mk-faradila widyarini.pdf
TRANSCRIPT
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
1
LATAR BELAKANG JATUHNYA MUHAMMAD REZA SHAH PAHLEVI (1941-1979)
Faradila Widyarini dan Suranta
Program Studi Arab, FIB, UI, Depok, 16424, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Jurnal ini membahas sebab-sebab jatuhnya Muhammad Reza Shah Pahlevi sebagai pemimpin Iran sejak 1941 hingga 1979. Kepemimpinan Muhammad Reza Shah Pahlevi di Iran terus diwarnai dengan pergolakan dan pertentangan di kalangan rakyat Iran yang kemudian diorganisir oleh para kelompok oposisi. Kebijakan-kebijakannya yang justru lebih banyak menyengsarakan rakyat dari pada mensejahterakan menimbulkan ketidakpuasan rakyat Iran terhadap pemerintahan yang dijalankan Muhammad Reza Shah Pahlevi. Selama masa itu pula, muncul tokoh ulama yang memiliki wibawa dan pengaruh besar dalam menentukan roda pemerintahan Iran selanjutnya yang bernama Ayatullah Khomeini. Kebijakan-kebijakan dan penindasan yang dilakukan oleh Muhammad Reza Shah Pahlevi terhadap rakyat dijawab Ayatullah Khomeini melalui perjuangannya yang gigih dalam menggulingkan kekuasaan Muhammad Reza Shah Pahlevi di Iran. Melalui perjuangannya bersama-sama dengan rakyat Iran, Muhammad Reza akhirnya meninggalkan Iran. Setelah itu lahirlah pemerintahan Republik Islam Iran.
Abstract
This paper discusses about the reasons behind the fall of Muhammad Reza Shah Pahlevi’s rule in Iran since 1941 until 1979. During Muhammad Reza Shah Pahlevi’s rule, Iran was full of conflict and controversy which was being organized by opposition party. Policies that made the citizens suffer caused dissatisfaction of Iran citizens toward Muhamad Reza Shah Pahlevi’s rule. At that time, there was a mullah with a great authority that gave a strong influence in determined Iran government named Ayatullah Khomeini. Ayatullah Khomeini against policies and oppressions, done by Muhammad Reza Shah Pahlevi, by struggled persistently to overthrow Muhammad Reza Shah Pahlevi’s rule. Through his struggle together with Iran citizens, Ayatullah Khomeini successfully made Muhammad Reza left Iran and then Islamic Republic of Iran arose. Keywords: Muhammad Reza Shah Pahlevi, Iran, Policies, Ayatullah Khomeini.
Pendahuluan Pada masa kepemimpinan Dinasti Qajar, intervensi asing telah banyak mempengaruhi jalannya
roda pemerintahan Iran. Letak geografis Iran yang strategis dan didukung oleh tambang minyak
yang berlimpah menarik perhatian negara-negara besar untuk menjadikan Iran sebagai wilayah
kekuasaannya. Memasuki abad ke-20, kondisi Iran semakin tidak menentu. Pada masa Perang
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
2
Dunia I, Iran yang ketika itu dipimpin oleh Dinasti Qajar terus mengalami intervensi dan tekanan
dari pihak Sekutu maupun Poros1 meskipun telah menyatakan bersikap netral.2 Kekaisaran Rusia
(Sekutu) terlibat pertempuran dengan Turki (Poros) di bagian barat laut Iran, sedangkan Inggris
(Sekutu) mempertahankan ladang minyak Khazastan demi kepentingan mereka.3
Lemahnya pemerintahan Iran dimanfaatkan oleh sebagian kalangan untuk mengambil alih
kekuasaan Iran. Pemberontakan-pemberontakan di berbagai daerah di Iran sebagai faktor internal
dan menguatnya pengaruh Inggris di Iran setelah Perang Dunia I sebagai faktor eksternal,
digunakan oleh Reza Khan sebagai sebuah kesempatan untuk menggulingkan Raja Ahmad. Reza
Khan, yang saat itu merupakan seorang prajurit kaveleri, dibantu oleh kekuatan Inggris
melakukan kudeta. Tiga tahun setelah kudeta, Raja Ahmad pergi dari Iran dan menetap di Eropa.
Kepergian Raja Ahmad membuat Reza Khan dinobatkan sebagai Raja Iran yang baru oleh
Dewan Konstitusi. Setelah memproklamirkan diri sebagai Raja Iran yang baru, Reza Khan
memulai pemerintahannya dengan otoriter dan melakukan modernisasi yang dirasa rakyat Iran
sebagai sekularisasi.4
Berdirinya Dinasti Pahlevi, yang dimulai oleh Reza Khan sebagai Raja pertamanya, menjadi
cikal bakal sejarah Iran dan Muhammad Reza Shah Pahlevi sendiri. Muhammad Reza Shah
Pahlevi memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin tertinggi
Iran. Akan tetapi, sebagaimana lazimnya sebuah pemerintahan, masa pemerint7ahan Muhammad
Reza Shah Pahlevi juga menimbulkan ketidakpuasan dan pergolakan di kalangan rakyat Iran.
Program modernisasi, yang menurut Muhammad Reza Shah Pahlevi bertujuan untuk
mewujudkan Iran memasuki kehidupan modern, telah mengabaikan nasib dan kepentingan
rakyatnya yang merasa bahwa perubahan yang digerakannya justru membawa Iran kepada
kekacauan. Dengan adanya situasi seperti itu para tokoh oposisi memanfaatkan kesempatan
tersebut dengan memunculkan berbagai macam gerakan yang bertujuan untuk menjatuhkan
kekuasaan Muhammad Reza Shah Pahlevi dan mengganti Iran menjadi negara republik. 1 Blok Poros merupakan gabungan dari Jerman, Austria-Hungaria, Italia, Kekaisaran Ottoman Turki yang melakukan pertempuran melawan Sekutu yang terdiri dari Inggris, Prancis, dan Rusia pada Perang Dunia I atau yang juga disebut Great War. Peperangan berlangsung selama empat tahun, yaitu sejak 1914 dan berakhir pada 1918. Lihat: Richard Hamilton, ed. The Origins of War World One (Cambridge: Cambridge University Press, 2003), 1-20. 2 Muhammad Hasyim Assagaf. Lintasan Sejarah Iran.(The Cultural Section of Embassy of The Islamic Republic of Iran, 2009), 437. 3 Muntasir Alwi & Arif Fadhillah, Aplikasi Islam Dalam Wilayah Kuadran; Rumusan Dasar Teoritis, Praktis, dan Revolusioner. (Jakarta: Madani Press), 177. 4 Nader Hashemi. Islam, Sekularisme, Dan Demokrasi Liberal ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), 223.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
3
Muhammad Reza Shah Pahlevi mengeluarkan berbagai kebijakan selama masa pemerintahannya
yang sebagian besar hanya bertujuan untuk memenuhi kepentingannya maupun ambisinya.
Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi kebijakan tentang kaum perempuan, kebijakan di bidang
pemerintahan, kebijakan industri, kebijakan nasionalisasi hutan, kebijakan revolusi putih,
kebijakan ekonomi, dan kebijakan militer. Dari berbagai kebijakan tersebut, penulis mengangkat
kebijakan revolusi putih, kebijakan ekonomi, dan kebijakan militer sebagai contoh kebijakan-
kebijakan Muhammad Reza Shah Pahlevi yang pada akhirnya justru menjadi boomerang
baginya. Selain itu, tokoh oposisi yang diangkat dalam jurnal ini adalah Ayatullah Khomeini
karena pergerakannya yang memiliki andil besar dalam menggulingkan Muhammad Reza Shah
Pahlevi.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode deskriptif-analitis
dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menganalisa data. Karena data yang
terkumpul tanpa di analisa kebenarannya dan kerterkaitannya terhadap tema karya ilmiah ini
hanya akan menjadi deskripsi yang tidak dapat dipahami oleh pembaca.
Profil Negara Iran Negara Iran terletak di kawasan Timur Tengah.5 Negara ini bertetangga dengan negara Irak di
sebelah barat daya, negara Turki di sebelah barat laut, negara Afghanistan di sebelah timur laut,
dan negara Pakistan di sebelah tenggara, sedangkan sebelah utaranya berbatasan dengan Laut
Kaspi, dan di sebelah selatan merupakan garis batas perairan.6 Negara Iran berdiri di dataran
tinggi luas dengan jajaran gunung yang mengelilinginya. Hampir seluruh wilayah di Iran
merupakan wilayah pegunungan. Pegunungan Iran dikenal dengan nama Pegunungan Elburz.
5 Timur tengah oleh Dunia Barat kadangkala disebut dengan “Near East”. “Near East” adalah sebutan yang lama untuk wilayah Timur Tengah yang muncul pada abad ke-15, ketika para pelaut Portugis mencari benua Asia. Mereka sejak saat itu menyebut daerah Mediterania (Laut Tengah) dengan sebutan “Near East”. Istilah "Middle East” muncul pada saat Perang Dunia II. Inggris menggunakan istilah “Middle East” untuk menamakan daerah operasional yang membentang dari Afrika Utara sampai ke Iran. Dewasa ini warga dunia lebih banyak menggunakan “Middle East” untuk wilayah yang mencakup Semenanjung Arabia, Yordania, Lebanon, Suriah, Irak, Iran, dan Mesir. Lihat: Riza Sihbudi. Menyandera Timur Tengah. (Jakarta: Mizan, 2007), xxiv. 6 Assagaf, op.cit., 3.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
4
Nama Iran berasal dari kata ‘Aryana’ yang artinya ‘Tanah Bangsa Arya’.7 Iran juga dikenal
dengan sebutan Persia atau Farsi. Istilah Persia sendiri merupakan sebutan orang-orang Yunani
kuno yang mengacu pada wilayah di sebelah barat daya Iran. Akan tetapi, semenjak Reza Khan
yang merupakan pendiri Dinasti Pahlevi naik tahta, sebutan Persia diganti dengan sebutan Iran.
Sebelum sebutan Iran digunakan pada masa Dinasti Pahlevi, nama ini pernah dipakai oleh nenek
moyang bangsa Iran sekitar tahun 1700 SM. Sebutan Iran juga digunakan untuk daerah-daerah
yang telah berhasil ditaklukan bangsa ini.
Negara Iran memiliki penduduk muslim dengan mayoritas penganut aliran Islam Syiah.8 Dari
jumlah seluruh penduduk Iran, yang memeluk Islam Syiah 91%, Islam Suni 7,8%, dan lain-lain
1,2%.9 Penyebaran ajaran Islam Syiah dimulai sejak abad pertama Hijriah, kota Qum, Kasyan,
dan Khurasan menjadi kota-kota penting dan menjadi pusat aliran Syiah hingga saat ini.
Mayoritas dari penduduk kota Qum, Kasyan, dan Khurasan merupakan pemeluk Islam Syiah.
Riwayat Hidup Muhammad Reza Shah Pahlevi
Muhammad Reza Shah Pahlevi adalah anak lelaki dari Reza Khan, Raja pertama dinasti Pahlevi.
Muhammad Reza Shah Pahlevi lahir pada tanggal 26 Oktober 1919 bersama dengan saudari
kembarnya yang bernama Putri Asraf. Muhammad Reza berusia dua tahun pada 1921 ketika coup
d’état terjadi.10 Muhammad Reza Shah Pahlevi kecil mendapatkan pendidikan dari seorang
pengajar Prancis dan bersekolah menengah di Swiss. Selama di Swiss ini ia belajar tentang
demokrasi dan mulai mendapatkan gagasan-gagasan untuk menerapkannya di Iran ketika ia
menjadi pemimpin Iran. Muhammad Reza Shah Pahlevi muda mendapatkan pelatihan militer dan
politik selama lima tahun dari ayahnya sendiri.
Muhammad Reza Shah Pahlevi muda merupakan seorang lelaki playboy dan gemar hura-hura
bersama teman-temannya dari kalangan elite. Akhirnya untuk menyembuhkan sifatnya yang 7 Muhammad Alcaff. Perang Nuklir. (Jakarta: Zahra Publishing House, 2008), 11. 8 Syi’ah adalah satu aliran dalam Islam yang meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib adan keturunannya adalah imam-imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad SAW. Lihat : “Syi’ah”, Ensiklopedi Islam, Jilid 5 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), 5. 9 Ibid. 244. 10 Gholam Reza Afkhami, The Life and Times of the Shah. (California: University of California Press, California, 2009), 24.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
5
playboy, Muhammad Reza Shah Pahlevi dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan Putri
Fauziah yang merupakan adik dari Raja Faruk dari Mesir. Dari hasil pernikahan tersebut
Muhammad Reza Shah Pahlevi memiliki seorang putri yang bernama putri Syahnaz. Akan tetapi,
pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian karena putri Fauziah tidak dapat memberikan
seorang anak laki-laki. Kemudian Muhammad Reza Shah Pahlevi menikah dengan Soraya yang
tidak dapat memberikan keturunan dan kembali berakhir dengan perceraian. Muhammad Reza
Shah Pahlevi kembali menikah untuk ketiga kalinya dengan Farah Diba yang melahirkan seorang
putra mahkota, Muhammad Reza Pahlevi.11
Naiknya Tahta Muhammad Reza Shah Pahlevi
Meletusnya Perang Dunia II merupakan awal dari jatuhnya kekuasaan Reza Khan. Pada mulanya
Reza Khan memiliki hubungan dekat dengan Inggris, namun karena ia melihat kedudukan Inggris
dalam masa perang dunia mulai melemah maka Reza Khan mulai mendekati Jerman yang pada
saat itu merupakan musuh dari Inggris. Hal tersebut menimbulkan kemarahan dari pihak sekutu.
Inggris mengeluarkan propaganda anti-syah dan menjatuhkan citra Reza Khan di mata dunia.
Pasukan Inggris dan Rusia menyerbu Iran untuk memaksa Reza Khan turun tahta. Operasi pihak
Inggris dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell, pasukannya mendarat di Bandar Syapur,
sedangkan Rusia menyerbu Iran dengan menyeberangi perbatasan utara lalu maju ke arah Ardebil
an Tabriz.12
Inggris yang membantu Reza Khan untuk naik tahta nyatanya juga memaksa Reza Khan untuk
turun tahta. Inggris mengumumkan pengunduran Reza Khan yang telah disetujui oleh Majelis
dan digantikan oleh Putera Mahkota, yaitu Muhammad Reza. Pada 16 September 1941,
Muhammad Reza mengambil sumpah sebagai Raja dari pemerintahan monarki Iran. Pada 17
September 1941, Muhammad Reza Shah Pahlevi mengawali pemerintahannya dengan
menandatangani perjanjian kepada Sekutu bahwa Iran akan memperbaiki kesalahan-kesalahan di
masa lalu.13 Setelah penobatan Muhammad Reza sebagai Raja baru Iran, Reza Khan pergi
11 Assagaf, op.cit., 467. 12 Assagaf, op.cit., 459. 13 Assagaf, op.cit., 466.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
6
meninggalkan Iran. Inggris melaporkan bahwa Reza Khan berlayar dari Bandar Abbas pada 28
September 1941 dengan menggunakan kapal Inggris dengan ditemani seorang istri, enam anak
laki-laki, dua anak perempuan, satu menantu laki-laki, dan sebelas pelayan.14
Muhammad Reza Shah Pahlevi naik tahta dan menjadi raja Iran diusia yang masih sangat muda.
Muhammad Reza Shah Pahlevi sangat terobsesi untuk menjadikan Iran menjadi negara modern
seperti negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Utara. Ia juga sangat terobsesi untuk
mengembalikan Iran ke dalam masa kejayaan Persia ketika dipimpin oleh Dinasti Sassanid.
Pada mulanya kenaikan tahta Muhammad Reza Shah Pahlevi disambut gembira oleh rakyat Iran
yang berharap adanya perubahan setelah selama kurang lebih lima belas tahun dipimpin oleh
seorang raja diktator yang tidak dekat dengan rakyatnya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu,
rakyat Iran mulai merasakan adanya kesamaan Muhammad Reza Shah Pahlevi dengan Reza
Khan. Kepemimpinan Muhammad Reza Shah Pahlevi dirasa tidak jauh berbeda dari Reza Khan
yang sama-sama mengacuhkan kepentingan rakyat demi kepentingan pribadi.
Kebijakan Modernisasi Muhammad Reza Shah Pahlevi di Bidang Militer
Iran merupakan negara dengan sumber daya alamnya yang berlimpah dan letaknya yang strategis.
Kedua hal tersebut menjadikan Iran sebagai wilayah yang sering dijadikan ajang perebutan
berbagai negara besar, seperti yang terjadi pada masa Perang Dunia I ketika Sekutu dan Poros
melakukan pertempuran di Iran. Dari sejarah Iran itulah Muhammad Reza Shah Pahlevi terobsesi
untuk memodernisasikan militer Iran. Ia ingin menjadikan Iran sebagai negara dengan kekuatan
besar di bidang militer sehingga Iran menjadi negara yang disegani dan mampu menjadi polisi
bagi negara di kawasan Teluk. Modernisasi militer ini mengharuskan Muhammad Reza Shah
Pahlevi mengalokasikan sebagian besar anggaran belanja Iran khusus untuk bidang militer.
Untuk mewujudkan cita-citanya dalam memodernisasi militer Iran, Muhammad Reza Shah
Pahlevi melakukan hubungan kerjasama di bidang militer dengan Amerika Serikat dan Israel.
Pada masa Muhammad Reza Shah Pahlevi, kekuaatan Iran sangat tergantung pada Amerika
Serikat. Amerika memberikan bantuan berupa alat-alat persenjataan dan penasehat di bidang
14 Mohammad Gholi Majd. Great Britain and Reza Shah. (Florida: University Press of Florida, 2001), 382.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
7
militer. Iran memperbarui peralatan tempur militer Iran dengan membeli berbagai peralatan
canggih, seperti yang disebutkan Nasir Tamara yang dikutip oleh Chairul Saleh sebagai berikut.
Kemampuan militer Iran pada masa itu adalah Iran memiliki 800 tank M 60 dan M 47 buatan
Amerika, 760 Chief-Tank, 250 scorpion, 1500 Iranian Lion. Sedangkan untuk angkatan udara,
Iran memiliki peralatan modern seperti : 57 pesawat pengangkut tempur C 130, 250 buah pesawat
pembom Phantom, 160 buah F 16, 80 buah F 14, 200 buah F4, dan 120 buah F 5. Adapun
pesawat F4 mereka itu dilengkapi dengan peluru kendali Phoenix. Selanjutnya angkatan laut Iran
dipersenjatai dengan pesawat pengintai P 36, puluhan kapal patroli, 3 buah kapal selam, 4 buah
destroyer Spruance, dan hydroglisseur yang dapat mendarat di air sedangkal apapun.15
Kekuatan militer yang sangat maju ini yang dirasa manfaatnya ketika mampu membantu Iran
dalam melawan invasi Iraq ketika terjadinya Perang Iraq-Iran. Dari kekuatan militer Iran ini,
Muhammad Reza Shah Pahlevi berhasil mengukuhkan kedudukan Iran sebagai polisi di kawasan
Teluk. Akan tetapi, kemajuan di bidang militer ini dinilai tidak dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat Iran, justru dengan membengkaknya anggaran untuk militer, rakyat semakin
menderita karena Muhammad Reza Shah Pahlevi tidak mengalokasikan anggaran untuk
kesejahteraan rakyat Iran.
Di samping pembelian persenjataan militer, demi mengukuhkan kekuasannya, Muhammad Reza
Pahlevi mendirikan organisasi rahasia dengan bantuan CIA16 dan MOSSAD17, badan intel Israel.
Pada 1957, didirikan SAVAK (Sazmani Amniyyat va Ettila’ati Kisywar), Badan Sekuriti dan
Informasi Iran, berdasakan Keputusan Majelis.18 Pada masa beroperasinya, SAVAK merupakan
pasukan yang paling ditakuti. Pasukan ini bertugas mengeksekusi para tokoh oposisi yang
menentang pemerintahan Muhammad Reza Shah Pahlevi. Salah satu tokoh yang diduga
dieksekusi SAVAK adalah Ali Syari’ati. Ali Syari’ati merupakan tokoh sosiolog dan pemikir. Ia
15 Chairul Saleh. Peranan Imam Khomeini Dalam Revolusi Islam Iran 1977-1979. (Depok: Universitas Indonesia, 1996), 54. 16 CIA (Central Intelligence Agency) adalah organisasi rahasia milik pemerintah Amerika Serikat yang bertugas memperoleh informasi dan menganalisa informasi pemerintah asing, perusahaan-perusahaan, dan individu-individu tertentu untuk kemudian diberikan pada pihak-pihak pemerintah yang berwenang. Lihat: Jary D. Gray. Demokrasi Barbar Ala Amerika. (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), 57-58. 17 Mossad adalah badan intelejen Israel yang menjadi salah satu dinas paling handal di dunia. Mossad berdiri pada Desember 1949. Mossad menjadi dinas pemerintah paling ditakuti oleh para aktifis Timur Tengah. Lihat: Husein Ja’far al-Hadar. Anakku Dibunuh Israel. (Jakarta: Hikmah, 2008), 126-127. 18 Assagaf, op.cit.,513.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
8
sering mengeluarkan gagasan antipemerintah dan antifeodal yang secara tidak langsung
menyerang kepemimpinan Muhammad Reza Shah Pahlevi. Ali Syari’ati ditemukan meninggal
secara tiba-tiba di Inggris pada tahun 1977.19
Kebijakan Modernisasi Muhammad Reza Shah Pahlevi di Bidang Ekonomi
Demi memajukan ekonomi Iran, Muhammad Reza Shah Pahlevi mengadakan kerjasama dengan
negara-negara asing melalui hak istimewa kepada para penanam modal asing. Salah satu fasilitas
yang diberikan Muhammad Reza Shah Pahlevi dalam menerapkan kebijakan ini adalah
penghapusan bea cukai. Kebijakan ini meningkatkan investasi asing dan impor barang dari luar
ke Iran. Bank-bank komersial terus bermunculan. Dari kebijakan liberalisasi perdagangan ini,
jumlah bank komersial menjadi 36 dari yang sebelumnya berjumlah 24.20 Peningkatan yang
signifikan terlihat pada sektor industri, dimana jumlah perusahaan industri swasta yang semula
sebanyak 1700, dalam waktu singkat jumlahnya naik menjadi 2700.21
Pertumbuhan pesat yang terjadi pada sektor industri membawa dampak baik bagi Iran, pada
mulanya. Banyaknya pabrik-pabrik swasta yang dibuka mendorong terjadinya urbanisasi dari
desa ke kota untuk menjadi buruh pabrik. Pengangguran di Iran semakin berkurang seiring
dengan bertambahnya jumlah pabrik setiap tahunnya. Akan tetapi, arus urbanisasi yang begitu
besar karena para pemuda Iran lebih memilih menjadi buruh dari pada menjadi petani di desa
menimbulkan kepincangan di sektor pertanian. Ditambah lagi dengan minimnya perhatian
pemerintah terhadap sektor pertanian Iran. Akibatnya, produksi barang dalam negri justru
semakin berkurang dan kalah bersaing dengan barang impor yang beredar luas di masyarakat.
Berkurangnya produksi pertanian dalam negri semakin terlihat nyata. Padahal barang impor tidak
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan dalam negri. Meskipun jumlah barang yang masuk
sangat banyak, namun mekanisme barang agar dapat sampai ke tangan konsumen tidak
sederhana, bongkar muat kargo yang lama menjadi salah satu penyebab lambatnya barang impor
19 Ali Rahnema, An Islamic Utopian: A Political Biography of Ali Syari’ati (London: I.B. Tauris and Co Ltd, 1998), 568. 20 Assagaf, op.cit.,527. 21 Assagaf, op.cit.,527.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
9
mencapai pasar. Pada 1975, ada 200 kapal yang menunggu di pelabuhan-pelabuhan selatan Iran
untuk melakukan bongkar muat kargo.22
Pada 1975, negara Iran mengalami defisit sebesar US$ 1,7 miliar dan hal ini diiringi dengan
terjadinya inflasi.23 Krisis ekonomi yang terjadi di Iran semakin diperburuk dengan lemahnya
keuangan pemerintah yang membuat sulitnya mengatasi permasalahan tersebut. Melihat situasi
ekonomi Iran, banyak pabrik-pabrik industri swasta yang memilih tutup dan mengakhiri
penanaman modalnya di Iran. Akibatnya, pengangguran mulai merajalela. Kesenjangan sosial
semakin terasa dan krisis ekonomi mengacaukan situasi di Iran.
Kebijakan Revolusi Putih
Sebelum melakukan Revolusi Putih, Muhammad Reza Shah Pahlevi telah mengeluarkan
kebijakan land reform atau reformasi agraria terlebih dahulu. Reformasi agrarian telah banyak
dilakukan di berbagai negara dan ketika tiba saatnya kebijakan ini diaplikasikan di Iran, maka
timbul banyak pertentangan di kalangan rakyat Iran dan para oposisi. Land reform ini
menerapkan kebijakan di mana para pemilik tanah diambil sebagian tanahnya, sesuai dengan
peraturan pemerintah, dan pemerintah memberikan kompensasi atas tanah yang diambil tersebut.
Kebijakan land reform ini dirumuskan ke dalam beberapa poin. Jika pada tahap pertama para
tuan tanah yang dipangkas tanah kelebihannya diberi kompensasi dengan uang tunai sebesar 10-
20% dari nilainya dan sisanya dicicil setiap tahun, maka pada tahap kedua kompensasi itu berupa
lima opsi (pilihan) sebagai berikut:1. Tanah kelebihan dari batas luas maksimum itu harus dijual
kepada petani atau penyakapnya; atau (2) Tanah tersebut disewakan kepada penyewanya selama
30 puluh tahun; atau (3) Membeli “hak sewa” kepada penyewanya; atau (4) Membagi tanah
kelebihan itu dengan para penyewa/penyakapnya berdasar rasio pembagian seperti yang lazim
22 Assagaf, op.cit., 528. 23 Assagaf, op.cit., 528.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
10
“bagi/hasil”; atau (5) Menjadikan tanah tersebut sebagai satuan usaha kerjasama dengan bekas
petani penyewa/penyakapnya.24
Land reform ini banyak ditentang oleh masyarakat. Land reform ini dinilai merugikan rakyat
karena tanah yang diambil tersebut digunakan untuk menanam produksi yang dibutuhkan oleh
negara lain. Operasi agribusiness ini memiliki maksud terselubung yaitu penggunaan tanah-tanah
pertanian Iran untuk menanam tanaman yang diperlukan di luar negeri, yang memang disediakan
untuk pasar asing, sedangkan untuk produksi dalam negeri, Iran harus mengimpor dari Israel.25
Pada Januari 1963, Muhammad Reza Shah Pahlevi merangkum kebijakan modernisasinya melalu
Revolusi Putih yang meliputi nasionalisasi hutan, pembentukan korps melek huruf,
institusionalisasi skema bagi-laba untuk pekerja industry.26 Land reform ini semakin diperkuat
melalui program Revolusi Putih yang dikeluarkan oleh Muhammad Reza Shah Pahlevi.
Meskipun referendum ini dinilai sangat memaksa dan ditentang oleh banyak pihak, terutama
Ayatullah Khomeini dan beberapa oposisi, namun Muhammad Reza Shah Pahlevi tetap
mengumumkan referendum nasional tersebut yang terdiri dari enam pokok permasalahan. RUU
(Rencana Undang-Undang) yang dideklarasikan oleh Muhammad Reza Shah Pahlevi pada
Januari 1963 adalah sebagai berikut: (1) RUU Nasionalisasi Hutan. (2)RUU penjualan
Perusahaan Negara untuk membiayai land reform. (3)RUU Pemilihan Umum. Dalam
amandemen itu kaum wanita berhak untuk memilih dan dipilih. Dalam RUU ini juga disebutkan
bahwa dalam pelantikannya, para anggota yang terpilih harus bersumpah menurut Kitab Suci,
tidak lagi menegaskan dengan Kitab Suci Al-Qur’an. (4)RUU pembagian keuntungan bagi
karyawan. (5)RUU pembentukan Korp Melek Huruf sebagai sarana penerapan undang-undang
wajib belajar.27
Ayatullah Khomeini mendeklarasikan boikot atas Revolusi Putih dan meminta rakyat untuk tidak
datang ke pemungutan suara. Pidato Ayatullah Khomeini disiarkan melalui media elektronik dan
cetak di seluruh wilayah Iran. Rakyat mengikuti apa yang dianjurkan oleh pemimpin spiritual
mereka, tempat pemungutan suara terlihat sepi dan sebagian besar pemilih adalah para agen 24 Gunawa Wiradi, Seluk Beluk Masalah Agraria: Reforma Agraria dan Penelitian Agraria. (Yogyakarta: STPN Press, 2009), 109-110. 25 Assagaf, op.cit.,504. 26 Muhsin Labib, dkk, David di Tengah Angkara Goliath Dunia. (Jakarta: Mizan, 2007), 62. 27 Assagaf, op.cit., 492-493.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
11
SAVAK. Akan tetapi, meskipun pada hari itu pemungutan suara jelas-jelas terlihat sepi,
pemerintah mengklaim jumlah suara setuju mengenai Revolusi Putih adalah sebanyak
5.600.000.28
Munculnya Tokoh Oposisi
Sejak awal Muhammad Reza Shah Pahlevi naik tahta, rakyat Iran kurang setuju dengan
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Modernisasi yang dilakukan Muhammad Reza Shah
Pahlevi justru membuat rakyat Iran lebih sering menderita dibanding sejahtera. Pada masa
Muhammad Reza Shah Pahlevi, rakyat Iran semakin menderita kemiskinan, hanya sebagian
kalangan, keluarga dekat istana, yang kehidupannya semakin makmur pada masa Muhammad
Reza Shah Pahlevi,. Rakyat semakin tertindas karena mereka tidak memiliki wadah untuk
mengeluarkan aspirasinya, partai-partai politik dibatasi, tindakan yang dianggap mengancam
kedudukan Muhammad Reza Shah Pahlevi dicekal dan kebebasan pers sangat dibatasi, sehingga
hal ini semakin menimbulkan rasa jenuh dan frustasi di kalangan rakyat Iran.
Banyak tokoh oposisi yang melakukan protes terhadap pemerintahan Muhammad Reza Shah
Pahlevi, namun SAVAK yang menjadi pelindung Muhammad Reza Shah Pahlevi selalu
menghalangi pergerakan para tokoh oposisi. Dari sekian banyak tokoh oposisi yang muncul, ada
satu nama yang dianggap berhasil menumbangkan rezim Pahlevi, tokoh tersebut adalah
Ayatullah Ruhullah Khomeini. Khomeini merupakan salah satu tokoh oposisi yang cukup
populer. Sikapnya yang berani dan tegas menjadi semangat bagi rakyat Iran untuk melakukan
aksi massal menjatuhkan rezim Pahlevi. Khomeini bergerak tanpa menggunakan embel-embel
partai, ia lebih suka bergerak dengan cara memberikan dogma pada rakyat Iran dan melakukan
pidato.
Ruhullah Khomeini lahir pada 24 September 1902.29 Ayatullah lahir dari keluarga relijius. Ayah
dan kakek Ayatullah Khomeini merupakan tokoh agama di Iran yang cukup terkenal. Di usia dua
28 Assagaf, op.cit., 494. 29 Baqer Moin. Khomeini: Life of The Ayatollah. (New York: I.B Tauris & Co Ltd, 1999),.2.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
12
puluh tahun, Ayatullah Khomeini pindah ke kota Qum dan menetap disana. Selama berada di
kota Qum, Ayatullah mengajar hukum, filsafat, dan etika.
Ayatollah Khomeini mulai menunujukkan ketidak sukaannya terhadap pemerintahan rezim
Pahlevi. Pada 1943 ia menerbitkan bukunya yang berjudul Kashf al-Asrar (“Menyingkap
Rahasia”), dalam bukunya ia mengkritik secara tajam pemerintahan Reza Syah, ia menegaskan
bahwa sebuah pemerintahan monarki harus dibatasi oleh aturan-aturan.30 Ayatullah semakin
sering mencela pemerintahan Pahlevi.
Pada 3 Juni 1963, Ayatullah memberikan pidato yang mendeklarasikan gerakan anti-Shah.
Akibat dari kampanye tersebut, 4 Juni 1963 Ayatullah ditangkap. Berita mengenai tertangkapnya
Ayatullah tersebar keluar kota Qum, hal ini menimbulkan kemarahan rakyat Iran. Besoknya, pada
5 Juni 1963, bersamaan dengan peringatan meninggalnya Hussein, cucu Nabi Muhammad, terjadi
demonstrasi besar-besaran di Teheran. Demonstrasi meluas ke berbagai kota, seperti Shiraz,
Kashan, dan Mashad. Pemerintahan Muhammad Reza Shah Pahlevi membalas pemberontakan
massal ini dengan mengerahkan polisi dan tentara untuk melakukan pembantaian kepada para
demonstran. Ketika terjadinya demonstrasi besar-besaran pada 5 Juni 1963, Ayatullah Khomeini
“dinobatkan” sebagai “Pemimpin Spiritual” oleh para demonstran.31
Pada 1964, Ayatullah dipaksa keluar dari Iran dan diasingkan di Turki. Akan tetapi, sekulerisme
Turki membuat Ayatullah tidak betah tinggal di sana. Akhirnya, ia mengajukan ijin pindah ke
Irak dan disetujui oleh Duta Besar Irak di Teheran. Ayatullah Khomeini pindah ke Najaf pada
Oktober 1965.32
Pada April 1967, Khomeini mengirimkan surat kepada perdana mentri Hovayda yang berisikan
protes terhadap pemerintahan yang menindas rakyat Iran, namun surat tersebut tidak ditanggapi
oleh Hovayda.
Pada April 1967, dalam surat terbuka yang ditujukan kepada PM Hoveyda, Ayatullah Khomeini antara lain mengatakan: “Selama periode yang panjang ini, di mana saya telah dibuang karena menentang pemberian hak istimewa bagi orang-orang Amerika-sesuatu yang merongrong akar-akar kemerdekaan kita yang paling dalam-saya telah dibuang dari Iran dengan cara yang bertentangan baik dengan syariah maupun dengan konstitusi.
30 Riza Sihbudi. Biografi Politik Imam Khomeini. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), 40. 31 Ibid., 47. 32 Ibid., 53.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
13
Saya sedang mengamati malapetaka yang menimpa rakyat kita yang tertindas dan tak berdaya”.33
Pergerakan Ayatullah semakin hari semakin nyata, Ayatullah melancarkan kritikannya terhadap
Rezim Pahlevi melalui kuliah-kuliahnya. Oleh karena itu, setelah terjadinya perjanjian antara
Muhammad Reza Shah dengan Saddam Hussein yang terjadi pada 1978, Ayatullah diusir dari
Irak. Ia pun pindah ke Prancis.
Selama di Prancis, pergerakan Ayatullah tidak surut. Justru selama di Prancis, pergerakan
Ayatullah Khomeini semakin gencar melalui siaran-siaran media barat yang sering menyiarkan
dialog dengan Ayatullah Khomeini. Menurut Parviz Sabeti, kepala “unit anti-subversi” SAVAK,
selama 1978 saja, jumlah kaset yang berisi pidato dan seruan Ayatullah yang masuk ke Iran lebih
dari 100.000 buah.34
Kronologi Mundurnya Muhammad Reza Shah Pahlevi
Pada Januari 1977, Presiden Amerika Serikat yang terkenal dengan kampanye penegakan HAM,
Jimmy Carter, mengkritik penindasan pemimpin otoriter yang dinilai melanggar HAM yang
terjadi di beberapa negara termasuk Iran. Hal ini memberikan peluang kepada para oposisi untuk
semakin gencar melakukan penyerangan terhadap Muhammad Reza Shah Pahlevi. Bergantinya
Presiden Amerika cukup membawa angin segar bagi rakyat Iran dan para oposisi yang bertekad
menggulingkan kekuasaan Muhammad Reza Shah Pahlevi.
Pada 9 Januari 1978, terjadi pemberontakan di kota Qom akibat dari munculnya artikel yang
menjelek-jelekkan Khomeini.35 Rakyat marah akibat dari pemberitaan media cetak Iran mengenai
seorang Ayatullah keturunan India yang menjadi agen bayaran Inggris. Artikel dari surat kabar
Iran Et-Tela’at ternyata justru menjadi boomerang bagi pemerintahan Iran sendiri. Artikel
tersebut justru semakin memperkuat kedudukan Ayatullah sebagai pemimpin perjuangan rakyat
33 Ibid.., 57. 34 Ibid., 59. 35 Assegaf, op.cit., 347.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
14
Iran. Pada 9 Januari, para siswa pesantren Qum melakukan demonstrasi sebagai jawaban dari
fitnah yang dilayangkan oleh surat kabar Et-Tela’at. Akan tetapi, demonstrasi ini berubah
menjadi bentrokan antara rakyat dengan polisi setelah pukul 17.00 polisi menembak para
demonstran.36 Dari peristiwa inilah rentetan peristiwa berdarah terjadi di Iran sebagai perjuangan
mendirikan pemerintahan republik. Peristiwa-peristiwa berdarah selanjutnya terjadi dengan
dipelopori oleh para oposisi yang kebanyakan para ulama dengan dukungan dari Ayatullah
Khomeini melalui surat-surat dan pidato-pidatonya dari pengasingan.
Setelah peristiwa berdarah di kota Qum pada 9 Januari 1978, rentetan demonstrasi yang berujung
pada bentrokan dan pembantaian polisi terhadap demonstran selalu terjadi dalam rangka
memperingati tujuh hari atau empat puluh hari setelah peristiwa berdarah sebelumnya terjadi.
Demonstran yang meninggal karena bentrok dengan polisi dianggap oleh para ulama dan rakyat
sebagai pejuang syahid, sehingga kematian mereka harus dihormati melalui acara berkabung
pada hari ketujuh atau empat puluh setelah mereka meninggal. Ayatullah Khomeini menyerukan
dilakukannya acara berkabung dalam rangka memperingati syahidnya para demonstran kota Qum
yang terjadi pada 9 Januari 1978.37 Acara tersebut berjalan damai di beberapa kota, namun di
Tabriz acara berkabung justru menjadi peristiwa berdarah selanjutnya.
Pada 18 Februari 1978, rakyat Iran di kota Tabriz berbondong-bondong pergi ke masjid untuk
melakukan doa bagi para arwah demonstran yang meninggal pada peristiwa 9 Januari 1978.38
Akan tetapi, masjid telah dikepung oleh polisi yang melarang rakyat untuk memasuki area
masjid. Oleh karena itu, bentrokan kembali terjadi antara rakyat dengan polisi. Pemerintah
mengumumkan darurat militer, pada peristiwa tersebut, korban meninggal sebanyak 100 orang
yang oleh pemerintah hanya diberitakan sebanyak dua belas orang.39
Sepanjang tahun 1978 demonstrasi yang berujung bentrokan banyak terjadi di berbagai kota di
Iran. Acara pawai berkabung sebagai bentuk penghormatan kepada para demonstran yang mati
syahid selalu berujung dengan bentrokan yang mengakibatkan banyaknya korban tewas dan
akhirnya menghasilkan demonstrasi baru lagi sebagai bentuk peringatan tujuh atau empat puluh
hari. Setelah banyaknya demonstrasi yang terjadi, Ayatullah Khomeini menyerukan cara baru 36 Assegaf, op.cit., 549. 37 Sihbudi, op.cit., 63. 38 Assegaf, op.cit., 549. 39 Sihbudi, op.cit., 63.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
15
sebagai bentuk gerakan anti-Shah. Pada Oktober 1978, aksi mogok dilakukan oleh kurang lebih
10.000 karyawan industry minyak iran.40 Aksi mogok yang dilakukan para karyawan lokal
industri minyak diikuti oleh para karyawan dari sektor lainnya, seperti pada sektor pertanian,
sektor ekonomi yang diwakili oleh pemogokan para karyawan Bank Nasional, dan perusahaan-
perusahaan di berbagai sektor lainnya. Akan tetapi, pemogokan pada industri minyak inilah yang
sangat memukul rezim Muhammad Reza Shah Pahlevi. Iran yang mengandalkan pemasukannya
dari ekspor minyak terpaksa menghentikan produksinya karena banyaknya karyawan yang
melakukan aksi mogok. Pada 27 Desember 1978, para petinggi negara-negara Barat melakukan
pertemuan di Guadalupe-salah satu wilayah région d’outre-mer di bawah proteksi Perancis di
wilayah Laut Karibia- untuk membahas situasi Iran dan pemberitaan di media internasional
bahwa ekspor minyak Iran berhenti total.41
Melihat banyaknya demonstran yang akhirnya meninggal akibat kebrutalan aparat pemerintah,
rakyat Iran yang dipelopori oleh para oposisi melakukan cara unik lainnya dalam melakukan aksi
demonstrasi. Pada Jumat 1 Desember 1978, yang bertepatan dengan 1 Muharram 1399 H,
demonstrasi dilakukan di Teheran dan kota-kota lainnya dengan cara mengumandangkan takbir
dari rumah-rumah penduduk secara serentak tepat pada pukul 21.00.42 Polisi hanya menjawab
aksi tersebut dengan menembakkan senjata ke arah yang tidak jelas karena hanya terdengar
suara-suara takbir tanpa terlihat siapa dan dimana para demonstran berada.
Tepat pada Hari ‘Asyura43 demonstasi kembali terjadi di Iran. Kali ini Ayatullah Taleqani-salah
satu tokoh oposisi-mengkoordinir acara ‘Assyura menjadi demonstrasi besar-besaran di Teheran,
Isfahan, Tabriz, dan Masyhad. Para demonstran membawa foto Ayatullah Khomeini sebagai
pengukuhan atas penobatannya sebagai “Pemimpin Spiritual” Iran, sementara itu di Isfahan para
demonstran menghancurkan patung Shah. Selama dua hari bandara Mehrabad di Teheran ditutup
40 Sihbudi, op.cit., 67. 41 http://indonesian.irib.ir/c/journal/view_article_content?groupId=10330&articleId=5111543&version=1.1 (Diakses pada 20 Desember 2012, 12:25 WIB). 42 Assegaf, op.cit., 576. 43 Hari Asyura adalah hari berkabung , khususnya umat Islam Syi’ah, untuk mengenang kematian Husein bin Ali dan kekejaman Yazid. Lihat: Mohd Asri Zainal Abidin. Catatan Perjalanan Dari Tanah Barat. (Selangor: PTS Islamika SDN, 2011), 50.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
16
untuk seluruh penerbangan, baik domestik maupun internasional, namun berita mengenai
demonstrasi yang mencoreng rezim Shah ini tersebar luas di seluruh dunia.44
Situasi di Iran yang semakin kacau membuat Muhammad Reza Shah Pahlevi semakin ketakutan,
ia akhirnya meninggalkan Iran pada 16 Januari 1979 bersama permaisurinya yang menandai
jatuhnya kekuasaan Muhammad Reza Shah Pahlevi dan runtuhnya dinasti Pahlevi.45 Kemudian
pada tanggal 30 Maret 1979 diadakan referendum yang menyatakan bahwa hampir seluruh rakyat
Iran menginginkan berdirinya Iran sebagai negara republik bukan lagi sebagai negara monarki,
hal ini menandakan pemerintahan monarki di Iran telah berakhir dan digantikan dengan sistem
pemerintahan republik.
Kesimpulan
Muhammad Reza Shah Pahlevi sebagai pemimpin Iran membawa perubahan yang besar dalam
segala aspek, di bidang pemerintahan maupun kehidupan sosial masyarakat yang sebagian besar
menerjang nilai-nilai tradisi Iran. Perubahan-perubahan tersebut tidak terlepas dari misi
modernisasi Muhammad Reza Shah Pahlevi yang diaplikasikan dalam bentuk kebijakan-
kebijakannya yang banyak ditentang masyarakat Iran.
Beberapa kebijakan Muhammad Reza Shah Pahlevi yang disebutkan dalam jurnal ini, seperti
kebijakan di bidang ekonomi yang pada akhirnya membawa Iran pada arus inflasi dan
menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran, kebijakan militer dengan mendirikan dinas
intelejen SAVAK yang melakukan pelanggaran HAM dan meneror setiap warga yang hendak
menyampaikan aspirasinya, dan kebijakan revolusi putih yang Muhammad Reza Shah Pahlevi
paksa untuk diterapkan meskipun secara nyata ditentang rakyat memperlihatkan bagaimana
Muhammad Reza Shah Pahlevi banyak menerapkan kebijakan yang pada akhirnya
mengorbankan rakyat.
44 Assegaf, op.cit., 586. 45Assegaf, op.cit., 352.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
17
Tindakan Muhammad Reza Shah Pahlevi ini kemudian dijawab oleh kemunculan seorang tokoh
ulama bernama Ayatullah Khomeini. Ayatullah Khomeini menjadi tokoh paling berpengaruh
yang mampu menggerakkan rakyat Iran untuk menggulingkan Muhammad Reza Shah Pahlevi
meskipun Ayatullah Khomeini sendiri diasingkan di luar negeri. Berbagai rentetan peristiwa
gerakan rakyat Iran yang dilakukan secara massal untuk menggulingkan Muhammad Reza
Pahlevi yang dipelopori oleh tokoh oposisi terkenal bernama Ayatullah Khomeini terjadi di
berbagai kota di Iran. Akhirnya Muhammad Reza memutuskan untuk meninggalkan Iran dan
berakhirlah kekuasaannya sebagai pemimpin Iran.
Dari uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa jatuhnya kekuasaan Muhammad Reza
Shah Pahlevi dikarenakan kebijakan-kebijakannya sendiri yang tidak memihak kepada rakyat
dan melanggar nilai-nilai tradisi luhur Iran. Kesewenang-wenangan Muhammad Reza Shah
Pahlevi dalam memimpin Iran menimbulkan rasa tidak suka rakyat Iran terhadap pemimpinnya
tersebut. Situasi ini yang kemudian dimanfaatkan oleh para oposisi-diwakili oleh Ayatullah
Khomeini-untuk menghapus sistem pemerintahan monarki konstitusional Iran yang kemudian
diganti dengan pemerintahan republik melalui penggulingan kekuasaan Muhammad Reza Shah
Pahlevi.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
18
DAFTAR REFERENSI
Buku:
Abidin, Mohd Asri Zainal. Catatan Perjalanan Dari Tanah Barat. Selangor: PTS Islamika SDN.
2011.
Afkhami, Gholam Reza. The Life and Times of the Shah. California: University of California
Press.2009.
Alcaff, Muhammad. Perang Nuklir. Jakarta: Zahra Publishing House. 2008.
Al-Hadar, Husein Ja’far. Anakku Dibunuh Israel. Jakarta: Hikmah. 2008.
Alwi, Muntasir dan Arif Fadhillah. Aplikasi Islam Dalam Wilayah Kuadran; Rumusan Dasar
Teoritis, Praktis, dan Revolusioner. Madani Press.
Assagaf, Muhammad Hasyim. Lintasan Sejarah Iran.The Cultural Section of Embassy of The
Islamic Republic of Iran. 2009.
Gray, Jary D. Demokrasi Barbar Ala Amerika. Jakarta: Gema Insani Press. 2007.
Hamilton, Richard., ed. The Origins of War World One. Cambridge: Cambridge University Press.
2003.
Hashemi, Nader. Islam, Sekularisme, dan Demokrasi Liberal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 2010.
Labib, Muhsin, dkk. David di Tengah Angkara Goliath Dunia, Jakarta: Mizan. 2007.
Majd, Mohammad Gholi. Great Britain and Reza Shah. University Press of Florida. 2001.
Moin, Baqer. Khomeini: Life of The Ayatollah. New York: I.B Tauris & Co Ltd. 1999.
Rahnema, Ali. An Islamic Utopian: A Political Biography of Ali Syari’ati. London: I.B. Tauris
and Co Ltd. 1998.
Sihbudi, Riza. Biografi Politik Imam Khomeini. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1996.
---.Menyandera Timur Tengah. Jakarta: Mizan. 2007.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014
19
Wiradi, Gunawan. Seluk Beluk Masalah Agraria: Reforma Agraria dan Penelitian Agraria.
Yogyakarta: STPN Press. 2009.
Ensiklopedi Islam, Jilid 5. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. 2002.
Dokumen Online:
http://indonesian.irib.ir/c/journal/view_article_content?groupId=10330&articleId=5111543&vers
ion=1.1 (Diakses pada 20 Desember 2012, 12:25 WIB).
Skripsi:
Saleh, Chairudin. Peranan Ayatullah Khomeini dalam Revolusi Iran. Depok: Universitas
Indonesia. 1993.
Latar belakang ..., Faradila Widyarini, FIB UI, 2014