menuju strategi ketenagakerjaan untuk indonesia - ilo.org filepengentasan ketimpangan dan percepatan...
TRANSCRIPT
Menuju Strategi Ketenagakerjaanuntuk Indonesia
Pekerja dengan pendidikan di bawah SMA
PENGENTASAN KETIMPANGAN DAN PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMIMEMBUTUHKAN PENCIPTAAN LEBIH BANYAK PEKERJAAN LAYAK
20 juta pekerjaan diciptakandalam 10 tahun terakhir, namunkebanyakan berkualitas rendah
22%Pekerja dengan kontrak
tertulis
15 jutaPekerjaan baru di sektorberproduktivitas rendah
Melambatnya pertumbuhanmenghambat penciptaan pekerjaan, terutama untuk wanita dan pemuda
Ketimpangan di upah kerja adalahsumber utama ketimpangan di
Indonesia
62%
Upah pekerja formal
2x lebih besarUpah pekerja informal
Indonesia harus tumbuh 6,5% per tahun untuk menyerapseluruh tenaga kerja barudalam 20 tahun ke depan
38 juta orang Indonesia usiakerja tidak aktif, 88% di
antaranya adalah wanita7
2,1 jutaPekerjaan baru
per tahun2005-2015
200 ribuPekerjaan baruAug’14-Aug’15
Sumber: IFLS (2015)
Sumber: Sakernas, BPS (2005-2015)
Sumber: Sakernas, BPS (2005-2015) Sumber: Sakernas, BPS (2015)
Untuk mencapaistabilitasekonomi
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
MELINDUNGI PEKERJA
MENANGANI PEKERJA YANG
TERSAMPINGKAN
FUNDAMENTAL YANG TEPAT
MENJEMBATANI KESENJANGAN KETERAMPILAN
STRATEGI KETENAGA-
KERJAAN INDONESIA
Untuk mencapaipertumbuhan
jangka panjang
Untuk meningkatkanproduktivitas dan
meresponpermintaaan pasar
Untukmeningkatkankesejahteraan
bagi semua
Untuk meminimalkanrisiko &
mengoptimalkanmanfaat integrasi
ekonomi
Untuk mencapaipertumbuhan
inklusif & memanfaatkan
bonus demografi
MEMAKSIMALKAN MIGRASI YANG
AMAN
STRATEGI KETENAGAKERJAAN DIBUTUHKAN UNTUK MEMBANTU PENCIPTAANPEKERJAAN LAYAK
74%pekerjaan baru di
sektor denganproduktivitas rendah
0
0
5000
10000
15000
20000
25000
Agriculture Manufacturing Retail & Trade
Malaysia
Thailand
Indonesia
Kesenjangan produktivitas yang tinggi dengan negarapesaing terjadi di sektor utama
71%pekerja berada pada
sektor denganproduktivitas rendah
Sebagian besar pekerjaan tidak transformasional, dan kecilnya capperusahaan dapat menghalangi pertumbuhan produktivitas
93%perusahaan adalah
perusahaan kecildengan < 20 pegawai
TANTANGAN PERTAMA ADALAH MENINGKATKAN PRODUKTIVITASYANG MASIH RENDAH
Produktivitas
Sumber: Sakernas, BPS (2015) Sumber: Sakernas, BPS (2015)
KENDALA UTAMA DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ADALAHSULITNYA BERBISNIS DI INDONESIA
Produktivitas
Peraturan yang kompleksmempersulit proses berbisnis
Perusahaan sulitmendapatkan modal usaha
Biaya logistik dan transportasi yang tinggi menurunkan daya saing
114Peringkat Indonesia dalam
Ease of Doing Business 2015(dari 189 negara)
48%
18%
% perusahan yang melaporkanakses finansial sebagai halangan
terbesar dalam berbisnis
IDN
EAP
302
341
397
500
701
Thailand
Malaysia
China
Vietnam
Indonesia
Rata-rata biaya container (USD)
Sumber: Ease of Doing Business, World Bank (2015)
Negara Peringkat
Malaysia 18
Thailand 26
Vietnam 78
China 90
UMKM ADALAH PELUANG EMAS YANG DAPAT MENGGERAKKAN RODAPEREKONOMIAN INDONESIA
Produktivitas
57 juta UMKM membentuk tulangpunggung perekonomian Indonesia
99%perusahaan
97%pekerja
58%PDB
-28%Total Factor Productivity
UMKM dibandingkan denganperusahaan besar
Namun produktivitas UMKM jauhlebih rendah daripada produktivitas
perusahaan besar
Sumber: Data Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2013)
KEBIJAKAN
Malaysia membentuk National SME Development Council pada tahun 2004. Programnya mengikutitiga kategori strategis:
• Akses modal• Pengembangan kapasitas
• Pengembangan produk• Pengembangan kewirausahaan dan SDM
• Pengembangan infrastruktur penyokong• Peraturan dan perundang-undangan• Infrastruktur fisik dan informasi
Impact Evaluation tahun 2010
BADAN PENGEMBANGAN UMKM NASIONAL
HASIL
INDONESIA BISA BELAJAR DARI MALAYSIA DALAM PENINGKATANPRODUKTIVITAS, TERUTAMA UNTUK UMKM
Produktivitas
RESPON KEBIJAKANOne-stop shop pendaftaranbisnis dibentuk tahun 2009 dan diperluas untuk pajak, jaminan sosial, dan dana lapangan kerja pada tahun2012
HASILSekarang hanya dibutuhkan 3 prosedur dan 5 hari untukmendaftarkan bisnis di Kuala Lumpur (Laporan Doing Business 2015)
MASALAHSampai tahun 2008, dibutuhkan 10 prosedur dan37 hari untuk memulaisebuah bisnis di Malaysia (mirip dengan kondisiIndonesia saat ini)
ONE STOP SHOP
62%Pekerja dengan pendidikan
SMA ke bawah
25%Lulusan sekolah tingkat
menengah memilikipekerjaan tidak terampil
29
23
29
25
11
14
69
56
84
78
0 20 40 60 80 100
Manufacturing
Service (non-education)
Directors
Professionals
Administrativeworkers
Sales workers
Production workers
Unskilled workers
Tingkat kesulitan mendapatkan pekerja terampil
INDONESIA HARUS MENINGKATKAN KETERAMPILAN UNTUK MENCAPAIPRODUKTIVITAS LEBIH TINGGI
Keterampilan
Kualitas pendidikan di Indonesia rendah…
… namun reformasi pendidikan butuh waktu lama untukberdampak pada keterampilan angkatan kerja
2025
Apabila reformasi pendidikan dasar dan menengahdimulai sekarang, manfaatnya dapat dituai tahun…
Sumber: Sakernas, BPS (2015)
Sumber: Indonesia Employer Skill Survey, World Bank (2008)
Sumber: Indonesia Employer Skill Survey, World Bank (2008)
Pemberi kerja kesulitan mendapatkan pekerjaterampil
350
360
370
380
390
400
410
420
430
440
450
2006 2009 2012
Skor PISA
Membaca Matematika Sains
Indonesia
Thailand
KENDALA UTAMA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN ADALAH SISTEM PELATIHAN KETERAMPILAN YANG BELUM IDEAL
Keterampilan
Supply-side
Lembaga pelatihan keterampilan yang relevan masih rendah
Kualitas lembaga yang ada masih rendah karena keterbatasan biaya
Lembaga pelatihan tidak melatih keterampilan yang dibutuhkan oleh pemberikerja
Demand-side
Perusahaan di Indonesia kebanyakan berukuran kecil dan tidak memiliki danauntuk melatih pekerjanya
Tidak ada insentif untuk pelatihan: pemberi kerja tidak merasa mendapat manfaat, pencari kerja tidak menganggap pelatihan mampu meningkatkan peluangmendapat pekerjaan
Mekanisme pasar
“Asymmetric information” mengenai kualitas lembaga yang tersedia
Tidak ada mekanisme signaling untuk mengidentifikasi kualitas lembaga
Solusi: Menciptakan sebuah badan dengan dana yang cukup untuk mendorong terjadinya reformasisistem pelatihan keterampilan dan mendukung terciptanya sistem yang demand-driven
Standar Kompetensi
•Dukungan langsung dalam pengembangan danevaluasi standar
•Kepemimpinan dan partisipasi aktif dari asosiasipengusaha di setiap sektor
•Pengembangan kapasitas dalam asosiasi setiapsektor
Akreditasi
•Unifikasi peraturan akreditasi
•Mendukung pengembangan kapasitas dalammelakukan akreditasi
•Mendukung dalam proses akreditasi institusi
Sertifikasi Profesional
•Subsidi untuk pembentukan LSP dalam sektor yang berpartisipasi
•Subsidi untuk sertifikasi di sektor yang berpartisipasi
Pelatihan
•Mendukung terjadinya perbaikan supply hinggamemenuhi syarat akreditasi dan CBT
•Mendukung CBT untuk institusi terakreditasi yang bermitra dengan pemberi kerja, dan memberikansubsidi untuk populasi miskin
•Mendukung terjadinya apprenticeship
Kemungkinan sumber dana untuk pembiayaan reformasi sistem pelatihan:• LPDP pelatihan• Konsolidasi dari semua sumber dana yang sudah ada untuk pelatihan• Menggunakan return dari dana pendidikan untuk dukungan pembiayaan pelatihan
PENINGKATAN KETERAMPILAN TENAGA KERJA DALAM JANGKAPENDEK MEMBUTUHKAN SISTEM PELATIHAN YANG MEMADAI
Keterampilan
Empat elemen kunci dalam reformasi:
MEKANISME KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN DAN LEMBAGA PELATIHAN TELAH SUKSES DITERAPKAN DI CHILE
Keterampilan
KEBIJAKAN
• Kemitraan antaralembaga pelatihandan perusahaandalam penyediaanpelatihan
• Sertifikasikompetensiketerampilan
• Sistem informasipublik yang menyediakaninformasi lowongankerja dan pelatihan
HASIL
• Meningkatnyapartitipasi dalamprogram pelatihan, khususnya untukwanita
• Penghasilkanpekerja meningkat10%
MASALAH
• Pada tahun 2002, lebih dari 4.4 jutapenduduk Chile berpendidikanrendah
• Kualitas SDM rendah, dan sistempendidikan danpelatihan tidakmemadai
PROGRAM PELATIHAN CHILE CALIFICA
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
Un
ited
Sta
tes
Sin
gap
ore
Can
ada
Un
ited
Kin
gdo
mM
alay
sia
New
Ze
alan
dIr
elan
dA
ust
ralia
Bru
nei
Dar
uss
alam
Jap
anSw
itze
rlan
dM
on
golia
Ko
rea
Den
mar
kSl
ova
k R
epu
blic
Cze
ch R
epu
blic
Hu
nga
rySw
eden
Net
her
lan
ds
Fin
lan
dTh
aila
nd
Lao
PD
RC
amb
od
iaP
ola
nd
Au
stri
aP
hili
pp
ines
Vie
tnam
Ger
man
yIc
elan
dIt
aly
Bel
giu
mLu
xem
bo
urg
No
rway
Ch
ina
Fran
ceP
ort
uga
lG
reec
eIn
do
nes
iaSp
ain
Mex
ico
Turk
ey
ASE
AN
+O
ECD
-30
ECA
Emp
loym
ent
Pro
tect
ion
Leg
isla
tio
n In
dex
, 20
08
–2
01
0 (
0-6
) Specific requirements for collective dismissalRegulation on temporary forms of employmentProtection of permanent workers against (individual) dismissal
Sumber: East Asia Pacific At Work, World Bank (2014)
PERATURAN PERLINDUNGAN PEKERJA DI INDONESIA PALING KETAT DAN RESTRIKTIF DI ASIA PASIFIK
Perlindunganpekerja
Pesangon untuk pekerja di-PHK setelah
4 tahun bekerja
Pesangon untuk pekerja di-PHK setelah
20 tahun bekerja
0
1
2
2
2
4
4
4
6
7
7
0 2 4 6 8
Singapore
Mongolia
Cambodia
Malaysia
Brunei
Philippines
Vietnam
China
Thailand
Indonesia
Lao PDR
Pesangon (dalam upah bulanan)
0
0
1
6
10
13
20
20
20
25
36
0 10 20 30 40
Singapore
Brunei
Mongolia
Cambodia
Thailand
Malaysia
Philippines
Vietnam
China
Indonesia
Lao PDR
Pesangon (dalam upah bulanan)
Sumber: East Asia Pacific At Work, World Bank (2014)
PERATURAN PESANGON DI INDONESIA SALAH SATUYANG TERTINGGIDI KAWASAN
Perlindunganpekerja
Pekerja tanpa kontrak mendapatkan upahhanya setengah dari pekerja berkontrak
Peluang pekerja di 40% terbawah untukmemiliki kontrak jauh lebih rendah
Sumber: Kalkulasi staf WB berdasarkan IFLS 2015
TERJADI SEGMENTASI ANTARA PEKERJA FORMAL DAN NON-FORMAL YANG MENINGKATKAN KETIMPANGAN
Perlindunganpekerja
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Desil
Dekomposisi status kontrak berdasarkanpendapatan
Pekerja dengan kontrak Pekerja tanpa kontrak
31,865
34,402
18,699 17,464
24,802
10,662
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
Total SMA dan lebih tinggi SMP dan lebih rendah
Rib
u R
up
iah
Upah berdasarkan kepemilikan kontrak
Pekerja dengan kontrak Pekerja tanpa kontrak
KETIMPANGAN DALAM DAN ANTAR GENERASI TERJADI KARENAPERBEDAAN CAKUPAN PERLINDUNGAN PEKERJA
Perlindunganpekerja
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Health Expense Benefit Health Insurance Health Clinic Pension
Cakupan perlindungan pekerjaan yang didapatkan pekerja (%)
Kontrak tertulis Tanpa kontrak tertulis
Sumber: Kalkulasi staf WB berdasarkan IFLS 2015
Mendapatpesangon
Tidakmendapatpesangon
Tidakmendapatjaminan sosial
Mendapatjaminansosial
Dari kalangan pekerja yang memiliki kontrak:
Note: “mendapat jaminan sosial” berarti responden tercakup setidaknya satu bentuk perlindungan pekerja
SJSN MEMPERLUAS AKSES PEKERJA UNTUK JAMINAN SOSIAL, NAMUNAKSES KE PESANGON MASIH RENDAH
Perlindunganpekerja
Sumber: Kalkulasi staf WB berdasarkan IFLS 2015
28.59%
71.41%
70.63%
29.37%
• Pekerjaan tidak memberikan peluang untuk berkembang
• Pekerjaan dengan perlindungan memadai jarang
• Perlindungan de jure belum tentu berarti perlindungan de fakto
• Pengangguran meningkat, dan masa pencarian kerja semakin lama
Merugikanpekerja
• Sulit mencari pekerja dengan keterampilan yang tepat
• Tidak fleksibel dalam mengelola input tenaga kerja
• Biaya kepatuhan membuat usaha merugi
• Biaya tenaga kerja tidak pasti
• Investasi untuk pengembangan usaha terlalu berisiko
Merugikanpemberi kerja
• Risiko terjebak “middle income trap”
• Investor cenderung menjauh
• Pekerjaan tidak memberi kemampuan untuk peningkatan status sosio-ekonomi
• Masyarakat menjadi kecewa dan apatis
Merugikanmasyarakat
KONDISI SAAT INI MERUGIKAN SEMUA PIHAKYANG TERLIBATPerlindungan
pekerja
• Upah yang sesuai produktivitas dan melindungi dari inflasi
• Peluang untuk berkembang dan memajukan karir dan kemampuan
• Dukungan dalam menghadapi guncangan
• Mekanisme perlindungan dari risiko yang tidak ditawarkan oleh swasta(kesehatan, jaminan hari tua, kecelakaan kerja)
Apa keinginanpekerja?
• Bisa mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan
• Biaya tenaga kerja yang terjangkau dan pasti
• Kompetisi yang adil
• Akses modal jangka pendek dan jangka panjang
Apa keinginanpemberi kerja?
• Keadilan sosial dan kemakmuran bersama
• Stabilitas sosial
• Pembangunan ekonomi
• Kepastian hukum
• Pendapatan pajak untuk membiayai belanja publik
Apa keinginanmasyarakat?
DIBUTUHKAN SEBUAH STRATEGI KETENAGAKERJAAN YANG BISAMENGHASILKAN KONDISI YANG MENGUNTUNGKAN SEMUA PIHAK
Perlindunganpekerja
• Biaya tinggi dan tidakpasti untukperusahaan, sehinggaenggan untukmenambah pekerjadengan kontrak formal
• Perlindungan tidakpasti untuk pekerjakarena kepatuhanrendah
Dampak sistempesangon saat ini
• Distribusi risiko yang lebih baik
• Perlindungan lebihbaik bagi semuapengangguran
• Dapat dibiayai darikontribusi SJSN (daripekerja danperusahaan) dantambahan darinegara
Terapkan sistemperlindungan
untukpengangguran
• Sistem baru harusberkualitas tinggi, sesuai permintaanpemberi kerja, dandidukung dengansistem pencariankerja
Terapkan reformasisistem pelatihan
keterampilan
ADA BEBERAPA LANGKAH YANG BISA DITERAPKAN DALAM JANGKAPENDEK UNTUK MEREFORMASI PERLINDUNGAN PEKERJA
Perlindunganpekerja
• Pelatihanberkualitas
• Berbasis permintaanpemberi kerja
• Dukungan finansialuntuk pemuda dan
pekerja miskin
• Pemantauankebutuhanketerampilan
• Informasi pasar tenagakerja terkini
• Bantuan aktif untukpemuda dan pekerjamiskin
• Akses terhadaptabungan individu
• Dan dana kolektifuntuk “risk-pooling”
• Jam kerja fleksibel
• “job sharing”
• Ekspansi padat karya di saat terjadi guncangan
Perlindungandariguncangan
Bantuanpenghasilan
Pelatihanketerampilan
Bantuanpencariankerja
REKOMENDASI TERSEBUT DIDASARI CONTOH SUKSES DI JEPANG, TAIWAN, DAN KOREA
Perlindunganpekerja
RESPON KEBIJAKAN• Kampanye presidensial
yang masif untukmeningkatkan kesadaran
• Meningkatkan sumberdaya untuk inspeksi
HASIL• Komplain pekerja
meningkat• Kepatuhan meningkat
tanpa dampak negatifterhadap lapangan kerja
MASALAH• Upah rendah• Tingginya ketidakpatuhan
KAMPANYE COSTA RICA UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN TERHADAP UPAH MINIMUM
RESPON KEBIJAKAN• Memperkenalkan asuransi
pengangguran berbasis akunindividu
• Pekerja dan Pemberi Kerjaberkontribusi pada Akun Individu
• Pemberi Kerja dan Negara berkontribusi pada Dana Solidaritas
• Dikelola swasta melaluimanajemen Dana Pensiun
HASIL• Peningkatan cakupan secara
dramatis• Menghapus moral hazard• Sistem berkelanjutan secara
fiskal
MASALAH• Kurangnya jangkauan manfaat
pengangguran: hanya mencapai2% dari total pengangguransebelum reformasi
• Hanya pegawai dengan kontrakpermanen yang ditanggung, danmanfaatnya kecil
• Meningkatnya pengangguransetelah krisis Asia 1999
SKEMA ASURANSI PENGANGGURAN CHILE BERBASIS AKUN INDIVIDU
BANYAK CONTOH SUKSES INTERNASIONAL DALAM MENERAPKANREFORMASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PEKERJA
Perlindunganpekerja
NON-PROSEDURAL DAN KURANGNYA PERLINDUNGAN DAPAT MENURUNKAN MANFAAT MIGRASI
Remitansi terutama digunakan untuk konsumsi, sebagiankecil lainnya digunakan untuk investasi jangka panjang
Sumber: UN DESA, 2013
Remitan per pekerja migran Indonesia masihrendah dibanding negara lain
Sumber: Survei Migrasi, World Bank (2014)
TANTANGAN
49% pekerja migran Indonesia non prosedural,
74% diantaranya pergi ke Malaysia
Pekerja migran Indonesia belumterlindungi dengan baik
4.24.9
2.5
6.4
5.2
China Philippines Indonesia Thailand Sri Lanka
Pengiriman remitansi per pekerja 2013(ribu USD)
Laki-laki Non-prosedural
Wanita Non-prosedural
WanitaProsedural
Laki-lakiProsedural
30%
19%30%
21%
15%
22%
34%
41%
43%
82%
Modal bisnis
Tabungan
Rumah
Pendidikan
Pembayaran utang
Kebutuhan sehari-hari
33%
32%
33%
51%
Memiliki asuransi
Mengikuti pelatihan
Menandatangani kontrak kerjasebelum berangkat
Menandatangani kontrak kerja
NON-PROSEDURAL DAN KURANGNYA PERLINDUNGAN DAPAT MENURUNKAN MANFAAT MIGRASI
Migrasi
Sumber: Survei Migrasi, World Bank (2014)
Sumber: Survei Migrasi, World Bank (2014)
3 Profil Utamapekerja migran
MANFAAT EKONOMI
1. Wanita, pekerja sektordomestik di Saudi Arabia
2. Pekerja
migran di negara maju(Taiwan, Hong Kong, Singapura, lainnya)
3. Laki-laki, non-prosedural, di Malaysia
13%
27%
26%
RESIKO
4
16
94 6
3
13
22
12
05
10152025
Gaji lebih kecil dariyang dijanjikan
Pembayaran gajiterlambat
Gaji ditahan
%
57 6
14
11 2 1
0
5
10
Kekerasan fisik Kekerasanpsikologis
Kekerasan seksual
%
88
26 22
5251
11 12 1513 716
5
020406080
100
Tidakmendapatkanupah lembur
Jam kerja yangterlalu panjang
Beban kerjaberat
Tidakmendapat hari
libur%
Profil 1 Profil 2 Profil 3
Perkotaan
Pedesaan
72%
Mayoritas migranberasal daripedesaan
… dari daerah dengan tingkatkemiskinan relatif lebih tinggi
12% 9%0%
5%
10%
15%
Daerah sentramigran
Daerah non-sentra migran
Tingkat Kemiskinan
48%30%
22%
48%14%
13%
11%
Gaji lebih tinggi
Cerita sukses
Tidak punyapekerjaan
Tuntutan ekonomi
…berpendidikanSD ke bawah
465 958 934
2,386
5,026
3,753
1,610
3,928
2,330
5.15.2
4.0 -
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Profil 1 Profil 2 Profil 3
Rib
u R
up
iah
Upah sebelum migrasi Upah per bulan (net)
Manfaat bersih per bulan Rasio (net)
SD
SMA
SMP
…ingin mendapat gaji lebih tinggi
Saudi Arabia13 %
Singapore5 %
Malaysia55 %
Hongkong6 %
Taiwan10 %
Persebaran migranberdasarkan negara tujuan
KARAKTERISTIK DAN PENGALAMAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA YANG BERAGAM
Migrasi
Sumber: Survei Migrasi, World Bank (2014)
Hanya separuh mantan pekerjamigran menjadi pekerja dibayar
setelah kembali ke Indonesia
Banyak mantan pekerja migran tidakmenggunakan keterampilan baru
yang diperolehnya…
Migrasi prosedural terlalumahal…
…kompleks dan memakan waktu
22tahap, 5-6bulanSumber: BNP2TKI
Ke Taiwan:
Rp 15 jt
Ke HK:
Rp 7 jt
Banyak pekerja migran tidakterinformasi dengan baik…
39% Keluarga migran tidak tahupersyaratan…
…dan risiko menjadi pekerja migran42%
Masih banyak yang tidakmenerima pelatihan
Hanya 32% pekerja migran, 63%dari prosedural menerima pelatihan 28% mantan pekerja migran
menggunakan remitansi untuk membukausaha
Hanya
2%
Migranmengikutipelatihanketrampilan/wirausahasetelahkembali
11%
MenggunakanKeterampilan Baru
di Indonesia
Ya
Tidak8,704
5,726
Prosedural Non Prosedural
Rib
u R
p
Rata-rata biaya migrasi
46%
56%
64%
76%
73%
Pengiriman remitansi
Budaya
Tata krama
Keterampilan
Bahasa
Materi pelatihan yang diterima
3%
16%
29%
17%
11%
>6 bulan
3-6 bulan
1-3 bulan
1-4 minggu
<1 minggu
Lama Pelatihan
Bahkan dengan durasi danmateri pelatihan bervariasi
Walaupun hampir 1/3 mantanpekerja migran sudah menggunakan
remitansi untuk membuka usaha
2919
4843
18
29
0
20
40
60
1 bulan ataukurang
2 bulan 3 bulan ataulebih
%
Prosedural Non Prosedural
52
86
33
0
50
100
Total Laki-laki Wanita%
TKI Purna menjadi pekerja dibayar
PEKERJA MIGRAN INDONESIA MASIH MENGHADAPI BERBAGAI PERMASALAHAN SEPANJANG TAHAPAN MIGRASI
Migrasi
Sumber: Survei Migrasi, World Bank (2014)Sumber: Survei Migrasi, World Bank (2014)Sumber: Survei Migrasi, World Bank (2014)
Migrasi prosedural yang mudah, cepat dan murah
Migrasi yang terlindungi(terinformasi dan terlatih)
Manfaat migrasiberkelanjutan
KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA
Penyederhanaan Prosedur:• Layanan Terpadu Satu Pintu
Baru ada di 4 kota
Pengurangan biaya migrasi:• Kredit Usaha Rakyat
Prosedur masih berbelit
Transparansi prosedur:• Program G2G
Hanya untuk pekerjaterampil ke 3 negara
Sosialisasi prosedur migrasi:• Sosialisasi berinovasi dan masif
Masih terbatas
Penertiban PPTKIS:• Rating PPTKIS
Belum diikuti sanksi pada PPTKIS bermasalah
Pembekalan dan pelatihan TKI• PAP
Belum terstandardisasi, materi dan penyampaiannya
Perlindungan di negara tujuan• Bilateral Agreement (MoA), service center, konsuler
Belum ada MoA
Pemberdayaan TKI Purna:• Edukasi dan pelatihan
Belum dalam skalanasional dan belumterstandardisasi
• Kredit Usaha Rakyat untuk TKI PurnaSosialisasi barudilakukan di beberapadaerah
PENGALAMAN INTERNASIONAL
• Filipina: Hassle-Free Recruitment, Biaya Rekrutmen tanpa pajakuntuk migran low-skilled, Database terintegrasi.
• Vietnam: Program 62 Distriktermiskin
• Filipina: Kerjasama pengadaan pelatihan dengan LSM, Penandatanganan MoA dengan Negara tujuan
• Sri Lanka dan Moldova: Kerjasama pembekalanpemberangkatan dengan Negara Tujuan
• Meksiko dan Turki: Pembentukan komunitas untukmembantu migran menyelesaikan masalah komunikasi
• Filipina, Bangladesh dan Sri Lanka: Pembentukanorganisasi pemberdayaanmigran purna
• Filipina: Program investasiSSS Flexi-Fund
MIGRASI INDONESIA YANG AMAN DAN BERMANFAATMigrasi
38 juta orang tidak aktif34 juta (88% dari total) adalah wanita
juta
%
Hampir sepertiga wanita muda(15-24) tidak produktif (NEET)
BANYAK ORANG INDONESIA DALAM USIA PRODUKTIFYANG TIDAKBEKERJA SECARA PRODUKTIF
Pemuda danwanita
51
85
Ditambah lagi 39% wanita dan23% pria setengah menganggur
Tahun 2015, partisipasi wanita dalamangkatan kerja hanya 51%
%
22% pemuda menganggur, jauh lebihtinggi dari kelompok usia lain
-
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Bekerja
Tidak aktif
MenganggurMenempuhpendidikan
0
10
20
30
40
50
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Male Female0
10
20
30
40
50
15-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-59 >=60
2015 2014 2005
Sumber: Sakernas, BPS (2000-2015)
Pengangguran di kalangan wanita Pengangguran di kalangan usia muda
Sumber: East Asia Pacific At Work, World Bank (2014)
WANITA DAN PEMUDA YANG PALING DIRUGIKAN DARI REGULASI KETENAGAKERJAAN YANG KAKU
Pemuda danwanita
5716
8
19
Sedikit perantara pasar tenagakerja publik dan swasta, dantidak berfungsi dengan baik
Terbatasnya cakupan danrendahnya kualitas lembaga
pelatihan keterampilan
Inklusi finansial buruk menghambatkredit dan tabungan
Cara mendapatkan pekerjaan
Umur 15-24
Terbatasnya cakupan lembagapelatihan keterampilan yang
berkualitas: seluruhnya ada 273pusat pelatihan vokasional (BLK):
tetapi 62 di antaranya tidak
memiliki spesialisasi.
2015
42
55
28 27
0
10
20
30
40
50
60
Account at aformal
financialinstitution
Saved at aformal
financialinstitution
Loan fromfamily or
friends in thepast year
Indonesia EAP%
Umur 25+
Temandan
Saudara
Menghubungiperusahaan
BursaKerja&iklan
Dihubungiperusahaan
(Sumber: IFLS 2015)
Perkuat perantara pasar tenagakerja publik dan swasta, pacu jugaperangkat serta databasepencarian pekerjaan daring
Perluas dan tingkatkan pusatpelatihan melalui sertifikasi danpengawasan publik; terapkansistem voucher (a la Jóvenes) bagipekerja miskin / muda
Tingkatkan akses ke lahan di area pedesaan dan kredit padaumumnya, terutama untuk wanita
KENDALA UTAMA ADALAH PERANTARA PASAR TENAGA KERJA, AKSESTERHADAP PELATIHAN, DAN AKSES MODAL
Pemuda danwanita
47
22
13
18
KEBIJAKAN
• Voucher untukpemuda miskinyang membiayaipelatihan, makan, dantransportasi
• Voucher dapatdigunakan di tempatpelatihanswastaataupunnirlaba yang dipilihpemerintah
HASIL
• Persentasepemudaperempuan yang bekerja naik 6.1 persen
• Program sangatefektif biaya: biaya per penerimamanfaat adalahUSD750, manfaat total antara USD 666 dan 2990
KOLOMBIA: JÓVENES EN ACCIÓN
KEBIJAKAN
Bantuankepadapekerja wanitarural untukmendapataksesterhadaptanah, modal, dan layananpemerintah
HASIL
• Partisipasi TK wanita naik dari45% ke 60%
• Persentasewanita denganakte tanah naikdari 13% menjadi56% antara 2003 dan 2007
• Proporsi wanitadalam program keuangan rural naik menjadihampir 26%
BRAZIL: KEBIJAKAN UNTUK PARTISIPASI TK WANITA
BANYAK CONTOH SUKSES DARI MANCA NEGARA DALAM MENDUKUNGPEMUDA DAN WANITA
Pemuda danwanita
Terima kasih