material cetak elastis

22
Referensi: 1. Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed. Louis:Mosby Inc 2006 2. Diktat Kuliah Prosthodonsia, Tahun 2003. 3. Anusavice. Phillip’s science of Dental Meterials. 12 th Ed. Saunders. 2013. 4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/37911/4/Chapter%20II.pdf I. Alat dan Material Pembuatan Model Studi 1,2 Tujuan dari pembuatan model studi adalah untuk menganalisis kontur jaringan keras dan lunak. Mode studi memberikan informasi tentang ruang yang dapat ditempati oleh gigi tiruan lepasan, evaluasi jaringan keras yang tersisia, dan mengindikasikan diperlukannya restorasi pada satu/dua gigi yang tersisa. Selain itu dapat juga untuk mengindikasikan perlunya pembedahan eksotosis, frena prominent, dan undercut jaringan lunak. Setelah pengamatan pada model studi, desain perawatan yang akan dilakukan digambarkan langsung pada model studi. Pencetakan model studi menggunakan bahan hydrocolloid irreversible yaitu alginat. alginat dipilih karena merupakan bahan yang memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dan penggunaan yang mudah. Setelah didapatkan hasil cetak yang baik maka tahapan selanjutnya adalah pengecoran. Pada pengecoran model studi, perlu diingat bahwa tujuan dari penggunaan model studi adalah untuk analisis dan desain preparasi. Oleh

Upload: vania-mariska

Post on 06-Dec-2015

74 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

material cetak elastis untuk model kerja

TRANSCRIPT

Page 1: Material Cetak Elastis

Referensi:

1. Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th

ed. Louis:Mosby Inc 2006

2. Diktat Kuliah Prosthodonsia, Tahun 2003.

3. Anusavice. Phillip’s science of Dental Meterials. 12th Ed. Saunders. 2013.

4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37911/4/Chapter%20II.pdf

I. Alat dan Material Pembuatan Model Studi1,2

Tujuan dari pembuatan model studi adalah untuk menganalisis kontur

jaringan keras dan lunak. Mode studi memberikan informasi tentang ruang yang

dapat ditempati oleh gigi tiruan lepasan, evaluasi jaringan keras yang tersisia, dan

mengindikasikan diperlukannya restorasi pada satu/dua gigi yang tersisa. Selain itu

dapat juga untuk mengindikasikan perlunya pembedahan eksotosis, frena prominent,

dan undercut jaringan lunak. Setelah pengamatan pada model studi, desain

perawatan yang akan dilakukan digambarkan langsung pada model studi.

Pencetakan model studi menggunakan bahan hydrocolloid irreversible yaitu

alginat. alginat dipilih karena merupakan bahan yang memiliki tingkat keakuratan

yang tinggi dan penggunaan yang mudah. Setelah didapatkan hasil cetak yang baik

maka tahapan selanjutnya adalah pengecoran. Pada pengecoran model studi, perlu

diingat bahwa tujuan dari penggunaan model studi adalah untuk analisis dan desain

preparasi. Oleh karena itu, material cor yang digunakan tidak perlu berkekuatan

tinggi: DENTAL PLASTER (Gipsum tipe II).

Tingkat kekerasan permukaan stone cast secara langsung bergantung pada

compressive strength yang dipengaruhi oleh perbandingan W:P. Seluruh produk

gipsum, baik dental plaster maupun dental stone, hanya membutuhkan 18,61 ml air

untuk bereaksi dengan 100 g bubuk, membentuk calcium sulfate dihydrate. Sisa air

yang tidak bereaksi akan menempati ruang pada cast. Oleh karena itu, air dalam

jumlah kecil dapat menurunkan kekuatan gips secara signifikan. Contohnya, jika 30

ml (dari yang seharusnya 27 ml) air dicampurkan pada 100 g dental stone tipe III,

maka kekuatan akan berkurang dari 4500 ke 3000 psi.

Page 2: Material Cetak Elastis

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam mencetakEfek Alginat

Bahan cetak berbutir a. Pengadukan tidak tepatb. Pengadukan terlalu lamac. Gelasi berlebihand. Perbandingan air dengan bubuk terlalu

rendah

Robek a. Bahan cetak tidak cukup tebalb. Kontaminasi uap airc. Cetakan terlalu cepat dikeluarkan dari rongga

mulutd. Pengadukan terlalu lama

Gelembung eksternal a. Gelasi berlebihanb. Masuknya udara selama pengadukan

Lubang kosong Adanya air atau debris pada jaringan

Model berkapur a. Pembersihan cetakan tidak sempurnab. Model terlalu lama dikeluarkan dari cetakan

Distorsi a. Cetakan tidak langsung diisib. Bergeraknya sendok cetak saat proses gelasic. Pengeluaran dari mulut tidak benard. Sendok cetak terlalu lam dalam mulut

II. Alat dan Material Pembuatan Model Kerja

Model kerja merupakan replika dari struktur rongga mulut yang digunakan

sebagai media pembuatan gigi tiruan.

