mengenal islam

32
MENGENAL ISLAM Islam (Arab: al-islām, #$% ا: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama- agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: ا’, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allahmenurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah. Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" — yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya). Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al- Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam. Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada

Upload: garincha-mastrosiani

Post on 13-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Disadur dari Wikipedia tentang ISLAM, dan situs mualaf online (www.mualafcenter.com) Mengungkapkan tentang Islam dalam bahasa yang sangat mudah dimengerti

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal Islam

MENGENAL ISLAM

Islam (Arab: al-islām, ا%ســــــــــــــــــ"م : "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang

mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-

agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk

dalam golongan agama Ibrahim. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan

diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: 'ا, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal

dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau

lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.

Islam mengajarkan bahwa Allahmenurunkan firman-Nya kepada manusia melalui

para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa

Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua

kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" — yang

berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila

seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini,

berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang

baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).

Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad

sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al-

Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber

fundamental Islam. Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas

agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari

Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel

mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa

agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada

Page 2: Mengenal Islam

nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu,

ataupun kedua-duanya.

Umat Islam juga meyakini al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka

yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril

yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Allah juga

telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu

ayat.

Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan

untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an

(Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf atau lembaran Ibrahim) melalui nabi dan rasul

terdahulu adalah benar adanya. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an,

seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu

pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-

satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab

sebelumnya.

Umat Islam juga meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul

utusan Allah sejak masa Adam adalah agama tauhid, dengan demikian tentu saja

Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni imannya) maka

menjadikannya seorang muslim. Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama

Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di

dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab

atau Ahlul Kitab.

Konsep Islam teologikal fundamental ialah tauhid-kepercayaan bahwa hanya ada

satu Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Allāh; kebanyakan ilmuwan percaya kata

Allah didapat dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh ' (dewa, bentuk maskulin),

bermaksud "Tuhan" (al-ilāh '), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari Arami

Alāhā. Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani)

Page 3: Mengenal Islam

dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian Baru dan

Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhiddituangkan dalam

syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:

2 إله إ2 ا' محمد رسول الل”ه

Tiada Tuhan Melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah

”Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada Surah Al-Ikhlas

yang terjemahannya adalah:

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,

3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,

4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Nama "Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis

kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur'an

dikatakan:

"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri

pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula),

dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun

yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (Asy-

Syu'ara' [42]:11)

Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-

Nya kepada manusia melalui al-Quran :

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka

sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku". (Ta Ha [20]:14)

Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat Islam

percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat

Page 4: Mengenal Islam

Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak

ajaran Kristen menyangkut paham Trinitas dimana hal ini dianggap Politeisme.

Mengutip al-Qur'an, An-Nisa' [4]:71:

"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah

kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa

putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya)

yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka

berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu

mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu.

Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai

anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah

sebagai Pemelihara".

Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini

dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena

Tuhan tidak serupa dengan apapun (Asy-Syu'ara' [42]:11). Sebagai gantinya, Islam

menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (asma'ul husna) yang

menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada al-Qur'an.

Al-Qur'an

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Al Qur'an

Al-Fatihah merupakan surah pertama dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada

Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti

bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam

merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan

pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui

malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610

Page 5: Mengenal Islam

hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer

melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu

yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang

disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya,

yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum

para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini, pertama kali

dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang

berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan

duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu

dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.[22]

Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan

tergantung cara menghitung).[23] Hampir semua Muslim menghafal setidaknya

beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan

Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz(jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu

yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an

diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba

membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut

Qari (pria) atau Qariah (wanita).

Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan

dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh

karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-

Qur'an ataupun hasil usaha mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu

sendiri.

Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi

sebelum Muhammad SAW dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran

Ibrahim), Al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-

Page 6: Mengenal Islam

kitab tersebut. Berikut adalah pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin

bagi ummat Islam mengenai hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut:

■ Bahwa Al-Qur'an menuntut kepercayaan ummat Islam terhadap eksistensi

kitab-kitab tersebut. QS(2:4)

■ Bahwa Al-Qur'an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator)

bagi kitab-kitab sebelumnya. QS(5:48)

■ Bahwa Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan

pendapat antara ummat-ummat rasul yang berbeda. QS(16:63-64)

■ Bahwa Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita

mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian

mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa

aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang

dimiliki baik oleh Yahudi dan Kristen.

Nabi Muhammad

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Muhammad dan hadits

Muhammad (570-632) adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui

kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang

muslim (lihat syahadat). Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai

seorang pembawa ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-

nabi yang diturunkan sebelumnya.

Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad dalam

pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan

perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang

muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah hadits yakni kumpulan

perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits

adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah Al Qur'an.

Page 7: Mengenal Islam

Berbagi kisah seputar orang - orang yang mengenal islam..

Rahmat Purnomo mantan pendeta : Ujung Pencarian memperoleh Rahmat Islam

Ia adalah seorang laki-laki keturunan, sang ayah Holandia dan ibu Indonesia dari

Kota Ambon yang terletak di pulau kecil di ujung timur kepulauan Indonesia. Kristen

adalah agama yang diwariskan keluarganya dari bapak dan kakeknya. Kakeknya

adalah seorang yang punya kedudukan tinggi pada agama kristen yang

bermadzhab protestan, bapaknya juga demikian, namun ia bermadzhab

Pantikosta. Sedangkan ibunya sebagai pengajar injil untuk kaum wanita, adapun

dia sendiri juga punya kedudukan dan sebagai ketua bidang dakwah di sebuah

Gereja Bethel Injil Sabino.

Tidak terbetik dalam hatiku walau sedikit pun untuk menjadi seorang muslim, sebab

sejak kecil aku mendapatkan pelajaran dari orang tuaku yang selalu mengatakan

padaku bahwa Muhammad adalah seorang laki-laki badui, tidak punya ilmu, tak

dapat membaca dan menulis.

Bahkan lebih dari itu, aku telah membaca buku Profesor Doktor Ricolady, seorang

nasrani dari Prancis bahwa Muhammad itu seorang dajjal yang tinggal di tempat

kesembilan dari neraka. Demikianlah kedustaan itu dibuat untuk menjatuhkan

pribadi Rasul shallallahu ʻalaihi wa sallam, sejak itulah tertanam pada diriku

pemikiran salah yang mendorongku untuk menolak Islam dan menjadikannya

sebagai agama.

Pada suatu hari pimpinan gereja mengutusku untuk berdakwah selama tiga hari

tiga malam di Kecamatan Dairi, letaknya cukup jauh dari ibu kota Medan yang

terletak di sebelah selatan pulau Sumatra Indonesia. Setelah selesai, aku hendak

menemui penanggung jawab gereja di tempat itu. Tiba-tiba seorang laki-laki muncul

di hadapanku, lalu bertanya dengan pertanyaan aneh, “Engkau telah mengatakan

Page 8: Mengenal Islam

bahwa Isa Al-Masih adalah tuhan, mana dalilmu tentang ketuhanannya?” Aku

menjawab, “Baik ada dalil ataupun tidak, perkara ini tidak penting bagimu, jika

kamu mau beriman berimanlah, jika tidak kufurlah.”

