahu alasanya pak W tidak mengambil MPP?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
Saya kira semua pegawai PNS selama dia masih merasa dia punya tugas
dikantor jarang sekali yang mengambil masa persiapan pensiun.
Sepanjang yang saya tahu malah saya belum pernah dengar ada teman
yang mengambil MPP. Artinya setahun sebelumnya dia sudah bebas
walaupun haknya masih tetap, tapi kewajibannya dia sudah diberikan
kesempatan untuk mempersiapkan diri menjelang pensiun. Teman-teman
di BPN kelihatanya karena mungkin penuh dengan kegiatan mereka malah
lebih fokus kepada pekerjaan dikantor, bahkan kayaknya lebih giat lagi.
Jadi seperti itulah, entah ini fenomena atau bukan atau eee anomali atau
bukan, tapi memang kalau di BPN seperti itu. Saya juga kurang tau kalau
di instansi lain. Karena banyaknya kegiatan kadang-kadang kalau juga
masih butuh “pak W pensiunnya nanti dulu ya” misalnya, ya itu seperti itu
lah. Dan dia merasa ada yang harus dia kerjakan dan itu baik dan dia
langsung semangat juga.
Masih ada pekerjaan terus memilih untuk tetap bekerja gitu ya?
Dan mungkin dari pihak kantor pun juga selama masih ada yang bisa
mengerjakan mungkin dipakai terus, bahkan jangankan mau pensiun untuk
MPP, sudah pensiunpun kadang-kadang juga masih diberikan pekerjaan,
jadi seperti itu lah, maka tadi saya bilang teman-teman di BPN itu jarang
yang beralih profesi, karena mereka basicnya untuk pekerjaan.
Karen trackrecordnya bagus dikasi pekerjaan?
Yaaa tanggungjawabnya ada. Contohnya ada bapak M itu sudah pensiun,
tetapi dia masih membantu. Pak Y yang di arsip itu, dia juga masih
membantu, karena dia dibutuhkan oleh kantor.
Oke terimakasih pak sudah bersedia diwawancarai dan memberikan
konfirmasi tentang pak W, terimakasih matur nuwun.
Yakk oke mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
No Satuan Makna Transformasi 1 Transformasi 2
1 Bisa dimulai ya pak.
Selamat pagi pak A. Sudah
berapa lama pak A kenal
pak W?
Saya kenal dia sebagai bagian
dari tim itu sejak bulan april
2016, saya pindahan dari
sleman.
Pak A kenal dengan
Pak W sejak bulan
april tahun 2016.
Pak A mengenal
informan sejak
bulan april tahun
2016.
2 Seberapa dekat Pak A
dengan pak W?
Sangat dekat sangat dekat,
karena dia merupakan
koordinator berkas
permohonan yang akan
diselesaikan yang akan
langsung diserahkan ke saya,
jadi dia itu adalah kendali
mutu.
Pak A sangat dekat
dengan Pak W
karena merupakan
koordinator saya
dan sebagai kendali
mutu berkas.
Pak A mengatakan
bahwa sangat dekat
dengan informan,
karena informan
adalah koordinator
dan sebagai
pengendali mutu
berkas.
3 Bisa diceritakan apa yang
bapak ketahui tentang pak
W?
Pak W orangnya
tanggungjawab, disiplin,
maksudnya pulangnya pun
setelah wajib kantor jam 4
dan kadang-kadang jam 5
baru pulang.
Pak W adalah orang
yang
tanggungjawab,
disiplin dan tepat
waktu ketika akan
bekerja.
Menurut Pak A,
informan adalah
orang yang
tanggungjawab dan
tepat waktu ketika
akan bekerja.
4 Bekerjanya bagus, kemudian
dedikasinya terhadap kantor
Pak W memiliki
dedikasi dan
Pak A mengatakan
bahwa informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
bagus, loyalitasnya tinggi,
dan tekun.
loyalitas yang
tergolong bagus
dikantor dan Pak W
orang yang tekun.
memiliki dedikasi
dan loyalitas yang
tergolong bagus
dikantor dan
informan termasuk
orang yang tekun.
5 Apakah itu melewati proses
pelantikan atau
penunjukkan saja?
Eee, berdasarkan analisa
kebutuhan pekerjaan, jadi pak
W memiliki kompetensi
dibidang itu, dan dia memiliki
teknik-teknik mengenai
pengukuran yang cermat dan
dia bisa komputer dan buka
data.
Pak A menunjuk
Pak W sebagai
koordinator karena
Pak W memiliki
kompetensi yang
bagus dalam bidang
pengukuran,
cermat, dan bisa
menggunakan
komputer.
Pak A menunjuk
informan menjadi
koordinator, karena
informan
mempunyai
kompetensi yang
bagus dalam bidang
pengukuran,
cermat, dan
informan juga bisa
menggunakan
computer.
6 Jika ada masalah dia bisa
membantu menganalisis dan
memberikan alternatif solusi.
Jika ada masalah
dikantor Pak W
mencoba membantu
dan memberikan
alternatif solusi.
Pak A mengatakan
bahwa jika ada
masalah dikantor
informan mencoba
untuk memabntu
dan memberikan
solusi.
7 Sejauh mana bapak
mengetahui kondisi
fisiknya pak W? Kan
sebentar lagi akan pensiun.
Pak A melihat
kondisi fisik pak W
yang sehat-sehat
saja dan belum
pernah sakit, sakit
Pak A mengatakan
bahwa kondisi fisik
informan sehat-
sehat saja sejauh
ini, belum pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Kalau yang saya lihat
dikeseharian, Saya melihat
dia sehat-sehat saja belum
pernah saya melihat dia sakit,
bahkan sakit pilek pun saya
belum pernah melihat.
Dengan godaan cuaca yang
sekarang perubahan panas
dingin dan beliau cukup
sehat, belum pernah saya
melihat dia sakit, rokoknya
pun juga kuat, jadi belum ada
penurunan kesehatan kalau
saya lihat.
pilek pun belum
pernah, dan
rokoknya kuat.
flu, dan padahal
informan juga
perokok.
8 Terus kalau kondisi
emosinya? Mungkin bisa
dilihat dari ketika
menyelesaikan tugas.
Eee, yang jelas kalau saya
lihat selama ini dia tidak
pernah emosinya naik, dia
sabar kalau ada adik-adik
mahasiswa yang sedang
belajar. Kadang-kadang kita
dapat tugas dari pimpinan
untuk memberikan
kesempatan pada adik-adik
mahasiswa untuk PKL. Pak
W kalau menjelaskan sangat
detail, tekun, dan berusaha
untuk membuat orang
Pak A melihat Pak
W tidak pernah
emosi ketika
menangani
mahasiswa yang
sedang PKL. Pak W
menjelaskan kepada
mahasiswa PKL
sangat detail, tekun,
dan berusaha
membuat mereka
menjadi mengerti
terhadap materi
yang disampaikan.
Pak A mengatakan
bahwa informan
tidak pernah emosi
ketika menangani
mahasiswa PKL.
Informan
memberikan
penjelasan kepada
mahasiswa PKL
secara detail dan
tekun, agar mereka
mengerti dengan
materi yang
disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
menjadi mengerti terhadap
materi yang ingin
disampaikan, saya kira
mungkin itu.
9 Kalau kesehariannya
dikantor seperti apa pak
W?
Sama dengan pegawai yang
lain, datang sebelum apel dia
ngobrol dulu, sosialisasi,
minum-minum teh dulu,
duduk-duduk dikantin.
Pak A
mengungkapkan
bahwa keseharian
Pak W sama
dengan pegawai
yang lainnya.
Sebelum apel pagi
biasanya Pak W
ngobrol,
bersosialisasi,
minum teh, dan
duduk-duduk di
kantin.
Pak A mengatakan
bahwa keseharian
informan sama
seperti pegawai
yang lainnya.
Sebelum apel pagi
pasti berbincang-
bincang dengan
teman kerja, dan
minum teh.
10 dan dia bergaulnya tidak
cuma di satu seksi saja dan
juga dengan teman-teman
dari seksi yang lain akrab,
Pak W tidak hanya
bergaul denga satu
seksi saja, tetapi
bergaul dengan
seksi lainnya.
Menurut Pak A,
informan tidak
hanya bergaul di
satu seksi
melainkan banyak
seksi.
11 dan dia juga punya jiwa sosial
yang cukup tinggi dan selalu
membantu.
Pak W mempunyai
jiwa sosial tinggi
dan suka membantu
orang lain.
Menurut Pak A,
informan juga
memiliki jiwa
sosial yang tinggi
dan suka
membantu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
12 Ada perbandingannya gak
pak, kirakira bapak tahu
tidak sebelum akan
mendekati pensiun
kinerjanya seperti apa?
Kalau beberapa bulan
terakhir ini adalah semakin
giat. Indikatornya sederhana
ternyata produk penyelesaian
kita dibanding dengan
permohonan yang masuk, itu
jauh lebih tinggi produk
penyelesaian dan trendnya
naik terus. Contoh terakhir di
2 bulan terakhir ini ya,
dibulan September kita jauh
melampaui dari permohonan
yang masuk. Dibulan
Oktober juga kemarin sama
naik terus trendnya. Padahal
pak W satu-satunya
koordinator dan tidak ada
koordinator lain, jadi kita bisa
melihat bahwa memang
kinerja dia justru malah
semakin meningkat.
Pak A mengatakan
bahwa Pak W
beberapa bulan ini
semakin giat. Bisa
dilihat dari produk
penyelesaian
dengan
permohonan surat
yang masuk lebih
tingg produk
penyelesaian.
Padahal Pak W
adalah satu-satunya
koordinator yang
dipunya diseksinya.
Jadi bisa dilihat
bahwa kinerja Pak
W justru malah
semakin meningkat.
Pak A mengatakan
bahwa informan
beberapa bulai ini
semakin giat, hal
ini terlihat dari
lebih banyaknya
penyelesaian
produk daripada
permohonan surat
yang masuk.
Padahal informan
satu-satunya
koordinator di
seksinya. Kinerja
informan justru
semakin meningkat.
13 Sejauh ini bapak kenal pak
W itu sosok yang disiplin
atau suka mangkir kerja?
Pak W belum pernah bolos,
disiplinnya tinggi, malahan
Pak A mengatakan
bahwa Pak W
belum pernah bolos
kerja, Pak W
memiliki disiplin
Pak A mengatakan
bahwa sejauh ini
informan belum
pernah membolos.
Informan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
dedikasinya bagus, loyalitas
terhadap pekerjaan menurut
saya termasuk baik.
yang tinggi,
dedikasi dan
loyalitas yang baik.
kedisiplinan yang
tinggi, dedikasi,
dan loyalitas yang
baik.
14 Tadi dikatakan di awal, pak
W itu suka menolong pak,
ketika ada teman-teman
yang ini dia suka menolong
teman-temannya. Itu
seperti apa pak?
Tadi sudah sedikit saya
sampaikan bahwa pak W
orangnya selalu siap ketika
diminta tolong, contohnya
tadi untuk menjelaskan
kepada adik-adik mahasiswa
supaya mereka mengerti.
Kemudian ketika ada teman
yang punya masalah dia
libatkan kita untuk
bagaimana menyelesaikan
masalah itu, juga jika
pemohon yang datang punya
masalah atau ingin penjelasan
mengenai sesuatu, dia
menjelaskan secara detail
atau melebihi yang
diinginkan malahan. Jadi
kalau menurut saya dia
memberikan diatas harapan
dari yang dibantu.
Pak A mengatakan
bahwa Pak W itu
adalah orang yang
selalu siap ketika
diminta tolong,
contohnya tadi
ketika ada
mahasiswa PKL
dan Pak W harus
menjelaskan supaya
mengerti. Kemudia
ketika ada teman
yang memiliki
masalah atau klien
yang kurang
paham, Pak W pasti
menjelaskan secara
detail dan bahkan
melebihi yang
diinginkan.
Pak A mengatakan
bahwa informan
orang yang selalu
siap ketika dimintai
tolong. Contohnya
ketika ada
mahasiswa PKL.
Informan harus
menjelaskan secara
deatil supaya para
mahasiswa
mengerti. Dan
ketika ada teman
atau klien memilik
masalah, informan
mencoba untuk
membantu
menjelaskan secara
detail dan bahkan
melebihi apa yang
diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
15 Bapak sejauh ini tau tidak
persiapan pensiun yang
sudah pak W lakukan? Kan
sebentar lagi akan pensiun,
pernah memperhatikan
pak?
Pernah sih sambil lalu, tapi
saya kira tidak terlalu serius,
kalau menjelang pensiun,
persiapan pensiunnya
kemarin ingin membantu
menyelesaikan masalah tanah
diwilayahnya, kemungkinan
juga dia akan membantu
penyelesaian kita punya
program kerja strategis,
penyelesaian masalah
sebanyak 5100 dia juga ikut
didalamnya. Jadi justru malah
kinerja dia menjelang pensiun
banyak variasi banyak yang
di inginkan, jadi saya kira
menjelang pensiun dan pada
saat dia pensiun dia tetap
akan sudah punya alternatif
yang dibutuhkan.
Pak A menyatakan
kalau persiapan
pensiun yang sudah
disiapkan Pak W
adalah dengan
membantu
menyelesaikan
masalah tanah di
wilayah Pak W dan
juga Pak W
kemungkinan akan
membantu
menyelesaikan
program kerja
strategis sebanyak
5100 data. Jadi
malah ketika
menjelang pensiun
Pak W memiliki
variasi pekerjaan
yang banyak.
Pak A mengatakan
bahwa informan
mempersiapkan
pensiun dengan
membantu
menyelesaikan
masalah tanah yang
ada di wilayahnya
dan informan
kemungkinan akan
membantu
menyelesaikan
masalah program
kerja strategis. Jadi
menjelang pensiun
informan memiliki
variasi pekerjaan.
16 Kalau usaha-usaha gitu
pernah cerita nggak pak?
Belum, kalau usaha diluar
pekerjaan ini kayaknya saya
belum pernah mendengar,
Pak A mengatakan
bahwa belum
pernah dengar
mengenai usaha-
usaha yang akan
Pak A mengatakan
belum pernah
mendengar kalau
informan akan
membuka usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
cuman kegiatan-kegiatan
yang kebetulan kalau pensiun
kegiatan seperti Pak B ini. Itu
selalu mempunyai kegiatan
yang berhubungan untuk
membantu masyarakat dalam
penyelesaian sertifikasi,
karena itu kompetensinya.
Dan juga mungkin karena dia
tinggal di kota, dia mungkin
bergeraknya dibidang seperti
itu. Agak berbeda kalau
teman kita yang dia
tinggalnya didaerah pertanian
atau perikanan, kolam ikan
dan sebagainya. Tapi yang
saya tahu, teman-teman yang
dari BPN pensiunnya mereka
sudah punya bayangan
melakukan apa sudah. Maka
diakhir menjelang pensiun,
kinerjanya malah naik. Jadi
tadi sudah saya sampaikan,
pak W satu-satunya
koordinator yang ada, saya
tidak punya koordinator lain,
tapi produk penyelesaian kita
itu lebih tinggi dari pada
permohonan yang masuk.
dirintis Pak W
menjelang pensiun,
untuk kegiatannya
saat pensiun. Tetapi
menurut Pak A, Pak
W mempunyai
kegiatan yang
berhubungan
membantu
masyarakat dalam
hal sertifikasi tanah.
Tetapi kebanyakan
pensiunan BPN
pasti sudah punya
bayangan ketika
pensiun akan
melakukan apa.
ketika sudah akan
pensiun. Tetapi
menurut Pak A,
informan memiliki
kegiatan yang
berhubungan
dengan membantu
masyarakat dalam
hal sertifikasi tanah.
17 Terus kalau masalah ini,
hak dan kewajiban itu,
Pak A mengatakan
bahwa Pak W
Pak A mengatakan
bahwa informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
apakah pernah bapak
memperhatikan pak W ada
untuk mencari tambahan
dan sebagainya?
Kita semua itu sudah diatur
oleh semua aturan, kemudian
kalau ada pekerjaan
tambahan, itu tambahan yang
berasal dari kegiatan dikantor
dan dia terlibat sih. Misalnya
updateing peta, ada nilai-nilai
tambahan ya yang juga ada
hak-hak yang di terima,
dengan dia sudah melakukan
kewajiban-kewajiban dan
kita memberikan kesempatan
kepada teman-teman yang
mau melaksanakan kegiatan-
kegiatan dari anggaran yang
ada. Jadi bukan kegiatan
pokoknya dia sebagai
pengendali mutu, tapi dia
juga punya kegiatan proses
updateing peta dan itu ada
kontribusi finansialnya yang
resmi. Kalau diluar itu
kebetulan pada saat ini
ditanyakan kita suda masuk
ke dalam pengertian zona
integritas, wilayah bebas
korupsi, wilayah birokrasi
mendapat tambahan
pekerjaan dan
otomatis mendapat
gaji tambahan yang
berasal dari
kegiatan kantor
seperti updateing
peta. Kalau diluar
itu Pak A
menegaskan bahwa
instansi ini bebas
korupsi dan sudah
masuk zona
integritas, dan
wilayah birokrasi
bersih melayani.
mendapat tambahan
pekerjaan dan
otomatis mendapat
gaji tambahan dari
kegiatan updateing
peta. Kalau diluar
kantor Pak A
menegaskan bahwa
BPN sudah masuk
wilayah bebas
korupsi dan
wilayah birokrasi
bersih melayani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
bersih melayani, jadi saya
kira tidak ada.
18 Kalau prinsip-prinsip kerja
itu, sejauh mana bapak
mengenal pak W, kemudian
apa saja sih prinsip-prinsip
kerja yang pak W miliki?
Kalau prinsip kerja yang saya
liat dari dia itu dia
menyelesaikan tugas itu harus
sampai tuntas,
Pak A melihat
prinsip kerja Pak W
adalah
menyelesaikan
tugas dengan
tuntas.
Pak A mengatakan
bahwa prnisip kerja
informan adalah
menyelesaikan
tugas harus secara
tuntas.
19 sebagai manusia memang
kadang-kadang ada
kurangnya, tapi saya kira itu
tidak terlalu signifikan kalau
saya kasih kekurangan-
kekurangan dia, karena itu
yang sepele-sepele saja.
Wajar lah kalau manusia
tidak teliti dalam hal tertentu
ya, tidak selalu.
Menurut Pak A
setiap manusia
memiliki
kekurangan, tetapi
kekurangan Pak W
tidak berpengaruh
siginifikan terhadap
pekerjaan, dan Pak
W kadang kurang
teliti dalam hal
tertentu.
Menurut Pak A
kekurangan yang
dimiliki informan
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pekerjaan.
Terkadan informan
juga kurang teliti
dalam hal tertentu.
20 Terus ee, apakah di
menjelang pensiun ini pak
W itu tambah tegas dengan
teman-temannya, ketika
pekerjaan teman-temannya
harus disetorkan pada di
luar deadline seperti itu,
apakah pak W orangnya
Menurut Pak A, pak
W orang yang
penuh toleransi dan
malah kadang-
kadang tidak
terlihat tegas.
Menurut Pak A,
informan orang
yang memiliki
toleransi yang
tinggi dan malah
terkadang tidak
terlihat tegas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
tambah tegas atau seperti
apa pak?
Pak W orangnya penuh
toleransi, jadi ya itu dia,
toleransinya sangat besar jadi
kadang-kadang malah tidak
terlihat tegasnya sih.
21 Bapak tahu alasanya pak W
tidak mengambil MPP?
Saya kira semua pegawai
PNS selama dia masih merasa
dia punya tugas dikantor
jarang sekali yang mengambil
masa persiapan pensiun.
Sepanjang yang saya tahu
malah saya belum pernah
dengar ada teman yang
mengambil MPP. Artinya
setahun sebelumnya dia
sudah bebas walaupun
haknya masih tetap, tapi
kewajibannya dia sudah
diberikan kesempatan untuk
mempersiapkan diri
menjelang pensiun. Teman-
teman di BPN kelihatanya
karena mungkin penuh
dengan kegiatan mereka
malah lebih fokus kepada
pekerjaan dikantor, bahkan
kayaknya lebih giat lagi. Jadi
Pak A menjelaskan
alasan mengapa Pak
W tidak mengambil
MPP karena di
BPN sendiri banyak
kegiatan dan lebih
memilih fokus pada
pekerjaan dikantor,
dan kayaknya
tambah giat.
