malaria
DESCRIPTION
waTRANSCRIPT
![Page 1: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/1.jpg)
85
MALARIA
A. Definisi
Malaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang
disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dengan manifestasi klinis
berupa demam, anemia dan pembesaran limpa. Sedangkan meurut ahli lain
malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang
disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan
ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala
demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.(4)
B. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam
genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat
intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium vivax,
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.
Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun
ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar
serta dari ibu hamil kepada janinnya.(6,7)
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai
malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau
malaria kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P.
falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies
![Page 2: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/2.jpg)
86
terakhir ini paling berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat
menjadi berat sebab dalam waktu singkatdapat menyerang eritrosit
dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di dalam
organ-organ tubuh.(3,7)
C. Patofisiologi
Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung
parasit. Gejala yang paling mencolok adalah demam yang diduga disebabkan
oleh pirogen endogen, yaitu TNF dan interleukin-1. Akibat demam terjadi
vasodilatasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang
diproduksi oleh parasit. Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya
peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat
hemolisis. Juga terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrofil.
Terjadinya kongesti pada organ lain meningkatkan resiko terjadinya ruptur
limpa.
Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis
oleh sistem retikuloendotelial. Hebatnya hemolisis tergantung dari jenis
Plasmodium dan status imunitas pejamu. Anemia juga disebabkan oleh
hemolisis autoimun, sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi
maupun yang normal, dan gangguan eritropoiesis. Pada hemolisis berat dapat
terjadi hemoglobinuria dan hemoglobinemia. Hiperkalemia dan
hiperbilirubinemia juga sering ditemukan.
![Page 3: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/3.jpg)
87
Kelainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika,
disebabkan karena sel darah merah yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket,
sehingga perjalanannya dalam kapiler terganggu dan mudah melekat pada
endotel kapiler karena adanya penonjolan membran eritrosit. Setelah
terjadi penumpukan sel dan bahan pecahan sel, maka aliran kapiler terhambat
dan timbul hipoksi jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler dan
dapat terjadi perembesan cairan bahkan perdarahan ke jaringan sekitarnya.
Rangkaian kelainan patologis ini dapat menimbulkan manifestasi klinis
sebagai malaria serebral, edema paru, gagal ginjal dan malabsorpsi usus.
Pertahanan tubuh individu terhadap malaria dapat berupa faktor yang
diturunkan maupun yang didapat. Pertahanan terhadap malaria terutama
penting untuk melindungi anak kecil atau bayi karena sifat khusus
eritrosit yang relatif resisten terhadap masuk dan berkembang- biaknya
parasit malaria. Masuknya parasit tergantung pada interaksi antara
organel spesifik pada merozoit dan struktur khusus pada permukaan eritrosit.
Imunitas humoral dan seluler tehadap malaria didapat sejalan dengan
infeksi ulangan. Namun imunitas ini tidak mutlak dapat mengurangi
gambaran klinis infeksi ataupun dapat menyebabkan asimptomatik dalam
periode panjang. Pada individu dengan malaria dapat dijumpai
hipergamaglobulinemia poliklonal, yang merupakan suatu antibodi spesifik
yang diproduksi untuk melengkapibeberapa aktivitas opsonin terhadap
eritrosit yang terinfeksi, tetapi proteksi ini tidak lengkap dan hanya bersifat
sementara bilamana tanpa disertai infeksi ulangan. Tendensi malaria untuk
![Page 4: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/4.jpg)
88
menginduksi imunosupresi, dapat diterangkan sebagian oleh tidak adekuatnya
respon ini. Antigen yang heterogen terhadap Plasmodium mungkin juga
merupakan salah satu faktor. Monosit/ makrofag merupakan
partisipan selular yang terpenting dalam fagositosis eritrosit yang
terinfeksi.2
D. Klasifikasi
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis
plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang
paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia,
splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.
Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk
eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini
berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit
normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin
inti (Double Chromatin).
Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:
Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup.
Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah
merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk
melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi
![Page 5: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/5.jpg)
89
trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari
infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral,
gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water Fever).
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih
biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan
kadang-kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon
Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti
kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan
Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain
nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan
malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi
seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada
pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria,
hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa
pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk
![Page 6: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/6.jpg)
90
identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale
biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan
bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh
Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten
sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih
dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit
muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya
mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi,
tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24
merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval
hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen
kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala
klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali
dengan puncak demam setiap 72 jam.
Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang
system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai
dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak,
dan sering terjadinya komplikasi.
