modul 4 pengintegrasian spm - perencanaan daerah

38
MODUL 4 PENGINTEGRASIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH

Upload: arnoldus-payung-koten

Post on 10-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • MODUL 4PENGINTEGRASIAN

    STANDAR PELAYANAN MINIMALDALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH

  • MODUL 4PENGINTEGRASIAN

    STANDAR PELAYANAN MINIMALDALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH

    KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

  • MODUL 4 Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimaldalam Dokumen Perencanaan DaerahDiterbitkan Oleh :Direktorat Jenderal Otonomi DaerahKementerian Dalam NegeriJl.Medan Merdeka Timur no.7-8, Jakarta - 10110website : www.otda.kemendagri.go.id

    Pelindung: Prof.Dr.H.Djohermansyah Djohan, M.A

    Pengarah: Drs.Soesilo.M.Si

    Penanggung Jawab :DR.Kurniasih, SH, M.Si

    Tim Penyusun : 1. Prof. Muchlis Hamdi2. Prof. Aris Jaenuri3. Dr. I Made Suwandi, M.Soc, Sc4. Dr. Halilul5. Hani S. Rustam, SH6. Lily Latul, SE, MPA7. Sri Indrawati, SH, M.Si8. Drs. Faebuadodo Hia, M.Si9. Drs. Nyoto Suwignyo, MM10. Yasoaro Zai, S.Sos, MM11. William James Duggan12. Elisabeth Laury O. Noya13. Utoro SB Iskandar

    Cetakan : April 2014Desain cover dan tata letak : Rosalin

    Publikasi ini didanai oleh Department of Foreign Affair, Trade and Development (DFATD) melalui Proyek BASICS. Sebagian atau seluruh isi buku ini termasuk ilustrasinya, boleh diperbanyak dengan syarat disebarkan secara gratis dengan mencantumkan sumber.

  • iMODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga berbagai upaya, jerih payah dan kerja yang kita lakukan bersama untuk membangun bangsa, telah menunjukkan hasil yang cukup membanggakan bagi semua pelaku pembangunan di semua tingkatan baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

    Sejak reformasi Tahun 1997, otonomi daerah di Indonesia menganut prinsip otonomi luas sebagaimana diamanatkan oleh pasal 18 UUD

    Republik Indonesia Tahun 1945 pasca amandemen. Prinsip otonomi luas tersebut telah memberikan ruang dan kewenangan yang sangat luas kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus berbagai urusan pemerintahan daerah dalam rangka mensejahterakan rakyat.

    Desentralisasi kewenangan kepada pemerintah daerah harus diikuti dengan tanggung jawab sertra kesungguhan daerah dalam menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kebijakan nasional dan aspirasi masyarakat setempat agar cita-cita mewujudkan kesejahteraan rakyat dapat dicapai. Kewenangan yang luas harus dibarengi dengan fasilitasi, supervisi, monitoring, evaluasi, pembinaan dan pengawasan serta tanggung jawab agar otonomi luas dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    SambutanDIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH

    KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPPUBLIK INDONESIA

  • MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerahii

    Dalam rangka menjamin agar pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal mewajibkan kepada pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan dasar.

    Guna percepatan pelaksanaan dalam penerapan SPM oleh pemerintah daerah, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri telah menyusun beberapa modul yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mempermudah SKPD pemangku SPM di Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam menerapkan SPM di daerahnya masing-masing.

    Buku Panduan ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi SKPD Pemangku SPM di daerah, sehingga bias atau distorsi dalam memahami SPM dengan Pelayanan Publik serta pengintegrasian SPM dalam Renja SKPD pemangku SPM dapat diminimalisir. Beberapa Modul tersebut diantaranya:

    1. Modul 1 berisi panduan bagi daerah untuk memahami berbagai kebijakan nasional yang terkait dengan standar pelayanan minimal. Melalui modul ini diharapkan penyelenggara pemerintahan daerah dapat memahami secara utuh dan mendalam seluruh aspek kebijakan terkait Standar Pelayanan Minimal.

    2. Modul 2 berisi panduan bagi pemerintah daerah untuk menyusun langkah-langkah dan strategi untuk mempercepat penerapan standar pelayanan minimal sesuai dengan kebijakan dan target yang telah ditetapkan oleh kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Percepatan penerapan standar pelayanan minimal ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah yang merupakan tujuan dan cita-cita otonomi daerah itu sendiri.

    3. Modul 3 berisi panduan bagi pemerintah daerah dalam menyusun rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka mencapai target standar pelayanan yang telah ditetapkan. Setiap pemerintah daerah diharapkan mampu menyusun rencana aksi yang konkrit dan rasional dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal pada setiap urusan pemerintahan yang mempunyai standar pelayanan minimal.

    4. Modul 4 berisi panduan bagi pemerintah daerah untuk menetapkan target tahunan pencapaian SPM dan teknik pengintegrasiannya ke dalam

  • iiiMODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    dokumen perencanaan dan penganggaran, yaitu integrasi ke dalam dokumen rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), rencana strategis satuan kerja perangkat daerah (Renstra SKPD), rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), rencana kerja satuan kerja perangkat daerah (Renja SKPD), dokumen kebijakan umum anggaran (KUA), dokumen prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS), rencana kerja anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA SKPD) dan dokumen peraturan daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah (Perda APBD).

    5. Modul 5 berisi panduan bagi pemerintah daerah untuk menyusun data base/profile penerapan standar pelayanan minimal didaerahnya masing-masing bagi setiap urusan pemerintahan. Database/profil penerapan standar pelayanan minimal ini sangat penting dalam rangka evaluasi keberhasilan/kegagalan penerapan Standar Pelayanan Minimal dan sekaligus sebagai bahan dalam perencanaan pencapaian Standar Pelayanan Minimal.

    6. Modul 6 berisi panduan bagi pemerintah daerah dalam menyusun laporan penerapan Standar Pelayanan Minimal setiap urusan pemerintahan di daerahnya masing-masing.

    Akhirnya, harapan saya semoga modul ini sebagai panduan dalam penerapan SPM di daerah dapat menjadi pengungkit keberhasilan capaian SPM dan mampu menjawab permasalahan teknis yang terjadi dalam implementasi SPM di daerah. Semoga kerja keras kita dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan memajukan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia.

    Jakarta, April 2014

    DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH,

    Prof. Dr. H. DJOHERMANSYAH DJOHAN, MA.

  • MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerahiv

    KATA PENGANTAR

    Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan kebijakan yang bertujuan untuk menjamin terpenuhinya pelayanan kebutuhan dasar masyarakat yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Pemerintah pusat telah menetapkan berbagai kebijakan untuk mengimplementasikan kebijakan Standar Pelayanan Minimal yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Amanat untuk menyelenggarakan standar pelayanan minimal ini telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, dimana dalam pasal 11 ayat (4) menyatakan Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Untuk melaksanakan amanat tersebut, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No 65 tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM. Meskipun beberapa kebijakan telah dikeluarkan, namun penerapan SPM di daerah masih banyak menemukan hambatan terutama hambatan teknis operasional mulai dari penetapan target tahunan sampai pada integrasi target SPM kedalam dokumen perencanaan dan anggaran.

    Modul ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada pemerintah daerah untuk menetapkan target tahunan pencapaian SPM dan teknik pengintegrasiannya ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran, yaitu integrasi ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Dokumen Prioritas Dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD) Dan Dokumen Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan belanja daerah (Perda APBD).

    Integrasi penerapan SPM ke dalam dokumen perencanaan dan anggaran dilakukan melalui proses analisis terhadap berbagai faktor dan kebijakan yang terkait dengan penerapan SPM di daerah. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh kementerian/lembaga pemerintah non kementerian, sehingga SKPD pemangku SPM di daerah dapat melakukan analisis strategi untuk menerapkan dan mencapai target SPM yang tertuang dalam peraturan menteri/kepala LPNK.

  • vMODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    Selanjutnya, hasil analisis tersebut dituangkan dalam rancangan Renstra SKPD yang paling tidak memuat gambaran tentang kondisi umum pencapaian SPM saat ini, potensi dan hambatan dalam pencapaian SPM dimasa depan, target SPM setiap tahun berdasarkan kerangka waktu yang telah ditetapkan dalam peraturan menteri/kepala LPNK, identifikasi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target tahunan selama 5 tahun dan kebutuhan anggaran indikatif untuk setiap program dan kegiatan. Bersamaan dengan penyusunan Renstra SKPD, pemerintah daerah yang dikoordinasikan oleh badan perencanaan pembangunan daerah (Bapeda) juga menyusun RPJMD. SKPD penanggung jawab pelaksanaan SPM masing-masing urusan melakukan koordinasi dan menyiapkan bahan untuk mengintegrasikan penerapan SPM ke dalam RPJMD. Integrasi penerapan SPM dalam RPJMD diawali dengan memasukkan gambaran umum pelaksanaan pelayanan dasar terkait SPM tersebut ke dalam bab II RPJMD, selanjutnya kondisi dan hambatan penerapan SPM dalam aspek keuangan juga dituangkan ke dalam bab III RPJMD. Tahapan berikutnya dalam penyusunan RPJMD yang harus mengintegrasikan penerapan SPM adalah penyusunan bab IV yang berisikan analisis isu-isu strategis. Isu-isu terkait dengan SPM harus dimasukkan dan dibahas secara komprehensif dalam bab ini agar penerapan SPM dapat menjadi bagian dari misi yang akan dituangkan dalam RPJMD. Bagian yang sangat penting dalam pengintegrasian penerapan SPM dalam dokumen RPJMD adalah memasukkan program-program dan kegiatan untuk mencapai target SPM ke dalam daftar program dan kegiatan dalam dokumen RPJMD beserta target pencapaiannya serta pagu indikatif yang diperlukan untuk melaksanakan setiap program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan SPM tersebut. Apabila program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan SPM sudah dituangkan dalam ke dokumen RPJMD, maka SKPD yang bersangkutan melakukan penyesuaian kembali rancangan Renstra SKPD nya masing-masing sesuai dengan dokumen RPJMD yang sudah ditetapkan. Berdasarkan dokumen Renstra SKPD, setiap tahun SKPD menyusun Renja SKPD. Dalam menyusun Renja SKPD, harus dipastikan seluruh program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan SPM dimasukan dokumen Renja SKPD. Selanjutnya, pada waktu yang bersamaan, pemerintah daerah yang dikoordinasikan oleh Bapeda juga menyusun RKPD. SKPD penanggung jawab SPM melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Bapeda untuk menjamin agar semua program dan kegiatan terkait penerapan SPM dimasukkan ke dalam dokumen RKPD.

  • MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerahvi

    Dokumen RKPD merupakan dasar/acuan bagi pemerintah daerah untuk menyusun KUA dan PPAS, meskipun seluruh program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan SPM sudah dimasukkan ke dalam dokumen RKPD, namun mengingat KUA dan PPAS adalah dokumen yang disusun bersama oleh kepala daerah dan DPRD, maka SKPD penanggung jawab SPM harus melakukan koordinasi berkelanjutan baik dengan tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) maupun dengan komisi DPRD yang membidangi agar program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan SPM tetap masuk dalam PPAS. Pada tahap akhir, SKPD penanggung jawab SPM berdasarkan KUA dan PPAS yang sudah memuat program dan kegiatan penerapan SPM harus menyusun RKA SKPD. Dalam menyusun RKA SKPD, SKPD penangung jawab SPM harus memastikan bahwa seluruh kebutuhan anggaran (belanja) untuk melaksanakan SPM sesuai dengan pedoman teknis yang dikeluarkan oleh kementerian/LPNK harus dimasukkan ke dalam kode belanja pada RKA SKPD. Penganggaran setiap kelompok, jenis, objek dan rincian objek belanja harus memperhatikan analisis standar biaya dan rencana anggaran dan biaya (RAB). Modul yang sederhana ini diharapkan dapat menjawab dan memberikan langkah-langkah bagi aparatur dalam guna pengintegrasian penerapan SPM ke dalam seluruh dokumen perencanaan dan penganggaran secara cermat, sehingga diharapkan pemerintah daerah pencapaian target SPM dapat terlaksana dengan maksimal. Jakarta, April 2014

    TIM PENYUSUN

  • viiMODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    DAFTAR ISIKATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH iKATA PENGANTAR ivDAFTAR ISI vTEKNIS PEMBELAJARAN viBAB I PENDAHULUAN 1

    1. Latar Belakang 12. Tujuan 13. Manfaat 24. Hasil pelatihan 2

    BAB II PENGINTEGRASIAN SPM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH 3

    1. Pengintegrasian SPM dalam dokumen RPJMD 42. Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Renstra SKPD 83. Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Renja SKPD 13

    BAB III PENGANGGARAN SPM 161. Pengintegrasian Target Tahunan Pencapaian SPM dalam

    Dokumen Penganggaran 162. Mekanisme Penganggaran SPM 18

    BAB IV BAHAN DISKUSI 21BAB V KESIMPULAN 22BAB VI PENUTUP 23

    Tabel 1. Pengisian Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif 7Tabel 2. Review Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD 11Tabel 3. Rencana Program dan Kegiatan SKPD 15Tabel 4. Indikator SPM dalam format PPAS 17Tabel 5. Proyeksi target tahunan SPM bidang kesehatan 19

  • MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerahviii

    TEKNIS PEMBELAJARANMODUL 4

    PENGINTEGRASIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

    DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH

    Pembelajaran ini memberikan kompetensi komprehensif dalam memahami secara utuh pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah.

    WAKTU : 90 Menit (2 jam pelajaran)

    TEMPAT : Tempat pelatihan yang layak dan cukup untuk mengakomoda-si peserta bimbingan teknis

    PERALATAN : 1. LCD Projector2. Komputer3. Sound System

    SUMBER REFERENSI : Modul Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    HANDOUT : Presentasi power point Metode presentasi yang disarankan Presentasi power point Tanggung jawab pengajar/narasumber Kelengkapan materi presentasi Ketersediaan handout dan materi referensi Kejelasan penyampaian pokok permasalahan

  • BAB I | Pendahuluan

    1MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    1. Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM menjelaskan bahwa Pemerintah wajib menyusun SPM dan penerapannya dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan. SPM disusun oleh Pemerintah berdasarkan urusan wajib dalam memberikan pelayanan dasar bagi masyarakat.

    Pengintegrasian SPM dalam dokumen perencanaan daerah dimulai pada waktu penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) SKPD sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

    Guna meningkatkan pemahaman peserta bimbingan teknis mengenai pengintegrasian SPM dalam dokumen perencanaan daerah, maka disusun modul pengintegrasian SPM dalam dokumen perencanaan daerah. Modul ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada peserta bimbingan teknis agar mampu menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan mengintegrasikan SPM di dalamnya.

    2. Tujuan Tujuan modul Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah adalah meningkatkan kemampuan peserta bimbingan teknis dalam hal:

    1. Pengintegrasian rencana pencapaian SPM dalam RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD;

    2. Pengintegrasian antara perencanaan dan pengalokasian anggaran progam dan kegiatan pencapaian SPM.

    BAB I PENDAHULUAN

  • BAB I | Pendahuluan

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah2

    3. Manfaat Manfaat yang diharapkan adalah modul Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah dapat dijadikan pedoman bagi para pemangku SPM dalam mengintegrasikan rencana pencapaian SPM dalam RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD.

    4. Hasil pelatihanHasil yang diharapkan setelah mengikuti pelatihan modul ini adalah sebagai berikut:

    1. Para peserta bimbingan teknis mampu mengintegrasikan target capaian SPM dalam RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD;

    2. Para peserta bimbingan teknis mampu menyusun pengintegrasian antara perencanaan dan pengalokasian anggaran program dan kegiatan pencapaian SPM.

  • 3MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal menyatakan bahwa:

    Penyusunan rencana lima tahunan pencapaian SPM di tingkat Pemerintah Daerah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD).

    Pengintegrasian rencana pencapaian SPM dalam dokumen tertuang dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapain Standar Pelayanan Minimal menyatakan bahwa:

    Pemerintah daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang dituangkan dalam RPJMD dan dijabarakan dalam target tahunan pencapaian SPM

    Selanjutnya Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapain Standar Pelayanan Minimal menyatakan bahwa:

    RPJMD yang memuat rencana pencapaian SPM menjadi pedoman penyusunan Renstra, Renja SKPD, RKPD, KUA dan PPA

    Dengan demikian rencana pencapaian SPM yang merupakan strategi dalam menerapkan SPM, bukan sebuah dokumen perencanaan tersendiri namun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen perencanaan pembangunan daerah, yaitu: RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD.

