materi koloid
DESCRIPTION
Materi kimia dasar 1 "Koloid"TRANSCRIPT
KOLOID
PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah suatu sistem campuran yang berada diantara larutan dan campuran kasar
(suspensi). Koloid terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi . fase terdispersi
memiliki ukuran tertentu . zat yang didispersikan disebut fase terdispersi , sedangkan medium
yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Dalam kehidupan sehari-
hari kamu menemukan beberapa contoh larutan, suspensi dan koloid bukan? Misalnya larutan
gula , campuran minyak dan air, juga susu.
Berikut adalah perbedaan antara suspensi, koloid dan larutan.
Larutan Koloid Suspensi
Larutan gula Campuran susu dengan aircampuran pasir dengan
air
Bersifat homogenBersifat ho mogen secara
makroskopisBersifat heterogen
Ukuran partikel kurang
dari 1 nmukuran partikel 1-100nm
ukuran partikel lebih
dari 100nm
Tidak dapat disaringDapat idasaring sengan
penyaring ultradapat disaring
terdiri atas 1 fase terdiri atas 2 fase terdiri atas 2 fase
stabil Umumnya stabil tidak stabil
Tabel perbedaan suspensi koloid, campuran
Jenis - jenis Koloid
Page 1
tabel jenis-jenis koloid
NoFase
Terdispersi
Medium
PendispersiNama Contoh
1 Padat Padat Sol Padat Gelas Berwarna
2 Padat Cair Sol Sol Emas
3 Padat Gas Aerosol Asap
4 Cair Padat Emulsi Padat Jeli
5 Cair Cair Emulsi Susu
6 Cair Gas Aerosol Cair Kabut
7 Gas Padat Buih Padat Karet
8 Gas Cair Buih Buih Sabun
1. Sol
Sol adalah sistem koloid yang terdiri atas partikel padat.
2. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid yang terdiri atas partikel padat
atau partikel cair
3. Emulsi
Emulsi adalah sitem koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya zat cair.
4. Buih
Buih adalah sistem koloid yang terdiri atas fase terdispersi gas
dalam medium pendispersi zat cair
5. Gel
Page 2
Gel adalah koloid yang wujudnya berada diantara padat dan cair.
Koloid Hidrofil & Koloid Hidrofob
1. Koloid Liofil
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob.
Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara
zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (Yunani: lio = cairan, philia =
suka). Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik-menarik tersebut tidak
ada atau sangat lemah. Liofob berarti tidak suka cairan (Yunani: lio = cairan, phobia = takut
atau benci). Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas
masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
Contoh:
•Koloid hidrofil: sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
•Koloid hidrofob: sol belerang, sol Fe(OH) 3 , sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.
Koloid liofil/hidrofil lebih mantap dan lebih kental daripada koloid liofob/ hidrofob. Butir-
butir koloid liofil/hidrofil membungkus diri dengan cairan/air mediumnya. Hal ini disebut
solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid tersebut terhindar dari agregasi
(pengelompokan). Hal demikian tidak terjadi pada koloid liofob/hidrofob. Koloid
liofob/hidrofob mendapat kestabilan karena mengadsorpsi ion atau muatan listrik.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa muatan koloid menstabilkan sistem koloid.
Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari
sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan. Apabila zat padat tersebut
dicampurkan kembali dengan air, maka dapat membentuk kembali sol hidrofil. Dengan
perkataan lain, sol hidrofil bersifat reversibel. Sebaliknya, sol hidrofob dapat mengalami
koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak
akan membentuk sol lagi jika dicampur kembali dengan air. Perbedaan sol hidrofil dengan sol
hidrofob disimpulkan sebagai berikut.
