mini project internship
DESCRIPTION
Mini Project internshipTRANSCRIPT
![Page 1: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan
dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat terjadi pada
setiap orang, terutama pada anak-anak. Hal ini terkait dengan perilaku dan
kebiasaan anak-anak yang beresiko untuk terkena karies.
Karies gigi dapat menyebabkan dampak yang mengganggu bagi penderita
jika tidak diberikan pengobatan dengan segera. Gigi berlubang biasanya tidak
terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persarafan dari
gigi tersebut. Pada karies yang berat yang telah mengenai bagian persarafan gigi
tersebut, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi
terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah
besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi
jaringan saraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan
terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama
kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar
pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga
dapat terjadi abses. Karies gigi dapat menyebabkan nyeri pada gusi misalnya
ketika makan makanan yang panas atau dingin serta sentuhan, nyeri tersebut akan
bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama, setelah diberikan rangsangan
tergantung seberapa parah karies gigi seseorang. Nyeri akibat sentuhan sering
membuat penderita tidak ingin mengatupkan rahangnya. Hal ini mengganggu
penderita dalam proses mengunyah makanan. Sehingga dapat menurunkan nafsu
makan, terutama makanan yang padat dan keras. Terjadi pembengkakan pada
wilayah rahang atau wajah si penderita sehingga wilayah tersebut tampak lebih
besar. Seringkali jika gigi sakit dan terjadi pembengkakan pada gusi akan diikuti
oleh demam (Amilia, 2008)
1
![Page 2: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/2.jpg)
1.1 Latar Belakang
Banyak faktor yang menentukan resiko terjadinya karies gigi misalnya
faktor makanan yaitu jenis makanan yang dikonsumsi oleh seorang anak dan
didukung oleh frekuensi mengonsumsi makanan. Setiap kali seseorang
mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka
beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam
sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah
makan. Selain itu kebiasaan minum susu menjelang tidur dengan menggunakan
susu botol yang terlalu lama, juga kebiasaan mengulum permen dan makan-
makanan manis. Telah diketahui makin majunya tehnologi pangan dan taraf
penghidupan, dimana adanya perubahan-perubahan dalam makanan ini akan
meningkatkan angka terjadinya karies gigi. Anak dengan kebiasaan menyimpan
makanannya dalam jangka waktu lama di mulut juga sering terkena resiko karies
gigi.
Faktor penyebab lainnya adalah cara pembersihan mulut serta frekuensi
pembersihan mulut yang dilakukan oleh seorang anak. Anak boleh makan-
makanan manis tetapi setelah itu sesegera mungkin menyikat gigi sehingga tidak
ada lagi sisa makanan yang menempel pada gigi. Anak-anak memiliki kegemaran
untuk makan makanan yang manis, sedangkan orang tua kurang mempedulikan
kebiasaan untuk menyikat gigi, jika seorang anak tidak mau menggosok gigi maka
sebagai orang tua sebaiknya dapat memaksa anaknya untuk menggosok gigi
terutama saat menjelang tidur malam. Bila seorang anak tidak terbiasa menggosok
gigi maka dari kebiasaan tersebut dapat menyebabkan anak yang mengalami
karies. Kegiatan menyikat gigi minimal dilakukan 2 kali yaitu pagi hari dan
malam sebelum anak tidur.
Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya pemasalahan yang lebih
banyak dan lebih kompleks berkaitan dengan karies gigi sudah sepatutnya sedini
mungkin perlu diberikan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang
masalah gigi terhadap anak anak yang rawan menderita karies yaitu pada anak SD
dengan usia 6 sampai 12 tahun.
2
![Page 3: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/3.jpg)
1.2 Identifikasi Masalah
Salah satu permasalahan yang kami temui di wilayah kerja Puskesmas Mengwi II
pada tahun 2012 adalah kecenderungan meningkatnya angka kejadian karies gigi
pada anak SD dengan usia 6-12 tahun. Berikut ini kami tampilkan kejadian karies
gigi selama tahun 2012 dan kami membandingkan kejadian tersebut setiap 3
bulan.
