menyerahnya jepang

23
Menyerahnya Jepang 1 Menyerahnya Jepang Disaksikan Jenderal Richard K. Sutherland, Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani Dokumen Kapitulasi Jepang di atas kapal USS Missouri, 2 September 1945. Menyerahnya Jepang pada bulan Agustus 1945 menandai akhir Perang Dunia II. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945, sementara invasi Sekutu ke Jepang hanya tinggal waktu. Walaupun keinginan untuk melawan hingga titik penghabisan dinyatakan secara terbuka, pemimpin Jepang dari Dewan Penasihat Militer Jepang secara pribadi memohon Uni Soviet untuk berperan sebagai mediator dalam perjanjian damai dengan syarat-syarat yang menguntungkan Jepang. Sementara itu, Uni Soviet juga bersiap-siap untuk menyerang Jepang dalam usaha memenuhi janji kepada Amerika Serikat dan Inggris di Konferensi Yalta. Pada 6 Agustus dan 9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pada 9 Agustus, Uni Soviet melancarkan penyerbuan mendadak ke koloni Jepang di Manchuria (Manchukuo) yang melanggar Pakta Netralitas SovietJepang. Kaisar Hirohito campur tangan setelah terjadi dua peristiwa mengejutkan tersebut, dan memerintahkan Dewan Penasihat Militer untuk menerima syarat-syarat yang ditawarkan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam. Setelah berlangsung perundingan di balik layar selama beberapa hari, dan kudeta yang gagal, Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di hadapan rakyat pada 15 Agustus 1945. Dalam pidato radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar), Hirohito membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang telah menyerah. Pendudukan Jepang oleh Komando Tertinggi Sekutu dimulai pada 28 Agustus. Upacara kapitulasi diadakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat Missouri. Dokumen Kapitulasi Jepang yang ditandatangani hari itu oleh pejabat pemerintah Jepang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II. Penduduk sipil dan anggota militer di negara-negara Sekutu merayakan Hari Kemenangan atas Jepang (V-J Day). Walaupun demikian, sebagian pos komando terpencil dan personel militer dari kesatuan di pelosok-pelosok Asia menolak untuk menyerah selama berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun setelah Jepang menyerah. Sejak kapitulasi Jepang, sejarawan terus berdebat tentang etika penggunaan bom atom

Upload: herwan-santoso

Post on 30-Nov-2015

375 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Menyerahnya Jepang 1

Menyerahnya Jepang

Disaksikan Jenderal Richard K. Sutherland, Menteri Luar Negeri Jepang MamoruShigemitsu menandatangani Dokumen Kapitulasi Jepang di atas kapal USS

Missouri, 2 September 1945.

Menyerahnya Jepang pada bulan Agustus1945 menandai akhir Perang Dunia II.Angkatan Laut Kekaisaran Jepang secaraefektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945,sementara invasi Sekutu ke Jepang hanyatinggal waktu. Walaupun keinginan untukmelawan hingga titik penghabisandinyatakan secara terbuka, pemimpinJepang dari Dewan Penasihat Militer Jepangsecara pribadi memohon Uni Soviet untukberperan sebagai mediator dalam perjanjiandamai dengan syarat-syarat yangmenguntungkan Jepang. Sementara itu, UniSoviet juga bersiap-siap untuk menyerangJepang dalam usaha memenuhi janji kepadaAmerika Serikat dan Inggris di KonferensiYalta.

Pada 6 Agustus dan 9 Agustus, AmerikaSerikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pada 9 Agustus, Uni Soviet melancarkan penyerbuanmendadak ke koloni Jepang di Manchuria (Manchukuo) yang melanggar Pakta Netralitas Soviet–Jepang. KaisarHirohito campur tangan setelah terjadi dua peristiwa mengejutkan tersebut, dan memerintahkan Dewan PenasihatMiliter untuk menerima syarat-syarat yang ditawarkan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam. Setelah berlangsungperundingan di balik layar selama beberapa hari, dan kudeta yang gagal, Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radiodi hadapan rakyat pada 15 Agustus 1945. Dalam pidato radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar),Hirohito membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwaJepang telah menyerah.

Pendudukan Jepang oleh Komando Tertinggi Sekutu dimulai pada 28 Agustus. Upacara kapitulasi diadakan pada 2September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat Missouri. Dokumen Kapitulasi Jepang yang ditandatanganihari itu oleh pejabat pemerintah Jepang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II. Penduduk sipil dan anggota militerdi negara-negara Sekutu merayakan Hari Kemenangan atas Jepang (V-J Day). Walaupun demikian, sebagian poskomando terpencil dan personel militer dari kesatuan di pelosok-pelosok Asia menolak untuk menyerah selamaberbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun setelah Jepang menyerah. Sejak kapitulasi Jepang, sejarawan terusberdebat tentang etika penggunaan bom atom

Menyerahnya Jepang 2

Kekalahan Jepang

Pendaratan Sekutu di Medan Perang OperasiSamudra Pasifik, Agustus 1942 hingga Agustus

1945.

Pada tahun 1945, Jepang telah hampir dua tahun berturut-turutmengalami kekalahan berkepanjangan di Pasifik Barat Daya,kampanye militer Mariana, dan kampanye militer Filipina. Pada Juli1944 setelah Saipan jatuh, Jenderal Hideki Tōjō diangkat sebagaiperdana menteri oleh Jenderal Kuniaki Koiso yang menyatakanFilipina sebagai tempat pertempuran berikutnya yang menentukan.[1]

Setelah Filipina jatuh, giliran Koiso yang diganti oleh LaksamanaKantarō Suzuki. Paruh pertama tahun 1945, Sekutu sudah berhasilmerebut Iwo Jima dan Okinawa. Setelah diduduki Sekutu, Okinawadijadikan daerah singgahan untuk menyerbu ke pulau-pulau utama diJepang.[2]

Operasi kapal-kapal selam Sekutu dan penyebaran ranjau di lepas pantai Jepang telah menghancurkan sebagian besararmada dagang Jepang. Sebagai negara dengan sedikit sumber daya alam, Jepang bergantung kepada bahan mentahyang diimpor dari daratan Asia dan dari wilayah pendudukan Jepang di Hindia Belanda, terutama minyak bumi.[3]

Penghancuran armada dagang Jepang, ditambah dengan pengeboman strategis kawasan industri di Jepang telahmeruntuhkan ekonomi perang Jepang. Produksi batu bara, besi, besi baja, karet, dan pasokan bahan mentah lainnyahanya dalam jumlah kecil dibandingkan pasokan sebelum perang.[4][5]

Kapal tempur Jepang Haruna karam di tempatbersandarnya di pangkalan angkatan laut Kurepada peristiwa Pengeboman Kure 24 Juli 1945.

Sebagai akibat kerugian yang dialami, kekuatan Angkatan LautKekaisaran Jepang secara efektif sudah habis. Setelah serangkaianpengeboman Sekutu di galangan kapal Jepang di Kure, PrefekturHiroshima, kapal-kapal perang Jepang yang tersisa hanyalah enamkapal induk, empat kapal penjelajah, dan satu kapal tempur. Namunsemuanya tidak memiliki bahan bakar yang cukup. Walaupun masihada 19 kapal perusak dan 38 kapal selam yang masih operasional,pengoperasian mereka menjadi terbatas akibat kekurangan bahanbakar.[6][7]

Menghadapi kemungkinan penyerbuan Sekutu ke pulau-pulau utamaJepang, dimulai dari Kyushu, Jurnal Perang Markas Besar Kekaisaranmenyimpulkan,

Kami tidak dapat lagi memimpin perang dengan adasedikit pun harapan untuk menang. Satu-satunya jalanyang tersisa adalah mengorbankan nyawa seratus jutarakyat Jepang sebagai bom hidup agar musuh kehilangansemangat bertempur.[8]

Sebagai usaha darurat yang terakhir untuk menghentikan gerak maju Sekutu, Komando Tertinggi Kekaisaran Jepangmerencanakan pertahanan Kyushu secara habis-habisan. Usaha yang dinamakan dengan sandi Operasi Ketsu-Go.[9]

ini dimaksudkan sebagai perubahan strategi yang radikal. Berbeda dari sistem pertahanan berlapis seperti dipakaisewaktu menginvasi Peleliu, Iwo Jima, dan Okinawa, kali ini semuanya dipertaruhkan di pantai. Sebelum pasukandan perlengkapan didaratkan transpor amfibi di pantai, mereka akan diserang oleh 3.000 pesawat kamikaze. Bilastrategi ini tidak mengusir Sekutu, Jepang akan mengerahkan 3.500 pesawat kamikaze tambahan berikut 5.000 kapalbunuh diri Shinyo disertai kapal-kapal perusak dan kapal-kapal selam yang masih tersisa--hingga kapal terakhir yangoperasional--untuk menghancurkan Sekutu. Bila Sekutu menang dalam pertempuran di pantai dan berhasil mendarat

Menyerahnya Jepang 3

di Kyushu, hanya akan tersisa 3.000 pesawat untuk mempertahankan pulau-pulau Jepang yang lain. Walaupundemikian, Kyushu akan dipertahankan "hingga titik darah penghabisan".[7] Serangkaian gua-gua digali di dekatNagano. Gua-gua tersebut disebut Markas Besar Kekaisaran Bawah Tanah Matsushiro akan dijadikan MarkasAngkatan Darat di saat terjadinya invasi Sekutu dan sebagai rumah perlindungan Kaisar Jepang dan keluarga.

Dewan Penasihat MiliterPengambilan keputusan perang Jepang berpusat di Dewan Penasihat Militer yang beranggotakan enam pejabattinggi: perdana menteri, menteri luar negeri, menteri angkatan darat, menteri angkatan laut, kepala staf umumangkatan darat, dan kepala staf umum angkatan laut. Ketika terbentuknya kabinet pemerintah Suzuki pada April1945, keanggotaan dewan terdiri dari:

Kabinet Suzuki, Juni 1945

• Perdana Menteri Laksamana Kantarō Suzuki• Menteri Luar Negeri Shigenori Tōgō• Menteri Angkatan Darat Jenderal Korechika Anami• Menteri Angkatan Laut Laksamana Mitsumasa Yonai• Kepala Staf Umum Angkatan Darat Jenderal Yoshijirō Umezu• Kepala Staf Umum Angkatan Laut Laksamana Koshirō Oikawa

(kemudian diganti oleh Laksamana Soemu Toyoda)

Secara hukum, Angkatan Darat dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepangmemiliki hak untuk mencalonkan (atau menolak pencalonan) masing-masing menteri. Sebagai hasilnya, Jepangdapat menghindari pembentukan pemerintahan yang tidak diingini, atau terjadinya pengunduran diri yang dapatmenjatuhkan pemerintah yang sedang berjalan.[10][11]

Kaisar Hirohito dan Penjaga Cap Pribadi Kaisar Kōichi Kido juga hadir dalam rapat-rapat Dewan PenasihatMiliter.[12]

Perbedaan pendapat di kalangan pemimpin JepangKabinet Suzuki dalam berbagai segi, lebih memilih meneruskan perang. Bagi Jepang, kapitulasi adalah hampir tidakterpikirkan. Dalam 2000 tahun sejarahnya, Jepang tidak pernah diinvasi bangsa asing atau kalah dalam perang.[13]

Hanya Menteri Angkatan Laut Mitsumasa Yonai yang diketahui memiliki keinginan untuk mengakhiri perang.[14]

Menurut sejarawan Richard B. Frank:Walaupun Suzuki pastinya melihat perdamaian sebagai tujuan jarak jauh, ia tidak memiliki rencana untukmewujudkannya dalam rentang waktu segera atau dengan syarat-syarat yang dapat diterima Sekutu.Komentarnya dalam konferensi negarawan senior tidak memberikan tanda-tanda dirinya menginginkanberakhirnya perang lebih awal ... ; Pilihan Suzuki untuk pos-pos kabinet yang paling penting, denganpengecualian satu orang, bukanlah juga tokoh pendukung perdamaian.[15]

Seusai perang, Perdana Menteri Suzuki dan pejabat lain dari pemerintahannya mengaku mereka secara rahasiamerundingkan perdamaian, tapi secara terbuka tidak dapat mengumumkannya. Mereka mengutip konsep Jepangtentang haragei (seni berkomunikasi dengan sikap dan kekuatan kepribadian dan bukan melalui kata-kata) untukmembenarkan ketidakselarasan antara tindakan di muka umum dan pekerjaan di balik layar. Namun, sebagiansejarawan menolak interpretasi ini. Robert J. C. Butow menulis:

