model pembelajaran problem based learning …pembelajaran sejarah indonesia. penelitian ini...

139
i MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA (Studi Literatur) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: Hendrika Restiajati 161314013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 07-Mar-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

i

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA

(Studi Literatur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

Hendrika Restiajati

161314013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Kedua orangtuaku “Yakobus Tukija dan Raden Rara Surarastini”, kakakku

“Fransiska Yunitasari dan Fransiskus Warjaya Pitayadi”, teman-temanku “Yohana

E. Helena Muwa, Eko, Dina Ayustyawati dan Olivia Prisandra”, Special Person

“Hilarius Aryokusumo” yang senantiasa memberikan segala dukungannya selama

peneliti menyusun skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

v

MOTTO

Hidup ini singkat jangan dipersingkat dengan marah dan kecewa. Bersedihlah

sebentar tapi janganlah kehilangan kejernihan pandanganmu. (Buddha)

Sukses adalah kemampuan untuk melangkah dari kegagalan tanpa hilang

antusiasme. (Sir Winston Churchill)

Setiap orang itu jenius, namun jika Anda menilai ikan dan kemampuannya

memanjat pohon, dia akan meyakini sepanjang hidupnya bahwa dia itu bodoh”.

(Albert Einstein)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

viii

ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA

Hendrika Restiajati

Universitas Sanata Dharma

2020

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan arti penting Problem

Based Learning dan langkah-langkah dalam pembelajaran sejarah Indonesia; dan

(2) Contoh rancangan implementasi Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran sejarah Indonesia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur.

Sumber data primer yaitu dokumen kurikulum 2013 dan silabus Sejarah

Indonesia, data sekunder yaitu buku-buku yang berkaitan dengan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan pembelajaran sejarah.

Instrumen pengumpulan data menggunakan verbal simbolik dan kartu data.

Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) penting diterapkan dalam pembelajaran sejarah terutama

sejarah Indonesia karena dapat melatih kemampuan berpikir kritis sehingga

peserta didik mampu memecahkan masalah, aktif berdiskusi, dan menumbuhkan

motivasi belajar (2) contoh rancangan pembelajaran sejarah Indonesia yang

menerapkan model PBL yang dibuat dalam bentuk RPP dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, hingga evaluasi.

Kata kunci: Problem Based Learning, Sejarah Indonesia, Berpikir Kritis,

Aktif, Motivasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

ix

ABSTRACT

THE PROBLEM BASED LEARNING LEARNING MODEL FOR

INDONESIAN HUSTORY STUDIES IN SENIOR HIGH SCHOOL

Hendrika Restiajati

Sanata Dharma University

2020

The research aims to: (1) describe a Problem Based Learning

understanding and its steps in senior high school’s history teaching and (2)

describe an example of Problem Based Learning implementation design in senior

high school for history studies.

The method used in this Qualitative research is literature study methods.

The focus in this study is on Problem Based Learning models. The primary data

source of this study are curriculum and sylabus documents, whereas the

secondary source is books that relate to Problem Based learning models.

Retrieved data is collected from various sources in various ways from libraries as

well as internet sources. Data analysis techniques is by gathering one source after

another, relate, analyse, then draw conclusions.

The results of this study show that: (1) Important Problem Based Learning

models are applied in history study especially Indonesian history because they

can train student’s critical thinking ability. For example, learners are able to

solve problemas that occur in everyday life that can be related to learning

materials, learners become active in class discussions. (2) examples of Indonesian

history study plans that apply Problem Based Learning models are created in the

form of RPP starting with planning, implementation, and evaluation.

Keyword: Problem Based Learning, Indonesian History, Critical Thinking,

active, Motivation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................................... vii

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR BAGAN ........................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

xii

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA

BERPIKIR ............................................................................................ 11

A. Kajian Teori ........................................................................................... 11

1. Pembelajaran Sejarah ........................................................................ 11

a. Konsep Dasar Sejarah ................................................................... 11

b. Pengertian Pembelajaran Sejarah .................................................. 12

c. Kurikulum 2013 ............................................................................ 14

d. Sejarah Dalam Kurikulum 2013 ................................................... 15

2. Pembelajaran Kontekstual ................................................................ 38

a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual .......................................... 38

b. Macam-macam Pembelajaran Kontekstual .................................. 39

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning ............................... 40

a. Pengertian Problem Based Learning ............................................ 40

b. Prinsip-Prinsip Problem Based Learning ..................................... 41

c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning 42

B. Penelitian Relevan .................................................................................. 45

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 47

BAB III METODE PENELLITIAN .............................................................. 50

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 50

B. Setting Penelitian ................................................................................... 52

C. Sumber Penelitian .................................................................................. 52

1. Sumber Data Primer .............................................................................. 52

2. Sumber Data Sekunder .......................................................................... 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

xiii

a. Buku-Buku Ilmiah ........................................................................... 53

b. Jurnal dan Penelitian Ilmiah ............................................................ 54

D. Fokus Penelitian .................................................................................... 55

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 56

1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 56

2. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 57

F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 61

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 61

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran

Sejarah Indonesia ................................................................................... 61

a. Arti Penting Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran

Sejarah Indonesia ............................................................................. 61

b. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning Dalam Pelajaran

Sejarah Indonesia ............................................................................. 65

c. Identifikasi Kompetensi Dasar Sejarah Indonesia yang Cocok

Menggunakan Model Problem Based Learning .............................. 68

2. Rancangan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam

Pembelajaran Sejarah Indonesia .............................................................. 73

a. Perencanaan Pembelajaran ................................................................ 74

b. Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 83

c. Asesmen Pembelajaran ..................................................................... 87

B. Pembahasan ............................................................................................ 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

xiv

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 95

A. Kesimpulan ........................................................................................... 95

B. Saran...................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98

LAMPIRAN ......................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kompetensi Inti Jenjang SMA/SMK .................................................... 16

Tabel 2 Kompetensi Dasar, Materi, dan Kegaitan Pembelajaran Sejarah Indonesia

Kelas X ............................................................................................................... 18

Tabel 3 Kelas XI ................................................................................................ 24

Tabel 4 Kelas XII ............................................................................................... 32

Tabel 5 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ............................. 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

xvi

DAFTAR GAMBAR BAGAN

Gambar I Kerangka Berpikir .............................................................................. 49

Gambar II Model Analisis Interaktif Males dan Huberman .............................. 60

Gambar III Contoh Langkah-Langkah PBL ...................................................... 67

Gambar IV Model Analisis Interaktif .............................................. ................. 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengembangsan Silabus Sejarah Indonesia ................................................ 98

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................... 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.1

Salah satu lembaga yang memiliki peranan penting dalam kemajuan

bangsa dan negara adalah lembaga pendidikan yaitu sekolah. Melalui pendidikan

di sekolah mampu mendorong dan menciptakan pribadi bangsa yang jauh lebih

baik seperti meningkatkan kreativitas peserta didik, menanamkan pendidikan

karakter, serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Sekolah sudah

menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang seharusnya bisa terpenuhi. Maka

dari itu, pemerintah akan selalu memperbarui sistem pendidikan di Indonesia yang

disesuaikan dengan perkembangan di masyarakat.

Pendidikan sebagaimana kita pahami merupakan proses internalisasi

gagasan, nilai, dan seperangkat pengetahuan dari satu generasi ke genarasi

berikutnya. Dengan demikian, pendidikan pada dasarnya adalah proses

pembudayaan. Melalui pendidikan, proses penanaman nilai terjadi. Dalam

pengertian teoritis secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai

1digilib.unila.ac.id/8902/15/BAB II.pdf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

2

usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik

jasmani maupun rohani sesuai nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan

kebudayaan.

Pendidikan karakter terjadi dengan lebih almiah ketika dilaksanakan secara

natural dan informal. Oleh karena itu, tidak perlu ada mata pelajaran khusus

tentang pendidikan karakter. Dengan demikian, tidak perlu ada usaha-usaha

terprogram untuk mengembangkan pendidikan karakter yang nantinya malah

terjatuh pada formalisme, atau lebih parah lagi jatuh pada indoktrinasi.2

Sistem pendidikan tentu akan selalu mengalami perkembangan dan

perubahan. Hal tersebut tidak terlepas dari beberapa komponen penting dalam

pendidikan yaitu guru, peserta didik, metode pengajaran, kurikulum, sarana dan

prasarana sekolah. Sesuai dengan kurikulum 2013 yang sudah dilaksanakan di

berbagai sekolah-sekolah, perkembangan teknologi telah dimanfaatkan dalam

pembelajaran di sekolah. Selain itu, Kurikulum 2013 juga memanfaatkan serta

mengembangkan tingkat kreativitas pendidik dalam menyusun perangkat

pembelajaran dan pelaksanaannya.

Kurikulum 2013 menekankan pengalaman belajar yang dilakukan oleh

peserta didik. Pembelajaran konstruktivistik menjadi pendekatan yang tepat agar

peserta didik mampu mengeksplorasi untuk berpikir secara kritis analitis dengan

mencermati fenomena hidup sehari-hari yang dihadapi oleh peserta didik.

Pembelajaran secara kontekstual akan memudahkan peserta didik memahami

2Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Aswaja

Pressindo, Yogyakarta, 2014, hlm.6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

3

materi yang diterimanya dan lebih jauh lagi peserta didik akan memiliki

kemampuan praktis yang memadai nantinya ketika terjun dalam masyarakat.3

Meskipun dalam kurikulum tersebut sudah tersusun dan direncanakan

sebaik mungkin, pelaksanaannya masih belum maksimal di beberapa sekolah

yang ada. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengangkatnya ke dalam

penulisan ini karena peneliti pernah melakukan kegiatan magang di sekolah-

sekolah yang ternyata masih sering terjadi fenomena pembelajaran di kelas yang

bisa disebut menggunakan metode pembelajaran yang kuno yaitu metode ceramah

atau Teacher Centered. Metode tersebut tentu masih menjadi permasalahan yang

perlu diubah agar sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan Kurikulum 2013.

Peneliti menemukan beberapa kendala saat penerapannya di sekolah

menengah atas (SMA) masih kurang efektif. Hal tersebut bisa dilihat dari tingkat

kreativitas pendidik dalam menggunakan metode pembelajaran di kelas. Selain

itu, pembentukan karakter dalam diri peserta didik melalui pendidikan juga

menjadi fokus penting dalam kurikulum 2013. Pembentukan pendidikan karakter

sebenarnya terdapat pada beberapa mata pelajaran di sekolah. Contohnya adalah

mata pelajaran seperti yang tergolong dalam ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan

ilmu pengetahuan alam (IPA). Salah satu mata pelajaran yang berperan untuk

membentuk karakter peserta didik yaitu melalui pembelajaran sejarah.

Kehadiran pendidikan sejarah dalam kurikulum pendidikan formal oleh

pertimbangan akademik. Wineburg mengatakan bahwa; pengetahuan sejarah

dapat berperan seperti bank pengetahuan dalam melakukan kontemplasi masalah-

3Hendra Kurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum

2013,Sanata Sharma University Press,Yogyakarta,2018, hlm.40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

4

masalah kekinian. Cerita sejarah sangat iluminatif tentang upaya manusia

menjawab tantangan yang mereka hadapi dan media yang sangat baik untuk

mengembangkan inspirasi, kreativitas, inisiatif, dan kemampuan berfikir

antisipatif. Kemampuan sejarah sebagai media pendidikan dalam mecapai tujuan

pendidikan disebabkan karena sejarah berhubungan dengan berbagai aspek

kehidupan manusia di masa lampau yang terus berlanjut ke masa kini dan masa

mendatang.4

Melalui pemahaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

sejarah memiliki fungsi yang berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik

yang inspiratif. Dengan mempelajari sejarah, didapat suatu konstruksi berpikir

realitis-empirik, sesuai dengan fenomena sejarah yang ada. Dengan memahami

sejarah, setidaknya akan mendorong menjadi pribadi yang terbuka (open-minded

person) dan memiliki hati yang bersih dari berbagai prasangka dan penghakiman

dini (early judgment). Pendidikan sejarah yang baik akan sangat menentukan

apakah masyarakat yang akan datang memiliki karakter yang lebih baik dari

masyarakat yang ada sekarang dan di masa lalu, ataukah sebaliknya. Dengan

demikian, terdapat hubungan yang sangat kuat antara pendidikan karakter dengan

pendidikan sejarah.5 Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa pembelajaran

sejarah merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang sangat berpengaruh

terhadap pembentukan karakter peserta didik. Melalui pembelajaran sejarah,

seorang pendidik memiliki tujuan untuk melatih dan menjadikan peserta didik

mampu berpikir luas dan kritis.

4Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Aswaja

Pressindo, Yogyakarta, 2014, hlm.65. 5Ibid, hlm.34.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

5

Sartono Kartodidjo berpendapat bahwa:

“Dalam rangka pembangunan bangsa, pengajaran sejarah tidak semata-mata

berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan

informasi fakta sejarah tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau

membangkitkan kesadaran sejarahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka

sejarah yang diajarkan haruslah sejarah sejarah yang mengedepankan nilai-

nilai kehidupan, bukan sejarah hapalan yang hanya menyuguhkan nama,

tempat, angka tahun dan peristiwa semata. Kendati unsur-unsur tersebut tidak

dapat ditinggalkan dari pembelajaran sejarah, akan tetapi bukan berarti

pembelajaran sejarah yang dilakukan hanya memfokuskan pada hl-hal

tersebut, yang akan menjadikan pembelajaran sejarah menjadi kering dari

makna dan tidak memberikan penyadaran terhadap individu pembelajar.”6

Salah satu pentingnya pengetahuan yang akan dibahas yaitu mengenai

pembelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah merupakan proses belajar mengenai

pra sejarah (manusia sebelum mengenal tulisan) hingga sejarah modern (manusia

sesudah mengenal tulisan beserta perkembangannya). Melalui pembelajaran

sejarah akan menumbuhkan intelektual yang kuat untuk mengenal bangsanya

sendiri dan meningkatkan kepribadian dalam mencintai tanah air.

Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah.

Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berfikir yang merefleksikan nilai-

nilai positif dari peristiwa sejarah dalama kehidupan sehari-hari, sehingga kita

menjadi lebih bijak dalam melihat dan memberikan respon terhadap berbagai

masalah kehidupan. Pemahaman sejarah memberi petunjuk kepada kita untuk

melihat serangkaian peristiwa masa lalu sebagai sistem tindakan masa lalu sesuai

dengan jiwa jamannya, akan tetapi memiliki sekumpulan nilai edukatif terhadap

kehidupan sekarang dan akan datang.7

6Ibid, hlm.35 7Ibid. hlm. 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

6

Secara khusus untuk bidang studi Sejarah dalam kurikulum 2013 di SMA

dibedakan menjadi dua. Pertama, mata pelajaran sejarah yang sifatnya wajib pada

setiap jenjang untuk semua peminatan. Mata pelajaran Sejarah Indonesia

memfokuskan pada penguatan pendidikan karakter. Harapannya setiap lulusan

mampu memiliki kesadaran sejarah yang tinggi dan nilai-nilai kebangsaan yang

terinternalisasi dalam dirinya. Kedua, mata pelajaran Sejarah untuk peminatan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran Sejarah lebih bersifat akademis

untuk penguasaan ilmu sehingga dapat dihasilkan bibit-bibit penekun dan

pengembang ilmu sejarah.8

Melihat uraian di atas, sangat jelas terlihat bahwa pengetahuan/pendidikan

dengan mewujudkan pembelajaran yang dibuat menarik untuk dipelajari adalah

suatu hal penting yang harus dilakukan oleh pendidik. Pendidikan di Indonesia

saat ini, di beberapa sekolah pendidik masih banyak yang menggunakan cara

mengajar secara teacher centered. Pendidik mengajar dengan ceramah, menjadi

peran utama di kelas dalam menyampaikan materi dan peserta didik hanya

dibiarkan untuk menyimak dan mendengarkan. Melihat karaktersitik masing-

masing peserta didik berbeda, metode tersebut tentu tidak membantu peserta didik

yang memiliki kemampuan menangkap materi dengan visual. Ketika

menggunakan metode tersebut, peserta didik menjadi pasif karena terbiasa disuapi

banyak materi yang diberikan oleh pendidik sehingga mereka tidak mencoba

mencari dan memecahkan sebuah permasalahan pada materi yang disampaikan di

kelas. Hal tersebut tentu tidak memenuhi tujuan yang disusun dalam kurikulum

8Hendra Kurniawan,Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, Gava media,Yogyakarta, 2018, hlm.10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

7

2013. Dengan begitu, peneliti ingin menjelaskan perihal penerapan model

pembelajaran Problem based Learning yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan

mampu mengasah dan melatih pemikiran kritis peserta didik di SMA.

Pada latar belakang penulisan ini juga akan dijelaskan sedikit mengenai

model pembelajaran Problem based Learning. Sebelum memahami lebih jauh

mengenai model pembelajaran PBL, kita harus memahami terlebih dahulu bahwa

model pembelajaran tersebut merupakan salah satu model pembelajaran

komtekstual. Pembelajaran kontekstual ini sangat dibutuhkan dalam kurikulum

2013 untuk diterapkan di beberapa mata pelajaran yang cocok dengan

pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, kita harus memahami secara total

pembelajaran yang kontekstual sebelum masuk ke pengertian model pembelajaran

Problem Based Learning.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan

materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari

baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja,

sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh

komponen utama pembelajaran yakni : konstruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic

assesment).9

9Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Aswaja

Pressindo, Yogyakarta, 2014, hlm.14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

8

Model pembelajaran Problem based Learning (PBL) berlandaskan

konstruktivisme dan mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar serta

terlibat dalam pemecahan masalah kontekstual. Model PBL tidak lepas dari

aktivitas penyelidikan yang otentik karena selalu dikaitkan dengan masalah yang

timbul dalam kehidupan nyata.10

Cara yang digunakan dalam penerapan PBL yaitu dengan memberikan

persoalan yang terjadi di kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan materi

pembelajaran sejarah. Model pembelajaran PBL sangat cocok diterapkan pada

tingkatan sekolah menengah atas (SMA). Peserta didik diajak untuk mengetahui

sebuah permasalahan kemudian mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan

tersebut sehingga mampu menemukan jawaban dari masalah yang diberikan.

Dengan begitu, peserta didik dilatih untuk berpikir kritis serta meningkatkan

kepekaan mereka terhadap permasalahan di sekitar.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, penulis ingin

membahas pentingnya implementasi PBL dalam pembelajaran di SMA khususnya

dalam pembelajaran sejarah. Pembaca diharapkan dapat lebih memahami secara

rinci akan pentingnya peran model pembelajaran Problem Based Learning

khususnya dalam pembelajaran sejarah di SMA. Dengan begitu, peneliti ingin

menjelaskan secara mendalam akan pentingnya model pembelajaran PBL di kelas

terutama dalam pembelajaran sejarah. Setelah itu, peneliti akan menjelaskan

mengenai langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan model

pembelajaran PBL dan rancangan model pembelajarannya. Melalui penulisan ini,

10Ibid, hlm.99.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

9

peneliti berharap pembaca lebih memahami peran PBL dalam membantu

pembelajaran sejarah di kelas agar terwujudnya pembelajaran kontekstual sesuai

dengan tujuan kurikulum 2013.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Model pembelajaran Problem Based Learning dan langkah-

langkahnya dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA?

2. Bagaimana contoh rancangan model pembelajaran Problem Based Learning

dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, maka ada

beberapa tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan model pembelajaran Problem Based Learning dan

langkah-langkahnya dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA.

2. Mendeskirpsikan contoh rancangan implementasi model pembelajaran

Problem Based Learning dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA.

D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penulisan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pembaca

Memahami peran penting implementasi PBL (Problem Based Learning)

dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

10

2. Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

Menjadi salah satu referensi penelitian tindakan kelas yang dapat digunakan

oleh adik-adik tingkat di prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata

Dharma.

3. Peneliti

Menjadi pengalaman berharga bagi penulis dalam melaksanakan tugas akhir

kuliah serta mewujudkan pemahaman pentingnya implementasi PBL

(Problem Based Learning) dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

11

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN,

DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan beberapa teori-

teori yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Sejarah

a. Konsep Dasar Sejarah

Seseorang yang mempelajari sejarah harus memahami hubungan antara

sejarah sebagai ilmu sebagai pendidikan. Hubungkaitnya antara konsep dasar

sejarah dan pelajaran sejarah di sekolah dijelaskan dalam permendiknas No 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

bahwa sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-

usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan

metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di sekolah dasar

hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-

nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap,

watak dan kepribadian peserta didik.11 Berdasarkan pengertian tersebut, seseorang

yang ingin mempelajari sejarah harus memahami terlebih dahulu tentang sejarah

sebagai ilmu dan sebagai pendidikan. Hal tersebut tentulah berbeda

pemahamannya serta berpengaruh pada perkembangan kecerdasan dan

kepribadian seseorang.

11 Aman,Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah,Ombak,Yogyakarta,2011,hlm.13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

12

Sejarah dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu

sendiri, ialah peristiwa sejarah dalam kenyataannya. Kejadian itu sekali terjadi

tidak dapat diulang atau terulang lagi. Bagi orang yang berkesempatan mengalami

suatu kejadian pun sebenarnya hanya dapat mengamati dan mengikuti sebagian

dari totalitas kejadian itu, sehingga tidak mungkin mempunyai gambaran umum

seketika itu. Keseluruhan proses itu berlangsung terlepas dari subjek manapun

juga. Maksudnya adalah objektif dalam arti tidak memuat unsur-unsur subjek

(pengamat atau pencerita) (Sartono Kartodirdjo). Kesimpulan akhir Sartono

menegaskan bahwa sejarah merupakan cerita tentang pengalaman kolektif suatu

komunitas atau nation di masa lampau.12 Pemahaman tersebut menunjukkan

bahwa pembelajaran sejarah secara objektif mampu mengajarkan peserta didik

untuk lebih mengenal serta memahami sejarah negaranya sendiri. Oleh sebab itu,

pembelajaran sejarah menjadikan peserta didik dapat menemukan dan menghargai

nilai-nilai yang ada dalam materi-materi peristiwa sejarah yang diberikan.

b. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk

mendidik siswa dalam memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan,

dan sikap. Dalam kegiatan tersebut, terjadi interaksi edukatif antara dua pihak

yaitu peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang

melakukan kegiatan membelajarkan, dimana terdapat juga proses memilih,

menetapkan, mengembangkan metode yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

12Aman,Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah,Ombak,Yogyakarta,2011,hlm.14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

13

Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-

usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan

metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di sekolah dasar

hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-

nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap,

watak dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran Sejarah telah diberikan pada

tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari mata pelajaran IPS,

sedangkan pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran

tersendiri. Mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan

watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia

Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Dennis Gunning dalam buku Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah karya

Dr. Aman, M.Pd,menjelaskan bahwa secara umum pembelajaran sejarah

bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, dan menyadarkan peserta

didik untuk mengenal diri dan lingkungannya, serta memberikan perspektif.