Pak A menjelaskan
alasan informan
tidak mengambil
MPP dikarenakan
di BPN sendiri
banyak kegiatain
dan informan lebih
memilih fokus pada
pekerjaan dikantor
dan sepertinya
informan tambah
giat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
seperti itulah, entah ini
fenomena atau bukan atau eee
anomali atau bukan, tapi
memang kalau di BPN seperti
itu. Saya juga kurang tau
kalau di instansi lain. Karena
banyaknya kegiatan kadang-
kadang kalau juga masih
butuh “pak W pensiunnya
nanti dulu ya” misalnya, ya
itu seperti itu lah. Dan dia
merasa ada yang harus dia
kerjakan dan itu baik dan dia
langsung semangat juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
LAMPIRAN 6
ANALISIS
ATASAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
No. Transformasi 2 Kode Sub-Kategori Kategori Tema
1. Pak A mengenal informan
sejak bulan april tahun 2016.
Mengenal informan
sejak bulan april
2016.
- - -
7. Pak A mengatakan bahwa
kondisi fisik informan sehat-
sehat saja sejauh ini, belum
pernah flu, dan padahal
informan juga perokok.
Informan memiliki
kondisi yang sehat.
Kondisi fisik yang
baik.
Diri sehat. Kondisi menjelang
pensiun.
8. Pak A mengatakan bahwa
informan tidak pernah emosi
ketika menangani
mahasiswa PKL. Informan
memberikan penjelasan
Informan memiliki
kondisi emosi yang
baik saat menangani
mahasiswa.
Kondisi emosi yang
baik.
Emosi yang sehat. Kondisi menjelang
pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
kepada mahasiswa PKL
secara detail dan tekun, agar
mereka mengerti dengan
materi yang disampaikan.
15. Pak A mengatakan bahwa
informan mempersiapkan
pensiun dengan membantu
menyelesaikan masalah
tanah yang ada di
wilayahnya dan informan
kemungkinan akan
membantu menyelesaikan
masalah program kerja
strategis. Jadi menjelang
Informan
mempersiapkan
pensiun dengan
membantu
menyelesaikan
permasalahan
diwilayahnya dan
membantu
menyelesaikan
Membantu
lingkungan
masyarakat dan
lingkungan kerja.
Usaha mempersiapkan
pensiun.
Kondisi menjelang
pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
pensiun informan memiliki
variasi pekerjaan.
program kerja
strategis.
16. Pak A mengatakan belum
pernah mendengar kalau
informan akan membuka
usaha ketika sudah akan
pensiun. Tetapi menurut Pak
A, informan memiliki
kegiatan yang berhubungan
dengan membantu
masyarakat dalam hal
sertifikasi tanah.
Belum pernah
mendengar bila akan
membuka usaha
dagang.
Tidak mengetahui
rencana pensiun
yang berkaitan
dengan berdagang.
Usaha mempersiapkan
pensiun.
Kondisi menjelang
pensiun.
21. Pak A menjelaskan alasan
informan tidak mengambil
Informan tidak
mengambil MPP
Banyaknya
pekerjaan dikantor
Alasan tidak
mengambil MPP.
Kondisi menjelang
pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
MPP dikarenakan di BPN
sendiri banyak kegiatain dan
informan lebih memilih
fokus pada pekerjaan
dikantor dan sepertinya
informan tambah giat.
karena masih banyak
pekerjaan dikantor.
9. Pak A mengatakan bahwa
keseharian informan sama
seperti pegawai yang
lainnya. Sebelum apel pagi
pasti berbincang-bincang
dengan teman kerja, dan
minum teh.
Informan senang
bersosialisasi dengan
rekan-rekan kerjanya.
Senang
bersosialisasi.
Relasi interpersonal. Aspek-aspek makna
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
10. Menurut Pak A, informan
tidak hanya bergaul di satu
seksi melainkan banyak
seksi.
Informan bergaul
dengan siap saja.
Memiliki banyak
relasi.
Relasi interpersonal. Aspek-aspek makna
kerja.
2. Pak A mengatakan bahwa
sangat dekat dengan
informan, karena informan
adalah koordinator dan
sebagai pengendali mutu
berkas.
Sangat dekat dengan
informan, karena
informan adalah
koordinator
pengendali mutu
berkas.
Memiliki hubungan
yang dekat.
Relasi interpersonal. Aspek-aspek makna
kerja.
Jabatan kerja. Pengalaman kerja. Pengalaman kerja.
3. Menurut Pak A, informan
adalah orang yang
tanggungjawab dan tepat
waktu ketika akan bekerja.
Informan adalah
orang yang tanggung
jawab dan tepat
waktu.
Orang yang
bertanggungjawab
dan tepat waktu.
Sentralisasi kerja. Aspek-aspek makna
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
4. Pak A mengatakan bahwa
informan memiliki dedikasi
dan loyalitas yang tergolong
bagus dikantor dan informan
termasuk orang yang tekun.
Informan memiliki
dedikasi dan loyalitas
yang tergolong baik
dan informan juga
tekun
Orang yang
memiliki dedikasi,
loyalitas, dan
tekun.
Sentralisasi kerja. Aspek-aspek makna
kerja.
5. Pak A menunjuk informan
menjadi koordinator, karena
informan mempunyai
kompetensi yang bagus
dalam bidang pengukuran,
cermat, dan informan juga
bisa menggunakan
komputer.
Informan memiliki
kompetensi yang
baik dalam bidang
pengukuran, cermat,
dan bisa
menggunakan
komputer.
Performansi kerja
yang baik.
Sentralisasi kerja. Aspek-aspek makna
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
12. Pak A mengatakan bahwa
informan beberapa bulai ini
semakin giat, hal ini terlihat
dari lebih banyaknya
penyelesaian produk
daripada permohonan surat
yang masuk. Padahal
informan satu-satunya
koordinator di seksinya.
Kinerja informan justru
semakin meningkat.
Informan beberapa
bulan ini semakin
giat dalam bekerja.
Performansi kerja
menjelang pensiun.
Sentralisasi Kerja. Aspek-aspek makna
kerja.
13. Pak A mengatakan bahwa
sejauh ini informan belum
pernah membolos. Informan
Informan belum
pernah membolos
dan cenderung
Profesional dalam
bekerja.
Sentralisasi kerja. Aspek-aspek makna
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
memiliki kedisiplinan yang
tinggi, dedikasi, dan
loyalitas yang baik.
disiplin, dedikasi,
dan loyalitas yang
bagus.
17. Pak A mengatakan bahwa
informan mendapat
tambahan pekerjaan dan
otomatis mendapat gaji
tambahan dari kegiatan
updateing peta. Kalau diluar
kantor Pak A menegaskan
bahwa BPN sudah masuk
wilayah bebas korupsi dan
wilayah birokrasi bersih
melayani.
Informan
mendapatkan
tambahan pekerjaan
dan gaji dari
pekerjaan lain.
Mendapat
pekerjaan dan gaji
tambahan.
Sentralisasi Kerja. Aspek-aspek makna
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
6. Pak A mengatakan bahwa
jika ada masalah dikantor
informan mencoba untuk
memabntu dan memberikan
solusi.
Ketika kantor ada
masalah informan
membantu dan
memberikan solusi.
Nilai kerja. Sumber makna kerja
dari dalam diri.
Sumber makna kerja.
11. Menurut Pak A, informan
juga memiliki jiwa sosial
yang tinggi dan suka
membantu.
Informan memiliki
jiwa sosial dan suka
membantu.
Nilai kerja. Sumber makna kerja
dari dalam diri.
Sumber makna kerja.
14. Pak A mengatakan bahwa
informan orang yang selalu
siap ketika dimintai tolong.
Contohnya ketika ada
mahasiswa PKL. Informan
Informan siap ketika
dimintai tolong dan
mencoba membantu
klien.
Nilai kerja. Sumber makna kerja
dari dalam diri.
Sumber makna kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
harus menjelaskan secara
deatil supaya para
mahasiswa mengerti. Dan
ketika ada teman atau klien
memilik masalah, informan
mencoba untuk membantu
menjelaskan secara detail
dan bahkan melebihi apa
yang diinginkan.
18. Pak A mengatakan bahwa
prnisip kerja informan
adalah menyelesaikan tugas
harus secara tuntas.
Prinsip kerja adalah
menyelesaikan tugas
harus secara tuntas.
Nilai kerja yang
dimiliki.
Sumber makna kerja
dari dalam diri.
Sumber makna kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
19. Menurut Pak A kekurangan
yang dimiliki informan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pekerjaan.
Terkadang informan juga
kurang teliti dalam hal
tertentu.
Informan kurang
teliti dalam hal
tertentu.
Kurangnya
ketelitian dalam hal
tertentu.
Kurang teliti. Kelemahan dalam
bekerja.
20. Menurut Pak A, informan
orang yang memiliki
toleransi yang tinggi dan
malah terkadang tidak
terlihat tegas.
Informan terkadang
kurang tegas.
Kurangnya
ketegasan dalam
menjalankan peran
jabatan.
Kurang tegas. Kelemahan dalam
bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
LAMPIRAN 7
VERBATIM
REKAN
KERJA
INFORMAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
No. Verbatim
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Oke pak, selamat siang Pak WK. Sudah berapa lama bapak mengenal
pak W?
Eee saya kenal beliau itu ya dah sekitar 7 tahunan lah mas. Saya pindahan
dari sleman ke kota itu tahun 2009 mas. Dulu pak W masih dibagian loket
mas, yang di depan itu lho mas, yang sibuk dewe. Itu, terus kenal akrab di
kantro jadi juru ukur terus apa itu mas? Pak W jadi koordinator petugas
ukur mas disini sampe sekarang.
Seberapa dekat pak WK dengan pak W? Maksudnya hubungan
pertemanannya.
Kalo dibilang dekat ya dekat mas, karena kan saya mejanya sebelahan terus
dari dulu. Eee gimana ya? Semenjak pak W masuk di bagian juru ukur saya
sudah mulai berteman baik dengan beliau. Orangnya juga enak diajak
ngobrol juga mas, seneng gojek juga mas heheh. Saya rasa pak W termasuk
orang yang aktif juga.
Ooo begitu ya pak, lalu pak WK bisa menceritakan apa yang bapak
ketahui tentang pak W?
Eee opo yo mas? Bingung saya…. Pak W itu orangnya ampuh mas, dia
gigih kalau bekerja, sampai diangkat sebagai koordinator juru ukur, terus
dia juga punya kompetensi di bidang itu mas, dia pinter ngukur juga, baca
peta diberkas dan lain sebagainya. Yang seperti saya bilang tadi to mas,
pak W itu seneng guyon mas. Kalau dikantor pas waktu jam makan siang
gitu kumpul sama temen-temen terus gojekan bareng, guyub pokoknya
mas.
Selain itu ada lagi nggak pak?
Eee opo yo? Pak W itu jujur mas, kalau ke kantor juga tepat waktu, jarang
bolos, soale dia orangnya seneng obah mas. Kalau meneng sedilit, diam
sebentar dia pasti bosen mas. Seneng nyambut gawe mas dan juga pak W
itu tipe orang yang tidak suka kesepian mas, maksudnya sukanya bareng-
bareng sama teman-teman mas, nggak pernah menyendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Nah kalau saya membahas masalah fisik kesehatan pak W, pak WK
tahu tidak kondisi fisik pak W akhir-akhir ini bagaimana?
Kalau pak W itu sehat mas, jarang sekali saya mengetahui kalau pak W itu
sakit, padahal ngerokok juga mas. Kalau sakit pasti kita rame-rame temen
kantor njenguk kerumahnya mas. Jarang, jarang sekali sakit mas. Apalagi
mau pensiun kayak gini to mas rawan kena penyakit, tapi beliau sehat
sampai sekarang.
Kalau kondisi emosinya seperti apa?
Kalau kondisi emosi pak W gak pernah marah mas orangnya, selalu sabar
mas kalau ngadepin orang. Kalau digojekin pun juga jarang marah mas
heheh… Sabar dan telaten mas.
Kan sebentar lagi pak W akan pensiun, ada dampaknya terhadap
emosi pak W mboten pak?
Apa ya maksudnya?
Jadi kalau orang yang mau pensiun itu cenderung emosinya kurang
stabil pak, nah pak?
Owalah gitu mas, jadi pak W itu santai orangnya, kalau ada apa-apa pasti
cerita sama saya. Tapi dia tidak pernah bercerita kalau menghadapai suatu
permasalahan saat akan pensiun mas. Jadi yaa menurut saya dia baik-baik
saja emosinya mas.
Kalau sehari-hari dikantor gitu apakah juga gak pernah diceritakan?
Yaaa mungkin nggak ya mas, karena semua orang itu punya ininya masing-
masing to ya. Sekiranya pengen diceritain ya pasti beliau cerita sama saya.
Saya juga agak sungkan kalau mau tanya, soale takut menyinggung atau
apa to mas.
Apa ada perbandingannya nggak pak antara dulu jauh sebelum
pensiun dan sekarang akan menghadapai pensiun kinerjanya seperti
apa pak?
Kalau saya lihat sih dari tahun lalu sampai sekarang itu pak W agak beda
mas, tambah sregep. Piye ya? Eee karena orangnya gigih itu tadi, dia itu
nggak pernah mbolos kerja, disiplin dalam bekerja, terus juga disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
dengan teman-teman yang lain masalah pekerjaan, karena dia koordinator
petugas ukur berkas tadi itu lho mas. Dan kantor kalau ada apa-apa juga
yang diutus juga pak W. Kemarin ada pelatihan pak W juga yang
diikutsertakan. Ada rapat juru ukur se DIY, pak W juga yang mewakili
kantor. Hebat mas dia, pintar dan tahu bagaimana memecahkan persoalan
yang rumit. Kalau dulu sih saya keliatnya masih santai-santai pas bekerja,
beda kaya sekarang mas. Apa mungkin ya nek orang mau pensiun itu kaya
gitu?
Yaa bisa jadi pak. Begitu ya pak. Kemudian ada lagi pak?
Eeeee sekarang dia juga orangnya cepat tanggap mas, kalau atasannya pak
A itu maunya seperti ini dan ndang di rampungke seperti itu, pasti langsung
saat itu juga diproses sama pak W. Teman-teman kerja yang kurang disiplin
langsung ditanyain sama dia dengan gojekan, tapi juga menyinggung
masalah kerja mas.
Kalau pak W itu tipe orang yang suka menolong nggka pak?
Yaa kalau dia jelas, apa lagi sama teman-temannya, pasti dia tolong mas.
Anak-anak mahasiswa PKL disini aja yang membimbing aja dia. Yaa kalau
sama semua terutama yang berkaitan sama dia seperti teman, atasannya
langsung itu pasti dia kalau sanggup menolong ya ditolong mas. Sesuai
kemampuan aja.
Pak W punya banyak teman nggih?
Waaa banyak mas, sampe semua kantor ini dia tau semua mas, kalau saya
belum tentu kenal dan tau mas, pak W itu orangnya jos mas. Dia juga
srawungnya bagus mas sama siapa saja, entah itu dengan kepala kantor dan
atasan yang lain. Dia juga dirumah kan sebagai ketua RT di desanya mas.
Jadi dikantor dan dilingkungan masyarakat saya rasa bergaul, cara
bergaulnya hebat dia. Komunikasinya bagus dengan masyarakat.
Nah kalau masalah pensiun lagi pak. Sejauh ini pak WK ngertos
mboten persiapan pensiun yang dilakukan pak W?
Yaa sambil ngobrol-ngobrol santai pas saya main kerumah, ya curhat.
Ngobrol-ngobrol sambil mbayangke kalau pengen buka usaha mas. Dia itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
orangnya pengen menekuni bidang lain mas. Contone pengen usaha mas,
berwirausaha tadi, tapi belum kepikiran mau usaha apa. Terus sama tugas-
tugas yang masih tersisa dikantor ya juga diselesaikan dikit-dikit sama dia
mas sebelum pensiun.
Bapak tahu tidak alasan pak W memilih untuk berwirausaha?
Opo yo mas? Yaa paling karena itu mas, ekonomi mungkin ya, kan uang
pensiun itu gak seberapa mas, udah nggak dapet tunjangan kinerja,
tunjangan ini itu, ya gitu lah mas. Jadi pengennya usaha buat tambah-
tambah penghasilan. Anaknya itu juga masih kecil lho mas. Bapaknya dah
mau pensiun anaknya baru SMA apa ya. Masih butuh biaya mas. Jadi wajar
to ya mas kalau pak W itu pengen punya usaha berwirausaha, supaya dapat
penghasilan dan untuk anak sehari-hari. Biasane to mas nek mau pensiun
itu kan merasa cemas masalah ekonomi, juga nek nggak njabat lagi terus
pengennya njabat itu terus sakit, terus komplikasi. Nah itu soale nggak
punya sambilan, pas sudah pensiun, kena syndrome pensiun itu mas, post
power syndrome. Kaya dulu ada atasan itu yang kaya gitu mas, akhirnya
gak lama setelah pensiun sakit-sakitan terus meninggal mas.
Oke pak, jadi begitu ya. Nah kalau masalah prinsip kerja pak. Pak
WK tau tidak prinsip apa saja yang pak W pakai saat bekerja.
Yaa yang jelas ketaatan, kegigihan tadi mas, kejujuran, toleransi pada
sesama. Tapi sebagai manusia juga ada kurangnya juga lho ya mas. Tapi
kekurangan pak W itu tidak terlalu serius dan tidak menghambat
pekerjaannya kok mas. Tetap lancar-lancar saja pekerjaannya.
Memang kurangnya pak W itu apa pak?
Yaaa saya jujur ya mas, pak W itu akhir-akhir ini sering lupa ngecek
kerjaan teman-temannya. Ya tapi itu bisa diatasi kok, biasanya saya atau
teman-teman yang lain mengingatkan pak W kalau sudah lupa begitu.
Sekarang beralih kepertanyaan berikutnya pak. Bapak tau kenapa
pak W tidak mengambil MPP? Padahal MPP itu kan mengurangi
resiki dalam bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
Kalau meurut saya pak W itu tidak mengambil MPP ya karena wajar mas.
Kalau nanti beliau mengambil MPP tidak akan dapat uang tunjangan lagi
mas. Wong MPP it utu hanya dapat gaji pokok saja lho, tunjangan tidak
dapat. Wajar kalau pak W tidak mengambil MMP. Karena dapat tunjangan
dan tunjangannya itu banyak mas, jadi lumayan mas. Saya kira seluruh
pegawai negeri sipil juga begitu semua mas. Pasti tidak mengambil MPP.
Lain hal nya kalau MPP itu kita diberi pelatihan mas. Kita dibekali
kreatifitas dan ada seminar kewirausahaan. Pasti saya kalo jadi pak W milih
ngambil MPP. Tapi berhubung realitanya seperti sekarang ini ya pasti lebih
memilih tidak mengambil MPP. Toh juga kalau ambil MPP juga mau
ngapai dirumah. Saya rasa karena pak W senengane tadi lho. Seneng obah
mas, gak seneng diam orangnya. Jadi pekerjaan sangat penting menurut
dia. Faktor lain juga ada mungkin mas, karena masih adanya pekerjaan
yang menumpuk juga dan harus pak W selesaikan. Supaya besok kalau
sudah benar-benar pensiun pak W nggak punya tanggungna, saya kira itu.
Oke kalau gitu, saya rasa cukup pak wawancara hari ini, terimakasih telah
membantu saya melengkapi informasi mengenai pak W.
No Satuan Makna Transformasi 1 Transformasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
1 Oke pak, selamat siang Pak
WK. Sudah berapa lama
bapak mengenal pak W?
Eee saya kenal beliau itu ya
dah sekitar 7 tahunan lah mas.
Saya pindahan dari sleman ke
kota itu tahun 2009 mas. Dulu
pak W masih dibagian loket
mas, yang di depan itu lho
mas, yang sibuk dewe. Itu,
terus kenal akrab di kantro
jadi juru ukur terus apa itu
mas? Pak W jadi koordinator
petugas ukur mas disini
sampe sekarang.
