masukan ilo atas prsp indonesia · penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat...

68

Upload: doandung

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dariKemiskinan:

Masukan ILOatas PRSP Indonesia

Organisasi Perburuhan Internasional

Jakarta

Februari, 2004

Page 2: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesiaii

Hak Cipta © Kantor Perburuhan Internasional 2004

Pertama terbit tahun 2004

Publikasi Kantor Perburuhan Internasional dilindungi oleh Protokol 2 dari Konvensi Hak Cipta Dunia (UniversalCopyright Convention). Walaupun begitu, kutipan singkat yang diambil dari publikasi tersebut dapat diperbanyaktanpa otorisasi dengan syarat agar menyebutkan sumbernya. Untuk mendapatkan hak perbanyakan danpenerjemahan, surat lamaran harus dialamatkan kepada Publications Bureau (Rights and Permissions),International Labour Office, CH 1211 Geneva 22, Switzerland. Kantor Perburuhan Internasional akan menyambutbaik lamaran tersebut.

ILO“Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia”.ISBN 92-2-115538-2

Sesuai dengan tata cara Perserikatan Bangsa Bangsa, pencantuman informasi dalam publikasi publikasi ILObeserta sajian bahan tulisan yang terdapat di dalamnya sama sekali tidak mencerminkan opini apapun dariKantor Perburuhan Internasional (International Labour Office) mengenai informasi yang berkenaan dengan statushukum suatu negara, daerah atau wilayah atau kekuasaan negara tersebut, atau status hukum pihak pihak yangberwenang dari negara tersebut, atau yang berkenaan dengan penentuan batas batas negara tersebut.

Dalam publikasi publikasi ILO sebut, setiap opini yang berupa artikel, kajian dan bentuk kontribusi tertulislainnya, yang telah diakui dan ditandatangani oleh masing masing penulisnya, sepenuhnya menjadi tanggungjawab masing masing penulis tersebut. Pemuatan atau publikasi opini tersebut tidak kemudian dapat ditafsirkanbahwa Kantor Perburuhan Internasional menyetujui atau menyarankan opini tersebut.

Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa KantorPerburuhan Internasional mengiklankan atau mendukung perusahaan, produk atau proses tersebut. Sebaliknya,tidak disebutnya suatu perusahaan, produk atau proses tertentu yang bersifat komersil juga tidak dapat dianggapsebagai tanda tidak adanya dukungan atau persetujuan dari Kantor Perburuhan Internasional.

Publikasi publikasi ILO dapat diperoleh melalui penyalur penyalur buku utama atau melalui kantor kantorperwakilan ILO di berbagai negara atau langsung melalui Kantor Pusat ILO dengan alamat ILO Publications,International Labour Office, CH 1211 Geneva 22, Switzerland atau melalui Kantor ILO di Jakarta dengan alamatGedung PBB, Lantai 5, Jl. M.H. Thamrin 14, Jakarta 10340. Katalog atau daftar publikasi terbaru dapat dimintasecara cuma cuma pada alamat tersebut, atau melalui e mail: [email protected]; [email protected]

Kunjungi website kami: www.ilo.org/publns ; www.un.or.id;

Dicetak di Jakarta, Indonesia

Page 3: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Daftar IsiAkronim

Prakata

Pekerjaan yang Layak dan Kemiskinan di Indonesia:Sebuah Kerangka Konseptual

Proses Keterlibatan ILO dalam PRSP di Indonesia

Bab 1. Menciptakan Kesempatan: Pertumbuhan dan Lapangan kerjas Pendahuluans Krisis, pemulihan ekonomi dan pasar tenaga kerja Indonesia:

kelemahan struktural yang permanens Pengentasan dari kemiskinan melalui penciptaan kesempatan

lapangan kerja berbasis luas: beberapa rekomendasi kebijakans Menciptakan kesempatan saling berbagi manfaat pembangunan di

Indonesia yang terdesentralisasi: peran MDGs

Bab 2. Memberdayakan Kaum Miskin: Meningkatkan Tata Pemerintahanyang Baik di Pasar Tenaga Kerjas Pendahuluans Dialog sosial sebagai instrumen vital untuk meningkatkan tata

pemerintahan yang baik di pasar tenaga kerjas Tantangan dialog sosial di Indonesia: menuju keprihatinan terkini

yang mendalam tentang kekacauan tenaga kerja dan upah minimums Rekomendasi Kebijakan

Bab 3. Mengembangkan Kemampuan – memperkuat modal manusias Pendahuluans Pekerja anak: isu dan rekomendasi kebijakans Pendidikan dasar: masalah dan rekomendasi kebijakans Pelatihan teknik dan kejuruan: isu dan rekomendasi kebijakannyas Menyiapkan kaum muda memasuki dunia kerja: persoalan dan

rekomendasi kebijakan

Bab 4. Menyediakan perlindungan sosial bagi semuas Pendahuluans Perlindungan sosial di Indonesias Agenda reformasi perlindungan sosial di Indonesia:

laporan kemajuans Menuju perlindungan sosial bagi semua di Indonesia: melihat ke

depans Rekomendasi Kebijakan

Lampiran 1: Monitoring dan Evaluasi: Usulan IndikatorLampiran 2. Usulan Matriks Kebijakan

iii

iv

v

1

5

99

10

13

21

25

2528

30

34

373738404345

47475054

55

57

5961

Page 4: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

ADB Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia)

APINDO Asosiasi Pengusaha Indonesia

DEPNAKERTRANS Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

FSPSI Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia

GDI Gender Development Index (Indeks Pembangunan Gender)

GDP Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto)

GNP Gross National Product (Produk Nasional Bruto)

HDI Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia)

IDPs Internally Displaced Persons (Penduduk yang dipindahkan secara internal)

ILO International Labour Organization (Organisasi Perburuhan Internasional)

IMR Infant Mortality Rate (Tingkat Kematian Bayi)

KILM Key Indicators of Labor Market (Indikator Kunci Pasar Kerja)

KSBSI Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia

KSPSI Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia

KSPI Kongres Serikat Pekerja Indonesia

LMIS Labour Market Information System (Sistim Informasi Pasar Kerja)

MDGs Millenium Development Goals (Sasaran Pembangunan Milenium)

MMR Maternal Mortality Rate (Tingkat Kematian Ibu)

NTC National Tripartite Council (Dewan Tripartit Nasional)

PRSP Poverty Reduction Strategy Paper (Dokumen Strategi PenanggulanganKemiskinan)

SMEs Small and Medium Enterprises (Usaha Kecil dan Menengah)

SUSENAS Survei Sosial Ekonomi Nasional

PBB Perserikatan Bangsa Bangsa

UNCTAD United Nations Conference on Trade and Development (KonperensiPerserikatan Bangsa Bangsa untuk Perdagangan dan Pembangunan)

UNDP United Nations Development Program (Program Pembangunan PerserikatanBangsa Bangsa)

UNSFIR United Nations Supports Facility for Indonesia Recovery (Fasilitas DukunganPerserikatan Bangsa Bangsa untuk Pemulihan Indonesia)

Akronim

iv

Page 5: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Prakata

v

Banyak penduduk Indonesia perempuan dan laki-laki masih hidupdalam kemiskinan. Pemerintah telah memberikan komitmennya dengansungguh-sungguh untuk melaksanakan kebijakan pertumbuhan ekonomiyang berpihak kepada kaum miskin yang memungkinkan rakyatIndonesia keluar dari kemiskinan. International Labour Organization/ILO (Organisasi Perburuhan Internasional) sangat mendukungsepenuhnya kebijakan-kebijakan tersebut dan juga dalam pembentukanserta pelaksanaan Dokumen Strategi Pengentasan Kemiskinan (PovertyReduction Strategy Paper - PRSP) di Indonesia.

Bagi ILO, pengentasan kemiskinan merupakan tema sentral darimisinya untuk menciptakan kesempatan kerja yang layak bagi semuaorang. Laporan ILO tahun 2003, Working Out of Poverty (Terbebas dariKemiskinan) menyatakan bahwa:

Bagi seseorang, kemiskinan merupakan mimpi buruk. Kemiskinanadalah sebuah lingkaran setan buruknya tingkat kesehatan,menurunnya kemampuan bekerja, produktivitas yang rendah sertapendeknya usia harapan hidup. Sedangkan bagi keluarga,kemiskinan merupakan sebuah perangkap. Kemiskinanmenyebabkan tingkat pendidikan yang tidak memadai, keterampilanyang rendah, pendapatan yang tidak pasti, menjadi orang tua usiadini, serta memburuknya kesehatan. Bagi masyarakat, kemiskinanmerupakan sebuah kutukan. Ia akan menghalangi pertumbuhan,memicu ketimpangan sosial dan menghambat negara-negaraberkembang menuju pembangunan yang berkelanjutan.

Namun terdapat juga wajah kemiskinan yang lainnya. Orang-orangyang hidup dalam kondisi sangat kekurangan sangatmengandalkan keberanian, kejelian serta keteguhan dan salingmendukung untuk tetap bertahan dalam pusaran hidup yang keras.Ketahanan hidup dalam kemiskinan menunjukkan keuletan dankreatifitas semangat manusia. Dalam banyak hal, orang-orangmiskin yang bekerja merupakan wirausahawan sejati.

Dalam mendukung proses PRSP di Indonesia, ILO memusatkanperhatian kepada dua wilayah:

Pertama, mendukung proses keikutsertaan yang menjadi inti dalamPRSP. ILO telah bekerja sama dengan mitra utamanya, DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi, serikat-serikat pekerja/buruh, dan

Page 6: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesiavi

organisasi pengusaha untuk membawa suara dunia kerja ke mejaperundingan. Agar mitra-mitra utama ILO bisa menjadi peserta yangefektif, sebuah program pengembangan kapasitas dilaksanakan padalevel nasional maupun daerah.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) telah menyatakandukungan yang kuat terhadap strategi pengentasan kemiskinan yangakan menghasilkan kesempatan kerja baru serta peluang kewirausahaan.Para serikat pekerja/buruh telah membentuk Jaringan Serikat Pekerja/Buruh PRSP (KSBSI, KSPI dan KSPSI) untuk bekerja bersama agar suaraanggotanya didengar dalam proses PRSP.

Kedua, memberikan rekomendasi-rekomendasi yang praktis danrealistis untuk pengentasan kemiskinan. Berdasar misi ILO di seluruhdunia untuk mempromosikan Pekerjaan yang Layak bagi Semua, ILOtelah menyiapkan sejumlah Paparan Teknis Singkat (Technical BriefingNotes - TBN) yang mencakup kebijakan-kebijakan kunci danrekomendasi kebijakan di berbagai hal yang terkait dengan pengentasankemiskinan. Esensi dari rekomendasi ini dimasukkan dalam laporan ini,mengikuti empat tema utama PRSP di Indonesia.

Bagi ILO, perumusan PRSP hanyalah merupakan suatu langkahdari sebuah proses yang panjang. Tantangan yang akan dihadapimeliputi penerapan kebijakan-kebijakan, pengalokasian sumber daya,pemantauan proses dan perwujudan dampak jangka panjang. ILO danmitra-mitra utamanya di Indonesia siap memberikan sumbangsihnya,menghadapi tantangan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Alan J. BoultonDirekturKantor ILO JakartaFebruari 2004

Page 7: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Pekerjaan yang Layak dan Kemiskinandi Indonesia: Sebuah Kerangka Konseptual

ILO dan ProsesPRSP

Pengentasankemiskinan danpekerjaan yanglayak: sebuahkerangkakonseptual

1

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) berusaha terlibat dalamproses-proses PRSP (Poverty Reduction Strategy Paper—Dokumen StrategiPengentasan Kemiskinan) melalui pengembangan dan peningkatanstrategi-strategi lintas sektoral dan kerangka kerja terpadu yang akanmengaitkan kemiskinan dan Agenda Pekerjaan yang Layak di tingkatnasional. Upaya ini berpusat pada tiga tujuan umum:

• Memberdayakan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi,serikat pekerja/buruh serta organisasi pengusaha untukmempengaruhi penyusunan serta penerapan strategi pengentasankemiskinan melalui dialog sosial;

• Memadukan aspek-aspek pekerjaan yang layak ke dalam PRSPmelalui pengkajian teknis; dan

• Mempengaruhi organisasi-organisasi pengembangan dan lembagapemerintah yang terlibat dalam perancangan dan pelaksanaanstrategi-strategi pengentasan kemiskinan untuk memenuhi prinsip-prinsip dan hak-hak di tempat kerja, kebijakan-kebijakanketenagakerjaan, dan perlindungan sosial sebagai strategipengentasan kemiskinan dan untuk mendengarkan aspirasi mitrasosial.

Kerangka konseptual untuk melaksanakan upaya-upaya ILO dalampengentasan kemiskinan didasarkan pada konsep kembar dari hak(entitlement) dan kesetaraan (equity), dan pada kenyataan bahwa bagimasyarakat miskin, pekerjaan merupakan satu-satunya jalan untuk keluardan menjauhi kemiskinan. ILO sangat memperhatikan keadilan sosial.Berkaitan dengan kemiskinan, keadilan sosial ini bisa diungkapkan sebagaihak untuk mengikuti (organisasi) atau berpartisipasi, perlindungan, akseske pekerjaan yang layak dan pendapatan yang layak. Penduduk miskinmenderita ‘keterbatasan hak’ karena kemampuan mereka untuk mengatur,misalnya, pekerjaan yang layak, bergantung pada hubungan antara apayang dimiliki pemerintah dan yang digunakan di masyarakat. Bagiperempuan miskin, akses mereka kepada pekerjaan yang layak bergantungpada apa yang mereka punyai (yang tidak banyak), apa yang mungkinditawarkan kepadanya (yang sangat terbatas), apa yang diberikan kepadamereka (yang sebenarnya tidak ada sama sekali), dan apa yang diambildari mereka (banyak). Karena itu, pengentasan kemiskinan sesungguhnyaadalah tentang peningkatan baik kualitas aset maupun hak kaum miskinmelakukan pertukaran.

Page 8: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia2

Pemenuhan hak-hak tesebut bergantung pada prakondisi ekonomitertentu. Untuk memenuhi prakondisi tersebut sangat pentingmembangun kapasitas masyarakat untuk menjamin peningkatankesejahteraan dan kehidupan mereka serta membangun sistempengaturan yang baik yang mendefinisikan, antara lain, pasar untukburuh. Jadi, pencapaian atas hak-hak melibatkan baik pengembangankemampuan sosial maupun ekonomi. Keterlibatan (inclusion), integrasi,dan tentu saja, akses untuk memperoleh pendapatan, semuanyamenjelaskan bagaimana penciptaan lapangan kerja merupakan prioritasekonomi. Yang lebih umum, kebutuhan untuk memasukkan tujuan-tujuan sosial ke dalam kebijakan makro ekonomi memberikan implikasipada penekanan terhadap redistribusi pendapatan, kesetaraan, dansolidaritas. Dalam terminologi sistem pembagian kerja internasionalmengentaskan kemiskinan, disanalah keunggulan komparatif dan nilaitambah ILO memainkan peranan.

Kerangka konseptual ini menggarisbawahi pendapat bahwapertumbuhan ekonomi merupakan hal yang sangat penting, tapi tidakcukup untuk menghapuskan kemiskinan. Pengentasan kemiskinanmelibatkan pertumbuhan dengan reorientasi yang mendasar yangberpihak kepada masyarakat miskin (apa yang sering dirujuk sebagai“pro-poor growth”). Hal ini mencakup perubahan-perubahan padalembaga, undang-undang, peraturan dan praktek-praktek yang menjadibagian dari proses yang menciptakan dan memperparah kemiskinan(misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin dan pembatasan kegiatankehidupan mereka), dan pada intervensi yang rinci dan terarah yangmemungkinkan semua kategori kemiskinan diintegrasikan ke dalamproses ekonomi. Dengan cara demikian, mereka dapat mengambilmanfaat dari peluang meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomimereka, seperti dalam kualitas aset dan hak mereka untuk melakukanpertukaran. Pendekatan ini menempatkan penekanan yang diperbaruiterhadap kebijakan-kebijakan yang bisa mendorong kesetaraan danmemerangi ketidakadilan dan ketimpangan global maupun nasional.

Di antara perubahan-perubahan struktural paling penting yangdiperlukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negara-negaraberpendapatan rendah adalah bergerak dari masyarakat di manapeluang ekonomi dan kesempatan kerja dialokasikan atas dasar perandan tanggung jawab menuju masyarakat yang lebih mendasarkan diripada prestasi dan keterbukaan. Selain itu, juga perlu diperkenalkansistem fiskal yang lebih mementingkan kesetaraan yang akan menjadikanfungsi-fungsi kemasyarakatan tidak hanya adil (fair), tapi juga lebihefektif dan lebih efisien (ada kaitan yang kuat antara praktek kebijakanfiskal yang baik dan tata pemerintahan yang baik). Pendekatan inimenghendaki peran aktif kebijakan pasar tenaga kerja dalammemanfaatkan manajemen permintaan, instrumen fiskal dan moneteruntuk memandu kebijakan makroekonomi. Itu berarti penyesuaianstruktural, restrukturisasi sosial-ekonomi, dan reformasi pasar (termasukdi dalamnya privatisasi dan kebijakan liberalisasi yang lain) harusditingkatkan demi tujuan penciptaan lapangan kerja yang layak.

Page 9: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Pekerjaan yanglayak danpengentasankemiskinan diIndonesia

3

Dengan demikian, pekerjaan yang layak menjadi bagian daristrategi pengentasan kemiskinan yang sangat penting. Pekerjaan yanglayak merupakan konsep menyeluruh yang saling bersinggungan yangmemberikan dampak lebih besar dibandingkan dengan penjumlahanatas empat unsurnya (hak di tempat kerja, lapangan kerja, perlindungansosial; dan dialog sosial). Dengan demikian pekerjaan yang layak jugamelingkupi hal atau bidang lain seperti jender, sebagai bagian dari upayamencapai hasil-hasil pendidikan dan kesehatan dan tujuan-tujuan lainyang disepakati dalam konteks delapan Sasaran Pembangunan Mileniumatau “MDGs” (Millenium Development Goals). Khususnya, pekerjaan yanglayak mempunyai peranan yang vital dalam mencapai tujuan utamaMDG untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan yang parah padatahun 2015, dan juga untuk mencapai MDG 3 dalam mempromosikankesetaraan jender dan memberdayakan para perempuan dan target 16dari MDG 8 tentang pengangguran kaum muda.

Laporan ini dibangun berdasar pada kerangka konseptual ini danberusaha mem etakan jenis-jenis persoalan yang mengaitkan em pattujuan strategis ILO dengan struktur yang diusulkan Pem erintahIndonesia tentang perancangan dan penyusunan PRSP.

4 Tujuan Strategis ILO:

• Mempromosikan dan mewujudkan prinsip-prinsip dan hakmendasar di tempat kerja.

• Menciptakan kesempatan lebih besar bagi perempuan dan laki-laki dalam mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yanglayak.

• Meningkatkan cakupan dan efektifitas perlindungan sosial bagisemua.

• Memperkuat tripartisme dan dialog sosial.

Struktur/Gugus Tugas PRSP Indonesia:

• Penciptaan Kesempatan.• Pemberdayaan Masyarakat.• Pengembangan Kapasitas.• Perlindungan Sosial.

Setiap bab dalam laporan ini secara garis besar mengikuti strukturyang sama, yang dimulai dengan sebuah analisis terhadap situasi darisebuah perspektif kemiskinan, diikuti dengan sebuah analisis tentangberbagai pilihan untuk mencapai pengentasan kemiskinan melaluistrategi pekerjaan yang layak. Akhirnya, masing-masing bab berisiserangkaian rekomendasi yang diharapkan akan membantu Pemerintahdalam merancang PRSP, dan lebih luas lagi, untuk menjawab berbagaitantangan kemiskinan di Indonesia.

Page 10: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia4

Bab I memfokuskan diri pada penciptaan peluang melalui dimensiketenagakerjaan dalam kebijakan makro dan sektoral. Bab inimenganalisis hal-hal yang berhubungan dengan dunia kerja dariperspektif desentralisasi dan Tujuan Pembangunan Milenium dan strategiperluasan lapangan kerja melalui pengembangan usaha dan pasar kerjayang fleksibel namun adil. Di Bab II, fokus diarahkan pada tatapemerintahan yang baik dalam kaitannya dengan pasar kerja, termasukhak di tempat kerja dan persoalan hubungan industri. Sejumlahrekomendasi dibuat, diajukan dengan pandangan bahwa memperbaikitata pemerintahan dalam lapangan kerja merupakan kondisi pentinguntuk menarik investasi dan untuk meningkatkan persaingan, yang padagilirannya akan menjadi sangat vital untuk meningkatkan pertumbuhan.

Bab III difokuskan pada pembangunan modal manusia danpenguatan kemampuan yang mencakup hal-hal yang berhubungandengan pendidikan dasar, keterampilan dan pendidikan kejuruan,pekerja anak dan pekerja muda. Di Bab IV, terdapat sebuah analisismengenai perlindungan sosial di Indonesia dan serangkaian rekomendasiuntuk memperkuat mekanisme perlindungan sosial, khususnya bagikelompok-kelompok rentan. Secara keseluruhan, laporan ini memberikangambaran tentang pentingnya penggabungan kebijakan sosial danekonomi untuk mencapai hasil-hasil program pengentasan kemiskinan.Laporan inipun berulang kali merujuk pada tema-tema umum yangpenting bagi Indonesia seperti kesempatan untuk kaum muda,desentralisasi yang efektif dan efisien, serta kesetaraan jender.

Page 11: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Proses Keterlibatan ILO dalam PRSPdi Indonesia

PeningkatanKapasitasKonstituen ILO

5

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Dokumen StrategiPengentasan Kemiskinan Sementara (Interim Poverty Reduction StrategyPaper - PRSP) pada bulan Januari 2003, dan dokumen PRSP tersebutsaat ini sedang dalam tahap penyelesaian yang dijadwalkan pada Juni2004. Pemerintah telah membentuk Komite Penanggulangan KemiskinanNasional yang dipimpin Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat yangakan membawahi empat gugus tugas yang akan menggarap tema-temaPRSP, yakni ‘Menciptakan Kesempatan’, Pemberdayaan Masyarakat’,‘Pengembangan Kapasitas’, dan ‘Perlindungan Sosial’. Masing-masingdari gugus tugas ini beranggotakan perwakilan dari Pemerintah,masyarakat sipil dan perguruan tinggi.

Dukungan ILO terhadap strategi pengentasan kemiskinan diIndonesia dimulai dengan komentar teknis atas PRSP Sementara, dansetelah itu disepakati bahwa ILO akan menyediakan bantuan lebih lanjutsesuai permintaan dari Komite Penanggulangan Kemiskinan Nasional.Kontribusi ILO terhadap proses PRSP di Indonesia mencakup dua jenispendekatan. Pertama, upaya berkesinambungan untuk membangun danmendukung kapasitas serikat-serikat pekerja/buruh dan organisasipengusaha untuk terlibat dan berpartisipasi dalam proses PRSP. Kedua,ILO memberikan kontribusi teknis substansial dalam proses penyusunanpaparan teknis singkat (Technical Briefing Notes - TBNs) dan laporankomprehensif yang berisi serangkaian rekomendasi kebijakan. Berbagairekomendasi ini menekankan perlunya menempatkan persoalanketenagakerjaan sebagai strategi utama pengentasan kemiskinan, yangdidasarkan pada kerangka konseptual “Pekerjaan yang Layak untukSemua”.

