market share

14
Sumber : http://www.infobanknews.com/2013/11/bi-market-share- bank-syariah-sudah-5/ BI: Market Share Bank Syariah Sudah 5% 6 November 2013 12:02 WIB Counter Bank Syariah; Angkanya sempat turun. (Foto: Budi Urtadi)

Upload: sabrina-fitria

Post on 14-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Nothing

TRANSCRIPT

Sumber : http://www.infobanknews.com/2013/11/bi-market-share-bank-syariah-sudah-5/BI: Market Share Bank Syariah Sudah 5%6 November 2013 12:02 WIB

Counter Bank Syariah; Angkanya sempat turun. (Foto: Budi Urtadi)Tidak dipungkiri kondisi perekonomian global dan adanya tekanan terhadap perekonomian Indonesia ada dampaknya kepada perbankan, termasuk perbankan syariah.Angga BratadharmaJakartaMarket shareperbankan syariah di Indonesia masih terbilang minim. Dari waktu ke waktu pergeseranya masih harus terus digenjot kencang. Namun, Bank Indonesia (BI) mengklaimmarket shareperbankan syariah sekarang ini sudah diangka 5% dan siap diangkat lebih tinggi lagi.Direktur Perbankan Syariah BI Ahmad Buchori mengatakan, tidak dipungkiri kondisi perekonomian global dan adanya tekanan terhadap perekonomian Indonesia ada dampaknya kepada perbankan, termasuk perbankan syariah. Bahkan, kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate memengaruhi bank syariah dari sisi peningkatan risiko kredit dan likuiditas.Tapi, kalau kita bicarashareperbankan syariah, angkanya sudah 5% pada 2012. Sudah tercapai sebenarnya. Tapi, kan kalau di kita itu dikomanya ada dua digit. Posisi kita 4,58%. Kalau dibulatkan 5%, jelas Ahmad, dalam Infobank Sharia Finance Awards 2013, di Hotel Shangri La, Jakarta, Rabu, 6 November 2013.Ahmad tidak menampik perbankan syariah memang perlu terus didorong dan didukung agarmarket share-nya bisa terus berkembang. Ahmad juga mengaku sebenarnya secara mutlak angkamarket shareperbankan syariah belum berada diangka 5,00%. Posisi terahkir sempat menurun diangka 4,69%, tetapi posisi September 2013 berada diangka 4,81%.Ini angkanya dinamis, agak susah kalau berbicarashare.Memang tidak sebesar perbankan konvensional. Susah memegangnya meski ini sebagai acuan. Tapi, kurang lebihshareperbankan syariah sudah 5%, kata Ahmad. (*)

Sumber : http://www.infobanknews.com/2013/11/bi-siap-dongkrak-market-share-syariah-hingga-15/BI Siap Dongkrak Market Share Syariah Hingga 15%6 November 2013 11:25 WIB

Kantor Bank Syariah; Penguatan struktur. (Foto: Budi Urtadi)Tidak dipungkiri pertumbuhan perbankan syariah sekarang ini masih perlu ditingkatkan lebih lagi. Bahkan, perlu ada dukungan ekstra.Angga BratadharmaJakartaBank Indonesia (BI) menyatakan siap menggenjot pertumbuhan perbankan syariah pada masa mendatang. Bahkan, BI juga siap memberikan dukungan dari sisi regulasi dengan harapanmarket shareperbankan syariah bisa meningkat hingga diangka 15% dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.

Direktur Perbankan Syariah BI Ahmad Buchori mengatakan, tidak dipungkiri pertumbuhan perbankan syariah sekarang ini masih perlu ditingkatkan lebih lagi. Bahkan, perlu ada dukungan ekstra agar perbankan syariah lebih banyak diakses oleh masyarakat yang ada di seluruh wilayah.(Kita berharap) perbankan syariah dapat meraihshareminimal 15% dalam 10 tahun ke depan, namun tidak dipungkiri perlu pembenahan dari beberapa aspek-aspek, kata Ahmad, dalam InfoBank Sharia Finance Awards 2013, di Hotel Shangri La, Jakarta, Rabu, 6 November 2013.