1. Material cetak elastis

Ada banyak macam material yang digunakan untuk menghasilkan cetakan

negatif yang presisi dari jaringan lunak maupun jaringan keras. Berdasarkan

setting dan elastisitasnya material cetak dibagi menjadi irreversible dan

reversible serta rigid dan elastic3

Page 3: Material Cetak Elastis

Sumber: Anusavice. Phillip’s science of Dental Meterials. 12th Ed. Saunders. 2013.

Sedangkan berdasarkan urutan perkembangan sejarahnya mereka dibagi menjadi1

1. Reversible hydrocolloid

2. Polysulfide polymer

3. Condensation silicone

4. Polyether

5. Addition silicone

Setiap material memiliki sifat yang berbeda. Namun jika di manipulasi dengan

baik, mereka dapat menghasilkan akurasi pencetakan dengan detail baik yang

berperan dalam dalam pencetakan protesa cekat.

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.

Louis:Mosby Inc 2006

Page 4: Material Cetak Elastis

jika kita ingin menyimpan hasil cetakan kita terlebih dahulu sebelum cast dibuat,

kita bisa memilih polyether dan addition silicon karena mereka memiliki sifat

dimensional stability dalam jangka waktu yang panjang.

A. Reversible hydrocolloid1 (Agar hydrocolloid)

Reversible hydrocolloid dibuat dari bahan alami rumput laut. Jika di hasil cetakan

menggunakan hydrocolloid langsung di cor, akan menghasilkan akurasi

dimencsional yang sangat baik dan detail permukaan yang dapat diterima. Pada

temperature yang tinggi bentuknya dapat berubah dari gel ke sol. Perubahan ini

reversible sehingga ketika material mendingin bentuk sol yang kental berubah

menjadi gel yang elastis. Perubahan dari gel ke sol adalah pada 99°C namun tetap

dalam kondisi sol pada 50°C. Reversible hydrocolloid disuplai dalam beberapa

tingkat visoksitas. Secara general, material heavy-bodied tray digunakan bersama

dengan material yang viskositasnya lebih rendah (dalam bentuk suntikan). Material

ini kurang stabil karena air dapat dengan mudah diserap/dilepas.

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.

Louis:Mosby Inc 2006

B. Polysulfide polymer1

Polysulfide biasanya dikenal sebagai rubber base. Material ini memiliki

dimensional stability dan tear strength lebih baik dibandingkan hydrocolloid.

Namun pengecoran model harus dilakukan sebelum 1 jam karena dapat terjadi

perubahan dimensional yang signifikan. Ada sedikit kontraksi dari polysulfide saat

polimerisasi namun efek tersebut dapat diminimalisir dengan custom impression

tray. Secara general, teknik double-mix digunakan dengan heavy-bodied tray

Page 5: Material Cetak Elastis

material dan less viscous syringe material. Polimerisasi ini membentuk ikatan

kimia yang menghasilkan kekuatan yang adekuat. Tear resistance yang tinggi dan

sifat elastis yang ditingkatkan memudahkan untuk membuat cetakan di area

sulkular dan pinholes. Walaupun material ini merupakan elastomer yang paling

tidak mahal, material ini tidak disukai pasien karena memiliki bau yang tidak enak

(sulfide) dan waktu setting yang lama (sekitar 10 menit). Selain itu, kelembaban

serta temperature yang tinggi dapat mempercepat working time sehingga

polimerasi berlangsung bahkan sebelum material dimasukkan ke dalam mulut dan

mengakibatkan distorsi. Material yang belum terpolimerisasi sangat lengket dan

meninggalkan noda di baju.

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.

Louis:Mosby Inc 2006

C. Condensation silicone1

Kelemahan polysulfide telah di perbaiki oleh material ini, yaitu hilangnya bau

yang tidak sedap serta warna yang bisa dipigmentasi menjadi warna apapapun.