Partisipasi para pelaku dari berbagai kalangan dalam perumusandan penerapan PRSP merupakan hal yang sangat mendasar karenaketerkaitan mereka dengan PRSP dan demi keberhasilan pelaksanaanPRSP itu sendiri. ILO telah bekerja sama dengan konstituen utamanya,Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serikat-serikat pekerja/buruh, dan organisasi pengusaha untuk mendukung keterlibatan merekayang substantif dan bisa dipercaya dalam proses pelaksanaan PRSP.

Sebuah upaya khusus telah dilaksanakan untuk meningkatkankapasitas serikat-serikat pekerja/buruh. ILO memberikan pelatihan-pelatihan teknis sehingga perwakilan serikat pekerja/buruh di gugus

Page 12: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Kontribuisi Teknisuntuk PRSP

6

tugas PRSP akan bisa berperan aktif dalam diskusi dengan latar belakangyang mereka miliki dan kontribusi mereka yang berarti. Peristiwa-peristiwa penting dalam kerjasamanya dengan serikat pekerja/buruhberupa Seminar Serikat Pekerja/Buruh Nasional tentang PRSP padabulan September 2003, dengan tujuan utama meningkatkan kesadarantentang strategi pengentasan kemiskinan. Seminar ini melahirkanjaringan serikat pekerja/buruh di bidang PRSP. Jaringan ini berfungsisebagai saluran yang mewakili perhatian dan pendapat para pekerjadalam mengembangkan strategi pengentasan kemiskinan bagi Indonesia.Dimensi penting lainnya adalah lokakarya-lokakarya peningkatankapasitas untuk serikat pekerja/buruh yang berlangsung di tingkatprovinsi, yang sejalan dengan program pemerintah untuk merumuskanstrategi-strategi pengentasan kemiskinan di tingkat regional.

ILO juga telah memfasilitasi Asosiasi Pengusaha menyelenggarakanseminar Asosiasi Pengusaha Indonesia Nasional (APINDO) mengenaiPRSP pada Oktober 2003. Seminar ini menjadi forum bagi parapengusaha untuk menyuarakan keprihatinan dan pendapat merekaberkaitan dengan pengembangan strategi pengentasan kemiskinan.

Berbagai upaya ini telah menghasilkan perumusan baik oleh serikatpekerja/buruh maupun pengusaha mengenai posisi mereka dalam PRSP.Lebih jauh lagi, semua konstituen ILO secara bersama-sama telahmendiskusikan PRSP dan pentingnya ketenagakerjaan dan pekerjaanyang layak dalam forum nasional “Terbebas dari Kemiskinan” yangdiselenggarakan pada Oktober 2003 dalam kaitannya dengan peringatanHari Internasional Penghapusan Kemiskinan.

Pada Desember 2003, diselenggarakan sebuah seminar tripartitdengan tema “Rekomendasi-rekomendasi kebijakan tentang Pekerjaanyang Layak dan Strategi Pengentasan Kemiskinan”. Seminar inimenghasilkan umpan balik teknis yang sangat bermanfaat mengenaipilihan dan implikasi kebijakan. Hasil seminar ini telah diambil sebagaibahan dalam penyiapan usulan ILO tentang PRSP.

ILO telah menyiapkan serangkaian paparan teknis yang pendekdan terfokus (Lihat tabel 1) yang melayani dua tujuan:

i) Sebagai dokumen latar belakang tentang persoalan dan pilihan-pilihan kebijakan yang amat penting bagi pengentasan kemiskinan.Contohnya: ‘Dimensi ketenagakerjaan dalam Kebijakan Makro danSektoral’, ‘Lapangan kerja bagi Kaum Muda: Jalan Setapak dariSekolah Menuju Pekerjaan’, ‘Meningkatkan Tata Pemerintahan yangBaik dalam Pasar tenaga Kerja’; ‘Jender dan Kemiskinan’.

ii) Sebagai pondasi bagi pembuatan laporan komprehensif sebagaisumbangan ILO untuk proses PRSP, yang akan menyediakanrekomendasi spesifik kepada masing-masing gugus tugas dalamKomite Penanggulangan Kemiskinan Nasional.

Page 13: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

7

Konstituen-konstituen ILO telah dimintai nasihat secara intensifdalam penyiapan kontribusi teknis kepada PRSP dan pada kenyataannyamenjadi panduan dalam proses penyusunannya.

Kantor ILO di Jakarta telah melibatkan diri secara aktif dalam usahamembangkitkan kesadaran dan mempromosikan pekerjaan yang layaksebagai komponen penghapusan kemiskinan melalui strategi komunikasiPRSP yang bagus. Strategi ini mencakup penerbitan berbagai brosur,buku panduan, poster, dan bahkan agenda kerja, dan juga meluncurkansampul peringatan hari pertama dengan tajuk “ILO MendukungIndonesia Menanggulangi Kemiskinan’, yang semuanya telah membantumeningkatkan citra komitmen ILO terhadap pengentasan kemiskinan.

Peluang ke Depan:

Di samping perumusan PRSP, ILO mencari jalan untuk mendukungproses implementasi, khususnya dengan melibatkan serikat pekerja/buruh dan organisasi pengusaha dalam strategi-strategi dan programyang relevan yang terkait dengan lapangan kerja dan pekerjaan yanglayak. ILO akan mendukung usaha-usaha pengembangan indikatoruntuk memantau dan meninjau kembali implementasi PRSP (lihatLampiran 1) dan meneruskan pengembangan kapasitas kapan danbilamana diperlukan.

MembangkitkanKesadaran

Tabel 1: Paparan Teknis Singkat

No. Tema/Judul

1. Dimensi Ketenagakerjaan dalam Kebijakan Makro danSektoral

2. Desentralisasi dan pekerjaan yang layak: Mengaitkannyadengan MDGs

3. Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha Kecil,Menengah, dan Ekonomi Lokal

4 Lapangan Kerja bagi Kaum Muda: Jalan Setapak dari SekolahMenuju Pekerjaan

5. Infrastruktur Pedesaan: Akses, Ketenagakerjaan dan PeluangMeraih Pendapatan

6. Pengembangan Keterampilan untuk Pertumbuhan Ekonomidan Kehidupan yang Berkelanjutan

7. Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsipdan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja

8. Memberantas Bentuk-bentuk Terburuk Pekerja Anak9. Perlindungan Sosial bagi Semua10. Meningkatkan Tata Pemerintahan yang Baik di Pasar Tenaga

Kerja dengan Memperkuat Tripartisme dan Dialog Sosial11. Migrasi: Peluang dan Tantangan bagi Pengentasan

Kemiskinan12. Jender dan Kemiskinan

Page 14: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia8

Page 15: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Menciptakan Kesempatan:Pertumbuhan dan Lapangan kerja

Pendahuluan

9

1Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh stabilitas makro ekonomi

dan situasi investasi yang lebih baik diperlukan bagi pengentasan darikemiskinan. Namun, itu saja tidaklah cukup. Semua orang Indonesia,yang bersedia dan mampu bekerja, harus memiliki peluang mendapatkanpekerjaan yang produktif dan langgeng di dalam suasana yang bebas,bermartabat, setara dan aman. Ini semua merupakan esensi daripertumbuhan ekonomi yang berpihak pada kaum miskin. Ini jugamerupakan sebuah etos dari ‘pekerjaan yang layak’. Hal ini diatur dalamkonstitusi Indonesia, dan mewakili visi ILO yang hendak diraih.

Mengapa kita harus fokus pada penciptaan kesempatan lapangankerja dalam skala luas sebagai salah satu pilar strategi pengentasan darikemiskinan? Terdapat cukup bukti untuk mendukung pandangan bahwadi Indonesia dan di mana saja, keterkaitan antara lapangan kerja dengankemiskinan sangat kuat. Pada fase pertumbuhan yang cepat pada eraSuharto, kemiskinan menurun secara berkelanjutan sejalan denganperpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non-pertanianyang lebih produktif, ukuran sektor usaha yang menyediakan pekerjaanbergaji makin besar, keterampilan pekerja meningkat sampai tahaptertentu, dan upah makin tinggi seiring dengan naiknya produktivitas.

Sayangnya, krisis keuangan tahun 1997 telah membalikan berbagaikemajuan itu. Kendati krisis tidak menguras seluruh prestasi yang dicapaipada masa sebelum krisis, dan meskipun terjadi pemulihan di sana-sinisetelah lima tahun, pasar tenaga kerja Indonesia masih memperlihatkanbanyak kelemahan. Bab ini akan menyoroti kelemahan itu danmenjelaskan ciri-ciri utama dari kerangka kebijakan yang berfokus padapenciptaan lapangan kerja, yang pada gilirannya dapat memberikankontribusi yang penting bagi pembaharuan komitmen PemerintahIndonesia untuk mengentaskan kemiskinan.

Bab ini juga mengajukan usulan bagaimana masyarakat regionalIndonesia bisa mendaki tangga peluang melalui komitmen pemerintahterhadap desentralisasi yang demokratis. Salah satu cara untukmelaksanakan tugas yang sangat mendasar ini adalah melaluipenyelarasan tujuan desentralisasi dengan MDGs (MillenniumDevelopment Goals—Sasaran Pembangunan Milenium) yang diadopsi olehmasyarakat internasional di sidang umum PBB pada September 2000sebagai bagian dari upaya bersama untuk menurunkan tingkatkemiskinan global. MDGs ini secara jelas menetapkan target untukmenghapuskan kemiskinan pendapatan, kelaparan, buta aksara,

Page 16: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Krisis, pemulihanekonomi dan pasar

tenaga kerjaIndonesia:kelemahan

struktural yangpermanen

Hasil Moderat PasarTenaga Kerja pada era

paska-krisis4

10

1 Batas garis kemiskinan Indonesia menggambarkan kombinasi komponen makanan dannon-makanan dasar. Batas kemiskinan ini diperbarui lagi pada 1996 dan nilainya setaradengan $1,50 sen per hari.

2 Angka-angka ini didapatkan dari Mr. Brasukra Sudjana dari ILO (UNSFIR-UNDP, Jakarta).3 Alisjahbana, Armida S. and Chris Manning. 2002. “Survey of Recent Developments.” Bulletin

of Indonesian Economic Studies, 38(3): 277-305. December 2002.4 Statistik pasar tenaga kerja yang dilaporkan di sini berdasarkan tabulasi khusus yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik - BPS dengan menggunakan format global ILO ‘KeyIndikators of the Labour Market - KILM).’ Mr. Puguh Irawan menjadi penanggung jawabformal untuk mengelola proyek-proyek KILM di BPS.

5 Data-data statistik disiapkan dan disuplai oleh Dr Shafiq Dhanani, konsultan ILO berbasisdi Jakarta.

6 Asia Recovery Information Centre database for 2003 (www.aric.adb.org).

penyakit, diskriminasi terhadap perempuan dan kerusakan lingkunganhidup pada tahun 2015.

Ketika tingkat kemiskinan meningkat tajam pada saat krisis ekonomimemuncak, banyak tenaga kerja kembali ke sektor pertanian dan ukuransektor informal perkotaan membesar. Kondisi ini pada gilirannyamenciptakan deindustrialisasi. Upahpun menurun tajam sekitar 40persen. Sejak itu, tampaknya seperti terjadi pemulihan ekonomi dalamtaraf tertentu. Kemiskinan (pendapatan/konsumsi) menurun daripuncaknya pada tahun 1998/1999 dan saat ini (data tahun 2002)posisinya sama dengan tingkat kemiskinan pada tahun 1996.1 Estimasiawal dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa tingkat kemiskinanpada tahun 2002 adalah 17,6 persen, sama dengan yang dicatat padatahun 1996.2 Upah riil kembali naik dan pada tahun 2002 mencapai 10-30 persen di atas upah sebelum krisis.3

Walaupun ada tanda-tanda pemulihan yang menjanjikan ini,berbagai indikator pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa pemulihanitu masih rapuh. Simak beberapa angka statistik penting berikut. Pangsalapangan pekerjaan sektor pertanian menurun sampai 40,1 persen padatahun 1997, namun pada tahun 2001 naik menjadi 43,3 persen. Pangsalapangan kerja bergaji mencapai 35,5 persen pada tahun 1997, namunmenurun sedikit menjadi 33,3 persen tahun 2001. Bukti-bukti yang adajuga menunjukkan bahwa tingkat penggunaan kapasitas di sektormanufaktur anjlok menjadi 66 persen pada 2001 dari puncaknya, yaitu78 persen pada 1996, sedangkan pertumbuhan lapangan kerjamanufaktur menyurut drastis dari 2.8 persen pada masa 1994-1997menjadi 0.6 persen pada masa 1998 –2001.5 Dengan kata lain, tidak adabukti yang meyakinkan bahwa kondisi ketenagakerjaan yang memburukpada tahun 1998 ketika Indonesia dilanda resesi akibat krisis ekonomiitu telah berhasil diatasi.

Perhatian juga mesti diberikan pada fakta-fakta mengenaipengangguran terbuka yang naik tajam dalam beberapa tahun terakhirini. Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2002 mencapai sembilanpersen, bandingkan dengan tahun 1997 yang hanya 4,7 persen.6

Page 17: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Kesenjangan jender dipasar tenaga kerja

Implikasi ekonomiinformal yang besar danberagam

7 Kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan ditelaah oleh Dhanani, S. & Islam, I.(2001) dalam ‘Indonesian Wage Structure and Trends, 1976-2000’. Makalah yang disiapkanuntuk Infocus Socio-Economic Security Program (ILO/SES), Geneva: International LaborOrganization.

8 Satu-satunya pengecualian adalah pekerja perempuan dengan pendidikan sarjana yangmampu berdiri sejajar dengan mitra laki-lakinya (5,0 persen).

11

Harus diakui bahwa pengangguran terbuka di Indonesia justrubanyak dialami oleh mereka yang berpendidikan. Data lain menunjukkanbahwa tingkat pengangguran didominasi oleh kaum muda. Kondisi initentu sangat memprihatinkan. Tingkat pengangguran kaum muda padatahun 2001 tercatat 24,1 persen dibanding dengan 15,5 persen padatahun 1997. Lebih dari 60 persen orang yang tidak memiliki pekerjaanadalah kaum muda. Kecilnya peluang pekerjaan produktif bagi kaummuda ini Indonesia bisa berkembang menjadi sumber keresahan sosial.

Kesenjangan jender tetap terjadi pada pasar tenaga kerja Indonesia.Walaupun perbedaan upah laki-laki-perempuan terus mengecil dalambeberapa tahun terakhir, tinjauan sekilas atas data yang adamenunjukkan bahwa pada beberapa indikator penting pasar tenagakerja, pekerja perempuan tertinggal dari pekerja laki-laki.7 Pada tahun2001, misalnya, tingkat partisipasi tenaga kerja (mereka yang berusia15-64 tahun) untuk perempuan adalah 53,3 persen dibanding dengan87,3 persen untuk laki-laki. Perempuan pekerja juga kurang terwakilipada sektor pekerjaan bergaji (29,3 persen dibanding 35,6 persen).Pekerja perempuan justru lebih terwakili dalam lapangan kerja paruh-waktu (56,4 persen) dan di sektor informal perkotaan (49,9 persendibanding 42,2 persen), tingkat pengangguran terpaksa (11,5 persendibanding 7,6 persen) dan lebih rendahnya pencapaian pendidikan (15,5persen pekerja perempuan berpendidikan menengah dibanding 21,1persen pekerja laki-laki). 8

Kesenjangan jender di pasar tenaga kerja juga tercermin padaberbagai hambatan yang dihadapi oleh wirausahawan perempuan.Mereka tidak memiliki cukup akses untuk mendapatkan pelatihanketerampilan di bidang pemasaran, akuntansi dan manajemen. Merekajuga tidak memiliki jaringan kerja yang cukup luas dan informasi bisnisyang bisa membekali mereka untuk bersaing dan untuk memenuhiperubahan-perubahan tuntutan konsumen dan teknologi. Merekamenghadapi kesulitan untuk mendapatkan kredit, khususnya bilakebutuhan mereka melebihi apa yang bisa ditawarkan kepada kelompokperempuan oleh koperasi dan sumber kredit mikro.

Aspek-aspek lain dari pasar tenaga kerja Indonesia perlu diteropong.Sebagai permulaan, setiap pemahaman tentang kaitan yang erat antarakemiskinan dengan pasar tenaga kerja di Indonesia memerlukanpengakuan mengenai betapa besar dan beragamnya perekonomianinformal. Sektor ini juga mendorong kegiatan ekonomi pedesaan danperkotaan dan menyerap 67% dari total tenaga kerja Indonesia. Statistikresmi menunjukkan bahwa besaran sektor informal perkotaan telah

Page 18: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia12

meningkat lima tahun belakangan ini. Pekerjaan di sektor informal seringditandai dengan ciri-ciri tingkat keterampilan dan produktivitas yangrendah, pendapatan yang rendah atau tidak menentu, jam kerja yangpanjang, tempat kerja yang sempit atau tidak menentu, kondisi kerjayang tidak aman dan tidak sehat, dan kurangnya akses ke informasi,pasar, keuangan, pelatihan dan teknologi. Pekerja di sektor ekonomiinformal tidak diakui, didaftar, diatur atau dilindungi oleh peraturanketenagakerjaan dan perlindungan sosial, seringkali karena statusketenagakerjaan mereka kabur. Sebagian besar dari mereka yangmenderita dalam kondisi seperti ini adalah anak-anak dan perempuan.

Mobilitas spasial yang tinggi menjadi ciri utama pasar tenaga kerjaIndonesia. Mobilitas seperti ini telah meningkat secara tajam pada tahun-tahun terakhir ini, baik dalam skala maupun keberagamannya. Statistikyang tersedia menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir ini, jumlahlaki-laki Indonesia yang pernah tinggal di provinsi yang bukan asalmereka naik 68 persen, sedangkan untuk perempuan angka ini lebihmengejutkan, yaitu 98 persen. Kebijakan transmigrasi yangdikembangkan dengan baik telah mendorong penduduk Indonesiaberpindah dari pulau-pulau di luar Jawa-Bali untuk pindah ke Jawadan Bali. Namun, kecenderungan tersebut terlihat berbalik, paling tidakuntuk sementara waktu. Sensus tahun 2000 mencatat kenaikan migrasike pulau-pulau terpencil. Cukup masuk akal untuk mengaitkanperkembangan ini dengan penurunan tajam peluang kerja di Jawa setelahkrisis moneter 1997.

Juga terdapat banyak migrasi pedesaan-perkotaan yangmenyebabkan penduduk perkotaan tumbuh sekitar 5 persen per tahundalam tiga dekade terakhir. Namun demikian, sebagian besar migrasijenis ini terdiri dari migrasi musiman dan tidak permanen. Adakecenderungan khusus di mana sebagian pekerja migran meninggalkankeluarga mereka di komunitasnya selama mereka bekerja di tempat tujuandalam rentang waktu satu minggu sampai dua tahun. Paling tidak ada25 persen keluarga pedesaan bekerja di daerah perkotaan selamabeberapa waktu dalam setahun.

Selain itu, mobilitas tenaga kerja yang cukup signifikan di Indonesiaadalah meningkatnya kecenderungan penduduknya untuk mencaripekerjaan di luar negeri. Misalnya, pada tahun 1997-98, jumlah TenagaKerja Indonesia (pekerja migran), yang kebanyakan perempuan,mencapai 232.275 orang, namun pada tahun 2000 jumlah ini meningkatmenjadi 435.219 orang. Krisis 1997 nampaknya telah menyebabkanbanyak orang untuk mencari pekerjaan di luar negeri karena kesempatankerja di dalam negeri telah menyurut. Indonesia kini menjadi salah satunegara pemasok tenaga kerja kontrak di dunia. Tapi, kebanyakan merekatergolong pekerja tidak terampil, yang kebanyakan bekerja di negara-negara Asia lain serta di Timur Tengah.

Sayangnya ada dua ciri pasar kerja Indonesia yang telahmenyebabkan citra Indonesia memburuk. Satu hal berkaitan dengan

Dimensi mobilitasspasial pekerja

Page 19: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Pengentasankemiskinan melaluipenciptaankesempatanlapangan kerjaberbasis luas:beberaparekomendasikebijakan

13

9 Estimasi pertumbuhan terakhir tersedia di situs Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)10 Angka lima persen disorot dalam laporan ILO (1999a), Indonesia: Strategies for Employment-

led Recovery and Reconstruction, Jakarta dan Jenewa: ILO. Juga lihat Islam, I dan Nazara,S (2000)

praktek perdagangan anak-anak dan perempuan yang kejam. Sedangkanyang lainnya adalah masalah kontroversial yang berkaitan denganmunculnya lebih dari dua juta IDPs (internally displaced persons – pencarisuaka internal) – salah satu jumlah yang tertinggi, kalau tidak yang palingtinggi, di dunia. Ini kebanyakan merupakan fenomena paska krisis 1997– di mana mereka melarikan diri dari konflik separatisme, antar-suku,dan juga antar-agama yang meningkat dengan tajam di daerah-daerahtertentu.

Dimensi pasar tenaga kerja Indonesia yang amat penting yang ditelitipada bagian sebelumnya memberikan kita sebuah konteks untukmengungkapkan pandangan bahwa peluasan lapangan kerja harusmenjadi unsur inti strategi pengentasan kemiskinan nasional. Khususnya,terdapat kebutuhan untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang bisabertahan lama setiap tahunnya (berdasarkan perkiraan terkini,pemerintah harus menyediakan paling tidak dua juta lapangan kerja)baik untuk menyerap masuknya tenaga baru ke dalam pasar tenagakerja dan untuk menutup para pengangguran dan setengahpengangguran yang tidak diserap pasar kerja pada tahun-tahunsebelumnya.

Terkait dengan tujuan penciptaan lapangan kerja baru, adaserangkaian rekomendasi yang bisa dibuat. Dalam tujuan peluasanlapangan kerja tersisip sederet rekomendasi kebijakan yang bisa dibuat.Berikut adalah pembahasannya.

Dalam kurun waktu 1999-2002, tingkat pertumbuhan rata-rataIndonesia adalah 3,2 persen. Kondisi tersebut sangat kontras denganpertumbuhan 7,0 persen dalam kurun waktu 1994 sampai 1997.9 Tingkatpertumbuhan setelah krisis yang dicatat sampai sekarang belum cukupuntuk menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja baru sebanyak duajuta orang dan untuk menutup akumulasi penganggur dan setengahpenganggur yang tidak diserap pasar pada tahun-tahun sebelumnya.Berdasarkan estimasi terkini elastisitas lapangan kerja , tingkatpertumbuhan minimal lima persen dalam jangka pendek dan jangkamenengah merupakan titik kritis dalam menunjang strategi berfokuspenciptaan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat kemiskinan padamasa paska krisis di Indonesia.10

Sulit untuk menetapkan secara tegas mengenai pemulihan yangdimotori ketenagakerjaan dari krisis keuangan 1997 dan konsekuensinyayang berat, kecuali jika perhatian terhadap ketenagakerjaan secara formaldimasukkan menjadi bagian dari target dan tujuan kebijakan makro

Indonesia membutuhkankembali pertumbuhancepat dan berkelanjutan

Merefleksikan sasaranketenagakerjaan dalamkebijakan makro

Page 20: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia14

ekonomi. Otoritas moneter Indonesia, seperti halnya otoritas yang samadi banyak negara, ditugaskan untuk mengendalikan inflasi pada tingkatyang dikehendaki. Dalam jangka menengah, tujuannya adalah untukmempertahankan tingkat inflasi di bawah 5 persen.11 Pada saat yangsama, kebijakan fiskal terhambat oleh kebutuhan melakukan“konsolidasi fiskal” untuk mengendalikan ledakan utang dalam negeripemerintah yang disebabkan oleh krisis. Hal ini diyakini akanmenciptakan kerangka kebijakan ekonomi makro yang diarahkan untukmemantau berbagai variabel keuangan dan fiskal.

