materi spm 4
TRANSCRIPT
Materi 4
Oleh
Wakhdan,SE
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
JENIS PUSAT BIAYA
Pusat Biaya Kebijakan
Adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak
berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya
tersebut.
Contoh pusat biaya kebijakan adalah bagian administrasi,
bagian personalia, bagian keuangan.
PENGENDALIAN PUSAT BIAYA
Pengendalian pusat biaya adalah melalui anggaran dan
pelaporan. Langkah-langkah tambahan pengendalian pusat
biaya adalah :
1. Manajemen harus mengikuti perencanaan
2. Menggolongkan kegiatan menjadi kegiatan rutin dan
nonrutin.
PUSAT LABA
Pusat Laba
Adalah pusat pertanggungjawaban yang
keluarannya maupun masukannya diukur dalam satuan
moneter.sehingga labanya dapat dihitung.
Tidak semua pusat laba berupa divisi, dan sebaliknya tidak
semua perusahaan adalah pusat laba.
Jika ada perusahaan/divisi yang tidak mempunyai
wewenang untuk menentukan harga jual maupun biaya
disebut pusat laba semu.
Masalah yang ditimbulkan pusat laba
> Laba tidak mencerminkan seluruh hasil kerja
manajemen.
Penyebabnya adalah : laba hanya mencerminkan hal-hal
yang
yang dapat dirupiahkan.
> Sukarnya menentukan standar laba bagi sebuah pusat
laba.
Transaksi Intern
Adalah transaksi antar pusat laba dalam sebuah
perusahaan. Harga yang harus dibayar oleh pusat
laba konsumen kepada pusat laba produsen untuk
barang/jasa yang diterimanya disebut Harga Transfer.
PUSAT INVESTASI
Pusat Investasi
Adalah pusat pertanggungjawaban yang hasil
kerjanya diukur berdasarkan laba dan jumlah
investasinya.
Dalam bab sebelumnya dikatakan bahwa pusat laba diukur
dari laba, karena pusat laba mempunyai wewenang
terhadap keluaran dan masukan. Dalam hal ini masukan
tersebut termasuk investasi, sehingga dapat dikatakan,
pusat laba juga merupakan pusat investasi.
Akuntansi keuangan menghendaki agar setiap transaksi
dilakukan dengan pihak luar yang independen sehingga
dengan demikian transaksi tersebut bersifat obyektif.
Akan tetapi persyaratan tersebut akan sulit dipahami oleh
sebuah pusat laba yang merupakan salah satu mata rantai
dari perusahaan yang berintegrasi vertikal, setiap pusat
laba membeli bahan mentahnya dari pusat laba
sebelumnya. Dan jika pusat laba dalam perusahaan
berintegrasi tersebut memenuhi kebutuhannya sendiri dan
tidak terdapat dipasar bebas maka pusat laba tidak
mencerminkan laba obyektif.
Begitu sebaliknya , jika dalam perusahaan tersebut, bahan
mentahnya juga tersedia dipasar bebas, dan harga transfer
menyesuaikan harga pasar, dapat dikatan laba tersebut
obyektif.
Menurut penelitian Reece dan Cool, tingkat pengembalian
investasi ( return of invesment = ROI ) merupakan metode yang
paling banyak dipakai untuk menilai prestasi pusat investasi.
ROI adalah perbandingan antara laba dengan jumlah investasi.
Oleh karena itu ROI menggunakan komponen laba, maka ROI
juga tidak lepas dari kelemahan laba sebagai pengukur prestasi.
Disamping itu ROI dapat menimbulkan masalah lain, yaitu
menimbulkan rasa tidak adil pada sesama pusat investasi.
Contoh :
Harga perolehan aktiva sebuah pusat investasi
Rp.100.000.000,00 dengan umur ekonomis 5 tahun. Metode
depresiasi menggunakan garis lurus dengan resido Rp.0 ROI
dihitung berdasarkan nilai buku awal tahunan. Laba tahunan
sebelum pajak dan depresi asi selama 5 tahun sama, yaitu
15.000.000,00. ROInya sebagai berikut :
Contoh tersebut menunjukkan bahwa ROI makin lama
menjadi makin tinggi, akibatnya makin tua umur pusat
investasi, makin tinggi ROInya. Jika pahala diberikan
kepada pusat investasi yang lebih tinggi ROInya maka
akan menimbulkan rasa tidak adil pada pusat biaya yang
lain, maka akan menimbulkan tindakan yang bertentangan
dengan tujuan semula
Th Inv. Awal Laba ROI
1 100.000.000 15.000.000 15 %
2 80.000.000 15.000.000 19 %
3 60.000.000 15.000.000 25 %
4 40.000.000 15.000.000 38 %
5 20.000.000 15.000.000 75 %
Contoh diatas menunjukkan bahwa besarnya ROI selalu sama
sepanjang umur aktiva . Akan tetapi teknik tersebut mempunyai
kelemahan, pusat investasi akan cenderung untuk meniadakan
suatu aktiva walaupun aktiva tersebut secara otomatis masih
menguntungkan perusahaan. Pusat investasi memilih untuk
menghentikan pemakaian aktiva tersebut karene dampaknya
akan meningkatkan ROI pusat investasi.
Contoh
Jumlah aktiva sebuah pusat biaya adalah 135.000.000,00
(dinyatakan dalam harga perolehan) biaya modal 16 % dan
labanya 27.000.000,00,ROI untuk tahun tersebut 20 %.
Seumpama pimpinan pusat biaya tersebut mendapat informasi
bahwa sebuah kelompok aktiva tersebut dengan harga
30.000.000,00 mendapat laba sebesar 4.950.000,00, dengan
ROInya 16,5 %
Untuk mengurangi gejala peningkatan ROI, dalam
perhitungan ROI digunakan (1 ) harga perolehan aktiva-
bukan harga bukunya dan (2) metode depresi anuitas.
Th Inv. Awal Laba ROI
1 100.000.000,00 15.000.000,00 15 %
2 100.000.000,00 15.000.000,00 15 %
3100.000.000,00
15.000.000,00 15 %
4100.000.000,00
15.000.000,00 15 %
5 100.000.000,00 15.000.000,00 15 %
Sebenarnya kelompok aktiva tersebut layak untuk diteruskan,
karena ROInya 16.5 % lebih besar dari biaya modal sebesar 16
%. Namun pimpinan pusat investasi berkeinginan menjual aktiva
tersebut karena dengan menjualnya maka ROI pusat investasi
akan meningkat. Hal ini karena penjualan kelompok aktiva
tersebut akan mengurangi penyebut ROI (jumlah aktiva) dengan
jumlah relatif besar.
Kalau kelompok aktiva tersebut dijual, ROI pusat investasi akan
menjadi 21 %, lebih tinggi dari ROI semula yang hanya 20 %.
Diatas telah disebutkan ROI dapat menimbulkan perilaku
pusat investasi tidak selaras dengan tujuan perusahaan,
yaitu menjual aktiva yang masih menguntungkan, agar
kinerja pusat investasi tersebut menjadi kelihatan baik.
Agar dampak buruk penggunaan ROI dapat dihilangkan,
dan diciptakan konsep laba residual.
Laba residual adalah laba sebelum pajak setelah dikurangi
biaya modal. Berbeda dengan ROI yang menggunakan
prosentase, maka laba residual menggunakan satuan
rupiah untuk mengukur kinerja pusat investasi. Kelemahan
konsep laba residual adalah kesukaran dalam menentukan
biaya modal.
Contoh :
Kita lihat ilustri contoh berikut ini dengan transaksi yang
sama dengan diatas.
Seluruh aktiva dipergunakan
Laba sebelum pajak 27.000.000,00
Biaya modal (16% x 135.000.000) 21.000.000,00
Laba risudial 5.000.000,00
Kalau aktiva 30.000.000 dijual
Laba sblm Pph (27.000.000-4.950.000)
22.050.000,00
Biaya Modal (16%x (135.000.000-30.000.000)
16.800.000,00
Laba residual 5.250.000,00
Oleh karena laba residual- kalau menjual aktiva –akan turn
sebesar 150.000,00, maka pusat investasi tidak berminat untuk
menjual aktiva.