mikroteknik
TRANSCRIPT
Mikroteknik
A. Mikroteknik
Mikroteknik adalah ilmu yang mempersiapkan organ, jaringan atau bagian
jaringan agar dapat diamati dan ditelaah. Organ dan jaringan dapat berasal dari hewan
maupun tumbuhan.
Jaringan hewan dapat diambil dari hewan tersebut selagi masih dalam keadaan
hidup, setelah mengalami pembiusan maupun yang baru saja mati dan sesegera mungkin
dimasukkan dalam larutan fiksatif. Jaringan tumbuhan dapat diambil dari tumbuhan yang
sedang tumbuh dengan terlebih dahulu disimpan dalam air dan disayat setipis mungkin,
berwarna untuk dapat dilihat serta bersifat langgeng, baru kemudian dilakukan fiksatif.
Bahan pembius yang umum digunakan adalah kloroform, eter, dan alkohol.
B. Metoda Mikroteknik
Metoda yang umum digunakan dalam mikroteknik adalah sediaan utuh,
sediaan irisan, sediaan uraian, sediaan ulasan, sediaan rentang, sediaan gosok dan sediaan
supravital.
1. Sediaan Utuh (Whole Mounts)
Melalui metode ini, dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan
organism secara utuh. Melalui metode ini diusahakan agar kita mendapat kesan
bentuk aslinya dengan mempertahankan format tiga dimensinya. Pada metode ini
dihasilkan sediaan dengan ketebalan 0,2 mm – 0,5 mm dengan tingkat perbesaran 100
kali.
2. Sediaan Irisan (Sectioning)
Metode ini dianggap sebagai teknik rutin bagi penyiapan spesimen. Suatu
metode pembuatan sediaan dengan jalan membuat suatu irisan dengan tebal tertentu
sehingga dapat diamati melalui mikroskop. Tebal-tipisnya sayatan bergantung pada
tujuan pengambilan spesimen. Umumnya bersikat antara 6-15 mikron (1 mikron –
0,001 mm). Ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran panjang dan lebar yaitu 3 x
2 cm. Ada 2 macam metode irisan yaitu :
a. Metode irisan dengan menggunakan tangan
Pada beberapa macam jaringan, terutama dalam lapangan botani, pembuatan
sediaan dengan cara ini masih dapat dipakai misalnya melihat susunan daun segar.
Dengan mempelajari sediaan seperti ini dapat diperoleh beberapa keterangan
mengenai luas maupun tipe fibrosis didalam jaringan yang patologis.
b. Metode irisan dengan menggunakan mikrotom yang mempunyai keuntungan yaitu
tebal irisan dapat diatur menurut tujuan dan kehendak pengguna.
Mikroteknik
3. Sediaan Uraian
Yaitu suatu metode yang “diuraikan” dengan menggunakan jarum
pengurai. Yang diurai adalah komponen maupun struktur tertentu sehingga
memungkinkan pengamatan dengan lebih sempurna. Contoh untuk metode ini adalah
penguraian guna mendemontrasikan struktur serta hubungan ujung-ujung syaraf.
4. Sediaan Ulasan (Smearing)
Yaitu suatu pembuatan sediaan dengan jalan mengoles dari substansi yang
berupa cairan maupun bukan cairan diatas kaca object yang bersih dan bebas lemas,
kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutu dengan cover glass. Bahan yang sering
digunakan dalam metode ini adalah darah. Beberapa pewarnaan yang biasa digunakan
adalah Giemsa, May Grunwald (larutan eosin-methylen blue dalam methyl alcohol),
Pappenheim dan Wright. Pada metode sediaan ulasan ini mempunyai beberapa teknik
yaitu :
a. Teknik jenis sediaan natif
Teknik ini menggunakan ulasan darah yang tipis pada gelas preparat
ataupun pada kaca penutupnya. Darah pada bagian tengah kaca penutup
secepatnya digeserkan sehingga darah menyebar rata pada permukaan kedua kaca
penutup dengan menarik ujung-ujungnya yang bebas.
b. Teknik sediaan ulas
Teknik ini memerlukan dua kaca preparat. Misalnya darah diteteskan
pada salah satu kaca preparat pada bagian ujungnya. Ujung kaca preparat lainnya
menyentuh tetesan darah untuk kemudian ditarik dengan posisi 45 sehingga darah
akan rata pada permukaan kaca preparat
c. Teknik mendapatkan hasil tebal
Teknik ini digunakan untuk mengamati parasit yang terdapat dalam
darah, misalnya parasit malaria. Kesukaran dalam penyiapan darah tebal adalah
sulit menghindarkan agar darah tidak mengalir keluar kaca preparat.
