malaria

33
85 MALARIA A. Definisi Malaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dengan manifestasi klinis berupa demam, anemia dan pembesaran limpa. Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa. (4) B. Etiologi Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies

Upload: valentine-wijaya

Post on 12-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

wa

TRANSCRIPT

Page 1: Malaria

85

MALARIA

A. Definisi

Malaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang

disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dengan manifestasi klinis

berupa demam, anemia dan pembesaran limpa. Sedangkan meurut ahli lain

malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang

disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan

ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala

demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.(4)

B. Etiologi

Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam

genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat

intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium vivax,

Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.

Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun

ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar

serta dari ibu hamil kepada janinnya.(6,7)

Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai

malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau

malaria kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P.

falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies

Page 2: Malaria

86

terakhir ini paling berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat

menjadi berat sebab dalam waktu singkatdapat menyerang eritrosit

dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di dalam

organ-organ tubuh.(3,7)

C. Patofisiologi

Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung

parasit. Gejala yang paling mencolok adalah demam yang diduga disebabkan

oleh pirogen endogen, yaitu TNF dan interleukin-1. Akibat demam terjadi

vasodilatasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang

diproduksi oleh parasit. Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya

peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat

hemolisis. Juga terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrofil.

Terjadinya kongesti pada organ lain meningkatkan resiko terjadinya ruptur

limpa.

Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis

oleh sistem retikuloendotelial. Hebatnya hemolisis tergantung dari jenis

Plasmodium dan status imunitas pejamu. Anemia juga disebabkan oleh

hemolisis autoimun, sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi

maupun yang normal, dan gangguan eritropoiesis. Pada hemolisis berat dapat

terjadi hemoglobinuria dan hemoglobinemia. Hiperkalemia dan

hiperbilirubinemia juga sering ditemukan.

Page 3: Malaria

87

Kelainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika,

disebabkan karena sel darah merah yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket,

sehingga perjalanannya dalam kapiler terganggu dan mudah melekat pada

endotel kapiler karena adanya penonjolan membran eritrosit. Setelah

terjadi penumpukan sel dan bahan pecahan sel, maka aliran kapiler terhambat

dan timbul hipoksi jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler dan

dapat terjadi perembesan cairan bahkan perdarahan ke jaringan sekitarnya.

Rangkaian kelainan patologis ini dapat menimbulkan manifestasi klinis

sebagai malaria serebral, edema paru, gagal ginjal dan malabsorpsi usus.

Pertahanan tubuh individu terhadap malaria dapat berupa faktor yang

diturunkan maupun yang didapat. Pertahanan terhadap malaria terutama

penting untuk melindungi anak kecil atau bayi karena sifat khusus

eritrosit yang relatif resisten terhadap masuk dan berkembang- biaknya

parasit malaria. Masuknya parasit tergantung pada interaksi antara

organel spesifik pada merozoit dan struktur khusus pada permukaan eritrosit.

Imunitas humoral dan seluler tehadap malaria didapat sejalan dengan

infeksi ulangan. Namun imunitas ini tidak mutlak dapat mengurangi

gambaran klinis infeksi ataupun dapat menyebabkan asimptomatik dalam

periode panjang. Pada individu dengan malaria dapat dijumpai

hipergamaglobulinemia poliklonal, yang merupakan suatu antibodi spesifik

yang diproduksi untuk melengkapibeberapa aktivitas opsonin terhadap

eritrosit yang terinfeksi, tetapi proteksi ini tidak lengkap dan hanya bersifat

sementara bilamana tanpa disertai infeksi ulangan. Tendensi malaria untuk

Page 4: Malaria

88

menginduksi imunosupresi, dapat diterangkan sebagian oleh tidak adekuatnya

respon ini. Antigen yang heterogen terhadap Plasmodium mungkin juga

merupakan salah satu faktor. Monosit/ makrofag merupakan

partisipan selular yang terpenting dalam fagositosis eritrosit yang

terinfeksi.2

D. Klasifikasi

Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis

plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :

1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)

Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang

paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia,

splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.

Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk

eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini

berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit

normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin

inti (Double Chromatin).

Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:

Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup.

Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah

merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk

melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi

Page 5: Malaria

89

trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari

infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral,

gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water Fever).

2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)

Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan

Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih

biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan

kadang-kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon

Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti

kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan

Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.

Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain

nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan

malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi

seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada

pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria,

hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.

3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)

Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium

malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa

pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk

Page 6: Malaria

90

identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale

biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan

bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh

Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten

sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih

dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.

4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)

Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit

muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya

mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi,

tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24

merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval

hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen

kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala

klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali

dengan puncak demam setiap 72 jam.

Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang

system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai

dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak,

dan sering terjadinya komplikasi.

Page 7: Malaria

91

E. Gambaran Klinis

Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasienn non-

imun terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu

(paroksisme), yang diselingi oleh suatu periode (periode laten) bebas

demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa lemah, nyeri kepala, tidak

ada nafsu makan, mual atau muntah. Pada pasien dengan infeksi

majemuk/ campuran (lebih dari satu jenis Plasmodium atau satu jenis

Plasmodium tetapi infeksi berulang dalam waktu berbeda), maka

serangan demam terus- menerus (tanpa interval), sedangkan pada pejamu

yang imun gejala klinisnya minimal.

Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang berurutan

yakni stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage) dan

stadium berkeringat (sweating stage). Paroksisme ini biasanya terlihat jelas

pada orang dewasa namun jarang dijiumpai pada usia muda. Pada anak di

bawah umur lima tahun, stadium dingin seringkali bermanifestasi sebagai

kejang. Serangan demam yang pertama didahului oleh masa iinkubasi

(intrinsik). Masa inkubasi bervariasi antara 9- 30 hari t ergantung pada

spesies parasit. Masa inkubasi ini juga tergantung pada intensitas infeksi,

pengobatan yang pernah didapat sebelumnya, dan derajat imunitas pejamu.

Pada malaria akibat transfusi darah, masa inkubasi Plasmodium falciparum

adalah 10 hari, Plasmodium vivax 16 hari, dan Plasmodium malariae 40

hari atau lebih setelah transfusi. Masa inkubasi pada penularan secara

Page 8: Malaria

92

alamiah bagi masing- masing spesies parasit, untuk Plasmodium falciparum

12 hari, Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale 13- 17 hari, dan

Plasmodium malariae 28- 30 hari. Setelah lewat masa inkubasi, pada anak

besar dan orang dewasa timbul gejala demam yang terbagi dalam tiga

stadium atau trias malaria (malaria proxym), yaitu:

1. Stadium dingin

Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat

dingin. Gigi gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari- jari

pucatatau sianosis, kulit kering dan pucat, pasien mungkin muntah

pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15

menit sampai 1 jam.

2. Stadium demam

Pada stadium ini pasien merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering

dan terasa sangat panas seperti terbakar, nyeri kepala, mual dan

muntah, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya pasien menjadi sangat

haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 410 C atau lebih.

Stadium ini berlangsung antara 2- 12 jam. Demam disebabkan oleh

karena pecahnya skizon dalam sel darah merah yang telah matang

dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah.

3. Stadium berkeringat

Pada stadium ini pasien berkeringat banyak sekali, kemudian

suhu badan menurun dengan cepat, kadang- kadang sampai di bawah

Page 9: Malaria

93

normal. Black water fever yang merupakan komplikasi berat, adalah

munculnya hemoglobin pada urin sehingga menyebabkan warna urin

berwarna tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah

ikterus dan muntah berwarna seperti empedu. Black water fever

biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi Plasmodium

falciparum berulang dengan infeksi yang cukup berat.2

Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria,

dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan

terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan

membengkak, nyeri dan hiperemis.(4,12)

Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P.

falciparum. Pada infeksi P. falciparum dapat menimbulkan malaria berat

dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang

menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium aseksual

dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:(4,12)

1. Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11.

2. Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung

parasit >10.000/µl.

3. Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau

<12 ml/kgBB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan

kreatinin >3mg%.

4. Edema paru.

Page 10: Malaria

94

5. Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.

6. Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat

dingin atau perbedaan temperature kulit-mukosa >1oC.

7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai

kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.

8. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan pada

hipertermis.

9. Asidemia (Ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).

10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan

karena obat antimalaria pada kekurangan Glukosa 6 Phospat

Dehidrogenase.

11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada

pembuluh kapiler jaringan otak.

F. Diagnosis

Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya

berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

Diagnosis pasti infeksi malaria ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan

darah secara mikroskopik atau tes diagnostic cepat.

1. Anamnesis

a. Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan dapat

disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal.

Page 11: Malaria

95

b. Riwayat berkunjung dan bermalam lebih kurang 1-4 minggu yang lalu

ke daerah endemik malaria.

c. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.

d. Riwayat sakit malaria.

e. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.

f. Riwayat mendapat transfusi darah.

Selain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita malaria berat,

dapat ditemukan keadaan di bawah ini:

1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.

2) Keadaan umum yang lemah.

3) Kejang-kejang.

4) Panas sangat tinggi.

5) Mata dan tubuh kuning.

6) Perdarahan hidung, gusi, tau saluran cerna.

7) Nafas cepat (sesak napas).

8) Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum.

9) Warna air seni seperti the pekat dan dapat sampai kehitaman.

10) Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada.

11) Telapak tangan sangat pucat.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Demam (≥37,5oC)

b. Kunjunctiva atau telapak tangan pucat

Page 12: Malaria

96

c. Pembesaran limpa

d. Pembesaran hati

Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis

sebagai berikut:

1) Temperature rectal ≥40oC.

2) Nadi capat dan lemah.

3) Tekanan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa dan <50

mmHg pada anak-anak.

4) Frekuensi napas >35 kali permenit pada orang dewasa atau >40

kali permenit pada balita, dan >50 kali permenit pada anak

dibawah 1 tahun.

5) Penurunan kesadaran.

6) Manifestasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom.

7) Tanda-tanda dehidrasi.

8) Tanda-tanda anemia berat.

9) Sklera mata kuning.

10) Pembesaran limpa dan atau hepar.

11) Gagal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria.

12) Gejala neurologik: kaku kuduk, refleks patologis positif.

3. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan dengan mikroskopik

Page 13: Malaria

97

Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada

penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam

darah tepi(13). Pemeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan:

1) Ada/tidaknya parasit malaria.

2) Spesies dan stadium Plasmodium

3) Kepadatan parasit

Semi kuantitatif:

(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB

(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB

(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB

(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB

(++++): ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB

Kuantitatif

Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan

darah tebal atau sediaan darah tipis.

b. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)

Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria,

dengan menggunakan metoda immunokromatografi dalam bentuk

dipstik.

c. Tes serologi

Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap

malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini

Page 14: Malaria

98

kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibodi baru

terbentuk setelah beberapa hari parasitemia. Titer >1:200 dianggap

sebagai infeksi baru, dan tes >1:20 dinyatakan positif.

G. Penatalaksanaan

Obat anti malaria yang tersedia di Indonesia antara lain

klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin, kina, primakuin, serta derivate

artemisin. Klorokuin merupakan obat antimalaria standar untuk profilaksis,

pengobatan malaria klinis dan pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi

dalam program pemberantasan malaria, sulfadoksin-pirimetamin digunakan

untuk pengobatan radikal penderita malaria falciparum tanpa komplikasi.

Kina merupakan obat anti malaria pilihan untuk pengobatan radikal

malaria falciparum tanpa komplikasi. Selain itu kina juga digunakan untuk

pengobatan malaria berat atau malaria dengan komplikasi. Primakuin

digunakan sebagai obat antimalaria pelengkap pada malaria klinis,

pengobatan radikal dan pengobatan malaria berat. Artemisin digunakan

untuk pengobatan malaria tanpa atau dengan komplikasi yang resisten

multidrugs.(14)

Beberapa obat antibiotika dapat bersifat sebagai antimalaria.

Khusus di Rumah Sakit, obat tersebut dapat digunakan dengan kombinasi

obat antimalaria lain, untuk mengobati penderita resisten multidrugs. Obat

antibiotika yang sudah diujicoba sebagai profilaksis dan pengobatan malaria

diantaranya adalah derivate tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,

Page 15: Malaria

99

sulfametoksazol-trimetoprim dan siprofloksasin. Obat-obat tersebut

digunakan bersama obat anti malaria yang bekerja cepat dan

menghasilkan efek potensiasi antara lain dengan kina(14).

1. Pengobatan malaria falciparum

a. Lini pertama

Artesunat+Amodiakuin+Primakuin

Dosis artesunat= 4 mg/kgBB (dosis tunggal), amodiakuin= 10

mg/kgBB (dosis tunggal), primakuin= 0,75 mg/kgBB (dosis tunggal).

Apabila pemberian dosis tidak memungkinkan berdasarkan berat

badan penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan

golongan umur. Dosis makasimal penderita dewasa yan dapat

diberikan untuk artesunat dan amodiakuin masing- masing 4 tablet,

3 tablet untuk primakuin.

Tabel 1. Pengobatan Lini Pertama Untuk Malaria falciparum

Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan

malaria falciparum. Pemakaian artesunat dan amodiakuin

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th

≥15 th

I

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2

II

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

III

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Page 16: Malaria

Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur0-11 bln 1-4 th 5- 9 th 10-14 th ≥ 15 th

I

Kina * 3x½ 3x1 3x½ 3x2-3Doksisiklin - - - 2x1** 2x1***

Primakuin - ¾ 1½ 2 2-2

II-VII

Kina * 3x½ 3x1 3x½ 3x2-3Doksisiklin - - - 2x1** 2x1***

100

bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual, sedangkan

primakuin bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada di

dalam darah(3).

Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan bila

pengobatan lini pertama tidak efektif.

b. Lini kedua

Kina+Doksisiklin/Tetrasiklin+Primakuin

Dosis kina=10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), doksisiklin= 4

mg/kgBB/hr (dewasa, 2x/hr selama 7 hari), 2 mg/kgBB/hr (8-14

th, 2x/hr selama 7 hari), tetrasiklin= 4-5 mg/kgBB/kali (4x/hr

selama 7 hari).

Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan

berat badan penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan

golongan umur.

Tabel 2. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria falciparum

* : dosis diberikan per kgBB

Page 17: Malaria

Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥15 th

Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

IV-XIV Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

101

** : 2x50 mg doksisiklin

*** : 2x100 mg doksisiklin

2. Pengobatan malaria vivax dan malaria ovale

a. Lini pertama

Klorokuin+Primakuin

Kombinasi ini digunakan sebagai piliha utama untuk pengobatan

malaria vivax dan ovale. Pemakaian klorokuin bertujuan

membunuh parasit stadium aseksual dan seksual. Pemberian

primakuin selain bertujuan untuk membunuh hipnozoit di sel hati,

juga dapat membunuh parasit aseksual di eritrosit(3).

Dosis total klorokuin= 25 mg/kgBB (1x/hr selama 3 hari),

primakuin= 0,25 mg/kgBB/hr (selama 14 hari).

Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat

badan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur,

sesuai dengan tabel.

Tabel 3. Pengobatan Lini Kedua Untuk malaria vivax dan malaria ovale

Page 18: Malaria

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥ 15 th

1-7 Kina * * 3x½ 3x1 3x2 3x31-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

102

Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke 28

setelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut:

klinis sembuh (sejak hari keempat) dan tidak ditemukan parasit

stadium aseksual sejak hari ketujuh(3). Pengobatan tidak efektif

apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat:(3)

Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau

Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak

berkurang atau timbul kembali setelah hari ke-14.

Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul

kembali antara hari ke-15 sampai hari ke-28 (kemungkinan

resisten, relaps atau infeksi baru).

b. Lini kedua (pengobatan malaria vivax resisten klorokuin)

Kina+Primakuin

Dosis kina= 10 mg/kgBB/kali (3x/hr selama 7 hari), primakuin=

0,25 mg/kgBB (selama 14 hari).

Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis

berdasarkan golongan umur sebagai berikut:

Tabel 4. Pengobatan Malaria vivax Resisten Klorokuin

Page 19: Malaria

103

*: dosis diberikan per kgBB

Pengobatan malaria vivax yang relaps

Sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin yang

ditingkatkan. Dosis klorokuin diberikan 1 kali perhari selama 3 hari,

dengan dosis total 25 mg/kgBB dan primakuin diberikan selama 14 hari

dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan

menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur(3).

Tabel 5. Pengobatan Malaria vivax yang Relaps

Hari Jenis obat Jenis obat menurut kelompok golongan umur

0-1

bln

2-11

bln

1-4 th 5-9 th 10-14

th

≥15 th

1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - - ½ 1 1½ 2

2 Klorokuin ¼ ½ - 2 3 3-4

Primakuin - - ½ 1 1½ 2

3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2

Primakuin - - ½ 1 1½ 2

4-14 Primakuin - - ½ 1 1½ 2

3. Pengobatan malaria malariae

Page 20: Malaria

104

Klorokuin 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25

mg/kgBB. Klorokuin dapat membunuh parasit bentuk aseksual dan

seksual P. malariae. Pengobatan dapat juga diberikan berdasarkan

golongan umur penderita(3).

Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 ≥ 15 th

I Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4II Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

III Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2Tabel 6. pengobatan malaria malariae

4. Kemoprokfilaksis

Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi

malaria sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat.

Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah

endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti turis,

peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain. Untuk kelompok atau

individu yang akan bepergian atau tugas dalam jangka waktu yang

lama, sebaiknya menggunakan personal protection seperti pemakaian

kelambu, kawat kassa, dan lain-lain(3).

Oleh karena P. falciparum merupakan spesies yang virulensinya cukup

tinggi maka kemoprofilaksisnya terutama ditujukan pada infeksi spesies

ini. Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi P.

Page 21: Malaria

105

falciparum terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan.

Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak

lebih dari 4-6 minggu. Kemoprofilaksis untuk P. vivax dapat diberikan

klorokuin dengan dosis 5 mg/kgBB setiap minggu. Obat tersebut

diminum 1 minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4

minggu setelah kembali.(3)

Tabel 7. Dosis Pengobatan Pencegahan Dengan Klorokuin

Golongan umur (thn) Jumlah tablet klorokuin (dosis tunggal, 1x/minggu)<1 ¼1-4 ½5-9 1

10-14 1½>14 2