Dalam kurun waktu 2001-2002, Indonesia mengalami inflasi duadigit (berkisar 11,5-11,9 persen), sementara itu tingkat suku bunganominal, sebagaimana dicatat pada pertengahan 2001, adalah yangtertinggi di Asia Tenggara. Sejak itu, tingkat bunga nominal turun 350basis poin dan penurunan tersebut memberikan implikasi padapenurunan tingkat inflasi tahun yang sekarang berkisar pada angkaenam persen (seperti tercatat pada Oktober 2003).12 Pada titik tertentu,pejabat moneter perlu membuat suatu resolusi untuk memecahkanbeberapa isu yang fundamental. Apa keuntungan sosial dari upayamempertahankan inflasi tetap berada di bawah 5 persen, atau sebaliknya,apa biaya sosialnya bila inflasi dibiarkan naik melebihi 5 persen padajangka menengah? Apakah mereka telah mempertimbangkan pelajarandari bukti-bukti internasional bahwa tingkat inflasi menengah (di bawah15 persen) tidak merugikan bagi pertumbuhan dan juga tidakmemperburuk kondisi kelompok miskin? 13 Kecuali bila terdapat jawabanyang meyakinkan terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar di atas,inflation targeting yang kaku seperti ini mungkin bukannya akanmemecahkan masalah, namun sebaliknya, hanya akan memperparahnyasaja.

Pertimbangkan juga implikasi dari penerapan kebijakan fiskal yangketat pada waktu pertumbuhan ekonomi melesu. Pemerintah Indonesiatelah mengisyaratkan niatnya untuk mencapai defisit anggaran 1,3 persendari PDB pada tahun 2003, dengan tujuan menyeimbangkan anggaranpada tahun 2004.14 Untuk mencapai tujuan fiskal tersebut, pemerintahtelah mengasumsikan tingkat pertumbuhan 5 persen untuk tahun 2003,mengusulkan peningkatan pendapatan pajak sebesar 18,7 persen dantelah mengisyaratkan niatnya untuk mengurangi berbagai subsidi bahanbakar, listrik dan subsidi lain sebesar 39 persen. Perlunya mengurangi

11 Catatan teknis ‘Pasar Kerja Indonesia: Estimasi Elastisitas Lapangan Kerja untuk EkonomiIndonesia’, Kantor ILO Jakarta.

12 Asia Recovery Information Centre July Update (pembaruan Juli 2003 dari Pusat InformasiPemulihan Asia) (www.aric.adb.org). Estimasi inflasi tersedia di situs Badan Pusat Statistik(www.bps.go.id).

13 Bukti-bukti ini diulas ulang dalam Islam, I (2003) ‘Avoiding the Stabilisation Trap: Towardsa Macroeconomic Policy Framework for Growth, Employment and Poverty Reduction(Menghindari Jebakan Stabilisasi: Menuju Kerangka Kebijakan Makro ekonomi bagiPertumbuhan, Ketenagakerjaan dan Pengentasan dari Kemiskinan), Employment Paper2003/54, Jenewa: ILO

14 Pemerintah dituntut untuk menjalankan surplus utama (setingkat dua persen dari GDP)beberapa tahun mendatang. Lihat Bank Dunia (2000), Indonesia: Managing GovernmentDebt and its Risks , 22 Mei, Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Washington DC: Bank Dunia.Rancangan anggaran untuk 2003 dikaji di Jakarta Post, 19 Agustus, 2002.

Page 21: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Mengembangkan sistiminformasi pasar tenagakerja untuk melengkapimanajemenmakroekonomi yangberfokus padaketenagakerjaan

15 Lihat Jakarta Post, 18 Agustus 2002. Rizal Ramli adalah kritikus terkemuka terhadapmanajemen makro ekonomi pemerintah dan berpendapat bahwa makro ekonomi pemerintahberbasis pada usaha pemerintah untuk membayar tunggakan hutangnya. Lihat KomentarRamli di Business Times, 16 Augustus 2002.

16 Dhanani, S (2002), ‘Strengthening the Indonesian labour market information system’. Laporandisiapkan untuk Departemen Pemulihan dan Rekonstruksi,ILO, Jenewa

15

subsidi didorong oleh perlunya mengarahkan anggaran belanja ke tujuanyang sesuai. Walaupun tujuannya cukup baik, beberapa pengamatmengungkapkan keprihatinan mereka dengan mengemukakanargumentasi bahwa semua tujuan itu, termasuk proyeksi tingkatpertumbuhan, terlalu ambisius.15 Dengan tingkat pertumbuhan sebesar3,8 persen dalam triwulan kedua tahun 2003 (sebagaimana dikemukakandi atas), pandangan ini tampaknya cukup dapat diterima. Lebih pentinglagi, kita dapat berargumentasi bahwa walaupun komposisi anggaranitu penting artinya, jumlah keseluruhan anggaran itu bila dikaitkandengan kebutuhan keuangan dalam strategi nasional mengentaskankemiskinan, tidak bisa diabaikan.

Tampaknya ada keharusan untuk menyeimbangkan fokus padavariabel keuangan dan fiskal dalam manajemen makro ekonomi dengankomitmen yang yang bisa dipercaya dalam penyediaan kesempatan kerjaproduktif dan langgeng bagi semua penduduk Indonesia. Komitmendemikian dapat terwujud dalam bentuk ‘bursa kerja tahunan’ yangdiselenggarakan dalam konteks kesepakatan publik tentang berbagaipersoalan yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja baik ditingkat nasional maupun lokal. Ini dapat meliputi penetapan targetpenciptaan lapangan kerja secara eksplisit yang konsisten denganpenyerapan tenaga kerja baru serta pengurangan jumlah pengangguryang ada sekarang (dengan asumsi tentang parameter struktural dalamekonomi). Target-target utama ini akan menetapkan tingkatpertumbuhan, inisiatif kebijakan yang diperlukan dalam penyusunananggaran belanja yang berpihak kepada kaum miskin. Penggunaantarget penciptaan lapangan kerja sebagai bentuk manajemen ekonomimakro pada gilirannya akan menyediakan lingkup pencarian cara-caradimana proses pertumbuhan dijadikan berbasis tenaga kerja (employment-intensive) atau padat karya, dan dengan demikian mengurangi bebantingkat pertumbuhan itu sendiri untuk menciptakan jumlah kesempatankerja yang diperlukan untuk memenuhi sasaran kebijakan.

Setiap upaya untuk merancang kerangka kebijakan berfokusketenagakerjaan harus dipersiapkan oleh kerangka statistik yang tepatyang memungkinkan pemerintah memantau lapangan kerja. Sebagaipermulaan, indikator kunci pasar tenaga kerja perlu diperbarui secarateratur. Hal ini yang bisa dilengkapi dengan memperhatikanrekomendasi-rekomendasi yang amat beragam dari studi ILO untukmemperbaiki sistim informasi pasar tenaga kerja (labour market informationsystem - LMIS).16 Ini mencakup perbaikan dalam perancangan danpengumpulan data lapangan kerja, upaya-upaya yang lebih keras untukmengumpulkan informasi tentang pekerjaan mandiri (yang mencakup40 persen dari keseluruhan tenaga kerja), sistim peringatan dini untuk

Page 22: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Menciptakankesempatan bagi

penduduk Indonesiayang miskin:

mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki

potensi ketenagakerjaan

16

memantau standar hidup kelompok pekerja miskin dengan caramemfokuskan pada data upah bulanan dari kelompok rentan di angkatantenaga kerja, memadukan data lapangan kerja dengan indikatorkemiskinan, penurunan kesenjangan waktu antara pembuatan,pemrosesan serta penyebaran data, memperkuat kemampuan pejabat-pejabat di tingkat daerah dalam menciptakan data lapangan kerja, danmemastikan bahwa pengumpulan dan pembuatan statistik tenaga kerjadidanai sepenuhnya oleh sumber anggaran biasa dari pemerintah.Sebagai tambahan, informasi pasar tenaga kerja yang relevan harusdikembangkan demi kepentingan para pencari kerja, siswa-siswa,peserta pelatihan dan pengusaha.

LMIS untuk Indonesia dalam bentuk apapun yang bisa dipercayaharus mempertimbangkan dimensi jender lapangan kerja. Sebagaimanadicatat, walaupun terdapat kemajuan, kesenjangan jender yangsignifikan masih saja terjadi. Aspek lapangan kerja ini harus dipantausecara teratur untuk meningkatkan kesadaran baik pengusaha maupunpembuat kebijakan dan untuk mendukung debat publik yang berdasar.Tanpa persyaratan di atas perbaikan kebijakan seperti itu akan sulitdisebarluaskan.

Strategi yang diyakini bisa mengentaskan kemiskinan dalam jenisapapun di Indonesia harus fokus pada sektor agrikultur, karena sektorini mendominasi arena lapangan kerja nasional sebesar 41 juta pekerja,80 persen di antaranya berkaitan erat dengan sektor informal. Lagipula,kemiskinan merupakan fenomena pedesaan, karena sekitar 75 persendari jumlah semua keluarga miskin tinggal di daerah pedesaan danbergantung pada sektor pertanian sebagai sumber penghidupan utamamereka.

Penduduk desa yang miskin seringkali dihadapkan pada hambatan-hambatan berupa keterpencilan, kurangnya tingkat pendidikan danperawatan kesehatan, pekerjaan yang tidak menentu dan tidak produktif,dan angka kesuburan yang tinggi dan diskriminasi terhadap perempuanatau terhadap minoritas etnis. Dengan demikian, kebijakan dan programpengentasan dari kemiskinan harus memberikan fokus strategis padapembangunan pedesaan dan harus menciptakan kesempatan yang lebihbanyak kepada laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan pekerjaandi daerah pedesaan. Kebijakan demikian tidak hanya akanmempromosikan pertumbuhan ekonomi namun juga akan mengurangikemiskinan kota dengan cara menahan migrasi pedesaan–perkotaanpada tingkat yang lebih berkesinambungan.

Dengan kaitan yang sangat erat antara ekonomi pedesaan dengankemiskinan, tidaklah mengherankan bahwa pemerintah Indonesia telahmencanangkan komitmen resmi bagi pembangunan pedesaan dengancara mencari cara untuk mengimplementasikan upaya-upaya yang akanmendorong kesempatan lapangan kerja di luar ladang. Khususnya, WhitePaper (Kertas Kerja) pemerintah kini telah fokus pada pengembanganaktivitas agribisnis berskala kecil. Ini merupakan suatu inisiatif awal,

Page 23: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

17 Pemerintah Indonesia (2003), ‘Economic policy package in conjunction with the completionof the government’s program with the IMF’, Jakarta

18 Islam, I (2002), ‘Poverty, employment and wages: an Indonesian perspective’, laporandisiapkan untuk Departemen Pemulihan dan Rekonstruksi, ILO, Jenewa

Menciptakankesempatan bagipenduduk miskin:peranan pengembanganperusahaan di dalampenciptaan lapangankerja.

17

namun rincian kebijakan yang tepat perlu dijabarkan. 17 Contoh-contohintervensi yang berhati-hati yang bisa dipertimbangkan oleh pemerintahmencakup perbaikan di bidang keamanan pemilikan lahan, yangmemungkinkan para petani mengembangkan diri ke agribisnis melaluipemberian informasi yang lebih banyak dan pembangunan kapasitasdan meningkatkan hubungan antara usaha besar maupun kecil.

Tonggak pengembangan pedesaan lainnya adalah investasi diinfrastruktur pedesaan. Kertas Kerja pemerintah telah membuatpengumuman awal dalam bidang ini, misalnya pengembanganinfrastruktur pedesaan, Program Pembangunan Kecamatan, ProgramPemberantasan Kemiskinan Pedesaan, dan pelaksanaan program sanitasidan air bersih. Perihal investasi di dalam infrastruktur pedesaan danimplikasinya terhadap lapangan kerja saling terkait dengan masalah-masalah investasi publik yang lebih luas dalam infrastruktur dan dibahassecara lebih mendalam pada tahap lebih lanjut.

Di sektor manufaktur, sub-sektor tertentu memainkan perananpenting dalam peluasan lapangan kerja. Misalnya, bukti-bukti yangtersedia menunjukkan bahwa produksi garmen, sepatu dan perabot sertaelektronika merupakan sub-sektor di dalam manufaktur yang memilikikelenturan lapangan kerja yang ‘tinggi’ (di atas 0,5 untuk periode tahun1985-1997).18

Statistik resmi menunjukkan bahwa hampir semua – atau lebih dari99 persen–dari pekerja Indonesia dipekerjakan di perusahaan-perusahaan kecil dan menengah atau UKM (small and medium-sizedenterprises — SME). Dengan demikian maka tidaklah mengherankanbahwa pengembangan UKM harus menjadi bagian utama dari strategipengentasan dari kemiskinan di Indonesia.

Pemerintah bisa melaksanakan beragam inisiatif dalampengembangan UKM yang mencakup: perlunya untuk memperkuatkerangka koordinasi kebijakan, menumbuhkan bakat kewirausahaanpara anak muda baik laki-laki maupun perempuan, mengulang kembalimodel koperasi, dan mengembangkan kapasitas bagi lapangan kerja danpembangunan lokal.

Untuk bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan untukmempromosikan inisiatif pengembangan UKM, harus ada koordinasikebijakan dan program yang lebih kuat di antara pemegang kepentingandi tingkat nasional, maupun di antara pemerintah daerah dan sektorswasta. Tambahan pula, amatlah penting bagi pemerintah nasionaldengan kekuatan yang dimilikinya untuk menjamin program dankebijakan di tingkat daerah secara ekonomi sehat dan sesuai dengan

Mengembangkankerangka koordinasikebijakan

Page 24: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

19 Bank Dunia (2003), ‘Averting an infrastructure crisis: a framework for policy action’, Jakarta:Bank Dunia. Juga lihat The Jakarta Post, 3 Desember 2003.

18

UKM. Inisiatif-inisatif seperti itu secara sistematis harus mampumenyerap praktek-praktek bisnis yang baik (international best practice)dan keahlian bisnis setempat dan asosiasinya.

Kaum muda, baik laki-laki maupun perempuan haruslah menjadikelompok target yang penting dalam pengembangan perusahaan.Dengan cara itu, kaum muda akan memberikan kontribusinya untukmenciptakan pekerjaan mereka sendiri, dan Indonesia akanmendapatkan manfaat dari bakat-bakat kaum muda yang kreatif ini.Strategi seperti itu harus melibatkan partisipasi dari sektor swasta danorganisasi masyarakat untuk memberikan pelatihan, pemagangan danakses untuk mendapatkan kredit bagi wirausahawan muda. Strategi inijuga bisa melibatkan promosi kewirausahaan di sekolah-sekolah daninstitusi pendidikan kejuruan.

Hampir semua program UKM di masa depan akan terdesentralisasi,sehingga penting untuk memperkuat kemampuan institusi-institusi disemua tingkat kepemerintahan, sehingga memungkinkan merekamengambil manfaat potensial dari desentralisasi, dan otonomi regionalbisa memberikan keuntungan bagi penduduk lokal maupun di tingkatnasional secara keseluruhan. Dalam kaitan ini diperlukan programpeningkatan kemampuan yang sungguh-sungguh bagi pemerintahdaerah dan mitra-mitra lain dalam penciptaan kebijakan danpengembangan program.

Saat ini banyak koperasi terdaftar di Indonesia yang tidak aktifakibat rendahnya keterampilan kepemimpinan dan keahlian bisnis danbesarnya tunggakan pinjaman yang tak terbayar. Namun demikian, citradan nilai-nilai koperasi yang positif bagi model berbasis masyarakat untukpembangunan berkelanjutan tidak boleh diabaikan. Kekuatan finansialdan kemandirian merupakan potensi penting bagi penciptaan lapangankerja di sektor ekonomi informal perkotaan dan agrikultur. Strategipembangunan di Indonesia perlu menjadikan kembali koperasi sebagaimodel bagi pembangunan lokal. Ini bukan merupakan tugas yang mudahkarena praktek-praktek di masa lalu secara luas telah gagal danmengakibatkan upaya-upaya ini tidak bernilai dan bercitra jelek.

Sebuah studi terkini menunjukkan bahwa terdapat kelemahan yangsignifikan dalam penyediaan fasilitas-fasilitas infrastruktur di Indonesia.19 Sekitar 50 persen rumah tangga di Indonesia tidak mempunyai akseske listrik, dan hanya ada 9,1 telepon per 100 penduduk. Angka-angkaitu sangat rendah jika dibandingkan dengan yang terjadi di kawasanregional.

Fokus pada pembinaankewirausahaan pemuda

Membangunkemampuan untuk

pengembangan ekonomilokal

Menciptakankesempatan bagi

penduduk Indonesiamiskin: penciptaan

lapangan kerja melaluiinvestasi publik di sektor

infrastruktur

Page 25: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Menciptakankesempatan bagipenduduk Indonesiamiskin: memanfaatkanmobilitas tenaga kerja

19

Kita bisa mempertimbangkan statistik berikut yang menyorotihubungan antara terjadinya kemiskinan dan akses ke fasilitasinfrastruktur. Diperkirakan 50 persen penduduk Indonesia yang beradadi kawasan yang paling miskin tidak mempunyai akses ke jalan beraspalsebagai jalan utama menuju tempat tinggal mereka. Antara 6 sampai 11juta penduduk Indonesia tidak mempunyai jalur jalan yang layak ataujaringan transportasi kendaraan bermotor yang memadai. Kelompokpenduduk ini cenderung tinggal di daerah yang paling terpencil dantertinggal di negara ini.

Alokasi belanja publik di masa datang harus difokuskan padapengadaan fasilitas infrastruktur pedesaan. Menghubungkan pendudukpedesaan miskin ke pasar dan pelayanan-pelayanan melalui jaringanjalan pedesaan yang memiliki standar memadai akan membentukpondasi bagi strategi pengetasan kemiskinan pemerintah.

Investasi publik dalam fasilitas infrastruktur – baik di daerahpedesaan maupun di mana saja – bisa dirancang sebagai peranti kebijakanketenagakerjaan yang penting. Satu studi ILO menunjukkan bahwametode-metode produksi berbasis tenaga kerja dalam investasiinfrastruktur di Indonesia bisa menghasilkan 1,2 juta pekerjaan yanglanggeng dalam jangka empat tahun tanpa harus mempertimbangkanstandar kualitas yang diasosiasikan dengan teknik produksi yangbertumpu pada peralatan (equipment intensive). Ini berarti bahwa,perluasan lapangan kerja didorong pertumbuhan ekonomi mampumencapai dua juta pertahunnya, jumlah tenaga kerja yang diserap akannaik menjadi 2,3 juta jika kita mengadopsi metode produksi berbasistenaga kerja dalam kebijakan investasi publik.20

Bukti-bukti internasional mengkonfirmasi temuan-temuan positif ini.Studi-studi menunjukkan bahwa program infrastruktur berbasis tenagakerja menghabiskan biaya 10-30 persen lebih rendah dibandingkandengan yang berbasis teknis peralatan intensif, menurunkan kebutuhanmata uang asing sampai 50-60 persen, dan bisa menciptakan lapangankerja lima kali lebih besar untuk jumlah investasi yang sama.21

Terdapat pertalian yang kuat antara kemiskinan dan migrasi.Kemiskinan yang terjadi di komunitas setempat mendorong pendudukIndonesia mencari kesempatan yang lebih baik di tempat lain, apakah itudi Indonesia maupun di luar negeri. Data-data yang tersedia menujukkanbahwa sebagian besar mereka yang berpartisipasi dalam migrasiinternasional datang dari strata masyarakat Indonesia yang lebih miskin.Perlu dicatat juga bahwa sebagian besar mereka yang dipindahkan secarainternal (IDPs) adalah perempuan dan anak-anak. Ini menjadikan merekasalah satu kelompok masyarakat yang paling rentan.

20 ILO (1999b), Dokumen proyek untuk dukungan dan pelatihan teknis dengan targetpenciptaan 1.2 juta pekerjaan, kerjasama dengan AusAID, Jenewa dan Bangkok, ILO danCanbera, AusAID

21 ILO (2000), Employment-intensive investment in infrastructure: jobs to build society, Jenewa:ILO

Page 26: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia20

Migrasi tidak tetap dan musiman di Indonesia juga merupakansarana penting dari diversifikasi risiko di Indonesia. Migrasi sementaraseperti ini memungkinkan rumah tangga miskin menciptakan banyaksumber pendapatan sehingga mengurangi ketergantungan hanya padasatu orang. Dan pada saat yang sama, kiriman uang dari para pekerjamigran memainkan peranan penting dalam mengatasi kemiskinandengan memberikan dampak langsung terhadap standar hidup keluargadan saudara para migran yang menerima kiriman uang tersebut.Konsumsi dan investasi kiriman uang tersebut memberikan pengaruhberganda (multiplier). Belanja seperti ini bisa merangsang perekonomianlokal dan menciptakan berbagai jenis lapangan pekerjaan.

Seperti yang sudah dicatat, jutaan orang penduduk Indonesia danyang miskin bepergian ke berbagai tempat di Indonesia atau luar negeriuntuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dengan hubunganyang erat antara kemiskinan dan migrasi, pilihan-pilihan kebijakanberikut ini bisa dieksploitasi karena keterkaitan itu akan membantupemerintah menciptakan lapangan kerja bagi kaum miskin di Indonesiadan meningkatkan kehidupan dan standar hidup mereka.

Kita harus mempertimbangkan berbagai faktor yang menghambatbaik tren bermigrasi maupun kesejahteraan para pekerja migran. Salahsatu hambatan ini berupa prosedur birokrasi yang amat berbelit-belityang menyulitkan seseorang melakukan perjalanan, khususnya bagi parapencari kerja di luar negeri. Jaringan transportasi dan komunikasi yangburuk bisa menghambat mobilitas tenaga kerja di dalam Indonesia.Dengan demikian, diperlukan upaya untuk menghilangkan hambatanbirokratis untuk bepergian dan untuk menanamkan investasi publik yangberkesinambungan di bidang transportasi dan komunikasi.

Kita bisa mendokumentasi berbagai contoh praktek intermediasiyang rakus yang kini sudah menjadi bagian dari “industri migrasi” sepertilembaga rekrutmen tenaga kerja dan penyedia jasa angkutan. Merekaini bisa menggunakan kekuatan pasar dan pengetahuan khusus merekauntuk menarik ongkos yang sangat tinggi, bagi pelayanan yang merekaberikan kepada para calon pekerja migran ini. Kerangka peraturan yangberfungsi dengan baik akan bisa memantau secara efisien danmenciptakan standar bagi para penyedia pelayanan dalam industrimigrasi. Hal ini tentu akan menguntungkan penduduk Indonesia miskinyang mencari kesempatan kerja di luar komunitas mereka.

Kesejahteraan para migran dan tanggungan mereka juga sangatterpengaruh bila tidak tersedia cara pengiriman uang yang secara relatifaman dan mudah. Dengan demikian, pemerintah bisa menerapkankerangka kebijakan ‘ramah migrasi’ dengan memastikan bahwa pekerjamigran mempunyai akses untuk mengirimkan uang dengan cara yangcukup aman, cepat dan mudah.