Namun dimensional stability condensation silicone tidak sebaik polysulfide namun

lebih baik daripada reversible hydrocolloid. Keuntungan dari silicione adalah

waktu setting time yang relative lebih cepat (6-8 menit). Oleh karena itu pasien

lebih memilih condensation silicone dibandingkan polysulfide. Selain itu

condensation silicone tidak begitu terpengaruh oleh tingginya kelembaban serta

temperature ruangan. Kekurangan utama silicone adalah karakteristik wetting yang

buruk, sehingga material ini bersifat hidrofobik. Oleh karena itu gigi yang telah

dipreparasi serta sulkus gingival haruslah bebas dari kelembaban sehingga dapat

tercapat cetakan yang baik dan terhindar dari kecacatan. Penuangan tanpa

menyebabkan terperangkapnya gelembung-gelembung udara juga sangat sulit

sehingga dibutuhkan surfaktan. Material silicon juga tersedia dalam beberapa

macam viskositas. Silicone dan polysulfide memiliki dimensional stability akibat

Page 6: Material Cetak Elastis

polimerisasi. Keduanya adalah polimer kondensasi yang menghasilkan produk

sampingan berupa air dan alcohol. Penguapan ini menyebabkan kontraksi dimensi.

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.

Louis:Mosby Inc 2006

D. Polyether1

Polyether memiliki mekansime polimerisasi yang berbeda dengan elastomer lain.

Saat polimerisasi tidak ada produk sampingan yang terbentuk sehingga

dimensional stability nya sangat baik. Selain itu polymerization shrinkagenya juga

rendah. Namun, thermal expansion polyether lebih besar dari polysulfide. Dengan

tingginya dimensional stability, cast yang akurat dapat terbentuk jika material di

cor lebih dari sehari setelah pencetakan. Hal ini sangat menguntungkan jika

cetakan tidak bisa langsung di cor. Kelebihan lain dari polyether adalah waktu

setting time didalam mulut yang cepat (sekitar 5 menit – setengah dari waktu

setting polysulfide) oleh karena alasan-alasan tersebut polyether banyak digunakan

di praktik kedokteran gigi. Namun, polyether memiliki beberapa kerugian,

antaralain kekakuan material yang menjadi masalah ketika stone cast dipisahkan

dari cetakan. Gigi tunggal yang tipis rentan patah kecuali praktisi mampu melepas

dengan hati-hati. Polyether harus disimpan ditempat yang kering karena mampu

menyerap kelembaban dan menyebabkan dimensional change. Ada beberapa

laporan kasus pada keadaan oral seperti gatal, dan rasa terbakar pada rongga mulut,

oleh karena itu penting bagi dokter gigi untuk menanyakan terlebih dahulu apakah

pasien alergi terhadap polyether.

Page 7: Material Cetak Elastis

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.

Louis:Mosby Inc 2006

E. Addition silicone1

Material ini juga dikenal sebagai poly(vinyl siloxane). Material ini memiliki

kemiripan dengan condensation silicone kecuali material ini memiliki dimensional

stability yang lebih baik (ekuivalen dengan polyether polymer) tibahkan bertahan

sampai satu minggu dan working time yang dipengaruhi oleh temperature. Material

yang telah set lebih tidak rigid dibandingkan polyether namun lebih kaku daripada

polysulfide. Memiliki sifat hidrofobik dan dapat berekspansi ketika berkontak

dengan kelembaban.

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed

Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006

2. Sendok Cetak

Pemilihan material bahan cetak mempengaruhi pemilihan tray. Reversible

hydrocolloid membutuhkan water-cooled trays, dimana irreversible

hydrocolloid dan material cetak elastomer untuk kasus GTC menggunakan

Page 8: Material Cetak Elastis

prefabricated impression tray. Custom tray dibuat untuk khusus untuk pasien

dengan bantuan diagnostic cast / model studi1.

A. Stock Tray2

Stock tray merupakan sendok cetak yang dibuat oleh pabrik dengan

bahan logam/ aluminium atau plastic dan memiliki beberapa ukuran.

Dalam mencetak rahang bergigi, digunakan stock tray dengan dasar

bersudut, sementara untuk rahang tidak bergigi (edentulous),

digunakan stock tray dengan dasar agak membulat. Stock tray

menyediakan retensi untuk bahan cetak berupa lubang dan bagian tepi

yang memiliki undercut atau lekukan.

Terdapat beberapa syarat yang harus dimiliki sendok cetak, yaitu:

o Jarak tepi sendok cetak kearah bukal atau lingual gigi sebesar

0,5 cm

o Panjang tray kearah distal pada rahang bawah sampai dengan

retromolar pad, sementara pada rahang atas sampai dengan

tuberositas maksila dan batas palatum molle

o Terdapat retensi untuk bahan cetak

o Tinggi sendok cetak sesuai dengan kedalaman vestibulum dan

gigi.

Indikasi stock tray adalah untuk mendapatkan study model, untuk

mendapatkan model pendahuluan yang akan digunakan dalam

pembuatan sendok cetak perseorangan, dan untuk mendapatkan study

model pada kasus klas III dan IV klasifikasi Kennedy dengan sadel

yang pendek.

B. Custom Tray2

Custom tray merupakan sendok cetak yang dibuat sesuai dengan

ukuran rahang pasien dengan menggunakan akrilik, shellac, dan

compound (stents). Tujuan penggunaan custom tray adalah untuk

mendapatkan hasil cetakan akurat pada daerah tepi sendok cetak, yaitu

daerah vestibulum, frenulum dan retromylohyoid.

Terdapat batas-batas custom tray, yaitu:

Page 9: Material Cetak Elastis

o Daerah posterior: batas palatum durum dan molle serta

menutupi daerah tuberositas maksila pada rahang atas, dan

retromolar pad pada rahang bawah.

o Daerah bukal/ labial: batas muccogingival junction dan tidak

boleh menutupi frenulum.

o Daerah lingual: batas dasar mulut di lingual atau

retromylohyoid.

Berikut adalah cara-cara membuat sendok cetak perseorangan:

1) Lakukan pencetakan rahang dengan sendok cetak anatomis (stock

tray)

2) Buat model dari hasil pencetakan tersebut kemudian gambar batas

sendok cetak pada model.

3) Tutupi gigi dan bagian labial/ bukal pada model yang memiliki

undercut dengan wax setebal kurang lebih 2 mm.

4) Lapisi permukaan model dengan bahan separasi, yaitu CMS pada

pembuatan dengan bahan akrilik dan tidak perlu dilapisi pada

pembuatan dengan bahan shellac.

5) Siapkan bahan cetak kemudian letakkan selapis tipis bahan cetak

setebal 1-2 mm diseluruh permukaan model sampai batas yang

telah digambar sebelumnya.

6) Buat pegangan sendok cetak kemudian lakukan pencobaan sedok

cetak pada mulut pasien. Jika sendok cetak sudah sesuai dengan

mulut pasien, lubangi sendok cetak untuk dijadikan retensi untuk

bahan cetak.

Page 10: Material Cetak Elastis

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed

Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006

Page 11: Material Cetak Elastis

3. Pembuatan Cetakan gigi

MATERIAL ELASTOMER

a. Step-by-step procedure

Kombinasi Heavy body-light body combination

1. Evaluasi custom tray

2. Gunakan tray adhesive untunk extend bebrapa millimeter ke

permukaan luar tray

3. Isolasi gigi abutment dan pasang gingival displacement cord pada

sulkus

4. Pada pad yang terpisah (1 untuk tray dan 1 untuk syringe

material) keluarkan base dan akselerator dalam jumlah yang

sama. ketika mencampur polysulfide polimer, ambil katalis

coklat terlebih dahulu sebelum material white base karena base

akan menempel pada spatula dan menyulitkan proses

pencampuran katalis.

5. Campurkan kedua pasta. Posisikan spatula dalam keadaan

vertical lalu lama kelamaan posisikan dalam posisi horizontal

hingga kedua pasta tercampur dengan baik. Bersihkan spatula

lalu lanjutkan pencampuran sampai kurang lebih 10 detik untuk

memastikan bahan sudah tercampur dengan baik

6. Masukkan bahan yang telah tercampur ke syringe

7. Sembari melakukan step 5-9 minta bantuan asisten untuk

manipulasi heavy-bodied material dan masukkan ke custom tray.

8. Lepas displacement cord dan keringkan preparasi dengan udara.

9. Letakkan tip syringe hingga menyentuh ujung margin gingiva

dan suntikkan material. Tip harus dimasukkan ke embrasure

distal terlebih dahulu, hal ini menghindari mengalirnya material

ke preparasi dan menjebak gelembung udara. Ketika seluruh

margin dan permukaan aksial telah tertutupi, material ditiupkan

dengan hati-hati dengan udara untuk menghindari polymerization

shrinkage.

10. Aplikasikan material lebih banyak pada space edentulous, lingual

conocavities, dari gigi anterior, permukaan oklusal untuk

meningkatkan keakuratan.

Page 12: Material Cetak Elastis

11. Masukkan custom tray dan pertahankan posisinya hingga

polimerisasi selesai dan material mengeras ( 6-12 menit

tergantung material)

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed

Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006

Single mix technique

Proses pencampuran single mix technique pada dasarnya sama dengan

heavy body-light body technique, namun sesuai namanya hanya satu

campuran yang digunakan untuk dimasukkan ke syringe dan tray.