5. Sediaan Rentang
Yaitu suatu metode pembuatan sediaan dengan cara merentangkan suatu
jaringan pada permukaan object glass sehingga dapat diamati dengan mikroskop.
Bahan yang dibuat adalah jaringan yang tipis misalnya pleura, mesenterium,
peritoneum, perikardium, dan lain-lain. Bahan pewarnaan yang biasa digunakan
adalah pewarnaan Mallory Acid Fuchsin, Hematoksilin dan Azure II-Eosin.
6. Sediaan Gosok
Mikroteknik
Yaitu metode pembuatan sediaan untuk jenis jaringan yang keras sifatnya
seperti tulang, gigi, dan kuku. Jaringan dipotong-potong kemudian digosok pada batu
gosok hingga cukup tipis untuk dapat diamati.
7. Sediaan Supravital
Yaitu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel-jaringan yang hidup.
Pewarna yang biasa digunakan adalah Janus Green, Neutral Red, Methylen Blue
dengan konsentrasi tertentu.
8. Pencet (Squash)
Yaitu metode untuk mendapatkan suatu sediaan dengan cara memencet
suatu potongan jaringan atau suatu organism secara keseluruhan sehingga didapatkan
suatu sediaan yang tipis dan dapat diamati dengan mikroskop. Metode ini digunakan
untuk jaringan yang sel-selnya mudah lepas misalnya lien, dan sumsum tulang.
Pewarna yang biasa digunakan adalah larutan carmine.
C. Metoda Parafin
Metoda paraffin termasuk metoda irisan yang merupakan metoda rutin. Dalam
membuat siapan melalui metoda paraffin untuk jaringan, diperlukan beberapa tahapan
yaitu :
1. Pembiusan (narcose)
Pembiusan dilakukan tergantung dari jenis hewan yang akan dijadikan
preparat. Pembius yang biasa digunakan adalah eter, kloroform, prokain, aseton,
morfin dan metan.
2. Pengambilan jaringan (diseksi)
Pengambilan jaringan umumnya menggunakan pinset dengan dibantu
dengan gunting bedah.
3. Fiksasi
Fiksasi bertujuan untuk memberikan perlakuan tertentu terhadap jaringan
sehingga dapat diawetkan dalam kondisi yang mendekati keadaan aslinya, mencegah
autolisis dan menaikkan daya pewarnaan. Fiksatif dapat dikelompokkan menjadi
cairan fiksatif tunggal yaitu formalin, alkohol, asam asetat dan asam pikrat, dan
fiksatif majemuk yaitu larutan bouin dan formol saline. Larutan yang biasa digunakan
pada fiksasi adalah larutan fisiologis NaCl dan larutan ringer.
4. Pencucian (washing)
Tujuannya adalah menghilangkan cairan maupun bahan yang masih
tertinggal pada jaringan. Pencucian dilakukan pada air yang mengalir. Pencucian
Mikroteknik
dilakukan sebelum proses fiksasi, sesudah proses fiksasi dan setelah proses
pewarnaan.
5. Dehidrasi
Yaitu proses mengeluarkan air dari dalam jaringan dengan menggunakan
bahan kimia tertentu. Proses dehidrasi umumnya dilakukan dua kali yaitu setelah
proses fiksasi dan pencucian serta setelah proses pewarnaan. Syarat larutan yang
digunakan dalam dehidrasi adalah :
a) Harus dapat menggantikan kedudukan air dalam jaringan
b) Dapat digantikan oleh medium penjerbih
c) Tidak merusak jaringan
Larutan yang biasa digunakan adalah alkohol. Larutan yang lain adalah
dioksan, N-butyl alkohol dan aniline oil.
6. Penjernihan (clearing)
Tujuannya adalah menggantikan tempat alkohol dalam jaringan. Larutan
yang umum digunakan adalah xylol karena murah, bekerja cepat, membuat jaringan
cepat menjadi transparan dan cepat menyingkirkan dan menggantikan kedudukan
alkohol dari proses dehidrasi. Kekurangannya jika terlalu lama di xylol maka
menyebabkan jaringan menjadi kering, rapuh dan getas.