Page 3
Tebel Perbedaan Koloid Hidrofil dan Hidrofob
Hidrofilik Hidrofob
Mengadsorpsi medium
pendispersi
Tidak mengadsorpsi medium
pendispersi
Memberikan Efek Tyndall yang
lemah Efek Tyndall Kuat
Viskositas lebih besar
Viskositas hampir sama
dengan medium
pendispersinya
Stabil pada konsentrasi yang
lebih besarStabil pada konsentrasi kecil
Tidak mudah digumpalkan
dengan oenambahan elektrolit
Mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit
Bersifat Reversibel Bersifat ireversibel
PENGGOLONGAN KOLOID BESERTA SIFAT – SIFATNYA
1. Efek Tyndall
Koloid memberikan sifat yang berbeda dengan larutan ketika keduanya dilewatkan
seberkas sinar. Sinar yang melewati larutan sejati akan diteruskan berkas cahaya yang
melewati larutan sejati tidak terlihat , sebaliknya berkas cahaya melewati koloid akan
kelihatan dan sinar yang melewati sistem koloid akan dihamburkan. Dengan
demikian Efek Tyndallmerupakan sifat sistem koloid yang menghamburkan cahaya yang
dilewatkan pada sistem koloid.Larutan sejati tidak memberikan Efek Tyndall , oleh karena
itu Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan sistem koloid.
Contoh:
a. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu.
b. Sorot lampu mobil pada malam hari yang berkabut.
c. Berkas sinar matahari melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut.
Page 4
2. Gerak Brown
Jika diamati dengan mikroskop ultra maka akan terlihat bahwa partikel -partikel koloid
senantiasa bergerak d engan gerak zigzag gerak zigzag partikel koloid ini disebutGerak
Brown. Gerak Brown ditemukan oleh seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris
bernama Robert Brown. Gerka Brown terjadi akibat tumbukan yang tidak seimbang
antara molekul-molekul medium pendispersi dengan partikel - partikel koloid. Semakin
tinggi tempretur semakin cepat semakin cepat gerak Brown berlangsung , hal ini
disebabkan oleh peningkatan energi kinetik molekul medium pendispersi sehingga
menghasilkan tumbukan yang kuat.
3. Elektroforesis
Partikel-partikel koloid dapat bergerak dala medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa
partikel koloid memiliki muatan listrik . Peristiwa pergerakkan partikel koloid dalam
medan listrik disebur Elektroforesis.
4. Adsorpsi
Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya Penyerapan ion pada permukaan partikel-partikel koloid disebut adsorpsi
ion. Sebagai contoh sol Fe(OH)3 dalrmuam air yang mengadsorpsi ion positif menjadi
bermuatan positif, sedangkan sol As2S3 yang mengadsorpsi ion negatif menjadi
bermuatan negatif .
Sifat adsorbsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses:
a. Pemutihan gula tebu
b. Penjernihan air
c. Pembuatan obat norit
d. Pewarnaaan serat kain pada pabrik tekstil
e. Pencucian dengan sabun
5. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid. Koloid distabilkan
oleh muatannya. Jika muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka kestabilannya akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan
muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahakan ke
dalam system koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama kedalam sel
Page 5
elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai electrode.
Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi karena koloid bermuatan positif
menarik ion negative dan koloid bermuatan negative menarik ion positif. Ion-ion tersebut
akan membentuk selubung lapisan kedua. Jika selubung itu terlalu dekat, maka selubung
itu akan menetralkan koloid sehingga terjadi koagulasi.
6. Koloid Pelindung
Ada koloid yang bersifat melindungi koloid lain supaya tidak mengalami koagulasi.
Koloid semacam ini disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini membentuk lapisan
di sekeliling partikel koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut.
Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi
mengelompok.
Contoh pemanfaatan koloid pelindung adalah sebagai berikut:
1. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar
atau gula
2. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.
7. Dialisis
Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dengan membersihkan atau menghilangkan
ion-ion pengganggu menggunakan suatu kantong yang terbuat dari selaput
semipermiabel. Caranya, sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong semipermeabel,
dan diletakkan dalam air. Selaput semipermeabel ini hanya dapat dilalui oleh ion-ion,
sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya, dengan demikian akan diperoleh koloid
yang murni. Ion-ion yang keluar melalui selaput semipermeabel ini kemudian larut
dalam air. Dalam proses dialisis hilangnya ion-ion dari sistem koloid dapat dipercepat
dengan menggunakan air yang mengalir. Peristiwa dialisis ini diaplikasikan dalam proses
pencucian darah di dunia kedokteran.