Auto mix technique

Material cetak yang menggunakan teknik ini sudah di prepackage oleh

pabrik di cartridge dan disertakan disposable mixing tip. Cartridge diisi di

Page 13: Material Cetak Elastis

dalam alat yang mirip seperti pistol dan base serta katalis muncul keluar di

ujung tip, dimana proses pencampuran terjadi saat proses material berjalan

ke ujung tube. Selain auto mix technique ada pula machine mix technique

dimana material dicampur dengan bantuan mesin.

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed

Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006

b. Evaluasi

Hasil cetakan harus dilihat akurasinya, apabila ada gelembung hasil

cetakan harus dibuang dan di ulang. Semua detail harus tercetak dengan

baik. Jika sudah tercetak dengan baik, hasil cetakan bisa di desinfektan

dan dicor.

REVERSIBLE HYDROCOLLOID

a. Step-by-step procedure

1. Pilih water-cooled impression tray dengan ukuran yang pas.

Sebaiknya gunakan size paling besar yang bias diterima pasien

untuk memaksimalkan akurasi

2. Pasang prefabricated stops disebelah bagian posterior dari tray untuk

mencegah pencetakan yang terlalu jauh dan menambah retensi

Page 14: Material Cetak Elastis

3. Retraksi gingiva

4. Isi tray dengan heavy-bodied material dari storage bath. Tambah

material wash ke permukaan tray di area gigi yang di preparasi lalu

masukkan ke tempering bath.

5. Lepas cord dari sulcus dan alirkan sulcus dengan air hangat

6. Keluarkan tray dari tempering bath dan masukkan kedalam mulut

pasien dan cetak.

7. Setelah setting, lepaskan tray dengan gerakan yang cepat, bersihkan

dengan air dengan suhu ruangan dan desinfektankan. Lakukan

evaluasi

8. Jika cetakan sudah baik, secepatnya cor dengan stone tipe IV dan V.

b. Evaluasi

Evaluasi hasil cetakan reversible hydrocolloid di evaluasi seperti

polysulfide polimer.

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed

Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006

Page 15: Material Cetak Elastis

CLOSED MOUTH IMPRESSION TECHNIQUE

Teknik ini juga biasa disebut dual-arch / triple tray technique. Sangat populer

untuk membuat cetakan single units dan restorasi yang tidak mahal. Cetakan

dibuat saat kondisi maksimum intercuspation dengan high-viscosity polyether

atau polyvinylsiloxane.

a. Step-by-step procedure

1. Pilih tray. Pastikan pasien dapat menutup gigi dalam kondisi

maksimal intercuspation.

2. Gunakan adhesive pada dinding tray. Isi kedua sisi closed-mouth

tray dengan high-viscosity elastomeric impression material

3. Lepas cord gingiva, dan dengan syringe masukkan cetakan pada

area-area yang kritis

4. Masukkan tray pada posisi yang pas lalu instruksikan pasien untuk

mengigit dalam keadaan maximum intercuspation

5. Setelah setting keluarkan cetakan.

b. Evaluasi

Evaluasi akurasi dan detail gigi dan jaringan sekitarnya.

sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed

Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006

MATERIAL PENGISI HASIL CETAKAN

Page 16: Material Cetak Elastis

Material gipsum terdiri dari 5 tipe:

Tipe I : Impression plaster

Tipe II : Dental plaster

Tipe III : Dental stone

Tipe IV: Dental stone high strength

Tipe V: Dental stone high strength high expansion

Namun Gipsum yang paling tepat untuk membuat model studi adalah Gps Tipe IV

yaitu Dental stone high strength.

Gips Tipe IV – Die Stone : High Strength

Gips tipe IV dihasilkan dengan memanaskan gips kedalam 30% cairan CaCl2

pada suhu 120-130 derajat celcius yang terkandung didalamnya sehingga dihasilkan

senyawa α-hemihidrat yang lebih padat, lebih besar dan lebih kuboidal daripada gips

tipe III. Pada pencampuran gips tipe IV ini penggunaan air lebih sedikit dibandingkan

dengan gips tipe III sehingga kekerasan gips ini lebih besar dari gips tipe III4. Secara

keseluruhan gips ini memiliki sifat yang kuat, tahan terhadap abrasi (karena

ditambahkan zat pengeras) dan ekspansi yang minimal. Biasanya berwarna biru,

kuning, merah.