studi literatur : media pembelajaran yang digunakan …

75
STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING SKRIPSI Oleh KURNIA 10539 1171 13 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN

PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING

SKRIPSI

Oleh

KURNIA

10539 1171 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2021

i

STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN

PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

KURNIA

10539 1171 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2021

ii

iii

iv

v

vi

Motto…

“Kita semua mampu menjadi apa saja yang kita mau.

Kuncinya sangat sederhana. Gantungkanlah harapanmu

kepada Tuhan yang kau yakini dan perkuatlah dirimu

sendiri dengan kekuatan yang kau miliki...”

Tulisan ini Kupersembahkan…

Setiap detik waktu menyelesaikan karya tulis ini

merupakan hasil getaran do’a dan dukungan kedua

orang tua (Pua H. Bandu Husen dan Ma Hj. Nurma),

kakak-kakakku (Ansitu, Siti Rahma, Asni, S.Pd,

Bukhari, S.Pd.I, dan M. Fuad, S.Pd), Keponakanku

tersayang (Ilma, Nandar, Tian, Ima, Aulia, Afdal.

Azwar, Damar, Amira, Azril, Khairil, Naira, Azfar,

Aza, Adelia, dan Ara) dan keluarga yang mengalir

tiada henti.

Setiap tetesan keringat yang keluar merupakan

tanggung jawab untuk almamaterku.

vii

ABSTRAK

Kurnia. 2020. Studi Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada

Model Pembelajaran Inquiry Learning. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh H. Abd. Samad dan Dewi Hikmah Marisda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran pada

model inquiry learning dalam pembelajaran fisika. Metode penelitian yang

digunakan adalah library research (studi literatur) dari 50 jurnal maupun

prosiding hasil penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning

yang ada di Indonesia dari tahun 2010-2020. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa jenis media yang digunakan pada model inquiry learning adalah Physics

Education Technology (PhET), Laboratorium Virtual, Audio Visual, Alat Peraga,

Macromedia Flash, Video, Multimedia, Animasi, Web, Livewire App,

Powerpoint, Modellus, dan Augmented Reality. Media yang paling banyak

digunakan adalah Physics Education Technology (PhET) dengan persentase

sebesar 28% karena dengan menggunakan software tersebut dapat menciptakan

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta memberikan

dampak positif dalam pembelajaran fisika. Media yang paling sedikit digunakan

adalah Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan Augmented

Reality dengan persentase sebesar 2%. Dengan demikian media pembelajaran

Physics Education Technology (PhET) yang paling banyak digunakan pada

model Inquiry Learning dalam pembelajaran fisika. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemampuan dalam

bidang fisika, terutama media pembelajaran karena media memiliki manfaat yang

tak terbatas dalam dunia pendidikan untuk dikembangkan.

Kata Kunci: Inquiry Learning, Media Pembelajaran, Studi Literatur.

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan dan menyebarkan pesan-pesan

Allah SWT kepada umatnya.

Dalam usaha penyelesaian penyusunan skripsi yang berjudul “Studi

Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Model Pembelajaran

Inquiry Learning” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata-1

(S1) dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai

pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada

kedua orang tuaku, Pua H. Bandu Husen dan Ma tercinta Hj. Nurma yang telah

berjuang, mendidik, memberikan semangat, dorongan, doa, serta kasih sayang

yang tak terhingga dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga

terselesainya studi (S1) penulis. Terima kasih juga untuk kakak-kakakku tercinta

Ansitu, Siti Rahma, Asni, S.Pd, Bukhari, S.Pd.I, dan M. Fuad, S.Pd yang telah

membantu, baik berupa bantuan materil maupun dukungan moril untuk penulis.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis

mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

dan setulusnya kepada Ayahanda Drs. H. Abd. Samad, M.Si selaku pembimbing I

dan Ibu Dewi Hikmah Marisda, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu

bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing, memberikan ide, arahan,

saran dan bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta

memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini

maupun selama menempuh proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan

ix

perlindungan, kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang

telah dicurahkan kepada penulis selama ini.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D

selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Ayahanda

Ma’ruf, S.Pd., M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan

ilmu pengetahuan selama dibangku kuliah.

Terima kasih untuk diriku sendiri, yang sudah bertahan dan berjuang

untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih, atas perjuangannya untuk

mengerjakan skripsi. Tetap kuat untuk melanjutkan perjalanan hidup dan temukan

pengalaman-pengalaman baru di setiap langkahmu. Terima kasih juga kepada

grup WINNER (Kang Seungyoon, Kim Jinwoo, Song Minho, dan Lee

Seunghoon) yang telah memberikan motivasi dan semangat karena lagu-lagunya

selalu menjadi moodbooster dan menemani penulis setiap mengerjakan karya

ilmiah ini, rekan-rekan seperjuangan khususnya Ana dan Misa yang telah

memberikan semangat, keceriaan serta arti sahabat dalam hidupku, semoga

persahabatan kita akan terus terbina sampai tua nanti, teman-teman Kost Cahaya

terutama Nisa dan Ayu yang telah menjadi adik yang baik yang selalu membantu

dan memberikan semangat dalam suka maupun duka serta membuat

keberadaanku menjadi lebih berarti dan jadi lebih bermakna, semoga semua

kenangan yang ada akan menjadi cerita indah dalam lembar kehidupan kita dan

silaturahmi kita akan terus berlanjut walaupun berpisah nanti, dan tak lupa kepada

semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tak sempat

penulis sebutkan namanya satu persatu, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat

dan karunianya kepada mereka semua. Hal ini tidak mengurangi rasa terima

kasihku atas segala bantuannya.

x

Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia

yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa

mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun

karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa

adanya kritikan sehingga penulis dapat berkarya yang lebih lagi pada masa yang

akan datang. Dengan harapan dan do’a penulis, semoga karya tulis ini dapat

memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis dan

menambah khasanah ilmu khususnya di bidang pendidikan fisika.

Amin Ya Rabbal’alamin.

Wassalam

Makassar, Januari 2021

Penulis,

Kurnia

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

E. Definisi Operasional ...................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 5

A. Kajian Pustaka ............................................................................... 5

B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 14

A. Rancangan Penelitian ..................................................................... 14

B. Sumber Data ................................................................................... 14

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 14

D. Teknik Analisis Data ...................................................................... 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 17

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 17

B. Pembahasan .................................................................................... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 39

xii

A. Simpulan ........................................................................................ 39

B. Saran .............................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri ....................................................................... 8

4.1. Analisis Jurnal ............................................................................................ 17

4.2. Jenis Media Yang Digunakan Pada Model Inquiry Learning ................... 32

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1. Diagram Persentase Penggunaan Media Pembelajaran ............................. 33

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan peserta

didik yang saling bertukar informasi. Sasaran dalam pembelajaran adalah peserta

didik, dimana peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi

yang dimilikinya baik dalam sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Tugas

guru adalah memberikan kemudahan untuk proses tersebut, dengan menciptakan

suasana yang mendukung proses pembelajaran. Ini sesuai dengan tuntutan

kurikulum 2013, bahwa proses pembelajaran berpusat pada peserta didik (student

centered), Pilendia (2020: 2). Dalam Al-Quran manusia dituntut untuk menuntut

ilmu setinggi mungkin dan salah satu ciri yang membedakan islam dengan yang

lainnya adalah penekanannya terhadap ilmu (sains). Sebagaimana dijelaskan

dalam Alquran surah Al-baqarah ayat 31-33:

Artinya:

“Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

kemudian mengemukakannya kepada Para malaikat lalu berfirman:

“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-

orang yang benar!” mereka menjawab: “Maha suci Engkau, tidak ada yang

Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;

Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Pada kurikulum 2013, pembelajaran lebih diarahkan kepada tiga hal

penting, yaitu karakter, kompetensi, dan literasi. Pada aspek kompetensi

ditekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif,

oleh Marisda (2019). Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, fisika merupakan salah

2

satu mata pelajaran wajib yang dipelajari di sekolah tingkat menengah untuk

kelompok peminatan IPA. Maka sudah seharusnya fisika dipelajari secara

menyenangkan. Cara penyampaian materi tentunya sangat berpengaruh terhadap

proses dan hasil pembelajaran fisika. Mata pelajaran fisika hendaknya dapat

membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan mandiri. Peserta didik dilatih

untuk dapat membangun pemahamannya sendiri tanpa bergantung pada guru.

Dalam proses pembelajaran guru merangsang pengetahuan peserta didik dengan

fenomena-fenomena alam yang ada disekitar peserta didik, Pilendia (2020: 2).

Kenyataannya pelajaran fisika justru menjadi momok bagi kebanyakan

peserta didik dan akar segala kesulitan. Sebagian besar peserta didik cenderung

tidak tertarik pada pelajaran fisika dan menganggap pelajaran paling rumit,

menegangkan dan sukar untuk dipelajari. Padahal ketidaksenangan terhadap suatu

pelajaran misalnya fisika akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

Pendidik harus pandai menciptakan suasana menyenangkan dalam proses

pembelajaran, agar mindset peserta didik dapat berubah mengenai pelajaran

fisika. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran

pada model inquiry learning yang dapat membantu guru dalam menjelaskan

materi yang bersifat abstrak dan sulit untuk dibawa langsung ke kelas.

Penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning memegang

peran penting dalam proses pembelajaran. Dari penelitian (Saputra dkk, 2020)

menunjukkan bahwa menggunakan media dalam pengajaran fisika adalah sangat

efisien terhadap hasil belajar peserta didik. Penggunaan media yang interaktif

dapat membantu dalam memfasilitasi pembelajaran menjadi lebih optimal. Hasil

penelitian dari (Nujul dkk, 2017) menunjukkan bahwa penggunaan media

simulasi memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil belajar fisika peserta

didik. Hal ini juga diperkuat oleh (Ridayatul dkk, 2020) yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan media, proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan peserta

didik memegang peran penting selama proses pembelajaran dilaksanakan. Oleh

karena itu berbagai multimedia interaktif telah dikembangkan untuk

meningkatkan hasil pembelajaran fisika.

3

Saat ini berbagai jenis media pembelajaran dapat digunakan dalam proses

pembelajaran. Namun guru harus jeli dalam memilih media yang akan digunakan.

Karena kesesuaian media akan berdampak pada proses dan hasil belajar peserta

didik. Saat ini berbagai jenis media sudah digunakan pada model inquiry learning

seperti, audio visual, powerpoint, animasi, PhET dan sebagainya. Media-media

tersebut telah terbukti dapat meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran fisika.

Seperti hasil penelitian dari (Ginting, 2020) yang menunjukkan bahwa

pembelajaran berbantuan media PhET dapat meningkatkan kemampuan berpikir

siswa dibandingkan pembelajaran biasa.

Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan media pembelajaran pada

model inquiry learning memberikan potensi besar dalam pembelajaran fisika.

Menyikapi hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Studi Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Model

Pembelajaran Inquiry Learning”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti yaitu, “Seberapa besar persentase analisis

penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada model pembelajaran

inquiry learning?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

besarnya persentase analisis penggunaan media pembelajaran yang digunakan

pada model pembelajaran inquiry learning.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan dan pemahaman

tentang media pembelajaran pada model inquiry learning dalam proses

pembelajaran fisika dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2) Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang penggunaan media

pembelajaran yang digunakan pada model inquiry learning dalam

4

pembelajaran fisika secara tertulis kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, khususnya pada jurusan pendidikan fisika.

2. Manfaat Praktis

1) Memperoleh pengalaman belajar baru, serta melatih kemampuan

berpikir, kreatif dan teliti.

2) Mendorong peserta didik agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.

3) Memberikan wawasan metodologi pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan kualitas dan pemahaman pembelajaran.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam skripsi penelitian ini dimaksudkan agar

tidak terjadi penafsiran yang salah terhadap judul skripsi dan memberikan

gambaran yang jelas kepada pembaca. Definisi operasional yang dimaksud

yaitu:

1) Library Research (Studi Literatur) adalah mencari referensi teori yang

relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini

dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs

internet.

2) Media pembelajaran merupakan alat atau sarana sebagai perantara untuk

menyampaikan bahan pelajaran dari guru kepada peserta didik dalam

proses pembelajaran agar terjalin suatu interaksi timbal balik, sehingga

pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.

3) Model inquiry learning adalah rangkaian proses pembelajaran yang

menekankan pada keaktifan peserta didik untuk memiliki pengalaman

belajar dalam menemukan konsep-konsep materi berdasarkan masalah

yang diajukan.

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran K13

1. Discovery Learning

Menurut Daryanto dan Syaiful (2017: 260) Discovery Learning

adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa

sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum

diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun dengan cara ditemukan

sendiri. Discovery merupakan proses mental dimana peserta didik mampu

mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud

antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,

membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan

sebagainya.

Guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana

pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar

peserta didik sesuai dengan tujuan. Pada intinya, model pembelajaran

discovery learning ini mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif

dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented di mana guru

menjadi pusat informasi menjadi student oriented peserta didik menjadi

subyek aktif belajar, oleh Daryanto dan Syaiful (2017: 261).

2. Problem Based Learning (PBL)

Menurut Assegaff, dkk (2016) Problem Based Learning (PBL)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengajukan

masalah dan dilanjutkan dengan menyelesaikan masalah tersebut. Untuk

menyelesaikan masalah itu, peserta didik memerlukan pengetahuan baru

untuk menemukan solusinya, dimana jenis masalah tergantung pada

organisasi tertentu. Biasanya, masalah didasarkan pada masalah kehidupan

nyata yang telah dipilih dan diedit untuk memenuhi tujuan pendidikan dan

kriteria.

6

3. Project Based Learning

Project Based Learning adalah pembelajaran yang memerlukan

waktu jangka panjang, menitikberatkan pada aktivitas peserta didik untuk

dapat memahami suatu konsep atau prinsip dengan melakukan investigasi

secara mendalam tentang suatu masalah dan mencari solusi yang relevan

serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga peserta didik

mengalami proses pembelajaran yang bermakna dengan membangun

pengetahuannya sendiri, oleh Nurfirtiyanti (2016).

4. Inquiry Learning

Menurut Daryanto dan Syaiful (2017: 263) Pembelajaran inkuiri

merupakan salah satu model yang dapat mendorong peserta didik untuk

aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian

proses pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis

dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang dipertanyakan. Dalam hal ini guru berperan sebagai

fasilitator dan membimbing peserta didik untuk belajar.

2. Model Inquiry Learning

a. Pengertian dan Karakteristik Model Inquiry Learning

Menurut Kunandar (2010: 371) Inkuiri berasal dari bahasa Inggris

“Inquiry” yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu

jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Model

pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong

peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran inkuiri adalah

proses pembelajaran dimana peserta didik didorong untuk belajar melalui

keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-

prinsip, dan guru mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman

dan melakukan percobaan yang memungkinkan peserta didik menemukan

prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Lebih lanjut, Aris (2014: 85) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

7

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Selanjutnya oleh Trianto (2011: 166) menyatakan strategi inkuiri

berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Berdasarkan pendapat ahli yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa model inquiry learning (pembelajaran inkuiri) adalah

rangkaian proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta

didik untuk memiliki pengalaman belajar dalam menemukan konsep-

konsep materi berdasarkan masalah yang diajukan.

Menurut Doni Swardarma (2013: 66) model pembelajaran inkuiri

akan efektif bila:

1) Guru lebih mengutamakan proses belajar dibandingkan peserta

didik menguasai materi

2) Materi yang diajarkan tidak dalam bentuk fakta atau konsep yang

sudah jadi, namun sebuah simpulan yang perlu dibuktikan

3) Rata-rata peserta didik memiliki kemampuan berpikir cukup baik

4) Jumlah peserta didik tidak terlalu banyak dan guru memiliki

banyak waktu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

inkuiri lebih mengutamakan proses belajar daripada pencapaian hasil

belajar. Selain itu, guru bukan sebagai sumber pengetahuan namun sebagai

fasilitator, motivator, serta narasumber bagi para peserta didik, sehingga

mereka dapat mencari pengetahuan sendiri.

b. Jenis-jenis Model Inquiry Learning

Menurut Mulyasa (2015: 108), mengemukakan tiga macam model

inquiry sebagai berikut:

8

1) Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)

Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang

dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-

pertanyaan yang membimbing. Dalam pelaksanaannya, sebagian besar

perencanaan dibuat oleh guru, peserta didik tidak merumuskan masalah.

Petunjuk mengenai cara penyusunan dan mencatat data dibuat oleh guru.

2) Free Inquiry (Inkuiri Bebas)

Dalam hal ini peserta didik melakukan penelitian bebas

sebagaimana seorang ilmuan. Metodenya adalah setiap peserta didik

dilibatkan dalam kelompok tertentu, setiap kelompok memiliki tugas

sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan

data, dan pengevaluasi proses.

3) Modified Free Inquiry (Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi)

Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan

kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut

melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

c. Sintaks Pembelajaran Inkuiri

Menurut Trianto (2011: 172) tahapan pembelajaran inkuiri adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri

Tahapan Deskripsi Perilaku Guru

Fase 1 Menyajikan

pertanyaan atau

masalah

Guru membimbing peserta didik

mengidentifikasi masalah dituliskan di

papan tulis. Guru membagi peserta

didik dalam kelompok.

Fase 2 Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk curah pendapat

dalam membentuk hipotesis. Guru

membimbing peserta didik dalam

menentukan hipotesis yang relevan

dengan permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis mana yang

menjadi prioritas penyelidikan.

Fase 3 Merancang

percobaan

Guru memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk menentukan

9

langkah-langkah yang sesuai dengan

hipotesis yang akan dilakukan. Guru

membimbing peserta didik

mengurutkan langkah-langkah

percobaan.

Fase 4 Melakukan

percobaan untuk

memperoleh

informasi

Guru membimbing peserta didik

mendapatkan informasi melalui

percobaan.

Fase 5 Mengumpulkan dan

menganalisis data

Guru memberi kesempatan pada tiap

kelompok untuk menyampaikan hasil

pengolahan data yang terkumpul.

Fase 6 Membuat kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam

membuat kesimpulan.

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Inquiry Learning

Aris (2014: 86) mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan

dari model Inquiry Learning tersebut, dimana kelebihan sebagai berikut:

1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang

sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna.

2) Dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar mereka.

3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan

psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses

perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4) Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di

atas rata-rata.

Selain beberapa kelebihan di atas, model Inquiry Learning juga

memiliki beberapa kelemahan di antaranya:

1) Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan peserta didik yang

tinggi. Bila peserta didik kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang

efektif.

10

2) Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai

pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing

peserta didik dalam belajar.

3) Karena dilakukan secara kelompok, kemungkinan ada anggota yang

kurang aktif.

4) Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu

muda, misalkan SD.

5) Cara belajar peserta didik dalam metode ini menuntut bimbingan guru

yang lebih baik.

6) Untuk kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak, akan sangat

merepotkan guru.

7) Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika

pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.

8) Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas.

3. Media Pembelajaran

Menurut Trianto (2011: 234) media adalah suatu ekstensi manusia

yang memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan

kontak langsung dengannya. Media pembelajaran adalah sebagai

penyampai pesan dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan.

Sementara Isran dan Rohani (2018: 93) mengemukakan media

pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang

digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi dengan siswa.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan

suatu alat atau sarana sebagai perantara untuk menyampaikan bahan

pelajaran dari guru kepada peserta didik.

Setiap kegiatan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur

antara lain tujuan, bahan, metode, dan alat (media), serta evaluasi. Unsur

metode dan alat (media) merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari

unsur-unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk

mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam

11

pencapaian tersebut, peranan media sebagai alat bantu atau alat peraga

memegang peranan penting, sebab dengan adanya media ini bahan

pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam proses

belajar mengajar media dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar

proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

Selanjutnya menurut Isran dan Rohani (2018: 94) jenis-jenis media

pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

sebagai berikut:

1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram,

poster kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut

media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang

dan lebar.

2) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat

(solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock

up, dan lain-lain.

3) Model proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP

dan lain-lain.

4) Media informasi, computer, internet dan lain-lain.

5) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi

elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk sederhana, seperti slide, foto,

diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjangan ke luar kelas.

Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar.

Lebih lanjut, Isran dan Rohani (2018: 95) menjelaskan bahwa

secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran

akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa

manfaat media yang lebih rinci antara lain:

1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

12

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja.

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi

dan proses belajar.

8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, terdapat beberapa

buah karya penelitian yang relevan yang berkaitan dengan model inquiry

learning berbantuan media pembelajaran, diantaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Izza Puspa Rinda, jurusan Pendidikan MIPA,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, tahun

2020 dengan judul “Keterampilan Berpikir Kritis dan Minat Belajar

Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry

Berbantuan Virtual Laboratory Di SMAN 4 Jember”. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa setelah menerapkan pembelajaran

guided inquiry berbantuan virtual laboratory keterampilan berpikir

kritis siswa menjadi lebih baik dan minat belajar siswa meningkat.

2. Skripsi yang ditulis oleh Yani Rahmawati Santoso, jurusan Pendidikan

MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember,

tahun 2019 dengan judul “Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry

Berbantuan PhET Simulation pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

SMAN 4 Jember”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa

kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan pembelajaran

dengan model inkuiri terbimbing berbantuan PhET simulation

menunjukkan kategori tinggi dengan nilai rata-rata 71,6.

3. Skripsi yang ditulis oleh Desti Nofalia, jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

13

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, tahun 2018 dengan

judul “Pengaruh Metode Inquiry Berbantu Media Alat Peraga

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA Di

MIN 4 Bandar Lampung”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan

bahwa adanya pengaruh metode inquiry berbantu media alat peraga

terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA.

Perbedaan antara fokus penelitian-penelitian yang telah dilakukan

dengan fokus penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah terletak

pada fokus objek yang diteliti yaitu menganalisis content yang terdapat

dalam jurnal maupun prosiding nasional untuk interval 10 tahun terakhir

mengenai penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada model

inquiry learning.

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Studi Literatur atau Studi Kepustakaan (Library Research), atau suatu riset

kepustakaan. Jenis penelitian ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh

data dan informasi dengan cara menelaah sumber-sumber tertulis seperti

jurnal ilmiah maupun prosiding yang relevan dengan judul yang akan diteliti.

Menurut Mestika Zed (2008: 3) Studi kepustakaan ialah serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca

dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.

Pada umumnya, data pustaka adalah sumber sekunder atau bahan dari

tangan kedua, bukan data orisinil dari tangan pertama sehingga dapat

mengandung bias, kemudian data pustaka dibatasi oleh ruang dan waktu atau

info statik (data mati) yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka,

gambar, rekaman tape, atau film dalam konteks kekinian data digital), oleh

Amir Hamzah (2020: 7-8).

B. Sumber Data

Merujuk pada jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

library research, maka sumber data yang digunakan adalah sumber data

sekunder yaitu jurnal nasional, terakreditasi untuk interval 10 tahun terakhir

dengan jumlah keseluruhan 50 buah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian library

research ini adalah berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih, dicari

dan dianalisis. Mengingat data yang digunakan oleh peneliti dari hasil karya

tulis berupa jurnal maupun prosiding nasional, maka dalam pengumpulan

data ini peneliti menelusuri, kemudian membaca dan mencatat hasil-hasil

yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan model

Inquiry Learning yang menggunakan media pembelajaran dalam

15

pembelajaran fisika yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang sudah

dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal online.

D. Teknik Analisis Data

Menurut Amir Hamzah (2020: 61) Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang mudah dipahami. Penelitian ini

menganalisa data melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Reduksi Data

Tahapan pertama peneliti menggunakan cara melalui reduksi data.

Reduksi data dilakukan untuk menghindari penumpukan data dengan

merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan pada hal penting, mencari

tema dan pola, membuang yang tidak perlu, hingga memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

2) Display Data

Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya yang

peneliti lakukan adalah menunjukkan data atau display data. Dengan

menunjukkan data, maka akan mempermudah peneliti dalam memahami

hasil penelitian.

3) Content Analysis (Analisis Isi)

Dalam menganalisa data peneliti menggunakan metode content

analysis (analisis isi) yaitu metode untuk mengumpulkan dan menganalisis

muatan dari sebuah teks. Teks dapat berupa kata-kata, makna gambar,

simbol, gagasan, tema, dan segala bentuk pesan yang dapat

dikomunikasikan. Menurut Amir Hamzah (2020: 75), analisis isi dapat

digunakan jika memenuhi syarat, yaitu:

a. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang

terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, dan naskah).

b. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu sebagai

metode pendekatan terhadap data tersebut.

16

c. Peneliti memiliki kemampuan teknis mengolah data karena

mungkin sebagian dokumentasi bersifat sangat spesifik.

Dengan demikian peneliti dalam metode ini menganalisa

berdasarkan kajian tekstual yang ada dalam literatur tentang model

pembelajaran inquiry learning berbantuan media. Setelah mendapatkan

hasil analisis langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan.

Menurut Sukardi (2014: 39-40) untuk memberikan sekadar rambu-rambu

cara mengorganisasikan data yang berasal dari bermacam-macam sumber, berikut

ini diberikan beberapa langkah untuk dapat diaplikasikan sesuai dengan keadaan

yang ada:

a. Mulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi diperhatikan

dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan. Cara lain dapat juga,

misalnya dengan melihat tahun penelitian diawali dari yang paling

mutakhir dan berangsur-angsur mundur ke tahun-tahun yang lebih lama.

b. Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan

penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan hendak

dipecahkan dalam penelitian.

c. Mencatat bagian-bagian penting dan relevan dengan permasalahan

penelitian. Untuk menjaga agar tidak terjebak dalam unsur plagiat, para

peneliti hendaknya juga mencatat sumber-sumber informasi dan

mencantumkannya dalam daftar pustaka, jika memang informasi berasal

dari ide atau hasil penelitian orang lain.

d. Buatlah catatan, kutipan, atau salinan informasi dan susun secara

sistematis sehingga peneliti dengan mudah dapat mencari kembali jika

sewaktu-waktu diperlukan.

17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Adapun materi kajian library research (studi kepustakaan) adalah

model Inquiry Learning yang menggunakan media pembelajaran pada

pembelajaran fisika.

Identitas rujukan kajian studi kepustakaan yaitu jurnal nasional,

terakreditasi untuk interval 10 tahun terakhir dengan jumlah keseluruhan

bahan kajian ada 50 buah.

Untuk melihat hasil kajian secara keseluruhan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.1 Analisis Jurnal

No. Peneliti dan

Tahun

Judul Jurnal Media

Pembelajaran

Hasil

1. Kurnia

Agustina, dkk.

2020

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan Media

PhET Terhadap

Kemampuan

Pemecahan

Masalah Dan

Berpikir Kritis

Fisika Peserta

Didik SMA

PhET

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan signifikan

0,028 sehingga hasil ini

menujukkan bahwa adanya

pengaruh model

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan media

PhET terhadap kemampuan

pemecahan masalah dan

berpikir kritis.

2. Pramita Rosma

Aryani, dkk.

2019

Penerapan Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Berbentuk

Augmented Reality

Pada Peserta

Didik Untuk

Meningkatkan

Minat Dan

Augmented

Reality

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

penerapan pembelajaran

inkuiri terbimbing

berbantuan media Augmented

Reality berpengaruh pada

minat belajar siswa. Selain

itu, model pembelajaran

inkuiri terbimbing

berbantuan media Augmented

18

Pemahaman

Konsep IPA

Reality berpengaruh pada

pemahaman siswa.

3. Veza Aulia, dkk.

2019

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan

Simulasi PhET

Terhadap

Keterampilan

Proses Sains

Peserta Didik

SMAN 1 Tanjung

Tahun Pelajaran

2019/2020

PhET Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh kreativitas fisika

peserta didik pada kelas

eksperimen yang diberikan

perlakuan berupa

penggunaan model

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan

simulasi PhET. Nilai rata-rata

kelas eksperimen sebesar 85,2

dan 74,4 untuk kelas kontrol.

4. Ilma Nafiatul

Barokah,dkk.

2018

Pengaruh Guided

Inquiry

Berbantuan PhET

Simulations

Terhadap

Kemampuan

Berpikir Kritis

Siswa SMAN 1

Kencong

PhET

Simulations

Berdasarkan tujuan dari

penelitian ini adalah

membandingkan hasil posttest

pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Nilai rerata

yang diperoleh kelas

eksperimen sebesar 76,2 dan

kelas kontrol sebesar 65. Dari

hasil pemaparan dapat

disimpulkan bahwa model

guided inquiry berbantuan

PhET simulations

berpengaruh signifikan

terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa kelas X

SMAN 1 Kencong.

5. Sondang Niari

Bulan, dkk. 2015

Pengaruh

Kemampuan

Inkuiri Terhadap

Hasil Belajar

Fisika Berbantuan

Virtual Laboratory

Virtual

Laboratory

Berdasarkan hasil penelitian,

dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh

kemampuan siswa terhadap

hasil belajar berbantuan

virtual laboratory dengan nilai

kontribusi sebesar 37,6% dan

terdapat peningkatan yang

19

signifikan pada hasil belajar

fisika berbantuan virtual

laboratory dengan rata-rata

perubahan skor sebesar

25,62%.

6. Indri Damayanti

dan Sabani. 2020

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Berbantu

Macromedia Flash

Terhadap Hasil

Belajar Siswa

Pada Materi

Pokok

Pengukuran

Macromedia

Flash

Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh rata-rata kelas

eksperimen 88,80 dan kelas

kontrol sebesar 66,11. Hasil

analisis data menggunakan

uji t diperoleh adanya

pengaruh yang signifikan dari

model pembelajaran inquiry

training menggunakan

macromedia flash terhadap

hasil belajar siswa pada

materi pengukuran di kelas X

MAN 3 Medan.

7. Derlina dan Lia

Afriyanti. 2016

Efek Penggunaan

Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Berbantuan Media

Visual Dan

Kreativitas

Terhadap

Keterampilan

Proses Sains Siswa

Audio Visual Berdasarkan hasil analisis

data dari hasil penelitian yang

telah dilakukan bahwa model

pembelajaran inquiry training

menggunakan media audio

visual lebih baik dalam

meningkatkan keterampilan

proses sains siswa daripada

pembelajaran konvensional.

8. Ekawati dan Ida

Wahyuni. 2019

Penerapan Model

Inquiry Training

Menggunakan

Media PhET

Terhadap

Keterampilan

Proses Sains Pada

Pelajaran Fisika

Di SMA

PhET Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keterampilan proses

sains siswa dengan penerapan

model inquiry training

menggunakan media PhET

lebih baik dibandingkan

dengan keterampilan proses

sains siswa dengan penerapan

pembelajaran konvensional.

9. Afrizal

Fairuzabadi,

dkk. 2017

Penerapan Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Dengan Video

Berbasis

Kontekstual

Dalam

Pembelajaran IPA

Video Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa

aktivitas belajar siswa selama

menggunakan model

pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan video

berbasis kontekstual

termasuk dalam kategori

sangat aktif yaitu sebesar

20

Pada Materi Suhu

dan

Pengukurannya Di

SMP

87,81%.

10. Rada Fatikasari,

dkk. 2020

Hasil Belajar

Kognitif Peserta

Didik Melalui

Penerapan Model

Pembelajaran

Inkuiri

Berbantuan Media

Simulasi PhET

kelas XI IPA SMA

Negeri 1 Anggana

Materi Fluida

Statis

PhET Hasil data diperoleh bahwa

nilai rata-rata hasil belajar

kognitif peserta didik melalui

penerapan model

pembelajaran inkuiri

berbantuan media simulasi

PhET sebesar 75, dengan

demikian nilai rata-rata hasil

belajar kognitif peserta didik

dalam kategori baik.

11. Syarifah Lely

Fithriani, dkk.

2016

Penggunaan

Media Simulasi

PhET Dengan

Pendekatan

Inkuiri

Terbimbing Untuk

Meningkatkan

Keterampilan

Berpikir Kritis

Siswa Pada Pokok

Bahasan Kalor Di

SMAN 12 Banda

Aceh

Simulasi PhET

Penggunaan media PhET ini

dapat menimbulkan berbagai

macam pertanyaan oleh

siswa, sehingga siswa mampu

membuat hipotesis sampai

dapat menemukan konsep

yang menghubungkan dengan

kehidupan sehari-hari dan

siswa dapat membuat

kesimpulan dari langkah-

langkah inkuiri terbimbing.

Dan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh dan

peningkatan setelah

menggunakan simulasi PhET

melalui pendekatan inkuiri

terbimbing terhadap

keterampilan berpikir kritis

sebesar 76%.

12. Desi Kristin

Lumban Gaol

dan Makmur

Sirait. 2014

Pengaruh model

Pembelajaran

Inquiry Training

Menggunakan

Media Powerpoint

Terhadap Hasil

Belajar Siswa

Powerpoint Hasil penelitian diperoleh

nilai rata-rata nilai posttest

kelas eksperimen 71,50 dan

kelas kontrol 61,75.

Berdasarkan hasil uji

hipotesis dengan

menggunakan uji-t dapat

disimpulkan bahwa ada

pengaruh model

21

pembelajaran inquiry training

menggunakan powerpoint

terhadap hasil belajar siswa.

13. Fajrul Wahdi

Ginting. 2020

Efek Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Menggunakan

Media PhET

Terhadap

Kemampuan

Berpikir Kritis

Siswa

PhET Berdasarkan hasil penelitian,

nilai rata-rata yang diperoleh

kelas eksperimen sebesar

75,76 dan kelas kontrol

memperoleh rata-rata sebesar

67,68. Dari nilai tersebut

dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran inquiry

training menggunakan media

PhET lebih baik dalam

meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa daripada

model pembelajaran direct

instruction.

14. Fajrul Wahdi

Ginting dan

Nurdin Bukit.

2015

Efek Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Menggunakan

Media PhET

Terhadap

Keterampilan

Proses Sains dan

Kemampuan

Berpikir Logis

Siswa

PhET Hasil penelitian menujukkan

bahwa keterampilan proses

sains fisika yang

menggunakan model

pembelajaran inquiry training

berbantuan media PhET

berbeda dan menunjukkan

hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional,

dan kemampuan berpikir

logis siswa yang

menggunakan model

pembelajaran inquiry training

berbantuan media PhET

berbeda dan menunjukkan

hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional.

15. Gunawan, dkk.

2019

Model Inkuiri

Terbimbing

Melalui

Laboratorium

Virtual Untuk

Meningkatkan

Keterampilan

Proses Sains Siswa

Pada Konsep

Kalor

Laboratorium

Virtual

Penelitian ini menguji

pengaruh model inkuiri

terbimbing melalui

laboratorium virtual pada

keterampilan proses sains

siswa. Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh rerata

kelas eksperimen sebesar

70,00 dan kelas kontrol

sebesar 65,00. Hasil penelitian

22

ini menemukan bahwa

pencapaian keterampilan

proses sains untuk kelas

eksperimen lebih tinggi

dibanding kelas kontrol.

16. Wardah Fajar

Hani, dkk. 2016

Pengaruh Model

Inquiry Training

Disertai Media

Audio Visual

Terhadap Hasil

Belajar dan

Retensi Hasil

Belajar Siswa

Pada

Pembelajaran IPA

(Fisika) Di MTs

Audio visual

Berdasarkan hasil penelitian,

maka dapat disimpulkan

bahwa ketermpilan proses

sains siswa selama

pembelajaran menggunakan

model inquiry training disertai

media audio visual dalam

pembelajaran IPA tergolong

dalam kriteria sangat baik.

17. Suci Nujul

Hayati, dkk.

2017

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inkuiri dengan

Menggunakan

Media Simulasi

Terhadap Hasil

Belajar Fisika

Siswa Kelas X

MIA SMAN 1

Lingsar Lombok

Barat Tahun

Pelajaran

2016/2017

PhET Berdasarkan hasil penelitian,

analisis data, serta

pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh model

pembelajaran inkuiri dengan

menggunakan media simulasi

terhadap hasil belajar fisika

siswa kelas X MIA SMAN 1

Lingsar. Nilai rata-rata tes

hasil belajar fisika kelas

eksperimen yang

menggunakan model

pembelajaran inkuiri dengan

berbantuan media simulasi

lebih tinggi dibanding kelas

kontrol yang meggunakan

media pembelajaran

konvensional.

18. Hermansyah,

dkk. 2017

Pengaruh

Penggunaan

Laboratorium

Virtual Dalam

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Terhadap

Penguasaan

Konsep Kalor

Peserta Didik

Laboratorium

Virtual

Berdasarkan perolehan nilai

rata-rata diketahui bahwa

nilai rata-rata kelompok

eksperimen sebesar 62,20 dan

nilai rata-rata kelompok

kontrol sebesar 50,57. Hal ini

menunjukkan bahwa

perolehan nilai rata-rata

penguasaan konsep kelompok

eksperimen jauh lebih tinggi

dibanding kelompok kontrol.

23

19. Wildan Hidayat,

dkk. 2019

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Berbantuan

Multimedia

Terhadap

Penguasaan

Konsep Fisika

Peserta Didik

Multimedia Berdasarkan hasil penelitian,

analisis data, dan

pembahasan, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa

model Pembelajaran inquiry

training berbantuan

multimedia berpengaruh

terhadap penguasaan konsep

fisika peserta didik. Pengaruh

tersebut dilihat dari

peningkatan nilai rata-rata

penguasaan konsep. Kedua

kelas sama-sama mengalami

peningkatan nilai rata-rata

penguasaan konsep, namun

berdasarkan uji N-gain dapat

dikatakan kelas eksperimen

mengalami peningkatan yang

lebih baik dibandingkan kelas

kontrol.

20. M. Iman

Hidayat dan

Mara Bangun

Harahap. 2015

Efek Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Berbasis

Multimedia

Lectora dan

Kemampuan

Berpikir Formal

Terhadap Hasil

Belajar Fisika

Siswa

Multimedia

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa adanya perbedaan

hasil belajar siswa yang

diajar dengan model

pembelajaran inquiry training

berbasis multimedia lectora

dan model model

pembelajaran konvensional.

Hasil belajar siswa yang

diajar dengan model

pembelajaran inquiry training

berbasis multimedia lectora

lebih baik dari hasil belajar

siswa yang diajar dengan

model pembelajaran

konvensional.

21. Muhammad

Hifni dan Betty

M. Turnip. 2015

Efek Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Menggunakan

Media

Macromedia Flash

Terhadap

Keterampilan

Proses Sains dan

Kemampuan

Macromedia

Flash

Berdasarkan hasil penelitian,

terdapat perbedaan hasil

posttest keterampilan proses

sains siswa yang diberi

pembelajaran dengan model

inquiry training menggunakan

media macromedia flash

dengan siswa yang diberi

pembelajaran konvensional.

Kelas eksperimen

24

Berpikir Logis

memperoleh nilai rata-rata

sebesar 77,21 dan kelas

kontrol sebesar 70,10. Dapat

dilihat bahwa model

pembelajaran inquiry training

menggunakan media

macromedia flash lebih baik

dalam meningkatkan

keterampilan proses sains

siswa daripada pembelajaran

konvensional.

22 Junaidi, dkk.

2016

Model Virtual

Laboratory

Berbasis Inkuiri

Untuk

Meningkatkan

Keterampilan

Generik Sains

Siswa MA

Virtual

Laboratory

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penggunaan model

pembelajaran virtual

laboratory berbasis inkuiri

secara signifikan dapat lebih

meningkatkan ketermpilan

generik sains siswa

dibandingkan penggunaan

model pembelajaran

konvensional.

23.

N. Khoiri, dkk.

2020

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan Alat

Peraga Konstanta

Pegas Digital

Untuk

Meningkatkan

Keterampilan

Generik Sains

Alat peraga

konstanta pegas

digital

Keterampilan generik sains

siswa yang menggunakan

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan alat

peraga konstanta pegas

digital lebih tinggi secara

signifikan dibandingkan

dengan siswa yang

pembelajarannya tidak

berbantuan alat peraga

konstanta pegas digital.

24. Mahesti

Kusdiastuti, dkk.

2016

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inkuiri

Berbantuan

Laboratorium

Virtual Terhadap

Penguasaan

Konsep Fisika

Peserta Didik

Laboratorium

Virtual

Berdasarkan hasil dan

pembahasan yang telah

dipaparkan dapat

disimpulkan bahwa model

pembelajaran inkuiri

berbantuan laboratorium

virtual berpengaruh terhadap

penguasaan konsep fisika

peserta didik. Dapat dilihat

dari nilai rata-rata yang

diperoleh dari kelas

eksperimen sebesar 82,48 dan

71,50 untuk kelas kontrol.

25

25. Yulpi Lorenza,

dkk. 2019

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Berbantukan Alat

Peraga Sederhana

Terhadap Hasil

Belajar Fisika

Peserta Didik

Alat Peraga Dari analisis data tes akhir,

terlihat bahwa terdapat

pengaruh model

pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap hasil

belajar fisika peserta didik

kelas XI MIA SMA Negeri 12

Kerinci. Dapat dilihat dari uji

t diperoleh thitung = 17,24 dan

ttabel = 1,72 sehingga thitung >

ttabel . Hal ini berarti H0

ditolak dan H1 diterima. Dari

hasil penelitian di atas dapat

disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh model

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan alat

peraga sederhana terhadap

hasil belajar peserta didik.

26. Hazairin

Nikmatul

Lukma. 2017

Pembelajaran

Fisika Dengan

Inkuiri

Terbimbing

Menggunakan

Animasi Dan

Pictorial Riddle

Ditinjau Dari

Motivasi Belajar

Dan Sikap Ilmiah

Siswa

Animasi

Pembelajaran fisika yang

dapat diperoleh dari

penelitian ini antara lain ada

pengaruh inkuiri terbimbing

menggunakan animasi dan

pictorial riddle terhadap

prestasi belajar fisika, ada

pengaruh motivasi belajar

tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar fisika, ada

pengaruh sikap ilmiah tinggi

dan rendah terhadap prestasi

belajar fisika.

27. Ainun Magfirah.

2019

Penggunaan

Media Audio

Visual Pada Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Terhadap

Keterampilan

Proses Sains Dan

Penguasaan

Konsep IPA

Audio visual Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada perbedaan hasil

keterampilan proses sains dan

penguasaan konsep IPA kelas

yang menggunakan media

audio visual pada model

inkuiri terbimbing dan

kelompok belajar yang hanya

menggunakan pembelajaran

inkuiri terbimbing saja.

Signifikansi pada penggunaan

media audio visual pada

model pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap

26

keterampilan proses sains dan

penguasaan konsep siswa

memiliki pengaruh yang

besar.

28. Hadi L.

Manurung dan

Nurliana

Marpaung. 2020

Pengaruh Model

Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan

Simulasi PhET

Terhadap Hasil

Belajar Siswa

Pada Materi

Pokok Elastisitas

Dan Hukum

Hooke Di SMA

Negeri 2 Medan

PhET Berdasarkan hasil penelitian,

diperoleh nilai rata-rata kelas

eksperimen 80,71 dan kelas

kontrol 73,28. Hasil uji

hipotesis diperoleh adanya

perbedaan hasil belajar

antara siswa yang belajar

dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan

simulasi PhET dan

pembelajaran konvensional

sehingga terdapat pengaruh

yang signifikan dari model

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan

simulasi PhET terhadap hasil

belajar siswa yang disertai

penilaian aktivitas belajar

siswa.

29. T. Siti Nadya

dan

Winsyahputra

Ritonga. 2019

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Berbantu

Macromedia Flash

Terhadap

Keterampilan

Proses Sains

Fisika Siswa

Macromedia

Flash

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keterampilan proses

sains siswa menggunakan

model pembelajaran inquiry

training berbantu macromedia

flash lebih baik dibandingkan

siswa menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Nilai rata-rata keterampilan

proses sians siswa yang

menggunkan menggunakan

model pembelajaran inquiry

training berbantu macromedia

flash sebesar 81,60 sedangkan

yang menggunakan

pembelajaran konvensional

sebesar 71,50.

30. Ridho Adi

Negoro. 2019

Upaya

Membangun

Keterampilan

Proses Sains

Melalui

Alat Peraga Berdasarkan hasil penelitian,

maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran inkuiri

berbantuan alat peraga gaya

sentripetal mampu

27

Pembelajaran

Inkuiri

Berbantuan Alat

Peraga Gaya

Sentripetal

meningkatkan keterampilan

proses sains siswa disamping

itu mampu meningkatkan

hasil belajar siswa terjadi

peningkatan pemahaman

konsep.

31. Saraswati

Basuki Putri,

dkk. 2018

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Melalui Kegiatan

Lab Virtual Dan

Eksperimen

Untuk

Peningkatan

Penguasaan

Konsep Dan

Pengembangan

Aktivitas Siswa

Lab Virtual

dan

Eksperimen

Riil

Berdasarkan hasil uji t one

sample data posttest pada

kelas eksperimen 1 diperoleh

nilai thitung = 3,71 dan kelas

eksperimen 2 diperoleh nilai

thitung = 2,10. Pada α = 5%

dengan dk = 33, maka

diperoleh ttabel = 2,04. Hasil

perhitungan kedua kelas

eksperimen menunjukkan

thitung ≥ ttabel, maka dapat

dikatakan hasil posttest kedua

kelas lebih tinggi daripada

nilai KKM, sehingga kedua

kelas eksperimen efektif

untuk meningkatkan

penguasaan konsep siswa.

32. Fitria

Rahmawati, dkk.

2016

Pengembangan

Perangkat

Pembelajaran

Fisika Model

Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan

Videoscribe Pada

Materi Kalor

Untuk

Meningkatkan

Hasil Belajar

Siswa SMAN 1

Kedungwaru

Videoscribe

Respon siswa terhadap model

inkuiri terbimbing

berbantuan video scribe

positif, lebih dari 85% siswa

termotivasi. Lebih dari 82%

siswa memberikan respon

terhadap model inkuiri

terbimbing dalam melatihkan

keterampilan berpikir kritis

mereka. Lebih dari 80%

siswa memberikan respon

positif terhadap Buku Ajar

Siswa (BAS) dan Lembar

Kegiatan Siswa (LKS),

menarik, mudah dipahami,

terdapat hal-hal baru, dan

83% siswa memberikan

respon positif terhadap peran

guru selama pembelajaran.

Berdasarkan data tersebut,

dapat disimpulkan bahwa

siswa memberikan respon

positif terhadap model

28

pembelajaran dan perangkat

pembelajaran yang telah

dikembangkan.

33 A. A. Rais, dkk.

2020

Pemahaman

Konsep Siswa

Melalui Model

Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan

Simulasi PhET

PhET Berdasarkan data hasil

penelitian serta

pembahasannya dapat

disimpulkan pemahaman

konsep siswa yang

menggunakan model

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan PhET

lebih baik disbanding siswa

yang menggunakan model

direct instruction. Pemahaman

konsep tertinggi pada kelas

eksperimen terdapat pada

indikator menafsirkan dan

menjelaskan. Pemahaman

konsep tertinggi pada kelas

kontrol terdapat pada

indakator membandingkan.

34. Khofifatul

Rasyidah, dkk.

2018

Pengaruh Guided

Inquiry

Berbantuan PhET

Simulations

Terhadap Hasil

Belajar Siswa

SMA Pada Pokok

Bahasan Usaha

Dan Energi

PhET

Simulations

Hasil penelitian menunjukkan

nilai belajar kognitif siswa

diperoleh dari selisih nilai

antara pretest dan posttest

pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Nilai rerata

yang diperoleh adalah 42,6

untuk kelas eksperimen dan

40,6 untuk kelas kontrol.

Maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran

guided inquiry berbantuan

PhET simulations tidak

berpengaruh signifikan

terhadap hasil belajar

kognitif SMA pada pokok

bahasan usaha dan energi.

35. Dhani Ratika

dan Budi

Jatmiko. 2017

Pembelajaran

Fisika Dengan

Model Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan Media

PhET Untuk

Meningkatkan

Keterampilan

PhET Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keterampilan berpikir

kritis siswa meningkat secara

signifikan dengan taraf

signifikan 5% setelah

diterapkan model

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan media

29

Berpikir Kritis

Siswa Pada Materi

Fluida Dinamik

Kelas XI SMA

Negeri 2 Mejayan

Madiun

PhET. Aktivitas

keterlaksanaan guru,

aktivitas siswa, dan aktivitas

keterampilan berpikir kritis

siswa berada dalam kategori

sangat baik.

36. Ridwan

Abdullah Sani

dan Siti

Handayani. 2018

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inquiry Training

Berbantu Media

Pembelajaran

Audio Visual

Fisika Terhadap

Hasil Belajar

Siswa SMA

Audio Visual

Hasil belajar fisika siswa yang

diajar dengan menggunakan

model pembelajaran inquiry

training berbantu media

pembelajaran Audio Visual

fisika terhadap hasil belajar

siswa memiliki nilai rata-rata

pretest sebesar 29,35 dan nilai

rata-rata postest sebesar

71,59.

Berdasarkan hasil validasi

alat peraga mesin Carnot dari

tiga validator, alat ini layak

digunakan dengan presentasi

validitas sebesar 84%.

Berdasarkan skala Likert

dapat dikategorikan sangat

positif sehingga dapat

dikatakan layak untuk

digunakan. Hasil belajar

keseluruhan peserta didik

menggunakan alat peraga

mesin Carnot sebesar 80,1%.

Respon peserta didik

menggunakan alat mesin

Carnot ini sebesar 85%.

37. Vichi Cahyo Eko

Saputro, dkk.

2019

Pengembangan

Alat Peraga Mesin

Carnot Sebagai

Media

Pembelajaran

Dengan Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Alat Peraga

Mesin Carnot

38. Raka Panji

Satria, dkk. 2020

Pengembangan

Perangkat

Pembelajaran

Fisika Model

Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan

Laboratorium

Virtual Untuk

Meningkatkan

Keterampilan

Berpikir Kreatif

Peserta Didik

Laboratorium

Virtual

Hasil penelitian berdasarkan

penilaian validator

menunjukkan keseluruhan

perangkat yang

dikembangkan memiliki nilai

rata-rata diatas 3,26 dengan

kategori sangat baik.

Kemudian hasil observer

menujukkan rata-rata

keterlaksanaan kegiatan

diatas 63% dengan kategori

sangat baik. Lalu hasil rata-

rata uji N-gain didapatkan

nilai 0,51 dengan kategori

30

sedang. Sehingga dapat

disimpulkan perangkat

pembelajaran fisika model

inkuiri terbimbing

berbantuan laboratorium

virtual valid, praktis, dan

efektif untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif

peserta didik.

39. Yumita Devi

Septiani, dkk.

2020

Pengaruh Model

Pembelajaran

Guided Inquiry

Berbantuan Alat

Peraga Terhadap

Kemampuan

Pemecahan

Masalah Siswa

SMA

Alat Peraga Dari hasil penelitian dan

pembahasan dapat

disimpulkan bahwa

kemampuan pemecahan

masalah siswa setelah

diterapkan pembelajaran

guided inquiry berbantuan

alat peraga dikelas XI MIA 2

sebagai kelas eksperimen ini

tergolong baik, hal ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata tes

akhir siswa adalah 80,24

sedangkan kelas XI MIA 3

sebagai kelas kontrol dengan

menggunakan model

pembelajaran saintifik

dengan metode ceramah dan

Tanya jawab nilai rata-rata

tes akhir adalah 71,05.

40. Annisa Shabrina

dan Rahma

Diani. 2019

Pengembangan

Media

Pembelajaran

Fisika Berbasis

Web Enhanced

Course Dengan

Model Inkuiri

Terbimbing

Web Enhanced

Course

Pengembangan media

pembelajaran fisika berbasis

website layak digunakan

dalam pembelajaran.

Kelayakan produk

berdasarkan penilaian materi,

ahli media, dan ahli

informatika dengan penilaian

persentase rata-rata 79,85%

dalam kategori layak dan

87,96% dalam kategori sangat

layak.

31

41. Helena

Evadonna

Siagian, dkk.

2016

Efek Model

Inquiry Training

Menggunakan

Macromedia Flash

dan Kemampuan

Berpikir Kreatif

Terhadap

Keterampilan

Proses Sains

Macromedia

Flash

Berdasarkan hasil penelitian,

model pembelajaran inquiry

training menggunakan

macromedia flash lebih baik

dalam meningkatkan

keterampilan proses sains

siswa daripada pembelajaran

konvensional. Rata-rata

keterampilan proses sains

siswa pada kelas eksperimen

72,67 sedangkan pada kelas

kontrol 65,78. Persentase

peningkatan keterampilan

proses sains siswa 37% pada

kelas eksperimen sedangkan

pada kelas kontrol 20%.

42. Dedi Holden

Simbolon dan

Sahyar. 2015

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Berbasis

Eksperimen Riil

dan Laboratorium

Virtual Terhadap

Hasil Belajar

Fisika Siswa

Laboratorium

Virtual

Berdasarkan hasil penelitian,

terdapat perbedaan yang

signifikan antara gain hasil

belajar atau peningkatan

hasil belajar fisika siswa yang

diajar dengan menggunakan

model inkuiri terbimbing

berbasis eksperimen riil dan

laboratorium virtual

dibandingkan dengan siswa

yang diajar dengan

menggunakan model

pembelajaran langsung (direct

instruction).

43. Susilawati dan

Ishafit. 2020

Pengembangan

Lembar Kerja

Peserta Didik

Berbasis Inquiry

Learning

Berbantuan Media

Simulasi Dengan

Modellus Pada

Pokok Bahasan

Gerak Melingkar

Beraturan

Modellus Hasil pengembangan lembar

kerja peserta didik berbasis

inquiry learning berbantuan

media simulasi Modellus

secara keseluruhan rerata

skor pada seluruh butir

pertanyaan sebesar 77,00%

dengan tanggapan peserta

didik menyatakaan layak

terhadap media

pembelajaran. Tingkat

kelayakan sebesar 79,68%

dari ahli materi dan 77,27%

ahli media. Dengan skor

tersebut, media ini

dikategorikan layak sebagai

32

media pembelajaran dan

dapat digunakan oleh peserta

didik dalam proses

pembelajaran fisika.

44. Aulia

Sulistyaningrum,

dkk. 2015

Penerapan Model

Pembelajaran

Jurisprudensial

Inquiry Disertai

Media Audio

Visual Pada

Pembelajaran

Fisika Di SMA

Audio Visual

Berdasarkan hasil penelitian,

aktivitas belajar siswa selama

mengikuti pembelajaran

fisika menggunakan model

pembelajaran Jurisprudensial

Inquiry disertai media audio

visual tergolong dalam

kriteria sangat aktif dengan

rata-rata 80,64%. Dan

terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap hasil

belajar siswa.

45. Moh. Edi

Suyanto. 2020

Pengaruh

Penggunaan

Variasi Media

Dalam Dan Gaya

Belajar Terhadap

Hasil Belajar

Fisika Kelas X

SMA

Audio Visual

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak

ada perbedaan yang

signifikan, antara hasil

belajar dari kelompok yang

menggunakan gaya belajar

visual, auditori dan kinestetik.

46. Wahyudin, dkk.

2010

Keefektifan

Pembelajaran

Berbantuan

Multimedia

Menggunakan

Metode Inkuiri

Terbimbing Untuk

Meningkatkan

Minat Dan

Pemahaman Siswa

Macromedia

Flash

Setelah diberi perlakuan, nilai

rata-rata tanggapan siswa

meningkat menjadi 76,81%.

Secara keseluruhan nilai yang

diperoleh untuk setiap

indikator dalam angket

mengalami peningkatan. Jadi,

penerapan metode inkuiri

terbimbing dengan

berbantuan multimedia dapat

meningkatkan minat dan

pemahaman siswa kelas X-I

semester 2 SMAN 14

Semarang.

47. Selva Eka

Yolanda, dkk.

2019

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan Video

Kontekstual

Terhadap

Penguasaan

Video

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rerata penguasaan

konsep kelas eksperimen

sebesar 66,34 dan kelas

kontrol sebesar 62, 95 yang

berarti ada pengaruh setelah

diterapkan model

pembelajaran inkuiri

33

Konsep Fisika

Peserta Didik

terbimbing berbantuan video

kontekstual. Maka dapat

dikatakan penelitian ini

berhasil sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

48. Syahriani

Yulianci, dkk.

2017

Model Inkuiri

Terbimbing

Berbantuan

Multimedia

Interaktif Untuk

Meningkatkan

Penguasaan

Konsep Fisika

Peserta Didik

Multimedia Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa

penguasaan konsep fisika

peserta didik dapat

ditingkatkan melalui

pembelajaran model inkuiri

terbimbing berbantuan

multimedia interaktif. Dalam

penelitian ini sub materi

besaran pokok dan turunan

meningkat secara maksimal

yaitu 100%.

49. Muhammad

Saifuddin Zuhri

dan Budi

Jatmiko. 2014

Penerapan Model

Pembelajaran

Inkuiri (Inquiry

Learning)

Menggunakan

PhET Simulation

Untuk

Menurunkan

Miskonsepi Siswa

Kelas XI Pada

Materi Fluida

Statis Di SMAN

Kesamben

Jombang

PhET

Berdasarkan hasil penelitian,

model pembelajaran inkuiri

menggunakan PhET

simulation dapat diterapkan

dengan baik dan mendapat

respon yang baik dari siswa.

Model pembelajaran inkuiri

menggunakan PhET

simulation secara konsisten

dapat menurunkan

miskonsepsi siswa dengan

taraf pengaruhnya termasuk

dalam kategori rendah.

50. Aulia Zulfa, dkk.

2019

Pengembangan

Lembar Kerja

Siswa (LKS)

Berbasis Inkuiri

Terbimbing

Dengan

Menggunakan

Simulasi Virtual

Dari Aplikasi

Livewire Pada

Materi Arus

Searah (DC)

Untuk SMA Kelas

XII

Livewire app

Setelah melewati tahapan

penelitian pengembangan

dilakukan uji kelayakan

produk dengan hasil 72,50%

untuk uji kelayakan ahli

materi dengan interpretasi

layak dan uji kelayakan

pembelajaran sebesar 81,94%

dengan interpretasi sangat

layak. Produk hasil

pengembangan diharapkan

dapat digunakan sebagai

bahan ajar yang layak untuk

mendukung proses

pembelajaran.

34

Tabel 4.2. Jenis Media Yang Digunakan Pada Model Inquiry Learning

No. Jenis Media Frekuensi

(Jumlah)

Persentase (%)

1. PhET 14 28

2. Lab Virtual 8 16

3. Audio Visual 6 12

4. Macromedia Flash 5 10

5. Alat Peraga 5 10

6. Video 3 6

7. Multimedia 3 6

8. Animasi 1 2

9. Web 1 2

10. Livewire App 1 2

11. Powerpoint 1 2

12. Modellus 1 2

13 Augmented Reality 1 2

(Sumber: Data Tabulasi)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa persentase jenis media

pembelajaran yang paling banyak digunakan yaitu: PhET = 28%, Lab Virtual =

16%, Audio Visual = 12%, Alat Peraga, dan Macromedia Flash = 10%, Video,

dan Multimedia = 6%, Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan

Augmented Reality = 2%.

35

Gambar 4.1 Diagram Persentase Hasil Analisis Jurnal

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jenis media

pembelajaran yang paling banyak digunakan adalah jenis media Physics

Education and Technology (PhET) karena jenis media ini dapat menjelaskan

fenomena-fenomena yang abstrak dan secara langsung sehingga peserta didik

dengan mudah memahami materi. Menurut Yuafi dan Endryansah (2015)

PhET adalah software simulasi interaktif fisika yang tersedia pada situs yang

dapat dijalankan secara online atau offline. Dengan menggunakan software

tersebut tentunya dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan. Kelebihan dari simulasi PhET yakni dapat melakukan

percobaan secara ideal, yang tidak dapat digunakan dengan menggunakan

alat dan bahan yang sesungguhnya, oleh Fithriani (2016). Hasil penelitian

dari (Saputra dkk, 2020) mengemukakan bahwa dengan adanya simulasi

PhET

28%

Lab Virtual

16%

Audio Visual 12%

Alat Peraga

10%

Macromedia

Flash

10%

Video

6%

Multimedia

6%

Animasi

2%

Web

2%

Liveware App

2%

Powerpoint

2%

Modellus

2%

Augmented

Reality

2%

Persentase Penggunaan Media

Pembelajaran PhET

Virtual Lab

Audio Visual

Alat Peraga

Macromedia Flash

Video

Multimedia

Animasi

Web

Liveware App

Powerpoint

Modellus

Augmented Reality

36

PhET dapat menarik perhatian peserta didik untuk lebih antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran. Selain itu (Rais dkk, 2020) juga

mengemukakan bahwa pembelajaran berbantuan PhET lebih baik dibanding

pembelajaran direct instruction. Berbagai hasil penelitian menunjukkan

bahwa media PhET memberikan dampak positif dalam pembelajaran fisika.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji media pembelajaran yang

digunakan pada model Inquiry Learning dalam pembelajaran fisika. Metode

penelitian yang digunakan adalah Library Research (Studi Literatur) dari

beberapa jurnal maupun prosiding hasil penggunaan media pembelajaran

pada model inquiry learning dalam pembelajaran fisika yang ada di

Indonesia dari tahun 2010-2020. Hasil penelitian yang dikaji mengenai media

pembelajaran yang digunakan pada model inquiry learning. Hasil studi

literatur tersebut disajikan dalam tabulasi dan diagram yang memudahkan

pembaca dalam mengetahui persentase jenis media pembelajaran yang paling

banyak digunakan pada model inquiry learing dalam pembelajaran fisika.

Berdasarkan hasil analisis jurnal, diperoleh data persentase jenis

media pembelajaran PhET = 28%, Lab Virtual = 16%, Audio Visual = 12%,

Alat Peraga, dan Macromedia Flash = 10%, Video, dan Multimedia = 6%,

Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan Augmented Reality

= 2%.

1. Media yang paling banyak digunakan pada model inquiry learning

Berdasarkan hasil analisis jurnal menunjukkan bahwa jenis media

pembelajaran yang paling banyak digunakan pada model inquiry learning

dalam pembelajaran fisika adalah media PhET. Physics Education

Technology (PhET) merupakan sebuah software media pembelajaran yang

di dalamnya terdapat beberapa materi simulasi pembelajaran fisika untuk

37

kepentingan pengajaran di kelas atau dapat digunakan untuk kepentingan

belajar individu, oleh Setyosari (2013).