PEMBUATAN KOLOID
1. Cara Kondensasi
Page 6
Cara Kondensasi dilakukan melalui reaksi kimia seperti reaksi redoks, reaksi hidrolisis,
reaksi dekomposisi rangkap, dan reaksi pergantian pelarut.
a. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Pembuatan sol
belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H 2 S) dengan belerang dioksida (SO 2 ), yaitu
dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2.
2H 2 S (g) + SO 2 (aq) → 2H 2 O (l) + 3S (s)
b. Reaksi Hidrolisis
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka akan
terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin besar sampai
berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi :
Na 2 SO 3 (aq) + 2HCl (aq) →2 NaCl (aq) + H 2 O (l) + S (s)
c. Reaksi Substitusi
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka akan
terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin besar sampai
berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi
Na 2 SO 3 (aq) + 2HCl (aq) →2 NaCl (aq) + H 2 O (l) + S (s)
d. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contohnya adalah pembuatan sol As 2 S 3 dengan mereaksikan larutan H 3 AsO 3 dengan
larutan H 2 S. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2H 3 AsO 3 (aq) + 3H 2 S (aq) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l)
e. Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan menggnti medium pendispersi sehingga fase terdispersi yang
semula larut menjadi berukuran koloid. Misalnya larutan jenuh kalsium asetat jika dicampur
dengan alcohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel.
2. Cara Dispersi
Page 7
Dengan cara dispersi partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat
dilakukan secara mekanik, peptisasi, atu dengan loncatan bunga listrik(busur bredig).
1) Cara mekanik
Dengan cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumpang, sampai diperoleh tingkat
kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Contoh pembuatan sol
belerang dengan menggerus serbuk belerang bersama zat inert seperti gula pasir, kemudian
mencampur dengan air.
2) Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan
bantuan zat pemecah (pemeptisasi).
3) Cara busur bredig
Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan
koloid digunakan sebagai elktrode yang dicelupkan kedalam medium dispersi, kemudian
diberi loncatan listrik dikedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar kedalam air,
lalu atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi cara
busur bredig ini merupakan gabungan cara disperse dan kondensasi
PEMURNIAN KOLOID
Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu sistem
koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna menjaga
kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan, yaitu :
1.Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada
permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel. Pergerakan ion-
ion dan molekul – molekul kecil melalui selaput semipermiabel disebut dialysis. Suatu
koloid biasanya bercampur dengan ion-ion pengganggu, karena pertikel koloid memiliki
sifat mengadsorbsi. Pemisahan ion penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid
ke dalam kertas/membran semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang
mengalir. Karena diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion pengganggu
akan merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel kolid akan tertinggal.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi
pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai mesin pencuci darah
Page 8
untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat semipermiabel, selaput ginjal hanya
dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel
kolid seperti sel-sel darah merah.
2.Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara
kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput
semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion
akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan.
Adanya pengaruh medan listrik akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut
elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
3. Penyaringan Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas
saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring
tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering
berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi tekanan
Page 9
harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan
teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan
ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.
KEGUNAAN KOLOID
a. Mengurangi polusi udara
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel
berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang
disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja alat ini
memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid
sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap
dan partikel berbahaya
Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap
dialirkan melalui ujung-ujung logam yang tajam dan
bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000 volt).
Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-
molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi
bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang
lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan, yaitu
mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu yang berharga
(misalnya debu logam).
b. Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan
zat terlarut merupakan dasar bagi pengembangan dialisator.
Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai mesin pencuci
darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil
Page 10
dapat melewati selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada kantung
hanya tersisa koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis
koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat
dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
c. Penjernihan air
Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-kadang air dari
mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai sebagai air bersih jika
tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum dipakai. Upaya penjernihan air dapat
dilakukan baik skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pada dasarnya penjernihan air itu dilakukan secara
bertahap. Mula-mula mengendapkan atau menyaring bahan-bahan yang tidak larut
dengan saringan pasir. Kemudian air yang telah disaring ditambah zat kimia, misalnya tawas
atau aluminium sulfat dan kapur agar kotoran menggumpal dan selanjutnya mengendap, dan
kaporit atau kapur klor untuk membasmi bibit-bibit penyakit. Air yang dihasilkan dari
penjernihan itu, apabila akan dipakai sebagai air minum, harus dimasak terlebih dahulu
sampai mendidih beberapa saat lamanya.
Proses pengolahan air tergantung pada mutu baku air (air belum diolah), namun pada
dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah pengendapan, yaitu air baku
dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang tak larut mengendap. Pengendapan ini
memerlukan tempat yang luas dan waktu yang lama. Benda-benda yang berupa koloid tidak
dapat diendapkan dengan cara itu.
Pada tahap kedua, setelah suspensi kasar terendapkan, air yang mengandung koloid diberi
zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang banyak digunakan adalah aluminium sulfat,
besi(II)sulfat, besi(III)klorida, dan klorinasi koperos (FeCl 2 Fe 2 (SO 4 ) 3 ). Pemberian
koagulan selain untuk mengendapkan partikel-partikel koloid, juga untuk menjadikan pH air
sekitar 7 (netral). Jika pH air berkisar antara 5,5–6,8, maka yang digunakan adalah
aluminium sulfat, sedangkan untuk senyawa besi sulfat dapat digunakan pada pH air 3,5–5,5.
Pada tahap ketiga, air yang telah diberi koagulan mengalami proses pengendapan, benda-
benda koloid yang telah menggumpal dibiarkan mengendap. Setelah mengalami
pengendapan, air tersebut disaring melalui penyaring pasir sehingga sisa endapan yang masih
terbawa di dalam air akan tertahan pada saringan pasir tersebut.
Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk menaikkan
pHnya, dan untuk membunuh bakteri diberikan kalsium hipoklorit (kaporit) atau klorin
Page 11
(Cl 2 ).
d. Sebagai deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat
mengkoagulasi atau mengendapkan protein dalam
keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja
kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang
dihasilkan berkurang.
e. Sebagai bahan makanan dan obat
Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk koloid sehingga
mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk kapsul.
f. Sebagai bahan kosmetik
Ada berbagai bahan kosmetik kosmetik berupa padatan,
tetapi lebih baik digunakan dalam bentuk cairan. Untuk itu
biasanya dibuat berupa koloid dengan tertentu.
g. Sebagai bahan pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian
dengan sabun dan detergen. Dalam pencucian dengan
sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi sebagai
emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak
dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau
minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan dengan air.
SOAL DAN PEMBAHASANNYA
1. Berikut ini merupakan sifat koloid ….
Jawab :
Sifat-sifat partikel koloid, antara lain:
1. dapat menyerap melalui permukaan (adsorpsi)
2. dapat menghamburkan cahaya (efek Tyndall)
3. dapat bergerak zig-zag (gerak Brown)
Page 12
4. bermuatan (+) dan (–)
2. Mengapa pada siang hari di dalam rumah cukup terang padahal cahaya matahari tidak masuk ke dalam rumah?
Jawab:
Pada siang hari, sinar matahari menyinari bumi dan oleh bumi dipantulkan kembali sesuaiaturan nelius (cahaya yang datang akan dipantulkan dengan sudut pantul sama dengan sudut datang). Akibat adanya partikel-partikel debu di udara sekitar rumah, sinar matahari akan dipantulkan oleh partikel debu ke segala arah. Selain itu, partikel debu bergerak secara acak, memungkinkan sinar matahari dipantulkan semakin acak. Di dalam rumah yang tidak langsung terkena cahaya matahari akan terang sebagai dampak dari pantulan cahaya matahari oleh partikel debu di udara.