![Page 7: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/7.jpg)
91
E. Gambaran Klinis
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasienn non-
imun terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu
(paroksisme), yang diselingi oleh suatu periode (periode laten) bebas
demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa lemah, nyeri kepala, tidak
ada nafsu makan, mual atau muntah. Pada pasien dengan infeksi
majemuk/ campuran (lebih dari satu jenis Plasmodium atau satu jenis
Plasmodium tetapi infeksi berulang dalam waktu berbeda), maka
serangan demam terus- menerus (tanpa interval), sedangkan pada pejamu
yang imun gejala klinisnya minimal.
Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang berurutan
yakni stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage) dan
stadium berkeringat (sweating stage). Paroksisme ini biasanya terlihat jelas
pada orang dewasa namun jarang dijiumpai pada usia muda. Pada anak di
bawah umur lima tahun, stadium dingin seringkali bermanifestasi sebagai
kejang. Serangan demam yang pertama didahului oleh masa iinkubasi
(intrinsik). Masa inkubasi bervariasi antara 9- 30 hari t ergantung pada
spesies parasit. Masa inkubasi ini juga tergantung pada intensitas infeksi,
pengobatan yang pernah didapat sebelumnya, dan derajat imunitas pejamu.
Pada malaria akibat transfusi darah, masa inkubasi Plasmodium falciparum
adalah 10 hari, Plasmodium vivax 16 hari, dan Plasmodium malariae 40
hari atau lebih setelah transfusi. Masa inkubasi pada penularan secara
![Page 8: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/8.jpg)
92
alamiah bagi masing- masing spesies parasit, untuk Plasmodium falciparum
12 hari, Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale 13- 17 hari, dan
Plasmodium malariae 28- 30 hari. Setelah lewat masa inkubasi, pada anak
besar dan orang dewasa timbul gejala demam yang terbagi dalam tiga
stadium atau trias malaria (malaria proxym), yaitu:
1. Stadium dingin
Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat
dingin. Gigi gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari- jari
pucatatau sianosis, kulit kering dan pucat, pasien mungkin muntah
pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15
menit sampai 1 jam.
2. Stadium demam
Pada stadium ini pasien merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering
dan terasa sangat panas seperti terbakar, nyeri kepala, mual dan
muntah, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya pasien menjadi sangat
haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 410 C atau lebih.
Stadium ini berlangsung antara 2- 12 jam. Demam disebabkan oleh
karena pecahnya skizon dalam sel darah merah yang telah matang
dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah.
3. Stadium berkeringat
Pada stadium ini pasien berkeringat banyak sekali, kemudian
suhu badan menurun dengan cepat, kadang- kadang sampai di bawah
![Page 9: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/9.jpg)
93
normal. Black water fever yang merupakan komplikasi berat, adalah
munculnya hemoglobin pada urin sehingga menyebabkan warna urin
berwarna tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah
ikterus dan muntah berwarna seperti empedu. Black water fever
biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi Plasmodium
falciparum berulang dengan infeksi yang cukup berat.2
Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria,
dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan
terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan
membengkak, nyeri dan hiperemis.(4,12)
Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P.
falciparum. Pada infeksi P. falciparum dapat menimbulkan malaria berat
dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang
menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium aseksual
dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:(4,12)
1. Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11.
2. Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung
parasit >10.000/µl.
3. Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau
<12 ml/kgBB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan
kreatinin >3mg%.
4. Edema paru.
![Page 10: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/10.jpg)
94
5. Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.
6. Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat
dingin atau perbedaan temperature kulit-mukosa >1oC.
7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai
kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
8. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan pada
hipertermis.
9. Asidemia (Ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).
10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan
karena obat antimalaria pada kekurangan Glukosa 6 Phospat
Dehidrogenase.
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada
pembuluh kapiler jaringan otak.
F. Diagnosis
Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Diagnosis pasti infeksi malaria ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan
darah secara mikroskopik atau tes diagnostic cepat.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan dapat
disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal.
![Page 11: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/11.jpg)
95
b. Riwayat berkunjung dan bermalam lebih kurang 1-4 minggu yang lalu
ke daerah endemik malaria.
c. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
d. Riwayat sakit malaria.
e. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
f. Riwayat mendapat transfusi darah.
Selain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita malaria berat,
dapat ditemukan keadaan di bawah ini:
1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
2) Keadaan umum yang lemah.
3) Kejang-kejang.
4) Panas sangat tinggi.
5) Mata dan tubuh kuning.
6) Perdarahan hidung, gusi, tau saluran cerna.
7) Nafas cepat (sesak napas).
8) Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum.
9) Warna air seni seperti the pekat dan dapat sampai kehitaman.
10) Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada.