Menghilangkanhambatan perjalanan

Mengatur ‘industrimigrasi’

Memastikan pengirimanuang yang aman, cepat

dan mudah

Page 27: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

22 Prediksi ini dibuat di laporan media masa ketika UU Desentralisasi pertama kali diumumkan.Lihat Far Eastern Economic Review, 13 Mei 1999 (John McBeth, Too Little, Too Late: RevenueLaw May Not Appease Restive Provinces’

23 Suyarho, W (2002), ‘Indonesia’s fiscal decentralisation: a preliminary assessment of the firstyear experience’, Jakarta, UNSFIR Working Paper 02/07

21

Dibutuhkan peningkatan sistem informasi pasar tenaga kerja yangbisa dipercaya, komprehensif dan tepat waktu. Sistem informasi ini akanmenyediakan informasi mengenai lowongan pekerjaan baik di dalammaupun di luar Indonesia. Dengan demikian, para calon pekerja migranbisa mengambil keputusan atas dasar informasi yang masuk akal.

Akhirnya, persoalan kelompok rentan di antara komunitas pekerjamigran yang berbeda-beda harus disoroti. Pemerintah perlu memberikanperhatian khusus pada pemberantasan praktek-praktek perdagangananak-anak dan perempuan, pada pemberian perlindungan TKI di luarnegeri dari resiko eksploitasi dan kekerasan, dan menjamin bahwa IDPsdirehabilitasi. Ini merupakan inisiatif-inisiatif penting yang bisamendorong penyediaan kesempatan bagi penduduk Indonesia untukmencari pekerjaan di berbagai tempat di Indonesia dan di luar negeridengan penuh kebebasan, bermartabat, setara, dan aman.

Meskipun pada mulanya ada kegamangan bahwa desentralisasiregional di Indonesia yang baru belajar berdemokrasi ini akanmenimbulkan salah kelola, agenda desentralisasi sejauh ini telahberlangsung tanpa gangguan yang berarti baik terhadap prosesnyamaupun terhadap keseluruhan integrasi fiskal pemerintah. Namundemikian, dapat dikatakan bahwa masalah utama kesenjangan regionaldi Indonesia — ketegangan regional, komunal dan ras — telahditangani dengan memuaskan di bawah kerangka desentralisasi yangada. Belakangan ini juga terlihat adanya kesulitan untukmenyeimbangkan antara melayani kepentingan status quo dengankepentingan bagian-bagian negara ini yang kaya. Walaupun terdapatusaha-usaha untuk mengurang ketidakpuasan di provinsi-provinsi yangmemiliki sumber daya yang kaya melalui Dana Perimbangan, tetapmuncul kekhawatiran bahwa hal ini akan menjadi permasalahanpembagian yang ‘terlalu kecil dan terlalu terlambat’.22 Pada saat yangsama, kekhawatiran awal bahwa aliran fiskal pusat-daerah yangdirekstrukturisasi mungkin tidak cukup melindungi kepentingan bagianIndonesia yang lebih miskin, ternyata juga bukan kekhawatiran yangmengada-ada. Pengkajian awal menunjukkan bahwa Dana Perimbangansejauh yang dioperasikan selama ini bisa memperburuk tingkatketidaksetaraan antardaerah yang tinggi. 23

Bagaimana kita bisa menciptakan kesempatan bagi masyakaratdaerah untuk saling berbagi kue pembangunan ini? Salah satu caraadalah dengan menyelaraskan Millennium Development Goals (MDGs –Sasaran Pembangunan Milenium) dengan agenda desentralisasi yangdemokratis. Seperti yang telah sangat diketahui, MDGs memerlukan

Memperbaiki sistiminformasi pasarlapangan kerja bagicalon pekerja migran

Melindungi pekerjamigran yang rentan

Menciptakankesempatan salingberbagi manfaatpembangunan diIndonesia yangterdesentralisasi:peran MDGs

Page 28: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia22

konsensus global sehingga masyarakat internasional bersatu dalamusahanya meraih target untuk menurunkan tingkat kemiskinan(pendapatan maupun non-pendapatan) pada tahun 2015 (denganmenggunakan tahun 1990 sebagai basis). Indonesia, seperti halnya lebihdari 180 negara lainnya, telah mencanangkan tujuan dan target ini.Fakta-fakta yang ada menunjukkan bahwa meskipun Indonesia sempatmengalami kemunduran akibat krisis moneter pada 1997, Indonesiatampaknya tetap berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai MDGspokok pada tahun 2015. Keyakinan itu mensyaratkan bahwa Indonesiaharus memiliki tingkat pertumbuhan enam persen dan asumsi bahwakecenderungan penurunan tingkat kemiskinan baik dalam dimensipendapatan maupun non-pendapatan tetap seperti sekarang. Namundemikian, pencapaian di tingkat nasional bisa mengelabui kita,khususnya di negara Indonesia yang demikian besar dan memilikikeragaman ini. Pemantauan terhadap tujuan dan target 2015sehubungan dengan pengentasan kemiskinan di tingkat nasional tidakbisa dipisahkan dari masalah kesenjangan antardaerah. Pada dasarnyaada beberapa provinsi —dan banyak daerah di dalam provinsi— tidakakan mampu mencapai sekurang-kurangnya satu target dari MDGs(atau target serupa lainnya) pada tahun 2015. Hal ini bisa terbaca dalambagan 1.24

24 Istilah yang digunakan di bagan 1 harus diintepretasikan sebagai berikut. Kemiskinan =setengah dari kemiskinan yang ekstrim pada tahun 2015; Keterlibatan Bersih (net enroll) =seluruh penduduk sudah mengecap pendidikan dasar pada 2015; Melek aksara = seluruhorang dewasa melek aksara pada 2015; IMR = penurunan tingkat mortalitas bayi sebesar75 persen pada 2015; MMR = penurunan tingkat kematian ibu melahirkan sebesar 75persen pada 2015; Air sehat = seluruh penduduk sudah memiliki akses ke air minum yangaman pada 2015; Perumahan = seluruh penduduk sudah memiliki akses rumah yangberlantai semen pada 2015. Tahun dasar dari masing-masing angka di atas adalah tahun1993.

Jumlah Provinsi yang tidak mampu mencapai target 2015

0

5

10

15

20

25

Poverty Net Enrol Literacy Gender IMR MMR Safewater Housing

Jum

lah

Prov

insi

Kemis- Pendaftaran Melek Jender IMR MMR Air Perumahankinan Netto huruf bersih

Bagan 1. Jumlah Provinsi yang tidak mampu mencapai targetMDGs 2015

Page 29: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

23

Temuan bahwa keberagaman regional yang signifikan yangberkaitan dengan pencapaian target MDGs pada tahun 2015 harusmengilhami para pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan yangmemadai dan menggunakan hal itu sebagai dasar desentralisasi regional–ide yang diajukan pertama kali pada Laporan Pengembangan ManusiaNasional 2001.25 Dengan kata lain, alasan filosofis dari desentralisasiharuslah mengacu pada pemahaman bahwa semua orang Indonesia,sebagai penduduk Indonesia, berhak atas standar sosial dan ekonomiminimum. Salah satu jalan untuk menetapkan standar sosial danekonomi minimum adalah dengan cara menghubungkannya denganMDGs. Dengan demikian, kita bisa mengajukan visi strategispengentasan kemiskinan di mana pemerintah pusat, melalui kerjasamadengan mitra regional, menyusun kembali MDGs sehingga target dansasaran pada tahun 2015 juga ditetapkan untuk wilayah kabupaten/kotamadya. Perumusan kembali seperti itu harus bisa menjelaskan bahwaMDGs merupakan standar minimum yang menjadi hak masyarakatregional di Indonesia, dan pada saat yang sama memberikan peluangkepada daerah-daerah yang lebih dinamis dan memiliki jiwakewirausahawan untuk mencapai hasil yang melebihi standar-standartersebut. Dengan demikian, kerangka pencapaian yang lebih jauh bisaditetapkan di mana kebijakan-kebijakan yang berkaitan denganadministrasi, program dan anggaran bisa disebarkan untuk menciptakankesempatan kepada seluruh masyarakat daerah di Indonesia menikmatibuah pertumbuhan ekonomi.

25 BPS/BAPPENAS/UNDP (2001) ‘Towards a new consensus: democracy and humandevelopment in Indonesia, Indonesia Human Development Report’, Jakarta: BPS-StatistikIndonesia, BAPPENAS dan UNDP

Page 30: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia24

Page 31: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Memberdayakan Kaum Miskin:Meningkatkan Tata Pemerintahanyang Baik di Pasar Tenaga Kerja

Pendahuluan

2Indonesia harus mempercepat pertumbuhannya untuk menciptakan

kondisi-kondisi yang diperlukan untuk menurunkan tingkat dan untukmencapai MDGs . Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, perludibangun iklim investasi yang kuat. Dengan tanpa mengabaikankemajuan yang dicapai sampai saat ini, harus diakui iklim investasi diIndonesia masih tetap lemah. Walaupun kondisi pasar finansial telahmembaik begitu pesat, sejumlah pengamat melihat beberapa kasushukum tingkat tinggi telah menjadi penyebab lambatnya laju reformasidi bidang hukum dan dunia peradilan. Pembentukan Komisi Anti-korupsi belum lama ini banyak disambut dengan gembira, namunhasilnya akan sangat bergantung pada penerapan dan kegiatanoperasionalnya (hal yang sama juga berlaku bagi Komisi PengawasanPersaingan Usaha-KPPU). Desentralisasi yang secara keseluruhan telahberlangsung relatif bagus, juga telah memunculkan masalah-masalahbaik bagi perusahaan yang sudah ada maupun calon investor, dalambentuk peraturan dan perpajakan baru yang saling bertentangan. Parainvestor juga telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang peraturanketenagakerjaan dan kecenderungan makin tingginya upah minimum.Serangan teroris baru-baru ini telah mempertinggi keprihatinan berkaitandengan keamanan dalam negeri. Pembuat kebijakan harus berusahasekeras mungkin untuk memperbaiki iklim investasi, meningkatkan dayasaing Indonesia dan membangun prospek pertumbuhan untuk periodemendatang.

Dari sejarahnya, kekuatan ekonomi Indonesia yang besar telahmembuat negara ini menjadi tujuan menarik bagi investasi asing: pasardomestik dan tenaga kerja yang besar, sumber daya alam yangberlimpah, infrastruktur yang kokoh, dan lokasi strategis di antara jalurperdagangan utama di dunia. Namun, aliran investasi asing langsung(foreign direct investment-FDI) ke Indonesia masih tetap lebih kecil danhanya setengah dari kondisi sebelum krisis moneter. Investasi olehinvestor Indonesia sendiri juga lesu, dengan pembentukan modal tetapkotor (gross fixed capital formation) secara signifikan tetap di bawah lajupada tahun 1997 (sumbangan FDI terhadap pembentukan GDPcenderung terus menurun dan pada tahun 2002 jatuh pada posisi 32,2%dari sebelumnya 40,4% pada tahun 2000) 1. Berdasarkan Inward FDIPerformance Index terbaru yang dirilis UNCTAD,2 Indonesia menempatiranking ke-138 (dari 196 negara). Dalam soal daya saing, peringkat

1 UNCTAD World Investment Report, 20032 Ibid, ranking 1999-2001: rasio aliran FDI global terhadap GDP global

25

Page 32: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia26

Indonesia juga anjlok dari posisi ke- 25 pada tahun 2002 menjadi nomor28 pada tahun 2003 (dari 30 negara yang berpenduduk lebih dari 20juta jiwa) dalam the IMD World Competitiveness (Cina menempatiperingkat 12, Korea Selatan ke-15 dan Filipina ke-22). Sedangkan dalamhal efisiensi bisnis (yang mencakup indeks gabungan pasar tenaga kerja),Indonesia menduduki posisi paling rendah dari 49 negara yang disurvei.3

Jadi, apa yang paling dibutuhkan untuk memulihkan kepercayaanpasar, untuk mendorong persaingan yang lebih sehat dan untukmendukung investasi di Indonesia? Ada konsensus yang muncul bahwaIndonesia harus menumbuhkan tata pemerintahan yang baik (goodgovernance ) dalam spektrum yang luas —lihat Boks 1 mengenaipembahasan atribut-atribut penting dari tata pemerintahan yang baik.Reformasi hukum dan keadilan harus menjadi unsur yang palingpenting dari berbagai strategi untuk menciptakan perbaikan-perbaikaniklim investasi secara berkelanjutan. Memastikan berlangsungnya tatakerja yang efektif dari Komisi Anti Korupsi yang baru-baru ini dibentuk,disetujuinya amandemen hukum kepailitan, dan upaya-upaya yangterus menerus untuk memperkuat peradilan niaga harus menjadiprioritas khusus. Perhatian yang terus-menerus harus diberikan untukmenjamin desentralisasi tidak akan mengarah pada kerangka peraturanyang terlalu rumit dan tidak stabil yang bisa membuat investor ragu-ragu. Penanganan pabean dan pajak yang sering dilaporkan makinmemburuk dalam soal transparansi, makin sulit diprediksi dan makintidak adil sering disebut-sebut sebagai kendala bagi investasi.

Sementara elemen-elemen agenda tata pemerintahan yang baik diatas merupakan sesuatu yang penting, kita perlu memberikan perhatianyang lebih besar pada tata pemerintahan yang baik di pasar tenaga kerja.Kebijakan pasar tenaga kerja yang masuk akal, yang bisamempertemukan keseimbangan antara kepentingan melindungi hak-hakpekerja dan melayani lingkungan yang memperhatikan pertumbuhandalam konteks kebijakan hubungan industrial yang kuat, merupakantitik kritis dalam berbagai keperihatinan yang sudah diungkapkan selamaini. Pemerintah perlu membuat komitmen yang serius di berbagai bidanguntuk menyelesaikan pelbagai masalah yang bisa menimbulkan dampakyang signifikan terhadap iklim investasi secara keseluruhan: kebijakanhubungan kerja industrial yang baik adalah salah satunya.

3 Lihat IMD World Competitiveness Yearbook 2003

Tata pemerintahan yang baik adalah unsur yang amatpenting dalam strategi pengentasan kemiskinan Indonesia.Persoalan-persoalan pemerintahan yang tidak terpecahkanakan menghalangi kebanyakan orang mendapatkankesempatan-kesempatan, keadilan dan akses ke sumber dayakehidupan. Hambatan-hambatan ini menciptakan danmemperparah kemiskinan. Tata pemerintahan yang lebih

Boks 1. Apa tata pemerintahan yang baik?

Page 33: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

27

baik merupakan kunci penyelesaian konflik, pertumbuhan danpengentasan kemiskinan.

UNSUR-UNSUR TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

1. PartisipasiSemua laki-laki maupun perempuan harus memiliki suaradalam proses pembuatan keputusan, apakah itu secaralangsung atau melalui institusi perantara yang legal yangmewakili kepentingan mereka. Partisipasi yang luas seperti inidibangun berdasarkan kebebasan untuk menyatakan pendapatdan berkumpul — yang menandaskan perlunya penerapansecara penuh Konvensi ILO No. 87 — dan juga kemampuanuntuk berpartisipasi secara konstruktif.

2. Peraturan hukumKerangka hukum harus bersifat adil dan menegakkanketidakberpihakan, khususnya hukum-hukum hak azasimanusia.

3. TransparansiTransparansi dibangun atas dasar alur informasi yang bebas.Proses-proses, institusi dan informasi bisa diakses secaralangsung oleh mereka yang memiliki perhatian terhadapmasalah ini. Dan informasi yang cukup disediakan untukmemahami dan memantau hal itu. Ini merupakan hal yangkrusial bagi keberhasilan proses PRSP: informasi harus tersediapada waktu yang tepat sehingga para mitra utama bisaberpartisipasi dan memberikan kontribusinya sebagaimanaseharusnya.

4. Daya tanggapInstitusi dan proses berusaha melayani semua mitra utama.

5. Orientasi pada konsensusTata pemerintahan yang baik menengahi kepentingan-kepentingan yang berbeda untuk mencapai sebuah konsensustentang apa yang terbaik bagi kelompok dan, di mana mungkin,tentang kebijakan dan prosedur. Ini merupakan tujuan kuncidari dialog sosial dan sebuah tantangan khusus yang pentingbagi mitra sosial karena basis keanggotaan mereka yangheterogen.

6. KesetaraanSemua laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yangsama untuk memperbaiki atau menjaga kesejahteraan merekadan diberi suara melalui keanggotaan dari organisasiperwakilan, misalnya serikat kerja/buruh dan organisasipengusaha.

Page 34: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia28

Dialog sosial memainkan peranan kunci dalam mencapai tujuanILO untuk mempromosikan peluang-peluang bagi kaum perempuan danlaki-laki untuk meraih pekerjaan yang layak dan produktif dalam kondisipenuh kebebasan, bermartabat, setara, dan aman. Dialog sosial yangdidefinisikan oleh ILO mencakup semua jenis negosiasi, konsultasi atausekadar pertukaran informasi antara perwakilan-perwakilanpemerintah, pengusaha dan pekerja, tentang isu-isu yang menjadikepentingan bersama yang berkaitan dengan kebijakan sosial danekonomi. Dialog ini bisa sebagai proses tripartit, dengan pemerintahberperan sebagai pihak resmi untuk dialog tersebut; atau dialog ini bisamerupakan hubungan bipartit antara tenaga kerja dan manajemen (atauserikat pekerja/buruh dan organisasi pengusaha), dengan atau tanpaketerlibatan tidak langsung. Konsultasi bisa bersifat informal atauinstitusional, dan seringkali dialog ini bersifat kombinasi antara keduanya.Dialog ini bisa berlangsung pada tingkat nasional, regional atauperusahaan; antarprofesional, antarsektoral atau kombinasi darisemuanya. Pada masing-masing kasus, dialog sosial merupakan upayauntuk membangun kepercayaan di antara pihak-pihak yang memilikikepentingan berbeda yang berupaya untuk melakukan aktivitas ekonomibersama dengan kehadiran informasi yang tidak sama (asimetrik).

Pada umumnya, alat utama dialog sosial adalah komite bipartit dantripartit. Undang-undang 13/2003 mengenai Ketenegakerjaan yang

7. Efektifitas dan efisiensiProses dan institusi menciptakan hasil-hasil yang sesuai dengankebutuhan dan pada waktu yang sama memanfaatkan sumberdaya-sumber daya dengan cara terbaik.

8. AkuntabilitasPembuat kebijakan dalam sektor swasta dan organisasimasyarakat sipil – termasuk serikat pekerja/buruh danorganisasi pengusaha memiliki tanggung jawab kepada publik,juga kepada mitra-mitra institusional. Akuntabilitas ini berbeda-beda tergantung pada organisasi dan apakah keputusannyamenyangkut kepentingan internal atau eksternal organisasi.

9. Visi strategisPara pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luasdan memiliki jangka panjang mengenai tata pemerintahan yangbaik dan pengembangan manusia, sejalan dengan apa yangyang diperlukan oleh pengembangan seperti itu. Terdapat jugapemahaman tentang kerumitan-kerumitan sejarah, kulturaldan sosial yang mendasari perspektif di atas.

Sumber: diadaptasi dari ‘Good Governance for the People Involvingthe People: Partnership for Governance Reform’, Sekretariant KemitraanReformasi Tata Pemerintahan, UNDP Indonesia..

Dialog sosial sebagaiinstrumen vital

untukmeningkatkan tata

pemerintahan yangbaik di pasar tenaga

kerja

Page 35: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

29

baru menyebutkan bahwa semua perusahaan yang memiliki lebih dari50 pekerja diwajibkan membentuk komite kerjasama bipartit yang harusberfungsi sebagai forum komunikasi, konsultasi dan perundingan dengantujuan untuk memecahkan masalah-masalah ketenagakerjaan di tingkatperusahaan. Bagaimanapun juga, pada kenyataannya, kebanyakanperusahaan tidak memiliki komite semacam ini dan di hampir semuaperusahaan yang memiliki komite ini, komite tersebut tidak berfungsidengan efektif.4 Hal yang serupa, Dewan Tripartit Nasional harusdiperkuat dan (mungkin dengan lebih signifikan karena adanya prosesdesentralisasi), demikian juga komite-komite tripartit regional.

Kondisi-kondisi yang memungkinkan dialog sosial adalah sebagaiberikut:

• Organisasi pekerja dan pengusaha yang kuat dengan kemampuanteknis dan akses ke informasi yang relevan untuk berpartisipasidalam dialog sosial.

• Kemauan dan komitmen politik semua pihak untuk terlibat dalamdialog sosial.

• Penghormatan terhadap hak-hak dasar seperti hak untuk berserikatdan melakukan perundingan bersama.

• Dukungan institusional yang tepat.

Institusi dialog sosial seringkali didefinisikan dari komposisinya.Institusi-institusi ini bisa berupa bipartit, tripartit atau ‘tripartit plus’.Pelaku-pelaku utama tripartit merupakan perwakilan dari pemerintah,pengusaha dan pekerja. Pada waktu tertentu, dan tergantung padakonteks nasional yang spesifik, mitra tripartit mungkin bisa membukadialog bagi pelaku lain di masyarakat yang relevan dalam upaya untukmendapatkan pandangan yang lebih luas serta untuk memasukkanpandangan yang beragam dari pelaku sosial lainnya guna membangunkonsensus yang lebih luas.

Dialog sosial dapat mengambil bentuk yang berbeda-beda, mulaidari aktivitas sederhana seperti pertukaran informasi ke bentuk konsultasiyang lebih maju. Berikut ini adalah daftar pendek dari bentuk-bentukdialog sosial yang paling umum.

• Saling berbagi informasi merupakan salah satu unsur dialog sosialefektif yang paling mendasar dan penting. Pada dasarnya,pertukaran informasi ini tidak mengharuskan adanya pembahasanatau tindakan terhadap persoalannya, namun pertukaran informasiini merupakan bagian tak terpisahkan dari proses-proses di manadialog dan keputusan bisa dibuat.

• Konsultasi bukan hanya saling berbagi informasi saja tetapi jugamembutuhkan keterlibatan para pihak melalui pertukaranpandangan yang pada gilirannya bisa mengarah pada dialog yanglebih mendalam.

• Badan-badan tripartit atau bipartit bisa terlibat dalam negosiasi dankesepakatan. Sementara banyak organisasi memanfaatkan

4 ILO/USDOL Declaration Project research

Page 36: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

5 Lihat, misalnya, Peggy Kelly, ‘Promoting Democracy and Peace through Social Dialogue’,Program Infokus tentang Peningkatan Dialog Sosial, ILO Januari 2002.

30

konsultasi dan saling berbagi informasi, beberapa darinyadiberdayakan untuk mencapai kesepakatan yang mengikat .Lembaga dialog sosial yang tidak memiliki mandat seperti itubiasanya menjalankan fungsi kepenasehatan bagi Departemen,Parlemen, atau pembuat kebijakan dan pengambilan keputusanyang lain.

• Perundingan bersama tidak hanya sebagai bentuk dialog sosial yangintegral dan salah satu yang paling tersebar luas, tapi juga bisa dilihatsebagai indikator yang berguna untuk melihat kemampuan di satunegara untuk terlibat dalam tripartisme tingkat nasional. Para pihakbisa melibatkan diri dalam perundingan bersama di tingkatperusahaan, sektoral, regional, nasional bahkan multinational.

