pemberantasan sarang nyamuk
DESCRIPTION
PSNTRANSCRIPT
LAPORAN PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN
PENYULUHAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Disusun Oleh :
ARLINDA KUSUMAWATI
07711074
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS TANON 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013
1
I. Latar Belakang
Demam berdarah dengue banyak ditemukan di daerah tropis maupun
daerah subtropis. Data yang dihimpun dari seluruh dunia menunjukkan bahwa
Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue
setiap tahunnya. Sementara itu, World Health Organization (WHO) mencatat
sejak tahun 1968 hingga 2009, bahwa negara Indonesia merupakan negara dengan
kasus demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit demam
berdarah dengue merupakan penyakit kesehatan masyarakat yang utama di
Indonesia. Seiring dengan mobilitas serta kepadatan penduduk di Indonesia,
jumlah penderita dan luas daerah penyebaran penyakit DBD semakin bertambah.
Demam berdarah pertama kali ditemukan di Indonesia yakni dikota Surabay pada
tahun 1968, dimana menyerang sebanyak 58 orang penderita dan 24 orang
diantaranya meninggal dunia ( Angka Kematian (AK) : 41,3%), dan sejak saat itu
penyakit ini menyebar luas keseluruh wilayah Indonesia. Demam berdarah dengue
disebabkan oleh virus Dengue dari genus flavivirus, famili flaviviridae, ditularkan
manusia melalui gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi oleh virus dengue. (Depkes
RI, 2010)
Jumlah kasus DBD yang semakin meningkat di berbagai daerah
memunculkan berbagai usaha dalam upaya pencegahan yang dilakukan bertujuan
untuk memutuskan rantai penularannya, yaitu pengendalian yang dilakukan
terhadap vektor nyamuk ( Aedes aegypti dewasa). Upaya ini dilakukan karena
upaya pencegahan melalui pemberian vaksin tidak menghasilkan hasil yang
memuaskan. ( Soemarmo, 2005)
Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya
mengurangi maupun menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu Aedes
aegypti. Beberapa metode yang sesuai dapat dilakukan dalam upaya pengendalian
vektor nyamuk tersebut, yaitu antara lain:
2
1. Lingkungan, metode lingkungan ini dengan cara Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah yang padat, memosifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan dari manusia, dan
perbaikan desain rumah. Contoh : menguras bak mandi maupun tempat-
tempat penampungan air minimal satu kali dalam seminggu, mengubur
kaleng dan ban-ban bekas, menutup bak penampungan air dengan rapat,
dan mengganti atau menguras vas bunga/tempat minum burung satu kali
dalam seminggu.
2. Bilogi, yaitu berupa intervensi yang dilakukan dengan memanfaatkan
predator atau musuh-musuh nyamuk yang ada di alam seperti ikan
pemakan jentik, dll.
3. Kimiawi, yaitu pengendalian vektor dengan bahan kimia, baik bahan
kimia sebagai racun, sebagai penghambat pertumbuhan vektor nyamuk,
dan sebagai hormon. Namun, penggunaan bahan kimia ini harus
mempertimbangkan kerentanan pestisida, bisa diterima oleh masyarakat
maupun aman dan tidak membahayakan bagi manusia maupun organisme
lain. Sebagai contoh : a) pengasapan (fogging), b) menabur bubuk abate
pada tempat-tempat penampungan air seperti vas bunga, kolam, gentong,
kendi, dll.
4. Terpadu, langkah ini tidak lain merupakan aplikasi gabungan dari ketiga
cara yang dilakukan secara tepat dan terpadu serta kerjasama lintas
program maupun lintas sektoral dan tidak terlepas dari peran masyarakat
itu sendiri.
Cara yang paling aman dan efektif dalam mencegah penyakit demam berdarah
dengue adalah dengan mengkombinasikan langkah-langkah diatas, yaitu
sering disebut dengan “3M Plus”, yang meliputi : menutup,menguras dan
menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti menggunakan
kelambu pada waktu tidur, memelihara ikan pemakan jentik, memasang obat
nyamuk, memeriksa jentik berkala, menabur larvasida dan lain-lain sesuai
dengan kondisi setempat. (Ditjen P2MPL, 2000)
3
II. Sasaran Promosi
Sasaran primer adalah seluruh masyarakat desa Padas, sedangakan sasaran
sekunder adalah seluruh masyarakat kecamatan Tanon, dan sasaran tersier adalah
seluruh warga kabupaten Sragen.
III. Tujuan Promosi
Dengan dilakukannya promosi kesehatan di desa Padas ini diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa Padas mengenai
Pemberantasan Sarang Nyamuk dan menciptakan terwujudnya masyarakat desa
Padas yang bebas dari penyakit demam berdarah dengue.
IV. Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan promosi
kesehatan, yang bertujuan untuk pemilihan media sarana promosi kesehatan yang
akan digunakan. Selain itu analisis SWOT juga digunakan untuk menganalisis
lingkungan promosi kesehatan, baik secara internal maupun secara eksternal.
Analisis SWOT ini terdiri dari 4 penilaian yaitu Strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats (hambatan)
Analisis untuk media promosi kesehatan
A. Analisis Internal terdiri dari
1. Strength ( kekuatan)
Kekuatan yang dimaksud disini adalah kekuatan yang dimiliki Puskesmas
Tanon I.
Puskesmas Tanon I mempunyai upaya yakni membuat beberapa
program untuk pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja
Puskesmas Tanon I, dimana program ini untuk mendeteksi dini dan
memberikan pelayanan serta penyuluhan mengenai penyakit
menular dan salah satunya adalah penyakit demam berdarah.
Puskesmas Tanon I telah aktif dan seringkali memberikan
penyuluhan ke masyarakat desa mengenai bahaya penyakit demam
berdarah serta mengenai pemberantasan sarang nyamuk sebagai
4
cara yang efektif dan aman untuk pencegahan penyakit demam
berdarah.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan yang dimaksud disini merupaka kekurangan yang dimiliki oleh
Puskesmas Tanon I
Dalam periode 2012-2013 terdapat 10 warga kecamatan Tanon
yang terkena demam berdarah, bahkan salah satu dari 10 penderita
tersebut meninggal dunia. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa
promosi yang dilakukan oleh puskesmas Tanon I belum dapat
diterima dan dilaksanakan oleh warga kecamatan Tanon sendiri.
Media sarana promosi yang terdapat di seluruh desa wilayah kerja
puskesmas Tanon I dirasa masih kurang.
B. Analisis eksternal, terdiri dari;
1. Opportunity ( kesempatan)
Setiap media sarana promosi kesehatan selalu mempunyai kesempatan
agar promosi kesehatan yang dilakukan berlangsung dengan sukses dan
dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat desa Padas.
Sasaran promosi kesehatan ini adalah semua warga desa Padas,
kecamatan Tanon, tetapi sasaran utama adalah ibu-ibu karena
biasanya ibu-ibulah yang lebih sering memperhatikan dan
mengurus kebersihan rumah.
Stiker dirasa sangat efektif untuk menjadi sarana media promosi
kesehatan karena stiker memuat gambar dan kata singkat walaupun
hanya membaca sekilas, serta dapat ditempelkan di salah satu
bagian rumah sehingga tidak mudak hilang.
5
2. Threat (hambatan)
Sedangkan hambatan/kendala dari sarana media promosi kesehatan ini
yaitu
Dibutuhkan dana yang cukup besar untuk memperbanyak media
promosi kesehatan, sehingga penyebarannya tidak dapat dilakukan
di semua warga desa Padas.
Stiker merupakan sarana media promosi kesehatan yang
berukuran kecil, sehingga pesan yang dapat disampaikan hanya
point inti saja, bukan secara rinci.
Kesadaran warga desa Padas tentang pentingnya kesehatan
lingkungan yang
dapat menimbulkan penyakit demam berdarah masih sangat
kurang.
V. Bentuk Media Promosi
Bentuk media promosi yang digunakan untuk promosi kesehatan ini yaitu
stiker dan penyuluhan dengan menggunakan slide powerpoint.
Keunggulan stiker
1. Stiker sebagai media promosi kesehatan dirasa sangat sederhana dan
terjangkau dalam hal biaya percetakan untuk memperbanyaknya.
2. Stiker sangat mudah ditempelkan dimana saja tanpa harus memakan
banyak tempat.
3. Pesan yang terdapat pada stiker sangat mudah diingat karena hanya
berupa pesan singkat dan desain stiker yang menarik akan membuat
orang yang melihatnya tertarik untuk membaca sehingga mengetahui
pesan yang ada dalam stiker.
Kekurangan stiker
1. Stiker hanya terbuat dari bahan kertas, sehingga tidak dapat bertahan
lama serta gambar dan tulisan yang terdapat pada stiker akan mudah
rusak dan mengelupas.
6
2. Stiker hanya memuat pesan yang sangat pendek sehingga tidak dapat
menjabarkan secara rinci dari tema promosi kesehatan tersebut.
VI. Tahap-Tahap Promosi
1. Perencanaan
- Mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam
penyuluhan dan membuat media promosi kesehatan
- Mendesain serta mencetak stiker
- Menyampaikan maksud serta tujuan kepada bayan, bidan
desa serta para kader desa Padas mengenai agenda yang
akan dilakukan yaitu berupa penyuluhan dan meminta
jadwal pertemuan ibu-ibu PKK dan ibu-ibu pengajian.
2. Pelaksanaan
- Melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu dengan
menggunakan media slide powerpoint mengenai penyakit
demam berdarah mengenai penyebab, gejala dan tanda
penyakit dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di
desa Padas.
- Membuka sesi tanya jawab serta berdiskusi tentang
penyakit demam berdarah dan pemberantasan sarang
nyamuk.
- Membagikan serta menempelkan stiker media promosi
kesehatan ke beberapa rumah warga desa Padas secara
acak.
3. Evaluasi
- Pemahaman peserta penyuluhan mengenai penyakit demam
berdarah serta perilaku pemberantasan sarang nyamuk
- Stiker sebagai media promosi kesehatan telah ditempelkan
ke rumah warga desa Padas secara acak.
7
VII. Isi Pesan
Isi dari pesan yang disampaikan pada media promosi kesehatan adalah
a. Untuk slide powerpoint berisi mengenai definisi, penyebab, gejala
dan tanda serta bahaya yang terjadi pada penyakit demam berdarah
dan mengenai praktek pemberantasan sarang nyamuk yang aman
dan efektif.
b. Untuk media promosi stikerberisi mengenai ajakan untuk
melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan mengingat dan
melakukan “3M Plus”.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen P2M&PLP. 2001. Petunjuk Teknis Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit
Demam Berdarah Dengue. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2010. Manajemen Demam Berdarah Berbasis
Wilayah. Buletin Epidemiologi, 2: hal 1-44
Soemarmo. 2005. Demam Berdarah Dengue pada Anak. UI Press. Jakarta
9
LAMPIRAN
1. Stiker
10
2. Dokumentasi kegiatan
Suasana penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk
11
Kegiatan penempelan media promosi kesehatan berupa stiker 3M “Plus”
12