    BAB IIPENGINTEGRASIAN SPM

    DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH

  • BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah4

    Penerapan SPM dalam perencanaan pembangunan daerah dilakukan pada waktu penyusunan dokumen RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD sesuai tahapan dan tata cara penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah dan SKPD sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

    Dalam rangka mendukung pelaksanaan percepatan penerapan dan pencapaian SPM, maka Pemerintah Daerah perlu mengitegrasikan pencapaian SPM kedalam dokumen RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD. Adapun tahapan-tahapan pengintegrasian SPM dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah adalah sebagai berikut:

    1. Pengintegrasian SPM dalam dokumen RPJMDBerdasarkan petunjuk teknis SPM yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga teknis, Pemerintah daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang dituangkan dalam RPJMD dan dijabarkan dalam target tahunan pencapaian SPM. RPJMD yang memuat rencana pencapaian SPM menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD, kebijakan umum APBD (KUA) dan Prioritas Platfond Anggaran (PPA). Adapun pengintegrasian SPM dalam RPJMD sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dilakukan dalam tahap-tahap penyusunan dokumen RPJMD sebagai berikut:

    a. Analisis gambaran umum kondisi daerah yang menggambarkan profil pelayanan dasar;Analisis gambaran umum dituangkan dalam Bab 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah dalam dokumen RPJMD. Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Bagian ini dijabarkan berdasarkan hasil analisis dan kajian gambaran umum kondisi daerah pada tahap perumusan. Dalam hal ini Profil Pelayanan Dasar SPM merupakan informasi yang relevan dan penting untuk mendapatkan fokus yang baik dalam gambaran umum dokumen RPJMD.

  • 5MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    b. Analisis gambaran pengelolaan keuangan daerah;Analisis gambaran pengelolaan keuangan daerah dituangkan dalam Bab 3 Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan. Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dan rencana penggunaannya.

    Berdasarkan uraian dan penyajian hasil kapasitas riil kemampuan keuangan daerah selanjutnya diuraikan kesimpulan analisis kerangka pendanaan antara lain:

    1. Isu yang menjadi potensi dan masalah pembangunan daerah dan SPM terkait dengan kerangka pendanaan;

    2. Uraian dan penjelasan rencana alokasi belanja langsung dan belanja tidak langsung yang dapat digunakan untuk membiayai program pembangunan termasuk program/kegiatan SPM pada tahun anggaran yang direncanakan;

    3. Uraian atau penjelasan faktor penyebab yang melatarbelakangi masalah terkait dengan hasil analisis kebijakan masa lalu pengelolaan keuangan daerah terkait penganggaran pembangunan daerah termasuk SPM; dan

    4. Potensi dan tantangan perkembangan kedepan ditinjau dari perspektif regional dan nasional.

    c. Analisis isu-isu strategis dengan menekankan aspek pelayanan dasar.Analisis gambaran umum dituangkan dalam Bab 4 Analisis Isu-isu Strategis. Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting dokumen RPJMD karena menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka menengah. Oleh karena itu, penyajian analisis ini harus dapat menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah termasuk permasalahan jenis pelayanan dasar.

    d. Kebijakan umum dan program pembangunan daerah yang memuat program, indikator dan target capaian SPM. Analisa ini tertulis dalam bagian berikut: Bab7:KebijakanUmumdanProgramPembangunanDaerah.

    Dalam bagian ini diuraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja. Perlu disajikan penjelasan tentang hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.

  • BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah6

    Bab 8 : Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertaiKebutuhan Pendanaan. Dalam bagian ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD. Pada bagian ini, disajikan pula pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan. Indikasi rencana program prioritas dalam rancangan awal RPJMD terdiri dari 2 (dua) jenis program, yaitu : i) Program Pembangunan Daerah (berdasarkan visi-misi) dan ii) Program Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah (termasuk program penerapan SPM). Berdasarkan arsitektur kinerja program diatas, maka dalam pengisian Tabel Indikasi Rencana Program Prioritas perlu dipastikan hal sebagai berikut:

    Memastikan nomenklatur program pencapaian SPMtermasuk dalam program prioritas bidang urusan pemerintahan (kolom 2);

    MemastikanindikatorcapaianSPMdalamkolom(3); MemastikanpengintegrasiantargetcapaianSPMdirinci

    per-tahun dan kebutuhan pendanaan (kolom 5 16);

    Penyajian indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, disajikan dalam Tabel 1.

  • 7MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    Tabe

    l 1. P

    engi

    sian

    Renc

    ana P

    rogr

    am, K

    egia

    tan,

    Indi

    kato

    r Kin

    erja

    dan

    Pen

    dana

    an In

    dika

    tif

    Tuju

    anSa

    sara

    nIn

    dika

    tor

    Sasa

    ran

    Kode

    Prog

    ram

    da

    n Ke

    giat

    an

    Indi

    kato

    r Ki

    nerja

    Pr

    ogra

    m

    (Out

    com

    e)

    dan

    Kegi

    atan

    (O

    utpu

    t)

    Dat

    a ca

    paia

    n pa

    da

    tahu

    n aw

    al

    pere

    nca-

    naan

    Targ

    et K

    iner

    ja P

    rogr

    am d

    an K

    eran

    gka P

    enda

    naan

    Uni

    t Ke

    rja

    SKPD

    Pe

    nang

    -gu

    ng

    Jaw

    ab

    Loka

    si

    Tahu

    n - 1

    Tahu

    n - 2

    Tahu

    n - 3

    Tahu

    n - 4

    Tahu

    n - 5

    Kond

    isi

    Kine

    rja p

    ada

    akhi

    r per

    iode

    Re

    nstr

    a SKP

    D

    Targ

    et(R

    p)Ta

    rget

    (Rp)

    Targ

    et(R

    p)Ta

    rget

    (Rp)

    Targ

    et(R

    p)Ta

    rget

    (Rp)

    (1)

    (2)

    (3)

    (4)

    (5)

    (6)

    (7)

    (8)

    (9)

    (10)

    (11)

    (12)

    (13)

    (14)

    (15)

    (16)

    (17)

    (18)

    (19)

    (20)

    (21)

    Tuju

    an

    1Sa

    sara

    n 1

    Prog

    ram

    ......

    ......

    ...

    Kegi

    atan

    ......

    ......

    ...

    Tuju

    an

    1Sa

    sara

    n 2

    Prog

    ram

    ......

    ......

    ...

    Kegi

    atan

    ......

    ......

    ...

    Dst

    ......

    ......

    ...

    Tuju

    an

    2Sa

    sara

    n 1

    Prog

    ram

    ......

    ......

    ...

    Kegi

    atan

    ......

    ......

    ...

    Prog

    ram

    ......

    ......

    ...

  • BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah8

    2. Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Renstra SKPDSPM sebagai bagian dari pelayanan dasar menjadi salah satu faktor dalam menggambarkan kondisi pelayanan SKPD yang menjadi acuan dalam penyusunan dokumen Renstra SKPD.

    Analisis gambaran pelayanan SKPD dimaksudkan untuk menunjukkan peran SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, sumber daya SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, tingkat capaian kinerja pelayanan SKPD serta hambatan dan permasalahan yang perlu diantisipasi. Analisis gambaran pelayanan SKPD untuk menunjukkan, antara lain:

    a. Peran SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah;b. Sumber daya SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya;c. Capaian kinerja yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra

    SKPD periode sebelumnya;d. Capaian kinerja antara Renstra SKPD dengan RPJMD periode

    sebelumnya; dane. Hambatan dan permasalahan yang perlu diantisipasi.

    Analisis gambaran pelayanan SKPD diharapkan mampu mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut:

    a. Tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib dan indikator sesuai urusan yang menjadi tugas dan fungsi SKPD. Indikator yang dimaksud adalah sebagaimana dimuat dalam Lampiran I Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    b. Potensi dan permasalahan pelayanan SKPD; danc. Potensi dan permasalahan aspek pengelolaan keuangan SKPD.

    Adapun informasi yang diperlukan untuk mendukung analisis gambaran pelayanan SKPD sekurang-kurangnya mencakup Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk urusan wajib dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya untuk menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD, masalah yang dihadapi, dan potensi pengembangan pelayanan SKPD.

  • 9MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    Langkah-langkah analisis tingkat kinerja pelayanan SKPD adalah:a. Menentukan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur

    kinerja pelayanan SKPD.Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pelayanan SKPD sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari kelompok indikator berikut ini:

    IndikatorkinerjaSPM,jikaSKPDtelahmemilikiSPM; Indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan

    penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. SKPD menggunakan indikator dalam Lampiran I Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD berkenaan;

    Indikator yang telah dikembangkan SKPD secaramandiriberdasarkan hasil analisis standar kebutuhan pelayanan sesuai tugas dan fungsi SKPD tersebut; dan

    IndikatorMillenniumDevelopmentGoals(MDGs)ataupunindikator lain yang telah diratifikasi oleh pemerintah yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD berkenaan.

    b. Mengidentifikasi target (besaran) kinerja menurut SPM, indikator kinerja kunci (IKK) atau hasil analisis kebutuhan pada setiap indikator;

    c. Mengidentifikasi target (besaran) kinerja dalam Renstra SKPD (periode sebelumnya) yang dirinci per tahun;

    d. Menghitung realisasi capaian target kinerja setiap tahun sampai dengan tahun kelima dalam Renstra SKPD dan sampai dengan saat penyusunan Renstra SKPD berdasarkan Renja SKPD tahun berjalan;

    e. Menghitung rasio antara capaian kinerja dengan kinerja yang dibutuhkan/ditargetkan untuk menunjukkan ada/tidaknya kesenjangan/gap pelayanan;

    f. Mengidentifikasi pada pelayanan mana saja target telah tercapai dan belum tercapai;

  • BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah10

    g. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian target tersebut, baik berupa faktor pendukung maupun faktor kendala pencapaian sebagai bahan perumusan permasalahan pe-layanan SKPD untuk ditangani pada Renstra berikutnya;

    h. Jika SKPD belum mempunyai SPM dan dokumen Renstra SKPD-nya belum mencantumkan indikator maupun target kinerjanya, maka analisis tingkat capaian pelayanan mengacu pada IKK serta analisis kebutuhan pelayanan sesuai tugas dan fungsi SKPD;

    i. Bila pada IKK angka standarnya tidak tersedia atau target kinerjanya tidak tercantum dalam Renstra SKPD, maka analisis capaian kinerja dihubungkan dengan indikator kinerja SKPD yang terkait dengan SPM;

    j. Bila target kinerja dalam IKK belum tercantum, maka perlu dilakukan analisis standar kebutuhan pelayanan sesuai dengan norma dan standar pelayanan masing-masing SKPD; dan

    k. Hasil dari langkah-langkah analisis tersebut diatas, dapat disajikan dalam Tabel 2 (contoh untuk layanan SKPD/dinas pendidikan).

  • 11MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    Tabe

    l 2. R

    evie

    w Pe

    ncap

    aian

    Kin

    erja

    Pel

    ayan

    an S

    KPD

    No

    Indi

    kato

    r Kin

    erja

    Sat

    uan

    Tuga

    s dan

    Fun

    gsi

    SKPD

    Targ

    et

    SPM

    Targ

    et

    IKK

    Targ

    et

    Indi

    kato

    r la

    inny

    a

    Targ

    et R

    enstr

    a SKP

    D T

    ahun

    ke-

    Real

    isasi

    Capa

    ian

    Rens

    tra S

    KPD

    Ta

    hun

    ke-

    Rasio

    Cap

    aian

    Ren

    stra S

    KPD

    Ta

    hun

    ke-

    12

    34

    51

    23

    45

    12

    34

    5

    (1)

    (2)

    (3)

    (4)

    (5)

    (6)

    (7)

    (8)

    (9)

    (10)

    (11)

    (12)

    (13)

    (14)

    (15)

    (16)

    (17)

    (18)

    (19)

    (20)

    Bida

    ng P

    endi

    dika

    n

    APe

    ndid

    ikan

    For

    mal

    1SD

    /MI

    a.Pa

    rtisi

    pasi

    anak

    ber

    seko

    lah

    95%

    b.A

    ngka

    put

    us se

    kola

    h (A

    PS)

  • BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah12

    Petunjuk cara pengisian tabel:1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut sesuai dengan kebutuhan.