Triwulan
Kejadian
Januari-Maret
2012
April-Juni
2012
Juli-September
2012
Oktober-
Desember 2012
Karies gigi anak
SD(6-12 thn)
27 26 34 39
Tabel 1.1 Kejadian karies gigi pada anak SD usia 6-12 tahun di wilayah Puskesmas Mengwi
II per 3 bulan (Data UKGS Poli Gigi tahun 2012)
No Desa Jumlah Kasus Karies
Gigi Anak SD (6-12)
Dalam Persen
1 Buduk 17 13,49 %
2 Tumbak Bayuh 16 12,67 %
3 Pererenan 11 8,7 %
4 Munggu 14 11,11 %
5 Cemagi 19 15,07 %
6 Kapal 27 21,43 %
7 Abianbase 22 17,46 %
Tabel 1.2 Kejadian karies gigi pada anak SD usia 6-12 tahun di wilayah Puskesmas Mengwi
II berdasarkan desa (Data UKGS Poli Gigi tahun 2012)
Berdasarkan data yang diperoleh dari register poliklinik gigi Puskesmas Mengwi
II tahun 2012, terdapat kecenderungan yang terus meningkat. Untuk memastikan
3
![Page 4: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/4.jpg)
hal tersebut kami mencoba untuk melakukan wawancara dan observasi di
lapangan, dan didapat hasil wawancara dan observasi terhadap responden dengan
10 sampel anak SD, sebanyak 70% mengalami gigi karies, sedangkan 30% tidak
karies. Dari anak yang karies tersebut dicoba untuk meneliti faktor risiko,
dampaknya dan didapatkan hasil sebagai berikut: 71,42% karena faktor makanan
kariogenik, sedangkan 28,57% karena faktor kebiasaan minum susu dengan
menggunakan dot. Dari faktor makanan kariogenik, setelah diteliti dari sampel
anak anak yang menderita karies 42,85% karena makan permen dengan frekuensi
dalam seminggu >7 kali, sedangkan 28,57% karena mengkonsumsi es krim, dan
28,57% karena mengkonsumsi coklat. Dari kebiasaan menggosok gigi kepada
pengasuh anak dengan karies tersebut diperoleh hasil 100% hanya dilakukan
setelah mandi, dan tidak dilakukan sebelum tidur. Dari 7 sampel karies diperoleh
57,14% mengeluhkan nyeri dan 42,85% mengeluhkan susah makan.
Mengingat sebagian besar dari sampel tersebut ternyata tidak menggosok
gigi dalam waktu yang tepat, serta sering mengonsumsi makanan-makanan
kariogenik maka akan kami perbaiki dengan melakukan Mini Project, yang dalam
hal ini kami kemas dalam bentuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dan
praktek menyikat gigi. Selain itu juga untuk tahun 2013 ini dari pihak puskesmas
(dalam hal ini UKGS) juga belum pernah mengadakan kegiatan penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut ke SD sebelumnya. Meskipun hanya diberikan kepada
anak SD hal tersebut tidak menjadi kendala karena bila kita menanamkan sedini
mungkin kebiasaan yang benar dan memilih makanan yang tepat ini akan berguna
bagi kita ke depannya dalam menanggulangi bahaya karies ke depannya.
1.3 Tujuan Penyuluhan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah penyuluhan ini berakhir diharapkan siswa-siswi SD akan memiliki
peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut secara umum.
1.3.2 Tujuan Khusus
Pada akhir kegiatan siswa-siswi SD diharapkan:
1. Dapat mengetahui jenis makanan yang dapat mengakibatkan karies gigi
4
![Page 5: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Dapat melakukan demonstrasi cara menggosok gigi yang baik dan benar.
1.4 Manfaat Penyuluhan
1. Siswa-siswa SD dapat memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai kesehatan gigi dan mulut secara umum
2. Siswa-siswi SD mengetahui cara menggosok gigi yang baik dan
benar.
5
![Page 6: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB II
RENCANA KEGIATAN
2.1 Kelompok Sasaran
Yang menjadi kelompok sasaran dalam kegiatan Mini Project ini adalah siswa-
siswi SDN 1 desa Kapal kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Pemilihan kelompok sasaran pada anak siswa-siswi SDN 1 Kapal karena
menurut data di register poli gigi tahun 2012 jumlah kejadian karies di desa Kapal
paling tinggi diantara desa lainnya.
2.2 Persiapan Penyuluhan
Persiapan penyuluhan terdiri dari beberapa bagian antara lain:
1) Penguasaan materi penyuluhan
2) Penguasaan cara-cara komunikasi atau penyampaian pesan dan
penggunaan alat peraga.
2.3 Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
1) Tim penyuluh menemui kepala SD untuk meminta ijin akan dilakukannya
penyuluhan, bekerja sama dengan pihak puskesmas Mengwi II.
2) Tim penyuluh akan masuk ke kelas.
3) Penyuluh menyampaikan materi kesehatan gigi dan mulut.
4) Untuk menghindari kejenuhan siswa, dalam rangkaian acara disisipkan kuis
berhadiah tentang kesehatan gigi dan mulut.
5) Demonstrasi teknik menggosok gigi yang benar oleh penyuluh (Dokter
Internship) dan dipraktekan ulang oleh beberapa siswa.
6) Tanya jawab baik pada saat materi disampaikan maupun pada saat akhir
penyuluhan.
6
![Page 7: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/7.jpg)
2.4 Isi Penyuluhan
Penyuluhan yang direncanakan akan dilaksanakan pada Rabu 17 April 2013
tersebut berisi tentang:
1. Memberikan informasi jenis makanan yang patut dihindari agar tidak menderita
karies gigi.
2. Memberikan keterampilan mengenai cara menggosok gigi yang benar.
2.5 Metode Penyuluhan
Penyuluhan akan dilakukan dengan metode peragaan langsung disertai
dengan diskusi serta tanya jawab.
2.6 Media Penyuluhan
Dalam penyuluhan kami menggunakan beberapa media guna mempermudah
dan memperlancar penyampaian materi diantaranya :
1. Alat peraga yang terdiri dari pantum gigi
2. Sikat gigi dan pasta gigi
3. Gelas
2.7 Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan melihat beberapa hal diantaranya :
1. Indikator keberhasilan Mini Project ini adalah jumlah anak SD yang hadir
100%, siswa SD tersebut mampu mempraktekkan cara sikat gigi yang benar
setelah acara penyuluhan selesai, serta mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh dokter Internship.
2. Waktu penilaian : setelah penyuluhan
3. Instrumen penilaian: menggunakan penilaian secara langsung, dengan
berpedoman pada pedoman cara menggosok gigi yang benar.
4. Penilai : Dokter Internship
7
![Page 8: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/8.jpg)
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat Penyuluhan
Hari/ tanggal : Rabu, 17 April 2013
Pukul : 07.00-10.00
Tempat : Ruang Kelas SDN 1 Kapal
3.2 Peserta
Peserta yang hadir adalah seluruh siswa-siswi SDN 1 Kapal yang berjumlah 219
orang.
3.3 Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan oleh lima orang dokter internship, yang bergiliran
membawakan materi penyuluhan yang berbeda, dibantu oleh pihak puskesmas
dan pihak SD.
3.4 Proses Penyuluhan
Seminggu sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan tepatnya pada hari Rabu
tanggal 10 April 2013, kami meminta izin kepada Kepala Puskesmas Mengwi II,
dr. Indira Pudi Asri, dan ibu Wayan Sukerniasih selaku pemegang program
UKGS Puskesmas Mengwi II untuk melaksanakan penyuluhan mengenai
kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak SDN 1 Kapal. Pihak puskesmas
bersedia membantu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kegiatan
tersebut. Sebagai persiapan kami menyiapkan LCD, layar LCD, dan gigi peraga
yang kami peroleh dari puskesmas. Kami juga membuat slide powerpoint, serta
menyiapkan video mengenai cara menggosok gigi yang benar untuk
mempermudah pemberian materi penyuluhan serta menarik minat peserta untuk
dapat memperhatikan penjelasan kami.
Pada hari pelaksanaan penyuluhan, kami datang sekitar pukul 07.00 WITA
ditemani oleh ibu Wayan Sukerniasih dan diterima oleh pihak SDN 1 Kapal, yang
8
![Page 9: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/9.jpg)
diwakili oleh kepala SD Ni Ketut Rai Asih. Setelah berbincang-bincang sejenak,
kami dipersilahkan untuk memulai penyuluhan. Sebelumnya, kami
mempersiapkan alat dan bahan untuk penyuluhan di tempat yang telah disediakan
oleh pihak SD, dan penyuluhan akhirnya dimulai pada pukul 07.30 WITA.
Pertama-tama, kami mengadakan perkenalan terlebih dahulu kepada anak-anak
kemudian diadakan pre-test. Pre-test dilaksanakan secara lisan selama kurang
lebih selama 15 menit, kemudian dilanjutkan pemberian materi. Materi diberikan
tidak hanya dengan mengggunakan slide, tapi juga dengan pemutaran video, serta
demonstrasi teknik menyikat gigi yang benar dengan menggunakan pantum gigi
(gigi peraga), selain itu juga ditunjukkan bagaimana memilih sikat gigi dan pasta
gigi yang baik. Beberapa anak juga diminta maju ke depan untuk memperagakan
bagaimana cara mereka menyikat gigi. Dari 4 anak yang diminta memperagakan,
seluruhnya belum menyikat giginya dengan benar. Pemberian materi berlangsung
kurang lebih selama satu jam. Setelah pemberian materi selesai beberapa anak
diminta memperagakan kembali bagaimana cara menyikat gigi yang benar.
Setelah acara ceramah dan tanya jawab usai, kami melaksanakan post-test
di mana isinya menanyakan kembali pertanyaan yang sama dengan pre-test.
Hampir seluruh peserta sudah mengerti dan dapat menjawab dengan benar karena
sudah mendapat penjelasan sewaktu penyuluhan.
Di akhir kegiatan, kami membagikan sikat dan pasta gigi kepada seluruh
peserta, kemudian kami mengadakan acara menyikat gigi bersama di halaman SD.
Kami juga memberi pesan kepada seluruh anak-anak yang mengikuti penyuluhan
agar selalu menyikat gigi mereka setiap hari minimal dua kali sehari setelah
makan pagi dan sebelum tidur.
9
![Page 10: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
4.1 Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan didasarkan pada beberapa aspek, yaitu dari segi peserta, proses
kegiatan itu sendiri, maupun dari perbandingan antara hasil pre-test sebelum
penyuluhan dengan hasil post-test setelah dilakukan penyuluhan.
Dari segi peserta, jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan telah sesuai
dengan jumlah siswa yang direncanakan yaitu seluruh anak-anak SDN 1 Kapal.
Perhatian dan respon peserta penyuluhan secara umum juga sangat baik di mana
hal ini dapat dilihat dari mampunya siswa memperagakan bagaimana cara
menyikat gigi yang benar setelah diberikannya materi penyuluhan.
Dari segi proses penyuluhan (ceramah dan diskusi) yang telah
berlangsung, dapat dilaporkan bahwa ceramah dan diskusi berlangsung dengan
baik dan terlihat bahwa adanya komunikasi yang timbal balik antara peserta
dengan pembicara.
Keberhasilan penyuluhan yang dinilai dengan adanya peningkatan
pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari
perbandingan jawaban-jawaban pre-test sebelum dilakukan penyuluhan dengan
post-test dengan cara yang diadakan setelah dilakukan penyuluhan dengan
memberikan beberapa pertanyaan secara lisan. Adapun beberapa pertanyaan yang
diajukan antara lain:
1. Berapa kali dalam sehari menggosok gigi?
2. Kapan saja sebaiknya menggosok gigi?
3. Makanan apa saja yang dapat menyebabkan gigi berlubang?
4. Bagaimana memilih sikat gigi yang baik?
5. Bagaimana cara menyikat gigi yang benar?
Dari pengamatan langsung terhadap jawaban para peserta, didapatkan
peningkatan kemampuan menjawab pada post-test dibandingkan dengan pre-test.
Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan
gigi dan mulut pada anak-anak SDN 1 Kapal. Sebelum dilakukan penyuluhan,
10
![Page 11: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/11.jpg)
pengetahuan para peserta tentang kesehatan gigi dan mulut masih tergolong
rendah, hal ini tampak saat diajukannya beberapa pertanyaan hanya beberapa
peserta saja yang mampu menjawab dan dari jawaban tersebut beberapa masih ada
yang salah. Sedangkan setelah dilakukan penyuluhan, seluruh pertanyaan serupa
yang telah diajukan sebelumnya dapat dijawab dengan serempak oleh seluruh
peserta dengan benar.
Selain itu, dari hasil peragaan cara menyikat gigi oleh 4 orang peserta
menggunakan gigi peraga terdapat perubahan dari yang sebelum pemberian materi
mereka tidak bisa menyikat gigi dengan benar kemudian setelah pemberian materi
semua anak mampu memperagakannya.
Pendapat peserta secara lisan tentang penyuluhan adalah sangat bagus
karena mereka merasa senang diajarkan bagaimana cara menyikat gigi yang
benar.
4.2 Hambatan Mini Project
Dalam pelaksanaan penyuluhan tersebut kami merasakan tidak ada hambatan
karena acara berlangsung dengan lancar sebagaimana yang telah dirancang dan
direncanakan.
4.3 Manfaat Mini Project
Manfaat yang kami rasakan sebagai penyuluh dari pelaksanaan Mini Project ini
adalah sebagai latihan untuk menjadi komunikator yang baik di masyarakat, mulai
dari perencanaan, persiapan materi (pengumpulan materi dan penguasaan materi),
persiapan alat dan sarana penunjang, dan keterampilan berkomunikasi di depan
orang banyak agar menarik dan dapat dimengerti oleh pendengar.
Sedangkan manfaat bagi peserta adalah diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan mereka tentang kesehatan gigi dan mulut sehingga pada akhirnya
mereka mampu secara mandiri menjaga dan merawat kebersihan gigi dan
mulutnya (khususnya dapat menggosok gigi dengan benar dan tepat).
11
![Page 12: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Penyuluhan mengenai kesehatan gigi yang kami lakukan berjalan dengan
lancar, karena koordinasi yang baik antara pihak puskesmas dengan
sekolah.
2. Proses penyuluhan dengan menggunakan presentasi, video, dan pantum
gigi terbukti berhasil meningkatkan pengetahuan siswa SDN 1 Kapal
mengenai kesehatan giginya, terlihat dari meningkatnya nilai post-test
dibandingkan dengan nilai pre-test nya.
3. Praktek sikat gigi yang dilakukan di akhir penyuluhan memberikan
pengetahuan kepada siswa mengenai cara menyikat gigi yang benar,
karena langsung dikoreksi oleh pihak penyuluh bila terdapat siswa yang
belum benar cara menyikat gigi.
5.2 Saran
1. Penyuluhan dan praktek sikat gigi harus dilakukan minimal setahun sekali,
agar siswa sudah terbiasa untuk hidup sehat dan bersih sejak masih di
bangku SD.
2. Pihak SD dapat membantu menjaga kesehatan gigi murid-muridnya
dengan cara mengawasi jenis jajanan yang dijual di kantin sekolah.
12
![Page 13: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Anggreni, D.K. (2007), Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Karbohidrat Dan Frekuensi Makanan Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di TK ABA 52 Semarang: Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Arici, S. dkk. (2007– last update), “Comparison of Different Toothbrushing Protocols in Poor-Toothbrushing Orthodontic Patient”, Available: http://her.oxfordjournal.erg/ cgi/reprint/30/3/448 (Accessed: 2010, Mei 6)
Do, L.G. & Spencer, A.J. (2007 – last update), “Risk-Benefit Balance in the Use of Flouride among Young Children”, Available: http://pediatric.aappublications .org/cgi/reprint/122/6/1387 (Accessed: 2010, Mei 6)
Domejean-Orliaguet, S. dkk. (2006, September 14 – last update), “Caries Risk Assessment in an Educational Environment”, Available: http://ajcc.aacnjournals.org /cgi/reprint/13/3/253 (Accessed: 2010, Mei 6)
Fianka, V. (2008–last update), “Karies Gigi”, Available: http://fianka.wordpress.com/2008/ 08/28/karies-gigi/ (Accessed: 2010, Mei 6)
Ginandjar, R. (2010), “Cara Menyikat Gigi Yang Benar” (PDGI Online), Available: http://www.pikiran-rakyat.com (Accessed: 2010, Mei 6)
Griffin, S.O. dkk. (2007 – last update), “ Effectiveness of Flouride in Preventing Caries in Adults”, Available: http://jada.ada.org/cgi/reprint/136/4/150-a (Accessed: 2010, Mei 6)
Hidayanti, L. (2005), Hubungan Karakteristik Keluarga Dan Kebiasaan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Keparahan Karies Gigi Anak Sekolah Dasar: Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Hilmansyah, H. (2008). ”Perawatan Gigi Bayi Sehari”, (Mail List Bayi Kita), Available: http://bayidananak.com/2008/02/15/perawatan-gigi-bayi-sehari-hari/comment-page-1/ (Accessed: 2010, Mei 6)
Koswara, S. (2006), ”Makanan Bergula Dan Kerusakan Gigi”, Available: http://www.ebookpangan.com (Accessed: 2010, Mei 6)
Leme, A.F.P. dkk. (2006–last update), “The Role of Sucrose in Cariogenic Dental Biofilm Formation-New Insight”, Available: http://jada.ada.org/cgi/reprint/136/4/878 (Accessed: 2010, Mei 6)
Lubbis, P. & Nugraheni, M. (2009). ” Sudahkah Anda Menyikat Gigi Dengan Benar?”, (Viva News), Available: http://kosmo.vivanews.com/news/read/90266-sudahkah_anda_menyikat_gigi_dengan_benar_ (Accessed: 2010, Mei 6)
Sumarti. (2007). Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik Dan Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Timbulnya Penyakit Karies Gigi Sulung Pada Anak Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Desa Sekaran Kecamatan GunungPati Semarang Tahun 2007: Skripsi, Universitas negeri Semarang, Semarang.
13
![Page 14: Mini Project internship](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082518/55cf9948550346d0339c92e6/html5/thumbnails/14.jpg)
Touger-Decker, R. & Loveren, Cor van. “Sugars and Dental Caries”, Available: http://www.ajcn.org/cgi/conten/full/78/4/881S?maxtoshow=&HIT (Accessed: 2010, Mei 6)
Viansto, (2008–last update), “Proses Terjadinya Karies Gigi”, Available: http://vianzto.multiply.com/journal/item/9/Proses_Terjadinya_Karies (Accessed: 2010, Mei 6)
Warni, L. (2009), Hubungan Perilaku Murid SD Kelas V dan VI Pada Kesehatan
Gigi dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua kabupaten Deli Serdang Tahun 2009: Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.
14