modul kulit
DESCRIPTION
kulitTRANSCRIPT
MODUL KULITKELOMPOK 3
TUTOR : dr. Hanna Aulia Namirah
Kelompok 3
M. Ardiansyah Madarza 110 211 0063 Santri Adzti 110 213 0002 St. Ainulhayati M.Zen 110 213 0009 Sri Ayu Handayani 110 213 0029 Heldi Jafar Yansari 110 213 0041 Kurniati Fajaryanto 110 213 0045 Nurul Insyirah Junaid 110 213 0064 Rahmawati S 110 213 0087 Ghina Salsabila Ruray 110 213 0108 Andi Nurqalby T.S.M 110 213 0117 Marwani 110 213 0133
Skenario 1Laki-laki 37 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan timbul
bercak-bercak merah sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal
dan sering di garuk. Gejala berupa sisik putih halus pada lesi kulit yang
kemerahan. Awalnya, gejala timbul di kepala, daerah wajah, lengan bawah,
dan tungkai bawah yang bersifat ringan hanya sedikit tetapi kemudian
semakin bertambah, dan menyebar ke dada dan punggung.sudah berobat ke
puskesmas tetapi tidak mengalami perubahan. Keluhan makin hebat jika
penderita merasa stress dan kurang stabil. Riwayat keluarga dengan keluhan
gatal ada. Pasien sering mengurung diri dan kadang tidak masuk bekerja
jika lesi kambuh kembali.
Kata kunci Laki-laki 37 tahun Timbul bercak-bercak kemerahan Sejak 2 bulan lalu Rasa gatal dan sering di garuk Terdapat sisik putih halus pada lesi kulit yang kemerahan Timbul di kepala, daerah wajah, lengan bawah, dan tungkai
bawah Bersifat ringan kemudian bertambah dan menyebar ke dada
dan punggung Sudah berobat ke puskesmas tapi tidak mengalami
perubahan Keluhan semakin hebat apabila stress dan kurang stabil Ada riwayat keluarga dengan keluhan gatal Tidak masuk bekerja jika lesi kambuh kembali
KULITBERCAK MERAH
ANATOMI DAN
HISTOLOGI
JENIS-JENIS EFFLORESENSI
DIFFERENTIALDIAGNOSIS
LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAANFISIS
PEMERIKSAANPENUNJANG
Mind mapping DIAGNOSIS :
1. Epidemiologi
2. Etiologi
3. Pathogenesis
4. Tatalaksana terapi
5. Preventif
6. Komplikasi
7. Faktor pencetus
8. Faktor resiko
Pertanyaan1. Sebutkan anatomi dan histologi dari kulit ?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis effloresensi ?
3. Bagaimana Patomekanisme timbul bercak merah ?
4. Bagaimana Patomekanisme gatal ?
5. Mengapa sudah berobat tapi tidak sembuh ?
6. Hubungan stress dengan gejala pasien di skenario ?
7. Differential Diganosis ?a. Psoriasis
b. Dermatitis seboroik
c. Pitriasis Rosea
d. Eritroderma
8. Langkah-langkah Diagnosis ? Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
1. Sebutkan anatomi dan histologi dari kulit ?
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
Lapisan epidermis atau kutikel
Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)
Lapisan subkutis (hypodermis)
Referensi:Wasitaatmadja, S.M, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 3-4.
Lapisan epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas 5 stratum :
Stratum Korneum (lapisan tanduk) Stratum Lusidum Startum Granulosum (lapisan
keratohialin)Stratum Spinosum (stratum malphigi) Stratum Basale
Lapisan Dermis
a. Pars papilare
b. Pars retikulare
Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya.
Anatomi Kulit
Histologi Kulit
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis effloresensi ?
