mouthwash h

18
Tugas Makalah Biomaterial III MOUTHWASH Oleh : Kelompok 6 Ganjil Pascalin F. 8345 Marapandi Cakra 8347 Andita Andrius 8349 Anindya Prima Y. 8351 Like Rosita D.S 8353 Fitrahani Puspita D. 8355 Rizni Amaliah 8359 Vita Levina H. 8361 FAKULTAS KEDOKTERAAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011 1

Upload: alfika-dinar-fitri

Post on 29-Dec-2015

130 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mouthwash h

Tugas Makalah Biomaterial IIIMOUTHWASH

Oleh :

Kelompok 6 Ganjil

Pascalin F. 8345

Marapandi Cakra 8347

Andita Andrius 8349

Anindya Prima Y. 8351

Like Rosita D.S 8353

Fitrahani Puspita D. 8355

Rizni Amaliah 8359

Vita Levina H. 8361

FAKULTAS KEDOKTERAAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2011

1

Page 2: Mouthwash h

A. Pengertian dan Fungsi

Menurut Eley (2004), mouthwash adalah suatu larutan yang diaplikasikan sebagai

pembersih untuk meningkatkan kesehatan mulut, estetik, dan kesegaran napas. Menurut

Powers dan Sakaguchi (2006), obat kumur adalah larutan cairan yang digunakan sebagai

sebuah bilas secara teratur untuk meningkatkan kesehatan mulut, estetika, dan kesegaran

nafas.

Menurut Eley (2004), obat kumur (mouthwash) digunakan untuk berbagai macam

kegunaan,antara lain membersihkan mulut dari debri makanan, sebagai agen antibakteri

untuk mencegah atau mengurangi akumulasi plak, mengandung fluoride untuk

antikaries, dan untuk mengurangi aktivitas mikroorganisme yang memproduksi bau

mulut. Menurut Harris (1987), mouthwash sama halnya dengan pasta gigi dimana

mempunyai fungsi yang dikategorikan sebagai kosmetik , terapeutik dan kedua-duanya.

Fungsi kosmetik yaitu mouthwash membantu menyingkirkan oral debri sebelum dan

sesudah menyikat gigi, setelah flossing atau setelah prosedur kontrol plak serta memberi

rasa segar pada mulut dan nafas sehingga dapat mengurangi bau mulut. Fungsi teapeutik

yaitu mouthwash memiliki bahan aktif tambahan yang dapat mencegah atau membantu

penyembuhkan proses penyakit lesi-lesi di mulut. Menurut Combe (1986), mouthwash

dapat digunakan untuk berbagai fungsi:

a. Untuk menghilangkan atau membunuh bakteri

b. Untuk berperan sebagai penyegar

c. Untuk pewangi (menghilangkan bau)

d. Untuk mendapatkan efek terapeutik dengan mengurangi infeksi atau mencegah

karies gigi

B. Komposisi

Menurut Powers & Sakaguchi (2006), mouthwash tersusun dari 3 bahan utama :

1. Agen aktif

Agen aktif dipilih berdasarkan keuntungan tertentu bagi kesehatan mulut seperti

aktivitas antikaries, efek antimikrobial, efek flouride, atau mengurangi perlekatan

plak. Agen aktif tadi dibawa di dalam larutan air atau alkohol. Alkohol digunakan

untuk melarutkan beberapa zat aktif, meningkatkan rasa, dan bertindak sebagai

preservatif untuk keawetan penyimpanan produk.

2. Surfaktan

2

Page 3: Mouthwash h

Surfaktan ditambahkan untuk membantu menghilangkan debris dari gigi dan

melarutkan bahan lainnya. Surfaktan dapat merupakan kopolimer nonionik, anionic

seperti sodium lauryl sulfate, atau cetyl perimidium chloride, yang merupakan kation

dengan sifat antibacterial. Menurut Storehagen (2003), surfaktan atau detergen adalah

agen pembersih yang bekerja pada permukaan dan tergantung pada sifatnya yang

hidrofilik dan hidrofobik, melarutkan minyak, dan efek antibacterial. Deterjen

menurunkan tegangan permukaan cairan rongga mulut sehingga bahan-bahan yang

terkandung dalam mouthwash dapat lebih mudah berkontak dengan gigi. Surfaktan

berpenetrasi dan melarutkan plak sehingga mempermudah dalam pembersihan gigi.

Efek busa yang dihasilkan dari deterjen bermanfaat untuk membersihkan gigi dan

berkontribusi untuk menghilangkan debris dan memberikan bersih. Fungsi lain dari

deterjen adalah untuk menyebarkan rasa segar dalam mulut. Deterjen yang sering

digunakan adalah sodium lauryl sulfat.

3. Agen pemberi rasa

Agen ini ditambahkan untuk menyegarkan napas seperti sorbitol yang merupakan

bahan pemanis non- fermentasi (Harris, 1987). Contoh lain : ucalyptol, menthol,

thymol, dan methyl salicylate (Powers,2006).

Ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mengevaluasi produk mouthwash,

antara lain keasaman dan komponen ethanol sebagai pelarut (Powers,2006).

Menurut Eley (2004), komposisi obat kumur biasanya terdiri dari:

1. Agen antibakterial

0,2% chlorhexidine gluconate terlihat paling efektif, tetapi memiliki rasa yang kuat

dan kecenderungan untuk mewarnai gigi yang merupakan kerugian. Garam

quaternary ammonium, seperti cetylpyridinium chloride terkadang digunakan.

2. Alkohol

Berfungsi sebagai bahan pengawet dan bahan semi-aktif. Alcohol juga mampu

meningkatkan aktivitas antibakteri yaitu dengan denaturasi dinding sel bakteri. Selain

itu, alcohol juga berfungsi memberi rasa dan membantu agen perasa dalam larutan.

3. Humectants

Merupakan bahan yang dapat mempertahankan kelembaban seperti gliserin dan

sorbitol.

4. Surfaktan

3

Page 4: Mouthwash h

Membantu menjaga komposisi dalam larutan.

5. Perasa, agen pewarna, bahan pengawet, dan air sebagai pembawa

Menurut Storehagen (2003), bahan aktif (agen terapeutik) dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Anti-karies

a. Flouride

Mouthwash biasanya juga mengandung fluoride. Fluoride pada mouthwash

berfungsi memberikan efek anti karies, dimana efeknya bergantung pada konsentrasi

dan lama penggunaan, dengan 0,2% NaF memiliki uptake lebih besar daripada

0,05%. Semakin lama penggunaan, semakin besar efek perawatan (Powers &

Sakaguchi, 2006).

Tiga teori utama aksi fluoride dalam mencegah karies:

1. Bergabung dengan enamel selama proses perkembangan gigi membentuk

FAP (fluorhydroxyapatite), mengurangi kelarutan apatit.

2. Aksi antibacterial. Pada lingkungan asam, fluor akan membentuk hydrogen

fluoride (HF), HF merupakan asam lemah yang dapat berpenetrasi ke dalam

membrane sel bakteri sehingga akan mengganggu metabolisme bakteri.

3. Pembentukkan calcium fluoride (CaF2) pada plak dan permukaan enamel

selama dan setelah berkumur atau menggosok gigi dengan fluoride. CaF2

bertindak sebagai reservoir. Saat pH turun, fluoride dan kalsium dilepaskan

pada cairan plak, fluoride berdifusi dengan asam dari plak menuju ke

permukaan enamel dengan membentuk FAP.

b. Xylitol

Xylitol adalah gula alcohol yang tidak dapat difermentasi oleh mikroorganisme

dalam mulut. Contoh mouthwash: denivit, zendium.

c. Calsium/ Phosphate

Akan meningkatkan konsentrasi ion kalsium/ phosphate dalam rongga mulut

sehingga meningkatkan remineralisasi dan meningkatkan uptake fluoride.

d. Sodium bicarbonate

Sodium bicarbonate direkomendasikan untuk pasien yang menderita xerostomia

atau erosi karena kemampuannya untuk meningkatkan pH saliva dan menekan

pertumbuhan mikro-organisme yang bersifat asam seperti Streptococcus mutans

(Powers & Sakaguchi, 2006).

4

Page 5: Mouthwash h

2. Anti-plak

a. Ion metal

i. Ion Stannous

Pada mouthwash berbentuk stannous-fluoride atau stannous pyrophosphate.