3. Jika Anda berkemah di suatu tempat dan Anda menanak nasi. Sementara itu, di daerah tersebut tidak ada air jernih, hanya ada air sungai yang mengandung lumpur. Apakah yang akan Anda lakukan agar dapat menanak nasi?
Jawab:
Air sungai yang mengandung lumpur jika disaring akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, jika Anda memahami teknik dialisis maka menanak nasi menjadi mudah. Beras dimasukkan ke dalam kertas selofan dan dibungkus erat-erat hingga tidak memungkinkan lumpur masuk ke dalam beras. Selanjutnya beras dalam kertas selofan direbus dengan air dari sungai. Kertas selofan merupakan membran yang hanya dapat dilalui oleh partikel berukuran molekul seperti air, sedangkan lumpur yang ukurannya besar tidak dapat menembus membran. Jadi, selama perebusan beras dengan air sungai, lumpurnya akan tetap di luar membran, sedangkan air panas dapat menembus membran dan mematangkan beras.
4. Manakah di antara campuran berikut yang termasuk sistem koloid: (a) kecap; (b) sirup; (c) minuman soda; (d) air tajin.
Jawab: Kecap, sirup, dan air tajin
5. Mengapa sirup obat batuk sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu?
Jawab: Karena dalam sirup obat batuk mengandung koloid yang bersifat liofob (kurang stabil).
6. Manakah di antara koloid berikut yang tergolong koloid hidrofil?
(a) kecap; (b) tinta printer; (c) mentega; (d) pylox.Jawab: Koloid hidrofil: tinta printer dan kecap.
7. Mengapa campuran koloid umumnya memberikan warna, tidak seperti larutan yang sering tidak berwarna? Jelaskan.
Page 13
Jawab:
Karena partikel-partikel koloid ukurannya lebih besar dibandingkan larutan murni. Akibatnya, cahaya yang melaluinya terhamburkan sehingga menimbulkan warna.
9. Asam amino adalah suatu molekul pembentuk protein. Asam amino ada yang bermuatan positif, negatif, dan netral pada pH tertentu. Bagaimanakah memisahkan asam-asam amino dengan cara elektroforesis?
Jawab:
Dengan cara mengatur pH larutan asam amino maka pada pH tertentu ada asam amino bermuatan negatif, positif, dan netral. Kemudian, asam-asam amino tersebut ditempatkan dalam medan listrik. Asam amino yang bermuatan positif akan menuju katode, asam amino yang bermuatan negatif akan menuju anode, sedangkan asam amino netral tidak tertarik oleh kedua elektrode.
10. Berapa lamakah sol Fe(OH)3 dan sol As2S3 akan tetap sebagai koloid jika tidak ada gangguan dari luar?
Jawab: Sampai waktu tidak terbatas.
11. Mengapa pada air susu akan terjadi endapan jika ditambahkan air jeruk? Jelaskan.
Jawab: Sebab emulsi susu akan rusak(pecah) dengan adanya ion-ion H+ dari air jeruk.
12. Untuk membuat sayur atau kuah, bumbu dapur digerus sampai halus selanjutnya dituangkan ke dalam air mendidih, dan kuah yang terbentuk membentuk koloid. Tergolong cara apakah ini?
Jawab: Cara mekanik (dispersi).
13. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan uap air dapat menjadi awan di atmosfer dan kabut di daerah pegunungan tinggi?
Jawab:
Uap air berubah menjadi awan disebabkan suhu di atmosfer bumi menurun (makin tinggi di atas permukaan bumi, suhunya makin rendah). Adapun dipegunungan, selain suhunya rendah, tekanan udaranya juga rendah (makin tinggi daratan di atas permukaan laut makin rendah tekanan udaranya).
14. Jika larutan AgNO3 dicampurkan dengan larutan NaCl akan terbentuk endapan AgCl. Persamaan kimianya:
AgNO3(aq) + NaCl(aq)®AgCl(s) + NaNO3(aq)Jika NaCl yang ditambahkan berlebih terbentuk larutan berwarna putih seperti susu. Mengapa hal ini dapat terjadi? Jelaskan.
Page 14
Jawab :
AgCl yang terbentuk akan mengendap, tetapi dengan kelebihan ion Cl- , AgCl akan mengadsorpsi ion-ion Cl– (NaCl berlebih) sehingga terbentuk koloid.
15. Jelaskan beberapa perbedaan penting antara larutan sejati dan sistem koloid.
Jawab:
Variabel Larutan sejati Sistem koloid
Ukuran partikel (cm)
10–8 – 10–7 10–6 – 10–4
Tembus oleh cahaya
Transparan Tidak Transparan
Kestabilan larutan Sangat stabil Bervariasi
16. Sebutkan fasa zat terdispersi dan fasa medium pendispersi pada setiap pernyataan berikut: (a) awan; (b) susu magnesia; (c) sabun; (d) zat putih telur; (e) hair spray
jawab:
a. Cair dalam gas; b. Padat dalam cair; c. Padat dalam cair; d. Cair dalam cair; e. Cair dalam gas.
17. Mengapa lumpur dapat diendapkan dengan menambahkan tawas atau kapur?
Jawab:
Lumpur adalah koloid bermuatan negatif yang kurang stabil. Penambahan tawas, KAl(SO4)2atau kapur berguna untuk menetralkan muatan lumpur sehingga lumpur beragrerat dan mengendap.
18. Jelaskan bagaimana koloid dibuat dengan menggunakan cara busur listrik Bredig.
Jawab:
Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui elektrode logam (bahan terdispersi) yang dicelupkan ke dalam air. Loncatan bunga api listrik mengakibatkan bahan elektrode terurai menjadi atom-atom dan larut ke dalam medium pendispersi air membentuk sol.
19. Sol emas dapat dibuat dengan cara busur listrik bredig dan cara kondensasi. Jelaskan cara pembuatannya dan apakah perbedaan dari kedua teknik ini?
Jawab:
Page 15
Cara busur listrik: Logam emas dijadikan elektrode yang dicelupkan dalam air. Ketika arus listrik dialirkan melalui elektrode, terjadi bunga api listrik sehingga atom-atom emas menguap dan larut dalam air membentuk sol emas. Sol emas ini distabilkan dengan cara mengadsorpsi ion-ion OH– dari air.Cara kondensasi: Reduksi emas (III) klorida dengan formalin (AuCl3 + CH4O + 3H2O®2Au +6HCl + CH4O2). Atom-atom bebas emas ini beragrerat membentuk koloid, distabilkan oleh ion-ion OH– yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid. Ion-ion OH– berasal dari ionisasi air.
20. Coba kamu jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah :
a. dispersi koloid b. efek tyndall
c. gerak Brown d. koagulasi
Jawab:
a. disperse koloid : pemecahan molekul besar menjadi koloid
b. efek Tyndal : efek pembauran cahaya
c. gerak Brown : gerak acak partikel
d. koagulasi : penggumpalan partikel koloid
21. Sebutkan fasa pendispersi dan terdispersi dari ;
a. busa deterjen b. hair spray
c. Cat tembok d. Pelembab kulit
jawab:
a. basa deterjen : basa pendispersi, cair fasa pendispersi gas
c. cat tembok : fasa pendispersi cair, fasa terdispersi: padat
d. pelembab kulit: fase pendispersi: cair, fasa terdispersi: padat
22. Jelaskan bagaiman proses elektroforesis dilakukan ?
Jawab: Elektroforesis terjadi pada partikel koloid yang bermuatan mengalir menuju elektroda
23. Jelaskan mengapa dispersi koloid stabil atau tidak mudah terkoagulasi?
Page 16
Jawab:
Disperssi koloid stabil atau tidak mudah terkoagulasi karena adanya gerak brown berukuran partikel koloid yang membuat gaya grafitasi tidak berpengaruh
24. Jelaskan bagaimana cara mengkoagulasi koloid!
Jawab: Cara mengkoagulasi koloid dengan penambahan zat elektrolit atau secara mekanik
Page 17