Efloresensi primer
-Timbul pada kulit normal
-Makula, papul, plak, urtika, nodus, vesikel, kista
Efloresensi sekunder
-Terjadi setelah efloresensi primer
-Krusta, erosi, ulkus, sikatriks, skuama
Referensi:Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI
Berdasarkan ukuran : Miliar: Sebesar kepala jarum pentul
Lentikular: Sebedsar biji jagung
Numular: Sebesar uang logam 5 rupiah atau
100 rupiah
Plakat: en plaque, lebih besar dari nummular
Referensi:Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI
Berdasarkan susunan kelainan/bentuk Liniar: seperti garis lurus
Sirsinar/anular: seperti lingkaran
Arsinar: berbentuk bulan sabit
Polisiklik: bentuk pinggiran yang sambung menyambung
Korimbiformis: Susunan seperti induk ayam yang dikelilingi
anak-anaknya.
Bentuk lesi
-Teratur : misalnya bulat, lonjong, seperti ginjal dan
sebagainya.
-Tidak teratur: tidak mempunyai bentuk teratur
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI
Berdasarkan penyebaran dan lokalisasi :
Sirkumskrip: berbatas tegas
Difus: tidak berbatas tegas
Generalisata: tersebar pada sebagian besarbagian tubuh
Regional: mengenai daerah tertentu bagian tubuh badan
Universalis: seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-
100%)
Solitar: hanya satu lesi
Herpetiformis: vesikel berkelompok seperti pada herpes
zozter
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI
Konfluens: dua atau lebih lesi yang menjadi satu
Diskret: terpisah satu dengan yang lain
Serpiginosa: proses yang menjalar ke satu
jurusan diikuti oleh penyembuhan pada bagian
yang ditinggalkan
Irisformis: Eritema berbentuk putar lonjong
dengan vesikel yang warna lebihgelap di
tengahnya
Bilateral: Mengenai kedua belah badan
Unilateral: Mengenai sebelah badanIlmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI
Makula:Nodus
PapulUrtikari
KistaVesikel
Sikatrik Krusta
3. Bagaimana Pathomekanisme timbul bercak merah ?
4. Bagaimana patomekanisme gatal ?
Pruritogen (inflamasi, tekanan, suhu)
Neuropeptida (Substansi P) di free polymodal nociceptor nerves (PMN)
Histamin dikeluarkan oleh sel mast atau endogen kimiawi lain
Sinaps serabut saraf C sensitif histamin aktif
P. C. A. Kam, K. H. Tan. 1996. Pruritus-itching for acause and relief?. Anasthesia. Vol. 51. Hlm. 1133-1138
D
itra
n
s
m
isi
k
a
n
k
e saraf-saraf
y
a
n
g
b
ersila
n
g
a
n
p
a
d
a
k
o
n
tralateral
tra
k
t
u
s
s
p
i
n
o
t
h
ala
m
i
k
u
s
Berjalan naik ke thalamus
Cortex
Pruritus (Gatal)
P. C. A. Kam, K. H. Tan. 1996. Pruritus-itching for acause and relief?. Anasthesia. Vol. 51. Hlm. 1133-1138
Hubungan dengan menghentakkan rambut (garuk)
Menggaruk (hentakkan rambut)
Stimulasi serabut saraf A afferent
Impuls bersinaps dengan inhibitory interneuron
Menghambat serabut saraf C
Menurunkan rasa gatal
P. C. A. Kam, K. H. Tan. 1996. Pruritus-itching for acause and relief?. Anasthesia. Vol. 51. Hlm. 1133-1138
5. Mengapa sudah berobat tapi tidak sembuh ?
Faktor Genetik
Faktor Imunologik
Faktor Cuaca
Obat-obatan
Stres psikologik kit.
Sinar Ultraviolet Sinar UV
Referensi : Lumenta, Nico. A. 2006. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta : Gramedia. Hal 138-139 Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI. Hal 189-190. Harahap, Marwali. 2013. Ilmu Penyakit Kulit . Jakarta: Hipokrates. Hal 116-117.
6. Hubungan stress dengan gejala pasien di skenario ?
Perubahan permeabilitas kulit yang diinduksi oleh stres psikologis ini dimediasi oleh peningkatan kadar glukokortikoid endogen. Stres psikologis dalam bentuk insomnia menyebabkan gangguan fungsi stratum korneum dalam bentuk penurunan proliferasi sel epidermis, mengganggu diferensiasi epider¬mis dan menurunkan densitas dan ukuran korneodesmosome. Gangguan fungsi barier permeabilitas kulit dihubungkan dengan penurunan produksi dan sekresi dari badan lamelar yang akan mempengaruhi sintesis lemak epidermis.
Sinaga. Dameria. 2013. pengaruh stress psikologis terhadap pasien psoriasis. Fakultas kedokteran universitas kristen Indonesia. E-journal
7. Differential diagnosis
Eritroderma PITIRIASIS ROSASEA
DERMATITIS SEBOROIK
PSORIASIS
Usia 30-40 Bayi dan dewasa P: 29W: 27
bercak-bercak merah
+ + + +
Predileksi Seluruh atau hapir seluruh tubuh
Wajah, area sentral (hidung, dagu,pipi, kening, & alis)
Ringan: kulit kepalaBerat: alis, kening, pangkal hidung, sulcus nasolabialis, belakang telinga, daerah presternal, &daerah antara scapula
Bagian tubuh yang sering terkena gesekan/tekanan, seperti siku, lutut, & punggung
Effloresensi Eritema dan biasanya disertai sisik
Telangiektasis, papul, pustul
Skuama berminyak , berwarna kekuningan dgn batas tdk jelas
Makula eritema, ditutupi skuama kasar belapis berwarna putih bening seperti mika.
Eritroderma PITIRIASIS ROSASEA
DERMATITIS SEBOROIK
PSORIASIS VULGARIS
Gatal + +/- + (kepala)
+
Recurrent + + +
Faktor cuaca +/- + (stadium 1)
+ +
Faktor psikis +/- + + +
Riwayat keluarga
+/- - + +
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang kuat dengan karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem saraf.
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
A. Psoriasis
Penyebab dan Epidemiologi
-Penyebab : Belum jelas
-Umur : biasanya dewasa muda
-Jenis Kelamin : pria dan wanita sama
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
Gejala Klinis :
-plak eritomatosa diliputi - skuama putih dengan titik-titik perdarahan
- umumnya simetris. - Penyakit ini dapat menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi tapi tidak mengganggu rambut
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
Jenis- jenis psoriasis1. Psoriasis plakat
- Dimulai dengan maculnya eritematosa berukuran kurang dari 1cm atau
papul yang melebar ke arah pinggir dan bergabung beberapa lesi menjadi
satu
- Berdiameter satu sampai beberapa sentimeter
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
2. Psoriasis gutata
-Jenis ini khas pada dewasa muda
- Bila terjadi pada anak sering bersifat swasima
- Bentuk spesifik yang dijumpai adalah lesi papul eruptif
berukuran 1-10mm
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
3. Psoriasis artritis
-Pasien pertama kali datang dengan keluhan sendi
- Bila mengenai distal interphalageal, umumnya pasien juga
mengalami psoriasis kuku.
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
4. Psoriasis Pustulosa
- Tampak kulit yang merah,
- Nyeri,
- meradang dengan pustul milier tersebar diatasnya.
- Pustule tersebut bersifat steril sehingga tidak dapat diobati
dengan antibiotic.
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
5. Eritroderma
Lesi dibedakan menjadi dua bentuk;
- Psoriasis universalis yaitu lesi psoriasis plakat (vulgaris) yang luas hampir
seluruh tubuh
- Bentuk kedua adalah bentuk yang lebih akut sebagai peristiwa mendadak
vasodilatasi generalisata
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
6. Psoriasis kuku
- kuku berwarna kekuning-kuningan disebut yellowish dis-
coloration atau oil
- abnormalitas lempeng kuku berupa sumur-sumur kuku
mengakibatkan kuku hancur (crumbling) dan splinter
hemorrhage.
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
Faktor Pencetus
- Lingkungan- Genetik- Garukan, aberasi superficial, reaksi
fototoxic/pembedahan- Ketegangan emosional- Obat (anti malaria, NSID, gembfibrosil, litium,
angiotensin-converting enzyme inhibitor, beberapa jenis antibiotik)
- Bakteri, virus, jamur
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
Komplikasi
- Risiko penyakit Kardiovaskuler (Infark Miokard Akut)
- Risiko Limfoma malignum- Gangguan emosional (depresi, penurunan harga diri, penolakan sosial, merasa malu, sex, dan kemampuan profesional)
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
Terapi
Pengobatan Topikal1. Topikal kortikosteroid2. kalsipotriol/kalsipotrien3. Retinoid topical4. Ter dan Antralin5. Fototerapi
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
Terapi
Pengobatan Sistemik1. Asitretin : 0,5-1 mg/kgBB/hari 2. Metotreksat : 7,5-15 mg setiap minggu3. Agen biologic
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
Pencegahan
-Menjaga kelembaban kulit, dapat membantu
mencegah perdarahan dan retak terkait dengan
penyakit psoriasis.
- Kelembaban udara,
- Pilih produk kulit anda.
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
Prognosis
Sampai saat ini, pengobatan psoriasis tetp
hanya bersifat remitif. Kekambuhan yang boleh
dikatakan hampir selalu ada mengakibatkan
pemakaian obat dapat berlangsung seumur hidup.
Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI
• Definisi
Adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea.
• Penyebab dan epidemiologi
Penyebab : Diduga akibat aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat
Umur : Biasanya pada orang dewa
Jenis Kelamin : Lebih sering pada pria
Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106
B. Dermatitis seboroik
Gejala Klinis
keluhan utama dan keluahan tambahan biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman Pityrosporum ovale yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak berminyak dan menghasilkan skuama yang putih berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat
Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106
Gambaran Gejala
TerapiUmum :Hindari semua factor yang memperberat, makanan yang berlemak, minuman beralkohol, serta stress, dan emosi. Perawatan rambut, dicuci dan dibersihkan dengan shampoo
Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106
Terapi Khusus :
1. Sistemik
-Antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal.
-Vitamin B kompleks
-Antibiotik oral seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder
-Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. ovale, juga dapat mempengaruhi berat ringannya dermatitis seboroik.
Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106
2. Topikal
Cuci rambut dengan selenium sulfide atau dengan larutan salisil 1% atau larutan belerang 2-4% atau dalam bentuk krim
Kortikosteroid topical atau krim dapat memberi kesembuhan sementara.
Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106
Prognosis
Baik, jika faktor-faktor pencetus dapat dihilangkan
Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106
Definisi :
Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus, kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai lipatan kulit dan biasanya sembuh dalam waktu 3-8 minggu
Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.
C. Pitriasis Rosea
EPIDEMIOLOGI
Pitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada wanita dan pria sama banyak.
Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.
ETIOLOGI
Ada yang mengemukakan hipotesis tentang etiologi penyakit ini bahwa desebabkan oleh virus karena merupakan penyakit self limiting disease umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3-8 minggu.
Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.
GEJALA KLINIS gatal ringan pitiriasis berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama umumnya di badan, soliter
berbentuk oval dan anular, diameternya kira-kira 3cm. ruam terdiri atas eritema dan skuama halus dipinggir. Lamanya beberapa hari hingga beberapa minggu. Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama, memberi gambaran yang khas sama dengan lesi pertama hanya lebih
kecil, susunannya sejajar dengan kosta, hingga menyerupai pohon cemara terbalik.
Tempat predileksi pada badan, lengan atas bagian atas proksimal dan paha atas, sehingga seperti pakaian renang wanita jama dulu.
Kecuali bentuk lazim berupoa eritroskuama, pitiriasis rosea dapat juga berbentuk urtika, vesikel, dan papul, yang lebih sering terdapat pada anak-anak.
Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor . Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.
GAMBARAN
PENGOBATAN
Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya dapat diberikan sedative, sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol ½ - 1%.
Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.
PROGNOSIS
Prognosis baik karena penyakit sembuh spontan biasanya dalam waktu 3-8 minggu.
Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.
Definisi
Adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema di seluruh/hampir seluruh tubuh, biasanya disertai skuama
Etiologi
Berdasarkan penyebabnya eritroderma, dibagi menjadi 3 golongan:
-Akibat alergi obat secara sistemik
-Akibat perluasan penyakit kulit, seperti psoriasis, pitiriasis rubra pilaris, pemfigus foliaseus, dermatitis atopic dan liken planus
-Akibat penyakit sistemik termasuk keganasan
Referensi: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Hal 236-237
D. Eritroderma
Gambaran Klinis
Lokalisasi : Seluruh atau hapir seluruh tubuh
Efloresensi : Eritema dan biasanya disertai sisik
Penatalaksanaan Terapi eritroderma dengan kortikosteroid. Dosis berkisar dari
3x10 mg sampai 4x15 mg sehari. Diet perlu tinggi protein karena banyak skuama yang terlepas. Topikal dapat diberikan emolien lanolin 10% untuk
mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema.
Referensi: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Hal 236-237
Prognosis
Baik jika disebabkan alergi obat. Buruk pada sindroma Sézary.
Referensi: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Hal 236-237
8. Langkah-langkah Diagnosis ?
1. Anamnesis
• Menanyakan lokasi awal munculnya lesi akan membantu dalam
menegakkan diagnosis, misalnya :
-Pada penyakit psoriasis biasanya lesi muncul terdistribusi secara simetris pada ekstensor ekstremitas, terutama di siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genital.
-Pada dermatitis seboroik biasanya muncul pada daerah tubuh yang banyak mengandung kelenjar sebasea seperti kulit kepala, wajah, telinga, badan bagian atas dan fleksura (inguinal, inframma, dan aksila)
-Pada pitriasis rosea biasanya mengenai badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas sehingga biasanya membentuk seperti pakean renang.
Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93
1. Tanyakan demam atau tidak.
Pada pitriasis rosea biasanya akan diawali dengan demam yang disebabkan oleh virus.
2.Tanyakan disertai gatal atau tidak.
Pada beberapa penyakit kulit ada yang lesinya tidak disertai gatal misalnya pada MH
3. Tanyakan apakah bercak kulit ini ada hubungannya dengan bercak serangga atau luka (trauma).
Pada psoriasis dan dermatitis seboroit biasanya lesi muncul pada daerah bekas trauma.
4.Tanyakan apakah bercak kulit disertai nyeri atau tidak. Jika ia tanyakan kapan hal tersebut, apakah terjadi mendadak atau tidak. Sifat nyeri atau keram : ringan,sedang, berat, intermitten atau terus menerus.
Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93
5. Tanyakan apakah ada sakit di daerah lain.
Pada pitriasis rosea kadang akan muncul keluhan nyeri sendi.
6.Tanyakan riwayat penyakit pasien.
Pada pitriasis rosea gejala awal yang muncul adalah demam, lemas, mual, tidak nafsu makan, dan adanya pembesaran kelenjar limfe
7.Tanyakan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga atau lingkungan sekitar tempat tinggal.
Ada beberapa penyakit yang disebabkan karena adanya faktor genetic seperti pada penyakit psoriasis
8.Tanyakan riwayat pengobatan.
Pada penyakit pitriasis rosea kadang disebabkan oleh karena obat-obatan.
Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93
2. Pemeriksaan Fisik-Lihat keadaan umum pasien.
-Inspeksi dari ujung rambut sampe ujung kaki.
-Tentukan status gizi
-Status gizi buruk akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
-Ukur tanda vital pasien
-Pemeriksaan bercak kulit (jenis efluoresensi)
-Lihat permukaan lesi rata, kering, atau basah.
Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93
3. Pemeriksaan Penunjang
-Pemeriksaan darah
-Lampu wood
-Kerokan kulit
-Biopsi kulit
-Histopatologi
-Tes temple
Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93
Terima kasih