metodologi bab 3 biologi
DESCRIPTION
hfnhTRANSCRIPT
3.2 Alat dan BahanFrame:Untuk membuat plot pengamatanTimbangan:Untuk mengukur berat bahanKamera:Untuk alat dokumentasiAlat tulis:Untuk mencatat hasil pengamatanPengaris: Untuk mengukur ketinggian seresah dan panjang akarGunting:Untuk memotong bahanPlastic:Wadah bahan hasil pengamatan
3.3 Cara KerjaSiapkan alat dan bahan
Frame di lemparkan ke lahan pengamatan
Pengambilan sampel pada frame (seresah, gulma, vegetasi)
Penimbangan sampel pengamatan (seresah, gulma, vegetasi)
Pengambilan vegetasi secara destructif
Pengukuran kedalaman akar vegetasi dengan penggaris
Menggali tanah pada frame dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm
Lakukan pengamatan keberadaan makroorganisme tanah (cacing)
Catat dan dokumentasi hasil pengamatan
PENGAMATANFRAME 1FRAME 2
Tebal Seresah0,5 cm0,5 cm
Tebal Batang Padi1 cm2,5 cm
Berat Batang Padi111 gr138 gr
Berat Seresah13 gr15 gr
Berat Gulma6 gr8 gr
Kedalaman PerakaranVegetasi 1Vegetasi 2Vegetasi 3Vegetasi 414 cm14 cm15 cm
14 cm15 cm12 cm15,5 cm
Cacing0 cm-10 cm10 cm 20 cmTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada
4.2 Analisis Keadaan Agroekosistem lokasi fieldtripBiologi TanahDari pengamatan yang di lakukan pada plot yang terbentuk dari frame di lahan pertanian Desa Sumberngepoh Lawang dengan komoditas padi, di dapatkan kan berbagai macam data dari kedua plot yang di amati. Pada frame 1 memiliki tebal seresah 0,5 cm dengan beratnya 13 gr, dan terdapat 3 vegetasi didalam plot yaitu padi yang memiliki kedalaman perakaran 14 hingga 15 cm dengan tebal 1 cm dan beratnya 111 gr. Sedangkan pada frame 2 memiliki tebal seresah 0,5 cm dengan beratnya 15 gr, dan terdapat 4 vegetasi didalam plot yaitu padi yang memiliki kedalaman perakaran 12 hingga 15,5 cm dengan tebal 2,5 cm dan beratnya 138 gr. Selain itu pengamatan terhadap keberadaan kascing maupun cacing tidak di temukan pada kedua frame dari kedalaman 0 cm hingga 20 cm. Dari data hasil pengamatan menunjukan bahwa lahan pengamatan tergolong tanah sehat yang di tandai dengan adanya seresah dan minimnya jumlah gulma yang terdapat di lahan, selain itu memiliki kedalaman perakaran vegetasi yang sama rata sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada masing-masing plot. Namun dari kedalaman 0 cm hingga 20 cm tidak di dapatkannya adanya makroorganisme tanah seperti cacing yang dapat membantu perbaikan tanah dari aktivitas makrorganisme tersebut dan menyediakan kascing sebagai sumber hara tanah.
Rekomendasi
Kesimpulan