modul 1 blok 3 kelompok 1
DESCRIPTION
yeahTRANSCRIPT
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya lah laporan hasil diskusi kelompok kecil ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi
kelompok kecil (DKK) kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Masyhudi, M.Si selaku tutor kelompok 1 yang telah membimbing kami dalam
melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 1 blok 3 ini.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya
sehingga diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat
menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 1.
3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman khususnya
program studi kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami gunakan untuk
menambah pengetahuan tentang modul kami ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah
dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar laporan ini
dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari.
Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil
diskusi kelompok kecil (DKK) ini.
Samarinda, November 2013
Hormat kami,
Tim penyusun
-
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 2
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................................... 3
1.2. TUJUAN .......................................................................................................................... 3
1.3. MANFAAT ...................................................................................................................... 3
BAB 2 ISI DAN PEMBAHASAN ................................................................................................. 4
2.1. SKENARIO MODUL ...................................................................................................... 4
2.2. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS ............................. 4
2.2.1. IDENTIFIKASI ISTILAH ........................................................................................ 4
2.2.2. IDENTIFIKASI MASALAH ................................................................................... 4
2.2.3. ANALISA MASALAH ............................................................................................ 5
2.2.4. KERANGKA KONSEP............................................................................................ 6
2.2.5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR .................................................................. 6
2.2.6. SINTESIS ................................................................................................................. 6
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................................ 14
3.1. KESIMPULAN .............................................................................................................. 14
3.2. SARAN .......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15
-
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sistem uropoetika merupakan sistem yang berperan dalam pengaturan konsentrasi
cairan yang berupa urin. Sistem tersebut sangat berpengaruh bagi homeostasis tubuh.
Ginjal merupakan organ penting yang berperan besar dalam sistem uropoetika dengan
mengatur konsentrasi plasma, elektrolit, air dan membuang semua bahan sisa
metabolisme kecuali CO2 yang dikeluarkan oleh paru-paru. Ginjal bekerja sama dengan
hormon dan saraf yang mengontrol fungsinya. Ginjal berfungsi mengeluarkan bahan
(zat) yang tidak diperlukan atau kelebihan melalui urin. Organ yang berperan dalam
proses perkemihan antara lain adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Proses
pengosongan urin pada ginjal disebut mikasi. Pada ginjal terjadi tiga proses yakni
proses filtrasi di glomerulus, reasorbsi tubulus, dan sekresi di tubulus.
1.2. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami anatomi sistem uropoetika.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi umum sistem uropoetika.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme urin dan miksi.
1.3. MANFAAT
Dengan memahami modul ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti tentang apa saja
yang terkait dengan sistem uropoetika. Selain itu denagan memahami modul ini
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana peranan ginjal pada tubuh.
-
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1. SKENARIO MODUL
Mimpi yang tak indah
Si Udin sudah dua hari ini diare yang menyebabkan badan lemas akibat terjadinya
dehidrasi dan hiponatremia. Udin sudah minum oralit dan air yang banyak sehingga
pada malam hari udin terbangun ketika sedang tidur nyenyak dan mimpi yang indah
karena ngompol!!!
2.2. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS
2.2.1. IDENTIFIKASI ISTILAH
- Hiponatremia: Kekurangan kadar natrium di dalam darah.
- Dehidrasi: Hilangnya cairan tubuh yang berlebihan.
- Diare: Pengeluaran atau kekentalan feses yang tidak normal.
- Oralit: Obat yang berupa bubuk garam sebagai pengganti cairan dan
mineral di dalam tubuh.
2.2.2. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa saja organ yang berperan dalam sistem urogenetelia?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem uropoetika?
3. Adakah hubungan antara sistem urogenetelia dengan sistem saraf?
Jelaskan!