7. Infiltrasi
Yaitu usaha menyusupkan media penanaman ke dalam jaringan dengan
jalan menggantikan kedudukan dehidran dan bahan penjernih. Media yang umum
digunakan adalah paraffin. Proses infiltrasi dilaksanakan dalam oven.
8. Penanaman (embedding)
Yaitu proses memasukkan atau menanam jaringan ke dalam blok-blok
paraffin sehingga memudahkan pada proses penyayatan. Blok-blok menggunakan
cetakan yang terbuat dari timah, kertas atau aluminium.
9. Penyayatan (section)
Penyayatan dilakukan agar menghasilkan sayatan tipis. Penyayatan
umumnya menggunakan mikrotom.
10. Afiksing
Yaitu proses pelekatan sayatan jaringan pada kaca preparat dengan
bantuan media perekat tertentu, yaitu albumin diatas hot plate.
11. Deparafinasi
12. Pewarnaan (staining)
Mikroteknik
Tujuannya agar dapat mempertajam atau memperjelas berbagai elemen
jaringan sehingga dapat dibedakan dan ditelaah dengan mikroskop. Zat warna dapat
dibedakan berdasarkan :
a) Berdasarkan sifatnya, zat warna dibedakan menjadi zat warna asam berupa garam-
garam dari sodium dan zat warna basa berupa sulfat basa organik.
b) Berdasarkan asalnya, zat warna dibedakan menjadi zat warna alami yang
diperoleh dari alam seperti Hematoxilin dan zat warna sintesis yang dibuat di
pabrik seperti basic fuchsin.
c) Berdasarkan kemampuan mewarnai jaringan, yaitu zat warna substantif yang
mampu mewarnai jaringan secara langsung misalnya Neutral red dan zat warna
ajektif yang mampu mewarnai jaringan dengan bantuan mordan misalnya
Hematoksilin.
d) Berdasarkan komposisi warna, yaitu pewarna tunggal missal Gentian violet,
pewarna ganda misalnya hematoksilin-eosin, pewarna rangkap tiga misalnya
formula Marllory triple stain dan pewarna rangkap empat.
Umumnya yang digunakan adalah pewarnaan dengan pewarna ganda. Pada
pewarnaan ganda, umumnya pewarna yang digunakan adalah yang bersifat asam dan basa
sehingga menyebabkan bagian-bagian jaringan yang bersifat asidotilik danbasotilik dapat
ditonjolkan. Tujuan penggunaan pewarna ganda bertujuan agar terjadi kekontarsan
pewarnaan sehingga pengenalan bagian tertentu dapat lebih cepat dan jelas terlihat.
Kombinasi yang umum digunakan adalah zat warna berwarna biru dengan merah,
contohnya Hematoksilin-Eosin. Hematoksilin selalu digunakan lebih dahulu dan setelah
proses diferensiasi, maka selanjutnya eosin digunakan. Hematoksilin-Eosin umumnya
digunakan untuk pewarnaan jaringan hewan, namun untuk jaringan tumbuhan tidak lazim
diwarnai dengan paduan warna tersebut. Hal ini dikarenakan eosin tampak kurang efektif
bagi jaringan tumbuhan. Untuk jaringan tumbuhan, biasanya digunakan pewarna
Erythrosin B.
D. Mikrotom
Yaitu instrument ilmiah yang memotong iris
tipis sesuatu untuk pemeriksaan mikroskopis atau suatu
alat berpresisi tinggi sehingga harus diperlakukan secara
hati-hati. Alat ini digunakan untuk menyayat jaringan
Mikroteknik
sebelum ditempelkan ke atas permukann object glass. Secara umum, suatu mikrotom
memiliki bagian-bagian terpenting yaitu :
1. Skala pengatur ketebalan sayatan, biasanya terdapat di bagian kanan atas badan
mikrotom. Skala ini dapat digeser ke kiri dan ke kanan sesuai dengan ketebalan
sayatan yang diinginkan.
2. Pisau mikrotom, merupakan komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan.
3. Pegangan blok jaringan, merupakan komponen yang menghubungkan mikrotom
dengan blok jaringan yang hendak disayat.
4. Pengatur jarak berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata pisau.
Dari beberapa jenis mikrotom yang ada, jenis-jenis mikrotom yang umum
dikenal dan digunakan dalam mikroteknik adalah :
1. Mikrotom putar
Umumnya dipakai pada metode paraffin. Posisi kedudukan pisau tetap
sementara jaringan yang dilekatkan pada holder bergerak turun naik sehingga
diperoleh sayatan yang umumnya berbentuk pita.
2. Mikrotom sorong
Sering digunakan pada metode paraffin dan umumnya digunakan dalam
celloidin. Kedudukan jaringan diam sementara pisau bergerak maju mundur.
3. Mikrotom beku
Digunakan untuk penyayatan yang tidak ditanam dalam paraffin maupun
celloidin namun dibekukan dengan karbon dioksida ataupun Freon.
4. Mikrotom Schantz
Yaitu mikrotom dimana pada saat menyayat, blok jaringan yang hendak
disayat tetap diam di tempatnya sementara pisau melewati blok paraffin tersebut.
5. Mikrotom Spencer
Yaitu mikrotom dimana pada saat menyayat dapat menghasilkan pita
sayatan yang panjang sehingga cocok untuk pembuatan preparat sayatan serial.
Pisau mikrotom harus selalu dibersihkan setelah selesai dipakai, karena jika
tidak maka akan menimbulkan korosi. Pisau yang biasa digunakan pada mikrotom adalah:
1. Pisau plane-edge (simple wedge razor), biasanya digunakan untuk sayatan beku dan
blok paraffin.
2. Pisau konkaf, biasa digunakan untuk sayatan blok celloidin dan plastic.
3. Pisau bikonkaf sering digunakan untuk menyayat blok paraffin.
Mikroteknik
Cara kerja mikrotom adalah proses pemotongan blok preparat dengan
menggunakan mikrotom. Sebelum melakukan pemotongan, yang harus dilakukan adalah
1. Persiapan pisau mikrotom
Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar jaringan dapat dipotong
dengan baik dan tidak koyak sehingga didapatkan jaringan yang baik. Pisau mikrotom
kemudian diletakkan pada tempatnya di mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan
blok paraffin pada holder dengan menggunakan spatula. Letakkan tempat duduk blok
paraffin beserta blok preparat pada tempatnya di mikrotom.
2. Persiapan Kaca Objek Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah dicoated
(disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau tespa
3. Persiapan Waterbath atau wadah berisi air hangat dengan temperatur 37-400C
4. Persiapan sengkelit atau kuas.
Teknik pemotongan parafin yang mengandung preparat adalah sebagai berikut
1. Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya di
mikrotom. Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya kemudian diletakkan
pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan dikunci dengan kuat.
2. Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan atur sudut kemiringannya. Biasanya sudut
kemiringan berkisar 20-30 derajat.
3. Atur ketebalan potongan yang diinginkan, biasanya dipakai ketebalan antara 5-7
mikrometer.
4. Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok preparat
secara teratur dan ritmis. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan hingga kita
mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan..
5. Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati
menggunakan sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya diatur 37-
40C dan biarkan beberapa saat hingga poita parafin tersebut mengembang.
6. Setelah pita parafin terkembang dengan baik, tempelkan pita parafin tersebut pada
kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan kaca objek itu kedalam
waterbath dan menggerakkannya ke arah pita parafin. Dengan menggunakan sengkelit
atau kuas pita parafin ditempelkan pada kaca objek. Setelah melekat kaca objek
digerakkan keluar dari waterbath dengan hati-hati agar pita parafin tidak melipat.
7. Letakkan kaca objek yang berisi pita parafin di atas hotplate dengan temperatur 40-
45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah dengan melewatkan kaca
objek di atas api sehingga pita parafin melekat erat di atas kaca objek.
Mikroteknik
8. Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca objek
berisi potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.
Mikrotom sebaiknya ditutup dengan plastik, atau dimasukkan ke kotaknya jika
tidak sedang digunakan. Jangan memindahkan mikrotom dengan cara memegang bagian
yang dapat bergerak, karena dapat menggangu akurasinya. Sebelum dan sesudah
digunakan, sebaiknya mikrotom dibersihkan dari serpihan parafin dengan cara melap
dengan kain lap yang telah dibasahi dengan xilol. Mikrotom harus selalu diminyaki untuk
mencegah keausan dan kemacetan.