Kelebihan dari simulasi PhET yaitu menekankan hubungan antara

fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasar. Media PhET juga

dapat membantu memahami materi sehingga peserta didik mampu

memecahkan permasalahan dalam pembelajaran fisika. Seperti hasil

penelitian dari (Syarifah dkk, 2015) menyimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan PhET dapat meningkatkan hasil belajar dan

keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini juga diperkuat oleh (Ekawati

dkk, 2015) bahwa penerapan media menggunakan simulasi PhET dapat

meningkatkan hasil belajar fisika sebesar N=0,4 dalam kategori sedang

pada siswa kelas X. Kelebihan lain dari simulasi virtual PhET adalah

dapat diakses secara online dan mudah digunakan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka PhET merupakan simulasi yang sangat

bermanfaat untuk mengajar dan belajar fisika, dengan menekankan

hubungan fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasarinya,

sehingga mendukung keterlibatan peserta didik dalam memahami konsep-

konsep fisika.

2. Media yang paling sedikit digunakan pada model inquiry learning

Adapun jenis media pembelajaran yang paling sedikit digunakan

pada model inquiry learning dalam pembelajaran fisika adalah media

Web, Powerpoint, Modellus, Augmented Reality, Livewire App, dan

Animasi.

a. Web

Aplikasi Web adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan

penjelajah web melalui suatu jaringan seperti internet, oleh Zia’ulhaq

(2014). Media pembelajaran berbasis Web, secara umum memiliki

keranekaragam materi yang lengkap sebagai bahan belajar peserta

didik secara mandiri, namun jumlah butir soal dalam latihan soal

masih terbatas, oleh Setyadi dan Qohar (2017).

38

b. Powerpoint

Powerpoint adalah suatu software dalam membuat presentasi

menjadi efektif dan juga mudah yang menampilkan slide dalam

urutan yang berbeda, oleh Kamil (2018). Kekurangan dari media ini

adalah membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan ide-ide

yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoint

sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan. Selain itu, tidak semua

materi dapat disajikan dengan menggunakan powerpoint.

c. Modellus

Modellus adalah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk

mengajar fisika, yang penggunaannya memungkinkan untuk membuat

aplikasi baru, oleh Rezeki dan Ishafit (2017). Pembuatan simulasi ini

tidak lepas dengan bantuan program komputer untuk

mewujudkannya. Oleh karena itu, media modellus sedikit digunakan

karena tidak semua pendidik terampil dalam mengoperasikan

komputer.

d. Augmented Reality

Augmented Reality merupakan aplikasi penggabungan dunia

nyata dengan dunia maya dalam bentuk dua dimensi maupun tiga

dimensi yang diproyeksikan dalam sebuah lingkungan nyata dalam

waktu yang bersamaan, oleh Mustaqim dan Nanang (2017).

Penggunaan Augmented Reality di Indonesia belum terlalu banyak,

dikarenakan masih minimnya pengetahuan pendidik mengenai

teknologi ini menjadi salah satu penyebabnya.

e. Livewire App

Seperti halnya Modellus, media Livewire App juga

membutuhkan bantuan program komputer dalam pembuatannya yang

menjadi salah satu penyebab sedikitnya yang menggunakan media ini.

f. Animasi

Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian

rupa sehingga menghasilkan gerakan, oleh Suheri (2006: 2).

39

Penyebab sedikitnya yang menggunakan media animasi khususnya

dalam pembelajaran fisika karena untuk membuat media ini

memerlukan kreatifitas dan keterampilan yang cukup memadai untuk

mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai

media pembelajaran dan memerlukan software khusus untuk

membukanya.

Selain itu, guru sebagai komunikator dan fasilitator harus

memiliki kemampuan memahami peserta didiknya, bukan

memanjakannya dengan berbagai animasi pembelajaran yang cukup

jelas tanpa adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi

yang terlalu banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna

oleh peserta didik, oleh Artawan (2010).

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, terlihat bahwa perkembangan

media pembelajaran interaktif pada model inquiry learning dalam

pembelajaran fisika di Indonesia sebagian besar menggunakan media Physics

Education Technology (PhET) walaupun dalam versi yang berbeda sesuai

dengan materi fisika. Penggunaan media pembelajaran memberikan dampak

yang positif baik dalam hal motivasi dan hasil pembelajaran fisika. Hal ini

ditunjukkan dari peningkatan hasil belajar dan tanggapan positif peserta didik

setelah menggunakan media pembelajaran.

Hal dasar yang perlu ditekankan setelah menghasilkan media

pembelajaran yang menarik adalah kemampuan guru dalam menyampaikan

menggunakan media tersebut. Walaupun sudah ada media pembelajaran,

tidak berarti menghilangkan peran guru dalam pembelajaran. Sebagus apapun

media, jika guru tidak menguasai materi dan kelas maka tidak akan

memberikan hasil yang optimal terhadap proses pembelajaran. Karena dalam

pembuatan media juga diperlukan pemahaman terhadap materi pelajaran

yang akan disajikan dalam media pembelajaran yang dibuat. Senada dengan

hasil penelitian (Sarabando, 2014) sebelumnya, yang menyatakan bahwa

hasil belajar peserta didik yang diajarkan oleh guru yang benar-benar

40

menguasai materi dan memiliki keahlian dalam mengoperasikan simulasi

komputer memperoleh hasil belajar yang maksimal daripada guru yang

menggunakan media, namun kurang menguasai materi.

41

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

Jenis media pembelajaran yang digunakan pada model inquiry learning dalam

pembelajaran fisika adalah media Physics Education Technology (PhET),

Laboratorium Virtual, Audio Visual, Alat Peraga, Macromedia Flash, Video,

Multimedia, Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan

Augmented Reality. Media yang paling banyak digunakan adalah media

Physics Education Technology (PhET) dengan persentase sebesar 28%, karena

dengan menggunakan software tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, serta memberikan dampak positif

dalam pembelajaran fisika. Media yang paling sedikit digunakan adalah media

Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan Augmented Reality

dengan persentase sebesar 2%.

B. Saran

Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, adapun saran yang

perlu peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Dengan adanya kekurangan-kekurangan di atas, maka perlu peneliti

tekankan bahwa media memiliki manfaat yang tak terbatas dalam dunia

pendidikan untuk dikembangkan. Untuk itu, para pembaca, ini merupakan

sebuah kesempatan untuk diteliti dan dikembangkan karena sebenarnya di

dalam media sendiri memiliki potensi besar dalam proses pembelajaran

khususnya fisika.

2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan seorang peneliti memiliki

wawasan yang luas terkait objek yang akan diteliti. Jika tidak, maka dapat

dipastikan dalam persentasi yang besar bahwa penelitian tersebut akan

gagal.

42

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Kurnia, dkk. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Berbantuan Media PhET Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

dan Berpikir Kritis Fisika Peserta Didik SMA. Jurnal Pendidikan fisika

dan Teknologi. Vol 6.

Aryani, Pramita Rosma, dkk. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Berbentuk Augmented Reality pada Peserta Didik untuk

Meningkatkan Minat dan Pemahaman Konsep IPA. Unnes Physics

Education Journal.

Assegaff, Asrani., dan Uep, Tatang S. 2016. Upaya Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Analitis Melalui Model Problem Based Learning (PBL). Jurnal

Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia.

Artawan. 2010. Media Animasi. Jakarta: Yrama Widya.

Aulia, Veza, dkk. 2019. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantuan simulasi PhET terhadap keterampilan proses sains peserta

ddiik SMAN 1 Tanjung Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurnal Pendidikan

Fisika dan Teknologi. Vol 5.

Barokah, Ilma Nafiatul, dkk. 2018. Pengaruh Guided Inquiry Berbantuan PhET

Simulations Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 1

Kencong. Seminar Nasional Pendidikan Fisika. Vol 3.

Bulan, Sondang Niari, dkk. 2015. Pengaruh kemampuan Inkuiri Terhadap Hasil

Belajar Fisika Berbantuan Virtual Laboratory. Pendidikan Fisika FKIP

Unila.

Damayanti, Indri., dan Sabani. 2020. Pengaruh model pembelajaran inquiry

training berbantuan macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada

materi pokok pengukuran. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika.

Daryanto., dan Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Derlina.,dan Lia, Afriyanti. 2016. Efek Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry

Training Berbantuan Media Visual Dan Kreativitas Terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Cakrawala Pendidikan.

Ekawati., dan Ida Wahyuni. 2019. Penerapan Model Inquiry Training

Menggunakan Media PhET Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Pelajaran Fisika Di SMA. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas

Negeri Medan. Vol 5.

43

Ekawati,dkk. 2015. Penerapan Media Simulasi Menggunakan PhET Terhadap

Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah Limbung.

Jurnal Pendidikan Fisika.

Fairuzabadi, Afrizal, dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Tembimbing dengan Video Berbasis Kontekstual dalam Pembelajaran

IPA pada Materi Suhu dan Pengukurannya Di SMP. Jurnal Pembelajaran

Fisika. Vol 6.

Fatikasi, Rada, dkk. 2020. Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Simulasi

PhET Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Anggana Materi Fluida Statis. Jurnal

Literasi Pendidikan Fisika. Vol 1.

Fithriani, Syarifah Lely, dkk. 2016. Penggunaan Media Simulasi PhET dengan

Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa pada Pokok Bahasan Kalor Di SMA Negeri 12

Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. Vol 4.

Gaol, Desi Kristin Lumban., dan Makmur, Sirait. 2014. Pengaruh Model

Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Powerpoint

Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inpafi. Vol 2.

Ginting, Fajrul Wahdi. 2020. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training

Menggunakan Media PhET Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

Genta Mulia. Vol XI.

Ginting, Fajrul Wahdi., dan Nurdin, Bukit. 2015. Efek Model Pembelajaran

Inquiry Training Menggunakan Media PhET Terhadap Keterampilan

Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa. Jurnal Pendidikan

Fisika. Vol 4.

Gunawan,dkk. 2019. Model Inkuiri Terbimbing Melalui Lab Virtual untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Kalor.

Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol 38.

Hamzah, Amir. 2020. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Malang: Literasi Nusantara.

Hani, Wardah Fajar, dkk. 2016. Pengaruh Model Inquiry Training Disertai Media

Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Dan Retensi Hasil Belajar Siswa

Pada Pembelajaran IPA (Fisika) Di MTs. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 4.

44

Hayati, Suci Nujul, dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Menggunakan Media Simulasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Kelas X MIA SMAN 1 Lingsar Lombok Barat Tahun Pelajaran

2016/2017. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 3.

