miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

14
BAHASA KHOTBAH JUMAT DI MASIID AGENG KABUPATEN KLATEN: UPAYA KONSERVASI BAHASA IAWA MELALUI PENANAMAN NILAI.NILAI AGAMA Prembayun Miji Lestari FBS Unnes Semarang Pos-el: p r emb ayun@ gmail. com Inti Sari Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola retorika khotbah ]umat dan karakteristik penggunaan bahasa Jawa yang digunakan dalam khotbah Jumat oleh khatib. Penelitian ini meng- ambil objek dari wacana lisan khotbah Jumat berbahasa |awa di Masjid Agi ng,Jatinom, Kabupaten Klaten. Pengumpulan data dilakukan dengan cara merekam, yakni dengan teknik simak bebas, libat cakap, dan mencatat. Analisis dilakukan dengan metode padan dan metode distribusional. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola retorika khotbah ]umat dan karakteristik penggunaan bahasa ]awa yang khas, seperti adanya pilihan ragam bahasa, campur kode, strategi komunikasi dalam bentuk persuasi, argumentasi, harapan, dan ajakan atau himbauan. Kata kunci: wacana lisan khotbah Jumat, pola retorika khotbah Jumat, karakteristik penggunaan bahasa Jawa Abstract The purpose of this study was to descibe patterns of rhetoric Friday sermons and usage characteristics of laoa language used in Friday sermon by the preacher. This study took an object of oral discourse Fiday sermon at a mosque in Jaoanese Ageng, latinom, Klaten. The data collected from the record that employed free listening technique, inaolaing contsersation technique, and noting technique. Analysis method usedwas the equiaalent and distibutional method. The result showed that there was apattern of Fiday sermon and rhetoric characteistic of latsaneselanguage typicaluse, such as thepresence oflanguage choiceaaiety, mixedcode, the ommunication strategy in persuasion, argumentation, hope, and to persuasion or appeal form. Key uords: Fiday sermon oral discourse, Friday sermon rhetoric pattern, Jaaanese use characteristic 1. Pendahuluan Penggunaan bahasa Jawa pada masa se- karang disinyalir mengalami penurunan baik secara kualitas maupun kuantitasnya (jumlah penutur). Sumarlam dalam pidato pengukuhan Guru Besarnya (2011:3) menyampaikan bahwa kecemasan terhadap keberadaan bahasa Jawa; selain berdampak negatif juga berdampak po- sitif. Dampak positifnya membuahkan tindak- an lanjut dan perhatian dari para pemegang kebijakan, para ahli bahasa, dan para pemer- hati bahasa Jawa untuk melestarikan bahasa Jawa dari ancaman kepunahan. Upaya inilah yang disebut dengan konservasi bahasa, yang antara lain, dilakukan melalui ranah keagama- an, yaitu melalui khotbah Jumat. 'Khotbah Jumat di pedesaan penggunaan bahasa Jawa masih menjadi prioritas utama daripada bahasa lainnya. Demikian halnya yang terjadi di masjid Ageng Jatinom Klaten. Penggunaan bahasa Jawa dalam bentuk krama menjadi pilihan utama dalam penyampaian 47 ) Naskah masuk tanggal 12 Februari 2014. Editor: Drs. Umar Sidik, S.I.P., M.Pd. Edit: 5-11 Mei 2014.

Upload: others

Post on 31-Jan-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

BAHASA KHOTBAH JUMAT DI MASIID AGENGKABUPATEN KLATEN: UPAYA KONSERVASI BAHASA IAWA

MELALUI PENANAMAN NILAI.NILAI AGAMA

Prembayun Miji LestariFBS Unnes Semarang

Pos-el: p r emb ayun@ gmail. com

Inti SariTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola retorika khotbah ]umat dan karakteristikpenggunaan bahasa Jawa yang digunakan dalam khotbah Jumat oleh khatib. Penelitian ini meng-ambil objek dari wacana lisan khotbah Jumat berbahasa |awa di Masjid Agi ng,Jatinom, KabupatenKlaten. Pengumpulan data dilakukan dengan cara merekam, yakni dengan teknik simak bebas,libat cakap, dan mencatat. Analisis dilakukan dengan metode padan dan metode distribusional.Hasil penelitian menunjukkan adanya pola retorika khotbah ]umat dan karakteristik penggunaanbahasa ]awa yang khas, seperti adanya pilihan ragam bahasa, campur kode, strategi komunikasidalam bentuk persuasi, argumentasi, harapan, dan ajakan atau himbauan.

Kata kunci: wacana lisan khotbah Jumat, pola retorika khotbah Jumat, karakteristik penggunaanbahasa Jawa

AbstractThe purpose of this study was to descibe patterns of rhetoric Friday sermons and usage characteristics of laoalanguage used in Friday sermon by the preacher. This study took an object of oral discourse Fiday sermon ata mosque in Jaoanese Ageng, latinom, Klaten. The data collected from the record that employed free listeningtechnique, inaolaing contsersation technique, and noting technique. Analysis method usedwas the equiaalentand distibutional method. The result showed that there was apattern of Fiday sermon and rhetoric characteisticof latsaneselanguage typicaluse, such as thepresence oflanguage choiceaaiety, mixedcode, the ommunicationstrategy in persuasion, argumentation, hope, and to persuasion or appeal form.

Key uords: Fiday sermon oral discourse, Friday sermon rhetoric pattern, Jaaanese use characteristic

1. Pendahuluan

Penggunaan bahasa Jawa pada masa se-

karang disinyalir mengalami penurunan baiksecara kualitas maupun kuantitasnya (jumlahpenutur). Sumarlam dalam pidato pengukuhanGuru Besarnya (2011:3) menyampaikan bahwakecemasan terhadap keberadaan bahasa Jawa;selain berdampak negatif juga berdampak po-sitif. Dampak positifnya membuahkan tindak-an lanjut dan perhatian dari para pemegangkebijakan, para ahli bahasa, dan para pemer-

hati bahasa Jawa untuk melestarikan bahasa

Jawa dari ancaman kepunahan. Upaya inilahyang disebut dengan konservasi bahasa, yangantara lain, dilakukan melalui ranah keagama-an, yaitu melalui khotbah Jumat.

'Khotbah Jumat di pedesaan penggunaanbahasa Jawa masih menjadi prioritas utamadaripada bahasa lainnya. Demikian halnyayang terjadi di masjid Ageng Jatinom Klaten.Penggunaan bahasa Jawa dalam bentuk krama

menjadi pilihan utama dalam penyampaian

47

) Naskah masuk tanggal 12 Februari 2014. Editor: Drs. Umar Sidik, S.I.P., M.Pd. Edit: 5-11 Mei 2014.

Page 2: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

khotbah Jumat. Hal ini disebabkan keadaanpara jamaahnya merupakan penutur asli ba-

hasa Jawa sehingga lebih mudah untuk mema-

haminya. Artinya, bahasa Jawa lebih bersifat

komunikatif untuk jamaah masjid di pedesaan.

Secara tidak langsung, apa yang dilakukanoleh para khatib merupakan salah satu upaya

untuk mempertahankan dan melestarikan ba-

hasa Jawa melalui penanaman nilai agama

dalam khotbah Jumat.Berangkat dari latar belakang itu, upaya

konservasi bahasa melalui jalur agama, yaknikhotbah Jumat menjadi kajian yang menarik

' untuk dilakukan. Pola retorika khotbah Jumatyang memiliki karakteristik khas, penanaman

nilai-nilai agama yang terdapat dalam khotbah

Jumat juga memiliki fungsi dan peran cukuppenting dalam mempertahankan dan mengem-

bangkan bahasa Jawa. Penelitian ini memfo-kuskan pada penggunaan bahasa Jawa pada

khotbah Jumat yang digunakan masjid Ageng,

Jatinom, Kabupaten Klaten.

Penelitian sejenis yang berkaitan dengan

khotbah Jumat pernah dilakukan oleh Kun-dharu Sadhono dkk. (2010). Penelitian itumenghasilkan tiga simpulan sebagai berikut.Pertama, kode yang ada dalam khotbah Jumat,berdasarkan jenis bahasa dibagi menjadi dua,

yaitu bahasa Indonesia dan Arab. Berdasarkan

variasi dalam satu bahasa dapat dibagi menjadibahasa baku dan bahasa nonbaku. Kedua, alih.

kode dalam kalimat yang ada dalam khotbah

Jumat berwujud kata sifat, kata keterangan/kata benda, kata kerja, kata ulang, dan frasa.

