monev news indonesia vol01 juni 2020

5
\ MONEV News Indonesia BULETIN PROMOSI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN LITERASI MONEV PERTAMA DI INDONESIA Juni 2020 | Vol. 1 Pembangunan Berkelanjutan dan Evaluasi: Refleksi Pandemi COVID-19 Oleh: Umi Hanik, Founder MONEV Studio § Pukulan Pandemi COVID-19 Karantina, pembatasan perjalanan, penutupan/penguncian wilayah dan batas negara menimbulkan gangguan sistemik terhadap rantai nilai ekonomi. Drastisnya penurunan permintaan barang dan jasa, mengguncang pasar keuangan, mengetatkan kondisi likuiditas, serta membuat arus modal keluar makin deras. Hal ini memaksa pelaku usaha melakukan PHK dan penutupan usaha masal di berbagai wilayah di Indonesia. Inilah momok pembangunan hari ini sebagai akibat pandemi COVID-19. Tekanan ke pemerintah-pun muncul dari berbagai pihak untuk pengambilan kebijakan publik yang adil dan berimbang mencakup pemberian stimulus fiskal, menstabilkan kembali ekonomi, dan pada saat yang sama juga mampu mengatasi krisis kesehatan dan kemanusiaan tanpa pandang bulu. Disisi lain, harus diakui bahwa pandemi telah membuka ruang refleksi dan cakrawala berpikir baru masyarakat dan para pemangku lainnya untuk me- redefinisi pendekatan pembangunan selama ini yang nyata-nyata rentan terhadap goncangan. Apakah cara kita membangun berkelanjutan? Apa yang perlu kita rubah? Bagaimana caranya? § Pembangunan Berkelanjutan dan Proses Pengambilan Kebijakan Menilik definisinya, pembangunan dapat dikatakan berkelanjutan jika kesetaraan antargenerasi dapat dijamin melalui upaya konkrit pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam bagi generasi mendatang. Faktor tersebut yang membedakan dari model pembangunan business as usual (Brundtland Commission). Konsep ini diadopsi dan dikuatkan dalam sidang Majelis Umum PBB pada 1987. Pembangunan berkelanjutan mempunyai dua tujuan jelas yakni stabilitas ekonomi dan lingkungan dalam jangka panjang. Dengan asumsi dan pengaruh yang mendukung atau linier, hal ini mungkin dicapai melalui integrasi dan pemahaman terhadap masalah ekonomi, lingkungan, dan sosial yang baik saat proses pengambilan kebijakan. Namun pada praktiknya proses pengambilan kebijakan kompleks, dinamika dan turbulensi ekonomi politik datang setiap saat dan bertubi-tubi. Kebijakan A dapat berubah menjadi B dalam hitungan menit. Pembangunan yang harusnya dapat dijalankan berkelanjutan tidak kunjung ada perubahan signifikan dan dicapai. Fenomena tersebut bisa kita kaitkan dengan proses kelahiran dan pelaksanaan kebijakan pada umumnya. Lalu jika kita tarik mundur lagi, sesungguhnya kebijakan dipengaruhi oleh tiga kekuasaan absolut dan relatif, yakni legislasi, penganggaran dan pengawasan, kuasa pelaksanaan kebijakan, serta kuasa penegakan hukum. Kekuasaan tersebut dijalankan oleh lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Namun dalam sistem demokrasi yang lebih luas, proses tersebut idealnya dapat dimaknai lebih dalam, yakni dengan mendorong berfungsinya ke-6 sistem tata pemerintahan yang baik dimana partisipasi aktif dari kelompok berikut mendapat ruang yang setara, yakni: 1) masyarakat sipil; 2) pilar politik; 3) pemerintah; 4) birokrasi; 5) kelompok ekonomi, dan 6) yudikatif untuk menentukan seberapa jauh pembangunan dapat menjangkau tujuannya (Hyden, et.al, 1938). § Mengapa Evaluasi? Tentu sudut pandang atau paradigma para pemangku di atas tidak tunggal dalam melihat persoalan pembangunan, termasuk bagaimana melihat perkembangan dan capaiannya. Oleh karenanya diperlukan platform pendukung berfungsinya ke-6 pilar penting demokrasi di atas. Platform check and balances untuk memastikan arah, pendekatan, dan proses EDISI PERDANA ISU MONEV UTAMA § Pembangunan Berkelanjutan dan Evaluasi: Refleksi Pandemi Covid-19 BERITA MONEV § Kampanye global #Eval4Action untuk capai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030, 10 Juni 2020 § Mengintegrasikan Pertimbangan “No One Left Behind dalam Kriteria Evaluasi DAC-OECD: Pelajaran dari Pandemi, 24 Juni 2020 § Konsultasi regional “Evaluation, COVID-19, and SDGs”, 25 Juni 2020 BELAJAR MONEV § Mengenali Kerangka Pelangi Better Evaluation bersama Prof. Patricia Rogers, 4 Juni 2020 PROFIL MONEV-er § Jean-Charles Rouge, Team Leader - Research to Impact, CIFOR; Mantan Ketua Umum AfrEA MONEV News Indonesia Diterbitkan oleh: PT. MONEV Studio Global Pemimpin Redaksi/ Penanggungjawab: Umi Hanik Koordinator: Dwi Fajar Sejati Dewan Redaksi: Bayu D Nugroho, PhD; Dicky Rahardiantoro; Gusti Wardhani; Iwan Febriyanto; Faisal Hakim; Ligwina Depawanti; Nathya S. Yahya. Logistik: Nuning Ari; Fatoni Amirudin * [email protected] ) +62-858-8333-9228 ý https://monevstudio.org ë Office 8 Level 18-A SCBD Lot 28 Jl. Jend Sudirman Kav 52-53 Senayan Jakarta Selatan 12190