Lanjut Gunning, tujuan pembelajaran sejarah ada tiga yaitu, mengajarkan konsep,

mengajarkan keterampilan intelektual, dan memberikan informasi kepada peserta

didik. Dengan demikian, pembelajaran sejarah tidak bertujuan untuk menghafal

pelbagai peristiwa sejarah. Keterangan tentang kejadian dan peristiwa sejarah

hanyalah merupakan suatu alat, dan juga merupakan suatu media untuk mencapai

tujuan. Tujuan disini dikaitkan dengan arah baru pendidikan modern, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

14

menjadikan peserta didik mampu mengaktualisasikan diri sesuai dengan potensi

dirinya dan masa depan yang lebih manusiawi bersama-sama dengan orang lain.13

Pemaparan teori dari Dennis Gunning tersebut ingin menjelaskan bahwa

ada 3 tujuan pembelajaran sejarah yang disebutkan diatas guna menghindari

teknik menghafal materi sejarah yang dirasa kurang efektif untuk diterapkan.

c. Kurikulum 2013

Agar kualifikasi kemampuan lulusan memiliki standar nasional, Lahirlah

Kurikulum baru yang tetap melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis

kompetensi yang telah dirintis sejak tahun 2004. Kurikulum baru ini disebut

kurikulum 2013 (kurtilas) yang mencakup orientasi dari kurikullum 2013 yakni

terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude),

keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Maka secara konseptual,

kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan

yang cerdas komprehensif. Tidak hanya secara intelektual namun juga cerdas

emosi, sosial, dan spiritualnya.14

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013

merupakan hasil dari pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (2004).

Kurikulum 2013 ini mengacu pada perkembangan kecerdasan intelektual, emosi,

sosial dan spritual peserta didik di sekolah.

13 Aman,Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah,Ombak,Yogyakarta,2011,hlm.43-44 14Hendra Kurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA, Sanata Dharma University

Press,Yogyakarta,2018,.hlm.157.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

15

d. Sejarah dalam Kurikulum 2013

Kerangka Pengembangan Kurikulum Sejarah Indonesia mengombinasikan

dua teori, yakni pendidikan berdasarkan standar (standard-based education) dan

kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Oleh karena itu,

mata pelajaran sejarah berdasarkan standar nasional yang telah ditetapkan

pemerintah tentang standar minimal peserta didik dan memberikan pengalaman

belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan

untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kombinasi

kedua teori itu tercermin dalam Kompetensi Inti, yakni tingkat kemampuan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada

setiap tingkat kelas atau program.15

Sejarah dalam kurikulum 2013 ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Sejarah

Indonesia dan Sejarah (Peminatan). Mata pelajaran Sejarah Indonesia merupakan

pembelajaran yang berkaitan dengan peristiwa sejarah yang ada di Indonesia yang

bertujuan untuk mengembangkan serta menyadari jati diri bangsanya dan

menjadikan hal tersebut sebagai landasan dalam membangun hidup berbangsa dan

bernegara untuk masa kini dan yang akan datang. Sedangkan mata pelajaran

Sejarah (Peminatan) merupakan pembelajaran yang lebih berfokus pembelajaran

sejarah secara mendalam mengenai peristiwa-peristiwa sejarah.

Berikut silabus dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia menurut

Kurikulum 2013 Revisi 2016.

Tabel 1. Kompetensi Inti Jenjang SMA/SMK

15ibid, hlm.159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

16

Aspek

Kompetensi Kelas X Kelas XI Kelas XII

Spiritual Menghayati dan

mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya

Menghayati dan

mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya

Menghayati dan

mengamalkan

ajaran agama yang

dianutnya

Sosial Menunjukkan perilaku

jujur,

disiplin,tanggung

jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama,

toleran, damai),

santun, responsif dan

proaktif, sebagai

bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan

dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam serta dalam

menempatkan diri

sebagai cerminan

bangsa dalam

pergaulan dunia

Menunjukkan perilaku

jujur, disiplin,

tanggung jawab,

peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran,

damai), santun,

responsif dan proaktif,

sebagai bagian dari

solusi atas berbagai

permasalahan dalam

berinteraksi secara

efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam serta dalam

menempatkan diri

sebagai cerminan

bangsa dalam

pergaulan dunia

Menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin, tanggung

jawab, peduli

(gotong royong,

kerjasama, damai),

santun, responsif

dan proaktif, sikap

sebagai bagian dari

solusi atas berbagai

permasalahan

dalam berinteraksi

secara efektif

dengan lingkungan

sosial dan alam

serta dalam

menempatkan diri

sebagai cerminan

bangsa dalam

pergaulan dunia.

Pengetahuan Memahami,

menerapkan,

menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni,

budaya, dan

humaniora dengan

wawasan

kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab fenomena

dan kejadian, serta

menerapkan

pengetahuan

prosedural pada

bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya

Memahami,

menerapkan, dan

menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual,

prosedural, dan

metakognitif

berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni,

budaya, dan

humaniora dengan

wawasan

kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab fenomena

dan kejadian, serta

menerapkan

pengetahuan

prosedural pada

bidang kajian yang

Memahami,

menerapkan,

menganalisis dan

mengevaluasi

pengetahuan

faktual, konseptual,

prosedural, dan

metakognitif

berdasarkan rasa

ingintahunya

tentang ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni,

budaya, dan

humaniora dengan

wawasan

kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab fenomena

dan kejadian, serta

menerapkan

pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

17

Aspek

Kompetensi Kelas X Kelas XI Kelas XII

untuk memecahkan

masalah

spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya

untuk memecahkan

masalah

prosedural pada

bidang kajian yang

spesifik sesuai

dengan bakat dan

minatnya untuk

memecahkan

masalah

Keterampilan Mengolah, menalar,

dan menyaji dalam

ranah konkret dan

ranah abstrak terkait

dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya

di sekolah secara

mandiri, dan mampu

menggunakan metode

sesuai kaidah

keilmuan

Mengolah, menalar,

dan menyaji dalam

ranah konkret dan

ranah abstrak terkait

dengan pengembangan

dari yang

dipelajarinya di

sekolah secara

mandiri, bertindak

secara efektif dan

kreatif, serta mampu

menggunakan metode

sesuai kaidah

keilmuan

Mengolah, menalar,

menyaji, dan

mencipta dalam

ranah konkret dan

ranah abstrak

terkait dengan

pengembangan dari

yang dipelajarinya

di sekolah secara

mandiri serta

bertindak secara

efektif dan kreatif,

dan mampu

menggunakan

metode sesuai

kaidah keilmuan

Tabel 2 Kompetensi Dasar, Materi, dan Kegiatan Pembelajaran Sejarah Indonesia

Kelas X

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Memahami konsep

berpikir

kronologis,

diakronik,

sinkronik, ruang,

dan waktu dalam

sejarah

4.1 Menyajikan hasil

penerapan konsep

berpikir

kronologis,

diakronik,

sinkronik, ruang,

dan waktu dalam

peristiwa sejarah

Cara Berpikir Sejarah

• Cara berpikir

kronologis dalam

mempelajari sejarah

• Cara berpikir

diakronik dalam

mempelajari sejarah

• Cara berpikir

sinkronik dalam

mempelajari sejarah

• Membaca buku teks

dan/melihat tayangan film

pendek tentang aktivitas

manusia sehari-hari

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang konsep

berpikir kronologis,

diakronik, sinkronik,

ruang, dan waktu dalam

sejarah

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

18

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

dalam bentuk

tulisan atau bentuk

lain

berpikir kronologis,

diakronik, sinkronik,

ruang, dan waktu dalam

sejarah dari sumber

tertulis, sumber lainnya

dan/atau internet.

• Menganalisis hasil

informasi mendapatkan

kesimpulan tentang

konsep berpikir

kronologis, diakronik,

sinkronik, ruang, dan

waktu dalam sejarah

• Menyajikan secara tertulis

kesimpulan tentang

konsep berpikir

kronologis, diakronik,

sinkronik, ruang, dan

waktu dalam sejarah

3.2 Memahami konsep

perubahan dan

keberlanjutan

dalam sejarah

4.2 Menerapkan konsep

perubahan dan

keberlanjutan dalam

mengkaji peristiwa

sejarah

Konsep Perubahan dan

Keberlanjutan

• Makna perubahan

• Makna keberlanjutan

• Membaca buku teks

dan/melihat tayangan film

pendek tentang aktivitas

manusia sehari-hari

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang konsep

perubahan dan

keberlanjutan dalam

sejarah

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan konsep

perubahan dan

berkelanjutan dalam

sejarah dari sumber

tertulis, sumber lainnya

dan/atau internet

• Menganalisis hasil

informasi mendapatkan

kesimpulan tentang

konsep perubahan dan

berkelanjutan dalam

sejarah

• Menyajikan secara tertulis

kesimpulan tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

19

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

konsep perubahan dan

berkelanjutan dalam

sejarah

3.3 Menganalisis

kehidupan manusia

purba dan asal-usul

nenek moyang

bangsa Indonesia

(Melanesoid, Proto,

dan Deutero

Melayu)

3.4 Memahami hasil-

hasil dan nilai-nilai

budaya masyarakat

praaksara Indonesia

dan pengaruhnya

dalam kehidupan

lingkungan terdekat

4.3. Menyajikan

informasi

mengenai

kehidupan

manusia purba dan

asal-usul nenek

moyang bangsa

Indonesia

(Melanesoid,

Proto, dan Deutero

Melayu) dalam

bentuk tulisan

4.4. Menyajikan hasil-

hasil dan nilai-

nilai budaya

masyarakat

praaksara

Indonesia dan

pengaruhnya

dalam kehidupan

lingkungan

terdekat dalam

bentuk tulisan

Indonesia Zaman

Praaksara: Awal

Kehidupan Manusia

Indonesia

• Manusia purba

• Asal-usul nenek

moyang bangsa

Indonesia

• Corak kehidupan

masyarakat

• Hasil-hasil budaya

masyarakat

• Nilai-nilai budaya

masyarakat

• Membaca buku teks

dan/atau melihat gambar-

gambar tentang aktivitas

kehidupan masyarakat

zaman praaksara, peta

persebaran asal-usul nenek

moyang bangsa Indonesia

dan peninggalan hasil

kebudayaan pada zaman

praaksara.

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

kehidupan manusia purba,

asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia, hasil-

hasil budaya dan nilai-nilai

budaya zaman praaksara

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

mengenai kehidupan

manusia purba, asal-usul

nenek moyang bangsa

Indonesia, hasil-hasil dan

nilai-nilai budaya

masyarakat praaksara

melalui bacaan sumber-

sumber yang ada di

museum atau peninggalan-

peninggalan yang ada di

lingkungan terdekat

• Menganalisis informasi

dan data-data yang didapat

baik dari bacaan maupun

dari sumber-sumber lain

yang terkait untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

20

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

manusia purba, asal-usul

nenek moyang bangsa

Indonesia, hasil-hasil dan

nilai-nilai budaya

masyarakat praaksara

Indonesia

• Menyajikan informasi

dalam bentuk laporan

tertulis mengenai ;

kehidupan manusia purba,

asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia, hasil-

hasil dan nilai-nilai budaya

masyarakat praaksara

Indonesia dan

pengaruhnya dalam

kehidupan lingkungan

terdekat

3.5 Menganalisis

berbagai teori

tentang proses

masuknya agama

dan kebudayaan

Hindu dan Buddha

ke Indonesia

3.6 Menganalisis

perkembangan

kehidupan

masyarakat,

pemerintahan, dan

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan

Hindu dan Buddha

di Indonesia serta

menunjukkan

contoh bukti-bukti

yang masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat

Indonesia masa kini

4.5. Mengolah

informasi tentang

proses masuknya

agama dan

kebudayaan Hindu

dan Buddha ke

Indonesia Zaman Hindu

dan Buddha: Silang

Budaya Lokal dan Global

Tahap Awal

• Teori-teori masuknya

agama dan kebudayaan

Hindu dan Buddha

• Kerajaan-kerajaan

Hindu dan Buddha

• Bukti-bukti kehidupan

pengaruh Hindu dan

Buddha yang masih

ada sampai masa kini

• Membaca buku teks

dan/atau melihat gambar-

gambar peninggalan

zaman Hindu dan Buddha

di Indonesia

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang teori

masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan

Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan

dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan

Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan

Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini.

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

mengenai teori masuknya

agama dan kebudayaan

Hindu dan Buddha,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

21

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indonesia serta

pengaruhnya pada

kehidupan

masyarakat

Indonesia masa kini

serta

mengemukakannya

dalam bentuk

tulisan

4.6. Menyajikan hasil

penalaran dalam

bentuk tulisan

tentang nilai-nilai

dan unsur budaya

yang berkembang

pada masa kerajaan

Hindu dan Buddha

yang masih

berkelanjutan

dalam kehidupan

bangsa Indonesia

pada masa kini

perkembangan

masyarakat, pemerintahan

dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan

Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan

Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini melalui bacaan,

pengamatan terhadap

sumber-sumber zaman

Hindu dan Budha yang

ada di museum atau

peninggalan-peninggalan

yang ada di lingkungan

terdekat

• Menganalisis informasi

dan data-data yang didapat

dari bacaan maupun

sumber-sumber lain yang

terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang teori

masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan

Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan

dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan

Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan

Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

• Menyajikan informasi

dalam bentuk laporan

tertulis mengenai teori

masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan

Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan

dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan

Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan

Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

22

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

masyarakat Indonesia

masa kini

3.7 Menganalisis

berbagai teori

tentang proses

masuknya agama

dan kebudayaan

Islam ke Indonesia

3.8 Menganalisis

perkembangan

kehidupan

masyarakat,

pemerintahan dan

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia

serta menunjukkan

contoh bukti-bukti

yang masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat

Indonesia masa kini

4.7. Mengolah

informasi teori

tentang proses

masuknya agama

dan kebudayaan

Islam ke Indonesia

dengan

menerapkan cara

berpikir sejarah,

serta

mengemukakannya

dalam bentuk

tulisan

4.8. Menyajikan hasil

penalaran dalam

bentuk tulisan

tentang nilai-nilai

dan unsur budaya

yang berkembang

pada masa kerajaan

Islam dan masih

berkelanjutan

dalam kehidupan

bangsa Indonesia

Zaman Kerajaan-Kerajaan

Islam di Indonesia

• Teori-teori masuknya

agama dan kebudayaan

Islam

• Kerajaan-kerajaan

Islam

• Bukti-bukti kehidupan

pengaruh Islam yang

masih ada sampai

masa kini

• Membaca buku teks dan

melihat gambar-gambar

peninggalan zaman

kerajaan Islam di

Indonesia

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang teori

masuknya agama dan

kebudayaan Islam,

perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan

dan budaya pada masa

kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia serta

menunjukkan contoh

bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

tentang teori masuknya

agama dan kebudayaan

Islam, perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya

pada masa kerajaan-

kerajaan Islam di

Indonesia serta

menunjukkan contoh

bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini melalui bacaan,

pengamatan terhadap

sumber-sumber zaman

kerajaan-kerajaan Islam

yang ada di museum atau

peninggalan-peninggalan

yang ada di lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

23

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

pada masa kini

terdekat

• Menganalisis informasi

dan data-data yang didapat

baik dari bacaan maupun

dari sumber-sumber lain

yang terkait untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang teori masuknya

agama dan kebudayaan

Islam, perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya

pada masa kerajaan-

kerajaan Islam di

Indonesia serta

menunjukkan contoh

bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

• Menyajikan informasi

dalam bentuk laporan

tertulis tentang teori

masuknya agama dan

kebudayaan Islam,

perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan

dan budaya pada masa

kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia serta

menunjukkan contoh

bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

Tabel 3. Kelas XI

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Menganalisis

proses masuk dan

perkembangan

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) ke

Indonesia

Perkembangan

Kolonialisme dan

Imperialisme Eropa

• Proses masuk dan

perkembangan

penjajahan bangsa

Eropa

• Membaca buku teks,

melihat gambar-gambar

peristiwa-peristiwa penting

dan peninggalan-

peninggalan masa

penjajahan Eropa, serta

peta lokasi perlawanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

24

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.2 Menganalisis

strategi

perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) sampai

dengan abad ke-20

4.1 Mengolah

informasi tentang

proses masuk dan

perkembangan

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) ke

Indonesia dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

4.2 Mengolah

informasi tentang

strategi

perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) sampai

dengan abad ke-20

dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

• Perebutan politik

hegemoni bangsa

Eropa

• Strategi perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap penjajahan

bangsa Eropa sampai

awal abad ke-20

bangsa Indonesia terhadap

pejajahan Barat

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang proses

masuk dan perkembangan

penjajahan bangsa Eropa,

serta strategi perlawanan

bangsa Indonesia terhadap

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) sampai

dengan abad ke-20

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

tentang proses masuk dan

perkembangan penjajahan

bangsa Eropa, serta

strategi perlawanan bangsa

Indonesia terhadap

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) sampai

dengan abad ke-20 melalui

bacaan, dan sumber-

sumber lain

• Menganalisis informasi

yang didapat dari sumber

tertulis dan sumber-

sumber lain untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang proses masuk dan

perkembangan penjajahan

bangsa Eropa, serta

strategi perlawanan bangsa

Indonesia terhadap

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) sampai

dengan abad ke-20

• Melaporkan hasil analisis

dalam bentuk tulisan cerita

sejarah tentang proses

masuk dan perkembangan

penjajahan bangsa Eropa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

25

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

serta strategi perlawanan

bangsa Indonesia terhadap

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) sampai

dengan abad ke-20

3.3 Menganalisis

dampak politik,

budaya, sosial,

ekonomi, dan

pendidikan pada

masa penjajahan

bangsa Eropa

(Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa

kini

4.3 Menalar dampak

politik, budaya,

sosial, ekonomi,

dan pendidikan

pada masa

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa

kini dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

Dampak Penjajahan

Bangsa Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) bagi Bangsa

Indonesia

• Politik,

• Budaya

• Sosial-ekonomi,dan

• Pendidikan

• Membaca buku teks,

melihat gambar-gambar

kehidupan politik,budaya,

sosial, ekonomi dan

pendidikan pada zaman

penjajahan Eropa di

Indonesia

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

dampak politik, budaya,

sosial, ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa kini.

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

tentang dampak politik,

budaya, sosial, ekonomi,

dan pendidikan pada masa

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa kini

melalui bacaan, dan

sumber-sumber lain

• Menganalisis informasi

dan data-data yang didapat

baik dari bacaan maupun

dari sumber-sumber

terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

26

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

dampak politik, budaya,

sosial, ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa kini

• Melaporkan dalam bentuk

cerita sejarah tentang

dampak politik, budaya,

sosial, ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa kini

3.4 Menghargai nilai-

nilai Sumpah

Pemuda dan

maknanya bagi

kehidupan

kebangsaan di

Indonesia pada

masa kini

4.4 Menyajikan

langkah-langkah

dalam penerapan

nilai-nilai Sumpah

Pemuda dan

maknanya bagi

kehidupan

kebangsaan di

Indonesia pada

masa kini dalam

bentuk tulisan

dan/atau media lain

Pendidikan dan

Pergerakan Nasional

• Munculnya golongan

elite baru Indonesia

• Tumbuhnya

kesadaran awal

kebangsaan

• Organisasi-organisasi

kebangsaan

• Sumpah Pemuda

• Membaca buku teks,

melihat gambar-gambar

aktivitas organisasi

pergerakan nasional, tokoh

pergerakan nasional dan

pelaksanaan Sumpah

Pemuda 28 Oktober 1928

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

munculnya golongan elite

baru Indonesia,

tumbuhnya kesadaran

awal kebangsaan,

organisasi-organisasi

kebangsaan, dan Sumpah

Pemuda.