Namun, ketika aku pulang ke rumah, suara laki-laki itu mengganggu pikiranku dan

selalu terngiang-ngiang di telingaku, mendorongku untuk melihat Kitab Injil mencari

jawaban yang benar dari pertanyaannya. Telah diketahui bahwa di sana ada empat

kitab Injil yang berbeda-beda, salah satunya MATHIUS, yang lainnya MARKUS,

yang ketiga LUKAS, dan yang keempat YOHANNES, semuanya buatan manusia.

Ini aneh sekali, aku bertanya-tanya pada diriku, “Apakah Al Qurʼan dengan nuskhoh

yang berbeda-beda juga buatan manusia?” Aku mendapatkan jawaban yang tak

bisa lari darinya yakni dengan pasti, “Bukan!”

Aku mempelajari keempat Injil tersebut, lalu apa yang kudapatkan? Injil MATHIUS

berbicara apa tentang Al-Masih Isa ʻalaihis salam? Kami membaca di dalamnya

sebagai berikut, “Sesungguhnya Isa Al-Masih bernasab kepada Ibrohim dan

kepada Daud…” (1-1), lalu kalau begitu siapa Isa? Bukankah ia anak manusia? Ya,

kalau begitu dia manusia. Injil LUKAS berkata, “Dialah yang merajai atas rumah

Yaʼkub untuk selama-lamanya. Kerajaannya tidak akan berakhir.” (1-33). Dan Injil

MARKUS berkata, “Inilah silsilah yang menasabkan Isa Al Masih anak Allah.” (1).

Dan yang terakhir injil YOHANNES berbicara apa tentang Isa Al Masih? Ia berkata,

“Pada awalnya ia adalah kalimat, dan kalimat itu di sisi Allah, maka kalimat itu

adalah Allah.” (1:1). Makna dari nash ini dia pada awalnya adalah Al-Masih dan Al-

Masih di sisi Allah, maka Al-Masih adalah Allah.

Aku bertanya pada diriku, “Berarti di sana ada perbedaan yang jelas pada empat

kitab ini seputar dzat Isa ʻalaihis salam, apakah ia manusia ataukah anak Allah

ataukah Raja ataukah Allah? Hal itu telah menyulitkanku dan aku belum

menemukan jawabannya. Di sini aku ingin bertanya kepada teman-temanku orang-

orang kristen, “Apakah didapatkan dalam Al-Qurʼan pertentangan antara satu ayat

Page 9: Mengenal Islam

dengan yang lainnya?” Pasti tidak! Kenapa? Karena Al-Qurʼan datang dari sisi Allah

subhanahu wa taʼala, adapun Injil-injil ini hanyalah buatan manusia. Kalian tahu

dan tidak ragu kalau Isa ʻalaihis salam sepanjang hidupnya berdakwah kepada

Allah di sana-sini, kita patut bertanya: apa landasan awal yang didaʼwahkan oleh

Isa ʻalaihis salam?

Ini Injil MARKUS berkata, “Seseorang datang dari Al Katbah, ia mendengar mereka

berbincang-bincang, ketika terlihat bahwa ia adalah (Al-Masih) mereka

menerimanya dengan baik, menanyainya tentang ayat wasiat pertama? Ia

menjawab sambil berjalan: Sesungguhnya wasiat yang pertama ialah ʻDengarkan

wahai Bani Israil! Rabb Tuhan kita adalah Rabb yang Esa.ʼ” (12: 28-29). Inilah

pengakuan yang jelas dari Isa ʻalaihis salam, jadi kalau Isa telah mengaku bahwa

Allah adalah Tuhan yang Esa/Satu, maka siapakah Isa kalau begitu? Jika Isa

adalah Allah juga, maka takkan pernah ada keesaan bagi Allah. Bukankah begitu?

Kemudian, aku lanjutkan pencarianku dan aku temukan pada Injil YOHANNES

nash-nash yang menunjukkan doa dan ketundukan Isa Al-Masih ʻalaihis salam

kepada Allah subhanahu wa taʼala. Aku bertanya pada diriku: Jika sekiranya Isa

adalah Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, lalu apakah ia membutuhkan

kepada ketundukan dan doa? Tentu tidak! Oleh karena itu, Isa bukan tuhan tetapi

dia adalah makhluk seperti kita. Simaklah bersamaku doa yang terdapat dalam injil

YOHANNES, inilah nash doanya: “Inilah kehidupan yang abadi agar mengetahui

bahwa Engkaulah Tuhan yang hakiki, dan berjalanlah Al-Masih yang Engkau telah

mengutusnya, aku pekerjamu di bumi, amal yang Engkau telah berikan padaku

ialah amalan yang aku telah menyempurnakannya.” (17-3-4). Ini doʼa yang

panjang, yang akhirnya berkata, “Wahai Rabbul Baar, sesungguhnya alam tidak

mengenalMu, adapun aku mengenalMu dan mereka telah mengetahui bahwa

Engkau telah mengutusku dan Engkau telah mengenalkan mereka akan namaMu

dan aku akan mengenalkan mereka agar pada mereka ada kecintaan seperti

Engkau telah mencintaiku.” (17-25-26).

Page 10: Mengenal Islam

Doa ini menggambarkan pengakuan Isa ʻalaihis salam bahwa Allah Dialah Yang

Maha Esa dan Isa adalah utusan Allah yang diutus pada kaum tertentu, bukan

pada seluruh manusia, siapakah kaumnya itu? Kita baca dalam Injil MATHIUS

(15:24) di mana ia berkata, “Aku tidak diutus, melainkan pada kaum di rumah Israʼil

yang sasar.” Kalau demikian, jika kita gabungkan pengakuan-pengakuannya ini

dengan yang lainnya, sangat mungkin untuk kita katakan bahwa, “Allah adalah

Tuhan Yang Esa dan Isa adalah utusan Allah kepada Bani Isroil.” Kemudian

kulanjutkan pencarianku, maka aku teringat saat aku sholat aku selalu membaca

kalimat berikut: (Allah Bapak, Allah Anak, Allah Roh Qudus, tiga dalam satu). Aku

berkata pada diriku: Perkara yang sangat aneh! Kalau kita bertanya pada siswa

kelas satu sekolah dasar “1 + 1 + 1 = 3 ?” Pasti akan menjawab “ya”. Kemudian,

jika kita katakan padanya, “Akan tetapi 3 juga = 1?” Tentu dia takkan menyepakati

hal itu, sebab di sana terdapat pertentangan yang jelas pada apa yang kami

ucapkan, karena Isa ʻalaihis salam berkata dalam Injil seperti yang kami lihat

bahwa Allah Esa tidak ada serikat baginya.