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MONEV News Indonesia Vol01 Juni 2020

\

MONEV News Indonesia BULETIN PROMOSI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN LITERASI MONEV PERTAMA DI INDONESIA

Juni 2020 | Vol. 1

Pembangunan Berkelanjutan dan Evaluasi: Refleksi Pandemi COVID-19 Oleh: Umi Hanik, Founder MONEV Studio § PukulanPandemiCOVID-19Karantina, pembatasan perjalanan,penutupan/penguncianwilayahdanbatasnegara menimbulkan gangguan sistemikterhadaprantainilaiekonomi.Drastisnyapenurunan permintaan barang dan jasa,mengguncang pasar keuangan,mengetatkan kondisi likuiditas, sertamembuatarusmodalkeluarmakinderas.HalinimemaksapelakuusahamelakukanPHK dan penutupan usaha masal diberbagai wilayah di Indonesia. Inilahmomok pembangunan hari ini sebagaiakibatpandemiCOVID-19.Tekananke pemerintah-punmuncul dariberbagai pihak untuk pengambilankebijakanpublikyangadildanberimbangmencakup pemberian stimulus fiskal,menstabilkankembaliekonomi,danpadasaat yang sama juga mampu mengatasikrisis kesehatan dan kemanusiaan tanpapandangbulu.Disisi lain, harus diakui bahwa pandemitelah membuka ruang refleksi dancakrawala berpikir barumasyarakat danpara pemangku lainnya untuk me-redefinisi pendekatan pembangunanselama ini yang nyata-nyata rentanterhadap goncangan. Apakah cara kitamembangun berkelanjutan? Apa yangperlukitarubah?Bagaimanacaranya?§ Pembangunan Berkelanjutan dan

ProsesPengambilanKebijakanMenilik definisinya, pembangunan dapat dikatakan berkelanjutan jika kesetaraan antargenerasi dapat dijamin melalui upaya konkrit pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam bagi generasi mendatang. Faktor tersebut yang membedakan dari model pembangunan business as usual (Brundtland Commission). Konsep ini diadopsi dandikuatkan dalam sidang Majelis UmumPBBpada1987.