Tujuan utama dari dialog sosial itu sendiri adalah untukmeningkatkan dan mengembangkan konsensus dan keterlibatandemokratis di antara para mitra di dunia kerja. Struktur dan proses dialogsosial yang berhasil memiliki potensi untuk memecahkan isu-isu sosialdan ekonomi yang penting, mendorong tata pemerintahan yang baik,mempromosikan kedamaian dan stabilitas sosial dan industrial danmendorong kemajuan ekonomi. Dengan demikian, dialog sosialmerupakan sarana dan akhir dari upaya pengentasan kemiskinan. Dialogini merupakan komponen amat penting dari proses-proses partisipatifyang termaktub dalam perancangan PRSP yang bersifat inklusif danbermakna, dan merupakan landasan di mana fondasi diletakkan bagimasyarakat demokratis, transparan dan terbuka.

Efektifitas struktur tripartit ILO bergantung pada kekuatan dankapasitas konstituen-konstituennya, yakni: Departemen Tenaga Kerjadan Transmigrasi (Depnakertrans), Organisasi Pengusaha Indonesia(APINDO) dan berbagai organisasi pekerja (federasi-federasi serikatpekerja/buruh). Kekuatan dan kelemahan relatif dari masing-masingorganisasi ini didokumentasikan dengan baik5. Disepakati bersamabahwa organisasi-organisasi tersebut perlu memperluas basiskeanggotaan mereka, terutama bagi pekerja dan pengusaha perempuan.Namun, bisa dikatakan bahwa kedua mitra sosial ini menghadapitantangan-tantangan institusional dan organisatoris yang serupa sebagaiakibat dari proses demokratisasi dan desentralisasi yang telah mengubahIndonesia belakangan ini. Juga bisa disimpulkan bahwa Undang-undangNo. 13/2003 mengenai Ketenagakerjaan, dan Undang-undang No. 21/2000 mengenai Serikat pekerja/buruh membuka peluang besar untukmemperkuat kerangka hubungan kerja industrial di Indonesia. UU No.21/2000 menetapkan kewajiban-kewajiban Indonesia di bawahKonvensi No. 87, dan UU No. 13/2003 memberikan kerangka legalsehubungan dengan upah, jaminan sosial, keselamatan dan kesehatankerja, jam kerja dan liburan. Undang-undang ini mengatur hubungankerja industrial dan rincian-rincian prosedur tentang bagaimanamenghadapi kesepakatan kerja kolektif dan peraturan-peraturanperusahaan.

Tantangan dialogsosial di Indonesia:

menujukeprihatinan terkini

yang mendalamtentang kekacauan

tenaga kerja danupah minimum

Page 37: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

31

Pada era pra-krisis, sistem hubungan kerja dalam industri berpusatpada peraturan yang birokratis, kurangnya transparansi danketerbukaan, dan kebijakan-kebijakannya cenderung otokratik dankadang bersifat memaksa. Dalam beberapa tahun terakhir ini terdapatbanyak perbaikan dan fakta bahwa Indonesia telah meratifikasi delapanKonvensi Inti ILO (negara pertama di Asia yang melakukannya)memberikan dasar yang baik untuk meningkatkan dialog sosial dan tatapemerintahan yang baik di pasar tenaga kerja (lihat boks 2). Namundemikian, terdapat juga berita-berita buruk tentang Indonesia sepertidilaporkan dalam berbagai media dalam beberapa tahun ini bahwabanyak perusahaan yang menutup usahanya di Indonesia ataumengancam keluar dari Indonesia karena negara ini dianggap tidak lagimenjadi tempat yang layak untuk membuka usaha.

Berbagai laporan media menunjukkan adanya peningkatan ongkostenaga kerja, problem-problem perselisihan perburuhan, dan lingkunganhubungan industrial yang tidak menentu. Semua itu membuat parainvestor sangat gamang melakukan bisnis di Indonesia.6 Namun, antarafakta dan apa yang dilihat sebagai fakta seringkali tidak selalu sama.Misalnya, secara keseluruhan tidak terdapat bukti-bukti yangmenunjukkan adanya peningkatan jumlah perselisihan perburuhan.

6 Patrick Quinn, ‘Freedom of Association and Collective Bargaining: A Study of IndonesiaExperience 1998-2003’, Makalah Kerja Deklarasi ILO 2003

Konvensi ILO no. 87 (1998) Kebebasan untuk Berserikat danPerlindungan Hak untuk Berorganisasi,1948

Konvensi ILO no. 98 (1957) Hak untuk Berorganisasi dan untukMelakukan Perundingan Bersama, 1949

Konvensi ILO no. 29 (1950) Kerja Paksa, 1930Konvensi ILO no. 105 (1999) Penghapusan Kerja Paksa, 1957Konvensi ILO no.100 (1958) Kesamaan Pengupahan antara

Buruh Pria dan Perempuan untukPekerjaan yang Sederajat, 1951

Konvensi ILO no. 111 (1999) Diskriminasi dalam Hal Pekerjaandan Jabatan, 1958

Konvensi ILO no. 138 (1999) Usia Minimum untukdiperbolehkan Masuk Kerja, 1973

Konvensi ILO no. 182 (2000) Pelarangan dan Tindakan Segerauntuk Menghapuskan Bentuk-bentukTerburuk Pekerjaan Anak, 1999

*Tahun dalam kurung menunjukkan tahun ratifikasi oleh Indonesia

Boks 2. Konvensi Inti ILO

Page 38: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia32

Data-data resmi menunjukkan bahwa pada periode 1998-2002, jumlahpemogokan lebih dibandingkan dengan pada periode 1993-1997.7

Tidak jelas juga apakah kenaikan tingkat upah minimum membuatIndonesia tidak lagi kompetitif dibanding negara-negara tetangganya.Namun demikian, adalah kenyataan bahwa upah minimum di Indonesiamasih berada di bawah Filipina dan Thailand dan agak lebih tinggidibandingkan Vietnam, dan bila dibandingkan dengan GNP per kapita—suatu indikator kasar untuk produktivitas—upah minimum yangditetapkan Indonesia tampaknya tidak berbeda jauh dengan beberapapesaingnya.8

Perlu diingat juga bahwa agak sulit membicarakan aturan tunggalupah minimum di Indonesia karena sebagai bagian dari prosesdesentralisasi, tanggung jawab menetapkan upah minimum telahdiserahkan ke pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Ketimbangmenyebut “masalah pasar tenaga kerja”, tampaknya yang lebih menjadikeprihatinan bagi kebanyakan perusahaan dan investor adalah ketidak-pastian, masalah keamanan dan korupsi.

Walaupun pada kenyataanya bahwa persepsi investor ataskeprihatinan tentang upah minimum dibesar-besarkan ketimbang faktor-faktor lain yang sebetulnya memiliki dampak lebih merugikan, kita tidakboleh menyepelekan pandangan-pandangan yang diungkapkan olehbeberapa analis tentang hubungan antara upah minimum danketenagakerjaan dalam konteks Indonesia. Para analis ini menunjukkantemuan-temuan statistik yang kuat bahwa kenaikan upah minimum yangtajam terhadap pertumbuhan yang moderat bisa menghalangi peluasanlapangan kerja, khususnya di sektor-sektor ekonomi yang didominasioleh perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah.9 Hal ini tidakberarti bahwa kebijakan upah minimum harus ditinggalkan, namunterdapat kasus yang penting yang memerlukan pendekatan yang lebihkreatif dan bijaksana. Yang lebih penting, kebijakan upah minimumharus dilihat sebagai bagian dari agenda yang jauh lebih luas untukpengembangan sistem hubungan kerja yang menyeluruh, dapatdipercaya, dan ramah.7 Ibid8 Brifing Bank Dunia untuk Kelompok Konsultatif Indonesia (CGI): ‘Maintaining Stability,

Deepening Reforms’, Januari 2003.9 Rama (1996), SMERU (2001) dan Widianto (2003) menyimpulakan bahwa kenaikan upah

minimum menurunkan pertumbuhan kesempatan kerja sektor formal, namun Alatas danCameron (2003) membuat kesimpulan yang lebih berhati-hati. Mereka mencatat bahwatidak terdapat dampak yang signifikan dari upah minimum terhadap ketenagakerjaan diperusahaan-perusahaan yang besar di sektor formal, namun potensi untuk menciptakankesempatan kerja pada perusahaan–perusahaan kecil terkena dampak dari kenaikan upahminimum. Lihat Rama, M (1996), ‘The consequences of doubling the minimum wage: thecase of Indonesia’, World Bank Policy Research Paper No. 1643; SMERU (2001),’ Wage andemployment effect of minimum wage policy in the Indonesian labour market’, Maret, Jakarta;Alatas, V dan Cameron, L (2003), ‘The impact of minimum wages in a low-income country:an evaluation using the difference-in-difference approach’, World Bank Policy ResearchPaper no 2985; Widianto, B (2003), ‘Making the most of minimum wage policy’’, Jakarta,Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Islam, I dan Nazara, S (2000)‘Minimum wage and the welfare of Indonesian workers’, Occasional Paper Series No.3,Jakarta, ILO, mencatat terhadap hakekat hubungan pekerjaan–upah minimum yang secarastatistik membingungkan, dan bahwa kemungkinan kenaikan upah minimum tergantungpada kondisi makro ekonomi.

Page 39: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

10 David Kucera, ‘Core labour standards and foreign direct investment’ (Standar Ketenaga-kerjaan Inti dan Investasi Asing Langsung)’, International Labour Review, 141, (1-2)

11 Baker, D et al (2002) ‘Labour market institutions and unemployment: a critical assessmentof the cross-country evidence’ (Institusi lapangan kerja dan pengangguran: pengkajian kritisterhadap bukti-bukti lintas negara), CEPA working paper no. 2002-17, New York, NewSchool University

33

Statistik resmi menunjukkan bahwa 27,3 juta orang Indonesiabekerja di sektor formal (dari 98 juta angkatan kerja). Tetapi adalah salahbila mengatakan bahwa dialog sosial yang baik hanya menguntungkansejumlah kecil dari mereka yang mempunyai hubungan kerja formalkarena —di antara alasan-alasan lain— mereka yang mempunyaihubungan kerja formal cenderung mempunyai banyak tanggungankeluarga. Ini artinya, “multiplier effects” (efek ganda) yang signifikan darisemua kebijakan yang menyangkut pasar tenaga kerja formal. Sifat alamiyang sulit digambarkan dari pasar tenaga kerja di negara-negaraberpenghasilan rendah memiliki implikasi bahwa manfaat moneter yangdiperoleh pekerja yang terorganisasi kemungkinan akan diteruskankepada yang lainnya melalui, misalnya, kiriman uang ke daerahpedesaan, modal untuk kegiatan usaha mikro, pemberian subsidi darianggota-anggota keluarga besar, investasi dalam modal sosial, dansebagainya. Bila dampak yang lebih luas seperti ini diperhitungkan, dapatdikemukakan argumentasi bahwa suatu komponen yan seringkali tidakada dalam strategi pengentasan kemiskinan adalah pengaturan pasartenaga kerja. Sebenarnya, faktor utama yang membedakan antaranegara-negara yang berhasil mengentaskan kemiskinan dan negara-negara yang tidak berhasil dalam hal ini adalah pengaturan (governance)pasar tenaga kerja. Dengan demikian, investasi dalam dialog sosialmenjadi unsur utama dalam meningkatkan proses perubahankelembagaan untuk meningkatkan kinerja pasar tenaga kerja dan dengandemikian menghasilkan pertumbuhan yang memihak pada kaum miskin.

Pandangan konvensional (The Conventional Wisdom) yangmengatakan bahwa dialog sosial (dan, bila diperluas, StandarPerburuhan) cenderung menaikkan biaya tenaga kerja (lebih tinggi dariproduktivitas) dan secara otomatis menurunkan daya saing, tidakdilandasi bukti-bukti. Dalam soal “Standar Perburuhan”, suatu studiyang baru-baru ini dilaksanakan, menyimpulkan bahwa tidak ada buktikuat yang mendukung pandangan konvensional bahwa investor asinglebih menghendaki negara-negara dengan standar perburuhan yanglebih rendah, dan bukti-bukti statistik malah menunjukkan kenyataanyang sebaliknya.10 Temuan ini lebih diperkuat lagi oleh sebuah penelitianlain yang menyimpulkan bahwa bukti-bukti internasional yangmendukung pandangan bahwa pasar yang diregulasi dan lebih lenturmemberikan hasil pekerjaan yang lebih baik dibandingkan denganlapangan kerja yang lebih terinstitusional, ternyata tidak sekokoh yangdibayangkan.11 Penegakan Standar Perburuhan harus dilihat sebagaibagian tak terpisahkan dari tanggungjawab sosial korporat.Memperlakukan pekerja dengan baik dan menghormati hak-hak merekamencerminkan pelaksanaan undang-undang oleh komunitas bisniskarena mempromosikan solidaritas sosial dan memberikan kontribusidemi keharmonisan industrial.

Page 40: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia34

Jadi sekarang bisa kita katakan bahwa PRSP Indonesia harusmenekankan pada peningkatan promosi investasi dan kompetisi melaluihubungan kerja yang kuat. Hal ini berarti akan meningkatkan dialogsosial dan tripartisme. Dalam melaksanakan tugas-tugas penting ini,Pemerintah akan:

• Membantu meningkatkan stabilitas sosial dan ekonomi (investorasing sangat mengutamakan kondisi yang dapat diprediksi dan stabilkarena keduanya memperkecil risiko);

• Membuat pasar kerja lebih baik dengan meningkatkan transparansi,arus informasi dan check and balances kelembagaan;

• Mengurangi pemborosan keterampilan dan kemampuan karenaterjadinya gangguan, besarnya arus keluar masuk tenaga kerja(labour turn-over) dan diskriminasi di tempat kerja; dan

• Meningkatkan pembentukan modal manusia dengan mengeliminasibentuk-bentuk tekanan pada pekerja (buruh anak, buruh kerjapaksa, dan sebagainya.

Selain itu, bila hubungan industrial yang kuat membantumenghapus diskriminasi di tempat kerja, ini akan dapat menciptakanpeluang-peluang baru untuk kelompok-kelompok yang terpinggirkan—termasuk perempuan dan penduduk asli— sehingga meningkatkanpartisipasi pasar tenaga kerja secara keseluruhan.

Pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah besardalam memberlakukan undang-undang untuk memperkuat kebijakanhubungan industrial yang sehat dan telah meratifikasi semua standarperaturan perburuhan serta Konvensi 144 tentang Konsultasi Tripartit.Ada dasar yang kuat untuk mengintegrasikan dialog sosial ke dalamstrategi pengentasan kemiskinan dan dengan demikian menggalakkansuatu lingkungan yang lebih baik untuk menarik investasi danmempertajam persaingan di bidang ekonomi. Namun demikian,penerapan Standar Perburuhan yang tepat tidak akan terjadi dengansendirinya. Pemerintah dengan jelas memainkan peranan kunci dalammerealisasikan hak-hak ini, dan kenyataan yang sama juga menunjukkanbahwa pembangunan kemampuan diperlukan untuk membuatpemerintah mampu mengimplementasikan undang-undang dankebijakan ketenagakerjaan dengan tepat dan efektif. Secara jelas,kewajiban ini juga bisa diperluas sampai pemerintah daerah. Merekaharus memikul tanggungjawab sesuai dengan yang diamanatkan olehundang-undang tentang desentralisasi.

Salah satu peran terpenting yang terkait dengan realisasi hak-hakdasar di tempat kerja adalah pengawasan tenaga kerja dan administrasiketenagakerjaan untuk menegakkan peraturan-peraturan yangmencakup persyaratan kerja, dan untuk membantu pengusaha danpekerja menaati hukum. Pengawasan tenaga kerja yang memadaimerupakan sesuatu yang sangat penting untuk menjamin ketaatanterhadap undang-undang dan peraturan-peraturan ketenagakerjaandan untuk memberikan informasi teknis serta nasehat-nasehat yang tepat

Rekomendasikebijakan

Page 41: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

12 Pada 1999, UU Pemerintahan Daerah disahkan (UU No. 22 1999), yang mendesentralisasibeberapa kantor dan fungsi pemerintah pusat, termasuk di dalamnya beberapa kantor yangdulu di bawah wewenang Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

35

kepada pekerja dan pengusaha. Pengumpulan dan analisis datamengenai pelanggaran undang-undang ketenagakerjaan tentangkebebasan untuk berserikat, diskriminasi (termasuk terhadapperempuan) dan kerja paksa juga merupakan fungsi dari pengawasantenaga kerja. Sebelum diterapkannya Undang-undang OtonomiDaerah12 , pejabat pengawasan tenaga kerja berada di bawahkewenangan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun,karena adanya otonomi daerah, Departemen Tenaga Kerja danTransmigrasi tidak memiliki hubungan formal langsung dengan semuapengawas tenaga kerja di lapangan. Situasi ini memerlukan penjelasandan reformasi. Sistem penyelesaian perselisihan yang efektif jugamerupakan hal yang penting untuk mempromosikan hubungan kerjaindustrial yang stabil dan baik. Kapasitas dan efektifitas pemerintahdalam menetapkan dan menerapkan sebuah sistim modern yang barudi bawah undang-undang yang diusulkan harus diperbaiki secararadikal. Pemerintah harus mampu menunjukkan bahwa sistem baruyang berisi konsiliasi, mediasi dan arbitrasi, dan hakim-hakim yangmenangani ketenagakerjaan akan mampu menegakkan keadilan dengancepat, tidak mahal dan adil ketika mereka menangani perselisihanketenagakerjaan.

Mitra sosial secara jelas memiliki peranan yang penting dalampenerapan standar ketenagakerjaan internasional dan peningkatanhubungan tempat kerja yang baik. Jumlah anggota serikat-serikatpekerja/buruh Indonesia naik pesat, walaupun keanggotaan serikatpekerja/buruh pada tahun 2002 hanya menjangkau 10% dari totalangkatan tenaga kerja yang ada di Indonesia. Baik serikat pekerja/buruhdan APINDO perlu meningkatkan keanggotaan mereka (khususnyaperempuan dan sektor-sektor dan kelompok yang sampai sekarangkurang terwakili) dan memperbaiki mutu pelayanan yang mereka berikankepada anggota-anggotanya. Peranan serikat pekerja/buruh danorganisasi pengusaha serta potensi perundingan bersama untukmeningkatkan kesetaraan jender dalam persyaratan kerja, misalnya gajiyang setara, perlindungan terhadap pelecehean seksual dan persalinan,perlu ditingkatkan. Serikat pekerja/buruh memikul tanggung jawabuntuk melindungi dan mempromosikan kepentingan-kepentinganpekerja perempuan di tempat kerja. Walaupun partisipasiketenagakerjaan perempuan naik, dapat dilihat bahwa mereka belumcukup terwakili dalam keanggotaan dan kepemimpinan serikat pekerja/buruh. Serikat pekerja/buruh dan pengusaha perlu mempromosikanpartisipasi perempuan dan menjamin bahwa mereka terwakili danterlibat aktif di semua aspek dunia pekerjaan. Serikat pekerja/buruhdan pengusaha juga harus mengembangkan kapasitas mereka untukbertindak berdasarkan amanat, hak-hak dan tanggung jawab organisasimereka dan anggotanya, serta juga kemampuan untuk memberi masukantentang undang-undang dan kebijakan hubungan ketenagakerjaan, danuntuk merencanakan, mengorganisasi dan melaksanakan pelatihanhubungan kerja industrial. Hampir semua serikat pekerja/buruh juga

Page 42: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia36

perlu mengembangkan keterampilan penelitian, advokasi danpembuatan jaringan kerja dalam upaya untuk memperbaiki mutupartisispasi mereka dalam dialog-dialog tentang kebijakan, termasukseputar proses PRSP.

Berkenaan dengan pembahasan di atas, inisiatif kebijakan berikut inibisa dipakai untuk mempromosikan tata pemerintahan yang baik di pasartenaga kerja, dan pada waktunya akan memberdayakan pendudukIndonesia untuk berpartisipasi secara produktif di tempat kerja.

Jaminan bahwa NTC mewakili (sejalan dengan rumusan yangdisepakati pada akhir tahun 2002 di mana masing-masing memilikikedudukan yang setara) kepentingan anggotanya denganmempertimbangkan keseimbangan jender dan beroperasi sesuai denganmandat yang diberikan kepadanya. Komite tripartit juga berfungsi ditingkat provinsi dan kabupaten/kotamadya, dan sejalan dengandesentralisasi Indonesia, sangatlah penting untuk memperkuat strukturdi bawah tripartit nasional. Karena sekitar 90 persen perselisihanperburuhan terkonsentrasi di 20 kabupaten/kotamadya di seluruhIndonesia,13 mungkin masuk akal bila kita sangat memfokuskan perhatianpada peningkatan struktur tripartit di daerah-daerah tersebut. Komiteteknis pengupahan bisa didirikan untuk mendukung Dewan UpahNasional (National Wages Council).

Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 membutuhkanbanyak keputusan dan aturan pelaksanaan, seperti Keputusan Presidendan lain-lain. Namun, lebih banyak pekerjaan dibutuhkan untukmengembangkan infrastruktur mediasi, konsiliasi dan arbitrasi sepertiyang tercantum dalam Undang–Undang Penyelesaian PerselisihanHubungan Industrial (PPHI). Pemantauan penerapan dan dampak dariundang-undang baru sangat penting untuk mengkaji sejauh manaundang-undang tersebut mendukung Standar Perburuhan danmeningkatkan lingkungan hubungan kerja industrial.

Perkembangan agenda reformasi hukum ketenagakerjaanmemberikan sebuah kesempatan bagi pemerintah untuk memperluaspendekatan guna menyesuaikan upah minimum. Ada kasus yangmemerlukan penilaian yang hati-hati berkaitan dengan penyesuaianbiaya hidup yang dijadikan pembenaran atas kenaikan upah minimumdengan memperhatikan kondisi makroekonomi, terutama dampaknyaterhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Kebijakan upah minimumharus dilihat sebagai bagian dari agenda yang lebih luas untukmengembangkan sistem hubungan industrial yang menyeluruh, dapatdipercaya, ramah, serta melindungi hak buruh, tapi juga memperhatikanaspek pertumbuhan. Pelaksanaan agenda ini akan memakan waktubertahun-tahun melalui proses panjang dalam diskursus publik danpengalaman institusional.

Memperkuat DewanTripartit Nasional

(National TripartitCouncil—NTC)

Perlunya penerapanreformasi undang-

undang ketenagakerjaandan rancangan undang-undang yang diusulkanbaru-baru ini, persoalan

upah minimum mestiditinjau ulang.

13 Employment friendly labour policies’, Direktorat Tenaga Kerja dan Analisis Ekonomi,Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), hal. 27

Page 43: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Mengembangkan Kemampuan –memperkuat modal manusia

Pendahuluan

3

37

Dua aspek keberagaman kemiskinan di Indonesia sangat menyolok.Pertama, bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa 87 persen daripenduduk miskin Indonesia hanya mengenyam pendidikan dasar atauyang lebih rendah. Hanya dengan meningkatkan pendidikan kepalarumah tangga sampai tingkat sekolah menengah pertama, tingkatkemiskinan bisa diturunkan dari 30 persen menjadi 17 persen.1 Kedua,statistik juga menunjukkan bahwa 62 persen penduduk miskin berusiadi bawah 30 tahun. Anak-anak menjadi kelompok yang paling terkenadampak kemiskinan, diikuti kelompok kaum muda (didefinisikan sebagaikelompok usia 15-29 tahun).2

Korelasi yang kuat antara pendidikan dan kemiskinan maupunantara usia dan kemiskinan menandakan beberapa pesan kebijakan yangpenting. Sebagai permulaan, semua penduduk Indonesia perlumengenyam pendidikan, paling tidak sampai tingkat menengah pertama—yang sebetulnya sudah menjadi target pemerintah. Target ini sejalandengan komunitas internasional yang mempercayai perlunya‘pendidikan bagi semua’.3 Hal ini mengundang tantangan kebijakanutama: bagaimana menjamin partisipasi yang luas kaum miskin dalamsistim pendidikan dan pelatihan. Khususnya, perhatian perlu banyakdiberikan kepada tujuan untuk menghapuskan kesenjangan jenderdalam sistim pendidikan dan pelatihan yang termaktub dalam MDGs .