Mouthwash yang mengandung stannous fluoride dapat mengurangi jumlah S.

mutans dan S. sanguis pada plak, menjadikan enamel bersifat hydrophobic yang

dapat menghambat kolonisasi bakteri, ion stannous menghambat glikolisis

bakteri.

ii. Ion Zinc

Biasanya dalam bentuk zinc chloride atau zinc citrate.

b. Minyak Essensial

Dapat berupa: thymol, menthol, eucalyptol, dan methyl salicylate. Memiliki

aktivitas antibacterial dengan cara merubah dinding sel bakteri. Pencuci mulut yang

berisi empat minyak esensial fenol terkait (timol, eucalyptol, mentol dan metil

salisilat dalam sampai 26% alkohol) dapat menembus biofilm plak dan demikian

membunuh mikroorganisme yang menyebabkan radang gusi. Minyak esensial efektif

dalam mengurangi plak, gingivitis, dan halitosis karena bakterisida dan

kemampuannya menyerap plak. Direkomendasikan sebagai tambahan untuk

membersihan mulut secara mekanik, terutama pada pasien yang memiliki gangguan

kesehatan gigi dan mereka yang menderita peradangan gingiva meskipun teratur

menyikat gigi dan flossing. Obat kumur ini dapat membantu mendukung kesehatan

gingiva sekitar gigi implan. Tidak dianjurkan untuk pasien yang menderita

xerostomia, erosi gigi karena pH mulut yang rendah, atau penyakit mukosa mulut

karena kemungkinan iritasi dan kekeringan mukosa akibat etanol. Obat kumur ini

tidak cocok untuk anak karena risiko penelanan tanpa disengaja etanol dosis tinggi

(Powers & Sakaguchi, 2006).

c. Chlorhexidine

Chlorhexidine dipertimbangkan sebagai “gold standard” mouthwash antiplak

karena memiliki aktivitas antimicrobial yang berspektrum luas dan plak inhibitory

yang potensial. Chlorhexidine efektif melawan bakteri Gram positif dan negatif,

tetapi paling efektif terhadap bakteri Gram positif.

Merupakan agen antibakterial yang kuat yang utama digunakan oleh pasien

yang mengalami infeksi gusi atau jaringan lunak seperti gingivitis atau pericoronitis.

Konsentrasi yang diterima adalah sebesar 0,1 – 0,2 %. Selain itu efek dari

5

Page 6: Mouthwash h

chlorhexidine mampu mengurangi inflamasi terkait dengan penyakit periodontal.

Akan tetapi penggunaannya memiliki efek samping yaitu pasien merasakan rasa

pahit dan cenderung mampu mendiskolorisasi permukaan gigi. (Powers &

Sakaguchi, 2006).

d. Sodium Lauryl Sulphate

3. Anti-kalkulus

Zinc

Berfungsi untuk menghambat kristalisasi pada pembentukan kalkulus.

4. Anti Hipersensitivitas Dentin

Garam Potassium

Garam potassium bereaksi dengan cara memblok potensial aksi di sekitas pulpa

sehingga dapat mencegah respon saraf stimulus.

5. Anti-Apthous

Aminoglucosidase dan Glucose oxidase

Enzymatic toothpaste dan mouthwash tidak mengandung deterjen seperti SLS

karena deterjen dapat mendenaturasi enzim. SLS dapat meningkatkan frekuensi

ulkus/ ulser pada pasien yang menderita Recurrent Aphtous Ulcers (RAU). Pasta

gigi dan mouthwash yang mengandung enzim dapat menjadi alternative bagi

pasien yang menderita RAU.

6. Anti-halitosis

Zinc

Bau tak sedap disebabkan karena bakteri anaerob Gram negatif. Bakteri

memetabolisme sulfur yang berasal dari asam amino sehingga menghasilkan VSC

(Volatile Sulphure-Containing Compounds). Zinc mencegah produksi VSC

dengan cara berikatan dengan sulphur pada asam amino.

6

Page 7: Mouthwash h

C. Cara Pemakaian

Secara umum, mouthrinses baik digunakan pada pagi dan sore hari. ( Powers dan

Sakaguchi, 2006 ). Volume cairan mouth rinses umumnya digunakan untuk

membersihkan mulut sekitar 20 ml. Berkumur dilakukan 2 kali sehari setelah menyikat

gigi. Cara penggunaannya yaitu dengan gargling (berkumur) dengan mouth rinse selama

satu menit lalu larutan dikeluarkan dari rongga mulut. (www.wikipedia.com)

No Nama Produk/ Pabrik/ Negara

Komposisi Cara Pemakaian

Gambar Kegunaan

1 Listerine/ Johnson-johnson/ Amerika Serikat

Thymol IP - 0.06%, Eucalyptol PCx - 0.09%, Benzoic Acid IP - 0.15%, Menthol IP - 0.04%, Ethanol (95%) - IP 26% v/v

Kumur selama 30 detik Listerine dengan takaran 20-30 ml (4 sendok teh) dengan frekwensi 2 kali sehari.

Antibakteri AntiplakMencegah timbulnya plak dan gingivitis.

2 Siwak F/ PT Miswak Utama/ Indonesia

Sodium Fluoride BP 0.05%Cetylpiridium Chloride 0.05%Propylene GlycolGlycerin PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Benzoic Acid, Flavor, Menthol, CI 42090, Potassium acesulfam, Minyak cengkeh, Aqua.

Berkumurlah 2x sehari dengan 5ml cairan mouthwash selama ± 30 detik.

AntikariesAntibakteri Membantu menghilangkan plak

7

Page 8: Mouthwash h

3 Colgate PerioGard Antiseptic/ Palmolive/ Australia

12% w/v Chlorhexidine Gluconate, air, 11.6% alkohol, glycerin, PEG-40 sorbitan diisostearate, flavor, sodium saccharin, and FD&C Blue No. 1.

Untuk orang dewasa dan anak diatas 6 tahun gunakan dua kali sehari lalu kumur dengan 10ml Colgate Periogard selama 1 menit dan gunakan selama 7 hari berturut-turut dalam pengawasan dokter gigi.

AntimikrobaAntiplakMembantu menghilangkan halitosis

4 Meridol/ Gaba/ Switzerland

125 ppm aminefluoride125 ppm stannousfluoride

Kumur dua kali sehari selama 30 detik dengan 10 ml larutan setelah menggosok gigi. Jangan berkumurdengan air setelahnya.

AntikariesAntibakteri dengan cara inaktivasi perlekatan bakteri sehingga tidak menimbulkan plak

6 Betadine Obat Kumur/ Mundipharm/ Switzerland

Povidone-iodine 1,00 g (1% m/v), dan bahan tambahan denatured alkohol.

Untuk anak diatas 6 tahun dan orang dewasa. Kumur dengan 10ml betadine mouthwash selama 30 detik, jangan ditelan. Ulangi selama 4 kali sehari dalam rentang waktu 14 hari atau sesuai perintah

AntimikrobaAntiplak

8

Page 9: Mouthwash h

dokter/ dokter gigi

6 Merocet/ Meds Chemist/ USA

Cetylpyridinium chloride 0.05%,Sucrose, Glucose, Peppermint Oil, Sunset Yellow (E110), Quinoline Yellow (E104), Ethyl Alcohol. Purified Water. 

10-15 ml sekali kumur selama 10-15 detik . digunakan setiap 2-3 jam bila perlu

Antiseptik Antiplak Mengurangi gingivitis

D. Efek

1. Efek mouthwash terhadap dental material :a) Berdasarkan penelitian Elhejazi dan Ateyah (2005), mouthwash merk Emuflour

(zat aktif: fluoride dan zat aditif warna E-124 cochineal red) membuat efek diskolorasi terbesar pada material restorasi sewarna gigi (resin komposit P4, Ormocer, Admira/ADM, dan Compomer Dyract) dibandingkan dengan mouthwash yang lain (Listerine original: alcohol-containing essential oil dan Orasept: alcohol-free mouthrinse). Sedangkan dari ketiga jenis bahan restorasi yang diteliti, bahan Ormocer menunjukkan derajat diskolorasi yang paling besar dengan aplikasi ketiga jenis mouthwash diatas.

b) Berdasarkan penelitian Indrani dkk. (2009), mouthwash yang mengandung ethanol dapat mengurangi kekerasan permukaan (surface hardness) dari resin komposit aktivasi sinar. Efek ini bersifat time-dependent (tergantung lama pemakaian), semakin lama kekerasan permukaannya akan berkurang.

c) Berdasarkan penelitian Diab dkk. (2007), menunjukkan terjadinya pengurangan microhardness dari resin komposit setelah direndam dalam mouthwash yang mengandung alkohol. Selain itu aplikasi mouthwash yang mengandung sodium-fluoride mengakibatkan diskolorasi dari resin komposit.

d) Menurut Powers dan Sakaguchi (2006), mouthwash yang mengandung konsentrasi ethanol yang tinggi dapat melunakan permukaan material resin seperti resin komposit, kompomer, dan sealant. Efek pelunakan dari resin komposit aktivasi sinar oleh mouthwash tersebut ditandai dengan peningkatan laju absorbsi air.

9

Page 10: Mouthwash h

2. Efek dari mouthwash terhadap jaringan:Efek terapi dari mouthwash tergantung dari bahan atau zat aktifnya. Dibawah ini adalah efek dari mouthwash diluar efek terapi dari zat aktifnya :a) Alkohol merupakan bahan yang esensial terdapat dalam sebagian besar

mouthwash. Kandungan alkohol 26% dalam mouthwash dapat menyebabkan lesi hiperkeraosis pada mukosa oral. Penelitian lain menunjukkan terjadinya peningkatan respon nyeri oral setiap peningkatan konsentrasi alkohol dalam mouthwash dari 7,5% sampai 35%.

b) Kandungan detergen (9,9% deterjen anionik dan 7,5% Sodium Lauril Sulfat (SLS)) dapat mengurangi keratinisasi epitelium oral.

c) Agen flavoring seperti cinnamic aldehide pada mouthwash paling banyak dikeluhkan menyebabkan urtikaria pada oral maupun kulit sebagai reaksi alergi.

d) Chlorhexidine mouthwash dapat menyebabkan pewarnaan /diskolorasi berwarna coklat pada gigi dan lidah, serta mempengaruhi sensasi kecap. Efek ini dipengaruhi terkait dengan konsentrasi dan lama pemaparan dari mouthwash ke rongga mulut. Selain itu kasus desquamasi superfisial dari mukosa oral juga dilaporkan sebagai efek pemakaian chlorhexidine.

e) Agen anti mikrobial lain seperti benzethomium chloride 0,2% juga mampu menyebabkan lesi desquamatif dan diskolorasi lidah dan sekitar gigi. Bahan cetylpyridium chloride dapat memberikan sensasi terbakar (burning sensation) pada mukosa mulut.

f) Probable toxic dose (PTD) atau dosis minimal dari konsusmsi fluoride yang menyebabkan gejala yang berbahaya bagi tubuh (fluorosis) menurut Whitford adalah 5 mgF/kg berat badan.

g) Konsentrasi chloroform dalam mouthwash yang dianjurkan adalah maksimal 3,5 %, jika berlebih maka sifat karsinogeniknya akan membahayakan rongga mulut dan tubuh.

h) Triclosan (sebagai antimikrobial dalam mouthwash) bersifat mutagen, teratogen dan karsinogen.

(Schmalz dan Bindslev, 2009)

i) Menurut Powers dan Sakaguchi (2006), mouthwash yang mengandung eugenol juga dapat memberikan efek pewarnaan pada gigi.

E. Panduan Keamanan dan Efektivitas Mouthwash Menurut ADA

Sebuah pabrik mendapatkan ADA Seal bagi produknya dengan mengajukan bukti

ilmiah bahwa produk tersebut aman dan efektif. Dalam hal mouthwash, Dewan dapat

menggunakan panduan apa saja, bergantung pada tujuan penggunaan produk:

a) Produk kemoterapeutik untuk kontrol gingivitis

b) Produk yang digunakan dalam manajemen oral malodor

10

Page 11: Mouthwash h

Mouthwash yang mengklaim untuk mengontrol gingivitis harus membuktikan klaim

tersebut dengan mendemonstrasikan secara statistik pengurangan inflamasi gingiva yang

sangat signifikan. Mouthwash yang mengklaim untuk mengontrol bau mulut harus

membuktikan klaim tersebut dengan menunjukan bahwa dapat bekerja untuk mengurangi

bau mulut dengan efek yang berkepanjangan dalam waktu tertentu. Mouthwash yang

mengandung fluoride untuk mengurangi decay harus mendemonstrasikan efektifitasnya

dengan uji klinis, atau menunjukan bahwa formulanya sama dengan produk yang secara

klinis telah diterima. Mouthwash jenis apapun, pabrik tersebut harus menunjukan bahwa

produk itu aman dan tidak merusak jaringan oral ataupun menyebabkan masalah internal

apapun

(American Dental Association, 2011)

Untuk mendapatkan ADA Seal, kemoterapeutik antiplak dan antigingivitis (mouthwash)

harus:

1. Diuji dalam populasi pemakai produk tertentu, dimana uji tersebut dibandingkan

dengan kontrol negatif dan, jika dapat, kontrol aktif.