Pembangunan berkelanjutan mempunyai duatujuan jelas yakni stabilitas ekonomi danlingkungandalamjangkapanjang.Denganasumsidanpengaruhyangmendukungataulinier,halinimungkin dicapai melalui integrasi danpemahaman terhadap masalah ekonomi,lingkungan, dan sosial yang baik saat prosespengambilan kebijakan. Namun pada praktiknyaproses pengambilan kebijakan kompleks,dinamika dan turbulensi ekonomi politik datangsetiap saat dan bertubi-tubi. Kebijakan A dapatberubah menjadi B dalam hitungan menit.Pembangunan yang harusnya dapat dijalankanberkelanjutan tidak kunjung ada perubahansignifikandandicapai.Fenomena tersebut bisa kita kaitkan denganproseskelahirandanpelaksanaankebijakanpadaumumnya. Lalu jika kita tarik mundur lagi,sesungguhnya kebijakan dipengaruhi oleh tigakekuasaan absolut dan relatif, yakni legislasi,penganggaran dan pengawasan, kuasapelaksanaan kebijakan, serta kuasa penegakanhukum. Kekuasaan tersebut dijalankan olehlembagalegislatif,eksekutif,danyudikatif.Namundalam sistem demokrasi yang lebih luas, prosestersebut idealnya dapat dimaknai lebih dalam,yakni dengan mendorong berfungsinya ke-6sistem tata pemerintahan yang baik dimanapartisipasiaktifdarikelompokberikutmendapatruangyang setara, yakni:1)masyarakat sipil; 2)pilar politik; 3) pemerintah; 4) birokrasi; 5)kelompok ekonomi, dan 6) yudikatif untukmenentukan seberapa jauh pembangunan dapatmenjangkautujuannya(Hyden,et.al,1938).§ MengapaEvaluasi?Tentu sudut pandang atau paradigma parapemangku di atas tidak tunggal dalam melihatpersoalan pembangunan, termasuk bagaimanamelihat perkembangan dan capaiannya. Olehkarenanya diperlukan platform pendukungberfungsinyake-6pilarpentingdemokrasidiatas.Platform check and balances untuk memastikanarah,pendekatan,danproses

EDISI PERDANA ISU MONEV UTAMA § Pembangunan Berkelanjutan dan

Evaluasi: Refleksi Pandemi Covid-19

BERITA MONEV § Kampanye global #Eval4Action untuk

capai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030, 10 Juni 2020

§ Mengintegrasikan Pertimbangan “No One Left Behind dalam Kriteria Evaluasi DAC-OECD: Pelajaran dari Pandemi, 24 Juni 2020

§ Konsultasi regional “Evaluation, COVID-19, and SDGs”, 25 Juni 2020

BELAJAR MONEV § Mengenali Kerangka Pelangi Better

Evaluation bersama Prof. Patricia Rogers, 4 Juni 2020

PROFIL MONEV-er § Jean-Charles Rouge, Team Leader -

Research to Impact, CIFOR; Mantan Ketua Umum AfrEA

MONEV News Indonesia Diterbitkan oleh: PT. MONEV Studio Global Pemimpin Redaksi/ Penanggungjawab: Umi Hanik Koordinator: Dwi Fajar Sejati Dewan Redaksi: Bayu D Nugroho, PhD; Dicky Rahardiantoro; Gusti Wardhani; Iwan Febriyanto; Faisal Hakim; Ligwina Depawanti; Nathya S. Yahya. Logistik: Nuning Ari; Fatoni Amirudin * [email protected] ) +62-858-8333-9228 ý https://monevstudio.org ë Office 8 Level 18-A SCBD Lot 28 Jl.

Jend Sudirman Kav 52-53 Senayan Jakarta Selatan 12190

Page 2: MONEV News Indonesia Vol01 Juni 2020

2

pembangunan yang berkelanjutan harusterus dipromosikan dan dikuatkan. Di sini,evaluasi bisa menjadi jalan bagi prosespenguatandanpenajamanplatformtersebut.Ranahinirelevandengantigatujuanevaluasiyakniuntuktransparansi,akuntabilitas,danpembelajaran. Lalu untuk kebutuhanmendorong tercapainya pembangunanberkelanjutan, evaluasi perlu di framing.Dalam52WeeksofBetterEvaluation,framingdapat dilakukan dengan tiga pertanyaanberikut: 1) Siapa yangakanmemanfaatkanhasil evaluasinya nanti? 2) Kira-kira akandimanfaatkan untuk apa saja?; dan 3) Apakira-kirayangingindiketahui?Adapun secara teknis, OECD memandudengankriteria evaluasi DAC (DevelopmentAssistanceCommittee)yangdikenalkansejak1991dandimutakhirkanpada2020.Kriteriaevaluasi“berkelanjutan”denganpertanyaanutama “apakah hasil intervensi akanbertahan lama?” dapat menjadi salah saturujukanpenting.Pertanyaantersebutdapatditurunkan lebih detail untuk mengetahuisejauhmana hasil intervensi berkelanjutanmembawa pada iklim yang adaptif danmendukung dari sisi kapasitas keuangan,ekonomi, sosial, lingkungan, dankelembagaan yang dibutuhkan gunamempertahankanhasilintervensidariwaktuke waktu. Hal ini penting untukmengantisipasi dan mengukur aspekketahanan, kerentanan, risiko, dan potensitrade-off.Kemudian World Bank menegaskan dalamlamannya bahwa evaluasi punya peransentral sebagai penyedia evidence untukmenjawab “apakah pembangunanberkelanjutan telah tercapai?”. Pertanyaantersebutmerujuk pada pilihan dan definisiindikatordantarget,sertaketersediaandatauntuk mengukur perkembangannya. Laluevaluasi juga dapat menjawab pertanyaanrumit “Bagaimana untuk mencapainya?”yang ini dapat ditelusuri denganmenggunakan systematic review untukmelihatberbagaievidenceyangrelevandantelah ada tentang apa saja yang berhasil,mengapa,dalamsituasiapa,danuntuksiapa.Evaluasi memungkinkan melihat kontekspersoalan dengan perspektif multi-levelkarenadiyakiniadainterlinkagesantartiap-tiap level. Di situ kita juga dapat melihatdimensievaluatiftertentuyangmenarik.

Relevan dengan kebutuhan dan potensi diatas;ke-6kelompokpemangkukepentinganyang disebut sebelumnya dapat secarakolaboratif memanfaatkan hasil evaluasidanmengambilkeputusan-keputusanyangsifatnya strategis hingga teknis, misalnyaterkait bagaimana menentukan tingkatkeparahanCOVID-19dalamsuatupopulasi,memproyeksikan lintasan datanya dariwaktu ke waktu, dan memperkirakandampak terburuk yang mungkin timbul.Baikdaritahappencegahanhinggamitigasidalam rencana jangka panjang yang logis,terukur,danberbasisbukti.Lebihjauh,evaluasijugadapatmendukunginovasi dan mendampingi seluruh prosesadaptasidarifasetanggapdarurat,kerehab-rekon, recovery, dan seterusnya. Prosesevaluasi memungkinkan pengamatanterhadap dinamika situasi dan berbagairealitasyangmunculdalamlingkunganyangkompleksdansangatcepat.Inovasi-inovasidisinidapatberupapenemuanproyekbaru,program, produk, perubahan organisasi,reformasi kebijakan, dan intervensi sistemyanglebihmutakhir.Namuntentusajahalinikembalikeindividudan organisasi yang melakukan kegiatan-kegiatanevaluasi,apakahpeluangstrategistersebut mau diambil dan diisi ataukahtidak?

BERITA MONEV: Kampanye Global #Eval4Action

DekadeEVALUASIuntukAksi,ataudisebutkampanye #Eval4Action, menyerukankepada semua aktor, di mana saja untukmelakukan berbagai aksi konkrit gunamempercepat pencapaian TujuanPembangunan Berkelanjutan (SustainableDevelopment Goals, SDGs). Berbagaikegiatan advokasi kapasitas evaluasidilakukan untuk mendukung lahirnyakebijakan-kebijakan berbasis bukti yanglebihsistemikdanmasif.Kampanye #Eval4Action merupakanmomentumyangtepatuntukmenjadidayadorongglobal,regional,dannasionaluntukpencapaian pembangunan yang lebihberkelanjutan melalui kegiatan evaluasiyang lebih berkualitas. Dalam peluncurankampanyeglobalpada10Juni2020,MargoSegoneselakuDirekturEvaluasiUNFPAdan

Co-Chair #Eval4Action mengatakanbahwakampanye#Eval4Actiondilakukanuntuk mengembangkan kapasitasevaluasinasionalgunamenginformasikanberbagai upaya percepatan pencapaianSDGs.#Eval4Actionmemilikiduatujuan,yaitu: 1) Memobilisasi komitmen parapemangku kepentingan seperti DPR,Pemerintah,danKomunitasEvaluasi;dan2)Mendorongpenguatansistemevaluasidinegaramasing-masingsebagaisalurandan kanal informasi kinerja kebijakanpublik. Sementara itu Khalil Bitar, KetuaUmumEvalYouth Global, Co-Chair kampanye#Eval4Action, penerima Impact Awarddari IOB Universiteit Antwerpen Belgia,dan saat ini tengah menempuh studidoktoraldiJermaninimengatakanbahwatanpa kapasitas dan sistem evaluasinasional yang kuat, tujuan SDGskemungkinan sulit tercapai. Khalil jugamenegaskan bahwa kontribusi danpartisipasi kaum muda dalam evaluasipembangunan berkelanjutan adalahsentral. Tanpa mereka, mungkin akansemakinmundur.Sehingga, pusat dari kampanye evaluasiini sesungguhnya adalah para kaummuda. Khalil menyerukan untukmenempatkan evaluasi sebagai bagianpentingdariprosespembuatankebijakan,dan untuk mewujudkannya diperlukanupaya terkoordinasi secara global untukmenjawab kesenjangan evaluasi.Kampanye terkoordinasi dan bersama-sama para evaluator secara global inipentinguntukmenginspirasipemerintahdi tiap-tiap negara agar memanfaatkanmasukan dari para evaluator dalamprosespengambilankebijakandiberbagaitingkatan, baik di tingkat pusatmaupundaerah.

Page 3: MONEV News Indonesia Vol01 Juni 2020

3

Mengintegrasikan Prinsip “No One Left Behind” ke dalam Kriteria Evaluasi, 24 Juni 2020

Asela Kalugampitiya selaku Ketua UmumSLEVA (Sri Lanka Evaluation Association)yangberbasisdiColombodansaatinitengahmenjabat sebagaiKetuaUmumAPEA (AsiaPacific Evaluation Association) periode2019-2021 menjadi tuan rumah kegiatanwebinar berseri. Untuk seri ke-8, SLEVAmengundang Umi Hanik yang berbasis diJakarta sebagai moderator webinar. Umiadalah profesional MONEV yangmenekuniprofesi penelitian dan evaluasipembangunanselama18tahundiIndonesiadengan berbagai lembaga baik bilateralmaupun multilateral. Umi juga PendiriMONEVStudiodansalahsatuPendiriInDEC(Indonesian Development EvaluationCommunity). Selain Umi, SLEVA jugamengundang Rashmi Agrawal, Ph. D yangberbasis di New Delhi untuk memberikanpidato pembukaan. Rashmi adalah mantanDirektur MONEV Pemerintahan India,denganpengalamanlebihdari20tahun.Saatini Rashmi bekerja sebagai konsultanindividual dengan fokus evaluasi tentangkesetaraan dan keadilan gender. Rashmimerupakan salah satu pendiri ECOI(Evaluation Community of India), mantanPengurusIDEAS(InternationalDevelopmentEvaluation Association), dan Tim PengarahCOE-SA(CommunityofEvaluator-SouthAsia)Adapun pembicara utama adalah SanjeevSridharan yang saat ini menjabat sebagaiCountry Lead India Office untuk LearningSystemsandSystemsEvaluationdariBillandMelinda Gates Foundation. Sanjeevmerupakan Pendiri Evaluation Centre forComplexHealthInterventionsdiSt.MichaelsHospitalToronto,jugaAssociateProfessordiInstitute forHealthPolicy,ManagementandEvaluation at the University ofToronto.Sebelumnya dia menjabat sebagaiKepala Evaluation Program and SeniorResearch Fellow untuk Unit PenelitianKesehatan dan Perubahan Perilaku diUniversity of Edinburgh. Ia juga Mantanassociate editor American Journal ofEvaluation, dan juga mantan pengurusCanadianJournalofProgramEvaluation,NewDirections forEvaluationand the JournalofEvaluationandProgramPlanning.

Webinar ini mengajak kita untukmerefleksikansejauhmanakriteriaevaluasiyang diusung OECD-DAC (Organisation forEconomic Co-operation and Development –Development Assistance Committee) cukupadaptifmengatasiturbulensipembangunansepertisituasipandemisekarang.Diskursusfokus pada bagaimana pandemi telahmerubah cara pandang kita dalammengevaluasisebuahintervensi.Kriteria evaluasi idealnya dapatmempertimbangkan prinsip “No One LeftBehind” guna melihat sejauh manaintervensi terhadap kelompok masyarakattertinggal yang masuk irisan berikut: 1)status ekonomi/social; 2) geografi; 3)deskriminasi;4)goncangandankerentanan;serta5)tatapemerintahan;yangdirugikandanberadadalamsituasiserbakekuranganakibat haknya yang terenggut dapatditangkap oleh evaluasi. Menjadikankelompok terbelakang dan paling jauh inimenjadi terjangkau oleh kebijakanpembangunan.Sanjeev menegaskan 4 faktor utama yangdapatdipelajaridimasapandemiiniuntukevaluasi, yakni: 1) perbaikan sistem yanglebih adaptif; 2) memikirkan ulang teoriperubahan; 3) meminimalisir komponenintervensi; 4) mempersempit irisan danmencaricelahkeluardariirisantersebut.Acara ini mendapat respon yang sangatpositif dan dinantikan untuk menjadiplatform learning dan dialog penting dikawasan guna mendorong pembelajaranMONEV tahap lanjut bagi professionalMONEVdinegara-negaraberkembang.

Konsultasi regional “Evaluation, COVID-19, and SDGs”, 25 Juni 2020

Sebagai tindak lanjut kampanye#Eval4Action global, Asia PacificEvaluation Association (APEA) dan jugaEvalYouth Asia menyelenggarakankegiatan regional pada 25 Juni 2020dengantujuanberikut: § Membangun kepercayaan diri,visibilitas, dan memperkuat reputasipara pemangku kepentingan evaluasiregional/nasional;

§ Mengundang dan melibatkan berbagaipemangkudalamaksiyangmembangunvisibilitasevaluasi;

§ Terhubung, terlibat aktif dalamkampanye, dan menjadi championdalamberbagaikegiatanevaluasi;

§ Memberikan masukan, komitmen danaksi nyata baik di tingkat regional/nasionaluntukkampanyeEval4Action.

AcarainidimoderatoriTessieCatsambasmantan Ketua Umum AEA (AmericanEvaluation Association), jugamenghadirkan 8 pembicara dan 25evaluator dari berbagai negara/benuasebagaifasilitatordiskusi.

Page 4: MONEV News Indonesia Vol01 Juni 2020

4

MONEV Studio adalah sebuah start-up untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan literasievaluasi dengan platform interdisipliner guna fasilitasi pembelajaran dan pemutakhiran baik dari sisipengetahuanmaupunketerampilanteknisuntukmendorongpraktikpembangunan,monitoringdanevaluasi(MONEV), serta tatakelola kebijakan publik yang lebih baik. Informasi lebih lanjut kunjungihttps://monevstudio.org

Belajar MONEV: Mengenali Kerangka Pelangi Better Evaluation bersama Prof. Patricia Rogers, 4 Juni 2020

MONEV Studio mendapatkan kesempatanberharga dan dukungan Prof. PatriciaRogers, CEO Better Evaluation untukmengenalkanTheRainbowFramework(TRF)atau “Kerangka Pelangi” kepada kalanganprofesionaldi Indonesia.Kerangkatersebutmemuat tahapan MONEV, pilihan metode,pendekatan,dandesainyangdiorganisirkedalam 7 kelompok yang ditandai denganwarnapelangi.Salahsatucontohpendekatanyang dapat diambil darimetode kuantitatifadalah “Randomized Controlled Trials”(RCTs), dimana saat menyusun desainevaluasi yang harus diperhatikan didalamnya mencakup bagaimana kerangkasampelnya dibangun, penugasan acaknyabaikuntukkelompokkontroldantreatment,sertaindikatordanstandarpengukurannya.Jadicukupkomprehensif. Secara umum ketujuh tahapan kegiatanMONEVmenurutTRFdigambarkansebagaisebagaiberikut: 1. Mengelola sebuah sistemevaluasiatau

sistemMonev(warna:abu-abu) Tahapan ini bertujuan untuk memanduMONEVerdalammengelolasebuahkegiatanevaluasi.Kegiatandalam tahap inimeliputiklarifikasi para pemangku kepentingan,perandanprosespengambilankeputusan

serta langkah untuk memastikan bahwakegiatan evaluasi yang dilakukantransparandandapatdikeloladenganbaik. 2. Mendefinisikan aktivitas/kegiatan apa

yangakandievaluasi.(warna:merah) Menjelaskan profil evaluand, yakni obyekyang akan dievaluasi sekaligusmendeskripsikan bagaimana prosestersebutakandilakukan. 3. Menentukan batasan dari kegiatan

evaluasi(warna:oranye) Menetapkan langkah-langkah dan tujuan,mengembangkan pertanyaan kuncitermasuk kriteria dan standar yang akandigunakan.4. Mendeskripsikan kegiatan, outcomes,

dampakdankonteks(warna:kuning) Mengumpulkan dan menggunakan datauntuk menjelaskan secara deskriptifkegiatan/program/kebijakan yangdievaluasi,berbagaihasilyangtelahadadankonteksdarikegiatanyangdilakukan. 5. Memahami penyebab dari hasil dan

dampak(warna:hijau) Mengumpulkandanmenganalisadatauntukmenjawab berbagai pertanyaan evaluasi,menjelaskan hubungan, sebab akibat,perkembangan dan capaian baik berupahasil/dampakdarisebuahintervensi

6. Memadukandatadarisatuataulebih

kegiatanevaluasi(warna:biru) Memadukan data/evidence danmerangkum berbagai hasil kegiatanevaluasi. 7. Melaporkan dan mendorong

pemanfaatan hasil evaluasi (warna:ungu)

Mengembangkandanmenyajikantemuandenganmenunjukkanmanfaat dari hasiltersebut kepada pengguna hasil evalusisertamendorongpemanfaatannyauntukpengambilankeputusan/kebijakan. Ketujuhtahapanyangditawarkandiatasdapat ditelusuri di laman BetterEvaluation dimana MONEV-er akandipandudenganmetodedanprosesyanglebih rinci pada setiap langkah utama(ingatkodewarnanya)yangdapatdipilih-pilihsesuaiminatdankebutuhan.Selengkapnya dapat mengunjungi lamanberikut:betterevaluation.org

Sekilas tentang pendiri BetterEvaluation

Patricia Rogersadalah pendirisekaligus CEO

BetterEvaluation,sebuah kolaborasi internasional untukmenyempurnakan monitoring danevaluasi dengan menciptakan platformberbagipengetahuantentangmetodedanproses.Patriciasempatmenjadiprofesorevaluasi sektor publik pada UniversitasRMITdanANZSOG,dansekarangmenjadiVisiting Professor di UniversitasWitwatersrand, Afrika Selatan. Patriciamerupakan evaluator berpengalamanyang telahmenekunievaluasi selama30tahundanfokusdalamsistemevaluasi.

Page 5: MONEV News Indonesia Vol01 Juni 2020

5

Saat bekerja di UNDP Nigeria pada 2001-2005, JC sangat aktif mengkoordinasikan Jaringan Komunitas MONEV Nigeria (ReNSE), sebuah organisasi sukarela untuk Profesional Evaluasi (VOPE). Sebagai koordinator, JC melakukan berbagai advokasi evaluasi untuk Pemerintah dan merancang sejumlah kegiatan peningkatan kapasitas MONEV nasional baik untuk sektor swasta dan publik, akademisi, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan, dll. Kemudian JC menjadi sangat aktif melakukan advokasi MONEV di seantero Afrika. Atas kiprah tersebut, JC dinobatkan sebagai Ketua Umum AfrEA (African Evaluation Association) pada 2004. AfrEA adalah salah satu komunitas evaluasi yang mapan dan terdiri dari perwakilan VOPE nasional yang sangat aktif di negara-negara berbahasa Perancis dan Afrika.

PROFIL MONEVer : Jean-Charles Rouge Team Leader, Research to Impact, CIFOR Mantan Ketua Umum AfrEA (African Evaluation Association)

Jean-Charles Rouge adalah profesionalMONEV berkebangsaan Perancis, fasihberbahasa Indonesia, danmenikah denganWarga Negara Indonesia. JC - demikianpanggilanakrabnya–yangdikaruniai2putridan1putra,telahcukuplamaberkecimpungdiduniamonitoringdanevaluasi(MONEV).Dengan latar pendidikan ekonomi, JC telahmendulang 20 tahun pengalaman praktisdalam bidang MONEV baik dari kawasanseluruh Afrika, Kawasan Asia, dan TimurTengah, JC kini makin teguh dan matangmenjalanikarirnya.

JC memiliki spesialisasi dalam desain danimplementasi sistem MONEV sertapembelajaran, juga ahli dalam penelitiankuantitatif dan kualitatif dengan orientasidampak. Jean-Charles mendalami studiEkonomi Internasional dari beberapauniversitasyangberbeda,mulaidariDurhamUniversity,lalumelanjutkanstudimasterdiMcGill University, kemudian melanjutkanstudi Ekonomi Makro, Kebijakan danPembangunandiAix-MarseilleUniversity.Iajuga menempuh pendidikan Evaluasi diUniversityofMelbourne.

JC memiliki ketertarikan tinggi dalampengembangan kebijakan yangmempunyaidampak terhadap orang banyak. Selamaberkarir sebagai MONEV-er, ia telahmengerjakan banyak program/proyekpembangunandenganberagampendekatan.Salahsatupengalamanyangmenarikadalahsaat bekerja sebagai Monitoring andEvaluationSpecialistuntukmenanganikrisiskemanusian di Libanon. Yakni ProgramTanggap Darurat Krisis Lebanon (LCPR),yang merupakan sebuah intervensi besar-besaran yang bertujuan untuk mendukungLibanondalammenanganigelombangbesarpengungsidariSuriah.

SalahsatuelemendarisistemMONEVyangdikembangkan saat itu adalah sistempemantauanuntukmelihatdanmemahamiketeganganyangtimbulantaramasyarakatLibanon dan masyarakat Suriah. Sistempemantauan ini dilakukan denganmetode gabungan antara kuantitatif dan jugakualitatifdenganmenggunakanpendekatanRCA(RealityCheckApproach).

Pengalamanberhargalainjugaiadapatkanketika bekerja untuk ELAN RDC, sebuahprogram pengembangan sistem pasar diRepublik Demokratik Kongo (DemocraticRepublic of Congo, DRC). Di sana, iamelakukan riset, pemantauan dan jugaevaluasi pada sektor pertanian dan jugaakses keuangan. Salah satu fokus DRCadalahmengembangkanmetodologi untukmenilai Pemberdayaan EkonomiPerempuan (WEE), seperti dalam banyakkasus, perempuan yang bekerja di sektorpertanianlebihproduktifdaripadalaki-laki,dan bagaimana peningkatan pendapatanmengubah dinamika gender di tingkatrumahtangga.PengalamaninimenjadisalahsatupembelajaranpentingketikamasukkeIndonesiakarenacontextmatter.

JC melihat perkembanganMONEV dewasaini sangat baik. Praktek MONEV sudahberkembangpesatdenganberbagaiinovasidanpendekatanyangada.Indonesiaadalahsalah satu negara dengan prospek yangsangatbagus.PraktikMONEVdi Indonesiasangat menjanjikan, jumlah data yangtersediasangatbanyak,jugajumlahpenelitidan evaluator yang terampil, lalu jaringanUniversitas yang kuat dan otoritas publikyang sangat terbuka dan bersedia untukmemperkuat MONEV di tingkatkelembagaan.

Adapun tantanganMONEV nasional saatini adalah bagaimana untuk mengaksesdata tersebut dan juga menjaminkualitasnya.MenurutJC,salahsatukuncikesuksesan dalam praktek MONEV diberbagai negara adalah pada prosesdiseminasi dari hasil MONEV yangdidapatkan/data. Penyajian data yangmudah dipahami akan memberikandampakyanglebihbesarterhadapprosespengambilan keputusan/kebijakan.Tantangan lainnya adalah bagaimanamelibatkan lebih banyak lagi komunitaslokal, profesional dan pejabatpemerintahan untuk lebih aktif dalamMONEV. Selain itu, JC melihat ke depanakan lebih terbuka peluang MONEVkarenapermintaanyangterusmeningkatbaik dari kalangan pemerintah maupunnon-pemerintah.

Saat ini, Jean-Charles tengah sibukmengerjakan proyek besar evaluasiprogram kehutanan dan pertanian diIndonesia,Asia,Afrikadan jugaAmerikadari tahun 2010-2019 bersama CIFOR.Evaluasi ini merupakan salah satu yangterbesar karena menyangkut banyakkomponen seperti mata pencaharian,dampaklingkungandanjugaekonominya.Ingin kenal sosok JC lebih jauh? FollowakunLinkedInJCdisinihttps://www.linkedin.com/in/jcrouge/