Korelasi yang erat antara usia dan kemiskinan mengharuskanadanya pendekatan sepanjang hidup (life cycle approach) terhadappengentasan kemiskinan: menargetkan keluarga miskin yang memilikibanyak anak dan remaja yang berada dalam masa transisi dari sekolahke pekerjaan. Penjaminan akses ke pendidikan yang bermutu danketerampilan yang relevan merupakan hal vital untuk memutus pola-pola kemiskinan lintas generasi dan untuk mengurangi kerentanan dankemiskinan sementara yang dialami kaum muda laki-laki maupun

1 Bukti-bukti ini ditelaah dalam Islam (2002). Lihat Islam, I: ‘Poverty, employment andwages: an Indonesian perspective’ Laporan dipersiapkan untuk Departemen Pemulihandan Rekonstruksi, Jenewa.

2 Hubungan usia-kemiskinan berdasarkan tabulasi khusus pada Survei Sosio EkonomiNasioanal 2002 (SUSENAS - the 2002 National Socio-economic Survey), diberikan ke ILOkantor Jakarta ILO oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

3 Mingat dan Winters (2002) memaparkan perhatiannya tentang terhadap kebutuhan akanpendidikan untuk semua pada tahun 2015 –tujuan ini dibuat oleh 180 negara yang tergabungdalam Forum Pendidikan Dunia di Dakar, Senegal, pada tahun 2000. Tujuan semacam itumerupakan kelanjutan dari agenda yang ditetapkan dalam konferensi dunia “Pendidikanuntuk Semua” yang diselenggarakan di Thailand pada tahun 1990. Lihat Mingat, A danWinter, C : ‘Education for all by 2015’, Finance and Development, 39 (1).

Page 44: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Pekerja anak: isudan rekomendasi

kebijakan

38

perempuan dalam proses transisi sekolah–pekerjaan. Memang,penurunan pengangguran pemuda merupakan target dari MDGs dandengan demikian mencerminkan aspirasi komunitas internasional untukmenjamin bahwa keterampilan dan bakat pemuda betul-betuldimanfaatkan secara produktif.

Tujuan dari bab ini adalah membahas pesan ganda ‘pendidikanuntuk semua’ dan pendekatan sepanjang hidup terhadap pengentasankemiskinan dengan cara menangani beberapa persoalan yang relevandengan pekerja anak, pendidikan dasar, pendidikan dan pelatihankejuruan, dan persiapan pemuda memasuki dunia kerja. Berbagaipersoalan itu akan diatur dalam sebuah konteks untuk mengidentifikasiprioritas-prioritas dalam pelaksanaan kebijakan.

Estimasi terkini menunjukkan bahwa 4,2 juta anak di bawah usia18 tahun berada dalam barisan angkatan kerja di Indonesia.4 Kebanyakandi antara anak-anak tersebut terlibat dalam pekerjaan berbahaya yangdiklasifikasikan sebagai bentuk terburuk dari pekerjaan untuk anak.

Prevalensi pekerjaan anak di Indonesia mempunyai beberapa alasan.Keluarga miskin dalam batas hidup minimal harus menimbang-nimbangbiaya sekolah anak-anaknya atau untuk menambah pendapatankeluarga jika anak tersebut bekerja. Dengan demikian, salah satu tujuankebijakan menghapuskan pekerja anak adalah dengan cara membuatkeluarga itu lebih mudah memilih pendidikan daripada pekerjaan. Akses kesekolah merupakan hal yang vital, namun ini juga tergantung dari biayapendidikan – sebuah masalah yang akan kita bahas nanti. Yang jugasama-sama penting adalah relevansi pendidikan. Pengalamaninternasional menunjukkan bahwa ketika kualitas pengajar rendah dankurikulumnya tidak relevan dengan kebutuhan kelompok miskin, sertaperalatan tidak diperbarui atau diperbaiki selama bertahun-tahun, makakeluarga miskin akan berpikir dua kali untuk memasukkan anaknya kesekolah. Tidak mengherankan jika para orang tua miskin memandangpenyekolahan di lingkungan demikian sebagai hal yangmenghamburkan waktu dan uang yang tidak mereka punyai. Sebaliknya,bila penyekolahan dianggap bisa menolong anak untuk mendapatkanpekerjaan yang layak, dan pada waktunya mereka akan bisa membantuorang tuanya ketika kemampuan orang tua untuk mendapatkan uangmulai mengecil sejalan dengan usianya, opsi pendidikan mulai kelihatansemakin menarik.5

Mengurangi permintaan pekerja anak juga merupakan hal yang sangatpenting. Perusahaan-perusahaan kecil dan pelaku ekonomi informalmempekerjakan anak-anak karena mereka tidak mampu membayarpekerja dewasa yang mereka butuhkan. Mereka mempekerjakan anak-

4 ‘PRSP Technical Briefing Note on Child Labour in Indonesia’ (Paparan Teknis Singkat PRSPmengenai Pekerjaan Anak di Indonesia) ILO Jakarta, 2003.

5 Lihat Working out of Poverty, ILO, 2003.

Page 45: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

6 Ibid

39

Mempromosikanimplementasi RencanaAksi Nasional mengenaiBentuk Terburuk PekerjaAnak di Tingkat Lokal

anak yang gajinya jauh lebih kecil. Memperbaiki kinerja dan aspek-aspeklain dari usaha kecil dengan meningkatkan kemampuannya meraihkeuntungan bisa membatu perusahaan-perusahaan tersebut beralih dariposisi marjinal ke posisi yang lebih aman, di mana tingkatproduktivitasnya lebih tinggi karena pekerjanya terdiri dari kaumdewasa yang mendapatkan gaji lebih baik, jauh lebih berguna ketimbangmemperkerjakan anak bergaji kecil tapi dengan produktivitas yangrendah. Tambahan pula, jika semua atau kebanyakan perusahaan disektor perekonomian lokal mulai meningkatkan produktivitasnya danupahnya serta mempekerjakan kebih banyak pekerja dewasa,pendapatan keluarga pada komunitas itu juga akan meningkat danmengurangi kebutuhan mencari pendapatan tambahan denganmempekerjakan anaknya.6 Membantu pelaku sektor informal danperusahaan kecil untuk meningkatkan teknologi mereka danmemperbaiki produktivitasnya —sering menjadi bagian dari inisiatifpengembangan lokal— merupakan hal mendasar yang bisa mengurangipermintaan atas pekerja anak. Organisasi-organisasi pengusaha memilikiperanan kunci dalam proses ini.

Pemerintah Indonesia telah membuat kemajuan yang berarti dalammengubah kebijakan-kebijakan dan meningkatkan kesadaran tentangperburuhan anak. Ratifikasi Konvensi ILO No. 138 mengenai UsiaMinimum, dan Konvensi No. 182 mengenai Penghapusan Bentuk-bentukTerburuk Pekerjaan Anak, merupakan contoh nyata dari upaya-upayaini. Indonesia pada 2002 juga telah mengeluarkan Keputusan Presidenmengenai Rencana Aksi Nasional tentang Bentuk-bentuk Terburuk untukPekerja Anak. Rencana Aksi Nasional ini mengidentifikasi tiga belasbentuk terburuk pekerja anak dan menargetkan penghapusan bentukterburuk pekerja anak dalam waktu dua puluh tahun mendatang. Dalamjangka pendek, rencana aksi ini mempunyai sasaran untukmenghilangkan lima bentuk terburuk pekerja anak tersebut (anak-anakyang terlibat dalam produksi, penjualan dan perdagangan narkoba, anakyang diperdagangkan untuk dilacurkan, pekerjaa anak di perikananlepas pantai, pertambangan, dan alas kaki).

Implementasi Rencana Aksi Nasional membutuhkan upaya-upayakhusus untuk memilah isu pekerjaa anak ke dalam rencanapembangunan provinsi dan daerah. Pada gilirannya, hal ini memerlukanpeningkatan kemampuan dan mobilisasi para mitra untuk mengambiltindakan. Mengurangi dan memberantas pekerja anak bisa sangatberhasil bila komunitas daerah berbasis luas berupaya meningkatkanakses ke sekolah, memperbaiki pendapatan keluarga dengan caramemberikan kesempatan kerja bagi orang dewasa, serta mengubah sikappengusaha dan keluarga terhadap pekerja anak dikombinasikan denganimplementasi kerangka legislasi yang tepat. Beberapa provinsi dan daerahtelah mengambil langkah-langkah inovatif, misalnya menetapkan komitedaerah untuk meningkatkan kesadaran, menetapkan rencana aksiprovinsi, memadukan isu-isu pekerjaan anak ke dalam inisiatif

Page 46: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Pendidikan dasar:masalah danrekomendasi

kebijakan

7 Untuk contoh khusus, lihat Matsuno A: ‘PRSP Technical Briefing Note on Child Labour inIndonesia’ (Paparan Teknis Singkat PRSP mengenai Perburuhan Anak di Indonesia) ILOJakarta, 2003.

8 Education at a Glance: OECD Indicators, 2002, OECD, Paris, 20029 ‘Indonesia and EFA’ World Bank, 2002; dan ‘Indonesia, World Bank, Country Assistance

Strategy, FY04-07’ Indonesia Country Unit, Oktober 2003.

40

pembangunan ekonomi lokal dan menargetkan sektor-sektor khusus.7

Di negara yang besar dan beragam seperti Indonesia ini,pengidentifikasian dan penerapan contoh-contoh positif bisa mendoronginovasi dan merangsang proses pembelajaran dan pengembangankebijakan di seluruh daerah.

Investasi menyeluruh di bidang pendidikan sebagai bagian dari GDPdi Indonesia tetap yang paling rendah di kawasan ini dan di antaranegara-negara yang penerimaannya setara. Pada tahun 2000, hanya1,2 persen dari GDP yang digunakan bagi pendidikan, sepertiga lebihkecil dari negara–negara di kawasan ini seperti Cina, India, Filipina danThailand. Angka ini sebetulnya stabil jika dibandingkan dengan masasebelum krisis 8

Hal yang sama pentingnya adalah bahwa Indonesia tidak hanyamemiliki investasi yang relatif kecil di bidang pendidikan, namun apa yangsudah disediakan negara pun tidak dimanfaatkan secara optimal. Dengandemikian, walaupun investasi untuk pendidikan ditingkatkan menjaditujuan utama untuk negara yang menginginkan kemajuan lebih tinggilagi, tujuan itu tidak akan memberikan hasil nyata tanpa ada perbaikanmanajemen, efektifitas, dan mutu sistem pendidikan yangterdesentralisasi lebih dahulu. Lagi pula, untuk mencapai tujuanpendidikan dasar universal (sembilan tahun sekolah) pada tahun 2010,dibutuhkan upaya-upaya untuk memperbaiki akses kelompok miskinsampai sekolah menengah pertama.

Pada tahun 2000, rasio partisipasi sekolah dasar untuk anak-anakusia sekolah berkisar 90 persen dan pada sekolah menengah pertama 59persen. Angka-angka untuk murid-murid perempuan sama baik di SDmaupun di SMP. Menurut satu penelitian, tantangannya sekarangadalah (a) mengatasi kebutuhan khusus untuk sisa 10 persen (hampirseluruhnya miskin dan rentan) yang belum bersekolah atau putussekolah. Ini untuk memastikan bahwa mereka yang mulai belajar palingtidak menyelesaikan pendidikan dasar, dan (b) untuk meningkatkanjumlah siswa yang setelah menyelesaikan SD akan meneruskan ketingkat SMP. Hal ini khususnya amat penting bagi keluarga miskin. Rasiopartisipasi sekolah di tingkat SD di kalangan kaum miskin setara dengankelompok kaya (yang jumlahnya seperlima dari populasi penduduk).Namun ada kesenjangan yang lebar di tingkat SMP antara kelompokmiskin dan berpunya.9

Page 47: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Menjadikan pendidikandasar terjangkau olehkelompok miskin

Desentralisasi danpenyediaan pendidikandasar

41

Jumlah SMP negeri yang tidak mencukupi tentunya adalahhambatan yang besar. Namun bagi keluarga miskin, alasan lain untukpekerja anak dan rendahnya tingkat partisipasi di SMP adalah tingginyabiaya pendidikan. Seharusnya pendidikan sampai SMP cuma-cuma.Namun, bukti-bukti menyebutkan bahwa orang tua seringkali harusmerogoh sakunya untuk memberikan sumbangan ke sekolah — yangmenjadi praktek yang membebani kelompok miskin.10 Sebuah penelitianterkini tentang transisi dari sekolah ke dunia kerja menemukanmendapati bahwa lebih dari 40 persen pencari pekerja muda dan hampir60 persen pekerja mandiri muda meninggalkan sekolah, karena alasanfinansial.11 Ini disebabkan keluarga mereka tidak mampu lagi membayarpendidikan atau mereka diminta untuk membantu orang tua untukmenambah nafkah hidup bagi keluarga mereka.

Menghilangkan biaya-biaya tersembunyi bagi semua danmemperkecil biaya tambahan bagi kelompok miskin, misalnya untukmembeli pakaian seragam dan buku-buku, merupakan upaya penting.Beasiswa dengan target kaum miskin berprestasi bisa memainkanperanan penting. Evaluasi Program Beasiswa dan Hibah yangmerupakan salah satu komponen dari Jaringan Pengamanan SosialIndonesia menunjukkan bahwa badan ini tengah mencoba mengurangidampak krisis ekonomi atas sistem sekolah, dan membantumempertahankan tingkat pendaftaran anak di sekolah.12 Komitmenpemerintah untuk menyediakan dukungan kepada kelompok anaksekolah yang paling miskin dan sekolah-sekolah yang kini didanai olehprogram bantuan adalah hal yang sangat kritis. Perubahan-perubahandalam program ini mungkin juga harus dipertimbangkan. Misalnya,program bisa menetapkan target, bukan hanya mereka bagi yang sudahberada di dalam pendidikan, namun juga berupa insentif finansial kepadakeluarga miskin yang memiliki anak di luar sekolah sehingga merekabisa mengirim lagi anaknya ke sekolah.

Desentralisasi telah mengalihkan tanggung jawab dalam soalpendidikan dan pelatihan ke tingkat daerah. Hal ini bisa menawarkankesempatan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, yangdisesuaikan dengan kebutuhan setempat, partisipasi dan akuntabilitas

10 Lihat ‘Indonesia: Maintaining Stability, Deepening Reforms’, Brifing dari Bank Dunia bagiCGI (Consultative Group mengenai Indonesia), 2003. Sebagai tambahan, SMERU (2001)telah mengeluarkan sebuah newsletter di mana dia menyoroti kesulitan yang dialami olehkelompok miskin dalam mendapatkan akses ke sekolah menengah pertama. Penulis, Oey-Mayling Gardiner, berpendapat bahwa terdapat dua hambatan yang dihadapi oleh kelompokmiskin (a) terbatasnya SMP negeri; (b) tingginya biaya, bahkan di sektor yang dibiayai olehnegara, yang mendiskriminasi kaum miskin. Lihat ‘Education difficulties for the poor: ifthey can be exploited, why not?’, SMERU Newsletter, no. 03, Mei-Juni. Laporan mediaterkini, yang memfokuskan kepada pengalaman satu daerah Indonesia tertentu(Banjarnegara), juga menyoroti hambatan-hambatan yang cukup sulit yang dihadapi olehkeluarga biasa dalam mendidik anak-anak mereka di tingkat SMP. Tingkat putusa sekolahbagi tempat ini pada SMP hampir mendekati 50 persen! Lihat Jakarta Post , 25 Maret 2002.

11 Sziraczki, G and Reerink A: ‘School-to-Work Transition in Indonesia’, Laporan tidakditerbitkan, ILO, Oktober 2003.

12 Hartono, D dan Ehrmann, D: ‘The Indonesian Economic Crisis and its Impact on EducationalEnrollment and Quality’, Trends in Southeast Asia, No. 7, Institute of Southeast AsianStudies, Singapore, Mei 2001.

Page 48: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

13 ‘Indonesia, World Bank, Country Assistance Strategy, FY04-07’, Indonesia Country Unit,Oktober 2003.

14 “EFA di Indonesia: ‘Hard Lessons About Quality’, World Bank, 2003.15 EFA Global Monitoring Report, 2003/04, UNESCO, 2003.

42

akan makin lebih baik. Pada saat yang sama, banyak tantangan yangmasih tersisa, misalnya pemisahan yang jelas antara peranan pemerintahdaerah dan pemerintah pusat, menetapkan batas pelayanan minimumdi seluruh negeri, standar pengakuan kualifikasi dan keterampilan.Standar-standar seperti ini bisa berguna untuk memperkecil kesenjanganantara wilayah miskin dan wilayah lainnya di negara ini. Bagaimanadan sampai pada tingkat apa standar minimum ini harus ditetapkan,membutuhkan kerjasama erat antara pemerintah pusat maupun daerah.

Penghapusan prasangka (stereotype) berdasarkan jenis kelamindalam kurikulum juga perlu mendapatkan perhatian khusus, karenahal ini memiliki dampak jauh terhadap pilihan pendidikan lanjutan danketenagakerjaan bagi remaja perempuan. Hal ini akan memberikankontribusi kepada MDGs sehingga memastikan bahwa semua anak laki-laki maupun perempuan menyelesaikan sekolah dasar dan menghapuskesenjangan jender dalam pendidikan.

Untuk memperbaiki manajemen sistem pendidikan yangterdesentralisasi membutuhkan pengembangan kemampuan di tingkatdaerah dan pusat/provinsi. Pusat dan provinsi harus mengubah perananmereka sebagai penyedia langsung jasa pendidikan menjadi regulator,pemantau kualitas dan fasilitator, yang menawarkan layanan-layananpendukung kepada pejabat-pejabat lokal yang sesuai. 13 Komite dan dewansekolah yang baru-baru ini ditetapkan, yang sekarang tidak hanyamelibatkan para guru dan orang tua namun juga para mitra di komunitaslokal, bisa memainkan peranan sangat penting dalam akuntabilitasmanajemen sekolah dan menuntut kinerja yang lebih baik.

Kunci utama lain adalah kualitas pendidikan. Bukti-buktimenunjukkan bahwa hasil pendidikan di Indonesia baik di SD maupunSMP sangat ketinggalan dibandingkan dengan negara-negara lain dikawasan ini. Hal itu disebabkan oleh rendahnya infrastruktur, bahan-bahan belajar dan kualitas pengajar.14 Tingkat anak yang mengulang ditingkat yang sama di SD sampai pada kelas 5 (standar terendah untukmencapai tingkat melek huruf) lebih tinggi di Indonesia dibandingkansemua negara-negara Asia tenggara, kecuali Kamboja dan Laos. Yangagak positif adalah bahwa siswa perempuan memiliki tingkat bertahandi sekolah (sampai di kelas 5) yang lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki.15 Terdapat juga masalah yang berat karena tidak cukupnyakompensasi guru dan staf lainnya, pelatihan guru dan manajemen,termasuk distribusi guru yang tidak seimbang di antara berbagai jenissekolahan (yang biasanya berupa faktor yang berkaitan dengankurangnya dukungan finansial dan professional). Akhirnya, hasilnyaadalah pengajaran yang buruk dan demikian hasil pembelajarannyapunrendah.

Meningkatkan kualitaspendidikan

Page 49: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

16 Untuk melihat lebih banyak tentang status, kualitas, gaji dan kondisi kerja guru, lihatRatteree, B: ‘PRSP and education in Indonesia’(PRSP dan Pendidikan di Idonesia), TechnicalBriefing Note, ILO, 2003.

17 Education at a Glance: OECD Indicators, OECD, Paris, 2002.

43

Faktor penting yang menentukan mutu pendidikan adalah masalahstatus dan profesionalisme para guru. Di Indonesia, tingkat pelatihanpra-kerja telah meningkat akhir-akhir ini. Namun kurang dari 50 persenguru SD dan SMP yang memenuhi persyaratan. Kualifikasi guru disekolah swasta juga sama rendahnya. Penyediaan jasa pelatihan ditempat kerja tidak bisa memperbaiki keadaan, dan setelah desentralisasimalah memberikan hasil yang tidak menentu.16 Semua ini menjadikanpondasi yang ringkih bagi pengajaran yang berkualitas.

Struktur gaji bagi guru di Indonesia berdasarkan skala gaji yangditetapkan pemerintah tidak mempertimbangkan kompetensi danpersyaratan kerja khusus. Lagipula, gaji guru Indonesia yang terendahdi ASEAN, yang mengakibatkan sulitnya menarik dan mempertahankanindividu-individu terbaik dalam pengajaran.17 Dengan demikian, perludipertimbangkan untuk menaikkan gaji guru secara bertahap, yangdikombinasikan dengan perbaikan-perbaikan substansial dalam statusguru, kompetensi profesional, dan bahan-bahan pengajaran. Inilahlangkah-langkah kunci untuk mencapai pendidikan yang bermutu.

Untuk menetapkan prioritas dalam kebijakan pelatihan teknik dankejuruan bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia, kita perlumempertimbangkan sistem pelatihan di Indonesia yang statusnya rendahdan bahwa sistem pelatihan dan pendidikan kejuruan yang efektifmembutuhkan lebih banyak sumber daya ketimbang pendidikan dasar.Secara tradisional, pemerintah bertanggungjawab atas pelatihan yangmenyebar ke berbagai instansi, seperti di sejumlah kementrian. Sebagaitambahan, tidak terdapat cukup koordinasi nasional dalam perancangankebijakan bagi pelatihan kerja; koordinasi yang terbatas antara pemasokswasta dan publik, partisipasi yang terbatas dari industri dalam kebijakandan perencanaan; tidak adanya standar dan sertifikasi nasional;ketergantungan yang berlebihan pada dana dari para pendonor; danterlalu fokus pada lapangan kerja sektor formal; dan ketidakpedulianpada ekonomi informal. Lebih lanjut, walaupun ada upaya-upaya untukmembuat sistem pelatihan lebih tanggap, pelatihan tersebut masih tetaptergantung pada pasokan dan terbebani masalah kurangnya pendanaanserta kurangnya informasi pasar tenaga kerja. Tidak adanya sistempelacakan yang bisa mengetahui keberadaan para lulusan, sehinggainformasi mengenai mereka sangat terbatas, bagaimana mereka terserapke dalam lapangan kerja, dan seberapa jauh pendidikan merekamempunyai relevansi dengan kebutuhan usaha.

Pemerintah Indonesia saat ini tengah berada dalam prosesmereformasi sistem pelatihan kejuruan dan teknik. Proses ini mencakuppengembangan Kerangka Sertifikasi Profesional Nasional, diikuti denganpengembangan standar kualifikasi bagi keterampilan-keterampilan inti,

Pelatihan teknik dankejuruan: isu danrekomendasikebijakannya

Page 50: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Memperkuat kemitraanantara pendidikan dan

dunia usaha

18 Sziraczki, G dan Reerink A: ‘school-to-Work Transition in Indonesia’, Laporan tidakditerbitkan, ILO, Oktober 2003

44

sistim akreditasi dan pengakuan keterampilan dan pengaturanpendanaan yang baru. Proses ini merupakan tugas yang sangat besar,yang akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untukmengimplementasikannya, dan yang tentunya di luar lingkup PRSP.