11) Telapak tangan sangat pucat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Demam (≥37,5oC)
b. Kunjunctiva atau telapak tangan pucat
![Page 12: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/12.jpg)
96
c. Pembesaran limpa
d. Pembesaran hati
Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis
sebagai berikut:
1) Temperature rectal ≥40oC.
2) Nadi capat dan lemah.
3) Tekanan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa dan <50
mmHg pada anak-anak.
4) Frekuensi napas >35 kali permenit pada orang dewasa atau >40
kali permenit pada balita, dan >50 kali permenit pada anak
dibawah 1 tahun.
5) Penurunan kesadaran.
6) Manifestasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom.
7) Tanda-tanda dehidrasi.
8) Tanda-tanda anemia berat.
9) Sklera mata kuning.
10) Pembesaran limpa dan atau hepar.
11) Gagal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria.
12) Gejala neurologik: kaku kuduk, refleks patologis positif.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskopik
![Page 13: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/13.jpg)
97
Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada
penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam
darah tepi(13). Pemeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan:
1) Ada/tidaknya parasit malaria.
2) Spesies dan stadium Plasmodium
3) Kepadatan parasit
Semi kuantitatif:
(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB
(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB
(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB
(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB
(++++): ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB
Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan
darah tebal atau sediaan darah tipis.
b. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria,
dengan menggunakan metoda immunokromatografi dalam bentuk
dipstik.
c. Tes serologi
Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap
malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini
![Page 14: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/14.jpg)
98
kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibodi baru
terbentuk setelah beberapa hari parasitemia. Titer >1:200 dianggap
sebagai infeksi baru, dan tes >1:20 dinyatakan positif.
G. Penatalaksanaan
Obat anti malaria yang tersedia di Indonesia antara lain
klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin, kina, primakuin, serta derivate
artemisin. Klorokuin merupakan obat antimalaria standar untuk profilaksis,
pengobatan malaria klinis dan pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi
dalam program pemberantasan malaria, sulfadoksin-pirimetamin digunakan
untuk pengobatan radikal penderita malaria falciparum tanpa komplikasi.
Kina merupakan obat anti malaria pilihan untuk pengobatan radikal
malaria falciparum tanpa komplikasi. Selain itu kina juga digunakan untuk
pengobatan malaria berat atau malaria dengan komplikasi. Primakuin
digunakan sebagai obat antimalaria pelengkap pada malaria klinis,
pengobatan radikal dan pengobatan malaria berat. Artemisin digunakan
untuk pengobatan malaria tanpa atau dengan komplikasi yang resisten
multidrugs.(14)
Beberapa obat antibiotika dapat bersifat sebagai antimalaria.
Khusus di Rumah Sakit, obat tersebut dapat digunakan dengan kombinasi
obat antimalaria lain, untuk mengobati penderita resisten multidrugs. Obat
antibiotika yang sudah diujicoba sebagai profilaksis dan pengobatan malaria
diantaranya adalah derivate tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,
![Page 15: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/15.jpg)
99
sulfametoksazol-trimetoprim dan siprofloksasin. Obat-obat tersebut
digunakan bersama obat anti malaria yang bekerja cepat dan
menghasilkan efek potensiasi antara lain dengan kina(14).
1. Pengobatan malaria falciparum
a. Lini pertama
Artesunat+Amodiakuin+Primakuin
Dosis artesunat= 4 mg/kgBB (dosis tunggal), amodiakuin= 10
mg/kgBB (dosis tunggal), primakuin= 0,75 mg/kgBB (dosis tunggal).
Apabila pemberian dosis tidak memungkinkan berdasarkan berat
badan penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan
golongan umur. Dosis makasimal penderita dewasa yan dapat
diberikan untuk artesunat dan amodiakuin masing- masing 4 tablet,
3 tablet untuk primakuin.
Tabel 1. Pengobatan Lini Pertama Untuk Malaria falciparum
Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan
malaria falciparum. Pemakaian artesunat dan amodiakuin
Hari Jenis obat
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th
≥15 th
I
Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2
II
Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
III
Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
![Page 16: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/16.jpg)
Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur0-11 bln 1-4 th 5- 9 th 10-14 th ≥ 15 th
I
Kina * 3x½ 3x1 3x½ 3x2-3Doksisiklin - - - 2x1** 2x1***
Primakuin - ¾ 1½ 2 2-2
II-VII
Kina * 3x½ 3x1 3x½ 3x2-3Doksisiklin - - - 2x1** 2x1***
100
bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual, sedangkan
primakuin bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada di
dalam darah(3).
Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan bila
pengobatan lini pertama tidak efektif.
b. Lini kedua
Kina+Doksisiklin/Tetrasiklin+Primakuin
Dosis kina=10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), doksisiklin= 4
mg/kgBB/hr (dewasa, 2x/hr selama 7 hari), 2 mg/kgBB/hr (8-14
th, 2x/hr selama 7 hari), tetrasiklin= 4-5 mg/kgBB/kali (4x/hr
selama 7 hari).
Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan
berat badan penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan
golongan umur.
Tabel 2. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria falciparum
* : dosis diberikan per kgBB
![Page 17: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/17.jpg)
Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥15 th
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
IV-XIV Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
101
** : 2x50 mg doksisiklin
*** : 2x100 mg doksisiklin
2. Pengobatan malaria vivax dan malaria ovale
a. Lini pertama
Klorokuin+Primakuin
Kombinasi ini digunakan sebagai piliha utama untuk pengobatan
malaria vivax dan ovale. Pemakaian klorokuin bertujuan
membunuh parasit stadium aseksual dan seksual. Pemberian
primakuin selain bertujuan untuk membunuh hipnozoit di sel hati,
juga dapat membunuh parasit aseksual di eritrosit(3).
Dosis total klorokuin= 25 mg/kgBB (1x/hr selama 3 hari),
primakuin= 0,25 mg/kgBB/hr (selama 14 hari).
Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat
badan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur,
sesuai dengan tabel.
Tabel 3. Pengobatan Lini Kedua Untuk malaria vivax dan malaria ovale
![Page 18: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/18.jpg)
Hari Jenis obat
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥ 15 th
1-7 Kina * * 3x½ 3x1 3x2 3x31-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
102
Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke 28
setelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut:
klinis sembuh (sejak hari keempat) dan tidak ditemukan parasit
stadium aseksual sejak hari ketujuh(3). Pengobatan tidak efektif
apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat:(3)
Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau
Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak
berkurang atau timbul kembali setelah hari ke-14.
Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul
kembali antara hari ke-15 sampai hari ke-28 (kemungkinan
resisten, relaps atau infeksi baru).
b. Lini kedua (pengobatan malaria vivax resisten klorokuin)
Kina+Primakuin
Dosis kina= 10 mg/kgBB/kali (3x/hr selama 7 hari), primakuin=
0,25 mg/kgBB (selama 14 hari).
Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis
berdasarkan golongan umur sebagai berikut:
Tabel 4. Pengobatan Malaria vivax Resisten Klorokuin
![Page 19: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/19.jpg)
103
*: dosis diberikan per kgBB
Pengobatan malaria vivax yang relaps
Sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin yang
ditingkatkan. Dosis klorokuin diberikan 1 kali perhari selama 3 hari,
dengan dosis total 25 mg/kgBB dan primakuin diberikan selama 14 hari
dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan
menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur(3).
Tabel 5. Pengobatan Malaria vivax yang Relaps
Hari Jenis obat Jenis obat menurut kelompok golongan umur
0-1
bln
2-11
bln
1-4 th 5-9 th 10-14
th
≥15 th
1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
2 Klorokuin ¼ ½ - 2 3 3-4
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
4-14 Primakuin - - ½ 1 1½ 2
3. Pengobatan malaria malariae
![Page 20: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/20.jpg)
104
Klorokuin 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25
mg/kgBB. Klorokuin dapat membunuh parasit bentuk aseksual dan
seksual P. malariae. Pengobatan dapat juga diberikan berdasarkan
golongan umur penderita(3).
Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 ≥ 15 th
I Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4II Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
III Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2Tabel 6. pengobatan malaria malariae
4. Kemoprokfilaksis
Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi
malaria sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat.
Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah
endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti turis,
peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain. Untuk kelompok atau
individu yang akan bepergian atau tugas dalam jangka waktu yang
lama, sebaiknya menggunakan personal protection seperti pemakaian
kelambu, kawat kassa, dan lain-lain(3).
Oleh karena P. falciparum merupakan spesies yang virulensinya cukup
tinggi maka kemoprofilaksisnya terutama ditujukan pada infeksi spesies
ini. Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi P.
![Page 21: Malaria](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020417/563dbb86550346aa9aadeaf1/html5/thumbnails/21.jpg)
105
falciparum terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan.
Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak
lebih dari 4-6 minggu. Kemoprofilaksis untuk P. vivax dapat diberikan
klorokuin dengan dosis 5 mg/kgBB setiap minggu. Obat tersebut
diminum 1 minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4
minggu setelah kembali.(3)
Tabel 7. Dosis Pengobatan Pencegahan Dengan Klorokuin
Golongan umur (thn) Jumlah tablet klorokuin (dosis tunggal, 1x/minggu)<1 ¼1-4 ½5-9 1
10-14 1½>14 2