Bentuk alih kode dalam kalimat yang ada ber-

sifat ke dalam dan ke luar. Latar belakang alihkode dalam kalimat disebabkan oleh faktor si-

kap dan faktor kebahasaan. Ketiga, alih kodeyang ada dalam khotbah Jumat berwujud per-

manen dan sementara. Alih kode yang ada ber-

sifat ekstern. Faktor penentu alih kode adalah

penutur, mitra tutur, topik atau pokok pikiran,sekadar bergengsi, dan perubahan situasi.Fungsi kode dalam khotbah Jumat, yaitu fungsi

ekspresif, fungsi direktif, fungsi informasional,

48 Wdyapanul, volume 42, Nomor 1, Juni2014

fungsi metalingual, fungsi interaksional, fungsikontekstual, dan fungsi puitik.

Perbedaan dengan penelitian ini terletak

pada lokasi penelitian dan fokus masalah yang

dikaji. Penelitian Kundharu di masjid Sura-

karta, dengan fokus masalah pada aspek kode,

alih kode, faktor penentu alih kode dan fungsikode dalam khotbah Jumat. Sementara dalam

penelitian ini berlokasi di masjid Ageng, Jati-nom, Klaten. Fokus masalahnya pada pola reto-

rika dan karakteristiknya.

Rumusan masalah dalam penelitian iniberkaitan dengarf fenomena sosial yang ber-kaitan dengan sistLm kebahasaan yang diguna-kan dalam khotbah Jumat berbahasa Jawa. Per-

masalahan yang akan dijawab dalam peneliti-an ini ialah (1) bagaimana pola retorika dalamkhotbah Jumat berbahasa Jawa di masjidAgeng, Jatinom, Kabupaten Klaten, (2) bagai-mana karakteristik penggunaan bahasa Jawadalam khotbahJumatberbahasa Jawa di masjidAgeng, fatinom, Kabupaten Klaten sebagai

upaya konservasi bahasa Jawa.

Tujuan penelitian ini untuk (1) mendes-

kripsikan pola retorika yang digunakan dalamkhotbah Jumat berbahasa Jawa sebagai upayakonservasi bahasa Jawa, (2) mendeskripsikankarakteristik penggunaan bahasa Jawa dalamkhotbah Jumat berbahasa Jawa di masjidAgeng, Jatinom, Kabupaten Klaten.

2. Landasan Teori

2.L Pola Retorika Khotbah ]umatWardaugh dan Hockett (dalam Putu Wija-

na 2013:22) berpendapat bahwa bahasa meru-pakan alat terpenting manusia di dalam bekerja

sama dengan sesamanya, mengembangkan,dan melestarikan kebudayaannya untuk ditu-runkan kepada generasi-generasi penerusnya.

Khotbah Jumat merupakan salah satu bentukkegiatan yang dilakukan secara rutin oleh kaummuslimin, yang menggunakan bahasa sebagai

media penyampaiannya.

Aspek penyampaian khotbah Jumat ber-bahasa Jawa tidak terlepas dari retorika. Arti-

Page 3: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

nya, khotbah Jumat termasuk salah satu bentukretorika, yakni penyampai khotbah atau khatibmenyampaikan nilai-nilai agama secara jelas,

padat, efektif, disertai dengan dalil dari ayat-ayat Alquran dan hadis dengan tujuan agarapa yang disampaikan dipahami dan diamal-kan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penyampaian khotbah sangat di-butuhkan keterampilan teknis dan seni berko-munikasi kepada orang lain. Seni berkomuni-kasi itulah yang disebut dengan retorika. Reto-rika secara umum didefinisikan sebagai senimembangun argumentasi dan seni berbicara.Retorika memiliki tujuan agar apa yang diko-munikasikan bisa dipahami orang secara efek-tif. Dengan demikiaru apa yang disampaikanmembawa efek atau dampak sebagaimanayang diinginkan.

Secara etimologis, khotbah memiliki arti pi-dato, nasihat, pesan. Di dalam Kamus Besar Ba-

hasa Indonesia (1999:498), khotbah diartikan se-

bagai'pidato yang menguraikan tentang aga-ma'. Kata khotbah berasal dari bahasa Arabkhutbah artinya adddres, speech, harangue,oration'amanat, pidato' (Baal-Baki, 1993:515).

Dalam terminologi Islam, khotbah Jumat meru-pakan pidato yang disampaikan oleh seorangkhatib kepada para jamaah sebelum shalatJumat dilaksanakan dengan syarat-syarat danrukun tertentu. Khotbah Jumat adalah bagiandari ibadah umat Islam yang dilakukan setiaphari Jumat yang bertujuan memberikan nasi-hat, berita, himbauary menyarankan kebaikan,dan menghindari dari keburukan (amar ma'rufnahi munkar).

Khotbah Jumat dapat dikategorikan seba-gai salah satu penggunaan bahasa untuk keper-luan khusus. Gltiser (1998:a6\ menyebutnyasebagai language for specific purposes. Pengguna- '

an secara khusus itu disebut dengan ragam ba-hasa. Halliday (1995:82) merumuskan ragambahasa sebagai variasi bahasa sehubungan de-ngan pemakaiannya yang berbeda dengandialek. Joos dan Stevens (1995:85) membagi ra-gam menjadi lima jenis, yakni ragam baku, ra-

gam resmi, ragam konsultatif, ragam santai,dan ragam akrab. Bahasa khotbah Jumat ter-masuk ragam baku.

2.ZKarakteristik Penggunaan Bahasa ]awadalam Khotbah ]umatMaryono (1996:305) menyebutkan bahwa

khotbah merupakan penyampaian ajaranIslam dalam suatu peribadatan, seperti khotbah

Jumat dan khotbah hari raya. Penyampaiankhotbah dapat dilakukan dengan bahasa Indo-nesia atau bahasa daerah (Jawa). Khotbahyang disampaikan,rdengan bahasa Jawa,umumnya cenderurlg menggunakan bentukkrama. Penggunaan bentuk tersebut karena di-dasari adanya suatu pendapat bahwa upacarakeagamaan menunjukkan situasi yang resmi.Selain itu, menunjukkan upaya khatib untukmenghormati kepada para jamaah.

Karakteristik penggunaan bahasa Jawadalam khotbah Jumat di masjid Ageng, Jatinomdominan menggunakan bahasa Jawa ragamkrama yang bercampur dengan serpihan ragamngoko, bahasa Arab, dan bahasa Indonesia. Per-

campuran itulah yang disebut dengan campurkode. Campur kode (code-mixing) merupakanpenggunaan satuan bahasa dari satu bahasake bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa

atau ragam bahasa; termasuk di dalamnya pe-makaian kata, klausa, idiom, sapaan, dan seba-

gainya (Kridalaksana, 2008:40).

Campur kode terjadi apabila seorang pe-nutur menggunakan suatu bahasa secara do-minan mendukung suatu tuturan yang disisipidengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanyaberhubungan dengan karakteristik penutur,sepelti latar belakang sosial, tingkat pendidik-an, dan faktor keagamaan. Biasanya ciri me-nonjolnya berupa kesantaian atau situadi infor-mal. Namun, bisa terjadi karena keterbatasanbahasa, ungkapan yang tidak ada padanannyasehingga ada keterpaksaan menggunakan ba-

hasa lain, walaupun hanya mendukung satufungsi.

Bahasa Khotbah Jumat di Masjid Ageng Kabupaten Klaten: Upaya Konservasi Bahasa JawaMelalui Penanaman Nllai-nilai Agama

49

Page 4: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

Campur kode termasuk juga konvergensikebahasaan (linguistic cona er gence). Latar bela-

kang terjadinya campur kode dapat digolong-kan menjadi dua, yaitu sikap (attitudinal type)

dan latar belakang sikap penutur. Wujud cam-

pur kode di antaranya dalam bentuk penyisip-an kata, frasa, klausa, ungkapan atau idiom,dan dalam bentuk klaster.

3. Metode Penelitian

Pendekatan teoretis yang digunakan da-

lam penelitian ini adalah kajian sosiolinguistik.Kajian ini menitikberatkan pada aspek kebaha-

saan yang dikaitkan dengan masyarakat seba-

gai penggunanya. Dalam penelitian ini, dides-

kripsikan pola retorika dan karakteristik peng-

gunaan bahasa yang terdapat pada khotbah

Jumat berbahasa Jawa di masjid Ageng, Jali-nom, Kabupaten Klaten.