    2. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pelayanan SKPD sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari kelompok indikator berikut ini:

    a. Indikator kinerja SPM, jika SKPD telah memiliki SPM;b. Indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan

    penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. SKPD menggunakan Lampiran I Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD berkenaan;

    c. Indikator yang telah dikembangkan SKPD secara mandiri berdasarkan hasil analisis standar kebutuhan pelayanan sesuai tugas dan fungsi SKPD tersebut; dan

    d. Indikator Millennium Development Goals (MDGs) ataupun indikator lain yang telah diratifikasi oleh pemerintah yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD berkenaan.

    3. Kolom (3) diisi dengan target nasional menurut SPM pada indikator kinerja yang berkenaan.

    4. Kolom (4) diisi dengan target yang telah ditentukan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah untuk setiap IKK berkenaan.

    5. Kolom (5) diisi dengan target yang ditentukan pada indikator yang berkenaan, misalnya target MDGs untuk indikator yang terkait MDGs.

    6. Kolom (6) sampai dengan Kolom (10) diisi dengan target yang tercantum dalam Renstra SKPD untuk masing-masing tahun pelaksanaan Renstra SKPD.

    7. Kolom (11) sampai dengan Kolom (15) diisi dengan realisasi capaian kinerja sebagaimana hasil evaluasi tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5 pelaksanaan Renstra SKPD. Data realisasi capaian kinerja ini berdasarkan laporan evaluasi hasil pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya.

  • 13MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    8. Kolom (16) sampai dengan Kolom (20) diisi dengan rasio antara realisasi capaian dengan target dalam Renstra SKPD. Rasio ini dinyatakan dalam persentase.

    Keluaran dari tabel diatas adalah:1. Teridentifikasi capaian kinerja pelayanan dasar SKPD;2. Terumuskannya factor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

    target (faktor pendukung dan penghambat);3. Terumuskannya permasalahan pelayanan dasar SKPD yang perlu

    ditangani dalam Renstra SKPD.

    3. Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Renja SKPDPemerintah Daerah menuangkan target tahunan rencana pencapaian SPM dalam RKPD dan Renja SKPD untuk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan biaya dalam penyelenggaraan pelayanan dasar mengacu pada Pasal 9 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal menyatakan bahwa:

    SPM yang ditelah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi Pemerintahan Daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

    Integrasi target tahunan rencana pencapaian SPM dalam perencanaan pembangunan tahunan daerah dimulai pada waktu penyusunan Rancangan Renja SKPD dan Rancangan Awal SKPD sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RKPD dan Renja SKPD yang dimuat pada Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

    Langkah-langkah integrasi SPM dalam RKPD dan Renja SKPD meliputi :

    a. Memastikan target tahunan SPM dalam analisis pelayanan SKPDUntuk menganalisis kinerja pelayanan SKPD digunakan beberapa indikator, antara lain mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dengan sasaran target sesuai dengan Renstra SKPD dan/atau berdasarkan atas hasil analisis standar kebutuhan pelayanan. Khusus untuk provinsi, pencapaian target SPM dan target capaian IKK dari SKPD provinsi juga dipengaruhi kinerja pelayanan SKPD kabupaten/kota.

  • BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah14

    Oleh karena itu dalam menyusun target kinerja pelayanan SKPD provinsi harus terintegrasi dan bersinergi dengan target kinerja SKPD kabupaten/kota, yang disesuaikan dengan kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing.

    b. Perumusan rencana program, kegiatan dan pendanaan.Perumusan program dan kegiatan sesuai dengan prioritas dan sasaran pembangunan tahun yang direncanakan berdasarkan tingkat urgensi dan relevansinya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan untuk memecahkan isu-isu penting terkait penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dalam pembangunan daerah.Perumusan program dan kegiatan ini, merupakan penyesuaian antara identifikasi kebutuhan program dan kegiatan berdasarkan hasil analisis dengan arahan prioritas program dan kegiatan SKPD menurut rancangan awal RKPD, serta mempertimbangkan hasil.

    Langkah-langkah perumusan program dan kegiatan:a. Merumuskan kebutuhan program dan kegiatan hasil review

    terhadap rancangan awal RKPD;b. Meneliti kembali kesesuaian sumber pendanaan dari rumusan

    program dan kegiatan yang direncanakan sesuai dengan arahan kebijakan nasional dan kebijakan provinsi bagi kabupaten/kota, bila masih ada kebutuhan program dan kegiatan yang tidak sesuai dengan kewenangan masing-masing maka perlu disesuaikan kembali;

    c. Mengidentifikasi kebutuhan program dan kegiatan untuk prakiraan maju pada tahun sesudah tahun rencana;

    d. Menghitung kebutuhan dana atau pagu indikatif untuk prakiraan maju dengan mempertimbangkan kemungkinan angka inflasi;

    e. Mengidentifikasi sumber dana untuk melaksanakan program dan kegiatan baik pada tahun rencana maupun untuk prakiraan maju;

    f. Memberi catatan penting untuk jenis program dan kegiatan yang direncanakan untuk kelengkapan informasi bagi penentu kebijakan anggran;

    g. Menyesuaikan rumusan program dan kegiatan dalam format tabel, seperti tersaji pada Tabel 3;

    h. Melengkapi dengan peta lokasi program/kegiatan.