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

tentang munculnya

golongan elite baru

Indonesia, tumbuhnya

kesadaran awal

kebangsaan, organisasi-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

27

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

organisasi kebangsaan,

dan Sumpah Pemuda

melalui bacaan, dan

sumber-sumber lain

• Menganalisis informasi

dan data-data yang didapat

baik dari bacaan maupun

dari sumber-sumber

terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang

munculnya golongan elite

baru Indonesia,

tumbuhnya kesadaran

awal kebangsaan,

organisasi-organisasi

kebangsaan, dan Sumpah

Pemuda

• Melaporkan dalam bentuk

tulisan langkah-langkah

dalam penerapan nilai-

nilai Sumpah Pemuda dan

maknanya bagi kehidupan

kebangsaan di Indonesia

pada masa kini

3.5 Menganalisis

sifat pendudukan

Jepang dan

respon bangsa

Indonesia

4.5 Menalar sifat

pendudukan

Jepang dan

respon bangsa

Indonesia dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

Pendudukan Jepang di

Indonesia

• Kedatangan Jepang

• Sifat pendudukan

Jepang

• Respon bangsa

Indonesia terhadap

pendudukan Jepang

• Membaca buku teks,

melihat gambar-gambar

peristiwa penting zaman

pemerintahan pendudukan

Jepang di Indonesia

• Membuat dan

mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang proses

kedatangan, sifat, dan

respon bangsa Indonesia

terhadap pendudukan

Jepang

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan proses

kedatangan, sifat, dan

respon bangsa Indonesia

terhadap pendudukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

28

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Jepang melalui bacaan,

internet dan sumber-

sumber lainnya

• Menganalisis informasi

dan data-data yang

didapat baik dari bacaan

maupun dari sumber-

sumber lain untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang proses

kedatangan, sifat, dan

respon bangsa Indonesia

terhadap pendudukan

Jepang

• Melaporkan hasil analisis

dalam bentuk cerita

sejarah tentang proses

kedatangan, sifat, dan

respon bangsa Indonesia

terhadap pendudukan

Jepang

3.6 Menganalisis

peran tokoh-

tokoh nasional

dan daerah

dalam

memperjuangka

n kemerdekaan

Indonesia

4.6 Menulis sejarah

tentang satu

tokoh nasional

dan tokoh dari

daerahnya yang

berjuang

melawan

penjajahan

Tokoh-Tokoh Nasional

dan Daerah Dalam

Memperjuangkan

Kemerdekaan

• Membaca buku teks,

melihat gambar-gambar

tokoh-tokoh nasional dan

daerah dalam

memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang peran

tokoh-tokoh nasional dan

daerah dalam

memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan peran

tokoh-tokoh nasional dan

daerah dalam

memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia

melalui bacaan, internet

dan sumber-sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

29

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

lainnya

• Menganalisis informasi

dan data-data yang didapat

baik dari bacaan maupun

dari sumber-sumber

terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang peran

tokoh-tokoh nasional dan

daerah dalam

memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia

• Melaporkan hasil analisis

dalam bentuk tulisan

sejarah tentang satu

tokoh nasional dan tokoh

dari daerahnya yang

berjuang melawan

penjajahan

3.7 Menganalisis

peristiwa

proklamasi

kemerdekaan dan

maknanya bagi

kehidupan sosial,

budaya, ekonomi,

politik, dan

pendidikan bangsa

Indonesia

3.8 Menganalisis

peristiwa

pembentukan

pemerintahan

pertama Republik

Indonesia pada

awal kemerdekaan

dan maknanya

bagi kehidupan

kebangsaan

Indonesia masa

kini

3.9 Menganalisis

peran dan nilai-

nilai perjuangan

Bung Karno dan

Bung Hatta

Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia

• Peristiwa proklamasi

Kemerdekaa

• Pembentukan

pemerintahan pertama

RI

• Tokoh proklamator dan

tokoh lainnya sekitar

proklamasi

• Membaca buku teks,

melihat gambar peristiwa-

peristiwa penting sekitar

proklamasi kemerdekaan,

gambar tokoh-tokoh

proklamasi kemerdekaan,

dan mengunjungi objek

sejarah terdekat

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

peristiwa proklamasi

kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama,dan

tokoh-tokoh proklamasi

Indonesia

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan peristiwa

proklamasi kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama, dan

tokoh-tokoh proklamasi

Indonesia. melalui bacaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

30

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

sebagai

proklamator serta

tokoh-tokoh

lainnya sekitar

proklamasi

4.7 Menalar peristiwa

proklamasi

kemerdekaan dan

maknanya bagi

kehidupan sosial,

budaya, ekonomi,

politik, dan

pendidikan bangsa

Indonesia dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

4.8 Menalar peristiwa

pembentukan

pemerintahan

Republik

Indonesia pada

awal kemerdekaan

dan maknanya

bagi kehidupan

kebangsaan

Indonesia masa

kini dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

4.9 Menuliskan peran

dan nilai-nilai

perjuangan Bung

Karno dan Bung

Hatta serta tokoh-

tokoh lainnya

sekitar proklamasi

internet dan sumber-

sumber lainnya

• Menganalisis informasi

dan data-data yang didapat

baik dari bacaan maupun

dari sumber-sumber

terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang

peristiwa proklamasi

kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama, dan

tokoh-tokoh proklamasi

Indonesia

• Melaporkan hasil analisis

dalam bentuk cerita

sejarah tentang peristiwa

proklamasi kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama, dan

menulis sejarah

perjuangan Bung Karno

dan Bung Hatta

3.10 Menganalisis

strategi dan

bentuk

perjuangan

bangsa Indonesia

dalam upaya

Perjuangan

Mempertahankan

Kemerdekaan dari

Ancaman Sekutu dan

Belanda

• Bentuk dan strategi

• Membaca buku teks dan

melihat gambar-gambar

peristiwa penting dan

mengunjungi objek

sejarah terdekat berkaitan

dengan perjuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

31

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

mempertahankan

kemerdekaan dari

ancaman Sekutu

dan Belanda

4.10 Mengolah

informasi tentang

strategi dan

bentuk

perjuangan

bangsa Indonesia

dalam upaya

mempertahankan

kemerdekaan dari

ancaman Sekutu

dan Belanda dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

perjuangan

menghadapi ancaman

Sekutu

• Bentuk dan strategi

perjuangan

menghadapi ancaman

Belanda

mempertahankan

kemerdekaan

• Membuat dan

mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang bentuk

dan strategi perjuangan

bangsa Indonesia dalam

menghadapi ancaman

Sekutu dan Belanda

• Mengumpulkan informasi

terkait dengan bentuk dan

strategi perjuangan

bangsa Indonesia dalam

menghadapi ancaman

Sekutu dan Belanda

melalui bacaan dan/atau

internet, serta sumber

lainnya

• Menganalisis informasi

dan data-data yang

didapat dari bacaan

maupun dari sumber-

sumber terkait lainya

untuk mendapatkan

kesimpulan tentang

bentuk dan strategi

perjuangan bangsa

Indonesia dalam

menghadapi ancaman

Sekutu dan Belanda

• Melaporkan hasil analisis

dalam bentuk cerita

sejarah tentang bentuk

dan strategi perjuangan

bangsa Indonesia dalam

menghadapi ancaman

Sekutu dan Belanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

32

Tabel 4. Kelas XII

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Menganalisis upaya

bangsa Indonesia

dalam menghadapi

ancaman

disintegrasi bangsa

antara lain: PKI

Madiun 1948,

DI/TII, APRA,

Andi Aziz, RMS,

PRRI, Permesta, G-

30-S/PKI

3.2 Mengevaluasi peran

dan nilai-nilai

perjuangan tokoh

nasional dan daerah

dalam

mempertahankan

keutuhan negara

dan bangsa

Indonesia pada

masa 1945–1965

4.1 Merekonstruksi

upaya bangsa

Indonesia dalam

menghadapi

ancaman

disintegrasi bangsa

antara lain: PKI

Madiun 1948,

DI/TII, APRA,

Andi Aziz, RMS,

PRRI, Permesta, G-

30-S/PKI dan

menyajikannya

dalam bentuk cerita

sejarah

4.2 Menuliskan peran

dan nilai-nilai

perjuangan tokoh

nasional dan daerah

yang berjuang

mempertahankan

keutuhan negara

Perjuangan Bangsa

Indonesia Dalam

Mempertahankan

Integrasi Bangsa dan

Negara RI

• Upaya bangsa

Indonesia dalam

menghadapi ancaman

disintegrasi bangsa

• Upaya bangsa

Indonesia dalam

mempertahankan

keutuhan wilayah

NKRI

Tokoh nasional dan

daerah yang berjuang

mempertahankan

keutuhan negara dan

bangsa Indonesia

pada masa 1945-1965

• Membaca buku teks,

menyimak penjelasan guru,

melihat foto-foto peristiwa,

tokoh-tokoh nasional dan

daerah serta film

dokumenter tentang

perjuangan bangsa

Indonesia dalam

mempertahankan integrasi

bangsa dan negara RI

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

perjuangan bangsa

Indonesia dalam

mempertahankan integrasi

bangsa dan negara RI

serta peran tokoh Nasional

dan Daerah dalam

perjuangan

mempertahankan negara

dan bangsa Indonesia

1945-1965

• Mengumpulkan informasi

yang terkait dengan

perjuangan bangsa

Indonesa dalam

mempertahankan integrasi

bangsa dan negara RI ,

serta peran tokoh Nasional

dan Daerah dalam

perjuangan

mempertahankan negara

dan bangsa 1945-1965

melalui bacaan, dan atau

internet serta sumber

sejarah lain

• Mengevaluasi informasi

dan data-data yang didapat

dari bacaan maupun dari

sumber-sumber terkait

lainya untuk mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

33

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

dan bangsa

Indonesia pada

masa 1945–1965

kesimpulan tentang

perjuangan bangsa

Indonesa dalam

mempertahankan integrasi

bangsa dan negara RI,

serta peran tokoh Nasional

dan Daerah dalam

perjuangan

mempertahankan negara

dan bangsa 1945-1965

• Melaporkan hasil

rekonstruksi dalam bentuk

cerita sejarah tentang

perjuangan bangsa

Indonesa dalam

mempertahankan integrasi

bangsa dan negara RI dan

tulisan sejarah tentang

salah satu tokoh Nasional

dan Daerah dalam

mempertahankan

keutuhan Indonesia 1945-

1965

3.3 Menganalisis

perkembangan

kehidupan politik

dan ekonomi

bangsa Indonesia

pada masa awal

kemerdekaan

sampai masa

Demokrasi Liberal

3.4 Menganalisis

perkembangan

kehidupan politik

dan ekonomi

bangsa Indonesia

pada masa

Demokrasi

Terpimpin

4.3 Merekonstruksi

perkembangan

kehidupan politik

dan ekonomi bangsa

Indonesia pada masa

Indonesia Pada Masa

Awal Kemerdekaan

Sampai dengan

Demokrasi Terpimpin

• Perkembangan

kehidupan politik,

ekonomi, sosial, dan

budaya bangsa

Indonesia pada masa

awal kemerdekaan

• Perkembangan

kehidupan politik,

ekonomi, sosial, dan

budaya bangsa

Indonesia pada masa

Demokrasi Liberal

• Perkembangan

kehidupan politik,

ekonomi, sosial, dan

budaya bangsa

Indonesia pada masa

Demokrasi Terpimpin

• Membaca buku teks,

melihat foto-foto peristiwa,

dan film dokumenter

tentang Indonesia pada

masa awal kemerdekaan,

Demokrasi Liberal dan

Demokrasi Terpimpin

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

perkembangan kehidupan

politik dan ekonomi

bangsa Indonesia pada

masa Awal Kemerdekaan,

Demokrasi Liberal, dan

Demokrasi Terpimpin

• Mengumpulkan informasi

yang terkait dengan

perkembangan kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

34

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

awal kemerdekaan

sampai masa

Demokrasi Liberal

dan menyajikannya

dalam bentuk

laporan tertulis

4.4 Melakukan

penelitian sederhana

tentang kehidupan

politik dan ekonomi

bangsa Indonesia

pada masa

Demokrasi

Terpimpin dan

menyajikannya

dalam bentuk

laporan tertulis

politik dan ekonomi

bangsa Indonesia pada

masa Awal Kemerdekaan,

Demokrasi Liberal, dan

demokrasi terpimpin

melalui bacaan, dan atau

internet serta sumber

sejarah lain

• Mengevaluasi informasi

dan data-data yang didapat

dari bacaan maupun dari

sumber-sumber terkait

lainnya untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang perkembangan

kehidupan politik dan

ekonomi bangsa Indonesia

pada masa Awal

Kemerdekaan, Demokrasi

Liberal, dan Demokrasi

Terpimpin

• Melaporkan hasil

rekonstruksi dan hasil

penelitian sederhana dalam

bentuk tulisan tentang

perkembangan kehidupan

politik dan ekonomi

bangsa Indonesia pada

masa Awal Kemerdekaan,

Demokrasi Liberal, dan

Demokrasi Terpimpin

3.5 Menganalisis

perkembangan

kehidupan politik

dan ekonomi

bangsa Indonesia

pada masa Orde

Baru

3.6 Menganalisis

perkembangan

kehidupan politik

dan ekonomi

bangsa Indonesia

pada masa awal

Reformasi

Kehidupan Bangsa

Indonesia Pada Masa

Orde Baru Sampai

Reformasi

• Kehidupan politik

dan ekonomi pada

masa Orde Baru

• Kehidupan politik

dan ekonomi pada

masa Reformasi

Peran pelajar,

mahasiswa, dan

pemuda dalam

perubahan politik dan

ketatanegaraan

• Membaca buku teks,

menyimak penjelasan guru,

melihat foto-foto peristiwa

dan film dokumenter

tentang Indonesia pada

masa Orde Baru,

Reformasi dan peran

pelajar, mahasiswa,

pemuda dan tokoh

masyarakat dalam

perubahan politik dan

ketatanegaraan Indonesia

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

35

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.7 Mengevaluasi peran

pelajar, mahasiswa,

dan pemuda dalam

perubahan politik

dan ketatanegaraan

Indonesia

4.5 Melakukanpenelitia

n sederhana tentang

pekembangan

kehidupan politik

dan ekonomi

bangsa Indonesia

pada masa Orde

Baru dan

menyajikannya

dalam bentuk

laporan tertulis

4.6 Melakukan

penelitian

sederhana tentang

pekembangan

kehidupan politik

dan ekonomi

bangsa Indonesia

pada masa awal

Reformasi dan

menyajikannya

dalam bentuk

laporan tertulis

4.7 Menulis sejarah

tentang peran

pelajar, mahasiswa,

dan pemuda dalam

perubahan politik

dan ketatanegaraan

Indonesia

Indonesia informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

perkembangan kehidupan

politik dan ekonomi

bangsa Indonesia pada

masa Orde Baru,

Reformasi dan peran

pelajar, mahasiswa,

pemuda dan tokoh

masyarakat dalam

perubahan politik dan

ketatanegaraan Indonesia

• Mengumpulkan informasi

yang terkait dengan

perkembangan kehidupan

politik dan ekonomi

bangsa Indonesia pada

masa Orde Baru,

Reformasi, dan peran

pelajar, mahasiswa,

pemuda dan tokoh

masyarakat dalam

perubahan politik dan

ketatanegaraan Indonesia

melalui bacaan, dan atau

internet serta sumber

sejarah lain

• Mengevaluasi informasi

dan data-data yang didapat

dari bacaan maupun dari

sumber-sumber terkait

lainnya untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang perkembangan

kehidupan politik dan

ekonomi bangsa Indonesia

pada masa Orde Baru dan

Reformasi serta peran

pelajar, mahasiswa,

pemuda dan tokoh

masyarakat dalam

perubahan politik dan

ketatanegaraan Indonesia

• Melaporkan hasil

penelitian sederhana dalam

bentuk tulisan sejarah

tentang perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

36

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

kehidupan politik dan

ekonomi bangsa Indonesia

pada masa Orde Baru dan

Reformasi, serta peran

pelajar, mahasiswa,

pemuda dan tokoh

masyarakat dalam

perubahan politik dan

ketatanegaraan Indonesia

3.8 Mengevaluasi peran

bangsa Indonesia

dalam perdamaian

dunia antara lain:

KAA, Misi Garuda,

Deklarasi Djuanda,

Gerakan Non Blok,

ASEAN, OKI, dan

Jakarta Informal

Meeting

4.8 Menyajikan hasil

telaah tentang peran

bangsa Indonesia

dalam perdamaian

dunia antara lain:

KAA, Misi Garuda,

Deklarasi Djuanda,

Gerakan Non Blok,

ASEAN, OKI, dan

Jakarta Informal

Meeting serta

menyajikannya

dalam bentuk

laporan tertulis

Peran Bangsa Indonesia

dalam perdamaian dunia

antara lain: KAA, misi

Garuda, Deklarasi

Djuanda, Gerakan Non

Blok, ASEAN, OKI,

Jakarta Informal Meeting

• Membaca buku teks,

melihat foto-foto dan film

dokumenter tentang

kontribusi bangsa

Indonesia dalam

perdamaian dunia

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

kontribusi bangsa

Indonesia dalam

perdamaian dunia.

• Mengumpulkan informasi

yang terkait dengan materi

tentang kontribusi bangsa

Indonesia dalam

perdamaian dunia. melalui

bacaan, dan atau internet

serta sumber sejarah lain

• Mengevaluasi informasi

dan data-data yang didapat

dari bacaan maupun dari

sumber-sumber terkait

lainnya untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang kontribusi bangsa

Indonesia dalam

perdamaian dunia

• Melaporkan hasil telaah

dalam bentuk tulisan

sejarah tentang kontribusi

bangsa Indonesia dalam

perdamaian dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

37

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.9 Mengevaluasi

kehidupan bangsa

Indonesia dalam

mengembangkan

ilmu pengetahuan

dan teknologi pada

era kemerdekaan

(sejak Proklamasi

sampai dengan

Reformasi)

4.9 Membuat studi

evaluasi tentang

kehidupan bangsa

Indonesia dalam

mengembangkan

ilmu pengetahuan

dan teknologi di era

kemerdekaan (sejak

Proklamasi sampai

dengan Reformasi)

dalam bentuk tulisan

dan/atau media lain

Prestasi Bangsa Indonesia

Dalam Mengembangkan

Iptek Pada Era

Kemerdekaan

• Revolusi hijau

• Teknologi transportasi

• Teknologi

kedirgantaraan

• Teknologi komunikasi

dan informasi

• Teknologi arsitektur

dan konstruksi

• Membaca buku teks,

melihat foto-foto, dan/atau

menonton film tentang

perkembangan IPTEK di

Indonesia sejak Proklamasi

sampai dengan Reformasi

• Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang

informasi tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

perkembangan IPTEK di

Indonesia sejak Proklamasi

sampai dengan Reformasi

• Mengumpulkan informasi

yang terkait dengan materi

tentang perkembangan

IPTEK di Indonesia sejak

Proklamasi sampai dengan

Reformasi

• Mengevaluasi informasi

dan data-data yang didapat

dari bacaan maupun dari

sumber-sumber terkait

lainnya untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang perkembangan

IPTEK di Indonesia sejak

Proklamasi sampai dengan

Reformasi)

• Melaporkan hasil studi

evaluasi dalam bentuk

tulisan tentang

perkembangan IPTEK di

Indonesia sejak Proklamasi

sampai dengan Reformasi

2. Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

38

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan

materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari

baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja,

sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh

komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic

assessment).16

Dalam pembelajaran sejarah, kontekstual merupakan salah satu

pembelajaran yang baik untuk diterapkan. Sesuai dengan kurikulum 2013 yang

mengacu pada pembelajaran yang kontekstual.

b. Macam-macam Pembelajaran Kontekstual

Seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat 7 komponen utama dalam

pembelajaran Kontekstual. Berikut pengertian dari masing masing komponen:

Makna dari kontruktivisme adalah siswa mengkonstruksi atau membangun

pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan

awal melalui proses interaksi sosial dan asimilasi-akomodasi. Implikasinya adalah

pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima

pengetahuan. Inti dari inquiry atau menyelidiki adalah proses perpindahan dari

pengamatan menjadi pemahaman. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini siswa

16 Jumadi, Pembelajaran Kontekstual dan Implementasinya, 2003, hlm 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

39

belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis. Bertanya atau questioning

dalam pembelajaran kontekstual dilakukan baik oleh guru maupun siswa. Guru

bertanya dimaksudkan untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan

berpikir siswa, sedangkan untuk siswa bertanya merupakan bagian penting dalam

pembelajaran yang berbasis inquiry.17

Berdasarkan pengertian serta macam-macam komponen yang sudah

dijelaskan tersebut, adapun beberapa model pembelajaran yang merupakan

aplikasi dari Pembelajaran Kontekstual yaitu model pembelajaran langsung

(direct instruction), Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning),

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning

a. Pengertian Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah (PBL) berlandaskan konstruktivisme dan

mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan

masalah kontekstual. Model ini mengaitkan pembelajaran dengan situasi

kehidupan nyata. PBL dapat diterapkan dalam mata pelajaran (subjek)

tertentu,tetapi akan lebih tepat apabila digunakan untuk mengkaji suatu

pembahasan masalah aktual yang dapat diinvestigasi dari berbagai sudut disiplin

ilmu. Untuk itu, meskipun PBL dapat diterapkan dalam pembelajaran sejarah,

alangkah lebih mengena jika diimplementasikan dalam IPS (Terpadu).18

17Ibid, hlm.16 18Hendra Kurniawan, Literasi Dalam Pembelajaran Sejarah,Gava media, Yogyakarta,2018,

hlm.99.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

40

PBL merupakan model pembelajaran yang dirancang secara inovatif dan

revolusioner agar peserta didik mendapat pengetahuan penting yang membuat

mereka mahir dalam memecahkan masalah, memiliki model belajar sendiri, dan

memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya

menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau

menghadapi tantangan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.19

Melalui pengertian PBL tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran PBL cocok digunakan dalam mewujudkan tujuan dari kurikulum

2013 ini.

Ciri-ciri strategi PBL, menurut Baron, adalah (1) menggunakan

permasalahan dalam dunia nyata, (2) pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian

masalah, (3) tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan (4) guru berperan

sebagai fasilitator. Kemudian, “masalah” yang digunakan menurutnya harus:

relevan dengan tujuan pembelajaran, mutakhir, dan menarik; berdasarkan

informasi yang luar; terbentuk secara konsisten dengan masalah lain; dan

termasuk dalam dimensi kemanusiaan.20

Dari hasil pemikiran para ahli yang dijabarkan diatas dapat disimpulkan

bahwa PBL mampu membawa peserta didik untuk memahami sebuah

permasalahan yang ada serta memecahkan permasalahan tersebut. Dengan begitu,

peserta didik bisa melatih kepekaan dalam memahami dan memecahkan sebuah

permasalahan tersebut.

19 Mulyasa dkk, Revolusi dan Inovasi Pembelajaran,PT Remaja

Rodakarya,Bandung,2016,hlm.132. 20 Dr. Ir. Rusmono, M.Pd.,Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu

Perlu,Ghalia Indonesia,Bogor,2012,hlm.74.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

41

b. Prinsip-prinsip Problem Based Learning

Menurut Russel Swanburg definisi dari prinsip adalah kebenaran yang

mendasar, hukum atau doktrin yang mendasari gagasan.21 Tentunya dalam

Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) memiliki prinsip-prinsip yang

mendasari dalam pelaksanaannya untuk diterapkan dalam suatu pembelajaran.

Adapun prinsip-prinsip sebagai berikut.

Berdasarkan pandangan psikologi kognitif terdapat tiga prinsip pembelajaran

yang berkaitan dengan PBL:

Prinsip 1 : Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan.

Pembelajaran tradisional didominasi oleh pandangan bahwa belajar adalah

penuangan pengetahuan ke kepala siswa. Kepala siswa dipandang sebagai kotak kosong

yang siap diisi melalui repetisi dan penerimaan. Pengajaran lebih diarahkan untuk

penyimpanan informasi oleh siswa pada memorinya seperti menyimpan buku-buku di

perpustakaan. Pemanggilan kembali informasi bergantung pada kualitas nomer panggil

(call number) yang digunakan dalam mengklasifikasikan informasi. Namun, psikologi

kognitif modern menyatakan bahwa memori merupakan struktur asosiatif. Pengetahuan

disusun dalam jaringan antar konsep, mengacu pada jalinan semantik. Ketika belajar

terjadi informasi baru digandengkan pada jaringan informasi yang telah ada. Jalinan

semantik tidak hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga

bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil.

Prinsip 2: Knowing About Knowing (metakognisi) Mempengaruhi Pembelajaran

21https://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118.html

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

42

Prinsip kedua yang sangat penting adalah belajar adalah proses cepat, bila siswa

mengajukan ketrampilan-keterampilan self monitoring, secara umum mengacu pada

metakognisi. Metakognisi dipandang sebagai elemen esensial keterampilan belajar seperti

setting tujuan (what am I going to do), strategi seleksi (how am I doing it?), dan evaluasi

tujuan (did it work?). keberhasilan pemecahan masalah tidak hanya bergantung pada

pemilikan pengetahuan konten (body of knowledge), tetapi juga penggunaan metode

pemecahan masalah untuk mencapai tujuan. Secara khusus keterampilan metokognitif

meliputi kemampuan memonitor perilaku belajar diri sendiri, yakni menyadari bagaimana

suatu masalah dianalisis dan apakah hasil pemecahan masalah masuk akal?

Prinsip 3: Faktor-faktor Kontekstual dan Sosial Mempengaruhi Pembelajaran

Prinsip ketiga ini adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan siswa

untuk memahami pengetahuan dan untuk mampu menerapkan proses pemecahan masalah

merupakan tujuan yang sangat ambisius. Pembelajaran biasanya dimulai dengan

penyampaian pengetahuan oleh guru kepada siswa, kemudian disertai dengan pemberian

tugas-tugas berupa masalah untuk meningkatkan penggunaan pengetahuan. Namun studi-

studi menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan serius dalam menggunakan

pengetahuan ilmiah. Studi juga menunjukkan bahwa pendidikan tradisional tidak

memfasilitasi peningkatan pemahaman masalah-masalah fisika walaupun secara formal

diajarkan teori fisika.22

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Bahan belajar siswa dalam model Problem Based Learning berupa

masalah-masalah yang harus dipecahkan. Belajar pemecahan masalah pada

dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara

22Journal.iainkuudus.ac.id, hlm.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

43

sistematid, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh

kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional,

lugas, dan tutas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep,

prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight (wawasan) amat diperlukan.

Terdapat lima langkah utama dalam pembelajaran berbasis masalah yang

dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri

dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Adapun kelima langkah tersebut

dijelaskan dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 5. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1

Mengorientasi peserta didik

terhadap masalah

Guru mejelaskan tujuan pembelajaran, dan

saran atau logistik yang dibutuhkan. Guru

memotivasi peserta didik untuk terlihat dalam

aktivitas pemecahan masalah nyata yang

dipilih.

Tahap-2

Mengorganisasi peserta didik

untuk belajar

Guru membantu peserta didik untuk

mendefinisakan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah

yang sudah diorientasikan pada tahap

sebelumnya.

Tahap-3

Membimbing oenyelidikan

individual maupun kelompok

Guru mendorong peserta didik untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai dan

melakukan eksperimen untuk mendapatkan

kejelasan yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah.

Tahap-4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik untuk berbagi

tugas dan merencanakan atau menyiapkan

karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan

masalah dalam bentuk laporan, video, atau

model.

Tahap-5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

proses pemecahan masalah yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

44

Berpikir kritis adalah berpikir secara dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.

Berpikir kritis berbeda dengan berpikir tidak reflektif berpikir di mana kita

langsung mengarah ke kesimpulan, atau menerima beberapa bukti, tuntutan atau

keputusan begitu saja, tanpa sungguh-sugguh memikirkannya. Berpikir kritis

adalah aktivitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya,

dan pemikiran kritis yang baik akan memenui beragam standar intelektual, seperti

kejelasan, releansi, koherensi, dan lain-lain. Berpikir kritis dengan jelas menuntut

interpretasi dan evaluasi terhadap observasi, komunikasi, dan sumber-sumber

informasi lainnya. Berpikir kritis juga menuntut keterampilan dalam memikirkan

asumsi-asumsi, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan, dalam

menarik implikasi-implikasi singkatnya, dalam memikirkan dan memperdebatkan

isu-isu secara terus menerus.

Berdasarkan beberapa poin yang sudah dijabarkan di atas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

penting untuk digunakan dalam pembelajaran pada era milenial seperti sekarang

ini. Dari karakteristik yang dimiliki PBL pun sudah menggambarkan

pembelajaran yang melibatkan peserta didik menjadi peran utamanya sehingga

lebih aktif dalam kegiatan belajar. Kemudian perbedaan pembelajaran PBL

dengan lainnya sangat berbeda dan lebih menarik. Maka dari itu, PBL sangat

cocok untuk digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah terutama pada

jenjang menengah atas (SMA). Hal tersebut mampu melatih peserta didik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

45

berpikir tingkat tinggi guna menghadapi tahap pendidikan selanjutnya ataupun

penyesuaian dalam masyarakat dalam dunia kerja.

B. Penelitian Relevan

Adapun beberapa acuan penulis dalam penyusunan penulisan ini dengan

melihat serta menganalisis skripsi yang ditulis oleh Iyar Windi Yanti seorang

mahasiswi Universitas Lampung dengan mengambil judul penelitan Pengaruh

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Pada Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 1 KRUI Tahun Ajaran

2016/2017. Melalui hasil penelitian yang didapat dalam skripsi tersebut,terbukti

adanya pengaruh positif model PBL terhadap motivasi belajar sejarah peserta

didik kelas XI IPS SMA Negeri 1 Krui Tahun Ajaran 2016/2017. Hal tersebut

didapat berdasarkan analisis data menggunakan rumus theata yaitu 0,50625.

Dengan begitu penulis ingin menjelaskan secara mendalam akan pentingnya

implementasi model pembelajaran PBL di kelas. Judul dari penulisan ini ialah

“Implementasi PBL (Problem Based Learning) Dalam Pembelajaran Sejarah di

SMA (Suatu Tinjauan Teoritis)”.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Noor Harjanti, Hermanu Joebagio, Leo

Agung.S dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan mengambil judul

penelitian Penerapan Problem Based Learning dalam Pembelajaran Sejarah

untuk Meningkatkan Miant dan Prestasi Belajar Sejarah Pada Kelas XI IPS

Negeri 3 Wonogiri. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut dikatakan bahwa

dengan menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam

pembelajaran sejarah mempengaruhi peningkatan minat peserta didik. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

46

tersebut dibuktikan melalui penerapan dengan 3 siklus dan hasilnya mencapai

82,29%.

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang disusun oleh Sunaryo,

Herpratiwi, Maskun yang merupakan mahasiswa dari Universitas Unila. Judul

dari penelitian yang mereka ambil adalahPenggunaan Model Pembelaran

Problem Based Learning dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mata

Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 Semester Ganjil di Sekolah

Menengah Atas Negeri 13 Bandar Lampung. Berdasarkan penelitian tersebut

dapat dilihat bahwa hasilnya ialah adanya peningkatan sebesar 21,9 melalui 3

siklus sehingga penerapan Model Pembelajaran PBL mampu mempengaruhi

tingkat kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis.

Penelitian keempat yaitu penelitian yang ditulis oleh Bernardus Realino

Tisna F.T dengan judul Penerapan Model Pembelajaran PBL (Problem Based

Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kelas XI IPS 3 di SMA

Panjura Malang. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa dengan menerapkan

model PBL mampu meningkatkan hasil belajar sejarah yaitu dengan

meningkatkan keaktifan dalam berdiskusi dan menganalisis dan menjelaskan

pokok permasalahan.

Penelitian kelima yaitu penelitian yang ditulis oleh Labibatussolihah,

Erlina Wiyanarti, dan Nour Muhammad Adriani dengan judul Model Problem

Based Learning Dalam Pendidikan Sejarah: Antara Konsep, Aplikasi, dan

Implikasinya. Berdasarkan penelitian tersebut terdapat 3 hasil yaitu pemahaman

baik dari perspektif peserta didik terhadap materi yang disampaikan melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

47

model PBL, Respon peserta didik atas kasus yang disajikan bersifat dinamis

seperti yang diharapkan oleh model PBL dan guru merasa lebih tertantang dalam

mengekspresikan diri selama proses pembelajaran menggunakan model ini.

Dari 5 acuan penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran PBL dapat melatih

dan merangsang cara berpikir kritis dan peserta didik mampu memecahkan

permasalahan yang ada. Melalui penulisan ini diharapkan pembaca lebih

memahami peran PBL dalam membantu pembelajaran agar terwujudnya

pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan tujuan kurikulum 2013.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang efektif ialah pembelajaran yang mampu membuat

peserta didik menjadi lebih aktif dan berpikir kritis. Dalam kurikulum 2013 ini,

pendidik hanya sebagai pembimbing dalam pembelajaran dan peserta didik

memiliki peran yang lebih dominan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di

kelas. Sehingga metode ceramah dalam pelaksanaan pembelajaran sudah tidak

digunakan lagi karena kurang efektif dalam proses pembelajaran di kelas. Selain

hanya menggunakan metode ceramah, pendidik pun menjadi kurang kreatif dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas. hal tersebut tentu berpengaruh pada

keaktifan peserta didik di kelas. Permasalahan tersebut menjadi penting untuk

diteliti agar pendidik lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang sesuai

dengan materi yang diajarkan. Melalui penelitian ini dapat menjadikan

pembelajaran di kelas terutama pembelajaran sejarah lebih bervariasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

48

terlaksananya proses pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berpikir

kritis.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka, pendidik diajak untuk lebih

kreatif dalam memilih model pembelajaran di kelas. Pendidik perlu memahami

dengan benar masing-masing manfaat dari model pembelajaran yang akan

digunakan sesuai dengan materi pembelajaran. Selain itu, dalam kurikulum 2013

pendidik tidak hanya dituntut untuk mengajak peserta didik lebih aktif di kelas

melainkan juga menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik melalui

materi pembelajaran di kelas. Peserta didik juga diberi tanggung jawab untuk

keaktifannya selama pembelajaran dalam hal berdiskusi guna melatih cara

berpikir kritis dan mampu memecahkan permasalahan sesuai dengan materi.

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang mampu

mengasah berpikir kritis dan melatih peserta didik dalam memecahkan

permasalahan secara kontekstual. Peserta didik dilatih untuk bekerjasama dalam

kelompok untuk menemukan dan mengidentifikasi masalah, merumuskan

masalah, mengumpulkan data/informasi, menganalisis, dan menarik kesimpulan

serta mendapat pengetahuan baru. Melalui langkah-langkah pembelajaran tersebut

tentu dapat membiasakan peserta didik berpikir kritis dalam pemecahan sebuah

masalah. Selain itu, peserta didik menjadi aktif dan menumbuhkan rasa percaya

diri, tanggung jawab, dan menghargai perbedaan melalui diskusi yang mencakup

langkah-langkah tersebut. Adapun kerangka berpikir yang penulis susun sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

49

Gambar I. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Sejarah di

SMA masih menggunakan

Metode Ceramah dan kurang

variatif

Proses pembelajaran

sejarah di SMA kurang

efektif dan siswa

kurang mampu

berpikir kritis

Gagasan Penggunaan

Model Pembelajaran

Problem Based Learning

untuk pembelajaran

sejarah di SMA

Rancangan pembelajaran

sejarah di SMA dengan

menggunakan PBL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah

pendekatan Kualitatif. Peneliti memilih jenis penelitian ini karena dianggap

selaras dengan isi dan tujuan dari penelitian ini. Adapun beberapa pengertian

mengenai penelitian kualitatif menurut para ahli yang akan peneliti jabarkan

sebagai berikut.

Bogdan dan Taylor menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah

satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau

tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.23

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa jenis penelitian

kualitatif ini bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi di

lingkungan sekitar dan menemukan beberapa permasalahan. Dengan menemukan

beberapa permasalahan tersebut kemudian peneliti angkat sebagai topik penulisan

untuk menemukan cara-cara dalam pemecahan masalahnya.

Adapun komponen-komponen yang digunakan dalam penelitian kualitatif

ini. secara garis besar, penelitian kualitatif memiliki tiga komponen utama

sebagaimana dikemukakan oleh Strauss, sebagai berikut.

1.) Ada data yang datang dari berbagai sumber. Wawancara dan observasi

merupakan sumber-sumber yang paling umum digunakan.

2.) Dalam penelitian kualitatif terdiri atas prosedur-prosedur analisis atau

interpretasi yang berbeda yang digunakan untuk sampai pada temuan

23Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, PT Rineka Cipta,2008, hlm.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

51

atau teori. Prosedur-prosedur itu termasuk teknik-teknik untuk

konseptualisasi data. Proses ini disebut “pengodean” (coding), yang

bermacam-macam karena pelatihan, pemahaman dan tujuan peneliti.

Prosedur-prosedur lain juga merupakan bagian proses analisis. Hal ini

mencakup sampling non-statistik, penulisan memo, dan pendiagraman

hubungan-hubungan konseptual.

3.) Laporan tertulis dan verbal. Hal ini bisa ditunjukkan dalam jurnal-jurnal

atau konferensi ilmiah serta mengambil bentuk-bentuk yang beragam

bergantung pada audiens dan aspek temuan teori yang ditunjukkan.

Misalnya, seorang bisa memaparkan peninjauan luas (overview) seluruh

temuan atau diskusi mendalam tentang satu bagian dari kajian.24

Berdasarkan penjabaran dari ketiga komponen tersebut, hal yang

membedakan penulisan menggunakan jenis kualitatif dengan jenis kuantitatif

ialah yang dijabarkan dalam poin ketiga. Dalam penelitian menggunakan jenis

kualitatif ini, tujuannya adalah untuk dapat mendeskripsikan secara detail

mengenai fenomena atau peristiwa yang dijadikan topik dalam penulisan

penelitian.

Menurut Denzin & Lincoln dalam buku Rulam Ahmadi, penelitian

kualitatif adalah multimetode dalam fokus, termasuk pendekatan interpretif dan

naturalistik terhadap pokok persoalannya. Ini berarti para peneliti kualitatif

menstudi segala sesuatu dalam latar alamiahnya, berusaha untuk memahami atau

menginterpretasi fenomena dalam hal makna-makna yang orang-orang berikan

pada fenomena tersebut. Penelitian kualitatif mencakup penggunaan dan

pengumpulan beragam material empiris yang digunakan studi kasus, pengalaman

personal, introspeksi, kisah hidup, dan teks wawancara, observasi, sejarah,

24Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, AR-RUZ Media, Yogyakarta,2014, hlm. 16-17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

52

interaksional, dan teks visual yang mendeskripsikan momen-momen ruti dan

problematik serta makna dalam kehidupan individual.25

Peneliti menggunakan jenis penelitian ini tahap demi tahap secara

terstruktur. Melalui jenis penelitian ini, peneliti akan menjawab dari keseluruhan

rumusan-rumusan masalah yang telah di uraikan di bab 1 secara rinci. Dengan

demikian, penelitian ini mampu memberikan penjelasan atas jawaban-jawaban

dari permasalahan yang diangkat terkait dengan fenomena di lingkungan sekitar

sehingga memberikan manfaat mengenai pemahaman yang mendalam untuk

pembaca.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan salah satu komponen penting yang

diperlukan dalam penelitian kepustakaan. Tujuannya ialah mendeskripsikan

dimana saja peneliti mendapatkan dan menemukan sumber-sumber relevan yang

mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini. Maka dari itu, peneliti

menggunakan fasilitas kampus Universitas Sanata Dharma yaitu Perpustakaan dan

akses internet guna menemukan buku-buku dan data online yang sesuai dengan

permasalahan dalam penelitian ini. Perpustakaan merupakan tempat yang sering

digunakan peneliti untuk melakukan pencarian data/sumber penelitian, membaca

sumber tersebut, menganalisis, kemudian menuangkannya dalam penelitian ini.

Selain di perpustakaan, peneliti juga menggunakan fasilitas Wifi di kos guna

melengkapi sumber yang kurang dengan data internet.

25ibid. hlm. 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

53

C. Sumber Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian yang sudah diuraikan di atas, adapun sumber

data yang menjadi acuan teoritis dalam penelitian ini yang dijelaskan sebagai

berikut:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang utama dalam melakukan

sebuah penelitian. Sumber data primer ini berasal dari data langsung yang

diperoleh peneliti. Sumber data primer yang menjadi acuan utama peneliti yaitu:

a. Kurikulum Sejarah Indonesia (kurikulum 2013)

b. Silabus Sejarah Indonesia

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua yang dikumpulkan

peneliti selain sumber data primer. Sumber data ini digunakan untuk melengkapi

data-data penelitian yang masih kurang dan perlu dikaji lebih dalam. Sumber data

sekunder ini diperoleh dari berbagai jenis yaitu:

a. Buku-buku (ilmiah)

1) Buku berjudul Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning yang

ditulis oleh M. Taufiq Amir dan dicetak pada tahun 2009 oleh penerbit

kencana, Jakarta. Dalam buku tersebut ada 3 hal yang dibahas yaitu yang

pertama menjelaskan mengenai pemahaman tentang dengan upaya diseminasi

informasi tentang segala sesuatu tentang pendekatan PBL. Kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

54

menjelaskan cara-cara dalam memecahkan permasalahan melalui pendekatan

PBL dengan membiasakan memilih opis-opsi secara luas. Ketiga,

memfasilitasi pengembangan dimensi kreatif pemelajar.

2) Buku berjudul Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan dan Strategi

Pembelajaran yang ditulis oleh Heri Susanto dicetak oleh Aswaja Pressindo,

Yogyakarta dan diterbitkan pertama pada tahun 2014. Inti dari bahasan buku

tersebut ialah menjelaskan bahwa pada bagian pertama merupakan telaah

konseptual pendidikan sejarah dan bagian kedua merupakan aplikasi didaktif

sejarah. Pada bagian pertama buku tersebut cenderung teoritis, namun pada

bagian kedua merupakan gambaran dalam merancang pembelajaran sejarah

yang inovatif.

3) Buku dengan judul Literasi dalam Pembelajaran Sejarah yang ditulis oleh

Hendra Kurniawan. Diterbitkan oleh Gava media Yogyakarta dan dicetak

pertama pada tahun 2018. Dalam bahasannya buku tersebut adalah mengenai

Kurikulum 2013 yang harus mengintegrasikan empat hal penting yaitu

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), keterampilan literasi, kompetensi

pembelajaran abad 21 yakni 4C (Communication, Collaboration, Critical

Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation), dan HOTS

(Higher Order Thinking Skill). Dengan tujuan penulisannya adalah

mempersiapkan siswa untuk sungguh-sungguh siap terjun ke tengah

masyarakat global yang kompetitif. Dengan memahami kurikulum dan

implementasi pembelajarannya secara baik, maka guru dapat memberi

pegalaman belajar kepada siswa secara langsung dan bermakna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

55

4) Buku dengan judul Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah karya Dr. Aman,

M.Pd diterbitkan oleh Ombak Yogyakarta pada tahun 2011.

b. Jurnal dan Penelitian ilmiah

1. Jurnal penelitian ilmiah berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Problem

Based Learning Dalam Peningkatan Kemmpuan Berpikir Kritis Mata

Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS da XI IPS 2 Semester Ganjil di Sekolah

Menengah Atas Negeri 13 Bandar Lampung” yang ditulis oleh Sunaryo,

Herpratiwi, dan Maskun. Penelitian tersebut membahas mengenai desain

perencanaan pembelajaran dengan PBL, proses pembelajaran dengan PBL

dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis dalam mata pelajaran sejarah,

menjelaskan sistem evaluasi pembelajaran dengan PBL dalam peningkatan

kemampuan berpikir kritis mata pelajaran sejarah, dan membahas

peningkatan kemampuan berpikir kritis mata pelajaran sejarah.

c. Artikel

Dari beberapa jenis sumber data sekunder tersebut digunakan sesuai

dengan kebutuhan penulisan penelitian serta disesuaikan dengan bahasan-

bahasan yang ada dalam penelitian.

D. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah pada Model Pembelajaran Problem Based

Learning dalam Pembelajaran Sejarah di SMA. Penulisan ini akan membahas

mengenai permasalahan seputar pendidikan dengan kurikulum yang baru yaitu

Kurikulum 2013 terutama dalam mata pelajaran sejarah dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

56

Model Pembelajaran PBL. Penggunaan model pembelajaran PBL peneliti anggap

mampu menjawab persoalan yang ada terutama mengenai terwujudnya

pembelajaran yang variatif dan kontekstual.

Untuk mendalami fokus penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode

Kualitatif deskriptif. Metode kualitatif deskriptif peneliti anggap cocok karena

fenomena yang diamati perlu pengamatan yang terbuka sehingga peneliti mampu

menganalisis fenomena tersebut secara mendalam dan sesuai dengan realitas yang

ada. Tujuannya ialah agar peneliti dapat menemukan jawaban atas segala

permasalahan yang telah ditemukan pada suatu fenomena yang ada.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu cara peneliti untuk

mendapatkan sumber-sumber data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan

keasliannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu studi

pustaka. Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan

kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam penulisan

penelitian.26

Adapun 4 langkah dalam penelitian kepustakaan menurut Mirshad yaitu:

26Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Kencana, Jakarta, 2007, hlm.20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

57

1. Mencatat semua temuan mengenai “masalah penelitian” pada setiap

pembahasan penelitian yang didapatkan dalam literatur-literatur dan sumber-

sumber, dan atau penemuan terbaru mengenai “masalah penelitian tersebut”.

2. Memadukan segala temuan, baik teori ataupun temuan baru.

3. Menganalisis segala temuan dari berbagai bacaan, berkaitan dengan

kekurangan tiap sumber, kelebihan atau hubungan masing-masing tentang

wacana yang dibahas di dalamnya.

4. Mengkiritisi, memberikan gagasan kritis dalam hasil penelitian terhadap

wacana-wacana sebelumnya dengan menghadirkan temuan baru dalam

mengkolaborasikan pemikiran-pemikiran yang berbeda terhadap “masalah

penelitian.”27

Berdasarkan pengertian penelitian dengan teknik studi pustaka dan langkah-

langkah menggunakan teknik tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber

terpenting dalam penelitian ini ialah buku-buku, jurnal, artikel, ataupun dokumen

yang berkaitan dengan topik masalah yang akan diteliti. Mengumpulkan berbagai

sumber bacaan, mengidentifikasi, menganalisis dan menyimpulkan serta

mengkritisi sumber merupakan ciri khas dari penelitian teknik kepustakaan yang

baik.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian terdaapat 2 instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data yaitu:

27Milya Sari, Penelitian Kepustakaan (Library Resarch) Dalam Penelitian Pendiidikan IPA,

hlm.44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

58

a. Pengumpulan data dalam bentuk verbal simbolik, yaitu mengumpulkan

naskah-naskah yang belum dianalisis. Dalam pengumpulan data ini peneliti

bisa menggunakan alat rekam, seperti fotocopy dan lain sebagainya.

b. Kartu data yang berfungsi untuk mencatat hasil data yang telah didapat untuk

lebih memudahkan peneliti dalam mengklarifikasi data yang telah didapatkan

di lapangan.28

Berdasarkan penejelasan tersebut untuk memudahkan pengumpulan data

maka, peneliti menggunakan kartu data sebagai instrumen pengumpulan data.

Adapun beberapa cara dalam pencatatan kartu data yaitu quotasi, paraphrase,

sinoptik, presis, dan pengkodean. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

paraphrase sebagai cara dalam pencatatan kartu data. Melalui cara tersebut

peneliti setelah membaca sumber-sumber data kemudian mengambil inti

pembahasan dari sumber tersebut kemudian membuat/menyusun kalimat baru

dengan tetap memiliki inti pembahasan yang diambil dari sumber tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

deskriptif. Nawawi dan Martini mengatakan bahwa Penelitian deskriptif kualitatif

adalah penelitian yang menggambarkan atau melukiskan objek penelitian

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Menurut

Mukhtar, penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala

28Ibid, hlm. 45-46.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

59

atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat

penelitian dilakukan.29

Peneliti menggunakan teknik analisis data dengan deskriptif kualitatif ini

dikarenakan peneliti ingin menggambarkan objek penelitian sesuai dengan fakta-

fakta yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga melalui teknik ini dianggap cocok

dengan tujuan penulisan ini.

Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah

anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive

Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam kegiatan

analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection),

reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi (conclutions).

1.) Pengumpulan Data Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan

data hasil wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan

kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian

dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.

2.) Reduksi Data Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final

dapat ditarik dan diverifikasi.

3.) Penyajian Data Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data

29Ibid, hlm.18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

60

dimaksudkan intuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan

kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan tindakan (Miles

dan Huberman). Menurut Sutopo (dalam Harsono) menyatakan bahwa sajian

data berupa narasi kalimat, gambar/skema, jaringan kerja dan tabel sebagai

narasinya.

4.) Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu

kegiatan konfigurasi yang utuh/ Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti

menyususn pencatatan, polapola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi, arahan

sebab akibat, dan berbagai proposisi.30

Gambar II. Model Analisis Interaktif Male dan Huberman

(Sumber: https://nadyaputrinote.blogspot.com/2019/02/pt-1.html

30Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press,Surakarta, 2002, hlm.

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia

a. Arti Penting Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analasis data yang sudah peneliti

lakukan dan didukung dengan berbagai sumber yang valid, peneliti mendapatkan

bahwa penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah

satu model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 yang

mengharuskan penggunaan pembelajaran yang kontekstual.

Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan model

pembelajaran berbasis masalah. Dalam pelaksanaannya, pendidik harus

menyiapkan permasalahan-permasalahan dari materi Sejarah Indonesia yang akan

disampaikan di kelas. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan oleh pendidik

harus sesuai dengan materi yang sedang diajarkan kepada peserta didik dan tidak

jauh dari permasalahan dengan lingkungan sekitar atau yang biasa terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Melalui model pembelajaran tersebut, peserta didik terlatih

dalam meningkatkan daya berpikir yang kritis terutama dalam memecahkan

sebuah permaslahan di sekitar. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Hendra

Kurniawan bahwa:

“Pembelajaran berbasis masalah (PBL) berlandaskan konstruktivisme

dan mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar serta terlibat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

62

pemecahan masalah kontekstual. Model ini mengaitkan pembelajaran

dengan situasi kehidupan nyata. PBL dapat diterapkan dalam mata pelajaran

(subjek) tertentu, tetapi akan lebih tepat bila digunakan untuk mengkaji

suatu pembahasan masalah aktual yang dapat diinvestigasi dari berbagai

sudut disiplin ilmu. Oleh karena itu, meskipun PBL dapat diterapkan dalam

pembelajaran sejarah, akan lebih mengena jika diimplementasikan dalam

IPS (Terpadu)”.31

Melalui penjelasan PBL tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran ini disusun berlandaskan konstruktivisme dan sesuai dengan

pembelajaran secara kontekstual. Hal tersebut sesuai dengan syarat dalam

kurikulum 2013 yang digunakan dalam pendidikan saat ini. seperti Model

pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran berbasis masalah sedangkan

pembelajaran secara kontektual merupakan pembelajaran yang melibatkan

permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan model

pembelajaran Problem Based Learning mengandalkan permasalahan-

permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi Sejarah

Indonesia yang akan dibahas di kelas.

Problem Based Learning diyakini peneliti mampu melatih daya pikir kritis

peserta didik dalam pembelajaran di kelas terutama pada mata pelajaran Sejarah

Indonesia yang menjadi fokus dalam penelitian kualitatif ini. Salah satu dari

keunggulan model pembelajaran ini yang ingin lebih ditampilkan oleh peneliti

ialah kemampuan mengembangkan serta melatih daya pikir kritis yang menurut

peneliti paling dibutuhkan untuk peserta didik dan perlu dikembangkan dalam

pembelajaran di kelas. Hal ini tentu sesuai dengan beberapa Kompetensi Dasar

dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia yang memerlukan pemikiran yang kritis

31Hendra Kurniawan, op.cit., hlm.99.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

63

untuk memahami dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terdapat

dalam mata pelajaran tersebut.

Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti

membuktikan bahwa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

berpengaruh dalam meningkatkan minat peserta didik dalam mata pelajaran

sejarah di kelas serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Tiga siklus yang

digunakan dalam penelitian relevan tersebut menunjukkan persentase peningkatan

yang terjadi setelah menggunakan model pembelajaran PBL dalam mata pelajaran

sejarah di sekolah.

Mengangkat permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari kemudian dikaitkan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan di

kelas juga berpengaruh pada peserta didik untuk menyusun pengetahuannya

sendiri, serta mengembangkannya melalui berbagai sumber pengetahuan. Model

pembelajaran ini dikenal sebagai model yang bercirikan penggunaan masalah

yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga mendorong peserta didik dalam

meningkatkan keterampilan berpikir kritis serta menemukan konsep berpikir yang

baik dalam menemukan sebuah pemecahan permasalahan terkait materi. Inilah

sebabnya model tersebut sangat cocok diterapkan pada jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA). Hal ini bisa menjadi bekal untuk peserta didik mampu

berdiskusi di tengah masyarakat saat sudah bekerja maupun melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi. Selain peserta didik bisa meningkatkan daya

perpikir kritis, manfaat lainnya adalah melatih untuk mampu berkerja dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

64

kelompok yang tentu memiliki pandangan yang berbeda dalam mengatasi

permasalahan. Uraian tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa dkk bahwa:

“PBL merupakan model pembelajaran yang disusun secara inovatif dan

revolusioner bertujuan agar peserta didik mendapat pengetahuan penting

yang membuat mereka terbiasa dalam memecahkan masalah, dan memiliki

model belajar sendiri serta memiliki kemampuan berpartisipasi dalam

kelompok. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang

sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.”32

Peran pendidik dalam menerapkan model pembelajaran PBL ini tentu

perlu memerhatikan berbagai karakteristik dari model tersebut. Penggunaan

pemecahan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tentu

diperlukan bimbingan dari pendidik agar tetap memperhatikan peserta didik

supaya tidak keluar dari konteks pembahasan yang diperlukan dalam

permasalahan yang diberikan. Meskipun bertujuan untuk melatih cara berpikir

kritis, tugas pendidik tetap mengarahkan peserta didiknya untuk tetap berpikir

secara logis dan sistematis dalam menemukan sebuah pemecahan permasalahan.

Pendidik diharapkan mampu menempatkan diri sebagai fasilitator yang baik dan

bijak selama proses pembelajaran berlangsung. Selain memberi kebebasan peserta

didik untuk mencari sumber-sumber yang relevan, pendidik pun berperan untuk

menggali pemahaman peserta didik agar memunculkan sikap inisiatif peserta

didik untuk berdiskusi di dalam kelas maupun kelompok.

32Mulyasa dkk, Revolusi dan Inovasi Pembelajaran,PT Remaja

Rodakarya,Bandung,2016,hlm.132.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

65

b. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning dalam Pelajaran

Sejarah Indonesia

Setelah menganalisis arti penting dari Model Pembelajaran Problem Based

Learning, maka tahap selanjutnya yaitu memahami langkah-langkah yang

digunakan dalam penggunaan Model Pembelajaran PBL untuk suatu mata

pelajaran di kelas. Menerapkan model pembelajaran berbasis masalah tentu

memiliki beberapa prosedur dalam menentukan langkah-langkah yang harus

dilaksanakan oleh pendidik jika ingin menggunakan model pembelajaran tersebut.

Poin ini sangat penting untuk dipahami oleh pendidik karena dapat mempengaruhi

kualitas pelaksanaannya. Proses pelaksanaan PBL ini dapat dilakukan apabila

pendidik sudah menentukan materi-materi mata pelajaran Sejarah Indonesia yang

cocok untuk PBL kemudian mempersiapkan perangkat pembelajarannya (RPP)

dan media yang akan digunakan sebagai pelengkap pembelajaran.

Selain itu, Bahan belajar siswa dalam model Problem Based Learning

berupa masalah-masalah yang harus dipecahkan. Belajar pemecahan masalah pada

dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara

sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh

kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional,

lugas, dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep,

prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight (wawasan) amat diperlukan. Adapun

berikut ini bahasan mengenai langkah utama yang dilakukan oleh pendidik dan

peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran berbasis masalah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

66

Terdapat lima langkah utama dalam pembelajaran berbasis masalah yang

dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri

dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Adapun kelima langkah tersebut

dijelaskan dalam Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Sintaks atau langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1

Mengorientasi peserta didik

terhadap masalah

Guru mejelaskan tujuan pembelajaran, dan saran atau

logistik yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik

untuk terlihat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata

yang dipilih.

Tahap-2

Mengorganisasi peserta didik

untuk belajar

Guru membantu peserta didik untuk

mendefinisakan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah

yang sudah diorientasikan pada tahap

sebelumnya.

Tahap-3

Membimbing penyelidikan

individual maupun kelompok

Guru mendorong peserta didik untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai dan

melakukan eksperimen untuk mendapatkan

kejelasan yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah.

Tahap-4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik untuk berbagi

tugas dan merencanakan atau menyiapkan

karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan

masalah dalam bentuk laporan, video, atau

model.

Tahap-5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

proses pemecahan masalah yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

67

Berikut gambaran prosedur PBL:

Gambar III. Prosedur PBL

Adapun salah satu contoh gambaran fase pelaksanaan Model

Pembelajaran Problem Based Learning sebagai berikut:

Problem Kelompok

Kelompok Individu/ Sub

kelompok

➢ Penyerahan Paper

Kelompok

➢ Laporan Individu

➢ Presentasi

Individu

Pertemuan: Fase 1-3

Pertemuan II: Fase 4-5

1. Mengklasifikasi

masalah

2. Merumuskan masalah

3. Menganalisis masalah

4. Menata gagasan

secara sistematis

5. Menentukan tujuan

pembelajaran

Proses

pelaksanaan

tugas

1. Presentasi dan diskusi

2. Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

68

Gambar IV. Contoh langkah-langkah PBL

c. Identifikasi Kompetensi Dasar Sejarah Indonesia yang Cocok

Menggunakan Model Problem Based Learning

Menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam mata

pelajaran Sejarah Indonesia tentu dibutuhkan identifikasi Kompetensi Dasar untuk

mengetahui KD mana saja yang cocok untuk PBL. Dalam penelitian kualitatif ini

peneliti akan menggunakan materi pelajaran Sejarah Indonesia untuk kelas 11.

Peneliti memilih kelas 11 karena materi di kelas tersebut merupakan materi

penting serta lebih membutuhkan pola pikir yang kritis untuk memahami

pembelajarannya. Berikut merupakan penjabaran KD-KD mana saja yang cocok

untuk model pembelajaran PBL.

Kompetensi Inti :

KI 3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 (Keterampilan) : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

69

di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

1) KD 3.3 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan

pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.

KD 4.3 Menalar dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan

pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris)

dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam

bentuk cerita sejarah.

Materi pembelajaran pada KD tersebut ialah mengenai Dampak

Penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) bagi Bangsa

Indonesia yang dibagi dalam beberapa aspek yaitu Politik, Budaya, Sosial-

ekonomi dan Pendidikan. KD ini bertujuan untuk mengajak peserta didik

melakukan analisis terhadap materi tersebut. Karena materi pembelajaran yang

dibahas pada KD ini adalah menganalisis dampak dari penjajahan bangsa Eropa

tentu membutuhkan tingkat kemampuan penalaran yang tinggi. Melalui materi

pada KD ini cocok apabila dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning. Pendidik dapat membuat/menemukan

permasalahan-permasalahan yang terjadi selama masa penjajahan Bangsa Eropa

sebelumnya sehingga peserta didik akan menganalisis peristiwa tersebut untuk

mengetahui dampak yang terjadi pada aspek Politik, Budaya, Sosial-ekonomi dan

Pendidikan. Melalui materi tersebut peserta didik juga dapat membandingkan

perbedaan dari dampak-dampak berbagai aspek tersebut pada masa penjajahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

70

Eropa dengan perubahan yang terjadi masa kini. Dengan begitu, selain peserta

didik diharapkan dapat menganalisis materi pembelajaran melalui permasalahan-

permasalahan yang diberikan oleh pendidik dengan baik dan logis. Hal tersebut

juga berpengaruh pada penanaman nilai-nilai karakter peserta didik yang

dibutuhkan dan sesuai dengan pembelajarannya. Seperti penanaman nilai

2) KD 3.4 Menghargai nilai-nilai Sumpah Pemuda dan maknanya bagi

kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa kini.

KD 4.4. Menyajikan langkah-langkah dalam penerapan nilai-nilai Sumpah

Pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa

kini dalam bentuk tulisan dan / atau media lain.

Materi pembelajaran dalam KD ini adalah membahas mengenai

Pendidikan dan Pergerakan Nasional seperti munculnya golongan elite baru

Indonesia, tumbuhya kesadaran awal kebangsaan, Organisasi-organisasi

kebangsaan, hingga peristiwa Sumpah Pemuda. Peneliti berpendapat bahwa

materi ini juga termasuk materi yang cocok bila proses pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Seperti yang sudah

dijabarkan di atas, materi KD 3.4 ini memiliki tujuan agar peserta didik mampu

menghargai nilai-nilai yang terdapat dalam Sumpah Pemuda dan mengambil

maknanya untuk kehidupan kebangsaan di Indonesia hingga saat ini. Perlu

disadari bahwa materi ini penting untuk diperdalam oleh pendidik karena upaya

penanaman karakter melalui pesistiwa Sumpah Pemuda begitu berarti. Dengan

mempelajari munculnya golongan elite baru di Indonesia, tumbuhnya kesadaran

awal kebangsaan, mengenal organisasi-organisasi kebangsaan yang tentunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

71

memiliki peran penting untuk perubahan di Indonesia, dan yang paling terpenting

ialah memahami peristiwa Sumpah Pemuda. Sumber-sumber pembelajaran

mengenai materi ini pun terbilang beragam. Bisa melalui video-video sejarah,

artikel-artikel mengenai organisai-organisai kebangsaan, buku sejarah dan lain

sebagainya. Sumber-sumber tersebut membantu peserta didik dalam mecari

informasi yang beragam dan relevan sehingga memudahkannya dalam

menganalisis serta membandingkan sumber yang terkait.

Peserta didik tidak hanya dilatih untuk berpikir kritis dalam materi ini tetapi

juga diajak untuk mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang mereka dapat

dalam materi tersebut sebagai tujuan pembelajarannya. Misalnya, nilai cinta tanah

air, nilai solidaritas, nilai perjuangan dan pengorbanan dan lain sebagainya.

3) KD 3.6 Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

KD 4.6 Menulis sejarah tentang satu tokoh nasional dari daerahnya yang

berjuang melawan penjajahan.

Materi Pembelajaran dalam KD tersebut ialah mengenai Tokoh-tokoh

Nasional dan Daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dengan melihat

materi pembelajaran yang dijabarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa KD

tersebut masih cocok digunakan dalam model pembelajaran berbasis masalah. Hal

tersebut dapat dilihat bahwa pendidik dapat mengajak peserta didik untuk terlibat

aktif dalam diskusi.

4) KD 3.7 Menganalisis peristiwa Proklamasi Kemerdekaan dan maknanya bagi

kehidupan sosial, budaya, ejonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

72

KD 4.7 Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi

kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia

dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

Materi pembelajaran yang dibahas yaitu menganalisis Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia dari awal Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan,

Pembentukan pemerintahan pertama RI, dan Tokoh Proklamator dan tokoh

lainnya sekitar proklamasi. Materi tersebut cocok digunakan untuk pembelajaran

Problem Based Learning dikarenakan peristiwa Proklamasi merupakan peristiwa

yang sangat penting untuk dipahami lebih dalam oleh peserta didik. Selain itu,

peserta didik diajak untuk dapat mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan

peristiwa tersebut serta memahami makna-makna yang terkandung dalam

peristiwa Proklamasi Kemerdekaan melalui persoalan-persoalan yang sudah

disiapkan oleh pendidik. Persoalan yang bisa diperhatikan oleh pendidik dalam

menerapkan model PBL ini pada materi tersebut adalah dengan mengaitkan

pemikiran yang bersifat analisis. Seperti contohnya analisislah bagaimana jika

tokoh-tokoh muda tidak mendesak tokoh-tokoh tua untuk segara

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Bagaimana jika pemikiran antara

kaum muda dan kaum tua sejalan dan tidak bertentangan? Contoh-contoh

pertanyaan tersebut mampu memancing peserta didik untuk berpikir secara luas

dan kritis dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang ada dan tentunya

pendidik selalu membimbing peserta didik agar tidak keluar dari konteks yang

dibahas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

73

5) KD 3.8 Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik

Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan

Indonesia masa kini

KD 4.8 Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan Republik Indonesia

pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia

masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah

Pada KD ini juga termasuk materi yang cocok digunakan dalam

pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah. Dalam materi ini peserta

didik diberikan permasalahan-permasalahan berkaitan dengan peristiwa

pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia pada awal kemerdekaan

dan mengetahui makna bagi kehidupan kebangsaan pada masa kini. Pendidik

bisa membantu peserta didik dengan melihat perbandingan pemimpin

pemerintahan pada saat pertama dibentuknya hingga saat ini. hal tersebut tentu

dapat membuat peserta didik menyadari bagaimana pemimpin-pemimpin bangsa

membentuk bangsanya sendiri hingga menjadi bangsa seperti saat ini.

2. Rancangan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam

Pembelajaran Sejarah Indonesia

Setelah mengetahui arti penting dari Model Pembelajaran Problem Based

Learning, peneliti ingin menjelaskan terlebih dahulu mengenai rancangan dari

Model Pembelajaran PBL dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA.

Rancangan yang dijabarkan di sini berupa langkah-langkah dalam penyusunan

perangkat pembelajaran dan tujuan pembelajarannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

74

Langkah-langkah pembelajaran (Sintaks) harus mengintegrasikan aspek-

aspek pembelajaran yang meliputi:

1) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK); karakter yang diperkuat terutama 5

karakter yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong-royong, dan Integritas.

2) Literasi (GLS tahap ketiga yakni pembelajaran literasi)

3) Keterampilan 4C (Creative, Critical Thinking, Communicative, dan

Collaborative)

4) Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)33

Adapun rancangan pembelajaran berbasis PBL tersebut dijelaskan sebagai

berikut.

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan tahap penting yang harus dipenuhi

oleh pendidik guna menyusun kegiatan belajar di kelas. Perencanaan

pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Hal

tersebut diperkuat oleh pendapat dari Jufri Dolong yang mengatakan bahwa:

Perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan

pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pembelajaran

sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi,

pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan

efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan

perencanaan program pengajaran.34

Pendidik perlu menganalisis dan mencermati kurikulum dan silabus yang

akan digunakan sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Penelitian ini

menggunakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Dengan

33Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta : AR

Ruzz Media 34Jufri Dolong, Jurnal “Sudut Pandang Perencanaan Pembelajaran”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

75

memperhatikan hal tersebut, perencanaan pembelajaran dapat disusun oleh

pendidik sesuai dengan sistematika yang sudah ditentukan.

Adapun perangkat perencanaan pembelajaran yang perlu diperhatikan

sebelum pada tahap pelaksanaan pembelajaran, yakni meliputi kesiapan pendidik

dalam menguasai kurikulum, silabus, RPP. Hal ini sesuai dengan pendapat Jufri

Dolong bahwa:

Perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran adalah:

(a) memahami kurikulum; (b) menguasai bahan ajar, (c) menyusun program

pengajaran; (d) melaksanakan program pengajaran dan (e) menilai program

pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.35

Penyusunan perencanaan pembelajaran tidak hanya berhenti pada tahap

memahami kurikulum saja melainkan ada beberapa hal penting lainnya yang perlu

diperhatikan. Pendidik harus menguasai materi yang akan digunakan dalam

pembelajaran, menyusun program pembelajaran dengan sebagik mungkin,

melaksanakan perencanaan pembelajaran tersebut sesuai dengan apa yang telah

disusun oleh pendidik dan mampu memberi evaluasi dalam setiap akhir dari

pembelajaran.

Dalam hal ini yang perlu dipersiapkan dalam rancangan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Menentukan KD

Kompetensi Dasar merupakan perpaduan dari tiga domain pendidikan yang

meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbentuk dalam pola

berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.36

35ibid. hlm.33 36ibid.hlm.44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

76

Hal pertama yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam menyusun

rancangan pembelajaran ialah menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang

disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan. Pendidik dapat melihat

serta mencermati silabus-silabus sesuai dengan mata pelajaran sesuai dengan

bidang keahlian pendidik. Salah satu Mata pelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mata pelajaran Sejarah Indonesia. Contoh yang peneliti ambil

disini ialah pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan model

pembelajaran PBL. Materi yang diambil ialah tentang Peristiwa Proklamasi

Kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan

pendidikan bangsa Indonesia.

2) Menentukan Alokasi Waktu

Alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran Sejarah

Indonesia,dalam menentukan alokasi waktu, pendidik perlu menyesuaikan luas

dan dalamnya materi pelajaran yang akan digunakan. Contohnya dalam materi

mata pelajaran Sejarah Indonesia KD. 3.7 maka, alokasi waktu yang digunakan

ialah 2 jam (90 menit) dalam 2x pertemuan yaitu sebanyak 4 jam (180 menit).

3) Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tahap selanjutnya ialah pendidik menentukan tujuan pembelajaran. Di

dalam silabus sebenarnya sudah dirancang tujuan pembelajaran sesuai dengan

masing-masing materi. Akan tetapi, pendidik dapat merancang tujuan

pembelajaran dengan menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO). Rancangan

tujuan pembelajaran ini dirancang melalui pengembangan silabus yang dibuat

oleh pendidik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

77

Tujuan Pembelajaran ini memuat kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik peserta didik dalam mempelajari materi-materi akan digunakan

dalam proses pembelajaran di kelas.

Tujuan pembelajaran dalam aspek kognitif beriorientasi kepada kemampuan

berfikir, mecakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,

sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntutkan siswa untuk

menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang

sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang

kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat

yang paling tinggi yaitu evaluasi.37

Adapun beberapa tingkatan dalam kognitif yaitu tingkat pengetahuan

(Konowledge), tingkat pemahaman (Comprhension), tingkat penerapan

(Aplication), Tingkat analisis (Analysis), tingkat sintesis (Synthesis), dan tingkat

evaluasi (Evaluation).38

Tujuan pembelajaran dalam aspek Afektif merupakan tujuan yang

berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang

menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Kemampuan dalam

aspek afektif ini mampu menjadi acuan untuk mengukur sejauh mana

perkembangan peserta didik dalam menerima, menanggapi, menilai,

37 Martinis Yamin, “Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi”, Gaung Persada Press,

Jakarta:2003. hlm. 27. 38Ibid,,hlm.28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

78

mengorganisasi dan pembentukan karakter selama proses pembelajaran

berlangsung.

Menurut pendapat Martinis Yamin adapun beberapa tingkatan dalam tujuan

afektif yaitu tingkat menerima (Receiving), tingkat tanggapan (Responding),

tingkat menilai, tingkat organisasi (organization), dan tingkat karakterisasi

(characterization).39

Tujuan pembelajaran dalam aspek Psikomotorik adalah kawasan yang

berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota

tubuh, atau tindakan (action), yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan

otot.40

Berikut merupakan contoh tujuan pembelajaran menggunakan Problem

Based Learning (PBL) yang peneliti susun sesuai tujuan yang dijabarkan di atas.

Pembelajaran yang digunakan ialah Sejarah Indonesia kelas XI SMA dengan

materi Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun tujuannya sebagai

berikut:

1) Aspek Kognitif

Tujuan pembelajaran dalam aspek kognitif meliputi tingkat pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Maka dari itu, contoh dari

tujuan pembelajaran dalam aspek ini yaitu:

i. Peserta didik mampu menjelaskan 2 hal yakni latar belakang kekalahan

Jepang pada peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu

dalam rangkaian PD II dan situasi Indonesia setelah persitiwa kekalahan

Jepang.

39ibid,hlm.33-36 40ibid,hlm.37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

79

ii. Peserta didik mampu menganalisis terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

dan Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan serta pengaruhnya terhadap aspek

kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan di Indonesia.

iii. Peserta didik mampu mendeskripsikan proses penyusunan naskah teks

Proklamasi hingga dikumandangkannya teks Proklamasi Kemerdekaan.

iv. Peserta didik mampu membuat dan menyajikan karya tulis berupa naskah

sejarah dan video sejarah sebagai hasil penalaran terhadap materi tersebut.

2) Aspek afektif

Tujuan pembelajaran dalam aspek afektif meliputi tingkat menerima,

tanggapan, menilai, organisasi dan karakterisasi. Contoh tujuan pembelajaran

aspek afektif berdasarkan RPP dengan model PBL yang peneliti susun

sebagai berikut:

i. Peserta didik menyimak dan menanggapi materi pembelajaran untuk

mengkritisi materi dengan bertanya kepada pendidik di kelas.

ii. Pendidik menyiapkan soal-soal essay guna menilai kemampuan peserta

didik dalam memahami materi pembelajaran di kelas.

iii. Peserta didik medapat tugas berkelompok dengan anggota kelompok

yang heterogen. Hal tersebut mampu mengukur sikap toleransi terhadap

teman-teman sekelompok.

3) Aspek Psikomotorik

Tujuan pembelajaran dalam aspek Psikomotorik bertumpu pada keterampilan

motorik peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tujuan dari aspek

psikomotorik ini dapat terlihat dalam kegiatan kelompok. RPP yang peneliti susun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

80

kegiatan kelompok ini meliputi penugasan LKPD dengan masing-masing

kelompok mendapat topik yang berbeda. Selain itu, penugasan tambahan dengan

membuat naskah sejarah dan video sejarah. Hal tersebut mampu melatih peserta

didik dalam berdiskusi dan aktif dalam pembelajaran di kelas.

4) Menentukan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang

telah ditetapkan.41

Hal penting selanjutnya yang perlu diperhatikan pendidik ialah menentukan

materi pembelajaran. Dalam menentukan materi tersebut harus berdasarkan fakta,

konsep/prinsip, prosedur pembelajaran yang relevan sesuai dengan materi yang

sudah ditentukan.

Dalam pengorganisasian materi pembelajaran, terdapat tiga prinsip penting

yang perlu diperhatikan yaitu:

a) Relevansi megandung arti adanya keterkaitan dan kesesuaian antar

komponen. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian

kompetensi (SK dan KD, atau KI dan KD).

b) Konsistensi

Konsistensi mengandung arti hubungan antara komponen-komponen harus

taat asas. Materi pembelajaran yang harus dipelajari peserta didik, harus

berkaitan atau sesuai dengan komtensi dasar.

41https://dunia.pendidikan.co.id/materi-pembelajaran/ (09-07-2020, 19.48 WIB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

81

c) Kecukupan

Prinsip kecukupan (adequate) mengandung arti cakupan atau materi

yang dipelajari peserta didik seharusnya cukup memadai untuk menunjang

tercapainya peguasaan kompetensi dasar. Untuk menjamin prinsip ini, maka

dari setiap kompetensi dasar dijabarkan indikator pencapaian kompetensi,

selanjutnya dari setiap indikator pencapaian kompetensi (IPK), ditetapkan

materi pembelajarannya.

Pada contoh ini, peneliti mengambil materi pembelajaran mengenai Peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi,

politik, dan pendidikan bangsa Indonesia

5) Menentukan Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Toeti Soekamto dan Winataputra dapat

diartikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas belajar mengajar.42

Model pembelajaran ditentukan oleh pendidik dan disesuaikan dengan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Model pembelajaran yang digunakan

dalam penelitian ini ialah Problem Based Learning (PBL). Hal tersebut

dibutuhkan oleh peneliti untuk menunjukkan bahwa model PBL diyakini mampu

42https://www.dosenpendidikan.co.id/model-pembelajaran/ (09-07-2020, 20.44 WIB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

82

mengasah cara berpikir kritis peserta didik dan melatih untuk dapat memecahkan

masalah.

6) Menentukan Media dan Alat Pembelajaran

Berdasarkan kutipan pada artikel Media pembelajaran segala sesuatu yang

menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk menyampaikan

isi materi ajar dari sumber pembelajaran ke peserta didik, (individu atau

kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

pembelajar sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.43

Tahap selanjutnya yaitu menentukan Media dan Alat pembelajaran.

Pendidik bisa menentukan media dan alat pembelajaran apabila sudah

menentukan model pmebelajaran apa yang akan digunakan. Media Pembelajaran

yang wajib digunakan pendidik pada masa mdoern ini ialah media tekonologi

yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas. Sebagai contoh peneliti

menggunakan media pembelajaran seperti membuat Powerpoin berdasarkan

materi yang sudah ditentukan. Powerpoin tersebut tidak hanya berisikan materi-

materi saja melainkan terdapat gambar/foto sejarah yang dapat menunjukkan fakta

pada materi tersebut. Materi pembelajaran lebih diperkuat dengan disediakannya

video sejarah yang berkaitan dengan materi. Selain pendidik memperisapkan

media juga mempersiapkan alat pembelajaran yang mendukung media

pembelajaran tersebut seperti Laptop, LCD, dan speaker. Tidak terlepas juga

menggunakan buku-buku pelajaran yang dapat membantu berjalannya proses

pembelajaran di kelas dan Lembar Kerja peserta Didik (LKPD) sebagai

43Nizwardi Jalinus, Media& Sumber Pembelajaran, Kencana, Jakarta:2016,hlm.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

83

wadahuntuk peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas yang sudah disiapkan

oleh pendidik.44

7) Menentukan Sumber belajar

Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber

belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat

digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber

belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.45

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan sumber belajar

yang akan digunakan oleh pendidik:

1) Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).

2) Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.

3) Felksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus

pelaksanaanya.

4) Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia.

5) Sumber sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan siswa.

6) Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.46

b. Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran

Gambaran pelaksanaan ini merupakan langkah-langkah pembelajaran dari

RPP yang telah disusun oleh pendidik. Gambaran pelaksanaan disesuaikan dengan

model pembelajaran yang akan digunakan. Penejelasan dalam poin ini mengambil

44Ibid. hlm.8 45ibid, hlm.133 46ibid, hlm. 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

84

contoh dari model pembelajaran PBL. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut

dalam 2x pertemuan:

1) Pendahuluan

Pendahuluan dalam Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP)

merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran di kelas. Pendahuluan dalam

kegiatan pembelajaran yang isinya seperti pendidik memberikan salam pembuka

dan mempersilakan peserta didik untuk memimpin doa sebelum belajar dimulai.

Pendidik memperhatikan kebersihan kelas dan kerapian peserta didik dalam

berpakaian sehingga peserta didik dianggap benar-benar siap untuk belajar di

kelas. Kemudian pendidik menyampaikan pengantar materi Peristiwa Proklamasi

Indonesia sebelum masuk pada materi inti. Selain itu, pendidik memberikan

penjelasan pencapaian dalam pembelajaran tersebut serta motivasi untuk peserta

didik agar mengikuti pembelajaran dengan baik.

Dalam contoh RPP yang peneliti rancang kegiatan awal yang dilakukan

ialah pendahuluan. Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru memeberi salam,

kemudian guru memperhatikan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses

pembelajaran meliputi kehadiran, ketertiban, kebersihan, dan kerapian. Setelah

memperhatikan kesiapan peserta didik guru memberi motivasi untuk

mengkondisikan suasana belajar. Langkah berikutnya dalam pendahuluan yaitu

guru menyampaikan apersepsi mengenai pembelajaran sebelumnya, guru

menyampaikan IPK dan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat dan

berbangsa dan yang terakhir dalam kegiatan pendahuluan ialah guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

85

menyampaikan garis besar cakupan materi, kegiatan yang akan dilakukan dan

teknik penilaiannya.

2) Kegiatan Inti

Kegaiatan inti dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

merupakan tahapan pembelajaran yang melaksanakan kegiatan hampir secara

keseluruhan. Kegiatan inti disini mulai diditerapkannya langkah-langkah

pembelajaran dari model-model pembelajaran yang ingin digunakan oleh

pendidik. Metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang

pendidik gunakan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik di kelas.

Kegiatan inti dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Problem Based Learning

(PBL). Media pembelajaran yang digunakan ialah Powerpoin sesuai dengan

materi yang akan diajarkan di kelas.

Kegiatan inti dalam model pembelajaran PBL meliputi 5 langkah yaitu

menemukan dan mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan

data/informasi, menganalisis, dan menemukan pengetahuan baru/kesimpulan.

Langkah-langkah tersebut peneliti bagi menjadi 2 pertemuan. Pertemuan pertama

dengan 3 kegiatan yakni mengajak peserta didik menemukan dan

mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, dan mengumpulkan data

informasi. Dilanjutkan pertemuan kedua dengan kegiatan menganalisis dan

menemukan pengetahuan baru/kesimpulan. Berikut merupakan contoh dari

langkah kegiatan inti tersebut:

1. Menemukan dan mengidentifikasi masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

86

Pendidik menjelaskan tujuan dari materi pembelajaran yang akan

disampaikan, kemudian mengajak peserta didik untuk bertanya mengenai materi

Pertiwa Proklamasi Kemerdekaan sebelum pendidik menjelaskan secara

terperinci. Langkah ini dimaksudkan agar peserta didik sebelum memasuki materi

sudah memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajarinya dengan cara

bertanya. Pendidik menjadi tahu sejauh mana kemampuan peserta didik dalam

materi tersebut.

2. Merumuskan masalah

Dalam kegiatan ini peserta didik diajak untuk lebih aktif dalam

pembelajaran. Setelah mencermati materi yang disampaikan oleh pendidik maka,

peserta didik merumuskan masalah yang terdapat dalam beberapa materi yang

sudah disampaikan oleh pendidik. Langkah ini tentu membuat peserta didik dapat

mengetahui permasalahan-permasalahan yang dapat dikaji dari materi tersebut

dengan bimbingan pendidik.

3. Mengumpulkan data/informasi

Kegiatan ketiga ini peserta didik sudah dibagi menjadi 4 kelompok

disesuaikan dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas dan dikelompokkan

secara heterogen. Pada tahap ini pendidik memberikan LKPD kepada peserta

didik yang berisi tugas-tugas sesuai dengan model pembelajaran PBL. Peserta

didik diajak untuk lebih aktif dalam berdiskusi kelompok dan mendapatkan

informasi diluar sumber dari penjelasan pendidik.

4. Menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

87

Peserta didik dipersilakan untuk berkumpul dengan kelompok yang sudah

ditentukan dan berdiskusi dari hasil-hasil pengerjaan tugas LKPD. Masing-masing

kelompok diberikan waktu untuk mempersiapkan diri untuk mempresentasikan

hasil diskusinya di depan kelas.

5. Menemukan pengetahuan baru/kesimpulan

Kegiatan ini pendidik memberi kesempatan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya sedangkan kelompok lain menyimak dan

mengkritisi hasil yang disampaikan temannya. Selama proses presentasi dan

diskusi berlangsung pendidik menilai dan memberi kesimpulan baik dari

kelompok ataupun dari pendidik. Setelah itu, masing-masing kelompok

mengumpulkan tugas dialog sejarah dan video drama yang sudah disampaikan

pada pertemuan pertama.

3) Penutup

Kegiatan trerakhir dalam proses pembelajaran di kelas sebagai berikut:

1.) Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyimpulkan

materi yang sudah dipelajari

2.) Pendidik mengajak peserta didik untuk merefleksikan makna yang ditemukan

dalam pembelajaran di kelas.

3.) Pada pertemuan pertama pendidik dapat memberikan tugas tambahan kepada

peserta didik sedangkan pada pertemuan kedua pendidik meminta peserta

didik untuk mengumpulkan tugas.

4.) Pendidik menutup pembelajaran dengan doa dan rasa syukur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

88

c. Asesmen Pembelajaran

Asesmen Pembelajaran merupakan proses penetapan suatu program yang

menggambarkan sejauh mana program terencana dengan sempurna, terlaksana

dengan baik, tercapai dengan sempurna dan berdampak sangat luas. Asesmen

dalam program pembelajaran dalam arti luas berupa penetapan sejauh mana

kurikulum termasuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP

sudah tersusun dengan baik.

Asesmen pembelajaran dalam RPP yang telah disusun meliputi penilaian

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian kognitif menggunakan tes tertulis,

penilaian afektif menggunakan angket dengan instrumen penilian diri, dan

penilaian psikomotorik menggunakan rubrik dialog sejarah dan video drama

sejarah. Penilaian tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi pembelajaran di

kelas. Dengan begitu, pendidik dapat menggunakan evaluasi sebagai bahan ukur

sejauh mana peserta didik memahami pembelajaran yang disampaikan oleh

pendidik dari berbagai segi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini yang membahas mengenai model

pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran sejarah Indonesia di

SMA. Hal pertama yang penting untuk dibahas ialah pentingnya pembelajaran

sejarah di SMA. Pembelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib dipelajari di SMA. Pentingnya pembelajaran sejarah di SMA karena peserta

didik diajak untuk mempelajari peristiwa masa lampau yang terkait dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

89

bangsanya sendiri yaitu Indonesia. Melalui pembelajaran masa lampau tersebut

tentu memiliki nilai-nilai karakter seperti nasionalisme, patriotisme, cinta tanah

air, dan sebagainya yang dapat diterapkan peserta didik dalam kehidupan

bermasyarakat. Pembelajaran sejarah juga mengajarkan peserta didik mengenai

konsep, keterampilan intelektual, dan informasi-informasi yang berkaitan dengan

masa lampau dan dampaknya bagi masa kini.

Pembelajaran sejarah penting untuk dipelajari karena berkaitan dengan

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam proses kehidupan manusia. Materi

dalam mata pelajaran sejarah memuat nilai-nilai penting bagi kehidupan manusia

sehingga memerlukan pemahaman tingkat tinggi untuk mempelajari dan

menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, untuk mendukung

pembelajaran sejarah di SMA diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang akan diajarkan di kelas.

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

untuk pembelajaran sejarah khususnya mata pelajaran sejarah Indonesia. Seperti

yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, bahwa mempelajari materi

sejarah diperlukan pemahaman yang baik agar dapat menerapkan nilai-nilainya

dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran PBL dianggap cocok

digunakan dalam pembelajaran sejarah di SMA karena model pembelajaran

Problem Based Learning adalah salah satu pembelajaran berbasis masalah yang

berlandaskan konstruktivisme. Model pembelajaran ini dapat artikan sebagai

model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam melatih cara

berpikir kritis peserta didik di kelas terutama dalam mata pelajaran Sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

90

Indonesia. PBL dapat dikatakan demikian karena di dalam pelaksanaannya model

pembelajaran tersebut selalu dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari yang

terjadi di lingkungan sekitar sehingga peserta didik dilatih untuk peka dalam

menganalisis permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Selain itu, model

pembelajaran ini tentu tidak boleh terlepas dari materi yang sedang dipelajari saat

itu sehingga, pendidik dituntut untuk dapat merangsang peserta didik dalam

mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam materi.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

PBL dirancang secara inovatif dan revolusioner yang dapat peneliti artikan

sebagai model pembelajaran yang selalu membangun serta memberi pengetahuan-

pengetahuan baru dan materi yang akan digunakan selalu menyesuaikan dengan

keadaan yang terjadi disekitar sehingga diyakini peserta didik mampu merubah

cara berpikirnya lebih kritis. Selain itu, model pembelajaran PBL memang

dirancang untuk tidak memberi semua peran kepada pendidik dalam menjelaskan

keseluruhan materi di dalam kelas melainkan peserta didik yang berperan aktif

dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran PBL yaitu

menemukan dan mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan

data, menganalisis, dam menemukan pengetahuan/kesimpulan. Berdasarkan

langkah-langkah tersebut dapat dipahami bahwa melalui model PBL ini peserta

didik dilatih untuk memecahkan masalah yang sesuai dengan materi dan dikatikan

dengan kehidupan sehari-hari, serta mengasah cara berpikir kritis di kelas. hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

91

penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian relevan yang sesuai dengan

kebutuhan penulisan.

Hasil penelitian ini didukung oleh 5 penelitian relevan. Penelitian pertama

yang ditulis oleh Sunaryo dkk dengan judul penelitian “Penggunaan Model

pembelajaran Problem Based Learning Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kritis Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS dan XI IPS 2 Semester Ganjil

Di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandar Lampung”. Penelitian ini ingin

membuktikan bagaimana penggunaan PBL dalam pembelajaran di sekolah dalam

meningkatkan berpikir kritis dalam mata pelajaran sejarah. penelitian tersebut

menggunakan 3 siklus dalam melaksanakan pembelajaran sejarah dengan

menggunakan model pembelajaran PBL. Siklus pertama menggunakan PBL

individu, siklus kedua PBL kelompok, dan silus ketiga menggunakan PBL

kelompok kecil. Data tersebut diolah berdasarkan hasil observasi dan tes. Data

dalam penelitian tersebut dianalisis secara deskriptif dengan kesimpulannya

adalah pertama desain perencanaan pembelajaran PBL dengan sintaks

merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dan merumuskan rekomendasi pada materi kebudayaan

Hindu Budha dilakukan melalui diskusi yang dimulai dengan membagi kelompok,

melaksanakan diskusi dan menyimpulkan hasil diskusi, kedua proses

pembelajaran dengan PBL dilaksanakan melalui diskusi kelompok kecil

berjumlah 3 orang dengan aktivitas dan komunikasi siswa menentukan masalah,

membaca teks, merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah

sedangkan aktivitas guru memberi penjelasan tentang masalah yang akan dibahas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

92

ketiga sistem evaluasi pembelajaran dengan PBL dengan soal esai dalam bentuk

uraian singkat yang hasilnya menunjukkan sebuah peningkatan. Jadi, dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terutama

dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia mampu membantu peserta didik untuk

mengasah kemampuan berpikir kritis. Mengkaitkan permasalahan-permasalahan

yang terjadi di kehidupan sehari-hari/di lingkungan sekitar dengan materi yang

diajarkan, mampu melatih kepekaan peserta didik dalam melihat sebuah

permasalahan di sekitarnya. Selain itu, peserta didik dituntut untuk aktif dalam

pembelajaran di kelas karena selalu mengikuti kegiatan diskusi dengan kelompok

dan melihat/mencari sumber-sumber yang sesuai dengan materi sebagai wawasan

baru.

Kedua, penelitian yang ditulis oleh Iyar Windi Yanti mahasiswi dari

Universitas Lampung. Penelitian tersebut membahas mengenai pengaruh positif

model pembelajaran PBL terhadap motivasi belajar peserta didik di kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Krui. Metode penelitian yang digunakan oleh Iyar Windi Yanti

ialah metode eksperimen dengan desain Posstest-Only Control Design dengan

menggunakan analisis data kuantitatif. Penelitian tersebut meunjukkan bahwa ada

pengaruh positif model pembelajaran PBL terhadap peningkatan motivasi belajar

sejarah peserta didik. Hal tersebut nampak dalam hasil penelitiannya yaitu

meningkatnya motivasi belajar peserta didik di kelas.

Ketiga, penelitian yang ditulis oleh Noor Harjanti mahasiswi dari

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian yang ditulis oleh Noor bertujuan

untuk mengetahui penerapan model pembelajaran PBL mampu meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

93

minat dan prestasi belajar peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Wonogiri

Tahun 2015/2016. Metode dari penelitian tersebut adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Terdapat 3 siklus dengan 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Penelitian ini menjadi pendukung bagi peneliti dalam

tahapan-tahapannya saat menggunakan model PBL dalam materi pembelajaran

Sejarah Indonesia. Penelitian yang ditulis oleh peneliti juga menggunakan

beberapa tahapan yaitu perencanaan, gambaran pelaksanaan, dan asesmen

(refleksi). Hasil dari penulisan Noor Harjanti menunjukkan bahwa dengan

penerapan model PBL mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar peserta

didik terutama pada pembelajaran Sejarah Indonesia.

Keempat, penelitian yang ditulis oleh Bernardus Realino Tisna F.T ini

mengangkat permasalahan bahwa meotode pembelajaran teacher centered masih

digunakan sehingga dianggap kurang efektif dalam pembelajaran di kelas.

Walaupun pembelajaran sudah menggunakan model pembelajaran Jigsaw, Role

Playing, dan Mind Mapping masih belum cukup dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik di kelas XI IPS 3 SMA Panjura Malang. Maka dari itu,

penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

sebagai pemecahan permasalahan. Terdapat 2 siklus yang digunakan dalam

penelitian tersebut. Pada siklus 1 peserta didik kurang memenuhi syarat dalam

pembelajaran PBL sehingga pelaksanaannya masih kurang maksimal. Kemudian,

pada siklus 2 mengalami beberapa perubahan, yakni keaktifan peserta didik dalam

berdiskusi dan mencari permasalahan. Hasil penelitian tersebut membukutikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

94

bahwa menggunakan model pembelajaran PBL mampu meningkatkan hasil

belajar peserta didik terutama dalam pembelajaran sejarah.

Kelima, penelitian yang ditulis Labibatussolihah dkk ini dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana

penerapan PBL serta menganalisis dampaknya terhadap pembelajaran di kelas.

Dengan begitu, penelitian tersebut menunjukkan respon yang baik dari perspektif

peserta didik dalam pembelajaran di kelas dan guru menjadi lebih kreatif dalam

mengembangkan model pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil pembahasan beberapa penelitian relevan tersebut maka,

dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based

Learning efektif diterapkan di dalam kelas khususnya mata pelajaran Sejarah

Indonesia. Pembelajaran PBL mampu melatih peserta didik dalam berpikir kritis,

memecahkan masalah, aktif berdiskusi dalam kelompok, serta membangun

motivasi belajar terhadap peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa model

pembelajaran PBL penting diterapkan di dalam kelas terutama pada jenjang SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah disusun di sini mengenai model

pembelajaran Problem Based Learning, peneliti dapat diambil kesimpulan dari

hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan model

pembelajaran yang penting digunakan dalam proses pembelajaran sejarah di kelas.

Model pembelajaran PBL telah disusun secara inovatif dan revolusioner sehingga

mampu melatih kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan memecahkan

permasalahan secara kontekstual. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dalam

pembelajaran sejarah memiliki banyak nilai-nilai penting yang dapat diambil serta

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan model PBL peserta

didik dapat melatih kemampuan bekerja sama sehingga aktif berdiskusi dalam

kelompok. Model pembelajaran PBL ini membiasakan peserta didik agar dapat

belajar secara mandiri dalam hal menemukan dan memecahkan sebuah

permasalahan. Maka, model pembelajaran PBL ini juga membantu peserta didik

untuk memahami materi pembelajaran sejarah di kelas sehingga mampu

membangun motivasi belajar di kelas. Maka dari itu, model pembelajaran PBL

penting digunakan dalam pembelajaran terutama mata pelajaran Sejarah

Indonesia. Penggunaan model tersebut juga membantu pendidik dalam proses

pembelajaran di kelas dengan efektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

96

2. Gambaran rancangan model pembelajaran Problem Based Learning dalam

pembelajaran sejarah di SMA ini disesuaikan dengan prosedur PBL. Rancangan

pelaksanaan pembelajaran ini terdapat beberapa tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan pembelajaran, dan asesmen. Pertama tahap perencanaan di awali

dengan menentukan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencampaian (IPK),

alokasi waktu, tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotorik), menentukan

materi pembelajaran, model pembelajaran, kemudian menentukan media dan alat

pembelajaran serta sumber pembelajaran di kelas. Kedua tahap pelaksanaan

pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang sudah dibuat. Meliputi kegiatan di

dalam kelas yaitu pendahuluan (bagian pembukaan sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai), Kegiatan inti dengan menggunakan 5 langkah dalam

model pembelajaran PBL yaitu menemukan dan mengidentifikasi masalah,

merumuskan masalah, mengumpulkan data/informasi, menganalisis, dan

menemukan pengetahuan baru/kesimpulan. Tahap ketiga penutup berupa

kesimpulan dari seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan KD 3.7 kelas XI Sejarah Indonesia dengan

materi Persitiwa Proklamasi Kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial,

budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia. Menurut peneliti,

materi tersebut merupakan salah satu materi yang cocok digunakan dengan model

PBL karena materi tersebut membutuhkan pola pikir tingkat tinggi atau secara

kritis. Melalui materi tersebut tidak hanya membutuhkan kemampuan berpikir

yang kritis, juga terdapat nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang sangat

penting untuk dipahami dan ditanamkan kepada peserta didik. Hal yang perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

97

diperhatikan oleh pendidik yaitu memahami kurikulum, menguasai bahan ajar,

menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai

program pengajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran tersebut.

B. Saran

Adapun saran bagi guru dan bagi penelitian yang akan melakukan penelitian

berikutnya ialah sebagai berikut:

1. Bagi guru sejarah

Guru dalam memilih model pembelajaran perlu disesuaikan dengan

kebutuhan materi yang akan diajarkan dan karakteristik peserta didik di kelas.

2. Bagi peserta didik

Peserta didik meningkatkan konsentrasi dan motivasi belajar selama proses

pembelajaran di kelas berlangsung.

3. Bagi Sekolah

Sekolah mengoptimalkan fasilitas pembelajaran dengan cara penambahan

buku-buku pembelajaran maupun akses internet agar peserta didik dan

pendidik lebih mudah dalam mengakses sumber pembelajaran dengan

maksimal.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai

bahan kajian penelitian selanjutnya terhadap model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dengan variabel yang berbeda demi aktualisasi

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

98

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Ahmadi, Rulam. 2014.Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:AR-RUZ

Media.

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Amir, M.Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.

Jakarta: Kencana.

Aris, Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta : AR Ruzz Media.

Basrowi & Suwandi. 2008.Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Bungin Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Hendra Kurniawan. 2018.Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA

Menurut Kurikulum 2013. Yogyakarta: Sanata Sharma University Press.

Hendra Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:

Gava media.

Mulyasa dkk. 2016. Revolusi dan Inovasi Pembelajaran. Bandung:

PT Remaja Rodakarya.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu

Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Susanto Heri. 2014.Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan dan Strategi

Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Yamin Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Sumber Internet:

digilib.unila.ac.id/8902/15/BAB II.pdf (25-06-2020, 14.10 WIB)

Journal.iainkuudus.ac.id, hlm.2 (26-06-2020, 10.21 WIB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

99

https://www.linguistikid.com/2016/09/pengertian-penelitian-deskriptif-

kualitatif.html

(26-06-2020, 10.55 WIB)

https://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118.html(28-06-2020,

13.35 WIB)

https://dunia.pendidikan.co.id/materi-pembelajaran/ (09-07-2020, 19.48 WIB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

100

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

101

PENGEMBANGAN SILABUS

SATUAN PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Atas (SMA) MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA

KELAS/PROGRAM : XI/SOSIAL

TAHUN PELAJARAN : 2020/2021

KURIKULUM : 2013

No. Kompetensi

Dasar

Materi Pokok Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

1. 3.7

Menganalisis

Peristiwa

Proklamasi

Kemerdekaan

dan maknanya

bagi kehidupan

sosial, budaya,

ekonomi,

politik, dan

pendidikan

bangsa

Indonesia

Proklamasi

Kemerdekaan

Indonesia

- Peristiwa

Proklamasi

Kemerdeka

-an

Membaca buku

teks, melihat

gambar peristiwa-

peritiwa penting

sekitar proklamasi

kemerdekaan,

gambar tokoh-

tokoh proklamasi

kemerdekaan, dan

mengunjungi objek

sejarah terdekat

3.7.1 Menjelaskan latar

belakang kekalahan

Jepang pada peristiwa

pengeboman Hiroshima

dan Nagasaki oleh AS

dalam rangkaian PD II

3.7.2 Menjelaskan situasi

Indonesia setelah peristiwa

kekalahan Jepang

3.7.3 Menganalisis

terjadinya Peristiwa

Rengasdengklok

3.7.4 Mendeskripsikan

proses penyusunan naskah

teks proklamasi hingga

dikumandangkannya teks

Proklamasi Kemerdekaan

3.7.5 Menganalisis

Tes tertulis,

penilaian sikap

dalam kerja

kelompok, hasil

cerita sejarah

berupa Dialog

Sejarahtentang

Peristiwa

Proklamasi

Kemerdekaan

dan maknanya

bagi kehidupan

sosial, budaya,

ekonomi,

politik, dan

pendidikan

bangsa

Indonesia

4 JP Gunawan,

Restu.

2017.

Sejarah

Indonesia.

Jakarta:

Pusat

Kurikulum

dan

Perbukuan,

Balitbang,

Kemendikb

ud.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

102

pentingnya Peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan

serta pengaruhnya

terhadap aspek kehidupan

sosial, budaya, ekonomi,

politik, dan pendidikan di

Indonesia

4.7 Menalar

Peristiwa

Proklamasi

Kemerdekaan

dan maknanya

bagi kehidupan

sosial, budaya,

ekonomi,

politik, dan

pendidikan

bangsa

Indonesia dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

• Melaporkan

hasil analisis

dalam bentuk

cerita sejarah

tentang

peristiwa

proklamasi

kemerdekaan

4.7.1 Menyajikan hasil

penalaran terhadap

Peristiwa Proklamasi

Kemerdekaan dan

maknanya bagi kehidupan

sosial, budaya, ekonomi,

politik, dan pendidikan

bangsa Indonesia dalam

bentuk dialog sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

103

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Semester : XI IPS

Materi Pokok : Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Alokasi Waktu : 4JP (2 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan model

Problem Based Learning, peserta didik dapat:

1. Menjelaskan latar belakang kekalahan Jepang pada peristiwa pengeboman

Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu dalam rangkaian PD II

2. Menjelaskan situasi Indonesia setelah peristiwa kekalahan Jepang

3. Menganalisis terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

4. Mendeskripsikan proses penyusunan naskah teks Proklamasi

Kemerdekaan hingga dikumandangkannya teks Proklamasi Kemerdekaan

5. Menganalisis pentingnya Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan serta

pengaruhnya terhadap aspek kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik,

dan pendidikan di Indonesia.

6. Menyajikan hasil cerita sejarah sebagai hasil penalaran terhadap Peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya,

ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia dalam bentuk naskah

sejarah dan video drama

Melalui pembelajaran Problem Based Learning selain bertujuan

meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik peserta didik, juga

bertujuan untuk menanamkan nilai sikap yaitu sikap Nasionalisme.

B. Langkah-langkah pembelajaran

1. Pertemuan Pertama (2 JP)

Kegiatan Aktivitas Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam. 15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

104

2. Guru memperhatikan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran meliputi kehadiran, ketertiban, kebersihan, dan kerapian.

3. Guru memberi motivasi untuk mengkondisikan suasana belajar.

4. Guru menyampaikan apersepsi mengenai pembelajaran sebelumnya.

5. Guru menyampaikan IPK dan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

6. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi, kegiatan yang akan dilakukan, dan teknik penilaiannya.

Inti 1. Menemukan dan Mengidentifikasi Masalah

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada peserta didik

b. Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar berpikir kritis dalam materi yang akan disampaikan di kelas

c. Guru memberi kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya mengenai materi Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang kemudian dikumpulkan dan di data terlebih dahulu oleh guru sebelum materi pokok disampaikan.

d. Guru menampilkan materi melalui media powerpoint yang memuat foto dan video yang sesuai dengan materi kemudian menjelaskan materi tersebut dan menghubungkannya dengan pertanyaan peserta didik yang sudah didata oleh guru

2. Merumuskan Masalah

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

105

a. Peserta mencermati materi yang disampaikan guru

b. Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan menganalisis materi sehingga peserta didik mampu menemukan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada materi

3. Mengumpulkan Data/Informasi. a. Siswa dikelompokkan menjadi 4

kelompok dengan jumlah masing-masing anggota kelompok menyesuaikan dengan jumlah peserta didik di dalam kelas heterogen dengan kemampuan akademik siswa, jenis kelamin, etnis, dan agama.

b. Guru menyampaikan beberapa hal pokok mengenai peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia yang masih dapat dijumpai di masyarakat.

c. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik yang berisi tentang kasus-kasus sejarah yang perlu di analisis oleh peserta didik. Terdapat 4 LKPD yang berbeda disesuaikan dengan jumlah kelompok yang sudah dibagi. Berikut uraian topik masing-masing kelompok: Kelompok 1 : Peristiwa pengeboman oleh sekutu terhadap tentara Jepang di Kota Hiroshima dan Nagasaki Kelompok 2: Peristiwa Rengasdengklok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

106

Kelompok 3 : Perumusan Teks Proklamasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia serta dukungan dari berbagai Kerajaan terhadap Kemerdekaan Kelompok 4 : Penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan dukungan dari berbagai Kerajaan terhadap kemerdekaan Indonesia

d. Peserta didik dalam kelompok mendiskusikan lembar kerja tersebut dan melakukan penelusuran informasi untuk menjawab kasus-kasus yang diberikan oleh guru.

e. Guru membimbing peserta didik dalam mengumpulkan informasi yang valid sesuai dengan materi masing-masing kelompok.

Penutup 1. Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi yang dibahas dalam pertemuan ini.

2. Guru mengajak siswa berefleksi untuk menemukan hal-hal penting dan bermakna dari pengalaman belajarnya ini yang dapat diterapkan dalam kehidupan bersama.

3. Guru menugaskan siswa dalam kelompok untuk mempersiapkan draft karya multiliterasi sesuai dengan yang direncanakan dalam diskusi kelompok sebagai bahan pertemuan berikutnya.

4. Guru menutup pembelajaran dengan rasa bersyukur dan memberi salam.

15 menit

2. Pertemuan Kedua (2 JP)

Kegiatan Aktivitas Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam. 2. Guru memperhatikan kesiapan siswa

untuk mengikuti proses pembelajaran meliputi kehadiran,

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

107

ketertiban, kebersihan, dan kerapian. 3. Guru memberi motivasi untuk

mengkondisikan suasana belajar. 4. Guru menyampaikan apersepsi

mengenai pembelajaran sebelumnya.

5. Guru menyampaikan IPK dan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

6. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi, kegiatan yang akan dilakukan, dan teknik penilaiannya.

Inti 1. Menganalisis a. Guru membantu peserta didik

yang sudah masuk dalam kelompoknya masing-masiing untuk merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai petunjuk dalam LKPD

b. Peserta didik dalam kelompok melakukan kegiatan analisis permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam LKPD

c. Peserta didik meganalisis permasalahan sesuai dengan sumber-sumber yang sudah ditemukan dan relevan

2. Menemukan Pengetahuan baru/ kesimpulan a. Guru memberi kesempatan pada

setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dari LKPD

b. Masing-masing kelompok yang tidak/belum presentasi dipersilakan untuk memberi pertanyaan/mengkritisi pernyataan yang dipresentasikan oleh kelompok lain

c. Maing-masing kelompok mengumpulkan tugas dialog sejarah dan video dalam bentuk softfile

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

108

d. Masing-masing kelompok memberi kesimpulan sesuai topik yang kelompok bahas dan makna yang dapat diambil dari pembelajaran tersebut

e. Guru memberi penguatan kesimpulan secara menyuluruh

Penutup 1. Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi yang dibahas dalam pertemuan ini.

2. Guru mengajak siswa berefleksi untuk menemukan hal-hal penting dan bermakna dari pengalaman belajarnya ini yang dapat diterapkan dalam kehidupan bersama.

3. Guru menugaskan siswa dalam kelompok untuk mempersiapkan draft karya multiliterasi sesuai dengan yang direncanakan dalam diskusi kelompok sebagai bahan pertemuan berikutnya.

4. Guru menutup pembelajaran dengan rasa bersyukur dan memberi salam.

15 menit

C. Penilaian Pembelajaran

1. Teknik Penilaian

b. Sikap : Penilaian diri

c. Pengetahuan : Tes tertulis

d. Keterampilan : Dialog sejarah

2. Bentuk Penilaian

a. Sikap : Lembar penilaian diri

b. Pengetahuan : Soal esai

c. Keterampilan : Rubrik Dialog sejarah

3. Rencana Kegiatan Remedial

Bagi peserta didik yang belum memenuhi batas kriteria ketuntasan

minimal maka diberi kegiatan remedial berupa penugasan karya tulis

mengenai peristiwa Proklamasi Kemerdekaan dan maknanya bagi

kehidupan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan

bangsa Indonesia dengan berbagai sumber pembelajaran yang relevan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

109

4. Rencana Kegiatan Pengayaan

Bagi peserta didik yang sudah memenuhi batas kriteria ketentuan

minimal maka diberi kegiatan pengayaan berupa penugasan membuat

karya tulis dengan menganalisis peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

dan mengkritisi maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi,

politik, dan pendidikan bangsa Indonesia.

Mengetahui, Kepala SMA …

Nama Lengkap NIP

Kota, tanggal Guru Mata Pelajaran

Nama Lengkap NIP

Lampiran 1. Bahan Ajar

PERSITIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

A. Dari Rengasdengklok sampai ke Pegangsaan Timur

1. Jepang Bertekuk Lutut

Keinginan Amerika Serikat untuk segera menyelesaikan perang

dilakukan dengan mengirimkan pesawat pembawa bom atom ke Jepang.

Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom pertama diledakkan di kota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

110

Hirosihma, sementara pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan

di kota Nagasaki. Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki telah

menjatuhkan semangat dan martabat bangsa Jepang. Mereka tidak dapat

menutup mata, bahwa Sekutu lebih unggul dalam persenjataan. Apabila

perang dilanjutkan, Jepang akan lebih hancur. Akhirnya, Kaisar Jepang

memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Penyerahan

Jepang kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 inilah yang

menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. Sebenarnya tanda-tanda

kekalahan Jepang dalam PD II sudah terlihat sejak tahun 1943 dengan

berhasil direbutnya beberapa wilayah oleh Sekutu. Pengeboman

Hiroshima dan Nagasaki merupakan faktor pemicu Jepang harus

menyerah.

2. Peristiwa Rengasdengklok

Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yang

menegangkan bagi bangsa Jepang dan bangsa Indonesia. Bagi bangsa

Jepang, tanggal tersebut merupakan titik akhir nyali mereka dalam

melanjutkan PD II. Menyerah kepada Sekutu adalah pilihan yang sangat

pahit tetapi harus dilakukan. Bagi bangsa Indonesia, tanggal tersebut justru

menjadi kesempatan baik untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan.

Inilah yang menjadi pemikiran utama para pemuda atau sering disebut

Golongan Muda kaum pergerakan Indonesia. Para pemuda berpikir, bahwa

menyerahnya Jepang kepada Sekutu, berarti di Indonesia sedang kosong

kekuasaan. Proklamasi dipercepat adalah pilihan yang tepat, sekaligus

tanpa campur tangan Jepang.

3. Perumusan Teks Proklamasi

Rombongan Sukarno setelah mengantar pulang Fatmawati dan

Guntur, menuju ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol no. 1.

Setelah tiba di Jl. Imam Bonjol No. 1, lalu Sukarno dan Moh.Hatta

diantarkan Laksamana Maeda menemui Gunseikan Mayor Jenderal Hoichi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

111

Yamamoto (Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Akan tetapi, Gunseikan

menolak menerima Sukarno-Hatta pada tengah malam. Dengan ditemani

oleh Maeda, Shigetada Nishijima dan Tomegoro Yoshizumi serta Miyoshi

sebagai penterjemah, mereka pergi menemui Somubuco Mayor Jenderal

Otoshi Nishimura (Direktur/ Kepala Departemen Umum Pemerintahan

Militer Jepang), dengan maksud untuk menjajaki sikapnya terhadap

pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sukarno menyampaikan

bahwa akan mengadakan rapat PPKI untuk membahas persiapan

pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.

Pada pertemuan antara Sukarno-Hatta dengan Nishimura ini tidak

dicapai kata sepakat. Di satu pihak Sukarno- Hatta bertekad untuk

melangsungkan rapat PPKI yang pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945

itu tidak jadi diadakan karena mereka dibawa ke Rengasdengklok. Mereka

menekankan kepada Nishimura bahwa Jenderal Besar Terauchi telah

menyerahkan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada

PPKI. Di lain pihak Nishimura menegaskan garis kebijakan Panglima

Tentara ke-XVI di Jawa, bahwa dengan menyerahnya Jepang kepada

Sekutu berlaku ketentuanbahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi

mengubah status quo.

4. Proklamasi Berkumandang

Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan

pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda dengan diliputi kebanggaan.

Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di rumah

Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum

pulang, Moh. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak teks

Proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.

Sementara itu, para pemuda tidak langsung pulang, mereka melakukan

kegiatan-kegiatan untuk penyelenggaraan pembacaan naskah Proklamasi.

Masing-masing kelompok pemuda mengirim kurir untuk memberitahukan

kepada masyarakat bahwa saat Proklamasi telah tiba. Semua alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

112

komunikasi digunakan untuk penyambutan Proklamasi. Pamflet, pengeras

suara, dan mobil-mobil dikerahkan ke segenap penjuru kota.

Tanpa diduga, pada hari itu barisan pemuda berbondong-bondong menuju

Lapangan Ikada. Para pemuda datang ke tempat itu, karena informasi yang

disampaikan dari mulut ke mulut bahwa Proklamasi akan diselenggarakan

di Lapangan Ikada. Rupanya Jepang telah mencium kegiatan para pemuda

malam itu, sehingga mereka berusaha untuk menghalang-halanginya.

Lapangan Ikada telah dijaga oleh Pasukan Jepang yang bersenjata lengkap.

Karena itu, Proklamasi tidak diselenggarakan di Lapangan Ikada, tetapi

dilaksanakan di Pegangsaan Timur No. 56.

5. Dukungan dari Berbagai Lapisan

Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi

mengumumkan penyerahannya kepada Sekutu. Baru pada bulan

September 1945, Proklamasidiketahui di wilayah-wilayah yang terpencil.

Keempat penguasa kerajaanyang ada di Jawa Tengah menyatakan

dukungan mereka kepada Republik,yaitu Yogyakarta, Surakarta,

Pakualaman, dan Mangkunegaran.

Euforia revolusi segera mulai melanda negeri ini, khususnya kaum muda

yang merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan. Para komandan

pasukan Jepang di daerah-daerah sering kali meninggalkan wilayah

perkotaan dan menarik mundur pasukan ke daerah pinggiran guna

menghindari konfrontasi. Banyak yang bijaksana memperbolehkan

pemuda-pemuda Indonesia memperoleh senjata. Antara tanggal 3-11

September, para pemuda di Jakarta mengambil alih kekuasaan atas

stasiun-stasiun kereta api, sistem listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa

mendapat perlawanan dari pihak Jepang. Pada akhir bulan September,

instalasi-instalasi penting di Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Bandung

juga sudah berada di tangan para pemuda Indonesia. Selain itu, juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

113

terlihat adanya semangat revolusi di dalam kesusasteraan dan kesenian.

Surat-surat kabar dan majalah Republik bermunculan di berbagaidaerah,

terutama di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Aktivitas kelompok

sastrawan yang bernama “Angkatan 45”, mengalami masa puncaknya

pada zaman revolusi. Lukisan-lukisan modern juga mulai berkembang

pesat di era revolusi.

B. Akibat Pendudukan Jepang di Indonesia

Pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak pada

kehidupanmasyarakat Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, sosial-

budaya,pendidikan maupun di bidang birokrasi dan militer.

a. Bidang Politik

Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan

melarang penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan penggunaan

bahasa Jepang. Struktur pemerintahan dibuat sesuai dengan

keinginan Jepang, misalnya desa dengan Ku, kecamatan dengan So,

kawedanan dengan Gun,kotapraja dengan Syi, kabupaten dengan

Ken, dan karesidenan dengan Syu. Setiap upacara bendera dilakukan

penghormatan kearah Tokyo dengan membungkukkan badan 90

derajat yang ditujukan pada Kaisar Jepang Tenno Heika.

b. Keadaan Sosial-Budaya dan Ekonomi

Guna membiayai Perang Pasifik, Jepang mengerahkan semua

tenaga kerjadari Indonesia. Mereka dikerahkan untuk membuat

benteng-benteng pertahanan. Mula-mula tenaga kerja dikerahkan

dari Pulau Jawa yang padat penduduknya. Kemudian di kota-kota

dibentuk barisan romusa sebagai sarana propaganda. Propaganda

yang kuat itu menarik pemuda-pemuda untuk bergabung dengan

sukarela. Pengerahan tenaga kerja yang mulanya sukarela lama-lama

menjadi paksaan. Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah

tenaga romusa. Panitia pengerahan disebut dengan Romukyokai,

yang ada disetiap daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

114

c. Pendidikan

Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di

Indonesia semakin memburuk. Pendidikan tingkat dasar hanya satu,

yaitu pendidikan enam tahun. Hal itu sebagai politik Jepang untuk

memudahkan pengawasan. Para pelajar wajib mempelajari bahasa

Jepang. Mereka juga harus mempelajari adat istiadat Jepang dan lagu

kebangsaan Jepang, Kimigayo, serta gerak badan sebelum pelajaran

dimulai. Bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa

pengantar di semua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaran

wajib.

Satu hal keuntungan pada masa Jepang adalah penggunaan

bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Melalui sekolah-sekolah

itulah Jepang melakukan indoktrinasasi. Menurut Jepang, pendidikan

kader-kader dibentuk untuk memelopori dan melaksanakan konsepsi

kemakmuran Asia Raya. Namun, bagi bangsa Indonesia tugas berat

itu merupakan persiapan bagi pemuda-pemuda terpelajar untuk

mencapai kemerdekaan.

d. Birokrasi dan Militer

Dalam bidang birokrasi, dengan dikeluarkannya UU no. 27

tentang AturanPemerintah Daerah dan UU No. 28 tentang Aturan

Pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi, maka berakhirlah

pemerintahan sementara. Kedua aturan itu merupakan pelaksanaan

struktur pemerintahan dengan datangnya tenaga sipil dari Jepang di

Jawa. Mereka ditempatkan di Jawa untuk melakukan tujuan

reorganisasi pemerintahan Jepang, yang menjadikan Jawa sebagai

pusat perbekalan perang di wilayah selatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

115

Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LEMBAR KERJA

PESERTA DIDIK

“PERISTIWA PENGEBOMAN DI KOTA HIROSHIMA DAN NAGASAKI

OLEH SEKUTU”

Nama Kelompok 1 :

1.

2.

3.

4.

5.

Kelas :

A. Pokok Bahasan : Peristiwa Pengeboman di Kota Hiroshima dan Nagasaki Oleh

Sekutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

116

Langkah-langkah kegiatan:

1. Masuklah dalam kelompok yang sudah ditentukan dan berdiskusi!

2. Cermatilah gambar dan teks berikut ini!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

117

Keinginan Amerika Serikat untuk segera menyelesaikan perang dilakukan

dengan mengirimkan pesawat pembawa bom atom ke Jepang. Pada tanggal 6

Agustus 1945, bom atom pertama diledakkan di kota Hirosihma, sementara pada

tanggal 9 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Nagasaki. Digambarkan

oleh masyarakat yang selamat di kedua kota tersebut, bahwa ledakan bom atom

seperti gunung api yang jatuh ke bumi. Tiba-tiba langitterang seperti ada kilat,

disusul berbagai benda berhamburan terbang.Bersamaan itu berbagai makhluk

hidup meregang nyawa, kehilangananggota badan, bahkan hancur berkeping-

keping. Dua kota Jepang luluhlantak.

Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki telah menjatuhkan semangat dan

martabat bangsa Jepang. Mereka tidak dapat menutup mata, bahwa Sekutu lebih

unggul dalam persenjataan. Apabila perang dilanjutkan, Jepang akan lebih hancur.

Akhirnya, Kaisar Jepang memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada

Sekutu. Penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 inilah

yang menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. Sebenarnya tanda-tanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

118

kekalahan Jepang dalam PD II sudah terlihat sejak tahun 1943 dengan berhasil

direbutnya beberapa wilayah oleh Sekutu. Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki

merupakan faktor pemicu Jepang harus menyerah.

3. Identifikasikanlah dan rumuskan permasalahan yang kalian temui pada topik

Peristiwa Pengeboman di Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Sekutu dalam teks

tersebut!

4. Analisislah permasalahan yang kalian temukan dan permasalahan yang

disebutkan di bawah ini!

Dalam peristiwa pengeboman oleh Amerika Serikat di Kota Hiroshima dan

Nagasaki telah menjatuhkan semangat dan martabat bangsa Jepang. Kehancuran

Kota tersebut mengakibatkan banyaknya nyawa yang hilang dan kerugian

ekonomi yang dialami oleh Jepang. Dari peristiwa tersebut analisislah sebab dan

akibat dari pengeboman yang dilakukan oleh Amerika Serikat yang dirasakan

oleh Jepang maupun Indonesia! (Setelah itu susunlah dialog sejarah dan buatlah

video drama tersebut)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

119

5. Carilah sumber-sumber yang relevan untuk memperkuat analisis-analisis

permasalahan tersebut!

6. Susunlah dialog sejarah sesuai dengan topik Peristiwa Pengeboman di Kota

Hiroshima dan Nagasaki. Kemudian, buatlah video drama singkat dari dialog

sejarah yang sudah kalian susun!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

120

Lampiran 4. Instrumen Penilaian

1. Penilaian Sikap: Lembar Penilaian Diri

SIKAP NASIONALISME & PATRIOTISME

Nama Siswa : ……………

Kelas/Nomor : ……………

No. Pernyataan Sikap

STS TS R S SS

1. Saya bangga apabila mengikuti perlombaan internasional sebagai perwakilan Indonesia.

2. Saya siap untuk memajukan negara ini dengan kemampuan yang saya miliki.

3. Saya senang melihat Indonesia memenangkan perlombaan dalam berbagai bidang Internasional.

4 Saya dengan senang hati mengikuti upacara bendera di sekolah.

5. Saya merasa sedih apabila warga Indonesia saling bermusuhan satu dengan yang lain

6. Saya merasa terpanggil sebagai pemuda harapan bangsa setelah mempelajari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

7. Saya menerapkan semangat para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam hidup berbangsa dan bernegara.

8. Saya tidak senang apabila ada teman yang tidak menghargai budaya rekan sejawatnya.

9. Saya merasa pemuda saat ini harus belajar dari para pahlawan muda dalam mempertahankan NKRI.

10. Saya memilih untuk berdiam diri apabila ada teman saya lebih mencintai negara lain daripada Indonesia.

11. Saya memilih untuk berdiam diri apabila bukti-bukti peninggalan sejarah di Indonesia diakui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

121

milik negara lain.

12. Saya tetap menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

13. Ketika melaksanakan upacara bendera, Saya membiarkan teman saya jika tidak ikut hormat saat bendera merah putih dinaikkan.

14. Saya kurang hafal lagu Indonesia Raya.

15. Saya kurang mempedulikan pelajaran yang berkaitan dengan Sejarah dan Kewarganegaraan.

Pedoman penskoran sebagai berikut:

Pernyataan positif: STS=1, TS=2, R=3, S=4, dan SS=5.

Pernyataan negatif: STS=5, TS=4, R=3, S=2, dan SS=1.

Tidak menjawab= 0

Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

Kriteria =

Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif

81-100 Sangat Tinggi A

61-80 Tinggi B

41-60 Sedang C

21-40 Rendah D

0-20 Sangat Rendah E

1. Penilaian Pengetahuan: Soal Esai

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Jelaskan pengaruh pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh Sekutu

dalam rangkaian PD II!

2. Bagaimana situasi Indonesia setelah terjadinya persitiwa pengeboman

itu?

3. Analisislah latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok!

4. Bagaimana proses penyusunan naskah teks proklamasi?

5. Analisislah pengaruh dari adanya peristiwa proklamasi pada

kehidupan saat itu dan saat ini!

Kunci Jawaban:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

122

1. Pengaruh pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh Sekutu dalam

rangkaian PD II merupakan akibat dari keinginan Amerika Serikat

dalam menyelesaikan perang. Kehancuran Kota Hiroshima dan

Nagasaki telah menjatuhkan semangat dan martabat bangsa Jepang.

Jepang mengakui kekalahannya terhadap Sekutu dan menyadari

bahwa AS lebih unggul dalam persenjataan. Apabila perang tetap

dilanjutkan maka Jepang akan lebih hancur. Peristiwa tersebut juga

menjadi penanda bahwa PD II sudah berakhir pada tanggal 15

Agustus 1945. Dari kekalahan Jepang kepada Sekutu sangat

menguntungkan bagi bangsa Indonesia sendiri. Jepang terpaksa

memberi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Komando

Tentara Jepang menyepakati dan akan memberikan kemerdekaan

Indonesia pada tanggal 7 September 1945.

2. Situasi Indonesia setelah terjadinya persitiwa pengeboman itu ialah

masih dikendalikan oleh Jepang. Pada masa-masa tersebut kemudian

terjadilah peristiwa yang cukup dramatis di wilayah Indonesia. Pada

saat itu alat komunikasi masih dikuasai oleh Jepang. Tetapi para tokoh

perjuangan berhasil mengakses berbagai informasi dunia dengan

berbagai cara. Radio sebagai alat yang paling berperan pada masa

tersebut telah disegel oleh Jepang. Radio sudah lama menjadi

kekuasaan Jepang, untuk menerima siaran radio luar negeri pun

masyarakat Indoneia tidak diizinkan. Hal ini disebabkan oleh

ketakutan Jepang apabila bangsa indonesia mengetahui perkembangan

perang yang menunjukkan Jepang semakin terjepit. Para tokoh

berhasil menyembunyikan beberapa radio gelap yang dapat digunakan

untuk mendengarkan berbagai siaran radio luar negeri seperti BBC

London. Selain itu Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan.

3. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah setelah

Jepang mengalami kekalahan terhadap Sekutu, bagi bangsa Indonesia,

tanggal tersebut justru menjadi kesempatan yang baik dalam

mempercepat dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan. Inilah

yang menjadi pemikiran utama para pemuda/golongan muda.

Golongan muda berpikir bahwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu,

berarti Indonesia sedang kosong kekuasaan sehingga Proklamasi harus

dipercepat dan tanpa campur tangan Jepang. Namun, berbeda dengan

pemikiran golongan tua yang tidak ingin terburu-buru dalam

proklamasi kemerdekaan. Syahrir sebagai golongan muda

menyampaikan pesan kepada Sukarno dan Moh. Hatta mengenai

kekalahan Jepang dan berharap mereka segera memproklamasikan

kemerdekaan. Akan tetapi Sukarno dan Bung Hatta ingin memastikan

terlebih dahulu mengenai berita tersebut. Sebagai tokoh-tokoh yang

demokratis, tahu hak dan kewajiban selaku pemimpin, kedua tokoh itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

123

berpendapat bahwa untuk memproklamasikan Kemerdekaan

Indonesia, perlu dibicarakan dengan PPKI agar tidak menyimpang

dari ketentuan. Akan tetapi, para pemuda berpendapat bahwa

proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan oleh kekuatan

bangsa sendiri, bukan oleh PPKI. Menurut para pemuda, PPKI itu

buatan Jepang. Pemuda berharap kemerdekaan yang dilakukan adalah

kemerdekaan yang dilakukan oleh bangsa sendiri, bukan karena

jasanya Jepang.

4. Proses penyusunan naskah teks proklamasi adalah Rombongan

Sukarno setelah mengantar pulang Fatmawati dan Guntur, menuju ke

rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol no. 1. Setelah tiba di Jl.

Imam Bonjol No. 1, lalu Sukarno dan Moh.Hatta diantarkan

Laksamana Maeda menemui Gunseikan Mayor Jenderal Hoichi

Yamamoto (Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Akan tetapi,

Gunseikan menolak menerima Sukarno-Hatta pada tengah malam.

Dengan ditemani oleh Maeda, Shigetada Nishijima dan Tomegoro

Yoshizumi serta Miyoshi sebagai penterjemah, mereka pergi menemui

Somubuco Mayor Jenderal Otoshi Nishimura (Direktur/ Kepala

Departemen Umum Pemerintahan Militer Jepang), dengan maksud

untuk menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaan Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia. Sukarno menyampaikan bahwa akan

mengadakan rapat PPKI untuk membahas persiapan pelaksanaan

proklamasi kemerdekaan. Karena tidak menemukan kesepakatan

kemudian Rombongan Sukarno segera kembali ke rumah Laksamana

Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Para tokoh-tokoh nasionalis

berkumpul di rumah Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Di

rumah Maeda, hadir para anggota PPKI, para pemimpin pemuda, para

pemimpin pergerakan, dan beberapa anggota Chuo Sangi In yang ada

di Jakarta. Sukarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “Proklamasi”. Sukarnokemudian bertanya kepada Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo.“ Bagaimanabunyi rancangan pada draf pembukaan UUD?” Kedua orang yang ditanyapun tidak ingat persis. Ahmad Subarjo kemudian menyampaikan

kalimat“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan

Indonesia”.Moh. Hatta menambahkan kalimat: “Hal-hal yang

mengenai pemindahankekuasaan dan lain-lain diselenggarakan

dengan cara saksama dan dalamtempoh yang sesingkat-singkatnya”.

Sukarno menuliskan, “Jakarta, 17-8-’05 Wakil-wakil bangsa

Indonesia”, sebagai penutup. Mereka semua sepakattentang draf

itu.Pukul 04.00 WIB dini hari, Sukarno minta persetujuan dan minta

tandatangan kepada semua yang hadir sebagai wakil-wakil bangsa

Indonesia.Parapemuda menolak dengan alasan sebagian yang hadir

banyak yang menjadikolaborator Jepang. Sukarni mengusulkan agar

teks proklamasi cukupditandatangani dua orang tokoh, yakni Sukarno

dan Moh. Hatta, atas namabangsa Indonesia. Usul Sukarni diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

124

Dengan beberapa perubahan yangtelah disetujui, maka konsep itu

kemudian diserahkan kepada Sayuti Melikuntuk diketik.

5. Pengaruh dari adanya peristiwa proklamasi pada kehidupan saat itu

dan saat ini adalah Indonesia dapat mencapai cita-citanya untuk

merdeka setelah mengalami berbagai penderitaan yang panjang.

Indonesia menjadi sebuah bangsa yang memiliki pemerintahannya

sendiri. Hal tersebut tidak terlepas dari peran penting para tokoh

golongan muda dan golongan tua yang sangat gigih dalam

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Saat ini jika tanpa adanya

peristiwa tersebut tentu Indonesia belum tentu bisa menjadi bangsa

yang seperti saat ini yang sudah mampu diakui oleh negara-negara

lain bahkan bersaing dalam berbagai bidang.

a. Pada zaman jepang, keadaan pendidikan dan aktivitas di bidang

perkebunan mengalami kemerosotan. bangsa Jepang tidak

memperbolehkan kita mendapatkan pendidikan yang baik agar kita

tidak bisa melawan mereka dan mereka juga hanya meminta kita

menanam dan tidak memperbolehkan kita untuk menikmati hasil

tanaman yang kita tanam akan tetapi hasil tanaman itu diambil alih

oleh bangsa Jepang untuk dijual dan dikirim ke negeri mereka.

b. Dampak dari berbagai kebijakan Jepang itu terhadap kehidupan

masyarakat yaitu:

Dampak pisitif:

• Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa

komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia

mengukuhkan dari sebagai bahasa nasional.

• Jepang mendukung semangat anti-Belanda sehingga mau tidak

mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia, antara

lain adalah menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya

perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.

• Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang

mendekati pimpinan nasional Indonesia, seperti Soekarno dengan

harapan agar ia mau membantu Jepang memobilisasi rakyat

Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para

pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka

kesempatan menjadi pemimpin rakyatnya.

Dampak negatif:

• Penghapusan semua organisasi politik dan pranata social warisan

Hindi Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya yang

bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengatahuan, social, ekonomi,

dan kesejahteraan rakyat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

125

• Romusha yakni adalah mobilisasi rakyat Indonesia (terutama

warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak

manusiawi.

• Eksploitasi segala sumber daya, seperti sandang, pangan, logam,

dan minyak demi kepentingan perang. Dan akibatnya beras dan

berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak

rakyat yang menderita kelaparan.

Pedoman penskoran sebagai berikut:

Setiap nomor: Benar sempurna, skor = 4

Benar, skor = 3

Sebagaian benar, skor = 2

Salah, skor = 1

Tidak menjawab, skor = 0

Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

2. Penilaian Keterampilan: Rubrik dialog sejarah dan video drama Sejarah

Buatlah dialog sejarah dan video drama sejarah yang berkaitan dengan

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial,

budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia. Guru

membagi tema masing-masing kelompok sebagai berikut: (1) Peristiwa

kekalahan Jepang terhadap Sekutu, (2) Rangkaian Peristiwa

Rengasdengklok, (3) Peristiwa perumusan Teks Proklamasi hingga

dikumandangkannya Kemerdekaan Indonesia, (4) Dukungan terhadap

Kemerdekaan Indonesia dari Kerajaan-Kerajaan.

Tugas tersebut dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap kelompok membuat dialog tentang tema yang sudah dibagi

oleh guru.

2. Isi dari dialog tersebut sesuai dengan materi yang sudah dipelajari.

3. Video sesuai dengan dialog sejarah yang sudah dibuat dan berdurasi

10-15 menit.

4. Di akhir drama kelompok lain saling berdiskusi dan menyampaikan

pesan-pesan yag bisa diambil dari drama tersebut.

5. Keseriusan peserta didik tiap kelompok akan dinilai oleh pendidik

pada saat praktik berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

126

Pedoman penilaian sebagai berikut:

No. Aspek/indikator Skor

1. Dialog drama yang disajikan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan oleh guru (sangat tepat= 5, tepat = 4, kurang tepat = 3, tidak tepat = 2, sangat tidak tepat = 1, tidak ada = 0)

1-5

2. Isi dari dialog tersebut sesuai dengan materi yang sudah dipelajari(sangat lengkap = 5, lengkap= 4, kurang lengkap = 3, tidak lengkap = 2, sangat tidak lengkap = 1, tidak ada = 0)

1-5

3. Video sesuai dengan dialog sejarah yang sudah dibuat dan berdurasi 10-15 menit (sangat akurat = 5, akurat = 4, kurang akurat = 3, tidak akurat = 2, sangat tidak akurat = 1, tidak ada = 0)

1-5

4. Kelompok mampu menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap drama tersebut (sangat sesuai = 5, sesuai = 4, kurang sesuai = 3, tidak sesuai = 2, sangat tidak sesuai = 1, tidak ada = 0)

1-5

5. Keseriusan tiap peserta didik dalam kelompok dalam mempraktikkan drama tersebut (sangat tepat= 5, tepat = 4, kurang tepat = 3, tidak tepat = 2, sangat tidak tepat = 1, tidak ada = 0)

1-5

Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING …pembelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer yaitu dokumen

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI