[modul 1 interferometer dan prinsip babinet] muhammad lutfi hernandi 10212021.pdf

Upload: fauzan-prawira-adhi

Post on 02-Jun-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 [Modul 1 Interferometer dan Prinsip Babinet] Muhammad Lutfi Hernandi 10212021.pdf

    1/4

  • 8/11/2019 [Modul 1 Interferometer dan Prinsip Babinet] Muhammad Lutfi Hernandi 10212021.pdf

    2/4

    Gambar 1. Interferometer Michelson-

    Morley

    Interferometer MZ memiliki

    bagian yang sama dengan

    interferometer MM hanya sajainterferometer MZ menggunakan

    dua buah beam divider. Prinsip

    kerjanya (tampak seperti gambar 2)

    adalah gelombang cahaya yang

    dibagi pada beam divider 1

    kemudian disatukan lagi pada beam

    divider 2 yang kemudian akan

    diteruskan ke lensa untuk

    difokuskan dan diperbesar.

    Gambar 2. Interferometer Mach-

    Zehnder

    Percobaan prinsip babinet

    kita gunakan untuk menemukan

    pola difraksi sehingga kita dapat

    menentukan ketebalan rambut yang

    ada pada celah. Pada prinsip Babinet

    dijelaskan bahwa pola difraksi yang

    sama akan diperoleh jika seberkas

    cahaya melewati suatu celah sempit

    (dengan lebar d) yang diganti

    dengan komplemennya (memiliki

    ketebalan d juga). Prinsip ini berlaku

    untuk benda yang sangat kecil. Kita

    dapat menuliskan pola gelap terang

    tersebut dalam persamaan :

    n = d sin .......... (1)Keterangan :

    n = urutan terang gelap

    = panjang gelombang (m)

    d = lebar celah (m)

    = sudut difraksi (o)

    Apabila jarak layar ke celah adalah L,

    dan sudut difraksi yang muncul

    sangat kecil maka sin tan .

    Akan didapat persamaan :

    .......(2)

    II. Metode Percobaan

    Pada percobaan kali ini, kita

    melakukan percobaan

    interferometer MM dan MZ untuk

    mengamati efek interferensi. Lalu

    dilakukan percobaan efek difraksi

    dengan metode Prinsip Babinet

    dengan sehelai rambut.Pada percobaan interferometer

    MM dan MZ, kita susun rangkaian

    alat seperti ditunjukkkan pada

    gambar 1 dan gambar 2. Nyalakan

    sinar laser, sesuaikan berkas

    sinarnya sehingga terlihat pola

    interferensi pada layar. Ambil foto

    pola interferensinya.

    Pada percobaan Prinsip Babinet,

    kita letakkan laser, dudukan rambut

    (celah) serta layar secara berurutan.Atur jarak antara rambut dan layar.

    Kita hidupkan laser dan atur berkas

    cahaya sehingga pola difraksi terlihat

    pada layar. Foto atau tandai pola

    difraksi. Ulangi pengukuran dengan

    merubah jarak antara layar dan

    rambut sebanyak 4 kali.

    III. Data dan Pengolahan

    Data

  • 8/11/2019 [Modul 1 Interferometer dan Prinsip Babinet] Muhammad Lutfi Hernandi 10212021.pdf

    3/4

    1.

    Percobaan

    Interferometer

    Tabel 1. Percobaan Interferometer

    Percobaan MM Percobaan MZ

    2.

    Percobaan Prinsip

    Babinet

    Tabel 2. Percobaan Prinsip Babinet

    L (jarak

    layar) (cm)

    x

    (cm)

    x rata-

    rata(cm)

    56 0.8 0.58

    0.5

    0.5

    0.6

    0.5

    0.6

    41 0.5 0.45

    0.40.4

    0.4

    0.5

    0.5

    103 1.3 1.03

    1

    0.9

    1.2

    0.9

    228 3 2.4

    2.1

    2

    3

    2.2

    2.1

    Gambar 3. Grafik jarak rambut ke layar

    terhadap rata-rata jarak terang pola

    difraksi

    Kita dapatkan dari tabel tersebut,

    grafik jarang layar dari rambut

    terhadap jarak pola gelap terang

    difraksi. Kita dapatkan persamaan

    regresi linearnya :

    Y=95.1x + 0.9608...(3)

    Gradiennya = m =

    =95.1......(4)

    Referensi dari LASER adalah = 633

    nm sehingga nilai ketebalan rambut

    adalah

    d=6.019 x m

    = 6.019 x cm

    IV. Pembahasan

    Terjadinya pola gelap terang

    adalah karena gelombang

    mengalami peristiwa kontruktif dan

    destruktif saat berdifraksi. Saat

    gelombang saling konstruktif akan

    terjadi pola terang, sebaliknya ketika

    gelombang saling destruktif akan

    menyebabkan pola gelap.

    Cahaya koheren merupakan cahaya

    yang memiliki frekuensi yang sama

    serta selisih fasa yang tetap. Dalam

    hal ini koherensi adalah konfigurasi

    dua buah gelombang cahaya

    sehingga terjadi satu susunan yang

  • 8/11/2019 [Modul 1 Interferometer dan Prinsip Babinet] Muhammad Lutfi Hernandi 10212021.pdf

    4/4

    baik.Pada percobaan intefreometer,

    sifat koherensi digunakan untuk

    menyusun kembali sinyal yang telah

    dipencar oleh beam divider,

    dipantulkan oleh cermin, lalu

    bersatu menuju layar dan munculpola interferensi pada layar.

    Pada hasil percobaan

    inteferometer Michelson-Morley

    (MM), terdapat perbedaan dengan

    referensi. Yaitu berbentuk garis garis

    sedangkan referensi polanya

    berbentuk seperti melingkar.

    Sedangkan hasil percobaan

    interferometer Mach-Zehnder (MZ)

    polanya berbentuk garis-garis.Perbedaan ini (hasil percobaan MM

    menunjukan bentuk pola garis

    sedangkan harusnya lingkaran)

    terjadi karena terdapat perbedaan

    jarak antara cermin 1 dan cermin 2

    terhadap beam divider sehingga

    terdapat perbedaan waktu delay

    sinyal menuju beam divider setelah

    dipantulkan cermin. Beda fasa

    sangatlah berpengaruh terhadap

    pola interferensi yang terjadiBeda fasa berpengaruh terhadap

    pola interferensi yang terjadi. Saat

    beda fasa tidak konstan, maka

    gelombang yang dihasilkan tidak

    koheren. Faktor-faktor yang

    menyebabkan beda fasa adalah

    frekuensi, panjang gelombangnya,

    serta fungsi gelombangnya.

    Pada saat percobaan, pantulan layar

    pada cermin terlihat lebih dari satu

    titik. Hal ini terjadi karena berkas

    cahaya yang dipantulkan dan

    diteruskan oleh beam divider

    sehingga amplitudonya terbagi.

    Pola interferensi MM dan MZ

    terlihat tidak diam (berjalan) karena

    sinyal dari laser memiliki frekuensi

    tertentu. Maka pola interferensi

    suatu sinyal tidak diam pada suatu

    posisi namun bisa saja berpola

    konstruktif, destruktif, maupun

    diantaranya.

    Terdapat pola garis-garis pada pola

    difraksi rambut. Terdapat juga efek

    interferensi dari sinar sehingga

    adanya pola gerap terang pada hasil

    pengamatan pola difraksi prinsip

    Babinet.Diameter rambut yang

    didapat pada percobaan adalah

    sekitar 6.019 x cm. Sedangkan

    menurut referensi, diameter rambut

    manusia berkisar antara 8 x cm

    sampai dengan cm.

    V. Kesimpulan

    Pada hasil percobaan

    interferometer Michelson-

    Morley pola yang terlihat adalahgaris garis vertikal sedangkan

    referensi menunjukkan pola

    interferensi yang melingkar

    seperti orbit atom. Sedangkan

    pada hasil percobaan

    interferometer Mach-Zehnder

    terlihat pola garis garis vertikal

    juga.

    Diameter rambut yang didapat

    pada percobaan adalah sekitar 6.019

    x

    cm. Sedangkan menurutreferensi, diameter rambut manusia

    berkisar antara 8 x cm sampai

    dengan cm.

    VI. Pustaka

    [1]http://web.mit.edu/8.03-

    esg/watkins/8.03/Babinet.pdf(tanggal

    08/10/2014, pukul 23:19)

    [2]

    http://www.renishaw.com/e

    n/interferometry-explained--

    7854 (tanggal 08-10-2014,

    pukul 23:20)

    http://web.mit.edu/8.03-esg/watkins/8.03/Babinet.pdfhttp://web.mit.edu/8.03-esg/watkins/8.03/Babinet.pdfhttp://web.mit.edu/8.03-esg/watkins/8.03/Babinet.pdfhttp://web.mit.edu/8.03-esg/watkins/8.03/Babinet.pdfhttp://www.renishaw.com/en/interferometry-explained--7854http://www.renishaw.com/en/interferometry-explained--7854http://www.renishaw.com/en/interferometry-explained--7854http://www.renishaw.com/en/interferometry-explained--7854http://www.renishaw.com/en/interferometry-explained--7854http://www.renishaw.com/en/interferometry-explained--7854http://www.renishaw.com/en/interferometry-explained--7854http://web.mit.edu/8.03-esg/watkins/8.03/Babinet.pdfhttp://web.mit.edu/8.03-esg/watkins/8.03/Babinet.pdf