mekanisme dan fungsi kerja ginjal
DESCRIPTION
Mekanisme Dan Fungsi Kerja GinjalTRANSCRIPT
-
7/13/2019 Mekanisme Dan Fungsi Kerja Ginjal
1/7
Mekanisme dan Fungsi Kerja Ginjal
Filtrasi Glomerulus
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke kapsula bowman harus melewati tiga
lapisan, yaitu dinding kapiler glomerulus, membran basal, dan lapisan dalam kapsula
bowman. Ketiga lapisan ini disebut membran glomerulus, dan berfungsi sebagai
saringan molekuler yang menahan sel darah dan protein plasma tetapi dapat dilewati
H2O dan zat terlarut dengan ukuran molekul kecil lewat.
Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat gaya yang mendorong
sebagian dari plasma di glomerulus menemus lubang-lubang di membran glomerulus.
Gaya tersebut meliputi tiga gaya, yaitu tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan
osmotik koloid plasma, dan tekanan hidrostatik kapsula bowman.
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah
di dalam kapiler glomerulus. Tekanan ini pada akhirnya bergantung pada kontraksi
jantung (sumber energi yagn menghasilkan filtrasi glomerulus) dan resistensi terhadap
aliran darah yang ditimbulkan oleh arteriola aferen dan eferen. Tekanan darah kapiler
glomerulus, dengan nilai rerata diperkirakan 55 mmHg, lebih tinggi dari tekanandarah kapiler di tempat lain, karena garis tengah arteriola aferen lebih besar dari
arteriola eferen. Karena darah dapat lebih mudah masuk ke glomerulus melalui
arteriola aferen yang lebar daripada keluar melalui arteriola eferen yang sempit maka
tekanan darah kapiler glomerulus tetap tinggi akibat terbendungnya darah di kapiler
glomerulus. Selain itu, karena tingginya resistensi yang dihasilkan oleh arteriola
eferen maka tekanan darah tidak memiliki kecenderungan untuk turun di sepanjang
kapiler glomerulus seperti di kapiler lain. Tekanan darah glomerulus yang tinggi dan
tidak menurun ini cenderung mendorong cairan keluar glomerulus menuju kapsula
Bowman di seluruh panjang kapiler glomerulus, dan merupakan gaya utama yang
menghasilkan filtrasi glomerulus.
Tekanan osmotik koloid plasma ditimbulkan oleh distribusi tak seimbang protein
plasma di kedua sisi membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi maka protein
plasma terdapat di kapiler glomerulus tetapi tidak di kapsula Bowman. Karena itu,
konsentrasi H2O lebih tinggi di kapsula Bowman daripada di kapiler glomerulus.
-
7/13/2019 Mekanisme Dan Fungsi Kerja Ginjal
2/7
Timbul kecenderungan H2O untuk berpundah melalui osmosis menuruni gradien
konsentrasinya sendiri dari kapsula Bowman ke dalam glomerulus melawan filtrasi
glomerulus. Gaya osmotik ini rata-rata 30 mmHg, sedikit lebih tinggi daripada di
kapiler lain, karena H2) yang difiltrasi keluar dari glomerulus jauh lebih banyak
sehingga konsentrasi protein plasma lebih tinggi dari di tempat lain.
Tekanan hidrostatik kapsula Bowman ditimbulkan oleh cairan di bagian awal tubulus
ini, diperkirakan sekitar 15 mmHg. Tekanan ini cenderung mendorong cairan keluar
kapsula Bowman melawan filtrasi cairan dari glomerulus menuju kapsula Bowman.
Jadi total dari gaya-gaya ini adalah 55 mmHg 30 mmHg 15 mmHg = 10 mmHg
yang disebut tekanan filtrasi netto. Tekanan yang ringan ini mendorong cairan
menembus membran glomerulus yang sangat permeabel. Laju filtrasi yang
sebenarnya, laju filtrasi glomerulus (atau Glomerular Filtration Rate = GFR),
bergantung tidak saja pada tekanan filtrasi netto tetapi juga pada seberapa luas
permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi dan seberapa permeabel
membran glomerulus. Sifat-sifat membran glomerulus ini secara kolektif disebut
sebagai koefisien filtrasi (Kf). Karena itu, GFR = Kf x tekanan filtrasi netto. Dalam
keadaan normal, sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerulus disaring pada
tekanan filtrasi netto 10 mmHg, melalui seluruh glomerulus secara kolektif dihasilkan
180 liter filtrat glomerulus setiap hari untuk LFG rerata 125 ml/menit pada pria, dan
160 liter filtrat per hari pada GFR rerata 115 ml/menit pada wanita).