Sumber data penelitian ini berupa khotbah

Jumat berbahasa Jawa yang diambil dari masjidAgeng di Jatinom Kabupaten Klaten. Data di-ambil sebanyak empat kali, yakni pada tanggal12,19, dan26 Oktober, serta 2 November 2012.

Dasar pemilihan objek penelitian di masjidAgeng Jatinom, Klaten adalah masjid tersebutsangat terkenal karena memiliki keterkaitandengan sejarah Kyai Ageng Gribig. Tempat itudijadikan sebagai sentral ziarah masyarakatdari berbagai wilayah dan pusat perayaan se-

baran apem Yaqawiyyu pada setiap bulan Sapar.

Selain itu, dalam penyampaian khotbah Jumatmenggunakan bahasa Jawa. Posisi masjid ber-

ada di tengah-tengah kota Jatinom.Pengumpulan data penelitian ini dengan

teknik rekam dan teknik catat. Teknik rekamdigunakan untuk merekaman terhadap tutur-an yang digunakan para khatib pada waktuberkhotbah di hadapan para jamaah. Kegiaianrekam ini menggunakan alat perekam, yaknihandycame. Berikutnya teknik catat, setelah me-

lakukan perekaman, kemudian dilakukan pen-

catatan sehingga data yang semula berwujudlisan menjadi data berwujud tulisan. Pencatat-

an dilakukan langsung setelah perekaman.

Analisis yang digunakan adalah metodepadan dan distribusional. Metode padan ada-

lah metode analisis data yang alat penentunyadi luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian daribahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryan-

to,1993:12). Metode padan yang digunakandi sini adalah metode padan referensial dengan

alat penentu referen untuk mengetahui karak-teristik isi khotbah Jumat berbahasa Jawa dimasjid Ageng Jatinom Kabupaten Klaten.

Selain digunakan metode padan, metode

distribusional juga digunakan. Metode distribu-sional adalah metode analisis data yang alatpenentunya adalah unsur dari bahasa yang ber-

sangkutan (Sudaryanto, 1993:15). Metode dis-tribusional (disebut juga metode agih) diguna-kan untuk menganalisis tuturan khotbahJumatberbahasa Jawa di masjid AgengJatinom Kabu-paten Klaten.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1Pota itetorika Khotbah |umat berbahasajawa di Masiid Ageng

Secara struktural pola retorika dalamkhotbah Jumat berbahasa Jawa di masjid Ageng

Jatinom, Klaten terdiri atas tiga bagian, yaitupendahuluan, isi atau pokok pembahasan ma-teri dan penutup. Berikut contoh pola retorikapemakaian bahasanya.

(1) Bagian Pendahuluan (Opening)

Pendahuluan bertujuan untuk menyam-paikan salam agar mendapat perhatian daripara jamaah. Bagian awal dalam khotbah

Jumat pada umumnya adalah uluk salam, yaknia s s al amu' al aiku m w a r ahm at ull ahi w ab ar ak a tuh'semoga kebahagiaan dan keselamatan selalu

terlimpah padamu'. Ada juga khatib yang me-

lakukan bagian pembukaan, sebelum meng-ucapkan salam didahului dulu dengan lafalb asm alah, yakni bismillahir ahmanir ahiim.

Setelah salam, khatib umumnya memba-

cakan salawat, kalimat-kalimat thayibah, ay at-

ayat Al-Qur'an atau hadis pembuka yangberkaitan dengan materi pokok yang akan

50 Widyapanr?, Volume 42, Nomor L, Juni 2oL4

Page 5: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

disampaikan. Durasi waktu bagian awal yangberupa salam, nukilan dalil pembuka, danpenyampaian topik yang akan disampaikandalam khotbah Jumat ini biasanya membutuh-kan waktu antara 3-5 menit. Data yang dite-mukan sebagai berikut.

Data [1]Alham dulillah Alham dulill ah hir abbil

'alamin, asyhadu alla ila ha illalah wahdahulasy arikallah w alaakhaula w alaaquww at a illabillaah. Washshalatu wassalamu' alara-suulillah. N abiyyina Muhammadin wa' alaaalihi washakhbihi waman-walah. Asyha-duannamuhammadan' abduhuu warasuuluhulaanabiyya ba'dah. Ammaa ba'du fayaa'ibadallah.

lamaah khutbah lum'ah ingkang dipunmulyakaken Allah Subhanahu wata'ala.Mangga ing kesempatan ingkang sae menika,kula panjenengan sedaya sami ngaturakenpuja-puji dalah syukur wonten ngersanipunAllah awit saking kathahipun nikmat, rahmatsaha kebahagiaan dhateng kita sedaya saenggakita saged tindak sholat lumat.Wontenkesem-patan menika, kula badhe ngaturaken babaganayat pangandikanipun Allah utawi janji-jan-jinipun Allah ingkang sampun dipunjanjek-aken dhateng tiyang ingkang iman lan ber-amal sholeh.

Jamaah khotbah Jumat yang dimulia-kan Allah Subhanahu wata'ala. Marilahpada kesempatan yang baik ini, kita semuamemanjatkan puja dan syukur kepadaAllah karena banyaknya nikma! rahmat,dan kebahagiaan kepada kita semua se-hingga kita bisa berangkat salat Jumat. Pa-da kesempatan Jumat ini saya akan me-nyampaikan tema tentang ayat Allah ataujanji-janji Allah kepada orang yang ber-iman dan beramal salih.'

Pada data [1] memperlihatkan pola retori-ka yang standar, yakni adanya nukilan ayatAlquran sebagai pengantar. Penggunaan katasapaan lama'ah khutbah lum'ah ingkang dipun-mulyakaken Allah Subhanahu wata'ala menun-jukkan percampuran dua unsur bahasa, yaknibahasa Arab dan bahasa Jawa. Unsur bahasaArab, yakni pada kata jama'ah khutbah lum'at,

Allah Subhanahu wata'ala. Unsur kata bahasaJ awa ingkang dipunmulyakaken' y ang dimulia-kan'. Percampuran unsur bahasa Arab dan ba-hasa ]awa dalam khotbah Jumat berbahasa ]a-wa ini memang tidak bisa dihindari. penuturdalam hal ini khatib menyebut mitra tuturnyadengan sebutan jama'ah khutbah lum'ah karenayang dihadapi adalah kumpulan banyak orangyang mengikuti peribadatan salat Jumat, yangbiasa disebut jamaah. Khutbah lum'ah dimun-culkan untuk mempertegas bahwa kondisi atausituasi tersebut terjadi pada saat khotbah yangdiadakan pada hari Jumat.

Berikutnya, kata\pembuka yang menun-jukkan ajakan bersyukur disampaikan khatibuntuk mengawali khotbah Jumat: Mangga ingkesempatan ingkang sae menika, kula panjenengansedhaya sami ngaturaken puja-puji dalah syukurwonten ngersanipun Allah awit saking kathahipunnikmat, rahmat saha kebahagiaan dhateng kithasedhaya saengga kitha saged tindak sholat lum'ah.Hal tersebut dilakukan untuk mengingatkan ke-pada para jamaah atas banyaknya nikmatAllah yang telah diberikan. Penanda yang me-nunjukkan ajakan untuk bersyukur adalahkata mangga.... kula panjenengan sedaya samingaturaken puja-puji dalah syukur wonten nger-sanipun Allah... 'mari... kita semua memanjat-kan puja-puji dan syukur kepada Allah...'

Retorika ajakan bersyukur memperguna-kan bahasa Jawa bentuk ragam krama yang ber-campur dengan bahasa Arab dan bahasa Indo-nesia. Penggunaan ragam krama dilakukankhatib untuk memberikan penghormatan kepa-da para jamaah. Campuran bahasa Arab da-pat dilihat pada unsur kata syukur, Allah,lum'alt. Unsur bahasa Indonesia terlihat pada

.kata nikmat, rahmat, kebahagiaan., Pola retorika bagian pendahuluan berikut-nya adalah khatib menyampaikan topik yangakan disampaikan di dalam khotbah Jumat.Penanda yang menunjukkan pola retorika ter-sebut pada kalimat, Wonten kesempatan menika,kula badhe ngaturaken babagan ayat pangandi-kanipun Allah utawi j anj i-j anjinipun Allah ingkang

Kabupaten Klaten: Upaya Konservasi Bahasa Jawa 51Melalui Penanaman Nilai-nilai Agama

Bahasa Khotbah Jumat di Masjid Ageng

Page 6: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

sampun dipunj anj ekaken dhateng tiyang ingkang

iman lan beramal sholeh. 'Pada kesempatan

Jumat ini saya akan menyampaikan tema ten-

tang ayat Allah atau janji-janji Allah yang su-

dah dijanjikan kepada orang yang beriman dan

beramal salih.'

Data [2]Para hadirin sidang jamaah lumat ingkang

dimulyaaken Allah SWT. Wonten ing wekdal

menika mangga kita ngatah-ngatahaken muiisyukur dumateng Allah, inggihpunika Penge-

rane sedaya alam, Pengeran kang paring welas

asih, lan ugi Pengeran kang nguasani dina pi-walesan. Mangga kita nyuwun dumatengAllah supados diparingi pituduh marang dalan

ingkang lurus, inggih punika dalane tiyang-tiyang ingkang diparingi nikmat kalih Allah,sanes dalane tiyang-tiyang ingkang sesat lan

dibendu kalih Allah SWT, naudzubillahmindzalik.

'Para hadirin sidang Jumat yang dimu-liakan A1lah SWT. Pada kesempatan inimarilah kita memperbanyak puji syukurkepada Allah, yakni Pangeran penguasaalam, Pangeran yang memberi kasih sa-

yang dan juga Pangeran yang menguasaihari pembalasan. Mari kita memohon ke-

pada Allah supaya diberi petunjuk padajalan yang lurus, yakni jalannya orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, bu-kan jalannya orang-orang yang sesat dandimurkai oleh Atlah, SWT, naudzubillahmindzalik.'

Para hadirin ingkang dimulyaaken Allah,wonten ing khotbah lumat menika kula badhe

matur babagan taqwa, Perlu kita sumerepi bi-

lih saben khotbah Jumat punika para khatibmesti ngemutaken supados ningkataken taqwa

dumateng kita sedaya, ittaqulloha haqqa

tuqatih walaatamuutunna illa waantummuslimun. Ingkang artosipun, taqwaa sirakabeh marang Allah kanti saktemen-temene

taqwa lan aj a mati sira kabeh kej ab a mati won-

ten keadaan lslam.'Para hadirin yang dimuliakan Allah,

dalam khotbah Jumat ini saya akan berbi-cara mengenai takwa. Perlu kita ketahuibahwa dalam setiap khotbahJumat itu pa-

52 Widyapanui, Volume 42, Nomor 1, Juni 2014

ra khatib pasti mengingatkan supaya me-ningkatkan keimanan kepada kita semua,

ittaqulloha haqqa tuqatih w alaatamuutunnailla waantum muslimun. Yang artinya, ber-takwalah kamu semua kepada Allah de-ngan sebenar-benarnya taqwa dan janganmeninggal kalian semua kecuali mening-gal dalam keadaan Islam.'

Pada data [2] pola retorika ditandai ada-

nya kata sapaan Para hadirin sidang iamaah

lumat ingkang dimulyaaken Allah SI4II. Berikut-

nya, ajakan untuk bersyukur yang ditandai de-

ngan kalimat. -.ryangga kita ngatah-ngatahaken

muji syukur dumateng Allah...dan kalimatberikutnya, Mangga kita nyuwun dumateng Allah

supados diparingi pituduh marang dalan ingkang

lurus...

Dalam kedua kalimat ajakan bersyukurtersebut, terdapat aspek penegas atau penjelas

yang ditekankan, yakni pada kata ...dhuma-

teng Allah...'kepada Allah' dan .. .dalan ingkang

lurus...'|alan yang lurus'. Kata dhumateng Allah

dijelaskan pada kalimat berikutnya yakni inggih

punika Pengerane sedaya alam, Pengeran kang pa-

ring welas asih, lan ugi Pengeran kang nguasani

dinapiwalesan, sebenarnya mengacu kepada ka-

limat sebelumnya, yakni kepada Allah. Kalimatpenjelas berikutnya ...inggih punika dalane ti-

yang-tiyang ingkang diparingi nikmat kalih Allah,

sanes dalane tiyang-tiyang ingkang sesat lan

dibendu kalih Allah SWT. Kalimat tersebutmengacu pada kalimat sebelumnya, yakni da-

lan ingkang lurus'jalan yang lurus'.

Pola retorika berikutnya, khatib menyam-

paikan topik atau judul khotbah Jumat yang

ditandai dengan kalimat ... wonten ing khotbah

Jumat menika kula badhe matur babagan taqwa

"l...dalam khotbah Jumat ini saya akan berbi-

cara mengenai takwa.' Untuk m'empertegas

pentingnya topik tersebut, khatib menyampai-

kan bahwa setiap khotbah Jumat khatib lainpun juga menyinggung masalah keimanan dan

ketakwaan. Sebagai penguat, betapa penting-nya topik tersebut disampaikan sehingga khatibmenyertakan dalil sebagai penguat. Berikut ka-

Page 7: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

limat lengkapnya, Perlu kita sumerepi bilih saben

khotbah lumat punika para khatib mesti ngemut-aken supados ningkataken taqwa dumateng kita se-

day a, itt aq ulloha haq q a tuq atih w alaatamuu tunnailla waantum muslimun. Ingkang artosipun: taq-waa sira kabeh marang Allah kanti saktemen-te-mene taqwa, lan aja mati sira kabeh kejaba matiwonten keadaan lslam.

(2) Bagian Isi (Materi Isi Khotbah)

Bagian isi khotbah Jumat pada umurnnyaberupa proposisi-proposisi, ajakan-ajakan, pen-jelasan-penjelasan paparan materi yang disam-paikan kepada jamaah. Bagian ini merupakaninti khotbah Jumat. Pokok pembahasan selaindisampaikan dengan paparan materi tentunyadisertai dengan dalil penguat yang diambilkandari Al-Qur'an dan hadis untuk menguatkandari apa yang disampaikan. Sebagai contohdata [3] sebagai berikut.

Dipunngendikakaken dening Allah wontenSurat An-Nuur surat nomer 24 ayat SS.A' udzubillah hi minasy aitonirajiim. Waadallahulladzi ina amanuu minkum waamilus sholihati lay as takhlifannahum fil ar dhikamas takhlafalladziina min khoblihim, wala-y umakkinannaa I ahum diinahumulladzirtadho lahum walayubadzi lannahum min ba'dikhoufihim amnan, ya'buduu nanii la yusyri-kuuna bii syaian, wa man kafara ba'da dzalika

fa ulaika humul faasikuun.lanji Allah marang wong kang padha iman

lan marang wong kang amal becik/amal sholehyaiku Allah bakal ndhadekake panguu)asa ma-rang sing iman lan sing amal sholeh mau anaing mukabumi. Salajengipun, Allahbakal ne-guhke agamane sing diridhoi kanggo dherneke.Lan Allah bakal ngganti kawontenan tiyangkalawau sakwise dheweke dhuzoeni rasa takutdidadekake duwe rasakang aman. Menika jan-jintpun Allah dhateng tiyang-tiyang ingkangiman wonten surat Al-Quraisy ayat ingkangterakhir. Dados kanthi ayat menika bilih jan-jintpun Allah mesthi bakal dipuntetepi setagikula sedaya netepi janji kitha dhateng Allah,lan sateruse...

'Janji Allah kepada orang yang berimandanberamal salih, yaitu akan dijadikan pe-

nguasa atau khalifah di muka bumi. Allahakan meneguhkan agamanya yang diri-dai-Nya dan Allah akan mengganti ke-adaan orang tadi sesudah dia merasakantakut dijadikan menjadi aman. Inilah janjiAllah kepada orang-orang yang berimandalam surat Al-Quraisy ayat terakhir. DanAllah yang memberikan raasa aman. ladi,dengan ayat ini janji Allah pasti akan dite-pati selama kita semua menepati janji kitakepada Allah, dan seterusnya....'.

Pola retorika pada data [3] memuat ada-nya penjelasan penting mengenai materi yangdisampaikan, yakni tierkaitan dengan adanyaQ.S. An-Nuur, Ayat 55 dan Al-Quraisy. Khatibmenyampaikan bunyi dari surat tersebut, ke-mudian menerjemahkan dan menafsirkannya.Dalam menerjemahkan dan menafsirkan ayatyang menjadi pokok materi, khatib menegaskanpada aspek-aspek yang sangat penting, yakniberkaitan dengan janji Allah kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Berikutkalimat yang dipentingkan dan ditekankanoleh khatib, lanji Allah marang wong kangpadha iman lan mdraflg ?t)ong kang amal becildamal sholeh yaiku Allahbakal ndhadekake pangu-zDasa marang sing iman lan sing amal sholeh mauana ing mukabumi..... Menika janjinipun Allahugi dhateng tiy ang-tiy ang ingkang iman wontensurat Al-Quraisy ayat ingkang terakhir. Dados,kanthi ayat menika bilih janjinipun Allah mesthibakal dipuntetepi selagi kula sedaya netepi janjikitha dhateng Allah.

Penekanan atau penegasan kalimat yangdipentingkan sebagai bahasan pokok dalamkhotbah Jumat, selain disebutkan secara ber-ulang-ulang pada bagian isi juga akan diulangpada waktu khatib menyampaikan simpulan

,khotbah. Hal ini dilakukan agar parajamaah'mengingat betul apa yang disampaikan olehkhatib.

(3) Bagian Penutup Khotbah

Sebelum masuk pada bagian penutup, tataurutan dalam khotbah Jumat adalah duduk diantara dua khotbah, khatib berhenti sejenak

Bahasa Khotbah Jumat di Masjid Ageng Kabupaten Klaten: Upaya Konservasi Bahasa Jawa 53Melalui Penanaman Nilai-nilai Agama

Page 8: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

dari khotbahnya sebelum masuk pada bagianpenutup. Biasanya kesempatan ini dimanfaat-kan para jamaah untuk memperbanyak doa ka-

rena waktu tersebut merupakan waktu yangmustajab untuk meminta kepada Allah. Bagian

penutup biasanya berisi simpulan materi yang

meliputi ringkasan isi khotbah Jumat yang telah

disampaikan dan pesan-pesan yang perlu dila-kukan para jamaah berkaitan dengan tema

khotbah.

Secara umum penutup khotbah Jumat di-tandai dengan doa-doa penutup berbahasaArab dan khatib menyimpulkan apa yang men-jadi isi materi khotbah, berikutnya ditutup de-

ngan salam. Penutup khotbahJumat berbahasa

Jawa biasanya ditandai dengan kata kesim-

pulanipun'kesimpula nny a', intinipun' intinya',dan kata pengharapary seperti penggunaan ka-

ta mugi-mupl 'semoga'. Bagian penutup juga

berisi himbauan kepada para jamaah untukmeningkatkan kebaikan dan keimanan, dilan-jutkan dengan doa serta salam penutup. Lebihjelasnya lihat pada data [4] berikut.

Kesimpul anipun, mumpung t aksih ru onten

kesempatan mangga kita ginakaken wekdalingkang sak sae-saenipun kalawau ingkangsaperlu kula lan panjenengan sedaya sageda

ngamalaken menapa ingkang dados ngendi-kanipun j unj un gan kita Rasulull ah S AW. Mu'gi-mugi kanthi khotbah menika sagednggigah manah kula lan panjenengan sedaya.

Lan saengga kanthi bandha ingkang keparing-an sageda ningkataken ketakwaan, nyambungpasederekan lan netepi hak ipun Allah. 'Kesim-

pulannya, selagi masih ada kesempatan marikita gunakan waktu sebaik-baiknya supaya ki-ta semuabisa mengamalkan apa yang meniadisabda junjungan kita Rasulullah SAW. Se-

moga dengan khotbah ini menjadikan peng-ingat hati kita semua. Dengan harta yang mi'liki, kita dapat meningkatkan ketakwaan, mb-

ny ambung p ersau dar aan, dan melaks anakan

hak-hak Allah,'Alhamulillaahi rabbil' alamiin. Wabihi

nast'iinu'ala urnuurid dunya waddiin. Asyha-du anlaa ilaaha illallah wakhdahu laa syarii-kalahu wa asyhadu anna mukhammadan'abduhu warasuuluhu, Amma ba'du. Eaya

54 Widyapanul, Volume 42, Nomor 1, Juni 2014

' ib adallaah. I t taquullaaha haq q a tuq aatihila' allakum turhamuun. All ahummaghfirlanaaw ali ikhw aninalladzina saab aquuna bil imaani.

Rabbanaa aatinaa fiddunyaa khasanatan wafilaakhir o ti khas an a t an-w a qina' adz a ab annari.Walkhamdulillahi rabbil' aalamiin, wassa-I amu al aikum w ar ahm a tull ahi w ab ar ak atuh.

Bagian-bagian retorika khotbah Jumat jika

digambarkan dalam bentuk bagan adalahsebagai berikut.

BAGIAN PENDAHULUAN(SALAM DAN NUKILAN DOA PEMBUKA) ==; 3 - 5 menit

==t 15 - 30 menit

==+1/2- l menit

==) 3-5 menit

Gambar L: Bagan Pola Retorika Khotbah

)umat

4.2Kar akteristik Penggunaan Bahasa )awadalam Khotbah ]umat Berbahasa ]awadi Masjid Ageng, )atinom, KabupatenKlaten

Karakteristik penggunaan bahasa Jawayang ada dalam khotbah Jumat berbahasa Jawadi masjid Ageng Jatinom, Klaten bisa diklasifi-

{<asikan berdasarkan (1) pilihan ragam bahasa

dan (2) campur kode. Berikut uraiannya.

4.2.1 Pilihan Ragam Bahasa

Pemakaian bahasa dalam khotbah Jumatberbahasa Jawa menggambarkan kekhasan ter-

sendiri, yaitu adanya pemilahan ragam bahasa

yang dipergunakan. Pemilihan ragam itumenyangkut pilihan ragam bahasa lisan yang

(SIMPULAN KHOTBAH, HIMBAUAN,DOA& SALAMPENUTUP)

Page 9: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

mempergunakan tingkat tutt;u. krama yang ber-campur dengan ragam ngoko dan terpengaruhadanya penggunaan kosakata bahasa Indo-nesia. Penyebab bercampurnya dengan bahasaIndonesia dalam pemakaian khotbah berba-hasa Jawa, disebabkan karena khatib kesulitanmenemukan padanan kata dalam bahasa Jawasehingga lebih memilih memunculkan kosakataberbahasa Indonesia. Selain itu, boleh jadi ka-rena khatib ingin memvariasikan bahasa agarpenggunaan bahasa tidak monoton.

Dalam penyampaian khotbah Jumat,khatib memanfaatkan interaksi secara lisan,bertatap muka secara langsung dengan parajamaah. Oleh karena itu, dalam pemakaianbahasa khotbah Jumat ditemukan beberapa ciriatau karakteristik pemakaian bahasa lisanseperti penggunaan kata sapaan dan kalimatperulangan untuk menegaskan sesuatu.

(1) Kata Sapaan

Kekhususan kata sapaan yang diperguna-kan dalam khotbah ]umat berbahasa ]awa dimasjid Ageng tidak ditemukan dalam interaksiyang terjadi pada masyarakat. Kekhususan inibiasanya terletak pada aspek penyebutan, se-perti lamaah lum'ah rahimakumullah, JamaahJumat ingkang kula mulyakaken 'Jamaah Jumatyang saya muliakan', Sidhang Jumat ingkangkinurmatan'sidang Jumat yang terhormat',lamaah Jum'ah ingkang dipun mulyakaken Allah'Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah', danlainnya yang umumnya menyertakan kataJumat sebagai penanda bahwa hari Jumat be-gitu dimuliakan dan sholat tersebut diadakanpada hari Jumat. Penggunaan kata sapaanyang khas ditemukan dalam bahasa khotbahJumat tersebut biasanya diucapkan secara ber-ulang-ulang oleh khatib. Hal ini dilakukan un-tuk menghormati dan agar mendapat perhatiandari para jamaah.

(2) Kalimat Perulangan untuk Menegaskan

Dalam khotbah Jumat di Masjid AgengKabupaten Klateru ditemukan banyak penggu-naan kata perulangan bahasa Jawa. Tujuan

khatib mempergunakan pengulangan tersebutadalah untuk menarik perhatian pendengar-nya, yakni jamaah lum'ah agar memperhatikanpenyampaian materinya. Selain itu, dipergu-nakan juga untuk memperjelas dan memperte-gas maksud-maksud yang disampaikan khatib.Berikut contoh tuturan berbahasa Jawa danberbahasa Arab dalam bentuk kalimat per-ulangan yang berfungsi untuk menegaskan be-tapa pentingnya kalimat tersebut, seperti padadata [5] berikut.

