metode pembelajaran 1.ppt
TRANSCRIPT
Strategi Belajar Mengajar Fisika
Oleh: Drs. Surantoro, M.Si.
NIP. 19570820 198601 1 001
PENDIDIKAN FISIKAPENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2010
4.3. Metode Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu kepada siswa agar melakukan kegiatan belajar (di sekolah, di rumah, di perpustakaan, di laboratorium dan di lain-lain tempat) yang kemudian dipertanggung jawabkan.
Tugas yang diberikan dapat berupa memperdalam pelajaran, memperluas wawasan, mengecek/mengevaluasi, mengamati dan sebagainya.
1) Guru menentukan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa untuk dikerjakan. 2) Guru memberikan materi pelajaran yang akan dikerjakan siswa di sekolah/di rumah/di perpustakaan/ di laboratorium dll. 3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas tersebut. 4) Guru meminta laporan pertanggungjawaban dari siswa atas tugas yang dikerjakan oleh siswa. 5) Guru melakukan penilaian pada laporan tugas yang dibuat oleh siswa.
1) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan, yang banyak berhubungan dengan minat/bakat dan berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik. 2) Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri. 3) Tugas dapat meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluaswawasan tentang apa yang dipelajari. 4) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. 5) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
1) Seringkali siswa melakukan penipuan diri di mana mereka
hanya meniru pekerjaan orang lain, tanpa mengalami proses
belajar. 2) Adakalanya tugas itu dilakukan oleh orang lain tanpa pengawasan. 3) Dapat mempengaruhi ketenangan mental siswa, bila
tugas sering diberikan dan sulit dikerjakan. 4) Siswa akan mengalami kesulitan, karena tugas yang diberikan sifatnya umum dan tidak memperhatikan perbedaan individual.
Metode diskusi adalah salah satu cara mendidik yang berupaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya (Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Suktikno, 2007: 62),
lebih lanjut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Suktikno mengatakan bahwa tujuan dari penggunaan metode diskusi ialah untuk memotivasi dan menstimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam.
Menurut Martinus Yamin (2007: 69): Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
Menurut Anissatul Mufarokah (2009: 88-89): Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran di mana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah tentang suatu topik guna mengumpulkan /mengemukakan pendapat atau ide-ide atau bertukar pendapat dan pikiran, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Rini Budiharti (1998: 35-36): Metode diskusi adalah salah satu metode belajar-mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah.
Dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
1) Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian siswa melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah bersama.
2) Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan, sehingga memberi jawaban yang berbeda. Hal ini tidak menjadi masalah, asal pendapat tersebut logis dan mendekati kebenaran. Jadi siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri.
3) Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.
1) Pengatur lalu lintas pembicaraan. a) Mengatur duduk siswa anggota diskusi, sehingga masing-masing anggota diskusi duduk satu lingkaran atau setengah lingkaran/bentuk tapal
kuda. b) Bertanya kepada anggota diskusi secara berturut-
turut. c) Menjaga agar peserta diskusi tidak berebut dalam berbicara. d) Mendorong peserta yang pendiam dan pemalu. 2) Benteng penangkis. a) Mengembalikan pertanyaan kepada kelompok
diskusi bila perlu. b) Memberi petunjuk bila mengalami hambatan.
Seorang pemimpin diskusi dapat beperan sebagai:
1) Kelas dibagi dalam beberapa kelompok. 2) Dapat mempertinggi partisipasi siswa secara
individual. 3) Dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai
keseluruhan dan kesatuan. 4) Rasa sosial mereka dapat dikembangkan,
karena bisa saling membantu dalam memecahkan
masalah, mendorong rasa kesatuan. 5) Memberi kemungkinan untuk saling
mengemukakan pendapat. 6) Merupakan pendekatan yang demokratis. 7) Memperluas pandangan dan wawasan siswa. 8) Menghayati kepemimpinan bersama-sama. 9) Membantu pengembangan kepemimpinan
siswa.
Mengajar dengan metode diskusi ini berarti:
(a) Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan
didiskusikan, (b) Menyebutkan pokok-pokok masalah yang
akan dibahas atau memberikan studi khusus kepada siswa sebelum menyelenggarakan diskusi.
(c) Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis dan meringkas.
(d) Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah.
(e) Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya.
(f) Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu.
(g) Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain (Martinus Yamin, 2007: 69).
(a) Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses
belajar. (b) Pelajaran formal atau magang. (c) Perluasan pengetahuan yang telah dikuasai
siswa. (d) Belajar mengidentifikasi dan memecahkan
masalah serta mengambil keputusan. (e) Membiasakan siswa berhadapan dengan
berbagai pendekatan, interpretasi dan kepribadian. (f) Menghadapi masalah secara berkelompok. (g) Membiasakan siswa untuk berargumentasi dan
berpikir rasional (Martinus Yamin, 2007: 69).
1) Dapat mendorong partisipasi siswa secara aktif
baik sebagai partisipan, penanya, penyanggah
maupun sebagai ketua atau moderator diskusi.
2) Menimbulkan kreatifitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan-
terobosan baru dalam pemecahan masalah. 3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan partisipasi demokratis. 4) Melatih kestabilan emosi dengan menghargai
dan menerima pendapat orang lain dan tidak
memaksakan kehendak sendiri sehingga tercipta ”take and
give”. 5) Keputusan yang dihasilkan kelompok akan
lebih baik daripada berpikir sendiri.
b. Keunggulan dari metode diskusi.
1) Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik dan yang memiliki referensi dengan lingkungan.
2) Diskusi umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar membaca.
3) Siswa yang pasif cenderung melepaskan tanggung jawab.
4) Banyak waktu yang terbuang, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan.
5) Sukar diterapkan pada sekolah tingkat rendah seperti sekolah dasar.
c. Kelemahan dari metode diskusi.
Penggunaan metode diskusi kelompok dalam kerangka pendekatan pembelajaran sebenarnya bukan saja sebagai salah satu cara penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik yang bersifat problematik, tetapi juga melatih anak dalam kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan membentuk kompetensi-kompetensi sosial yang dibutuhkan.
Metode diskusi kelompok diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematik yang pelaksanaannya secara kelompok. Guru, peserta didik, dan atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.(Mulyani S & Johar P, 2001: 123)
1) Untuk membuat problema itu menarik.2) Untuk membantu peserta mengemukakan pendapatnya.3) Untuk mengenal dan mengolah problema.4) Untuk menciptakan suasana yang informal.5) Untuk memperoleh pendapat dari orang-
orang yang tidak suka berbicara.
1) Memberi kemungkinan untuk saling mengemuka-
kan pendapat.2) Merupakan pendekatan yang demokratis3) Mendorong rasa kesatuan.4) Memperluas pandangan.5) Menghayati kepemimpinan bersama-sama.6) Membantu mengembangkan
kepemimpinan.d. Kelemahan Metode Diskusi Kelompok 1) Tidak dapat dipakai pada kelompok besar.2) Peserta mendapat informasi yang terbatas.3) Diskusi mudah terjerumus.4) Membutuhkan pemimpin yang terampil.5) Mungkin dikuasai orang-orang yang suka berbicara.6) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.(Nonoh Siti Aminah & Sumanto, 1987: 6).
Terima kasih