morfologi nyamuk

12
1. Morfologi nyamuk (L.O) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk betina aedes aegypti akan menggigit dan menghisap darah penderita DBD. Virus dengue yang terhisap akan berkembang di usus nyamuk, lalu bercampur dalam kelenjar ludah nyamuk, kemudian nyamuk akan menularkannya dengan cara menggigit manusia yang rentan. Proses inkubasi di dalam tubuh nyamuk ini memakan waktu 10-12 hari. Pada pagi hari (08.00-10.00) dan sore hari (15.00-17.00), nyamuk berkelana mencari mangsanya. Setelah menggigit tubuh manusia dengan cepat perutnya membuncit yang dipenuhi kira- kira dua hingga empat milligram darah atau sekitar 1,5 kali berat badannya. Berbeda dengan nyamuk lain yang cukup menggigit satu mangsa pada periode setelah bertelur hingga akhir hidupnya, aedes mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara berganti- ganti dalam waktu yang singkat. Nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein bagi keperluan pembiakannya. Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan menghasilkan hingga 100 butir telur yang halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan terus menghisap darah dan bertelur lagi. Apabila nyamuk betina menggigit atau menghisap darah orang yang mengalami infeksi dengue, virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Diperlukan waktu sembilan hari oleh virus dengue untuk hidup dan membiak di dalam air liur nyamuk. Setelah itu, nyamuk yang sudah terjangkit virus akan membawa virus itu di

Upload: anindiap

Post on 03-Jul-2015

1.164 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Morfologi nyamuk

1. Morfologi nyamuk (L.O)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Nyamuk betina aedes aegypti akan menggigit dan menghisap darah penderita DBD. Virus

dengue yang terhisap akan berkembang di usus nyamuk, lalu bercampur dalam kelenjar ludah

nyamuk, kemudian nyamuk akan menularkannya dengan cara menggigit manusia yang

rentan. Proses inkubasi di dalam tubuh nyamuk ini memakan waktu 10-12 hari.

Pada pagi hari (08.00-10.00) dan sore hari (15.00-17.00), nyamuk berkelana mencari

mangsanya. Setelah menggigit tubuh manusia dengan cepat perutnya membuncit yang

dipenuhi kira-kira dua hingga empat milligram darah atau sekitar 1,5 kali berat badannya.

Berbeda dengan nyamuk lain yang cukup menggigit satu mangsa pada periode setelah

bertelur hingga akhir hidupnya, aedes mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang

secara berganti-ganti dalam waktu yang singkat.

Nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein bagi keperluan

pembiakannya. Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan menghasilkan hingga 100 butir

telur yang halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan terus menghisap darah dan bertelur lagi.

Apabila nyamuk betina menggigit atau menghisap darah orang yang mengalami infeksi

dengue, virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Diperlukan waktu sembilan hari oleh

virus dengue untuk hidup dan membiak di dalam air liur nyamuk. Setelah itu, nyamuk yang

sudah terjangkit virus akan membawa virus itu di dalam tubuhnya hingga akhir khidupannya.

Apabila nyamuk yang terjangkit menggigit manusia, ia akan memasukkan virus dengue yang

berada di dalam air liurnya ke dalam sistem aliran darah manusia. Setelah empat hingga enam

hari atau yang disebut sebagai periode inkubasi, penderita akan mulai mendapat demam yang

tinggi.

2. DF dan DHF bedanya serta Siklus hidup nyamuk

Penyakit DBD adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus

dengue pada manusia. Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa "Demam

Dengue(DD)" atau "Demam Berdarah Dengue (DBD)". DD tidak membahayakan atau tidak

mengancam jiwa seperti DBD. Biasanya kasus seperti ini sering diistilahkan masyarakat

awam sebagai gejala demam berdarah. DD tidak akan berubah menjadi DBD. Jadi, pendapat

yang mengatakan bahwa bila penanganan tidak baik dan terlambat akan DD akan menjadi

DBD tidak benar.

Page 2: Morfologi nyamuk

Masyarakat awam sulit membedakan DD dan DBD, karena hanya diketahui dokter

berdasarkan pemeriksaan darah dan keadaan klinis penderita. Secara klinis yang

membedakan adalah pada DBD terjadi reaksi keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam

pembuluh darah keluar dan masuk ke dalam rongga perut dan rongga selaput paru. Fenomena

ini apabila tidak segera ditanggulangi dapat mempengaruhi manifestasi gejala perdarahan

menjadi sangat masif. Dalam praktik kedokteran sering kali membuat seorang dokter terpaksa

memberikan transfusi darah dalam jumlah cukup banyak.

Gejala klinis DBD dan DD hampir sama, yaitu panas tinggi, perdarahan, trombosit menurun

dan pemeriksaan serologi IgG atau IgM positif. Pada DBD trombosit yang menurun sangat

drastis hingga kurang dari 90.000, perdarahan yang terjadi lebih berat dan dapat disertai sesak

napas karena adanya cairan di rongga paru (efusi pleura)

3. Pemeriksaan klinis DBD (L.O)

Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis DBD adalah pemeriksaan darah atau sering

diistilahkan pemeriksaan darah lengkap. Gambaran hasil laboratorium yang khas adalah

terjadi peningkatan kadar hemoglobin (Hb) dan peningkatan hematokrit (HCT) disertai

penurunan trombosis kurang dari 150.00. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada hari ke-3

hingga ke-5 panas. Pemeriksaan darah pada hari pertama atau kedua panas tidak bermanfaat

dan malah menyesatkan karena hasilnya masih dalam normal, tgetapi belum menyingkirkan

penyakit DBD. Dalam perjalanannya trombosis akan terus menurun pada hari ke-3, ke-4, dan

hari ke-5, sementara pada hari ke-6 dan selanjutnya akan meningkat terus kembali ke nilai

normal. Peningkatan jumlah trombosit setelah hari ke-6 inilah mungkin yang sering dianggap

karena pengaruh pemberian jambu biji. Biasanya setelah hari ke-6 jumlah trombosit di atas

50.000, bila tidak disertai komplikasi penderita diperbolehkan pulang.

Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan serologi imunoglobulin

G (IgG) dan imunoglobulin M (IgM). Pemeriksaan ini selain tidak spesifik tetapi juga

harganya relatif mahal. Pada keadaan manifestasi klinis dan hasil laboratorium sudah jelas

pemeriksaan ini sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pada kasus yang tidak jelas mungkin

pemeriksaan ini sering membantu menunjang menegakkan diagnosis DBD.

Hal lain yang sering dijumpai penderita DBD di diagnosis sebagai sebagai penyakit tifus.

Page 3: Morfologi nyamuk

Pada penderita DBD sering ditemukan juga peningkatan hasil Widal. Pemeriksaan Widal

adalah identifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit demam tiphoid (tifus). Kejadian seperti

inilah yang menimbulkan kerancuan diagnosis DBD. Padahal pada penyakit demam tiphoid

pada minggu awal panas biasanya malah tidak terdeteksi peningkatan titer Widal tersebut.

Bila hasil pemeriksaan widal meningkat tinggi pada awal minggu pertama, tidak harus

dicurigai sebagai penyakit tifus. Sebaiknya, pemeriksaan Widal dilakukan menjelang akhir

minggu pertama panas atau awal minggu ke dua panas.

Secara medis sebenarnya tidak ada pengobatan secara khusus pada penderita DBD. Penyakit

ini adalah self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri. Prinsip pengobatan

secara umum adalah pemberian cairan berupa elektrolit (khususnya natrium) dan glukosa.

Sehingga pemberian minum yang mengandung elektrolit dan glukosa, seperti air buah atau

minuman lain yang manis, dapat membantu mengatasi kekurangan cairan pada penderita

DBD. Sampai pada saat ini belum ada penelitian secara klinis yang membuktikan bahwa

pemberian jambu biji kepada penderita DBD dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam

darah.

 

4. Keuntungan dan kandungan jambu biji

DAUN jambu biji tua ternyata mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat

untuk mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kelompok senyawa tanin dan

flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat

menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase yang berarti menghambat pertumbuhan

virus berinti RNA.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji dapat

mempercepat peningkatan jumlah trombosit tanpa disertai efek samping yang berarti,

misalnya sembelit. Penelitian open label ini masih perlu dilanjutkan dengan uji klinik untuk

membuktikan khasiat dengan evidence based yang lebih kuat.

Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian

ekstrak daun jambu biji terhadap sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui mekanisme

kerjanya pada trombopoiesis. Juga terhadap aktivitas sistem komplemen dan sekresi TNF-

Page 4: Morfologi nyamuk

Alfa olehmonosit dalam hubungannya dengan mekanisme penurunan permeabilitas pembuluh

darah.

Pemeriksaan klinis DBD

Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis DBD adalah pemeriksaan darah atau sering

diistilahkan pemeriksaan darah lengkap. Gambaran hasil laboratorium yang khas adalah

terjadi peningkatan kadar hemoglobin (Hb) dan peningkatan hematokrit (HCT) disertai

penurunan trombosis kurang dari 150.00. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada hari ke-3

hingga ke-5 panas. Pemeriksaan darah pada hari pertama atau kedua panas tidak bermanfaat

dan malah menyesatkan karena hasilnya masih dalam normal, tgetapi belum menyingkirkan

penyakit DBD. Dalam perjalanannya trombosis akan terus menurun pada hari ke-3, ke-4, dan

hari ke-5, sementara pada hari ke-6 dan selanjutnya akan meningkat terus kembali ke nilai

normal. Peningkatan jumlah trombosit setelah hari ke-6 inilah mungkin yang sering dianggap

karena pengaruh pemberian jambu biji. Biasanya setelah hari ke-6 jumlah trombosit di atas

50.000, bila tidak disertai komplikasi penderita diperbolehkan pulang.

Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan serologi imunoglobulin

G (IgG) dan imunoglobulin M (IgM). Pemeriksaan ini selain tidak spesifik tetapi juga

harganya relatif mahal. Pada keadaan manifestasi klinis dan hasil laboratorium sudah jelas

pemeriksaan ini sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pada kasus yang tidak jelas mungkin

pemeriksaan ini sering membantu menunjang menegakkan diagnosis DBD.

Hal lain yang sering dijumpai penderita DBD di diagnosis sebagai sebagai penyakit tifus.

Pada penderita DBD sering ditemukan juga peningkatan hasil Widal. Pemeriksaan Widal

adalah identifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit demam tiphoid (tifus). Kejadian seperti

inilah yang menimbulkan kerancuan diagnosis DBD. Padahal pada penyakit demam tiphoid

pada minggu awal panas biasanya malah tidak terdeteksi peningkatan titer Widal tersebut.

Bila hasil pemeriksaan widal meningkat tinggi pada awal minggu pertama, tidak harus

dicurigai sebagai penyakit tifus. Sebaiknya, pemeriksaan Widal dilakukan menjelang akhir

minggu pertama panas atau awal minggu ke dua panas.

Secara medis sebenarnya tidak ada pengobatan secara khusus pada penderita DBD. Penyakit

ini adalah self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri. Prinsip pengobatan

Page 5: Morfologi nyamuk

secara umum adalah pemberian cairan berupa elektrolit (khususnya natrium) dan glukosa.

Sehingga pemberian minum yang mengandung elektrolit dan glukosa, seperti air buah atau

minuman lain yang manis, dapat membantu mengatasi kekurangan cairan pada penderita

DBD. Sampai pada saat ini belum ada penelitian secara klinis yang membuktikan bahwa

pemberian jambu biji kepada penderita DBD dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam

darah. 

Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril akut yang

ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.

Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili

Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah

yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah

disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes Aegypty.

Tanda dan gejala

Virus Dengue

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala

berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah

mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah

badan — pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh.

Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual,

muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu

disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera

Page 6: Morfologi nyamuk

konsultasi ke Dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut.

Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan

gejala-gejala tersebut.

Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam

yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh

hingga pasien dianggap afebril.

Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami /

menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada

tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di

bawah kulit.

Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan

dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut,

dubur dsb.

Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok /

presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya

cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam

Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit,

mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan,

trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom

shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

Page 7: Morfologi nyamuk

Diagnosis

Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah

demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia

relatif.

Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah

jika terindikasi secara klinis.

Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada

menunggu akut.

Pengobatan

Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk

menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat

dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah

dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah

platelet menurun drastis.

Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok,

namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji

kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara

manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.

Epidemiologi

Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika

Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di

Asia tenggrara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab

kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.

Pencegahan

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.

Page 8: Morfologi nyamuk

Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor

nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna

(misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan

nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat

mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.