  • 15MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    Tabe

    l 3. R

    enca

    na P

    rogr

    am d

    an K

    egia

    tan

    SKPD

    Kode

    Lok

    asi

    Targ

    et S

    PMTa

    rget

    IKK

    Uru

    san/

    Bida

    ng U

    rusa

    n Pe

    mer

    inta

    h D

    aera

    h da

    n Pr

    ogra

    m/K

    egia

    tan

    Indi

    kato

    r Kin

    erja

    Pr

    ogra

    m/K

    egia

    tan

    Renc

    ana T

    ahun

    .....

    ......

    .....

    (tahu

    n re

    ncan

    a)Ca

    tata

    n Pe

    ntin

    g

    Perk

    iraan

    Maju

    Ren

    cana

    Tahu

    n ...

    ......

    ......

    12

    34

    Targ

    et C

    apai

    an

    Kine

    rjaKe

    butu

    han

    Dan

    a/Pa

    gu In

    dika

    tif

    (1)

    (2)

    (3)

    (4)

    (5)

    (6)

    (7)

    (8)

    (9)

    (10)

  • BAB III | Penganggaran SPM

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah16

    BAB IIIPENGANGGARAN SPM

    Dalam pengintegrasian dan penganggaran rencana pencapaian SPM dalam dokumen perencanaan, Pasal 7 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal menyatakan bahwa :

    1. Pemerintah daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang dituangkan dalam RPJMD dan dijabarkan dalam target tahunan pencapaian SPM.

    2. Rencana pencapaian SPM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menjadi salah satu faktor dalam menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Platfond Anggaran (PPA).

    Nota kesepakatan tentang KUA dan PPA yang disepakati bersama antara Kepala Daerah dan DPRD wajib memuat target pencapaian dan penerapan SPM di Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam hal penganggaran SPM, akan dijelaskan bagaimana pengintegrasian target tahunan pencapaian SPM dalam dokumen penganggaran serta mekanisme penganggaran SPM sesuai petunjuk teknis penganggaran SPM oleh Kementerian/Lembaga terkait.

    1. Pengintegrasian Target Tahunan Pencapaian SPM dalam Dokumen Penganggaran Pengintegrasian target tahunan pencapaian SPM dalam dokumen penganggaran (KUA, PPAS dan RKA-SKPD) menggambarkan secara rinci dan jelas program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian dan penerapan SPM di provinsi maupun kabupaten/kota. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam pengintegrasian SPM dalam dokumen penganggaran :

    a. Memastikan indikator SPM dalam KUA dan PPASIntegrasi SPM dalam dokumen KUA dan PPAS dilaksanakan untuk memastikan rencana program prioritas dan kegiatan pencapaian SPM yang dirumuskan dalam RKPD termasuk dalam program prioritas dan mendapatkan prioritas platfon anggaran sementara (PPAS).

  • BAB III | Penganggaran SPM

    17MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    PPAS khususnya memuat informasi mengenai apa yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah, skala prioritas untuk setiap program dan kegiatan, apa yang akan dihasilkan dan berapa anggaran (indikatif) yang diperlukan untuk melaksanakan setiap program dan kegiatan. Format pengajuan PPAS yang harus terumuskan secara jelas dan terukur untuk setiap program dan kegiatan adalah sebagai berikut :

    Tabel 4. Indikator SPM dalam format PPAS

    URUSAN :

    SKPD :

    NO PROGRAM/KEGIATAN SASARAN TARGETJUMLAH PLAFON

    ANGGARAN

    1 2 3 4 5

    01 Program A

    02 Program B

    03 Program C

    04 Program D

    05 Program dst

    b. Penentuan target capaian SPM dan pendanaan indikatif dalam RKA SKPDRKA SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana penganggaran sebagai dasar penyusunan APBD. Rancangan APBD yang disusun, merupakan agregasi dari usulan-usulan yang telah disusun dan diajukan oleh organisasi pemerintah daerah maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam lingkup pemerintah daerah yang dituangkan dalam masing-masing Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Usulan-usulan dimaksud merupakan jumlah anggaran pendapatan, belanja setiap program dan kegiatan serta penganggaran yang hendak direalisasikan dalam satu tahun anggaran.

    Memastikan program, sasaran dan target pencapaian SPM dan PPAS

  • BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah18

    Setelah target SPM serta rencana program dan kegiatan pencapaian masing-masing target SPM ditetapkan skala PPAS, lalu ditetapkan Nota Kesepatan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD yang selanjutnya menjadi dasar bagi SKPD dalam menyusun RKA SKPD.

    RKA SKPD disusun setelah Kepala Daerah menerbitkan Surat Edaran tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD tahun anggaran yang direncanakan, paling lambat akhir Juli tahun berjalan. Surat Edaran Kepala Daerah tersebut merupakan pedoman utama bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Penyusunan RKA-SKPD berisi KUA dan PPA yang didalamnya telah memuat capaian indikator SPM beserta program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mencapai target capaian masing-masing indikator SPM dan telah disepakati skala prioritas serta pagu anggaran masing-masing, analisa standar belanja dan standar satuan harga. Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan basis kinerja berdasarkan pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal/SPM. SPM dijadikan salah satu syarat dalam melaksanakan anggaran kinerja karena di dalam SPM terdapat berbagai indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan anggaran daerah yang berorientasi pada kepentingan publik atau masyarakat yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD.

    2. Mekanisme Penganggaran SPMSesuai petunjuk teknis penganggaran SPM yang diterbitkan oleh Kementerian/Lingkungan teknis, bahwa mekanisme perencanaan penganggaran pencapaian SPM dilakukan untuk melihat kemampuan dan potensi daerah dalam pencapaian dan penerapan SPM di provinsi dan kabupaten/kota. Adapun tahapan mekanisme perencanaan penganggaran SPM adalah sebagai berikut:

    a. Pemerintah daerah menyusun rincian kegiatan untuk masing-masing jenis pelayanan dalam rangka pencapaian SPM dengan mengacu pada indikator kinerja dan batas waktu pencapaian SPM yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    b. Pemerintah daerah menetapkan batas waktu dan target tahunan pencapaian SPM untuk daerahnya dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM secara nasional, kemampuan dan potensi daerahnya masing-masing. Berikut disajikan contoh penetapan target tahunan dan batas waktu pencapaian SPM bidang kesehatan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM secara nasional:

  • 19MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    Tabel 5. Proyeksi target tahunan SPM bidang kesehatan

    No Indikator SPMTingkat Capaian

    SPMTarget SPM

    Daerah

    Target SPM

    Nasional

    2010 2011 2012 2013 2014 2015

    1. Cakupan Kunjungan Ibu hamil K4

    66% 70% 75% 81% 88% 95%

    2. Cakupan Ibu hamil dgn komlikasi yang ditangani

    3. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yg memiliki kompeten-si kebidanan

    4. Cakupan pelayanan Ibu nifas

    Dst..

    Rencana pencapaian dan penerapan SPM di daerah pada dasarnya dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada analisis kemampuan dan potensi daerah. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengukur kemampuan dan potensi daerah meliputi:a. Kondisi kepegawaian SKPD yang melaksanakan SPM;b. Kondisi kelembagaan SKPD pelaksana SPM;c. Kebijakan yang diambil Pemerintah Daerah dalam mendukung

    pelaksanaan SPM;d. Kondisi sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan SPM;e. Kondisi keuangan daerah;f. Kondisi sumberdaya alam, dang. Partisipasi swasta/masyarakat dalam pelaksanaan berbagai program

    dan kegiatan dalam mendapai target dan batas waktu pencapaian indikator SPM.

    Semakin baik kemampuan dan potensi daerah, semakin mampu daerah dimaksud dalam mencapai target dan batas waktu pencapaian indikator SPM.a. Pemerintah daerah membuat rincian belanja untuk setiap kegiatan

    dengan mengacu pada rincian belanja yang sudah ditetapkan oleh masing-masing daerah.

  • BAB II | Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah20

    b. Pemerintah daerah dapat mengembangkan jenis kegiatan dari masing-masing jenis pelayanan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga teknis sesuai kebutuhan daerahnya dalam pencapaian SPM di daerah masing-masing.

    c. Pemerintah daerah menggunakan perencanaan penganggaran pencapaian SPM untuk melihat kondisi dan kemampuan keuangan daerahnya dalam mencapai SPM yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

    d. Apabila penganggaran yang dibutuhkan dalam pencapaian SPM melebihi kemampuan keuangan daerah maka pemerintah daerah dapat mengurangi kegiatan atau mencari sumber anggaran lainnya.

  • BAB IV | Bahan Diskusi

    21MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB IV BAHAN DISKUSI

    Dalam rangka meningkatkan pemahaman peserta bimbingan teknis dalam pengintegrasian rencana pencapaian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah, maka dalam sesi ini akan dilakukan praktek langsung. Adapun substansi dari praktek pengintegrasi SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah ini, meliputi:

    MengintegrasikanrencanapencapaianSPMdalamRPJMD; MengintegrasikanrencanapencapaianSPMdalamRenstra; MengintegrasikanrencanapencapaianSPMdalamRenjaSKPD; Mengsinkronisasi program/kegiatan SPM dan alokasi anggarannya

    dengan program/kegiatan dalam APBD.

  • BAB V | Kesimpulan

    MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah22

    BAB V KESIMPULAN

    Kesimpulan modul Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah adalah sebagai berikut:

    1. Pengintegrasian rencana pencapaian SPM dalam perencanaan dan penganggaran daerah merupakan bentuk komitmen Pemerintah Daerah untuk memprioritaskan dan menjamin pendanaan pelaksanaan SPM.

    2. Rencana pencapaian SPM merupakan strategi dalam menerapkan SPM, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen perencanaan pembangunan daerah, yaitu RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD.

    3. Pengintegrasian rencana pencapaian SPM dalam dokumen perencanaan daerah dimulai pada waktu penyusunan RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

    4. Pemerintah Daerah menuangkan target tahunan rencana pencapaian SPM dalam Renja SKPD untuk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan biaya dalam penyelenggaraan pelayanan dasar.

    5. Pengintegrasian target tahunan pencapaian SPM dalam dokumen penganggaran (KUA, PPAS dan RKA-SKPD) menggambarkan secara rinci dan jelas program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian dan penerapan SPM di provinsi maupun kabupaten/kota.

    6. Pemerintah daerah menggunakan perencanaan penganggaran pencapaian SPM untuk melihat kondisi dan kemampuan keuangan daerahnya dalam mencapai SPM yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, apabila penganggaran yang dibutuhkan dalam pencapaian SPM melebihi kemampuan keuangan daerah maka pemerintah daerah dapat mengurangi kegiatan dan dilakukan secara bertahap atau mencari sumber anggaran lainnya.

  • BAB V | Kesimpulan

    23MODUL 4| Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal dalam Dokumen Perencanaan Daerah

    BAB VI PENUTUP

    Modul Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal Dalam Dokumen Perencanaan Daerah dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan aparatur pemerintah di daerah terhadap langkah-langkah strategis yang perlu diambil dalam rangka mengintegrasikan rencana pencapaian SPM dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.

    Modul ini menjelaskan tentang langkah-langkah dalam melakukan pengintegrasian rencana pencapaian SPM dalam dokumen-dokumen perencanaan pembangunan daerah, yaitu RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD.

    Dengan tersusunnya modul ini, Kementerian Dalam Negeri berharap agar modul ini dapat memberi manfaat secara optimal bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, terutama sebagai guidence (arahan) dalam pengintegrasian rencana pencapaian SPM dalam dokumen-dokumen perencanaan pembangunan daerah.