mixing asriadi
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
1/23
M I X I N G
I. TUJUAN
Menghitung Nilai Power Number
Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan
terhadap Power pengsadukana
II. PERINCIAN KERJA
Menghitung densitas dari larutan garam Menghitung viskositas dari larutan garam
Menghitung Bilangan Reynold Menghitung Power Pengaduk
III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat Mixing
Pengaduk Propeler
Piknometer
Viskositas swald
!elas kimia "### ml
Bal$
Nera%a Analitik
Baskom
&ermometer
BAHAN YANG DIGUNAKAN :
'ampel !aram (Na)l*
Air
IV. DASAR TEORI
Pengadukan (mixing* merupakan suatu aktivitas operasi pen%ampuran dua
atau lebih +at agar diperoleh hasil %ampuran yang homogen Pada media $ase %air,
pengadukan ditujukan untuk memperoleh keadaan yang turbulen (bergolak*
Pen%ampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi
ketidaksamaan kondisi, suhu, atau si$at lain yang terdapat dalam suatu bahan
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
2/23
Pen%ampuran dapat terjadi dengan %ara menimbulkan gerak di dalam bahan itu
yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang
lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu %ara untuk operasi
pen%ampuran Pen%ampuran $asa %air merupakan hal yang %ukup penting dalam
berbagai proses kimia Pen%ampuran $asa %air dapat dibagi dalam dua kelompok
Pertama, pen%ampuran antara %airan yang saling ter%ampur (miscible*, dan kedua
adalah pen%ampuran antara %airan yang tidak ter%ampur atau ter%ampur sebagian
(immiscible* 'elain pen%ampuran $asa %air dikenal pula operasi pen%ampuran $asa
%air yang pekat seperti lelehan, pasta, dan sebagainya. pen%ampuran $asa padat
seperti bubuk kering, pen%ampuran $asa gas, dan pen%ampuran antar $asa
Menurut /irakartakusumah et al ("001* dalam 2usdarini ("003*, prinsip
pen%ampuran didasarkan pada peningkatan penga%akan dan distribusi dua atau
lebih komponen yang mempunyai si$at yang berbeda 4erajat pen%ampuran dapat
dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah
tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pen%ampuran
Prinsip pen%ampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika
$luida dan perpindahan bahan, karena pen%ampuran bahan akan ada bila terjadi
gerakan atau perpindahan bahan yang akan di%ampur baik se%ara horisontal
ataupun vertikal Ada dua jenis pen%ampuran, yaitu ("* pen%ampuran sebagai
proses terminal sehingga hasilnya merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai,
dan (1* pen%ampuran merupakan proses pelengkap atau proses yang memper%epat
proses lainnya seperti pemanasan, pendinginan atau reaksi kimia (Raymond dan
4onald, "051,dalam 6andoko "001*
- Proses Pencam!ran
Proses pen%ampuran dalam $asa %air dilandasi oleh mekanisme
perpindahan mementum di dalam aliran turbulen Pada aliran turbulen,
pen%ampuran terjadi pada 7 skala yang berbeda, yaitu8
"* Pen%ampuran sebagai akibat aliran %airan se%ara keseluruhan (bulk flow*
yang disebut mekanisme konvekti$
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
3/23
1* Pen%ampuran karena adanya gumpalan-gumpalan $luida yang terbentuk dan
ter%ampakkan di dalam medan aliran yang dikenal
sebagai eddies, sehinggamekanisme pen%ampuran ini disebut eddy diffusion
7* Pen%ampuran karena gerak molekular yang merupakan mekanisme
pen%ampuran di$usi
2etiga mekanisme terjadi se%ara bersama-sama, tetapi yang paling
menentukan adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pen%ampuran
dalam keadaan turbulen daripada pen%ampuran dalam medan aliran laminer 'i$at
$isik $luida yang berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan
viskositas
Pengadukan dan pen%ampuran merupakan operasi yang penting dalam
industry kimia Pen%ampuran (mixing * merupakan proses yang dilakukan untuk
mengurangi ketidakseragaman suatu sistem seperti konsentrasi, viskositas,
temperatur dan lain-lain Pen%ampuran dilakukan dengan mendistribusikan se%ara
a%ak dua $asa atau lebih yang mula-mula heterogen sehingga menjadi %ampuran
homogen Peralatan proses pen%ampuran merupakan hal yang sangat penting,
tidak hanya menentukan derajat homogenitas yang dapat di%apai, tapi juga
mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi Penggunaan peralatan yang tidak
tepat dapat menyebabkan konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang
dihasilkan 'alah satu peralatan yang menunjang keberhasilan pen%ampuran ialah
pengaduk
6al yang penting dari tangki pengaduk dalam penggunaannya yaitu8
" Bentuk 8 pada umumnya digunakan bentuk silindris dan bagian bawahnya
%ekung
1 9kuran8 yaitu diameter dan tinggi tangki
7 2elengkapannya8
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
4/23
a* ada tidaknya baffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki
b* jacket atau coil pendingin:pemanas yang ber$ungsi sebagai pengendali
suhu
%* letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu
d* kelengkapan lainnya seperti tutup tangki, dan sebagainya
- Jen"s Pen#a$!%
Pengaduk dalam tangki memiliki $ungsi sebagai pompa yangmenghasilkan laju volumetrik tertentu pada tiap ke%epatan putaran dan input daya
;nput daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan $luida yang digunakan Pro$il
aliran dan derajat turbulensi merupakan aspek penting yang mempengaruhi
kualitas pen%ampuran Ran%angan pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran,
laminar atau turbulen Aliran laminar biasanya membutuhkan pengaduk yang
ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri 6al ini disebabkan karena aliran
laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
5/23
tangensial menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat
dihilangkan dengan pemasangan baffle atau cruciform baffle
7* Pengaduk aliran %ampuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis pengaduk di atas
- Ke&!'!(an $a)a $a*am 'an#%" &eren#a$!%
4alam meran%ang sebuah tangki berpengaduk, kebutuhan daya untuk
memutar pengaduk, merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan 9ntuk
memperkirakan daya yang diperlukan ketika pengaduk berputar pada ke%epatan
tertentu maka diperlukan suatu korelasi empirik mengenai angka daya
Angka daya tersebut diperoleh dari gra$ik hubungan Np vs Nre, Bilangan
Reynold atau Reynold Number (Nre* menjelaskan pengaruh dari viskositas
larutan, Rumus dari Reynold Number yaitu 8
Nre ? ρf .N . Da
μ f (Persamaan "-"*
2eterangan 8
4 ? 4iameter pengaduk (m*
N ? 2e%epatan putaran pengaduk (rps)
ρf ? 4ensitas $luida (kg:m7*
μf ? Viskositas $luida (2g:ms*
'edangkan Power Number (Np* atau angka daya dirumuskan sebagai
berikut 8
P= N p . N
3. D
5. ρf
gc
( persamaan1−2¿
2eterangan 8
Np ? Power Number (kg m1 : s1*
P ? P ower (watt*
gc ? 2onstanta gra$itasi ( " kg m : N s1*
N ? 2e%epatan pengadukan (rps*
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
6/23
ρf ? 4ensitas $luida (kg : m7*
4 ? 4iameter pengaduk (m*
'ehingga dari rumus angka daya tersebut dapat diperoleh nilai power yang dibutuhkan untuk mendorong pengaduk Persamaan @ persamaan diatas
berlaku bagi tangki bersekat maupun tidak bersekat Namununtuk tangki tidak
bersekat, nilai angka daya yang diperoleh harus dikoreksi lagi dengan angka
rounde atau Frounde Number (N$r *
Angka rounde merupakan ukuran rasio tegangan inersia terhadap gaya
gravitasi per satuan luas yang bekerja pada $luida dalam tangki 6al ini terdapat
dalam situasi dimana terdapat gerakan gelombang yang tidak dapat diabaikan
pada permukaan +at %air Persamaan angka ini yaitu 8
N fr= N
2.D
g(persamaan "-7*
2eterangan 8
4 ? diameter pengaduk (m*
N ? ke%epatan putar pengaduk (rps*! ? gravitasi bumi (m:s1*
'ehingga nilai Np koreksi dapat diperoleh dari persamaan berikut 8
Np (koreksi* ? Np x N$r m (persamaan "-*
Cksponensial m diperoleh dari persamaan 8
m=
a− log N ℜb (persamaan "-D*
4imana a dan b merupakan tetapan Nilai a dan b dapat diperoleh dari tabel ""
sebagai berikut 8
&abel "" konstanta a dan b
Gam&ar K!r+a A B
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
7/23
, - / 4 ",# #,#
, - 0 B ",3 "=,#
, - 0 ) # "=,#
, - 0 4 1,7 "=,#
'ehingga jika nilai eksponensial diperoleh dari Number Froude (N$r * juga
diperoleh maka Power Number (Np* yang diperoleh dari gra$ik dapat dikoreksi
dan hasil yang diperoleh digunakan untuk menghitung daya yang dibutuhkan
dengan menggunakan persamaan daya
Nre Vs Np untuk pengaduk jenis propeller
2eterangan 8
S1= Da
Dt
S2= E
Da
S3= L
Da
S4=W
Da
S5= J
Dt
S6= H
Dt
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
8/23
4imana8 4&? diameter tangki
C ? tinggi pengaduk dari dasar tangki
4a ? diameter pengaduk
6 ? tinggi %airan dalam tangki
E ? lebar ba$$le
N ? jumlah putaran pengaduk permenit
P ? daya (power*
' ? pit%h dari pengaduk
/ ? lebar blade pengaduk
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
9/23
'emakin lama waktu yang dipakai dalam proses mixing maka %ampuran
yang didapat akan lebih homogen Pada permulaan proses, laju peningkatan
homogenitas lebih besar daripada waktu akhir proses
!ambar " Proses Faju 6omogenitas
1ACA1 - 1ACA1 PENGADUK
" Pengaduk yang luas bladenya ke%il, berotasi pada ke%epatan tinggi,
misalnya 8
Pengaduk turbin, pengaduk propeler Pengaduk tipe ini biasanya untuk
men%ampur larutan dengan viskositas rendah sampai sedang
Pengaduk &urbinPengaduk turbin %o%ok untuk men%ampur larutan dengan
viskositas dinamik sampai dengan D# Ns:m1
!ambar 1 Pengaduk turbin dengan = glade yang rata ($lat*
!ambar 7 Pengaduk turbin dengan 5 glade yang rata ($lat*
Pengaduk tipe ini mengakibatkan pola aliran radial yang tegak lurus
(perpendi%ular* terhadap dinding tangki
6o
mo
ge
nit /aktu
l
at-
bl
ad
e
tur
six
bla
de
la
t-
bla
de
tur
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
10/23
!ambar Pola aliran radial yang diproduksi pengaduk turbin
!ambar D Pola aliran dilihat dari bawah
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa dua daerah sirkulasi dibentuk
Mixing antara daerah sirkulasi atas dan daerah bawah sukar sekali
terjadi
2N;!9RA'; &AN!2; '&AN4AR
!ambar 5 2on$igurasi &angki 'tandar
!ambar di atas menunjukkan sebuah pengaduk turbin dengan
diameter, dalam sebuah tangki silinder yang berdiameter 4&, diisi
dengan larutan setinggi 6F
Pengaduk diletakkan pada ketinggian 6A dari dasar tangki Ba$$le
(plat* dengan lebar b ditempelkan tegak lurus ke dinding Pengaduk
Radial $low pattern produ%ed by a $lat blade turbine
Bottom view
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
11/23
mempunyai blade (lebar a . panjang r* 4an blade menempel pada
disk (piringan* yang berdiameter s
6ubungan 2on$igurasi 'tandar &angki 'e%ara !eometris 8
" Pengaduk &urbin dengan 5 blade yang rata ($lat*
1 4A ?
7 6A ?
a ?
D r ?
5 6F ? 4&
3 buah ba$$le yang simetris
= b ?
2on$igurasi tersebut di atas dapat diubah @ ubah tergantung
kebutuhan dan situasi
Pengaduk Propeler (Marine Propeller*
Pengaduk propeler ( baling-baling * menghasilkan pola aliran
aksial paralel terhadap dinding tangki
!ambar 3 Pengaduk Propeler
Marine propeller
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
12/23
!ambar = Pola aliran aksial yang diproduksi oleh pengaduk propeler
!ambar 0 Pola aliran dilihat dari bawah
Pengaduk propeler %o%ok untuk men%ampur larutan yang viskositas
dinamiknya sampai dengan "# Ns:m1
2etika larutan sedang bersirkulasi dala tangki, larutan tersebut
bergerak dalam daerah yang kondisi gaya gesernya (shear* bervariasi.
seolah @ olah viskositas larutan rendah ketiak dekat blade dan tinggi
ketika jauh dari blade
Pengaduk &urbin Gang Melengkung ()urved Blade &urbine*'ama seperti pengaduk turbin yang rata, menghasilkan pola
aliran radial
)atatan 8
a 'emua pengaduk yang berputar %epat, seharusnya diran%ang dan
dikonstruksikan dengan %ermat guna memperoleh rendemen
(e$isiensi* setinggi-tingginya dari energi yang terpakai b Pada pengaduk %epat, kadang-kadang terjadi lubuk yang agak
dalam di sekitar poros pengaduk yang disebut vortex Eika lubuk
itu menjadi sedemikian dalam sehingga men%apai elemen
pengaduk,maka ke dalam larutan akan terisap sejumlah besar udara
yang mana hal ini tidak diinginkan 9ntuk mengatasi vortex maka
dipasanglah ba$$le
Axial $low pattern produ%ed by a marine propeller
Bott
om
vie
w
)u
rve
d-
bla
de
tur
bin
e
)la
ssed
-
stee
l
imp
elle!ambar "# )ontoh turbin yang melengkung
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
13/23
9ntuk tangki tak berpengaduk, akan memproduksi aliran yang
sedang @ sedang saja 'emakin dekat posisi larutan ke dinding
tangki, maka semakin pelan pula ke%epatan larutan Farutan yang
letaknya di dinding tangki hampir-hampir tak bergerak 9ntuk
mengatasi masalah tersebut, maka perlu dipasang ba$$le yang dapat
menimbulkan turbulansi dan dapat menimbulkan pergerakan
larutan hingga sampai ke dinding tangki
1 Pengaduk yang luas bladenya besar, berotasi pada ke%epatan rendah,
misalnya 8
- Pengaduk jangkar (an%hor*
- Paddle
- !ate
- 6eli%al s%rews
- 6eli%al ribbons
Pengaduk tipe ini %o%ok juga e$ekti$ untuk proses mixing Farutan
dengan viskositas tinggi (larutan kental*
Pengaduk Eangkar (An%hor*Pengaduk ini mengakibatkan aliran tangensial, jumlah putarnya
rendah
Pengaduk jangkar mempunyai daerah proses operasi dekat dengan
tangki !aya geser jangkar akan membuat aliran dalam tangki untuk
kemudian menyebabkan perputaran arus aliran yang terus menerus
dalam tangki Pengaduk jangkar mampu men%ampur larutan-larutan
dengan viskositas dinamik sampai dengan "## Ns:m1
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
14/23
!ambar "" Pengaduk Eangkar
Pengaduk Eembatan (!ate*
6ampir sama seperti pengaduk jangkar, daerah operasinya adalah
dekat dengan dinding tangki
!ambar "1 Pengaduk Eembatan
!ambar "7 Pola aliran Pengaduk Eembatan
6eli%al '%rew ('ekrup 6elikal*Beroperasi dengan %ara seolah-olah memompa larutan dari dasar
tangki menuju permukaan, lalu larutan yang dipermukaan dipompa
kembali ke dasar tangki untuk mengisi kekosongan yang terjadi ketika
larutan dipompa ke atas
!ambar "" Pola aliran dalam sistim heli%al s%rew
An%hor agitator An%hor impeller
!ate agitator
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
15/23
TEORI PERHITUNGAN
4alam desain suatu sistim mixing larutan, maka $ormula @ $ormula yang tak
memiliki satuan di bawah ini penting
PO!R N"#$!R 8 mewakili daya yang diberikan
Po ?
R!%NO&'( N"#$!R 8 mewakili, menjelaskan pengaruh dari akibat
viskositas
( kekentalan larutan*
Re ?
FRO"'!( N"#$!R 8 menjelaskan pengaruh dari daya tarik bumi
r?
roudeHs number tidak berpengaruh pada sistim
mixing yang dilengkapi ba$$le
!$!R( N"#$!R 8 menjelaskan pengaruh dari gaya tegangan permukaan
/e ?
/eberHs number untuk proses mixing hanya penting ketika terjadi
pemisahan $asa-$asa $isik dalam sistim mixing larutan tersebut, misalnya
seperti dalam proses ekstraksi liIuid @ liIuid
2eterangan 8
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
16/23
Persamaan @ persamaan tersebut di atas harus mempunyai satuan @
satuan yang konsisten satu dengan yang lainnya 'e%ara analisa dimensi
dapatlah ditunjukkan bahwa power number, Po mempunyai relasi dengan
ReynoldHs Number, Re dengan roudeHs Number, r
Atau dapat dikatakan bahwa konsumsi daya impeller berhubungan
dengan densitas $luida, viskositas $luida, ke%epatan rotasi, dan diamter
impeller yang diwakili dalam plot antara
Power Number ?
VCR'9'
ReynoldHs Number ?
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
17/23
V. PROSEDUR KERJA :
" PR'C' M;J;N!
• 4iameter tangki ditentukan dengan men%ari keliling tangki dengan
menggunakan rumus keliling lingkaran
• 4iameter pengaduk sama dengan diameter tanggi dibagi tiga
• Membuat larutan garam konsentrasi dengan %ara melarutkan garam
"### gram dalam " liter air
• Memasukkan larutan garam ke dalam reaktor berpengaduk sedikit
demi sedikit
• Mengatur skala pengadukan yang ingin digunakan Pada praktikum
ini menggunakan skala ber$ariasi 1D dan 7D
• Pada setiap interval "# menit diambil larutan garam se%ukupnya
kemudian ditentukan densitas dan viskositasnya
1 PCNCN&9AN 4CN';&A' 'AMPCF
• Mengetahui volume piknometer
• Menimbang piknometer kosong
• Memasukkan sampel ke dalam piknometer hingga penuh lalu
ditimbang
• Menghitung bobot sampel
• Menghitung densitas sampel
7 PCNCN&9AN V;'2';&A' 'AMPCF
• Memasukkan sampel ke dalam Viskometer
•
Mengatur ketinggian %airan dengan bola hisap hingga men%apai garis pertama:garis atas
• Menghitung waktu aliran sampel dari garis atas ke garis bawah
• 4ilakukan berulang kali tiap selang "# menit
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
18/23
VI. DATA HASIL PENGA1ATAN
Bobot piknometer kosong ? 13D=1 g
Bobot piknometer K aIuadest ? D7=333g
4iameter &angki ? 7""1 %m4iameter Pengaduk, 4 ? "#737 %m
2e%epatan Rotasi, N ? "1D rps
L airpada suhu 7#o) ? ###" 2g:ms
air pada suhu 7#o) ? g:ml ? kg:m7
t Vis%ometer swald " ? ""D s
t Vis%ometer swald 1 ? 3=0 s
Per%epatan !ravitasi, g% ? 0= m:s1
'2AFA 1D
Not pengadukan
(min*
t Viskometer
(s*
Massa poikno K isi
(kg*
" "# 1= ##D0"3D"1 1# " ##D=D03
7 7# "70 ##D=D
# "75 ##D=D7
D D# "15 ##D=0=
5 5# ""= ##D=1"
'2AFA 7D
Not pengadukan
(min*
t Viskometer
(s*
Massa poikno K isi
(kg*
" "# 01 ##D01#D
1 1# =01 ##D0373
7 7# =3 ##D=55
# = ##D=107
D D# =75 ##D=170
5 5# =1 ##D=1""
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
19/23
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
20/23
VII. PERHITUNGAN
. Penentuan 4ensitas 'ampel
Bobot piknometer kosong (a* ? ##13D=1 kg
Bobot piknometer K aIuadest (b* ? ##D7=333 kg
Bobot aIuadest (%* ? b-a? (##D7=333 - ##13D=* kg
? ##15710D kg
Volume aIuadest (d* ?c
ρ(T =32℃)
?0.0263295 kg
996.23 kg/m3
? 2.64291×10−5
m3
4ensitas 'ampel " ('kala 1D* ?massasampel
d
? 0.0591751kg2.64291×10
−5m
3
? 1196.667866 kg
m3
2. Penentuan Viskositas 'ampel " ('kala 1D*
4engan menggunakan aIuadest sebagai pembanding, berlaku persamaan
μ °
μ =
ρ° . t °
ρ . t
'ehingga didapatkan μ sampel sebagai berikut
μ= ρ .t .μ ° ρ ° . t °
? 1196.667866×2.8×0.001
996.23×1.15
? 0.002924652 kg/ms/. Penentuan Bilangan Relolds, NRe " ('kala 1D*
ℜ1=
N × ρ sampel × D2
μsampel
3
1.25×1196.667866 ×0.1037333332
0.002924652
3 DD#7D0
0. Penentuan Power Number, N p " ('kala 1D*
Pada kurva, terba%a N p pada NRe sebesar #5D
4. Penentuan roud Number, Nr
N Fr= N
2×D
gc
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
21/23
31.25
2×0.103733333
9.8
? ##"5D
5. Penentuan konstanta m " ('kala 1D*
m=a− log N ℜ
b
?1.7− log (5503.59)
18? -#""7
6. Penentuan N p )orre%t " ('kala 1D*
N p= N p read × N Fr2
3 0.65×0.016542
3 "#7=D
7. Penentuan 4aya " ('kala 1D*
P= N P × N
3× D
5× ρ
gc
?1.0348544×1.25
2×0.103733333
5×1196.667866
9.8? ###105 k/att
? 105= /att
4engan menggunakan %ara yang sama, didapatkan data untuk
pengadukan skala 1D dan 7D seperti pada tabel dibawah
'2AFA 1D
Not
(min*
densitas(kg:m7
*
viskositas
(kg:ms*Re Np %orre%t
P
(/att*
" "# ""05553=55 ###1015D1DD#7D
0"#7=D7= 105=
1 1# "#777=D05 ###"151305 ""##31 "#17#=1115 1D7#=5
7 7# "#77"3#1=0 ###"1D7D" ""#=5 "##53=5 1=007
# "#77"3D=3 ###"11577 ""77#0 "##=01"17 10D15
D D# "#77#""73 ###""75"# "117#1 #0=1""5"#= 11=5
5 5# "#7131##10 ###"#5753""7#D0
#03""3#53D 1##0
'2AFA 7D
N
o
t
(min
*
densitas(kg:m7
*
viskositas
(kg:ms*Re Np %orre%t
P
(/att*
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
22/23
" "# ""03="71=###"#"03
5""01
"#"#77"3"
D1=03
1 1# "#735007="###""335#
D
""=D1
3
#030#37DD
0
171"
"
7 7# "#71=0#10D ###"""7#"D
"1=1D
#0="#1D17
17713
# "#7117D3"D ###""#=73"1D15
=
#0=="3
1
171D
=
D D# "#71#7"70D###"#035
3
"155
3
#0=D735D
177
0
5 5# "#7"01DD"###"#35D1
0
"1=07
D#05001D7
1705#
1
-
8/17/2019 Mixing Asriadi
23/23
VIII. PE1BAHASAN
I8. KESI1PULAN
'etelah melakukan per%obaan ini, didapatkan hasil bahwa semakin lama
waktu pengadukan maka semakin ke%il daya yang dibutuhkan
8. DA9TAR PUSTAKA
o Petunjuk praktikum 'atuan perasi &eknik 2imia Politeknik Negeri
9jung Pandang
o https8::wwwa%ademiaedu:0D==#0":FaporanMixing&angkiBerpengadu
k
o
https://www.academia.edu/9588091/Laporan_Mixing_Tangki_Berpengaduk_https://www.academia.edu/9588091/Laporan_Mixing_Tangki_Berpengaduk_https://www.academia.edu/9588091/Laporan_Mixing_Tangki_Berpengaduk_https://www.academia.edu/9588091/Laporan_Mixing_Tangki_Berpengaduk_