modul1 kb2, konsep perlintan_opt_revisi
TRANSCRIPT
RUANG LINGKUP, ARTIPENTING, DAN PERKEMBANGAN
PERLINDUNGAN TANAMAN
I Wayan Mudita
http://iwayanmudita.blogspot.com
Ruang Lingkup PerlindunganTanaman dan OPT
Ruang Lingkup Berdasarkan Definisi Formal
• Definisi:
• Perlintan sebagai sebagai segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanamanyang diakibatkan oleh organisme pengganggutumbuhan
• OPT sebagai semua organisme yang dapatmerusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan
• Ruang lingkup perlintan tidak mencakupgangguan yang disebabkan oleh faktor abiotik
Konsekuensi Penggunaan Istilah Tumbuhanpada Definisi OPT
• Tumbuhan mencakup gulma sehingga organismeyang mengganggu gulma juga merupakan OPT
• Tumbuhan mencakup jenis-jenis tumbuhandilindungi sebagaimana diatur melalui konvensiCITES sehingga organisme yang mengganggutumbuhan dilindungi juga merupakan OPT
• Definisi OPT tidak bisa dibaca berdiri sendiritanpa mengaitkan dengan definisi perlindungantanaman
Gangguan oleh Ternak dan Pencuri
• Ternak lepas merupakan organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan dan mematikan tumbuhan sehingga merupakanOPT
• Pencuri merupakan organisme yang mungkintidak merusak, mengganggu kehidupan, atau mematikan tanaman, tetapi menimbulkankerugian sehingga merupakan OPT
Istilah OPT versus Istilah Hama
• Istilah hama mencakup pengertian sempit dan pengertian luas
• Pengertian sempit: mencakup OPT golonganbinatang
• Pengertian luas: mencakup OPT golonganbinatang, patogen, dan gulma
• Hama didefinisikan berdasarkan padat populasi atau tingkat kerusakan yang menimbulkan kerugian
Kemampuan MenimbulkanKehilangan Hasil dan Status
sebagai OPT
Status sebagai OPT
• Kemampuan merusak setiap individuorganisme
• Padat populasi organisme: jumlah individu per satuan luas pada tempat dan waktu tertentu
• Nilai ekonomis tanaman yang dirusak olehOPT
Contoh Perhitungan Perbandingan Kemampuan Merusak dan Kemampuan Merugikan OPT 1 dan OPT 2
Faktor Satuan OPT 1 OPT 2Kemampuan Merusak gram/individu/hari 0.01 0.02
% tanaman/individu/hariPadat populasi jumlah individu/hektar 5 2
% intensitas kerusakanNilai ekonomis tanaman Rp/ha 750 1,000
Kemampuan merusak %/ha 0.05 0.04Kemampuan merugikan Rp/ha 37.5 40
Kerusakan Menyebabkan KehilanganHasil
• Kehilangan hasil: selisih antara produksi dalamkeadaan tidak terjadi kerusakan oleh OPT dengan produksi ketika terjadi kerusakan olehOPT, dinyatakan sebagai besar kehilangan hasil(BKH) dan nilai kehilangan hasil (NKH)
• BKH: kehilangan hasil yang dinyatakan dalamsatuan produksi, misalnya ton/ha
• NKH: kehilangan hasil yang dinyatakan dalamnilai uang, misalnya Rp/ha
Contoh Perhitungan Perbandingan BKH, NKH, BKHS, NKHS, dan Keuntungan Pengendalian OPT 1 dan OPT2
Uraian Satuan OPT 1 OPT 2Hasil Tanpa Gangguan OPT Ton/Ha 3 3
Hasil Dengan Gangguan OPT Ton/Ha 2.3 2.6
Harga Hasil Rp/kg 950 1,000Tanpa Pengendalian
Besar Kehilangan Hasil (BKH) Ton/Ha 0.7 0.4
Nilai Kehilangan Hasil (NKH) Rp/Ha 665,000 400,000
Dengan PengendalianBesar Kehilangan Hasil (BKH) Ton/Ha 0.4 0.2
Nilai Kehilangan Hasil (NKH) Rp/Ha 380,000 200,000
Besar Kehilangan Hasil Dapat Diselamatkan (BKHS)
Ton/Ha 0.3 0.2
Nilai Kehilangan Hasil Dapat Diselamatkan (NKHS)
Rp/Ha 285,000 200,000
Biaya pengendalian Rp/Ha 250,000 150,000Keuntungan Rp/ha 35,000 50,000
Tujuan Perlindungan Tanaman
• Tujuan perlindungan tanaman adalah untuk mengurangi kehilangan hasil
• Selisih antara kehilangan hasil oleh OPT tanpadilaksanakan perlindungan tanaman dan dilaksanakanperlindungan tanaman disebut besar kehilangan hasilyang dapat diselamatkan (BKHS)
• Nilai BKHS dalam satuan uang disebut nilai kehilanganhasil yang dapat diselamatkan (NKHS)
• Selisih antara biaya pengendalian dengan NKHSmerupakan keuntungan yang diperoleh melaluipelaksanaan perlindungan tanaman
Arti Penting dan SejarahPerkembangan Perlintan
Alasan Arti Penting Perlintan
• Menurunkan besar dan nilai kehilangan hasiluntuk meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan petani• Kesadaran petani• Efektivitas teknologi pengendalian• Kebijakan pemerintah
• Meminimalkan dampak negatif yang timbul darikegiatan perlindungan tanaman terhadapkesehatan manusia dan kelestarian lingkunganhidup
Sejarah Perkembangan Perlindungan Tanaman
8000 SM Pertanian dimulai2500 SM Penggunaan senyawa belerang oleh orang Sumeria untuk mengendalikan tungau dan
serangga1500 SM Pengendalian secara budidaya dengan cara mengatur waktu tanam oleh bangsa Cina
1200 SM Penggunaan fungisida botanik untuk perlakuan biji di Cina950 SM Pembakaran untuk pengendalian OPT200 SM Pengendalian dengan penyemprotan minyak oleh bangsa Mesir
13 SM Pembangunan lumbung oleh bangsa Romawi untuk mengendalikan tikus
300Penggunaan tungau predator untuk pengendalian OPT jeruk di Cina
400Penggunaan senyawa arsenik yang dibenamkan pada perakaran untuk mengendalikan OPT padi
1700-an Penemuan ketahanan tanaman terhadap OPT (serangga)1750Penemuan derris dan pyrethrum sebagai insektisida botanik
1800-an Penyebaran OPT antarbenua (tikus, kumbang kentang), karantina dimulai
Pendokumentasian cara pengendalian OPT dalam buku dan artikel jurnal
Pengendalian tikus oleh tenaga profesional pemburu tikus di Eropa
1848Penggunaan Viteus vitifoliae yang diimpor dari Amerika untuk mengendalikan Tyrogluphus phylloxera pada tanaman anggur (phylloxera anggur) di Perancis
1880Mesin penyemprot dibuat1888Pengendalian OPT jeruk di Amerika dengan menggunakan serangga predator yang diimpor
dari Australia
Sejarah Perkembangan Perlindungan Tanaman
1890Penggunaan senyawa arsenik timbal untuk mengendalikan OPT, diperlukan waktu 10 tahun untuk menyadari bahaya senyawa tersebut
1992Penetapan undang-undang di Kanada yang mengatur bahwa penyemprotan tanaman berbunga dengansenyawa kimia sebagai tindakan ilegal
1901Pengendalian gulma secara hayati berhasil di Hawaii1921Penyemprotan insektisida melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang di Ohio1930Penggunaan senyawa organik sintetik untuk mengendalikan OPT golongan patogen1939Sintesis pestisida buatan
1940-an Penemuan DDT dan benzena heksaklorida sebagai insektisida1948Muller memperoleh penghargaan Nobel Bidang Kedokteran atas penemuan DDT1949Para pakar mulai berbicara mengenai serangga bermanfaat
1950-an Revolusi hijau, pupuk dan pestisida untuk mengatasi masalah kelaparan dunia1959R.F Smith, S.M. Stern, R. Van den Bosch, dan K.S. Hagen memperkenalkan konsep pengendalian hama
terpadu (IPC=Integrated Pest Control)1962Rachel Carson mempublikasikan buku The silent Spring (Musim Semi yang Sunyi), menyoroti dampak
negatif pestisidaKonsep panca usaha tani mulai diterapkan di Indonesia, pestisida diperkenalkan sebagai 'obat'
1967Istilah pengelolaan hama terpadu diperkenalkan dan menggantikan istilah pengendalian hama terpadu (IPM=Pengelolaan Hama Terpadu)
1969Ditetapkan undang-undang perlindungan lingkungan di AS, Lembaga Ilmu Pengetahuan AS memformalkan penggunaan istilah pengelolaan hama terpadu
1972Ditetapkan undang-undang pembatasan penggunaan pestisida di AS, USDA mendanai penelitian PHT1977Pakar mengusulkan kepada pemerintah Indonesia untuk mengadopsi PHT sebagai kebijakan perlindungan
tanaman2006Kekhawatiran global terhadap tanaman transgenik menghambat adopsi teknologi PHT tertentu
1980Proyek Rintisan Penerapan PHT Padi di 6 Provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara) dengan dukungan Bank Dunia (awal PHT berbasis teknologi atau PHTambang ekonomi)
1980-an Beberapa negara di dunia berhasil menerapkan PHT, termasuk Indonesia1984Indonesia mencapai swasembada beras
1985-1986 Ledakan wereng coklat1986Inpres No. 3 Tahun 1986 tentang Pelarangan 57 Jenis Insektisida, awal penerapan PHT di Indonesia
1990-an Penerapan PHT berbasis ekologi di Indonesia, awal PHT-Sekolah Lapang (PHT-SL)1992UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, PHT sebagai sistem perlindungan tanaman1996Komersialisasi tanaman transgenik (GMO)
Keputusan Bersama Menkes-Mentan Indonesia tentang Batas Maksimum Residu PestisidaAkhir 1990-an-awal 2000-an
Penerapan PHT Masyarakat di Indonesia
Terima Kasih
kunjungiblog Dasar-dasar Perlindungan Tanaman
http://muditadpt.blogspot.com