4. Mengapa diare menyebabkan badan menjadi lemas?
5. Apa yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hiponatremia?
6. Mengapa bisa terjadi ngompol saat sedang tertidur?
-
2.2.3. ANALISA MASALAH
1. Sistem Urogenetelia terdiri dari sistem uropoetika dan sistem genetelia.
Organ pada sistem uropoetika terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih
dan uretra. Pada umunya manusia memiliki sepasang ginjal, satu buah
ureter, satu buah kandung kemih, dan satu buah uretra. Fungsi ginjal
adalah mempertahankan kadar H2O, mempertahankan keseimbangan asam
basa didalam tubuh, mengeluarkan sisa metabolism dan memproduksi
urin. Fungsi ureter adalah membawa urin dari ginjal ke kandung kemih.
Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan dikeluarkan
melalui uretra. Dan fungsi uretra adalah mengeluarkan urin dari kandung
kemih.
Sedangkan organ pada sistem genetelia adalah testis dan penis pada pria.
Ovarium, oviduk, uterus dan vagina pada wanita.
2. Sistem uropoetika adalah sistem yang berperan dalam pengaturan
konsentrasi cairan yang berupa urin di dalam tubuh.
3. Saraf simpatis pada medulla spinalis, nerve pelvis.
Saraf sensorik pada vesica urinaria, nerve hypogastrikus dan nerve
fudendal.
4. Karena pada saat diare banyak mengeluarkan cairan dan natrium sehingga
menyebabkan badan menjadi lemas.
5. Dehidrasi disebabkan oleh kekurangan cairan. Hiponatremia disebabkan
oleh kurangnya kadar natrium di dalam darah.
6. Karena pada saat kandung kemih penuh dan kita tidak bisa menahan pipis,
ada saraf yang menyebabkan kita mengeluarkan urin tanpa kita sadari.
-
2.2.4. KERANGKA KONSEP
2.2.5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR
Mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Anatomi sistem uropoetika
2. Mekanisme miksi dan urin
2.2.6. SINTESIS
ORGAN PADA SISTEM UROPOETIKA
A. GINJAL
Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin yaitu ginjal dan
struktur-struktur yang membawa urin dari ginjal ke luar tubuh untuk
kemudian dieliminasi dari tubuh. Ginjal merupakan sepasang organ yang
berbentuk seperti kacang, yang terletak dibelakang kavum abdominalis
atau rongga abdomen dan melekat pada dinding belakang abdomen.
Masing-masing ginjal berada di sisi kolumna vertebralis, sedikit diatas
garis pinggang. Masing-masing ginjal mendapat satu arteri renalis dan satu
SISTEM UROPOETIKA
ORGAN
GINJAL
URETER
VESICA URINARIA
URETRA
MEKANISME
URIN
MIKSI
-
vena renalis yang keluar dan masuk pada cekungan medial ginjal sehingga
ginjal berbentuk seperti kacang (Sherwood, 2012).
Ginjal disebelah kanan terletak 12 cm lebih rendah daripada ginjal kiri
karena tertekan oleh hepar, sehingga ginjal sebelah kiri lebih tinggi
daripada ginjal kanan. Berat ginjal sekitar 140 gr.
Fungsi utama ginjal adalah menghasilkan urin dan memiliki beberapa
fungsi spesifik dalam membantu mempertahankan lingkungan stabilitas
cairan internal, yaitu;
1. Mempertahankan keseimbangan H2O didalam tubuh.
2. Mengeluarkan atau mensekresikan produk hasil sisa metabolisme
tubuh yang jika dibiarkan akan menjadi racun bagi tubuh seperti urea,
asam urat, dan kreatinin.
3. Mengeluarkan senyawa asing seperti obat.
4. Menghasilkan eritroprotein yaitu suatu hormone yang merangsang
pembentukkan sel darah merah.
5. Menghasilkan rennin yaitu suatu hormone yang penting dalam
penghematan garam oleh ginjal
Setiap ginjal terdiri dari 1 juta unit fungsional mikroskopik yang
dikenal sebagai nefron, yang disatukan oleh jaringan ikat. Nefron adalah
unit terkecil yang mampu membentuk urin.
Susunan nefron di dalam ginjal terbagi dua regio berbeda regio luar
disebut korteks ginjal dan regio dalam disebut medula ginjal yang
tersusun oleh segitiga-segitiga bergaris,piramid ginjal.Setiap nefron
terdiri dari komponen vaskular dan komponen tubular keduanya berkaitan
secara struktural dan fungsional.