Pembenahan dari beberapa aspek yang dimaksud Ahmad, yakni harus adanya penguatan struktur dari perbankan syariah, adanya peningkatan daya saing dan ketahanan dari sisi keuangan, pembangunan infrastruktur yang memadai, dan adanya eksplorasiuntapped areas.Tentu berbagai hambatan yang ada ini perlu diselesaikan dengan baik. Namun, di tengah perekonomian yang tengah tidak pasti ini, secara umum kondisi perbankan Indonesia masih tetap solid, tegas Ahmad. (*)Sumber : http://www.infobanknews.com/2013/03/ini-tiga-suplemen-untuk-dongkrak-perbankan-syariah/Ini Tiga Suplemen untuk Dongkrak Perbankan Syariah19 March 2013 09:36 WIB

Ada tiga suplemen yang dapat terus meningktakan kinerja perbankan syariah. Apa saja ketiga suplemen tersebut?KristopoJakartaPerkembangan perbankan syariah dari tahun ke tahun terus meningkat. Ini ditandai dengan adanya penambahan total aset perbankan syariah terus meningkat.Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Bank Indonesia (BI), aset perbankan syariah sampai akhir Desember 2012 sebesar Rp195,02 triliun. Aset ini mengalami peningkatan sekitar Rp49,55 triliun jika dibandingkan dengan aset perbankan syariah pada 2011 yang sebesar Rp145,47 triliun.Dari peningkatan aset perbankan syariah ini terlihat bahwa perbankan syariah makin diterima di masyarakat. Artinya, bisnis perbankan syariah akan terus mengalami peningkan dari tahun ke tahun.Namun, di tengah situasi makin berkembangnya perbankan syariah ternyata masih ada beberapa strategi jitu yang dapat membantu meningkatakan perbankan syariah agar dapat tumbuh lebih cepat lagi.Beberapa strategi jitu tersebut adalahpertama, belum tersosialisasikan dengan benar tentang konsep bank syariah.Kedua, belum adabancmarkdi bank syariah.Ketiga,harus seringnya komunikasi antara BI dan Dewan Pengawas Syariah (DSN).Tiga poin tersebut harus terus ditingkatkan agar bank syariah terus maju dan berkembang, kata Pengamat Perbankan Syariah, Hendy Herijanto, kepadaInfobanknews.com, saat peluncuran buku Selamatkan Perbankan Demi Perekonomian Indonesia!, di Jakarta, Kamis, 14 Maret 2013, di Jakarta.Menurutnya, jika ketiga poin itu terus ditingkatkan, maka keberadaan bank syariah akan dapat bersaing dengan dengan bank konvensional yang telah lama ada di sini.Dia mencontohkan, pada poinbancmark, kalau bank syariah sudah memilikimarket sharesekitar sekitar 30%, maka masyarakat akan melihat bahwa perbankan syariah dapat dipilih untuk melakukan transaksi perbankan.Kalau sekarang belum adabancmarksehingga masyarakat belum terlalu memahami bank syariah, imbuhnya.Kemudian pada poin komunikasi antara DSN dan BI, tambah alumni Program Doktor dari Universitas Trisakti ini, komunikasi itu harus lebih diintensifkan agar pertumbuhan yang cepat di perbankan syariah dapat cepat terwujud.Hendy yang pernah bekerja di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yakin bahwa perbankan syariah dapat mencegah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia.Karena sistem ekonomi syariah transparan sehingga jika terjadi kerugian maka bank syariah dan nasabah sama-sama menanggung kerugian tersebut. Kalau di bank konvensionalkan kalau terjadi kerugian yang menanggung kerugian itu banknya. Sehingga jika terjadi krisis ekonomi seperti tahun 1997-1998, maka kerugian bank konvensional akan ditanggung oleh pemerintah. Pemerintah yang akan dirugikan, jelasnya. (*)Sumber : http://www.infobanknews.com/2013/05/perkuat-market-share-masih-jadi-pr-bank-syariah/Perkuat Market Share Masih Jadi PR Bank Syariah25 May 2013 21:54 WIB

Counter Bank Syariah; Konversi bank BUMN. (Foto: Budi Urtadi)Meski banyak tantangan yang menghadang, Asbisindo yakin momentum MEA bisa dioptimalkan dengan baik oleh perbankan syariah di Indonesia.Angga BratadharmaJakartaAsosiasi Bank-Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) terus melakukan persiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 mendatang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah terus meningkatkanmarket shareperbankan syariah kepada masyarakat.Sekretaris Jenderal Asbisindo Achmad K. Permana mengatakan, Asbisindo yakin momentum MEA bisa dioptimalkan dengan baik oleh perbankan syariah di Indonesia. Bahkan, ia juga yakin bank syariah bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.Sebenarnya yang sekarang sedang kita kejar adalah bagaimanamarket sharebisa kita tingkatkan. Kita tengah kerjakan agar bagaimanamarket sharebesar, kata Permana, kepadaInfobanknews.com, di temui dalam ajang IBEX, di JCC, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2013.Program-program memperbesarmarket shareyang dimaksudkan, di antaranya bagaimana konversi bank BUMN menjadi bank syariah bisa berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan tujuan awal.Dengan beberapa inisiatif, saya yakin kita sudah siap menghadapi MEA. Apalagi ada waktu hingga tahun 2020, jelas Permana, yang jugaHead ofPermataBank Syariah.Permana juga menyebutlan, karakteristik perbankan syariah berbeda bila dibandingkan dengan perbankan konvensional. Artinya, karakteristik perbankan syariah di Indonesia berbeda bila dibandingkan dengan perbankan syariah yang ada di luar Indonesia.Syariah itu tidak generik. Berbeda antara satu negara dengan negara lain. Namun, saya yakin kita bisa bersaing dengan baik saat MEA itu, ungkap Permana. (*)Sumber : http://www.infobanknews.com/2012/11/wirausaha-baru-bisa-tingkatkan-market-share-bank-syariah/Wirausaha Baru Bisa Tingkatkan Market Share Bank Syariah19 November 2012 13:21 WIB

Penciptaan wirausaha di bank syariah masih belum terlihat signifikan. Dominasi masih dipegang oleh bank konvensional. Padahal, bagi bank syariah penciptaan wirausaha berpotensi memperbesarmarket share.Angga BratadharmaJakartaBagi perbankan syariah penciptaan wirausaha masih belum sama dengan perbankan konvensional. Padahal, penciptaan wirausaha oleh perbankan syariah bisa berdampak kepada meningkatnyamarket sharebank syariah di Indonesia.Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Bank Indonesia Edy Setiadi, kepadaInfobanknews.com, di Jakarta, belum lama ini, mengatakan, model bisnis bank syariah berbeda dengan model bisnis bank konvensional. Penciptaan wirausaha di bank konvensional tidaklah sama di bank syariah.Jadi, memang ada bank yang model bisnisnya mengembangkan entrepreneurship. Tapi, bagi perbankan syariah tidak kepada penciptaanentrepreneurship, tapi salah satunya dengan BMT-BMT, jelas Edy.Ia menerangkan, anggota-anggota BMT yang dimaksud biasanya adalah orang-orang yang mempunyai usaha. Ketika BMT terkait membutuhkan tambahan pembiayaan, maka mereka akan masuk ke perbankan syariah.Jadi, ada imigrasi ke perbankan syariah. Memang tidak riil darientrepreneurship. Tapi, dari bmt yang membutuhkan dana itu akan ke syariah, tutur Edy.Edy juga menyebut bahwa adanya penciptaanentrepreneurshipoleh suatu lembaga keuangan akan berdampak kepadamarket share,termasuk perbankan syariah. Pasalnya, para entrepreneurship yang dimaksud akan berpotensi menjadi nasabah suatu bank syariah di Indonesia. Karena itu, penciptaan awareness dibutuhkan untuk mewujudkan hal itu.Paling tidak bisa menumbuhkan kesadaran paraentrepreneurshipkepada bank syariah. Kalau pengusaha UKM ini sudah loyal kepada banknya, itu akan memberikan calon-calon nasabah di bank syariah, tutup Edy. (*)

Sumber : http://www.infobanknews.com/2010/12/bi-tidak-lagi-melihat-market-share-perbankan-syariah-tapi-pertumbuhan/BI Tidak Lagi Melihat Market Share Perbankan Syariah, Tapi Pertumbuhan29 December 2010 17:54 WIB

Perbankan syariah mampu mencetak rata-rata pertumbuhan 34% per tahun. IB Campaign menjadi salah satu strategi BI untuk mengembangkan perbankan syariah. Seberapa efektifkah strategi itu? Kenapa BItidak lagi melihatmarket share?Apriyani KurniasihStrategi Bank Indonesia (BI) untuk mendongkrak kinerja perbankan syariah mengalami perubahan. BI tidak lagi mengangkat tema utama meningkatkan pangsa perbankan syariah menjadi 5%, tetapi lebih pada menonjolkan pertumbuhan kinerja perbankan syariah yang nilai rata-ratanya selalu berada di atas 30%.Dengan fakta itu, BI ingin mengatakan bahwa perbankan syariah mampu membukukan pertumbuhan yang relatif cepat.Sejauh mana efektivitas strategi yang kini dijalankan BI itu? Apa kendalanya? Berikut penuturan Mulya E. Siregar, Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, kepada Dythia Novianty dariInfobank,beberapa waktu lalu. Petikannya:Apa strategi BI untuk menggenjot kinerja perbankan syariah agar mencapai pangsa 5%?Strateginya adalah kami mendekatkan bank syariah dengan sektor usaha. Sektor usaha apa pun itu, mau itu pembiayaan perumahan, pembiayaan kendaraan bermotor, atau yang seperti kegiatan produktif. Strategi lainnya adalah IB Campaign, sosialisasi dengan berbagai lapisan masyarakat. Bisa dari kampus, dari pesantren, atau dari dunia usaha. Macam-macam yang kami lakukan.Seberapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pangsa 5%?Kami sudah tidak bicaramarket share5%. Dulu, pada 2008, betul kami bicara pangsa pasar 5%. Tapi, kini yang kami lihat adalah soal pertumbuhan,growth-nya yang penting. Itu akan lebih menarik dilihat investor karena kami punyagrowthyang tinggi, yakni di atas 34%. Ini yang ingin kami tampilkan dibandingkan denganmarket share.Apa kendala yang dihadapi perbankan syariah Indonesia dalam meningkatkanmarket share?Begini, bank konvensional juga bergerak, total aset dia naik juga. Ketika ini (bank syariah) naik, dia (bank konvensional) sudah besar duluan.Artinya, saat ini perbankan syariah masih lambat?Kalau dari sisi pertumbuhan, kalau yang 34% pertumbuhan per tahun dibilang lambat, coba cari industri mana yang bisa tumbuh segitu. Kalau bicarasharememang harus diakui. Tapi, kalau pertumbuhan 34%, coba bisnis mana yang bisa (tumbuh) seperti itu per tahun.Strategi untuk mempertahankan pertumbuhan?Pertama, tentunya kami meng-encouragebank-bank syariah untuk melakukan inovasi produk.Encourage-nya macam-macam caranya, seperti mengajak mereka untuk ikut expo dan sebagainya.Seberapa efektifkah strategi itu?Ya, dengan begini kan mereka harus berpikir tentang feature pembiayaan seperti apa. Kan itu inovasi produk. Tapi, kalau kami tunggu, mereka kayaknya kurang cepat. Inovasi produk itu bisa dengan cara seperti ini, bisa dengan kita berdiskusi dengan Dewan Syariah Nasional untuk memberikan kemungkinan fatwa-fatwa adanya inovasi produk bagi perbankan syariah. (*)Sumber : http://www.infobanknews.com/2012/10/konversi-lembaga-keuangan-bumn-perbesar-market-share-syariah/Konversi Lembaga Keuangan BUMN Perbesar Market Share Syariah4 October 2012 17:44 WIB

Untuk memperbesarmarket shareindustri keuangan syariah, perlu ada konversi industri keuangan konvensional ke syariah. Diharapkan akan memperbesarmarket shareyang ada.Angga BratadharmaJakartaMasyarakat Ekonomi Syariah (MES) menilai untuk memperbesarmarket sharelembaga jasa keuangan syariah di Indonesia, maka perlu ada strategi jitu. Salah satunya adalah mengkonversi lembaga jasa keuangan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke syariah.Dukungan pemerintah masih diperlukan untuk mempercepat pertumbuhanmarket sharelembaga jasa keuangan syariah, kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah Muhammad Syakir Sula, dalam Seminar & Penganugerahan Infobank The Best Sharia Finance Awards 2012, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2012.Syakir menerangkan, yang dimaksud lembaga jasa keuangan dikonversi ke syariah adalah perbankan dan industri asuransi. Ada satu bank milik BUMN ke syariah, dan ada satu asuransi milik BUMN yang dikonversi ke syariah. Dengan dikonversi itu akan mempercepat market sharenya, jelas Syakir.Selain konversi tersebut, tambah Syakir, maka regulasi yang berpihak kepada industri keuangan syariah diperlukan. Dalam hal ini pemerintah diminta membuat regulasi yamg mampu mendukung dan mendongkrak pertumbuhan industri keuangan syariah.Kalau di Malaysia, regulasi diadakan dulu baru industrinya berjalan. Di Indonesia, industri berjalan dulu baru regulasinya ada. Jadi, selama regulasinya belum muncul itu ilegal. Saya harap dengan kehadiran OJK bisa ada keberpihakan terhadap lembaga jasa keuangan syariah, terangnya.Lebih lanjut Syakir meyakini bahwa perkembangan industri keuangan syariah telah memasuki waktunya. Pasalnya, beberapa pihak regulator memegang peranan penting dalam posisinya di industri keuangan syariah.Sebut saja Muliaman D Hadad sebagai Ketua MES yang duduk di Ketua OJK, lalu ada Bambang Brodjonegoro yang berada di Ikatan Ekonomi Syariah, dan ada Halim Alamsyah di PKES, pungkas Syakir. (*)Sumber : http://pembiayaanku.wordpress.com/tag/market-share/Keenakan menabung di bank konvensional? Tutup aja sekarang dan pindahkan dananya di rekening bank syariah:)15022012Saat ini, market share perbankan syariah di Indonesia baru di kisaran angka 5 % dari perbankan nasional. Padahal sudah 20 tahun bank syariah ada di Indonesia. Dimulai Bank Muamalat yang berdiri pada tahun 1991 lalu selang 8 tahun berdiri Bank Syariah Mandiri dan diikuti bank-bank syariah lain, baik yang sudah berupa Bank Umum maupun Unit Usaha Syariah. Angka 5 % adalah angka yang menurut saya masih sangat sangat kecil apabila kita melihat pangsa pasar di Indonesia yang sangat besar dan potensial. Bisa dibayangkan, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, mengalahkan jumlah penduduk muslim dari gabungan seluruh negara di kawasan Timur Tengah. Negara yang berpenduduk 230 juta, dengan penduduk muslimnya berjumlah 200 juta atau 88 %-nya. Sungguh sebuah modal yang sangat besar untuk menjadi lokomotif perbankan syariah dunia.Agar angka 5 % itu menjadi lebih jelas dalam benak kita, dapat diilustrasikan secara sbb.:1. Apabila di suatu daerah ada 20 orang penduduknya, maka hanya 1 orang diantaranya yang menabung di Bank Syariah (1 berbanding 20).2. Dari sisi jumlah kekayaan, apabila seseorang memiliki uang Rp1 juta, maka dari jumlah itu, hanya Rp50 ribu yang dia tabung di bank syariah, sedangkan yang Rp950 ribu dia simpan di bank konvensional.3. Dari sisi jumlah transaksi, apabila seseorang selama periode waktu tertentu bertransaksi di bank sebanyak 20 kali, maka 19 kali-nya dia bertransaksi di bank konvensional sedangkan yang 1 kali-nya di bank syariah.Ironis bukan?Itulah beberapa ilustrasi untuk menggambarkan kondisi perbankan syariah di Indonesia. Di satu sisi memang menggembirakan karena pertumbuhan aset bank syariah lebih cepat dari bank konvensional. Namun dari sisi persentase dibanding perbankan konvensional masih sangat jauh. Yang muncul kemudian adalah mengapa hal itu bisa terjadi? Mengapa masih banyak muslim yang mendua? Menabung di dua bank, satu rekening di bank syariah yang saldonya selalu minim, sedangkan satu rekening lainnya di bank konvensional yang saldonya selalu bertambah. Mengapa masih banyak muslim yang belum menutup rekeningnya di bank konvensional? Mengapa masih ada yang menganggap bunga adalah sesuatu yang belum jelas keharamannya. Fatwa MUI sudah jelas. Lembaga mana lagi yang lebih dihormati dan ditaati oleh umat Islam dari pada MUI? Bank syariah sudah ada dimana-mana. Bagi hasilnya juga cukup kompetitif. Teknologi IT-nya juga tidak kalah dengan bank konvensional. Pelayanannya juga cukup memuaskan. Apa kendalanya sehingga masih saja menggunakan rekening bank konvensional?Saya pernah dengar cerita dari seorang teman. Ada dosen ekonomi syariah di sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia ketika akan memulai kuliahnya di semester pertama untuk para mahasiswanya tiba-tiba memerintahkan para mahasiswanya untuk mengeluarkan kartu ATM di dompetnya masing-masing. Apa hasilnya? Hanya segelintir mahasiswa saja yang memiliki kartu ATM Bank Syariah saja, sebagian besar dari mahasiswa jurusan ekonomi syariah tersebut memiliki ATM Bank konvensional dan Bank Syariah. Lalu dosen tersebut dengan tegas mengatakan kepada para mahasiswanya, Saya tidak akan memulai kuliah ini sebelum Anda semua membuang dan menutup rekening Anda yang di bank konvensional. Sama sekali tidak ada gunanya Anda belajar ekonomi syariah jika Anda masih menabung dan berhubungan dengan bank konvensional !!. Sungguh sebuah sikap yang patut diteladani.Sebab itu, tak ada alasan lagi untuk mengendapkan dana kita di bank konvensional, apabila tempat kita bekerja misalnya menggunakan payroll bank konvensional, maka beberapa hal yang bisa dilakukan:1.Segera menghubungi bagian keuangan perusahaan untuk memindahkan rekening payroll Anda di rekening bank syariah.2.Apabila poin nomor satu tidak bisa dilakukan, maka buatlah Standing Instruction (SI) kepada bank konvensional tempat gaji Anda dibayarkan, untuk mentransfer uang sejumlah gaji Anda ke rekening bank syariah persis pada saat tanggal gajian. Jangan lewat hari, karena jika lewat hari maka dana Anda akan mendapatkan bunga selama 1 hari.3.Menghubungi bank syariah terdekat dan meminta kepada marketingnya untuk datang ke perusahaan Anda dan menemui bagian keuangannya untuk menjalin kerja sama pembayaran gaji agar bisa lewat bank syariah. Saya yakin teman-teman Anda juga banyak yang mau.Demikianlah beberapa kegelisahan saya mengenai perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Namun demikian, saya tetap optimis market share perbankan syariah di Indonesia suatu saat nanti akan mengalahkan market share perbankan konvensional. Mengapa? Karena perbankan syariah di Indonesia menurut analisa salah satu pimpinan bank syariah terbesar di Indonesia masuk dalam kategori society driven, yaitu bank syariah muncul dan berkembang atas dasar kebutuhan dan keinginan masyarakat sendiri sehingga potensi meningkatnya market share sangat besar. Berbeda dengan perkembangan bank syariah di Timur Tengah yang dilatarbelakangi bukan oleh keinginan dan kebutuhan rakyatnya melainkan dibentuk oleh adanya kebutuhan untuk mengelola dana-dana investasi migas. Atau di Malaysia yang masuk dalam kategori governance driven, yaitu bank syariah di Malaysia muncul karena kebijakan Pemerintahnya (top down).