Telah terjadi pertentangan kuat antara aqidah yang menancap di jiwaku sejak kecil,

yakni: tiga dalam satu, dengan apa yang diakui Isa Al-Masih sendiri dalam kitab-

kitab injil yang ada di tengah-tengah kita sekarang bahwa sesungguhnya Allah itu

satu tidak ada serikat baginya. Mana dari keduanya yang paling benar? Belum ada

usahaku untuk mengikrarkannya waktu itu, namun yang benar dikatakan bahwa

sesungguhnya Allah itu Esa/satu. Kemudian, aku cari lagi dari kitab injil dari awal,

barangkali aku temukan apa yang kuinginkan. Sungguh telah kutemukan dalam

pencarianku nash berikut ini: “Ingatlah wali-wali sejak dulu, karena sesungguhnya

Aku adalah Allah, sedang yang lainnya bukan tuhan dan tak ada yang

menyerupaiku.” (46: 9).

Sungguh perkara yang menakjubkan saat aku berpegang teguh dengan Islam, aku

mendapatkan dalam surat Al-Ikhlash firman Allah Taʼala, “Dengan nama Allah Yang

Page 11: Mengenal Islam

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa.

Allah adalah Tuhan yang bergantung padaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak

dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Ya, selama kalam itu adalah kalam Allah, maka tidak akan berbeda di manapun

didapatkannya. Inilah pelajaran pertama pada agamaku masihiyyah yang dulu,

dengan demikian “tiga dalam satu” tidak ada keberadaannya dalam jiwaku.

Adapun pelajaran kedua dalam agama masihiyyah bahwa di sana ada yang

disebut dengan warisan dosa atau kesalahan awal, maksudnya ialah bahwa dosa

yang diperbuat Adam ʻalaihis salam ketika memakan buah yang diharamkan dari

pohon yang berada di surga, pasti seluruh anak manusia akan mewarisi dosa ini.

Sekalipun janin yang berada dalam rahim ibu akan menanggung dosa ini dan akan

lahir dalam keadaan berdosa. Apakah ini benar atau salah? Aku cari tentang

kebenaran hal tersebut. Aku merujuk pada Perjanjian Lama, di tengah pencarianku,

aku menemukan pada hizqiyal sebagai berikut, “Seorang anak tidak menanggung

dari dosa seorang bapak. Seorang bapak tidak menanggung dari dosa seorang

anak …” (hizqiyal: 18: 20-21).

Barangkali yang cocok untuk kami sebutkan di sini apa yang dikatakan Al-Qurʼanul

Karim pada masalah ini, “Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa

orang lain …” Dan Rasulullah shallallahu ʻalaihi wa sallam bersabda, “Anak Adam

dilahirkan dalam keadaan fitroh, kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya

Yahudi atau menjadikannya Nashrani atau menjadikannya Majusi.” Inilah dia

kaidah dalam Islam dan menyepakatinya apa yang ada/datang dalam injil, lalu

bagaimana bisa dikatakan bahwa kesalahan Adam akan berpindah dari satu

generasi ke generasi lainnya, dan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan

berdosa?

Aku melanjutkan pencarianku tentang beberapa hal yang berkaitan dengan

keyakinan, pada suatu hari kuletakkan Injil dan Al-Quran di depanku, kutujukan

Page 12: Mengenal Islam

pertanyaan pada Injil, “Apa yang engkau ketahui tentang Muhammad?”

Jawabannya: tidak ada, karena nama Muhammad tidak terdapat dalam Injil.

Kemudian kutujukan pertanyaan berikutnya pada Isa seperti Al-Quran telah

bercerita tentangnya, “Wahai Isa ibnu Maryam, apa yang engkau ketahui tentang

Muhammad?” Jawabannya: sungguh Al Quran telah menyebutkan perkara yang

tidak ada keraguan sedikit pun bahwa seorang Rasul yang pasti akan datang

setelahku namanya adalah Ahmad. Allah berfirman atas lisan Isa ʻalaihis salam,

“Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata: Hai bani Isroil, sesungguhnya aku

adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku yaitu

Taurot dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan

datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad), maka tatkala Rasul itu

datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata:

Ini adalah sihir yang nyata.” (QS Ash Shaff: 6). Lihatlah! Mana yang benar?!

Di sana ada satu Injil, yakni Injil BARNABAS, berbeda dengan empat Injil yang

telah kusebutkan sebelumnya, namun sayang para pemuka-pemuka agamanya

(Nashrani) mengharamkan pengikutnya untuk mentelaahnya. Tahukah kenapa?

Yang paling benar ialah karena inilah satu-satunya Injil yang memuat kabar

gembira tentang Muhammad, di dalamnya terdapat beberapa tambahan dan

penyimpangan yang sangat, seperti halnya tedapat pula kenyataan yang sesuai

dengan apa yang ada dalam Al Quran Al Karim. Dalam Injil Barnabas (Ishaah:

163), “Waktu itu para murid bertanya kepada Al Masih: Wahai guru! Siapa yang

akan datang sesudahmu? Al Masih menjawab dengan senang dan gembira:

Muhammad utusan Allah pasti akan datang sesudahku bagaikan awan putih akan

menaungi orang-orang yang beriman seluruhnya.”

Kemudian, kubaca lagi ayat lainnya dari Injil Barnabas yakni ucapannya pada

(Ishaah: 72), “Waktu itu seorang murid bertanya kepada Al-Masih: Wahai guru!

Saat Muhammad datang apa tanda-tandanya hingga kami mengenalnya? Al-Masih

menjawab: Muhammad tidak akan datang pada masa kita, tetapi akan datang

Page 13: Mengenal Islam

setelah seratus tahun kemudian ketika Injil diubah (direkayasa) dan orang-orang

yang beriman kala itu jumlah mereka tidak sampai tiga puluh orang, maka ketika itu

Allah subhanahu wa taʼala akan mengutus penutup para Nabi dan Rasul-rasul,

yaitu Muhammad Rasulullah shallallahu ʻalaihi wa sallam.”

Telah disebutkan berulang-ulang yang demikian itu dalam Injil Barnabas, aku telah

menghitungnya dan kudapatkan sebanyak empat puluh lima ayat menyebutkan

tentang Muhammad. Aku sebutkan dua ayat di atas di antaranya sebagai satu

bukti.

Setelah ini semua, aku berazzam untuk keluar dari gereja dan tidak akan pernah

pergi lagi padanya, saat ini tidak ada di hadapanku, kecuali Islam. (Lihat kitab

ʻUluwul Himmah, karya Muhammad Ahmad Ismail Al-Muqoddim).

Para pembaca rahimakumullah demikianlah Islam yang dibawa oleh Nabi

shallallahu ʻalaihi wa sallam sebagai rahmat bagi semesta alam, menuntut kita

selaku para pemeluknya untuk bersyukur. Allah berfirman, “Jika kamu kafir maka

sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu, dan Dia tidak meridhoi kekafiran

bagi hamba-Nya, dan jika kamu bersyukur niscaya Dia meridhoi kesyukuranmu itu,

dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada

tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan di (dada)

mu.” (QS Az Zumar: 7).

Di sini ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan, wallahul haadi ila sabilir

rosyad.