Berdasarkan alasan yang sangat ambigu, pembelaan soal haragei menimbulkan kecurigaan bahwa dalammasalah politik dan diplomasi, secara sadar menggantungkan diri pada seni menggertak mungkin dapatdianggap sebagai pengelabuan disengaja yang diperkirakan didasarkan keinginan mengadu domba untukkeuntungan sendiri. Walaupun keputusan ini tidak sesuai dengan kepribadian Laksamana Suzuki yang banyakdipuji, pada kenyataannya dari saat ia diangkat sebagai perdana menteri hingga hari ia mengundurkan diri,tidak ada seorang pun yang dapat memastikan apa yang berikutnya akan dikatakan atau dilakukan Suzuki.[16]

Menyerahnya Jepang 4

Pemimpin Jepang selalu menginginkan penyelesaian perang dengan negosiasi. Perencanaan praperang merekamengharapkan perluasan wilayah secara cepat, konsolidasi, konflik yang tidak terhindarkan dengan Amerika Serikat,dan penyelesaian perang yang memungkinkan Jepang mempertahankan paling tidak beberapa wilayah baru yangtelah mereka duduki.[17] Pada tahun 1945, pemimpin-pemimpin Jepang sepakat bahwa perang tidak berjalan denganlancar, namun mereka tidak sepakat mengenai cara-cara terbaik dalam bernegosiasi untuk mengakhiri perang. Dikalangan pemimpin Jepang terbelah menjadi dua kubu. Faksi "damai" menginginkan inisiatif diplomatik denganmembujuk pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin agar bertindak sebagai mediator penyelesaian perang antara Jepangdan Amerika Serikat beserta sekutunya. Sebaliknya faksi garis keras lebih memilih bertempur dalam satupertempuran terakhir yang "menentukan" hingga jatuh korban begitu banyak di pihak Sekutu yang mengakibatkanmereka mau menawarkan syarat-syarat yang lebih lunak.[18] Kedua kubu terbentuk berdasarkan pengalaman Jepangdalam Perang Rusia-Jepang empat puluh tahun sebelumnya. Dalam perang tersebut terjadi serangkaian pertempuranyang memakan kerugian besar yang tidak menentukan pemenang, namun diakhiri oleh Pertempuran Tsushima yangdimenangkan Jepang.[19]

Laksamana Kantarō Suzuki menjabatPerdana Menteri Jepang dalam

bulan-bulan sebelum perangberakhir.

Pada akhir Januari 1945, beberapa pejabat Jepang yang dekat dengan kaisarmempertimbangkan syarat-syarat kapitulasi yang akan melindungi kedudukanKaisar Jepang. Proposal-proposal yang dikirim melalui saluran Amerika Serikatdan Inggris tersebut disusun oleh Jenderal Douglas MacArthur menjadi dokumen40 halaman, dan kemudian pada 2 Februari, dua hari sebelum Konferensi Yaltadiberikan kepada Presiden Franklin D. Roosevelt. Menurut laporan, tanpapertimbangan apa pun, dokumen tersebut ditolak oleh Roosevelt. Semuaproposal mencakup syarat bahwa kedudukan kaisar tetap dipertahankan,walaupun mungkin sebagai penguasa boneka. Namun pada saat itu, kebijakanSekutu hanyalah menerima penyerahan tanpa syarat.[20] Selain itu,proposal-proposal ini ditolak keras oleh pejabat pemerintahan Jepang yangberpengaruh, dan oleh karena itu tidak dapat dikatakan mewakili keinginanJepang yang sebenarnya untuk menyerah pada waktu itu.[21]

Pada Februari 1945, Pangeran Fumimaro Konoe memberi Kaisar Hirohitosebuah memorandum yang menganalisa situasi, dan menyampaikan kepadaHirohito bila perang diteruskan, kekaisaran akan menghadapi revolusi internal

yang lebih berbahaya daripada kalah dalam perang.[22] Menurut buku harian Pengurus Rumah Tangga KaisarHisanori Fujita, kaisar yang menunggu pertempuran menentukan (tennōzan), menjawab bahwa masih terlalu dinimenawarkan perdamaian, "kecuali kita membuat satu lagi kemenangan militer."[23] Masih pada bulan Februari tahunyang sama, divisi perjanjian Jepang menulis tentang kebijakan Sekutu terhadap Jepang mengenai "penyerahan tanpasyarat, pendudukan, perlucutan senjata, penghapuskan militerisme, reformasi demokrasi, hukuman bagi penjahatperang, dan status kaisar."[24] Perlucutan senjata oleh Sekutu, penjatuhan hukuman bagi penjahat perang Jepang, dankhususnya pendudukan dan penghapusan jabatan kaisar tidak diterima oleh pimpinan Jepang.[25][26]

Pada 5 April, Uni Soviet mengumumkan tidak akan memperbarui Pakta Netralitas Soviet-Jepang yangditandatangani tahun 1941 setelah terjadinya Peristiwa Nomonhan.[27] Di Konferensi Yalta Februari 1945,negara-negara Barat yang tergabung dalam Sekutu telah menyepakati konsesi yang substansial dengan Soviet untukmengamankan janji dari Soviet untuk menyatakan perang terhadap Jepang tidak lebih dari tiga bulan setelah Jermanmenyerah. Walaupun secara hukum Pakta Netralitas tetap berlaku hingga setahun setelah Uni Sovietmembatalkannya (hingga 5 April 1946), namun pembatalan sepihak ini secara jelas namun terselubung menunjukkanniat perang Uni Soviet.[28]

Menyerahnya Jepang 5

Menteri Luar Negeri Shigenori Tōgō

Pada serangkaian rapat tingkat tinggi pada bulan Mei 1965, keenamanggota Dewan Penasihat Militer dengan serius membahas caramengakhiri perang. Namun tidak seorang pun dari mereka setujudengan syarat-syarat yang diajukan Sekutu. Mengingat siapa pun yangsecara terbuka mendukung kapitulasi Jepang terancam bahayapembunuhan oleh perwira angkatan darat yang sangat setia, rapat-rapattersebut tertutup bagi siapa pun kecuali keenam anggota DewanPenasihat Militer, kaisar, dan penjaga cap pribadi kaisar. Tidak adaperwira eselon dua atau eselon tiga yang diizinkan hadir.[29] Padarapat-rapat tersebut, hanya Menteri Luar Negeri Tōgō yang menyadarikemungkinan sekutu negara-negara Barat sudah membuat konsesidengan Soviet untuk mengajak mereka berperang melawan Jepang.[30]

Sebagai hasil rapat-rapat tersebut, Tōgō diberi wewenang untukmendekati Uni Soviet, meminta mereka untuk tetap mempertahankannetralitas, atau lebih fantastis lagi, mau membentuk aliansi.[31]

Sejalan dengan tradisi pemerintahan baru mengumumkan tujuan-tujuanmereka, setelah rapat bulan Mei selesai, staf Angkatan Darat mengeluarkan dokumen berjudul "KebijakanFundamental untuk Diikuti Selanjutnya dalam Melaksanakan Perang" yang menyatakan rakyat Jepang akan berjuanghingga punah daripada menyerah. Kebijakan ini diadopsi oleh Dewan Penasihat Militer pada 6 Juni (Tōgōmenentangnya, sementara kelima anggota lain mendukung).[32] Dokumen-dokumen yang diajukan Suzuki padapertemuan yang sama menyarankan bahwa dalam usaha awal diplomatik dengan Uni Soviet, Jepang mengambilpendekatan sebagai berikut:

Rusia harus diberi tahu dengan jelas bahwa kemenangannya atas Jerman adalah berkat Jepang, karenakita tetap netral, dan Soviet akan diuntungkan bila membantu Jepang mempertahankan posisinya didunia internasional, karena musuh mereka di masa depan adalah Amerika Serikat.[33]

Pada 9 Juni, orang kepercayaan kaisar Kōichi Kido menulis "Rancangan Rencana Pengendalian Situasi Krisis" yangmemperingatkan bahwa pada akhir tahun kemampuan Jepang untuk melakukan perang modern akan habis danpemerintah akan tidak mampu mengendalikan kerusuhan sipil. "... Kita tidak tahu pasti apakah kita akan bernasibsama seperti Jerman dan terjatuh dalam keadaan yang sulit hingga kita tidak dapat mencapai tujuan tertinggimenjaga Rumah Tangga Kekaisaran dan mempertahankan tata negara nasional."[34] Kido mengusulkan kaisar sendiriikut ambil bagian, dengan menawarkan untuk mengakhiri perang dengan "syarat-syarat yang sangat murah hati".Kido mengusulkan Jepang melepaskan wilayah jajahan Eropa, asalkan mereka diberi kemerdekaan, dan negara kitadilucuti, serta untuk sementara harus "puas dengan pertahanan minimum". Berbekal penugasan kaisar, Kidomendekati beberapa anggota Dewan Penasihat Militer. Tōgō sangat mendukung. Suzuki dan Menteri Angkatan LautLaksamana Mitsumasa Yonai keduanya sangat berhati-hati mendukung; masing-masing bertanya dalam hati, apayang dipikirkan satu sama lain. Menteri Angkatan Darat Jenderal Korechika Anami bersikap ambivalen, bersikerasdiplomasi harus menunggu "hingga Amerika Serikat menderita kerugian besar" dalam Operasi Ketsu-Go.[35]

Pada bulan Juni 1845, kaisar sudah kehilangan kepercayaan terhadap kesempatan mencapai kemenangan militer.Jepang sudah kalah dalam Pertempuran Okinawa. Kaisar juga sudah mendapat kabar tentang kelemahan angkatandarat di Cina, begitu pula soal angkatan laut dan angkatan darat yang mempertahankan pulau-pulau utama Jepang.Kaisar menerima laporan dari Pangeran Higashikuni; darinya kaisar mengambil kesimpulan bahwa "bukan sajapertahanan lepas pantai, divisi yang tersedia untuk diterjunkan di pertempuran yang menentukan juga tidak memilikijumlah senjata yang memadai."[36] Menurut kaisar:

Kita sudah diberi tahu besi asal bom yang dijatuhkan musuh sudah digunakan untuk membuat sekop.Hal ini berarti kita tidak berada dalam posisi melanjutkan perang.[36]

Menyerahnya Jepang 6

Pada 22 Juni, kaisar memanggil keenam anggota Dewan Penasihat Militer untuk rapat. Tidak seperti biasanya, kaisarmembuka pembicaraan: "Kita menginginkan rencana konkrit untuk mengakhiri perang, tanpa dirintangi kebijakanyang ada, akan dipelajari dengan cepat dan usaha-usaha dilakukan untuk mengimplementasikannya."[37] Pertemuanmenyetujui untuk mengundang bantuan Soviet dalam mengakhiri perang. Negara-negara netral lain seperti Swiss,Swedia, dan Vatikan dikenal berniat memainkan peranan dalam menciptakan perdamaian, tapi mereka terlalu kecilhingga mereka tidak dapat melakukan lebih dari sekadar menyampaikan syarat-syarat kapitulasi Sekutu sertapenerimaan atau penolakan dari Jepang. Uni Soviet diharapkan dapat dibujuk untuk bertindak sebagai agen Jepangdalam bernegosiasi dengan Sekutu Barat.[38]

Usaha berurusan dengan Uni SovietPada 30 Juni, Tōgō memerintahkan Duta Besar Jepang untuk Moskwa Naotake Satō untuk berusaha menciptakan"hubungan persahabatan yang erat dan abadi." Satō bermaksud membicarakan status Manchuria dan "masalah apasaja yang akan diangkat Rusia."[39] Satō akhirnya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Soviet Vyacheslav Molotovpada 11 Juli, namun pertemuan tidak menghasilkan apa-apa. Pada 12 Juli, Tōgō memerintahkan Satō untukmenyampaikan kepada Soviet bahwa,

Yang Mulia Kaisar mempertimbangkan fakta bahwa perang yang sekarang dari hari ke hari membawakemalangan dan pengorbanan bagi rakyat dari semua pihak-pihak yang berperang, keinginan dari dalamhati agar dapat segera dihentikan. Namun selama Inggris dan Amerika Serikat bersikeras soalpenyerahan tanpa syarat, Kekaisaran Jepang tidak punya pilihan lain kecuali bertempur dengan segenaptenaga untuk kehormatan dan keberlangsungan tanah air.[40]

Kaisar mengusulkan untuk mengirim Pangeran Konoe sebagai Utusan Luar Biasa, walaupun ia tidak dapat tiba diMoskwa sebelum dimulainya Konferensi Potsdam.Satō memberi tahu Tōgō bahwa dalam kenyataan, Jepang hanya dapat mengharapkan "penyerahan tanpa syarat atausyarat-syarat yang hampir setara ke situ". Lebih jauh lagi Satō mengatakan bahwa pesan-pesan Tōgō "tidak jelas soalpandangan pemerintah dan militer dalam hal penghentian perang," serta mempertanyakan apakah inisiatif Tōgōdidukung oleh unsur-unsur kunci dalam struktur kekuasaan Jepang.[41]

