membangun kelompok yang efektif

4
Afrizal Faldy Pratama 1106019395 MEMBANGUN KELOMPOK YANG EFEKTIF Menjadi kelompok yang efektif adalah tujuan dan dambaan setiap kelompok. Namun, untuk menjadi kelompok yang efektif tidaklah mudah. Kelomok tersebut harus mampu mencapai sasaran, mempertahankan hubungan yang baik antar anggota kelompok, dan menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dari lingkungannya. Berikut ini adalah beberapa pedoman untuk membangun kelompok yang efektif: 1. Tetapkan sasaran kelompok yang jelas, operasional dan relevan Dalam kelompok yang efektif, sasaran harus jelas sehingga setiap anggota memahami hakikat dari sasaran tersebut. Sasaran harus operasional sehingga anggota kelompok memahami bagaimana cara mencapainya. Sasaran harus relevan dengan kebutuhan anggota sehingga akan timbul komitmen dari mereka untuk menggapai sasaran tersebut. Dengan begitu, sasaran tersebut akan menciptakan saling ketergantungan yang positif dan komitmen yang tinggi dari setiap anggota. 2. Bangun komunikasi dua arah yang efektif Komunikasi merupakan dasar dari interaksi manusia serta berfungsinya kelompok. Ini sangat penting saat sebuah kelompok berusaha mencapai sebuah tujuan bersama. Setiap anggota kelompok mampu berkomunikasi secara tepat, jelas dan efektif, sehingga dapat mengurangi salah pengertian dan perpecahan antar anggota kelompoknya. 3. Setiap anggota harus memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin dan berpatisipasi Partisipasi yang setara dan kepemimpinan memastikan bahwa semua anggota berinvestasi dalam kelompok, komit untuk menerapkan keputusan kelompok, dan puas dengan keanggotaannya. Dengan berbagi kepemimpinan dan berpatisipasi, memungkinkan kelompok , sebagai suatu kesatuan, menggunakan sumber daya dari setiap individu, sehingga dapat meningkatkan kekompakan kelompok.

Upload: afrizal-faldy-pratama

Post on 30-Jul-2015

172 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Kelompok Yang Efektif

Afrizal Faldy Pratama

1106019395

MEMBANGUN KELOMPOK YANG EFEKTIF

Menjadi kelompok yang efektif adalah tujuan dan dambaan setiap kelompok. Namun, untuk menjadi kelompok yang efektif tidaklah mudah. Kelomok tersebut harus mampu mencapai sasaran, mempertahankan hubungan yang baik antar anggota kelompok, dan menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dari lingkungannya. Berikut ini adalah beberapa pedoman untuk membangun kelompok yang efektif:

1. Tetapkan sasaran kelompok yang jelas, operasional dan relevan

Dalam kelompok yang efektif, sasaran harus jelas sehingga setiap anggota memahami hakikat dari sasaran tersebut. Sasaran harus operasional sehingga anggota kelompok memahami bagaimana cara mencapainya. Sasaran harus relevan dengan kebutuhan anggota sehingga akan timbul komitmen dari mereka untuk menggapai sasaran tersebut. Dengan begitu, sasaran tersebut akan menciptakan saling ketergantungan yang positif dan komitmen yang tinggi dari setiap anggota.

2. Bangun komunikasi dua arah yang efektif

Komunikasi merupakan dasar dari interaksi manusia serta berfungsinya kelompok. Ini sangat penting saat sebuah kelompok berusaha mencapai sebuah tujuan bersama. Setiap anggota kelompok mampu berkomunikasi secara tepat, jelas dan efektif, sehingga dapat mengurangi salah pengertian dan perpecahan antar anggota kelompoknya.

3. Setiap anggota harus memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin dan berpatisipasi

Partisipasi yang setara dan kepemimpinan memastikan bahwa semua anggota berinvestasi dalam kelompok, komit untuk menerapkan keputusan kelompok, dan puas dengan keanggotaannya. Dengan berbagi kepemimpinan dan berpatisipasi, memungkinkan kelompok , sebagai suatu kesatuan, menggunakan sumber daya dari setiap individu, sehingga dapat meningkatkan kekompakan kelompok.

4. Kekuasaan harus dibagi di antara anggota kelompok dan pola pengaruh bervariasi sesuai kebutuhan kelompok

Perebutan kekuasaan di antara anggota kelompok dapat mengalihkan kelompok tersebut dari tujuan dan sasarannya, sehingga kelompok menjadi tidak berguna dan timbul perpecahan dalam kelompok. Untuk mencegahnya, setiap anggota kelompok hendaknya memilki sebagian kekuatan pengaruh yang didasarkan pada kemampuan dan keahlian tiap anggota pada beberapa bagian dari kerja kelompok.

5. Sesuaikan prosedur pengambilan keputusan dengan situasinya

Pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun harus ada keselarasan antara waktu dan sumber daya yang dimiliki kelompok dengan metode pengambilan keputusan yang dipilih. Misalnya, kelompok hukum untuk memutuskan hukuman mati memerlukan keputusan yang

Page 2: Membangun Kelompok Yang Efektif

bulat, sedangkan kelompok siswa dalam sebuah kelas yang akan memutuskan ketua kelas mungkin tidak. Cara yang paling efektif adalah berdasarkan konsensus. Konsensus akan mendorong distribusi partisipasi, pemerataan kekuasaan, kontroversi yang konstruktif, persatuan, keterlibatan, dan komitmen.

6. Melibatkan kontroversi yang konstruktif

Ketidaksetujuan terhadap kesimpulan, penalaran dan solusi pemecahan masalah satu sama lain akan mengharuskan anggota kelompok untuk mengutarakan alasan yang logis bagi kesimpulan dan solusi yang dipilihnya, serta menganalisis berbagai pilihan lainnya secara kritis. Hal ini akan meningkatkan pelibatan diri dalam kerja kelompok, kualitas dan kreativitas dalam pengambilan keputusan, serta komitmen untuk melaksanakan keputusan kelompok.

7. Hadapi dan pecahkan konflik secara konstruktif

Konflik bisa terjadi karena adanya kebutuhan dan tujuan yang tidak selaras, langkanya sumber daya maupun adanya persaingan. Untuk menangani konflik ini, ada dua kepentingan yang menjadi pertimbangan, yaitu tujuan kelompok serta hubungan antar anggota kelompok. Ada 5 strategi yang bisa digunakan untuk menangani konflik kepentingan:

Strategi Burung Hantu (Kolaborasi) Tujuan dan hubungan sangat dihargai dan dianggap sangat penting. Individu

akan memilih negosiasi untuk memecahkan masalah. Solusi yang dicari dipastikan bahwa ia dan anggota kelompok lainnya dapat mencapai tujuannya dan menyelesaikan setiap ketegangan antara mereka. Tapi, strategi ini memerlukan langkah yang berisiko, seperti ketika mengungkapkan suatu pandangan mungkin saja akan mendapat bantahan yang cukup keras.

Strategi Boneka Beruang (Akomodasi) Hubungan dianggap sangat penting, sedangkan tujuan dianggap kurang penting.

Dalam menghadapi konflik, individu akan cenderung mengorbankan tujuannya sendiri demi mempertahankan kualitas hubungaannya dengan anggota kelompok lain. Cara ini dapat dilakukan bila tujuan tidak begitu penting dan apabila kualitas hubungan tidak dijaga akan lebih berdampak buruk.

Strategi Hiu (Konfrontasi) Hubungan kurang penting sedangkan tujuan sangat penting. Individu ini akan

selalu mencoba untuk mengalahkan lawan dengan memaksa mereka untuk menyerah sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Cara-cara pemecahan masalah bisa dilakukan melalui ancamn, agresi fisik dan verbal, hukuman-hukuman, atau tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain sekalipun akan berdampak terganggu atau bahkan terputusnya hubungan individu tersebut dengan anggota kelompok lain yang terlibat konflik dengan dirinya.

Strategi Rubah (Kompromi) Tujuan dan hubungan dianggap cukup penting. Individu dengan gaya rubah

merasa perlu untuk menyerahkan sebagian dari tujuannya dan sedikit mengorbankan hubungannya kepada anggota kelompok lain yang terlibat konflik dengan dirinya. Dengan kompromi, kedua belah pihak akan mengambil jalan tengah. Kompromi dapat dilakukan jika terjadi konflik, tapi tak ada cukup

Page 3: Membangun Kelompok Yang Efektif

waktu untuk menyelesaikannya. Yang perlu diingat, kompromi hanya menghasilkan penyelesaian sementara.

Strategi Kura-kura (Menghindar) Hubungan dan tujuan sama-sama kurang penting. Individu ini cenderung

menarik diri dan menghindar ketika muncul sebuah konflik. Strategi ini dapat dipilih ketika dibutuhkan waktu untuk mengendalikan perasaan dan menstabilkan keadaan emosi masing-masing yang terlibat konflik.

Anggota kelompok yang efektif akan menghadapi konflik dan terlibat dalam mengatasi konflik tersebut dengan cara negosiasi integratif. Jika negosiasi gagal, mediasi dapat terjadi. Apabila konflik berhasil diselesaikan secara konstruktif, efektivitas kelompok akan meningkat. Oleh karena itu, konflik merupakan aspek penting dan sangat diperlukan guna meningkatkan efektivitas kelompok.