Pak WK mengenal
Pak W sudah
sekitar 7 tahun dan
Pak W menjadi
koordinator ukur
sampai sekarang.
Pak WK
mengatakan bahwa
sudah mengenal
informan selama 7
tahun dan informan
menjadi
koordinator.
2 Seberapa dekat pak WK
dengan pak W? Maksudnya
hubungan pertemanannya.
Kalo dibilang dekat ya dekat
mas, karena kan saya
mejanya sebelahan terus dari
dulu. Eee gimana ya?
Semenjak pak W masuk di
bagian juru ukur saya sudah
mulai berteman baik dengan
beliau. Orangnya juga enak
diajak ngobrol juga mas,
seneng gojek juga mas heheh.
Pak WK dekat
dengan Pak W
karena meja
kerjanya
bersebelahan.
Selain itu, Pak W
orangnya senang
berbincang-bincang
dan bercanda.
Pak WK
mengatakan bahwa
dirinya cukup dekat
dengan informan.
Selain itu, informan
orang yang suka
berbincang-bincang
dan bercanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
3 Saya rasa pak W termasuk
orang yang aktif juga.
Dan menurut Pak
WK, Pak W adalah
orang yang aktif.
Informan juga
termasuk orang
yang aktif.
4 Ooo begitu ya pak, lalu pak
WK bisa menceritakan apa
yang bapak ketahui tentang
pak W?
Eee opo yo mas? Bingung
saya…. Pak W itu orangnya
ampuh mas, dia gigih kalau
bekerja, sampai diangkat
sebagai koordinator juru
ukur, terus dia juga punya
kompetensi di bidang itu mas,
dia pinter ngukur juga, baca
peta diberkas dan lain
sebagainya.
Menurut Pak WK,
Pak W itu orangnya
gigih kalau bekerja,
sampai bisa
menjadi
koordinator,
kemudian
mempunyai
kompetensi
dibidang ukur, dan
bisa membaca peta
berkas.
Pak WK
mengatakan bahwa
informan adalah
orang yang gigih
dalam melakukan
pekerjaan, sehingga
akhirnya diangkat
menjadi
koordinator.
Informan memiliki
kompetensi dalam
bidang pengukuran
dan membaca peta.
Yang seperti saya bilang tadi
to mas, pak W itu seneng
guyon mas. Kalau dikantor
pas waktu jam makan siang
gitu kumpul sama temen-
temen terus gojekan bareng,
guyub pokoknya mas.
Pak WK bilang
bahwa Pak W suka
guyon dan ketika
makan siang
kumpul dengan
teman-teman dang
ojek bersama.
Pak WK
mengatakan bahwa
Pak W suka
bercanda bersama
rekan kerja ketika
makan siang
bersama.
5 Selain itu ada lagi nggak
pak?
Eee opo yo? Pak W itu jujur
mas, kalau ke kantor juga
tepat waktu, jarang bolos,
soale dia orangnya seneng
Pak W orang yang
jujur, tepat waktu,
dan jarang bolos
kerja. Karena Pak
W suka bekerja dan
Pak WK
mengatakan bahwa
informan orang
yang jujur, tepat
waktu, dan jarang
membolos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
obah mas. Kalau meneng
sedilit, diam sebentar dia
pasti bosen mas.
tidak suka untuk
diam saja.
6 Seneng nyambut gawe mas
dan juga pak W itu tipe orang
yang tidak suka kesepian
mas, maksudnya sukanya
bareng-bareng sama teman-
teman mas, nggak pernah
menyendiri.
Pak W adalah orang
yang tipenya suka
bersama-sama dan
tidak suka
menyendiri.
Pak WK
mengatakan bahwa
informan termasuk
tipe orang yang
tidak suka
menyendiri.
7 kalau saya membahas
masalah fisik kesehatan pak
W, pak WK tahu tidak
kondisi fisik pak W akhir-
akhir ini bagaimana?
Kalau pak W itu sehat mas,
jarang sekali saya mengetahui
kalau pak W itu sakit, padahal
ngerokok juga mas. Kalau
sakit pasti kita rame-rame
temen kantor njenguk
kerumahnya mas. Jarang,
jarang sekali sakit mas.
Apalagi mau pensiun kayak
gini to mas rawan kena
penyakit, tapi beliau sehat
sampai sekarang.
Kalau Pak W itu
sehat dan jarang
sakit. Pak W masih
sehat sampai
sekarang.
Pak WK
mengatakan bahwa
informan jarang
sakit dan memiliki
kondisi fisik yang
sehat sampai
sekarang.
8 Kalau kondisi emosinya
seperti apa?
Kalau kondisi
emosi Pak W
adalah orang yang
Pak WK
mengatakan bahwa
kondisi emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Kalau kondisi emosi pak W
gak pernah marah mas
orangnya, selalu sabar mas
kalau ngadepin orang. Kalau
digojekin pun juga jarang
marah mas heheh… Sabar
dan telaten mas.
tidak pernah marah,
selalu sabar, dan
telaten.
informan stabil dan
informan tidak
pernah marah,
selalu sabar, dan
bahkan telaten.
9 Kan sebentar lagi pak W
akan pensiun, ada
dampaknya terhadap emosi
pak W mboten pak?
Apa ya maksudnya?
Jadi kalau orang yang mau
pensiun itu cenderung
emosinya kurang stabil
pak, nah pak?
Owalah gitu mas, jadi pak W
itu santai orangnya, kalau ada
apa-apa pasti cerita sama
saya. Tapi dia tidak pernah
bercerita kalau menghadapai
suatu permasalahan saat akan
pensiun mas. Jadi yaa
menurut saya dia baik-baik
saja emosinya mas.
Pak W orang yang
santai. Tetapi Pak
W belum pernah
bercerita mengenai
masalah dalam
menghadapi masa
pensiun. Jadi
menurut Pak WK
emosi Pak W stabil.
Menurut Pak WK
informan orang
yang santai, tetapi
belum pernah cerita
mengenai masalah
masa pensiun. Jadi
menurut Pak WK,
informan memiliki
emosi yang stabil.
10 Kalau sehari-hari dikantor
gitu apakah juga gak
pernah diceritakan?
Yaaa mungkin nggak ya mas,
karena semua orang itu punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
ininya masing-masing to ya.
Sekiranya pengen diceritain
ya pasti beliau cerita sama
saya. Saya juga agak sungkan
kalau mau tanya, soale takut
menyinggung atau apa to
mas.
11 Apa ada perbandingannya
nggak pak antara dulu jauh
sebelum pensiun dan
sekarang akan
menghadapai pensiun
kinerjanya seperti apa pak?
Kalau saya lihat sih dari tahun
lalu sampai sekarang itu pak
W agak beda mas, tambah
sregep. Piye ya?
Pak W bertambah
rajin dalam bekerja
saat menjelang
pensiun.
Pak WK
mengatakan bahwa
saat menjelang
pensiun informan
bertambah rajin
dalam bekerja.
12 Eee karena orangnya gigih itu
tadi, dia itu nggak pernah
mbolos kerja, disiplin dalam
bekerja, terus juga disiplin
dengan teman-teman yang
lain masalah pekerjaan,
karena dia koordinator
petugas ukur berkas tadi itu
lho mas.
Pak W orangnya
gigih, tidak pernah
mbolos kerja, dan
disiplin dalam
bekerja.
Pak WK
mengatakan bahwa
informan orang
yang gigih, tidak
pernah membolos
kerja, dan disiplin
dalam bekerja.
13 Dan kantor kalau ada apa-apa
juga yang diutus juga pak W.
Kemari nada pelatihan pak W
juga yang diikutsertakan. Ada
Ketika kantor ada
apa-apa yang diutus
adalah Pak W. Ada
rapat Pak W juga
Pak WK
mengatakan bahwa
ketika kantor
diminta adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
rapat juru ukur se DIY, pk
waldiman juga yang
mewakili kantor. Hebat mas
dia, pintar dan tahu
bagaimana memecahkan
persoalan yang rumit. Kalau
dulu sih saya keliatnya masih
santai-santai pas bekerja,
beda kaya sekarang mas. Apa
mungkin ya nek orang mau
pensiun itu kaya gitu?
yang di utus, dan
hebatnya lagi
adalah Pak W
pintar memecahkan
persoalan yang
rumit.
pertemuan, pihak
kantor selalu
mengutus informan,
hal ini dikarenakan
informan pintar
dalam memecahkan
perkara sulit.
14 Yaa bisa jadi pak. Begitu ya
pak. Kemudian ada lagi
pak?
Eeeee sekarang dia juga
orangnya cepat tanggap mas,
kalau atasannya pak A itu
maunya seperti ini dan ndang
di rampungke seperti itu,
pasti langsung saat itu juga
diproses sama pak W.
Pak W sekarang
orang yang cepat
tanggap dan ketika
ada tugas dari Pak
A lansgung sebisa
mungkin
diselesaikan.
Menurut Pak WK,
informan sekarang
menjadi orang yang
cepat tanggap
dalam
menyelesaikan
tugas yang
diberikan oleh
atasannya.
15 Teman-teman kerja yang
kurang disiplin langsung
ditanyain sama dia dengan
gojekan, tapi juga
menyinggung masalah kerja
mas.
Pak W menanyai
kinerja kepada
teman-teman yang
kurang disiplin.
Pak WK
mengatakan bahwa
informan lebih
tegas dengan rekan
kerjanya yang
kurang disiplin.
16 Kalau pak W itu tipe orang
yang suka menolong nggka
pak?
Pak W
membimbing
mahasiswa PKL
Pak WK
mengatakan bahwa
informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Yaa kalau dia jelas, apa lagi
sama teman-temannya, pasti
dia tolong mas. Anak-anak
mahasiswa PKL disini aja
yang membimbing aja dia.
Yaa kalau sama semua
terutama yang berkaitan sama
dia seperti teman, atasannya
langsung itu pasti dia kalau
sanggup menolong ya
ditolong mas. Sesuai
kemampuan aja.
dan ketika sama
semua orang
terutama atasan dan
rekan kerjanya pasti
Pak W membantu
sesuai
kemampuannya.
membimbing
mahasiswa PKL.
Selain itu, informan
juga akan
membantu atasan
dan rekan kerja
sesuai kemampuan.
17 Pak W punya banyak
teman nggih?
Waaa banyak mas, sampe
semua kantor ini dia tau
semua mas, kalau saya belum
tentu kenal dan tau mas, pak
W itu orangnya jos mas. Dia
juga srawungnya bagus mas
sama siapa saja, entah itu
dengan kepala kantor dan
atasan yang lain. Dia juga
dirumah kan sebagai ketua
RT di desanya mas. Jadi
dikantor dan dilingkungan
masyarakat saya rasa bergaul,
cara bergaulnya hebat dia.
Komunikasinya bagus
dengan masyarakat.
Semua kantor kenal
dengan Pak W,
karena Pak W
orang yang senang
bergaul. Selain itu,
Pak W juga
menjabat sebagai
ketua RT di
lingkungan
masyarakatnya.
Cara bergaul Pak W
hebat dan memiliki
komunikasi yang
bagus.
Menurut Pak WK,
informan orang
yang supel dalam
bergaul dengan
siapapun. Bahkan
di lingkungan
masyarakatnya
informan menjadi
ketua RT. Informan
memiliki cara
bergaul dan
komunikasi yang
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
18 Nah kalau masalah pensiun
lagi pak. Sejauh ini pak WK
ngertos mboten persiapan
pensiun yang dilakukan
pak W?
Yaa sambil ngobrol-ngobrol
santai pas saya main
kerumah, ya curhat. Ngobrol-
ngobrol sambil mbayangke
kalau pengen buka usaha
mas. Dia itu orangnya pengen
menekuni bidang lain mas.
Contone pengen usaha mas,
berwirausaha tadi, tapi belum
kepikiran mau usaha apa.
Terus sama tugas-tugas yang
masih tersisa dikantor ya juga
diselesaikan dikit-dikit sama
dia mas sebelum pensiun.
Pak W adalah orang
yang ingin
menekuni bidang
lain selain
pekerjaan lamanya.
Pak W ingin
membuka usaha
dan berwirausaha
untuk
mempersiapkan
masa pensiunnya.
Kemudian Pak W
juga ingin
menyelesaikan
tugas kantor yang
tersisa.
Menurut Pak WK,
informan ingin
mecoba menekuni
pekerjaan dibidang
yang lain. Selain
itu, ingin
mempersiapkan
masa pensiunnya
dengan cara
berwirausaha. Selai
itu juga, informan
ingin
menyelesaikan
tugas yang tersisa
di kantor.
19 Bapak tahu tidak alasan
pak W memilih untuk
berwirausaha?
Opo yo mas? Yaa paling
karena itu mas, ekonomi
mungkin ya, kan uang
pensiun itu gak seberapa mas,
udah nggak dapet tunjangan
kinerja, tunjangan ini itu, ya
gitu lah mas. Jadi pengennya
usaha buat tambah-tambah
penghasilan. Anaknya itu
Pak W ingin
membuka usaha
karena untuk
mencukupi
kebutuhan ekonomi
karena uang
pensiun yang tidak
seberapa. Hal ini
didukung oleh anak
Pak W yang masih
sekolah dan masih
Menurut Pak WK,
informan ingin
berwirausaha untuk
memenuhi
kebutuhan sehari-
hari selam pensiun
dan tidak hanya
mengandalkan uang
pensiun. Selain itu,
anak informan
masih
membutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
juga masih kecil lho mas.
Bapaknya dah mau pensiun
anaknya baru SMA apa ya.
Masih butuh biaya mas. Jadi
wajar to ya mas kalau pak W
itu pengen punya usaha
berwirausaha, supaya dapat
penghasilan dan untuk manak
sehari-hari. Biasane to mas
nek mau pensiun itu kan
merasa cemas masalah
ekonomi, juga nek nggak
njabat lagi terus pengennya
njabat itu terus sakit, terus
komplikasi. Nah itu soale
nggak punya sambilan, pas
sudah pensiun, kena
syndrome pensiun itu mas,
post power syndrome. Kaya
dulu ada atasan itu yang kaya
gitu mas, akhirnya gak lama
setelah pensiun sakit-sakitan
terus meninggal mas.
membutuhkan
biaya.
biaya untuk
sekolah.
20 Oke pak, jadi begitu ya.
Nah kalau masalah prinsip
kerja pak. Pak WK tau
tidak prinsip apa saja yang
pak W pakai saat bekerja.
Yaa yang jelas ketaatan,
kegigihan tadi mas,
kejujuran, toleransi pada
Pak W memiliki
ketaatan, kegigihan,
kejujuran dan
toleransi. Tetapi
Pak W juga
memiliki
kekeurangan.
Menurut Pak WK,
informan adalah
orang yang taat,
gigih, jujur, dan
bertoleransi. Tetapi
juga informan
memiliki
kekurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
sesama. Tapi sebagai
manusia juga ada kurangnya
juga lho ya mas. Tapi
kekurangan pak W itu tidak
terlalu serius dan tidak
menghambat pekerjaannya
kok mas. Tetap lancar-lancar
saja pekerjaannya.
21 Memang kurangnya pak W
itu apa pak?
Yaaa saya jujur ya mas, pak
W itu akhir-akhir ini sering
lupa ngecek kerjaan teman-
temannya. Ya tapi itu bisa
diatasi kok, biasanya saya
atau teman-teman yang lain
mengingatkan pak W kalau
sudah lupa begitu.
Kekurangan Pak W
adalah akhir-akhir
ini yang sering lupa
mengecek
pekerjaan teman-
temannya.
Menurut Pak WK,
informan akhir-
akhir ini sering lupa
untuk mengkroscek
kembali pekerjaan
rekan kerjanya.
22 Sekarang beralih
kepertanyaan berikutnya
pak. Bapak tau kenapa pak
W tidak mengambil MPP?
Padahal MPP itu kan
mengurangi resiki dalam
bekerja.
Kalau meurut saya pak W itu
tidak mengambil MPP ya
karena wajar mas. Kalau
nanti beliau mengambil MPP
tidak akan dapat uang
Pak W alau nanti
mengambil MPP
tidak akan dapat
uang tunjangan.
MPP itu hanya
dapat gaji pokok
saja. Wajar kalau
Pak W tidak
mengambil MMP.
Menurut Pak WK,
informan tidak
mengambil MPP
dikarenakan masih
ingin bekerja
supaya mendapat
tunjangan kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
tunjangan lagi mas. Wong
MPP itu hanya dapat gaji
pokok saja lho, tunjangan
tidak dapat. Wajar kalau pak
W tidak mengambil MMP.
Karena dapat tunjangan dan
tunjangannya itu banyak mas,
jadi lumayan mas. Saya kira
seluruh pegawai negeri sipil
juga begitu semua mas. Pasti
tidak mengambil MPP. Lain
hal nya kalau MPP itu kita
diberi pelatihan mas. Kita
dibekali kreatifitas dan ada
seminar kewirausahaan. Pasti
saya kalo jadi pak W milih
ngambil MPP. Tapi
berhubung realitanya seperti
sekarang ini ya pasti lebih
memilih tidak mengambil
MPP. Toh juga kalau ambil
MPP juga mau ngapai
dirumah. Saya rasa karena
pak W senengane tadi lho.
Seneng obah mas, gak seneng
diam orangnya. Jadi
pekerjaan sangat penting
menurut dia.
23 Faktor lain juga ada mungkin
mas, karena masih adanya
pekerjaan yang menumpuk
Karena masih
adanya pekerjaan
yang menumpuk
Menurut Pak WK,
informan juga
masih memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
juga dan harus pak W
selesaikan. Supaya besok
kalau sudah benar-benar
pensiun pak W nggak punya
tanggungan, saya kira itu.
yang harus
dikerjakan Pak W,
suapay saat pensiun
sudah tidak
memiliki beban
lagi.
pekerjaan yang
menumpuk dan
harus diselesaikan,
supaya saat sudah
masuk masa
pensiun informan
tidak memiliki
beban lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
LAMPIRAN 8
ANALISIS
REKAN
KERJA
INFORMAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
No. Transformasi 2 Kode Sub-Kategori Kategori Tema
1. Pak WK mengatakan bahwa sudah
mengenal informan selama 7 tahun
dan informan menjadi koordinator.
Pak WK mengenal
informan selama 7
- - -
2. Pak WK mengatakan bahwa dirinya
cukup dekat dengan informan. Selain
itu, informan orang yang suka
berbincang-bincang dan bercanda.
Informan orang
yang suka
berbincang-
bincang dan
bercanda.
Memiliki selera
humor.
Memiliki selera
humor.
Humor.
5. Pak WK mengatakan bahwa Pak W
suka bercanda bersama rekan kerja
ketika makan siang bersama.
Informan suka
bercanda bersama
rekan kerjanya.
Memiliki selera
humor.
Memiliki selera
humor.
Humor.
3. Informan juga termasuk orang yang
aktif.
Informan orang
yang aktif.
Orang yang aktif. - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
4. Pak WK mengatakan bahwa informan
adalah orang yang gigih dalam
melakukan pekerjaan, sehingga
akhirnya diangkat menjadi
koordinator. Informan memiliki
kompetensi dalam bidang pengukuran
dan membaca peta.
Informan adalah
orang yang gigih
dalam melakukan
pekerjaan,
sehingga akhirnya
diangkat menjadi
koordinator.
Performansi kerja. Sentralisasi kerja. Aspek-aspek
makna kerja.
6. Pak WK mengatakan bahwa informan
orang yang jujur, tepat waktu, dan
jarang membolos.
Informan orang
yang jujur, tepat
waktu, dan jarang
membolos.
Performansi kerja. Sentralisasi Kerja. Aspek-aspek
makna kerja.
12. Pak WK mengatakan bahwa informan
orang yang gigih, tidak pernah
Informan orang
yang gigih, tidak
pernah membolos
Performansi kerja. Sentralisasi Kerja. Aspek-aspek
makna kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
membolos kerja, dan disiplin dalam
bekerja.
kerja, dan disiplin
dalam bekerja.
14. Menurut Pak WK, informan sekarang
menjadi orang yang cepat tanggap
dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh atasannya.
Informan menjadi
orang yang cepat
tanggap dalam
menyelesaikan
tugas yang
diberikan oleh
atasannya.
Perfrormansi kerja. Sentralisasi Kerja. Aspek-aspek
makna kerja.