Pada 17 Juli, Tōgō menjawab,Walaupun para penguasa, dan juga pemerintah yakin bahwa kekuatan perang kita masih dapatmenimbulkan pukulan berarti terhadap musuh, kami tidak dapat merasakan kedamaian hati yangbetul-betul pasti. ... Namun, mohon betul-betul diingat, bahwa kita tidak meminta mediasi Rusia untukhal-hal seperti penyerahan tanpa syarat.[42]

Dalam jawabannya, Satō memperjelas,Sudah barang tentu dalam pesan saya sebelumnya menyebut penyerahan tanpa syarat atau syarat-syaratyang hampir setara, saya membuat pengecualian soal mempertahankan [Rumah Tangga Kekaisaran].[43]

Pada 21 Juli, berbicara atas nama kabinet, Tōgō mengulangi,Mengenai soal penyerahan tanpa syarat kami tidak dapat menyetujuinya berdasarkan keadaanbagaimana pun. ... Dalam usaha menghindari keadaan seperti itu kita sedang mencari damai, ... melaluijasa baik Rusia. ... Ditinjau dari sudut pandang dalam negeri dan luar negeri, membuat pernyataansegera tentang syarat-syarat tertentu adalah merugikan dan tidak mungkin.[44]

Ahli kriptografi Amerika Serikat yang bergabung dalam Proyek Magic telah memecahkan sebagian besar sandiJepang, termasuk kode Purple yang dipakai oleh kantor-kantor perwakilan Jepang untuk menyandikan korespondendiplomatik. Sebagai akibatnya, pesan antara Tokyo dan kedutaan-kedutaan Jepang bocor ke pemimpin Sekutuhampir sama cepatnya dengan penerima di alamat tujuan.[45]

Menyerahnya Jepang 7

Maksud-maksud SovietUrusan keamanan mendominasi keputusan Soviet soal Timur Jauh.[46] Di antara keinginan yang paling utama adalahmemperoleh akses tidak terbatas ke Samudra Pasifik. Kawasan lepas pantai Soviet di Pasifik yang bebas essepanjang tahun, khususnya Vladivostok, dapat diblokade melalui udara dan laut dari Sakhalin dan Kepulauan Kuril.Bila keduanya didapatkan berarti Rusia memperoleh akses bebas ke Selat Soya yang memang menjadi sasaranutama.[47][48] Sasaran kedua adalah perjanjian kontrak Jalur Kereta Api Timur Jauh Cina, Jalur Kereta ApiManchuria Selatan, Dairen, dan Lushun.[49]

Untuk mencapai tujuannya, Stalin and Molotov dengan semangat bernegosiasi dengan Jepang, memberikan Jepangharapan palsu akan perdamaian dengan Uni Soviet sebagai mediator.[50] Pada saat yang bersamaan, dalam transaksiSoviet dengan Amerika Serikat dan Inggris, Soviet bersikeras untuk secara ketat menaati Deklarasi Kairo, ditegaskankembali di Konferensi Yalta bahwa Sekutu tidak akan menerima perdamaian bersyarat atau perdamaiansendiri-sendiri dengan Jepang. Kepada semua negara-negara Sekutu, Jepang harus menyerah tanpa syarat. Untukmemperpanjang perang, Uni Soviet menentang semua upaya yang dilakukan untuk memperlunak syarat-syaratkapitulasi.[50] Bila perang tidak segera selesai, Uni Soviet masih punya cukup waktu untuk memindahkanpasukan-pasukan mereka ke medan perang Pasifik, untuk selanjutnya merebut Sakhalin, Kepulauan Kuril, dankemungkinan Hokkaido[51] (invasi dimulai dengan pendaratan di Rumoi, Hokkaido).[52]

Proyek ManhattanPada 1939, Albert Einstein dan Leó Szilárd menulis sepucuk surat kepada Presiden Roosevelt yang mendesaknyauntuk mendanai penelitian dan pengembangan bom atom. Roosevelt setuju dan hasilnya adalah proyek riset sangatrahasia yang disebut Proyek Manhattan. Proyek ini dipimpin Jenderal Leslie Groves dengan J. Robert Oppenheimersebagai direktur pengarah bidang ilmiah. Bom atom pertama dengan sukses diledakkan dalam percobaan Trinity 16Juli 1945.Sementara proyek hampir berakhir, pemimpin perang Amerika mulai mempertimbangkan untuk menggunakan bomatom terhadap Jepang. Groves membentuk komite pencari sasaran yang bertemu pada bulan April dan Mei 1945.Komite ini menyusun daftar sasaran bom atom. Mereka memilih 18 kota-kota di Jepang. Masuk dalam daftar diurutan paling atas adalah Kyoto, Hiroshima, Yokohama, Kokura, dan Niigata.[53][54] Pada akhirnya Kyoto dihapusdari daftar atas desakan Menteri Perang Henry L. Stimson yang pernah mengunjungi Kyoto sewaktu bulan madu,dan mengetahui kota ini sangat penting dalam segi budaya dan sejarah.[55]

Pada bulan Mei, Harry S. Truman diangkat sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru setelah Franklin Rooseveltwafat pada 16 April 1945. Truman menyetujui pembentukan komite Interim, sebuah kelompok penasihat yangmelapor mengenai bom atom.[54] Komite Interim terdiri dari George L. Harrison, Vannevar Bush, James BryantConant, Karl Taylor Compton, William L. Clayton, dan Ralph Austin Bard, serta dibantu dewan penasihat yangterdiri dari ilmuwan Oppenheimer, Enrico Fermi, Ernest Lawrence, dan Arthur Compton. Dalam laporan tanggal 1Juni 1945, komite berkesimpulan bom atom harus digunakan secepat mungkin terhadap instalasi-instalasi perangberikut rumah-rumah pekerja di sekelilingnya, dan tidak perlu memberi peringatan atau peragaan sebelumnya.[56]

Mandat yang diberikan kepada komite tidak termasuk penggunaan bom atom, walaupun penggunaannya sudahdiperkirakan bila sudah selesai.[57] Komite mengkaji kembali penggunaan bom atom setelah ada protes dalam bentukLaporan Franck dari ilmuwan Proyek Manhattan. Pada rapat 21 Juni, komite menegaskan kembali bahwa tidak adaalternatif lain selain menggunakan bom atom.[58]

Menyerahnya Jepang 8

Deklarasi PotsdamPemimpin kekuatan utama Sekutu bertemu dalam Konferensi Potsdam 16 Juli-2 Agustus 1945. Uni Soviet, KerajaanBersatu, dan Amerika Serikat, masing-masing diwakili oleh Stalin, Winston Churchill (kemudian Clement Attlee),dan Truman.Perang melawan Jepang merupakan salah satu dari berbagai isu yang dibicarakan di Potsdam. Truman mendapatberita tentang suksesnya percobaan Trinity pada awal konferensi, dan menyampaikan informasi tersebut ke delegasiInggris. Kesuksesan percobaan bom atom menyebabkan delegasi Amerika Serikat mempertimbangkan kembalimengenai perlunya partisipasi Soviet (seperti dijanjikan di Yalta).[59] Prioritas teratas Sekutu adalah mempersingkatperang dan mengurangi korban di pihak Amerika Serikat. Kedua hal tersebut mungkin dapat dibantu dengan adanyacampur tangan Uni Soviet, namun kemungkinan harus dibayar dengan membolehkan Soviet mencaplokwilayah-wilayah di luar wilayah yang dijanjikan untuk mereka di Yalta, dan mungkin Jepang akan terbagi duaseperti Jerman.Pemimpin negara-negara utama Sekutu memutuskan untuk mengeluarkan pernyataan yang disebut DeklarasiPotsdam yang menetapkan "penyerahan tanpa syarat" dan memperjelas arti kapitulasi Jepang bagi kedudukan kaisardan bagi Hirohito secara pribadi. Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris saling bertentangan mengenai butirterakhir. Amerika Serikat ingin menghapus posisi kaisar dan kemungkinan mengadilinya sebagai penjahat perang.Sebaliknya, Inggris ingin mempertahankan posisi kaisar, mungkin dengan Hirohito yang tetap bertahta.Pernyataan-pernyataan dalam rancangan Deklarasi Potsdam mengalami berbagai revisi sebelum versi yang diterimakedua belah pihak selesai.[60]

Pada 26 Juli 1945, Amerika Serikat, Inggris, dan Cina merilis Deklarasi Potsdam yang berisi syarat-syarat kapitulasiJepang dengan peringatan, "Kami tidak akan menyimpang dari ketentuan-ketentuan ini. Tidak ada alternatif. Kamitidak membolehkan adanya penundaan." Bagi Jepang, deklarasi menetapkan syarat-syarat sebagai berikut:•• Penghapusan "selama-lamanya dari kekuasaan dan pengaruh tokoh-tokoh yang telah menipu dan menyesatkan

rakyat Jepang ke arah dimulainya penaklukan dunia"•• Pendudukan "titik-titik dalam wilayah Jepang yang akan ditentukan oleh Sekutu"• "Kedaulatan Jepang akan dibatasi pada pulau-pulau Honshu, Hokkaido, Kyushu, dan Shikoku, serta pulau-pulau

kecil seperti yang kami tetapkan." Seperti telah diumumkan dalam Deklarasi Kairo 1943, wilayah-wilayah Jepangakan disita hingga wilayah sebelum perang, termasuk Korea dan Taiwan, begitu pula wilayah-wilayahtaklukannya baru-baru ini.

•• "Kekuatan militer Jepang harus sepenuhnya dilucuti"• "Keadilan yang keras harus dijatuhkan kepada semua penjahat perang, termasuk semua yang telah melakukan

kekejaman terhadap orang kita yang ditawan".

Salah satu sesi Konferensi Potsdam. Tokoh-tokohdalam foto, Clement Attlee, Ernest Bevin,

Vyacheslav Molotov, Joseph Stalin, William D.Leahy, James F. Byrnes, dan Harry S. Truman

Di lain pihak, deklarasi menegaskan bahwa:• "Kami tidak bermaksud memperbudak Jepang sebagai suatu ras atau

menghancurkannya sebagai suatu bangsa, ... Pemerintah Jepangharus menghapus semua penghalang bagi kebangkitan dan makinmenguatnya kecenderungan demokrasi di antara rakyat Jepang.Kebebasan berbicara, beragama, dan berpikir, begitu pulapeghormatan bagi hak asasi manusia yang fundamental harusditegakkan."

•• "Jepang harus dibolehkan memiliki industri-industri yang akanmenunjang ekonomi dan memungkinkan untuk membayar tuntutanpampasan yang serupa dan adil, ... Partisipasi Jepang dalamhubungan dagang internasional harus dibolehkan."

Menyerahnya Jepang 9

•• "Kesatuan pendudukan Sekutu akan ditarik dari Jepang segera setelah tujuan-tujuan tersebut dicapai dan telahberdirinya sebuah pemerintahan yang bertanggung jawab dan bertujuan damai sesuai dengan keinginan rakyatJepang yang diungkapkan secara bebas."

Satu-satunya pasal yang menyebut tentang "penyerahan tanpa syarat" dicantumkan pada akhir deklarasi:•• "Kami mengimbau pemerintah Jepang untuk menyatakan sekarang juga kapitulasi tanpa syarat dari semua

angkatan bersenjata Jepang, dan untuk memperlihatkan jaminan yang cukup dan layak atas maksud baik merekaterhadap hal tersebut. Pilihan lain bagi Jepang adalah "penghancuran sepenuhnya dan segera."

Tidak disebutkan tentang Kaisar Hirohito apakah termasuk ke dalam salah satu dari tokoh yang "menyesatkan rakyatJepang", atau juga seorang penjahat perang, bahkan sebaliknya bagian dari "pemerintah yang bertanggung jawab danberkeinginan damai". Pasal "penghancuran sepenuhnya dan segera" kemungkinan adalah peringatan terselubung soalkepemilikan bom atom oleh Amerika Serikat (yang telah dicobakan dengan sukses pada hari pertama konferensi).[61]

Pada 27 Juli, pemerintah Jepang menimbang-nimbang cara menanggapi Deklarasi Potsdam. Empat tokoh militer dariDewan Penasihat Militer bermaksud menolaknya, tapi Tōgō membujuk kabinet untuk tidak melakukannya hingga iamendapat reaksi dari Uni Soviet. Dalam sebuah telegram, Duta Besar Jepang untuk Swiss Shunichi Kaseberpendapat bahwa penyerahan tanpa syarat hanya berlaku untuk militer dan bukan untuk pemerintah atau rakyat,dan ia minta agar dimengerti bahwa pemilihan bahasa yang hati-hati dalam Deklarasi Potsdam sepertinya "telahmengalami pemikiran yang mendalam" dari pihak pemerintah-pemerintah yang menandatanganinya--"merekakelihatannya telah bersusah payah berusaha menyelamatkan muka kita pada berbagai pasal-pasal."[62] Pada hariberikutnya, surat-surat kabar Jepang melaporkan bahwa Jepang telah menolak isi Deklarasi Potsdam yangsebelumnya telah disiarkan dan dijatuhkan sebagai selebaran udara di atas Jepang. Dalam usaha mengatasi persepsipublik, Perdana Menteri Suzuki bertemu dengan pers, dan memberi pernyataan,

Saya menganggap Proklamasi Bersama sebagai pengulangan kembali Deklarasi di Konferensi Kairo.Mengenai hal tersebut, Pemerintah tidak menganggapnya memiliki nilai penting sama sekali. Salah satuhal yang dapat dilakukan adalah mengabaikannya (mokusatsu). Kami tidak akan melakukan apa-apakecuali menanggungnya hingga akhir untuk mendatangkan akhir perang yang sukses.[63]

Arti kata mokusatsu adalah mengabaikan atau tidak menanggapi. Walaupun demikian, pernyataan Suzuki, terutamakalimat terakhir hanya menyisakan sedikit ruang untuk interpretasi yang salah. Pers Jepang dan pers luar negerimengartikannya sebagai penolakan, dan tidak ada pernyataan lebih lanjut yang disampaikan ke muka umum atausaluran diplomatik untuk mengubah kesalahpahaman ini.Pada 30 Juli, Duta Besar Satō menulis bahwa Stalin kemungkinan sedang berbicara dengan Sekutu Barat mengenaitransaksinya dengan Jepang. Menurut Satō, "Tidak ada alternatif selain penyerahan tanpa syarat dengan segera bilakita ingin mencegah partisipasi Rusia dalam perang."[64] Pada 2 Agustus, Tōgō menulis kepada Satō, "Sulit bagiAnda untuk mewujudkan hal itu ... terbatas waktu kita untuk berlanjut ke persiapan mengakhiri perang sebelummusuh mendarat di pulau-pulau utama Jepang, di lain pihak sulit untuk memutuskan syarat-syarat damai yang nyatadi tanah air secara sekaligus."[65]

Hiroshima, Manchuria, dan Nagasaki

Hiroshima: 6 AgustusPagi 6 Agustus 1945, pesawat pengebom B-29 Enola Gay yang diterbangkan Kolonel Paul Tibbets menjatuhkansebuah bom atom di kota Hiroshima, sebelah barat daya Pulau Honshu. Sepanjang hari itu berbagai laporan yangmembingungkan sampai di Tokyo bahwa Hiroshima telah menjadi korban serangan udara yang meratakan kotadengan "ledakan dahsyat dan kilatan yang membutakan". Tidak lama kemudian Jepang menerima siaran radioPresiden Truman yang mengumumkan penggunaan bom atom yang pertama kali, dan berjanji,

Menyerahnya Jepang 10

Kita sekarang siap untuk memusnahkan dengan cepat dan secara tuntas setiap usaha produktif yangdimiliki Jepang di atas permukaan tanah di setiap kota. Kita akan menghancurkan dok-dok mereka,pabrik-pabrik mereka, dan komunikasi mereka. Kita tegaskan sekali lagi; kita akan secara tuntasmenghancurkan kekuatan Jepang untuk berperang. Hal itu untuk menyelamatkan rakyat Jepang darikehancuran total sesuai ultimatum 26 Juli yang dikeluarkan di Potsdam. Pemimpin-pemimpin merekadengan segera menolak ultimatum. Bila mereka sekarang tidak menerima syarat-syarat kita, merekatinggal menunggu hujan kehancuran dari udara, tidak seperti apa yang pernah mereka saksikan di atasmuka bumi ini...[66]

Pada awalnya, sebagian orang tidak percaya Amerika Serikat telah membuat bom atom. Jepang tahu benar tentangbetapa sulitnya membuat bom atom. Angkatan Laut dan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang masing-masingmemiliki proyek bom atom secara terpisah hingga makin mempersulit usaha mereka.[67] Kepala Staf UmumAngkatan Laut Laksamana Soemu Toyoda mengatakan bila memang benar Amerika Serikat sudah membuat sebuahsatu bom, mereka sekarang sudah tidak punya lagi.[68] Pakar strategi Amerika Serikat yang menanti reaksi sepertiToyoda, merencanakan untuk menjatuhkan sebuah bom atom kedua tidak lama setelah bom atom pertama untukmeyakinkan Jepang bahwa Amerika Serikat punya banyak persediaan.[69][70]

Invasi Soviet dan Nagasaki: 8-9 AgustusTokyo menerima laporan terinci tentang skala kehancuran yang tidak diduga sebelumnya di Hiroshima. Namun duahari telah lewat sebelum pemerintah mengadakan pertemuan untuk menimbang-nimbang situasi yang sudah berubah.Pukul 04.00 tanggal 9 Agustus 1945, Tokyo menerima berita bahwa Uni Soviet telah melanggar Pakta Netralitas,menyatakan perang terhadap Jepang dan melancarkan invasi ke Manchuria.[71]

Nagasaki dibom atom.

Kejutan ganda berupa Hiroshima yang dijatuhi bom atom dan invasi Sovietlangsung mengubah sikap Perdana Menteri Suzuki dan Menteri Luar NegeriTōgō Shigenori secara drastis. Keduanya sepakat pemerintah harus segeramengakhiri perang.[72] Namun, pemimpin senior Angkatan Darat KekaisaraanJepang menanggapi pengeboman Hiroshima dan invasi Soviet secara tenang, dansangat meremehkan skala serangan. Mereka memulai persiapan untukmemberlakukan undang-undang keadaan darurat perang dengan dukunganMenteri Perang Korechika Anami dengan maksud menghentikan siapa pun yangmencoba berdamai.[73] Hirohito memerintahkan Kido untuk "mengendalikansituasi dengan cepat" karena "Uni Soviet sudah menyatakan perang dan hari initelah memulai peperangan terhadap kita."[74]

Dewan Penasihat Militer bertemu pada pukul 10.30. Suzuki yang baru tiba daripertemuan dengan kaisar berkata bahwa melanjutkan perang sudah tidak mungkin. Tōgō Shigenori mengatakanbahwa mereka dapat menerima syarat-syarat Deklarasi Postdam, tapi mereka perlu jaminan mengenai posisi kaisar.Menteri Angkatan Laut Yonai berkata bahwa mereka harus membuat beberapa proposal diplomatik. Mereka tidakdapat lagi menunggu kesempatan yang lebih baik.Di tengah-tengah rapat, tidak lama setelah pukul 11.00 datang berita Nagasaki di pesisir barat Kyushu telah dijatuhibom atom kedua ("Fat Man") oleh Amerika Serikat. Hingga rapat berakhir, pendapat enam anggota Dewan PenasihatMiliter terbelah menjadi 3 lawan 3. Suzuki, Tōgō, dan Admiral Yonai memilih usulan Tōgō untuk menambah satusyarat tambahan di Deklarasi Potsdam. Sebaliknya Jenderal Anami, Umezu, dan Laksamana Toyoda bersikerasuntuk menambah tiga syarat-syarat lebih lanjut yang merevisi Potsdam: Jepang mengurusi pelucutan diri sendiri,Jepang mengurusi semua penjahat perang Jepang, dan tidak boleh ada pendudukan atas Jepang.[75]

Menyerahnya Jepang 11

Campur tangan istana, reaksi Sekutu, dan jawaban Jepang

Menteri Perang Korechika Anami

Rapat kabinet lengkap dilangsungkan mulai pukul 14.30 tanggal 9Agustus 1945. Sebagian besar waktu rapat dihabiskan untukmemperdebatkan soal kapitulasi. Seperti halnya Dewan PenasihatMiliter, pendapat kabinet terpecah dua. Sikap Tōgō atau pun sikapAnami masing-masing tidak mendapat dukungan mayoritas.[76] Anamimengatakan kepada menteri kabinet yang lain bahwa, sewaktu disiksa,seorang pilot B-29 Amerika Serikat yang tertangkap mengatakankepada para interogator bahwa Amerika Serikat memiliki 100 bomatom dan Tokyo serta Kyoto akan dijatuhi bom "dalam beberapa hariberikut". Pilot Marcus McDilda memang berbohong. Ia sama sekalitidak tahu tentang Proyek Manhattan, dan hanya mengatakan haltersebut kepada para interogator karena itulah yang dia pikir merekaingin dengar agar penyiksaan segera berakhir. Kebohongan McDildayang menyebabkan dirinya diklasifikasikan sebagai tawanan perangprioritas tinggi, kemungkinan telah menyelamatkan dirinya darihukuman penggal.[77] Pada kenyataannya, bom atom ketiga AmerikaSerikat akan siap untuk dipakai sekitar 19 Agustus, dan bom atomkeempat pada bulan September 1945.[78] Bom atom ketigakemungkinan akan dijatuhkan di Tokyo.[79]

Rapat kabinet ditunda pada pukul 17.30 tanpa ada konsensus. Rapat kedua berlangsung dari pukul 18.00 hingga22.00 juga berakhir tanpa konsensus. Setelah rapat kedua selesai, Suzuki dan Tōgō bertemu kaisar, dan Suzukimengusulkan rapat kekaisaran darurat yang dimulai sesaat sebelum tengah malam pada malam 9-10 Agustus.[80]

Suzuki mengajukan proposal empat syarat Anami sebagai konsensus yang diambil Dewan Penasihat Militer.Anggota dewan yang lainnya ikut bersuara, seperti halnya Hiranuma Kiichirō, ketua Penasihat Kaisar yangmenjelaskan ketidakmampuan Jepang untuk mempertahankan diri sendiri dan juga menceritakan masalah dalamnegeri seperti kekurangan bahan makanan. Kabinet berdebat, namun tidak menghasilkan konsensus. Pada akhirnya,sekitar pukul 02.00 (10 Agustus 1945), Suzuki lalu bertanya kepada Kaisar Hirohito memintanya untuk memilih diantara dua sikap. Walaupun pernyataan kaisar tidak direkam, berdasarkan ingatan para peserta rapat, berikut iniadalah pernyataan Kaisar Hirohito,

Saya telah berpikir serius tentang situasi sekarang di tanah air dan luar negeri, serta telah berkesimpulan bahwa meneruskan perang hanya dapat berarti penghancuran bangsa dan perpanjangan pertumpahan darah dan kekejaman di dunia. Saya tidak tahan melihat rakyat tak berdosa menderita lebih lama lagi. ... Saya sebelumnya diberi tahu oleh pihak-pihak yang mendukung perpanjangan peperangan bahwa pada bulan Juni divisi baru akan ditempatkan di posisi-posisi perbentengan [timur Tokyo] siap menanti penyerbu ketika mereka tiba. Sekarang sudah bulan Agustus dan fortifikasi masih belum selesai. ... Ada pihak yang mengatakan kunci keberlangsungan negara terletak pada pertempuran menentukan di tanah air. Namun, pengalaman masa lalu menunjukkan selalu ada ketidaksesuaian antara rencana dan hasilnya. Saya tidak percaya bahwa ketidaksesuaian dalam kasus Kujukuri dapat dikoreksi. Mengingat ini adalah kecenderungan yang akan terus terjadi, bagaimana kita dapat mengusir para penyerbu?[Ia lalu mengatakan beberapa contoh spesifik tentang meningkatnya kekuatan destruktif bom atom] Sudah barang tentu tak tertahankan bagi saya untuk melihat dilucutinya prajurit Jepang yang setia dan berani. Begitu pula sama tak tertahankannya membiarkan prajurit yang telah mengabdi kepada saya dihukum sebagai provokator perang. Meskipun begitu, waktunya telah tiba untuk menanggung derita yang tak tertahankan. ...

Menyerahnya Jepang 12

Saya menelan air mata dan memberikan persetujuan untuk usulan tersebut dan menerima proklamasiSekutu berdasarkan garis besar yang dikemukakan Menteri Luar Negeri.[81]

Menurut Jenderal Sumihisa Ikeda dan Laksamana Zenshirō Hoshina, Ketua Dewan Penasihat Kaisar HiranumaKiichirō kemudian menghadap ke arah kaisar dan bertanya: "Yang Mulia, Yang Mulia juga bertanggung jawab(sekinin) atas kekalahan ini. Permintaan maaf seperti apa yang akan diajukan kepada pendiri kekaisaran dan paraleluhur kekaisaran lainnya?"[82]

Setelah kaisar meninggalkan ruangan, Suzuki mendesak kabinet untuk menerima keinginan kaisar dan berhasil. Dinihari 10 Agustus 1945, Kementerian Luar Negeri mengirimkan telegram ke Sekutu (melalui Departemen PolitikFederal Swiss dan khususnya Max Grässli) mengumumkan bahwa Jepang menerima Deklarasi Potsdam tetapi tidakakan menerima syarat-syarat apa pun yang akan "merugikan hak prerogatif" kaisar. Hal tersebut berarti tidak adanyaperubahan dalam bentuk pemerintahan di Jepang[83], bahwa Kaisar Jepang tetap dalam posisinya memegangkekuasaan sebenarnya di dalam pemerintahan.

12 AgustusJawaban Sekutu ditulis oleh James F. Byrnes dan disetujui oleh pemerintah Inggris, Cina, dan Uni Soviet, walaupunUni Soviet setuju dengan rasa enggan. Sekutu mengirimkan balasan (lewat Departemen Urusan Politik Swiss) ataspenerimaan Jepang terhadap Deklarasi Potsdam pada 12 Agustus 1945. Mengenai status kaisar, dicantumkan,

Mulai dari saat kapitulasi, kekuasaan kaisar dan Pemerintah Jepang untuk mengatur negara akan tundukkepada Komandan Tertinggi Sekutu yang akan mengambil langkah-langkah yang menurutnya layaksesuai dengan syarat-syarat kapitulasi yang berlaku. ... Bentuk akhir pemerintahan Jepang akan, sesuaidengan Deklarasi Potsdam, akan didirikan oleh keinginan rakyat Jepang yang diungkapkan secarabebas.[84]

Presiden Truman memerintahkan operasi-operasi militer (termasuk pengeboman B-29) agar diteruskan hinggapernyataan resmi kapitulasi Jepang diterima. Namun, para koresponden berita dengan salah menginterpretasikankomentar Carl Andrew Spaatz tentang B-29 yang tidak lagi diterbangkan pada 11 Agustus (karena cuaca buruk)sebagai pernyataaan bahwa gencatan senjata sudah berlaku. Dalam usaha menghindari pihak Jepang mendapat kesanSekutu telah mengabaikan usaha-usaha perdamaian dan meneruskan pengeboman, Truman kemudianmemerintahkan penghentian pengeboman.[85][86]

Kabinet Jepang mempertimbangkan jawaban Sekutu, dan Suzuki berpendapat bahwa mereka harus menolaknya danbertahan pada jaminan eksplisit soal sistem kekaisaran. Anami kembali ke sikap dirinya bahwa tidak akan adapendudukan atas Jepang. Setelah itu, Tōgō mengatakan kepada Suzuki bahwa harapan mendapatkan syarat-syaratyang lebih baik sudah tidak ada, dan Kido menyampaikan keinginan kaisar agar Jepang menyerah. Dalam pertemuandengan kaisar, Yonai mengemukakan keprihatinannya mengenai kerusuhan sipil yang makin bertambah,

Saya kira syaratnya tidak pantas, tapi bom-bom atom dan masuknya Soviet ke dalam perang, padahakikatnya, adalah hadiah dari langit. Dengan demikian kita tidak perlu mengatakan bahwa kita berhentiperang karena masalah dalam negeri.[87]

Pada hari itu, Hirohito menyampaikan kepada keluarga kekaisaran tentang keputusannya untuk menyerah. Salahseorang pamannya, Pangeran Asaka lalu bertanya apakah perang akan terus berlanjut bila kokutai (strukturnegara/pemerintahan nasional) tidak dapat dipertahankan. Kaisar dengan singkat menjawab "tentu saja".[88][89]

Menyerahnya Jepang 13

August 13–14Dewan Penasihat Militer dan kabinet menghabiskan sepanjang hari 13 Agustus berdebat mengenai jawaban merekaatas tanggapan Sekutu, namun hasilnya masih buntu. Sementara itu, Sekutu makin bertambah ragu-ragu menunggujawaban Jepang. Pihak Jepang telah diinstruksikan untuk menjawab dalam teks polos, tapi ternyata menjawab dalampesan tersandi.Peningkatan lalu lintas komunikasi diplomatik dan militer juga dideteksi oleh Sekutu yang mengartikannya sebagaibukti Jepang sedang menyiapkan sebuah "serangan banzai habis-habisan". Presiden Truman memerintahkandilanjutkannya serangan udara terhadap Jepang dalam intensitas maksimum "sehingga bisa meyakinkanpejabat-pejabat Jepang bahwa kita sungguh-sungguh dan serius dalam membuat mereka menerima usulan damai kitatanpa ditunda."[90][91] Armada Ketiga Amerika Serikat mulai menembakkan meriam-meriamnya ke pantai Jepang.Dalam serangan udara terbesar sepanjang sejarah Perang Pasifik, Amerika Serikat mengerahkan lebih dari 400pengebom B-29 untuk menyerang Jepang sepanjang hari 14 Agustus 1945, dan menambahnya lagi dengan 300pesawat pengebom pada malam itu.[92] Total 1.014 pesawat dikerahkan dan semuanya kembali dengan selamat.[93]

Dalam misi pengeboman terpanjang dalam sejarah perang,[94] B-29 dari Skuadrom Bombardemen 315 terbang 3.800mil untuk menghancurkan pengilangan Nippon Oil Company di Tsuchizaki yang berada di ujung utara Honshu.Pengilangan minyak tersebut merupakan satu-satunya pengilangan minyak Jepang yang masih beroperasi di Jepangdan menghasilkan 67% dari kebutuhan minyak Jepang.[95] Seusai perang, serangan udara dapat dibenarkan asalkanmereka sudah berangkat ketika pernyataan kapitulasi Jepang diterima, namun hal ini hanya sebagian yang benar.[96]

Selebaran yang dijatuhkan di Jepang setelahpengeboman atom Hiroshima. Dalam selebaran

ditulis, sebagian isi: Rakyat Jepang sedangmenghadapi musim gugur yang sangat penting.

Tiga belas pasal mengenai penyerahan diberikankepada pemimpin-pemimpin militer Anda

sekalian oleh kami, aliansi tiga negara untukmengakhiri perang yang sia-sia ini. Usulan ini

diabaikan oleh pemimpin-pemimpin militer Andasekalian... Amerika Serikat telah

mengembangkan bom atom, yang tidak pernahdicobakan terhadap negara mana pun

sebelumnya. Kami telah memutuskan untukmemakai bom yang mengerikan ini. Satu bom

atom memiliki kekuatan destruktif sama dengan2000 pesawat B-29."

Atas saran pakar operasi psikologis Amerika Serikat, pesawat-pesawatB-29 diberangkatkan pada 13 Agustus untuk menjatuhkanselebaran-selebaran di atas Jepang, menjelaskan ralyat Jepang tentangtawaran untuk menyerah dan sikap Sekutu.[90] Selebaran-selebaran iniberdampak drastis terhadap proses pengambilan keputusan Jepang.Pada dini hari 14 Agustus, Suzuki, Kido, dan Kaisar Hirohitomenyadari bahwa hari itu akan berakhir dengan diterimanyasyarat-syarat Amerika Serikat atau sebuah kudeta militer.[97] Kaisarbertemu dengan perwira angkatan darat dan angkatan laut palingsenior. Sementara beberapa di antaranya memilih untuk terus berjuang,namun tidak demikian halnya dengan Marsekal Lapangan ShunrokuHata. Sebagai komandan Angkatan Darat Umum Kedua yangbermarkas di Hiroshima, Hata memerintahkan semua pasukannyamempertahankan bagian selatan Jepang. Mereka dikerahkan untukbertempur dalam "pertempuran menentukan". Hata mengatakan dirinyatidak yakin dapat memukul kekuatan invasi dan tidakmempermasalahkan keputusan kaisar. Kemudian kaisar meminta parapemimpin militer untuk bekerja sama dengannya mengakhiriperang.[97]

Dalam konferensi dengan menteri kabinet dan penasihat lainnya,Anami, Toyoda, dan Umezu sekali lagi mengemukakan keinginannyauntuk meneruskan perang, tapi kemudian kaisar berkata,

Saya telah mendengar baik-baik masing-masing argumen yang diajukan untuk menolak sikap Jepangyang harus menerima jawaban Sekutu seperti apa adanya dan tanpa klarifikasi lebih lanjut ataumodifikasi, tapi pemikiran-pemikiran diri saya sendiri belum mengalami perubahan. ... Supayakeputusan saya bisa diketahui rakyat, saya memerintahkan untuk segera menyiapkan perintah kaisar

Menyerahnya Jepang 14

sehingga saya dapat menyiarkannya ke seluruh negeri. Pada akhirnya, saya mengimbau kepada Andasekalian untuk berusaha segiat mungkin sehingga kita dapat bertemu pada hari-hari penuh cobaan yangsegera tiba.[98]

Kabinet segera melakukan rapat dan dengan suara bulat meratifikasi keinginan kaisar. Mereka juga memutuskanuntuk menghancurkan sebagian besar dokumen yang berkaitan dengan kejahatan perang dan tanggung jawab perangdari para pemimpin-pemimpin tertinggi Jepang.[99][100] Segera seusai konferensi, Kementerian Luar Negerimengirimkan perintah-perintah ke kedutaan di Swiss dan Swedia untuk menerima syarat-syarat kapitulasi yangditentukan Sekutu. Pesan-pesan ini ditangkap dan diterima di Washington pada pukul 02.49 tanggal 14 Agustus1945.[98]

Naskah Perintah Kekaisaran selesai pada pukul 19.00, ditulis oleh ahli kaligrafi resmi istana, dan dibawa ke menterikabinet untuk ditandatangani. Sekitar pukul 23.00, Kaisar Hirohito dengan bantuan seorang awak rekaman NHKmembuat sebuah rekaman gramafon berisi pembacaan pidato naskah Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi.[101]

Rekaman tersebut diberikan kepada pengurus rumah tangga istana Yoshihiro Tokugawa yang menyembunyikannyadalam tempat penyimpanan di kantor sekretaris Permaisuri Kōjun.[102]

Percobaan kudeta militer (12 Agustus-15 Agustus)

Kenji Hatanaka, pimpinan kudeta.

Larut malam 12 Agustus 1945, Mayor Kenji Hatanaka bersama Letnan KolonelMasataka Ida, Masahiko Takeshita (ipar Anami), dan Inaba Masao, serta KepalaBagian Urusan Militer Kolonel Okitsugu Arao berbicara kepada Menteri PerangKorechika Anami[103] mengharapkan dukungan Anami, dan memohonkepadanya untuk melakukan apa saja yang dapat ia lakukan untuk menghalangiditerimanya Deklarasi Potsdam. Jenderal Anami menolak untuk mengatakanapakah dirinya bersedia membantu perwira-perwira muda yang inginmemberontak.[104] Mereka sangat membutuhkan dukungan Anami, oleh karenaitu mereka tidak memiliki pilihan lain selain meneruskan rencana dan berusahamelakukan kudeta dengan kekuatan sendiri. Hatanaka menghabiskan sebagianbesar 13 Agustus dan pagi 14 Agustus mengumpulkan rekan-rekan yangbersimpati, mencari dukungan dari pejabat tinggi di kementerian, danmenyempurnakan rencana kudetanya.[105]

Tidak lama setelah usainya konferensi pada malam 13-14 Agustus yangmemutuskan Jepang untuk menyerah, sekelompok perwira senior angkatan darat,termasuk Anami berkumpul di ruangan yang berdekatan. Perwira yang hadir cemas mengenai kemungkinan kudeta(karena kemungkinan sedang dipikirkan oleh beberapa perwira yang hadir) untuk menghalangi penyerahan Jepang.Setelah terdiam, Jenderal Torashirō Kawabe mengusulkan agar semua perwira senior yang hadir menandatanganikesepakatan untuk melaksanakan kapitulasi seperti diperintahkan kaisar, "Angkatan darat akan bertindak sesuaidengan keputusan kekaisaran hingga titik penghabisan." Surat kesepakatan tersebut ditandatangani oleh semuaperwira berpangkat tinggi yang hadir, termasuk Anami, Hajime Sugiyama, Yoshijirō Umezu, Kenji Doihara,Torashirō Kawabe, Masakazu Kawabe, dan Tadaichi Wakamatsu. "Selain pengumuman Anami, kesepakatan tertulisperwira-perwira angkatan darat paling senior berfungsi sebagai rem melawan setiap setiap usaha melakukan kudetadi Tokyo."[106]

Menyerahnya Jepang 15

Kudeta gagal setelah ShizuichiTanaka meyakinkan perwira

pemberontak untuk pulang ke rumah.Tanaka bunuh diri 9 hari kemudian.

Sekitar pukul 21.30 tanggal 14 Agustus 1945, kelompok pemberontak pimpinanHatanaka mulai bergerak. Resimen Kedua dari Penjaga Kekaisaran Pertama telahmemasuki kawasan istana sebagai tambahan bagi batalion sebelumnya.Kemungkinan mereka dikerahkan sebagai perlindungan ekstra melawanpemberontakan Hatanaka. Namun, Hatanaka bersama Letnan Kolonel JirōShiizaki meyakinkan komandan Penjaga Kekaisaran Pertama, Letnan KolonelHaga Toyojirō mengenai tujuan-tujuan mereka. Letkol Haga diberi tahu (bukankeadaan sebenarnya) bahwa Anami, Umezu, dan para komandan Angkatan DaratDistrik Timur, serta berbagai Divisi Penjaga Kekaisaran mendukung rencanamereka. Hatanaka juga pergi menemui Shizuichi Tanaka, komandan angkatandarat wilayah timur. Ia berusaha membujuk Tanaka agar mau membantu kudeta,namun ditolak. Hatanaka diperintahkannya pulang ke rumah, namun perintah inidiabaikannya.[102]

Pada awalnya, Hatanaka berharap hanya dengan menunjukkan pemberontakansudah dimulai dengan cara menduduki istana, para prajurit angkatan darat akan tergerak dan bangkit melawan usahapenyerahan Jepang. Prinsip ini terus dipegangnya hingga hari-hari terakhir dan jam-jam terakhir sebagai optimismebuta. Rencana terus dijalankannya walaupun hanya sedikit didukung oleh atasan. Hatanaka dan rekan-rekanmemutuskan para penjaga akan mengambil alih istana pada pukul 02.00. Jam-jam pergantian penjaga dihabiskanmereka mencoba untuk meyakinkan atasan di angkatan darat untuk bergabung dengan kudeta. Hampir pada saatyang bersamaan, Jenderal Anami melakukan seppuku dengan meninggalkan pesan "Aku dengan kematianku, denganrendah hati memohon ampun kepada kaisar untuk kejahatan besar".[107] Hingga kini tidak jelas apakah kejahatanyang dimaksud adalah kalah dalam perang atau melakukan kudeta.[108]

Beberapa saat sebelum pukul 01.00, Hatanaka dan anak buahnya mengepung istana. Hatanaka, Letnan KolonelShiizaki, dan Kapten Shigetarō Uehara (dari Akademi Angkatan Udara) pergi ke kantor Letnan Jenderal TakeshiMori untuk memintanya mendukung kudeta. Mori sedang rapat dengan kakak ipar bernama Michinori Shiraishi.Kerja sama Mori yang menjabat komandan Divisi Penjaga Kekaisaran Pertama sangat penting bagi keberhasilankudeta. Setelah ternyata menolak membantu kudeta, Mori dibunuh oleh Hatanaka yang takut Mori memerintahkankorps Penjaga Kekaisaran untuk menghentikan pemberontakan.[109] Uehara membunuh Shiraishi yang menjadikorban tewas kedua dan terakhir pada malam itu. Hatanaka kemudian menggunakan stempel resmi Jenderal Moriuntuk menandatangani Perintah Strategis Divisi Penjaga Kekaisaran No. 584. Perintah ini meningkatkan jumlahpasukan penjaga Istana Kekaisaran dan Kementerian Rumah Tangga Kekaisaran, dan "melindungi" kaisar.[110]

Polisi istana dilucuti dan semua gerbang masuk diblokir.[101] Sepanjang malam itu, pasukan pemberontak pimpinanHatanaka menangkap dan menahan delapan belas orang, termasuk staf kementerian dan awak radio NHK yangdikirim untuk merekam pidato penyerahan Jepang.[101]

Pemberontak di bawah pimpinan Hatanaka, menghabiskan beberapa jam berikutnya dengan tanpa hasil mencariMenteri Rumah Tangga Kekaisaran Sotaro Ishiwatari, Penjaga Cap Pribadi Kaisar Koichi Kido, dan rekaman pidatopenyerahan Jepang. Keduanya bersembunyi di bawah "ruang lemari besi", sebuah kamar besar di bawah IstanaKaisar.[111][112] Usaha pencarian yang dilakukan Hatanaka makin sulit setelah terjadi pemadaman lampu untukmenghindari serangan udara Sekutu, struktur organisasi yang kuno, dan tata letak Kementerian Rumah TanggaIstana. Sebagian dari nama-nama ruangan tidak dikenal oleh para pemberontak. Tokugawa yang menjabat pengurusrumah tangga istana ditangkap oleh pemberontak. Walaupun Hatanaka mengancam untuk merobek isi perutnyadengan katana, Tokugawa berbohong dan mengatakan dirinya tidak tahu tempat rekaman tersebut dan tempatpersembunyian orang yang sedang dicari.[113][114] Sewaktu sedang mencari-cari, prajurit pemberontak memutuskanhampir semua kabel telepon. Komunikasi terputus antara tawanan di istana dan dunia luar.Pada malam itu di Yokohama, kelompok lain yang bersimpati dengan Hatanaka di bawah pimpinan Kapten Takeo Sasaki pergi ke kantor Perdana Menteri Suzuki dengan maksud membunuhnya. Ketika menemui kantor sedang

Menyerahnya Jepang 16

kosong, mereka menembakinya dengan senapan mesin dan membakar gedung sebelum pulang ke rumah. Suzukimendapat peringatan dari Hisatsune Sakomizu dan melarikan diri beberapa menit sebelum para pemberontak tiba.Setelah membakar rumah Suzuki, para pemberontak pergi ke rumah Kiichirō Hiranuma untuk membunuhnya.Hiranuma kabur lewat pintu samping, dan rumahnya dibakar para pemberontak. Sisa malam di bulan Agustus 1945dihabiskan Suzuki di bawah perlindungan polisi, setiap malamnya tidur di tempat tidur berbeda-beda.[113][115]

Sekitar pukul 03.00, Hatanaka mendapat informasi dari Letnan Kolonel Masataka Ida bahwa Angkatan Darat DistrikTimur sedang menuju istana untuk menghentikan kudeta, dan Hatanaka harus menyerah.[116][117] Pada akhirnyasetelah melihat rencananya berantakan, Hatanaka mencoba tawar menawar dengan Kepala Staf Angkatan DaratDistrik Timur Tatsuhiko Takashima untuk paling tidak memberinya sepuluh menit mengudara di radio NHK. Iaingin menjelaskan kepada rakyat Jepang apa yang sedang diusahakan berikut alasannya. Permintaan Hatanakaditolak.[118] Komandan Resimen Kedua Penjaga Kekaisaran Pertama mengetahui bahwa angkatan darat tidak beradadi belakang pemberontakan ini. Hatanaka diperintahkannya untuk meninggalkan kawasan istana.Beberapa saat sebelum pukul 05.00, sementara rekan-rekan pemberontak meneruskan pencarian, Mayor Hatanakapergi ke studio NHK. Dengan mangacungkan sepucuk pistol, ia berusaha dengan sia-sia untuk mendapatkan sedikitwaktu siaran untuk menjelaskan tindakannya.[119] Satu jam beberapa menit kemudian, setelah menerima telepon dariAngkatan Darat Distrik Timur, Hatanaka akhirnya menyerah. Ia bersama para perwira meninggalkan studioNHK.[120]

Pada dini hari, Shizuichi Tanaka mengetahui istana sudah diduduki. Ia pergi ke istana dan menghadapi para perwirapemberontak yang dicaci-makinya telah melakukan tindakan yang berlawanan dengan semangat angkatan daratJepang. Ia meyakinkan mereka untuk kembali ke barak masing-masing.[113][121] Pada pukul 08.00 pemberontakansudah sepenuhnya dikuasai. Mereka hanya berhasil menduduki kawasan istana sepanjang malam, namun akhirnyagagal menemukan rekaman yang dicari.[122]

Hatanaka mengendarai sepeda motor berkeliling di jalan-jalan ditemani Letnan Kolonel Shiizaki yang menunggangkuda. Keduanya membagikan selebaran yang menjelaskan motif dan tindakan mereka. Satu jam sebelum siaran radiokaisar dimulai, beberapa menit sekitar pukul 11.00 tanggal 15 Agustus, Mayor Hatanaka menodongkan pistol kepelipisnya untuk bunuh diri. Shiizaki menusuk dirinya dengan sebuah pisau belati sebelum menembak diri sendiri.Di dalam saku Hatanaka ditemukan sebuah puisi kematian: "Aku tidak menyesal sekarang, awan gelap telah hilangdari kekuasaan kaisar."[115]

Kapitulasi

Siaran Perintah Kaisar tentang kapitulasiTepat pukul 12.00 tengah hari Waktu Standar Jepang tanggal 15 Agustus diudarakan rekaman pidato Kaisar Jepangkepada rakyat yang berisi Perintah Kekaisaran mengenai Penghentian Perang. Sebagian di antara isinya:

... Walaupun selama tahun empat tahun semua telah menunjukkan yang terbaik--kekuatan angkatan laut dan angkatan darat yang telah bertempur dengan gagah berani, ketekunan dan kegigihan banyak pegawai negeri kami, dan pengabdian setia seratus rakyat kami--situasi perang berkembang tidak selalu ke arah keuntungan Jepang, sementara situasi umum dunia tidak menguntungkan kepentingan kita. Musuh kita telah mulai memakai sebuah bom baru yang kejam, membunuh dan melukai banyak orang tidak berdosa, kekuatannya dalam menimbulkan kerusakan, sungguh, tak terkira. Selain itu, bila kita terus berperang, tidak hanya akan berakhir dengan kemusnahan bangsa Jepang namun juga akan membawa kepunahan total peradaban manusia. Bila memang sudah demikian, bagaimana kita akan menyelamatkan berpuluh-puluh juta rakyat kami, atau menebusnya di depan arwah suci para leluhur kaisar? Ini adalah alasan mengapa kami telah menerima syarat-syarat Deklarasi Bersama. ...

Menyerahnya Jepang 17

Bila dipikirkan, selanjutnya penderitaan yang akan dialami kekaisaran, pastinya akan sangat luar biasa.Kami mengetahui ketulusan hati Anda, rakyat sekalian. Namun, ke mana pun tuntutan waktu dan nasibakan membawa kami, dengan menahan apa yang tak tertahankan, dan menderita penderitaan yang takterperikan, kami menginginkan kedamaian abadi.

Kualitas rekaman yang rendah, ditambah dialek bahasa Jepang kuno yang dipakai kaisar dalam naskah, membuatrekaman ini sangat sulit dimengerti oleh sebagian besar pendengar waktu itu.[123]

Pada tengah hari 15 Agustus, siaran radio Jepang yang mengumumkan penyerahan Jepang juga diterima di Jakarta.Pidato radio tersebut sangat mengagetkan tidak saja terhadap para pembesar pemerintah pendudukan Jepang, tapijuga terhadap semua tokoh Indonesia yang terkait dengan kemerdekaan yang akan datang. Tidak lama setelah pidatoradio itu, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo mendapat kepastian tentang berita penyerahan itudari Laksamana Muda Maeda Tadashi.[124]

Pada 17 Agustus 1945, Perdana Menteri Suzuki digantikan oleh paman kaisar yang bernama Pangeran HigashikuniNaruhiko. Pergantian ini mungkin untuk mencegah kudeta lebih lanjut atau usaha pembunuhan;[125] MamoruShigemitsu menggantikan Tōgō sebagai menteri luar negeri.Sementara itu, tentara Jepang masih bertempur melawan tentara Soviet dan juga tentara Cina, dan sulit mengatursoal gencatan senjata dan penyerahan mereka. Uni Soviet terus menyerang hingga awal September dan merebutKepulauan Kuril.

Awal pendudukan dan upacara kapitulasi

Personel Sekutu merayakan penyerahan Jepang diParis.

Warga sipil Sekutu dan tentara bergembira mendengar beritaberakhirnya perang. Alfred Eisenstaedt memotret sebuah foto terkenalV–J day in Times Square, seorang pelaut Amerika Serikat menciumseorang wanita di Times Square. Di Australia, seorang laki-lakidipotret sedang menari dalam foto kegembiraan Dancing Man.Tanggal 14 Agustus dan 15 Agustus dirayakan sebagai HariKemenangan atas Jepang di negara-negara Sekutu.[126]

Uni Soviet memiliki rencana untuk menduduki Hokkaido.[127] Nanuntidak seperti pendudukan Soviet di Jerman Timur dan Korea Utara,rencana ini batal berkat ditentang Presiden Harry S. Truman.[127]

Pejabat-pejabat Jepang berangkat menuju Manila pada 19 Agustusuntuk bertemu Komandan Tertinggi Pasukan Sekutu DouglasMacArthur dan menerima pengarahan singkat tentang rencana menduduki Jepang. Pada 28 Agustus, 150 personelmiliter Amerika Serikat diterbangkan ke Atsugi, Prefektur Kanagawa, dan pendudukan Amerika Serikat atas Jepangdimulai. Selanjutnya mereka diikuti oleh kedatangan USS Missouri bersama kapal-kapal pengiring yangmendaratkan Divisi Marinir IV di pantai selatan Kanagawa disusul personel lainnya di kemudian hari.

MacArthur tiba di Tokyo pada 30 Agustus dan segera mengeluarkan beberapa undang-undang: Personel Sekutudilarang menyerang rakyat Jepang. Personel Sekutu dilarang makan makanan orang Jepang yang cuma sedikit.Pengibaran bendera Hinomaru atau "Matahari Terbit" awalnya sangat dibatasi (walaupun perorangan dankantor-kantor prefektur dapat mengajukan permohonan izin untuk mengibarkannya). Secara sebagian, pembatasanpengibaran bendera Jepang dihapus pada tahun 1948. Pembatasan tersebut seluruhnya dihapus pada tahunberikutnya.

Menyerahnya Jepang 18

MacArthur pada upacarakapitulasi. Bendera yang pernah

dikibarkan Perry dipasang dilatar belakang.

Upacara resmi kapitulasi berlangsung pada 2 September 1945 ketika wakil-wakildari Kekaisaran Jepang menandatangani Dokumen Kapitulasi Jepang di TelukTokyo di atas USS Missouri. Shigemitsu membubuhkan tanda tangan sebagai wakilpemerintah sipil, sementara Jenderal Umezu membubuhkan tanda tangan sebagaiwakil militer.

Di atas kapal Missouri pada hari itu dipasang bendera Amerika Serikat yang pernahdikibarkan di USS Powhatan oleh Komodor Matthew C. Perry pada tahun 1853ketika pertama kali tiba di Jepang dalam dalam dua kali ekspedisinya. KedatanganPerry telah menyebabkan ditandatanganinya Konvensi Kanagawa yang memaksaJepang membuka pelabuhan terhadap kapal-kapal asing.[128][129]

Setelah upacara resmi kapitulasi 2 September di atas kapal Missouri,penyelidikan-penyelidikan mengenai kejahatan perang Jepang segera dimulai.Dalam sebuah pertemuan dengan Jenderal MacArthur pada bulan September, KaisarHirohito menawarkan diri untuk menanggung semua kejahatan perang, namun

tawaran darinya ditolak dan Hirohito tidak pernah dituntut.[130] Prosedur hukum untuk Pengadilan MiliterInternasional Timur Jauh dikeluarkan pada 19 Januari 1946.[131]

Selain 14 Agustus dan 15 Agustus, tanggal 2 September 1945 juga dirayakan sebagai Hari Kemenangan atas Jepang(V-J Day).[130] Di Jepang, tanggal 15 Agustus diperingati sebagai Hari Peringatan Berakhirnya Perang(Shuusen-kinenbi) dengan nama resmi "Hari Nasional Berkabung untuk Korban Tewas dalam Perang dan Berdoauntuk Perdamaian".[132] Di Korea, 15 Agustus diperingati sebagai Gwangbokjeol, dan Australia memperingati HariKemenangan di Pasifik (V-P Day). Presiden Truman menyatakan 2 September sebagai V-J Day, tapi membericatatan "Bukanlah hari untuk menyatakan proklamasi resmi berakhirnya perang atau penghentian permusuhan."[133]

Kapitulasi selanjutnya dan perlawanan militer Jepang

Hatazō Adachi, komandan Angkatan Darat Ke-18Jepang di Papua Nugini menyerahkan katana

kepada komandan Divisi ke-6 Australia HoraceRobertson.

Setelah Jepang menandatangani dokumen kapitulasi, berbagai upacarakapitulasi lainnya berlangsung di berbagai wilayah taklukan Jepang diPasifik. Tentara Jepang di Asia Tenggara menyerah pada 12 September1945 di Singapura. Semua tentara Jepang yang dijadikan tawananperang Sekutu selesai direpatriasi pada tahun 1947. Hingga akhir April1949, Cina masih menahan lebih dari 60.000 tentara Jepang sebagaitawanan perang.[134] Beberapa di antaranya seperti Shozo Tominagatidak direpatriasi hingga akhir 1950-an.[135]

Setelah Jepang menyerah, lebih dari 5.400.000 prajurit dan 1.800.000pelaut Jepang ditawan oleh Sekutu.[136][137] Kerusakan padainfrastruktur di Jepang, ditambah peristiwa kelaparan serius pada 1946makin menyulitkan usaha Sekutu memberi makan tawanan perang danwarga sipil Jepang.[138][139]

Beberapa persembunyian terakhir tentara Jepang, terutama di pulau-pulau kecil di Samudra Pasifik sama sekalimenolak untuk menyerah (mereka percaya deklarasi tersebut hanya propaganda atau menganggapnya terlalubertentangan dengan kode kehormatan mereka). Beberapa di antara prajurit Jepang yang bersembunyi tidak pernahmendengar berita tentang Jepang menyerah. Teruo Nakamura adalah tentara Jepang terakhir yang ditemukan daripersembunyiannya di Indonesia pada Desember 1974. Sementara itu, dua serdadu Jepang yang bergabung dengangerilya komunis ketika perang berakhir, masih berada di Thailand hingga 1991.[140]

Menyerahnya Jepang 19

Referensi

Catatan kaki[1][1] Frank, 90.[2][2] Skates, 158, 195[3] Frank, 87–88[4][4] Frank, 81[5] Robert A. Pape "Why Japan Surrendered," International Security, Vol. 18, No. 2 (Fall 1993), 154–201.[6][6] Feifer, 418[7][7] Reynolds, 363[8] Frank, 89, mengutip Daikichi Irokawa, The Age of Hirohito. Perlu dicatat, Jepang secara konsisten menggelembungkan jumlah populasi

menjadi 100 juta, padahal faktanya dalam sensus 1944 hanya ada 72 juta orang.[9] Skates, 100–115[10][10] Frank, 86.[11][11] Spector 33.[12] Peran sebenarnya kaisar telah menjadi bahan perdebatan sejarah. Sebagian dari bukti-bukti kunci dihancurkan pada hari-hari menjelang

kapitulasi Jepang dan berawalnya pendudukan Sekutu. Beberapa sejarawan berpendapat Kaisar Hirohito hanyalah kepala negara tanpakekuasaan, sementara sejarawan lain berpendapat kaisar ikut berperan di belakang layar. "Tidak ada satu pun dari kedua pendapat yang salingbertolak belakang tersebut benar" dan kebenaran kira-kira berada di antara keduanya. — Frank, 87.

[13][13] Alan Booth. Lost: Journeys Through a Vanishing Japan. Kodansha Globe, 1996, ISBN 1-56836-148-3. Page 67[14][14] Frank, 92[15] Frank, 91–92[16] Butow, 70–71[17] United States Strategic Bombing Survey, Summary report (http:/ / www. ibiblio. org/ hyperwar/ AAF/ USSBS/ PTO-Summary. html).

United States Army Air Force. 1 Juli 1946.[18][18] Frank, 90[19][19] Frank, 89[20] Walter Trohan. " Bare Peace Bid U.S. Rebuffed 7 Months Ago (http:/ / pqasb. pqarchiver. com/ chicagotribune/ access/ 475703002.

html?dids=475703002:475703002& FMT=ABS& FMTS=ABS:AI& type=historic& date=Aug+ 19,+ 1945& author=WALTER+ TROHAN&pub=Chicago+ Daily+ Tribune+ (1872-1963)& edition=& startpage=1& desc=BARE+ PEACE+ BID+ U. + S. + REBUFFED+ 7+MONTHS+ AGO)". Chicago Daily Tribune, 19 Agustus 1945. Teks lengkap tersedia di sini (http:/ / www. ihr. org/ jhr/ v06/v06p508_Hoffman. html).

[21] Pada pesan kepada semua diplomat Jepang tanggal 21 Mei, Menteri Luar Negeri Tōgō membantah Jepang telah menawarkan usulan damaikepada Amerika Serikat dan Inggris — Frank, 112.

[22] Bix, 488–489[23] Hisanori Fujita, "Jijûchô no kaisô", Chûo Kôronsha, 1987, 66–67[24][24] Hasegawa, 39[25][25] Hasegawa, 39, 68[26][26] Frank, 291[27] Soviet Denunciation of the Pact with Japan (http:/ / avalon. law. yale. edu/ wwii/ s3. asp). Avalon Project, Yale Law School. Teks dari

United States Department of State Bulletin Vol. XII, No. 305, 29 April 1945. Diakses 22 Februari 2009[28] " So Sorry, Mr. Sato (http:/ / www. time. com/ time/ magazine/ article/ 0,9171,775556,00. html)". Time, April 16, 1945[29][29] Frank, 93[30][30] Frank, 95[31] Frank, 93–94[32][32] Frank, 96[33] Toland, John. The Rising Sun. ISBN 0-8129-6858-1. Modern Library, 2003[34] Frank, 97, quoting The Diary of Marquis Kido, 1933–45, 435–436.[35] Frank, 97–99.[36] Frank, 100, quoting the Emperor's Shōwa Tennō Dokuhakuroku, 136–37.[37][37] Frank, 102.[38][38] Frank, 94[39] Frank, 221, citing Magic Diplomatic Summary No. 1201[40] Frank, 222–3, citing Magic Diplomatic Summary No. 1205, 2 (http:/ / www. gwu. edu/ ~nsarchiv/ NSAEBB/ NSAEBB162/ 31. pdf) (PDF).[41] Frank, 226, citing Magic Diplomatic Summary No. 1208, 10–12.[42] Frank, 227, citing Magic Diplomatic Summary No. 1209.[43] Frank, 229, citing Magic Diplomatic Summary No. 1212.[44] Frank, 230, citing Magic Diplomatic Summary No. 1214, 2–3 (http:/ / www. gwu. edu/ ~nsarchiv/ NSAEBB/ NSAEBB162/ 40. pdf) (PDF).

Menyerahnya Jepang 20

[45] "Beberapa pesan dibongkar dan diterjemahkan pada hari yang sama dan sebagian besar dalam seminggu; dalam beberapa kasus ketika katasandi diganti perlu waktu lebih lama" — The Oxford Guide to World War II. Lema untuk MAGIC. Disunting oleh I.C.B. Dear. ISBN978-0-19-534096-9

[46][46] Hasegawa, 60[47][47] Hasegawa, 19[48][48] Hasegawa, 25[49][49] Hasegawa, 32[50][50] Hasegawa, 86[51][51] Hasegawa, 115-116[52][52] Frank, 279[53][53] Frank, 254[54][54] Hasegawa, 67[55] David F. Schmitz. Henry L. Stimson: The First Wise Man. Rowman & Littlefield, 2001, ISBN 0-8420-2632-0. p. 182[56][56] Hasegawa, 90[57][57] Frank, 256[58][58] Frank, 260[59] Hasegawa, 152–153[60] Hasegawa, 145–148[61] Hasegawa, 118–119[62][62] Weintraub, 288[63][63] Frank, 234[64] Frank, 236, mengutip Magic Diplomatic Summary No. 1224.[65] Frank, 236, citing Magic Diplomatic Summary No. 1225, 2 (http:/ / www. gwu. edu/ ~nsarchiv/ NSAEBB/ NSAEBB162/ 47. pdf) (PDF).[66] White House Press Release Announcing the Bombing of Hiroshima, 6 Agustus 1945 (http:/ / www. pbs. org/ wgbh/ amex/ truman/ psources/

ps_pressrelease. html). The American Experience: Truman. PBS.org. Sourced to The Harry S. Truman Library, "Army press notes," box 4,Papers of Eben A. Ayers.

[67] "Sementara pejabat senior Jepang tidak meragukan kemungkinan teoritis untuk membuat senjata seperti itu, mereka menolak untukmengakui Amerika Serikat telah melampaui rintangan yang luar biasa untuk bisa membuat sebuah bom atom." Pada 7 Agustus, stafkekaisaran mengeluarkan edaran yang isinya mengatakan Hiroshima telah menjadi korban sebuah bom tipe baru. Sebuah tim yang dipimpinLetnan Jenderal Seizo Arisue dikirim ke Hiroshima pada 8 Agustus untuk menyisihkan beberapa teori penyebab ledakan, termasuk diantaranya Hiroshima dijatuhi bom oksigen cair atau bom magnesium — Frank, 270–271

[68] Frank, 270–271[69][69] Hasegawa, 67[70] Frank, 283—284[71] Uni Soviet menyampaikan deklarasi perang ke Duta Besar Jepang Satō di Moskwa, dua jam sebelum invasi Manchuria dimulai. Namun

kabel Satō yang menyampaikan deklarasi perang Soviet tidak terkirim. Uni Soviet memutus sambungan telepon kedutaan. Tindakan tersebutmerupakan balas dendam Uni Sovoet atas Pertempuran Lushun 40 tahun yang lampau. Pihak Jepang mengetahui tentang serbuan keManchuria lewat radio yang disiarkan dari Moskwa. — Butow, 154–164; Hoyt, 401

[72] Sadao Asada. "The Shock of the Atomic Bomb and Japan's Decision to Surrender: A Reconsideration". The Pacific Historical Review,Vol. 67, No. 4 (Nov., 1998), pp. 477–512.

[73] Frank, 288–9.[74] Diary of Kōichi Kido (Daigaiku Shuppankai), 1966, 1223.[75] Frank, 290–91.[76] Hasagawa, 207–208[77] Jerome T. Hagen. War in the Pacific: American at War, Volume I. Hawaii Pacific University, ISBN 0-9762669-0-3. Chapter: The Lie of

Marcus McDilda, 159–162[78][78] Hasegawa 298.[79] Beberapa jam sebelum kapitulasi Jepang diumumkan, Truman mengadakan diskusi dengan Duke of Windsor Edward VIII dan Sir John

Balfour. Menurut Balfour, Truman "berkata dengan sedih bahwa ia sekarang tidak memiliki pilihan lain kecuali memerintahkan dijatuhkannyabom atom di Tokyo". — Frank, 327, mengutip Bernstein, Eclipsed by Hiroshima, 167

[80][80] Hasagawa, 209[81] Frank, 295–296[82] Bix, 517, citing Yoshida, Nihonjin no sensôkan, 42–43.[83][83] Hoyt, 405[84][84] Frank, 302[85][85] Frank, 303[86] Sementara gencatan senjata berlangsung, Spaatz membuat sebuah keputusan penting. Berdasarkan bukti-bukti dari Survei Pengeboman

Strategis Eropa, ia memerintahkan pengeboman strategis untuk difokuskan kembali. Bom-bom pembakar tidak lagi dijatuhkan di kota-kotaJepang, melainkan berkonsentrasi dalam menghancurkan infrastruktur transportasi dan minyak Jepang. Frank, 303-307

Menyerahnya Jepang 21

[87][87] Frank, 310[88] Terasaki Hidenari, Shōwa tennō dokuhakuroku, 1991, 129[89][89] Bix, 129[90][90] Frank, 313[91][91] Smith, 176[92][92] Smith, 188[93] Wesley F. Craven and James L. Cate, The Army Air Forces in World War II, Vol. 5, pp. 732-33 (http:/ / uwashington. worldcat. org/ oclc/

9828710)[94][94] Smith, 183[95][95] Smith, 187[96] Smith 187–188 mencatat bahwa walaupun pengebom siang hari telah berangkat menyerang Jepang, pengebom malam belum

diberangkatkan ketika pesan menyerahnya Jepang diterima lewat radio. Dalam buku yang sama ditulis bahwa, walaupun Smith sudahberusaha mencari, ia tidak menemukan dokumen sejarah yang berkaitan dengan perintah Carl Spaatz untuk terus melanjutkan serangan.

[97][97] Frank, 314[98][98] Frank, 315[99] Burning of Confidential Documents by Japanese Government, case no. 43, serial 2, International Prosecution Section vol. 8[100][100] Bix, 558[101][101] Hasegawa, 244[102][102] Hoyt, 409[103][103] Frank, 316[104][104] Frank, 318[105] Hoyt 407–408[106][106] Frank, 317[107][107] Frank, 319[108][108] Butow, 220[109] Hoyt, 409–410[110][110] The Pacific War Research Society, 227[111][111] The Pacific War Research Society, 309[112][112] Butow, 216[113][113] Hoyt, 410[114][114] The Pacific War Research Society, 279[115][115] Wainstock, 115[116][116] The Pacific War Research Society, 246[117][117] Hasegawa, 247[118][118] The Pacific War Research Society, 283[119][119] Hoyt, 411[120][120] The Pacific War Research Society, 303[121][121] The Pacific War Research Society, 290[122][122] The Pacific War Research Society, 311[123][123] Dower, 34[125][125] Spector, 558. (Spector salah dalam melakukan identifikasi, Higashikuni dikiranya adik kaisar)[126] Tanggal merayakan Hari Kemenangan atas Jepang bergantung pada waktu setempat saat mereka menerima berita penyerahan Jepang.

Negara-negara Persemakmuran Inggris merayakan pada 15 Agustus (http:/ / news. bbc. co. uk/ onthisday/ hi/ dates/ stories/ august/ 15/newsid_3581000/ 3581971. stm) sementara Amerika Serikat merayakannya pada 14 Agustus (http:/ / www. history. com/ minisites/ vjday/ ).

[127] Hasegawa, 271ff[128] "Bendera dalam bingkai pada kanan bawah yang pernah dikibarkan Komodor Matthew C. Perry pada 14 Juli 1853 di Teluk Yedo (Tokyo),

pada ekspedisi pertama untuk berunding megenai pembukaan isolasi Jepang." Formal Surrender of Japan, 2 September 1945 -- SurrenderCeremonies Begin (http:/ / www. history. navy. mil/ photos/ events/ wwii-pac/ japansur/ js-8e. htm). United States Naval Historical Center.Diakses pada 25 Februari 2009

[129][129] Dower, 41[130] “1945: Japan signs unconditional surrender” (http:/ / news. bbc. co. uk/ onthisday/ hi/ dates/ stories/ september/ 2/ newsid_3582000/

3582545. stm) On This Day: September 2, BBC.[131] The Tokyo War Crimes Trials (1946–1948) (http:/ / www. pbs. org/ wgbh/ amex/ macarthur/ peopleevents/ pandeAMEX101. html). The

American Experience: MacArthur. PBS. Diakses 25 Februari 2009[133] Radio Address to the American People After the Signing of the Terms of Unconditional Surrender by Japan, (http:/ / www. trumanlibrary.

org/ calendar/ viewpapers. php?pid=129) Harry S. Truman Library and Museum (1945-09-01).[134][134] Dower, 51[135][135] Cook 40, 468[136][136] Weinberg, 892

Menyerahnya Jepang 22

[137][137] Cook 403 mencantumkan total tentara Jepang sebagai 4.335.500 orang di Jepang pada hari kapitulasi, dengan tambahan 3.527.000 orang diluar negeri.

[138] Frank, 350–352[139] Cook berisi wawancara dengan Iitoyo Shogo mengenai pengalamannya dijadikan tawanan perang oleh Inggris di Pulau Galang yang

dikenal di kalangan tawanan perang sebagai "Pulau Kelaparan"[140] World War II, Wilmott, Cross & Messenger, Dorling Kindersley, 2004.

Buku teks• Bix, Herbert (2001). Hirohito and the Making of Modern Japan. Perennial. ISBN 0060931302.• Butow, Robert J. C. (1954). Japan's Decision to Surrender. Stanford University Press. ISBN 978-0804704601.• Cook, Haruko Taya; Theodore F. Cook (1992). Japan at War: An Oral History. New Press. ISBN 1565840399.• Dower, John (1999). Embracing Defeat: Japan in the Wake of World War II. W.W. Norton & Company Inc.

ISBN 0393046869.• Feifer, George (2001). The Battle of Okinawa: The Blood and the Bomb. Guilford, CT: The Lyons Press.

ISBN 1585742155.• Ford, Daniel, "The Last Raid" (http:/ / www. warbirdforum. com/ lastraid. htm). Air&Space Smithsonian,

September 1995: 74-81• Frank, Richard B. (1999). Downfall: the End of the Imperial Japanese Empire. New York: Penguin.

ISBN 0141001461.• Hasegawa, Tsuyoshi (2005). Racing the Enemy: Stalin, Truman, and the Surrender of Japan. Harvard University

Press. ISBN 9780674016934.• Hoyt, Edwin P. (1986). Japan's War: The Great Pacific Conflict. New York: Cooper Square Press.

ISBN 0815411189.• The Pacific War Research Society (1965; English language: 1968). Japan's Longest Day. Palo Alto, California:

Kodansha International.• Reynolds, Clark G. (1968). The Fast Carriers; The Forging of an Air Navy. New York, Toronto, London,

Sydney: McGraw-Hill Book Company.• Skates, John Ray (1994). The Invasion of Japan: Alternative to the Bomb. Columbia, SC: University of South

Carolina Press. ISBN 0872499723.• Smith, John B.; Malcolm McConnell (2002). The Last Mission: The Secret Story of World War II's Final Battle.

New York: Broadway Books. ISBN 0767907787.• Spector, Ronald H. (1985). Eagle Against The Sun. Vintage. ISBN 978-0394741017.• Wainstock, Dennis (1996). The Decision to Drop the Atomic Bomb. Greenwood Publishing Group.

ISBN 9780275954758.• Weinberg, Gerhard L. (1999). A World at Arms: A Global History of World War II. Cambridge University Press.

ISBN 0521558794.• Weintraub, Stanley (1995). The Last Great Victory: the End of World War II. Dutton Adult. ISBN 0525936874.

Pranala luar• (Inggris) Dokumen asli: Instrument of Surrender (http:/ / www. footnote. com/ viewer. php?image=4346690)• (Inggris) Misi terakhir di atas Jepang (http:/ / www. worldwar-two. net/ acontecimentos/ 40/ )• (Jepang) Keputusan Kaisar Hirohito untuk menyerah (http:/ / www. geocities. jp/ torikai007/ war/ seidan. html)• (Inggris) Rekaman pembicaraan pribadi (http:/ / www. fco. gov. uk/ Files/ kfile/ churchillstalin_70-1. pdf) antara

Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan Stalin di Konferensi Potsdam 17 Juli 1945.

Sumber dan Kontributor Artikel 23

Sumber dan Kontributor ArtikelMenyerahnya Jepang  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?oldid=7024333  Kontributor: Aldo samulo, Midori, Mimihitam, 高 木 あ ゆ み, 3 suntingan anonim

Sumber Gambar, Lisensi dan KontributorBerkas:Shigemitsu-signs-surrender.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Shigemitsu-signs-surrender.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: Army Signal CorpsBerkas:US landings.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:US_landings.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: General MacArthur's General StaffBerkas:Japanese battleship Haruna sunk.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Japanese_battleship_Haruna_sunk.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: US NavyBerkas:Kantaro_Suzuki_cabinet_-_June_9,_1945.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Kantaro_Suzuki_cabinet_-_June_9,_1945.jpg  Lisensi: Public Domain Kontributor: (Unknown)Berkas:Kantaro Suzuki suit.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Kantaro_Suzuki_suit.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: Jappalang, Reka severnaya, Shikaryouse shomei, Takabeg, WTCA, Zagyoso, 電 田 蒸

Berkas:Shigenori Togo.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Shigenori_Togo.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: Reka severnaya, Shika ryouse shomei, WTCA,白 拍 子 花 子

Berkas:Bundesarchiv Bild 183-R67561, Potsdamer Konferenz, Konferenztisch.jpg  Sumber:http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Bundesarchiv_Bild_183-R67561,_Potsdamer_Konferenz,_Konferenztisch.jpg  Lisensi: Creative Commons Attribution-Sharealike 3.0 Germany Kontributor: Jonkerz, Mbdortmund, Raul654, TUBSBerkas:NagasakibombEdit.jpeg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:NagasakibombEdit.jpeg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: Nagasakibomb.jpg: The picture wastaken from one of the B-29 Superfortresses used in the attack. derivative work: UpstateNYerBerkas:Korechika Anami.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Korechika_Anami.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: WTCABerkas:B29 leaflet.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:B29_leaflet.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: Mark PellegriniBerkas:Major Kenji Hatanaka.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Major_Kenji_Hatanaka.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: UnknownBerkas:Tanaka Shizuichi.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tanaka_Shizuichi.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: Ananda, Jappalang, Kaba, Kl833x9,Reggaeman, Suiten, Takabeg, 1 suntingan anonimBerkas:American military personnel gather in Paris to celebrate the Japanese surrender.jpg  Sumber:http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:American_military_personnel_gather_in_Paris_to_celebrate_the_Japanese_surrender.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor: Unknown, but inOffice of the Chief Signal Officer collectionBerkas:Japanese-surrender-mac-arthur-speaking-ac02716.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Japanese-surrender-mac-arthur-speaking-ac02716.jpg  Lisensi:Public Domain  Kontributor: Alexandrin, Anathema, Carl Logan, Cobatfor, Docu, Editor at Large, Esnico30, GrahamBould, Greenshed, Morio, Mtsmallwood, PMG, Rcbutcher, SchekinovAlexey Victorovich, Schlendrian, 1 suntingan anonimBerkas:Hatazo Adachi signed surrender.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Hatazo_Adachi_signed_surrender.jpg  Lisensi: Public Domain  Kontributor:Photographer not identified (donor R. Turnbull)

LisensiCreative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported//creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/