Pertama: manusia itu satu umat, memeluk agama yang satu. Allah berfirman,

“Manusia dahulunya hanyalah satu umat kemudian mereka berselisih, kalau

tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah

Page 14: Mengenal Islam

telah diberi keputusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan

itu.” (QS Yunus: 19).

Kedua: Islam adalah agama tauhid. Allah berfirman, “Allah menyatakan

bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang

menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga

menyatakan yang demikian itu) tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan

Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang

diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi

Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian

(yang ada) di antara mereka, barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka

sesungguhnya Allah sangat cepat hisabnya. Kemudian jika mereka mendebat

kamu (tentang kebenaran Islam) maka katakanlah: Aku menyerahkan diriku kepada

Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku. Dan katakanlah kepada

orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi,

ʻApakah kamu (mau) masuk Islam?ʼ Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya

mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling maka kewajiban kamu

hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah) dan Allah Maha Melihat akan hamba-

hamba-Nya.” (QS Ali Imron: 18-20).

Ketiga: Aqidah tauhid adalah fitrah manusia. Allah berfirman, “Dan (ingatlah) ketika

Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah

mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini

Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.

(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:

Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini

(keesaan Tuhan). Atau agar kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya orang-orang

tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah

anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan

Page 15: Mengenal Islam

membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu.” (QS Al

Aʼraaf: 172-173).

Keempat: Petunjuk Allah mutlak harus diikuti. Allah berfirman, “… Katakanlah

sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah

kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang

diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan

mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu. Katakanlah sesungguhnya karunia itu di

tangan Allah, Allah memberikan karunianya kepada siapa yang dikehendakinya.

Dan Allah maha luas karunianya lagi maha mengetahui.” (QS Ali Imron: 73).

Kelima: Isa ʻalaihis salam adalah Nabi dan Rasul Allah. Allah berfirman, “Wahai Ahli

Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu

mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih Isa putra

Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang

disampaikan-Nya kepada Maryam dan dengan (tiupan roh) dari-Nya. Maka

berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu

mengatakan, ʻ(Tuhan itu) tigaʼ. Berhentilah (dari ucapan itu). Itu lebih baik bagimu.

Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai

anak. Segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya, cukuplah Allah

sebagai pemelihara.” (QS An Nisaa: 171).

AMANDA : Gadis Iowa yang awalnya membenci Islam hingga mencintai IslamMeski awalnya “membenci” Islam, gadis IOWA yang tinggal di Connecticut ini pun

akhirnya ʻjatuh cintaʼ pada Islam. Ia, akhirnya melafazkan syahadat

Page 16: Mengenal Islam

Sekitar awal September 2006 lalu, kelas Islamic Forum for non Muslims

kedatangan seorang gadis bule bermata biru. Duduk di salah satu sudut ruang

dengan mata yang tajam, hampir tidak kerkedip dan bahkan memperlihatkan

pandangan yang tajam. Beberapa kali lolucen yang saya sampaikan dalam kelas

itu, tidak juga menjadikannya tersenyum.

Ketika sesi tanya jawab dimulai, sang gadis itu mengangkat tangan, dan tanpa

tersenyum menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang menjadikan sebagian

peserta ternganga, dan bahkan sebagian menyangka kalau saya akan tersinggung

dengan pertanyaan-pertanyaan itu.

“If Muhammad is a true prophet, then why he robbed and killed?”, tanyanya dengan

suara yang lembut tapi tegas. “Why he forced the Jews to leave their homes, while

they have been settled in Madinah a long time before Muhammad was born?”,

lanjutnya.

Sambil tersenyum saya balik bertanya, “Where did you get this information? I

mean, which book did you read”. Dia kemudian memperlihatkan beberapa buku

yang dibawanya, termasuk beberapa tulisan/artikel yang diambil dari berbagai

sumber di internet. Saya meminta sebagian buku dan artikel tersebut, tapi justru

saya tidak menanggapi pertanyaan-pertanyaannya.

Saya balik bertanya, “Where are you from and where do you live?”. Ternyata dia

adalah gadis IOWA yang sekarang ini tinggal di Connecticut.

Sambil memperkenalkan diri lebih jauh saya memperhatikan “kejujuran” dan

“inteligensia” gadis tersebut. Walaupun masih belum bisa memperlihatkan wajah

persahabatan, tapi nampaknya dia adalah gadis apa adanya.

Page 17: Mengenal Islam

Dia seorang “saintis” yang bekerja di salah satu lembaga penelitian di New York.

Tapi menurutnya lagi, dan sinilah baru nampak sedikit senyum, “I am an IOWAN

girl”. Ketika saya tanya apa maksudnya, dia menjawab: “a very country girl”.

Oleh karena memang situasi tidak memungkin bagi saya untuk langsung berdebat

dengannya perihal pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan, saya mengusulkan

agar pertanyaan-pertanyaannya dikirimkan ke saya melalui email, untuk

selanjuntnya bisa berdiskusi lewat email dan juga pada pertemuan berikutnya.

Kelas sore itupun bubar, tapi pertanyaan-pertanyaan gadis IOWA ini terus

menggelitik benak saya.

Di malam hari, saya buka email sebelum tidur sebagaimana biasa. Gadis IOWA ini

pun memenuhi permintaan saya. Ia memperkenalkan diri sebagai Amanda. Ia

mengirimkan email dengan lampiran 4 halaman penuh dengan pertanyaan-

pertanyaan –khususunya-- mengenai Rasulullah SAW. Saya sekali lagi tidak

menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tapi mengajak untuk datang ke kelas

Islamic Forum pada Sabtu berikutnya.

Ternyata, mungkin dia sadari sendiri bahwa beberapa peserta Forum pada Sabtu

tadi kurang sreg dengan pertanyaan-pertanyaannya yang dianggap terlalu “polos

dan tajam”. Maka dia mengusulkan kalau saya bisa menyediakan waktu khusus

baginya untuk diskusi. Sayapun menerima usulan itu untuk berdiskusi dengannya

setiap Kamis sore setelah jam kerja di Islamic Center.

Kita pun sepakat bertemu setiap jam 5:30 hingga 7:00 pm. Satu setengah jam

menurut saya cukup untuk berdiskusi dengannnya.

Tanpa diduga, ternyata bulan Ramadhan juga telah tiba. Maka kedatangannya

yang pertama untuk berdialog dengan saya terjadi pada Kamis ketiga bulan

September 2006, di saat kita sedang bersiap-siap untuk berbuka puasa.

Page 18: Mengenal Islam

Dia datang, seperti biasa dengan berkerudung seadanya, tapi kali ini dengan

sangat sopan, walau tetap dengan pandangan yang sepertinya curiga.

Kita memulai diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikirimkan lewat

email itu. Ternyata, baru satu masalah yang didiskusikan, sesekali diselingi sedikit

perdebatan yang emosional. Adzan buka puasa telah dikumandangkan. Maka

dengan sopan saya minta izin Amanda untuk berbuka puasa, tapi tidak lupa

menawarkan jika ingin bergabung dengan saya. Ternyata, Amanda senang untuk

ikut makan sore (ikut buka) dan nampak menikmati hidangan itu.

Setelah berbuka puasa, karena harus mengisi ceramah, saya sampaikan ke

Amanda bahwa diskusi kita akan dilanjutkan Kamis selanjutnya. Tapi jika masih

berkenan hadir, saya mempesilahkan datang ke Forum hari Sabtu. Dia berjanji

untuk datang.

Sabtu berikutnya, dia datang dengan wajah yang lebih ramah. Duduk nampak lebih

tenang, tapi seolah masih berat untuk tersenyum. Padahal, diskusi saya itu

terkadang penuh dengan candaan. Maklumlah, selain memang dimaksudkan untuk

tidak menampilkan Islam dengan penuh “kaku” saya ingin menyampaikan ke

mereka bahwa Muslim itu juga sama dengan manusia lain, bisa bercanda (yang

baik), tersenyum, dan seterusnya.

Amanda nampak serius memperhatikan semua poin-poin yang saya jelaskan hari

itu. Kebetulan kita membahas mengenai penciptaan Hawa dalam konteks Al-

Qurʼan. Intinya menjelaskan bagaimana proses penciptaan Hawa dalam prospektif

sejarah, dan juga bagaimana Al-Qurʼan mendudukkan Hawa dalam konteks

“gender” yang ramai diperdebatkan saat ini. Keseriusan Amanda ini hampir

menjadikan saya curiga bahwa dia sedang mencari-cari celah untuk

menyampaikan pertanyaan yang menyerang.

Page 19: Mengenal Islam

Ternyata sangkaan saya itu salah. Kini Amanda sebelum menyampaikan

pertanyaan justeru bertanya dulu, “Is it ok to ask this question?”. Biasanya dengan

tegas saya sampaikan, “Nothing is to be hesitant to ask on any thing or any issue in

Islam. You may ask any issue range from theological issues up to social ones”.

Amanda pun menanyakan beberapa pertanyaan mengenai wanita, tapi kali ini

dengan sopan. Hijab, poligami, konsep “kekuasaan” (yang dia maksudkan adalah

qawwamah), dll. Saya hampir tidak percaya, bagaimana Amanda paham semua itu.

Dan terkadang dalam menyampaikan pertanyaan-pertanyaan itu disertai bukti-bukti

yang didapatkan dari buku-buku --yang justeru-- ditulis oleh para ulama terdahulu.

Saya berusaha menjawab semua itu dengan argumentasi-argumentasi “aqliyah”,

karena memang saya melihat Amanda adalah seseorang yang sangat rasional.

Alhamdulillah, saya tidak tahu, apakah dia memang puas atau tidak, tapi yang pasti

nampak Amanda mengangguk-anggukkan kepala.

Demikian beberapa kali pertemuan. Hingga tibalah hari Idul Fitri. Amanda ketika itu

saya ajak untuk mengikuti “Open House” di rumah beberapa pejabat RI di kota

New York.

Karena dia masih kerja, dia hanya sempat datang ke kediaman Wakil Dubes RI

untuk PBB. Di sanalah, sambil menikmati makanan Indonesia, Amanda kembali

menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tajam. “If Islam respects religious

freedom, why Ahmadiyah in Indonesia is banned? Why Lia Aminuddin is arrested?”.

Saya justeru terkejut dengan informasi yang Amanda sampaikan. Saya pribadi

tidak banyak membaca hal ini, dan tidak terlalu mempedulikan. Maka saya

jelaskan, dalam semua Negara tentu ada peraturan-peraturan yang perlu dipatuhi.

Ahmadiyah dan Lia Aminuddian, jelas saya, bukan mendirikan agama baru tapi

Page 20: Mengenal Islam

mendistorsi agama Islam. Oleh karena mereka merusak agama yang diyakini oleh

masyarakat Muslim banyak, pemerintah perlu menertibkan ini. Kelihatannya

penjelasan saya kurang memuaskan, tapi diskusi kekudian berubah haluan kepada

makanan dan tradisi halal bihalal.

Singat cerita, beberapa Minggu kemudian Amanda mengirimkan email dengan

bunyi sebagai berikut, “I think I start having my faith in Islam”. Saya hanya

mengatakan, “All is in Godʼs hands and yours. I am here to assist you to find the

truth that you are looking for”. Cuma, Amanda mengatakan bahwa perjalanannya

untuk belajar Islam ini akan mengambil masa yang panjang.

“When I do some thing, I do it with a commitment. And I truly want to know Islam”.

Saya hanya menjawabnya, “Take you time, Amanda”.

Alhamdulillah, setelah mempelajari Islam hampir tujuh bulan, dan setelah membaca

berbagai referensi, termasuk tafsir Fii Zilalil Qurʼan (Inggris version) dan Tafhimul

Qurʼan (English), dan beberapa buku hadits, Amanda mulai serius mempelajari

Islam.

Minggu lalu, ia mengirimkan email ke saya. Isinya begini, “I have decided a very big

decision..and I think you know what I mean. I am very scared now. Do you have

some words of wisdoms?”.

Saya menjawab, “Amanda, you have searched it, and now you found it. Why you

have to be scared?. You believe in God, and God is there to take your hands. Be

confident in what you believe in”.

Tiga hari lalu, Amanda mengirimkan kembali emailnya dan mengatakan bahwa dia

berniat untuk secara formal mengucapkan “syahahat” pada hari Senin mendatang

(tanggal 5 Maret 2007 kemarin). Saya bertanya, kenapa bukan hari Sabtu atau

Page 21: Mengenal Islam

Ahad agar banyak teman-teman yang bisa mengikuti? Dia menjawab bahwa

beberapa teman dekatnya hanya punya waktu hari Senin.

Alhamdulillah, disaksikan sekitar 10 teman-teman dekat Amanda (termasuk non

Muslim), persis setelah adzan Magrib saya tuntun ia melafazkan “Asy-hadu an laa

ilaaha illa Allah-wa asyhadu anna Muhammadan Rasul Allah”, diiringi pekik takbir

dan tetesan airmata beberapa temannya yang ikut hadir. Amandapun melakukan

shalat pertama sebagai Muslim sore itu diikuti dengan doa bersama semoga Allah

menguatkan jalannya menuju ridho Ilahi. oleh M. Syamsi Ali.

Amanda, selamat dan semoga Allah SWT selalu menjagamu dan menjadikanmu

“pejuang” kebenaran! [www.hidayatullah.com] New York, 6 Maret 2007

Gold Fret : Mendengar bacaan Al-QurʼanEli Eli lama sabakhtani ?AYAH saya seorang pastor atau pendeta dalam agama

Kristen Katolik. Beliau mengajarkan Alkitab (Injil) pada saya sejak saya masih kecil

dengan harapan agar saya menjadi penerus cita-citanya di kemudian hari. Saya

belajar Alkitab pasal demi pasal dan ayat demi ayat dengan seksama. Berkat

bimbingannya, saya betul-betul memahami kandungan dan tafsiran Alkitab. Sejak

saya berumur empat belas tahun, saya diberi kepercayaan berceramah di gereja

pada setiap hari Minggu dan hari-hari keagamaan Kristen lainnya.

Setelah saya banyak membaca Alkitab, banyak saya dapatkan kejanggalan-

kejanggalan di dalamnya. Dalam Alkitab, antara pasal satu dan pasal lainnya

banyak terjadi pertentangan, dan banyak ajaran gereja yang bertentangan dengan

isi Alkitab.

Misalnya, Yohanes pasal 10 ayat 30, menerangkan bahwa Allah dan Yesus (Isa)

bersatu, yaitu, "Aku dan Bapa adalah satu." Sedangkan, pada Matius pasal 27 ayat

Page 22: Mengenal Islam

46 menjelaskan bahwa Yesus dan Allah berpisah, yaitu, "Kira-kira jam tiga

berserulah Yesus dengan suara nyaring, 'Eli, Eli, lama sabakhtani?"' Artinya,

"Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan aku?"

Dalam ajaran gereja, seorang bayi yang lahir akan membawa dosa warisan dari

Nabi Adam dan 1bu Hawa. Juga, bayi yang mati sebelum dibaptis tidak akan

masuk surga. Ajaran ini bertentangan dengan Alkitab Yehezkiel pasal 18 ayat 20

dan Matius pasal 19 ayat 14 menerangkan bahwa manusia hanya menanggung

dosanya sendiri, tidak menanggung dosa orang lain. Bayi yang meninggal sebelum

dibaptis akan masuk surga, karena anak tidak akan turut menanggung kesalahan

ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang yang

benar akan menerima berkat kebenarannya, dan orang yang fasik akan

menanggung akibat kefasikannya.

Dosa Warisan ?Sementara, pada Matius 19 ayat 14 Yesus berkata, "Biarlah anak-

anak itu, jangan menghalang-halangi mereka datang padaku; sebab orang-orang

yang seperti itulah yang mempunyai Kerajaan Surga."

Dengan semua itu saya merasa bimbang. Injil mana yang harus saya ikuti,

sedangkan semuanya kitab suci? Dan apakah ajaran gereja yang harus saya ikuti,

sedangkan ajarannya bertentangan dengan Alkitab ?

Saya ragu dengan keautentikan Alkitab, karena kalau Injil yang ada sekarang ini

asli, tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan. Saya juga ragu dengan

kebenaran ajaran gereja karena kalau ajaran gereja itu benar, tidak mungkin

bertentangan dengan kitab sucinya.

Karena mendapatkan kejanggalan dalam Alkitab dan pertentangan ajaran gereja

dengan kitab sucinya, saya menjadi enggan membaca Injil dan buku buku agama

(Kristen), karena saya yakin tidak akan mendapat kebenaran dalam Kristen.

Page 23: Mengenal Islam

Mendengar Bacaan Al-Qur'an

TauhidPada suatu hari saya berjalan di dekat masjid. Tiba-tiba saya gemetar dan

tidak bisa berjalan disebabkan mendengar suara dari dalam masjid. Setelah saya

pulang ke rumah, saya bertanya pada teman-teman tentang suara yang saya

dengar itu. Tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang tahu tentang suara itu.

Setelah keesokan harinya saya bertanya pada teman sekolah yang beragama

Islam, dia menjelaskanbahwa "suara" yang saya dengar di dalam masjid adalah

suara orang membaca A1-Qur'an. Kemudian saya bertanya, "Apa sih, Al-Qur'an

itu?" Dia menjawab, "Al-Quran itu kitab suci umat Islam." Kemudian saya meminta

Al-Qur'an padanya. Tetapi dia tidak memberikan dengan alasan saya tidak punya

wudhu.

Al Qur'anSetelah saya pulang dari sekolah, saya langsung mencari orang yang

beragama Islam untuk meminjam A1-Qur'an. Akhirnya saya berjumpa dengan

orang Islam yang bernama Abdullah. Ia keturunan Arab. Lalu saya pinjam Al-Qur'an

padanya dan saya jelaskan padanya bahwa saya beragama Katolik dan ingin

mempelajari Al-Qur'an. Dengan senang hati ia meminjamkan saya terjemahan Al-

Qur'an dan riwayat hidup Nabi Muhammad saw..

Saya baca Al-Qur'an ayat demi ayat dan surat demi surat. Saya pahami kalimat

demi kalimat dengan seksama. Akhirnya saya berkesimpulan, hanya Al-Qur'anlah

satu-satunya kitab suci yang asli dan hanya Islamlah satu-satunya agama yang

benar.

Al-Qur'an membahas persoalan ketuhanan dengan tuntas, bahasanya mudah

dipaharni, dan argumentasinya rasional. Di samping itu, Al-Qur'an juga membahas

tentang Nabi Isa (Yesus) sejak sebelum dikandung, dalamn kandungan, waktu

Page 24: Mengenal Islam

dilahirkan, masa kanak-kanak dan remaja, mukjizatnya, dan kedudukannya

sebagai Rasul Allah, bukan anak Allah.

Sejak mendapatkan kebenaran Islam, saya mempunyai keinginan yang kuat untuk

memeluk agama Islam. Singkat cerita, kemudian saya datang menjumpai Abdullah

dan saga jelaskan keinginan saga padanya.

la menyambut hasrat saya itu dengan hati ikhlas, dan ia membimbing saya

membaca dua kalimat syahadat. Setelah menjadi seorang muslim, nama saya

diganti menjadi Dzulfikri. Kemudian saya belajar pada Abdullah tentang hal-hal

yang diwajibkan dan yang dilarang dalam Islam.

Setelah itu saya mondok di sebuah pesantren. Di situ saya belajar agama selama

satu tahun. Kemudian saya pindah ke kota Malang, Jawa Timur. Di kota ini saya

terus menuntut ilmu agama sambil kuliah.

Jip Hengky Jana P, M.B.A. : Sulit Memahami Doktrin TrinitasMeski dilahirkan sebagai keturunan Tionghoa yang secara turun-temurun

menganut agama Budha, tetapi saya tidak mendalami ajaran agama nenek

moyang kami itu. Saya justru lebih paham ajaran gereja. Hal ini bisa dimaklumi,

karena masyarakat keturunan Tionghoa sekarang lebih banyak yang meninggalkan

agama nenek moyangnya, dan lebih memilih agama Kristen sebagai pegangan

hidupnya. Alasannya, karena agama Kristen dianggap lebih ringan pelaksanaan

ibadahnya.

Faktor itu pula yang menyebabkan saya lebih banyak bergaul dengan kawan-

kawan yang beragama Kristen, balk yang Katolik Roma, Protestan, Pantekosta,

Advent, dan sebagainya. Selain itu, faktor pendidikan formal juga sangat

mempengaruhi keimanan saya. Saya semakin jauh dari wihara dan klenteng

(rumah ibadah orang Tionghoa).

Page 25: Mengenal Islam

Pendidikan formal saya, sejak TK sampai SMA, saya ialui di lembaga pendidikan

Katolik. Sampai usia remaja, meski saya tak pernah dibaptis, tetapi saya sudah

merasa sebagai umat Kristen (Katolik) daripada sebagai jemaat wihara (umat

Budha).

Saya dilahirkan pada tanggal 21 Juni 1969 di Semarang, Jawa Tengah. Keluarga

saya keturunan Tionghoa yang sukses sebagai pengusaha foto dan percetakan.

Seperti umumnya masyarakat keturunan Tionghoa, kedua orang tua saya memeluk

agama nenek moyang yang telah dianut turun temurun, yakni agama Budha.

Tidak berbeda dengan keluarga Tionghoa yang lain, dalam hal pendidikan agarna,

keluarga saya juga tidak pernah menanamkan keimanan (agama Budha) yang

mendalam. lni barangkali sekadar tradisi saja bahwa nenek moyang kami

mewariskan kebudayaannya itu kepada keturunannya. Dalam ajaran agama Budha

sepertinya tidak ada norma-norma khusus yang mengatur pelaksanaan ibadah. Ya,

seperti aliran kepercayaan saja. Sehingga, tidak sedikit orang Tionghoa yang

notabene pemeluk agama Budha, tetapi masih meyakini ajaran lain sebagai

agamanya, umumnya agama Kristen.

Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, kedua orang tua kami mengharapkan

agar saya berhasil dalam hidup dan menjadi teladan bagi kedua adik saya. Sebab

itulah, ketika mengijak usia 5 tahun saya dimasukkan ke Taman Kanak Kanak

favorit di kota Semarang, yakni TK Kanisius Kebondalem, selama dua tahun. SD

dan SMP pun saya tempuh di lembaga yang sama.

Page 26: Mengenal Islam

Aktivis Gereja

Stammat SMP saya pun melanjutkan studi di SMA Katolik Kebondalem. Lembaga

pendidikan ini termasuk paling dibanjiri peminat. Jadi, merupakan gengsi tersendiri

bila diterima di sekolah itu. Saat belajar di SMA itulah saya benar-benar menjadi

umat Katolik. Bukan lagi sebagai pemeluk Budha.

Kegiatan-kegiatan gereja, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat selalu

saya ikuti dengan tekun. Saya tidak peduli, walaupun tidak pernah dibaptis.

Bahkan, di sekolah sava termasuk siswa yang aktif mengikuti kegiatan keagamaan,

baik di OSIS (seperti peringatan hari besar agama Kristen) dan juga kegiatan misa

di gereja atau kapel sekolah yang rutin diadakan seminggu sekali.

Rupanya, Tuhan berkenan menolong saya dari jalan yang sesat. Beberapa tahun

yang lalu setelah saya tamat SMA, saga sering merenung tentang ajaran trinitas

yang menjadi landasan pokok iman kristiani. Sava merasa sulit memahami ajaran

itu. Teryata banyak sekali kejanggalan yang saya temukan.

Mempelajari Islam

Tuhan Yang Maha Agung membuka pintu hati saya. Di saat saya meragukan

kebenaran ajaran trinitas itu, saya seperti ditunjukkan untuk mempelajari Islam

sebagai perbandingan. Dan ternyata, masya Allah, luar biasa. Dalam Al-Qur'an dan

hadits telah diatur hukum bagi sekalian alam yang benar adanya.

Tidak lama setelah mendalami kandungan Al-Qur'an, saya secara rutin belajar

agama (Islam) pada seorang guru ngaji. Masih berstatus sebagai mahasiswa STIE-

PPMTT (Pusat Pendidikan Manajemen dan Teknik Terapan), saya mengucapkan

ikrar dua kalimat syahdat beserta seluruh keluarga.

Page 27: Mengenal Islam

Alhamdulillah, salah satu adik saya, Jip Christianto Jana P, telah tamat dari Pondok

Pesantren Modem Gontor, jawa Timur, dan kini kuliah di Akademi Perindustrian

Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin. Sedangkan adik saya yang bungsu, Jip Rudi

Jana P., kini rnasih belajar di Pondok Pesantren as-Salam Surakarta.

Sedangkan, saya sendiri setelah menamatkan pendidikan manajemen dan meraih

gelar Master of Bussines Administration (M.B.A.), kini berwiraswasta di bidang

percetakan. Harapan saya, semoga keluarga kami senantiasa diterangi petunjuk-

Nya. Amin.

Ireni (Ny. Han Hoo Lie): Calon Suster yang MembelotSAYA lahir dari keluarga Katolik yang taat, 45 tahun yang lalu di Surabaya, Jawa

Timur. Nama asli saya Han Hoo Lie, tapi biasa dipanggil Ireni. Sejak kecil saya

sudah mendalami agama. Ketika SD saya ikut privat agama di biara, dan itu

berlangsung hingga saya SMP kelas dua. Mungkin, lantaran sering bergaul dengan

para suster di biara itu, dalam diri saya timbul keinginan untuk menjadi seorang

suster (biarawati).

Dalam pandangan saya, alangkah mulia dan sucinya seorang biarawati itu, karena

dia telah mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Dengan kesederhanaan

hati dan penuh kasih sayang mereka membimbing orang -orang ke arah iman

Yesus Kristus. Sungguh, saya ingin sekali seperti mereka. Keluarga saya

mendukung sepenuhnya cita-cita saya itu.

Maka, untuk mewujudkan cita-cita itu, sejak kecil saya sudah aktif dalam kegiatan

gereja. Karena aktivitas saya itulah, sejak kelas satu SMA saya sudah terpilih

sebagai Ketua Presidium Yunior Ligio Maria. Organisasi ini bergerak dalam bidang

karya, kerasulan, dan doa. Begitu tamat SMA, saya langsung masuk ke sekolah

susteran (biarawati) di Bandung.

Page 28: Mengenal Islam

Selama menempuh pendidikan di sekolah biarawati itu, selain mengikuti kuhah di

biara seperti umumnya para calon suster maupun suster muda, saya bersama

salah seorang teman diberi tugas khusus untuk kuliah di Institut Filsafat dan

Teologia Bandung. Saya tidak tahu mengapa saya yang diberi tugas itu. Memang

saya akui, bahwa di antara teman-teman di biara itu sayalah yang paling kritis.

Kalau ada sesuatu yang nnenurut logika saya tidak nalar, selalu saya tanyakan.

Itulah sifat saya sejak kecil.

Salah satu yang pernah saya tanyakan adalah konsep trinitas (Tuhan Bapak,

Tuhan Anak, dan Roh Kudus). Juga status Yesus sebagai Tuhan-kalau memang

Yesus itu Tuhan-mengapa tatkala disalib is memanggil-manggil, "Eloy... Eloy...,

lama sabakhtani?" (Allah... Allah..., mengapa Engkau tinggalkan aku? (Markus 15

ayat 33)).

Dari jawaban jawaban yang diberikan, semuanya tidak memuaskan hati saya. Jika

saya ingin bertanya lagi, mereka selalu memotong, "Jangan dipertanyakan lagi,

yang penting kamu imam dan yakini dalam hati. Itu sudah cukup." Akhirnya saya

diam, meskipun belum puas. Karena Institut Filsafat dan Teologia ada mata kuliah

studi-perbandingan agama, maka saya pun mempelajari agama-agama yang ada,

termasuk Islam. Sejak saat itulah saya mulai membanding-bandingkan, misalnya

antara Islam dan agama saya.

Tidak terhitung jumlahnya buku-buku Islam yang saya baca. Cuma, semua buku itu

karangan orang-orang di luar Islam. Entah mengapa, ada larangan buku-buku

Islam yang ditulis orang Islam masuk ke perpustakaan kami. Untungnya, sejak

berangkat dari Surabaya dulu saya sudah membawa AlQur'an dan terjemahannya

dari rumah. Saya juga heran, kok dulu sempat membawa AI-Qur'an. Mungkin

sudah takdir Allah.

Page 29: Mengenal Islam

Mempelajari Al Qur'an

Terjemahan Al-Qur'an itulah yang kemudian saga pelajari secara sembunyi-

sembunyi di biara. Entah mengapa, saya begitu tertarik dengan Al-Qur'an itu.

Mungkin karena besarnya keinginan saya untuk membandingkannya dengan Injil.

Belum banyak yang saya pelajari, tiba-tiba saya menemukan surat al-Ikhlas.

"Katakanlah (hai Muhammad) Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan

yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak, dan tiada pula

diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia "

Secara tidak sadar, setelah membaca surat al-Ikhlas itu hati saya mengakui, inilah

kosep ketuhanan yang sempurna: sederhana tapi gamblang.

Meskipun demikian, bukan berarti kemudian saya bergegas masuk Islam.

Pengakuan akan kesempurnaan konsep ketuhanan Islam itu hanya mengendap

dalam pikiran. Saya pun terus mempelajari Al-Qur'an hingga ketemu surat Al-

Hujurat ayat 13. "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang

mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang-orang yang bertakwa."

Apa yang tertangkap dalam pikiran saya pada waktu itu? Ah, Al-Qur'an ini

mengada-ada. Mana mungkin orang seluruh dunia disuruh saling berkenalan?

Tetapi anehnya, pikirani saya justru terangsang dengan ayat tersebut. Saya ingin

tahu apa maksud Al-Qur'an mengatakan seperti itu. Sava berdialog dengan diri

sendiri untuk mencari jawabannya. Saya renung-renungkan, bukankah avat itu

menunjukan bahwa Islam itu universal. berlaku untuk semua bangsa dan suku?

Page 30: Mengenal Islam

Ialu berbagai pertanyaan timbul dalam benak saya, siapakah pengarang Al-Qur'an

itu, dan sudah berapa kali mengalami penyempurnaan? Pertanyaan itu timbul

karena kitab-kitab suci yang lain sudah mengalami penyempumaan demi

penyempurnaan dari masa ke masa. Lalu, mengapa kitab suci ini diberi nama Al-

Qur'an?

Betapa terkejutnya saga setelah tahu dari membaca buku bahwa Al-Qur'an itu tidak

pernah mengalami penyempurnaan. Demikian pula namanya bukan hasil

pemberian seseorang sebagaimana Injil yang nama-namanya diambil dari

penulisnya. Al-Qur'an temyata wahyu langsung dari Allah, dan Allah pula yang

memberi nama kitab itu Al-Qur'an.

Saya mulai yakin akan kebenaran Islam. bagi saya Islam bukan agama buatan

manusia yang bernama Muhammad sebagai mana ditanamkan kepada saya sejak

kecil. Islam adalah agama ciptaan Allah.

Masuk Islam

Namun sampai sejauh itu, saya masih belum mau berikrar untuk menjadi seorang

muslim. Masih ada perasaan gengsi dalam diri saya. Sebab, image yang tumbuh di

lingkungan saya adalah bahwa umat Islam itu bodoh, miskin, kumuh, dan suka

amuk. Anggapan seperti itu tergurat kuat dalam benak saya.

Namun, agaknya Tuhan punya ketentuan lain. Dalam suatu perjalanan ke Bandung

saya mengalami musibah kecelakaan. Karena kecelakaan itu, mau tidak mau saya

mengambil cuti dari biara, pulang ke Surabaya. Setelah sembuh saya sempat

kuliah di Jakarta mengambil jurusan sosial kemasvarakatan. Mungkin karena

banyak bergaul dengan mahasiswa-mahasiswa Islam, penilaian saya terhadap

Islam menjadi lebih objektif. Dan, sejak itulah saya sudah tidak berniat lagi untuk

Page 31: Mengenal Islam

kembali ke biara. Saya merasa biara bukan tempat yang cocok buat saya. Maka,

pada saat pulang ke Surabaya saya segera memutuskan tidak akan kembali ke

biara.

Secara kebetulan, saat itu sava bermimpi yang sama beberapa kali. Dalam mimpi

saya itu, seolah-olah teman-teman di biara berbaris ke suatu arah, sedangkan saya

sendiri berbaris ke arah yang berlawanan. Mimpi seperti itu berlangsung sampai

beberapa hari. Ditambah lagi, di dalam mimpi itu ada suara yang seakan-akan

membisikan bahwa umur saya tinggal 40 hari lagi.

Pada malam berikutnya suara itu membisikan umur saya tinggal 39 hari. Setiap

hari selalu berkurang satu hari. Begitu seterusnya. Saya bertanya-tanya, apakah ini

suatu kebetulan atau firasat tertentu? Orang tua saya bingung ketika saya

ceritakan mimpi saya itu. Berbagai jalan mereka tempuh untuk mengusir mimpi

"aneh" itu. sampai-sampai orang tua saya menyelenggarakan slametan bubur

sengkolo. Maksudnya untuk menolak bala.

Akan tetapi, walaupun sudah dislametin, toh malamnya tetap saja datang hal yang

sama seperti kemarin. Demikian pula hari-hari berikutnya , sampai waktu 40 hari itu

habis. Akhirnya saya berpikir praktis saja, "Apalah artinya sebuah mimpi. Toh, saya

masih hidup meski 'umur' saya telah berakhir menurut numipi itu."

Namun, satu hal yang tidak bisa saya ingkari adalah suara hati saya sendiri. Suara

hati itu selalu membisikkan, "Kalau memang kamu mengakui kebenaran Islam,

mengapa kamu tidak berahi dan tidak mampu memeluk agama Islam? Apakah

selamanya kamu akan mendustai nuranimu sendiri? Apakah kamu akan terus

berada di persimpangan jalan?" Itulah bisikan-bisikan suara hati saya.

Lama-lama saya tak kuat lagi membohongi nurani saya sendiri. Akhirnya, sehari

menjelang puasa Ramadhan, tepatnya 11 tahun yang lalu saya pun berikrar

Page 32: Mengenal Islam

menjadi seorang muslim di Masjid al-Falah, Surabaya. Kini, sampai mati pun saya

ingin tetap sebagai muslim, meski rintangan menghadang jalan hidup saya.