Dalam konteks PRSP, Pemerintah Indonesia mungkin perlumemberikan prioritas pada dua hal: (a) memperkuat ikatan antarapelatihan dan bisnis, dan (b) memperbaiki pelatihan bagi perusahaan-perusahaan kecil dan pelaku ekonomi informal melaluipengidentifikasian contoh-contoh yang sudah berhasil. Kedua proposalini hanya menelan biaya amat rendah, dengan hasil yang sangat besar.

Pemaparan ke dunia kerja merupakan bagian penting dari persiapankaum muda memasuki dunia kerja. Bukan hanya untuk membentukkarir pendidikan mereka pada titik awal, namun juga untuk memfasilitasitransisi dari sistem pendidikan ke dunia kerja di mana keterampilan-keterampilan baru dan sikap-sikap yang berbeda dibutuhkan. Meskidemikian, hanya terdapat 38 persen pemuda yang dicakup survei transisisekolah-ke-pekerjaan berpartisipasi dalam program pengalaman kerjasebagai bagian dari pelatihan atau pendidikan mereka. Temuan-temuansurvei juga mempertanyakan tentang efektivitas program, pengalamankerja dan magang yang ada. Lagipula, selain menawarkan programpengalaman kerja dan pemagangan, perusahaan-perusahaan yangdisurvei jarang mempunyai kerjasama dengan sektor pendidikan.Akibatnya, ada ketidakcocokan antara apa yang disediakan oleh sekolahkejuruan dengan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja dalam halpengetahuan, keterampilan dan sikap. Mereka yang meninggalkansekolah tanpa persiapan akan menjadi biaya bagi pengusaha, danmenjadi penghambat pertumbuhan produktivitas, peningkatan teknologiatau produksi modern.18

Menjalin kerjasama erat dengan sekolah, dunia usaha bisa menjaminbahwa masa depan tenaga kerja sudah disiapkan dengan baik melaluiprogram pengalaman kerja yang efektif, yang bisa membantu siswa-siswamelihat hubungan antara belajar dan bekerja, memahami bagaimanapengetahuan dan keterampilan khusus diaplikasikan di konteks dunianyata, serta mengembangkan sikap baru dan mendapatkan kepercayaandiri. Di luar pemagangan (internship), terdapat berbagai cara untukmendekatkan siswa ke dunia kerja nyata, misalnya pembahasan karir danprogram pemagangan (apprenticeship programs). Pengusaha juga bisamendukung pekerjaan para guru melalui nasehat-nasehat di berbagai hal,misalnya standar teknologi dan industri, dan upaya-upaya pengembangankurikulum. Organisasi pengusaha memiliki peranan kunci dalammenjembatani pendidikan dengan dunia usaha.

Program-program seperti ini bisa diselenggarakan sejalan denganjenis industri atau sebagai bagian dari inisiatif pengembangan ekonomi

Page 51: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

45

lokal. Program ini juga harus menjadi bagian dari upayaberkesinambungan untuk mengembangkan pusat-pusat pelatihan danpendidikan kejuruan yang bermutu di tingkat provinsi dan daerah —lembaga teladan yang bisa menawarkan contoh dan pelajaran yang bisadipetik untuk mereformasi sistem pelatihan nasional. Semua inisiatif iniperlu memberikan perhatian kepada kesetaraan jender untuk mendorongpartisipasi anak perempuan dalam pelatihan dan untuk menghapuskanpemisahan jender dalam pendidikan kejuruan yang cenderungmengarahkan anak perempuan ke industri dengan upah rendah, yangbanyak didominasi oleh perempuan.

Untuk mengkaji sejauh mana pendidikan kejuruan melayanikebutuhan perusahaan-perusahaan kecil dan pelaku ekonomi informalcukup sulit karena terbatasnya informasi dan data. Hal yang samaberlaku untuk program-program khusus yang menawarkanketerampilan dasar dan pelatihan kewirausahaan ke kelompok sasaranyang berbeda untuk memulai pekerjaan mandiri dan menjalankan bisniskecil. Pelacakan atas hasil program pelatihan dan kejuruan, bersama-sama dengan survei mengenai kisah sukses pengusaha informal bermodalkecil, dapat menjadi contoh dan disebarluaskan kepada yang lain. Hanyastudi inilah yang bisa memberikan informasi tentang produk-produk,teknologi dan pasar yang terkait dengan keterampilan-keterampilan;sumber-sumber keterampilan dari wirausahawan informal; danefektivitas program pelatihan dan kejuruan terkini, termasuk inisiatifberbasis masyarakat.19 Identifikasi kisah sukses (di mana pelatihanmerupakan bagian dan paket dari pendekatan yang lebih luas, termasukpemberian kredit, bantuan teknis, informasi pasar dan pelayanandukungan lainnya) dan menyebarkan informasi ini bisa mendorongproses pembelajaran, membantu menggandakan contoh-contoh yangbagus serta mempromosikan inovasi di seluruh Indonesia.

Membangun modal manusia tidak hanya berarti mengembangkanketerampilan dan pendidikan dasar, tapi juga memberdayakan kelompokmiskin, khususnya kaum muda, sehingga mereka bisa memanfaatkankesempatan kerja yang ada. Pembangunan ini memerlukan persiapanpemuda untuk memasuki dunia kerja. Menurut data survei, kurang dari30 persen pemuda di sekolah, pencari kerja dan pemuda kerja mandiriyang mendapatkan nasehat/konseling tentang peluang kerja/karir. 20

Tak mengherankan jika banyak para pemuda yang menghadapi kondisiyang tidak menentu dan memiliki harapan yang berlebihan, namun tidakmengetahui bagaimana cara mendapatkan pekerjaan.

19 Untuk lebih jelasnya, lihat House, J W: ‘Decent work deficit in the informal economy inIndonesia’, Laporan tidak diterbitkan, ILO, Oktober 2003.

20 Sziraczki, G and Reerink A: ‘School-to-Work Transition in Indonesia’ Laporan tidak diterbitkan,ILO, Oktober 2003

Peningkatan pelatihanbagi perusahaan kecildan pelaku sektorinformal

Menyiapkan kaummuda memasukidunia kerja:persoalan danrekomendasikebijakan

Page 52: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia46

Persiapan yang lebih baik bagi mereka yang meninggalkan sekolahuntuk masuk ke dunia kerja bisa membantu proses penyesuaian antarahasil pendidikan dan pelatihan dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja,serta mengurangi masa pengangguran. Hal ini membutuhkan informasipenawaran lowongan pekerjaan dan panduan karir peka-jender disekolah-sekolah melalui sistem pendidikan dan pelatihan, dan kepadapencari kerja muda melalui media masa. Tambahan pula, kaum mudamembutuhkan bantuan untuk mempelajari teknik-teknik mencaripekerjaan. Karena kurang berkembangnya pelayanan tenaga kerja,mungkin sangat baik kalau panduan karir, teknik mencari kerja daninfomasi pasar kerja diberikan melalui sistem pendidikan kepada merekayang putus sekolah. Pada gilirannya, hal ini akan membutuhkanpeningkatan pelayanan bimbingan karir di sekolah, yang tersedia dihampir semua SMP dan SMU. Selain itu, migrasi tingkat tinggi di antaramereka yang putus sekolah dan yang meninggalkan sekolah di kawasanpedesaan miskin ke pusat-pusat kota memberikan tantangan tambahankepada pelayanan-pelayanan seperti itu. Penanaman kesadaran darijaringan dukungan yang ada bagi para migran harus dilaksanakan padatahap awal siklus pendidikan supaya bisa menjangkau mereka yangmungkin akan berpindah (yang kurang terdidik). Ini merupakan halyang secara khusus penting dalam kasus migran perempuan muda yangsering menghadapi risiko diperdagangkan. Sebaliknya, pengusaha perludidorong menggunakan praktek perekrutan yang lebih terbuka,ketimbang sangat menggantungkan diri pada saluran perekrutaninformal. Secara umum, informasi pasar kerja yang lebih baik dantransparansi membantu kelompok muda miskin dan rentan untukmendapatkan kerja.

Memperbaiki persiapanmereka yang putus

sekolah untuk masukdunia kerja

Page 53: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Menyediakan perlindungan sosialbagi semua

Pendahuluan

4

47

Istilah perlindungan sosial mencakup dua hal yaitu, bantuan sosial(biasanya disponsori oleh pemerintah, bukan merupakan iuran, dandirancang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bukannya jenisbantuan khusus tertentu) dan asuransi sosial (di mana pekerja danpengusaha membayar iuran asuransi yang ditujukan jika ada kejadiantertentu). Perlindungan sosial; dalam konteksnya juga mengandungpemahaman tentang jaring pengaman sosial – lihat Boks 1 dan 2 jugabagan 2 di bawah. Jaring pengaman sosial merupakan kebijakan jangkapendek yang dirancang untuk menghadapi perubahan struktural danekonomi, misalnya transisi dari ekonomi komando ke ekonomi pasardan dampak krisis ekonomi, seperti yang telah terjadi di Asia Tenggarapada 1997. Tujuan ganda dari perlindungan sosial adalah untukmencegah terjadinya deprivisasi—untuk mempromosikan standar hidupyang lebih baik, dan memperkecil kerentanan—untuk melindungi diridari risiko-risiko penurunan standar hidup, baik yang bersifat sementaramaupun yang permanen.

Kita mungkin bisa beralasan bahwa negara-negara berkembangtidak mampu menerapkan sistem perlindungan sosial yangkomprehensif. Risiko-risiko pasar tenaga kerja (misalnya penganggurandan setengah pengangguran) merupakan bagian dari dinamika normalekonomi pasar dan sebaiknya dipenuhi oleh sistem informal dariperlindungan sosial (mengharuskan adanya kombinasi keuletan individudan dukungan berbasis masyararakat). Sistem formal dari perlindungansosial dalam pandangan ini sebaiknya diprioritaskan untuk kelompokyang betul-betul miskin dan tidak berkecukupan di masyarakat. Namun,terdapat sebuah opini professional yang tumbuh bahwa mekanisme yanglebih formal diperlukan untuk membantu orang-perorang, rumah tangga,dan masyarakat untuk bertahan terhadap perubahan, khususnya bilaperubahan tersebut tidak diperkirakan sebelumnya.1 Jikalau tidak,kemiskinan yang bersifat sementara bisa berubah menjadi kemiskinanjangka panjang. Memang, bukti-bukti terkini dari negara-negara industrimenunjukkan, dengan tidak adanya sistem perlindungan sosial yangformal, kemiskinan jangka panjang yang berkisar 47 persen di AmerikaSerikat dan 91 persen di Finlandia lebih tinggi dari apa yang biasanyadiamati.2

1 Morduch, J (1999) ‘Between the state and the market: can informal patch up the market’Lokakarya Stiglitz Summer Research tentang Kemiskinan, 6-8 Juli, Washington DC, WorldBank

2 ILO (2000) World Labour Report: Income security and social protection in a changing world,Geneva, ILO, pp.40-41.

Page 54: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

3 Lihat Bergsten (2000) ‘The backlash against globalization’, Pernyataan yang diberikan padaKomisi Trilateral, Tokyo; Rodrik, D (1999) ‘The global economy and developing countries:making openness work’, Washington DC, Dewan Pembangunan Luar Negeri.

4 Batas garis kemiskinan nasional ditetapkan sekitar US$ 1,5 per hari. Jika angka dini dijadikanpatokan, jumlah orang miskin di Indonesia sekitar 16 persen dari total penduduk. Denganmenaikkan batas garis kemiskinan ke US$ 2 per hari, tingkat kemiskinan melonjak sampailebih dari 50 persen. Di antara dua angka ini terdapat kelompok yang masuk kategori‘hampir miskin’.

48

Juga terdapat opini profesional lain yang muncul bahwa lajuglobalisasi yang pesat telah meningkatkan kerentanan perekonomiannasional terhadap krisis yang datang dari luar. Risiko-risiko inimenciptakan potensi reaksi besar terhadap globalisasi. Dengan demikian,perlindungan sosial mungkin bisa dipandang sebagai sebuah upaya olehnegara untuk membatasi risiko-risiko yang terkait dengan ekonomi duniayang semakin menyatu ini.3 Situasi ini pada waktunya akan menjadisebuah instrumen untuk memobilisasi komitmen politik dalam upayamenyatukan potensi manfaat-manfaat dari globalisasi.

Berkenaan dengan munculnya konsensus tentang peranan yang bisadimainkan oleh sistem perlindungan sosial komprehensif di sebuah pasarekonomi, bab ini menawarkan perlunya Indonesia berupaya memberikanperlindungan sosial bagi semua penduduk sebagai unsur utama daristrategi pengentasan kemiskinan dalam periode 10 sampai 15 tahun.Data yang tersedia menunjukkan bahwa salah satu tujuan utamaperlindungan sosial, yaitu membuat individu bertahan menghadapikerentanan, merupakan hal yang sangat relevan dalam kasus Indonesia.Dengan demikian, selagi tingkat kemiskinan saat ini mencapai sekitar 16persen, terdapat sekitar 40 persen penduduk ‘hampir miskin’, yangmembuat mereka rentan, paling tidak, terhadap kemiskinan sementara. 4

Boks 1. Istilah Perlindungan Sosial

Jaminan Sosial menggambarkan semua program sosial untuk pengentasankemiskinan. Jaminan Sosial dikenal sejak Konferensi ILO tahun 1952 ketikastandar-standar Jaminan Sosial mulai diterapkan. Jaminan tersebut mencakupAsuransi Sosial (di mana pekerja dan pengusaha membentuk asuransi untukkejadian-kejadian tertentu), dan Bantuan Sosial (biasanya disponsori olehpemerintah, bukan berupa iuran, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhandasar bukan kebutuhan/keperluan darurat).

Jaring Pengaman Sosial berkaitan dengan kebijakan-kebijakan jangka pendekuntuk mengantisipasi perubahan-perubahan struktural dan ekonomi sepertitransisi dari ekonomi komando ke ekonomi pasar atau ketika terjadi krisisekonomi seperti yang melanda Asia pada tahun 1997.

Perlindungan Sosial adalah istilah yang lebih luas yang mencakup JaminanSosial; yang sangat erat kaitannya dengan pengentasan kemiskinan (berbedadengan Asuransi Sosial tetapi sama dengan Bantuan Sosial) dan menjaminakses ke pelayanan kesehatan melalui inisiatif yang berbasis publik,perorangan, atau masyarakat. Bagan 1 merupakan rangkuman dariperistilahan dimaksud.

Page 55: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Bagan 1. Pandangan umum perlindungan sosial

Jaminan Sosial

Asuransi Sosial

Dukungan Sosial

Tunjangan Keluarga

Dana Masa Depan

Kompensasi MasaDepan

Program DasarTenaga Kerja

Skema Swasta dan yang tidak diatur olehUU/peraturan

Skema berbasis pekerjaan/ profesi danpengusaha

Dukungan berbasis masyarakat

Skema Asuransi Mikro

Layanan Sosial seperti tempat penitipan anakdan bantuan ke rumah-rumah

Perlindungan Sosial

Untuk menghindari deprivasi(meningkatkan standarhidup) dan kerawananterhadap deprivasi (melin-dungi dari turunnya standarhidup).

Contoh Tunjangan· Dana Pensiun· Invaliditas Pensiun· Tunjangan

Pengangguran· Tunjangan Sakit· Tunjangan Kehamilan/

Melahirkan· Tunjangan Keluarga· Perawatan Kesehatan· Pembayaran Penuh· Subsidi Perumahan· Tunjangan Pendidikan

Perlindungan yang disediakan oleh masyarakat kepada warganyamelalui serangkaian langkah-langkah sosial terhadap hambatan-hambatan yang mungkin disebabkan oleh terhentinya atauberkurangnya pendapatan secara substansial. Perlindungan ini jugamemberikan sejumlah manfaat, perawatan kesehatan dan subsidirumah tangga.

49

Ketika orang berbicara tentang pendanaan jaminan sosial, merekamungkin berbicara tentang salah satu dari topik-topik berikut ini:

• Iuran - apakah pekerja dan pengusaha membayar iuran agarmereka berhak mendapat tunjangan (asuransi sosial) atau apakahpemerintah mendanai skim-skim tersebut dari pendapatan pajak(skim umum). Dana asuransi sosial bisa semi independen daripemerintah dan digunakan hanya untuk pembayaran tunjangandan tidak terpengaruh oleh perubahan situasi ekonomi. Skimuniversal biasanya menyediakan santunan tetap kepada semuawarga negara yang jumlahnya dihitung berdasarkan pengujianstatistik.

• Swastanisasi - apakah uang pensiun seseorang harus dikelola olehpemerintah, oleh perusahaan swasta atau dana perwalian (TrustFunds) yang dikelola oleh badan tripartit yang terpisah daripemerintah.

• Pendanaan di Muka - apakah uang pensiun seseorang harusdidasarkan atas iuran yang dibayarkan oleh atau untuknya dimuka, sebelum ia pensiun? Atau dibayarkan dari iuran parapekerja pada saat sekarang (dibayar selagi Anda bekerja)

• Diversifikasi - apakah dana-dana tersebut harus dibatasi dalambentuk obligasi pemerintah atau apakah, dan sejauh mana dana-dana tersebut harus diinvestasikan dalam bentuk saham. Investasidi pasar modal memberikan lebih banyak keuntungandibandingkan dengan obligasi pemerintah, tapi investasi di pasarmodal terlalu berisiko dan sering naik turun.

Boks2. Konsep pendanaan

Page 56: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Perlindungan Sosialdi Indonesia

50

Perkembangan kebijakan perlindungan sosial terus meningkatdengan tanggung jawab yang tersebar pada berbagai elemen yang ada,seperti beberapa departemen dan organisasi kemasyarakatan serta tanpastrategi dan mekanisme koordinasi yang jelas. Karakteristik sistemtersebut adalah:

• Ketergantungan yang kuat terhadap keluarga luas (extended family)dan komunitas sebagai jaring pengaman sosial jika terjadi kehilanganpendapatan, sakit dan musibah lain.

• Ketergantungan yang terbatas pada pengusaha melalui organisasiperburuhan yang diperkuat oleh kesepakatan bersama, yang secaralangsung menyediakan sejumlah keuntungan, seperti upah selamasakit dan persalinan/melahirkan atau ketika terjadi pemutusanhubungan kerja (PHK).

• Untuk sektor swasta ada asuransi yang menyediakan jasapengelolaan tunjangan hari tua yang memberikan pembayaranuang pensiun secara sekaligus; hal ini diperburuk oleh opsi penarikandana pada saat tidak lagi bekerja.

• Paket layanan dan tunjangan terpadu untuk pegawai negeri dananggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian.

• Layanan yang tidak memadai untuk kaum miskin berdasarkansubsidi tapi distribusinya sering tidak merata tergantung padakemampuan pendanaan pemerintah daerah; dan

• Pelayanan kesehatan yang memadai dan dukungan melalui asuransiterbatas hanya diberikan kepada pekerja sektor formal dan bantuanpemerintah hanya untuk kaum miskin. Tidak ada bantuan untuksektor informal.

Jaminan sosial yang disediakan Taspen, Asabri dan Jamsostek hanyamencakup 13,5 juta pekerja dari total tenaga kerja sebanyak 100 jutaorang. Artinya, hanya sekitar 14% pekerja yang saat ini memperolehskim jaminan sosial kelembagaan. Ini di luar asuransi kesehatan yangmemiliki cakupan yang lebih luas melalui skim pemerintah, swasta danmikro.

• Kontribusi atau tunjangan yang telah ditetapkan - masih adaperdebatan berkaitan dengan cara dana pensiun dihitung —apakah uang pensiun seseorang harus dibatasi sampai padaapa yang telah mereka bayarkan (ditambah bunga dari uangtersebut), ini disebut sebagai iuran tetap. Atau apakah uangpensiun tersebut harus merupakan jumlah yang terkait denganvariabel lain (misalnya besarnya gaji terakhir atau gaji rata-rata), ini disebut sebagai tunjangan tetap.

Dalam prakteknya, sistem jaminan sosial di kebanyakan negaramerupakan gabungan dari beberapa komponen.

Page 57: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Bagan 2. Statistik tenaga kerja dan Jaminan SosialNo. Perihal 2002

(juta)

1 Populasi berusia 15 tahun atau lebih 148.7292 Tenaga kerja (aktif secara ekonomi) 100.7793 Tingkat partisipasi tenaga kerja 67,76%4 Tenaga kerja yang dipekerjakan 91.6475 · Pengusaha 2.7866 · Sektor Formal (pengusaha berbadan hukum) 33.1237 o Pekerja formal perkotaan 22.0228 · Pekerja lepas perkotaan 3.5599 o Pekerja formal pedesaan 13.10110 · Pekerja biasa di bidang agrikultur 2.23811 · Pekerja lepas di bidang agrikultur 4.51312 · Pekerja di pedesaan yang tidak dalam bidang agrikultur 6.25813 · Sektor Informal (pengusaha bukan badan hukum) 58.52414 o Pekerja informal perkotaan 17.069

o Pekerja informal pedesaan 41.45415 Pencari kerja 9.13216 Populasi di bawah garis kemiskinan usia 15 tahun atau lebih 38.00017 Anggota Jamsostek (dari data yang tersimpan) 18.618 Perkiraan jumlah Kontributor individu Jamsostek 9.319 Pelayanan pegawai negeri (Taspen, Asabri dan skema 6.3

kontributor polisi)20 Pensiunan Taspen 1.7821 Pelayanan kesehatan (termasuk Jamsostek, Askes 14.0

dan skema swasta)22 Pembayar pajak (pemegang nomer pajak –

mencakup 600,000 perusahaan) 2.2

51

Sektor tenaga kerja formal yang dicakup oleh Jamsostek adalahsekitar 30% dari seluruh tenaga kerja. Jamsostek tidak menjangkauperusahaan dengan jumlah tenaga kerja di bawah 10 orang ataupekerjanya hanya mendapatkan upah di bawah Rp 1 juta per bulan(Pada kenyataannya, banyak sekali perusahaan yang hanya memilikidua atau lebih pekerja). Penafsiran yang lebih tegas atas undang-undangyang mengatur soal ini dapat menaikkan cakupan Jamsostek sampai70%. Bagan 2 memperlihatkan kondisi tenaga kerja.

Jadi, tingkat kepatuhan pada undang-undang jaminan sosial terbuktimasih sangat rendah. Tingkat perolehan pendapatan pajak juga masihrendah dengan hanya ada 2,2 juta nomor pokok wajib pajak (NPWP).Itu sudah termasuk badan usaha. Dan banyak sumber-sumberpendapatan yang penting (seperti dari investasi) yang tidak dikenakanpajak. Kenaikan pajak dapat berdampak buruk pada perekonomian,namun demikian hal itu dikompensasi dengan adanya perlindungansosial yang berkelanjutan.

Page 58: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Dampak dan implikasiotonomi daerah

5 Tantangan dari ‘mayoritas yang tidak tercakup’ dalam merancang sistim perlindungansosial di negara berkembang dibahas di ILO (2000) (op.cit), Beattie, R (2000) ‘Social protectionfor all: but how’ International Labour Review, 139 (2); ESCAP (2000) ‘Social security andsafety nets ’ di Economic and Social Survey of the Asia and the Pacific, Bangkok; Bank Dunia(2000) ‘Keamanan’, di World Development Report: Attacking Poverty, Washington DC

52

Otonomi daerah telah menyebabkan terjadinya pendelegasianwewenang dari kementerian dan departemen kepada pemerintahprovinsi dan juga meningkatkan jumlah provinsi menjadi 33. Pemerintahdaerah bertanggung jawab atas kegiatan sektor publik dalam bidangkesehatan, pendidikan, prasarana desa dan kota, serta berwenang ataslebih dari 2,3 juta mantan pegawai pemerintah pusat. Hal ini diterapkanuntuk mendorong partisipasi dan keterkaitan daerah dengan layananserta inisiatif sektor publik. Pemerintahan yang lebih baik dan dukunganterhadap program-program daerah untuk kaum miskin tampaknyacenderung lebih berkelanjutan ketimbang kebijakan pusat-daerah (topdown) yang terbukti telah gagal di masa lalu karena penetapan sasaranyang salah dan kebijakan yang tidak sesuai dengan daerah sasaran.

Dampak serius dari otonomi daerah terhadap layanan untuk kaummiskin belum begitu dirasakan, tapi kesenjangan tampaknya terusmelebar, lebih karena bervariasinya kemampuan, pemerintah provinsi,pendapatan, distribusi kaum miskin, pendanaan lokal, dan keberhasilanprogram pengentasan kemiskinan. Kesenjangan hanya akan hilang jikaada standar minimum nasional berkaitan dengan program pengentasankemiskinan.

Tantangan utama yang dihadapi para pembuat kebijakan yangberkeinginan mengembangkan sistem perlindungan sosial yang dapatdipercaya dan menyeluruh diwakili oleh kelompok yang disebut‘mayoritas yang tidak tercakup’ (excluded majority).5 Istilah ‘mayoritasyang tidak tercakup’ ini diilustrasikan dengan sangat baik melaluipembahasan ringkas tentang berbagai kelompok rentan di masyarakat.

Ekonomi formal

Kelemahan dalam soal kepatuhan di sektor formal telahmeningkatkan kerentanan terhadap kemiskinan jika terjadi kecelakaan,kematian, atau penggangguran. Jika kelompok pekerja mandiri, danpekerja migran yang jumlahnya besar juga dimasukkan, banyak pekerjadi sektor formal tidak tercakup oleh skim jaminan sosial yang wajibsekalipun. Kemungkinan meningkatnya kemiskinan, jika terjadi krisisekonomi seperti yang terjadi pada 1997, juga masih tinggi.

Perempuan

Pertimbangan khusus harus diberikan pada masalah jender.Perempuan memperoleh bantuan dan kesempatan lebih sedikitdibanding pria, dan mereka tidak terwakilkan secara seimbang dalamsektor ekonomi formal. Perempuan lebih mendominasi pada pekerjaanyang tidak digaji, kalangan pekerja migran, dan rata-rata merekamenerima pendapatan yang lebih rendah dibandingkan pria. Banyak

Perlindungan sosial dantantangan dari kelompok

mayoritas yang tidaktercakup

Page 59: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Orang tanpapendapatan tetap dankelompok miskin

53

program pengentasan kemiskinan dan program pembangunan sosialyang terfokus pada rumah tangga dan tidak mempertimbangkanperbedaan-perbedaan antar rumah tangga. Kalaupun perhatian khususdiberikan kepada masalah dan pola-pola hidup perempuan ketikamengembangkan program dan kebijakan perlindungan soal, pendekatanyang kelihatannya netral pada kenyataannya justru akan merugikanperempuan.

Sektor informal

Jaminan sosial belum diberikan untuk kelompok pekerja sektorinformal, walaupun jumlah mereka hampir 65 juta pekerja atau 65,7%dari total angkatan kerja. Keluarga mereka sangat rentan terkenadampak buruk akibat hilangnya pendapatan untuk sementara waktuatau bahkan untuk selamanya. Pada gilirannya, hal itu akanmenyebabkan mereka dengan cepat jatuh ke jurang kemiskinan.Meskipun kapasitas pekerja sektor informal di pedesaan sangat terbatasuntuk mempraktekkan pertanian subsisten (memenuhi kebutuhansendiri) untuk mengkompensasi hilangnya pendapatan, hal yang samatidak dimiliki pekerja informal di perkotaan.

Berusia lanjut, cacat, janda, pengangguran, dan perempuanmerupakan bagian terbesar dari kaum miskin. Program jaring pengamansosial untuk kaum miskin dan program pengentasan kemiskinan yangberkesinambungan telah berhasil memperbaiki kondisi mereka.Keberhasilan itu antara lain dalam soal pemberian subsidi beras, subsidipendidikan, dan layanan kesehatan di daerah terpencil setelah krisisekonomi tahun 1997. Namun, problem pengidentifikasian danpenggolongan kaum paling miskin di antara kaum miskin belum bisadipecahkan baik karena beragamnya wilayah maupun karena kegagalanmendefinisikan level kemiskinan untuk menentukan perbedaan-perbedaannya. Langkah-langkah untuk mengatasi ketidakmampuan dankerentanan ini perlu diperbaiki jika ingin program bantuan sosial untukkaum miskin lebih akurat dan tingkat kebocorannya minimal.

Indonesia, yang merupakan negara yang jumlah penduduknyaterbanyak keempat di dunia sedang menghadapi kecenderungan infeksiHIV yang makin tinggi. Diperkirakan secara resmi terdapat 90.000sampai 130.000 orang yang saat ini hidup dengan HIV/AIDS. Sekitar90 % dari kasus ini melibatkan orang dalam usia produktif (20-50 tahun).Untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi dari epidemi ini, ILOmembantu pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk mengatasi masalahHIV/AIDS melalui program peningkatan kesadaran yang mencakuppelatihan dan pemanduan tentang pencegahan, perawatan dandukungan, dan memerangi stigma yang terkait dengan penyakit ini.Sebagai tindak lanjut, seminar nasional pada awal 2003, mitra sosialILO menandatangani Deklarasi pada Komitmen Tripartit untukmemerangi HIV/AIDS di dunia kerja dengan menggunakan Kaidah ILOtentang HIV/AIDS. Bagaimanapun juga, orang dengan HIV/AIDS diIndonesia tidak tercakup dalam bentuk jaminan sosial apapun misalnya

Orang yang hidupdengan HIV/AIDS

Page 60: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia54

tunjangan sakit dan perawatan kesehatan. ILO terus mendukungpengembangan pemberian jaminan sosial bagi seluruh anggotamasyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat bertanggung-jawab atas segala upaya memberdayakan kaum miskin melaluikebijakan-kebijakan pengentasan kemiskinan dan telah membentukGugus Tugas untuk Reformasi Jaminan Sosial dan PengentasanKemiskinan untuk mengkoordinir proses reformasi. Gugus Tugas danmenteri koordinator bertanggung jawab kepada Presiden RepublikIndonesia. Gugus Tugas Reformasi Jaminan Sosial telah menyelesaikanrancangan undang-undang dan makalah yang berisi konsep syarat-syarat sistem jaminan sosial di masa depan di Indonesia. Rekomendasipenting dalam rancangan tersebut diyakini bisa memberikanperlindungan sosial bagi seluruh warga pada akhir masa transisi antara10-15 tahun. Juga dipahami perlunya menyediakan jaminan sosial wajibyang iurannya dari seluruh pekerja, termasuk mereka yang berada disektor-sektor formal, sektor informal perkotaan dan pedesaan. Badanpengawas akan diberi nama Jamsosnas (Jaminan Sosial Nasional) dannantinya badan-badan jaminan sosial yang ada sekarang ini akandiintegrasikan. Perbaikan pelayanan kesehatan telah ditetapkan sebagaiprioritas utama.

Pada 2002 ILO menyelesaikan sebuah proyek yang berjudulRestructuring of Social Security in Indonesia (Restrukturisasi Jaminan Sosialdi Indonesia) yang merekomendasikan reformasi institusional, khususnyaJamsostek, dan mengadakan studi tentang opsi-opsi untuk memperbaikiprogram-program tunjangan yang mencakup:

• Kelayakan untuk menggantikan skim jaminan hari tua yang adasekarang dengan skim Pensiun Asuransi Sosial yang akanmembayar uang pensiun secara bulanan kepada para pensiunan.Ini akan membantu mengentaskan kemiskinan di kalanganpenduduk berumur karena mereka akan menerima pendapatanrutin dan bukannya pembayaran sekaligus;

• Perbaikan dalam skim Kecelakaan Kerja—memperkenalkanpensiun untuk keadaan darurat jangka panjang untuk mereka yangcacat permanen dan kematian akibat kecelakaan kerja;

• Kelayakan untuk mengubah kewajiban pengusaha membayarTunjangan Melahirkan menjadi tunjangan asuransi sosial denganmenggunakan sumber dana yang sama dengan yang dikeluarkanpengusaha selama ini—sebagai upaya mengelak dari danmenghindari diskriminasi terhadap pekerja perempuan;

• Kelayakan untuk menerapkan skim Asuransi TunjanganPengangguran yang berpotensi mengurangi krisis ekonomi masadepan dengan cara mempertahankan tingkat pendapatan dimasyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran. Perhitunganyang dilakukan aktuaris menunjukkan bahwa dengan membayar

Agenda reformasiperlindungan sosial

di Indonesia:laporan kemajuan

Page 61: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

55

empat persen dari gaji akan menghasilkan tunjangan pengangguransebesar 70 persen dari gaji untuk jangka waktu 25 minggu setiaptahunnya. Efek skim ini untuk pengusaha bisa dikurangi denganmembagi pembayaran iurannya bersama pekerja. Lebih penting lagi,pembayaran uang pesangon akan berkurang secara signifikankarena diganti dengan Tunjangan Pengangguran ini;6

• Kelayakan untuk menerapkan skim Bantuan Sosial —membentukjaring pengaman sosial dasar bagi kelompok miskin yang palingrentan, suatu program yang didanai oleh pemerintah di semua level.Dari studi yang dilakukan diketahui bahwa subsidi yang ada bisadiarahkan secara lebih baik lagi dengan mengurangi kebocoran —biasanya karena salah sasaran untuk orang yang tidak miskin—,dan lebih baik dukungan diberikan kepada orang miskin. Pendanaanlain yang merupakan diversifikasi dari subsidi yang sudah ada(seperti subsidi bahan bakar) dan pajak-pajak baru lainnya sepertipajak tembakau dan pajak hiburan bisa digunakan untuk pelayananbagi kaum miskin. Hal ini juga perlu diikuti dengan memberikanfokus pada daerah, meningkatnya indeks tingkat kemiskinan danmekanisme pengawasan baru;

• Studi khusus untuk merumuskan opsi-opsi kebijakan perluasanjangkauan untuk mereka yang selama ini belum tercakup sepertimereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan kecil, sektorinformal, dan mereka yang membuka usaha sendiri atau bekerjasendiri. Dari studi yang dilakukan diketahui bahwa cukup layakuntuk memperluas cakupan di sektor formal dengan caramenghapus opsi pengecualian untuk pengusaha seperti yang selamaini dilakukan. Sementara itu, dari survei kecil yang dilakukanmenunjukkan bahwa lebih dari separuh pekerja di sektor ekonomiinformal perkotaan bersedia mengikuti asuransi ini. Namundemikian, keanggotaan sukarela ini hanya dapat dilihat sebagaisebuah strategi antara dan dalam jangka panjang pemerintah harusbertanggung jawab menyediakan sistem jaminan sosial minimumuntuk seluruh warganya. Keanggotaan sukarela juga disertai olehbeberapa risiko tinggi akibat seleksi yang salah sasaran, keterbatasandalam soal-soal prinsip pengumpulan iuran, beralihnya pekerjasektor formal dari skim yang ada ke skim informal yang lebih murahdan kemudahan menarik dana dari skim sukarela.

• Penilaian aktuaris atas program Jamsostek; dan Anggaran Sosialyang menganalisis dan memproyeksikan biaya sosial secarakeseluruhan terhadap pendapatan yang bisa diperkirakan.

Terdapat sejumlah proyek-proyek kunci yang harus dibentuksebagai dasar untuk memperluas secara signifikan cakupan sistemperlindungan sosial. Berikut adalah daftar yang diusulkan.

Menuju perlindungansosial bagi semua diIndonesia: melihat kedepan

6 Contoh-contoh dari besaran yang baik di Indonesia maupun negara Asia lainnya, lihat Lee,E (1998) The Asian Crisis: tha Challenge of Social Policy, Geneva, ILO and Vroman, W(1999) “ Unemployment and underemploym ent protection in three groups of countries,Social Protection Dicussion Paper 9911, May, Washington DC, World Bank

Page 62: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia56

• Pembentukan Jamsosnas, penunjukan badan pengawas, sekretariatdan badan pelaksana

• Peraturan khusus yang memungkinkan pengembangan tunjangandan program-program baru dan untuk mengkoordinasikan badan-badan di bawahnya, pemerintah daerah, LSM dan lembaga donor

• Memperkuat badan dan lembaga, Jamsostek dan Askes harusmeningkatkan teknologi informasi, layanan, program-program baru,pelatihan staf, dan mengurangi gerai-gerai dalam jaringanpelayanan.

• Mengembangkan strategi jaring pengaman yang komprehensif bagikaum miskin yang mencakup program daerah, pendanaan, akses,dan lembaga yang akan melaksanakan program tersebut.

• Meningkatkan kepatuhan untuk memperluas cakupan jaminansosial ke ekonomi formal dan pekerja mandiri.

• Mengembangkan dan menguji program-program serta metodologiuntuk memperluas layanan ke ekonomi informal dan pedesaan.

Dari studi-studi yang dilakukan ILO dapat dilihat bahwa untukmencapai suatu program perlindungan sosial yang komprehensif diIndonesia dalam jangka panjang, kita perlu memperluas penyediaanasuransi sosial yang lebih baik ke semua sektor formal dan menyediakantunjangan jaminan sosial yang lebih berarti yang akan menyediakandukungan pembiayaan yang wajar untuk seluruh pekerja bila terjadigangguan kerja (sakit, cedera, cacat, persalinan, melemahnya dayatahan, pensiun, dan sebagainya) Penyediaan asuransi sosial ini juga perludiperluas dengan cepat ke sektor informal dan disokong mekanismedukungan yang luas bagi mereka yang miskin dan rentan. Prioritas harusdiberikan pada skim-skim wajib (sektor formal, wiraswastawan, dansebagainya), pengembangan kemampuan lembaga-lembaga danmendorong skim sektor informal melalui swadaya dan skim sukarelayang didukung pemerintah.

Peringatan perlu diperhatikan. Pengalaman di pelbagai belahandunia menunjukkan bahwa pendafataran pekerja informal pada skimpembiayaan jaminan sosial wajib bukanlah pekerjaan mudah.Pengalaman di Indonesia sejauh ini memperkuat anggapan ini.Organisasi ekonomi informal melalui pembentukan koperasi atauorganisasi terdesentralisasi atas perlindungan sosial lain memungkinkantercapainya skala ekonomis (economies of scale) sehingga cakupannya bisadiperluas. Namun demikian, penerapan yang tidak konsisten dansetengah hati merupakan masalah sistemik yang terjadi di Indonesiadan tidak terbatas pada sektor perlindungan sosial saja. Studi lanjutanperlu dilakukan untuk menemukan cara-cara untuk memperluascakupan yang berkesinambungan dengan tujuan membuat basis bagisistem jaminan sosial nasional.

Page 63: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

57

Rekomendasi Kebijakan Kunci akan berdampak besar terhadapupaya pengentasan dan pencegahan kemiskinan dalam jangka pendekdan menengah seperti didiskusikan di bawah ini.

• Secara bertahap program-program jaminan sosial diperluas sampaike seluruh pekerja di sektor formal, pekerja migran dan pekerjamandiri7 —ini akan melindungi lebih dari sepertiga pekerja darikemungkinan kehilangan pendapatan dan sekaligus memberikanpendapatan rutin secara terus-menerus pada masa pensiun mereka.Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri ini akanmengurangi tekanan terhadap sektor informal dengan caramengurangi perpindahan mereka ke sektor informal pada saatpaceklik. Stabilitas pendapatan rumah tangga juga akanmengurangi tingkat kesenjangan dan kemiskinan di kalanganperempuan. Perluasan jangkauan kepada pekerja mandiritergantung pada identifikasi dan pendaftaran wajib yangmerupakan prasyarat masuk skim jaminan sosial.

• Menyediakan program jaminan sosial bagi pekerja di sektorinformal —pengalaman di tingkat lokal maupun internasionalmembuktikan pentingnya sektor informal, kerentanan pekerja dankeluarganya, dan sulitnya membentuk skim jaminan sosial yangberkelanjutan. Namun demikian, strategi pengentasan kemiskinanapapun bentuknya harus mencakup sektor informal di manasebagian besar kaum miskin terkonsentrasi. Pengalamanmengajarkan bahwa rancangan asuransi sosial sukarela harusbersifat fleksibel, dan disesuaikan dengan kebutuhan perorangandan kelompok, serta berdasarkan pada insentif.

• Mengembangkan program bantuan sosial untuk orang miskin —hal ini bisa dilaksanakan dengan mengaitkannya dengan bursatenaga kerja, pembangunan pedesaan, pendidikan dan program-program berbasis masyarakat. Program-program yang ditujukanpada masyarakat yang tidak mampu ini harus disokong oleh sumberdaya pemerintah dan didasarkan pada peningkatan praktekpemerintahan yang baik dan pendidikan di tingkat daerah untukmenghindari terjadinya kebocoran. Untuk memberikan bantuandiperlukan upaya pengidentifikasian kaum miskin, mengetahuikebutuhan mereka dan menemukan mekanisme yang tepat ditingkat lokal.

• Asuransi Kesehatan Sosial —Akses ke perawatan kesehatanmenjadi prioritas utama bagi pemerintah dan penyelenggaraannyadiusulkan untuk pekerja formal dan kaum miskin. Skim alternatifharus dikembangkan sehingga mencakup ekonomi sektor informal.Skim-skim ini mencakup asuransi mikro berbasis masyarakat,ketentuan khusus untuk kepesertaan sukarela dalam skim formal,paket skim khusus untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yangberaneka ragam di sektor informal.

Rekomendasikebijakan

7 Pekerja mandiri dengan pendapatan tetap pada pekerjaan yang bisa diidentifikasi antaralain dengan tempat usaha yang mapan, termasuk para profesional. dan pekerjaan yangdicakup bisa tercakup dalam peraturan ini.

Page 64: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia58

Page 65: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Pengembangan indikator dan sistem pemantauan untuk PRSPsangat penting untuk mengukur tingkat kemajuan. Sebagai tambahanterhadap kumpulan indikator—pemisahan data berdasarkan jeniskelamin termasuk distrik, provinsi dan nasional—yang secara luasdipaparkan dalam kerangka kerja sasaran pengembangan milennium,ILO mendorong penggunaan indikator spesifik berkenaan dengan agendapekerjaan yang layak. Dalam hal ini, indikator kunci dari pasar kerjamembentuk suatu basis yang kuat bagi pemilihan indikator yang tepat.

Indikator kunci pasar kerja (KILM)

20 indikator tersebut meliputi:

1. Tingkat partisipasi tenaga kerja2. Rasio lapangan kerja terhadap jumlah penduduk3. Status pekerjaan4. Pekerjaan berdasarkan sektor5. Pekerja paruh waktu6. Jam kerja7. Pekerja sektor informal8. Tingkat pengangguran9. Pengangguran kaum muda10. Pengangguran jangka panjang11. Tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan12. Jam kerja bagi setengah pengangguran13. Tingkat ketidakaktifan14. Tingkat pendidikan dan buta huruf15. Tren upah sektor manufaktur16. Indeks upah dan pendapatan kerja17. Biaya kompensasi perjam18. Biaya produktivitas kerja dan tenaga kerja perunit19. Arus pasar kerja20. Distribusi pendapatan dan kemiskinan

Lampiran1:

Monitoring dan Evaluasi: Usulan Indikator

59

Page 66: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

Berikut ini indikator-indikator yang dapat berguna sebagai acuanbagi pemerintah dalam menilai sifat dan jenis penanggulangankemiskinan dalam konteks “Pekerjaan yang Layak” (lagi, dipisahkanberdasarkan jenis kelamin dan level pemerintahan):

• Distribusi upah kerja di sektor non-agraris• Pekerja anak bergaji atau bekerja mandiri• Anak-anak yang tidak bersekolah berdasarkan status pekerjaannya• Pengawas tenaga kerja (jumlah per tenaga kerja)• Belanja jaminan sosial untuk publik (persentasi atas GDP)• Kontribusi penduduk yang aktif secara ekonomi terhadap dana

pensiun• Tingkat keanggotaan serikat pekerja/buruh• Pemogokan dan penutupan (persentasi setiap 1000 pekerja)• Lapangan kerja sektor ekonomi informal• Ketidaksetaraan pendapatan

60

Page 67: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Kemiskinan (pendapatan)

Lampiran 2:

Usulan Matriks Kebijakan

Menciptakan kesempatan:pertumbuhan danketenagakerjaan/ bab 1

• Pertumbuhan 5 sampai 6persen untuk menciptakanlebih dari 2 juta pekerjaan pertahun

• Tujuan kebijakanmakroekonomi untukmenyeimbangkan baikvariabel fiskal maupunfinansial dengan targetketenagakerjaan

• Bursa kerja tahunan untukmenanamkan kesadaran danpengembangan konsensus

• Identifikasi sektor-sektor yangmemiliki potensi lapangankerja, misalnya agribisnis

• Investasi pada infrastrukturpublik menggunakan programberbasis tenaga kerja

• Menciptakan lingkungankebijakan yang

ramah - terhadap Usaha KecilMenengah

• Mengambil manfaat darimobilitas tenaga kerja dengancara menghilangkanhambatan-hambatan untukbepergian, meregulasi,industri migrasi,memfasilitasi pengirimanuang, menangani para migranyang rentan

• Memantau MDGs di tingkatdaerah untuk memastikanbahwa semua komunitasregional di Indonesia bisamemetik buah daripembangunan

• Memperkuat Dewan TripartitNasional (National TripartiteCouncil - NTC)

Atribut kemiskinan yang harus Tema kebijakan dan bab Rekomendasi-rekomendasiditangani kunci

61

Keterbatasan suara danketerwakilan

Memberdayakan kelompokmiskin: tata pemerintahan yangbaik di pasar tenaga kerja/ bab 2

Page 68: Masukan ILO atas PRSP Indonesia · Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor ... (misalnya pelecehan terhadap kelompok miskin

Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atas PRSP Indonesia

• Menerapkan reformasi hukumketenagakerjaan yangdiusulkan baru-baru ininamun juga mengkaji ulangmasalah upah minimum

• Mempromosikanimplementasi Rencana AksiNasional terhadap bentuk-bentuk terburuk pekerjaananak di tingkat lokal

• Membuat desentralisasiberjalan dalam memberikanpendidikan dasar dengancara menetapkan standar danmeningkatkan kapasitas lokal

• Memperbaiki mutupendidikan

• Meningkatkan pelatihan bagiperusahaan kecil dan operatorsektor informal

• Memperbaiki penyiapanmereka yang meninggalkansekolah untuk memasukidunia kerja

• Secara bertahap (dalamjangka 10 sampai 15 tahun)mengembangkan programjaminan sosial yang lebih baikbagi semua pekerja di sektorekonomi formal, pekerjamigran dan pekerja mandiri

• Menyediakan programjaminan sosial kepada parapekerja di ekonomi informal

• Mengembangkan programbantuan sosial bagi kelompokmiskin

• Mengembangkan JaminanKesehatan Sosial

62

Kemiskinan (pendapatan) Menciptakan kesempatan:pertumbuhan danketenagakerjaan/ bab 1

Atribut kemiskinan yang harus Tema kebijakan dan bab Rekomendasi-rekomendasiditangani kunci

Kerentanan Menyediakan perlindungan sosialbagi semua/ Bab 4