-
Komponen vaskular terdiri dari:
1. Arteriol Aferen
Arteri renalis bercabang-cabang hingga akhirnya membentuk banyak
pembuluh halus yang membawa darah ke glomerulus, setiap nefron
mendapat satu arteriol aferen.
2. Glomerulus
Suatu kuntum kapiler berbentuk bola yang menyaring plasma bebas
protein ke dalam komponen tubulus.
3. Arteriol Eferen
Membawa darah dari glomerulus arteriol eferen ini satu-satunya
arteriol di tubuh yang mengalirkan darah dari kapiler .
4. Kapiler peritubulus
Memasok darah ke jaringan ginjal dan penting dalam pertukaran antara
sistem tubulus dan darah sewaktu perubahan cairan filtrasi menjadi
urin. Kapiler-kapiler peritubulus menyatu membentuk venula yang
akhirnya mengalirkan isinya ke vena renalis yaitu saluran bagi darah
untuk meninggalkan ginjal.
Komponen tubular terdiri dari:
1. Kapsul Bowman
Suatu invaginasi berdinding rangkap yang melingkupi glomerulus
untuk mengumpulkan cairan dari kapiler glomerulus atau sebagai
pengumpul filtrat glomerulus.
2. Tubulus Proksimal
Reabsorpsi dan sekresi tak terkontrol bahan-bahan tertentu terjadi
disini.
-
3. Ansa Henle
Membentuk gradien osmotik di medula ginjal yang penting bagi
kemampuan ginjal untuk menghasilkan urin dengan konsentrasi
beragam.
4. Tubulus Distal dan duktus koligentes
Reabsorpsi terkontrol beragam Na+ dan H2O serta sekresi K+ dan
H+ terjadi di sini ; cairan yang meninggalkan duktus koligentes
adalah urin yang masuk ke pelvis ginjal.
Komponen kombinasi tubular dan vascular, yaitu Aparatus
jukstaglomerulus menghasilkan bahan-bahan yang berperan dalam
kontrol fungsi ginjal.
Tiga proses dasar di ginjal adalah
1. Filtrasi glomerulus
Langkah pertama dalam pembentukan urin sewaktu darah mengalir
melalui glomerulus,plasma bebas protein tersaring melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsul bowman.
2. Reabsorpsi Tubulus
Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian dalam tubulus
(lumen tubulus) ke dalam darah.
3. Sekresi tubulus
Pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam
lumen tubulus.
-
B. URETER
Ureter merupakan organ yang mengantarkan urin dari ginjal dan
meneruskan ke vesica urinaria. Ureter memiliki panjang sekitar 25 cm(10
inci). Terdapat sfingter pada bagian akhir ureter.
C. VESICA URINARIA
Vesica urinaria atau kandung kemih dapat menampung volume urin
yang besar, dan terdiri dari otot polos. Otot polos kandung kemih banyak
mengandung serat parasimpatis, yang stimulasinya menyebabkan
kontraksi kandung kemih.
Pintu keluar kandung kemih di jaga dua sfingter . sfingter ini gunanya
untuk menutup saluran
1. Sfingter uretra internus
Letaknya di dalam yang menjadi penanda kalau mau mengeluarkan air
kecil.
2. Sfingter uretra eksternus
Letaknya di bawah, sfingter ini bekerja secara sadar dan menahan
kalau kita belum ingin mengeluarkan urin
D. URETRA
Uretra adalah tempat pengeluaran akhir urin. Panjang uretra pria lebih
panjang daripada uretra wanita
MEKANISME TERBENTUKNYA URINE
Urin dibentuk dari hasil filtrasi glomerulus yang kemudian
direabsorbsi di tubulus dan ditambah sekresi zat-zat oleh tubulus. Filtrasi zat
yang terjadi di glomerulus berbeda-beda tergantung pada jenis zat btersebut.
-
Filtrasi sendiri dipengaruhi oleh kecepatan filtrasi glomerulus dan konsentrasi
plasma (Guyton & Hall, 2008).
Filtrasi glomerulus secara relatif tidak selektif (artinya, semua hal yang
terlarut dalam plasma akan difilttrasi kecuali protein plasma dan zat-zat yang
terikat protein). Sedangkan reabsorbsi tulus sendiri bersifat sangat selektif.
Beberapa zat seperti glukosa dan asam amino di reabsorbsi secara sempurna di
tubulus. Banyak ion dalam plasma, seperti natrium, klorida, dan bikarbonat
juga direabsorbsi, hanya saja kecepatan reabsorbsinya berbeda-
beda tergantung dari kebutuhan tubuh. Sebaliknya, produk buangan seperti
ureum dan kreatinin sulit direabsorbsi dari tubulus dan diekskresi dalam
jumlah yang relatif besar.
Bila suatu zat akan direabsorbsi, pertama zat tersebut harus ditranspor
(1) melintasi membran epitel tubulus ke dalam cairan interstisial ginjal dan
kemudian (2) melalui membran kapiler peritubulus kembali ke dalam darah.
Reabssorbsi sendiri meliputi serangkaian langlah transpor aktif atau pasif.
Tubulus proksimalis terutama berfungsi reabsorpsi. Bagian ini
mengembalikan sejumlah besar air bersama dengan glukosa, asam amino,
urea, kalsium, dan protein apapun yang bocor melalui saringan glomerulus ke
aliran darah. Tubulus proksimalis juga menyelamatkan sejumlah besar
elektrolit, terutama natrium klorida dan bikarbonat. Fungsi kompleks yang
dijalankan oleh lengkung Henle menghasilkan reabsorpsi air dan natrium.
Tubulus distalis melakukan pengaturan cermat terhadap ion natrium, kalium,
bikarbonat, fosfat, dan hidrogen. Pengendalian terakhir atas ekskresi air terjadi
di duktus koligentes.
Bagian luar ginjal, korteks, mengandung glomerulus dan tubulus
kontortus, baik yang proksimalis maupun distalis. Semua duktus koligentes
dan sebagian besar lengkung henle berada di bagian interior ginjal, medula.
Medula ginjal bersifat unik di antara jaringan lain karena cairan
ekstraselnya lebih hipertonik dibandingkan plasma. Cairan interstisium
medula mengandung elektrolit dalam konsentrasi keseluruhan yang jauh lebih
-
tinggi daripada konsentrasi di plasma. Elektrolit-elektrolit ini, yang berasal
dari cairan yang melewati lengkung Henle, secara aktif diangkut ke dalam
cairan interstisium. Lingkungan interstisium yang hipertonik di medula
mengatur reabsorpsi ion-ion di berbagai bagian lengkung, serta absorpsi pasif
air di duktus koligentes.
Transpor aktif adalah mendorong zat terlarut melawan gradien.
Transpor aktif yang berhubungan langsung dengan sumber energi seperti
hidrolisis ATP disebut transpor aktif primer. Sedangkan yang tidak
berhubungan langsung dengan sumber energi disebut transpor aktif sekunder,
sebagai contoh glukosa.
Reabsorbsi klorida, ureum, dan zat-zat terlarut lainnya melalui difusi
pasif. Sedangkan air sendiri di reabsorbsi secara pasif melalui osmosis
terutama menyertai reabsorpsi natrium.
Pada tubulus proksimal terjadi proses reabsorbsi aktif dan pasif. Pada
tubulus proksimal terjadi reabsorbsi Na+, Cl- , HCO3-, K+, H2O, glukosa, dan
asam amino. Sekresi juga terjadi pada tubulus ini, zat yang disekresi adalah
H+, asam organik, basa.
Ansa henle terdiri dari segmen tipis dan segmen tebal. Pada segmen
tipis ansa henle terjadi reabsorbsi air. Sedangkan pada segmen tebal ansa henle
terjadi reabsorbsi Na+, Cl- , HCO3-, K+ , Ca+ + , dan Mg+ + . Pada segmen
tipis ansa henle tidak terjadi sekresi zat, namun pada segmen tebal ansa henle
terjadi sekresi H+ .
Tubulus distal bagian akhir dan tubulus koligentes korikalis
mempunyai ciri-ciri fungsional yang sama. Namun mempunyai tipe sel yang
berbeda, sel-sel prinsipalis dan sel-sel interkalatus. Sel-sel prinsipalis me-
reabsorbsi natrium dan air dari lumen dan menyekresikan ion kalium ke
lumen. Sel-selinterkalatus mereabsorbsi ion kalium dan menyekresikan ion
hidrogen ke dalam lumen tubulus. Yang terakhir adalah duktus koligentes
medulla. Duktus koligentes medulla mereabsorbsi Na+ , Cl- , HCO3-,dan
ureum. Sekaligus menyekresikan H+. Apabila jumlah dan fungsi semua
-
bagian konstituen ginjal normal, fungsi ginjal dapat dipahami berdasarkan
komponen fungsional nefron. Glomerulus menyingkirkan zat-zat yang perlu
diekskresikan dan mencegah keluarnya protein dan sel ke dalam urine.
Tubulus mereabsorpsi zat-zat terlarut yang harus dihemat; mengatur
konsentrasi natrium, kalium, dan bikarbonat; dan mengekskresikan atau
menahan ion hidrogen sesuai kebutuhan. Duktus koligentes, di medula yang
hipertonik, mengatur jumlah air yang ditahan atau diekskresikan (Guyton &
Hall, 2008).
MEKANISME MIKSI
Setelah proses pembentukan urin yang panjang di ginjal, urin yang
telah selesai prosesnya pada ginjal akan keluar menuju ureter lalu karena
adanya dorongan dari otot-otot detrusor (otot polos) ureter maka urin
selanjutnya menuju Vesika Urinaria. Lalu, urin tersebut akan terisi penuh
divesika urinaria maka jika Vesika Urinaria telah penuh akan terjadi
peregangan vesika urinaria atau dengan kata lain ini yang dirasakan oleh
manusia sebagai rasa kebelet pipis, hal ini disebabkan oleh sebuah saraf
sensorik pada vesika urinaria yaitu nerve hypogastrikus yang berfungsi
sebagai sensor rasa kebelet pipis, dengan adanya rasa kebelet tadi akan
menjadi petunjuk bagi nerves pelvikus pada plexus sacralis S2-S4 untuk
menyampaikan ke medula spinalis dan kembali ke vesika urinaria sebagai
suatu proses miksi untuk relaksasi sfingter interna. Namun, pada kenyataannya
kita masih dapat menahan kerja plexus sacralis, karena terdapat sfingter
eksterna yang dikontrol oleh nerve pudendal, ini adalah serat saraf somatik
yang mengontrol dan mensarafi otot-otot polos pada sfingter externa, dan
meneruskan impuls ke cortex cerebri, kembali ke sfingter eksterna sehingga
proses miksi tertahan disfingter eksterna. Pada saat terjadi proses miksi,
sfingter eksterna relaksasi, otot-otot detrusor berkontraksi sehingga urin dapat
mengucur dengan teratur keluar dari Vesika Urinaria dan juga melewati
urethra lalu diteruskan keluar tubuh (Guyton & Hall, 2006).
-
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sistem uropoetika adalah sistem yang mengatur cairan yang berupa urin didalam
tubuh manusia. Sistem ini tersusun oleh ginjal, ureter, vesika urinaria (kandung kemih),
dan uretra. Yang masing-masing memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda seperti
sebagai penghasil, penyaring dan saluran yang berperan sebagai tempat yang dilalui
urin untuk dieksresikan oleh tubuh sebagai sisa metabolisme yang akan dikeluaran dari
dalam tubuh.
3.2. SARAN
Sistem uropoetika sangat penting karena sangat berperan dalam homeostasis dan
proses terjadinya miksi sangat penting bagi manusia yang berperan sebagai pengeluaran
zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu miksi harus
selalu lancar, salah satunya dengan cara tidak menahan kencing, mengkonsumsi
makanan dan minuman yang sehat dan menjaga pola makan.
-
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, & Hall. (2006). Textbook of Medical Physiology (11th ed.). WB. Saunders and Co.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedoktern. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia (6 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.