merger dan akuisisi

25
MERGER DAN AKUISISI Pengembangan suatu perusahaan dapat dilakukan melalui ekspansi internal atau eksternal. Perusahaan dikatakan melakukan ekspansi internal jika perusahaan melakukan investasi dari awal seperti mendirikan perusahaan baru atau melakukan perluasan perusahaan yang sudah ada. Sementara itu, perusahaan dikatakan melaukan ekspansi eksternal jika menggabungkan kegiatan operasionalnya dengan perusahaan lain yang sudah ada. Penggabungan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sudah ada dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu merger dan akuisisi. 1. Pengertian Merger dan Akuisisi Meger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang ukurannya tidak sama dimana hanya satu perusahaan yang tetap berdiri dengan nama perusahaannya sedangkan perusahaan lain yang lebih kecil melebur ke dalam perusahaan yang lebih besar. Penggabungan ini mengakibatkan aktiva dan passiva dari perusahaan yang menggabungkan diri beralih kepada perusahaan yang menerima penggabungan dan status badan hukum perusahaan yang menggabungkan diri berakhir. Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur-unsur dalam merger, yaitu : a. Penggabungan perusahaan setidaknya melibatkan dua pihak perusahaan yaitu, yang menerima penggabungan (absorbing company/acquiring company/surviving company) dan pihak

Upload: novi

Post on 12-Apr-2016

154 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Merger Akuisisi

TRANSCRIPT

Page 1: Merger Dan Akuisisi

MERGER DAN AKUISISI

Pengembangan suatu perusahaan dapat dilakukan melalui ekspansi internal atau eksternal.

Perusahaan dikatakan melakukan ekspansi internal jika perusahaan melakukan investasi

dari awal seperti mendirikan perusahaan baru atau melakukan perluasan perusahaan yang

sudah ada. Sementara itu, perusahaan dikatakan melaukan ekspansi eksternal jika

menggabungkan kegiatan operasionalnya dengan perusahaan lain yang sudah ada.

Penggabungan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sudah ada dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu merger dan akuisisi.

1. Pengertian Merger dan Akuisisi

Meger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang ukurannya tidak sama

dimana hanya satu perusahaan yang tetap berdiri dengan nama perusahaannya sedangkan

perusahaan lain yang lebih kecil melebur ke dalam perusahaan yang lebih besar.

Penggabungan ini mengakibatkan aktiva dan passiva dari perusahaan yang

menggabungkan diri beralih kepada perusahaan yang menerima penggabungan dan status

badan hukum perusahaan yang menggabungkan diri berakhir.

Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur-unsur dalam merger, yaitu :

a. Penggabungan perusahaan setidaknya melibatkan dua pihak perusahaan yaitu, yang

menerima penggabungan (absorbing company/acquiring company/surviving

company) dan pihak perusahaan yang digabungkan atau menggabungkan diri

(absorbed company/acquired company/target company)

b. Perusahaan yang menerima penggabungan (surviving company) akan menerima

atau mengambil alih seluruh hak dan kewajiban atau aktiva dan passiva dari

perusahaan yang menggabungkan diri (target company)

c. Perusahaan yang digabungkan atau menggabungkan diri (target company) akan

hilang statusnya sebagai perusahaan karena hukum.

Page 2: Merger Dan Akuisisi

Bagan Merger

Konsolidasi adalah peleburan dua perusahaan atau lebih yang ukurannya relatif sama

menjadi satu perusahaan baru. Contoh, konsolidasi perusahaan A dan perusahaan B yang

ukurannya relatif sama memunculkan perusahaan C sebagai hasil konsolidasi. Perusahaan

baru hasil konsolidasi memperoleh aktiva dan passiva dari perusahaan yang meleburkan

diri dan status hukum perusahaan yang meleburkan diri berakhir.

Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur-unsur dalam konsolidasi, yaitu :

a. Peleburan perusahaan setidaknya melibatkan tiga pihak, yaitu setidaknya ada dua

perusahaan yang melebur (absorbed company) dan kedua perusahaan tersebut

membentuk perusahaan baru

b. Perusahaan-perusahaan yang melebur (absorbed company) akan hilang statusnya

sebagai perusahaan karena hukum

c. Perusahaan baru akan menerima atau mengambil alih seluruh hak dan kewajiban

atau aktiva dan passiva dari perusahaan yang melebur.

Akuisisi dibedakan menjadi 2, yaitu :

Page 3: Merger Dan Akuisisi

a. Akuisisi Saham adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh perusahaan akuisitor

untuk mengambil alih dengan membeli saham perusahaan yang diakuisi, sehingga

mengakibatkan pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi berpindah

kepada perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masing-masing tetap

beroperasi sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri.

Bagan Akuisisi Saham

b. Akuisisi Aset adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh perusahaan akuisator

untuk mengambil alih dengan membeli semua aset yang dimiliki perusahaan yang

diakusisi.

2. Klasifikasi Merger dan Akuisisi

Berdasarkan aktivitas ekonomi, merger dan akuisisi diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Merger horizontal→ dalam industri yang sama

Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak

dalam industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan ini

bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah satu tujuan utama

merger dan akuisisi horisontal adalah untuk mengurangi persaingan atau untuk

meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan

distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi.

b. Merger vertikal→ dalam tahapan proses produksi

Page 4: Merger Dan Akuisisi

c. Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan - perusahaan yang

bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi

vertikal dilakukan oleh perusahaan - perusahaan yang bermaksud untuk

mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam

rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.

d. Merger konglomerasi→ dalam industri tidak terkait

Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing

bergerak dalam industri yang tidak terkait. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi

apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan

memasuki bidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula. Apabila

merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan secara terus menerus oleh

perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi. Sebuah konglomerasi

memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam industri yang berbeda.

e. Merger ekstensi pasar

Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih

perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger dan

akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk masing-

masing perusahaan. Merger dan akusisi ekstensi pasar sering dilakukan oleh

perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansi dan penetrasi pasar.

Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat tanpa harus

membangun fasilitas produksi dari awal di negara yang akan dimasuki. Merger dan

akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor karena

kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen luar

negeri.

f. Merger ekstensi produk

Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih

perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah

merger perusahaan akan menawarkan lebih banyak jenis dan lini produk sehingga

akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan

dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing -

masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas riset sehingga lebih

produktif dalam inovasi.

Page 5: Merger Dan Akuisisi

Berdasarkan pola merger dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Mothership merger

Mothership merger adalah pengadopsian satu pola atau sistem untuk dijadikan pola

atau sistem pada perusahaan hasil merger. Biasanya perusahaan yang

dipertahankan hidup adalah perusahaan yang dominan dan sistem pola bisnis

perusahaan yang dominan inilah yang diadopsi.

2. Platform merger

Jika dalam mothership merger hanya satu sistem yang diadopsi, maka dalam

platform merger hardware dan software yang menjadi kekuatan masing-masing

perusahaan tetap dipertahankan dan dioptimalkan. Artinya adalah semua sistem

atau pola bisnis, sepanjang itu baik, akan diadopsi oleh perusahaan hasil merger.

Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan akuisisi

asset, yaitu :

1. Akusisi Saham

Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli

perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan

perusahaan dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan didirikan atas saham-

saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham menjual saham-saham mereka

kepada pembeli/pengakuisisi.

Akuisisi saham merupakan salah satu bentuk akuisisi yang paling umum

ditemui dalam hampir setiap kegiatan akuisisi. Akuisisi tersebut dapat dilakukan

dengan cara membeli seluruh atau sebagian saham-saham yang telah dikeluarkan

oleh perseroan maupun dengan atau tanpa melakukan penyetoran atas sebagian

maupun seluruh saham yang belum dan akan dikeluarkan perseroan yang

mengakibatkan penguasaan mayoritas atas saham perseroan oleh perusahaan yang

melakukan akuisisi tersebut, yang akan membawa ke arah penguasaan manajemen

dan jalannya perseroan.

2. Akusisi Aset

Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia

dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau aset perusahaan lain tersebut. Jika

pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan

akusisi parsial.

Page 6: Merger Dan Akuisisi

Akusisi aset secara sederhana dapat dikatakan merupakan:

a. Jual beli (aset) antara pihak yang melakukan akuisisi aset (sebagai pihak pembeli)

dengan pihak yang diakuisisi asetnya (sebagai pihak penjual), jika akuisisi

dilakukan dengan pembayaran uang tunai. Dalam hal ini segala formalitas yang

harus dipenuhi untuk suatu jual beli harus diberlakukan, termasuk jual beli atas hak

atas tanah yang harus dilakukan dihadapan Pejabat Pembuatan Akta Tanah.

b. Perjanjian tukar menukar antara aset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain

milik dan pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi tidak dilakukan dengan cara

tunai. Dan jika kebendaan yang dipertukarkan dengan aset merupakan

sahamsaham, maka akuisisi tersebut dikenal dengan nama assets for share

exchange, dengan akibat hukum bahwa perseroan yang diakuisisi tersebut menjadi

pemegang saham dan perseroan yang diakuisisi.

3. Kelebihan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi

Kelebihan Merger :

a. Proses merger lebih murah dibandingkan dengan akuisisi karena secara hukum

semua aktiva dan passiva kedua (atau lebih) perusahaan secara otomatis menjadi

satu pada saat bergabung dan bisa dilakukan tanpa melikuidasi perusahaan yang

digabungkan.

b. Proses merger lebih sederhana dan dapat dilakukan secara cepat dimana dapat

dihindari semua proses pengalihan (balik nama, royalti atas hak-hak jaminan) yang

diperlukan masing-masing aset.

Kelemahan Merger :

a. Proses merger memerlukan persetujuan dari pemegang saham masing-masing

perusahaan dimana proses untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan

waktu yang lama

Kelebihan Akuisisi Saham dan Akuisisi Aset:

a. Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang

saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran perusahaan

Page 7: Merger Dan Akuisisi

akuisitor, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak

akuisitor.

b. Dalam akuisisi saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan

pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga

tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,

akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak

bersahabat (hostile takeover)

d. Perusahaan melakukan akuisisi saham secara bertahap (untuk tujuan melakukan

merger nantinya) untuk menghindari pemegang saham minoritas yang tidak setuju

dimana nantinya secara bertahap diharapkan terjadi completely absorbed

acquisition (akuisisi penuh)

e. Akuisisi aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan

mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada

halangan bagi pemegang saham minoritas jika tidak menyetujui akuisisi.

Kekurangan Akuisisi Saham dan Akuisisi Aset :

a. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka akan terjadi

merger

b. Akuisisi saham biasanya berakhir dengan hostile takeover dimana adanya

pertentangan dari pihak manajemen atau pemegang saham minoritas/publik yang

dapat mengakibatkan biaya akuisisi yang mahal dibanding biaya merger.

c. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyertujui

pengambilalihan, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar

perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada

akuisisi agar akuisisi terjadi.

d. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum

memerlukan biaya balik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

4. Motif Merger dan Akuisisi

Motivasi perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah untuk

mendapatkan sinergi atau bahasa sederhananya adalah mendapatkan nilai tambah.

Menurut Moin (Muhammad Aji, 2010), pada prinsipnya terdapat dua motif yang

mendorong sebuah perusahaan melakukan merger dan akuisisi, yaitu motif

Page 8: Merger Dan Akuisisi

ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan

perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain, motif non-ekonomi adalah motif yang

bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada

keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik.

a. Motif Ekonomi

Tujuan perusahaan jika dilihat dari prespektif manajemen keuangan adalah

adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value

creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham yang tujuan

panjangnya adalah adalah mencapai peningkatan nilai prusahaan tersebut.

Oleh karena itu seluruh aktivitas dan keputusan yang diambil oleh

perusahaan harus diarahkan mencapai tujuan ini.

b. Pertumbuhan atau Diversifikasi

Salah satu motif yang melatarbelakangi merger dan akuisisi adalah

penganekaragaman bidang usaha atau diversifikasi. Dengan adanya

diversifikasi atau keanekaragaman bidang usaha maka perusahaan dapat

mengurangi perusahaan pesaing dan perusahaan dapat menjaga stabilitas

pendapatan perusahaan.

c. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi

(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena nilai gabungan

dari kedua perusahaan tersebut dari penjumlahan masing-masing nilai

perusahaan yang digabungkan. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang

melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga

kerja yang berlebihan dapat dihilangkan. Sinergi dapat dikelompokkan

menjadi 3 jenis, yaitu :

Operating Synergi

Operating synergi merupakan kombinasi dari beberapa operasi

sehingga dapat menekan biaya dan menaikkan penghasilan.

Operating synergy muncul dari perusahaan yang melakukan

ekspansi pada bisnis yang sama sehingga dapat menekan biaya rata-

rata karena biaya tetap menurun (memperoleh economic of scale),

atau melakukan diversifikasi ke sektor yang masih berkaitan (related

diversification), misal perusahaan garmen yang bergabung dengan

Page 9: Merger Dan Akuisisi

perusahaan tekstil, perusahaan rokok yang bergabung dengan

perusahaan perkebunan tembakau.

Financial synergy

Financial synergy dihasilkan ketika perusahaan yang melakukan

merger memiliki struktur modal yang kuat dan mampu mengakses

sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah. Struktur modal

yang kuat akan menjamin aktivitas operasi perusahaan sehingga

tidak menghadapi kesulitan likuiditas.

Management synergy

Management synergy dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas

manajerial dan skill dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang

lain atau ketika secara bersama-sama mampu memanfaatkan

kapasitas kemampuan yang mereka miliki. Misalnya manjemen

perusahaan A kurang efisien dibandingkan dengan manajemen

perusahaan B, maka merger dapat menjadi jalan untuk

meningkatkan efisiensi. Peningkatan efisiensi disini mensyaratkan

kedua perusahaan yang digabung memiliki bidang kegiatan yang

sama (merger horisontal).

d. Kekuatan Pasar

Kekuatan pasar akan diperoleh apabila diterapkan pada merger horisontal.

Hal ini karena penggabungan dua atau lebih perusahaan yang sebelumnya

saling bersaing menjual produk yang sama, secara teoritik akan

meningkatkan penguasaan pasar.

e. Keuntungan Pajak

Keuntungan pajak diperoleh melalui pengurangan kewajiban pembayaran

pajak. Misalnya acquiring company adalah perusahaan yang memperoleh

keuntungan yang besar, sehingga kewajiban pembayaran pajaknya besar.

Target company merupakan perusahaan yang telah lama merugi, sehingga

ia memiliki fasilitas pembebasan pajak akibat akumulasi kerugian. Ketika

keduanya bergabung, fasilitas pembebasan pajak yang semula dimiliki oleh

target company akan beralih ke acquiring companya sehingga ia

memperoleh keuntungan dari pengurangan kewajiban pajak tersebut.

Page 10: Merger Dan Akuisisi

f. Meningkatkan likuiditas perusahaan

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas

yang lebih besar karena jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham

akan lebih meluas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

5. Proses Merger dan Akuisisi

a. Tahap Perencanaan (planning) dan screening

Pada proses identifikasi awal, perusahaan mencari dan mengumpulkan informasi

sebanyak mungkin tentang perusahaan mana saja yang potensial untuk diajak

bergabung. Informasi-informasi tersebut meliputi berbagai aspek seperti ekonomi,

sosial, teknologi dan parameter-paratemeter industri seperti proyeksi tingkat

pertumbuhan pasar, peraturan pemerintah dan faktor sumber daya manusia dengan

menggunakan berbagai kriteria seperti kualitas manajemen, profitabilitas, struktur

modal dan kriteria lainnya.Sedangkan screening merupakan proses penyaringan

sekaligus memilih diantara berbagai calon perusahaan target yang telah terkumpul

informasinya.

b. Tahap Proses Merger dan Akuisisi.

Tahapan ini terdiri dari empat proses yaitu:

penawaran formal

Proses penawaran formal merupakan pendekatan formal yang dilakukan

perusahaan melalui pemberitahuan secara tertulis dan resmi tentang

maksud penggabungan usaha terhadap manajemen puncak perusahaan

target. Kedua belah pihak melakukan penjajakan dan pembicaraan tentang

harga yang akan disepakati. Setelah penawaran formal.

due diligenco atau uji tuntas

investigasi yang menyeluruh dan mendalam terhadap berbagai aspek

perusahaan target. Uji tuntas dilakukan terhadap aspek hukum, keuangan,

organisasi sumber daya manusia, pemasaran serta teknologi dan produksi.

negosiasi/deal

Page 11: Merger Dan Akuisisi

Negosiasi/deal dianggap telah terlaksana apabila tercapai kesepakatan

tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses merger atau

akuisisi antara perusahaan pengakuisisi dan pihak perusahaan target.

Closing

Setelah ketiga proses telah terlaksana, dilakukan penutupan transaksi

merger atau akuisisi yang ditandai dengan berlakunya status hukum

perusahaan yang dimerger kedalam perusahaan hasil penggabungan usaha

disertai dengan penyerahan saham.

6. Penilaian Perusahaan

Dalam mengevaluasi kegiatan merger dapat digunakan beberapa pendekatan, yaitu:

a. Pendapatan sekarang (present earning)

Pendapatan yang dimaksud dalam pendekatan ini adalah pendapatan per-saham

(earning per share). Menurut pendekatan ini merger layak dilakukan jika

setelah melakukan merger, EPS mengalami peningkatan dibandingkan sebelum

melakukan merger.

Contoh:

Perusahaan A merencanakan merger dengan perusahaan B yang masing-masing

memiliki data keuangan sebagai berikut:

Keterangan Perusahaan A Perusahaan BPendapatan sekarang Rp 20.000.000,00 Rp 5.000.000,00Saham yang Beredar 5 juta lembar 2 juta lembarEPS Rp 4,00 Rp 2,50Harga Saham Rp 64,00 Rp 30,00P/E Ratio 16 12

Perusahaan B setuju menawarkan sahamnya dengan harga Rp 35,00 per

lembar, dibayar dengan saham perusahaan A. Dengan demikian rasio

pertukarannya adalah Rp 35,00/Rp 64,00 atau sama dengan 0,547 saham

perusahaan A untuk setiap lembar saham perusahaan B. Dengan demikian

untuk membeli seluruh saham perusahaan B dibutuhkan saham perusahaan A

sebanyak 0,547 x 2.000.000 lembar = 1.093.750 lembar.

Setelah merger EPS perusahaan A menjadi:

Page 12: Merger Dan Akuisisi

Keterangan Perusahaan APendapatan sekarang Rp 25.000.000,00Jumlah saham yang beredar 6.093.750 lembar

EPS Rp 4,10

Karena setelah merger EPS perusahaan A meningkat dari Rp 4,00

menjadi Rp 4,10, berarti merger layak dilaksanakan.

Bagi mantan pemegang saham perusahaan B, setelah merger

mengalami penurunan EPS. Hal ini terjadi karena untuk setiap lembar

saham perusahaan B, mereka menerima sebanyak 0,547 saham perusahaan

A. Oleh karena itu EPS untuk setiap lembar saham perusahaan B adalah

sebesar 0,547 x Rp 4,10 = Rp 2,24, dibandingkan dengan EPS sebelum

merger sebesar Rp 2,50.

Apabila harga yang disepakati Rp 45,00 untuk setiap lembar saham

perusahaan B, maka rasio pertukaran akan menjadi Rp 45,00/Rp64,00, atau

0,703 saham perusahaan A untuk setiap lembar saham perusahaan B.

Dengan demikian untuk membeli seluruh saham perusahaan B, perusahaan

A harus menerbitkan saham baru sebanyak 1.406.250 lembar saham, (Rp

45,00/Rp64,00 x 2.000.000)

Setelah merger EPS saham perusahaan A menjadi:

Keterangan Perusahaan A

Pendapatan sekarang Rp

25.000.000,00Jumlah saham yang beredar 6.406.250 lembar

EPS Rp 3,90

Setelah merger dengan perusahaan B ternyata EPS perusahaan A

mengalami penurunan. Penurunan EPS akan terjadi, apabila P/E ratio yang

dibayar untuk perusahaan B lebih besar daripada P/E ratio perusahaan A,

yaitu P/E ratio perusahaan B 18 kali, (Rp 45,00/Rp 2,50), sedangkan P/E

Page 13: Merger Dan Akuisisi

ratio perusahaan A 16 kali, (Rp 64,00/Rp 4,00), dan jika sebaliknya akan

mengakibatkan terjadi kenaikan EPS.

Besarnya jumlah kenaikan atau penurunan EPS setelah merger

ditentukan oleh:

a. Perbedaan P/E ratio

b. Ukuran relatif perusahaan yang dinyatakan dengan perbandingan total

pendapatan perusahaan A dengan perusahaan B.

Semakin besar P/E ratio perusahaan yang mengakuisisi (A)

dibandingkan dengan P/E ratio perusahaan yang diakuisisi (B), dan semakin

besar pendapatan perusahaan yang diakuisisi (B) dibandingkan dengan

pendapatan perusahaan yang mengakuisisi (A), maka semakin besar

peningkatan EPS perusahaan yang mengakuisisi (A).

b. Pendekatan Pendapatan yang Akan Datang (Future Earnings)

Apabila keputusan merger hanya didasarkan pada pertimbangan jagka

pendek, yaitu pengaruh terhadap EPS sesaat setelah merger, maka apabila

terjadi penurunan EPS setelah merger menandakan merger tidak layak

dilakukan. Analisis tersebut tidak mempertimbangkan pengaruh jangka panjang

merger terhadap peningkatan EPS di masa yang akan datang. Apabila sinergi

atau efesiensi akibat merger baru dirasakan beberapa waktu kemudian, maka

perkembangan pendapatan yang akan datang (future earnings) penting untuk

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

EPS yang diharapkan dengan dan tanpa marger

EPS

8

6

4

2

Dengan merger

Tanpa merger

Page 14: Merger Dan Akuisisi

0 Tahun

1 2 3 4 5 6

Pada gambar diatas tampak bahwa jika perusahaan melakukan merger, EPS setelah

merger mengalami penurunan sehingga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan

EPS jika tidak melakukan merger. Namun, dalam jangka panjang perkembangan

EPS setelah melakukan merger lebih besar daripada perkembangan EPS jika

perusahaan tidak melakukan merger. Setelah melewati beberapa tahun, EPS

perusahaan jika melakukan merger menjadi lebih tinggi dibandingkan EPS jika

tidak melakukan merger.

c. Penilaian Merger dengan Pendekatan Nilai Pasar (Market Value)

Berdasarkan nilai pasar saham, rasio pertukaran harga pasar saham dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Rasio Pertukaran={ harga pasar sahamperusahaan yang membeli}{ jumlah saham yang

ditawarkan }harga pasar saham perusahaan yang dibeli

Contoh : Perusahaan A melakukan merger dengan Perusahaan B yang memiliki

informasi keuangan sebelum merger sebagai berikut :

Keterangan Perusahaan A Perusahaan B

Pendapatan sekarang Rp 20 juta Rp 6 juta

Saham yang beredar 6 juta lembar 2 juta lembar

EPS Rp 3,33 Rp 3

Harga Saham Rp 60 Rp 40

P/E Rasio 18 10

Perusahaan A setuju menawarkan 0,667 saham untuk setiap lembar saham

perusahaan B. Denga demikian rasio pertukaran harga sahamnya adalah :

Rasio Pertukaran= { Rp60 } {0,667 }Rp30

=1,33

Maka Perusahaan B ditawarkan dengan harga = 1,33 x Rp 30

= Rp 40 per lembar

Page 15: Merger Dan Akuisisi

Sehingga untuk membeli seluruh saham Perusahaan B, Perusahaan A harus

menerbitkan saham baru sebanyak Rp 40/Rp60 x 2.000.000 = 1.333.333

lembar saham.

Apabila P/E rasio perusahaan A setelah merger tetap 18, setelah merger

dilakukan, harga pasar saham perusahaan A menjadi :

Keterangan Perusahaan A

Pendapatan sekarang Rp 26 juta (Rp 20 juta+Rp 6 juta)

Saham yang beredar 7.333.333 lembar (6 juta + 1.333.333)

EPS Rp 3,55 (Rp 26 juta/7.333.333)

P/E Rasio 18

Harga Pasar Saham Rp 63,90 per lembar (Rp 3,55 x 18)

Harga Pasar Saham Perusahaan A sebelum melakukan merger adalah Rp 60

sedangkan Harga Pasar Saham setelah melakukan merger adalah Rp 63,90.

Karena setelah melakukan merger dengan Perusahaan B harga pasar saham

Perusahaan A mengalami kenaikan, maka merger layak dilakukan

Page 16: Merger Dan Akuisisi

6. Pembiayaan Merger dan Akuisisi

1. Tunai

Tunai (cash), Pembayaran secara tunai ini dilakukan ketika perusahaan memiliki uang

tunai yang cukup besar. Pembayaran dengan tunai umumnya berasal dari sumber dana laba

ditahan (pembayaran yang dilakukan dengan cara pengurangan modal sendiri),

menerbitkan saham baru dan menjualnya hanya kepada pemegang saham lama saja.

2. Utang

Hutang (debt), saat perusahaan menggunakan kas untuk transaksi, tetapi uang kas tersebut

sebagian besar berasal dari pinjaman pihak ketiga (hutang) yang biasa disebut dengan

leverage buy out.

3. Saham

Saham (stock), jika perusahaan tidak memiliki cukup uang kas atau pemegang saham

target firm masih ingin mempertahankan kepemilikan pada perusahaan hasil merger, maka

alat pembayaran dengan cara pertukaran saham ini dapat digunakan. Pembayaran dengan

menggunakan saham ini terjadi ketika pemegang saham perusahaan pengakuisisi

menyerahkan sejumlah sahamnya kepada pemegang saham perusahaan target sebesar

harga yang dibeli. Perusahaan yang melakukan akuisisi dengan saham harus mendapat

persetujuan dari pemilik saham lainnya.

4. Kombinasi kas, hutang dan saham (combination)

Kombinasi kas, hutang dan saham (combination), pembayaran dengan menggabungkan

kedua atau ketiga unsur tersebut dapat dilakukan bila perusahaan pengakuisisi tidak

memiliki cukup kas, tidak ingin menggunakan seluruh sahamnya, atau tidak ingin

menggunakan hutang seluruhnya untuk membiayai transaksi.