Tekanan onkotik koloid plasma dan tekanan hidrostatik kapsula bowman tidak berada
di bawah kontrol namun keduanya dapat berubah sacara patologis dan dapat
mempengaruhi GFR. Karena tekanan osmotik koloid plasma melawan filtrasi,
penurunan konsentrasi protein plasma, yang mengurangi tekanan onkotik tersebutmenyebabkan peningkatan GFR dan berlaku sebaliknya. Tekanan hidrostatik kapsula
bowman dapat meningkat secara tidak terkontrol dan filtrasi dapat berkurang pada
keadaan obtruksi saluran kemih.
Tekanan kapiler glomerulus dapat dikontrol untuk menyesuaikan GFR dalam
memenuhi kebutuhan tubuh. Besar tekanan darah kapiler glomerulus bergantung pada
laju aliran darah. GFR dikontrol oleh dua mekanisme yang ditujukan untuk
menyesuaikan aliran darah glomerulus. Keduanya adalah autoregulasi dan kontrol
-
7/13/2019 Mekanisme Dan Fungsi Kerja Ginjal
3/7
simpatis ekstrinsik. Karena tekanan darah arteri adalah gaya yang medorong darah ke
dalam glomerulus dan juga tekanan darah kapiler gloemrulus, dengan demikian GFR
akan meningkat setara dengan peningkatan tekanan arteri jika hal lainnya konstan dan
juga sebaliknya. Perubahan GFR spontan semacam itu sebagian besar dicegah oleh
mekanisme pengaturan ginjal itu sendri yaitu yang dikenal dengan sistem
autoregulasi. Mekanisme yang bertanggung jawab dalam melaksanakan respon
autoregulasi ini masih belum sepenuhnya dipahami. Saat ini terdapat dua mekanisme
intrarenal yang berperan dalam autoregulasi yaitu miogenik dan tubuloglomerulus
feedback. Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos vaskuler. Otot polos
vaskuler arteriol berkontraksi secara inheren sebagai respons terhadap peregangan
yang menyertai peningkatan tekanan di dalam pembuluh. Dengan demikian, arteriol
aferen secara otomatis bekontriksi sendiri jika teregang karena tekanan arteri
meningkat. Respon ini membantu membatasi aliran darah ke dalam glomerulus ke
tingkat normal walaupun tekanan arteri meningkat dan juga sebaliknya.
Mekanisme tubuloglomerulus feedback melibatkan apparatus juxtaglomerulus, yaitu
kombinasi khusus sel-sel tubulus dan vaskuler di daerah nefron. Jika terjadi
penurunan tekanan darah, GFR akan langsung turun dan menyebabkan proses di
dalam ginjal menjadi terhambat dan terjadi penumpukan zat. Natrium yang akandiserap menurun dan akan terdeteksi oleh sel macula densa yang merupakan
kemoresptor untuk natrium. Sel macula densa akan mengaktifkan sel juxtaglomelurus
yang akan menghasilkan renin. Renin akan mengaktifkan protein plasma
angotensinogen menjadi angiontensin I. Angiontensin Converting Enzim (ACE) akan
mengubah angiontensin I menjadi angiontensin II dan akan mengeluarkan aldosteron
sehingga GFR akan naik kembali.
