mas yara kat
TRANSCRIPT
Masyarakat dan Kelompok Sosial
Pengantar
Manusia pada dasarnya adalah Makhluk sosial, Yang memiliki naluri untuk hidup
dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut
gregariousness sehingga manusia juga disebut social animal (=hewan sosial).
Masyarakat yang merupakan terjemahan dari istilah society, merupakan
sekelompok orang yang membentuk suatu sistem yang semi tertutup ataupun semi
terbuka, yang mana interaksi sebagian besar adalah antara perorangan yang berada
di dalam kelompok masyarakat tersebut.
Istilah masyarakat sendiri berasal dari sebuah kata dalam bahasa Arab yaitu
musyarak. Lebih abstraknya, suatu kelompok masyarakat merupakan suatu jaringan
hubungan antar entitas satu dengan yang lain. Masyarakat juga merupakan sebuah
komunitas interdependen atau saling tergantung satu dengan yang lain.
Pada umumnya, istilah kata masyarakat ini digunakan dengan mengacu pada
sekelompok orang yang tinggal bersama dalam sebuah kelompok komunitas yang
teratur. Masyarakat juga diatur atau diorganisir berdasar pada cara utamanya dalam
mencari penghasilan. Para ahli ilmu sosial telah mengidentifikasikan beberapa
kelompok dalam masyarakat, yaitu masyarakat yang berperan sebagai pemburu,
masyarakat pastoral nomadis, masyarakat yang berperan dengan bercocok tanam,
serta masyarakat agrikultural intensif, atau dalam istilah lain juga disebut masyarakat
peradaban.
Sebagian ahli ilmu sosial menganggap masyarakat industri serta pasca industri
sebagai suatu kelompok masyarakat yang independen dari masyarakat tradisional
agrikultural.
Berdasarkan struktur politiknya, dapat pula disusun atau diorganisasikan kelompok
dalam masyarakat, yang diurutkan berdasarkan urutan kompleksitasnya serta
besarnya. Sebagai contoh, terdapat masyarakat suku, chiefdom, band serta
masyarakat negara.
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘121
Kata society sendiri berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu societas. Societas
berarti hubungan persahabatan antara satu dengan yang lain. Societas sendiri
diturunkan dari kata socius yang memiliki arti kawan atau teman.
Jadi, arti society erat kaitannya dengan kata sosial. Dan secara implicit dapat
dikatakan bahwa kata society memiliki makna bahwa setiap anggota dalam
kelompok masyarakat tersebut memiliki perhatian serta kepentingan yang sama
untuk mencapai tujuan yang akan diraih bersama.
Dari keterangan diatas, menunjukkan bahwa manusia sebenarnya mempunyai dua
hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu
masyarakat)
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasan alam sekelilingnya (Soerjono
Soekanto: 2007, 101).
Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan
sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran,
naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Berkaitan dengan hal ini maka ada beberapa definisi
mengenai masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-
pribadi yang merupakan anggotanya.
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘122
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian
besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar
sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
Kelompok Social
Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang
hidup bersama, oleh karenanya ada hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut
diantaranya menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga
kesadaran untuk saling menolong. Terbentuknya kelompok sosial dilatarbelakangi
oleh naluri manusia yang selalu ingin hidup dengan orang lain (gregariousness).
Sejak lahir, manusia sudah memiliki dua hasrat atau keinginan pokok,
yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekitarnya (masyarakat)
dan keinginan untuk menjadi satu dengan alam di sekitarnya.
Kelompok sosial dibentuk oleh masyarakat atau anggota-anggotanya. Pembentukan
kelompok sosial bisa karena kebetulan atau tidak disengaja dan bisa juga karena
sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan atau kepentingan tertentu.
Individu dapat membentuk menjadi sebuah kelompok masyarakat, namun ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, agar individu-individu tersebut dapat membuat
komunitas yaitu:
1. Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan
sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘123
3. Ada suatu factor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka
bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, dan lain-lain. Tentunya
factor mempunyai musuh bersama misalnya, dapat pula menjadi factor
pengikat/pemersatu.
4. berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
5. bersistem dan berproses (Ibid).
Pada perkembangan masyarakatt, yang terkelompok-kelompok tersebut, sebagian
berkembang menjadi kelompok social, yang dikategorikan para ahli sebagai berikut:
A. Kelompok Sosial Teratur
1. Kelompok masyarakat primer dan masyarakat sekunder (C.H Cooley)
Kelompok masyarakat primer adalah kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-
mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat
pribadi.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang
sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadai dan juga
tidak langgeng. Contohnya: hubungan kontrak jual beli (Soerjono Soekanto:
2007, 116)
2. Kelompok Masyarakat Paguyuban (gemeinschaft) dan Patembayan (gesselchaft)
(Ferdinand Tonnies).
a. Paguyuban, merupakan bentuk kehidupan bersama, di mana anggotanya di ikat
oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Dasar hubungan
tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah di
kodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok
kekerabatan, rukun tetangg, dan lain-lain. Paguyuban sendiri terdapat tipe-tipenya:
Gemeinschaft by blood
Gemeinschaft of place
Gemeinschaft of mind
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘124
b. Patembayan, merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk
waktu yang berjangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dan pikiran
belaka. Contohnya: adalah ikatan pedagang, organisasi dalam suatu prabik dan lain-
lain (Soerjono Soekanto: 2007,115-118).
3. Kelompok formal dan informal (Soerjono Soekanto: 2007,123)
a. kelompok formal: kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja
diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama.
Contohnya organisasi.
b. Informal group: kelompok yang tidak mempunyai struktur atau bentuk yang pasti.
Kelompok tersebut biasanya terbentu karena pertemuan berulangkali yang didasari
oleh kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya: Klik (clique).
4. Membership dan Reference Group (Robert K. Merton) ((Soerjono Soekanto: 2007,
123-125)
Membership Group merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara
fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Reference Group, ialah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi
seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk pribadi dan perilakunya.
5. Tipe-tipe kelompok sosial menurut Emile Durkheim, yaitu:
a.Kelompok sosial berkarakter Solidaritas Mekanik
- Masih relatif homogen & sederhana
- Belum mengenal pembagian kerja
- Diikat oleh kesadaran kolektif
- Hukuman bersifat represif
b. Kelompok sosial berkarakter Solidaritas Organik
- Masyarakat kompleks
- Ada pembagian kerja
- Ikatan utama mempersatukan masyarakat
Hukuman bersifat restitutif
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘125
B. Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta
kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Pengertian ini
hampir sama dengan Publik, yaitu: merupakan kelompok yang tidak merupakan
kesatuan. Interksi terjadi secara tidak langsung melalui alat/media komunikasi
Bentuk-bentuk Kerumunan :
1) Kerumunan yang beartikulasi dengan struktur sosial ;
- Khalayak penonton atau pendengar yang formal
- Kelompok Ekspresif yang telah direncanakan
2) Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowds)
- Kumpulan yang kurang menyenangkan
- Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik
- Kerumunan Penonton
3) Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.
- Kerumunan yang bertindak emosional
- Kerumunan yang bersifat imoral.
Diluar pemikiran para ahli tersebut, secara awam komunitas terbagi atas, dua
kelompok masyarakat, yaitu masyarakat desa dan masyarat perkotaan. Mengenai
bagaimana dan apa itu masyarakat kota dan desa, berikut ini adalah bahasannya:
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Istilah masyarakat Setempat (Community) menunjuk pada bagian mesyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas
tertentu, di mana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih
besar di antara anggota, dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar
batas wilayahnya.
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘126
Empat kriteria untuk mengklasifikasikan masyarakat-masyarakat setempat :
1) Jumlah penduduk
2) Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
3) Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
4)Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
Berdasar atas kriteria ini, maka masyarakat pada umumnya membedakan
masyarakat sebagai masyarakat desa dan kota. Pengertian desa, menurut Undang-
undang No. 5 Tahun 1979 Tentang pemerintah daerah Desa adalah suatu wilayah
yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan
Republik Indonesia. Sementara menurut, Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah
suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan
pemerintahan sendiri.
Berbeda dengan desa, maka, pengertian Kota Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota
adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang
tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik
Secara singkat, perbedaan masyarakat kota dan desa, adalah berikut ini:
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘127
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘128
Masyarakat Pedesaan Masyarakat Perkotaan
Warga memiliki hubungan yang erat Jumlah penduduknya tidak tentu
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan Bersifat individualistis
Umumnya hidup dari pertanian dan perikanan skala kecil Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya, dan lebih sulit
mencari pekerjaannya.
Golongan orang tua memegang peranan penting. Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara
golongan muda dengan golongan orang tua
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan
masyarakat bersifat informal
Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada kepentingan
pribadi.
Perhatian masyarakat terutama pada keperluan hidup yang utama Perhatian lebih pada pemenuhan kebutuhan hidup dan juga prestise
Kehidupan keagamaan lebih kental Kehidupan keagamaan lebih longgar.
Banyak berurbanisasi di kota, karena ada factor penarik dari kota Banyak migran yang datang ke kota, dan berakibat negatif di kota,
ex:kriminalitas, pengangguran, kemiskinan
inamika Kelompok
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok.
Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan
yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling
berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.
Maka Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri
dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas
antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang
dialami.
Fungsi Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam
sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan
hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.)
2. Memudahkan segala pekerjaan.
(Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat,
efektif dan efesian.
(pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai
keahlian)
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang
sama dalam masyarakat)
Kebudayaan
Pengantar
Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan norma-norma
yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan
tindakan individu dalam masyarakat tersebut. Sikap dan tindakan individu dalam
suatu masyarakat dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nilai, keyakinan aturan
dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan yang cenderung. homogen.
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘129
Artinya, jika setiap individu mengacu pada nilai, keyakinan, aturan dan norma
kelompok, maka sikap dan perilaku mereka akan cenderung seragam. Misalnya
dalam suatu masyarakat ada aturan mengenai bagaimana melakukan pernikahan
sehingga laki-laki dan perempuan dapat disahkan sebagai suami istri. Ketika
anggota masyarakat akan menikah, maka proses yang dilalui oleh anggota
masyarakat itu akan cenderung sama dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Setiap kelompok masyarakat tertentu akan mempunyai cara yang berbeda dalam
menjalani kehidupannya dengan sekelompok masyarakat yang lainnya. Cara-cara
menjalani kehidupan sekelompok masyarakat dapat didefinisikan sebagai budaya
masyarakat tersebut. Satu definisi klasik mengenai budaya adalah sebagai berikut:
"budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara
simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu
(Wallendorf & Reilly dalam Mowen: 1995)".
Definisi di atas menunjukkan bahwa budaya merupakan cara menjalani hidup
dari suatu masyarakat yang ditransmisikan pada anggota masyarakatnya dari
generasi ke generasi berikutnya. Proses transmisi dari generasi ke generasi tersebut
dalam perjalanannya mengalami berbagai proses distorsi dan penetrasi budaya lain.
Hal ini dimungkinkan karena informasi dan mobilitas anggota suatu masyarakat
dengan anggota masyarakat yang lainnya mengalir tanpa hambatan.
Interaksi antar anggota masyarakat yang berbeda latar belakang budayanya
semakin intens. Oleh karena itu, dalam proses transmisi budaya dari generasi ke
generasi, proses adaptasi budaya lain sangat dimungkinkan. Misalnya proses difusi
budaya populer di Indonesia terjadi sepanjang waktu. Kita bisa melihat bagaimana
remaja-remaja di Indonesia meniru dan menjalani budaya populer dari negara-
negara Barat, sehingga budaya Indonesia sudah tidak lagi dijadikan dasar dalam
bersikap dan berperilaku. Proses seperti inilah yang disebut bahwa budaya
mengalami adaptasi dan penetrasi budaya lain. Dalam hal-hal tertentu adaptasi
budaya membawa kebaikan, tetapi di sisi lain proses adaptasi budaya luar
menunjukkan adanya rasa tidak percaya diri dari anggota masyarakat terhadap
budaya sendiri. Agar budaya terus berkembang, proses adaptasi seperti dijelaskan di
atas terus perlu dilakukan. Paradigma yang berkembang adalah bahwa budaya itu
dinamis dan dapat merupakan hasil proses belajar, sehingga budaya suatu
masyarakat tidak hadir dengan sendirinya. Proses belajar dan mempelajari budaya
sendiri dalam suatu masyarakat disebut enkulturasi (enculturati). Enkulturasi
menyebabkan budaya masyarakat tertentu akan bergerak dinamis mengikuti
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘1210
perkembangan zaman. Sebaliknya sebuah masyarakat yang cenderung sulit
menerima hal-hal baru dalam masyarakat dan cenderung mempertahankan budaya
lama yang sudah tidak relevan lagi disebut sebagai akulturasi (acculturation).
