manajemen patient safety di ruang penyakit dalam

24
KELOMPOK 8 TINGKAT IIA MANAJEMEN PATIENT SAFETY DI RUANG PENYAKIT DALAM Dian Asri Utami Febria Indrawaty Fadillah Iklima Sabila Mustika Sari

Upload: dianasriutami

Post on 24-Jan-2016

127 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

manajemen patient safety

TRANSCRIPT

KELOMPOK 8TINGKAT IIA

MANAJEMEN PATIENT SAFETY DI RUANG PENYAKIT DALAM

• Dian Asri Utami• Febria Indrawaty

Fadillah• Iklima Sabila• Mustika Sari

1. Pengertian Patient Safety (Keselamatan Pasien)

Patient safety (keselamatan pasien) adalah pasien bebas dari harm

(cedera) yang termasuk didalamnya adalah penyakit, cedera fisik,

psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian, dan lain-lain yang

seharusnya tidak seharusnya terjadi atau cedera yang potensial, terkait dengan pelayanankesehatan (KKP-

RS, 2007).

2. Tujuan Manajemen Patient Safety

1. Identify patients corecctly (mengidentifikasi pasien secara benar)

2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)

3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari pengobatan resiko tinggi)

4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur operasi)

5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi resiko infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)

6. Reduce the risk of patient harm from falls ( mengurangi risiko pasien terluka karena jatuh)

3. Standar Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit

Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centre for Patient  Safety, 2 May 2007), yaitu:1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip

(look-alike, sound-alike medication names)2. Pastikan identifikasi pasien3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang

benar5. Kendalikan cairan elektrolit pekat6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan

pelayanan7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang8. Gunakan alat injeksi sekali pakai9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan

infeksi nosokomial.

TUJUH STANDAR KESELAMATAN PASIEN (MENGACU PADA “HOSPITAL PATIENT SAFETY STANDAR” YANG

DIKELUARKAN OLEH JOINT COMMISION ON ACCREDITATION OF HEALTH ORGANIZATIONS,

ILLINOIS, USA, TAHUN 2002),YAITU:

1.HAK PASIEN2.Mendidik pasien dan keluarga3.Keselamatan pasien dan kesinambungan

pelayanan4.Penggunaan metode-metode peningkatan

kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

HAK PASIEN

Standarnya adalah pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan). Kriterianya adalah :1. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib

membuat rencana pelayanan3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib

memberikan penjelasan yang jelas dan benar   kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD.

MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA

Standarnya adalah RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriterianya adalah: keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system dan mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien & keluarga dapat:1. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab3. Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

KESELAMATAN PASIEN DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN

Standarnya adalah RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Kriterianya adalah:1. koordinasi pelayanan secara menyeluruh2. koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan

pasien dan kelayakan sumber daya3. koordinasi pelayanan mencakup peningkatan

komunikasi4. komunikasi dan transfer informasi antar profesi

kesehatan

PENGGUNAAN METODE-METODE PENINGKATAN KINERJA UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN

PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN

Standarnya adalah RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yg ada, memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, & melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KP. Kriterianya adalah:1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses

perancangan (design) yang baik, sesuai dengan  ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.

2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja

3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif

4. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis

STANDAR V PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KESELAMATAN

PASIEN

Standar :1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program

keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “tujuh langkah menuju keselamtan pasien rumah sakit”

2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proakif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi insiden.

3. Pemimpin mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.

4. Pemimpin mngealokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan keselamatan pasien

5. Pemimpin mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.

1. Kriteria ;1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan

pasien.2. Tersedia program proaktif untuk identifikai resiko keselamatan dan

program meminimalkan insiden.3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua

komponen dari rumah sakit terintergrasi dan berpatisipasi dalam program keselamatan pasien

4. Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi resiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis

5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang analisis akar masalah “kejadian nyaris cidera” (near miss) dan “kejadian sentinel” pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.

1. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnyya menangani “kejadian sentinel” (sentinel event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil resiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “kejadian sentinel”.

2. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela agar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar disiplin.

3. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, terasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.

4. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria obejektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk recana tindak lanjut dan implementasinya.

MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN PASIEN

Standarnya adalah:1. RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk

setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.

2. RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

3. Kriterianya adalah:4. memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang

memuat topik keselamatan pasien5. mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap

kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.

6. menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI BAGI STAF UNTUK MENCAPAI

KESELAMATAN PASIEN.

Standarnya adalah:1. RS merencanakan & mendesain proses manajemen

informasi KP untuk memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.

2. Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.

3. Kriterianya adalah4. disediakan anggaran untuk merencanakan dan

mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.

5. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada

4. KESELAMATAN LINGKUNGAN PADA PASIEN PENYAKIT DALAM

1.Lantai tidak boleh licin2.Harus ada pegangan di kamar mandi3.Setiap ranjang harus di pasang pengaman4.Suhu ruangan dikondisikan5.Pencahayaan6.Jendela harus memiliki balkon

4. ISU DALAM PATIENT SAFETY

1. Keselamatan Pasien Penyakit Dalam di Rumah Sakit

• Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip

• Pastikan Identitas Pasien.

• Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan

Pasien.

• Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar.

• Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk

Pencegahan lnfeksi Nosokomial.

2. Keselamatan Pekerja (nakes) Penyakit Dalam di Rumah

Sakit

3. Keselamatan Fasilitas

• Keselamatan Fasilitas (peralatan) di rumah sakit

• Keselamatan Fasilitas (bangunan) di rumah sakit

IDENTIFIKASI PATIENT SAFETY DI RUANG INAP PENYAKIT

DALAM

CONTOH PADA RUANG ISOLASI

PengertianIsolasi adalah segala usaha pencegahan penularan/ penyebaran kuman pathogen dari sumber infeksi (petugas, pasien, pengunjung) ke orang lain.

Sesuai dengan rekomendasi WHO dan CDC tentang kewaspadaan isolasi untuk pasien dengan penyakit infeksi airborne yang berbahaya seperti H5N1, kewaspadaan yang perlu dilakukan meliputi:1.Kewaspadaan standar2.Kewaspadaan kontak3.Perlindungan mata4.Kewaspadaan airborne

PRINSIP

1. Setiap pasien dengan penyakit Infeksi menular dan dianggap berbahaya dirawat di ruang terpisah dari pasien lainnya yang mengidap penyakit bukan infeksi.

2. Penggunaan Alat pelindung diri diterapkan kepada setiap pengunjung dan petugas kesehatan terhadap pasien yang dirawat di kamar isolasi.

3. Pasien yang rentan infeksi seperti pasien luka bakar, pasien dengan penurunan sistem imun dikarenakan pengobatan atau penyakitnya, dirawat di ruang (terpisah) isolasi rumah sakit.

4. Pasien yang tidak termasuk kriteria diatas dirawat diruang rawat inap biasa.

5. Pasien yang dirawat dirung isolasi, dapat di dipindahkaa keruang rawat inap biasa apabila telah dinyatakan bebas dari penyakit atau menurut petunjuk dokter penanggung jawap pasien.

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

SELURUH STAF RUMAH SAKIT“Mematuhi peraturan yang ditetapkan di kamar isolasi”1. Perawat Instalasi Rawat Inap• Melakukan pelayanan kesehatan

terhadappasien di kamar isolas;i• Menjaga terlaksananya peraturan ruang isolasi

yang ditetapkan;• Mencegah terjadinya infeksi terhadap

pengunjung kamar isolasi atau pasien yang dirawat di kamar isolasi.

2. Dokter Penanggung Jawab Pasien• Menetapkan diagnosa pasien dan menentukan

apakah pasien memerlukan perawatan di ruang Isolasi;

• Memastikan pasien yang membutuhkan perawatan di ruang isolasi mendapat perawatan secara benar

3. Kepala Instalasi/ Kepala Ruangan• Memastikan peraturan di Ruang Isolasi

terlaksana dengan baik• Mengidentifikasi setiap kelalaian yang

timbul dalam Ruang Isolasi dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden tersebut.

4. Direktur• Memantau dan memastikan peraturan di

Ruang Isolasi terlaksana dengan baik.• Menetapkan kebijakan untuk

mengembangkan atau mengatasi setiap masalah yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan perawatanpasien di ruang Isolasi

SYARAT PETUGAS YANG BEKEJA DI KAMAR ISOLASI

1. Cuci tangan sebelum meninggalkan kamar isolasi2. Lepaskan barrier nursing sebelum keluar kamar

isolasi3. Berbicara seperlunya4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

pasien5. Pergunakan barrier nursing seperti pakaian khusus,

topi, masker, sarung tangan, dan sandal khusus6. Cuci tangan sebelum masuk kamar isolasi7. Kuku harus pendek8. Tidak memakai perhiasan9. Pakaian rapi dan bersih10.Mengetahui prinsip aseptic/ antiseptic11.Harus sehat

ALAT-ALAT

1. Alat-alat yang dibutuhkan cukup tersedia2. Selalu dalam keadaan steril3. Dari bahan yang mudah dibersihkan4. Alat suntik bekas dibuang pada tempat

tertutup dan dimusnahkan5. Alat yang tidak habis pakai dicuci dan

disterilkan kembali6. Alat tenun bekas dimasukkan dalam tempat

tertutup

TERIMAKASIHSEMOGA BERMANFAAT, DAN JANGAN LUPA DI AMALKAN