Selain mekanisme autoregulasi intrinsik yang dirancang umtuk menjaga agar GFR
tetap normal, ada juga mekanisme kontrol simpatis ekstrinsik. Kontrol ekstrinsik
GFR, yang diperantarai oleh sinyal sistem saraf simpatis ke arteriola aferen, ditujukan
untuk mengatur tekanan darah arteri. Sistem saraf parasimpatis tidak memiliki
pengaruh apapun pada ginjal. Jika volume plasma berkurang, maka penurunan
tekanan darah arteri yang terjadi akan terdeteksi oleh baroreseptor arkus aorta dan
sinus karotis, yang memicu refleks saraf untuk meningatkan tekanan darah ke arah
normal. Respons ini diatur oleh pusat kontrol kardiovaskular di batang otak dan
-
7/13/2019 Mekanisme Dan Fungsi Kerja Ginjal
4/7
terutama diperantarai oleh peningkatan aktivitas simpatis ke jantung dan pembuluh
darah. Meskipun peningkatan curah jantugn dan resistensi perifer ottal yang terjadi
membantu meningkatkan tekanan darah menuju normal namun volume plasma tetap
kurang. Dalam jangka panjang, volume plasma harus dipulihkan ke normal. Salah
satu caranya adalah dengan penurunan pengeluaran urin sehingga lebih banyak cairan
yang ditahan di tubuh, yang terjadi dengan cara penurunan GFR, karena jika cairan
yang difiltrasi berkurang maka yang dieksresikan juga akan berkurang. i
Reabsorbsi
Setelah plasma bebas protein di filtrasi melalui glomelurus, setiap zat ditangani secara
tersendiri oleh tubulus, sehingga walaupun konsentrasi semua konstituen dalam filtrat
glomerulus awal identik dengan konsentrasinya dalam plasma (dengan pengecualian
protein plasma) konsentrasi berbagai konstituen mengalami perubahan-perubahan saat
cairan filtrasi mengalir melalui sistem tubulus. Kapasitas reabsortif sistem tubulus
sangat besar. Lebih dari 99% plasma yang difiltrasi dikembalikan ke darah melalui
reabsorbsi. Zat-zat utama yang secara aktif di reabsorbsi adalah glukosa dan asam
amino. Zat terpenting yang direabsorbsi secara pasif adalah Cl-, H2O dan urea.
Hal utama yang berkaitan dengan sebagian besar proses reabsorbsi alah reabsorbsi
aktif Na+. Suatu pembawa Na+-K+ ATPase beragntung energi yang terletak di
membran basolateral setiap sel tubulus proksimal mengangkut Na+ ke luar dari sel ke
dalam ruang lateral di antara sel-sel yang berdekatan. Perpindahan Na+ ini memicu
reabsorbsi netto Na+dari lumen tubulus ke plasma kapiler peritubulus, yang sebagian
besar terjadi di tubulus proksimal. Energi yang digunakan untuk memasok pembawa
Na+-K+ATPase akhirnya bertanggung jawab untuk merabsorbsi Na+, glukosa, asam
amino, Cl-,
H2O dan urea dari tubulus proksimal. Pembawa kotransportasi spesifikyang terletak di batas luminal sel tubulus proksimal terdorong oleh gradient
konsentrasi Na+untuk secara selektif mengangkut glukosa atau asam amino. Dari sel
tubulus, zat-zat tersebut akhirnya masuk ke plasma. Klorida di reabsorbsi secara pasif
mengikuti penurunan gradien listrik yang diciptakan oleh reabsorbsi aktif natrium. Air
secara pasif direabsorbsi akibat gradien osmotik yang diciptakan oleh reabsorbsi aktif
natrium. Enam puluh lima persen H2O yang difiltrasi akan direabsorbsi dari tubulus
proksimal melalui cara ini. Reabsorbsi ekstensif H2O meningkatkan konsentrasi zat-
zat lain yang tertinggal di dalam cairan tubulus, yang sebagian besar adalah zat-zat
-
7/13/2019 Mekanisme Dan Fungsi Kerja Ginjal
5/7
sisa. Molekul urea yang kecil merupakan satu-satunya zat sisa yang secara pasif
menembus membran tubulus.5
Sekresi
Sekresi tubulus mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk
masuk ke dalam tubulus ginjal. Sekresi tubulus, dapat juga di pandang sebagai
mekanisme tambahan yang meningkatkan eliminasi zat-zat tertentu dari tubuh. Semua
zat yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui filtrasi glomerulus maupun sekresi
tubulus dan tidak direabsorpsi, akan dieliminasi dalam urin. Sekresi tubulus
melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan saat reabsorpsi tubulus,
tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat
aktif atau pasif. Bahan yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion
hidrogen (H+), ion kalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak
diantaranya adalah senyawa-senyawa yang asing bagi tubuh.5
1. Sekresi Ion HidrogenSekresi H+ ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam basa tubuh.
Ion hidrogen dapat ditambahkan ke cairan filtrasi melalui proses sekresi di tubulus
proksimal, distal, dan pengumpul (duktus koligentes). Tingkat sekresi H+bergantung
pada keasaman cairan tubuh. Sebaliknya, sekresi H+ akan berkurang apabila
konsentrasi H+di dalam cairan tubuh terlalu rendah.
2. Sekresi Ion KaliumIon kalium adalah contoh zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan
di berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan
secara aktif disekresi di tubulus distal dan pengumpul. Reabsorpsi ion kalium di awal
tubulus bersifat konstan dan tidak diatur, sedangkan sekresi K+ di bagian akhir
tubulus bervariasi dan berada dibawah kontrol. Dalam keadaan normal, jumlah K+
yang diekskresikan dalam urin adalah 10% sampai 15% dari jumlahnya yang
difiltrasi. Namun, K+ yang difiltrasi hampir seluruhnya direabsorpsi , sehingga
sebagian besar K+ yang muncul di urin berasal dari sekresi K+ yang dikontrol dan
bukan difiltrasi. Sekresi ion kalium di tubulus distal dan pengumpul digabungkan
-
7/13/2019 Mekanisme Dan Fungsi Kerja Ginjal
6/7
dengan reabsorpsi Na+ melalui pompa Na+-K+ basolateral yang bergantung pada
energi. Pompa ini tidak saja memindahkan Na+ ke luar ke ruang lateral, tetapi juga
memindahkan K+ ke dalam sel tubulus. Konsentrasi K+ intrasel yang meningkat
mendorong difusi K+ dari sel ke dalam lumen tubulus. Dengan menjaga konsentrasi
K+di cairan interstisium rendah, yaitu dengan memindahkan K+ke dalam sel tubulus
dari cairan interstisium di sekitarnya, pompa basolateral mendorong difusi pasif K+
keluar dari plasma kapiler peritubulus ke dalam cairan interstisium.6 Beberapa faktor
mampu mengubah kecepatan sekresi K+, yang paling penting adalah hormon
aldosteron, yang merangsang sekresi K+ oleh sel-sel tubulus di bagian akhir nefron
secara simultan untuk meningkatkan reabsorpsi Na+oleh sel-sel tersebut. Peningkatan
konsentrasi K+ plasma secara langsung merangsang korteks adrenal untuk
meningkatkan keluaran aldosteronnya, yang kemudian mendorong sekresi dan
ekskresi kelebihan K+. Sebaliknya, penurunan konsentrasi K+ plasma menyebabkan
reduksi sekresi aldosteron, sehingga sekresi K+ oleh ginjal yang dirangsang oleh
aldosteron juga berkurang. Peningkatan dan penurunan konsentrasi K+ di plasma
(CES) dapat mengubah gradien konsentrasi K+ intrasel ke ekstrasel, yang pada
gilirannya dapat mengubah potensial membran istirahat. Peningkatan konsentrasi K+
CES menyebabkan penurunan potensial istirahat dan diikuti dengan peningkatan
eksitabilitas, terutama otot jantung.
3. Sekresi Anion dan Kation OrganikTubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekrotik yang terpisah, satu untuk
sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik.
Setelah terbentuk di ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke vesika urinaria, melewati
sfingter uretra internus dan eksternus, melewati uretra dan keluar dari tubuh.5
Diuresis Osmotik
Adanya zat-zat terlarut dalam jumlah besar yang tidak direabsorbsi dalam tubulus
ginjal menyebabkan peningkatan volume urin yang disebut diuresis osmotik. Zat-zat
terlarut yang tidak direabsorpsi di tubulus proksimal ini akan memberi pengaruh
osmotik yang cukup besar arena dengan berkurangnya cairan tubulus (akibat
reabsorpsi) akan lebih meningkatkan kadar zat-zat terlarut tersebut. Peningkatankadar zat-zat terlarut ini akan menahan air dalam tubulus. Diuresis osmotik dapat
-
7/13/2019 Mekanisme Dan Fungsi Kerja Ginjal
7/7
terjadi akibat pemberian senyawa-senyawa seperti manitol dan polisakarida serupa
lainnya yang dapat difiltrasi tetapi tidak direabsorpsi. Selain itu, juga dapat
disebabkan oleh senyawa-senyawa yang ada di tubuh tetapi terdapat dalam jumlah
yang melebihi kemampuan reabsorpsi tubulus. Pada diabetes melitus, misalnya,
glukosa yang tersisa di tubulus karena jumlah yang difiltrasi melampaui Tm (Tm atau
maksimum transport adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor atau
direabsorpsi per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma. Jika kadar
glukosa darah melebihi Tm-nya, berarti melewati ambang plasma ginjal sehingga
glukosa muncul di urine [glukosuria]1). akan mengakibatkan poliuria. Diuresis
osmotik juga dapat disebabkan oleh pemberian infus natrium kloriuda atau ureum
dalam jumlah besar.ii
iSherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2011:327-553-96.iiGanong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004: 701.