mitigasi penanganan bencana erosi dan sedimentasi

9
TUGAS MATA KULIAH MITIGASI BENCANA “Penanganan Bencana Erosi/Abrasi dan Sedimentasi” Oleh : Anne Hanifah 26020212120010 PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

Upload: anne-hanifah

Post on 04-Sep-2015

20 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Bagaimana cara menangani bencana erosi dan sedimentasi agar tidak semakin merusak lingkungan pesisir.

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH

MITIGASI BENCANA

Penanganan Bencana Erosi/Abrasi dan Sedimentasi

Oleh :

Anne Hanifah

26020212120010

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Besarnya debit dan sedimen tersuspensi yang di bawa oleh sungai akan mengalir hingga menuju ke laut. Hal itu menimbulkan dampak terjadi peristiwa erosi dan sedimentasi. Erosi yang terjadi di daerah pantai dapat merusak pemukiman penduduk dan infrastruktur yang ada.

Dalam menangani hal tersebut di butuhkan sistem mitigasi bencana yang dapat dengan cermat dan tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sistem yang akan di jalani harus terpadu dimana setiap komponen harus saling terintegrasi satu sama yang lain agar dalam keberjalanan usaha mitigasi bencana dapat terlaksana dengan baik.

Sistem penanganan bencana yang dapat di terapkan seperti berikut :

Masing-masing komponen diatas dijelaskan seperti berikut :

1. Komando

Komando adalah menjadi sistem kendali yang harus mampu dan mempunyai pemikiran yang baik untuk dapat menyelesaikan masalah erosi dan sedimentasi di suatu daerah. Dalam hal ini yang menjadi komando adalah kepala daerah provinsi yang harus bisa membagi dan menggorganisir seluruh kedinasan yang berkaitan langsung dengan peristiwa erosi dan sedimentasi di sekitar aliran sungai dan di pantai. Kepala daerah provinsi atau gubernur harus saling bersinergis dengan kepala daerah kabupaten untuk menangani hal tersebut dengan mempertimbangkan wilayah aliran sungai yang mencangkup hampir seluruh kabupaten di provinsi tersebut. Gubernur harus dapat membuat pelingkupan masalah dan rancangan kasar tujuan kerja agar masing-masing bidang dapat berkerja dalam satu alur pekerjaan.

2. Operasional

Operasional adalah bidang yang menjalani teknis kegiatan di lapangan ataupun yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang direncanakan, yang bertindak dalam bidang operasional ini bisa dinas kelautan dan perikanan provinsi, dinas pekerjaan umum provinsi, dan dinas lingkungan hidup provinsi. Dimana dinas diatas akan menjadi operasional yang menjalankan tugas untuk menangani peristiwa erosi dan sedimentasi tersebut. Bidang ini akan mengoperasikan alat-alat yang digunakan untuk menangani peristiwa tersebut dan membuat penanggulangannya bersama bidang perencanaan, seperti bersama membuat tanggul atau revetment di dinding aliran sungai untuk mencegah terjadinya pengikisan atau erosi di sepanjang aliran sungai lalu membuat jetty atau groin yang langsung mengarahkan aliran sungai ke laut dan dengan mempertimbangkan arah datang gelombang dan arus sejajar pantai.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah bidang yang akan merencanakan atau memikirkan solusi terbaik untuk menangani bencana itu sendiri dan juga memikirkan bagaimana keberlanjutan program agar bencana tersenbut tak terjadi lagi. Dalam hal ini BAPPEDA provinsi menjadi sang pengeksekutor bidang perencanaan dan selain itu juga bisa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi. Keduanya akan berkerja bersama bidang operasional untuk menjalankan program agar bencana yang terjadi dapat ditanggulangi dan mensosialisaikan kepada masyarakat agar dapat berkerjasama dalam menangani bencana serta belajar bagaimana mengantisipasi bencana tersebut.

4. Logistik

Logistik adalah bidang yang berkerja untuk menyediakan segala bentuk bahan yang di perlukan dalam menangani korban dan menyiapkan segala bahan yang di perlukan dalam proses penanggulangain bencana. Logistik harus tersedia dalam saat pra bencana, bencana dan pasca bencana dimana segala kebutuhan logistik dapat disalurkan sewaktu-waktu. Dalam hal ini yang bisa berperan dalam bidang logistik adalah LSM yang akan membantu dalam pengadaan bahan pangan dan lalu pemerintah pusat, daerah, dan kabupaten yang berperan dalam menyediakan alat-alat bantuan untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Ketersediaan logistik akan sangat mempengaruhi keberlangsungan proses penanganan bencana dimana semakin lamanya waktu untuk tersediannya logistik akan menimbulkan banyak dampak baik secara sosial maupun memperburuk keadaan di lapangan serta memperlambat proses.

5. Keuangan / Administrasi

Keuangan / Administrasi adalah bidang yang berkerja untuk mengatur keluar masuknya dana untuk penanggulangan bencana, dana yang didapat bisa berasal dari pemerintah maupun hasil penggalangan bantuan untuk korban bencana. Keuangan / Administrasi akan sangat penting saat awal pasca bencana dimana bidang ini harus konsentrasi dan selalu mempertimbangakan segala aspek dalam pengeluaran dana agar tidak terjadi penyimpangan. Dalam bencana erosi dan sedimentasi bidang ini harus memperhitungkan bagaimana kepentingan setiap pengeluaran dana dan ke efektifan penggunaan dana tersebut, contohnya dalam pembangunan jetty bidang ini harus mempertanyakan berapa lama jetty itu dapat bertahan dan menanggulangi proses erosi di muara sungai lalu meninjau kembali bahan yang akan di sediakan oleh logistik sesuai dengan yang diperlukan atau tidak.

Dalam penanganan bencana erosi/abrasi dan sedimentasi diperlukan berbagai bidang yang saling mendukung agar proses penanggulangan bencana berjalan efektif dan lancar. Proses penanggulangan atau mitigasi bencana harus dilakukan berbagai tahap mulai dari pra bencana, bencana, dan pasca bencana dan semuanya harus terorganisasi dengan baik dan juga saling menopang satu dengan yang lainnya. Beberapa bentuk adaptasi yang dapat dilakukan dalam menangani bencana erosi/abrasi dan sedimentasi diantaranya adalah;

a. Relokasi permukiman yang terkena dampak erosi ke arah darat

b. Penghijauan daerah pesisir pantai dengan menggunakan vegetasi pesisir (mangrove dan pantai)

c. Penyusunan master plan fasilitas perlindungan (hard structure dan soft structure)

d. Pelaksanaan konstruksi fasilitas perlindungan (proteksi) seperti pembangunan seawall atau reklamasi pantai

e. Memberdayakan prasarana dan sarana perlindungan yang sudah ada

f. Mengoperasikan dan memelihara fasilitas perlindungan sehingga fungsional dan bertahan lama

g. Relokasi semua sarana dan prasarana penting yang terkena erosi ke daerah yang tidak rawan erosi/ ke arah darat

h. Relokasi tambak yang terkena erosi

Komando (Sistem Kendali)

Opeasional

Perencanaan

Logistik

keuangan/ administrasi