"Lan TDLts janji saka Allah marang wongkang padha iman, lkp ing antarane sira kabehlan marang wong kahg amal becil</amal soleh,Allah bakal ndhadekake panguTt)asa md-rang sing iman lan sing amal soleh mauana ing muka bumi. Niki janjinipun Allah,ingkang angka setunggal bilih tiyang ing-kang sami iman lan amal soleh badhe di-pun dadosaken penguasa utazoi khalifahing buminipun Allah".

Terjemahan bebasnya adalah'Sudah men-jadi janji Allah kepada orang-orang yang ber-iman di antara kamu semua. Dan, kepadaorang yang beramal baik atau beramal salih.Allah akan menjadikan penguasa kepadaorang yang beriman dan beramal salih di mukabumi. Ini janjinya Allah, orang yang berimandan beramal salih akan dijadikan penguasaatau khalifah di bumi."

Kalimat yang ditulis dengan huruf tebaltersebut merupakan salah satu bentuk per-ulangan yang ditemukan dalam khotbah]umat berbahasa ]awa di masjid Ageng ]ati-nom, Klaten. "Allah bakal ndhadekake pdngu-Toasa malafig sing iman lan sing amal solehmau afla ing muka bumi diulang dengan kali-mat yang intinya sama dengan kalimat tersebut,

'yakni Bilih tiyang ingkang sami imanlafi amalsoleh badhe dipun dadosaken penguasa utawikhalifah ing buminipun Allah".

Hal tersebut memperlihatkan betapa pen-tingnya kabar gembira yang berupa janji Allahkepada orang beriman dan beramal saleh yangakan dijadikan sebagai penguasa di muka bu-

Bahasa Khotbah Jumat di Masjid Ageng Kabupaten Klaten: Upaya Konservasi Bahasa JawaMelalui Penanaman Nilai-nilai Agama

55

Page 10: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

mi. Hal ini bertujuan agar para jamaah mem-perhatikan betul apa yang ditegaskan oleh kha-

tib dalam bentuk perulangan yang disampai-kan dalam kurun waktu yang tak berselang la-

ma dan diulang kembali pada bagian penutup.

Data perulangan lain juga ditemukan pa-

da tuturan berbahasa Arab dalam bentuk nu-

kilan ayat Alquran yang disampaikan pada

awal pembukaan khotbah dan diulang pada

segmeninti pembahasan materi, misalnya pada

data [6] sebagai berikut." A' u dzub ill ahi -min asy ai t o nir ai iim.

Wa'adallahulladzina amanuu minkumw a' amilus sholihati I ay as t akhlifann ahum fil-ar dhi kamas- t akhl afall adziin a min q oblihim,walayumakkinanna lahum diinahumulladzir-tadho lahum rnalayub adzi-lannahum min-ba'di khoufihim amna, ya'buduunanii la-yusyrikuuna bii-sy aian, 7JJ a-m an kafar a b a' da

dzalika faulaika humul faasikuun".

Nukilan ayat tersebut diulang dua kaliwaktu awal pada bagian pembuka khotbah dan

pembahasan materi atau inti dari khotbah

Jumat yang disampaikan oleh khatib. Artinya,perulangan ini menegaskan betapa pentingnyakalimat tersebut sehingga diulang pengucap-annya.

4.2.2 Campur Kode

Dalam khotbah berbahasa Jawa di masjid

Ageng, Jatinom, Klaten tidak bisa terlepas dariadanya gejala campur kode. Hal ini bisa terjadikarena kosakata yang dipergunakan dalamkhotbah Jumat bersinggungan dengan ko-sakata bahasa Indonesia dan bahasa Arab yangkebanyakan berupa nukilan ayat Alquran dan

hadis. Berikut data khotbah yang mengguna-kan campur kode denganleksikonbahasa Indo-nesia dan bahasa Arab ke dalam bahasa Juyu.

(L) Wuiud Campur Kode Bahasa ]awaKrama dan Bahasa Indonesia

(7) "Mangga ing kesempatan ingkang sae

menika, kula panjenengan sedaya sami nga'turaken puja-puji dalah syukur wontenngersanipun Allah awit saking kathahipun

nikmat, rahmat saha kebahagiaan dhateng

kita sedaya saengga kita saged tindak won-ten jum'atan menika".

(8) "Niki janjinipun Allah, ingkang angka se-

tunggalbilih tiyang ingkang sami iman lan

amal sholeh badhe dipun dadosaken pe'nguasd utawi khalifah ing bumi Allah".

Kata-kata yang ditebalkan pada data diatas, yakni kata kesempatan, kebahagiaan,penguasa, dan bumi merupakan wujud cam-

pur kode bahasa Jawa yang bercampur dengan

serpihan bahasa Indonesia. Khatib melakukan

percampuran bahgsa Jawa krama dengan ba-

hasa Indonesia dimungkinkan karena susah

menemukan bentuk padanan kata dalam ba-

hasa Jawa karma. Dimungkinkan pula khatibingin memberikan variasi bahasa yang berbeda

dalam penyampaian khotbahnya sehinggamencampuradukkan kata. Tujuan lain ialahagar lebih variatlf, tidak monoton, dan menarik

perhatian para jamaah.

(2) Wuiud Campur Kode Bahasa ]awaKrama dan Bahasa Arab

Berikut data berwujud campur kode ba-

hasa Jawa dan Arab yang ditemukan dari khot-bah Jumat berbahasa Jawa di masjid Ageng,

Jatinom, Klaten.

t9] "Ayat salalengipun, wa-akimus'sholah,sira padha ngedekna sholat, wa'atuzakat,padha mbayara zakat, w a- ati' urrosula,lan sira padha taata marang rasul, supaya

sira kabeh padha entuk rahmate Allah".

(1-0) " Mb o ten kendhel-ken dhel anggen kitha syu-

kur w onten N gar s anip un Allah SWT kanthiucapan Alhamdulillah sedaya puii koniuk

, wonten Ngarsanipun Allah SINT, Mugi-; mugi kanthi raos syukur kita, ingkang kita

gatekaken kanthi memuji dhateng AllahSWT menika Allah nambahi nikmat saha

kanugrahan. Amiin. Shalawat saha sa'lam katur dhateng junjungan kitha NabiMuhammad SAW, ingkang panj enengan-

ipun minangka usw atun has anah. Insy a-Allah panjenenganipun badhe paring sya'

f aat mbenjang wonten y aumul qiy amah" .

56 Widyapanua, volume 42, Nomor 1, Juni 2014

Page 11: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

(11) "Tiyang mekaten menika, dening Ra-sulullah SAW dipun wastani tiyang ing-kang unggul utawi afdholun-naas. Angkakalihipun tiyang ingkang keparingan ilmunanging mboten kapinginan bandha. Pra-mila niyat utawi angen-angenipun menikaleres, shodiqun niy at".

Kata-kata yang digarisbawahi pada data,seperti kata w a- akimus- sholah, u a- atuzakat,7o a-' ati -' urr o s ul a, sh o di q un- niy at, af dh o lun-nans, alhamdulillah, yaumul qiyamah, danuswatun hasanah merupakan kata bahasaArab yang bercampur dengan bahasa Jawa kra-ma. Penyebutan bahasa Arab ke dalam bahasa

Jawa dilakukan oleh khatib karena kata terse-but sudah lazim dipergunakan dalam khotbah

Jumat. Alasan lairy khatib ingin memopulerkanistilah-istilah bahasa Arab ke dalam bahasa

Jawa.

4.2.3 Strategi Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi denganpara jamaah sholat Jumat, seorang khatib di-tuntut untuk memiliki kemampuan ilmu pe-ngetahuan agama Islam dan mengikuti per-kembangan zaman. Hal ini dipergunakan un-tuk membangun strategi komunikasi denganpara jamaah. Tujuannya agar apa yang disam-paikan dapat dipahami dan nilai-nilai keaga-maan dapat terinternalisasi dalam kehidupansehari-hari. Strategi komunikasi yang dilaku-kan khatib yang ditemukan dalam penelitianini ditempuh melalui cara-cara seperti berikut.

(1) Persuasi

Persuasi yar.g dilakukan oleh seorangkhatib dalam khotbah Jumat bermaksud untukmembujuk para jamaah agar mau melakukanapa yang disampaikan khatib dalam ceramah-nya. Cara komunikasi ini memiliki ciri terdapat-nya strategi persuasif dengan ajakan, rayuan,dan bujukan agar para jamaah terprovokasiuntuk melakukan ajakan khatib. Data [12] pa-da khotbah pembuka, khatib menunjukkanajakan kepada para jamaah yang ditunjukkandengan cara sebagai berikut.

"Mangga ing kesempatan ingkang sae me-nika, kula panjenengan sedaya sami ngatur-aken puja-puji dalah syukur zaonten nger-sanipun Allah awit s aking kathahipun nik-mat, rahmat s aha keb ahagiaan dhateng ki-ta sedaya saengga kita saged tindak u)ott-ten jum'atan menika. lngkang angka kalih,mangga kita ningkataken takwa zoontenngersanipun Allah kanthi takwa ingkangsaestu-estu tfrku)a".

Pada data di atas terdapat dua ajakanyang disampaikan oleh khatib, yakni ajakanuntuk bersyukur atas,nikmat yang telah Allahberikan dan ajakan rirntuk meningkatkan ke-imanan. Kalimat ajalian mensyukuri nikmatAllah ditandai dengan kalimat, Mangga ...nga-turaken puja-puji dalah syukur wonten nger-sanipun Allah awit saking kathahipun nikmat,rahmat saha kebahagiaan dhateng kita sedaya

'Mari ... kita semua memanjatkan puja-pujidan syukur kepada Allah karena banyaknyanikmat, rahmat, dan kebahagiaan kepada kitasemua.' Kalimat ajakan untuk meningkatkankeimanan ditandai dengan kalimat, Manggakita ningkataken takwa wonten ngersanipun Allahkanthi takwa ingkang saestu-estu takwa'Marilahkita tingkatkan ketakwaan di hadapan Allahdengan takwa yang sebenar-benarnya takwa.'

Data lain [13] ditemukan juga strategi ko-munikasi berupa kalimat pembuka yang bersi-fat persuasif, berupa ajakan khatib kepada parajamaah seperti berikut.

"Mboten kendhel-kendhel anggen kitasyukur wonten ngarsanipun Allah SWTkanthi ucapan Alhamdulillah sedaya puji kon-juk wonten ngarsanipun Allah SINT. Mugi-mugi kanthi raos syukur kita, ingkang kitagathekaken kanthi memuji dhateng AllahSWT menika Allah nambahi nikmat saha ka-nugrahan. Amiin.".

'Tidak henti-hentinya kita bersyukur ke-pada Allah SWT dengan ucapan alham-dulillah segala puji bagi Allah SWT. Semo-ga dengan rasa syukur kita yang kita perha-tikan dengan memuji kepada Allah SWTini Allah menambah nikmat dan kebahagia-an. Amiin.'

Bahasa Khotbah Jumat di Masjid Ageng Kabupaten Klaten: Upaya Konservasi Bahasa Jawa 57Melalui Penanaman Nilai-nilai Agama

Page 12: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

Strategi komunikasi dalam bentuk persuasi

berupa ajakan untuk mensyukuri nikmat dan

berbagai kondisi yang telah diberikan Tuhan,

selain ditemukan di awal pembukaan khotbatujuga ditemukan pada akhir khotbah sebagai-

mana pada data [14] berikut.

"Pramila mangga kesempatan ingkang sae

menika mumpung kula lan pani enengan seday a

lnsya-Allah wonten ing siyang menika kula lan

p anj enengan seday a nindakaken kew aj ib an

dhateng Allah SINT. Mumpung taksih wonten

kesempatan mangga kita ginakaken wekdal

ingkang sak sae-saenipun kalawau ingkangsaperlu kula lan panjenengan sedaya sageda

ngamalaken lnenapa ingkang dados ngendi'kanipun junjungan kita Rasulullah SAW".

'Maka dari itu mari kesemPatan Yangbaik ini selagi saya dan Anda semua Insya-Allah pada siang hari ini kita semua men-jalankan kewajiban kepada Allah SWT- Se-

lagi masih ada kesempatan mari kita guna-kan waktu sebaik-baiknya supaya kita se-

mua bisa mengamalkan apa yang menjadisabda junjungan kita Rasulullah SAW''

(2) Argumentasi

Argumentasi yang digunakan dalam khot-bahJumat memiliki ciri terdapatnya strategi ar-

gumentatif, yakni memunculkan suatu argrT-

men atau pendapat yang berkaitan denganmateri khotbah disertai atau diperkuat dengan

adanya bukti atau data-data baik berupa nu-kilan ayat, hadist, kisah maupun yang lainnya,

seperti data sebagai berikut.

(1,5) "Allah bakal ndadekake panguwasdmardng sing iman lan sing amal sholehmau arra ing muka bumi, lngkang ber'kuas a ka do s ilipun ngendikakaken Allahwonten surat Qasas, Surat ingkangnorner 28 ayat 5. Allah ngendhika, Wa-nuriidu anfl amunfla' alalladziinastu'dhifuu fit- ar dhi ut a-nai' al ahum aimma'taut w a-naj' alahumul w aaritsiin",'Allah akan menjadikan penguasa ke-pada yang beriman dan beramal salihtadi di muka bumi. Yang berkuasa se-

perti yang difirmankan Allah dalamsurat Qasas, surat nomor 28 ayaL 5

58 Widyapanu?, Volume 42, Nomor L, Juni 2oL4

Allah mengatakan Wa-nurii du annamun-

na' alalladziinastudhifuu fil-ardhi wa-naj' al ahum aimmataw w a-naj' al ahumulwaaritsiin.

(16) " , .. Allah bakal ngganti kautontenan ti'y ang kalaw au s akuis e dhew eke duu eni

rasa takut ilidadekake duwe tasa kangaman. Menika ianiinipun Allah dhatengtiyang-tiyang ingkang iman utontefl su'rat Al-Quraisy ayat ingkang terakhir.Dados kanthi ayat menika bilih ianii-nipun Allah mesthi b akal dipuntetepi s e-

lagi kula sedaya netepi ianii kita dha'teng Allah""''...Allah akAn meneguhkan agamanyayang diridai-Nya dan Allah akan meng-ganti keadaan orang tadi sesudah diamerasakan takut dijadikan menjadiaman. Inilah janji Allah kepada orang-orang yang beriman dalam surat Al-Quraisy ayat terakhir. Dan Allah yangmemberikan rasa aman. Jadi, denganayat ini janji Allah pasti akan ditepatiselama kita semua menepati janji kitakepada Allah.'

(17) "tltaminipun amal ingkang asifat malut aui b andha. Ka do s ngendikanipun Ra-sulullah: "Ora kena drengki utawi merikej ab a mdr ang 7D ong golongaa y aiku sii i,?.l)ong sing keparingan Al'Qur'an dhe-weke ngamalake Al-Qur'dn dfld ing wek'tu awan lan bengi, UmPamaniPun wongsing keparingan bandha dheuteke ngin-

fakake banilhane iku awan lanbengi".'Utamanya amal yang bersifat materiatau harta, seperti yang dikatakan Ra-

sulullah SAW: 'Tidak boleh dengki atauiri kecuali terhadap dua golongan, yaitu(1) orang yang diberi Alquran kemudian

: dia mengamalkan dalam waktu siangdan malam, (2) orang yang dileri harta,kemudian dia menginfakkan hartanyaitu siang dan malam."

Pada data 15-17 memperlihatkan bahwa

khatib dalam memaparkan materi atau menje-

laskan tentang sesuatu, untuk menunjang argu-

mennya, khatib memunculkan nukilan ayat

Alqur'an, hadis atau kisah. Data (15) menun-

Page 13: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

jukkan argumen khatib, yakni pada tuturan...dipun ngendikakaken Allah toonten suratQasas surat ingkang nomer 28 ayat 5... Data(16) argumen khatib ditunjukkan pada tutur-an, Menika janjinipun Allah dhateng tiyang-tiyang ingkang iman uonten surat Al-Quraisyayat ingkang terakhir. Argumen khatib padadata 17, terlihat pada tuturan Kados ngendhi-kanipun Rasulullah... Pada data (15) dan (16),

khatib mempergunakan nukilan ayat Alquransebagai pendukung argumen yang dimuncul-kan. Semetttara, pada data (17) khatib mem-pergunakan nukilan hadis.

Karakteristik penggunaan bahasa Jawayang lain dan dominan muncul pada waktukhotbah Jumat di masjid Ageng, Jatinom, Kla-ten, yakni berkaitan dengan diksi (pilihan kata).Diksi yang dipilih oleh khatib dalam khotbah

Jumat berbahasa Jawa di masjid Ageng JatinomKlaten banyak bercampur dengan bahasaArab, bahasa Indonesia. Akan tetapi, terdapatpilihan kata yang kurang tepat, seperti padadata [18].

(1,8) Dados selami netepi dados hambanipunAllah ingkang iman dhateng Allah kangnjagi kemurnian, keimanan, janjinipunAllah badhe dipun paringaken. Ning kithasok bertanyt, "Kentpa kok janji Allahdhurung diparingke? " J awabane mergakita sedaya dereng netepi janji kita duma-teng Allah. Menika ingkang salah sanesAllah, ning kita sedaya ingkang mboten ne-tepi janji kita dhateng Allah. Insya Allahnek kita netepi mesthi Allah mboten badhemblenj ani j anji. Kemungkinan keimanankita niku dipertanyakan oleh Allah.Kathah conto umat-umat jaman mbi-yen, bilih tiyang-tiyang ingkang sami amalsoleh dipun paringi bebana wonten bumi.'Jadi selama menjadi hamba-Nya ikuti-lah perintah-Nya. Bagi orang yang ber-iman, menjaga kemurniannya, janjiAllah akan diberikan. Akan tetapi, ter-kadang sering kita bertanya: "Mengapajanji Allah belum diberikan?" Jawabnyakarena kita semua belum menepati janjikita kepada Allah. Ini yang salah bukan

Allah, tetapi kita semua yang tidak me-nepati janji Allah. Kalau kita menepatijanji Allah, pasti Allah tidak akan meng-ingkarinya. Kemungkinan keimanan ki-ta dipertanyakan oleh Allah. Banyakcontoh umat-umat zarrran dahulu bah-wa orang-orang yang berimary beramalsalih diberi hadiah di muka bumi'.

Dari data di atas terlihat pilihan-pilihankata berbahasa ]awa yang bercampur denganbahasa Arab, seperti lnsya Allah, bercampur ju-ga dengan bahasa Indonesia seperti kemurnian,keimanan, sok bertanyq kenapa, kemungkinan ke-

imanan, dan dipertanyakan oleh.

Diksi yang kurang tepat pada data tersebutadalah pada kata katah conto umat-umat jamanmbiyen'banyak contoh umat-umat zaman da-hulu'. Hal ini terjadi pemubaziran dalam peng-gunaan kata umat-umat karena di depannyasudah disebutkan kata kathah'banyak'. Akanlebih efektif jika pilihan kata yang digunakankhotib adalah kathah conto umat jaman biyen'banyak contoh umat zaman dahulu'.

Pilihan kata yang dipergunakan dalamkhotbah Jumat paling tidak terbagi menjadidua, yakni (1) bersifat tetap atau pakem dan(2) kontemporer sesuai dengan tema materiyang disampaikan. Pilihan kata yang bersifatpakem, misalnya saja pada penyampaian sa-lam. Kata sapaan biasanya menyertakan katajamaah Jumat, adanya doa pembuka awal danpenutup, ajakan untuk bersyukur, seruan mela-kukan kebaikan dan menghindari kebatilan,serta ucapan salam penutup. Pilihan katabersifat kontemporer ini biasanya ketika temayang disampaikan baru dan berkaitan dengankondisi masyarakat saat ini.

Karakteristik lain ditemukan juga penggu-naan ungkapan tradisional dalam khotbahJumat berbahasa Jawa di masjid Ageng, Jati-nom, Klaten. Misalnya sebagai berikut.(19) Mugi-mugi kanthi klntbah lumat menika

saged nggigah manah kula lan panjenengansedaya, bisaha sing eling lan waspada.'Semoga dengan khotbah Jumat ini da-pat menggugah hati saya dan Anda se-

Bahasa Khotbah Jumat di Masjid Ageng Kabupaten Klaten: Upaya Konservasi Bahasa Jawa 59Melalui Penanaman Nilai-nilai Agama

Page 14: Miji - widyaparwa.kemdikbud.go.id

mua, hendaknya dapat ingat dan was-pada.'

Kata yang ditulis tebal pada data [19] diatas, yakni sing eling lan waspaila 'hendaknyaingat dan waspada' termasuk ungkapan tradi-sional paribasan berupa kalimat imperatif positifdengan sing, yang dalam bahasa Jawa disebutpakon patrap (Purwadarminta dalam Soepomo

Poedjosoedarma: 1981). Ungkapan tersebut be-

rupa perintah kepada para jamaah sholatJumat untuk melakukan kebaikan yakni eling'ingat' lan waspada 'dan waspada' dalam meng-hadapi kehidupan, tidak boleh lengah karenasejatinya hidup terus berjalan dan akan diper-tanggungjawabkan.

5. Simpulan dan Saran

Dua simpulan utama yang dapat diambildari hasil analisis data dan pembahasan pene-litian mengenai konservasi pelestarian bahasa

Jawa dalam khotbah Jumat berbahasa Jawa diMasjid Ageng Jatinom, Klaten adalah sebagai

berikut.Pertama, pola retorika dalam khotbah

Jumat berbahasa Jawa ditandai dengan adanyapengklasifikasian bagian-bagian dalam khot-bah yang terdiri atas bagian pendahuluan, isiatau materi pokok, dan penutup.

Kedua, karakteristik penggunaan bahasa

]awa dalam khotbah Jumat berbahasa Jawa diMasjid Ageng Jatinom, Klaten terdapat (1) be-

berapa ciri atau karakteristik pemakaian ba-hasa lisan, seperti penggunaan kata sapaary ka-limat perulangan untuk menegaskan sesuatu,

(2) adanya campur kode yang berwujud cam-pur kode berbahasa Jawakrama bercampur de-ngan bahasa Indonesia dan bahasa Arab, (3)

adanya strategi komunikasi yang diperguna-kan oleh khatib baik berupa kalimat yang me-nunjukkan bahasa persuasif maupun bersifatargumentatif. Dalam khotbah Jumat bermuat-an seruan, ajakan, dan harapan. Selain itu, jugaterdapat ketidaktepatan dalam penggunaandiksi dan penggunaan ungkapan tradisional.

Penelitian tentang khotbah Jumat berbaha-sa Jawa di masjid Ageng, Jatinom, Klaten inimerupakan penelitian yang memotret padapola retorika dan karakteristik penggunaan ba-hasa Jawa saja. Oleh karena itu, penelitian da-

pat dikembangkan pada aspek kebahasaan de-ngan pendekatan yang berbeda.

Daftar Pustaka

Baal-Baki, R. 1993. Al-Maurid: Qamus'Araby-lnj ilizi : Darul-' Ilm lil-malayin.

Dwiraharjo, Maryono. 1996. Fungsi Bentuk

Tutur Kram\dalam Masyarakat Tutur lawaStudi Kasus di Kotamadya Surakarta. Yogya-

karta: Disertasi UGM.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Li-nguistik. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton M. (Ed.). 1999. Kamus Besar

Bahasa lndonesia. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Poedjosoedharma, Soepomo dkk. 1981. Sistem

Perulangan dalam Bahasa lawa. Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan Ba-

hasa, Depdikbud.Saddhono, Kundaru dkk. 2010. "Wacana Ba-

hasa Jawa dalam Khotbah ]umat di KotaSurakarta". Banjarmasin: Annual Con-ference on Islamic Studies (ACIS).

Sumarlam. 2011,. "Potret Pemakaian Bahasa

Jawa Dewasa Ini Serta Pembinaan danPengembangannya: Sebuah PergeseranStrukur Gramatika dan Tingkat Tutur",Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Il-mu Sintaksis Bahasa Jawa pada Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret, 5 April 2011.

Sumarsono (Ed). 2008. Sosiolinguistik. Yogya-karta: Pustaka Utama.

Soeparno. 1993. D asar-D as ar Linguistik. \ ogy a-

karta: Mitra Gama Widya.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kuali-tatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Pe-

nelitian. Surakarta: Sebelas Maret Uni-versity Press.

50 Widyapanui, Volume 42, Nomor t, Juni 2014