Hermansyah,dkk. 2017. Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual dalam

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Penguasaan Konsep Kalor

Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 3.

Hidayat, Wildan, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

Berbantuan Multimedia Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Peserta

didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 5.

Hidayat, M. Iman., dan Mara, Bangun Harahap. 2015. Efek Model Pembelajaran

Inquiry Training Berbasis Multimedia Lectora dan Kemampuan berpikir

Formal Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika.

Vol 4.

Hifni, Muhammad., dan Betty M. Turnip. 2015. Efek Model Pembelajaran

Inquiry Menggunakan Media Macromedia Flash Terhadap Keterampilan

Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis. Jurnal Pendidikan Fisika.

Vol 4.

Junaidi,dkk. 2016. Model Virtual Laboratory Berbasis Inkuiri untuk

Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa MA. Jurnal Pendidikan

Sains Indonesia. Vol 4.

Kamil, Popo Musthofa. 2018. Perbedaan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem

Pencernaan pada Manusia dengan Menggunakan Media Powerpoint dan

Media Torso. Jurnal Bioedusiana Universitas Siliwangi.

Khoiri, N, dkk. 2020. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Alat Peraga

Konstanta Pegas Digital untuk Meningkatkan Keterampilan Generik

Sains. Physics Education Research Journal. Vol 2.

Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali

Pers.

Kusdiastuti, Mahesti, dkk. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Berbantuan Laboratorium Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Fisika

Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 2.

Lorenza, Yulpi, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Berbantuan Alat Peraga Sederhana Terhadap Hasil Belajar Fisika

Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika. Vol 1.

45

Lukma, Hazairin Nikmatul. 2017. Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri

Terbimbing Menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle Ditinjau dari

Motivasi Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Qua Teknika. Vol 7.

Magfirah, Ainun, dkk. 2019. Penggunaan Media Audio Visual pada Model

Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan

Penguasaan Konsep IPA. Jurnal Pendidikan. Vol 4.

Manurung, Hadi L., dan Nurlina, Marpaung. 2020. Pengaruh Model Inkuiri

Terbimbing Berbantuan Simulasi PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa

pada Materi Pokok Elastisitas dan Hukum Hooke Di SMA Negeri 2

Medan.

Marisda, Dewi Hikmah. 2019. The Effect of Task-Based Collaborative Learning

on Students’ Mathematical Physics Learning Outcomes at Universitas

Muhammadiyah Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas

Muhammadiyah Makassar. Vol 7.

Mulyasa. 2015. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustaqim, Ilmawan., dan Nanang, Kurniawan. 2017. Pengembangan Berbasis

Augmented Reality. Jurnal Edukasi Elektro. Vol 1.

Nadya, T. Siti., dan Winsyahputra, Ritonga. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran

Inquiry Training Berbantu Macromedia Flash Terhadap Keterampilan

Proses Sains Fisika Siswa. Jurnal Inovasi Fisika.

Negoro, Ridho Adi. 2019. Upaya Membangun Keterampilan Proses Sains

Melalui Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Alat Peraga Gaya Sentripetal.

Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan. Vol 5.

Nofalia, Desti. 2018. Pengaruh Metode Inquiry Berbantu Media Alat Peraga

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA Di MIN

4 Bandar Lampung. Skripsi Jurusan Pendidikan MIPA Universitas

Jember.

Nurfirtiyanti, Maya. 2016. Model Pembelajaran Project Based Learning

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matemtika. Jurnal Formatif

Universitas Indraprasta PGRI.

Pilendia, Dwitri. 2020. Pemanfaatan Adobe Flash Sebagai Dasar Pengembangan Bahan Ajar Fisika. Jurnal Tunas Pendidikan. Vol 2.

46

Putri, Saraswati Basuki, dkk. 2018. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui

Kegiatan Lab Virtual dan Eksperimen Rill untuk Peningkatan

Penguasaan Konsep dan Pengembangan Aktivitas Siswa. Unnes Physics

Education Journal.

Rahmawati, Fitria, dkk. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika

Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Videoscribe pada Materi Kalor

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMAN 1 Kedungwaru.

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Vol 5.

Rais, A. A, dkk. 2020. Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Inkuiri

Terbimbing Berbantuan Simulasi PhET. Physics Education Research

Journal. Vol 2.

Rasyidah, Khofifatul, dkk. 2018. Pengaruh Guided Inquiry Berbantuan PhET

Simulations Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Pokok Bahasan

Usaha dan Energi. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 7.

Rasyid, Isran., dan Rohani. 2018. Manfaat Media dalam Pembelajaran. Jurnal

Jurusan Pendidikan Matematika UIN-SU Medan.

Ratika, Dhani., dan Budi, Jatmiko. 2017. Pembelajaran Fisika dengan Model

Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media PhET untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Fluida Dinamik Kelas

XI SMA Negeri 2 Mejayan Madiun. Jurnal Inovasi Pendidkan Fisika. Vol

6.

Rezeki, S., dan Ishafit. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Berbantuan Media Simulasi dengan Modellus Untuk Pembelajaran

Kinematika Di Sekolah Menengah Atas. Prosiding Lontar Physics Forum.

Ridayatul,dkk. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dengan Bantuan

Tiga Dimensi Terhadap Kemampuan Proses Sains dan Hasil Belajar

Fisika Peserta Didik. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA.

Rinda, Izza Puspa. 2020. Keterampilan Berpikir Kritis dan Minat Belajar Siswa

dalam Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan

Virtual Laboratory Di SMAN 4 Jember. Skripsi Jurusan Pendidikan

MIPA Universitas Jember.

Sani, Ridwan Abdullah., dan Siti, Handayani. 2018. Pengaruh Model

Pembelajaran Inquiry Training Berbantu Media Audio Visual Fisika

Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan. Vol 4.

47

Santoso, Yani R. 2019. Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan

PhET Simulation pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 4

Jember. Skripsi Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Jember.

Saputra,dkk. 2020. Pengaruh Penggunaan Media Simulasi PhET (Physics

Education Technologi) Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Pijar

MIPA Universitas Mataram.

Saputro, Vichi Cahyo Eko, dkk. 2019. Pengembangan Alat Peraga Mesin Carnot

Sebagai Media Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 8.

Sarabando,dkk. 2014. Contribution of A Computer Simulation to Students’

Learning of Physics Concepts of Weight and Mass. ELSEVIER, Procedia

Technologi.

Satria, Raka Panji, dkk. 2020. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika

Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Laboratorium Virtual untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik. Jurnal Hasil

Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika. Vol 6.

Septiani, Yumita Devi, dkk. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry

Berbantuan Alat Peraga Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa SMA. Riset Ilmiah Pendidikan Fisika. Vol 1.

Setyadi, Danang., dan Abd., Qohar. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran

Matematika Berbasis Web pada Barisan dan Deret. Jurnal Matematika

Kreatif-Inovatif.

Setyosari,dkk. 2013. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Shabrina, Annisa., dan Rahma, Diani. 2019. Pengembangan media Pembelajaran

Fisika Berbasis Web Enhanced Course dengan Model Inkuiri

Terbimbing.. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siagian, Helena Evadonna, dkk. 2016. Efek Model Inkuiri Training Menggunakan

Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap

Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 5.

Simbolon, Dedi Holden., dan Sahyar. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Eksperimen Rill dan Laboratorium Virtual

Terhadap Hasil Belajar Fisika SMA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.

Vol 21.

48

Suheri, Agus. 2006. Animasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Elec Media

Komputindo.

Sukardi. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sulilawati., dan Ishafit. 2020. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

Berbasis Inquiry Learning Berbantuan Media Simulasi dengan Modellus

pada Pokok Bahasan Gerak Melingkar Beraturan. Jurnal Berkala

Pendidikan Fisika. Vol 13.

Sulistyaningrum, Aulia, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran

Jurispudensial Inquiry Disertai Media Audio Visual pada Pembelajaran

Fisika Di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 4.

Suyanto, Moh. Edi. 2020. Pengaruh Penggunaan Variasi Media dan Gaya

Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas X SMA. Jurnal Ilmiah

Adikara Cendekia. Vol 1.

Swadarma, Doni. 2013. Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Syarifah,dkk. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Komputer Berbasis Simulasi

Physics Education Technologi (PhET) Terhadap Hasil Belajar dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Fluida Statis. Jurnal

Pendidikan Sains Indonesia.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Wahyudin,dkk. 2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia

Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat

dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.

Yolanda, Selva Eka, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Berbantuan Video Kontekstual Terhadap Penguasaan

Konsep Fisika Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi.

Vol 5.

Yuafi., dan Endyansah. 2015. Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran PhET

(Physics Education Technologi). Jurnal Pendidikan Elektro UNESA

Universitas Negeri Surabaya.

Yulianci, Syahriani, dkk. 2017. Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan

Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika

Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 3.

49

Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Zia’ulhaq, Muhammad. 2014. Penerapan Sistem Informasi Berbasis Web untuk

Mendukung Pengelolaan Administrasi di Promusic Recording Studio

Jepara. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Semarang.

Zuhri, Muhammad Saifuddin., dan Budi, Jatmiko. 2014. Penerapan Model

Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) Menggunakan PhET Simulation

untuk Menurunkan Miskonsepsi Siswa Kelas XI pada Materi Fluida

Statis Di SMAN Kesamben Jombang. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika.

Vol 3.

Zulfa, Alya, dkk. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis

Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Simulasi Virtual dari Aplikasi

Livewire pada Materi Arus Searah (DC) untuk SMA Kelas XII. Prosiding

Seminar Nasional Fisika. Vol 8.

.

50

LAMPIRAN 1

ABSTRAK JURNAL YANG DIANALISIS

51

52

53

54

55

LAMPIRAN 2

PERSURATAN

56

57

58

59

60

RIWAYAT HIDUP

Kurnia. Dilahirkan di Desa Soro Kabupaten Dompu pada

tanggal 29 Maret 1996, anak terakhir dari enam bersaudara

yang merupakan buah kasih sayang dari pasangan

Ayahanda H. Bandu Husen dan Ibunda Hj. Nurma.

Penulis mulai mengenyam pendidikan formal dari

Sekolah Dasar pada tahun 2001 di SDN 3 Kempo lulus tahun 2007, Sekolah

Menengah Pertama tahun 2007 di SMP Negeri 2 Kempo tamat tahun 2010, dan

Sekolah Menengah Atas tahun 2010 di SMA Negeri 1 Kempo lulus tahun 2013.

Kemudian di tahun yang sama (2013) melanjutkan pendidikan tinggi program

Strata Satu (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika.