masjid kaum - laznas dewan dakwah...jawab ustadz hussein. tak berapa lama orang itu masuk dan duduk...

64
KABAR Jejak Dakwah Ramadhan TELAAH MK Tolak Gugatan Ahmadiyah LAPORAN KHUSUS Laporan dari Kamp Myanmar HALAL Alhamdulillah, Hampir Semua Perisa Halal EDISI DZULQAIDAH 1439 H AGUSTUS 2018 M Masjid dan Kaum Muda

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

KABARJejak Dakwah Ramadhan

TELAAHMK Tolak Gugatan Ahmadiyah

LAPORAN KHUSUSLaporan dari Kamp Myanmar

HALALAlhamdulillah, Hampir Semua Perisa Halal

EDISI

DZULQAIDAH 1439 HAGUSTUS 2018 M

Masjid dan

Kaum Muda

Page 2: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar
Page 3: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar
Page 4: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

MANAJEMEN LAZNASDEWAN DA'WAH

DAFTAR ISI

Ketua

Ade Salamun

Pemberdayaan dan Sinergi

Program

Asrofi Muslikhuddin

Manager Program

Agung Gumelar

Mobilisasi ZIS

Catur Riyadi

Administrasi dan Keuangan

Fitria Damayanti

Humas

Nurbowo

Fundrising

Ahmad Robyansah, M. Idris

Hairul Anwar, Ahmad Zuhdi

REDAKSI

Pemimpin Umum Redaksi

Ade Salamun

Pemimpin Redaksi

Nurbowo

Sidang Redaksi

Edy Setiawan

Ade Salamun

Nurbowo

Sekretaris Redaksi

Mufqi Hardiansyah

Desain Grafis

Senyum Advertising

Sirkulasi

M. Said

Gedung Menara Da’wah Lt. 1

Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450

Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291

Gedung Dewan Da'wah Lantai 5,

Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua,

Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530

Hp. 0812 1000 2656

3EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

DARI REDAKSI

3 Dari Redaksi

SUARA PEMBACA

4 Teladan Bang Hussein

SALAM

6 Merentang Kepedulian Dunia

KABAR

8 Jejak Ramadhan Dakwah Pedalaman

12 Dewan Dakwah Touna Gelar Pelatihan

Manajemen Program dan Jurnalistik Dakwah

14 YBHE Dukung Dakwah Pedalaman

16 Bumi Gora Digoncang Gempa

18 Biskuit untuk Anak Korban Bencana

20 Yuk Semarakkan Qurban di Pedalaman

LAPORAN KHUSUS DARI KAMP PENGUNGSI MYANMAR

24 Kita Belum Bisa Berbuat Banyak

32 Balada Keluarga Tahsin

INSPIRASI DAI

36 Panggilan dari Pulau Mendol

TELAAH

38 MK Tolak Gugatan Ahmadiyah

42 Masjid dan Ngaji Kaum Muda Kita

PAK NATSIR

50 Memorial Lecture Jejak Pemikiran dan Perjuangan

Mohammad Natsir

HALAL

58 Alhamdulillah, Hampir Semua Perisa Halal

MAN TAZAKKA

[email protected]

laznasdewandakwah.or.id

LAZNAS Dewan Dakwah

@laznasdakwah

@laznasdewandakwah

udah kita hafal, bahwa berjaringan memperluas

Srejeki dan memperpanjang umur. Seperti

diwasiatkan Nabi Muhammad SAW: Barangsiapa

yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan

kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim”

(Shahiih Al-Bukhaariy no 2067 dari Anas bin Malik ra).

Maka kami senantiasa mengisi hari dengan

memperbanyak silaturahim. Baik kepada mustahik,

maupun muzakki. Baik perorangan, maupun komunitas

dan perusahaan. Baik untuk menyampaikan amanah,

maupun menerima titipan donasi.

ا�� ك � ���� ا���� و���� �� ��� را

و��ك �� ���� ا����

Sudilah Allah SWT menganugerahkan ganjaran

kepada Anda pada harta yang Anda tunaikan, dan

menjadikannya kesucian bagi Anda, dan memberikan

keberkahan pada harta Anda yang tersisa.[]

DARI REDAKSI

Page 5: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

MANAJEMEN LAZNASDEWAN DA'WAH

DAFTAR ISI

Ketua

Ade Salamun

Pemberdayaan dan Sinergi

Program

Asrofi Muslikhuddin

Manager Program

Agung Gumelar

Mobilisasi ZIS

Catur Riyadi

Administrasi dan Keuangan

Fitria Damayanti

Humas

Nurbowo

Fundrising

Ahmad Robyansah, M. Idris

Hairul Anwar, Ahmad Zuhdi

REDAKSI

Pemimpin Umum Redaksi

Ade Salamun

Pemimpin Redaksi

Nurbowo

Sidang Redaksi

Edy Setiawan

Ade Salamun

Nurbowo

Sekretaris Redaksi

Mufqi Hardiansyah

Desain Grafis

Senyum Advertising

Sirkulasi

M. Said

Gedung Menara Da’wah Lt. 1

Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450

Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291

Gedung Dewan Da'wah Lantai 5,

Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua,

Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530

Hp. 0812 1000 2656

3EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

DARI REDAKSI

3 Dari Redaksi

SUARA PEMBACA

4 Teladan Bang Hussein

SALAM

6 Merentang Kepedulian Dunia

KABAR

8 Jejak Ramadhan Dakwah Pedalaman

12 Dewan Dakwah Touna Gelar Pelatihan

Manajemen Program dan Jurnalistik Dakwah

14 YBHE Dukung Dakwah Pedalaman

16 Bumi Gora Digoncang Gempa

18 Biskuit untuk Anak Korban Bencana

20 Yuk Semarakkan Qurban di Pedalaman

LAPORAN KHUSUS DARI KAMP PENGUNGSI MYANMAR

24 Kita Belum Bisa Berbuat Banyak

32 Balada Keluarga Tahsin

INSPIRASI DAI

36 Panggilan dari Pulau Mendol

TELAAH

38 MK Tolak Gugatan Ahmadiyah

42 Masjid dan Ngaji Kaum Muda Kita

PAK NATSIR

50 Memorial Lecture Jejak Pemikiran dan Perjuangan

Mohammad Natsir

HALAL

58 Alhamdulillah, Hampir Semua Perisa Halal

MAN TAZAKKA

[email protected]

laznasdewandakwah.or.id

LAZNAS Dewan Dakwah

@laznasdakwah

@laznasdewandakwah

udah kita hafal, bahwa berjaringan memperluas

Srejeki dan memperpanjang umur. Seperti

diwasiatkan Nabi Muhammad SAW: Barangsiapa

yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan

kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim”

(Shahiih Al-Bukhaariy no 2067 dari Anas bin Malik ra).

Maka kami senantiasa mengisi hari dengan

memperbanyak silaturahim. Baik kepada mustahik,

maupun muzakki. Baik perorangan, maupun komunitas

dan perusahaan. Baik untuk menyampaikan amanah,

maupun menerima titipan donasi.

ا�� ك � ���� ا���� و���� �� ��� را

و��ك �� ���� ا����

Sudilah Allah SWT menganugerahkan ganjaran

kepada Anda pada harta yang Anda tunaikan, dan

menjadikannya kesucian bagi Anda, dan memberikan

keberkahan pada harta Anda yang tersisa.[]

DARI REDAKSI

Page 6: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M4 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 5 MAN TAZAKKA

SUARA PEMBACASUARA PEMBACA

Suatu hari saya sedang

berbincang dengan

Allahyarham Ustadz. Hussein

Umar (Ketum Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia) di kantornya,

Jl. Kramat Raya 45. Tiba-tiba masuk

orang yang biasa menjaga di depan

kantornya.

"Ustadz, ada orang ingin

ketemu. Katanya dari Banten," kata

penjaga itu.

"Siapa?" tanya Ustadz Hussein.

"Orang biasa Ustadz, tidak kenal

dan belum bikin janji."

"Suruh dia masuk, jangan

disuruh menunggu terlalu lama.

Kasian dia dari perjalanan jauh,"

jawab Ustadz Hussein.

Tak berapa lama orang itu

masuk dan duduk bergabung

dengan kami. "Sebentar ya,

kita layani dulu bapak dari

Banten ini," ujar Ustadz

Hussein meminta izin kepada

saya.

Setelah dipersilakan

duduk, bapak itu kemudian

menceritakan maksud

kedatangannya. Kami

mendengarkan. Intinya,

bapak itu bercerita tentang

adanya upaya kristenisasi

dari daerahnya.

Usai bercerita, Ustadz

Hussein menanyakan, "Naik

apa datang ke Jakarta?'

Bapak itu menjawab, "Naik

kendaraan umum."

Tak lama Ustadz Hussein

mengambil

sesuatu dari laci

mejanya. Ternyata

buku tabungan

Bank Muamalat.

"Tunggu

sebentar," kata

Ustadz Hussein

sambil beranjak

keluar menuju

kantor cabang

Bank Muamalat yg

letaknya persis di depan kantornya.

"Ini ada sedikit uang tuk ongkos

pulang dan beli makan di

perjalanan," Ustadz Hussein

menyodorkan sejumlah uang.

"Masalah upaya Kristenisasi itu,

nanti kita kirim dai untuk

memantaunya," ujarnya.

MasyaAllah. Betapa mulia akhlak

orangtua kita dulu dalam melayani

tamu. Meskipun beliau hidup pas-

pasan, tidak berlebih harta, namun

selalu berusaha berbagi.

Saya jadi ingat cerita Profesor

Yusril yang ketika muda sering

berkunjung ke rumah Mohammad

Natsir. Setelah pamit pulang, Natsir

selalu mengantarnya sampai ke

depan gerbang rumahnya. "Saudara

Yusril, ini ada ongkos untuk naik

beca," kata Natsir sambil

menyodorkan uang.

Para tokoh kita pada masa lalu

tak hanya gagasannya yang

cemerlang, tapi juga akhlak dan

keteladanannya sangat gemilang.

Patut ditiru generasi muda

sekarang.

Artawijaya

https://m.facebook.com/story.ph

p?story_fbid=2106590259629781&i

d=100008364829387

TELAAH

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 29 MAN TAZAKKA

Teladan Bang Hussein

Page 7: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M4 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 5 MAN TAZAKKA

SUARA PEMBACASUARA PEMBACA

Suatu hari saya sedang

berbincang dengan

Allahyarham Ustadz. Hussein

Umar (Ketum Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia) di kantornya,

Jl. Kramat Raya 45. Tiba-tiba masuk

orang yang biasa menjaga di depan

kantornya.

"Ustadz, ada orang ingin

ketemu. Katanya dari Banten," kata

penjaga itu.

"Siapa?" tanya Ustadz Hussein.

"Orang biasa Ustadz, tidak kenal

dan belum bikin janji."

"Suruh dia masuk, jangan

disuruh menunggu terlalu lama.

Kasian dia dari perjalanan jauh,"

jawab Ustadz Hussein.

Tak berapa lama orang itu

masuk dan duduk bergabung

dengan kami. "Sebentar ya,

kita layani dulu bapak dari

Banten ini," ujar Ustadz

Hussein meminta izin kepada

saya.

Setelah dipersilakan

duduk, bapak itu kemudian

menceritakan maksud

kedatangannya. Kami

mendengarkan. Intinya,

bapak itu bercerita tentang

adanya upaya kristenisasi

dari daerahnya.

Usai bercerita, Ustadz

Hussein menanyakan, "Naik

apa datang ke Jakarta?'

Bapak itu menjawab, "Naik

kendaraan umum."

Tak lama Ustadz Hussein

mengambil

sesuatu dari laci

mejanya. Ternyata

buku tabungan

Bank Muamalat.

"Tunggu

sebentar," kata

Ustadz Hussein

sambil beranjak

keluar menuju

kantor cabang

Bank Muamalat yg

letaknya persis di depan kantornya.

"Ini ada sedikit uang tuk ongkos

pulang dan beli makan di

perjalanan," Ustadz Hussein

menyodorkan sejumlah uang.

"Masalah upaya Kristenisasi itu,

nanti kita kirim dai untuk

memantaunya," ujarnya.

MasyaAllah. Betapa mulia akhlak

orangtua kita dulu dalam melayani

tamu. Meskipun beliau hidup pas-

pasan, tidak berlebih harta, namun

selalu berusaha berbagi.

Saya jadi ingat cerita Profesor

Yusril yang ketika muda sering

berkunjung ke rumah Mohammad

Natsir. Setelah pamit pulang, Natsir

selalu mengantarnya sampai ke

depan gerbang rumahnya. "Saudara

Yusril, ini ada ongkos untuk naik

beca," kata Natsir sambil

menyodorkan uang.

Para tokoh kita pada masa lalu

tak hanya gagasannya yang

cemerlang, tapi juga akhlak dan

keteladanannya sangat gemilang.

Patut ditiru generasi muda

sekarang.

Artawijaya

https://m.facebook.com/story.ph

p?story_fbid=2106590259629781&i

d=100008364829387

TELAAH

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 29 MAN TAZAKKA

Teladan Bang Hussein

Page 8: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 7 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M6 MAN TAZAKKA

SALAMSALAM

Ketua Umum BAZNAS Prof

Bambang Soedibyo, dalam

sambutannya pada Seminar

Nasional Manajemen Pengelolaan

Zakat, 26 Juli 2018, di Kampus IPB

Botani Square, Bogor,

mengemukakan sensitivitas

pengelolaan zakat.

"Indonesia harus kuat dalam

manajemen perzakatan di Dunia,

kajian manajemen resiko

pengelolaan zakat ini adalah satu-

satunya di Dunia saat ini...,"

tuturnya.

Pak Bambang melontarkan

retorika, "Indonesia masa kini, apa

resiko yang paling sensitif?''

Beliau menjawab, pertama dan

utama, adalah resiko politik.

''Jangan sampai ada dana dari LAZ

dan BAZ yang dibelanjakan untuk

kegiatan politik.. Baznas dan LAZ

harus independen."

"Kalau sampai ada dana zakat

dipakai untuk politik.. Pilkada..

Pileg.. Pilpres.. Maka akan rusak

kepercayaan masyarakat kepada

kita.., jangan ada abuse of fund

untuk politik!"

Kedua dari yang utama, imbuh

beliau, jangan sampai ada dana LAZ

dipakai untuk pendanaan teroris.

Korban terorisme terbanyak adalah

umat Islam. Kita harus bisa menjaga

pantangan ini.

"Ketiga, secara penghimpunan,

jangan sampai ada dana yang

meragukan, yang berujung

pencucian uang. Ini berbahaya,

karena pasti terlibat urusan haram."

Keempat, jangan sampai ada

missed match, bahwa karena hak

amil tidak tegas dalam hadits

berapa besar maka ini menjadi

tantangan kita untuk sepantasnya

mengelola, secara wajar. Tidak

berlebihan hingga mengambil hak-

hak mustahik lain."

Insya Allah, panduan tersebut

selama ini memang kita jaga betul.

Terlebih rentang kemitraan dalam

pengelolaan dana ZISWAF ini, baik

fundraising maupun

pendayagunaan, sudah merentang

internasional.

Ramadhan lalu, misalnya, kita

menyalurkan amanah zakat dari

Ustadz Ade SalamunDirektur Eksekutif LAZNAS Dewan Da'wah

Kepedulian Dunia

Turki, dalam bentuk Program

Semarak (Sedekah Makan Rakyat).

Ini merupakan salah satu hasil

silaturahim kami ke negeri tersebut,

menjumpai sejumlah lembaga

kemanusiaan setempat.

Belum lama ini kami juga ke

Malaysia, antara lain menemui

pimpinan Global Peace Mission

(GPM). Kami merajut kerjasama

program qurban untuk pengungsi

Rohingya di Bangladesh maupun

Myanmar.

Masih di Malaysia, kami

berdiskusi dengan para mahasiswa

asal Tanah Air yang sebang kuliah

di sebuah perguruan tinggi di jiran

kita itu.

Alhamdulillah, presentasi Ustadz

Robbyansyah Alfaisal tentang

Program Dakwah Pedalaman

mendapat atensi tinggi, dan akan

berlanjut dengan kerjsama konkret.

Pekan terakhir Juli ini, kami

bersilaturahim kepada para

pengungsi Suriah di Lebanon. Safari

ini merupakan realisasi dari rencana

lama yang tertunda akibat belum

terbitnya visa.

Pada Kamis, 26/07, kami

menyambangi kantor lembaga

mitra kami di Lebanon, yakni Al

Amal Foundation.

Konsentrasi project amal mereka

adalah membantu para penyandang

cacat korban perang. Al Amal

memberikan layanan pengobatan

pada gangguan penglihatan dan

pendengaran akibat kebisingan

peluru dan letusan bom. Mereka

juga membantu orang-orang yang

kehilangan kaki dan tangan, orang-

orang bisu, dan berbagai bentuk

pertolongan bagi pengungsi di

Lebanon, Suriah, maupun Palestina..

Kami juga bertandang ke

Lembaga Takaful, yang

berkonsentrasi membantu anak-

anak korban perang. Mereka

membangun sekolah-sekolah d

pegungsian, membuat usaha

konveksi yang dikelola oleh

pengungsi yang hasilnya untuk

membiayai project yatim, dan

membuat kerjasama layanan toko

pakaian gratis bagi para pengungsi.

Dalam hal ini Takaful menggandeng

toko pakaian dan sepatu setempat,

memberikan layanan dua hari

dalam tiap minggu. Khusus jelang

hari raya, layanan diperpanjang

menjadi tiga kali per pekan.

Gherass adalah lembaga ketiga

yang say akunjungi. Mereka

berkonsentrasi membantu keluarga

korban perang dan keluarga

dhuafa. Musim haji tahun ini

Gherass membuat project iftar

arafah di Al Quds.

Selanjutnya kami mengunjungi

para pengungsi di Kamp Lembah

Bekaa, Lebanon Timur, sekitar

empat jam dari Beirut, ibukota

Lebanon.

Menurut pemandu kami, ada

kurang lebih 350.000 jiwa

pengungsi Suriah di Lembah Bekaa.

Jumlah ini merupakan sebagian dari

total sekitar 3,5 juta pengungsi

Suriah di Lebanon.

Pengungsi di Lembah Bekaa

umumnya tidak mendapat akses

pendidikan. Sedang sekolah swasta

kelewat mahal bagi mereka. Akses

kesehatan juga nyaris nihil bagi

pengungsi.

Pengungsi yang mampu, dapat

menyewa rumah sederhana dan

memenuhi kebutuhan hidup

bulanan dengan anggaran sekitar

600 USD. Namun kebanyakan tidak

mampu, dan tinggal di tenda-tenda

plastik yang rentan dibekap musim

dingin.

Sejumlah NGO lokal maupun

internasional yang selama ini aktif

membantu para pengungsi di

perbatasan, kewalahan juga.

Pasalnya, jumlah pengungsi tiap

hari terus bertambah. Tak hanya

dari Suriah, tapi juga dari Palestina.

Untuk meringankan derita para

pengungsi, LAZNAS Dewan Dakwah

menyalurkan bantuan berupa

makanan pokok.[]

Merentang

Page 9: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 7 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M6 MAN TAZAKKA

SALAMSALAM

Ketua Umum BAZNAS Prof

Bambang Soedibyo, dalam

sambutannya pada Seminar

Nasional Manajemen Pengelolaan

Zakat, 26 Juli 2018, di Kampus IPB

Botani Square, Bogor,

mengemukakan sensitivitas

pengelolaan zakat.

"Indonesia harus kuat dalam

manajemen perzakatan di Dunia,

kajian manajemen resiko

pengelolaan zakat ini adalah satu-

satunya di Dunia saat ini...,"

tuturnya.

Pak Bambang melontarkan

retorika, "Indonesia masa kini, apa

resiko yang paling sensitif?''

Beliau menjawab, pertama dan

utama, adalah resiko politik.

''Jangan sampai ada dana dari LAZ

dan BAZ yang dibelanjakan untuk

kegiatan politik.. Baznas dan LAZ

harus independen."

"Kalau sampai ada dana zakat

dipakai untuk politik.. Pilkada..

Pileg.. Pilpres.. Maka akan rusak

kepercayaan masyarakat kepada

kita.., jangan ada abuse of fund

untuk politik!"

Kedua dari yang utama, imbuh

beliau, jangan sampai ada dana LAZ

dipakai untuk pendanaan teroris.

Korban terorisme terbanyak adalah

umat Islam. Kita harus bisa menjaga

pantangan ini.

"Ketiga, secara penghimpunan,

jangan sampai ada dana yang

meragukan, yang berujung

pencucian uang. Ini berbahaya,

karena pasti terlibat urusan haram."

Keempat, jangan sampai ada

missed match, bahwa karena hak

amil tidak tegas dalam hadits

berapa besar maka ini menjadi

tantangan kita untuk sepantasnya

mengelola, secara wajar. Tidak

berlebihan hingga mengambil hak-

hak mustahik lain."

Insya Allah, panduan tersebut

selama ini memang kita jaga betul.

Terlebih rentang kemitraan dalam

pengelolaan dana ZISWAF ini, baik

fundraising maupun

pendayagunaan, sudah merentang

internasional.

Ramadhan lalu, misalnya, kita

menyalurkan amanah zakat dari

Ustadz Ade SalamunDirektur Eksekutif LAZNAS Dewan Da'wah

Kepedulian Dunia

Turki, dalam bentuk Program

Semarak (Sedekah Makan Rakyat).

Ini merupakan salah satu hasil

silaturahim kami ke negeri tersebut,

menjumpai sejumlah lembaga

kemanusiaan setempat.

Belum lama ini kami juga ke

Malaysia, antara lain menemui

pimpinan Global Peace Mission

(GPM). Kami merajut kerjasama

program qurban untuk pengungsi

Rohingya di Bangladesh maupun

Myanmar.

Masih di Malaysia, kami

berdiskusi dengan para mahasiswa

asal Tanah Air yang sebang kuliah

di sebuah perguruan tinggi di jiran

kita itu.

Alhamdulillah, presentasi Ustadz

Robbyansyah Alfaisal tentang

Program Dakwah Pedalaman

mendapat atensi tinggi, dan akan

berlanjut dengan kerjsama konkret.

Pekan terakhir Juli ini, kami

bersilaturahim kepada para

pengungsi Suriah di Lebanon. Safari

ini merupakan realisasi dari rencana

lama yang tertunda akibat belum

terbitnya visa.

Pada Kamis, 26/07, kami

menyambangi kantor lembaga

mitra kami di Lebanon, yakni Al

Amal Foundation.

Konsentrasi project amal mereka

adalah membantu para penyandang

cacat korban perang. Al Amal

memberikan layanan pengobatan

pada gangguan penglihatan dan

pendengaran akibat kebisingan

peluru dan letusan bom. Mereka

juga membantu orang-orang yang

kehilangan kaki dan tangan, orang-

orang bisu, dan berbagai bentuk

pertolongan bagi pengungsi di

Lebanon, Suriah, maupun Palestina..

Kami juga bertandang ke

Lembaga Takaful, yang

berkonsentrasi membantu anak-

anak korban perang. Mereka

membangun sekolah-sekolah d

pegungsian, membuat usaha

konveksi yang dikelola oleh

pengungsi yang hasilnya untuk

membiayai project yatim, dan

membuat kerjasama layanan toko

pakaian gratis bagi para pengungsi.

Dalam hal ini Takaful menggandeng

toko pakaian dan sepatu setempat,

memberikan layanan dua hari

dalam tiap minggu. Khusus jelang

hari raya, layanan diperpanjang

menjadi tiga kali per pekan.

Gherass adalah lembaga ketiga

yang say akunjungi. Mereka

berkonsentrasi membantu keluarga

korban perang dan keluarga

dhuafa. Musim haji tahun ini

Gherass membuat project iftar

arafah di Al Quds.

Selanjutnya kami mengunjungi

para pengungsi di Kamp Lembah

Bekaa, Lebanon Timur, sekitar

empat jam dari Beirut, ibukota

Lebanon.

Menurut pemandu kami, ada

kurang lebih 350.000 jiwa

pengungsi Suriah di Lembah Bekaa.

Jumlah ini merupakan sebagian dari

total sekitar 3,5 juta pengungsi

Suriah di Lebanon.

Pengungsi di Lembah Bekaa

umumnya tidak mendapat akses

pendidikan. Sedang sekolah swasta

kelewat mahal bagi mereka. Akses

kesehatan juga nyaris nihil bagi

pengungsi.

Pengungsi yang mampu, dapat

menyewa rumah sederhana dan

memenuhi kebutuhan hidup

bulanan dengan anggaran sekitar

600 USD. Namun kebanyakan tidak

mampu, dan tinggal di tenda-tenda

plastik yang rentan dibekap musim

dingin.

Sejumlah NGO lokal maupun

internasional yang selama ini aktif

membantu para pengungsi di

perbatasan, kewalahan juga.

Pasalnya, jumlah pengungsi tiap

hari terus bertambah. Tak hanya

dari Suriah, tapi juga dari Palestina.

Untuk meringankan derita para

pengungsi, LAZNAS Dewan Dakwah

menyalurkan bantuan berupa

makanan pokok.[]

Merentang

Page 10: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M8 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 9 MAN TAZAKKA

ada Ramadhan tahun 2018 (1439 H)lalu, Dewan

PDakwah kembali mengirimkan da'i ke pedalaman.

Lebih 100 juru dakwah disebar untuk

mendampingi masyarakat di daerah minus dalam

memakmurkan Ramadhan.

Para da'i tersebut berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu

Dakwah (STID) Mohammad Natsir dan Akademi

Dakwah Indonesia (ADI).

Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah, Dr Imam

Zamroji, menjelaskan, pengiriman da'i Ramadhan

tersebut melalui Program Kafilah Dakwah (Kafda) STID

M Natsir yang merupakan program tahunan di bawah

Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan

Pembinaan.

Puluhan da'i Kafda STID Mohammad Natsir Jakarta,

ditempatkan di Pulau Kera dan Pedalaman Nusa

Tenggara Timur, Pulau Kaliang dan Wakai Ampana serta

pelosok Sulawesi Tengah, pedalaman Talang Mamak

Riau, kaki Gunung Sinabung Sumatera Utara, dan desa

rawan kemiskinan material-spiritual di kaki Gunung

Merapi Jawa Tengah.

Sedang Kafilah Daiyah (mahasiswi) ditempatkan

daerah Kabupaten Gombong dekat Pantai Selatan Jawa

Tengah.

Bersama Warga Kampung Mualaf, LAZNAS Dewan

Dakwah Wujudkan Sarana Sekolah di Pulau Semau NTT.

Berikut jejak Ramadhan dakwah pedalaman para da'i

kita.

Jejak Ramadhan Dakwah Pedalaman

Bangun Mushola Bersama Tentara

Mulai 19 Mei 2018, dua Da'i Kafilah Dakwah

bergotong royong bersama warga mualaf dan tentara

perbatasan RI-Timor Leste membuat sanggar belajar

anak. Mereka juga melakukan pembersihan Musholla

Al-Ma'ruf di Desa Metamauk, Atambua, NTT. Sanggar

kelar pada 21 Mei 2018.

Sarana Pendidikan di Oeselaen

Dewan Dakwah dan LAZNAS Dewan Dakwah

mengadakan Safari Dakwah ke NTT, pada 6-10 Juni

2018.

Tim Safari Dakwah terdiri Ustadz Imam Taufiq

Alkhottob dari STID Mohammad Natsir, Agung Gumelar

Manager Program LAZNAS Dewan Dakwah, dan Ustadz

Ramli yang merupakan Wakil ketua Dewan Dakwah

NTT.

Mengoptimalkan 10 hari terakhir Ramadhan tahun

ini, pada malam ke-23 berbagai program dilaksanakan.

Diantaranya: Semarak (Sedekah Makan Rakyat),

pembagian bingkisan ramadhan, tabligh akbar, dan

sahur bersama warga.

Pada acara Tabligh Akbar, Ustadz Imam Taufik

Alkhottob mengajak masyarakat untuk banyak

bersyukur atas nikmatnya dakwah Islam yang sampai ke

Pulau Semau. Tanda syukur dengan berusaha menjaga

Islam dan Amal Sholeh. Selain itu, beliau juga

memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan hasil

usaha para nelayan dan petani rumput laut untuk

berperan serta dalam membantu mengembangkan

dakwah di Oeselaen.

Saat ini, Kampung Muallaf yang terletak di Kampung

Oeselaen, Desa Akle, Kec Semau Selatan, Pulau Semau,

NTT tidak memiliki sarana pendidikan baik tingkat

PAUD, TK, hingga SMA.

Anak-anak yang bersemangat untuk sekolah ini

harus berjalan kaki kurang lebih 3-5 km ke desa

tetangga.

Sedangkan di sekolah tersebut pun guru Agama

Islam sudah tidak ada.

Daeng Salim Bolos, selaku kepala Kampung Oeselaen

tersentuh hatinya untuk dapat memajukan pendidikan

dan dakwah di kampungnya. Maka beliau mewakafkan

tanah seluas 25 x 12,5 M untuk pembangunan PAUD

dan TK serta menyiapkan lahan 3 hektar untuk

pengembangan dakwah dan pendidikan di Kampung

Oeselaen.

KABAR KABAR

Page 11: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M8 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 9 MAN TAZAKKA

ada Ramadhan tahun 2018 (1439 H)lalu, Dewan

PDakwah kembali mengirimkan da'i ke pedalaman.

Lebih 100 juru dakwah disebar untuk

mendampingi masyarakat di daerah minus dalam

memakmurkan Ramadhan.

Para da'i tersebut berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu

Dakwah (STID) Mohammad Natsir dan Akademi

Dakwah Indonesia (ADI).

Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah, Dr Imam

Zamroji, menjelaskan, pengiriman da'i Ramadhan

tersebut melalui Program Kafilah Dakwah (Kafda) STID

M Natsir yang merupakan program tahunan di bawah

Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan

Pembinaan.

Puluhan da'i Kafda STID Mohammad Natsir Jakarta,

ditempatkan di Pulau Kera dan Pedalaman Nusa

Tenggara Timur, Pulau Kaliang dan Wakai Ampana serta

pelosok Sulawesi Tengah, pedalaman Talang Mamak

Riau, kaki Gunung Sinabung Sumatera Utara, dan desa

rawan kemiskinan material-spiritual di kaki Gunung

Merapi Jawa Tengah.

Sedang Kafilah Daiyah (mahasiswi) ditempatkan

daerah Kabupaten Gombong dekat Pantai Selatan Jawa

Tengah.

Bersama Warga Kampung Mualaf, LAZNAS Dewan

Dakwah Wujudkan Sarana Sekolah di Pulau Semau NTT.

Berikut jejak Ramadhan dakwah pedalaman para da'i

kita.

Jejak Ramadhan Dakwah Pedalaman

Bangun Mushola Bersama Tentara

Mulai 19 Mei 2018, dua Da'i Kafilah Dakwah

bergotong royong bersama warga mualaf dan tentara

perbatasan RI-Timor Leste membuat sanggar belajar

anak. Mereka juga melakukan pembersihan Musholla

Al-Ma'ruf di Desa Metamauk, Atambua, NTT. Sanggar

kelar pada 21 Mei 2018.

Sarana Pendidikan di Oeselaen

Dewan Dakwah dan LAZNAS Dewan Dakwah

mengadakan Safari Dakwah ke NTT, pada 6-10 Juni

2018.

Tim Safari Dakwah terdiri Ustadz Imam Taufiq

Alkhottob dari STID Mohammad Natsir, Agung Gumelar

Manager Program LAZNAS Dewan Dakwah, dan Ustadz

Ramli yang merupakan Wakil ketua Dewan Dakwah

NTT.

Mengoptimalkan 10 hari terakhir Ramadhan tahun

ini, pada malam ke-23 berbagai program dilaksanakan.

Diantaranya: Semarak (Sedekah Makan Rakyat),

pembagian bingkisan ramadhan, tabligh akbar, dan

sahur bersama warga.

Pada acara Tabligh Akbar, Ustadz Imam Taufik

Alkhottob mengajak masyarakat untuk banyak

bersyukur atas nikmatnya dakwah Islam yang sampai ke

Pulau Semau. Tanda syukur dengan berusaha menjaga

Islam dan Amal Sholeh. Selain itu, beliau juga

memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan hasil

usaha para nelayan dan petani rumput laut untuk

berperan serta dalam membantu mengembangkan

dakwah di Oeselaen.

Saat ini, Kampung Muallaf yang terletak di Kampung

Oeselaen, Desa Akle, Kec Semau Selatan, Pulau Semau,

NTT tidak memiliki sarana pendidikan baik tingkat

PAUD, TK, hingga SMA.

Anak-anak yang bersemangat untuk sekolah ini

harus berjalan kaki kurang lebih 3-5 km ke desa

tetangga.

Sedangkan di sekolah tersebut pun guru Agama

Islam sudah tidak ada.

Daeng Salim Bolos, selaku kepala Kampung Oeselaen

tersentuh hatinya untuk dapat memajukan pendidikan

dan dakwah di kampungnya. Maka beliau mewakafkan

tanah seluas 25 x 12,5 M untuk pembangunan PAUD

dan TK serta menyiapkan lahan 3 hektar untuk

pengembangan dakwah dan pendidikan di Kampung

Oeselaen.

KABAR KABAR

Page 12: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M10 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 11 MAN TAZAKKA

LAZNAS Dewan Dakwah bersama masyarakat

bertekad untuk mendirikan sarana pendidikan PAUD

dan TK sesegera mungkin.

Selain itu, akan membuat program meningkatkan

produktivitas hasil tangkap ikan dan budidaya rumput

laut sebagai bagian dari program kemandirian dakwah

dengan hasil usaha masyarakat.

Kafilah Dakwah Makmurkan Desa Ori

Memakmurkan Ramadhan 1439, Tim Kafilah Dakwah

Akhwat yang bertugas di Desa Ori, Kebumen, Jawa

Tengah, menggelar aksi spiritual dan sosial-

kemasyarakatan. Mereka memulai dengan mengajak

gotong royong bersih-bersih jelan desa, dan mengakhiri

dengan pembagian bingkisan dari LAZNAS Dewan

Dakwah.

Salah satu program utamanya adalah

menyelenggarakan pesantren kilat untuk anak-anak

setempat.

Kegiatan berlangsung selama tiga hari mulai Ahad

(03/06) di Masjid Baiturrahim.

Sebanyak 22 anak ikut serta meramaikan kegiatan

yang dimulai setiap ba'da dzuhur hingga menjelang

waktu berbuka. Kegiatan berisi pemberian materi

seputar Aqidah, Shirah Nabawi, Tahfidz dan Tahsin.

Alhamdulillah selama tiga hari anak-anak mampu

menyelesaikan hafalan surah An-Naba sebanyak 15 ayat

dengan metode Talaqqi.

Mereka tetap bersemangat mengikuti kegiatan

meskipun dilaksanakan pad siang hari yang kebanyakan

orang lebih memilih tidur siang.

"Senang kaaaaak," jawab peserta Sanlat saat ditanya

tanggapan mengikuti kegiatan selama tiga hari.

Kegiatan ditutup dengan buka bersama. Mereka juga

diajak mempersiapkan penampilan-penampilan untuk

memeriahkan kegiatan Tabligh Akbar sebagai

penutupan kegiatan Kafilah Dakwah.

Senangkan Warga Cikawung

Menebar manfaat di bulan Ramadhan, LAZNAS

Dewan Dakwah bagikan sembako dan layanan

kesehatan gratis bagi warga Kampung Cikawung RW 05,

Sukabumi, Jabar (Jum'at, 01/06).

Kegiatan ini berlangsung di asrama Dewan Dakwah

Sukabumi. Turut hadir pula tokoh masyarakat dan ketua

DKM Masjid.

Jenal selaku ketua RW setempat merespon baik

kegiatan dan berterimakasih pada LAZNAS Dewan

Dakwah,

"Saya merasa bersyukur atas terlaksananya acara ini

dengan baik. Semoga kegiatan semacam ini terus

berjalan. Tak lupa pula kami haturkan terimakasih

kepada Dewan Dakwah," tuturnya.

Begitu pun dengan Ny Lilis, salah satu warga yang

mendapatkan bantuan sembako dan layanan kesehatan,

"Saya berterimakasih dan gembira sekali dengan

kedatangan Dewan Dakwah yang memeberikan

sembako dan layanan kesehatan gratis bagi kami,

semoga bermanfaat dan selalu diberikan keberkahan,"

jelas Lilis.

Di Desa Minoritas

Ramadhan 1439 H menjadi catatan perjalanan

dakwah sangat berkesan bagi Zaim Ukhrowi, Khotib

Romli Ahmad, dan Haris Fikri di Dusun Kerug Batur,

Desa Mejaksingi, Kec Borobudur, Kab Magelang, Jawa

Tengah.

Tugas berdakwah mereka bukan medan tantangan

yang biasa. Kali ini, Tim Kafilah Da'wah STID

Mohammad Natsir mendakwahi 9 keluarga yang

merupakan muslim minoritas dari 30 keluarga

semuanya.

“Ketika awal pertama kali masuk ke kampung

tersebut tidak tercium sama sekali aroma keislaman.

Bahkan yang dikatakan sebagai masjid oleh orang-

orang desa di sana, dalam pandangan kami itu bukan

masjid, melainkan hanya gedung yang kumuh,” papar

Zaim tatkala menceritakan kondisi Dusun Kerug Batur.

“Tidak ada karpet, shalatnya menggunakan tikar

yang sudah bolong. Di setiap sudutnya banyak kecoa.

Ketika kita buka pintunya, kelihatan tidak sering dibuka.

Sulit untuk dibuka. Bahkan sepertinya tidak pernah

dibuka,'' imbuhnya dengan miris.

Kegiatan sosial menjadi jalan pintu masuk bagi Zaim

dan kawan-kawan, mensyiarkan Islam di kampung itu.

Misalnya mengadakan pengobatan gratis dan kerja

bakti.

Selain itu, tim dakwah ini juga menjalankan kegiatan

srawung. “Setiap hari, ada satu rumah yang kami

datangi untuk srawung membantu masyarakat. Kami

tanyakan kepada mereka apakah ada yang bisa kami

bantu. Mulai dari mencuci piring, bertani, menyangkul,

berkebun, atau apapun terserah mereka. Ini cara kami

agar bisa masuk di tengah-tengah masyarakat mereka,”

terangnya.

Tiga mahasiswa STID Mohammad Natsir juga

membangkitkan keimanan warga muslim yang masih

bertahan. Mereka mengajak membersihkan masjid agar

bisa digunakan shalat fardhu jamaah dan tarawih.

Mengajak sholat berjamaah lima waktu. Menghidupkan

kultum ba'da subuh dan tarawih, membina pengajian

untuk ibu-ibu, bapak-bapak, dan remaja. “Walaupun

kadang yang datang hanya satu orang, tetap kami

langsungkan,” tandas Zaim.

Menjelang Idul Fitri, LAZNAS Dewan Da'wah melalui

Tim Kafilah Da'wah membagikan kado lebaran. Khusus

di sini sasarannya tokoh-tokoh masyarakat baik muslim

maupun non-muslim.[]

KABAR KABAR

Page 13: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M10 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 11 MAN TAZAKKA

LAZNAS Dewan Dakwah bersama masyarakat

bertekad untuk mendirikan sarana pendidikan PAUD

dan TK sesegera mungkin.

Selain itu, akan membuat program meningkatkan

produktivitas hasil tangkap ikan dan budidaya rumput

laut sebagai bagian dari program kemandirian dakwah

dengan hasil usaha masyarakat.

Kafilah Dakwah Makmurkan Desa Ori

Memakmurkan Ramadhan 1439, Tim Kafilah Dakwah

Akhwat yang bertugas di Desa Ori, Kebumen, Jawa

Tengah, menggelar aksi spiritual dan sosial-

kemasyarakatan. Mereka memulai dengan mengajak

gotong royong bersih-bersih jelan desa, dan mengakhiri

dengan pembagian bingkisan dari LAZNAS Dewan

Dakwah.

Salah satu program utamanya adalah

menyelenggarakan pesantren kilat untuk anak-anak

setempat.

Kegiatan berlangsung selama tiga hari mulai Ahad

(03/06) di Masjid Baiturrahim.

Sebanyak 22 anak ikut serta meramaikan kegiatan

yang dimulai setiap ba'da dzuhur hingga menjelang

waktu berbuka. Kegiatan berisi pemberian materi

seputar Aqidah, Shirah Nabawi, Tahfidz dan Tahsin.

Alhamdulillah selama tiga hari anak-anak mampu

menyelesaikan hafalan surah An-Naba sebanyak 15 ayat

dengan metode Talaqqi.

Mereka tetap bersemangat mengikuti kegiatan

meskipun dilaksanakan pad siang hari yang kebanyakan

orang lebih memilih tidur siang.

"Senang kaaaaak," jawab peserta Sanlat saat ditanya

tanggapan mengikuti kegiatan selama tiga hari.

Kegiatan ditutup dengan buka bersama. Mereka juga

diajak mempersiapkan penampilan-penampilan untuk

memeriahkan kegiatan Tabligh Akbar sebagai

penutupan kegiatan Kafilah Dakwah.

Senangkan Warga Cikawung

Menebar manfaat di bulan Ramadhan, LAZNAS

Dewan Dakwah bagikan sembako dan layanan

kesehatan gratis bagi warga Kampung Cikawung RW 05,

Sukabumi, Jabar (Jum'at, 01/06).

Kegiatan ini berlangsung di asrama Dewan Dakwah

Sukabumi. Turut hadir pula tokoh masyarakat dan ketua

DKM Masjid.

Jenal selaku ketua RW setempat merespon baik

kegiatan dan berterimakasih pada LAZNAS Dewan

Dakwah,

"Saya merasa bersyukur atas terlaksananya acara ini

dengan baik. Semoga kegiatan semacam ini terus

berjalan. Tak lupa pula kami haturkan terimakasih

kepada Dewan Dakwah," tuturnya.

Begitu pun dengan Ny Lilis, salah satu warga yang

mendapatkan bantuan sembako dan layanan kesehatan,

"Saya berterimakasih dan gembira sekali dengan

kedatangan Dewan Dakwah yang memeberikan

sembako dan layanan kesehatan gratis bagi kami,

semoga bermanfaat dan selalu diberikan keberkahan,"

jelas Lilis.

Di Desa Minoritas

Ramadhan 1439 H menjadi catatan perjalanan

dakwah sangat berkesan bagi Zaim Ukhrowi, Khotib

Romli Ahmad, dan Haris Fikri di Dusun Kerug Batur,

Desa Mejaksingi, Kec Borobudur, Kab Magelang, Jawa

Tengah.

Tugas berdakwah mereka bukan medan tantangan

yang biasa. Kali ini, Tim Kafilah Da'wah STID

Mohammad Natsir mendakwahi 9 keluarga yang

merupakan muslim minoritas dari 30 keluarga

semuanya.

“Ketika awal pertama kali masuk ke kampung

tersebut tidak tercium sama sekali aroma keislaman.

Bahkan yang dikatakan sebagai masjid oleh orang-

orang desa di sana, dalam pandangan kami itu bukan

masjid, melainkan hanya gedung yang kumuh,” papar

Zaim tatkala menceritakan kondisi Dusun Kerug Batur.

“Tidak ada karpet, shalatnya menggunakan tikar

yang sudah bolong. Di setiap sudutnya banyak kecoa.

Ketika kita buka pintunya, kelihatan tidak sering dibuka.

Sulit untuk dibuka. Bahkan sepertinya tidak pernah

dibuka,'' imbuhnya dengan miris.

Kegiatan sosial menjadi jalan pintu masuk bagi Zaim

dan kawan-kawan, mensyiarkan Islam di kampung itu.

Misalnya mengadakan pengobatan gratis dan kerja

bakti.

Selain itu, tim dakwah ini juga menjalankan kegiatan

srawung. “Setiap hari, ada satu rumah yang kami

datangi untuk srawung membantu masyarakat. Kami

tanyakan kepada mereka apakah ada yang bisa kami

bantu. Mulai dari mencuci piring, bertani, menyangkul,

berkebun, atau apapun terserah mereka. Ini cara kami

agar bisa masuk di tengah-tengah masyarakat mereka,”

terangnya.

Tiga mahasiswa STID Mohammad Natsir juga

membangkitkan keimanan warga muslim yang masih

bertahan. Mereka mengajak membersihkan masjid agar

bisa digunakan shalat fardhu jamaah dan tarawih.

Mengajak sholat berjamaah lima waktu. Menghidupkan

kultum ba'da subuh dan tarawih, membina pengajian

untuk ibu-ibu, bapak-bapak, dan remaja. “Walaupun

kadang yang datang hanya satu orang, tetap kami

langsungkan,” tandas Zaim.

Menjelang Idul Fitri, LAZNAS Dewan Da'wah melalui

Tim Kafilah Da'wah membagikan kado lebaran. Khusus

di sini sasarannya tokoh-tokoh masyarakat baik muslim

maupun non-muslim.[]

KABAR KABAR

Page 14: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M12 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 13 MAN TAZAKKA

KABAR KABAR

Dewan Dakwah Touna Gelar Pelatihan Manajemen Program dan Jurnalistik Dakwah

ewan Dakwah Kab Tojo Una-Una (Touna),

DSulawesi Tengah, menyelenggarakan Training

Manajemen Program dan Jurnalistik Dakwah

untuk para aktivis dakwah dan kemanusiaan pada

Selasa-Rabu, 17-18 Juli lalu, di Kota Ampana, Touna.

Kegiatan ini diikuti aktivis perwakilan dari Dewan

Dakwah dan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia

(PII) setempat dengan beragam profesinya. Ada

pengusaha, pegawai negeri, juga da'i.

Agung Gumelar dan Nurbowo dari LAZNAS Dewan

Dakwah Pusat menjadi narasumber acara.

“Kegiatan ini didukung dan difasilitasi Ketua DPRD

Kab Touna, Gusnar A Suleman,” terang Ketua Dewan

Dakwah Touna, Marwin.

Gusnar yang sudah menjabat dua periode sempat

menjenguk training yang dilaksanakan di Ruang

Aspirasi DPRD Touna, Kota Ampana.

Mantan Ketua FPI Touna tersebut juga menjamu

para peserta makan siang di kediaman pribadinya.

Materi training meliputi manajerial organisasi dan

publikasi Dakwah. Juga , dilengkapi workshop

pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi zakat,

infaq dan sedekah (ZIS).

Para peserta melakukan simulasi untuk mengetahui

problematika yang sering terjadi di masyarakat Touna.

Studi kasus dilakukan dengan permasalahan pada

dusun Pada Fuyu dan Tanjung Lemo.

“Materi training ini berguna untuk membantu

pemerintah membangun wilayah,” ujar Gusnar seusai

memperhatikan presentasi simulasi program

pengembangan masyarakat berbasis ZIS.

Sebagai kenangan, peserta training mendapatkan

Makalah Tazakka dan Buku 'Pendeta Islam' Naik Haji

terbitan LAZNAS Dewan Dakwah. Buku yang disusun

Nurbowo berisi kisah-kisah inspiratif Da'i Dewan

Dakwah dari berbagai wilayah pedalaman nusantara.

Dewan Dakwah Kab Touna didirikan pada Ramadhan

2015. Programnya antara lain Dakwah Pedalaman dan

Kemanusiaan. Mereka rajin menyambangi lokasi-lokasi

dakwah yang terpencil seperti di pulau dan hutan, yang

jamaahnya dibina dai Dewan Dakwah. Situs dakwah ini

harus ditempuh dengan berbagai moda transportasi,

sejak mobil, motor, perahu ketinting, hingga berjalan

kaki berjam-jam lamanya.

Pengurus dan relawan muda Dewan Dakwah Touna

juga menggelar aksi kepedulian untuk membantu Dunia

Islam, seperti Peduli Gaza, Suriah, dan Rohingya. Donasi

yang terhimpun disalurkan melalui LAZNAS Dewan

Dakwah Pusat.[] melati

Page 15: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M12 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 13 MAN TAZAKKA

KABAR KABAR

Dewan Dakwah Touna Gelar Pelatihan Manajemen Program dan Jurnalistik Dakwah

ewan Dakwah Kab Tojo Una-Una (Touna),

DSulawesi Tengah, menyelenggarakan Training

Manajemen Program dan Jurnalistik Dakwah

untuk para aktivis dakwah dan kemanusiaan pada

Selasa-Rabu, 17-18 Juli lalu, di Kota Ampana, Touna.

Kegiatan ini diikuti aktivis perwakilan dari Dewan

Dakwah dan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia

(PII) setempat dengan beragam profesinya. Ada

pengusaha, pegawai negeri, juga da'i.

Agung Gumelar dan Nurbowo dari LAZNAS Dewan

Dakwah Pusat menjadi narasumber acara.

“Kegiatan ini didukung dan difasilitasi Ketua DPRD

Kab Touna, Gusnar A Suleman,” terang Ketua Dewan

Dakwah Touna, Marwin.

Gusnar yang sudah menjabat dua periode sempat

menjenguk training yang dilaksanakan di Ruang

Aspirasi DPRD Touna, Kota Ampana.

Mantan Ketua FPI Touna tersebut juga menjamu

para peserta makan siang di kediaman pribadinya.

Materi training meliputi manajerial organisasi dan

publikasi Dakwah. Juga , dilengkapi workshop

pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi zakat,

infaq dan sedekah (ZIS).

Para peserta melakukan simulasi untuk mengetahui

problematika yang sering terjadi di masyarakat Touna.

Studi kasus dilakukan dengan permasalahan pada

dusun Pada Fuyu dan Tanjung Lemo.

“Materi training ini berguna untuk membantu

pemerintah membangun wilayah,” ujar Gusnar seusai

memperhatikan presentasi simulasi program

pengembangan masyarakat berbasis ZIS.

Sebagai kenangan, peserta training mendapatkan

Makalah Tazakka dan Buku 'Pendeta Islam' Naik Haji

terbitan LAZNAS Dewan Dakwah. Buku yang disusun

Nurbowo berisi kisah-kisah inspiratif Da'i Dewan

Dakwah dari berbagai wilayah pedalaman nusantara.

Dewan Dakwah Kab Touna didirikan pada Ramadhan

2015. Programnya antara lain Dakwah Pedalaman dan

Kemanusiaan. Mereka rajin menyambangi lokasi-lokasi

dakwah yang terpencil seperti di pulau dan hutan, yang

jamaahnya dibina dai Dewan Dakwah. Situs dakwah ini

harus ditempuh dengan berbagai moda transportasi,

sejak mobil, motor, perahu ketinting, hingga berjalan

kaki berjam-jam lamanya.

Pengurus dan relawan muda Dewan Dakwah Touna

juga menggelar aksi kepedulian untuk membantu Dunia

Islam, seperti Peduli Gaza, Suriah, dan Rohingya. Donasi

yang terhimpun disalurkan melalui LAZNAS Dewan

Dakwah Pusat.[] melati

Page 16: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M14 MAN TAZAKKA

ayasan Baitul Hikmah Elnusa (YBHE) Menjalin

Ykerjasama dengan LAZNAS Dewan Da'wah untuk

mendukung dakwah pedalaman, Kamis (20/7).

Hasil kerjasama tersebut diperuntukan untuk

memfasilitasi para Da'i Dewan Da'wah yang membina

masyarakat muslim di pelosok negeri. Dana berasal dari

zakat salah seorang pimpinan PT Electronica Nusantara

Tbk (Elnusa).

Penyerahan dana kerjasama tersebut dihadiri oleh

Bambang Sudaryanto selaku perwakilan dari PT Elnusa

sekaligus sebagai Sekretaris Jendral YBHE dan Eko Anjar

yang mewakili Departemen Program YBHE. Sedangkan

pihak LAZNAS Dewan Da'wah diwakilkan oleh Manager

Retail & Corporate, Dhani Ramadhan serta Tim

Madrasah Amil, Muhammad Indarwan dan Hudan

Hudaya.

Badan Dakwah Islam (BDI) dari perusahaan yang

bergerak di bidang jasa minyak dan gas bumi ini

sebelumnya juga pernah bermitra dengan LAZNAS

Dewan Da'wah melalui program Kajian Dakwah

Pedalaman pada Mei lalu. Sejumlah jamaah yang

berasal dari karyawan Elnusa berkomitmen untuk

mendukung dakwah da'i pedalaman.

“Ini sebagai awalan dari PT Elnusa dan YBHE,

insyaAllah semoga berkelanjutan dan semakin besar

dana kedepannya untuk program Dana untuk Dakwah

(DAUD),” papar Eko Anjar dalam pertemuan yang

dilaksanakan di Kantor YBHE. Ia menambahkan bahwa

kedepannya pihak YBHE tertarik mengikuti Program

Safari Dakwah untuk mengunjungi para Da'i yang

sedang menjalankan tugas dakwahnya di pedalaman.[]

mel

Dakwah Pedalaman

KABAR

YBHE Dukung

Page 17: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M14 MAN TAZAKKA

ayasan Baitul Hikmah Elnusa (YBHE) Menjalin

Ykerjasama dengan LAZNAS Dewan Da'wah untuk

mendukung dakwah pedalaman, Kamis (20/7).

Hasil kerjasama tersebut diperuntukan untuk

memfasilitasi para Da'i Dewan Da'wah yang membina

masyarakat muslim di pelosok negeri. Dana berasal dari

zakat salah seorang pimpinan PT Electronica Nusantara

Tbk (Elnusa).

Penyerahan dana kerjasama tersebut dihadiri oleh

Bambang Sudaryanto selaku perwakilan dari PT Elnusa

sekaligus sebagai Sekretaris Jendral YBHE dan Eko Anjar

yang mewakili Departemen Program YBHE. Sedangkan

pihak LAZNAS Dewan Da'wah diwakilkan oleh Manager

Retail & Corporate, Dhani Ramadhan serta Tim

Madrasah Amil, Muhammad Indarwan dan Hudan

Hudaya.

Badan Dakwah Islam (BDI) dari perusahaan yang

bergerak di bidang jasa minyak dan gas bumi ini

sebelumnya juga pernah bermitra dengan LAZNAS

Dewan Da'wah melalui program Kajian Dakwah

Pedalaman pada Mei lalu. Sejumlah jamaah yang

berasal dari karyawan Elnusa berkomitmen untuk

mendukung dakwah da'i pedalaman.

“Ini sebagai awalan dari PT Elnusa dan YBHE,

insyaAllah semoga berkelanjutan dan semakin besar

dana kedepannya untuk program Dana untuk Dakwah

(DAUD),” papar Eko Anjar dalam pertemuan yang

dilaksanakan di Kantor YBHE. Ia menambahkan bahwa

kedepannya pihak YBHE tertarik mengikuti Program

Safari Dakwah untuk mengunjungi para Da'i yang

sedang menjalankan tugas dakwahnya di pedalaman.[]

mel

Dakwah Pedalaman

KABAR

YBHE Dukung

Page 18: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M16 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 17 MAN TAZAKKA

KABAR

had (29/7) pagi, gempa 6,4 SR merentak Bumi

AGora. Mengguncang Lombok, Bali, hingga

Sumbawa. Diikuti lebih seratus gempa susulan.

Menurut laporan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat,

tercatat 14 orang meninggal dunia, 162 jiwa luka-luka,

dan ribuan rumah rusak. Ribuan orang tiba-tiba jadi

pengungsi.

Walau turut jadi korban, da'i-da'i Dewan Dakwah

turut memberi pertolongan pertama bagi warga

terdampak. Mereka pun siap menyalurkan bantuan

Anda.

Tak lama setelah gempa, da'i Dewan Dakwah Ustadz

Tauhid dan Hamdani menyusuri lokasi terparah. Yakni

Desa Bayan, yang rumah warganya banyak

bertumbangan rata dengan tanah. Warga selamat

bermukim di pengungsian berupa tenda sederhana.

Selain logistik, mereka membutuhkan selimut,

kelengkapan bayi, dan pakaian wanita. Alat penerangan

dan MCK darurat juga urgen.

Menurut Ustadz Tauhid, lokasi paling parah adalah

KABAR

Dusun Bual di Desa Bayan, Sajang di Sembalun, dan

Desa Sambelia di Kab Lombok Utara.

Hingga 30 Juli 2018 pagi, jumlah korban meninggal

tercatat 14 orang, termasuk 1 warga Malaysia bernama

Isma Wida yang rencananya akan mendaki Gunung

Rinjani.[]

Digoncang Gempa Bumi Gora

Page 19: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M16 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 17 MAN TAZAKKA

KABAR

had (29/7) pagi, gempa 6,4 SR merentak Bumi

AGora. Mengguncang Lombok, Bali, hingga

Sumbawa. Diikuti lebih seratus gempa susulan.

Menurut laporan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat,

tercatat 14 orang meninggal dunia, 162 jiwa luka-luka,

dan ribuan rumah rusak. Ribuan orang tiba-tiba jadi

pengungsi.

Walau turut jadi korban, da'i-da'i Dewan Dakwah

turut memberi pertolongan pertama bagi warga

terdampak. Mereka pun siap menyalurkan bantuan

Anda.

Tak lama setelah gempa, da'i Dewan Dakwah Ustadz

Tauhid dan Hamdani menyusuri lokasi terparah. Yakni

Desa Bayan, yang rumah warganya banyak

bertumbangan rata dengan tanah. Warga selamat

bermukim di pengungsian berupa tenda sederhana.

Selain logistik, mereka membutuhkan selimut,

kelengkapan bayi, dan pakaian wanita. Alat penerangan

dan MCK darurat juga urgen.

Menurut Ustadz Tauhid, lokasi paling parah adalah

KABAR

Dusun Bual di Desa Bayan, Sajang di Sembalun, dan

Desa Sambelia di Kab Lombok Utara.

Hingga 30 Juli 2018 pagi, jumlah korban meninggal

tercatat 14 orang, termasuk 1 warga Malaysia bernama

Isma Wida yang rencananya akan mendaki Gunung

Rinjani.[]

Digoncang Gempa Bumi Gora

Page 20: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M18 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 19 MAN TAZAKKA

KABAR KABAR

enerima Beasiswa Relawan Nusantara (Baranusa)

PLAZNAS Dewan Dakwah, Diska Anjelina Sudarta,

mengkreasikan biji labu dan oncom hitam

menjadi biskuit untuk anak balita korban bencana.

Kombinasi biji labu dengan kandungan omega3 dan

omega6 serta oncom hitam sebagai sumber protein

diformulasikan sebagai pangan darurat untuk

memenuhi asupan gizi balita pada saat terjadi bencana

alam.

Mahasiswa semester 8 Program Studi Gizi

Masyarakat IPB ini mengungkapkan anak balita dalam

kondisi bencana alam adalah kelompok yang rentan

terhadap kesehatan gizi. Mereka membutuhkan

perhatian lebih bahkan menjadi prioritas utama dalam

pemenuhan asupan gizi.

Masa golden age menjadi alasan penting

pemenuhan asupan gizi yang cukup bagi balita.

Pasalnya, masa tersebut merupakan waktu terbaik bagi

otak anak dapat berkembang dengan pesat. Apabila

asupan gizinya kurang terpenuhi, maka akan terjadi

kerusakan di bagian otak tertentu yang tidak bisa

diperbaiki di masa-masa berikutnya.

Bersama mahasiswa IPB lainnya,

Rianita Fatih Ariba dan Fathudin

Mahmud, kreasi Biskuit PumpeeO-

Kids ini menjadi salah satu karya

dalam ajang Pekan Kreativitas

Mahasiswa (PKM) yang terpilih untuk

dibiayai oleh Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Biskuit yang menjadi pangan

darurat ini, praktis untuk langsung

dimakan oleh balita pada saat terjadi

bencana.

Dengan pendampingan Dr Agr

Eny Palupi STp MSc, biskuit yang

dihasilkan telah diuji secara

organoleptik untuk memperlihatkan

kandungan gizi yang dikadung. Setiap 100 g biskuit

mengandung 456 kkal, 12 g lemak, 70 g karbohidrat,

4.07 mg omega-3, dan 20.3 mg omega-6.

Diska yang juga pernah menjadi finalis Indonesian

Young Green Award 2017, berharap biskuit dengan

kandungan omega-3 ini dapat menjadi solusi dan

usulan yang tepat untuk menjawab masalah saat terjadi

bencana alam khususnya bagi salah satu kelompok

rentan, yaitu balita.[] melati

Biskuit untuk Anak Korban Bencana

Page 21: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M18 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 19 MAN TAZAKKA

KABAR KABAR

enerima Beasiswa Relawan Nusantara (Baranusa)

PLAZNAS Dewan Dakwah, Diska Anjelina Sudarta,

mengkreasikan biji labu dan oncom hitam

menjadi biskuit untuk anak balita korban bencana.

Kombinasi biji labu dengan kandungan omega3 dan

omega6 serta oncom hitam sebagai sumber protein

diformulasikan sebagai pangan darurat untuk

memenuhi asupan gizi balita pada saat terjadi bencana

alam.

Mahasiswa semester 8 Program Studi Gizi

Masyarakat IPB ini mengungkapkan anak balita dalam

kondisi bencana alam adalah kelompok yang rentan

terhadap kesehatan gizi. Mereka membutuhkan

perhatian lebih bahkan menjadi prioritas utama dalam

pemenuhan asupan gizi.

Masa golden age menjadi alasan penting

pemenuhan asupan gizi yang cukup bagi balita.

Pasalnya, masa tersebut merupakan waktu terbaik bagi

otak anak dapat berkembang dengan pesat. Apabila

asupan gizinya kurang terpenuhi, maka akan terjadi

kerusakan di bagian otak tertentu yang tidak bisa

diperbaiki di masa-masa berikutnya.

Bersama mahasiswa IPB lainnya,

Rianita Fatih Ariba dan Fathudin

Mahmud, kreasi Biskuit PumpeeO-

Kids ini menjadi salah satu karya

dalam ajang Pekan Kreativitas

Mahasiswa (PKM) yang terpilih untuk

dibiayai oleh Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Biskuit yang menjadi pangan

darurat ini, praktis untuk langsung

dimakan oleh balita pada saat terjadi

bencana.

Dengan pendampingan Dr Agr

Eny Palupi STp MSc, biskuit yang

dihasilkan telah diuji secara

organoleptik untuk memperlihatkan

kandungan gizi yang dikadung. Setiap 100 g biskuit

mengandung 456 kkal, 12 g lemak, 70 g karbohidrat,

4.07 mg omega-3, dan 20.3 mg omega-6.

Diska yang juga pernah menjadi finalis Indonesian

Young Green Award 2017, berharap biskuit dengan

kandungan omega-3 ini dapat menjadi solusi dan

usulan yang tepat untuk menjawab masalah saat terjadi

bencana alam khususnya bagi salah satu kelompok

rentan, yaitu balita.[] melati

Biskuit untuk Anak Korban Bencana

Page 22: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M20 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 21 MAN TAZAKKA

KABAR KABAR

embaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Dewan

LDakwah meluncurkan Program Semarak Qurban di

Pedalaman Nusantara di Gedung Menara Dakwah

Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Ahad (22/7). Acara ini

dihadiri pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia,

para pimpinan LAZNAS Dewan Dakwah tingkat provinsi,

Mitra Pelayanan Zakat (MPZ), dan perwakilan DKM di

Jabodetabek dan sekitarnya.

Program Semarak Qurban diharapkan dapat

menguatkan syiar para da'i di pedalaman nusantara.

"Qurban ini akan memperkuat Syiar Da'i Dewan Dakwah

di pedalaman," papar Direktur Eksekutif LAZNAS Dewan

Dakwah, Ustadz Ade Salamun, dalam sambutannya.

Qurban yang menjadi ibadah bagi kaum muslim,

akan didistribusikan dalam bentuk siap saji.

Lebih dari nilai menebarkan qurban kepada saudara-

saudara muslim, LAZNAS Dewan Dakwah akan

mengolah daging hasil pemotongan hewan qurban

menjadi makanan daging olahan.

"Kita masakan sekalian. Mereka yang tidak punya

freezer dagingnya dapat cepat membusuk. Package

akan dilengkapi dengan sayuran dan menu tambahan

lainnya," imbuh Ustadz Ade.

'Semarak' memiliki dua arti dalam momen Qurban.

"Di sini kita namakan semarak. Semarak bisa berarti

berkontribusi menyemarakkan Qurban di Pedalaman.

Selain itu, LAZNAS Dewan Dakwah sendiri memiliki

program Semarak; Sedekah Makan Rakyat.," jelas Dhani

Ramadhan, Manager Retail & Corporate LAZNAS Dewan

Dakwah.

Dhani juga memaparkan beberapa tujuan

penyelenggaraan program ini. Pertama memperkuat

syiar Da'i di pedalaman. Kedua, memperbaiki gizi

muslim di penjuru nusantara. Ketiga, Menyajikan daging

hasil pemotongan hewan qurban dengan mengemasnya

secara bermutu, sehingga dapat disantap dengan

mudah bagi para penerima manfaatnya.

Melalui program ini, daging qurban tidak hanya

didistribusikan di wilayah Jabodetabek, tetapi juga pada

19 titik pedalaman di nusantara yang mencakup Jawa,

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan sekitarnya.

Manajer Program LAZNAS Dewan Dakwah Agung

Gumelar mengatakan, masyarakat Muslim terutama

mereka yang hidup dalam kondisi kekurangan di

pedalaman juga harus merasakan semarak Idul Adha

tahun ini.

Agung menjelaskan, berqurban merupakan teladan

dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai bentuk

penghambaan kepada Allah. Namun, menurut dia,

terkadang umat yang hidup di pedalaman masih kerap

terlupakan.

“Kita seringkali menyantap hewan qurban setiap

tahunnya, membuat sate dan sebagainya, sedangkan

kita belum mengetahui kondisi saudara kita di

pedalaman, terpencil dan jauh, dan minim dai-dai di

sana,” ujar Agung.

Karena itu, lanjut Agung, LAZNAS Dewan Dakwah

memprioritaskan distribusi qurban ke pedalaman.

“Jadi saudara-saudara kita di pedalaman pun harus

mendapat kebahagiaan ketika qurban. Jadi tidak hanya

di perkotaan saja yang merasakan,” ucapnya.

Agung menambahkan, secara nasional tahun ini

LAZNAS Dewan Dakwah menargetkan untuk

menyembelih ribuan hewan qurban sapi. Sementara,

untuk di luar negeri ditargetkan pengumpulan dana

ratusan juta untuk dibelikan hewan qurban.

“Insyaallah hewan-hewan qurban itu akan

disebarkan ke daerah pedalaman, banyak daerahnya

dari Aceh sampai Papua,” kata Agung.

Agung pun mengajak umat Islam untuk berqurban

melalui lembaganya untuk disalurkan ke daerah

pedalaman.

Direktur Eksekutif LAZNAS Dewan Dakwah Ade

Salamun menuturkan, kesulitan menempuh lokasi

Yuk Semarakkan Qurban di Pedalaman

Page 23: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M20 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 21 MAN TAZAKKA

KABAR KABAR

embaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Dewan

LDakwah meluncurkan Program Semarak Qurban di

Pedalaman Nusantara di Gedung Menara Dakwah

Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Ahad (22/7). Acara ini

dihadiri pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia,

para pimpinan LAZNAS Dewan Dakwah tingkat provinsi,

Mitra Pelayanan Zakat (MPZ), dan perwakilan DKM di

Jabodetabek dan sekitarnya.

Program Semarak Qurban diharapkan dapat

menguatkan syiar para da'i di pedalaman nusantara.

"Qurban ini akan memperkuat Syiar Da'i Dewan Dakwah

di pedalaman," papar Direktur Eksekutif LAZNAS Dewan

Dakwah, Ustadz Ade Salamun, dalam sambutannya.

Qurban yang menjadi ibadah bagi kaum muslim,

akan didistribusikan dalam bentuk siap saji.

Lebih dari nilai menebarkan qurban kepada saudara-

saudara muslim, LAZNAS Dewan Dakwah akan

mengolah daging hasil pemotongan hewan qurban

menjadi makanan daging olahan.

"Kita masakan sekalian. Mereka yang tidak punya

freezer dagingnya dapat cepat membusuk. Package

akan dilengkapi dengan sayuran dan menu tambahan

lainnya," imbuh Ustadz Ade.

'Semarak' memiliki dua arti dalam momen Qurban.

"Di sini kita namakan semarak. Semarak bisa berarti

berkontribusi menyemarakkan Qurban di Pedalaman.

Selain itu, LAZNAS Dewan Dakwah sendiri memiliki

program Semarak; Sedekah Makan Rakyat.," jelas Dhani

Ramadhan, Manager Retail & Corporate LAZNAS Dewan

Dakwah.

Dhani juga memaparkan beberapa tujuan

penyelenggaraan program ini. Pertama memperkuat

syiar Da'i di pedalaman. Kedua, memperbaiki gizi

muslim di penjuru nusantara. Ketiga, Menyajikan daging

hasil pemotongan hewan qurban dengan mengemasnya

secara bermutu, sehingga dapat disantap dengan

mudah bagi para penerima manfaatnya.

Melalui program ini, daging qurban tidak hanya

didistribusikan di wilayah Jabodetabek, tetapi juga pada

19 titik pedalaman di nusantara yang mencakup Jawa,

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan sekitarnya.

Manajer Program LAZNAS Dewan Dakwah Agung

Gumelar mengatakan, masyarakat Muslim terutama

mereka yang hidup dalam kondisi kekurangan di

pedalaman juga harus merasakan semarak Idul Adha

tahun ini.

Agung menjelaskan, berqurban merupakan teladan

dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai bentuk

penghambaan kepada Allah. Namun, menurut dia,

terkadang umat yang hidup di pedalaman masih kerap

terlupakan.

“Kita seringkali menyantap hewan qurban setiap

tahunnya, membuat sate dan sebagainya, sedangkan

kita belum mengetahui kondisi saudara kita di

pedalaman, terpencil dan jauh, dan minim dai-dai di

sana,” ujar Agung.

Karena itu, lanjut Agung, LAZNAS Dewan Dakwah

memprioritaskan distribusi qurban ke pedalaman.

“Jadi saudara-saudara kita di pedalaman pun harus

mendapat kebahagiaan ketika qurban. Jadi tidak hanya

di perkotaan saja yang merasakan,” ucapnya.

Agung menambahkan, secara nasional tahun ini

LAZNAS Dewan Dakwah menargetkan untuk

menyembelih ribuan hewan qurban sapi. Sementara,

untuk di luar negeri ditargetkan pengumpulan dana

ratusan juta untuk dibelikan hewan qurban.

“Insyaallah hewan-hewan qurban itu akan

disebarkan ke daerah pedalaman, banyak daerahnya

dari Aceh sampai Papua,” kata Agung.

Agung pun mengajak umat Islam untuk berqurban

melalui lembaganya untuk disalurkan ke daerah

pedalaman.

Direktur Eksekutif LAZNAS Dewan Dakwah Ade

Salamun menuturkan, kesulitan menempuh lokasi

Yuk Semarakkan Qurban di Pedalaman

Page 24: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M22 MAN TAZAKKA

KABAR

pendistribusian hewan qurban menjadi pengalaman

tersendiri dalam menyampaikan amanah para

mudhohiy (pengqurban).

“Misalnya di Kepri (kepulauan Riau), setelah hewan

qurban kami sembelih di kota, setelah itu harus

diangkut menggunakan forklift untuk diantar

menggunakan sampan ke daerah terpencil. Terkadang

biaya pengangkutan lebih mahal daripada harga sapi.

Namun, ini yang harus menjadi perhatian kita dan perlu

terus di syiarkan,” ujar Ade Salamun.

Pada kesempatan ini juga diwisuda 12 orang

anggota madrasah amil zakat. Para amil zakat muda ini

diperbantukan pada LAZNAS Dewan Dakwah.

Mereka adalah mahasiswa dan alumni segar yang

berasal dari berbagai universitas seperti Institut

Pertanian Bogor (IPB), Univeristas Gunadarma,

Universitas Garut, Universitas Al-Hikmah, STEI Sebi, dan

lain sebagainya.

Di penghujung acara, LAZNAS Dewan Dakwah

memberikan penghargaan Media Partner Terbaik.

Media dalam jaringan (daring) Suara Islam Online

(www.suara-islam.com) mendapatkan penghargaan

sebagai Media Partner Terbaik I.

“Penghargaan ini diberikan atas loyalitas dan

dedikasi Suara Islam Online terhadap LAZNAS Dewan

Dakwah,” ungkap Nurbowo saat mengumumkan

pemberian penghargaan kepada media partner.

Selain Suara Islam Online, dua media lain yang

mendapatkan penghargaan terbaik kedua dan ketiga

adalah Wartapilihan.com dan Radio DAKTA FM Bekasi.

Penghargaan diberikan oleh Bendahara Umum

Dewan Dakwah, H Edy Setiawan.

Nurbowo berharap penghargaan yang diberikan

pihaknya kepada ketiga media itu dapat menjadi

motivasi untuk terus meningkatkan syiar dengan

pemberitaan berkualitas.[] melati

Page 25: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M22 MAN TAZAKKA

KABAR

pendistribusian hewan qurban menjadi pengalaman

tersendiri dalam menyampaikan amanah para

mudhohiy (pengqurban).

“Misalnya di Kepri (kepulauan Riau), setelah hewan

qurban kami sembelih di kota, setelah itu harus

diangkut menggunakan forklift untuk diantar

menggunakan sampan ke daerah terpencil. Terkadang

biaya pengangkutan lebih mahal daripada harga sapi.

Namun, ini yang harus menjadi perhatian kita dan perlu

terus di syiarkan,” ujar Ade Salamun.

Pada kesempatan ini juga diwisuda 12 orang

anggota madrasah amil zakat. Para amil zakat muda ini

diperbantukan pada LAZNAS Dewan Dakwah.

Mereka adalah mahasiswa dan alumni segar yang

berasal dari berbagai universitas seperti Institut

Pertanian Bogor (IPB), Univeristas Gunadarma,

Universitas Garut, Universitas Al-Hikmah, STEI Sebi, dan

lain sebagainya.

Di penghujung acara, LAZNAS Dewan Dakwah

memberikan penghargaan Media Partner Terbaik.

Media dalam jaringan (daring) Suara Islam Online

(www.suara-islam.com) mendapatkan penghargaan

sebagai Media Partner Terbaik I.

“Penghargaan ini diberikan atas loyalitas dan

dedikasi Suara Islam Online terhadap LAZNAS Dewan

Dakwah,” ungkap Nurbowo saat mengumumkan

pemberian penghargaan kepada media partner.

Selain Suara Islam Online, dua media lain yang

mendapatkan penghargaan terbaik kedua dan ketiga

adalah Wartapilihan.com dan Radio DAKTA FM Bekasi.

Penghargaan diberikan oleh Bendahara Umum

Dewan Dakwah, H Edy Setiawan.

Nurbowo berharap penghargaan yang diberikan

pihaknya kepada ketiga media itu dapat menjadi

motivasi untuk terus meningkatkan syiar dengan

pemberitaan berkualitas.[] melati

Page 26: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

24 EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 25 MAN TAZAKKA

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

anya seratus meter, jarak ke Masjid Jami'

H(Sawduro Bor Mesjid) Sittwe dari Hotel Memory

tempat kami menginap. Tapi kami tak pernah

shalat di mesjid itu. Karena tak bisa. Bahkan untuk

sekadar memotretnyapun, tak boleh. Ada sejumlah

tentara Myanmar yang menjaganya siang-malam

bersenjatakan AK-47 siap tembak. Juga mata-mata sipil

yang dibayar militer untuk mengawasi sesamanya.

Sawduro Bor Mesjid dibangun sekitar 800 tahun lalu,

menjadi tonggak atau milestone eksistensi dan kiprah

kaum muslimin di Negara Bagian Rakhine (Arakan),

Burma (Myanmar). PBB mencatatnya sebagai salah satu

peninggalan sejarah di Burma. Artinya, mesjid itu

merupakan situs sejarah yang harus dilindungi secara

internasional.

Namun pada 7 Oktober 2012, rumah ibadah tersebut

dibakar kaum ekstrimis Buddha yang didukung 500-an

anggota militer setempat. Salah satu destinasi wisata

sejarah dunia ini dibiarkan mangkrak. Dikelilingi pagar

seng tinggi dan dijaga militer. Tidak boleh direhab.

Bangunan ilegal, dalihnya.

''Hei, no picture, no picture!'' Bentak seseorang ketika

saya coba untuk memotret Sawduro Bor Mesjid pada

LAPORAN DARI KAMP PENGUNGSI MYANMAR

Kita Belum Bisa Berbuat Banyak

Kamis sore Ramadhan 1439 H, 31 Mei lalu.

Berdasarkan informasi warga dan kabar di internet,

saya sebenarnya sudah tahu akan adanya larangan

tersebut. Tapi, ingin membuktikan sendiri. Mosok ambil

foto rumah ibadah agama sendiri kok dilarang? Eh,

ternyata benar. Maka, berlagak seperti turis culun, saya

mengurungkan niat mengambil gambar. Lalu berkeliling

melihat-lihat seputar mesjid. Seorang tentara

mengawasi pergerakan saya.

Eksotisme bangunan monumental itu tenggelam

oleh dinding seng dan rumput ilalang tinggi di

sekitarnya. Hanya tampak bagian lantai dua ke atas.

Kusam, gosong, bekas lalapan api. Ingin sekali

memasukinya, namun tentara garang melarang.

Sawduro Bor Mesjid salah satu dari 28 masjid yang

jadi korban amuk ekstrimis. Tinggal dua masjid tersisa

yang bisa digunakan di Sittwe, ibukota Negara Bagian

Rakhine, Myanmar. Kami tak sempat membesuk

keduanya.

Hancurnya masjid-masjid di Sittwe, disertai

menghilangnya penduduk muslim dari kota ini. Padahal,

hingga kerusuhan 2012, warga muslim Sittwe mencapai

37.000 jiwa atau hampir separuh dari populasi

penduduk.

Warga muslim lari ke desa-desa pinggiran Sittwe

sebagai internal displaced person (IDP).

Menurut kontak saya dari sebuah kamp pengungsi

setempat, terdapat 13 kamp pengungsi IDP. Sebelas

diantaranya dihuni warga Bengali, sebutan untuk

Muslim Rohingya. Sisanya dihuni warga Buddha yakni

Zaw Buja dan Thay Chaung. Jumlah pemukim

seluruhnya sekitar 150 ribu jiwa.

Pada awal Juni Ramadhan 2018 lalu, Laznas Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia (LAZNAS Dewan Dakwah)

bersama Baznas, PKPU Human Initiative, Daarut Tauhiid

Peduli, Rumah Zakat, dan Laznas LMI yang tergabung

dalam Indonesia Humanitarian Alliance (IHA),

menyalurkan bantuan ke pengungsi di Kamp IDP dan

desa-desa miskin sekitarnya.

Bantuan kolektif diberikan berupa paket bahan

pangan sebanyak 1.470 paket untuk 1.470 keluarga atau

8.592 jiwa. Para penerima tersebar di sejumlah

pinggiran Sittwe, yakni Kamp Ohn Daw Gyi dan Ba Sara,

serta Desa Ohn Daw Chai, Ohn Daw Gyi, Uyin Thar, Se

Tha Dal, Thay Chaung, dan Zaw Buja.

Bantuan yang dikemas oleh Tim MAUK (Muslim Aid

United Kingdom) Myanmar, itu terdiri: beras, minyak

doreng, kacang, cabe, bawang putih, bawang merah,

mie instan, gula, dan susu.

Untuk memasuki dan menyalurkan bantuan ke

tempat-tempat itu, IHA harus mendapat ijin dari

penguasa darurat militer setempat. Ijin ini tidak mudah,

tergantung situasi terakhir di lokasi, juga kemauan

Page 27: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

24 EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 25 MAN TAZAKKA

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

anya seratus meter, jarak ke Masjid Jami'

H(Sawduro Bor Mesjid) Sittwe dari Hotel Memory

tempat kami menginap. Tapi kami tak pernah

shalat di mesjid itu. Karena tak bisa. Bahkan untuk

sekadar memotretnyapun, tak boleh. Ada sejumlah

tentara Myanmar yang menjaganya siang-malam

bersenjatakan AK-47 siap tembak. Juga mata-mata sipil

yang dibayar militer untuk mengawasi sesamanya.

Sawduro Bor Mesjid dibangun sekitar 800 tahun lalu,

menjadi tonggak atau milestone eksistensi dan kiprah

kaum muslimin di Negara Bagian Rakhine (Arakan),

Burma (Myanmar). PBB mencatatnya sebagai salah satu

peninggalan sejarah di Burma. Artinya, mesjid itu

merupakan situs sejarah yang harus dilindungi secara

internasional.

Namun pada 7 Oktober 2012, rumah ibadah tersebut

dibakar kaum ekstrimis Buddha yang didukung 500-an

anggota militer setempat. Salah satu destinasi wisata

sejarah dunia ini dibiarkan mangkrak. Dikelilingi pagar

seng tinggi dan dijaga militer. Tidak boleh direhab.

Bangunan ilegal, dalihnya.

''Hei, no picture, no picture!'' Bentak seseorang ketika

saya coba untuk memotret Sawduro Bor Mesjid pada

LAPORAN DARI KAMP PENGUNGSI MYANMAR

Kita Belum Bisa Berbuat Banyak

Kamis sore Ramadhan 1439 H, 31 Mei lalu.

Berdasarkan informasi warga dan kabar di internet,

saya sebenarnya sudah tahu akan adanya larangan

tersebut. Tapi, ingin membuktikan sendiri. Mosok ambil

foto rumah ibadah agama sendiri kok dilarang? Eh,

ternyata benar. Maka, berlagak seperti turis culun, saya

mengurungkan niat mengambil gambar. Lalu berkeliling

melihat-lihat seputar mesjid. Seorang tentara

mengawasi pergerakan saya.

Eksotisme bangunan monumental itu tenggelam

oleh dinding seng dan rumput ilalang tinggi di

sekitarnya. Hanya tampak bagian lantai dua ke atas.

Kusam, gosong, bekas lalapan api. Ingin sekali

memasukinya, namun tentara garang melarang.

Sawduro Bor Mesjid salah satu dari 28 masjid yang

jadi korban amuk ekstrimis. Tinggal dua masjid tersisa

yang bisa digunakan di Sittwe, ibukota Negara Bagian

Rakhine, Myanmar. Kami tak sempat membesuk

keduanya.

Hancurnya masjid-masjid di Sittwe, disertai

menghilangnya penduduk muslim dari kota ini. Padahal,

hingga kerusuhan 2012, warga muslim Sittwe mencapai

37.000 jiwa atau hampir separuh dari populasi

penduduk.

Warga muslim lari ke desa-desa pinggiran Sittwe

sebagai internal displaced person (IDP).

Menurut kontak saya dari sebuah kamp pengungsi

setempat, terdapat 13 kamp pengungsi IDP. Sebelas

diantaranya dihuni warga Bengali, sebutan untuk

Muslim Rohingya. Sisanya dihuni warga Buddha yakni

Zaw Buja dan Thay Chaung. Jumlah pemukim

seluruhnya sekitar 150 ribu jiwa.

Pada awal Juni Ramadhan 2018 lalu, Laznas Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia (LAZNAS Dewan Dakwah)

bersama Baznas, PKPU Human Initiative, Daarut Tauhiid

Peduli, Rumah Zakat, dan Laznas LMI yang tergabung

dalam Indonesia Humanitarian Alliance (IHA),

menyalurkan bantuan ke pengungsi di Kamp IDP dan

desa-desa miskin sekitarnya.

Bantuan kolektif diberikan berupa paket bahan

pangan sebanyak 1.470 paket untuk 1.470 keluarga atau

8.592 jiwa. Para penerima tersebar di sejumlah

pinggiran Sittwe, yakni Kamp Ohn Daw Gyi dan Ba Sara,

serta Desa Ohn Daw Chai, Ohn Daw Gyi, Uyin Thar, Se

Tha Dal, Thay Chaung, dan Zaw Buja.

Bantuan yang dikemas oleh Tim MAUK (Muslim Aid

United Kingdom) Myanmar, itu terdiri: beras, minyak

doreng, kacang, cabe, bawang putih, bawang merah,

mie instan, gula, dan susu.

Untuk memasuki dan menyalurkan bantuan ke

tempat-tempat itu, IHA harus mendapat ijin dari

penguasa darurat militer setempat. Ijin ini tidak mudah,

tergantung situasi terakhir di lokasi, juga kemauan

Page 28: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 27 MAN TAZAKKA

TELAAH

26 EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

Angkot di sini terdiri tuktuk pick up, bemo, atau

motor dengan bak beroda dua (seperti Viar atau Satria

di Tanah Air).

Setelah hampir satu jam mematung di situ, datanglah

sebuah colt pick up putih dari dalam kompleks golf.

Tuktuk ini berputar arah di depan saya, lalu agak lambat

menepi.

''Come on,'' kata pria bersarung yang duduk di bak

mobil.

Saya buru-buru menaiki bak mobil yang terus

berjalan lambat itu.

Kami bersalaman, memastikan nama masing-masing,

lalu diam. Sesuai instruksi sebelumnya, selama bersama

di tempat umum jangan ngobrol dan ambil foto.

Ketegangan semakin terasa, saat seorang Monk

mencegat mobil kita. Rupanya ia bermaksud

menumpang untuk pulang. Kamp Than Taw Li memang

dikelilingi desa-desa Buddhist.

Setelah bermobil sekitar setengah jam, kita sampai

ke tepian persawahan dan rawa. Perjalanan dilanjutkan

dengan berjalan kaki menyusuri pematang sawah.

Setengah jam kemudian, dilanjutkan menyeberangi

sebuah sungai. Lalu berjalan kaki lagi menembus rawa

sampai ke kamp.

Than Taw Li dihuni 500 keluarga, atau lebih 1.500

jiwa. Mereka terdiri warga desa asli dan pengungsi

pendatang. Nyaris tidak ada bedanya mereka, karena

sama-sama miskin. Rumah mereka sempit, dibuat dari

bambu atau kayu dan atap rumbia. Lingkungan kotor,

minim air bersih. Warga jarang mandi. Anak-anak

bertelanjang dada, walau cuaca berangin cukup

kencang mendekati musim hujan.

Saya dibawa ke rumah sesepuh warga. Sebuah

pondok panggung kayu beratap rendah dan pengap.

Kami duduk di sebuah dipan sederhana. Dua remaja

mengipasi saya dari belakang.

''Maaf tidak menyuguhi, karena kita sedang puasa,''

kata sesepuh dalam bahasa daerah Rohingya. Melalui

kontak saya, ia sebelumnya bertanya apakah saya juga

pejabat berwenang.

Kafilah IHA angkatan awal Ramadhan ini misalnya,

baru mendapat exit-permit memasuki kamp setelah

menunggu hampir sepekan di Myanmar. Ijin diberikan

hanya untuk beberapa hari tertentu dan jam tertentu

pula (Dhuhur-Ashar).

Dalam masa penantian itu, LAZNAS Dewan Dakwah

mengunjungi Kamp Than Taw Li secara mandiri. Person

kamp yang dikontak tidak begitu saja percaya pada

saya. Setelah dua hari dia melakukan ''scanning''

tentang diri saya, barulah memberi lampu hijau untuk

bersua.

Screening dilakukan dengan mengonfirmasi nama

saya ke sejumlah aktivis kemanusiaan di Myanmar,

Bangladesh, maupun Indonesia. Ia juga meng-kepo-in

FB saya.

Untuk menemuinya, pria itu memberi foto kertas

bertuliskan nama sebuah tempat, dalam Bahasa Burma.

Artinya, pusat padang golf. Dari hotel, saya harus

menuju ke pick up point itu. Saya diminta menunjukkan

foto via WA (whatsapp) ke sopir taksi yang saya

tumpangi. ''Ongkosnya 7000 Kyats atau paling mahal

10.000,'' pesannya. Waktu itu, 1 Myanmar Kyats (MMK)

setara sekitar Rp 10.

Walau agak heran dengan titik jemput tersebut (kok

di lokasi yang biasanya jadi tempat berkumpul

pejabat?), saya diam saja. Tapi, tetap waspada. Selain

mengantongi tanda pengenal komplit (paspor, Id Card,

tiket pesawat Sitwee-Yangon), saya juga mengenakan

longji alias kain sarung tradisional Myanmar. Kalimat-

kalimat pokok jika ditanyai, juga siap.

Pemandangan di awal perjalanan, seperti panorama

sebuah kecamatan di Tanah Air. Lama-lama mencekam,

saat mulai terlihat banyak Monk (pendeta Buddha) dan

tentara. Terlebih ketika melewati sebuah pos jaga yang

ditongkrongi serdadu. Wah, ternyata taksi memasuki

komplek militer.

Belum habis kekagetan saya, taksi menepi dan

berhenti di tempat wingit. Persis di seberang sebuah

gerbang asrama militer yang dijaga dua tentara.

''Sudah sampai kita,'' ujar sopir taksi.

''Di sini?'' saya meyakinkan.

''Ya,'' sahutnya sambil menunjuk plang nama di

sebuah taman kecil.

Saya membayar 8 ribu MMK. Lalu dengan perlahan,

beringsut keluar taksi.

Tidak menatap ke arah gerbang asrama dan

penjaganya, adalah langkah antisipasi saya agar tidak

menarik perhatian. Kemudian mencari tempat yang

agak terlindung batang pohon. Lalu ambil sikap seperti

seorang calon penumpang yang menunggu lewatnya

angkutan kota.

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

Page 29: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 27 MAN TAZAKKA

TELAAH

26 EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

Angkot di sini terdiri tuktuk pick up, bemo, atau

motor dengan bak beroda dua (seperti Viar atau Satria

di Tanah Air).

Setelah hampir satu jam mematung di situ, datanglah

sebuah colt pick up putih dari dalam kompleks golf.

Tuktuk ini berputar arah di depan saya, lalu agak lambat

menepi.

''Come on,'' kata pria bersarung yang duduk di bak

mobil.

Saya buru-buru menaiki bak mobil yang terus

berjalan lambat itu.

Kami bersalaman, memastikan nama masing-masing,

lalu diam. Sesuai instruksi sebelumnya, selama bersama

di tempat umum jangan ngobrol dan ambil foto.

Ketegangan semakin terasa, saat seorang Monk

mencegat mobil kita. Rupanya ia bermaksud

menumpang untuk pulang. Kamp Than Taw Li memang

dikelilingi desa-desa Buddhist.

Setelah bermobil sekitar setengah jam, kita sampai

ke tepian persawahan dan rawa. Perjalanan dilanjutkan

dengan berjalan kaki menyusuri pematang sawah.

Setengah jam kemudian, dilanjutkan menyeberangi

sebuah sungai. Lalu berjalan kaki lagi menembus rawa

sampai ke kamp.

Than Taw Li dihuni 500 keluarga, atau lebih 1.500

jiwa. Mereka terdiri warga desa asli dan pengungsi

pendatang. Nyaris tidak ada bedanya mereka, karena

sama-sama miskin. Rumah mereka sempit, dibuat dari

bambu atau kayu dan atap rumbia. Lingkungan kotor,

minim air bersih. Warga jarang mandi. Anak-anak

bertelanjang dada, walau cuaca berangin cukup

kencang mendekati musim hujan.

Saya dibawa ke rumah sesepuh warga. Sebuah

pondok panggung kayu beratap rendah dan pengap.

Kami duduk di sebuah dipan sederhana. Dua remaja

mengipasi saya dari belakang.

''Maaf tidak menyuguhi, karena kita sedang puasa,''

kata sesepuh dalam bahasa daerah Rohingya. Melalui

kontak saya, ia sebelumnya bertanya apakah saya juga

pejabat berwenang.

Kafilah IHA angkatan awal Ramadhan ini misalnya,

baru mendapat exit-permit memasuki kamp setelah

menunggu hampir sepekan di Myanmar. Ijin diberikan

hanya untuk beberapa hari tertentu dan jam tertentu

pula (Dhuhur-Ashar).

Dalam masa penantian itu, LAZNAS Dewan Dakwah

mengunjungi Kamp Than Taw Li secara mandiri. Person

kamp yang dikontak tidak begitu saja percaya pada

saya. Setelah dua hari dia melakukan ''scanning''

tentang diri saya, barulah memberi lampu hijau untuk

bersua.

Screening dilakukan dengan mengonfirmasi nama

saya ke sejumlah aktivis kemanusiaan di Myanmar,

Bangladesh, maupun Indonesia. Ia juga meng-kepo-in

FB saya.

Untuk menemuinya, pria itu memberi foto kertas

bertuliskan nama sebuah tempat, dalam Bahasa Burma.

Artinya, pusat padang golf. Dari hotel, saya harus

menuju ke pick up point itu. Saya diminta menunjukkan

foto via WA (whatsapp) ke sopir taksi yang saya

tumpangi. ''Ongkosnya 7000 Kyats atau paling mahal

10.000,'' pesannya. Waktu itu, 1 Myanmar Kyats (MMK)

setara sekitar Rp 10.

Walau agak heran dengan titik jemput tersebut (kok

di lokasi yang biasanya jadi tempat berkumpul

pejabat?), saya diam saja. Tapi, tetap waspada. Selain

mengantongi tanda pengenal komplit (paspor, Id Card,

tiket pesawat Sitwee-Yangon), saya juga mengenakan

longji alias kain sarung tradisional Myanmar. Kalimat-

kalimat pokok jika ditanyai, juga siap.

Pemandangan di awal perjalanan, seperti panorama

sebuah kecamatan di Tanah Air. Lama-lama mencekam,

saat mulai terlihat banyak Monk (pendeta Buddha) dan

tentara. Terlebih ketika melewati sebuah pos jaga yang

ditongkrongi serdadu. Wah, ternyata taksi memasuki

komplek militer.

Belum habis kekagetan saya, taksi menepi dan

berhenti di tempat wingit. Persis di seberang sebuah

gerbang asrama militer yang dijaga dua tentara.

''Sudah sampai kita,'' ujar sopir taksi.

''Di sini?'' saya meyakinkan.

''Ya,'' sahutnya sambil menunjuk plang nama di

sebuah taman kecil.

Saya membayar 8 ribu MMK. Lalu dengan perlahan,

beringsut keluar taksi.

Tidak menatap ke arah gerbang asrama dan

penjaganya, adalah langkah antisipasi saya agar tidak

menarik perhatian. Kemudian mencari tempat yang

agak terlindung batang pohon. Lalu ambil sikap seperti

seorang calon penumpang yang menunggu lewatnya

angkutan kota.

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

Page 30: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

kirim qurban ke sini,'' ucap kontak kami penuh harap,

saat melepas kepergian saya dan M Said. Kami harus

cepat-cepat meninggalkan kamp. Selain dilarang

berkunjung melampaui maghrib, juga lantaran hari

Minggu itu banyak pejabat sipil dan militer bermain golf

di gerbang kamp.

Ketegangan saat datang, bermukim, dan pergi dari

kamp itu, terbayar dengan pendar bahagia yang tampak

pada wajah-wajah pengungsi Rohingya. Sambil

mengibarkan balon bertuliskan LAZNAS Dewan Dakwah,

anak-anak berkulit hitam tak berbaju berseru kepada

kami: ''Syukron Indonesiaaa!''[] nurbowo

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

berpuasa.

Setelah berkenalan lebih intim, kami mendiskusikan

kebutuhan vital warga setempat. Sebenarnya, penduduk

membutuhkan dai pembimbing spiritual dan lifeskill.

Mereka miskin iman dan materi serta ketrampilan hidup

sekaligus.

''Kami tidak boleh keluar melewati check point

pengungsian. Makanya, mohon maaf saya tidak bisa

menjemput Anda,'' terang kontak saya dalam Bahasa

Inggris.

Jangankan untuk bekerja, buat belanja pun warga

tetap dilarang menerobos pos jaga. Belanja dilakukan

melalui order via ponsel ke juragan pasar tertentu.

Juragan akan mengantar belanjaan sampai ke mulut

kamp, setelah diperiksa dan dipalaki penjaga pos. Tak

ayal, harga belanjaan jadi lebih mahal.

Wartawan Newsweek Nick Dunlop (newsweek.com,

26/11/2014) menyebut Kamp Than Taw Li lebih

menyeramkan ketimbang kamp konsentrasi di Eropa

jaman dulu.

Guna bertahan hidup, warga jadi petani dan nelayan.

Yang bisa berbahasa Inggris, dapat menjadi buruh

proyek kamp lain, misalnya jadi kenek tukang

bangunan. Kontak saya, salah satunya.

Namun, LAZNAS Dewan Dakwah tidak diijinkan

membuat program jangka menengah apalagi panjang.

Misalnya rehab masjid, benah madrasah, apatah lagi

penempatan dai. Masjid Than Taw Li sudah kumuh,

sumber air minim, MCK-nya runyam. Bangunan

madrasah di sebelahnya hangus dibakar laskar dan

kaum ekstrimis.

Apa boleh buat, bantuan untuk pengungsi hanya

berupa program karitas pembagian sembako. Limaratus

paket sembako kita bagikan pada Ahad, 3 Juni 2018, di

masjid setempat.

''Terima kasih sekali, semoga Idul Adha nanti juga

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 29 MAN TAZAKKA

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

28

Page 31: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

kirim qurban ke sini,'' ucap kontak kami penuh harap,

saat melepas kepergian saya dan M Said. Kami harus

cepat-cepat meninggalkan kamp. Selain dilarang

berkunjung melampaui maghrib, juga lantaran hari

Minggu itu banyak pejabat sipil dan militer bermain golf

di gerbang kamp.

Ketegangan saat datang, bermukim, dan pergi dari

kamp itu, terbayar dengan pendar bahagia yang tampak

pada wajah-wajah pengungsi Rohingya. Sambil

mengibarkan balon bertuliskan LAZNAS Dewan Dakwah,

anak-anak berkulit hitam tak berbaju berseru kepada

kami: ''Syukron Indonesiaaa!''[] nurbowo

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

berpuasa.

Setelah berkenalan lebih intim, kami mendiskusikan

kebutuhan vital warga setempat. Sebenarnya, penduduk

membutuhkan dai pembimbing spiritual dan lifeskill.

Mereka miskin iman dan materi serta ketrampilan hidup

sekaligus.

''Kami tidak boleh keluar melewati check point

pengungsian. Makanya, mohon maaf saya tidak bisa

menjemput Anda,'' terang kontak saya dalam Bahasa

Inggris.

Jangankan untuk bekerja, buat belanja pun warga

tetap dilarang menerobos pos jaga. Belanja dilakukan

melalui order via ponsel ke juragan pasar tertentu.

Juragan akan mengantar belanjaan sampai ke mulut

kamp, setelah diperiksa dan dipalaki penjaga pos. Tak

ayal, harga belanjaan jadi lebih mahal.

Wartawan Newsweek Nick Dunlop (newsweek.com,

26/11/2014) menyebut Kamp Than Taw Li lebih

menyeramkan ketimbang kamp konsentrasi di Eropa

jaman dulu.

Guna bertahan hidup, warga jadi petani dan nelayan.

Yang bisa berbahasa Inggris, dapat menjadi buruh

proyek kamp lain, misalnya jadi kenek tukang

bangunan. Kontak saya, salah satunya.

Namun, LAZNAS Dewan Dakwah tidak diijinkan

membuat program jangka menengah apalagi panjang.

Misalnya rehab masjid, benah madrasah, apatah lagi

penempatan dai. Masjid Than Taw Li sudah kumuh,

sumber air minim, MCK-nya runyam. Bangunan

madrasah di sebelahnya hangus dibakar laskar dan

kaum ekstrimis.

Apa boleh buat, bantuan untuk pengungsi hanya

berupa program karitas pembagian sembako. Limaratus

paket sembako kita bagikan pada Ahad, 3 Juni 2018, di

masjid setempat.

''Terima kasih sekali, semoga Idul Adha nanti juga

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 29 MAN TAZAKKA

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

28

Page 32: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

Qurban Multi Manfaat merupakan ikhtiar LAZNAS Dewan Da`wah untuk melipatgandakan manfaat sosial Ibadah Qurban.

Dengan berQurban melalui LAZNAS Dewan Dakwah, peserta Qurban turut mendukung program dakwah khususnya diwilayah da`wah dai dewan da`wah karena pendistribusian dilakukan didaerah binaan dan target binaan da`wah disamping tentunyaturut menggemakan syiar Islam di penjuru Nusantara.

Tahun 2018 ini terdapat dua layanan pada Program Qurban Multi Manfaat:

1. Qurban PeduliPequrban mengamahkan sejumlah dana kepada

LAZNAS Dewan Da`wah untuk pengadaan, pemotongan hewan qurban dan pendistribusian dagingnya, termasuk biaya operasional program.

2. Qurban Spesial SemarakQurban Peduli ditambah infak Program Sedekah

Makan Rakyat (Semarak) sehingga distribusi daging qurban disajikan dalam bentuk masak (siap saji) berikut paket kelengkapannya (nasi, sayur, buah, air, sambal, kerupuk).

KEUNGGULAN1. Membuka dan Memperkuat Da`wah2. Merupakan Syiar bagi keberadaan dan kegiatan para

Penggerak Da`wah3. Tidak menunda-nunda, sehingga manfaat dan

kebahagiaan masyarakat disegerakan pada Hari Raya4. Para Penggerak Da`wah dilapangan membutuhkan

wahana komunikasi sebagai bentuk silaturrahim dengan masyarakat binaan, yang akan mempermudah da`wah yang dilakukan

5. Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat

KRITERIA DAERAH DISTRIBUSI Diprioritaskan ke wilayah dengan kriteria pokok:

1. Daerah Pedalaman, yaitu daerah minim akses informasi/teknologi/transportasi

2. Daerah Binaan Da`wah/Target Binaan Da`wah/Pe-nunjang Da`wah

3. Daerah Minoritas Muslim4. Daerah Terkena Dampak Bencana5. Komunitas Marginal dan Miskin Perkotaan, dll

DAERAH SEBARAN DISTRIBUSI QURBAN1. A ceh : Aceh Tengah2. Sumatera Utara : Nias, Karo, Deli Serdang 3. Sumatera Barat : Mentawai 4. Bengkulu : Pulau Enggano 5. Lampung : Lampung Selatan 6. Banten : Pandeglang, Malimping, Lebak (Baduy)7. Jakarta :8. Jawa Barat : Bekasi, Kuningan, Sukabumi, Tasikmalaya

9. Jawa Tengah : Magelang 10. Jawa Timur : Blitar 11. Jogjakarta : Kulon Progo, Gunung Kidul 12. Kalimantan Barat : Sambas 13. Bali : Singaraja 14. Sulawesi Tengah : Ampana, Palu, Morowali 15. Maluku : Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau Aru16. NTB : Lombok, Sumbawa17. NTT : Timor Timur Selatan, Atambua, Kupang, Flores 18. Papua : Merauke 19. Papua Barat : Kaimana

DISTRIBUSI QURBAN + SEMARAK1. Sumatera Barat : Mentawai2. Banten : Pandeglang3. Jakarta : Jakarta Pusat4. Jawa Barat : Sukabumi, Bekasi5. Jawa Tengah : Magelang6. Jawa Timur : Blitar7. NTT : Timor Timur Selatan, Kupang

HARGA QURBANa. Kambing/Domba per ekor Rp. 2.200.000b. Qurban Sapi/Kerbau per ekor Rp. 15.750.000c. Qurban Sapi/Kerbau (1/7 bagian) Rp. 2.250.000d. Infaq Kegiatan Hari Raya Idhul Adha Rp. 500.000e. Infaq Sedekah Makan Rakyat Rp. bebas

Harga (Infak) Sedekah Makan Rakyat Spesial Qurban/PorsiŸ Paket A : Rp. 13.000 Nasi, Acar/Sayur, Kerupuk, Buah,

Air MinumŸ Paket B : Rp. 16.000 Nasi, Acar/Sayur, Kerupuk, Buah,

Air Minum + Sambel Goreng KentangŸ Paket C : Rp. 20.000 Nasi, Acar/Sayur, Kerupuk, Buah,

Air Minum + Sambel Goreng Kentang + Telor

*) Semua paket akan ditambahkan lauk dari olahan daging Qurban

REKENING dan LAYANAN QURBAN a. Bank Syariah Mandiri No. Rek 702 739 1917b. Bank Muamalat Indonesia No. Rek 301 007 1856c. Bank Mandiri No. Rek 122 000 588 1985 a.n. LAZIS Dewan Da`wahŸ Konfirmasi Pembayaran ke 0858 8282 4343 dengan

format: Nama Penyetor/Jenis Qurban/Jumlah Qurban/atas nama/nominal transfer/Tanggal/Bank

Ÿ Misal: Fulan/Kambing/2 ekor/Fulan bin Fulan dan Fulanah Binti Fulan/4.400.000/23 Juli/BSM

Jemput Dana Qurban, Silahkan menghubungi Telp/SMS/WA ke 0858 8282 4343

Apa itu Qurban Multi

Manfaat ?

QMM Persembahkan Qurban Cepat Saji

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 31 MAN TAZAKKA

30

Page 33: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

Qurban Multi Manfaat merupakan ikhtiar LAZNAS Dewan Da`wah untuk melipatgandakan manfaat sosial Ibadah Qurban.

Dengan berQurban melalui LAZNAS Dewan Dakwah, peserta Qurban turut mendukung program dakwah khususnya diwilayah da`wah dai dewan da`wah karena pendistribusian dilakukan didaerah binaan dan target binaan da`wah disamping tentunyaturut menggemakan syiar Islam di penjuru Nusantara.

Tahun 2018 ini terdapat dua layanan pada Program Qurban Multi Manfaat:

1. Qurban PeduliPequrban mengamahkan sejumlah dana kepada

LAZNAS Dewan Da`wah untuk pengadaan, pemotongan hewan qurban dan pendistribusian dagingnya, termasuk biaya operasional program.

2. Qurban Spesial SemarakQurban Peduli ditambah infak Program Sedekah

Makan Rakyat (Semarak) sehingga distribusi daging qurban disajikan dalam bentuk masak (siap saji) berikut paket kelengkapannya (nasi, sayur, buah, air, sambal, kerupuk).

KEUNGGULAN1. Membuka dan Memperkuat Da`wah2. Merupakan Syiar bagi keberadaan dan kegiatan para

Penggerak Da`wah3. Tidak menunda-nunda, sehingga manfaat dan

kebahagiaan masyarakat disegerakan pada Hari Raya4. Para Penggerak Da`wah dilapangan membutuhkan

wahana komunikasi sebagai bentuk silaturrahim dengan masyarakat binaan, yang akan mempermudah da`wah yang dilakukan

5. Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat

KRITERIA DAERAH DISTRIBUSI Diprioritaskan ke wilayah dengan kriteria pokok:

1. Daerah Pedalaman, yaitu daerah minim akses informasi/teknologi/transportasi

2. Daerah Binaan Da`wah/Target Binaan Da`wah/Pe-nunjang Da`wah

3. Daerah Minoritas Muslim4. Daerah Terkena Dampak Bencana5. Komunitas Marginal dan Miskin Perkotaan, dll

DAERAH SEBARAN DISTRIBUSI QURBAN1. A ceh : Aceh Tengah2. Sumatera Utara : Nias, Karo, Deli Serdang 3. Sumatera Barat : Mentawai 4. Bengkulu : Pulau Enggano 5. Lampung : Lampung Selatan 6. Banten : Pandeglang, Malimping, Lebak (Baduy)7. Jakarta :8. Jawa Barat : Bekasi, Kuningan, Sukabumi, Tasikmalaya

9. Jawa Tengah : Magelang 10. Jawa Timur : Blitar 11. Jogjakarta : Kulon Progo, Gunung Kidul 12. Kalimantan Barat : Sambas 13. Bali : Singaraja 14. Sulawesi Tengah : Ampana, Palu, Morowali 15. Maluku : Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau Aru16. NTB : Lombok, Sumbawa17. NTT : Timor Timur Selatan, Atambua, Kupang, Flores 18. Papua : Merauke 19. Papua Barat : Kaimana

DISTRIBUSI QURBAN + SEMARAK1. Sumatera Barat : Mentawai2. Banten : Pandeglang3. Jakarta : Jakarta Pusat4. Jawa Barat : Sukabumi, Bekasi5. Jawa Tengah : Magelang6. Jawa Timur : Blitar7. NTT : Timor Timur Selatan, Kupang

HARGA QURBANa. Kambing/Domba per ekor Rp. 2.200.000b. Qurban Sapi/Kerbau per ekor Rp. 15.750.000c. Qurban Sapi/Kerbau (1/7 bagian) Rp. 2.250.000d. Infaq Kegiatan Hari Raya Idhul Adha Rp. 500.000e. Infaq Sedekah Makan Rakyat Rp. bebas

Harga (Infak) Sedekah Makan Rakyat Spesial Qurban/PorsiŸ Paket A : Rp. 13.000 Nasi, Acar/Sayur, Kerupuk, Buah,

Air MinumŸ Paket B : Rp. 16.000 Nasi, Acar/Sayur, Kerupuk, Buah,

Air Minum + Sambel Goreng KentangŸ Paket C : Rp. 20.000 Nasi, Acar/Sayur, Kerupuk, Buah,

Air Minum + Sambel Goreng Kentang + Telor

*) Semua paket akan ditambahkan lauk dari olahan daging Qurban

REKENING dan LAYANAN QURBAN a. Bank Syariah Mandiri No. Rek 702 739 1917b. Bank Muamalat Indonesia No. Rek 301 007 1856c. Bank Mandiri No. Rek 122 000 588 1985 a.n. LAZIS Dewan Da`wahŸ Konfirmasi Pembayaran ke 0858 8282 4343 dengan

format: Nama Penyetor/Jenis Qurban/Jumlah Qurban/atas nama/nominal transfer/Tanggal/Bank

Ÿ Misal: Fulan/Kambing/2 ekor/Fulan bin Fulan dan Fulanah Binti Fulan/4.400.000/23 Juli/BSM

Jemput Dana Qurban, Silahkan menghubungi Telp/SMS/WA ke 0858 8282 4343

Apa itu Qurban Multi

Manfaat ?

QMM Persembahkan Qurban Cepat Saji

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 31 MAN TAZAKKA

30

Page 34: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 33 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

aaf, ini siapa?'' balas Nurbowo terhadap

Msebuah SMS (pesan pendek) dari nomor

asing pada medio Mei lalu.

''Saya hanya mengantar keluarga pengungsi terlantar

ini ke kantor Bapak untuk dibantu,'' balasnya, tanpa

mau menyebut identitas.

Orang itu kemudian memasrahkan keluarga

pengungsi ke imam Masjid Al Furqon Jl Kramat Raya 45

Jakarta Pusat.

Imam lalu mengantarkan ke kantor LAZNAS Dewan

Dakwah.

Ternyata, keluarga itu adalah pengungsi dari

Rohingya, yang terdiri Mohammad Tahsin (18), Ny

Khadijah (45) ibunya, dan adiknya Tasnova (10).

Tahsin remaja yang sudah berpikiran dewasa, lari ke

Indonesia untuk membawa keluarganya menuju

kehidupan yang lebih baik.

Pertama, mendapatkan kartu identitas resmi dari

PBB, sehingga memiliki tiket utama untuk melanjutkan

pendidikan atau bekerja. Kedua, mengenyam

pendidikan yang lebih tinggi bagi ia dan adik

perempuannya. Ketiga, menjalankan roda

perekonomian keluarga dengan baik untuk dapat

LAPORAN DARI KAMP PENGUNGSI MYANMAR

Balada Keluarga Tahsin

memenuhi kebutuhan keluarga, minimal kebutuhan

dasar.

Tahun 2006 menjadi waktu terakhir bagi Tahsin dan

keluarga menjalani kehidupan di Rakhine State,

Mynmar. Suatu hari ayahnya, Shahid, petani padi dan

sayuran, bersama dengan penduduk Rakhine lainnya

dipekerjakan secara paksa untuk membantu membuat

rumah atau bangunan lainnya yang dikehendaki oleh

Militer Myanmar. Setiap bulannya, dua hingga tiga kali

pekerjaan paksa ini harus dilakukan tanpa adanya

pemberian upah.

Tahsin yang saat itu berumur lima tahun jatuh sakit

saat ayahnya sedang dipekerjakan paksa oleh Militer

Mynmar. Ny Khadijah yang hanya sebagai ibu rumah

tangga biasa merasa khawatir dengan kondisi

kesehatan anak laki-laki pertama mereka. Oleh karena

itu, ia mengirimkan pesan kepada seseorang untuk

menyampaikannya kepada ayah Tahsin untuk

memberitahukan kondisi anaknya yang sakit.

Mendengar berita tersebut, Shahid ingin segera

kembali kepada keluarganya di rumah. Akan tetapi,

tidak mendapatkan izin pulang dari Militer Myanmar

sebelum pekerjaannya selesai. Maka ayahnya mencoba

untuk kabur secara diam diam.

Sayangnya aksi itu diketahui oleh Militer Mynamar.

Mereka menyiksa Ayah Tahsin dengan tragis, sehingga

mengeluarkan darah dari mulutnya. Keadaannya sangat

buruk ketika sampai rumah. Dalam waktu singkat, Ayah

Tashin memutuskan untuk keluarganya untuk

meninggalkan kampung halaman Mynmar menuju

Bangladesh.

Hari-hari berikutnya di Bangladesh ternyata lebih

sulit dari yang dibayangkan oleh Keluarga Shahid. Sejak

disiksa Militer Mynmar, Shahid tidak dapat lagi

melakukan kerja berat di luar rumah. Istrinya yang

memiliki keahlian menjahit, membuka usaha kecil jahit

di rumah.

Namun, itu hanya memberikan penghasilan yang

sedikit bagi keluarga. Keadaan tersebut ditambah

dengan kelahiran Tasnova pada tahun 2008.

Shahid kecewa dan terpukul dengan kondisinya yang

tidak produktif. Pada medio 2010, ia menghilang dan

tidak pernah kembali lagi.

Sampai saat ini, tidak ada satu pun dari pihak

keluarga yang mengetahui keberadaan ayahnya dan

kepastian mengenai apakah ayahnya masih hidup

ataukah tidak. Setelah itu, keluarga yang beranggotakan

Ibu dan ketiga anaknya mereka mengalami kesulitan

yang terus menerus.

Puncak dari kesewenangan Militer Myanmar

terhadap Muslim Rohingya terjadi pada Oktober 2016.

Isu perbedaan ras dan agama memancing Militer

32

Page 35: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 33 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

aaf, ini siapa?'' balas Nurbowo terhadap

Msebuah SMS (pesan pendek) dari nomor

asing pada medio Mei lalu.

''Saya hanya mengantar keluarga pengungsi terlantar

ini ke kantor Bapak untuk dibantu,'' balasnya, tanpa

mau menyebut identitas.

Orang itu kemudian memasrahkan keluarga

pengungsi ke imam Masjid Al Furqon Jl Kramat Raya 45

Jakarta Pusat.

Imam lalu mengantarkan ke kantor LAZNAS Dewan

Dakwah.

Ternyata, keluarga itu adalah pengungsi dari

Rohingya, yang terdiri Mohammad Tahsin (18), Ny

Khadijah (45) ibunya, dan adiknya Tasnova (10).

Tahsin remaja yang sudah berpikiran dewasa, lari ke

Indonesia untuk membawa keluarganya menuju

kehidupan yang lebih baik.

Pertama, mendapatkan kartu identitas resmi dari

PBB, sehingga memiliki tiket utama untuk melanjutkan

pendidikan atau bekerja. Kedua, mengenyam

pendidikan yang lebih tinggi bagi ia dan adik

perempuannya. Ketiga, menjalankan roda

perekonomian keluarga dengan baik untuk dapat

LAPORAN DARI KAMP PENGUNGSI MYANMAR

Balada Keluarga Tahsin

memenuhi kebutuhan keluarga, minimal kebutuhan

dasar.

Tahun 2006 menjadi waktu terakhir bagi Tahsin dan

keluarga menjalani kehidupan di Rakhine State,

Mynmar. Suatu hari ayahnya, Shahid, petani padi dan

sayuran, bersama dengan penduduk Rakhine lainnya

dipekerjakan secara paksa untuk membantu membuat

rumah atau bangunan lainnya yang dikehendaki oleh

Militer Myanmar. Setiap bulannya, dua hingga tiga kali

pekerjaan paksa ini harus dilakukan tanpa adanya

pemberian upah.

Tahsin yang saat itu berumur lima tahun jatuh sakit

saat ayahnya sedang dipekerjakan paksa oleh Militer

Mynmar. Ny Khadijah yang hanya sebagai ibu rumah

tangga biasa merasa khawatir dengan kondisi

kesehatan anak laki-laki pertama mereka. Oleh karena

itu, ia mengirimkan pesan kepada seseorang untuk

menyampaikannya kepada ayah Tahsin untuk

memberitahukan kondisi anaknya yang sakit.

Mendengar berita tersebut, Shahid ingin segera

kembali kepada keluarganya di rumah. Akan tetapi,

tidak mendapatkan izin pulang dari Militer Myanmar

sebelum pekerjaannya selesai. Maka ayahnya mencoba

untuk kabur secara diam diam.

Sayangnya aksi itu diketahui oleh Militer Mynamar.

Mereka menyiksa Ayah Tahsin dengan tragis, sehingga

mengeluarkan darah dari mulutnya. Keadaannya sangat

buruk ketika sampai rumah. Dalam waktu singkat, Ayah

Tashin memutuskan untuk keluarganya untuk

meninggalkan kampung halaman Mynmar menuju

Bangladesh.

Hari-hari berikutnya di Bangladesh ternyata lebih

sulit dari yang dibayangkan oleh Keluarga Shahid. Sejak

disiksa Militer Mynmar, Shahid tidak dapat lagi

melakukan kerja berat di luar rumah. Istrinya yang

memiliki keahlian menjahit, membuka usaha kecil jahit

di rumah.

Namun, itu hanya memberikan penghasilan yang

sedikit bagi keluarga. Keadaan tersebut ditambah

dengan kelahiran Tasnova pada tahun 2008.

Shahid kecewa dan terpukul dengan kondisinya yang

tidak produktif. Pada medio 2010, ia menghilang dan

tidak pernah kembali lagi.

Sampai saat ini, tidak ada satu pun dari pihak

keluarga yang mengetahui keberadaan ayahnya dan

kepastian mengenai apakah ayahnya masih hidup

ataukah tidak. Setelah itu, keluarga yang beranggotakan

Ibu dan ketiga anaknya mereka mengalami kesulitan

yang terus menerus.

Puncak dari kesewenangan Militer Myanmar

terhadap Muslim Rohingya terjadi pada Oktober 2016.

Isu perbedaan ras dan agama memancing Militer

32

Page 36: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 35 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

Myanmar untuk membakar rumah warga, mengambil

harta kepemilikan secara rampas, memerkosa para

perempuan, hingga membunuh sebagian warga Muslim

Rohingya.

Akibat kejadian tersebut, 700 ribu Muslim Rohingya

mengungsikan diri ke Bangladesh, para petugas

keamanan Bangladesh memperketat pengamanan. Bagi

setiap pengungsi Rohingya yang masuk ke dalam

pengungsian, sulit untuk mendapatkan izin keluar lagi.

Tahsin dan keluarga yang saat itu menyewa rumah kecil

di Teknaf, Bangladesh, memiliki kesempatan untuk

bergabung dengan saudara-saudara Muslim Rohingya

lainnya di pengugsian.

Tetapi situasi di

pengungsian sangat buruk.

Terjadi berbagai krisis yang

menimpa para pengungsi

Muslim Rohingya di

Myanmar; krisis kekurangan

makanan, pakaian, tempat

penginapan, kesehatan, dan

obat obatan. Mereka merasa

apabila pindah ke tempat

pengungsian dan hidup di

sana bukanlah solusi yang

tetap.

Ia dan keluarganya akan

terus tidak memiliki identitas

diri resmi, disamping

banyaknya krisis yang mengancam.

Akhirnya mereka mengambil keputusan

untuk pergi merantau ke Malaysia karena

mendapatkan informasi banyak Muslim

Rohingya yang pergi melarikan diri ke

Malaysia.

Dengan jumlah uang terbatas, Tahsin,

Ny Khadijah, dan Tasnova berhasil

mendapatkan kesempatan menaiki kapal

untuk pergi ke Malaysia dari Bangladesh.

Saat itu, Tahsin menceritakan seluruh

kondisi keluarganya kepada pemilik kapal

mengenai hal-hal yang mendorong ia

untuk mencari tempat penghidupan yang

lebih layak dan mungkin Malaysia adalah

jawabannya.

Setelah menempuh perjalanan 14 hari,

tiga pengungsi Muslim Rohingya ini tiba di Malaysia.

Perjalanan begitu sulit dengan jumlah makanan yang

tidak mencukupi untuk seluruh penumpang selama 14

hari perjalan dan tidak adanya fasilitas kesehatan,

sehingga ada satu anak kecil yang mengalami sakit

hingga akhirnya meninggal dunia dan ditenggelamkan

di laut.

Setelah sampai di Kuala Lumpur, Malaysia, mereka

mendapatkan informasi bahwa kantor PBB di Malaysia

tidak dapat mengeluarkan kartu identitas resmi bagi

para pengungsi Rohingya. Tahsin menjelaskan bahwa ia

dan keluarganya mencari tempat yang aman untuk

tinggal, tempat dimana setidaknya mereka dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidup.

Kemudian, salah satu saudara Rohingya di Malaysia

merekomendasikan mereka untuk ke Indonesia. Ia

menjelaskan kepada Tahsin dan keluarga, bahwa

mereka bisa mendapatkan izin tinggal di Indonesia

dengan kartu dari PBB dan mungkin ia dan adik

perempuannya dapat melanjutkan studi di Indonesia.

“Kami benar-benar merasa pasrah. Kami tidak

memiliki apupun, kecuali Allah.” ungkap Tahsin kepada

Tim LAZNAS Dewan Dakwah saat mengutarakan

fikirannya sewaktu menuju Indonesia dari

Malaysia. Mereka menyerahkan diri sepenuhnya

dan berharap pada pertolongan Allah untuk

memberikan kehidupan yang layak di Indonesia

sebagaimana yang mereka harapkan. Akhirnya

mereka pun tiba di Medan, Sumatera Utara.

Setelah tiba di Medan, mereka tinggal selama

dua hari bersama saudara Muslim Rohingya.

Tahsin dan keluarganya mendapat rekomendasi

dari pamannya di Amerika dan Australia untuk

menghubungi sebuah lembaga yang dapat

membantu ia dan keluarganya ke kantor PBB di

Jakarta.

Lembaga tersebut adalah LAZNAS Dewan

Dakwah. Ternyata bagi Tahsin dan keluarga,

lembaga ini lebih dari memberikan bantuan

mengantarkan mereka ke kantor PBB, sehingga

mendapatkan kartu identitas diri yang resmi.

“Alhamdulillah, mereka membantu kami lebih

dari sekedar bantuan. Mereka memberikan

perhatian yang besar kepada kami. Mereka

menolong kami untuk mendapatkan kartu

identitas diri resmi dari PBB. Mereka membantu

kami secara finansial. Mereka menyediakan dan

mencarikan tempat tinggal untuk kami. Kami tidak

dapat membayar semua ini kepada mereka. Mereka

membantu segalanya yang bisa dilakukan untuk kami,”

kata Tahsin saat mengungkapkan rasa terima kasihnya

kepada LAZNAS Dewan Dakwah yang membantunya

untuk mendapatkan hidup lebih layak di Indonesia.

Kini, Tahsin dan keluarganya ingin mandiri hidup di

Indonesia. Tanpa tekanan seperti di Myanmar maupun

tanpa krisis seperti di Bangladesh. Dengan kartu

identitas diri resmi dari PBB, ia dan keluarga berharap

dapat melanjutkan kehidupan yang jauh lebih baik

daripada di kedua negara yang pernah mereka tinggal.

Memiliki pekerjaan untuk dirinya, membuka usaha bagi

ibunya, dan melanjutkan studi bagi adik perempuannya

adalah hal yang ia harapkan kedepannya dengan

memilih tinggal dan membuka lembaran hidup baru di

Indonesia.

Jumat (6/7), Ny Khadijah memasak beberapa menu

makanan Myanmar untuk diujicobakan kepada staf

LAZNAS Dewan Dakwah. Menu makanan tersebut

meliputi, kari daging, sup udang, salad (acar) dan udang

goreng. Semuanya dimasak sesuai dengan khas

Mynamar. Selain itu, nasi yang disajikan ditambah

dengan jeruk nipis seperti kebiasaan sehari-hari orang

Myanmar.

Hal ini dilakukan oleh Ny Khadijah dan keluarganya

untuk berusaha untuk membuka usaha dan tidak

bergantung dengan pihak manapun. Kehidupan di

Indonesia bagi keluarga pengungsi Rohingya ini

berharap menjadi secercah harapan terang untuk dapat

hidup layak sebagaimana warga negara manapun di

dunia.[] melati, zuhdi

34

Page 37: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 35 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

Myanmar untuk membakar rumah warga, mengambil

harta kepemilikan secara rampas, memerkosa para

perempuan, hingga membunuh sebagian warga Muslim

Rohingya.

Akibat kejadian tersebut, 700 ribu Muslim Rohingya

mengungsikan diri ke Bangladesh, para petugas

keamanan Bangladesh memperketat pengamanan. Bagi

setiap pengungsi Rohingya yang masuk ke dalam

pengungsian, sulit untuk mendapatkan izin keluar lagi.

Tahsin dan keluarga yang saat itu menyewa rumah kecil

di Teknaf, Bangladesh, memiliki kesempatan untuk

bergabung dengan saudara-saudara Muslim Rohingya

lainnya di pengugsian.

Tetapi situasi di

pengungsian sangat buruk.

Terjadi berbagai krisis yang

menimpa para pengungsi

Muslim Rohingya di

Myanmar; krisis kekurangan

makanan, pakaian, tempat

penginapan, kesehatan, dan

obat obatan. Mereka merasa

apabila pindah ke tempat

pengungsian dan hidup di

sana bukanlah solusi yang

tetap.

Ia dan keluarganya akan

terus tidak memiliki identitas

diri resmi, disamping

banyaknya krisis yang mengancam.

Akhirnya mereka mengambil keputusan

untuk pergi merantau ke Malaysia karena

mendapatkan informasi banyak Muslim

Rohingya yang pergi melarikan diri ke

Malaysia.

Dengan jumlah uang terbatas, Tahsin,

Ny Khadijah, dan Tasnova berhasil

mendapatkan kesempatan menaiki kapal

untuk pergi ke Malaysia dari Bangladesh.

Saat itu, Tahsin menceritakan seluruh

kondisi keluarganya kepada pemilik kapal

mengenai hal-hal yang mendorong ia

untuk mencari tempat penghidupan yang

lebih layak dan mungkin Malaysia adalah

jawabannya.

Setelah menempuh perjalanan 14 hari,

tiga pengungsi Muslim Rohingya ini tiba di Malaysia.

Perjalanan begitu sulit dengan jumlah makanan yang

tidak mencukupi untuk seluruh penumpang selama 14

hari perjalan dan tidak adanya fasilitas kesehatan,

sehingga ada satu anak kecil yang mengalami sakit

hingga akhirnya meninggal dunia dan ditenggelamkan

di laut.

Setelah sampai di Kuala Lumpur, Malaysia, mereka

mendapatkan informasi bahwa kantor PBB di Malaysia

tidak dapat mengeluarkan kartu identitas resmi bagi

para pengungsi Rohingya. Tahsin menjelaskan bahwa ia

dan keluarganya mencari tempat yang aman untuk

tinggal, tempat dimana setidaknya mereka dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidup.

Kemudian, salah satu saudara Rohingya di Malaysia

merekomendasikan mereka untuk ke Indonesia. Ia

menjelaskan kepada Tahsin dan keluarga, bahwa

mereka bisa mendapatkan izin tinggal di Indonesia

dengan kartu dari PBB dan mungkin ia dan adik

perempuannya dapat melanjutkan studi di Indonesia.

“Kami benar-benar merasa pasrah. Kami tidak

memiliki apupun, kecuali Allah.” ungkap Tahsin kepada

Tim LAZNAS Dewan Dakwah saat mengutarakan

fikirannya sewaktu menuju Indonesia dari

Malaysia. Mereka menyerahkan diri sepenuhnya

dan berharap pada pertolongan Allah untuk

memberikan kehidupan yang layak di Indonesia

sebagaimana yang mereka harapkan. Akhirnya

mereka pun tiba di Medan, Sumatera Utara.

Setelah tiba di Medan, mereka tinggal selama

dua hari bersama saudara Muslim Rohingya.

Tahsin dan keluarganya mendapat rekomendasi

dari pamannya di Amerika dan Australia untuk

menghubungi sebuah lembaga yang dapat

membantu ia dan keluarganya ke kantor PBB di

Jakarta.

Lembaga tersebut adalah LAZNAS Dewan

Dakwah. Ternyata bagi Tahsin dan keluarga,

lembaga ini lebih dari memberikan bantuan

mengantarkan mereka ke kantor PBB, sehingga

mendapatkan kartu identitas diri yang resmi.

“Alhamdulillah, mereka membantu kami lebih

dari sekedar bantuan. Mereka memberikan

perhatian yang besar kepada kami. Mereka

menolong kami untuk mendapatkan kartu

identitas diri resmi dari PBB. Mereka membantu

kami secara finansial. Mereka menyediakan dan

mencarikan tempat tinggal untuk kami. Kami tidak

dapat membayar semua ini kepada mereka. Mereka

membantu segalanya yang bisa dilakukan untuk kami,”

kata Tahsin saat mengungkapkan rasa terima kasihnya

kepada LAZNAS Dewan Dakwah yang membantunya

untuk mendapatkan hidup lebih layak di Indonesia.

Kini, Tahsin dan keluarganya ingin mandiri hidup di

Indonesia. Tanpa tekanan seperti di Myanmar maupun

tanpa krisis seperti di Bangladesh. Dengan kartu

identitas diri resmi dari PBB, ia dan keluarga berharap

dapat melanjutkan kehidupan yang jauh lebih baik

daripada di kedua negara yang pernah mereka tinggal.

Memiliki pekerjaan untuk dirinya, membuka usaha bagi

ibunya, dan melanjutkan studi bagi adik perempuannya

adalah hal yang ia harapkan kedepannya dengan

memilih tinggal dan membuka lembaran hidup baru di

Indonesia.

Jumat (6/7), Ny Khadijah memasak beberapa menu

makanan Myanmar untuk diujicobakan kepada staf

LAZNAS Dewan Dakwah. Menu makanan tersebut

meliputi, kari daging, sup udang, salad (acar) dan udang

goreng. Semuanya dimasak sesuai dengan khas

Mynamar. Selain itu, nasi yang disajikan ditambah

dengan jeruk nipis seperti kebiasaan sehari-hari orang

Myanmar.

Hal ini dilakukan oleh Ny Khadijah dan keluarganya

untuk berusaha untuk membuka usaha dan tidak

bergantung dengan pihak manapun. Kehidupan di

Indonesia bagi keluarga pengungsi Rohingya ini

berharap menjadi secercah harapan terang untuk dapat

hidup layak sebagaimana warga negara manapun di

dunia.[] melati, zuhdi

34

Page 38: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

INSPIRASI DAI INSPIRASI DAI

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 37 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

alau Ustadz pergi nanti, siapa yang akan

Kmembina kami?'' Seorang ibu tiba-tiba

bertanya di akhir taklim bersama Ustadz

Nurullah Amin.

''Ya, siapa?'' timpal ibu-ibu dengan nada memelas.

Nurullah Amin tercekat. ''Gugatan'' warga mualaf

Suku Akit Jamaah Mushola Al Hidayah Pulau Mendol itu

membuatnya terbungkam beberapa saat.

Teringatlah da'i alumnus STID M Natsir ini awal

perjalanan tugas dakwahnya.

Pulau Mendol merupakan kecamatan terujung dari

Kabupaten Pelalawan, Riau. Pulau ini sering disebut

Pulau Penyalai atau Pulau Kampar. Secara geografis

dulunya merupakan bagian dari daratan Pulau

Sumatera.

Tanahnya secara keseluruhan merupakan tanah

gambut sehingga jika musim panas membuat mudah

kebakaran hutan. Tanah gambut yang begitu subur

membuat tanaman yang ditanami dengan mudah

hidup, tak heran kalau Pulau Mendol banyak

menghasilkan hasil panen yang melimpah. Hasil kebun

yang menjadi sumber mata pencarian masyarakat.

Tanaman yang ditanami berupa padi, kelapa, sagu,

karet, kopi, jagung, dan tanaman lainnya.

Secara keseluruhan masyarakatnya merupakan

masyarakat Melayu, Kampe, Jawa, Bugis, dan Tionghoa

serta penduduk asli Suku Akit.

Mushola Al-Hidayah bertempat di Desa Teluk, Kec

Kuala Kampar. Di sinilah Nurullah Amin ditempatkan

oleh Dewan Dakwah Provinsi Riau untuk mengabdikan

diri untuk membina masyarakat Akit.

Suku ini awalnya menganut animisme. Ada juga yang

sudah beragama Kristen dan Budha. Penyebaran agama

dipermudah dengan pendekatan basic needs berupa

sembako. Warga Akit rata-rata memang tertinggal

kesejahteraannya dari suku lain, terutama pendatang.

Pernah ada di Mendol rombongan mahasiswa KKN

(Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Riau (Unri)

Pekanbaru. Hampir 2 bulan membersamai warga Akit,

KKN membuat banyak suku asli mendapat hidayah.

Dibangunlah sbeuah mushola yang dinamakan Al

Hidayah sebagai sentra ibadah bersama.

Di mushola inilah mereka belajar ilmu agama,

beribadah, mengaji, serta kegiatan keagamaan lainnya

termasuk mengadakan qurban.

Namun setelah mahasiswa KKN pulang ke kota,

dakwah di Suku Akit Mendol terhenti sampai hampir 5

tahun lamanya. Mushola Al Hidayah pun sepi senyap

karenanya. Sampai kemudian datang Ustadz dari Dewan

Dakwah pada 2018.

Senang sekali warga menerima kehadiran dai. Hal ini

tamka dari kerelaan mereka berbagi rejeki kepada sang

ustadz, walaupun kehidupan mereka sendiri kesusahan.

''Dari merekalah, Saya mendapat pelajaran berharga

bahwa berbagi itu tidak usah menunggu kita cukup atau

kaya dahulu," Ustadz Nurullah terharu.

Alhamdulillah, semenjak ia di sini, tercatat sudah 14

warga suku asli yang memeluk Islam. Baik dari kalangan

anak-anak maupun orang dewasa.

Saat ini kaum mualaf suku asli berjumlah 23 KK.

''InsyaAllah akan terus bertambah,'' yakin Ustadz yang

mengajarkan ilmu agama seperti aqidah maupun

praktik ibadah praktis.

Nurullah juga memberi bekal ketrampilan

pengobatan kepada jamaah. ''Beberapa waktu lalu Saya

memperkenalkan dan mengajarkan praktek

thibunnabawi berupa bekam,'' katanya.

Namun keterbatasan waktu pengabdian, membuat

Ustadz Nurulaah tak mampu berkata-kata menjawab

pertanyaan warga: ‘'Siapa yang akan membina kami

selanjutnya?''

Sambil mempersiapkan penggantinya kelak, LAZNAS

Dewan Dakwah memanggil para pequrban untuk

berbagi kebahagiaan bagi warga Akit ini.

"Melalui qurban, saya ingin mengajarkan makna Hari

Raya Idul Adha dan syariat qurban. Tentu dengan kita

contohkan tatacaranya,'' kata Ustadz.

Menyembelih qurban itu lebih baik dari sedekah

sunnah. Berdasarkan hadits yang membicarakan

keutamaan qurban. Qurban berbeda dengan sedekah

dari berbagai macam sudut pandang. Qurban itu, syiar

yang harus ditampakkan. Demikian penjelasan Imam

Nawawi dalam Kitab al-Majmu' Syarah Muhadzzab, Juz

8/425.

Distribusi daging qurban diutamakan untuk mustahik

terdekat (ahlul-qaryah). Namun Islam juga menganut

prinsip non-teritorial "kaffatan linnas" (Saba': 28),

sehingga para ahlul ilmi berfatwa bolehnya melakukan

intiqâlul-udh'hiyah khârijal-bilâd atau membagikan

hewan qurban keluar wilayah karena alasan syar'i,

seperti daerah bencana alam dan kemanusiaan (Imam

Ar-Rafi'i, Imam An-Nasafi, dan Imam Nawawi dalam Al-

Majmu' Juz 8).

Dermawan yang budiman, sungguh qurban Anda

juga dirindukan oleh Mualaf Suku Dayak di Kembayan

perbatasan RI-Malaysia yang dibina Ustadz Marjoni,

mualaf Suku Ta'a di Touna yang dibina Ustadz Marwin,

mualaf Ta'a Wana di Morowali Utara binaan Ustadz

Riza, mualaf Suku Mentawai yang dibina Ustadz

Agusnadi, dll.[]

Panggilan dari Pulau Mendol

Ustadz Nurollah (kanan) bersama Sekretaris Dewan Dakwah Riau Ustadz Taslim Prawira

Mushola Al Hidayah

36

Page 39: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

INSPIRASI DAI INSPIRASI DAI

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 37 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

alau Ustadz pergi nanti, siapa yang akan

Kmembina kami?'' Seorang ibu tiba-tiba

bertanya di akhir taklim bersama Ustadz

Nurullah Amin.

''Ya, siapa?'' timpal ibu-ibu dengan nada memelas.

Nurullah Amin tercekat. ''Gugatan'' warga mualaf

Suku Akit Jamaah Mushola Al Hidayah Pulau Mendol itu

membuatnya terbungkam beberapa saat.

Teringatlah da'i alumnus STID M Natsir ini awal

perjalanan tugas dakwahnya.

Pulau Mendol merupakan kecamatan terujung dari

Kabupaten Pelalawan, Riau. Pulau ini sering disebut

Pulau Penyalai atau Pulau Kampar. Secara geografis

dulunya merupakan bagian dari daratan Pulau

Sumatera.

Tanahnya secara keseluruhan merupakan tanah

gambut sehingga jika musim panas membuat mudah

kebakaran hutan. Tanah gambut yang begitu subur

membuat tanaman yang ditanami dengan mudah

hidup, tak heran kalau Pulau Mendol banyak

menghasilkan hasil panen yang melimpah. Hasil kebun

yang menjadi sumber mata pencarian masyarakat.

Tanaman yang ditanami berupa padi, kelapa, sagu,

karet, kopi, jagung, dan tanaman lainnya.

Secara keseluruhan masyarakatnya merupakan

masyarakat Melayu, Kampe, Jawa, Bugis, dan Tionghoa

serta penduduk asli Suku Akit.

Mushola Al-Hidayah bertempat di Desa Teluk, Kec

Kuala Kampar. Di sinilah Nurullah Amin ditempatkan

oleh Dewan Dakwah Provinsi Riau untuk mengabdikan

diri untuk membina masyarakat Akit.

Suku ini awalnya menganut animisme. Ada juga yang

sudah beragama Kristen dan Budha. Penyebaran agama

dipermudah dengan pendekatan basic needs berupa

sembako. Warga Akit rata-rata memang tertinggal

kesejahteraannya dari suku lain, terutama pendatang.

Pernah ada di Mendol rombongan mahasiswa KKN

(Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Riau (Unri)

Pekanbaru. Hampir 2 bulan membersamai warga Akit,

KKN membuat banyak suku asli mendapat hidayah.

Dibangunlah sbeuah mushola yang dinamakan Al

Hidayah sebagai sentra ibadah bersama.

Di mushola inilah mereka belajar ilmu agama,

beribadah, mengaji, serta kegiatan keagamaan lainnya

termasuk mengadakan qurban.

Namun setelah mahasiswa KKN pulang ke kota,

dakwah di Suku Akit Mendol terhenti sampai hampir 5

tahun lamanya. Mushola Al Hidayah pun sepi senyap

karenanya. Sampai kemudian datang Ustadz dari Dewan

Dakwah pada 2018.

Senang sekali warga menerima kehadiran dai. Hal ini

tamka dari kerelaan mereka berbagi rejeki kepada sang

ustadz, walaupun kehidupan mereka sendiri kesusahan.

''Dari merekalah, Saya mendapat pelajaran berharga

bahwa berbagi itu tidak usah menunggu kita cukup atau

kaya dahulu," Ustadz Nurullah terharu.

Alhamdulillah, semenjak ia di sini, tercatat sudah 14

warga suku asli yang memeluk Islam. Baik dari kalangan

anak-anak maupun orang dewasa.

Saat ini kaum mualaf suku asli berjumlah 23 KK.

''InsyaAllah akan terus bertambah,'' yakin Ustadz yang

mengajarkan ilmu agama seperti aqidah maupun

praktik ibadah praktis.

Nurullah juga memberi bekal ketrampilan

pengobatan kepada jamaah. ''Beberapa waktu lalu Saya

memperkenalkan dan mengajarkan praktek

thibunnabawi berupa bekam,'' katanya.

Namun keterbatasan waktu pengabdian, membuat

Ustadz Nurulaah tak mampu berkata-kata menjawab

pertanyaan warga: ‘'Siapa yang akan membina kami

selanjutnya?''

Sambil mempersiapkan penggantinya kelak, LAZNAS

Dewan Dakwah memanggil para pequrban untuk

berbagi kebahagiaan bagi warga Akit ini.

"Melalui qurban, saya ingin mengajarkan makna Hari

Raya Idul Adha dan syariat qurban. Tentu dengan kita

contohkan tatacaranya,'' kata Ustadz.

Menyembelih qurban itu lebih baik dari sedekah

sunnah. Berdasarkan hadits yang membicarakan

keutamaan qurban. Qurban berbeda dengan sedekah

dari berbagai macam sudut pandang. Qurban itu, syiar

yang harus ditampakkan. Demikian penjelasan Imam

Nawawi dalam Kitab al-Majmu' Syarah Muhadzzab, Juz

8/425.

Distribusi daging qurban diutamakan untuk mustahik

terdekat (ahlul-qaryah). Namun Islam juga menganut

prinsip non-teritorial "kaffatan linnas" (Saba': 28),

sehingga para ahlul ilmi berfatwa bolehnya melakukan

intiqâlul-udh'hiyah khârijal-bilâd atau membagikan

hewan qurban keluar wilayah karena alasan syar'i,

seperti daerah bencana alam dan kemanusiaan (Imam

Ar-Rafi'i, Imam An-Nasafi, dan Imam Nawawi dalam Al-

Majmu' Juz 8).

Dermawan yang budiman, sungguh qurban Anda

juga dirindukan oleh Mualaf Suku Dayak di Kembayan

perbatasan RI-Malaysia yang dibina Ustadz Marjoni,

mualaf Suku Ta'a di Touna yang dibina Ustadz Marwin,

mualaf Ta'a Wana di Morowali Utara binaan Ustadz

Riza, mualaf Suku Mentawai yang dibina Ustadz

Agusnadi, dll.[]

Panggilan dari Pulau Mendol

Ustadz Nurollah (kanan) bersama Sekretaris Dewan Dakwah Riau Ustadz Taslim Prawira

Mushola Al Hidayah

36

Page 40: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

etelah berproses dalam 13 kali sidang sejak

Ssidang pertama 25 Agustus 2017, Majelis Hakim

Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin, 23 Juli

2018, memutuskan Uji Materi (Judicial Review) yang

diajukan Komunitas Ahmadiyah.

Melalui pembacaan tertulis pertimbangan secara

marathon oleh Ketua Majelis Hakim Anwar Usman,

disambung berturut-turut oleh Hakim Anggota Saldi

Isra, I Dewa Gede Palguna, Wahiduddin Adams dan

Aswanto, Majelis Hakim MK memutuskan menolak

permohonan para pemohon untuk seluruhnya.

Peradilan ini bermula dari ulah Komunitas

Ahmadiyah mengajukan uji materi (Judicial Review)

terhadap UU No. 1/PNPS/1965 tentang penistaan dan

penodaan agama. Komunitas Ahmadiyah memohon

tafsir bersyarat atas UU PNPS tersebut, terutama yang

berkait dengan Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 3.

Dalam belasan kali sidang yang berlangsung,

Komunitas Ahmadiyah telah menghadirkan para saksi

yang mengisahkan masalah diskriminasi yang dialami

para penganutnya, baik berupa tindak kekerasan,

perusakan masjid Ahmadiyah, pengucilan hingga

sulitnya memperoleh identitas kependudukan dan surat

nikah.

Beberapa saksi ahli yang pro-Ahmadiyah, seperti dari

Komnas HAM dan Komnas Perempuan, menyatakan,

diskriminasi terhadap Ahmadiyah terjadi karena adanya

stigmatisasi ajaran Ahmadiyah sebagai ajaran sesat.

Untuk itulah mereka mengajukan permohonan tafsir

bersyarat atas Pasal 1-3 dalam UU No.1/PNPS/1965.

Mereka menginginkan tuduhan Ahmadiyah sebagai

agama sesat, agama menyimpang, menodai Islam dan

sejenisnya – atas pertimbangan HAM - tidak

berlangsung lagi kedepannya.

Dalam perkara besar ini, Dewan Da'wah Islamiyah

Indonesia menjadi Pihak Terkait.

Selama sidang berlangsung, Dewan Da'wah sebagai

Pihak Terkait didampingi oleh tim Kuasa Hukum yang

terdiri dari: Ahmad Leksono SH, Sani Alamsyah SH;

Abdullah Al Katiri SH, Ikhsan Setiawan SH, H Mulyadi

SH, Rubby Cjahyadi SH, Novel SH, Hendra SH, Dedi

Suhardadi SH, dll.

Dewan Da'wah memberi keterangan melalui

sembilan orang ahli yang dihadirkan, termasuk bukti-

bukti dokumentasi sebanyak satu mobil penuh yang

disampaikan kepada Majelis Hakim.

Seluruh upaya tersebut dimaksudkan agar Majelis

Hakim tidak melakukan kesalahan dalam memutuskan

permohonan yang diajukan pihak Pemohon

(Ahmadiyah).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menjadi Pihak

Terkait atas permintaan Dewan Da'wah.

Dalam persidangan, para ahli dan saksi pro-

Ahmadiyah rata-rata menghindari pembahasan

persoalan pokok atau prinsip dalam agama (ushul).

Wakil Ketua Umum Dewan Da'wah, Amlir Syaifa

Yasin MA, mengatakan, “Justru di sinilah persoalannya.

Mereka meminta persamaan hak atas nama HAM.

Mengaku Islam, tetapi tidak taat kepada ajaran yang

dibawa Nabi SAW, bahkan pendirinya (Mirza Ghulam

Ahmad) telah berani mengaku sebagai mujadid, sebagai

nabi sekaligus sebagai Al-Masih al Maw'ud (yang

diturunkan Allah diakhir jaman). Ia berani menyatakan

ummat Islam yang mengakui Nabi Muhammad SAW,

tetapi tidak mengakui dirinya sebagai nabi, dinyatakan

murtad dari Islam.''

Lebih jauh, penganut Ahmadiyah meyakini kitab suci

lain selain Al-Qur'an, yang dinamakan Tadzkirah, yang

isinya di klaim sebagai wahyu-wahyu Allah yang turun

kepada Mirza Ghulam Ahmad melalui mimpi-mimpinya.

“Ini sesat dan menyesatkan,” tandas Ustadz Amlir

Syaifa.

Aliran Ahmadiyah yang didirikan oleh Mirza Ghulam

Ahmad (MGA) tahun 1889 menuai banyak kontroversi

karena pendirinya mengaku sebagai Nabi sedangkan

Islam mengakui Nabi Muhamad SAW adalah Nabi

penutup dan tidak ada lagi nabi setelahnya. Di Pakistan

sendiri, ditempat berdirinya Ahmadiyah, aliran ini

dinyatakan sebagai kelompok minoritas non-Muslim.

Menurut Sekretaris Umum Dewan Da'wah, Avid

Solihin MM, UU No. 1/PNPS/1965 telah sesuai dengan

jiwa dan semangat UUD 1945, sehingga harus

dipertahankan.

UU PNPS memiliki peranan penting sebagai wujud

dari hadirnya negara dalam menata dan melindungi hak

kebebasan masyarakatnya memeluk agama dan untuk

beribadah sesuai ajaran agamanya masing-masing. Avid

Solihin mengatakan bahwa UU PNPS sangat diperlukan

untuk kerukunan umat beragama dan mencegah

penodaan/penistaan agama.

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 39 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

TELAAH TELAAH

MK Tolak Gugatan Ahmadiyah38

Page 41: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

etelah berproses dalam 13 kali sidang sejak

Ssidang pertama 25 Agustus 2017, Majelis Hakim

Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin, 23 Juli

2018, memutuskan Uji Materi (Judicial Review) yang

diajukan Komunitas Ahmadiyah.

Melalui pembacaan tertulis pertimbangan secara

marathon oleh Ketua Majelis Hakim Anwar Usman,

disambung berturut-turut oleh Hakim Anggota Saldi

Isra, I Dewa Gede Palguna, Wahiduddin Adams dan

Aswanto, Majelis Hakim MK memutuskan menolak

permohonan para pemohon untuk seluruhnya.

Peradilan ini bermula dari ulah Komunitas

Ahmadiyah mengajukan uji materi (Judicial Review)

terhadap UU No. 1/PNPS/1965 tentang penistaan dan

penodaan agama. Komunitas Ahmadiyah memohon

tafsir bersyarat atas UU PNPS tersebut, terutama yang

berkait dengan Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 3.

Dalam belasan kali sidang yang berlangsung,

Komunitas Ahmadiyah telah menghadirkan para saksi

yang mengisahkan masalah diskriminasi yang dialami

para penganutnya, baik berupa tindak kekerasan,

perusakan masjid Ahmadiyah, pengucilan hingga

sulitnya memperoleh identitas kependudukan dan surat

nikah.

Beberapa saksi ahli yang pro-Ahmadiyah, seperti dari

Komnas HAM dan Komnas Perempuan, menyatakan,

diskriminasi terhadap Ahmadiyah terjadi karena adanya

stigmatisasi ajaran Ahmadiyah sebagai ajaran sesat.

Untuk itulah mereka mengajukan permohonan tafsir

bersyarat atas Pasal 1-3 dalam UU No.1/PNPS/1965.

Mereka menginginkan tuduhan Ahmadiyah sebagai

agama sesat, agama menyimpang, menodai Islam dan

sejenisnya – atas pertimbangan HAM - tidak

berlangsung lagi kedepannya.

Dalam perkara besar ini, Dewan Da'wah Islamiyah

Indonesia menjadi Pihak Terkait.

Selama sidang berlangsung, Dewan Da'wah sebagai

Pihak Terkait didampingi oleh tim Kuasa Hukum yang

terdiri dari: Ahmad Leksono SH, Sani Alamsyah SH;

Abdullah Al Katiri SH, Ikhsan Setiawan SH, H Mulyadi

SH, Rubby Cjahyadi SH, Novel SH, Hendra SH, Dedi

Suhardadi SH, dll.

Dewan Da'wah memberi keterangan melalui

sembilan orang ahli yang dihadirkan, termasuk bukti-

bukti dokumentasi sebanyak satu mobil penuh yang

disampaikan kepada Majelis Hakim.

Seluruh upaya tersebut dimaksudkan agar Majelis

Hakim tidak melakukan kesalahan dalam memutuskan

permohonan yang diajukan pihak Pemohon

(Ahmadiyah).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menjadi Pihak

Terkait atas permintaan Dewan Da'wah.

Dalam persidangan, para ahli dan saksi pro-

Ahmadiyah rata-rata menghindari pembahasan

persoalan pokok atau prinsip dalam agama (ushul).

Wakil Ketua Umum Dewan Da'wah, Amlir Syaifa

Yasin MA, mengatakan, “Justru di sinilah persoalannya.

Mereka meminta persamaan hak atas nama HAM.

Mengaku Islam, tetapi tidak taat kepada ajaran yang

dibawa Nabi SAW, bahkan pendirinya (Mirza Ghulam

Ahmad) telah berani mengaku sebagai mujadid, sebagai

nabi sekaligus sebagai Al-Masih al Maw'ud (yang

diturunkan Allah diakhir jaman). Ia berani menyatakan

ummat Islam yang mengakui Nabi Muhammad SAW,

tetapi tidak mengakui dirinya sebagai nabi, dinyatakan

murtad dari Islam.''

Lebih jauh, penganut Ahmadiyah meyakini kitab suci

lain selain Al-Qur'an, yang dinamakan Tadzkirah, yang

isinya di klaim sebagai wahyu-wahyu Allah yang turun

kepada Mirza Ghulam Ahmad melalui mimpi-mimpinya.

“Ini sesat dan menyesatkan,” tandas Ustadz Amlir

Syaifa.

Aliran Ahmadiyah yang didirikan oleh Mirza Ghulam

Ahmad (MGA) tahun 1889 menuai banyak kontroversi

karena pendirinya mengaku sebagai Nabi sedangkan

Islam mengakui Nabi Muhamad SAW adalah Nabi

penutup dan tidak ada lagi nabi setelahnya. Di Pakistan

sendiri, ditempat berdirinya Ahmadiyah, aliran ini

dinyatakan sebagai kelompok minoritas non-Muslim.

Menurut Sekretaris Umum Dewan Da'wah, Avid

Solihin MM, UU No. 1/PNPS/1965 telah sesuai dengan

jiwa dan semangat UUD 1945, sehingga harus

dipertahankan.

UU PNPS memiliki peranan penting sebagai wujud

dari hadirnya negara dalam menata dan melindungi hak

kebebasan masyarakatnya memeluk agama dan untuk

beribadah sesuai ajaran agamanya masing-masing. Avid

Solihin mengatakan bahwa UU PNPS sangat diperlukan

untuk kerukunan umat beragama dan mencegah

penodaan/penistaan agama.

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 39 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

TELAAH TELAAH

MK Tolak Gugatan Ahmadiyah38

Page 42: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 41 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

FIQIH

Ketua Umum Dewan Da'wah, Mohammad Siddik MA

sebelumnya mengatakan, “Apapun yang palsu

datangnya belakangan. Agama palsu tidak akan datang

mendahului yang asli. Ajaran Islam yang benar selalu

datang lebih dahulu dibandingkan ajaran yang

mengaku-aku Islam dan menyesatkan.”

Hal senada diucapkan Direktur Lembaga Pengkajian

dan Penelitian Islam (LPPI) HM Amin Djamaluddin yang

juga peneliti aliran sesat.

Kehadiran aliran Ahmadiyah di Indonesia, telah

dinyatakan sesat dan menyesatkan oleh Majelis Fatwa

MUI (2005), dengan isi fatwa:

1. Bahwa Aliran Ahmadiyah berada di luar Islam, sesat

dan menyesatkan, serta orang Islam yang

mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam).

2. Bagi mereka yang terlanjur mengikuti Aliran

Ahmadiyah supaya segera kembali kepada ajaran

Islam yang haq (al-ruju' ila al-haqq), yang sejalan

dengan al-Qur'an dan al-Hadis.

3. Pemerintah berkewajiban untuk melarang

penyebaran faham Ahmadiyah di seluruh Indonesia

dan membekukan organisasi serta menutup semua

tempat kegiatannya.

Fatwa MUI tentang kesesatan Ahmadiyah tahun

2005 adalah bentuk penegasan kembali keputusan

fatwa MUI dalam Munas II Tahun 1980 yang

menetapkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat dan

menyesatkan.

Jauh sebelum itu, beberapa lembaga Islam yang

menyatakan Ahmadiyah sesat adalah “Persis” (1932),

disusul oleh “Tarjih Muhammadiyah” dan “Bahtsul

Masaail NU”.

Fatwa sesatnya Ahmadiyah juga dikeluarkan oleh

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa (Lajnah Daimah)

Saudi Arabia dan Lembaga Ulama Senior Saudi Arabia

dan Mujamma Fiqih yang menginduk kepada Rabithah

Alam Islami dan Mujamma Fiqih Islam yang menginduk

kepada Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan

Mujamma Riset Islam di Al-Azhar.

Di negara tempat beridinya Ahmadiyah sendiri,

Pakistan, sudah difatwakan bahwa Ahmadiyah adalah

kelompok minoritas non-muslim. Hal ini dinyatakan

oleh Parlemen Pakistan. Artinya, Ahmadiyah bukan

Islam.[] Yuddhy/Humas Dewan Da'wah

TELAAH

40

Page 43: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 41 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

FIQIH

Ketua Umum Dewan Da'wah, Mohammad Siddik MA

sebelumnya mengatakan, “Apapun yang palsu

datangnya belakangan. Agama palsu tidak akan datang

mendahului yang asli. Ajaran Islam yang benar selalu

datang lebih dahulu dibandingkan ajaran yang

mengaku-aku Islam dan menyesatkan.”

Hal senada diucapkan Direktur Lembaga Pengkajian

dan Penelitian Islam (LPPI) HM Amin Djamaluddin yang

juga peneliti aliran sesat.

Kehadiran aliran Ahmadiyah di Indonesia, telah

dinyatakan sesat dan menyesatkan oleh Majelis Fatwa

MUI (2005), dengan isi fatwa:

1. Bahwa Aliran Ahmadiyah berada di luar Islam, sesat

dan menyesatkan, serta orang Islam yang

mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam).

2. Bagi mereka yang terlanjur mengikuti Aliran

Ahmadiyah supaya segera kembali kepada ajaran

Islam yang haq (al-ruju' ila al-haqq), yang sejalan

dengan al-Qur'an dan al-Hadis.

3. Pemerintah berkewajiban untuk melarang

penyebaran faham Ahmadiyah di seluruh Indonesia

dan membekukan organisasi serta menutup semua

tempat kegiatannya.

Fatwa MUI tentang kesesatan Ahmadiyah tahun

2005 adalah bentuk penegasan kembali keputusan

fatwa MUI dalam Munas II Tahun 1980 yang

menetapkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat dan

menyesatkan.

Jauh sebelum itu, beberapa lembaga Islam yang

menyatakan Ahmadiyah sesat adalah “Persis” (1932),

disusul oleh “Tarjih Muhammadiyah” dan “Bahtsul

Masaail NU”.

Fatwa sesatnya Ahmadiyah juga dikeluarkan oleh

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa (Lajnah Daimah)

Saudi Arabia dan Lembaga Ulama Senior Saudi Arabia

dan Mujamma Fiqih yang menginduk kepada Rabithah

Alam Islami dan Mujamma Fiqih Islam yang menginduk

kepada Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan

Mujamma Riset Islam di Al-Azhar.

Di negara tempat beridinya Ahmadiyah sendiri,

Pakistan, sudah difatwakan bahwa Ahmadiyah adalah

kelompok minoritas non-muslim. Hal ini dinyatakan

oleh Parlemen Pakistan. Artinya, Ahmadiyah bukan

Islam.[] Yuddhy/Humas Dewan Da'wah

TELAAH

40

Page 44: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

TELAAH TELAAH

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 43 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

Kekhawatiran berbagai pihak tentang masjid

menjadi persemaian paham radikalisme juga

tidak tampak. Hanya 6,98 persen responden

mengaku pernah menemukan materi ceramah yang

berisi ajakan untuk memusuhi agama dan etnis

tertentu. Dan hanya 2,03 persen yang setuju dengan

materi tersebut."

Demikian papar Ketua Departemen Kaderisasi

Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI M Arief Rosyid

Hasan, dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat

(27/7).

Data tersebut didapatkan berdasarkan survei

Departemen Kaderisasi Pemuda PP Dewan Masjid

Indonesia (DMI) bekerjasama dengan Merial Institute.

Survei itu dilakukan terhadap generasi muda Muslim,

berlangsung pada 17-21 Juli 2018. Jumlah responden

sebanyak 888 orang pemuda Islam berusia 16-30 tahun

dan berdomisili di 12 kota besar yakni Jakarta, Depok,

Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya,

Yogyakarta, Semarang, Makassar, Medan, dan

Palembang.

Hasil riset kecil DMI tersebut membantah survei

sebelumnya oleh Perhimpunan Pengembangan

Pesantren dan Masyarakat (P3M). Survei ini

mengatakan, 41 dari 100 masjid pemerintah di Jakarta,

dicap ''radikal''.

Masjid dan Ngaji Kaum Muda Kita

...generasi muda tampak

lebih banyak beribadah di

masjid. Namun mereka

membutuhkan variasi

kegiatan sosial dan ekonomi

di masjid. Mereka berharap

masjid dapat dimanfaatkan

lebih dari sekadar tempat

ibadah salat.

42

Page 45: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

TELAAH TELAAH

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 43 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

Kekhawatiran berbagai pihak tentang masjid

menjadi persemaian paham radikalisme juga

tidak tampak. Hanya 6,98 persen responden

mengaku pernah menemukan materi ceramah yang

berisi ajakan untuk memusuhi agama dan etnis

tertentu. Dan hanya 2,03 persen yang setuju dengan

materi tersebut."

Demikian papar Ketua Departemen Kaderisasi

Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI M Arief Rosyid

Hasan, dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat

(27/7).

Data tersebut didapatkan berdasarkan survei

Departemen Kaderisasi Pemuda PP Dewan Masjid

Indonesia (DMI) bekerjasama dengan Merial Institute.

Survei itu dilakukan terhadap generasi muda Muslim,

berlangsung pada 17-21 Juli 2018. Jumlah responden

sebanyak 888 orang pemuda Islam berusia 16-30 tahun

dan berdomisili di 12 kota besar yakni Jakarta, Depok,

Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya,

Yogyakarta, Semarang, Makassar, Medan, dan

Palembang.

Hasil riset kecil DMI tersebut membantah survei

sebelumnya oleh Perhimpunan Pengembangan

Pesantren dan Masyarakat (P3M). Survei ini

mengatakan, 41 dari 100 masjid pemerintah di Jakarta,

dicap ''radikal''.

Masjid dan Ngaji Kaum Muda Kita

...generasi muda tampak

lebih banyak beribadah di

masjid. Namun mereka

membutuhkan variasi

kegiatan sosial dan ekonomi

di masjid. Mereka berharap

masjid dapat dimanfaatkan

lebih dari sekadar tempat

ibadah salat.

42

Page 46: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

Keseratus masjid tersebut terdiri dari 35 masjid di

Kementerian, 28 masjid di Lembaga Negara dan 37

masjid di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ketua Dewan Pengawas Perhimpunan

Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Agus

Muhammad mengatakan, survei itu dilakukan setiap

salat Jumat dari tanggal 29 September hingga 21

Oktober 2017.

Kemudian, tim survei menganalisis materi khutbah

Jumat yang disampaikan dan hasilnya ada 41 masjid

yang terindikasi radikal.

Survei DMI juga mengatakan, sebanyak 66,4 persen

pemuda Muslim tidak datang beribadah ke masjid

setiap hari. Sementara sisanya, 33,6 persen mengatakan

selalu datang beribadah di masjid setiap hari.

Namun di sisi lain, hanya 33,2 persen responden

yang menganggap bahwa pengelolaan masjid saat ini

telah mewakili aspirasi generasi muda. Mereka merasa

perlu variasi kegiatan dan perbaikan dalam pengelolaan

fasilitas di masjid.

Arief melanjutkan, sebanyak 96 persen responden

menganggap perlu kegiatan pengajian, zikir, tabligh

akbar di masjid. Sedangkan 95 persen responden

menganggap perlu kegiatan pendidikan seperti kursus

dakwah, pelatihan imam, dan pesantren kilat di masjid.

Arief mengatakan, generasi muda tampak lebih

banyak beribadah di masjid. Namun mereka

membutuhkan variasi kegiatan sosial dan ekonomi di

masjid. Mereka berharap masjid dapat dimanfaatkan

lebih dari sekadar tempat ibadah salat.

Sementara itu, sebanyak 73,9 persen responden

membutuhkan kegiatan usaha di masjid baik dalam

bentuk koperasi, minimarket ataupun warung.

Sedangkan 67,3 persen responden merasa perlu

diadakan kegiatan olahraga dan kebugaran di masjid.

Sebelumnya, riset kecil oleh tirto.id (Dinda

Purnamasari - 14 Desember 2017), menyebutkan, anak

SMA lebih sering mengikuti kegiatan agama ketimbang

mahasiswa. Riset ini mengambil sampling pelajar dan

mahasiswa Jakarta.

Baik pada anak SMA negeri atau mahasiswa di

kampus negeri di Jakarta ditemukan dua pola utama

dalam frekuensi mengikuti kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Anak SMA mayoritas

mengikuti kegiatan “setiap hari”. Sebanyak 37,11 persen

responden menyatakan soal frekuensi itu. Sementara

sebagian besar anak SMA lainnya cukup mengikuti “satu

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 45 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

TELAAH TELAAH

kali dalam seminggu” (27,04%).

Berbeda dengan anak SMA, mayoritas mahasiswa

terlihat lebih jarang mengikuti kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Mayoritas anak kuliah

mengikuti “satu kali dalam seminggu” (35,14%) kegiatan

keagamaan itu. Sementara sebagian yang lain mengikuti

secara “tidak tentu/saat ada acara-acara besar”

(23,65%).

Perubahan pola partisipasi tersebut menunjukkan

jenjang pendidikan yang lebih tinggi semakin berkaitan

dengan turunnya frekuensi. Anak SMA masih cenderung

normatif yakni mengikuti kegiatan komunitas/organisasi

keagamaan saban hari. Sementara itu, anak kuliah

cenderung lebih fleksibel dalam tingkat kehadiran di

komunitas/organisasi keagamaan.

Anak SMA mayoritas beralasan bahwa mereka

mengikuti kegiatan karena kebutuhan “memperdalam

soal Agama”. Sebanyak 45,28 persen responden

menyatakan kebutuhan pendalaman agama itu.

Sebagian yang lain bersuara kegiatan yang mereka ikuti

sebagai “kewajiban” (33,33%).

Sementara mahasiswa memperlihatkan aspek yang

lebih meluas terkait alasan mengikuti kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Mayoritas

menyatakan mereka mengikuti kegiatan tersebut untuk

“bersosialisasi” (36,48%). Artinya, kegiatan yang mereka

ikuti itu, pada aspek pertamanya, merupakan bagian

dari aktivitas sosial, atau sarana kebutuhan sosial.

Terkadang wadah komunitas/organisasi keagamaan

ini juga mampu mempertemukan antarmereka yang

berbeda pulau dan asal rumah. Pentingnya sosialisasi itu

sebagai sarana lain untuk merasakan perasaan satu

keluarga. Umumnya pertemanan model teman sesama

agama dianggap membantu menyalurkan perasaan dan

situasi itu.

Sementara alasan kedua bagi para responden

mahasiswa mengikuti kegiatan komunitas/organisasi

keagamaan adalah soal “organisasi” (29,56%).

Perkembangan usia yang lebih tinggi mendorong

kebutuhan belajar berorganisasi sebagai kebutuhan

penting. Cukup dengan latar belakang agama, seorang

anak kuliah dapat bergabung dengan

komunitas/organisasi keagamaan di lingkungan

kampus.

Tentang materi utama yang dianggap paling

menarik, semua responden yang beragama Islam,

Kristen dan Buddha, menyebut “memperdalam agama”

menjadi materi utama yang dianggap paling menarik

44

Page 47: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

Keseratus masjid tersebut terdiri dari 35 masjid di

Kementerian, 28 masjid di Lembaga Negara dan 37

masjid di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ketua Dewan Pengawas Perhimpunan

Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Agus

Muhammad mengatakan, survei itu dilakukan setiap

salat Jumat dari tanggal 29 September hingga 21

Oktober 2017.

Kemudian, tim survei menganalisis materi khutbah

Jumat yang disampaikan dan hasilnya ada 41 masjid

yang terindikasi radikal.

Survei DMI juga mengatakan, sebanyak 66,4 persen

pemuda Muslim tidak datang beribadah ke masjid

setiap hari. Sementara sisanya, 33,6 persen mengatakan

selalu datang beribadah di masjid setiap hari.

Namun di sisi lain, hanya 33,2 persen responden

yang menganggap bahwa pengelolaan masjid saat ini

telah mewakili aspirasi generasi muda. Mereka merasa

perlu variasi kegiatan dan perbaikan dalam pengelolaan

fasilitas di masjid.

Arief melanjutkan, sebanyak 96 persen responden

menganggap perlu kegiatan pengajian, zikir, tabligh

akbar di masjid. Sedangkan 95 persen responden

menganggap perlu kegiatan pendidikan seperti kursus

dakwah, pelatihan imam, dan pesantren kilat di masjid.

Arief mengatakan, generasi muda tampak lebih

banyak beribadah di masjid. Namun mereka

membutuhkan variasi kegiatan sosial dan ekonomi di

masjid. Mereka berharap masjid dapat dimanfaatkan

lebih dari sekadar tempat ibadah salat.

Sementara itu, sebanyak 73,9 persen responden

membutuhkan kegiatan usaha di masjid baik dalam

bentuk koperasi, minimarket ataupun warung.

Sedangkan 67,3 persen responden merasa perlu

diadakan kegiatan olahraga dan kebugaran di masjid.

Sebelumnya, riset kecil oleh tirto.id (Dinda

Purnamasari - 14 Desember 2017), menyebutkan, anak

SMA lebih sering mengikuti kegiatan agama ketimbang

mahasiswa. Riset ini mengambil sampling pelajar dan

mahasiswa Jakarta.

Baik pada anak SMA negeri atau mahasiswa di

kampus negeri di Jakarta ditemukan dua pola utama

dalam frekuensi mengikuti kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Anak SMA mayoritas

mengikuti kegiatan “setiap hari”. Sebanyak 37,11 persen

responden menyatakan soal frekuensi itu. Sementara

sebagian besar anak SMA lainnya cukup mengikuti “satu

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 45 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

TELAAH TELAAH

kali dalam seminggu” (27,04%).

Berbeda dengan anak SMA, mayoritas mahasiswa

terlihat lebih jarang mengikuti kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Mayoritas anak kuliah

mengikuti “satu kali dalam seminggu” (35,14%) kegiatan

keagamaan itu. Sementara sebagian yang lain mengikuti

secara “tidak tentu/saat ada acara-acara besar”

(23,65%).

Perubahan pola partisipasi tersebut menunjukkan

jenjang pendidikan yang lebih tinggi semakin berkaitan

dengan turunnya frekuensi. Anak SMA masih cenderung

normatif yakni mengikuti kegiatan komunitas/organisasi

keagamaan saban hari. Sementara itu, anak kuliah

cenderung lebih fleksibel dalam tingkat kehadiran di

komunitas/organisasi keagamaan.

Anak SMA mayoritas beralasan bahwa mereka

mengikuti kegiatan karena kebutuhan “memperdalam

soal Agama”. Sebanyak 45,28 persen responden

menyatakan kebutuhan pendalaman agama itu.

Sebagian yang lain bersuara kegiatan yang mereka ikuti

sebagai “kewajiban” (33,33%).

Sementara mahasiswa memperlihatkan aspek yang

lebih meluas terkait alasan mengikuti kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Mayoritas

menyatakan mereka mengikuti kegiatan tersebut untuk

“bersosialisasi” (36,48%). Artinya, kegiatan yang mereka

ikuti itu, pada aspek pertamanya, merupakan bagian

dari aktivitas sosial, atau sarana kebutuhan sosial.

Terkadang wadah komunitas/organisasi keagamaan

ini juga mampu mempertemukan antarmereka yang

berbeda pulau dan asal rumah. Pentingnya sosialisasi itu

sebagai sarana lain untuk merasakan perasaan satu

keluarga. Umumnya pertemanan model teman sesama

agama dianggap membantu menyalurkan perasaan dan

situasi itu.

Sementara alasan kedua bagi para responden

mahasiswa mengikuti kegiatan komunitas/organisasi

keagamaan adalah soal “organisasi” (29,56%).

Perkembangan usia yang lebih tinggi mendorong

kebutuhan belajar berorganisasi sebagai kebutuhan

penting. Cukup dengan latar belakang agama, seorang

anak kuliah dapat bergabung dengan

komunitas/organisasi keagamaan di lingkungan

kampus.

Tentang materi utama yang dianggap paling

menarik, semua responden yang beragama Islam,

Kristen dan Buddha, menyebut “memperdalam agama”

menjadi materi utama yang dianggap paling menarik

44

Page 48: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 47 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

TELAAH TELAAH

Buddha, materi menarik kedua terbanyak adalah

“sharing”. Sebanyak 17,74 persen responden Katolik dan

16,7 persen responden Buddha mengungkapkan hal itu.

Kegiatan “sharing” yang dimaksud oleh responden

Katolik dan Buddha kegiatan yang umumnya dilakukan

dengan berkumpul bersama, saling berbagai cerita

tentang berbagai hal. Umumnya kegiatan “sharing”

terkait pengalaman sehari-hari.

Materi kajian “kitab suci” menjadi materi kedua

terbanyak bagi responden beragama Kristen. Sebanyak

27,69 persen responden menyatakan hal itu. Sedangkan

bagi responden yang beragama Hindu, materi “praktik

agama” menjadi materi menarik kedua yang diminati

dengan 30,19 persen suara responden.

Bagi siswa SMA, “pengurus komunitas/organisasi

keagamaan” (61,64%) adalah sosok utama yang sering

memberikan materi keagamaan. Kegiatan anak SMA

dengan demikian cenderung berskala kecil dan terbatas

pada lingkungan komunitas/organisasi itu. Dalam artian

lain, “dari mereka untuk mereka sendiri”.

Selain peran pengurus, sosok kedua yang kerap

menjadi pemateri bagi responden SMA soal kegiatan

keagamaan adalah “guru dari internal sekolah”

(25,79%). Hal ini wajar karena, umumnya, anak SMA

masih bergantung sepenuhnya dalam pengawasan

guru, baik dalam soal pelajaran atau kegiatan lainnya.

Sementara mahasiswa cenderung dapat

mengakomodasi keterbukaan dalam kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Hal ini terlihat dari

besarnya peran “alumni” dalam kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Sebanyak 48,43

persen responden mahasiswa menyebut alumni sebagai

sumber utama yang memberi materi keagamaan.

Selain itu, anak kuliah juga terlihat membuka diri

dengan “pemuka agama dari luar kampus” (38,99%)

untuk soal kegiatan komunitas/organisasi keagamaan.

Hal ini dikarenakan tempat pendidikan mereka

berkategori negeri (bukan pendidikan agama) maka

penerimaan ke pemuka agama dari luar kampus

cenderung luas diterima.[]

selama berkegiatan dalam organisasi/komunitas

keagamaan. Sebanyak 59,02 persen responden

beragama Islam mengungkapkan hal itu. Begitu juga

38,46 persen responden beragama Kristen dan 60,61

persen responden beragama Buddha.

Materi “memperdalam agama” berbeda-beda untuk

masing-masing agama. Untuk responden Islam, materi

pendalaman agama yang disukai seperti “bagaimana

menjadi seorang muslim yang baik”; “memperdalam

soal sunnah ataupun hadist”; “akhlak”; “amal dan

ibadah”, dsb. Sementara responden beragama Kristen

mengungkapkan tertarik dengan “materi tentang

melayani”; “tentang kasih dan kerendahan hati”;

“pertumbuhan iman”; “panggilan hidup” hingga ke

materi “remaja dalam kehidupan masa kini”. Untuk

responden beragama Buddha, banyak yang tertarik

dengan “materi tentang karma”; “materi tentang

kebajikan”; “kebahagiaan” hingga ke “materi tentang

darma”.

Sementara responden Katolik dan Hindu lebih

tertarik pada materi “ibadah”. Sebanyak 45,16 persen

responden beragama Katolik menyatakan hal itu.

Selanjutnya 32,08 persen responden beragama Hindu

mengutarakan hal serupa. Sedangkan responden

Katolik banyak tertarik dengan momen “Persekutuan

Jumat”, yakni momen anak-anak Katolik berkumpul

bersama untuk beribadah. Kegiatan ibadah ini pula

yang dianggap paling menarik oleh responden

beragama Hindu dalam mengikuti kegiatan organisasi

keagamaan. Kegiatan keagamaan mereka yang paling

dasar adalah beribadah bersama atau sembahyang ke

pura terdekat.

Untuk responden Islam, materi “sejarah/pemikiran”

menjadi materi berikutnya yang dianggap menarik —

kedua terbanyak. Sebanyak 49,18 persen responden

menyatakan hal itu. Materi “sejarah/pemikiran” yang

dianggap menarik oleh responden Islam terkait materi

seperti “sejarah peradaban Islam” hingga ke “kajian

strategis” ataupun “kajian politis”.

Sementara bagi responden beragama Katolik dan

46

Page 49: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 47 MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

TELAAH TELAAH

Buddha, materi menarik kedua terbanyak adalah

“sharing”. Sebanyak 17,74 persen responden Katolik dan

16,7 persen responden Buddha mengungkapkan hal itu.

Kegiatan “sharing” yang dimaksud oleh responden

Katolik dan Buddha kegiatan yang umumnya dilakukan

dengan berkumpul bersama, saling berbagai cerita

tentang berbagai hal. Umumnya kegiatan “sharing”

terkait pengalaman sehari-hari.

Materi kajian “kitab suci” menjadi materi kedua

terbanyak bagi responden beragama Kristen. Sebanyak

27,69 persen responden menyatakan hal itu. Sedangkan

bagi responden yang beragama Hindu, materi “praktik

agama” menjadi materi menarik kedua yang diminati

dengan 30,19 persen suara responden.

Bagi siswa SMA, “pengurus komunitas/organisasi

keagamaan” (61,64%) adalah sosok utama yang sering

memberikan materi keagamaan. Kegiatan anak SMA

dengan demikian cenderung berskala kecil dan terbatas

pada lingkungan komunitas/organisasi itu. Dalam artian

lain, “dari mereka untuk mereka sendiri”.

Selain peran pengurus, sosok kedua yang kerap

menjadi pemateri bagi responden SMA soal kegiatan

keagamaan adalah “guru dari internal sekolah”

(25,79%). Hal ini wajar karena, umumnya, anak SMA

masih bergantung sepenuhnya dalam pengawasan

guru, baik dalam soal pelajaran atau kegiatan lainnya.

Sementara mahasiswa cenderung dapat

mengakomodasi keterbukaan dalam kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Hal ini terlihat dari

besarnya peran “alumni” dalam kegiatan

komunitas/organisasi keagamaan. Sebanyak 48,43

persen responden mahasiswa menyebut alumni sebagai

sumber utama yang memberi materi keagamaan.

Selain itu, anak kuliah juga terlihat membuka diri

dengan “pemuka agama dari luar kampus” (38,99%)

untuk soal kegiatan komunitas/organisasi keagamaan.

Hal ini dikarenakan tempat pendidikan mereka

berkategori negeri (bukan pendidikan agama) maka

penerimaan ke pemuka agama dari luar kampus

cenderung luas diterima.[]

selama berkegiatan dalam organisasi/komunitas

keagamaan. Sebanyak 59,02 persen responden

beragama Islam mengungkapkan hal itu. Begitu juga

38,46 persen responden beragama Kristen dan 60,61

persen responden beragama Buddha.

Materi “memperdalam agama” berbeda-beda untuk

masing-masing agama. Untuk responden Islam, materi

pendalaman agama yang disukai seperti “bagaimana

menjadi seorang muslim yang baik”; “memperdalam

soal sunnah ataupun hadist”; “akhlak”; “amal dan

ibadah”, dsb. Sementara responden beragama Kristen

mengungkapkan tertarik dengan “materi tentang

melayani”; “tentang kasih dan kerendahan hati”;

“pertumbuhan iman”; “panggilan hidup” hingga ke

materi “remaja dalam kehidupan masa kini”. Untuk

responden beragama Buddha, banyak yang tertarik

dengan “materi tentang karma”; “materi tentang

kebajikan”; “kebahagiaan” hingga ke “materi tentang

darma”.

Sementara responden Katolik dan Hindu lebih

tertarik pada materi “ibadah”. Sebanyak 45,16 persen

responden beragama Katolik menyatakan hal itu.

Selanjutnya 32,08 persen responden beragama Hindu

mengutarakan hal serupa. Sedangkan responden

Katolik banyak tertarik dengan momen “Persekutuan

Jumat”, yakni momen anak-anak Katolik berkumpul

bersama untuk beribadah. Kegiatan ibadah ini pula

yang dianggap paling menarik oleh responden

beragama Hindu dalam mengikuti kegiatan organisasi

keagamaan. Kegiatan keagamaan mereka yang paling

dasar adalah beribadah bersama atau sembahyang ke

pura terdekat.

Untuk responden Islam, materi “sejarah/pemikiran”

menjadi materi berikutnya yang dianggap menarik —

kedua terbanyak. Sebanyak 49,18 persen responden

menyatakan hal itu. Materi “sejarah/pemikiran” yang

dianggap menarik oleh responden Islam terkait materi

seperti “sejarah peradaban Islam” hingga ke “kajian

strategis” ataupun “kajian politis”.

Sementara bagi responden beragama Katolik dan

46

Page 50: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

Semarak Qurbandi PedalamanQurban anda jadi sajian SEMARAK makan bersama

Page 51: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

Semarak Qurbandi PedalamanQurban anda jadi sajian SEMARAK makan bersama

Page 52: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 51 MAN TAZAKKA

Memorial Lecture Jejak Pemikiran dan Perjuangan

Mohammad Natsir

Oleh: M. Fuad NasarDirektur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI

PAK NATSIRPAK NATSIR

Negarawan Berakhlak Mulia

Natsir adalah pemimpin yang

jujur dan negarawan berakhlak

mulia. Ia tidak memelihara rasa

benci sekalipun terhadap lawan-

lawan politiknya. Terhadap D.N.

Aidit (pimpinan PKI) misalnya,

Natsir berdebat secara tajam di

ruang sidang parlemen di lapangan

banteng, tapi keduanya bisa

berbicara seperti biasa sambil

minum kopi di kantin parlemen.

Perbedaan ideologi dan

pertentangan politik setajam apa

pun bukan berarti permusuhan

pribadi. Demikian pula hubungan

antara Natsir dengan Bung Karno,

mereka tidak menyimpan dendam

pribadi. Natsir tidak melupakan

segala kebaikan Soekarno. Yang

ditentang dan ditolak oleh Natsir

dan kawan-kawannya dari kalangan

Masyumi adalah kebijakan

Soekarno, bukan pribadi Bung

Karno.

Dalam buku Bung Karno Dalam

Kenangan (disusun oleh Solichin

Salam, 1981) Natsir memberi

testimoni tentang Proklamator

Kemerdekaan dan Presiden RI

Pertama Soekarno, “Saya ingin

menegaskan lagi di sini, bahwa

sebagai pribadi dalam segala

perbedaan atau pertentangan

pendapat tidak pernah saya

maupun Bung Karno menaruh rasa

dendam satu sama lain. Mudah-

mudahan sikap jiwa (mental

attitude) yang demikian ini dapat

dihidupkan kembali dalam rangka

pembinaan bangsa di kalangan

generasi penerus.” tulisnya.

Natsir sempat membantu

pemerintah Orde Baru dalam

pemulihan hubungan diplomatik

dengan Malaysia pasca konfrontasi

“Ganyang Malaysia” di era Orde

Lama. Satu hal yang mengesankan,

dari balik jeruji besi Rumah

Tahanan Negara Jln. Keagungan 62

Jakarta, Natsir menerima utusan

pimpinan Kostrad yang meminta

bantuannya dalam upaya

menjembatani normalisasi

hubungan diplomatik dengan

Malaysia. Waktu itu, Perdana

Menteri Tengku Abdul Rahman

meninggalkan Kuala Lumpur satu

hari sebelum delegasi Indonesia

yaitu Ali Moertopo dan Benny

Moerdani datang. Beliau mengelak

dan tidak mau menerima utusan

Indonesia. Natsir kemudian menulis

surat, “Ini ada niat dari Pemeritah

Indonesia untuk memperbaiki

hubungan antara Indonesia dan

Malaysia. Mudah-mudahan Tengku

bisa menerima.” Segera setelah

Tengku Abdul Rahman membaca

surat Natsir, ia bilang kepada

sekretaris pribadinya, “Datanglah

mereka besok ke tempat saya.”

Padahal sebelumnya Bapak

Malaysia itu tidak berniat untuk

menerima utusan pemerintah

Indonesia. Secarik memo pribadi

Natsir itulah yang mengakhiri

konfrontasi Indonesia dan Malaysia.

Pembebasan Natsir dari tahanan

politik lama setelah itu tidak ada

kaitannya dengan peristiwa

tersebut.

Satu hari Ekki Sjahruddin di

masa Orde Baru datang menemui

Natsir di rumahnya menyampaikan

pesan Ali Moertopo agar Natsir

berkenan menjajaki kemungkinan

Indonesia mendapatkan kredit atau

investasi dari negara-negara Arab.

Natsir mengatakan bahwa ia

bersedia tanpa perlu dibiayai sebab

memang akan berangkat juga

menghadiri kongres internasional.

Natsir hanya meminta sebelum

berangkat dipertemukan dengan

Presiden Soeharto, tidak usah lama,

cukup agak tiga menit, supaya kalau

ia berbicara di sana akan lebih

dihargai sebagai pembawa pesan

dari Kepala Negara. Akan tetapi

sampai waktu Natsir harus

berangkat tidak ada kabar lebih

lanjut. Meski demikian Natsir tetap

mencoba melobi pemerintah

Kuwait. Natsir menulis surat pribadi

kepada pejabat pemerintah Kuwait

yang antara lain isinya, mengapa

Kuwait menanamkan investasi

hanya di Eropah yang

menguntungkan Yahudi. Mengapa

Kuwait tidak menanamkan investasi

di Indonesia?

Tidak lama setelah Natsir pulang

ke tanah air, Ali Moertopo datang

menemuinya sekedar mengabarkan

bahwa sudah berhasil dan Kuwait

setuju menanam modalnya di

Indonesia. Sumbangan pemikiran

dan perjuangan Natsir untuk

kemaslahatan bangsa dan negara

yang dicintainya tidak hanya pada

waktu memangku jabatan

kenegaraan, tetapi kapan dan di

mana saja.

Jangan Berhenti Tangan

Mendayung

Natsir adalah pejuang yang

ikhlas, pejuang yang tidak penat

memandu umat. Menurut istilah

yang beliau kemukakan, “Jangan

berhenti tangan mendayung, nanti

arus membawa hanyut…” ungkap

beliau dalam bahasa kiasan.

“Akhlak adalah tiang dakwah.” tulis

Natsir dalam buku Fiqhud Da'wah.

Pembubaran partai Masyumi

oleh rezim Orde Lama dan

penolakan rehabilitasi Masyumi di

masa Orde Baru tidak

menghentikan langkah Natsir untuk

terus berbuat membela

kepentingan umat dan bangsa.

“Dulu berdakwah lewat politik,

sekarang berpolitik melalui

dakwah”, ujar beliau kepada

wartawan majalah Tempo yang

mewawancarainya tahun 1989.

Pada tanggal 26 Februari 1967

Mohammad Natsir bersama

sahabat-sahabatnya yang secita-cita

dan seorientasi, mendirikan Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Dewan Dakwah lahir dan berkantor

pertama kali di Masjid Al-

Munawarah, Kampung Bali Tanah

Abang Jakarta Pusat, selanjutnya di

Jln. Kramat Raya No 45 Jakarta

Pusat.

Sejak awal kehadirannya Dewan

Dakwah telah membina hubungan

baik dengan berbagai lembaga

Islam di dalam dan luar negeri.

Natsir mengemban amanah sebagai

Ketua Umum Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia sampai wafat,

di samping sebagai Wakil Presiden

Muktamar Alam Islami dan Anggota

Majelis Ta'sisi Rabithah Alam Islami.

Dewan Dakwah membentuk

perwakilan di semua wilayah

provinsi di Indonesia. Dewan

Dakwah bergerak membangun

masyarakat di kota-kota dan

pedalaman terpencil. ”Saya merasa

bahwa DDII tidak lebih rendah

daripada politik. Politik tanpa

dakwah hancur. Lebih dari itu, saya

tidak bisa mengambil sikap diam.”

tutur Natsir dalam buku Senarai

Kiprah Sejarah.

Natsir dalam berbagai

kesempatan sering mengatakan,

“Tiap-tiap kita adalah da'i

pengemban tugas dakwah. Tukang

becak yang muslim, mempunyai

tugas dakwah, ialah menjemput dan

mengantar pulang ustadz dalam

satu pelaksanaan dakwah. Saudara

merbot masjid mungkin buta huruf,

tidak bisa membaca dan menulis.

Tetapi, tugas membersihkan masjid,

mengurus air di masjid, menjaga

keamanan sandal, adalah termasuk

pelaksanaan dakwah. Dengan tugas

itu, merbot menjadi da'i. Yang jadi

pejabat atau pegawai, dia adalah

da'i. Karena dengan kedudukannya,

pelaksanaan dakwah dapat berjalan

lancar. Yang kaya, yang mendapat

kekayaan dari Allah Swt, mungkin

tidak bisa naik mimbar, tetapi

- Bagian 2 (habis)-

50

Page 53: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 51 MAN TAZAKKA

Memorial Lecture Jejak Pemikiran dan Perjuangan

Mohammad Natsir

Oleh: M. Fuad NasarDirektur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI

PAK NATSIRPAK NATSIR

Negarawan Berakhlak Mulia

Natsir adalah pemimpin yang

jujur dan negarawan berakhlak

mulia. Ia tidak memelihara rasa

benci sekalipun terhadap lawan-

lawan politiknya. Terhadap D.N.

Aidit (pimpinan PKI) misalnya,

Natsir berdebat secara tajam di

ruang sidang parlemen di lapangan

banteng, tapi keduanya bisa

berbicara seperti biasa sambil

minum kopi di kantin parlemen.

Perbedaan ideologi dan

pertentangan politik setajam apa

pun bukan berarti permusuhan

pribadi. Demikian pula hubungan

antara Natsir dengan Bung Karno,

mereka tidak menyimpan dendam

pribadi. Natsir tidak melupakan

segala kebaikan Soekarno. Yang

ditentang dan ditolak oleh Natsir

dan kawan-kawannya dari kalangan

Masyumi adalah kebijakan

Soekarno, bukan pribadi Bung

Karno.

Dalam buku Bung Karno Dalam

Kenangan (disusun oleh Solichin

Salam, 1981) Natsir memberi

testimoni tentang Proklamator

Kemerdekaan dan Presiden RI

Pertama Soekarno, “Saya ingin

menegaskan lagi di sini, bahwa

sebagai pribadi dalam segala

perbedaan atau pertentangan

pendapat tidak pernah saya

maupun Bung Karno menaruh rasa

dendam satu sama lain. Mudah-

mudahan sikap jiwa (mental

attitude) yang demikian ini dapat

dihidupkan kembali dalam rangka

pembinaan bangsa di kalangan

generasi penerus.” tulisnya.

Natsir sempat membantu

pemerintah Orde Baru dalam

pemulihan hubungan diplomatik

dengan Malaysia pasca konfrontasi

“Ganyang Malaysia” di era Orde

Lama. Satu hal yang mengesankan,

dari balik jeruji besi Rumah

Tahanan Negara Jln. Keagungan 62

Jakarta, Natsir menerima utusan

pimpinan Kostrad yang meminta

bantuannya dalam upaya

menjembatani normalisasi

hubungan diplomatik dengan

Malaysia. Waktu itu, Perdana

Menteri Tengku Abdul Rahman

meninggalkan Kuala Lumpur satu

hari sebelum delegasi Indonesia

yaitu Ali Moertopo dan Benny

Moerdani datang. Beliau mengelak

dan tidak mau menerima utusan

Indonesia. Natsir kemudian menulis

surat, “Ini ada niat dari Pemeritah

Indonesia untuk memperbaiki

hubungan antara Indonesia dan

Malaysia. Mudah-mudahan Tengku

bisa menerima.” Segera setelah

Tengku Abdul Rahman membaca

surat Natsir, ia bilang kepada

sekretaris pribadinya, “Datanglah

mereka besok ke tempat saya.”

Padahal sebelumnya Bapak

Malaysia itu tidak berniat untuk

menerima utusan pemerintah

Indonesia. Secarik memo pribadi

Natsir itulah yang mengakhiri

konfrontasi Indonesia dan Malaysia.

Pembebasan Natsir dari tahanan

politik lama setelah itu tidak ada

kaitannya dengan peristiwa

tersebut.

Satu hari Ekki Sjahruddin di

masa Orde Baru datang menemui

Natsir di rumahnya menyampaikan

pesan Ali Moertopo agar Natsir

berkenan menjajaki kemungkinan

Indonesia mendapatkan kredit atau

investasi dari negara-negara Arab.

Natsir mengatakan bahwa ia

bersedia tanpa perlu dibiayai sebab

memang akan berangkat juga

menghadiri kongres internasional.

Natsir hanya meminta sebelum

berangkat dipertemukan dengan

Presiden Soeharto, tidak usah lama,

cukup agak tiga menit, supaya kalau

ia berbicara di sana akan lebih

dihargai sebagai pembawa pesan

dari Kepala Negara. Akan tetapi

sampai waktu Natsir harus

berangkat tidak ada kabar lebih

lanjut. Meski demikian Natsir tetap

mencoba melobi pemerintah

Kuwait. Natsir menulis surat pribadi

kepada pejabat pemerintah Kuwait

yang antara lain isinya, mengapa

Kuwait menanamkan investasi

hanya di Eropah yang

menguntungkan Yahudi. Mengapa

Kuwait tidak menanamkan investasi

di Indonesia?

Tidak lama setelah Natsir pulang

ke tanah air, Ali Moertopo datang

menemuinya sekedar mengabarkan

bahwa sudah berhasil dan Kuwait

setuju menanam modalnya di

Indonesia. Sumbangan pemikiran

dan perjuangan Natsir untuk

kemaslahatan bangsa dan negara

yang dicintainya tidak hanya pada

waktu memangku jabatan

kenegaraan, tetapi kapan dan di

mana saja.

Jangan Berhenti Tangan

Mendayung

Natsir adalah pejuang yang

ikhlas, pejuang yang tidak penat

memandu umat. Menurut istilah

yang beliau kemukakan, “Jangan

berhenti tangan mendayung, nanti

arus membawa hanyut…” ungkap

beliau dalam bahasa kiasan.

“Akhlak adalah tiang dakwah.” tulis

Natsir dalam buku Fiqhud Da'wah.

Pembubaran partai Masyumi

oleh rezim Orde Lama dan

penolakan rehabilitasi Masyumi di

masa Orde Baru tidak

menghentikan langkah Natsir untuk

terus berbuat membela

kepentingan umat dan bangsa.

“Dulu berdakwah lewat politik,

sekarang berpolitik melalui

dakwah”, ujar beliau kepada

wartawan majalah Tempo yang

mewawancarainya tahun 1989.

Pada tanggal 26 Februari 1967

Mohammad Natsir bersama

sahabat-sahabatnya yang secita-cita

dan seorientasi, mendirikan Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Dewan Dakwah lahir dan berkantor

pertama kali di Masjid Al-

Munawarah, Kampung Bali Tanah

Abang Jakarta Pusat, selanjutnya di

Jln. Kramat Raya No 45 Jakarta

Pusat.

Sejak awal kehadirannya Dewan

Dakwah telah membina hubungan

baik dengan berbagai lembaga

Islam di dalam dan luar negeri.

Natsir mengemban amanah sebagai

Ketua Umum Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia sampai wafat,

di samping sebagai Wakil Presiden

Muktamar Alam Islami dan Anggota

Majelis Ta'sisi Rabithah Alam Islami.

Dewan Dakwah membentuk

perwakilan di semua wilayah

provinsi di Indonesia. Dewan

Dakwah bergerak membangun

masyarakat di kota-kota dan

pedalaman terpencil. ”Saya merasa

bahwa DDII tidak lebih rendah

daripada politik. Politik tanpa

dakwah hancur. Lebih dari itu, saya

tidak bisa mengambil sikap diam.”

tutur Natsir dalam buku Senarai

Kiprah Sejarah.

Natsir dalam berbagai

kesempatan sering mengatakan,

“Tiap-tiap kita adalah da'i

pengemban tugas dakwah. Tukang

becak yang muslim, mempunyai

tugas dakwah, ialah menjemput dan

mengantar pulang ustadz dalam

satu pelaksanaan dakwah. Saudara

merbot masjid mungkin buta huruf,

tidak bisa membaca dan menulis.

Tetapi, tugas membersihkan masjid,

mengurus air di masjid, menjaga

keamanan sandal, adalah termasuk

pelaksanaan dakwah. Dengan tugas

itu, merbot menjadi da'i. Yang jadi

pejabat atau pegawai, dia adalah

da'i. Karena dengan kedudukannya,

pelaksanaan dakwah dapat berjalan

lancar. Yang kaya, yang mendapat

kekayaan dari Allah Swt, mungkin

tidak bisa naik mimbar, tetapi

- Bagian 2 (habis)-

50

Page 54: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

52 EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 53 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

niscaya akan melahirkan ekses yang

serius.

Mengenai sekularisme, satu

ungkapan yang menarik dilontarkan

Natsir dalam kertas kerjanya pada

seminar internasional bertema ”The

Message of Islam to the Modern

Man” di Lahore Pakistan tahun

1976, ”Tidak semua yang modern

itu harus sekuler, dan tidak semua

yang sekuler itu sudah modern.

Seorang Muslim tidak usah menjadi

sekuler dulu, makanya bisa menjadi

modern.” ujarnya.

Natsir sampai hari tuanya selalu

mengikuti perkembangan politik

nasional dan internasional. “Orang

yang buta politik, akan dimakan

oleh politik.” kata beliau. Sekitar

tahun 1985 Natsir sebagai warga

negara mengemukakan pandangan

tertulis menanggapi Paket

Rancangan Undang-Undang Politik

(RUU Politik) yang diajukan

pemerintah ke DPR. Kelima Paket

RUU meliputi RUU tentang

Pemilihan Umum, RUU tentang

Susunan dan Kedudukan MPR, DPR

dan DPRD, RUU tentang Partai

Politik dan Golongan Karya, RUU

tentang Organisasi

Kemasyarakatan, dan RUU tentang

Referendum. Natsir dan sejumlah

tokoh nasional menilai substansi

RUU tersebut tidak sejalan dengan

asas kedaulatan rakyat dan

memberangus demokrasi.

Pada tahun 1980 Natsir bersama

50 tokoh nasional dan aktivis

demokrasi menanda-tangani “Petisi

50“ yaitu Pernyataan Keprihatinan

sebagai kritik konstruktif yang

bermaksud mengingatkan

kekeliruan Presiden Soeharto. Petisi

50 disampaikan kepada pimpinan

DPR-RI. Para tokoh penanda-

tangan Petisi 50 dicekal keluar

negeri oleh pemerintah Orde Baru

dengan peran Koptamtib yang

paranoid terhadap kritik dan

kebebasan berpendapat.

Dalam kurun waktu Orde Baru

atau jauh sebelum munculnya

tuntutan Reformasi, Natsir telah

menyuarakan perlunya pembatasan

masa jabatan presiden karena tidak

ada halangan dalam konstitusi.

Pada tahun 1984 tiga sesepuh

tokoh bangsa yakni Mohammad

Natsir, TNI (Purn) Dr. A.H. Nasution

dan Moh Sanusi Hardjadinata

mengeluarkan buku kecil berjudul

Selamatkan Demokrasi Berdasarkan

Jiwa Proklamasi dan UUD 1945.

Dalam beberapa kesempatan,

Natsir menganjurkan umat Islam

untuk berbuat hal-hal yang positif,

jangan duduk berpangku tangan,

menjadi penonton di pinggir jalan.

Ia memperingatkan, “Jangan

merasa diri kecil. Jangan merasa

jadi penumpang di negeri sendiri.

Katakanlah: Aku ini seorang Muslim.

Petunjuk jalan hanya kelihatan oleh

orang yang berjalan. Bukan oleh

orang yang tinggal duduk-duduk,

tak berjalan.”

“Janganlah ada di antara kita

yang absen, berpangku tangan,

karena kepada kita setiap muslim

dan mukmin yang baik, Allah Swt

memerintahkan dalam menghadapi

amal bersama, supaya kita sama-

sama bekerja dan bekerjasama”

tegas Natsir.

Pemimpin-pemimpin umat –

kata Natsir – jangan hanya pandai

PAK NATSIR

dengan infaknya dia menjadi da'i.”

Dewan Dakwah melakukan

berbagai usaha untuk

meningkatkan mutu dan kegiatan

dakwah di Tanah Air. Dewan

Dakwah membantu pendirian

Rumah Sakit Islam/YARSI Jakarta,

RSI Ibnu Siena YARSI Sumatera

Barat, dan lain-lain. Karena

hubungan baik Natsir dengan

negara-negara Arab, pembangunan

sejumlah masjid dan Islamic Center

mendapat bantuan dari luar negeri,

termasuk masjid-masjid kampus.

Dewan Dakwah mensponsori

pengiriman da'i ke daerah terpencil

dan daerah transmigrasi. Organisasi

keluarga besar ”Bulang Bintang” ini

juga mensponsori pengiriman

mahasiswa Indonesia untuk

melanjutkan pendidikan ke Timur

Tengah. Pada September 2007

kepada almarhum Mohammad

Natsir dianugerahkan penghargaan

dan apresiasi atas jasa-jasanya

dalam memperjuangkan dakwah

Islam di Indonesia dan

keikutsertaannya mendukung

pendirian dan pengembangan

Masjid Salman ITB, Bandung.

Negarawan yang cinta persatuan

ini tidak pernah berhenti

menyumbangkan pikiran untuk

kemaslahatan negeri. Dalam

bukunya berjudul Tindjauan Hidup

(1957) Natsir mengemukakan

“Negara itu bukan gedung-gedung,

negara itu bukanlah jalan-jalan

yang besar, bukan fabrik-fabrik,

bukan kereta api, bukan kapal

terbang. Bukan itu yang dinamakan

negara, tetapi yang dinamakan

negara jika ada manusia. Kalau

membina negara berarti membina

kemanusiaan. Siapa yang membina

negara tanpa membina

kemanusiaan, maka samalah artinya

dengan membina sebuah rumah di

atas pasir yang kering tandus.

Kelak akan roboh. Hendaklah

membina negara itu dengan apa

yang diridhai Tuhan, dan salah satu

darinya ialah untuk

menyempurnakan akhlak manusia.”

Tokoh pemersatu umat ini

pada 1 Agustus 1989 bersama K.H.

Masjkur memprakarsai

pembentukan Forum Ukhuwah

Islamiyah (FUI). Dalam buku

Mempersatukan Umat, Natsir

mengemukakan persatuan adalah

soal hati dan tujuan hidup yakni

keridhaan Allah semata-mata yang

diniatkan. Persatuan yang

dipaksakan tidak akan kekal.

Persatuan yang sebenar persatuan

bukan semata-mata soal ilmu,

bukan sekedar pengetahuan bahwa

persatuan itu baik dan perpecahan

itu tidak baik. Natsir mengulang

pesan seorang pemimpin Islam Ki

Bagus Hadikusumo, “Carilah

keridhaan Allah yang Satu, agar

dapat kita bersatu. Jangan cari-cari

benda-benda yang bertebaran,

nanti kita akan bertebaran

lantarannya.”

Kemajuan masyarakat Islam,

menurut Natsir, akan dapat dicapai

dengan memahami dan

mengamalkan ajaran Islam secara

murni dan tidak bercampur-aduk

dengan bid'ah, khurafat dan

tahayul. Natsir menjelaskan bahwa

Islam bukanlah semata-mata agama

dalam pengertian yang sempit, tapi

suatu pandangan hidup yang

meliputi soal-soal politik, ekonomi,

sosial dan kebudayaan. Pandangan

di atas sejalan dengan yang

disampaikan oleh cendekiawan

H.A.R.Gibb.

Dalam buku Pesan Perjuangan

Seorang Bapak, Percakapan Antar

Generasi (Penyunting A.W.

Pratiknya, 1989) Natsir menyebut,

tiga unsur, yaitu masjid, pesantren

dan kampus apabila disinergikan

adalah modal utama pembangunan

umat, entah di bidang ekonomi,

pendidikan, budaya dan lainnya.

Natsir lebih jauh menyebut

tantangan dakwah di masa kini,

antara lain gerakan pemurtadan

dan gerakan sekularisasi.

Indonesia adalah negara yang

majemuk dari segi etnik, suku dan

agama. Menyinggung hubungan

antar-umat beragama di tanah air,

Natsir menekankan pentingnya

sikap menghormati asas keyakinan

dan identitas golongan lain, di

samping memelihara identitas

masing-masing. Natsir

mengingatkan platform Pancasila

menghendaki kebebasan menganut

agama. Ini bukan berarti bahwa

meng-kristenkan orang-orang Islam

itu sesuai dengan Pancasila.

Menyikapi insiden perusakan rumah

ibadah agama lain yang tentu

melukai perasaan penganut agama

yang bersangkutan, Natsir

berprinsip janganlah dilihat

persoalan itu dengan suatu

symptomatic approach semata atas

gejala yang kelihatan. Ia

menegaskan Islam punya kode

yang positif tentang toleransi

sesama umat beragama yang tidak

perlu dikhawatirkan oleh umat

beragama lain. Tetapi kalau umat

beragama lain yang unggul dalam

arti materiil dan intelektuil

memurtadkan orang-orang Islam

PAK NATSIR

Page 55: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M

MAN TAZAKKA

52 EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 53 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

niscaya akan melahirkan ekses yang

serius.

Mengenai sekularisme, satu

ungkapan yang menarik dilontarkan

Natsir dalam kertas kerjanya pada

seminar internasional bertema ”The

Message of Islam to the Modern

Man” di Lahore Pakistan tahun

1976, ”Tidak semua yang modern

itu harus sekuler, dan tidak semua

yang sekuler itu sudah modern.

Seorang Muslim tidak usah menjadi

sekuler dulu, makanya bisa menjadi

modern.” ujarnya.

Natsir sampai hari tuanya selalu

mengikuti perkembangan politik

nasional dan internasional. “Orang

yang buta politik, akan dimakan

oleh politik.” kata beliau. Sekitar

tahun 1985 Natsir sebagai warga

negara mengemukakan pandangan

tertulis menanggapi Paket

Rancangan Undang-Undang Politik

(RUU Politik) yang diajukan

pemerintah ke DPR. Kelima Paket

RUU meliputi RUU tentang

Pemilihan Umum, RUU tentang

Susunan dan Kedudukan MPR, DPR

dan DPRD, RUU tentang Partai

Politik dan Golongan Karya, RUU

tentang Organisasi

Kemasyarakatan, dan RUU tentang

Referendum. Natsir dan sejumlah

tokoh nasional menilai substansi

RUU tersebut tidak sejalan dengan

asas kedaulatan rakyat dan

memberangus demokrasi.

Pada tahun 1980 Natsir bersama

50 tokoh nasional dan aktivis

demokrasi menanda-tangani “Petisi

50“ yaitu Pernyataan Keprihatinan

sebagai kritik konstruktif yang

bermaksud mengingatkan

kekeliruan Presiden Soeharto. Petisi

50 disampaikan kepada pimpinan

DPR-RI. Para tokoh penanda-

tangan Petisi 50 dicekal keluar

negeri oleh pemerintah Orde Baru

dengan peran Koptamtib yang

paranoid terhadap kritik dan

kebebasan berpendapat.

Dalam kurun waktu Orde Baru

atau jauh sebelum munculnya

tuntutan Reformasi, Natsir telah

menyuarakan perlunya pembatasan

masa jabatan presiden karena tidak

ada halangan dalam konstitusi.

Pada tahun 1984 tiga sesepuh

tokoh bangsa yakni Mohammad

Natsir, TNI (Purn) Dr. A.H. Nasution

dan Moh Sanusi Hardjadinata

mengeluarkan buku kecil berjudul

Selamatkan Demokrasi Berdasarkan

Jiwa Proklamasi dan UUD 1945.

Dalam beberapa kesempatan,

Natsir menganjurkan umat Islam

untuk berbuat hal-hal yang positif,

jangan duduk berpangku tangan,

menjadi penonton di pinggir jalan.

Ia memperingatkan, “Jangan

merasa diri kecil. Jangan merasa

jadi penumpang di negeri sendiri.

Katakanlah: Aku ini seorang Muslim.

Petunjuk jalan hanya kelihatan oleh

orang yang berjalan. Bukan oleh

orang yang tinggal duduk-duduk,

tak berjalan.”

“Janganlah ada di antara kita

yang absen, berpangku tangan,

karena kepada kita setiap muslim

dan mukmin yang baik, Allah Swt

memerintahkan dalam menghadapi

amal bersama, supaya kita sama-

sama bekerja dan bekerjasama”

tegas Natsir.

Pemimpin-pemimpin umat –

kata Natsir – jangan hanya pandai

PAK NATSIR

dengan infaknya dia menjadi da'i.”

Dewan Dakwah melakukan

berbagai usaha untuk

meningkatkan mutu dan kegiatan

dakwah di Tanah Air. Dewan

Dakwah membantu pendirian

Rumah Sakit Islam/YARSI Jakarta,

RSI Ibnu Siena YARSI Sumatera

Barat, dan lain-lain. Karena

hubungan baik Natsir dengan

negara-negara Arab, pembangunan

sejumlah masjid dan Islamic Center

mendapat bantuan dari luar negeri,

termasuk masjid-masjid kampus.

Dewan Dakwah mensponsori

pengiriman da'i ke daerah terpencil

dan daerah transmigrasi. Organisasi

keluarga besar ”Bulang Bintang” ini

juga mensponsori pengiriman

mahasiswa Indonesia untuk

melanjutkan pendidikan ke Timur

Tengah. Pada September 2007

kepada almarhum Mohammad

Natsir dianugerahkan penghargaan

dan apresiasi atas jasa-jasanya

dalam memperjuangkan dakwah

Islam di Indonesia dan

keikutsertaannya mendukung

pendirian dan pengembangan

Masjid Salman ITB, Bandung.

Negarawan yang cinta persatuan

ini tidak pernah berhenti

menyumbangkan pikiran untuk

kemaslahatan negeri. Dalam

bukunya berjudul Tindjauan Hidup

(1957) Natsir mengemukakan

“Negara itu bukan gedung-gedung,

negara itu bukanlah jalan-jalan

yang besar, bukan fabrik-fabrik,

bukan kereta api, bukan kapal

terbang. Bukan itu yang dinamakan

negara, tetapi yang dinamakan

negara jika ada manusia. Kalau

membina negara berarti membina

kemanusiaan. Siapa yang membina

negara tanpa membina

kemanusiaan, maka samalah artinya

dengan membina sebuah rumah di

atas pasir yang kering tandus.

Kelak akan roboh. Hendaklah

membina negara itu dengan apa

yang diridhai Tuhan, dan salah satu

darinya ialah untuk

menyempurnakan akhlak manusia.”

Tokoh pemersatu umat ini

pada 1 Agustus 1989 bersama K.H.

Masjkur memprakarsai

pembentukan Forum Ukhuwah

Islamiyah (FUI). Dalam buku

Mempersatukan Umat, Natsir

mengemukakan persatuan adalah

soal hati dan tujuan hidup yakni

keridhaan Allah semata-mata yang

diniatkan. Persatuan yang

dipaksakan tidak akan kekal.

Persatuan yang sebenar persatuan

bukan semata-mata soal ilmu,

bukan sekedar pengetahuan bahwa

persatuan itu baik dan perpecahan

itu tidak baik. Natsir mengulang

pesan seorang pemimpin Islam Ki

Bagus Hadikusumo, “Carilah

keridhaan Allah yang Satu, agar

dapat kita bersatu. Jangan cari-cari

benda-benda yang bertebaran,

nanti kita akan bertebaran

lantarannya.”

Kemajuan masyarakat Islam,

menurut Natsir, akan dapat dicapai

dengan memahami dan

mengamalkan ajaran Islam secara

murni dan tidak bercampur-aduk

dengan bid'ah, khurafat dan

tahayul. Natsir menjelaskan bahwa

Islam bukanlah semata-mata agama

dalam pengertian yang sempit, tapi

suatu pandangan hidup yang

meliputi soal-soal politik, ekonomi,

sosial dan kebudayaan. Pandangan

di atas sejalan dengan yang

disampaikan oleh cendekiawan

H.A.R.Gibb.

Dalam buku Pesan Perjuangan

Seorang Bapak, Percakapan Antar

Generasi (Penyunting A.W.

Pratiknya, 1989) Natsir menyebut,

tiga unsur, yaitu masjid, pesantren

dan kampus apabila disinergikan

adalah modal utama pembangunan

umat, entah di bidang ekonomi,

pendidikan, budaya dan lainnya.

Natsir lebih jauh menyebut

tantangan dakwah di masa kini,

antara lain gerakan pemurtadan

dan gerakan sekularisasi.

Indonesia adalah negara yang

majemuk dari segi etnik, suku dan

agama. Menyinggung hubungan

antar-umat beragama di tanah air,

Natsir menekankan pentingnya

sikap menghormati asas keyakinan

dan identitas golongan lain, di

samping memelihara identitas

masing-masing. Natsir

mengingatkan platform Pancasila

menghendaki kebebasan menganut

agama. Ini bukan berarti bahwa

meng-kristenkan orang-orang Islam

itu sesuai dengan Pancasila.

Menyikapi insiden perusakan rumah

ibadah agama lain yang tentu

melukai perasaan penganut agama

yang bersangkutan, Natsir

berprinsip janganlah dilihat

persoalan itu dengan suatu

symptomatic approach semata atas

gejala yang kelihatan. Ia

menegaskan Islam punya kode

yang positif tentang toleransi

sesama umat beragama yang tidak

perlu dikhawatirkan oleh umat

beragama lain. Tetapi kalau umat

beragama lain yang unggul dalam

arti materiil dan intelektuil

memurtadkan orang-orang Islam

PAK NATSIR

Page 56: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M54 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 55 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

menolak, tetapi tak pandai

membangun, yang hanya bisa

bilang “No” tapi tidak tahu apa

yang “Yes”. Kegelisahan yang

berkembang di tengah umat harus

disalurkan kepada pemikiran positif

berupa semangat bermusabaqah

berlomba-lomba untuk kebajikan.

Natsir mencontohkan; disana

mereka (non-muslim) mendirikan

Rumah Sakit atau Sekolah, maka

disini kita mendirikan pula Rumah

Sakit atau Sekolah dan lain-lain.

Dalam acara Silaturahim dan

Tasyakkur 24 Tahun Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia tahun 1991 di

Kramat Raya 45 Jakarta yang

dihadiri antara lain oleh Menteri

Agama Munawir Sjadzali dan Sekjen

Departemen Agama Tarmizi Taher,

Natsir menyampaikan taushiyah

yang direkam melalui video dari

Rumah Sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo sebagai berikut;

“Dalam sejarah kita menyaksikan

sendiri, bahwa umat Islam sekalipun

menghadapi bermacam cobaan dan

terkadang sampai bercerai-berai,

tetap ada seruan Kitabullah dan

Sunnah Rasulullah, yang mengajak

mereka kembali ke jalan yang

benar. Demikian dahulu, begitu

sekarang, dan demikian pula di

masa yang akan datang.”

Dalam bagian akhir pidatonya

Natsir mengajak keluarga besar

Dewan Dakwah dan umat Islam

umumnya agar memahami firman

Ilahi dalam Al Quran (QS Al Anbiya

ayat 35) bahwa sungguh Allah akan

menguji kita sekalian dengan

kesusahan dan kesenangan. Natsir

menggambarkan, “….yang satu tak

dapat dipisahkan dari yang lainnya.

Dua-duanya berjalan, bersamaan

atau berganti-ganti. Itulah arti

hidup. Maka marilah kita melihat

tiap-tiap persoalan yang kita hadapi

dari masa ke masa sekarang atau

yang akan datang, sebagai ujian,

sebagai ibtilaa' yang silih berganti.

Dan tidak usah kita

menyembunyikan diri daripadanya,

akan tetapi kita harus menghadapi

dengan iman. Dengan warisan

Rasulullah Saw, kitabullah wa

sunnatul Nabiyyin. Ada syair dari

Syauqi Beik, dalam rangka ini sama-

sama mengingatnya: Tegaklah

kamu selama hidup ini sebagai

mujahid mempertahankan

pendirianmu. Sebab sesungguhnya

yang dinamakan hidup itu tak lain

daripada aqidah dan jihad. Mudah-

mudahan demikianlah.” demikian

seruan Natsir dari kamar perawatan

Paviliun Khusus Swasta (PKS) RSUP

Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)

Jakarta.

Di kalangan koleganya sangat

dimaklumi bahwa kalau Natsir sakit,

beliau tidak masuk kantor (Dewan

Dakwah), tetapi kantorlah yang

masuk ke kamar sakit beliau. Natsir

sakit hanya untuk dokter saja, untuk

kawan-kawannya tetaplah Natsir

sebagaimana biasa. Bahkan dalam

perawatan di rumah sakit, beliau

masih memikirkan urusan umat.

Ketika dirawat terakhir di RSCM,

pada tanggal 15 November 1992

Natsir menerima Imam Besar

Masjid Zagreb, Kroasia, Dr.

Mustafa Ceric yang datang ke

Indonesia dalam rangka meminta

dukungan negara-negara muslim

untuk perjuangan menghadapi

konflik yang sedang melanda

negerinya.

Tokoh Internasional

Salah seorang pejabat KBRI di

Jeddah Arab Saudi bercerita kepada

K.H. Hasan Basri. Pada waktu

Menteri Luar Negeri Dr. Soebandrio

tahun 1965 menunaikan ibadah

haji, sesudah berupaya akhirnya

dapat audiensi kepada Raja Faisal.

Soebandrio menyampaikan, Islam di

Indonesia berkembang pesat.

Tanggapan Raja Faisal, “Kenapa

Saudara tahan Mohammad Natsir?

Saudara tahu, Mohammad Natsir

bukan saja pemimpin umat Islam

Indonesia, tetapi pemimpin umat

Islam dunia ini!”

Natsir dihargai di luar negeri

sebagai salah seorang pemimpin

alam Islami abad XX. Pernah dalam

suatu acara resepsi kenegaraan di

Jakarta untuk menghormati

kunjungan Raja Faisal dari Arab

Saudi, Raja Faisal berdiri untuk

mencari tahu apakah Natsir hadir

atau tidak. Hal itu sebagaimana

diutarakan oleh K.H. Achmad

Sjaichu, Presiden Dewan Pusat

Organisasi Islam Asia Afrika (OIAA).

Muktamar Alam Islami (World

Moslem Congress) yang berpusat di

Karachi Pakistan sejak 1967

memercayakan jabatan Wakil

Presiden kongres Islam sedunia itu

kepada Mohammad Natsir yang

dijabatnya sampai wafat. Natsir

sejak 1969 menjadi anggota inti

atau Majelis Ta'sisi Rabithah Alam

Islami yang berpusat di Mekkah.

Pada 1976 Natsir menjadi Anggota

pendiri Dewan Masjid se Dunia

yang berkedudukan di kota suci

Mekkah. Selain itu beliau pernah

diusulkan menjadi Sekretaris

Jenderal Organisasi Konferensi

Islam (OKI) tapi tidak mendapat

persetujuan pemerintah Indonesia.

Penghargaan luar negeri yang

diterima Natsir, di antaranya

Bintang Kehormatan dari Republik

Tunisia (1957) atas jasa-jasanya

membantu perjuangan

kemerdekaan negara-negara Islam

di Afrika Utara. Presiden Aljazair

pada tahun 2005 menganugerahkan

Bintang Penghargaan atas jasa-jasa

almarhum Mohammad Natsir

membantu perjuangan

kemerdekaan Aljazair.

Sekitar tahun 1957 Natsir

didaulat sebagai Anggota Dewan

Kurator International Islamic

University Islamabad Pakistan.

Selain itu pada 1986 Natsir menjadi

Anggota Dewan Pendiri Al-Haiah Al

Khairiyah Al Islamiyah Al Alamiyah

(International Islamic Charitable

Organization) yang berpusat di

Kuwait. Natsir tercatat sebagai

pendiri Oxford Islamic Studies di

London Inggris tahun 1987. Pada

tahun 1967 Universitas Islam

Libanon menganugerahkan gelar

Doctor Honoris Causa di bidang

politik Islam kepada Mohammad

Natsir.

Pada tanggal 12 Februari 1980

Lembaga Hadiah Internasional

Malik Faisal (King Faisal

Foundation) Saudi Arabia

menganugerahkan Penghargaan

Internasional Malik Faisal (Faisal

Award) kepada Mohammad Natsir

atas jasa-jasanya di bidang

pengkhidmatan kepada Dunia

Islam. Penghargaan diserahkan

langsung oleh Pangeran Fahd

kepada Natsir dalam suatu acara

resmi di Riyadh, ibukota Arab Saudi.

Sewaktu acara penerimaan

penghargaan internasional tersebut

Natsir menyampaikan pidato antara

lain menyatakan, ”Sekarang kita

menghadapi tantangan, setelah

negara-negara kita merdeka. Sebab

tujuan kita bukan hanya sekadar

merdeka politis semata-mata.

Tetapi adalah benar-benar kembali

kepada Allah dan kembali kepada

Islam, baik bentuk, isi, tingkah laku

maupun komitmen. Kita tidak akan

berkecil hati menghadapi

tantangan-tantangan itu. Sebab

yang menimbulkan tantangan-

tantangan tersebut terperosok

dalam kegelapan. Dan ini

hendaknya menjadi pendorong bagi

kita untuk menyampaikan kepada

mereka 'nur' yang telah

dianugerahkan Allah kepada kita.

Nur yang menerangi kegelapan.

Dan di bawah nur ini urusan dunia

dan akhirat menjadi baik. Itulah nur

Islam.”

Dalam wawancara dengan

majalah Panji Masyarakat No 540,

28 Mei 1987, Natsir

mengungkapkan rasa optimisnya

akan hari depan Islam di Indonesia:

“Saya tokh masih melihat hari

depan bagi Islam di Indonesia

sekarang ini, keadaan untuk

mendalami dan menghayati Islam

semakin meluas dan meningkat.

Tidak terbatas pada kalangan

masyarakat awam, tetapi juga di

kalangan birokrasi dan terutama

kalangan intelektual. Kajian-kajian

tentang Islam dengan berbagai

aspeknya semakin banyak diadakan.

Buku-buku tentang Islam dalam

kaitannya dengan soal-soal politik,

ekonomi, sosial dan budaya makin

banyak diterjemahkan dalam

berbagai bahasa. Padahal orang

dulu begitu skeptis dan tidak yakin

bahwa Islam pun mempunyai

konsep di bidang ekonomi.

Sekarang mereka yang skeptis tak

bisa bicara lagi. Yang lebih

menggembirakan, gairah hidup

beragama itu sebagian besar justru

dimotori oleh angkatan muda dan

kalangan ulul albab.”

Natsir sangat mendukung dan

menganjurkan pendirian bank yang

beroperasi berdasar prinsip syariah

di Indonesia. Sebagaimana

diceritakan oleh salah satu tokoh

penggagas Bank Muamalat, bank

syariah pertama, yaitu Karnaen A.

Perwataatmaja kepada saya

beberapa waktu lalu bahwa sekitar

tahun 1990 Karnaen menemui

Mohammad Natsir selaku Wakil

Presiden Muktamar Alam Islami

yang memiliki jaringan kerjasama

Dunia Islam. Setelah bertemu Natsir

barulah Karnaen datang ke Presiden

IDB (Islamic Development Bank)

Ahmed Mohammad Ali di Jeddah

untuk mendapatkan dukungan

pemikiran dan sebagainya.

Dalam tahun-tahun terakhir

hidupnya, seperti diungkap George

Mc Turnan Kahin dalam tulisan

pada buku M. Natsir Sumbangan

dan Pemikirannya Untuk Indonesia

(Anwar Harjono dkk), Natsir sedih

dan prihatin melihat kondisi

negerinya. Bukan hanya karena

melihat pemerintah waktu itu yang

otoriter, juga karena menyaksikan

masyarakat yang semakin

materialistis dan individualistis

akibat pola pembangunan yang

diikuti kian melebarnya jurang

pemisah antara si kaya dan si

miskin.

Page 57: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M54 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 55 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

menolak, tetapi tak pandai

membangun, yang hanya bisa

bilang “No” tapi tidak tahu apa

yang “Yes”. Kegelisahan yang

berkembang di tengah umat harus

disalurkan kepada pemikiran positif

berupa semangat bermusabaqah

berlomba-lomba untuk kebajikan.

Natsir mencontohkan; disana

mereka (non-muslim) mendirikan

Rumah Sakit atau Sekolah, maka

disini kita mendirikan pula Rumah

Sakit atau Sekolah dan lain-lain.

Dalam acara Silaturahim dan

Tasyakkur 24 Tahun Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia tahun 1991 di

Kramat Raya 45 Jakarta yang

dihadiri antara lain oleh Menteri

Agama Munawir Sjadzali dan Sekjen

Departemen Agama Tarmizi Taher,

Natsir menyampaikan taushiyah

yang direkam melalui video dari

Rumah Sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo sebagai berikut;

“Dalam sejarah kita menyaksikan

sendiri, bahwa umat Islam sekalipun

menghadapi bermacam cobaan dan

terkadang sampai bercerai-berai,

tetap ada seruan Kitabullah dan

Sunnah Rasulullah, yang mengajak

mereka kembali ke jalan yang

benar. Demikian dahulu, begitu

sekarang, dan demikian pula di

masa yang akan datang.”

Dalam bagian akhir pidatonya

Natsir mengajak keluarga besar

Dewan Dakwah dan umat Islam

umumnya agar memahami firman

Ilahi dalam Al Quran (QS Al Anbiya

ayat 35) bahwa sungguh Allah akan

menguji kita sekalian dengan

kesusahan dan kesenangan. Natsir

menggambarkan, “….yang satu tak

dapat dipisahkan dari yang lainnya.

Dua-duanya berjalan, bersamaan

atau berganti-ganti. Itulah arti

hidup. Maka marilah kita melihat

tiap-tiap persoalan yang kita hadapi

dari masa ke masa sekarang atau

yang akan datang, sebagai ujian,

sebagai ibtilaa' yang silih berganti.

Dan tidak usah kita

menyembunyikan diri daripadanya,

akan tetapi kita harus menghadapi

dengan iman. Dengan warisan

Rasulullah Saw, kitabullah wa

sunnatul Nabiyyin. Ada syair dari

Syauqi Beik, dalam rangka ini sama-

sama mengingatnya: Tegaklah

kamu selama hidup ini sebagai

mujahid mempertahankan

pendirianmu. Sebab sesungguhnya

yang dinamakan hidup itu tak lain

daripada aqidah dan jihad. Mudah-

mudahan demikianlah.” demikian

seruan Natsir dari kamar perawatan

Paviliun Khusus Swasta (PKS) RSUP

Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)

Jakarta.

Di kalangan koleganya sangat

dimaklumi bahwa kalau Natsir sakit,

beliau tidak masuk kantor (Dewan

Dakwah), tetapi kantorlah yang

masuk ke kamar sakit beliau. Natsir

sakit hanya untuk dokter saja, untuk

kawan-kawannya tetaplah Natsir

sebagaimana biasa. Bahkan dalam

perawatan di rumah sakit, beliau

masih memikirkan urusan umat.

Ketika dirawat terakhir di RSCM,

pada tanggal 15 November 1992

Natsir menerima Imam Besar

Masjid Zagreb, Kroasia, Dr.

Mustafa Ceric yang datang ke

Indonesia dalam rangka meminta

dukungan negara-negara muslim

untuk perjuangan menghadapi

konflik yang sedang melanda

negerinya.

Tokoh Internasional

Salah seorang pejabat KBRI di

Jeddah Arab Saudi bercerita kepada

K.H. Hasan Basri. Pada waktu

Menteri Luar Negeri Dr. Soebandrio

tahun 1965 menunaikan ibadah

haji, sesudah berupaya akhirnya

dapat audiensi kepada Raja Faisal.

Soebandrio menyampaikan, Islam di

Indonesia berkembang pesat.

Tanggapan Raja Faisal, “Kenapa

Saudara tahan Mohammad Natsir?

Saudara tahu, Mohammad Natsir

bukan saja pemimpin umat Islam

Indonesia, tetapi pemimpin umat

Islam dunia ini!”

Natsir dihargai di luar negeri

sebagai salah seorang pemimpin

alam Islami abad XX. Pernah dalam

suatu acara resepsi kenegaraan di

Jakarta untuk menghormati

kunjungan Raja Faisal dari Arab

Saudi, Raja Faisal berdiri untuk

mencari tahu apakah Natsir hadir

atau tidak. Hal itu sebagaimana

diutarakan oleh K.H. Achmad

Sjaichu, Presiden Dewan Pusat

Organisasi Islam Asia Afrika (OIAA).

Muktamar Alam Islami (World

Moslem Congress) yang berpusat di

Karachi Pakistan sejak 1967

memercayakan jabatan Wakil

Presiden kongres Islam sedunia itu

kepada Mohammad Natsir yang

dijabatnya sampai wafat. Natsir

sejak 1969 menjadi anggota inti

atau Majelis Ta'sisi Rabithah Alam

Islami yang berpusat di Mekkah.

Pada 1976 Natsir menjadi Anggota

pendiri Dewan Masjid se Dunia

yang berkedudukan di kota suci

Mekkah. Selain itu beliau pernah

diusulkan menjadi Sekretaris

Jenderal Organisasi Konferensi

Islam (OKI) tapi tidak mendapat

persetujuan pemerintah Indonesia.

Penghargaan luar negeri yang

diterima Natsir, di antaranya

Bintang Kehormatan dari Republik

Tunisia (1957) atas jasa-jasanya

membantu perjuangan

kemerdekaan negara-negara Islam

di Afrika Utara. Presiden Aljazair

pada tahun 2005 menganugerahkan

Bintang Penghargaan atas jasa-jasa

almarhum Mohammad Natsir

membantu perjuangan

kemerdekaan Aljazair.

Sekitar tahun 1957 Natsir

didaulat sebagai Anggota Dewan

Kurator International Islamic

University Islamabad Pakistan.

Selain itu pada 1986 Natsir menjadi

Anggota Dewan Pendiri Al-Haiah Al

Khairiyah Al Islamiyah Al Alamiyah

(International Islamic Charitable

Organization) yang berpusat di

Kuwait. Natsir tercatat sebagai

pendiri Oxford Islamic Studies di

London Inggris tahun 1987. Pada

tahun 1967 Universitas Islam

Libanon menganugerahkan gelar

Doctor Honoris Causa di bidang

politik Islam kepada Mohammad

Natsir.

Pada tanggal 12 Februari 1980

Lembaga Hadiah Internasional

Malik Faisal (King Faisal

Foundation) Saudi Arabia

menganugerahkan Penghargaan

Internasional Malik Faisal (Faisal

Award) kepada Mohammad Natsir

atas jasa-jasanya di bidang

pengkhidmatan kepada Dunia

Islam. Penghargaan diserahkan

langsung oleh Pangeran Fahd

kepada Natsir dalam suatu acara

resmi di Riyadh, ibukota Arab Saudi.

Sewaktu acara penerimaan

penghargaan internasional tersebut

Natsir menyampaikan pidato antara

lain menyatakan, ”Sekarang kita

menghadapi tantangan, setelah

negara-negara kita merdeka. Sebab

tujuan kita bukan hanya sekadar

merdeka politis semata-mata.

Tetapi adalah benar-benar kembali

kepada Allah dan kembali kepada

Islam, baik bentuk, isi, tingkah laku

maupun komitmen. Kita tidak akan

berkecil hati menghadapi

tantangan-tantangan itu. Sebab

yang menimbulkan tantangan-

tantangan tersebut terperosok

dalam kegelapan. Dan ini

hendaknya menjadi pendorong bagi

kita untuk menyampaikan kepada

mereka 'nur' yang telah

dianugerahkan Allah kepada kita.

Nur yang menerangi kegelapan.

Dan di bawah nur ini urusan dunia

dan akhirat menjadi baik. Itulah nur

Islam.”

Dalam wawancara dengan

majalah Panji Masyarakat No 540,

28 Mei 1987, Natsir

mengungkapkan rasa optimisnya

akan hari depan Islam di Indonesia:

“Saya tokh masih melihat hari

depan bagi Islam di Indonesia

sekarang ini, keadaan untuk

mendalami dan menghayati Islam

semakin meluas dan meningkat.

Tidak terbatas pada kalangan

masyarakat awam, tetapi juga di

kalangan birokrasi dan terutama

kalangan intelektual. Kajian-kajian

tentang Islam dengan berbagai

aspeknya semakin banyak diadakan.

Buku-buku tentang Islam dalam

kaitannya dengan soal-soal politik,

ekonomi, sosial dan budaya makin

banyak diterjemahkan dalam

berbagai bahasa. Padahal orang

dulu begitu skeptis dan tidak yakin

bahwa Islam pun mempunyai

konsep di bidang ekonomi.

Sekarang mereka yang skeptis tak

bisa bicara lagi. Yang lebih

menggembirakan, gairah hidup

beragama itu sebagian besar justru

dimotori oleh angkatan muda dan

kalangan ulul albab.”

Natsir sangat mendukung dan

menganjurkan pendirian bank yang

beroperasi berdasar prinsip syariah

di Indonesia. Sebagaimana

diceritakan oleh salah satu tokoh

penggagas Bank Muamalat, bank

syariah pertama, yaitu Karnaen A.

Perwataatmaja kepada saya

beberapa waktu lalu bahwa sekitar

tahun 1990 Karnaen menemui

Mohammad Natsir selaku Wakil

Presiden Muktamar Alam Islami

yang memiliki jaringan kerjasama

Dunia Islam. Setelah bertemu Natsir

barulah Karnaen datang ke Presiden

IDB (Islamic Development Bank)

Ahmed Mohammad Ali di Jeddah

untuk mendapatkan dukungan

pemikiran dan sebagainya.

Dalam tahun-tahun terakhir

hidupnya, seperti diungkap George

Mc Turnan Kahin dalam tulisan

pada buku M. Natsir Sumbangan

dan Pemikirannya Untuk Indonesia

(Anwar Harjono dkk), Natsir sedih

dan prihatin melihat kondisi

negerinya. Bukan hanya karena

melihat pemerintah waktu itu yang

otoriter, juga karena menyaksikan

masyarakat yang semakin

materialistis dan individualistis

akibat pola pembangunan yang

diikuti kian melebarnya jurang

pemisah antara si kaya dan si

miskin.

Page 58: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M56 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR PAK NATSIR

Pada tahun 1991 Universitas

Kebangsaan Malaysia dan

Universitas Sains dan Teknologi

Penang Malaysia menyampaikan

rencana penganugerahan gelar

Doctor Honoris Causa kepada

Mohammad Natsir. Karena Natsir

dicekal ke luar negeri dan

disebabkan faktor kesehatannya,

direncanakan penerimaan Doktor

HC diwakili oleh Ir. A.M. Luthfi dari

Dewan Dakwah yang akan

membacakan orasi ilmiah Natsir.

Ternyata pemerintah melalui Duta

Besar RI di Kuala Lumpur telah

melobi pihak universitas di Malaysia

supaya pemberian penghargaan

kepada Natsir dilakukan tidak

dengan upacara, tetapi secara

simbolis saja.

Dalam tahun yang sama datang

tawaran dari Raja Fadh di Arab

Saudi supaya Natsir berobat di Arab

Saudi dan tawaran dari Prof. Futaki

pimpinan Royal Islamic Hospital

yang meminta Natsir berobat ke

Jepang. Semua tawaran jasa baik

tersebut tidak terlaksana karena

Natsir dicekal tidak boleh pergi ke

luar negeri oleh penguasa Orde

Baru.

Mengantar Ke Peristirahatan

Terakhir

Jum'at pagi 5 Februari 1993 saya

menjenguk Pak Natsir yang dirawat

di lantai 2 ruang ICU (Intensive Care

Unit) RSUP Dr. Cipto Mangunkusu-

mo Jakarta. Saya berdiri cukup lama

di sisi kanan tempat tidur Pak

Natsir. Perasaan haru tak dapat

dilukiskan dengan kata-kata,

terbayang pengabdian, perjuangan

dan jasa-jasa beliau yang begitu

besar terhadap bangsa dan negara

Republik Indonesia serta Dunia

Islam. Saat itu salah seorang putri

Pak Natsir (kalau tidak salah, Ibu

Asma Farida) juga berdiri di

samping beliau. Saya menatap

wajah Pak Natsir yang terbaring

dengan bantuan alat-alat

perawatan ICU. Pernafasannya

dibantu respirator dan kesadaran

beliau ketika itu hampir-hampir

tidak terdeteksi. Tapi beliau masih

bisa menggerak-gerakkan kedua

tangannya. Di telinganya dipasang

walkmen untuk memperdengarkan

bacaan ayat suci Al-Qur'an.

Esok malamnya (Sabtu) siaran

Dunia Dalam Berita TVRI

menyiarkan berita duka mantan

Perdana Menteri dan mantan

Menteri Penerangan RI Mohammad

Natsir meninggal dunia. Meski

sehari sebelumnya saya melihat

langsung keadaan Pak Natsir di

rumah sakit, namun berita

kepergian beliau untuk selama-

lamanya tetap mengejutkan.

Pak Natsir menghembuskan

nafasnya yang terakhir Sabtu 6

Februari 1993 – 14 Sya'ban 1413

tepat waktu dzuhur pukul 12.10

WIB di ruang ICU RSUP Dr. Cipto

Mangunkusumo Jakarta dalam usia

84 tahun. Meninggalnya Pak Natsir

menandai habisnya generasi

pemimpin pendiri Republik

Indonesia yang telah dipanggil

Tuhan satu per satu.

Setelah jenazah almarhum Pak

Natsir disemayamkan di kediaman-

nya, tidak terhitung banyaknya

tokoh masyarakat, warga ibukota

dan sekitarnya yang bertakziyah ke

rumah duka di Jln. HOS

Cokrominoto 46 Menteng, Jakarta

Pusat. Di antara karangan bunga

tanda turut berduka cita terdapat

karangan bunga dari Presiden

Soeharto. Beberapa Menteri Kabinet

Pembangunan V dan mantan

menteri datang melayat ke rumah

Pak Natsir.

Sewaktu pelepasan jenazah di

kediaman almarhum Ahad pagi 7

Februari 1993, Jenderal TNI (Purn)

Dr. A. H. Nasution, mantan Menko

Hankam/KSAB dan mantan Ketua

MPRS menyampaikan pidato. Pak

Nas mengatakan bahwa yang pergi

ini adalah pejuang besar, pejuang

nasional dan pejuang umat yang

tidak banyak taranya di masa

sekarang. Setelah itu jenazah

dibawa ke Masjid Al-Furqan Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Jln. Kramat Raya 45 Jakarta Pusat

untuk dishalatkan. Ribuan jamaah

kaum muslimin tua dan muda

menshalatkan jenazah Pak Natsir.

Dalam kesempatan itu tokoh ulama

pejuang K.H.M. Rusjad Nur-

din,Ketua DDII Perwakilan Jawa

Barat, menyampaikan pidato perpi-

sahan yang cukup mengharukan.

Pemakaman jenazah Pak Natsir

di TPU Karet Jakarta Pusat diantar

oleh begitu banyak orang. Di TPU

Karet ribuan pelayat telah hadir

menunggu datangnya mobil

jenazah. Hujan yang mengguyur

kota Jakarta dari pagi tidak

menghalangi ribuan pelayat untuk

hadir memberi penghormatan

terakhir kepada almarhum Pak

Natsir yang mereka cintai. Sesuai

wasiatnya, jenazah Pak Natsir

dimakamkan di samping makam

istri beliau Ummi Puti Nurnahar

yang meninggal 21 Juli 1991.

Mendadak hujan reda ketika

jenazah diturunkan ke liang lahat.

Saya larut dalam perasaan haru

menyaksikan pemakaman tokoh

panutan yang semasa hidupnya

turut menuliskan sejarah Republik

Indonesia.

Saya melihat di antara tokoh

yang hadir di pemakaman antara

lain: Wakil Ketua MPR/DPR-RI

Ismael Hasan Metareum, Ketua

Umum MUI K.H. Hasan Basri yang

memimpin doa untuk almarhum,

Menteri Perhubungan Ir. Azwar

Anas, mantan Gubernur DKI Jakarta

Ali Sadikin, mantan Gubernur

Sumatera Barat dan mantan

Menteri Tenaga Kerja & Transmi-

grasi Prof. Harun Zain, Menteri

Koperasi Busthanil Arifin, tokoh pers

Mochtar Lubis, dan lain-lain.

Menteri Agama Munawir Sjadzali

urung memberi kata sambutan

karena susah mendekat ke pusara

disebabkan banyaknya pelayat yang

menghadiri pemakaman Pak Natsir.

Sewaktu berjalan meninggalkan

lokasi pemakaman, saya berpa-

pasan dengan K.H. Abdurrahman

Wahid (Gus Dur) yang baru sampai

di pekuburan Pak Natsir.

Saya ingin mengutip sambutan

H. Ismail Hasan Metareum, Wakil

Ketua MPR/DPR-RI 1992 – 1997 di

pemakaman Pak Natsir, “Sekali lagi

saya tegaskan, kita semua adalah

saksi hidup, bahkan dunia menjadi

saksi bahwa Pak Natsir adalah

pejuang yang ikhlas. Pejuang yang

tidak mengenal waktu. Pejuang

yang tidak mementingkan diri

sendiri. Pejuang yang telah

mengorbankan seluruh tenaga dan

pikirannya dari remaja sampai akhir

hayatnya untuk kepentingan umat,

bangsa dan negara.”

Mantan Perdana Menteri Jepang

Takeo Fukuda mengirim surat.

belasungkawa atas wafatnya

Mohammad Natsir. Dalam suratnya

tertanggal Tokyo 8 Februari 1993

Takeo Fakuda menyatakan, “Ketika

menerima berita tersebut terasa

lebih dahsyat dari jatuhnya bom

atom di Hiroshima, karena kita

kehilangan pemimpin dunia, dan

pemimpin besar Dunia Islam.

Peranan beliau masih sangat

dibutuhkan dalam usaha

mengkordinasikan dunia yang

stabil,” tulisnya.

Sebagai ulama dan tokoh

intelektual Pak Natsir meninggalkan

warisan karya berupa buku antara

lain: Marilah Shalat (ditulis dalam

bahasa Belanda, judul asli Komt Tot

Het Gebed), Golden Rebels Uitden

Qur'an (Kalimat Emas Dari Al

Quran), De Islamietishe Vrouven

Haar Recht (Hak-Hak Perempuan),

Capita Selecta (3 Jilid), Islam dan

Akal Merdeka, Fiqhud Da'wah,

Tinjauan Hidup, Kebudayaan Islam,

Islam dan Kristen Di Indonesia, Di

Bawah Naungan Risalah,

Sumbangan Islam Bagi Perdamaian

Dunia, Kumpulan Khutbah Hari

Raya, Kode dan Etik Da'wah,

Ummat Islam Di Persimpangan

Jalan, Berbahagialah Perintis,

Mempersatukan Umat, World Of

Islam Festival Dalam Perspektif

Sejarah, Mencari Modus Vivendi

Antar Ummat Beragama Di

Indonesia, Dunia Islam Dari Masa

Ke Masa, Indonesia Di

Persimpangan Jalan dan lain-lain.

Selain ceramah dan khutbahnya

yang selalu ditunggu umat, Pak

Natsir banyak menulis artikel yang

tersebar di berbagai majalah.

Pada tanggal 7 November 2008

pemerintah menganugerahkan

gelar Pahlawan Nasional kepada

almarhum Mohammad Natsir.

Sebelumnya pada 6 November 1998

pemerintah menganugerahkan

Bintang Republik Indonesia

Adipradana. Semua penghargaan

tersebut tidak pernah ia saksikan,

karena diberikan setelah beliau

meninggal dunia.

Semoga Allah Swt mengarunia-

kan surga dan ridha-Nya kepada

allahu yarham Mohammad

Natsir.[]

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 57 MAN TAZAKKA

Page 59: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M56 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR PAK NATSIR

Pada tahun 1991 Universitas

Kebangsaan Malaysia dan

Universitas Sains dan Teknologi

Penang Malaysia menyampaikan

rencana penganugerahan gelar

Doctor Honoris Causa kepada

Mohammad Natsir. Karena Natsir

dicekal ke luar negeri dan

disebabkan faktor kesehatannya,

direncanakan penerimaan Doktor

HC diwakili oleh Ir. A.M. Luthfi dari

Dewan Dakwah yang akan

membacakan orasi ilmiah Natsir.

Ternyata pemerintah melalui Duta

Besar RI di Kuala Lumpur telah

melobi pihak universitas di Malaysia

supaya pemberian penghargaan

kepada Natsir dilakukan tidak

dengan upacara, tetapi secara

simbolis saja.

Dalam tahun yang sama datang

tawaran dari Raja Fadh di Arab

Saudi supaya Natsir berobat di Arab

Saudi dan tawaran dari Prof. Futaki

pimpinan Royal Islamic Hospital

yang meminta Natsir berobat ke

Jepang. Semua tawaran jasa baik

tersebut tidak terlaksana karena

Natsir dicekal tidak boleh pergi ke

luar negeri oleh penguasa Orde

Baru.

Mengantar Ke Peristirahatan

Terakhir

Jum'at pagi 5 Februari 1993 saya

menjenguk Pak Natsir yang dirawat

di lantai 2 ruang ICU (Intensive Care

Unit) RSUP Dr. Cipto Mangunkusu-

mo Jakarta. Saya berdiri cukup lama

di sisi kanan tempat tidur Pak

Natsir. Perasaan haru tak dapat

dilukiskan dengan kata-kata,

terbayang pengabdian, perjuangan

dan jasa-jasa beliau yang begitu

besar terhadap bangsa dan negara

Republik Indonesia serta Dunia

Islam. Saat itu salah seorang putri

Pak Natsir (kalau tidak salah, Ibu

Asma Farida) juga berdiri di

samping beliau. Saya menatap

wajah Pak Natsir yang terbaring

dengan bantuan alat-alat

perawatan ICU. Pernafasannya

dibantu respirator dan kesadaran

beliau ketika itu hampir-hampir

tidak terdeteksi. Tapi beliau masih

bisa menggerak-gerakkan kedua

tangannya. Di telinganya dipasang

walkmen untuk memperdengarkan

bacaan ayat suci Al-Qur'an.

Esok malamnya (Sabtu) siaran

Dunia Dalam Berita TVRI

menyiarkan berita duka mantan

Perdana Menteri dan mantan

Menteri Penerangan RI Mohammad

Natsir meninggal dunia. Meski

sehari sebelumnya saya melihat

langsung keadaan Pak Natsir di

rumah sakit, namun berita

kepergian beliau untuk selama-

lamanya tetap mengejutkan.

Pak Natsir menghembuskan

nafasnya yang terakhir Sabtu 6

Februari 1993 – 14 Sya'ban 1413

tepat waktu dzuhur pukul 12.10

WIB di ruang ICU RSUP Dr. Cipto

Mangunkusumo Jakarta dalam usia

84 tahun. Meninggalnya Pak Natsir

menandai habisnya generasi

pemimpin pendiri Republik

Indonesia yang telah dipanggil

Tuhan satu per satu.

Setelah jenazah almarhum Pak

Natsir disemayamkan di kediaman-

nya, tidak terhitung banyaknya

tokoh masyarakat, warga ibukota

dan sekitarnya yang bertakziyah ke

rumah duka di Jln. HOS

Cokrominoto 46 Menteng, Jakarta

Pusat. Di antara karangan bunga

tanda turut berduka cita terdapat

karangan bunga dari Presiden

Soeharto. Beberapa Menteri Kabinet

Pembangunan V dan mantan

menteri datang melayat ke rumah

Pak Natsir.

Sewaktu pelepasan jenazah di

kediaman almarhum Ahad pagi 7

Februari 1993, Jenderal TNI (Purn)

Dr. A. H. Nasution, mantan Menko

Hankam/KSAB dan mantan Ketua

MPRS menyampaikan pidato. Pak

Nas mengatakan bahwa yang pergi

ini adalah pejuang besar, pejuang

nasional dan pejuang umat yang

tidak banyak taranya di masa

sekarang. Setelah itu jenazah

dibawa ke Masjid Al-Furqan Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Jln. Kramat Raya 45 Jakarta Pusat

untuk dishalatkan. Ribuan jamaah

kaum muslimin tua dan muda

menshalatkan jenazah Pak Natsir.

Dalam kesempatan itu tokoh ulama

pejuang K.H.M. Rusjad Nur-

din,Ketua DDII Perwakilan Jawa

Barat, menyampaikan pidato perpi-

sahan yang cukup mengharukan.

Pemakaman jenazah Pak Natsir

di TPU Karet Jakarta Pusat diantar

oleh begitu banyak orang. Di TPU

Karet ribuan pelayat telah hadir

menunggu datangnya mobil

jenazah. Hujan yang mengguyur

kota Jakarta dari pagi tidak

menghalangi ribuan pelayat untuk

hadir memberi penghormatan

terakhir kepada almarhum Pak

Natsir yang mereka cintai. Sesuai

wasiatnya, jenazah Pak Natsir

dimakamkan di samping makam

istri beliau Ummi Puti Nurnahar

yang meninggal 21 Juli 1991.

Mendadak hujan reda ketika

jenazah diturunkan ke liang lahat.

Saya larut dalam perasaan haru

menyaksikan pemakaman tokoh

panutan yang semasa hidupnya

turut menuliskan sejarah Republik

Indonesia.

Saya melihat di antara tokoh

yang hadir di pemakaman antara

lain: Wakil Ketua MPR/DPR-RI

Ismael Hasan Metareum, Ketua

Umum MUI K.H. Hasan Basri yang

memimpin doa untuk almarhum,

Menteri Perhubungan Ir. Azwar

Anas, mantan Gubernur DKI Jakarta

Ali Sadikin, mantan Gubernur

Sumatera Barat dan mantan

Menteri Tenaga Kerja & Transmi-

grasi Prof. Harun Zain, Menteri

Koperasi Busthanil Arifin, tokoh pers

Mochtar Lubis, dan lain-lain.

Menteri Agama Munawir Sjadzali

urung memberi kata sambutan

karena susah mendekat ke pusara

disebabkan banyaknya pelayat yang

menghadiri pemakaman Pak Natsir.

Sewaktu berjalan meninggalkan

lokasi pemakaman, saya berpa-

pasan dengan K.H. Abdurrahman

Wahid (Gus Dur) yang baru sampai

di pekuburan Pak Natsir.

Saya ingin mengutip sambutan

H. Ismail Hasan Metareum, Wakil

Ketua MPR/DPR-RI 1992 – 1997 di

pemakaman Pak Natsir, “Sekali lagi

saya tegaskan, kita semua adalah

saksi hidup, bahkan dunia menjadi

saksi bahwa Pak Natsir adalah

pejuang yang ikhlas. Pejuang yang

tidak mengenal waktu. Pejuang

yang tidak mementingkan diri

sendiri. Pejuang yang telah

mengorbankan seluruh tenaga dan

pikirannya dari remaja sampai akhir

hayatnya untuk kepentingan umat,

bangsa dan negara.”

Mantan Perdana Menteri Jepang

Takeo Fukuda mengirim surat.

belasungkawa atas wafatnya

Mohammad Natsir. Dalam suratnya

tertanggal Tokyo 8 Februari 1993

Takeo Fakuda menyatakan, “Ketika

menerima berita tersebut terasa

lebih dahsyat dari jatuhnya bom

atom di Hiroshima, karena kita

kehilangan pemimpin dunia, dan

pemimpin besar Dunia Islam.

Peranan beliau masih sangat

dibutuhkan dalam usaha

mengkordinasikan dunia yang

stabil,” tulisnya.

Sebagai ulama dan tokoh

intelektual Pak Natsir meninggalkan

warisan karya berupa buku antara

lain: Marilah Shalat (ditulis dalam

bahasa Belanda, judul asli Komt Tot

Het Gebed), Golden Rebels Uitden

Qur'an (Kalimat Emas Dari Al

Quran), De Islamietishe Vrouven

Haar Recht (Hak-Hak Perempuan),

Capita Selecta (3 Jilid), Islam dan

Akal Merdeka, Fiqhud Da'wah,

Tinjauan Hidup, Kebudayaan Islam,

Islam dan Kristen Di Indonesia, Di

Bawah Naungan Risalah,

Sumbangan Islam Bagi Perdamaian

Dunia, Kumpulan Khutbah Hari

Raya, Kode dan Etik Da'wah,

Ummat Islam Di Persimpangan

Jalan, Berbahagialah Perintis,

Mempersatukan Umat, World Of

Islam Festival Dalam Perspektif

Sejarah, Mencari Modus Vivendi

Antar Ummat Beragama Di

Indonesia, Dunia Islam Dari Masa

Ke Masa, Indonesia Di

Persimpangan Jalan dan lain-lain.

Selain ceramah dan khutbahnya

yang selalu ditunggu umat, Pak

Natsir banyak menulis artikel yang

tersebar di berbagai majalah.

Pada tanggal 7 November 2008

pemerintah menganugerahkan

gelar Pahlawan Nasional kepada

almarhum Mohammad Natsir.

Sebelumnya pada 6 November 1998

pemerintah menganugerahkan

Bintang Republik Indonesia

Adipradana. Semua penghargaan

tersebut tidak pernah ia saksikan,

karena diberikan setelah beliau

meninggal dunia.

Semoga Allah Swt mengarunia-

kan surga dan ridha-Nya kepada

allahu yarham Mohammad

Natsir.[]

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 57 MAN TAZAKKA

Page 60: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

Sebetulnya IOFI (International

Organisation of Flavour Industry)

telah memberikan guideline kepada

anggotanya dalam pembuatan

perisa (flavourings) ini (IOFI Exp

76/8, 1995-02-20).

Guideline ini merupakan aturan

dasar dalam Good Manufacturing

Practices untuk pembuatan perisa

halal. Aturan yang diterapkan dalam

pembuatan perisa halal adalah sbb:

· Tidak boleh menggunakan

ingredien yang berasal dari

hewan.

· Etanol tidak boleh ditambahkan

secara sengaja pada jumlah

berapapun.

· Bahan dasar yang mengandung

alkohol yang berasal dari

proses fermentasi alkohol

seperti cognac oil, fusel oil,

tidak boleh digunakan.

· Etanol yang digunakan sebagai

solven pengekstrak untuk

natural flavourings harus

dihilangkan sampai serendah

mungkin sisanya (to the lowest

level technologically possible).

· Etanol yang secara alami

terdapat dalam beberapa

bahan dasar (jus buah-buahan,

minyak atsiri, dll) adalah

sesuatu yang tidak dapat

dihindari dan dapat ditoleransi

keberadaannya.

· Perisa yang ditujukan untuk

pembuatan pangan halal tidak

boleh mengandung etanol

lebih dari 0.05% (500 ppm).

Apa Itu Flavor

Flavor atau perisa, adalah bahan

yang digunakan untuk

menghasilkan flavor (cita rasa)

tertentu pada produk pangan. Hal

ini dimaksudkan agar suatu produk

pangan memiliki flavor yang

diinginkan dengan intensitas bau

dan rasa yang sesuai.

Untuk tujuan tersebut maka mie

instant misalnya menggunakan

perisa dengan berbagai flavor

seperti flavor daging sapi, daging

ayam goreng, ayam bawang, bakso,

dll.

Banyak produk pangan lain juga

menggunakan perisa agar memiliki

flavor yang diinginkan seperti

produk ekstrusi seperti Chiki, sirup,

produk-produk susu seperti susu

rasa strawberry, yoghurt rasa moka,

dll.

Dengan demikian penggunaan

perisa ini sudah sangat meluas dan

umum dalam pembuatan produk

pangan.

Titik Kritis

Kekhawatiran ketidakhalalan

perisa dapat disebabkan beberapa

hal, yaitu: 1) pelarut yang

digunakan diantaranya etanol dan

gliserol, 2) bahan dasar

pembuatannya, 3) asal bahan dasar

yang digunakan.

Etanol tidak diperkenankan

digunakan sebagai pelarut akhir

komponen-komponen flavor

dengan alasan yang sudah

dikemukakan sebelumnya (lihat

artikel tinjauan kritis alkohol).

Sebagai gantinya dapat digunakan

propilen glikol, walaupun toksisitas

propilen glikol tidak lebih baik dari

alkohol. Gliserol yang digunakan

sebagai pelarut tidak boleh berasal

dari hasil hidrolisis lemak hewani,

untungnya secara komersial

kebanyakan gliserol merupakan

hasil sintesis organik dengan

menggunakan bahan dasar yang

berasal dari minyak bumi.

Untuk menghasilkan flavor

daging diperlukan base yang dibuat

dari hasil reaksi asam amino atau

protein hidrolisat, gula dan kadang-

kadang lemak atau turunannya.

Selain itu, pada waktu formulasi

untuk flavor daging ayam misalnya

(sering digunakan untuk mie instan,

sup ayam, kaldu ayam, produk

ekstrusi, dll), seringkali diperlukan

lemak ayam, sehingga perlu jelas

dari mana asalnya. Dalam

pembuatan flavor daging kadang

digunakan pula ekstrak daging

sehingga harus jelas pula jenis

daging dan cara penyembelihan

hewannya.

Dalam flavor dairy (susu,

mentega, keju, dll) diperlukan

bukan hanya bahan-bahan kimia

tunggal pembentuk aroma, tetapi

juga asam-asam lemak untuk

membentuk rasa dan mouthfeel.

Tentu saja perlu jelas dari mana

asam lemaknya.

Selain itu, banyak komponen

pembentuk aroma produk dairy

dibuat dengan cara enzimatis

dengan menggunakan lemak

sebagai substrat. Dengan demikian

baik substrat maupun enzimnya

harus jelas sumbernya, tidak

diperkenankan berasal dari babi

atau hewan yang disembelih tidak

secara Islami.

Yang sering menjadi masalah

adalah fusel oil dan turunannya.

Karena diperoleh dengan

memanfaatkan hasil samping

minuman beralkohol (khamar)

maka jelas fusel oil tidak

diperkenankan digunakan oleh

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M58 MAN TAZAKKA

HALAL HALAL

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 59 MAN TAZAKKA

engan kerjasama yang

Dbaik bersama para

stakeholder,

alhamdulillah, saat ini lebih dari

90% produk flavor dan fragran di

Indonesia telah disertifikasi halal

oleh LPPOM MUI, dan mendapat

fatwa halal dari Komisi Fatwa MUI.”

Demikian diungkapkan Direktur

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-

obatan dan Kosmetika Majelis

Ulama Indonesia (LPPOM MUI),

Lukmanul Hakim, dalam Silaturahim

Ramadhan LPPOM MUI bersama

para pimpinan Asosiasi Flavor dan

Fragran Indonesia (AFFI) di Gedung

Global Halal Center Bogor, 8 Juni

2017.

Lukman kemudian memaparkan

kilas balik proses evolusi dalam

sertifikasi halal, khususnya untuk

produk-produk flavor dan fragran.

Pada periode tahun 1996-97,

terjadi debat yang panjang dan

polemik yang kuat di media tentang

urgensi sertifikasi halal untuk

produk-produk flavor dan fragran,

perlu atau tidak. Hal ini terjadi,

terutama, lebih karena resistensi

dari kalangan pengusaha dan

industri flavor ketika itu.

Kontroversi itu agaknya

disebabkan pihak-pihak terkait

masih belum memahami secara

utuh tentang aspek halal. Padahal,

sejak tahun 1997, aspek dan

ketentuan halal telah diadopsi di

dalam Codex Alimentarius. Artinya,

ketentuan halal diterima secara

global sebagai satu aspek yang

penting dalam produksi pangan,

obat-obatan, dan kosmetika.

Alhamdulillah, Hampir

SemuaPerisa Halal

Page 61: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

Sebetulnya IOFI (International

Organisation of Flavour Industry)

telah memberikan guideline kepada

anggotanya dalam pembuatan

perisa (flavourings) ini (IOFI Exp

76/8, 1995-02-20).

Guideline ini merupakan aturan

dasar dalam Good Manufacturing

Practices untuk pembuatan perisa

halal. Aturan yang diterapkan dalam

pembuatan perisa halal adalah sbb:

· Tidak boleh menggunakan

ingredien yang berasal dari

hewan.

· Etanol tidak boleh ditambahkan

secara sengaja pada jumlah

berapapun.

· Bahan dasar yang mengandung

alkohol yang berasal dari

proses fermentasi alkohol

seperti cognac oil, fusel oil,

tidak boleh digunakan.

· Etanol yang digunakan sebagai

solven pengekstrak untuk

natural flavourings harus

dihilangkan sampai serendah

mungkin sisanya (to the lowest

level technologically possible).

· Etanol yang secara alami

terdapat dalam beberapa

bahan dasar (jus buah-buahan,

minyak atsiri, dll) adalah

sesuatu yang tidak dapat

dihindari dan dapat ditoleransi

keberadaannya.

· Perisa yang ditujukan untuk

pembuatan pangan halal tidak

boleh mengandung etanol

lebih dari 0.05% (500 ppm).

Apa Itu Flavor

Flavor atau perisa, adalah bahan

yang digunakan untuk

menghasilkan flavor (cita rasa)

tertentu pada produk pangan. Hal

ini dimaksudkan agar suatu produk

pangan memiliki flavor yang

diinginkan dengan intensitas bau

dan rasa yang sesuai.

Untuk tujuan tersebut maka mie

instant misalnya menggunakan

perisa dengan berbagai flavor

seperti flavor daging sapi, daging

ayam goreng, ayam bawang, bakso,

dll.

Banyak produk pangan lain juga

menggunakan perisa agar memiliki

flavor yang diinginkan seperti

produk ekstrusi seperti Chiki, sirup,

produk-produk susu seperti susu

rasa strawberry, yoghurt rasa moka,

dll.

Dengan demikian penggunaan

perisa ini sudah sangat meluas dan

umum dalam pembuatan produk

pangan.

Titik Kritis

Kekhawatiran ketidakhalalan

perisa dapat disebabkan beberapa

hal, yaitu: 1) pelarut yang

digunakan diantaranya etanol dan

gliserol, 2) bahan dasar

pembuatannya, 3) asal bahan dasar

yang digunakan.

Etanol tidak diperkenankan

digunakan sebagai pelarut akhir

komponen-komponen flavor

dengan alasan yang sudah

dikemukakan sebelumnya (lihat

artikel tinjauan kritis alkohol).

Sebagai gantinya dapat digunakan

propilen glikol, walaupun toksisitas

propilen glikol tidak lebih baik dari

alkohol. Gliserol yang digunakan

sebagai pelarut tidak boleh berasal

dari hasil hidrolisis lemak hewani,

untungnya secara komersial

kebanyakan gliserol merupakan

hasil sintesis organik dengan

menggunakan bahan dasar yang

berasal dari minyak bumi.

Untuk menghasilkan flavor

daging diperlukan base yang dibuat

dari hasil reaksi asam amino atau

protein hidrolisat, gula dan kadang-

kadang lemak atau turunannya.

Selain itu, pada waktu formulasi

untuk flavor daging ayam misalnya

(sering digunakan untuk mie instan,

sup ayam, kaldu ayam, produk

ekstrusi, dll), seringkali diperlukan

lemak ayam, sehingga perlu jelas

dari mana asalnya. Dalam

pembuatan flavor daging kadang

digunakan pula ekstrak daging

sehingga harus jelas pula jenis

daging dan cara penyembelihan

hewannya.

Dalam flavor dairy (susu,

mentega, keju, dll) diperlukan

bukan hanya bahan-bahan kimia

tunggal pembentuk aroma, tetapi

juga asam-asam lemak untuk

membentuk rasa dan mouthfeel.

Tentu saja perlu jelas dari mana

asam lemaknya.

Selain itu, banyak komponen

pembentuk aroma produk dairy

dibuat dengan cara enzimatis

dengan menggunakan lemak

sebagai substrat. Dengan demikian

baik substrat maupun enzimnya

harus jelas sumbernya, tidak

diperkenankan berasal dari babi

atau hewan yang disembelih tidak

secara Islami.

Yang sering menjadi masalah

adalah fusel oil dan turunannya.

Karena diperoleh dengan

memanfaatkan hasil samping

minuman beralkohol (khamar)

maka jelas fusel oil tidak

diperkenankan digunakan oleh

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M58 MAN TAZAKKA

HALAL HALAL

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M 59 MAN TAZAKKA

engan kerjasama yang

Dbaik bersama para

stakeholder,

alhamdulillah, saat ini lebih dari

90% produk flavor dan fragran di

Indonesia telah disertifikasi halal

oleh LPPOM MUI, dan mendapat

fatwa halal dari Komisi Fatwa MUI.”

Demikian diungkapkan Direktur

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-

obatan dan Kosmetika Majelis

Ulama Indonesia (LPPOM MUI),

Lukmanul Hakim, dalam Silaturahim

Ramadhan LPPOM MUI bersama

para pimpinan Asosiasi Flavor dan

Fragran Indonesia (AFFI) di Gedung

Global Halal Center Bogor, 8 Juni

2017.

Lukman kemudian memaparkan

kilas balik proses evolusi dalam

sertifikasi halal, khususnya untuk

produk-produk flavor dan fragran.

Pada periode tahun 1996-97,

terjadi debat yang panjang dan

polemik yang kuat di media tentang

urgensi sertifikasi halal untuk

produk-produk flavor dan fragran,

perlu atau tidak. Hal ini terjadi,

terutama, lebih karena resistensi

dari kalangan pengusaha dan

industri flavor ketika itu.

Kontroversi itu agaknya

disebabkan pihak-pihak terkait

masih belum memahami secara

utuh tentang aspek halal. Padahal,

sejak tahun 1997, aspek dan

ketentuan halal telah diadopsi di

dalam Codex Alimentarius. Artinya,

ketentuan halal diterima secara

global sebagai satu aspek yang

penting dalam produksi pangan,

obat-obatan, dan kosmetika.

Alhamdulillah, Hampir

SemuaPerisa Halal

Page 62: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M60 MAN TAZAKKA

HALAL

umat Islam.

Komponen utama fusel oil

diantaranya adalah isoamil alkohol,

isobutil alkohol, propanol dan

etanol. Isoamil akohol yang banyak

digunakan dalam pembuatan perisa

buah-buahan, banyak yang berasal

dari fusel oil ini. Celakanya lagi fusel

oil ini sering digunakan sebagai

bahan dasar dalam pembuatan

beberapa senyawa aroma lain

seperti berbagai jenis ester,

diantaranya adalah isoamil asetat.

Isoamil asetat juga banyak

digunakan dalam pembuatan flavor

buah-buahan.

Beberapa bahan flavor diperoleh

dari hewan, contohnya adalah civet

(dari kucing civet yang banyak

hidup di pegunungan Himalaya,

diambil dari mamary gland kucing

civet pada waktu hewan ini masih

hidup), musk oil (dari rusa hidup)

dan castoreum (dari hewan berang-

berang).

Walaupun sudah jarang

ditemukan dalam formulasi flavor,

akan tetapi kadang-kadang

penggunaan bahan flavor dari

hewani ini masih ditemukan pada

flavor yang dibuat dengan

menggunakan formula lama.

Apa yang telah disampaikan

adalah beberapa contoh saja. Jenis

flavor ini jumlahnya ratusan sampai

ribuan, terbuat dari ribuan senyawa

kimia bahan dasar, disamping

pelarut, pengemulsi, enkapsulan,

penstabil, dan aditif lainnya.

Bisa dibayangkan bagaimana

repotnya mengaudit kehalalan

bahan flavor ini, bukan pekerjaan

mudah dan kembali memerlukan

keahlian dan bekal pengetahuan

yang tinggi di bidang ini, tidak bisa

dilakukan oleh sembarang orang.

Alhamdulillah, kiprah LPPOM

MUI kini telah mengamankan

kondumen muslim dari cemaran

haram atas produk-produk

berperisa.[]

Page 63: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

EDISI DZULQAIDAH 1439 H / AGUSTUS 2018 M60 MAN TAZAKKA

HALAL

umat Islam.

Komponen utama fusel oil

diantaranya adalah isoamil alkohol,

isobutil alkohol, propanol dan

etanol. Isoamil akohol yang banyak

digunakan dalam pembuatan perisa

buah-buahan, banyak yang berasal

dari fusel oil ini. Celakanya lagi fusel

oil ini sering digunakan sebagai

bahan dasar dalam pembuatan

beberapa senyawa aroma lain

seperti berbagai jenis ester,

diantaranya adalah isoamil asetat.

Isoamil asetat juga banyak

digunakan dalam pembuatan flavor

buah-buahan.

Beberapa bahan flavor diperoleh

dari hewan, contohnya adalah civet

(dari kucing civet yang banyak

hidup di pegunungan Himalaya,

diambil dari mamary gland kucing

civet pada waktu hewan ini masih

hidup), musk oil (dari rusa hidup)

dan castoreum (dari hewan berang-

berang).

Walaupun sudah jarang

ditemukan dalam formulasi flavor,

akan tetapi kadang-kadang

penggunaan bahan flavor dari

hewani ini masih ditemukan pada

flavor yang dibuat dengan

menggunakan formula lama.

Apa yang telah disampaikan

adalah beberapa contoh saja. Jenis

flavor ini jumlahnya ratusan sampai

ribuan, terbuat dari ribuan senyawa

kimia bahan dasar, disamping

pelarut, pengemulsi, enkapsulan,

penstabil, dan aditif lainnya.

Bisa dibayangkan bagaimana

repotnya mengaudit kehalalan

bahan flavor ini, bukan pekerjaan

mudah dan kembali memerlukan

keahlian dan bekal pengetahuan

yang tinggi di bidang ini, tidak bisa

dilakukan oleh sembarang orang.

Alhamdulillah, kiprah LPPOM

MUI kini telah mengamankan

kondumen muslim dari cemaran

haram atas produk-produk

berperisa.[]

Page 64: Masjid Kaum - LAZNAS Dewan Dakwah...jawab Ustadz Hussein. Tak berapa lama orang itu masuk dan duduk bergabung dengan kami. "Sebentar ya, kita layani dulu bapak dari Banten ini," ujar

REKENING LAZNAS DEWAN DA’WAH

Zakat

Infaq

Qurban

Kami siap menjemput, menghimpun dan menyalurkan zakat Anda.

Selamatkan dan Bangun

INDONESIAdengan

Dakwah

Waqaf Al-Qur’an

REKENING INFAQ CLUB

Bank Mega Syariah Indonesia 10 000 222 66(a.n LAZIS Dewan Da’wah QQ Infaq Club)

laznasdewandakwah.or.id

Bank Muamalat Indonesia 301 007 1845(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)

Bank Mega Syariah Indonesia 100 0000 312(a.n LAZIS Dewan Da'wah)

Bank Syariah Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 700 132 7539BRI Syariah 100 123 87 48BNI Syariah 012 7544 426(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)

BCA Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 001 100 200 2Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 7755 666BRI (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 0418 01000 150 303Bank Bukopin Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 8800 405 107BCA (a.n Dewan Dawah) 342 30388 09CIMB Niaga Syariah 86 000 422 9900(a.n. Yayasan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)

Bank Muamalat Indonesia 301 007 1846(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)

Bank Syariah Mandiri 700 132 7733(a.n LAZIS Dewan Da'wah)

BNI Syariah 018 446 3322(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)

Bank Bukopin Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 8800 408 106Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 7766 333BCA (a.n Dewan Dawah) 342 304 8855

Bank Muamalat Indonesia 301 007 1856(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)

Bank Syariah Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 702 739 1917Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 588 1985

Kemanusiaan Bank Muamalat Indonesia 358 008 0008(a.n LAZIS Dewan Da'wah)

BNI Syariah 018 446 2114(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)

Bank Mega Syariah Indonesia 100 000 4108(a.n LAZIS Dewan Da'wah)

WaqafBank Syariah Mandiri 70 777 555 88(a.n LAZIS Dewan Da'wah QQ Waqaf)

Kantor LAZNAS Dewan Da'wah Kebon Jeruk

BNI Syariah (a.n Lazis Dewan Da'wah) 828 661 661 6