15. Pak WK mengatakan bahwa informan
lebih tegas dengan rekan kerjanya
yang kurang disiplin.
Informan lebih
tegas dengan rekan
kerjanya.
Perfromansi kerja. Sentralisasi Kerja. Aspek-aspek
makna kerja.
20. Menurut Pak WK, informan adalah
orang yang taat, gigih, jujur, dan
Informan adalah
orang yang taat,
Performansi kerja. Sentralisasi kerja. Aspek-aspek
makna kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
bertoleransi. Tetapi juga informan
memiliki kekurangan.
gigih, jujur, dan
bertoleransi.
17. Menurut Pak WK, informan orang
yang supel dalam bergaul dengan
siapapun. Bahkan di lingkungan
masyarakatnya informan menjadi
ketua RT. Informan memiliki cara
bergaul dan komunikasi yang baik.
Informan orang
yang supel dalam
bergaul dengan
siapapun. Bahkan
di lingkungan
masyarakatnya
informan menjadi
ketua RT.
Supel dan mudah
bergaul dengan
siapapun.
Relasi
interpersonal.
Aspek-aspek
makna kerja.
7. Pak WK mengatakan bahwa informan
termasuk tipe orang yang tidak suka
menyendiri.
Informan termasuk
tipe orang yang
tidak suka
menyendiri.
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
8. Pak WK mengatakan bahwa informan
jarang sakit dan memiliki kondisi fisik
yang sehat sampai sekarang.
Informan jarang
sakit dan memiliki
kondisi fisik yang
sehat sampai
sekarang.
Kondisi fisik yang
baik.
Diri yang sehat. Kondisi menjelang
pensiun.
9. Pak WK mengatakan bahwa kondisi
emosi informan stabil dan informan
tidak pernah marah, selalu sabar, dan
bahkan telaten.
Kondisi emosi
informan stabil
dan informan tidak
pernah marah,
selalu sabar, dan
bahkan telaten.
Emosi yang stabil. Kondisi emosi
yang stabil.
Kondisi menjelang
pensiun.
11. Pak WK mengatakan bahwa saat
menjelang pensiun informan
bertambah rajin dalam bekerja.
Menjelang pensiun
informan
Bertambah rajin
dalam bekerja.
Perfromansi kerja
menjelang pensiun.
Kondisi menjelang
pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
bertambah rajin
dalam bekerja.
18. Menurut Pak WK, informan ingin
mecoba menekuni pekerjaan dibidang
yang lain. Selain itu, ingin
mempersiapkan masa pensiunnya
dengan cara berwirausaha. Selai itu
juga, informan ingin menyelesaikan
tugas yang tersisa di kantor.
Informan
mempersiapkan
pensiun dengan
cara berwirausaha.
Ingin berwirausaha. Usaha
mempersiapkan
pensiun.
Kondisi menjelang
pensiun.
19. Menurut Pak WK, informan ingin
berwirausaha untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari selam pensiun
dan tidak hanya mengandalkan uang
pensiun. Selain itu, anak informan
Informan ingin
berwirausaha
untuk memenuhi
kebutuhan sehari-
hari dan masih
Berwirausaha
untuk memenuhi
kebutuhan sehari-
hari dan biaya
sekolah.
Usaha
mempersiapkan
pensiun.
Kondisi menjelang
pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
masih membutuhkan biaya untuk
sekolah.
membutuhkan
biaya untuk
sekolah.
10. Menurut Pak WK informan orang
yang santai, tetapi belum pernah cerita
mengenai masalah masa pensiun. Jadi
menurut Pak WK, informan memiliki
emosi yang stabil.
- - - -
13. Pak WK mengatakan bahwa ketika
kantor diminta adanya pertemuan,
pihak kantor selalu mengutus
informan, hal ini dikarenakan
informan pintar dalam memecahkan
perkara sulit.
Informan selalu
diutus unruk
mewakili kantor
dalam rapat
maupun
pertemuan.
Menjadi utusan
untuk menjadi
perwakilan.
Performansi kerja. Pengalaman kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
16. Pak WK mengatakan bahwa informan
membimbing mahasiswa PKL. Selain
itu, informan juga akan membantu
atasan dan rekan kerja sesuai
kemampuan.
Informan
membantu atasan
dan rekan kerja.
Nilai kerja dengan
membantu.
Sumber makna
kerja dari dalam
diri.
Sumber makna
kerja.
21. Menurut Pak WK, informan akhir-
akhir ini sering lupa untuk
mengkroscek kembali pekerjaan rekan
kerjanya.
Informan akhir-
akhir ini sering
lupa untuk
mengkroscek
kembali pekerjaan
rekan kerjanya.
Sering lupa dalam
hal tertentu.
Lupa. Kelemahan dalam
bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
LAMPIRAN 9
VERBATIM
INFORMAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
No. Verbatim
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Selamat pagi ibu U, saya mau bertanya bu U, bagaimana kondisi
kesehatan bu U sekarang?
Sehat.
Tidak ada yang dikeluhkan bu?
Tidak ada mas.
Terus bu, kondisi fisik seperti apa yang ibu U rasakan ketika akan
menghadapi masa pensiun?
Biasa-biasa aja, tidak ada yang dikeluhkan.
Kalau untuk psikis, apa yang ibu rasakan ketika akan menghadapi
masa pensiun?
Psikisnya ya di nikmati aja, dinikmati aja, tidak ada psikis yang apa tidak
ada, makanya jadi sehat.
Tidak ada yang dipikirkan atau seperti apa bu?
Ooo tidak ada karena anak-anak sudah tidak ada yang dipikirkan.
Kalau rasa cemas ada tidak bu?
Ooo tidak, nggak ada mas.
Tadi disebutkan tidak ada gejala psikis yang berarti karena anak-
anak, nah anak-anaknya kenapa ya bu kalau boleh tau?
Karena anaknya sudah bekerja dan menikah dan yang kecil sudah lulus
tinggal nanti cari kerja anak-anaknya, dan suami sehat. Tinggal berdoa aja
mas untuk kesehatan anak-anaknya mas.
Terus bagaimana perasaan bu U ketika tahu kalau sebentar lagi akan
pensiun?
Senang, karena udah bekerja selama 30 tahun, sudah dinikmati, sudah
tidak ada beban, ya seneng aja.
Bagaimana bu U mempersiapkan masa pensiun yang sebentar lagi
akan datang?
Persiapannya ya gak ada persiapan, artinya dinikmati, mengalir begitu
saja.
Tidak kepikiran untuk wirausaha atau apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Malah enggak sama sekali.
Kenapa kok nggak pengen usaha?
Nah gini mas, kalau menurut saya, orang lain kan pendapatnya lain-lain.
Kalau menurut pendapat saya kalau usia sudah masa pensiun, baik fisik
maupun pikiran sudah lemah nanti kebebanan. Semisal saya usaha terus
usahanya gak begitu berhasil, nanti malah membikin pikiran semakin
susah terus bisa sakit. Tapi kalau kita nikmati dengan olahraga, dirumah,
jalan-jalan, sudah pasti nikmat, pengen jalan-jalan kemana gitu, pengen
jalan-jalan sama temen lagi yang sudah lama terus gabung lagi.
Nanti kalau bikin usaha malah pusing gitu ya bu?
Iya, ada yang sebagian kaya gitu, dan menurut saya itu membebani mas,
karena kita sudah ndak, misalnya anak-anak sudah tidak ada biaya lagi,
terus kita sudah punya pensiun dah dinikmati gitu aja apa adanya, tinggal
ibadah sama jalan-jalan dan nengok anak.
Berati ibu sudah punya rencana kalau besok tinggal menikmati uang
pensiun saja ya? Tidak kepikiran untuk cari tambahan ya?
Ooo tidak mas.
Ibu U bisa menceritakan kenapa ibu U bisa memilih pekerjaan yang
sekarang ini?
Pekerjaan yang sekarang? Nah ini dulu yang namanya cari kerja sulit,
yang keterima disini ya dinikmati, karena eee… semua itu orang memilih
kan belum pasti bisa keturutan lah ya to? Belum bisa mesti keturutan.
Terus apa yang ada kita jalani dengan senang hati. Itu tidak memilih lho
mas, itu pekerjaan kita tidak bisa memilih.
Dulu kok bisa sampai kepikiran kerja di BPN itu gimana ceritanya?
Tidak ada kerjaan yang lain atau gimana?
Ooo dulu ada tawaran pekerjaan yang lain, tapi keterimanya di BPN ya
masuk saja.
Yang menawari atau yang memberitahukan kalau ada lowongan
siapa bu?
Ooo kakak saya, kakak saya BPN semarang soalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
Terus berikutnya bu, mungkin ibu bisa menceritakan diskripsi
tugasnya dikantor ini apa?
Saya kan analisis pemberdayaan, untuk yang sekarang itu kita eee… jadi
membuat masyarakat cerdas tertib sadar pertanahan. Kita menghimbau
kepada masyarakat kita mengadakan penyuluhan itu untuk
menyampaikan informasi masalah pertanahan. Lalu masyarakat dihimbau
untuk menjadi sadar hukum.
Kemudian seberapa penting kah pekerjaan ini buat ibu sendiri?
Kalau saya untuk menyampaikan informasi masalah pertanahan itu sangat
penting karena orang itu kalau udah tau masalah tanah itu tidak
menimbulkan sengketa, masalah status tanah dan sebagainya. Itu kita
memberikan penyuluhan kepada masy. sakjane tanah itu kepie to.
Nah itu pentingnya pekerjaan ibu. Kalau buat diri ibu sendiri, itu
seberapa penting buat ibu?
Ya penting, karena kalau kita punya ilmu dan tidak disampaikan kepada
orang lain, padahal ilmu itu penting, itu malah bagi kita terbebani, harus
disampaikan.
Kenapa kok malah terbebani kalau tidak disampaikan?
Karena ini eeeeee…… orang itu kalau ilmu disimpain sendiri, dan
mestinya orang lain tahu, saya kepikiran, karena itu harusnya disampaikan
ke umum, kalau sudah disampaikan kita merasa puas.
Berarti ibu U senang berbagi ilmu?
Yaaa begitu lah.
Kemudian sudah berapa lama ibu U bekerja di bidang ini?
Sekitar 4 tahun, sebelumnya di Tata usaha sejak tahun 1985 sampai 2005
itu berapa? 20 tahun ya. Itu disengketa sekitar 4 tahun jg, lalu pindah
kesini dibagian pemberdayaan masyarakat.
Terus boleh diceritakan bu pengalaman susah dan senang di sini bu?
Kalau susah tu saya lupakan e mas (sambal tertawa), jadi seneng aja.
Senangnya ya waktu kita di sleman itu 18 tahun, itu kita nglaju naik bus
sambal tidur-tidur. Ya susah nya kalau misalnya terlambat karena jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
rumahnya. Eee… kalau susahnya itu waktu pindah ke seksi lain jadi harus
belajar lagi. Jadi kita belajar, belaja itu kan memerlukan, yahhh kok
belajar lagi ya…
Ketika belajar itu ada kesulitan?
Iya mas pasti-pasti.
Adaptasinya ibu seperti apa?
Kita belajar lagi sama temen yang sudah ada adaptasinya.
Ada lagi mungkin pengalaman yang lain?
Kayaknya gak ada biasa-biasa aja.
Terus bisa dicetitakan lagi, motivasi terbesar ibu mengapa ibu
memilih untuk tetap bekerja?
Motivasinya karena kondisi saya masih sehat yang pertama, yang kedua
adalah karena jarak rumah saya dengan kantor dekat, jadi menambah
motivasi saya menjadi kuat. Jadi tidak perlu transportasi yang repot, kalau
saya di sleman pasti saya sudah mengambil MPP. Jadi sekarang dekat kan
tidak ada terlambat.
Ada motivasi lain selain kedua hal itu?
Motivasi lainnya karena masih senang bergaul dengan teman kantor mas.
Dekat dengan teman-teman kantor?
Iya dekat dan akrab semua.
Kalau dirumah itu tidak ada teman atau seperti apa?
Kalau tetangga biasa aja, kalau teman kantor dekat karena tiap hari keluar,
kalau lingkungan rumah sih nggak ada. Saya nggak punya teman yang
dekat atau spesial banget, semua temen spesial.
Kemudian bisa diceritakan bu, hubungan ibu U dengan keluarga?
Hubungannya oooo… baik-baik saja, karena cuman belum punya cucu
aja, jadi tambah seneng kan. Sebenernya saya pengen momong anak
yatim, tapi sulit. Untuk momongan dirumah.
Hubungan ibu dengan teman-teman kantor bagaimana?
Baik-baik saja, komunikasi lancar.
Tidak ada saling sikut menyikut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
Saya tidak pernah, kalau orang lain tidak tau saya.
Terus kemudian apa yang ingin ibu U dapatkan dari pekerjaan yang
sekarang ini?
Pengen mendapat penghasilan, hehehe… itu saja.
Kalau pangkat mungkin?
Kalau pangkat itu sudah mengalir begitu saja apa adanya. Dan
penghasilan murni yang saya dapatkan. Itu manusiawi, karena kerja itu
dapat pendapatakn kan itu manusiawi. Mendapatkan penghasilan, terus
bikin sehat karena masih bekerja sesuai dengan jatanya ya to? Kalau
sudah masa pensiun kita manfaatkan pensiun.
Terus bisa diceritakan bu prinsip-prinsip kerja yang ibu miliki?
Kerja selesai, kalau punya pekerjaan harus segera diselesaikan sesuai
porsi mas.
Bisa diceritakan lagi bu, menyikapi pekerjaan yang ibu lakukan saat
ini?
Ya menyikapinya dengan penuh tanggung jawab.
Apakah sikap ibu pas bekerja dan ketika ibu dirumah tangga dan
masyarakat?
Kalau pekerjaan harus bertanggungjawab. Kalau dirumah saya
bertanggungjawab sebagai istir dan sebagai ibu.
Ada nggak bu sikap atau nilai yang diterapkan dikantor dan
dirumah?
Nah kalau itu biasanya masalah kebersihan, karena bisa diterapkan
dimana saja, dan tanggungjawab itu tadi, dirumah sebagai ibu kalau
dikantor sebagai karyawan.
Menurut ibu U pekerjaan ibu di hargai oleh masyarakat?
Kalau menurut saya itu, kalau masyarakat saya tidak tahu menghargai
saya atau tidak saya tidak tahu, yang jelas informasi masalah pertanahan
sudah kita sampaikan, kalau masyarakat menghargai atau tidak saya tidak
tahu. Tapi ada yang menyampaikan kalau info ini berguna sekali untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
masyarakat. Kalau mereka menghargai atau tidak saya tidak bisa menilai.
Mereka sangat-sangat senang kalau dikasih informasi.
Kalau ibu sendiri dirumah, tetangga tahu kalau bekerja dibidang
pertanahan, ada tetangga yang minta tolong?
Ada mas satu dua, bertanya mengenahi pewarisan tanah dan
pensertifikatan tanah ya saya jelas kan mas cara-caranya.
Bisa diceritakan bu, hal apa saja yang sudah ibu lakukan untuk
memenuhi hak dan kewajiban ibu?
Ya yang sudah dilakukan adalah hak untuk menerima upah sebagai
kewajiban kita sebagai PNS. Dan kalau hak cuti saya pernah mengambil
cuti. Opo yo? Kalau kewajiban ya saya menyelesaikan pekerjaan saya
sesuai dengan porsinya saja. Kemudian kalau bekerja jangan terlambat
dan sebagainya.
Pernah gak bu bekerja melebihi porsinya?
Ya enggak lah kan sudah punya job masing-masing.
Nah ini kan sebentar lagi mau pensiun, usaha-usaha apa saja yang
mau ibu lakukan untuk tetap memiliki penghasilan selain uang
pensiun?
Nah itu, cara apa ya, kita kan nggak cari uang lain-lain, nggak ada mas.
Terus seberapa besar gaji itu menjadi alasan ibu untuk tetap
bekerja? Ada faktor lain kah?
Ohh gini, motivasinya kalau kita pensiun, itu kan kita mau libur
seterusnya, kenapa mau libur seterusnya kok ndadak cari MPP dan
mencari libur awal. Jadi gini, kalo bisa akhir-akhir masa kerja kita rajin-
rajinin karena sudah mau libur lama, jd itu utk motivasi. Kan dah mau
libur yang tdk terbatas, makanya akhir-akhir masa tugas ini malah kita
biar bisa saling silaturahmi sama teman-teman yang lain.
Kalau saya punya pertanyaan seperti ini, menjelang pensiun ini
performansinya kerja ibu seperti apa?
Semangat juga tidak, nglokro juga tidak, seperti biasanya gak lebih, masih
sama seperti beberapa tahun yang lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
Kemudian pertanyaan berikutnya, termotivasikah ibu ketika
diberikan tugas yang sukar oleh atasan?
Pernah dulu waktu saya masih bertugas dibagian sengketa mas. Di
sengketa itu susah mas, dan masalah disengketa itu, masalah tanah itu
penting, terus saya gak mau lagi disengketa karena susah mas.
Terus bagaimana cara ibu untuk mencapai aktualisasi diri atau
pencapaian yang tinggi untuk pekerjaan ibu?
Ohh tidak ada kalau pencapaian yang tinggi, nggak ada kalau pencapaian
yang tinggi, opo yo? Nggak ada lah, biasa saja, pekerjaan diselesaikan
sudah, tdak seperti diperusahaan itu tidak. (sambil batuk-batuk)
Terus bagaimana cara keluarga mendukung pekerjaan ibu?
Caranya yaa…. (berhenti sejenak) opo yo? Kalau cuma ada kesulitan gitu
ya, kalau dikeluarga masalah pekerjaan nggak ada yang ini, karena
pekerjaan kantor dan dirumah tu, misalnya anak nganter saya ke kantor
kalau hujan, udah tindakan gitu aja. Kalau suami mendukungnya apa
pekerjaan yang ada dinikmati dan dikerjakan dengan baik.
Suami tidak pernah memberi semangat?
Karena suami tidak tau apa yang saya kerjakan dikantor gak tau, jadi gak
bisa ngasih saran.
Ibu juga gak sering curhat sama suami?
Ohh tidak pernah kalau dirumah.
Suami sekarang masih bekerja bu?
Sudah sudah pensiun mas.
Suami dulunya bekerja sebagai apa?
Sama mas juga jadi PNS di sini.
Ooo Ibu ikut bapak atau bagaimana masuk PNS?
Lah wong yang kerja itu saya dulu mas, baru suami saya ikut bekerja di
PNS sini waktu ada pendaftaran.
Kenapa ibu memilih untuk tetap bekerja, padahal suami ibu juga
sudah bekerja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
Gini mas ceritanya eee… dari kecil saya sudah didik sama orang tua saya,
sama ibu saya suruh menjadi wanita yang mandiri mas dari kecil, jadi apa-
apa harus bisa sendiri mas, tidak boleh bergantung dengan orang lain.
Dulu waktu saya masih kecil pasti digitukan sama ibu saya. Jadi sekarang
yaa saya bekerja dan suami bekerja juga mas. Tidak saling bergantung
mas.
Begitu ya bu, bagus kalau begitu ajarannya. Terus lanjut pertanyaan
selanjutnya bu, bagaimana lingkungan merespon pekerjaan ibu?
Responnya ya saling mendukung… Kalau lingkungan dirumah
meresponnya pie yo? Kok ibu itu bekerjanya lama, kok bekerja terus to,
di anggep hebat lah gitu.
Kok ibu sampai sekarang masih sehat tipsnya apa?
Ya namanya orang pernah stres, karena itu manusiawi, terus ya karena
semua yang kita hadapi kita sikapi dengan senang itu bikin sehat, sama
olahraga sedikit lah dirumah, olahraganya senam di kantor setiap jumat.
Biarpun kita sehat, tiap bulan kita cek ke dokter. Saran dokter kalau umur
segini harus cek ke dokter.
Kalau teman-teman atau atasan ibu pernah memberikan
penghargaan atas kinerja ibu?
Pernah mas, teman-teman kantor saya memuji fisik saya, karena masih
sehat dan kelihatan tidak begitu tua walaupun umurnya sudah tua, karena
tepat waktu terus mas kalau bekerja, rapotnya baik mas. Kalau dari atasan
saya diberikan eee… satya lencana dapat dari presiden. Itu saya senang
sekali, dapet satya lencana emas dan sertifikat, itu penghargaan karena
bekeja lebih dari 30 tahun.
Coba saya minta penjelasan dari ibu, arti bekerja menurut ibu
seperti apa?
Bekerja itu adalah sesuatu yang harus di pertanggungjawabkan. Sebab
pekerjaan yang dibebankan oleh seseorang itu harus
dipertanggungjawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
Terus ibu memaknai pekerjaan itu seperti apa? Ibu memaknai
pekerjaan ibu sekarang itu bagaimana?
Memaknainya kita yaa tau masalah apa yang eee… diberikan pekerjaan
terhadap saya. Pie ya? Opo yo ngomonge? Opo yo? (sambal tertawa)
Sebagai tanggungjawab karena saya diberi upah dari pemerintah.
Melaksanakan kewajiban yang sudah diberikan. Kemudian memaknai
kerja sebagai hiburan, karena mengasyikan.
Kenapa ibu menganggap pekerjaan ibu mengasyikan?
Karena yang di kerjakan itu eee..apa ya? Bukan hal yang membuat orang
menjadi senang, karena membuat orang menjadi senang itu kan asik kan.
Terus gimana cara ibu mengungkapkan rasa syukur karena selama
ini bekerja?
Pie yo? (diam sejenak) ya bersyukurnya tiap hari berdoa dan bersyukur,
alhamdulilah akrena bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik.
Selama ibu bekerja disini ibu naik pangkat berapa kali?
7 kali mas.
Kenapa ibu bisa naik pangkat sebanyak itu?
Karena regular mas, 4 tahun sekali, karena saya tidak pernah dapat
hukuman dan saya bekerja dengan baik, jadi naik pangkatnya tidak pernah
tertunda.
Ibu kalau masuk kerja jam berapa?
Kalau pas puasa jam 8, kalau pas puasa pulang jam 3 kalau nggak puasa
jam setengah 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
LAMPIRAN 10
TABEL
KATERGORIS
ASI
INFORMAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
No. Kode Sub-Kategori Kategori Tema
1. Menyadari bahwa diri sehat.
Kondisi fisik yang sehat.
Kondisi yang sehat
menjelang pensiun.
Kondisi menjelang pensiun.
2. Tidak memiliki keluhan
tentang kondisi kesehatan.
3. Tidak mengeluh tentang
kondisi psikis.
Kondisi psikis yang sehat. 6. Tidak memiliki keluhan
masalah kondisi psikis karena
anak sudah mulai mandiri.
5. Tidak cemas ketika akan
menjelang pensiun.
Tidak mengalami kecemasan. Tidak mengalami kecemasan.
8. Tidak ada rencana kegiatan
untuk mempersiapkan masa
pensiun.
Tidak mempersiapkan
pensiun.
Kondisi kognitif menjelang
pensiun. 10b. Memilih untuk menerima gaji
pensiun, bersosialisasi,
beribadah, dan menjenguk
anak.
Merencanakan kegiatan masa
pensiun.
10a. Anggapan bahwa
berwirausaha akan
menimbulkan beban.
Pandangan bahwa aktivitas
mandiri adalah beban.
Kegiatan persiapan pensiun.
9. Tidak berencana membuka
usaha setelah pensiun karena
Tidak ingin mengambil
resiko saat berwirausaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
takut akan resiko yang
dihadapi dalam berwirausaha.
33. Tidak memiliki rencana
untuk mencari uang
tambahan.
Tidak mencari pemasukan
tambahan.
Kegiatan persiapan pensiun.
Kondisi menjelang pensiun.
35b. Mendekatkan diri dengan
rekan kerja.
Lebih dekat dengan rekan
kerja.
Kegiatan persiapan pensiun.
42. Menangani masalah dengan
positif, berolahraga, dan cek
kesehatan.
Menjaga kesehatan. Cara menjaga kesehatan.
34. Alasan untuk tidak
mengambil MPP karena akan
pensiun.
Tidak mengambil MPP
karena akan pensiun.
Tidak mengambil MPP
karena akan pensiun.
36. Memiliki semangat kerja
yang biasa.
Semangat kerja yang biasa. Performansi kerja yang biasa
menjelang pensiun.
26. Penghasilan dan kerja sesuai
dengan porsi akan
menciptakan kebugaran
jasmani.
Gaji dan bekerja sesuai porsi
akan menciptakan fisik yang
sehat.
Faktor yang membuat tetap
sehat.
Kondisi menjelang pensiun.
7. Memiliki perasaan senang
karena sebentar lagi akan
pensiun.
Perasaan senang.
Afeksi positif. Emosi positif.
11. Menjalani pekerjaan yang ada
dengan senang hati.
Melakukan rutinitas kerja
dengan perasaan senang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
46. Merasa senang ketika
lingkungan merasa terbantu.
Perasaan senang.
4. Anak sudah tidak
memerlukan bantuan biaya.
Anak tidak memerlukan
biaya.
Memiliki anak yang mandiri. Anak mandiri.
13. Bertugas memberikan
penyuluhan kepada
masyarakat. Tugas dalam pekerjaan. Tugas kerja Deskripsi kerja.
14b. Bertugas memberikan
penyuluhan kepada
masyarakat.
14a. Pandangan bahwa
pekerjaannya penting untuk
masyarakat.
Pentingnya sebuah pekerjaan
untuk lingkungan.
Pentingnya sebuah pekerjaan. Pemaknaan kerja.
15. Berbagi ilmu pengetahuan
kepada orang lain.
Nilai kerja. Sumber makna kerja dari
dalam diri. Sumber makna kerja.
27. Tanggungjawab yang
diberikan segera langsung
diselesaikan sesuai tugasnya.
35a. Pandangan bahwa ketika
memasuki masa akhir kerja,
harus lebih rajin.
44. Kerja sebagai sebuah
tanggungjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
45a. Memaknai kerja sebagai
tanggungjawab dan
kewajiban yang disertai
adanya hak.
45b. Memaknai pekerjaan karena
dianggap sebagai hiburan
yang mengasyikan.
31. Menolong lingkungan yang
membutuhkan bantuan.
20. Kondisi fisik yang baik dan
jarak rumah yang dekat
dengan kantor menjadi
sumber motivasi untuk tetap
bekerja. Motivasi.
Sumber makna kerja dari
dalam diri.
Sumber makna kerja.
21. Motivasi untuk tetap bekerja
karena ingin menjalin relasi
sosial dengan rekan kerja.
40. Sejak dini sudah dididik
untuk mandiri oleh orang tua.
Pembelajaran untuk mandiri.
Sumber makna kerja dari
orang lain.
23. Anggapan bahwa semua
rekan kerja adalah spesial.
Rekan kerja yang spesial.
30. Lingkungan menghargai
pekerjaan yang dilakukan.
Penghargaan dari lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
39. Lingkungan keluarga
membantu pekerjaan.
Keluarga yang mendukung.
41. Lingkungan masyarakat
mendukung dan memuji
karena masih aktif bekerja.
Lingkungan mendukung dan
memuji.
Sumber makna kerja dari
orang lain. Sumber makna kerja.
43. Mendapatkan pujian dari
rekan kerja dan mendapatkan
penghargaan dari pimpinan.
Lingkungan kerja memuji
dan memberikan
penghargaan.
47. Menerima kenaikan pangkat
sebanyak empat kali karena
performansi kerja yang baik
dan disiplin.
Pemberian penghargaan atas
pengabdian dan kinerja yang
baik.
16. Berbagi ilmu pengetahuan
menimbulkan kepuasan
dalam diri.
Aktualisasi diri. Orientasi intrinsik.
Aspek makna kerja.
22. Memiliki hubungan relasi
sosial yang baik di tempat
kerja.
Hubungan sosial yang baik
ditempat kerja.
Relasi interpersonal.
24. Memiliki hubungan yang
baik dengan keluarga dan
ingin memiliki cucu atau
mengadopsi anak.
Menjalin relasi yang baik
dengan keluarga.
Relasi interpersonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
25. Bekerja untuk mendapatkan
penghasilan.
Bekerja karena penghasilan. Orientasi instrumental.
29. Menerapkan nilai-nilai
kebersihan disetiap tempat.
Prinsip yang diterapkan
dilingkungan adalah nilai
kebersihan.
Koherensi.
32. Memenuhi hak dan
kewajiban dengan bekerja
sesuai jobdesk dan tepat
waktu ketika masuk kerja.
Memenuhi hak dan
kewajiban dalam bekerja.
Hak dan kewajiban.
17. Perjalanan karir selama
bekerja.
Menceritakan pengalaman
kerja.
Pengalaman dalam bekerja.
Pengalaman kerja.
18a. Menceritakan pengalaman
positif ketika bekerja.
Pengalaman kerja yang
positif.
Pengalaman positif.
18b. Menceritakan hal-hal yang
kurang menyenangkan ketika
bekerja dan harus berpindah
tugas kerja.
Pengalaman kerja yang
negatif.
Pengalaman negatif.
19. Cara-cara beradaptasi dengan
pekerjaan baru.
Upaya beradaptasi dengan
pekerjaan baru.
Upaya beradaptasi.
28. Memiliki peran yang berbeda
ketika di kantor dan di
rumah.
Peran dalam kehidupan
sehari-hari.
Peran dalam kehidupan
sehari-hari.
Peran kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
37. Tidak ingin kerja di divisi
yang memiliki tugas kerja
yang sukar.
Kurang memiliki kemampuan
untuk mengerjakan hal sukar.
Kurang mampu mengerjakan
hal sukar.
Kurang mampu mengerjakan
hal sukar.
38. Tidak memiliki pencapaian
yang tinggi dalam karir.
Tidak memiliki pencapaian
yang tinggi.
Tidak memiliki pencapaian
yang tinggi.
Tidak memiliki pencapaian
yang tinggi.
40. Sejak dini sudah dididik
untuk mandiri oleh orang tua.
Pembelajaran untuk mandiri. Sumber pendidikan dari
orang tua.
Nilai hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
LAMPIRAN 11
VERBATIM
ATASAN
INFORMAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
No. Verbatim
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Selamat pagi Bu A, disini saya akan menanyakan beberapa
pertanyaan nanti sebisa mungkin ibu menjawab dengan sejujur-
jujurnya, dari peraturan dan surat perjanjian tadi sudah ada.
Pertanyaan yang pertama, sudah berapa lama ibu mengenal Bu U?
Baru sekitar tiga, tiga setengah tahun. Pindah kesini tahun berapa ya pak
T? (bertanya kepada temannya). Saya pindah sini 2012, Bu U desember,
jadi sekitar tiga tahunan, tiga sampai empat tahun.
Seberapa dekat Bu A dengan bu umi?
Yaaa karena satu ruangan, dia staff di pengendalian, ya hubungannya
hubungan kerja, karena saya tidak mengenal beliau sebelumnya. Saya
mengenal beliau hanya hubungan pekerjaan.
Bisa diceritakan sedikit apa yang Bu A ketahui tentang Bu U?
Saya tidak mengenal secara kepribadiannya saya tidak, karena saya cuma
hubungan pekerjaan dan saya juga orangnya, monggo aja… Saya nggak,
apa ya mas? Pribadi seseorangkan kadang kita nggak tau, didepan baik
dibelakang baik, kan saya juga nggak tau. Jadi saya sebatas atasan sama
bawahan. Karena saya tidak sebelumnya tidak pernah satu kantor,
kebetulan saya mutasi disini, beliaunya juga itu, jadi sebelumnya saya
juga tidak kenal. Saya hanya mengenal sebatas atasan bawahan ya.
Terus, eee ketika bertemu didalam sehari-hari dikantor itu kondisi
fisiknya Bu U seperti apa bu?
Sehat kalau orangnya, karena rajin olahraga. Maksudnya rajin olahraga
itu karena dia merasa usianya sudah itu, badannya… dia sering “saya
olahraga bu, saya datengnya agak, saya olahraga dulu pagi jogging”,
yaudah begitu aja, maksudnya dalam arti pagi berusaha jalan.
Terus kalau kondisi emosinya seperti apa bu? Menjelang pensiun ini
kondisi emosinya seperti apa? Biasanya kan kerena stres mau
pensiun jadi uring-uringan.
Eee dia selalu ngomong “saya sih mau pensiun, jadinya santai”,
ngomongnya gitu, jadinya nggak ngaruh juga. Mau kerja bener, mau
kerja… Apa ya? Apa ya mas? Pokoknya yang jelas, orang saya mau
pensiun kok, selalu kan… Biasanya orang yang mau pensiunkan mau
dinilai baik, mau dinilai itu kan nggak toh mau pensiun. Ya jadi monggo.
Bisa diceritain nggak bu keseharian Bu U dikantor itu seperti apa?
Maksudnya?
Eee… maksudnya pernah mangkir kerja atau seperti apa?
Dia pagi datang, kalau masalah apel apa enggaknya saya nggak begitu
faham, apel kadang apel, kadang tidak. Ya memang karena itu pekerjaan.
Terus kemudian dikantor, memang benar kalau siang dia pulang, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
nggak ada kerjaan. Memang di seksi kami itu pekerjaan tidak banyak, jadi
sering kelapangan udah, jadi memang beliau siang pulang. Jadi sebelum-
sebelumnya dahulu kala kan jauh kantornya, kan kalau disini kan dekat
dengan rumah, cuma lima menit hahah. Monggo itu alasan, pokoknya
pulang deket lebih deketlah lima menit, ya kalau orang lima menit makan
siang pasti pulang mas.
Terus kalau semisal ada pekerjaan gitu eee bukan disini sajakah
pekerjaannya, maksudnya dikelurahan juga ada?
Eeee pekerjaan dikami itu lapangan, kalau kelapangan kan kita meninjau
lokasi. Kalau yang namanya larasita itu menggunakan mobil larasita. Kita
ada satu tim, tim kan, timnya itu ada terdiri dari beberapa orang. Memang
dijadwal Bu U itu ada namanya, setiap seminggu sekali harusnya
berangkat ke kelurahan, tapi pelaksanaannya ya hanya kadang-kadang
saja beliau berangkat, makanya saya jujur ini mas.
Itu ibu tau nggak ya dikarenakan apa? Kok kadang-kadang aja
berangkatnya.
Alesannya karena “kan udah ada yang berangkat bu”, padahal memang
satu tim itu terdiri dari lima orang. Sebetulnya timnya ada banyak, tapi
biasanya yang berangkat kan tiga sampai empat, kan ada ketua tim ya, ada
wakilnya, ada anggota itu. Satu tim seharusnya mempunyai itu. Kadang
mungkin sudah ada yang berangkat, jadi beliau “Saya nggak usah
berangkat bu, karena sudah ada yang berangkat” ketika ditanya udah
berangkat dia nggak berangkat. Monggo disimpulkan sendiri.
Terus, bagaimana kinerja Bu U menurut Bu A selama bekerjasama?
Kinerja apanya? Maksudnya yang ditanyai apanya?
Eee… sudahkah melakukan jobdesknya yang sesuai?
Iya, maksudnya apakah kinerjanya, kemampuannya, apa yang ditugaskan
dikerjakan, apa jobnya dia? Kalau jobnya dia dikerjakan, kalau jobnya dia
pasti dikerjakan, karen job akan berkaitan dengan penilaian kinerja,
iyaaa… Kalau itu nggak dilakukan tau nilainya dari mana mas?
Kalau masalah disiplin, kemudian tepat waktu, kemudian
pekerjaannya oke atau tidak nah gimana bu?
Kalau disiplin itukan karena ada jam kantor, jam kantor masuk jam
sekian, nanti keterkaitannya sama penghitungan tunjangan kinerja, kalau
kita terlambat kita pasti akan dipotong. Jadi kalau masalah waktu time
semua pegawai akan sesuai dengan yang ditentukan oleh, karena
keterkaitannya kan dengan tunjangan kinerja, kalau masalah disiplin ya.
Kalau ya sesuai job, sudah sesuai, dia sudah melakukan sesuai job, karena
dia fungsionalnya adalah pengadministrasian, ketika surat masuk. Ini tadi
yang saya bilang kinerja ya hubungan kerja ya saya bukan hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
pribadi, dia sudah, kaya misalnya ada surat masuk dia membuat surat
sesuai jobnya dia dibukukan, jadi itu sudah.
Kalau ini bu, masalah disiplin deadline pekerjaan harus
dikumpulkan hari ini juga atau dua minggu kedepan harus sudah
selesai, itu seperti apa? Tepat waktukah ketika mengumpulkan
tugas?
Kadang-kadang tepat waktu, kadang-kadang “nanti aja ya bu”, ya
namanya perempuan.
Tapi banyak yang mana bu?
Yowis, banyak yang tepat waktu wes.
Kalau kinerja Bu U menjelang pensiun ini seperti apa bu?
Apanya?
Kinerjanya bu, lagi-lagi kita membahas mengenai kinerjanya,
apakah kinerjanya meningkat, menjelang pensiun ini apakah lebih
baik atau malah lebih buruk?
Kayaknya gak ada ngaruhnya juga bagi dia, karena sebelum masih lama
dia kalau siang pulang. Karena kayaknya memang kondisi rumah yang
dekat jadi ya mempermudah apa ya? Ya itu, tapi pekerjannya dia nggak
ada perubahan deh, ya karena dia selalu ketika, ya karena mungkin dia
sudah tau sebentar lagi akan pensiun sehingga tidak ada lagi yang dicapai.
Jadi ya sudah, mengerjakan sesuai rutinitas sehari-hari. Apa yang harus
dikerjakan ya dikerjakan. Rutinitas pekerjaankan sesuai dianya saja, apa
yang dia kerjakan sesuai dengan jobnya aja.
Jadi nggak ada peningkatan gitu ya?
Nggak ada. Karena tugasnya pengadministrasian, cuma dikantor tugasnya
ya gitu-gitu aja, ibaratnya kan hanya mengagendakan surat, kalau diloket
kan berhubungan dengan masyarakat, semakin berkas banyak kan
semakin meningkat, kalau Bu U kan enggak, kalau surat masuk terus
mengagendakan. Itu kalau membuat surat tugas.
Kalau ada penyuluhan seperti itu, apakah juga, penyuluhan kepada
masyarakat, supaya masyarakat lebih pintar mengenai pertanahan?
Dia fungsionalnya bukan penyuluh mas, administrasian tok, kalau
penyuluh tu disini kasi sama kasubsi. Jadi kalau dia tugas larasita yang
tadi, disitukan ada ketua tim nya ada wakilnya. Kalau wakil ketua dan
ketuanya nggak berangkat otomatiskan dia yang berangkat, terus kalau
ada pertanyaan dia yang menjawab. Tapi ketika ada ketua sama wakil
ketua, karena koordinator penanggung jawab larasita, penanggungjawab
yang berangkat adalah kasubsi.
Pak E berati ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
Buka hanya Pak E, semua kasubsi disini mendapat tugas, ya bukan semua,
tapi sebagian besar. Sebagian besar kasubsi disini menjadi tim larasita dari
hari senin sampai hari kamis, itukan mobil, kalau ada masyarakat yang
bertanya kami menjawab, jadi bukan kita menyuluh mengumpulkan orang
tidak, kita datang kaya mobil SIM itu lho mas, mobil keliling, kalau ada
yang datang bertanya baru kita jawab. Pelayanan keliling.
Bisa diceritakan bu, kalau keseharian Bu U itu dengan rekan-rekan
kerjanya seperti apa bu?
Ya namanya ibu-ibu mas, ngobrol. Kalau diluar saya tidak begitu paham,
tapi kalau didalam ruangan kitakan hanya berlima ya kita ngobrol biasa,
tapi kalau diluar saya nggak faham sebenarnya Bu U sama rekan, saya
pahamnya dengan yang didalam. Karena person beda satu dengan yang
lainnya kan. Kita didalam satu ruangan sesama rekan kerja ya ngobrol
biasa, bukan termasuk orang yang pendiam.
Tapi ibu tahu kesehariannya Bu U ketika bersosialisasi seperti apa
dengan rekan-rekan yang lain?
Ya ngobrol biasa.
Adakah kedekatan seperti itu? Bu U itu apakah orangnya suka
menolong temennya, kaya menunjukkan rasa sosial gitu lho bu.
Hehehe, nggak tau saya, pokoknya yang jelas kalau didalam ya kita
ngobrol aja, kalau diluar mau nolong atau nggak saya nggak. Ya itu bisa
ditanyakan yang sudah bergaul berapa tahun itu, kalau sayakan baru,
sekedar hubungan. Maksudnya secara personel ketika kita menjadi teman
dekat itu secara itu kan ya, tapi saya sekedar hubungan kerja kan ya, baru
disini tiga tahun. Ya yang jelas ngobrol sama orang juga ngobrol, baik
perkara subjektif ya mas ya, suka menolong baik nggak. Kalau saya bilang
baik belum tentu masnya bilang baik. Saya bilang lomo mas heheh… Saya
objektif saja, kalau diluarnya saya nggak faham, karena sama orang kan
gitu. Kalau sama saya hubungan pekerjaannya beres.
Terus kemudian, ibu tahu tidak tentang persiapan pensiun yang
sudah dilakukan Bu U tentang persiapan pensiun ini?
Nggak tau, nggak tau. Maksunya apa yang di?
Persiapan mental, persipan ekonomi.
Secara itu saya nggak tau, saya orangnya tidak terlalu campur urusan,
karena pribadi orang, selama dia tidak bercerita sama saya, saya juga
nggak aka bertanya, itu kan sudah. apa lagi suaminya juga bekerja to,
suaminya pernah bekerja di BPN, saya juga nggak, yang jelas kalau dia
bercerita “saya olahraga bu, saya pensiun nggak ngaruh juga” selalu
bicaranya begitu, maksudnya kalau ada kegiatan apa rajin, penilaian saya
mau dinilai baik buruk toh saya sudah pensiun gitu lho mas, jadi intinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
wis terserah serah. Kalau dalam hubungan kerja lho ya, kalau yang untuk
persiapan materi dan persiapan mental saya nggak paham, tidak mengenal
pribadi, saya mengenal beliau begitu sekarang ya begitu gitu lho mas.
Karena mengenalnya kan tidak mendalam, hubungan seperti sahabat.
Jadi hanya tau persiapan menjelang pensiun ini hanya olahraga
seperti itu ya bu ya?
Olahraga dari saya masuk dia udah olahraga, memang rutinitas, jadi bukan
persiapannya dia enggak, cuma rutinitas. Karena dia merasa usia sudah
tua itu kalau tidak olahraga, tidak dijaga pola makannya penyakit akan
datang, jadi dari awal saya mengenal beliau sudah olahraga. Bukan karena
mau pensiun, tapi karena rutinitas.
Eee, kalau masalah prinsip-prinsip Bu U saat bekerja? Prinsip apa
yang diterapkan Bu U dalam bekerja?
Enggak, maksudnya prinsip, karena kalau sama saya selama dia
tanggungjawab pekerjaannya dia beres, bagi saya itu monggo. Pokoknya
apa yang saya beri tanggungjawab ke dia selesai, itu harapan saya sebagai
pimpinannya. Maksudnya ya pekerjaan dia selesaikan dengan baik sesuai
jobnya, selesai ya sudah. Karena kita ada penilaian sasaran kinerja
pegawai. Jadi yang dinilai adalah kinerjannya, kan sudah direncanakan
mas, ibaratnya dalam satu tahun apa yang mau dikerjakan itu ditulis. Jadi
kalau pegawai negeri penilaiannya kan ini apa, ini apa, itu sudah diawal
januari dan di akhir tahun tinggal dinilai, dikerjakan tidak, targetnya ini
sekian, dikerjakan nggak sesuai target nggak. Saya tinggal sesuai yang itu
aja. Itu prinsip tanggungjawabnya dia diselesaikan ya itu tadi. Kalau
prinsip maksudnya apa saya nggak, prinsip kejujuran, kalau prinsip itu
sudah kepribadinya to.
Ibu kan yang menilai berati dan mengetahui kinerjanya seperi apa,
nah itu kalau saya boleh tau satu tahun yang lalu kinerjanya seperti
apa?
Kinerja itu adalah pekerjaan yang dia lakukan ya mas. Bukan kembali
disiplin dan segala macam, hanya target dan kita membuat perencanaan
target. Dia melalukan pekerjaan dengan apa yang sesuai dari
tanggungjawabnya. Jadi kalau dia siang pulang karena rumahnya dekat
dan mau makan dirumah itu nggak masalah, yang penting semua
pekerjaan dia diselesaikan dengan baik. Tadi mas bilang kadang tepat
waktu atau tidak itu kan, tapi yang jelas diselesaikan. Jadi nggak ada
perubahannya ikut saya dari awal sampai mau pensiun ya eee… tetap ya,
stagnan disitu. Nggak mengalami penurunan dan nggak mengalami
peningkatan. Karena dia menyadari bahwa dia mau pensiun sebentar lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
Jadi ketika ikut saya dia bilang “saya sebentar lagi pensiun lho bu, tidak
ada nilai yang saya itu, saya mengerjakan seperti rutinitas”.
Kalau ibu sendiri itu, mendukung dan selalu mendukung apa yang
dikerjakan Bu U atau tidak?
Ooo iya selalu saya dukung lah.
Itu wujud dukungannya seperti apa?
Ya saya bantu, saya bimbing “begini lho mbak cara membaca PO”. Pasti
saya bimbing, karena kalau saya hanya ngasih tau, nanti akan bertanya-
tanya lagi, tetapi ketika saya bimbing dan saya kasih tahu caranya begini,
kalau membuat laporan caranya begini, pasti saya dukung cara membuat
laporan yang baik. Ibaratnya apa ya, kalau kita kasih tau kesalahannya kan
pasti tidak akan mengulanginya lagi, tapi ketika kita hanya itu tidak
dikasih tau solusinya yang benar bagaimana kan nanti dia akan
mengulang-ulang.
Ketika diberi penjelasan atau bimbingan Bu U cepat mengerti atau
bagaimana?
Ooo, dia cepet, dalam arti gini kalau dia tidak paham dia akan bertanya,
tetapi ketika sudah faham, oh ya itu nanti diulang, bukti kalau dia bekerja
“oh iya kemarin kan ibu bilang begini”, jadi dia menyadari kalau salah
kan. Karena dia ingat apa yang sudah di ajarkan. Kalau kinerja sama saya
dia nggak ada masalah, biasanya orang mau pensiun itu kan ke pribadi ya.
Saya hubungan pribadi dan emosionalnya tidak dekat dan tidak mengenal.
Oke bu saya kira cukup, terimakasih matur nuwun.
Tabel 13.
Pengelompokan Kode Atasan Kerja Informan 2
No Satuan Makna Transformasi 1 Transformasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
1 Selamat pagi Bu A, disini
saya akan menanyakan
beberapa pertanyaan
nanti sebisa mungkin ibu
menjawab dengan
sejujur-jujurnya, dari
peraturan dan surat
perjanjian tadi sudah ada.
Pertanyaan yang
pertama, sudah berapa
lama ibu mengenal Bu U?
Baru sekitar tiga, tiga
setengah tahun. Pindah
kesini tahun berapa ya pak
T? (bertanya kepada
temannya). Saya pindah sini
2012, Bu U desember, jadi
sekitar tiga tahunan, tiga
sampai empat tahun.
Baru sekitar tiga
sampai empat tahun
mengenal Bu U.
Bu A mengatakan
bahwa baru
mengenal informan
tiga sampai empat
tahun lalu.
2 Seberapa dekat Bu A
dengan bu umi?
Yaaa karena satu ruangan,
dia staff di pengendalian, ya
hubungannya hubungan
kerja, karena saya tidak
mengenal beliau
sebelumnya. Saya
mengenal beliau hanya
hubungan pekerjaan.
Hubungan Bu A
dengan Bu U sebatas
hubungan kerja
karena belum
mengenal Bu U
sebelumnya.
Bu A mengatakan
bahwa hanya
mengenal informan
sebatas rekan kerja
saja.
3 Bisa diceritakan sedikit
apa yang Bu A ketahui
tentang Bu U?
Saya tidak mengenal secara
kepribadiannya saya tidak,
karena saya cuma hubungan
pekerjaan dan saya juga
orangnya, monggo aja…
Saya nggak, apa ya mas?
Pribadi seseorangkan
kadang kita nggak tau,
Bu A tidak mengenal
pribadi Bu U, karena
mereka hanya
sebatas hubungan
pekerjaan saja.
Hanya mengenal
sebatas atasan
dengan bawahan.
Bu A mengatakan
bahwa mengenal
informan hanya
sebatas hubungan
pekerjaan sebagai
atasan dan bawahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
didepan baik dibelakang
baik, kan saya juga nggak
tau. Jadi saya sebatas atasan
sama bawahan. Karena saya
tidak sebelumnya tidak
pernah satu kantor,
kebetulan saya mutasi
disini, beliaunya juga itu,
jadi sebelumnya saya juga
tidak kenal. Saya hanya
mengenal sebatas atasan
bawahan ya.
4 Terus, eee ketika bertemu
didalam sehari-hari
dikantor itu kondisi
fisiknya Bu U seperti apa
bu?
Sehat kalau orangnya,
karena rajin olahraga.
Maksudnya rajin olahraga
itu karena dia merasa
usianya sudah itu,
badannya… dia sering
“saya olahraga bu, saya
datengnya agak, saya
olahraga dulu pagi
jogging”, yaudah begitu aja,
maksudnya dalam arti pagi
berusaha jalan.
Sehat karena rajin
olahraga. Karena Bu
U merasa usianya
sudah tua. Bu U
sering berolahraga di
pagi hari.
Bu A mengatakan
bahwa informan
senang berolahraga
di pagi hari untuk
menjaga kesehatan
karena informan
merasa dirinya
sudah tua.
5 Terus kalau kondisi
emosinya seperti apa bu?
Menjelang pensiun ini
kondisi emosinya seperti
apa? Biasanya kan kerena
stres mau pensiun jadi
uring-uringan.
Eee dia selalu ngomong
“saya sih mau pensiun,
jadinya santai”,
ngomongnya gitu, jadinya
Bu U selalu berbicara
bahwa dirinya
sebentar lagi akan
pensiun, jadi Bu U
tidak terpengaruh
oleh baik atau
buruknya penilaian
yang akan diberikan.
Bu A mengatakan
bahwa informan
merasa dirinya
sebentar lagi akan
pesiun, jadi
informan tidak
begitu terpengaruh
oleh penilaian yang
diberikan oleh Bu A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
nggak ngaruh juga. Mau
kerja bener, mau kerja…
Apa ya? Apa ya mas?
Pokoknya yang jelas, orang
saya mau pensiun kok,
selalu kan… Biasanya
orang yang mau pensiunkan
mau dinilai baik, mau
dinilai itu kan nggak toh
mau pensiun. Ya jadi
monggo.
6 Bisa diceritain nggak bu
keseharian Bu U dikantor
itu seperti apa?
Maksudnya?
Eee… maksudnya pernah
mangkir kerja atau
seperti apa?
Dia pagi datang, kalau
masalah apel apa
enggaknya saya nggak
begitu faham, apel kadang
apel, kadang tidak. Ya
memang karena itu
pekerjaan. Terus kemudian
dikantor, memang benar
kalau siang dia pulang,
karena nggak ada kerjaan.
Memang di seksi kami itu
pekerjaan tidak banyak, jadi
sering kelapangan udah,
jadi memang beliau siang
pulang. Jadi sebelum-
sebelumnya dahulu kala kan
jauh kantornya, kan kalau
disini kan dekat dengan
rumah, cuma lima menit
hahah. Monggo itu alasan,
pokoknya pulang deket
lebih deketlah lima menit,
Bu A tidak begitu
paham kalau masalah
Bu U mengikuti apel
pagi atau tidak.
Kemudian ketika
siang Bu U pasti
pulang kerumah,
karena rumahnya
dekat dan tidak ada
pekerjaan. Hal ini
dikarenakan seksi ini
pekerjaannya sedikit
dan sering ke
lapangan.
Bu A mengatakan
bahwa dirinya tidak
begitu mengetahui
apakah informan
mengikuti apel pagi
atau tidak. Selain itu,
ketika siang
informan memilih
untuk pulang
kerumah. Hal ini
dikarenakan rumah
informan dekat dan
sedikitnya pekerjaan
dan seringnya ke
lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
ya kalau orang lima menit
makan siang pasti pulang
mas.
7 Terus kalau semisal ada
pekerjaan gitu eee bukan
disini sajakah
pekerjaannya,
maksudnya dikelurahan
juga ada?
Eeee pekerjaan dikami itu
lapangan, kalau kelapangan
kan kita meninjau lokasi.
Kalau yang namanya
larasita itu menggunakan
mobil larasita. Kita ada satu
tim, tim kan, timnya itu ada
terdiri dari beberapa orang.
Memang dijadwal Bu U itu
ada namanya, setiap
seminggu sekali harusnya
berangkat ke kelurahan, tapi
pelaksanaannya ya hanya
kadang-kadang saja beliau
berangkat, makanya saya
jujur ini mas.
Pekerjaan yang
dilapangan juga ada,
meninjau lokasi dan
larasita. Biasanya
dalam satu tim di
larasita terdiri dari
beberapa orang. Bu U
dijadwalkan setiap
seminggu sekali
harusnya berangat ke
kelurahan. Tetapi
pelaksanaannya
hanya kadang-
kadang saja Bu U
berangkat.
Bu A mengatakan
bahwa informan
masuk dalam sebuat
tim yang terdiri dari
beberapa orang
untuk bertugas di
kelurahan sebagai
larasita. Informan
dijadwalkan setiap
seminggu sekali
berangkat ke
kelurahan, tapi
kenyataannya hanya
kadang-kadang saja
informan berangkat
ke kelurahan.
8 Itu ibu tau nggak ya
dikarenakan apa? Kok
kadang-kadang aja
berangkatnya.
Alesannya karena “kan
udah ada yang berangkat
bu”, padahal memang satu
tim itu terdiri dari lima
orang. Sebetulnya timnya
ada banyak, tapi biasanya
yang berangkat kan tiga
sampai empat, kan ada
ketua tim ya, ada wakilnya,
ada anggota itu. Satu tim
seharusnya mempunyai itu.
Tidak berangkat ke
kelurahan
disebabkan karena
sudah ada perwakilan
yang berangkat.
Sebenarnya timnya
ada banyak, tapi
biasanya yang
berangkat tiga
sampai empat tim,
ada ketua, wakil, dan
anggota tim. Satu tim
seharusnya
mempunyai itu.
Bu A mengatakan
bahwa informan
tidak berangkat
untuk menjalankan
tugasnya
dikarenakan sudah
ada temannya atau
perwakilan yang
berangkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Kadang mungkin sudah ada
yang berangkat, jadi beliau
“Saya nggak usah berangkat
bu, karena sudah ada yang
berangkat” ketika ditanya
udah berangkat dia nggak
berangkat. Monggo
disimpulkan sendiri.
9 Terus, bagaimana kinerja
Bu U menurut Bu A
selama bekerjasama?
Kinerja apanya?
Maksudnya yang ditanyai
apanya?
Eee… sudahkah
melakukan jobdesknya
yang sesuai?
Iya, maksudnya apakah
kinerjanya,
kemampuannya, apa yang
ditugaskan dikerjakan, apa
jobnya dia? Kalau jobnya
dia dikerjakan, kalau jobnya
dia pasti dikerjakan, karen
job akan berkaitan dengan
penilaian kinerja, iyaaa…
Kalau itu nggak dilakukan
tau nilainya dari mana mas?
Bu U melakukan
tugas pekerjaan
dengan baik dan pasti
dikerjakan, karena
hal ini berkaitan
dengan penilaian
kinerja.
Bu A mengatakan
bahwa informan
mengerjakan
tugasnya dengan
baik karena hal ini
berkaitan dengan
penilaian kinerja.
10 Kalau masalah disiplin,
kemudian tepat waktu,
kemudian pekerjaannya
oke atau tidak nah gimana
bu?
Kalau disiplin itukan karena
ada jam kantor, jam kantor
masuk jam sekian, nanti
keterkaitannya sama
penghitungan tunjangan
kinerja, kalau kita terlambat
kita pasti akan dipotong.
Kalau disiplin itu
berkaitan dengan
penghitungan
tunjangan kinerja,
jadi kalau tidak
disiplin tunjangan
kinerjanya akan
dipotong. Kemudian
Bu U sudah
mengerjakan sesuai
tugas kerjanya
karena Bu U
Bu A mengatakan
bahwa semua
pegawai pasti
disiplin dalam
masalah waktu
masuk kerja, karena
ini berkaitan dengan
pemberian
tunjangan kinerja.
Kemudian informan
sudah mengerjakan
sesuai dengan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Jadi kalau masalah waktu
time semua pegawai akan
sesuai dengan yang
ditentukan oleh, karena
keterkaitannya kan dengan
tunjangan kinerja, kalau
masalah disiplin ya. Kalau
ya sesuai job, sudah sesuai,
dia sudah melakukan sesuai
job, karena dia
fungsionalnya adalah
pengadministrasian, ketika
surat masuk. Ini tadi yang
saya bilang kinerja ya
hubungan kerja ya saya
bukan hubungan pribadi,
dia sudah, kaya misalnya
ada surat masuk dia
membuat surat sesuai
jobnya dia dibukukan, jadi
itu sudah.
fungsionalnya adalah
pengadministrasian.
Mengatasi surat-surat
yang masuk dan
kemudian
dibukukan.
kerjanya sebagai
administrator surat
yang masuk dan
kemudian akan
dibukukan.
11 Kalau ini bu, masalah
disiplin deadline
pekerjaan harus
dikumpulkan hari ini juga
atau dua minggu kedepan
harus sudah selesai, itu
seperti apa? Tepat
waktukah ketika
mengumpulkan tugas?
Kadang-kadang tepat
waktu, kadang-kadang
“nanti aja ya bu”, ya
namanya perempuan.
Tapi banyak yang mana
bu?
Yowis, banyak yang tepat
waktu wes.
Ketika
menyelesaikan tugas
Bu U terkadang tepat
waktu dan terkadang
tidak tepat waktu.
Tetapi menurut Bu A,
Bu U lebih banyak
tepat waktu dalam
menyelesaikan
tugasnya.
Bu A mengatakan
bahwa informan
terkadang tepat
waktu dan terkadang
tidak tepat. Informan
lebih banyak tepat
waktu dalam
menyelesaikan
tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
12 Kalau kinerja Bu U
menjelang pensiun ini
seperti apa bu?
Apanya?
Kinerjanya bu, lagi-lagi
kita membahas mengenai
kinerjanya, apakah
kinerjanya meningkat,
menjelang pensiun ini
apakah lebih baik atau
malah lebih buruk?
Kayaknya gak ada
ngaruhnya juga bagi dia,
karena sebelum maslih lama
dia kalau siang pulang.
Karena kayaknya memang
kondisi rumah yang dekat
jadi ya mempermudah apa
ya? Ya itu, tapi pekerjannya
dia nggak ada perubahan
deh, ya karena dia selalu
ketika, ya karena mungkin
dia sudah tau sebentar lagi
akan pensiun sehingga tidak
ada lagi yang dicapai. Jadi
ya sudah, mengerjakan
sesuai rutinitas sehari-hari.
Apa yang harus dikerjakan
ya dikerjakan. Rutinitas
pekerjaankan sesuai dianya
saja, apa yang dia kerjakan
sesuai dengan jobnya aja.
Performansi kerja Bu
U Tidak berpengaruh
ketika menjelang
pensiun maupun
masih lama
pensiunnya. Menurut
Bu A sama saja.
Selain itu, kinerjanya
tidak mengalami
perubahan karena Bu
U sudah tau kalau
sebentar lagi akan
pensiun, sehingga
tidak ada lagi yang
ingin Bu U capai.
Jadi Bu U hanya
mengerjakan
rutinitas sehari-hari
di kantor.
Bu A mengatakan
bahwa performansi
informan menjelang
pensiun tidak
meningkat dan
cenderung biasa saja
dan sama saja.
Menurut Bu A hal
ini dikarenakan
informan sudah
mengetahui kalau
sebentar lagi akan
pensiun sehingga
tidak ada lagi yang
ingin informan
capai. Informan
hanya mengerjakan
rutinitasnya saja
dikantor.
13 Jadi nggak ada
peningkatan gitu ya?
Nggak ada. Karena
tugasnya
pengadministrasian, cuma
dikantor tugasnya ya gitu-
gitu aja, ibaratnya kan
hanya mengagendakan
Tidak adanya
peningkatan kerja
dikarenakan tugas
kerjanya hanya
seperti itu saja.
Bu A mengatakan
bawa informan tidak
mengalami
peningkatan kinerja,
hal ini dikarenakan
tugas kerjanya
hanya seperti itu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
surat, kalau diloket kan
berhubungan dengan
masyarakat, semakin berkas
banyak kan semakin
meningkat, kalau Bu U kan
enggak, kalau surat masuk
terus mengagendakan. Itu
kalau membuat surat tugas.
dan tidak ada variasi
kerja.
14 Kalau ada penyuluhan
seperti itu, apakah juga,
penyuluhan kepada
masyarakat, supaya
masyarakat lebih pintar
mengenai pertanahan?
Dia fungsionalnya bukan
penyuluh mas,
administrasian tok, kalau
penyuluh tu disini kasi sama
kasubsi. Jadi kalau dia tugas
larasita yang tadi, disitukan
ada ketua tim nya ada
wakilnya. Kalau wakil
ketua dan ketuanya nggak
berangkat otomatiskan dia
yang berangkat, terus kalau
ada pertanyaan dia yang
menjawab. Tapi ketika ada
ketua sama wakil ketua,
karena koordinator
penanggung jawab larasita,
penanggungjawab yang
berangkat adalah kasubsi.
Bu U funsionalnya
sebagai
pengadministrasian,
kalau yang
memberikan
penyuluhan adalah
kasi dan kasubsi di
dalam penugasan
larasita. Ketika ketua
dan wakil tim tidak
ada maka otomatis
Bu U yang
menggantikan dan
menjawab ketika ada
pertanyaan.
Bu A mengatakan
bahwa informan
tugas fungsionalnya
adalah administrasi.
Pemberian
penyuluhan kepada
masyarakat
dilakukan oleh kasi
dan kasubsi. Ketika
ketua dan wakil
tidak ada maka
otomatis informan
bertanggungjawab
penuh dalam
memberikan
pelayanan.
15 Bisa diceritakan bu, kalau
keseharian Bu U itu
dengan rekan-rekan
kerjanya seperti apa bu?
Ya namanya ibu-ibu mas,
ngobrol. Kalau diluar saya
tidak begitu paham, tapi
kalau didalam ruangan
Ibu-ibu itu sukanya
ngobrol tetapi kalau
kegiatan di luar Bu A
tidak mengetahui
persisnya. Kalau
didalam ruangan kita
ngobrol biasa dan Bu
Menurut Bu A
informan suka
ngobrol dan bukan
termasuk orang yang
pendiam. Bu A tidak
mengetahui
persisnya pribadi
informan ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
kitakan hanya berlima ya
kita ngobrol biasa, tapi
kalau diluar saya nggak
faham sebenarnya Bu U
sama rekan, saya pahamnya
dengan yang didalam.
Karena person beda satu
dengan yang lainnya kan.
Kita didalam satu ruangan
sesama rekan kerja ya
ngobrol biasa, bukan
termasuk orang yang
pendiam.
U bukan termasuk
orang yang pendiam.
diluar dan
bersosialisasi
dengan rekan kreja
yang lainnya.
16 Adakah kedekatan seperti
itu? Bu U itu apakah
orangnya suka menolong
temennya, kaya
menunjukkan rasa sosial
gitu lho bu.
Hehehe, nggak tau saya,
pokoknya yang jelas kalau
didalam ya kita ngobrol aja,
kalau diluar mau nolong
atau nggak saya nggak. Ya
itu bisa ditanyakan yang
sudah bergaul berapa tahun
itu, kalau sayakan baru,
sekedar hubungan.
Maksudnya secara personel
ketika kita menjadi teman
dekat itu secara itu kan ya,
tapi saya sekedar hubungan
kerja kan ya, baru disini tiga
tahun. Ya yang jelas
ngobrol sama orang juga
ngobrol, baik perkara
subjektif ya mas ya, suka
menolong baik nggak.
Kalau saya bilang baik
belum tentu masnya bilang
Bu A tidak
mengetahui
mengenai pergaulan
sosial Bu U. Bu A
hanya tahu sebatas
hubungan kerja saja.
Kalau dengan Bu A
yang penting kinerja
beres.
Bu A mengatakan
bahwa tidak tahu
mengenai pergaulan
sosial informan. Bu
A hanya sebatas
hubungan kerja
sebagai atasan dan
bawahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
baik. Saya bilang lomo mas
heheh… Saya objektif saja,
kalau diluarnya saya nggak
faham, karena sama orang
kan gitu. Kalau sama saya
hubungan pekerjaannya
beres.
17 Terus kemudian, ibu tahu
tidak tentang persiapan
pensiun yang sudah
dilakukan Bu U tentang
persiapan pensiun ini?
Nggak tau, nggak tau.
Maksunya apa yang di?
Persiapan mental,
persipan ekonomi.
Secara itu saya nggak tau,
saya orangnya tidak terlalu
campur urusan, karena
pribadi orang, selama dia
tidak bercerita sama saya,
saya juga nggak aka
bertanya, itu kan sudah. apa
lagi suaminya juga bekerja
to, suaminya pernah bekerja
di BPN, saya juga nggak,
yang jelas kalau dia
bercerita “saya olahraga bu,
saya pensiun nggak ngaruh
juga” selalu bicaranya
begitu, maksudnya kalau
ada kegiatan apa rajin,
penilaian saya mau dinilai
baik buruk toh saya sudah
pensiun gitu lho mas, jadi
intinya wis terserah serah.
Kalau dalam hubungan
kerja lho ya, kalau yang
untuk persiapan materi dan
persiapan mental saya
Bu A tidak
mengetahui
persiapan pensiun
yang dilakukan Bu U.
Bu A tidak banyak
mencampuri urusan
orang lain. Bu A
hanya mengetahui
bahwa menjelang
pensiun Bu U tidak
terpengaruh oleh
penilaian baik atau
buruknya yang akan
Bu U terima, karena
sebentar lagi akan
pensiun.
Bu A mengatakan
bahwa tidak
mengetahui
persiapan pensiun
yang dilakukan
informan. Bu A
hanya mengetahui
bahwa menjelang
pensiun informan
tidak terpengaruh
oleh adanya
penilaian kinerja
yang akan diberikan,
karena sebentar lagi
akan pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
nggak paham, tidak
mengenal pribadi, saya
mengenal beliau begitu
sekarang ya begitu gitu lho
mas. Karena mengenalnya
kan tidak mendalam,
hubungan seperti sahabat.
18 Eee, kalau masalah
prinsip-prinsip Bu U saat
bekerja? Prinsip apa yang
diterapkan Bu U dalam
bekerja?
Enggak, maksudnya
prinsip, karena kalau sama
saya selama dia
tanggungjawab
pekerjaannya dia beres,
bagi saya itu monggo.
Pokoknya apa yang saya
beri tanggungjawab ke dia
selesai, itu harapan saya
sebagai pimpinannya.
Maksudnya ya pekerjaan
dia selesaikan dengan baik
sesuai jobnya, selesai ya
sudah. Karena kita ada
penilaian sasaran kinerja
pegawai. Jadi yang dinilai
adalah kinerjannya, kan
sudah direncanakan mas,
ibaratnya dalam satu tahun
apa yang mau dikerjakan itu
ditulis. Jadi kalau pegawai
negeri penilaiannya kan ini
apa, ini apa, itu sudah
diawal januari dan di akhir
tahun tinggal dinilai,
dikerjakan tidak, targetnya
ini sekian, dikerjakan nggak
sesuai target nggak. Saya
Prinsipnya adalah
bahwa pekerjaan Bu
U sudah sesuai
dengan deskripsi
kerjanya dan yang
penting adalah
tanggungjawabnya
Bu u ke Bu A selesai
dengan beres.
Bu A mengatakan
bahwa pekerjaan
informan sudah
sesuai dengan
deskripsi kerja yang
sebenarnya dan yang
paling penting
adalah
tanggunjawab
informan ke atasan
sudah selesai dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
tinggal sesuai yang itu aja.
Itu prinsip
tanggungjawabnya dia
diselesaikan ya itu tadi.
Kalau prinsip maksudnya
apa saya nggak, prinsip
kejujuran, kalau prinsip itu
sudah kepribadinya to.
19 Ibu kan yang menilai
berati dan mengetahui
kinerjanya seperi apa,
nah itu kalau saya boleh
tau satu tahun yang lalu
kinerjanya seperti apa?
Kinerja itu adalah pekerjaan
yang dia lakukan ya mas.
Bukan kembali disiplin dan
segala macam, hanya target
dan kita membuat
perencanaan target. Dia
melalukan pekerjaan
dengan apa yang sesuai dari
tanggungjawabnya. Jadi
kalau dia siang pulang
karena rumahnya dekat dan
mau makan dirumah itu
nggak masalah, yang
penting semua pekerjaan
dia diselesaikan dengan
baik. Tadi mas bilang
kadang tepat waktu atau
tidak itu kan, tapi yang jelas
diselesaikan. Jadi nggak ada
perubahannya ikut saya dari
awal sampai mau pensiun
ya eee… tetap ya, stagnan
disitu. Nggak mengalami
penurunan dan nggak
mengalami peningkatan.
Karena dia menyadari
Bu U melalukan
pekerjaan dengan apa
yang sesuai dari
tanggungjawabnya.
Jadi kalau Bu U
sering pulang siang
hari karena
rumahnya dekat dan
mau makan dirumah
itu tidak menjadi
masalah, yang
penting semua
pekerjaan
diselesaikan dengan
baik. Tetapi kadang
tepat waktu atau
tidak yang jelas
diselesaikan. Jadi
tidak ada
perubahannya ikut
Bu A dari awal
sampai mau pensiun,
kinerjanya stagnan
disitu. Tidak
mengalami
penurunan dan nggak
mengalami
peningkatan.
Bu A mengatakan
bawah informan
bekerja sesuai
dengan deskripsi
kerjanya. Informan
termasuk orang yang
bertanggungjawab
penuh akan tugasnya
meskipun terkadang
sering terlambat
menumpulkan.
Semenjak informan
menikuti Bu A
sebagai atasan, Bu A
berpendapat bahwa
performansi kerja
informan tidak
mengalami
peningkatan maupun
penurunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
bahwa dia mau pensiun
sebentar lagi. Jadi ketika
ikut saya dia bilang “saya
sebentar lagi pensiun lho
bu, tidak ada nilai yang saya
itu, saya mengerjakan
seperti rutinitas”.
20 Kalau ibu sendiri itu,
mendukung dan selalu
mendukung apa yang
dikerjakan Bu U atau
tidak?
Ooo iya selalu saya dukung
lah.
Itu wujud dukungannya
seperti apa?
Ya saya bantu, saya
bimbing “begini lho mbak
cara membaca PO”. Pasti
saya bimbing, karena kalau
saya hanya ngasih tau, nanti
akan bertanya-tanya lagi,
tetapi ketika saya bimbing
dan saya kasih tahu caranya
begini, kalau membuat
laporan caranya begini,
pasti saya dukung cara
membuat laporan yang
baik. Ibaratnya apa ya,
kalau kita kasih tau
kesalahannya kan pasti
tidak akan mengulanginya
lagi, tapi ketika kita hanya
itu tidak dikasih tau
solusinya yang benar
bagaimana kan nanti dia
akan mengulang-ulang.
Bu A membantu dan
membimbing Bu U
ketika mengalami
kesulitan kerja. Bu A
mengajari secara
detail supaya tidak
timbul pertanyaan
lagi kedepannya.
Bu A mengatakan
bahwa dirinya
membantu,
membimbing, dan
mendukung
informan ketika
infotman mengalami
kesulitan dalam
bekerja. Bu A
mengajari secara
detail supaya tidak
lagi timbul
pertanyaan.
21 Ketika diberi penjelasan
atau bimbingan Bu U
Bu U cepat mengerti
ketika diberikan
penjelasan oleh Bu
Bu A mengatakan
bahwa informan
cepat memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
cepat mengerti atau
bagaimana?
Ooo, dia cepet, dalam arti
gini kalau dia tidak paham
dia akan bertanya, tetapi
ketika sudah faham, oh ya
itu nanti diulang, bukti
kalau dia bekerja “oh iya
kemarin kan ibu bilang
begini”, jadi dia menyadari
kalau salah kan. Karena dia
ingat apa yang sudah di
ajarkan. Kalau kinerja sama
saya dia nggak ada masalah,
biasanya orang mau pensiun
itu kan ke pribadi ya. Saya
hubungan pribadi dan
emosionalnya tidak dekat
dan tidak mengenal.
A. Terkadang Bu U
melakukan
konfirmasi masalah
sebelum benar-benar
menyelesaikan tugas.
Hal ini disebabkan
karena Bu U ingat
apa yang diajarkan
oleh Bu A.
informasi yang
masuk ketika
dijelaskan.
Terkadang informan
juga melakukan
konfirmasi sebelum
menuntaskan
pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
LAMPIRAN 12
ANALISIS
ATASAN
INFORMAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
No. Transformasi 2 Kode Sub-Kategori Kategori Tema
1. Bu A mengatakan bahwa
baru mengenal informan tiga
sampai empat tahun lalu.
- - - -
2. Bu A mengatakan bahwa
hanya mengenal informan
sebatas rekan kerja saja.
Mengenal informan
sebatas rekan kerja.
- - -
3. Bu A mengatakan bahwa
mengenal informan hanya
sebatas hubungan pekerjaan
sebagai atasan dan bawahan.
Mengenal informan
hanya sebatas
hubungan sebagai
atasan dan bawahan.
- - -
4. Bu A mengatakan bahwa
informan senang berolahraga
di pagi hari untuk menjaga
kesehatan karena informan
merasa dirinya sudah tua.
Informan senang
berolahraga di pagi
hari untuk menjaga
kesehatan karena
Menjaga kesehatan
diri.
Kondisi fisik yang
baik.
Kondisi menjelang
pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
informan merasa
dirinya sudah tua.
5. Bu A mengatakan bahwa
informan merasa dirinya
sebentar lagi akan pesiun,
jadi informan tidak begitu
terpengaruh oleh penilaian
yang diberikan oleh Bu A.
Informan merasa
dirinya sebentar lagi
akan pesiun,
informan tidak begitu
terpengaruh oleh
penilaian dari
atasannya.
Tidak terpengaruh
oleh penilaian
kinerja oleh atasan.
- -
6. Bu A mengatakan bahwa
dirinya tidak begitu
mengetahui apakah informan
mengikuti apel pagi atau
tidak. Selain itu, ketika siang
informan memilih untuk
pulang kerumah. Hal ini
Ketika siang hari
informan lebih
memilih untuk
pulang kerumah
karena sedikitnya
pekerjaan dan lebih
Memilih untuk
pulang kerumah
saat jam kerja
karena sedikitnya
pekerjaan dan lebih
sering tugas
lapangan.
Performansi kerja. Sentralisasi Kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
dikarenakan rumah informan
dekat dan sedikitnya
pekerjaan dan seringnya ke
lapangan.
sering tugas
lapangan.
7. Bu A mengatakan bahwa
informan masuk dalam
sebuat tim yang terdiri dari
beberapa orang untuk
bertugas di kelurahan
sebagai larasita. Informan
dijadwalkan setiap seminggu
sekali berangkat ke
kelurahan, tapi kenyataannya
hanya kadang-kadang saja
informan berangkat ke
kelurahan.
Informan memiliki
jadwal yang sudah
ditetapkan untuk
piket, tetapi informan
berangkatnya
kadang-kadang saja.
Tidak mengerjakan
tugasnya.
Kurang disiplin dalam
bekerja.
Performansi kerja
yang kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
8. Bu A mengatakan bahwa
informan tidak berangkat
untuk menjalankan tugasnya
dikarenakan sudah ada
temannya atau perwakilan
yang berangkat.
Informan tidak
berangkat untuk
menjalankan
tugasnya dikarenakan
sudah ada perwakilan
yang berangkat.
Tidak mengerjakan
tugasnya.
Kurang disiplin dalam
bekerja.
Performansi kerja
yang kurang baik.
9. Bu A mengatakan bahwa
informan mengerjakan
tugasnya dengan baik karena
hal ini berkaitan dengan
penilaian kinerja.
Informan
mengerjakan
tugasnya dengan baik
karena hal ini
berkaitan dengan
penilaian kinerja.
Mengerjakan tugas
dengan baik.
Performansi kerja. Sentralisasi Kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
10. Bu A mengatakan bahwa
semua pegawai pasti disiplin
dalam masalah waktu masuk
kerja, karena ini berkaitan
dengan pemberian tunjangan
kinerja.
Informan disiplin
dalam hal waktu
masuk bekerja.
Disiplin dalam hal
waktu masuk kerja.
Prinsip kerja.
Nilai Kerja.
10a. Kemudian informan sudah
mengerjakan sesuai dengan
tugas kerjanya sebagai
administrator surat yang
masuk dan kemudian akan
dibukukan.
Kemudian informan
sudah mengerjakan
sesuai dengan tugas
kerjanya sebagai
administrator
Bekerja sesuai
dengan deskripsi
kerja.
Performansi kerja. Sentralisasi Kerja.
11. Bu A mengatakan bahwa
informan terkadang tepat
waktu dan terkadang tidak
tepat. Informan lebih banyak
Informan terkadang
tepat waktu dan
terkadang tidak tepat.
Informan lebih
Kurang disiplin
dalam bekerja.
Kurang disiplin. Performansi kerja
yang kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
tepat waktu dalam
menyelesaikan tugasnya.
banyak tepat waktu
dalam menyelesaikan
tugasnya.
12. Bu A mengatakan bahwa
performansi informan
menjelang pensiun tidak
meningkat dan cenderung
biasa saja dan sama saja.
Performansi
informan menjelang
pensiun tidak
meningkat dan
cenderung biasa saja
dan sama saja.
Performansi kerja
tidak meningkat
dan cenderung
biasa.
Performansi kerja
yang biasa.
Performansi kerja
yang biasa saja
menjelang pensiun.
12a. Menurut Bu A hal ini
dikarenakan informan sudah
mengetahui kalau sebentar
lagi akan pensiun sehingga
tidak ada lagi yang ingin
informan capai. Informan
Informan sebentar
lagi akan pensiun dan
tidak ada lagi yang
ingin informan cpai.
Tidak ada yang
ingin di capai oleh
informan.
Tidak memiliki
pencappaian lagi.
Aktualisasi Diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
hanya mengerjakan
rutinitasnya saja dikantor.
13. Bu A mengatakan bawa
informan tidak mengalami
peningkatan kinerja, hal ini
dikarenakan tugas kerjanya
hanya seperti itu saja dan
tidak ada variasi kerja.
Informan tidak
mengalami
peningkatan kinerja,
hal ini dikarenakan
tugas kerjanya hanya
seperti itu saja dan
tidak ada variasi
kerja.
Tidak mengalami
peningkatan
kinerja.
Performansi kerja
tidak mengalami
peningkatan.
Performansi kerja
yang tidak meningkat.
14. Bu A mengatakan bahwa
informan tugas
fungsionalnya adalah
administrasi. Pemberian
penyuluhan kepada
masyarakat dilakukan oleh
Tugas fungsional
informan adalah
bagian administrasi.
Tugas dalam
bekerja.
Pengalaman kerja. Deskripsi Kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
kasi dan kasubsi. Ketika
ketua dan wakil tidak ada
maka otomatis informan
bertanggungjawab penuh
dalam memberikan
pelayanan.
15. Menurut Bu A informan suka
ngobrol dan bukan termasuk
orang yang pendiam. Bu A
tidak mengetahui persisnya
pribadi informan ketika
diluar dan bersosialisasi
dengan rekan kreja yang
lainnya.
Informan bukan
termasuk orang yang
pendiam.
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
16. Bu A mengatakan bahwa
tidak tahu mengenai
pergaulan sosial informan.
Bu A hanya sebatas
hubungan kerja sebagai
atasan dan bawahan.
Tidak mengetahui
pergaulan sosial
informan.
- - -
17. Bu A mengatakan bahwa
tidak mengetahui persiapan
pensiun yang dilakukan
informan. Bu A hanya
mengetahui bahwa
menjelang pensiun informan
tidak terpengaruh oleh
adanya penilaian kinerja
yang akan diberikan, karena
sebentar lagi akan pensiun.
Tidak mengetahui
tentang persiapan
pensiun informan
selama ini.
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
18. Bu A mengatakan bahwa
pekerjaan informan sudah
sesuai dengan deskripsi kerja
yang sebenarnya dan yang
paling penting adalah
tanggunjawab informan ke
atasan sudah selesai dengan
baik.
Informan sudah
melakukan tugas
kerjanya dan
bertanggunjawab ke
atasan bahwa sudah
selesai dengan baik.
Performansi kerja
yang sudah baik
dan penuh
tanggungjawab.
Performansi kerja. Sentralisasi Kerja.
19. Bu A mengatakan bawah
informan bekerja sesuai
dengan deskripsi kerjanya.
Informan termasuk orang
yang bertanggungjawab
penuh akan tugasnya
meskipun terkadang sering
terlambat menumpulkan.
Informan bekerja
sesuai dengan
deskripsi kerjanya.
Informan termasuk
orang yang
bertanggungjawab
penuh akan tugasnya
meskipun terkadang
Performansi kerja
yang sudah baik
dan penuh
tanggungjawab.
Performansi kerja. Sentralisasi Kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
Semenjak informan menikuti
Bu A sebagai atasan, Bu A
berpendapat bahwa
performansi kerja informan
tidak mengalami
peningkatan maupun
penurunan.
sering terlambat
menumpulkan.
20. Bu A mengatakan bahwa
dirinya membantu,
membimbing, dan
mendukung informan ketika
infotman mengalami
kesulitan dalam bekerja. Bu
A mengajari secara detail
supaya tidak lagi timbul
pertanyaan.
Bu A memberikan
arahan dan
bimbingan kepada
informan ketika
bekerjasama.
Dukungan dari
atasan terhadap
informan.
Atasan mendukung. Dukungan Kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
21. Bu A mengatakan bahwa
informan cepat memahami
informasi yang masuk ketika
dijelaskan. Terkadang
informan juga melakukan
konfirmasi sebelum
menuntaskan pekerjaan.
Informan cepat
memahami informasi
yang masuk ketika
dijelaskan.
Performansi kerja
yang sudah baik.
Performansi kerja. Sentralisasi Kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
LAMPIRAN 13
VERBATIM
REKAN
KERJA
INFORMAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
No. Verbatim
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Sepengetahuan ibu, bu U itu kondisi kesehatannya bagaimana saat
ini?
Bu U itu kesehatannya masih enerjik dan bagus mas dari pada saya. Bu U
masih lincah juga.
Kok ibu bisa bilang bu U enerjik tuh kenapa bu?
Bu U tu kan sudah tua tapi masih sehat dan enerjik. Masih semangat untuk
bekerja. Sekarang bu U itu kerjanya di larasita di kelurahan sebagai
petugas BPN disana sebagai pemberi penyuluhan. Kalau di kantor tidak
ada pekerjaan bu U ke keluarahan, bekerja disana mas.
Kalau bu napsiyah sudah berapa lama kenal dengan bu U?
Kalau saya itu sudah kenal dari BPN sleman mas tetapi beda pekerjaan
atau bidang. Terus saya pindah di kanwil, terus beberapa tahun kemudian
bu U juga pindah di kanwil, tapi pekerjaannya berbeda. Terus ditahun yang
sama saya dipindahkan lagi di kota bareng bu U lagi sampai sekarang. Dan
waktu di kota saya satu baru satu bidang pekerjaan dengan bu U. Jadi kalau
masalah keakraban saya biasa saja, Cuma sekedar kenal aja dan baru dekat
dengan bu U itu pas kerja di kota ini mas karena satu bidang kerja.
Apa saja yang ibu ketahui tentang bu U?
Kepribadian bu U itu baik mas, sama temen2 semua itu hubungannya itu
baik.
Kalau sama bu napsiyah sendiri gimana?
Kalau saya sendiri sih dianggap sama bu U teman baiknya, karena bareng-
bareng terus mas dari awal kerja dari sleman sampai dipindah ke kota itu
ketemu terus.
Apa yang ibu ketahui mengenai persiapan pensiun bu U?
Ya kalau bu U itu orangnya kecukupan to mas. Karena suaminya kerja juga
to mas, anak-anaknya juga sudah pada mentas semuanya. Suami mbak U
itu juga gak mau usaha kok mas setelah pensiun, pokoknya bu U tuh kalau
sudah pensiun tidak mau usaha, maunya menikmati hasil pensiunnya tok
kok mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Bu napsiyah bisa menceritakan gak bu kesehariannya bu U itu apa?
Kalau pemberdayaan itu kerjanya agak sedikit mas, kalau pagi itu apel
pagi, terus menjelang pulang itu baru absen untuk pulang lagi.
Kalau bu U sering terlambat kerja gak bu?
Kalau bu U itu rajin, datang bekerja lebih awal lalu ikut apel pagi. Kadang-
kadang pas nggak ada pekerjaan bu U sering pulang kerumah, karena
rumahnya dekat dari kantor mas. Di kantor seharian tidak ada kerjaan pasti
bosen kan mas? Saya pun juga kaya gitu, kalau tidak ada kerjaan bosan di
kantor ya saya begitu mas. Tapi kalau pas ada pekerjaan banyak juga nganu
kok mas, kerjanya rajin, tepat waktu kalau ada deadline kerja. Yang saya
tahu seperti itu mas, itu sudah umum mas, semua orang sudah tau kok.
Tapi siapapun kalau rumahnya dekat dan dikantor tidak ada pekerjaan dan
di rumah ada pekerjaan pasti pulang, saya mungkin juga kaya gitu mas,
tapi berhubung rumah saya jauh dari kantor.
Kemudian bu kalau pas di kanwil itu keseharian bu U gimana?
Iya kesehariannya juga bagus, rajin mas kalau datang pasti paling awal,
kinerjanya juga bagus mas.
Kalau sama teman-teman bu U gimana hubungannya?
Bu U tuh sama semua temen tuh baik semua mas, supel orangnya, mudah
bergaul, kalau teman atau saya kesulitan pas kerja, bu U juga membantu
kok mas. Mbak U itu supel kok mas kalau bergaul dikantor. Bagus bu U tu,
srawungnya juga pinter. Saya menilai bu U karena bu U sama semua orang
baik.
Tadi kalau di total bu N sudah kenal bu U berapa tahun?
Jadi kalau di total sudah 18 tahun saya kenal bu U dari jamannya pertama
kali di sleman sampai sekarang di pindah di kota, dari tahun 1998 sampai
2016 ini mas.
Tabel 15.
Pengelompokan Kode Rekan Kerja Informan 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
No Satuan Makna Transformasi 1 Transformasin 2
1 Sepengetahuan ibu, bu U itu
kondisi kesehatannya
bagaimana saat ini?
U itu kesehatannya masih
enerjik dan bagus mas dari
pada saya. Bu U masih lincah
juga.
N mengatakan
bahwa informan
memiliki kondisi
kesehatan yang
masih baik, lincah,
dan enerjik.
Menurut N,
informan memiliki
kondisi fisik yang
sehat.
2 Kok ibu bisa bilang U
enerjik tuh kenapa bu?
U tu kan sudah tua tapi masih
sehat dan enerjik.
N mengatakan
bahwa informan
yang sudah tua
tetapi tetap sehat
dan enerjik.
N mengatakan
bahwa informan
tetap sehat dan
enerjik.
3 Masih semangat untuk
bekerja.
Menurut N,
informan masih
tetap semangat
dalam bekerja.
N mengatakan
bahwa informan
masih memiliki
semangat dalam
bekerja.
4 Sekarang U itu kerjanya di
larasita di kelurahan sebagai
petugas BPN disana sebagai
pemberi penyuluhan. Kalau di
kantor tidak ada pekerjaan U
ke keluarahan, bekerja disana
mas.
Menurut N ketika
dikantor tidak ada
pekerjaan informan
bekerja di kelurahan
sebagai petugas
perwakilan untuk
memberikan
penyuluhan.
N mengatakan
bahwa ketika tidak
ada pekerjaan di
kantor, informan
bekerja di kelurahan
sebagai konsultan
dan pemberi
penyuluhan.
5 Kalau N sudah berapa lama
kenal dengan U?
Kalau saya itu sudah kenal
dari BPN sleman mas tetapi
beda pekerjaan atau bidang.
Terus saya pindah di kanwil,
terus beberapa tahun
kemudian U juga pindah di
kanwil, tapi pekerjaannya
berbeda. Terus ditahun yang
sama saya dipindahkan lagi di
kota bareng U lagi sampai
sekarang. Dan waktu di kota
saya baru satu bidang
N mengatakan
bahwa sudah kenal
informan dari sejak
bekerja di sleman.
Kemudian N dan
informan dipindah
ke kanwil dan
bekerja di bidang
yang berbeda.
Setelah beberapa
tahun kemudian N
dan informan
dipindah lagi ke
kantor kota dan kali
N sudah kenal
dengan informan
sejak bekerja di
kantor sleman.
Setelah itu mereka di
pindah ke kantor
kanwil. Sampai
akhirnya mereka
dipindah ke kantor
kota dengan bidang
pekerjaan yang
sama. Dari situlah
mereka menjadi
teman dekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
pekerjaan dengan U. Jadi
kalau masalah keakraban saya
biasa saja, cuma sekedar kenal
aja dan baru dekat dengan U
itu pas kerja di kota ini mas
karena satu bidang kerja.
ini bekerja di
bidang yang sama.
Dari sini lah N dan
informan mulai
dekat dan akrab.
6 Apa saja yang ibu ketahui
tentang U?
Kepribadian bu U itu baik
mas, sama temen-temen
semua itu hubungannya itu
baik
N mengatakan
bahwa informan
adalah orang yang
baik. Memiliki
hubungan yang baik
dengan semua
teman.
N mengatakan
bahwa informan
orang yang baik dan
memiliki hubungan
yang baik dengan
semua orang.
7 Kalau sama N sendiri
gimana?
Kalau saya sendiri sih
dianggap sama U teman
baiknya, karena bareng-bareng
terus mas dari awal kerja dari
sleman sampai dipindah ke
kota itu ketemu terus.
N mengatakan
bahwa dirinya
dianggap teman
baik oleh informan,
karena dari awal
bekerja selalu
bersama sampai
sekarang.
N mengatakan
bahwa dirinya
adalah teman baik
informan. Hal ini
dikarenakan dari
mulai awal bekerja
samapi sekarang
selalu bersama.
8 Apa yang ibu ketahui
mengenai persiapan pensiun
U?
Ya kalau U itu orangnya
kecukupan to mas. Karena
suaminya kerja juga to mas,
anak-anaknya juga sudah pada
mentas semuanya. Suami U
itu juga gak mau usaha kok
mas setelah pensiun,
pokoknya U tuh kalau sudah
pensiun tidak mau usaha,
maunya menikmati hasil
pensiunnya tok kok mas.
N mengatakan
bahwa informan
adalah orang yang
berkecukupan.
Suami informan
juga bekerja dan
anak-anak informan
sudah berhasil
semua. Jadi
informan kalau
sudah pensiun
hanya ingin
menikmati hasil
dari pensiunnya
saja.
N mengatakan
bahwa informan
adalah orang yang
berkecukupan.
Suami informan juga
bekerja dan anak-
anak informan sudah
tidak memerlukan
biaya lagi. Jadi
informan tidak
memikirkan
persiapan
pensiunnya.
informan hanya
ingin menikmati
hasil dari
pensiunnya.
9 N bisa menceritakan gak bu Menurut N N mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
kesehariannya bu U itu apa?
Kalau pemberdayaan itu
kerjanya agak sedikit mas,
kalau pagi itu apel pagi, terus
menjelang pulang itu baru
absen untuk pulang lagi.
pekerjaan mereka
sedikit dan kalau
pagi informan
berangkat untuk
apel pagi, kemudian
menjelang pulang
informan baru
absen lagi untuk
pulang.
bahwa informan
selalu mengikuti
apel pagi, kemudian
menjelang pulang
informan baru absen
lagi untuk pulang.
10 Kalau U sering terlambat
kerja gak bu?
Kalau U itu rajin, datang
bekerja lebih awal lalu ikut
apel pagi. Kadang-kadang pas
nggak ada pekerjaan U sering
pulang kerumah, karena
rumahnya dekat dari kantor
mas. Di kantor seharian tidak
ada kerjaan pasti bosen kan
mas? Saya pun juga kaya gitu,
kalau tidak ada kerjaan bosan
di kantor ya saya begitu mas.
Tapi kalau pas ada pekerjaan
banyak juga nganu kok mas,
kerjanya rajin, tepat waktu
kalau ada deadline kerja. Yang
saya tahu seperti itu mas, itu
sudah umum mas, semua
orang sudah tau kok. Tapi
siapapun kalau rumahnya
dekat dan dikantor tidak ada
pekerjaan dan di rumah ada
pekerjaan pasti pulang, saya
mungkin juga kaya gitu mas,
tapi berhubung rumah saya
jauh dari kantor.
Menurut N,
informan itu rajin
dengan datang
bekerja lebih awal
dan ikut apel pagi.
Ketika tidak ada
pekerjaan informan
sering pulang
kerumah karena
jarak antara rumah
dengan kantor
berdekatan. Tetapi
kalau dikantor
banyak pekerjaan
informan juga rajin
dalam bekerja dan
tepat waktu.
N mengatakan
bahwa informan
adalah sosok yang
rajin dan ketika
bekerja datang lebih
awal untuk
mengikuti apel pagi.
Selain itu, ketika di
kantor tidak ada
pekerjaan informan
memutuskan untuk
pulang kerumah.
Tetapi sebaliknya,
ketika banyak
pekerjaan informan
adalah orang yang
rajin dan
menyelesaikan tugas
dengan tepat waktu.
11 Kemudian bu kalau pas di
kanwil itu keseharian U
gimana?
Iya kesehariannya juga bagus,
Menurut N dalam
kesehariannya
informan rajin dan
ketika bekerja pasti
N mengatakan
bahwa informan
adalah orang yang
rajin dan disiplin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
rajin mas kalau datang pasti
paling awal, kinerjanya juga
bagus mas.
datang lebih awal
dan kinerjanya
bagus.
kinerjanya di kantor
bagus.
12 Kalau sama teman-teman U
gimana hubungannya?
U tuh sama semua temen tuh
baik semua mas, supel
orangnya, mudah bergaul,
kalau teman atau saya
kesulitan pas kerja, U juga
membantu kok mas. U itu
supel kok mas kalau bergaul
dikantor. Bagus U tu,
srawungnya juga pinter. Saya
menilai U karena U sama
semua orang baik.
Menurut N,
informan baik
kepada semua
orang, informan
adalah orang yang
supel dan mudah
bergaul. Informan
juga suka
membantu ketika
rekan kerjanya
kesulitan.
N mengatakan
bahwa informan
adalah orang yang
baik kepada semua
orang, supel, pintar
bergaul, dan suka
membantu rekan
kerja yang
membutuhkan
bantuan.
13 Tadi kalau di total N sudah
kenal U berapa tahun?
Jadi kalau di total sudah 18
tahun saya kenal bu U dari
jamannya pertama kali di
sleman sampai sekarang di
pindah di kota, dari tahun
1998 sampai 2016 ini mas.
N sudah dekat
dengan informan
sejak tahun 1998
ketika bersama-
sama kerja di kantor
sleman.
N mengatakan
bahwa dari tahun
1998 sudah
mengenal informan
ketika bersama-sama
bekerja di kantor
sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
LAMPIRAN 14
ANALISIS
REKAN KERJA
INFORMAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
No. Transformasin 2 Kode Sub-Kategori Kategori Tema
1. Menurut N, informan
memiliki kondisi fisik yang
sehat.
Informan memiliki
kondisi fisik yang
sehat.
Diri sehat. Kondisi fisik yang
baik.
Kondisi menjelang
pensiun.
2. N mengatakan bahwa
informan tetap sehat dan
enerjik.
Informan masih sehat
dan enerjik.
Diri sehat. Kondisi fisik yang
baik.
Kondisi menjelang
pensiun.
3. N mengatakan bahwa
informan masih memiliki
semangat dalam bekerja.
Informan masih
memiliki semangat
dalam bekerja.
Semangat dalam
bekerja.
Performansi kerja. Sentralisasi kerja.
4. N mengatakan bahwa ketika
tidak ada pekerjaan di
kantor, informan bekerja di
kelurahan sebagai konsultan
dan pemberi penyuluhan.
Informan bekerja di
dua tempat kerja,
yaitu di kantor dan di
kelurahan.
Menjalankan tugas
pekerjaan.
Pengalaman kerja. Desain kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
5. N sudah kenal dengan
informan sejak bekerja di
kantor sleman. Setelah itu
mereka di pindah ke kantor
kanwil. Sampai akhirnya
mereka dipindah ke kantor
kota dengan bidang
pekerjaan yang sama. Dari
situlah mereka menjadi
teman dekat.
Informan mulai dekat
dengan N semenjak
bekerja di bidang
yang sama.
Memiliki teman
dekat.
Relasi interpersonal
dengan rekan kerja.
Relasi interpersonal.
6. N mengatakan bahwa
informan orang yang baik
dan memiliki hubungan
yang baik dengan semua
orang.
Informan adalah
orang yang baik dan
baik kepada semua
orang.
Baik kepada
lingkungan sekitar.
Memiliki hubungan
baik dengan
lingkungan sekitar.
Dukungan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
7. N mengatakan bahwa
dirinya adalah teman baik
informan. Hal ini
dikarenakan dari mulai awal
bekerja samapi sekarang
selalu bersama.
N adalah teman baik
Informan.
Memiliki teman
baik.
Memiliki hubungan
baik dengan
lingkungan.
Dukungan sosial.
8. N mengatakan bahwa
informan adalah orang yang
berkecukupan. Suami
informan juga bekerja dan
anak-anak informan sudah
tidak memerlukan biaya
lagi. Jadi informan tidak
memikirkan persiapan
pensiunnya. informan hanya
Informan orang yang
berkecukupan di
bidang ekonomi.
Keadaan ekonomi
yang baik.
8a. Informan tidak
memikirkan
persiapan pensiun.
Informan hanya ingin
menikmati hasil
pensiunannya.
Tidak
mempersiapkan
pensiun dan ingin
menikmati hari tua.
Tidak memiliki
persiapan pensiun.
Kondisi menjelang
pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
ingin menikmati hasil dari
pensiunnya.
9. N mengatakan bahwa
informan selalu mengikuti
apel pagi, kemudian
menjelang pulang informan
baru absen lagi untuk
pulang.
Menjalani pekerjaan
secara disiplin.
Disiplin dalam
bekerja.
Performansi kerja. Sentralisasi kerja.
10. N mengatakan bahwa
informan adalah sosok yang
rajin dan ketika bekerja
datang lebih awal untuk
mengikuti apel pagi. Selain
itu, ketika di kantor tidak
ada pekerjaan informan
memutuskan untuk pulang
Informan adalah
sosok yang rajin.
Ketika tidak ada
pekerjaan informan
memutuskan untuk
pulang dan ketika
ada pekerjaan
informan
Rajin dalam
bekerja.
Performansi kerja. Sentralisasi kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
kerumah. Tetapi sebaliknya,
ketika banyak pekerjaan
informan adalah orang yang
rajin dan menyelesaikan
tugas dengan tepat waktu.
menyelesaikan tepat
waktu.
11. N mengatakan bahwa
informan adalah orang yang
rajin dan disiplin dan
kinerjanya di kantor bagus.
Informan orang yang
rajin dan disiplin
ketika dikantor.
Profesional dalam
bekerja.
Performansi kerja. Sentralisasi kerja.
12. N mengatakan bahwa
informan adalah orang yang
baik kepada semua orang,
supel, pintar bergaul, dan
suka membantu rekan kerja
yang membutuhkan bantuan.
Informan pintar
bergaul.
Pintar untuk
bersosialisasi.
Pintar bersosialisasi.
12a. suka membantu
orang lain.
Altruisme. Aspek toleransi pada
lingkungan.
Toleransi pada
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI