metopel tm 3 ilmu penelitian dan kebenaran
TRANSCRIPT
METODOLOGI PENELITIAN
TATAP MUKA 3
ILMU, PENELITIAN DAN KEBENARAN
POKOK BAHASAN TM 3 (55 cp)
Imu, penelitian dan kebenaran
SUB POKOK BAHASAN3.1 Ilmu, Penelitian dan kebenaran3.2.Kebenaran non-ilmiah3.3.Proposisi, Dalil, Teori, dan Fakta
TINJAUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSMahasiswa mampu menjelaskan tentang Penelitian dan Kebenaran, Proposisi, Dalil, Teori serta Fakta
4
3. Ilmu, Penelitian dan KebenaranSeperti sudah dijelaskan sebelumnya, ilmu adalah suatu pengetahuan yang sestematis dan terorganisir. Penelitian suatu penyelidikan yang hati‑hati serta teratur dan terus‑menerus untuk memecahkan suatu masalah.
5
3. Ilmu, Penelitian dan Kebenaran
Berpikir reflektif adalah proses memecahkan sesuatu dalam menghadapi kesulitan.
Pertanyaannya, bagaimana hubungan antara ilmu, penelitian dan berpikir reflektif.
6
Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Ahnack (1930) hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu.(Lihat gambar 1.1).
7
Tetapi Whitney (1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama‑sama proses.Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth)Terdapat suatu kesamaan yang tinggi derajadnya antara konsep ilmu dan penelitian. Keduanya adalah sama‑sama proses.
8
Penelitian
Ilmu
Penelitian Ilmu Kebenaran
Proses
Proses Proses
Hasil
Hasil
9
Bagaimana pula bubungan antara berpikir, penelitian dan ilmu? Konsep berpikir, ilmu dan penelitian juga sama.
Berpikir, seperti halnya dengan ilmu, juga merupakan proses untuk mencari kebenaran. Proses berpikir adalah refleksi yang hati‑hati dan teratur.
10
Kebenaran yang diperoleh melalui penelitian terhadap fenomena yang fana adalah seuatu kebenaran yang telah ditemukan melalui proses ilmiah, karena penemuan tersebut dilakukan secara ilmiah.
11
Sebaliknya, banyak juga kebenaran terhadap fenomena yang fana
diterima fidak melalui proses penelitian.
12
TEORI KEBENARAN
1. Teori koherensi2. Teori korespondensi,
dan3. Teori fragmatisme
13
Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu:
1) ada koherensi;
2) ada korespondensi; dan
3) pragmatis.
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
14
Misalnya suatu pernyataan bahwa si Badu akan mati dapat dipercaya, karena pernyataan tersebut koheren dengan pernyataan bahwa semua orang akan mati.
15
Kebenaran matematika misalnya, didasarkan atas sifat koheren, karena dalil
matematika disusun berdasarkan beberapa
aksioma yang telah diketahui kebenarannya lebih dahulu.
16
Dasar lain untuk mempercayai kebenaran adalah sifat koresponden yang diprakarsai oleh Betrand Russel (1872‑1970). Suatu pernyataan dianggap benar, jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan obyek yang dituju oleh pertanyataan tersebut.
17
Pernyataan bahwa ibu kota Propinsi Daerah Istimewa Aceh adalah Banda Aceh, adalah benar, karena pernyataan tersebut mempunyai korespondensi dengan lokasi atau faktualitas bahwa Banda Aceh memang ibu kota Propinsi Aceh
18
Jika orang mengatakan bahwa ibu kota Republik Indonesia adalah Kuala Lumpur, maka orang tidak akan percaya karena tidak terdapat objek yang mempunyai korespondensi dengan pernyataan tersebut.
Secara faktual, ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta, bukan Kuala Lumpur.
19
Sifat kebenaran yang
diperoleh dalam proses
berpikir secara ilmiah
umumnya mempunyai sifat
koheren dan sifat
korespondensi.
20
Berpikir secara deduktif adalah menggunakan sifat koheren dalam menentukan kebenaran, sedangkan berpikir secara induktif, peneliti menggunakan sifat korespondensi dalam menentukan kebenaran.
21
Kebenaran lain dipercaya karena adanya sifat pragmatis.
Dengan perkataan lain, pernyataan dipercayai benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis.
22
Suatu pernyataan atau suatu kesimpulan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat pragmatis dalam kehidupan sehari‑hari.
Teori kebenaran dengan sifat pragmatis ini dikembangkan oleh Pierce (1839‑1914)
23
4. Kebenaran Non-ilmiah Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah.
Kadang-kadang kebenaran dapat ditemukan melalui proses non-ilmiah, seperti:
24
4. Kebenaran Non-ilmiah
a. Penemuan kebenaran secara kebetulan.
b. Penemuan kebenaran secara common sense (akal sehat).
c. Penemuan kebenaran melalui wahyu.d. Penemuan kebenaran secara
intuitif.
25
e. Penernuan kebenaran secara trial dan error.
f. Penernuan kebenaran melalui spekulasi.
g. Penernuan kebenaran karena kewibawaan.
26
5. Proposisi, Dalil, Teori, dan FaktaProposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita. Proposisi tersebut dapat diuji kebenarannya. Jika proposisi sudah dirumuskan demikian rupa dan sementara diterima untuk diuji kebenarannya proposisi tersebut disebut hipotesis.
27
Dalam ilmu sosial, proposisi biasanya pernyataan antara
dua atau lebih konsep.
Sebagai contoh, lihatlah dua buah proposisi sebagai
bekikut:
Proposisi
28
1. Tingkat modernitas suami istri adalah salah satu faktor penentu perilaku kontra septif mereka.
2. Penerimaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi tentang nilai ekonomis anak.
Proposisi
29
Proposisi tersebut menghubungkan dua faktor yaitu
faktor penyebab dari faktor lainnya.
Proposisi ini jika dirumuskan untuk diuji kebenarannya, ia akan
menjadi hipotesis.
Proposisi
30
Hipotesis adalah suatu
pernyataan yang diterima
secara sementara untuk diuji
ditolak atau diterima.
31
Dalil Proposisi yang sudah
mempunyai jangkauan cukup luas dan telah didukung oleh data emperis dinamakan dalil
(scientific law).
32
Dengan perkataan lain, dalil adalah singkatan dari suatu
pengetahuan tentang hubungan antar sifat tertentu, yang
bentuknya lebih umum jika dibandingkan dengan pene muan empiris yang menjadi dasar dalil
tersebut.
dalil
33
Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala social maupun natura yang ingin diteliti.
Teori
34
Teori merupakan abstraksi
dari pengertian atau
hubungan dari proposisi atau
dalil
35
Menurut Kerlinger (1973) teori adalah
sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan lainnya, suatu set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena
36
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori.
1) Teori adalah sebuah set proposisi
yang terdiri dari konstruk (construct) yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur dalam set tersebut secara jelas pula.
37
2) Teori menjelaskan hubu ngan antar variable atau antar konstruk sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan oleh variable jelas kelihatan,
38
3) Teori menerangkan feno mena dengan cara men spesifikasikan variable mana yang berhubu ngan dengan variable mana.
39
Teori adalah alat dari ilmu (tool of science).
Di lain pihak, teori juga merupakan alat, penolong teori. Sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai berikut:
40
a. Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis yang akan dibuat abstraksinya;
41
b. Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana tersebut fenomena yang relevan disistematikan, diklasifikasikan dan dihubung‑hubungkan;.
42
c. Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sistem‑generalisasi
43
d. Teori memberikan prediksi terhadap fakta
44
e. Teori memperjelas celah‑celah di dalam pengetahuan kita
45
a. Teori sebagai orientasi utama dari ilmu. Memberi batasan terhadap ilmu dengan cara memperkecil jangkauan dari fakta yang akan dipelajari. Karena banyak fenomena yang dapat dipelajari dari berbagai aspek, maka teori membatasi aspek mana saja yang akan dipelajari dari fenomena tertentu. Permainan bola kaki misalnya dapat dipelajari dari berbagai aspek, seperti aspek fisik, ekonomi kimia, sosiologi dan sbgnya. Menggunakan teori maka jenis fakta yang relevan dengan aspek tertentu dari fenomena dapat dicari dan ditentukan
46
b Teori sebagai konsepsualisasi dan klasifikasi. Tugas dari ilmu juga mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur konsep. Dalam pengembangan tersebut, ilmu memegang peran penting, karena konsep serta klsdifikasi selalu berubah karena pentingnya suatu fenomena berubah-ubah.
c. Teori meringkas fakta. Teori meringkaskan hasip penelitian. Dengan adanya teori, generalisasi terhadap hasil penelitian dapat dilakukan dengan mudah. Teori juga dapat memadu generalasisasi satu sama lain secara empiris sehingga dapat diperoleh suatu ringkasan hubungan antar generalisasi atau pernyataan.
47
d Teori memprediksi fakta. Penyingkatan fakta oleh teori akan menghasilkan uniformitas dari pengamatan. Dengan adanya uniformitas tersebut, maka dapat dibuat prediksi terhadap fakta yang akan datang. Teori dapat menjelaskan fakta apa yang dapat mereka harapkan muncul berdasarkan pengamatan fenomena sekarang.
48
e. Teori memperjelas celah kosong. Karena meringkaskan fakta sekarang dan memprediksi fakta yang akan datang, yang belum diamati, maka teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas daerah mana dalam khazanah ilmu pengetahuan yang belum deksplorasikan. Misalnya, jika teori menyatakan bahwa terdapat hubungan terbalik antara pendapatan dan fertilas maka teori tersebut menunjukkan celah mana saja di mana hubungan tersebut berlaku secara umum, ataukah teori tersebut berlaku hanya pada suatu kelompok pendapatan tertentu.
49
Adanya teori kriminalitas yang dirumuskan berdasarkan pegamatan terhadap perilaku kelas bawah, telah memperjelas celah bahwa kini dipertanyakan apakah teori tersebut juga berlaku untuk kriminalitas yang terjadi pada anak golongan atas?
50
Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasikan secara empiris.
Fakta dapat menjadi ilmu dapat juga tidak. Jika fakta hanya diperoleh secara random, fakta tersebut tidak akan menghasilkan ilmu.
Fakta
51
Jika dikumpulkan secara sistematik dengan beberapa sistem serta beberapa pokok pengurutan, maka fakta tersebut dapat menghasilkan ilmu.
Fakta tanpa teori juga tidak akan menghasilkan apa-apa.
Fakta
52
Seperti telah disinggung terdahulu, fakta juga mempunyai peranan terhadap teori.
Fakta berperan dan mem punyai interaksi yang tetap dengan teori. Peranan fakta terhadap teori antara lain
53
(1) Fakta menolong memprakarsai teori.
(2) Fakta memberi jalan dalam mengubah atau memformulasikan teori baru. (3) Fakta dapat membuat penolakan terhadap teori.
Peranan fakta terhadap teori antara lain
54
(4) Fakta menukar fokus dan orientasi dari teori.
(5) Fakta memperjelas dan memberi definisi kembali terhadap teori.
55
FAKTA TEORI
meramalkan
memper kecil jangkauanmeringkas
memperjelas celah
menolong memprakarsai
menolak
menukar orientasi
mendefinisikan kembali
memberi jalan mengubah