mira tayyiba - detiknas
TRANSCRIPT
KAJIAN PITALEBAR DI TINGKAT KOTA/KABUPATEN
Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional2015
dipaparkan oleh:Mira Tayyiba mewakili Tim Pelaksanadisampaikan dalam: Simposium Nasional Implementasi Rencana Pitalebar Indonesia di Tingkat Kota/KabupatenJakarta, 22 September 2015
2
Daftar IsiKETERKAITAN DENGAN RENCANA PITALEBAR INDONESIA 2014-2019 DAN RPJMN 2015-2019
USULAN PEMBAGIAN PERAN
1
3HASIL KAJIAN2
KETERKAITAN DENGAN RENCANA PITALEBAR INDONESIA 2014-2019 DAN RPJMN 2015-2019
3
4
Perpres No. 96 Tahun 2014 tentang RPI 2014-2019 akses internet dengan jaminan konektivitas yang selalu tersambung, terjamin ketahanan dan keamanan informasinya; memiliki kemampuan triple-play; kecepatan minimal 2 Mbps (fixed), 1 Mbps (mobile).
DefinisiMemberikan arah dan panduan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan pitalebar yang komprehensif dan terintegrasi di wilayah Indonesia untuk periode 2014-2019
Tujuan acuan bagi K/L dalam menetapkan kebijakan sektoral dan rencana tindak; acuan pada tingkat provinsi dan kab/kota untuk penyusunan kebijakan dan rencana tindak; acuan bagi badan usaha untuk menanamkan modal dalam membangun pitalebar di Indonesia.
Fungsi
e-Pemerintahan; e-Kesehatan, e-Pendidikan, e-Logistik, e-PengadaanSektor Prioritas dilakukan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Dewan TIK NasionalMonev
5
Agenda Pembangunan TIK Dalam RPJMN 2015-2019 1. Layanan komunikasi dan informatika di perdesaan, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya
Jangkauan layanan akses telekomunikasi universal dan internet mencapai 100% di wilayah USO, dengan prioritas daerah terpencil, terluar, dan perbatasan Jangkauan siaran LPP RRI dan LPP TVRI terhadap populasi masing-masing mencapai 90% dan 88% KPCLU yang beroperasi sebanyak 2.3502. Akses internet berkecepatan tinggi (pitalebar) sebagai jalan tol informasi Migrasi sistem penyiaran televisi dari analog ke digital selesai Tersedianya alokasi spektrum frekuensi radio yang mendukung layanan pitalebar
Jaringan tulang punggung serat optik nasional yang menghubungkan seluruh pulau besar dan kab/kota* Rumah tangga dengan akses tetap (fixed) pitalebar: 71% di kota dan 49% di desa* Populasi dengan akses bergerak (mobile) pitalebar: 100% di kota dan 52% di desa*
5. e-Pemerintahan Indeks e-Pemerintahan Nasional mencapai 3,4 Jumlah pegawai pemerintah yang paham TIK: 100%
4. Tingkat TIK literasi nasional Tingkat TIK literasi: 75%
3. Pengelolaan spektrum frekuensi radio
* juga merupakan sasaran dalam RPI 2014-2019
6
Isu Umum Pitalebar di Sektor Publik
KonektivitasJangkauan dan kapasitas: terbatas Kurang optimal untuk proses belajar mengajar berbasis multimedia Kurang optimal untuk mendukung implementasi telediagnostik
Pengelolaan dan Keamanan Data
Terdapat berbagai sistem informasi dan aplikasi yang saling tidak terhubung K/L yang memiliki pusat data yang handal: terbatas
Perencanaan dan Penganggaran yang Kurang Efektif
Perencanaan dan penganggaran TIK di setiap sektor dilakukan secara terdesentralisasi sehingga sering terjadi duplikasi dan pengulangan kegiatan, serta ketidakefisienan investasi
HASIL KAJIAN PITALEBAR DI TUJUH KOTA/KABUPATEN PERCONTOHAN
7
8
Proyek Percontohan Pitalebar RPI di Kota/Kab
Tahapan Kegiatan
Output
Ruang Lingkup
TujuanMenyusun peta jalan pembangunan pitalebar sebagai implementasi Perpres No. 96/2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019 (RPI) di tingkat Kota/Kabupaten identifikasi kesiapan pitalebar di beberapa kota/kabupaten antara lain terkait aspek infrastruktur (jaringan, pusat data, aplikasi, situs), aspek hukum (kepemimpinan, peraturan daerah), dan aspek pemanfaatan identifikasi program/kegiatan untuk mempercepat pembangunan pitalebar di kota/kabupaten targetProyek percontohan sebagai model pengembangan dan pemanfaatan TIK, khususnya pitalebar, di tingkat kota/kabupaten Tahap 1 (2014) : 7 kota/kabupaten Tahap 2 (2015) : 50 kota/kabupaten Tahap 3 (2016) : sisanya
Model untuk implementasiVerifikasi modelModel generik
9
Proyek Percontohan Pitalebar RPI di Kota/Kab (2)
Koridor Percontohan RPI 2014 ( ) Percontohan RPI 2015 ( )Sumatera Kab. Banyuasin Kota Banda AcehJawa Kota Pekalongan, Kab. Banyuwangi Kab. Sragen, Kota BandungKalimantan Kota Balikpapan Kota SingkawangSulawesi Kab. Minahasa Utara Kota Pare PareBali – Nusra Kab. Jembrana Kota MataranMaluku - Papua Kab. Jayapura Kota Ambon
Lokasi
10
Hasil Pemetaan Umum di Tujuh Lokasi Tahap 1 Sebagian besar sudah menghubungkan antar bangunan pemerintah dengan FO, walau belum seluruh bangunan Kapasitas rendah dengan harga relatif mahal
Penggelaran FO untuk menghubungkan antar bangunan pemerintah dan pemberi layanan publik, terutama sekolah dan puskesmas Memastikan bandwidth dan mutu konektivitas pada kantor pemerintah dan fasilitas publik tersebut memadai
INFRA-STRUKTUR
Saat Ini
Usulan Perbaikan Sebagian besar memiliki pusat data yang pada umumnya dikelola oleh tim Kominfo setempat. Hanya beberapa yang melakukan virtualisasi. Keandalan dinilai masih rendah karena sangat bergantung kepada UPS
Perlu penguatan pusat data dan pengelolaan dataPUSAT DATA
Saat Ini
Usulan Perbaikan
Menyimpan file cadangan di bangunan lain, seperti di Bappeda. Jika terjadi loss, perlu beberapa waktu untuk pemulihan. Proses manual juga sebagai back upSolusi Sementara oleh Pemda
Konektivitas alternatif bergantung kepada jaringan nirkabel. Masih banyak lokasi terutama sekolah dan puskesmas yang perlu dihubungkan.Solusi Sementara oleh Pemda
11
Hasil Pemetaan Umum di Tujuh Lokasi Tahap 1 (2)
APLIKASI
Aplikasi sudah digunakan untuk back office dan front office (tidak seluruh aplikasi yang dibutuhkan tersedia) Di beberapa sektor, pelaporan masih dilakukan manual/berbasis kertas sehingga memerlukan entri data berulang dan waktu yang lama (hingga 3 bulan) Sebagian besar kegiatan online untuk sosialisasi informasi, belum memiliki aplikasi interaktif/transaksional Sebagian besar tidak ramah mobile (waktu pengunduhan data lama)
Saat Ini
Menjadikan online beberapa aplikasi kunci untuk mendukung pelayanan publik 24/7, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan Perlu didorong pelaporan secara elektronik. Aplikasi diperlukan untuk penyederhanaan proses sehingga tidak menimbulkan multiple entri data Menggunakan sumber data tunggal, misalnya e-KTP untuk data spesifik warga negara (nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, dsb) Menjadikan situs pemerintah daerah lebih ramah mobile
Usulan Perbaikan
Beberapa aplikasi dikembangkan sendiri oleh daerah Solusi Sementara oleh Pemda
USULAN PEMBAGIAN PERAN
12
13
Usulan Pembagian PeranPemerintah Pusat Segera menyelesaikan:
Proyek Palapa Ring yang menghubungkan seluruh kota/kabupaten dengan jaringan pitalebar Konsep Jaringan Pemerintah (government network) Rancangan Perpres e-Government: konsep pusat data nasional, penyediaan aplikasi, dan standarisasi Masa transisi: migrasi menuju pusat data/cloud nasional dan aplikasi bersama
Membantu fasilitasi pembangunan ekosistem pitalebar melalui Dana USO
Mempermudah perijinan Memberikan hak masuk (right of way) untuk penggelaran FO Memfasilitasi duct sharing Peraturan daerah untuk mendukung transformasi pemerintahan dari berbasis kertas menjadi berbasis elektronik
Pemerintah Daerah
Koordinasi dan fasilitasi
14
Terima Kasih
Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional2015