modul nu 2012
DESCRIPTION
modul neurologiTRANSCRIPT
-
1
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Buku panduan praktikum anatomi
Blok nephro urinary
Copyright 2014
Laboratorium Anatomi FKIK UNSOED
Tim Penyusun
Asisten Anatomi 2007
Melan Mulyana - Agus Hariyanto - Muhammad Ikbal - Supak Silawani -
Nessyah Fatahan - Manggala Sariputri - Aprianti Nur Hasanah - Elok Nurfaiqoh
- Qonita Wachidah - Aristi Intan Soraya
Asisten Anatomi 2010
Sofia Kusumadewi - Himatun Istijabah - Naelin Nikmah - Keyko Lampita Ms -
Gretta Ayudha - Nahiyah Isnanda - Arya Yusti Kusuma - Khoirur Rijal A
Asisten Anatomi 2011
Editor Asisten
Yolanda Shinta P
Rizka Khairiza
Halimah Chairunnisa
Editor
dr. Yudha Ftrian Prasetyo
Dilarang Mengutip, Memperbanyak, Dan Menerjemahkan Sebagian Atau
Seluruh Isi Buku Ini Tanpa Izin Tertulis Dari Penyusun.
-
2
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Pendahuluan
Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan
hubungannya dengan bagian tubuh lain manusia secara makroskopis. Ilmu
anatomi akan menunjang ilmu kesehatan lainnya hubungannya dengan manusia
sebagai subjek kegiatan ilmu kesehatan. Dalam menjalankan kegiatan rutinnya
yang berkaitan dengan tindakan terhadap pasien, seorang dokter, perawat, dan
2paramedis lainnya butuh penguasaan dan pengetahuan dalam identifikasi
struktur tubuh manusia.sehingga demikian, kesalahan dalam pelaksanaan
kegiatan kemedisan saat melaksanakan tindakan dapat diminimalisasi bahkan
dihindari.
Anatomi merupakan ilmu kedokteran yang memiliki karakteristik
penggunaan bahasa latin dalam istilah-istilah organ dan struktur organ baik
istilah posisi maupun nama organnya. Tujuan penggunaan bahasa latin ini untuk
menyamakan persepsi anggota tim medis dalam mengidentifikasi struktur tubuh
yang dimaksud sehingga setiap anggota tim medis dapat mengerti dan
menghindari kesalahan persepsi terutama saat pencatatan dan dokumentasi
tindakan medis. Selain itu, tim medis lain dapat mengerti persepsi yang sama jika
catatan harus dipindah tangankan ke anggota tim medis lainnya dalam rujukan.
Peranan anatomi yang penting dalam kegiatan medis inilah yang
melatarbelakangi pembuatan modul anatomi oleh laboratorium anatomi.modul ini
diharapkan dapat mempermudah kegiatan pembelajaran anatomi di laboratorium
sehingga praktikan dapat mengefisiensikan waktu praktikum.selain memudahkan
praktikan, hal ini juga mempermudah asisten laboratorium anatomi.
-
3
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Tata tertib praktikum
A. Ketentuan umum bagi seluruh peserta praktikum adalah sebagai
berikut:
1. Praktikan wajib hadir di laboratorium anatomi 5 menit sebelum waktu
praktikum. Terlambat lebih dari 10 menit dilarang mengikuti praktikum,
kecuali dengan izin khusus.
2. Praktikan wajib memakai jas praktikum, dilengkapi dengan tanda
pengenal. Memakai dan melepaskan jas praktikum harus diluar ruangan.
3. Praktikan wajib memakai sepatu selama praktikum, berpakaian rapi dan
sopan.
4. Praktikan dilarang memakai kaos oblong.
5. Praktikan dilarang memakai rok atau celana berbahan jeans. Khusus
untuk perempuan yang tidak mengenakan jilbab, dilarang menggunakan
rok mini atau rok panjang dengan belahan hingga diatas lutut.
6. Praktikan membawa masker, goggle, sarung tangan dan pinset serta
atlas setiap kali praktikum.
7. Praktikan dilarang berkuku panjang.
8. Rambut untuk praktikan pria pendek dan disisir rapi, untuk praktikan
wanita yang tidak mengenakan jilbab, apabila berambut panjang diikat
rapi kebelakang.
9. Praktikan harus sudah mengerti tentang rencana yang akan dikerjakan
selama praktikum dan telah siap dengan teori dan gambar yang
diperlukan selama praktikum.
B. Ketentuan selama praktikum:
1. Praktikan wajib menjaga attitude, ketertiban, ketenangan, dan
kebersihan di laboratorium.
2. Praktikan wajib berperilaku sopan, santun dan saling menghargai
antara praktikan dan praktikan, praktikan dan asisten, praktikan dan
dosen, praktikan dan guru diam.
3. Praktikan dilarang merokok, makan dan minum selama melaksanakan
kegiatan di arena praktikum.
4. Tiap kelompok menghadapi 1 meja preparat (cadaver atau preparat lepas
atau manekuin)
-
4
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
5. Tiap kelompok bergiliran mempelajari preparat dari satu meja kemeja lain
secara bersama-sama dengan alokasi waktu yang telah disepakati.
6. Praktikan mendapat bimbingan dari asisten dosen yang bertugas pada
meja preparat yang bersangkutan.
7. Kadaver sebagai guru diam mahasiswa, harus diperlakukan selayaknya.
8. Praktikan tidak boleh memotret atau merekam cadaver ataupun preparat
lepas.
9. Praktikan tidak diperkenankan mengambil sendiri atau meminjam alat/
bahan/ sarana praktikum kecuali atas seijin asisten dosen dan dosen
pengampu.
10. Praktikan wajib menjaga keutuhan kondisi baik manekuin, preparat lepas
dan cadaver sesuai dengan kondisi awal sebelum praktikum. Coretan
pada manekuin, kerusakan manekuin, kerusakan atau kehilangan
jaringan berlebihan pada cadaver atau preparat lepas tidak dapat
ditoleransi. Praktikan bertanggung jawab penuh apabila terjadi hal
tersebut dengan membayar penggantian sesuai taksiran pihak
laboratorium anatomi.
C. Ketentuan lain
1. Peserta praktikum wajib mematuhi peraturan yang berlaku yang dibuat
laboratorium anatomi fkik unsoed
2. Peserta praktikum yang melanggar ketentuan tersebut tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum
-
5
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Daftar Isi
Halaman Judul ........................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................. 2
Tata Tertib Praktikum ................................................................................................ 3
Daftar Isi .................................................................................................................... 5
A. Sistema Urinarium Superior
1. Ren ................................................................................................................. 6
2. Ureter ............................................................................................................. 13
B. Sistema Digestorium Inferior
1. Vesica Urinaria ................................................................................................ 16
2. Urethra ............................................................................................................ 21
C. Referensi .............................................................................................................. 25
D. Latihan Soal .......................................................................................................... 26
E. Lampiran ............................................................................................................... 33
-
6
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
A. Sistema Urinarium Superior
1. Ren 2. Ureter
1. Ren
a. Letak
Kedua ren terletak retro-peritoneal pada dinding posterior abdomen
Masing-masing terletak di sisi kanan dan kiri columna vertebralis
Ren sinistra : t12 l3 , ren dextra : l2 l4
Ginjal pada orang dewasa panjangnya sekitar 10 cm (4 in.), lebarnya
5.5 cm (2.2 in.), dan tebalnya sekitar 3 cm (1.2 in)
Setiap ginjal memiliki berat 150 g (5.25 oz)
Ren dextra lebih inferior karena terdesak hepar
Sebagian besar tertutup arcus costalis
Saat inspirasi diafragma berkontraksi, bergerak turun mendorong
organ di bawahnya-termasuk hepar, sehingga kedua ren akan
turun sejauh 1 inchi (2,5 cm)
b. Batas-batas (sintopi)
Tabel 1. Sintopi ren anterior
Ren dextra Ren sinistra
Hepar
Flexura coli dextra
Pars descenden
duodenum
Glandula supra renalis
dextra(dipisahkan oleh
lemak perirenal)
Colon ascendens
Gaster
Lien
Glandula supra renalis
sinistra
Flexura coli sinistra
Colon descendens
Pancreas
Jejenum
-
7
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Table 2. Sintopi ren posterior
Ren dextra Ren sinistra
Diaphragma
Costa xii
M.psoas major
M. Quadratus lumborum
M. Tranversus abdominis
N iliohypogastricus, n. Subcostalis
(t12), n.ilioingunailis (l1) menyilang
kaudolateral
Diaphragma
Costa xi dan xii
M. Psoas major
M. Quadratus lumborum
M. Tranversus abdominis
N iliohypogastricus, n.
Subcostalis, n.ilioingunailis
menyilang kaudolateral
Gambar 1. Batas anterior dan posterior ren dextra dan sinistra
Table 3. Letak ren anterior
Ren dextra Ren sinistra
1. Mendekati extremitas superior dan
margo lateralis menghadap pars
affixa hepatis (dipisah fascia
renalis)
2. Mendekati margo medialis,
menghadap pars descendens
duodeni (dipisah oleh fascia
renalis)
3. Mendekati extremitas inferior
menghadap colon
ascenden/flexura coli dextra
1. Cranio lateral facies anterior
menghadap facies
posteroinferiorgaster (dipisah
peritoneum)
2. Facies anterior dan margo
medialis, menghadap cauda
pancreatic (dipisah
peritoneum)
3. Facies anterior dan margo
medialis menghadap jejunum
4. Diantara facies gastric dan
-
8
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
(dipisah fascia renalis)
4. Sebagian besar fascies anterior
dan margo lateralis (dipisah
peritoneum)
5. Extremitas inferior menghadap
lengkung ileum (dipisah
peritoneum)
facies renalis ditempati oleh
refleksi lig.lienorenale
5. Facies anterior, margo
medialis dan cranial facies
jejunalis; menghadap corpus
pancreatic dan v.lienalis
(dipisah fascia renalis)
6. diantara facies renalis dan
facies jejunalis mendekati
extremitas inferior
menghadap flexura coli
sinistra (dipisah oleh fascia
renalis)
Table 4. Letak ren posterior
Ren dextra Ren sinistra
1. Lebih rendah dibanding sinistra sehingga
bagian cranial berbatasan dengan costa
xii
2. Caudal facies diapragmatica sama
dengan ren sinistra
1. Cranial menghadap ke
diaphragma dan costa xii
serta sedikit costa xi.
2. Medial menghadap crus
diaphragmatica dan
processus rtranversus vl1
3. Caudal facies
diapragmatica berturut-
turut dari medial ke
lateral:
a. M.psoas major
b. M. Qudratus
lumborum
c. M. Tranversus
abdominis
-
9
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Gambar 2. Skeletopi sistem urinarius manusia
c. Morfologi
Margo medialis (concave)
Margo lateralis (convex)
Extremitas/polus superior
Extremitas/polus inferior
Facies anterior
Facies posterior
d. Pembungkus ginjal (dari dalam ke luar)
a. Capsula renalis (melekat pada ren yang terdiri dari jaringan ikat
fibrosa),
b. Capsula adiposa perirenal
c. Fascia renalis yaitu jaringan ikat yang membagi capsula adiposa di
sekitar ren menjadi capsula adipose perirenal dan capsula adipose
pararenal
d. Capsula adiposa pararenal: sering didapatkan dalam jumlah yang
besar. Corpus adiposa pararenal membentuk sebagian lemak retro-
peritoneal.
* lamina anterior fascia : fascia toldt/ gerota
* lamina posterior fascia : fascia zuckerkandl
* corpus adiposum perirenale dan corpus adiposum pararenale
menyelaraskan gerak ren pada saat pernapasan
-
10
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
* corpus adiposum perirenale, fascia renalis, corpus adiposum
pararenal, dan vasa renalis menyokong dan memfiksasi ren pada
posisinya di dinding posterior abdomen
* corpus adiposum akan semakin menipis pada orang yang kurus, hal ini
dapat mengakibatkan terjadinya ren mobilis
e. Struktur ren
Terdiri dari cortex renal dan medulla renal
1. Cortex ren
Berwarna coklat tua. Terletak di bawah capsula renalis. Sebagian
substansinya melanjut diantara pyramis renalis yang disebut columna
renalis bertini.
2. Medula renalis
Berawarna coklat muda, apex menghadap ke sinus renalis yang
disebut papilla renalis. Sedangkan basisnya menghadap ke cortex.
f. Bagian bagian nephron
Nephron merupakan satuan fungsional ginjal.
Nephron terdiri dari:
1. Capsula bowman,
2. Glomerulus,
3. Tubulus contortus proksimal, dan
4. Tubulus contortus distal
Tubulus contortus distal berakhir di tubulus arcuatus yang bersatu
dengan tubulus collectivus rectusbeberapa tubuli recti bersatu dalam
satu saluran besar yang disebut tubulus centralis sive ductus
bellinibeberapa ductus bellini membentuk papilla renalis.
g. Hillus renalis
Masuk ke renal : a. Renalis dan n. Renalis
Keluar dari renal : v. Renalis dan ureter
Kenampakan (urutan) dari frontal ke dorsal : vena renalis, dua cabang
arteri renalis, ureter, cabang ketiga arteri renalis (v.a.u.a).
-
11
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
h. Sinus renalis (cavitas di dalam ren):
1. Pelvis renalis. Pelvis renalis terbagi menjadi dua atau tiga calices
renales majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua
atau tiga calices renales minores.
2. Pembuluh darah
3. Syaraf
4. Jaringan lemak
i. Sectional anatomy:
1. Papilla renalis puncak pyramida renalis yang menonjol masuk ke
calyx minor
2. Calyxes minores
3. Calyxes majores (gabungan 2- 3 calyces minores)
4. Pelvis renalis (gabungan 2-3 calixes majores)
Gambar 3: sectional anatomy of ren
-
12
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
j. Vascularisasi
1. Arteria renalis berasal dari aorta setinggi vertebrae lumbalis ii.
Arteria renalis 5 arteriae segmentales aa. Lobares
a.interlobares a.arcuatae a.interlobulares arteriolae aferen
2. Vena renalis selanjutnya bermuara ke vena cava inferior
3. Pada vena renalis sinistra bermuara vena testicularis
Aplikasi klinis:
Auscultasi arteri renalis dilakukan pada dinding anterior abdomen, sekitar
linea transpylorica, para aorta.
Gambar 4: vaskularisasi ren
k. Inervasi
Innervasi ren berasal dari plexus renalis.
Dibentuk oleh nn. Splanchnici (abdominopelvicus) :
N. Splanchnicus mayor (t5-t9)
N. Splanchnicus minor (t10 t11)
N. Splanchnicus minimus (t12) (terutama)
Nn. Splanchnici lumbales
serabut parasimpatis dari cabang truncus vagalis anterior (sinistra)
dan posterior (dextra) yang masuk & keluar dari ganglion coeliacus,
mesentrica superior dan aorticorenal
-
13
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
l. Aliran limfatik
Bermuara ke noduli lymphatici para aorticus
m. Aplikasi klinis
1. Batu ginjal
2. Gagal ginjal
3. Hemodialysis
4. Ruptur ginjal
5. Abses perinefrik
2. Ureter
Merupakan tabung muskuler yang mengantarkan urin ke vesica urinarius.
Terletak retroperitoneal dan mempunyai tiga area penyempitan lumen:
a. Pada peralihan pelvis renalis menjadi ureter (pelvicoureteric junction/
junctura pelvico-ureterica)
b. Pada tempat menyilang di depan a.iliaca comunis/ permulaan a. Iliaca
externa (menyilang ketika masuk ke dalam pelvis)
c. Pada tempat dimana ureter terletak di dalam vesica urinary (intramural/
uretero-vesical junction/ junctura uretero-vesica)
Mempunyai gerakan peristaltic
a. Batas batas ( sintopi )
Anterior
Tabel 5. Sintopi ureter anterior
Ureter dextra Ureter sinistra
1. Duodenum 1. Colon sigmoid
-
14
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
2. Pars terminalis ileum
3. A.v colica dextra
4. A.v ileocolica dextra
5. A.v testicularis/ ovarica dextra
2. Mesocolon sigmoid
3. A.v colica sinistra
4. A.v testicularis/ovarica
sinistra
Posterior : m .psoas major dextra et sinistra
b. Bagian-bagian ureter:
1. Pars abdominalis
Terbentang dari pelvis renalis sampai bagian ventral a. Iliaca
comunis/pangkal a.iliaca externa. Terletak ventromedial m.psoas
major dan disilang secara miring oleh vasa spermatica interna/vasa
ovarica disebelah ventralnya.
2. Pars pelvina
Terbentang dari linea terminalis pelvis ke vesica urinarius. Ureter
bermuara ke vesica urinarius secara miring dan keadaan ini membuat
fungsinya seperti katup yang mencegah aliran balik urine ke ginjal
pada waktu vesica urinari terisi.
c. Vaskularisasi
1. Ujung atas oleh arteria renalis (cabang aorta abdominalis)
2. Bagian tengah oleh arteria testicularis atau arteria ovarica (cabang
aorta abdominalis)
3. Di dalam pelvis oleh arteria vesicalis superior (cabang arteri
umbilicalis)
Aliran vena sesuai dengan arteri
d. Inervasi
1. Pars abdominalis:
a. Pleksus renalis
b. Pleksus abdomino-aorticus
c. Pleksus hipogastricus superior
2. Pars pelvina
-
15
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
i. Pleksus splanchnicus pelvicus
Aplikasi klinis:
1. Nyeri pinggang (flank pain) peregangan kapsul (t 11 t12)
2. Nyeri kolik spasme & peregangan o.k obstruksi :
i. Pinggang ke selangkangan (loin to groin colicky pain) spasme
ureter abdominalis (1/3 proks./sup.) (t11 l2)
ii. S.d anterior femur proksimal, scrotum, labia mayora spasme
ureter abdominalis (1/3 med) n. Genitofemoralis (l1-l2)
iii. S.d supra/retro pubic spasme ureter pelv (1/3 distal/ inf.) n.
Splanchnicus pelvicus (s2-s4)
e. Aliran limfatik ureter
1. Bagian proksimal: sebagian ada yang bergabung dengan vasa
lymphatica renalis dan sebagian langsung bergabung dengan noduli
limfatici para-aorticus
2. Proksimal ke ni. Aorticus
3. Pars pelvina : sebagian bergabung dengan vasa lymphatica vesica
urinarius dan sebagian ke nnll. Iliacus internus.
f. Aplikasi klinis
1. Ureterolithiasis
2. Ureteritis
-
16
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Gambar 5: ureter
B. Sistema Urinarium Inferior
1. Vesica Urinaria 2. Urethra Masculina Et Feminina
i. Vesica urinarius
a. Letak
Merupakan kantong musculomembranosa yang berfungsi menampung
urine. Terletak pada pelvis minor, tepat di belakang symphisis pubis.
Batas-batasnya bervariasi mulai dari yang kosong pada orang dewasa
seluruhnya didalam pelvis; bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya
terangkat sampai masuk regio hypogastric.
b. Bagian-bagian vesica urinarius:
-
17
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
i. Apex/ vertex vesicae (bagian anterior, terletak di belakang symphisis
pubica). Ujung apex vesica bersambungan dengan ligamentum
umbilicalis mediana yang merupakan obliterasi sisa urachus pada
masa embrional
ii. Basis/ facies posterior menghadap ke posterior dan berbentuk
segitiga. Sudut superolateral merupakan tempat bermuaranya kedua
ureter dan sudut inferiornya merupakan tempat berawalnya uretra.
Bagian atasnya diliputi peritoneum sehingga membentum excavatio
recto-vesicalis pada pria dan excavatio recto-uterina pada wanita.
Pada bagian bawahnya dipisahkan dengan rectum oleh jaringan ikat
yang ditempati oleh ductus deferens, vesicula seminalis, dan fascia
recto-vesicalis
iii. Facies superior yang menghadap ke superior (pelvis major/ cavum
abdomen)
iv. Facies inferolateralis
v. Cervix vesicae / collum vesicae di bagian inferior dan terletak di
facies superior glandula prostat (pada pria). Collum vesicae
dipertahankan ditempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada
laki-laki dan ligamentum pubovesicalis pada wanita.
c. Ligamentum
i. Lig. Puboprostaticum (ligamentum pubovesicalis medialis)
menghubungkan glandula prostatica/ cervix vesicae dengan dinding
dorsal corpus ossis pubis
ii. lig. Puboprostaticum lateralis sama seperti nomor 1) tapi lebih
lateral
iii. lig. Laterale (lig. Rectovesicalis) dari ujung cranial vesicula
seminalis, pada wanita dari fundus vesicae ke laterodorsal untuk
melanjut ke plica rectovesicalis.
iv. lig. Umbilicalis mediana (sisa urachus saat pertumbuhan embrional),
terbentang dari apex vesicae ke umbilicus.
v. lig. Umbilicale medialis sepasang kanan kiri dan merupakan
sisa/ obliterasi aa.umbilicales.
-
18
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Gambar 6: vesica urinaria
d. Susunan dinding vesica urinaria (luar ke dalam)
i. Tunica serosa (peritoneum parietal)
ii. Tela subserosa (jaringan ikat retro-peritoneal)
iii. Tunica muscularis (m.detrusor vesicae). Pada collum vesicae,
komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal dan memebentuk
musculus sphincter- vesicae atau sphincter urethra interna.
iv. Tela submucosa
v. Tunica mucosa (epitel transisional)
e. Vascularisasi
i. Bag cranial : 2 / 3 a. Vesicalis superior cabang a. Umbilicalis
ii. Bag cervix : a. Vesicalis inferior, pada wanita ditambah dengan a.
Vaginalis
iii. Bag fundus : pada pria oleh a.deferentialis, wanita oleh a.vesicalis
inferior dan a.vaginalis
iv. Aliran vena mengumpul pada plexus venosus prostaticus dan
vesicalis untuk dialirkan ke v.hypogastrica
f. Inervasi
Persarafan vesica urinaria berasal dari plexus prostaticus dan plexus
vesicalis yang berasal dari plexus hypogastricus inferior:
-
19
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
i. Saraf simpatis : dari ganglion l1 dan l2 melalui plexus
hypogastricus vesica urinaria
Fungsi: menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan
merangsang penutupan sphincter vesicae
ii. Saraf parasimpatis : dari segmen s2, s3, dan s4 melalui plexus
hypogastricus inferior dinding verica urinaria
Fungsi: merangsang kontraksi musculus detrusor vesicae
&menghambat penutupan sphingter vesicae
iii. Saraf aferen sensoris: reseptor regang pada m. Detrussor
vesicae:
1. Sebagian melalui nervi splanchnici pelvici untuk menuju
system saraf pusat
2. Sebagian lagi berjalan bersama saraf simpatis melalui
plexus hypogastricus masuk ke medulla spinalis segmen l1
dan l2
Refleks miksi
Miksi = refleks yang pada orang dewasa normal dikendalikan oleh pusat
yang lebih tinggi di otak.
1. Refleks dimulai saat vesica urinaria telah terisi volume urin mencapai
300ml.
2. Vesica urinaria memiliki reseptor regangan pada dindingnya
Mekanisme miksi:
1. Volume urin 300 ml regangan pada dinding vesica urinaria
rangsang regang diterima reseptor regang susunan saraf pusat
:impuls aferen tersebut akan masuk:
a. Sebagian impuls ke n. Splanchnici pelvic medulla spinalis
segmen s2, s3, s4 otak
b. Sebagian impuls ke saraf simpatis membentuk plexus
hypogastricus medulla spinalis segmen lumbalis 1 dan 2
thalamus cortex cerebri
2. Impuls eferen dari susunan saraf pusat otak kemudian diantarkan ke :
3. Medulla spinalis segmen s2, s3, s4 saraf preganglion (n.
Splanchnici pelvici) plexus hypogastricus inferior sinaps dengan
-
20
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
neuron postganglion pada dinding vesica urinaria (m. Detrusor
vesicae) kontraksi m. Detrusor vesicae dan relaksasi m. Sphincter
vesicae.
4. Medulla spinalis segmen s2, s3, s4 n. Pudendus (s2,3,4)
relaksasi m. Sphincter urethra
5. M. Sphincter urethra externa berelaksasi secara voluntar sehingga
dapat terjadi miksi yang kekuatannya dapat ditambah dengan
peningkatan tekanan intraabdominal dan intrapelvis .jika tidak
berelaksasi, maka m. Sphincter interna akan menutup (kontraksi) dan
dinding vesica urinaria akan relaksasi. Namun, refleks tersebut akan
muncul kembali 1 jam kemudian.
Gambar 7: mekanisme miksi
g. Aliran lymphe
Dialirkan ke nnll iliaca externi dan interni
-
21
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
h. Otot polos penyusun
M. Detrusor vesicae
i. Ostium
1. Ostium ureterica dextra et sinistra
2. Ostium urethrae internum
Ketiganya membentuk trigonum vesicae.
Kekhususan trigonum vesicae:
i. Mukosa menempel erat pada sub mucosa dan muscularis,
sehingga tidak memungkinkan peregangan
ii. Pada bagian posterior dibentuk oleh penyatuan otot longitudinal
kedua ureter. Bagian posteriornya daerah ini lebih cekung
sehingga terbentuk excavatio retroureterica tempat
terkumpulnya urin residual.
iii. Bagian inferior bersintopi dengan lobus medialis glandula
prostatica. Pembesaran lobus... (pada benign prostatic
hyperplasia (bph) ini mendorong area trigonum vesicae ke
superior, memperdalam excavatio retroureterica dan menutup
ostium ureterica. Akibat lanjutnya adalah terjadinya hidro-ureter
dan hidro-nefrosis.
j. Aplikasi klinis
1. Kanker vesica urinaria
2. Inkontinensia urin
3. Ruptur vesica urinaria
2 Urethra
Memiliki 2 ostium yaitu ostium urethralis interna (oui) dan ostium urethralis
eksterna (oue).
Perbedaan urethra masculine et feminine
Tabel 6. Perbedaan Urethra masculine et feminine
Perbedaan Masculina Feminina
Panjang 18 20 cm 3 5 cm
-
22
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Fungsi Saluran urine dan reproduksi Saluran urine
Pars Ada 5 Tidak ada
a. Urethra masculina:
Terdiri dari lima pars, yaitu :
1. Pars intramural (urethra di dalam dinding vesica urinarius)
2. Pars prostatika (berjalan melalui basis sampai apex glandula
prostatica)
3. Pars membranaceae(berada pada diaphragma urogenital). Sebagian
otot diafragma urogenital (m. Transversus perinei profundus)
membentuk sphincter urethra eksterna yang diinnvervasi saraf
volunteer
4. Pars bulbourethralis (dalam bulbus penis)
5. Pars spongiosa (terdapat dalam corpus spongiosum corpus dan glans
penis. Pada glans juga terdapat pembesaran yang disebut fossa
navicularis urethrae)
Struktur :
1 Ostium urethra externa
2 Sphincter urethra externa
3 Ostium glandula bulbourethralis
4 Ostium glandula urethralis
Glandula Prostatica
Glandula prostat merupakan glandula fibromuskular yang terletak
diantara cervix vesica urinaria dan diafragma urogenital.
-
23
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Gambar 8. Glandula Prostat (A. coronal section, B. horizontal section )
Struktur :
i. Lobus glandula prostatica
- Lobus anterior
- Lobus posterior
- Lobus lateral ( dextra et sinistra )
ii. Zona anatomy
- Inferoposterior
- Lateral / perifer
- Trantitional
iii. Coliculus seminalis
iv. Ostium utriculus prostaticus
v. Ostium ductus glandula prostaticus
vi. Crista urethralis
b. Urethra Feminina
Uretra feminina memiliki panjang antara 3 5 cm. Saluran berfungsi
untuk mengeluarkan urine.
Struktur :
- Sphincter urethra externa
-
24
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
- Ostium urethralis
- Ostium glandula para urethralis
- Caruncula urethralis
Inervasi Urethra
- Truncus symphaticus
- Ganglion pre vertebral
- Ganglion paravertebral
- Plexus intermesenterica
- Plexus hypogastricus superior
- Plexus hypogastricus inferior
- N. spinalis T11 L2 dan S2, S3,S4
vii. Aplikasi klinis
i. Urethritis
ii. Kanker uretra
iii. Ruptur uretra
-
25
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
REFERENSI
Martini, Frederich H., Nath, Judi l., et al. 2009. Fundamentals of anatomy and physiology, 8th edition.san fransisco: pearson international education.
Moore, Keith l. 2002. Anatomi klinis dasar. Jakarta: hipokrates Seeley, Rod., Stephens, Trent., Tate, Philip. Anatomy and phisiology.mc graw
hill. Diakses di http://highered.mcgraw-hill.com/novella/quizprocessingservlet
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
-
26
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
C. Latihan Soal
1. Berikut salah tentang ginjal
a. Urutan pembungkus ginjal dari profundal ke superfisial adalah: capsula
renalis panniculus adiposus perirenal fascia renalis panniculus
adiposus pararenal
b. Capsula renalis sebenarnya merupakan peritoneum parietal
c. Hilum renalis dilewati oleh penggantung ren
d. Panniculus adiposus perirenal turut mengisi sinus renalis
e. Fascia renalis turut membungkus adrenal
2.
3. Berikut benar tentang ginjal
a. Abcess perinefric terlokalisir pada salah satu ginjal karena karakteristik
anatomis capsula renalis
b. Linea broedel terdapat pada margo medialis ren
c. Abcess perinefric tidak dapat menyebar ke pelvis karena karakteristik
anatomis fascia renalis dan panniculus adiposus perirenal
d. Semua benar
e. Semua salah
-
27
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
4. Berikut benar tentang ureter
a. Mempunyai 3 penyempitan: pelvico-ureterica; persilangan dengan a.
Iliaca communis; intramural
b. Invivo, dapat diidentifikasi dari struktur pipa yang menonjol pada
mesocolon sigmoid
c. Pada wanita: setinggi cervix uteri, bersilangan dengan a. Uterina
d. Ureter intramural berjalan miring pada dinding vesica urinaria sehingga
membentuk sistem katup
e. Semua benar
5.
6. Berikut benar tentang vesica urinaria
a. Plica interureterica terbentuk dari persambungan otot longitudinal urethra
kiri dan kanan.
b. Mukosa vesica urinaria tidak melekat erat pada dasarnya, khususnya
pada trigonum vesicae
c. Collum vesicae melanjut sebagai ligamentum umbilicalis (sisa urachus)
d. Fundus vesicae tertutup peritoneum parietal
e. Sphincter vesicae interna berkontraksi atas pengaruh saraf parasimpatis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
-
28
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
7. Berikut benar tentang urethra
a. Bagian paling tidak fleksibel adalah urethra pars bulbaris
b. Bagian urethra yang paling sering/mungkin ruptur pada pemasangan
kateter adalah pars bulbaris
c. Bagian urethra yang paling sering/mungkin ruptur pada straddle injury
adalah pars prostatica
d. Ruptur urethra superior sfingter urethra eksterna menyebabkan
ekstravasasi urin ke scrotum
e. Semua salah
8.
9. Berikut benar tentang urethra
a. Fossa navicularis merupakan pelebaran ujung distal urethra pars
pendularis/spongiosa
b. Urethra pars membranosa berjalan melalui m. Transversus perinei
c. Urethra pars bulbaris merupakan bagian yang terlebar
d. Urethra pars prostatica merupakan muara ductus ejakulatorius
e. Semua benar
-
29
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
10.
11. Berikut benar tentang innervasi organ sistem urinarius
a. Kontraksi m. Detrussor vesicae berlangsung atas perintah saraf simpatis
b. Kontraksi m. Sfingter vesicae eksternus berlangsung atas perintah saraf
simpatis
c. Kontraksi m. Sfingter vesicae internus berlangsung atas perintah saraf
simpatis
d. Semua benar
e. Semua salah
12. Berikut benar tentang inndervasi sistem organ sistem urinarius
a. Rangsang distensi capsula renalis dibawa oleh serabut aferen visceral
plexus renalis
b. Ganglio aorticorenalis mendapat suplai saraf simpatis dari truncus
sympaticus th.xii (n. Sphlancnicus minimus)
c. Rangsang distensi vesica urinaria dibawa oleh saraf aferen somatik
umum
d. Serabut parasimpatis plexus nervosus vesicae berasal dari ramus
anterior n. Spinalis sacral 2-4 (nn.erigentes)
e. Plexus nervosus vesicae merupakan kelanjutan dari plexus
hypogastricus inferior
-
30
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
13.
Tn y, 38 th., dibawa keluarganya ke igd dengan keluhan mendadak merasakan nyeri
hebat yang menjalar dari pinggang kanan ke selangkangan kanan. Tn. Y tampak gelisah
dan tidak dapat berbaring tenang di meja periksa.tidak ada riwayat trauma, tidak ada
keluhan nyeri saat berkemih, tidak ada berkemih yang terlalu sering, tidak ada berkemih
yang lebih sering di malam hari serta tidak ada demam.pemeriksaan abdomen, genitalia
dan rectal dalam batas normal.ditemukan nyeri ketok kostovertebra kanan. Urinalisis
menunjukkan adanya hematuri.
14. Pada segmen medulla spinalis manakah terdapat badan sel nervus spinalis yang
berperan dalam nyeri pinggang ke selangkangan yang dialami tn. Y?
a. T11 l2
b. L1- 2
c. S 2-4
d. T 12
e. T 5-9
-
31
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
15. Saraf apakah yang berperan dalam patofisiologi nyeri ketok kostovertebra?
a. N. Spinalis th 11 12
b. N. Splanchnicus pelvicus
c. N. Ilioinguinalis
d. N. Genitofemoralis
e. N. Splanchnicus mayor
16. Apakah diagnosis yang paling mungkin dari kasus tn y?
a. Pielonefritis
b. Batu saluran kemih
c. Torsio testis
d. Hernia strangulata
e. Prostatitis akut
17. Ny. T, 35 th., datang ke poli penyakit dalam untuk memeriksakan batuknya,
karena ia takut menulari anak ke-3nya yang baru dilahirkan 2 minggu yang lalu.
Namun demikian, ny. T mengatakan ia lebih merasa sangat terganggu dengan
air seni yang mudah keluar setelah batuk, membuang ingus atau tertawa
terpingkal-pingkal. Gangguan pada organ apakah yang menyebabkan keluhan
utama ny t?
a. M. Detrussor vesicae
b. M. Spinchter vesicae
c. M. Levator ani
d. Mm. Transversus perinei
e. M. Pubococcygea
-
32
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
18. The __________ are specialized portions of the peritubular capillaries that extend
deep into the medulla of the kidney.
a. Interlobar arteries
b. Arcuate arteries
c. Efferent arterioles
d. Afferent arterioles
e. Vasa recta
19. Pada diseksi vesica urinaria cadaver didapatkan vesica urinaria yang sangat
besar, dinding tipis berugae dengan peninggian anyaman serat dan cekungan di
antaranya, sehingga menyerupai keranjang. Kondisi manakah yang paling
mungkin ditemukan pula pada cadaver tersebut?
a. Daerah trigonum vesicae yang sangat menonjol ke atas (ke dalam lumen)
b. Ostium ureterica yang konstriksi
c. Ureter distal yang sempit/mengalami striktur
d. Pelvis ren yang terisi penuh oleh batu
e. Semua di atas dapat ditemukan
20. Seorang pria, 45 tahun datang ke praktek dokter keluarga karena air seninya
seolah-olah berpasir. Dari anamnesis didapatkan informasi bahwa pasien adalah
seorang karyawan yang sering bekerja lembur, sering minum suplemen dan
kurang minum air putih. Dokter mencurigai adanya batu saluran kemih. Pasien
juga mengeluh sering nyeri pinggang. Pemeriksaan fisik tractus urinarius apa
yang paling mendukung diagnosis kerja pasien ini?
a. Memukul ringan daerah sulcus costae
b. Meminta pasien melakukan inspirasi
c. Memukul ringan daerah angulus costovertebrae
d. Mempalpasi vesika urinaria
e. Memeriksa glans penis
-
33
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
10 Systema urinarium
a) sistema urinarium superior feminina et masculina BSHB
Ren; Nephros BSHB
fascia renalis anterior/Told/Gerota Nephro-Urinary System (NU)
fascia renalis posterior/Zuckerkandl Nephro-Urinary System (NU)
capsula renalis para renal Nephro-Urinary System (NU)
capsula renalis peri renal Nephro-Urinary System (NU)
capsula renalis Nephro-Urinary System (NU)
Cortex renalis BSHB
Medulla renalis/lobus renalis BSHB
Collumna renalis Bertini BSHB
hillus renalis BSHB
Sinus renalis BSHB
pelvis renalis BSHB
calyces major BSHB
calyces minor BSHB
papilla renalis (papilla renales) BSHB
Linea Broedel Nephro-Urinary System (NU)
a. renalis, v. renalis BSHB
aa. segmentales Nephro-Urinary System (NU)
aa. /vv. interlobares Nephro-Urinary System (NU)
aa. / vv. arcuata Nephro-Urinary System (NU)
-
34
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
aa. / vv. interlobulares Nephro-Urinary System (NU)
Ureter BSHB
Ureter pars abdominalis BSHB
Ureter pars pelvica BSHB
Junctura ureteropelvica/pelvicoureterica Nephro-Urinary System (NU)
Persilangan ureter dgn. a. Iliaca communis/externa Nephro-Urinary System (NU)
Ureter intramural/junctura ureterovesica Nephro-Urinary System (NU)
b) sistema urinarium inferior feminina et masculina BSHB
Vesica urinaria BSHB
Apex BSHB
Fundus BSHB
Cervix BSHB
Ostium ureterica (dextra et sinistra) BSHB
Plica interureterica Nephro-Urinary System (NU)
Fossa retroureterica Nephro-Urinary System (NU)
Ostium urethra interna Nephro-Urinary System (NU)
sphincter urethra interna BSHB
Trigonum vesicae BSHB
Ligamentum umbilicalis medialis Nephro-Urinary System (NU)
rugae / plica vesicae Nephro-Urinary System (NU)
m. detrussor vesicae BSHB
-
35
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Urethra feminina BSHB
diaphragma urogenitale BSHB
Sphincter urethra externa BSHB
Urethra feminina BSHB
Ostium urethra externa BSHB
Caruncula urethralis Nephro-Urinary System (NU)
Ostium glandula para urethralis Nephro-Urinary System (NU)
Urethra masculina BSHB
Urethra pars intramural
Urethra pars prostatica BSHB
Urethra pars membranosa BSHB
Urethra pars bulbaris BSHB
Urethra pars spongiosa/pendularis BSHB
Fossa navicularis BSHB
Ostium urethra externa BSHB
Sphincter urethra externa BSHB
Ostium glandula bulbourethralis Nephro-Urinary System (NU)
Ostium glandula urethralis Nephro-Urinary System (NU)
Glandula prostatica BSHB
Lobi glandula prostatica Nephro-Urinary System (NU)
Isthmus (=anterior/commissura) Nephro-Urinary System (NU)
-
36
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Inferoposterior Nephro-Urinary System (NU)
Dextra et sinistra (=lateral) Nephro-Urinary System (NU)
Zonal Anatomy (McNeal): Nephro-Urinary System (NU)
Inferoposterior, lateral (perifer) Nephro-Urinary System (NU)
Median (=medius; centralis) Nephro-Urinary System (NU)
Transitional Nephro-Urinary System (NU)
Colliculus seminalis (Verumontanum) Nephro-Urinary System (NU)
Ostium utriculus prostaticus Nephro-Urinary System (NU)
Ostium ductus ejaculatorius Nephro-Urinary System (NU)
Sinus prostaticus Nephro-Urinary System (NU)
Ostium ductus glandula prostaticus Nephro-Urinary System (NU)
Cristra urethralis Nephro-Urinary System (NU)
innervasi BSHB
Plexus (nervosus) renalis BSHB
Ganglion prevertebral (coeliacus, aorticorenalis, mesenterica superior) Nephro-Urinary System (NU)
Truncus sympaticus Nephro-Urinary System (NU)
Ganglion paravertebral Nephro-Urinary System (NU)
-
37
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Truncus vagalis dextra & sinistra BSHB
Nn. Sphlancnici abdominopelvici ( nn. Sphlancnici major, minor, minimus, lumbalis)
BSHB
Plexus (nervosus) intermesenterica, ganglion mesenterica inferior, plexus (nervosus) hypogastricus superior, plexus (nervosus) hypogastricus inferior)
Nephro-Urinary System (NU)
Nn. Erigentes (nn. Sphlancnici pelvici) Nephro-Urinary System (NU)
Dermatom r. cutaneus n. Spinalis T11-L2, S 2,3,4 Nephro-Urinary System (NU)
lain-lain Diafragma urogenitalis (m. Transversus perinei superficialis & profundus)
Nephro-Urinary System (NU)
Cavum retzius BSHB
Fascia Denonvilier Nephro-Urinary System (NU)
Plexus venosus & nervosus vesicalis/vesicoprostatica Nephro-Urinary System (NU)
Fascia endopelvina Nephro-Urinary System (NU)