Budaya yang ada dalam sekelompok masyarakat merupakan seperangkat aturan
dan cara-cara hidup. Dengan adanya aturan dan cara hidup/ anggota dituntun untuk
menjalani kehidupan yang serasi. Masyarakat diperkenalkan pada adanya baik-
buruk, benar-salah dan adanya harapan-harapan hidup. Dengan aturan seperti itu
orang akan mempunyai pijakan bersikap dan bertindak. Jika tindakan yang dilakukan
memenuhi aturan yang telah digariskan, maka akan timbul perasaan puas dalam
dirinya dalam menjalani kehidupan. Rasa bahagia akanjuga dirasakan oleh anggota
masyarakat jika dia mampu memenuhi persyaratan-persyaratan sosialnya. Orang
akan sangat bahagia jika mampu bertindak baik menurut aturan budayanya. Oleh
karena itu, budaya merupakan sarana untuk memuaskan kebutuhan anggota
masyarakatnya.
Budaya sendiri secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki
arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto
Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal daribahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu
saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang
kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain
yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal
Definisi kebudayaan menurut para ahli
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat (Soerjono Soekanto: 2007, 150).
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘1211
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi,
religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh
para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua
masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai
anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘1212
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa
sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya
diantara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di
harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem
pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas
manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara
sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat,
mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan,
keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan
warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya
berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh
para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua
masyarakat.
Jenis-jenis Kebudayaan
Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan
jenis-jenis Kebudayaan tersebut yaitu:
Hidup-kebatinan manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan tertib damainya
hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya,pemerintahan negeri, agama atau ilmu
kebatinan
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘1213
Angan-angan manusia, yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keluhuran
bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.
Kepandaian manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan macam-macam
kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan
lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).
1.2.2 Kebudayaan berdasarkan wujudnya
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga,yaitu:
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala
atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu
berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘1214
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.
3 Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua
komponen utama:
Kebudayaan material
Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-
temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat,
perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-
barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung
pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi,
Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana
Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat
ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur
kebudayaan universal (Soerjono Soekanto: 2007, 154), antara lain :
Bahasa Kesenian
Sistem Pengetahuan Sistem Religi
Organisasi Sosial
Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Sistem Mata Pencaharian
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘1215
Hal ini sama dengan pemikiran C. Kluckhohn, yang menamakan unsur kebudayaan
tersebut sebagai universal categories of culture (Soerjono Soekanto: 2007,154),
yaitu:
a. peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan , alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dan sebagainya)
b. mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
sistem perkawinan)
d. bahasa (Lisan dan tertulis)
e. kesenian
f. sistem pengetahuan
g. religi
Perubahan Kebudayaan
Perubahan Kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsure-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga
terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Definisi-definisi perubahan kebudayaan banyak diutarakan pada sarjana sosiologi
dan antropologi antara lain :
a. John Lewis Gilin dan John Philip Gilin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang
disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografi, kebudayaan material,
komposisi penduduk,ideology,maupun karena adanya difusi dan penemuan baru
dalam masyarakat tersebut.
b. Samuel Koening
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam
pola-pola kehiudpan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-
sebab internal maupun eksternal.
c. Selo Sumardjan
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘1216
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
keasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya,
termasuk didalamnya nilai-niali, sikap dan pola-pola berperilaku diantara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
d. Kingsley Davis
Perubahan kebudayaan adalah peruabahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. 2006, Komunikasi Antar Budaya, Remaja Rosda Karya, Bandung
Soekanto, Soerjono. 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta
Sunarto, Kamanto, 2000: Pengantar Sosiologi, Lembagai Penerbit FE-UI, Jakarta
Kapita Selekta Ilmu SosialMira Oktaviana Whisnu Wardhani S.Sos,M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘1217