2. Didukung oleh data dari setidaknya dua uji 6 bulan dilakukan pada area bebas, dengan

pemeriksaan gingivitis dan pemeriksaan kualitatif dan kuantitatis pembentukan plak

pada baseline, sebuah titik tengah (biasanya 3 bulan), dan 6 bulan.

3. mendokumentasikan penurunan plak supragingival dan gingivitis secara signifikan

dengan dibandingkan dengan kontrol negatif pada masing-masing 2 uji dan

mendemonstrasikan penurunan gingivitis secara signifikan untuk kelompok

mouthrinse sekurangnya 15% untuk uji manapun dan penurunan rata-rata 20% pada 2

uji dibandingkan dengan kelompok kontrol.

4. Mengembangkan keamanan produk dengan respek terhadap jaringan lunak, gigi,

toksikologi, dan efek terhadap flora oral.

5. Data dari uji-uji tersebut dipresentasikan dan ditinjau oleh ADA Council on Scientific

Affairs. Jika produk tersebuk memenuhi standar yang dikembangkan, produk tersebut

dianugerahi ADA Seal of Acceptance.

Untuk profesional dan konsumen, ADA Seal untuk mouthrinses antimikrobial

mengindikasikan bahwa :

1. Data produk telah dengan sukses melalui tinjauan intensif, keamanan pasti dan

efektifitas.

2. Bukti mendukung klaim pabrik untuk keefektifitasan melawan plak supragingival

dental dan gingivitis

11

Page 12: Mouthwash h

3. Produk tersebut aman saat digunakan sesuai petunjuk

(American Dental Association, 2011)

F. Daftar Pustaka

American Dental Association. 2011. Mouthrinses. http://www.ada.org/1319.aspx. Diakses tanggal 13 Maret 2011.

Combe, EC. 1986. Notes on Dental Materials. Churchill Livingstone. New York. Hal 356- 357

DePaola LG. Spolarich AE. 2007. Safety And Efficacy Of Antimicrobial Mouthrinses In Clinical Practice. http://findarticles.com/p/articles/mi_m1ANQ/is_8_21/ai_n25014628/. Diakses tanggal 13 Maret 2011.

Diab M, Zaazou M.H., Mubarak E.H, and Fahmy O.M.I., Effect Of Five Commercial Mouthrinses On The Microhardnessnand Color Stability Uof Two Resin Composite Restorative Material. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 1(4): 667-674, 2007

Eley, BM. Manson, JD. 2004. Periodontics. Fifth edition. Elsevier Limited. Philadelphia. Hal 139 - 140

Elhejazi, A.A and Ateyah N.Z, 2005. The Effect od Different Mouthwashes On Color Stability Of Tooth-Coloured Restorative Materials. Egyptian Dental Journal vol 51 page 1943-1947

Harris NO, Christen AG. 1987. Primary Preventive Dentistry, 2nd ed. Appleton and Lange. California. Hal 167-175

Indrani D.J, Lucky T.S, Nurvanita N, and Yulanti N. 2009. Effect Of Ethanol In Mouthwashes On The Surface Hardness Of Dental Resin Composite Material. Padjajaran Journal of Dentistry vol 21(1) page 8-13

Powers, JM. Dan RL Sakaguchi. 2006. Craig’s Restorative Dental Material. 12th ed. Mosby Elsevier. St. Louis. hal 165- 167

Schmalz G dan Bindslev D.A, 2009. Biocompatibility of Dental Material. Springer.

Berlin. Hal 271 -284

Storehagen, S, Ose N, Nidha S. 2003. Dentrifices And Mouthwashes Ingredients and Their Use. Universitetet I Oslo. Oslo. Hal 6-13

Wikipedia Free Encyclopedia. 2010. Mouthwash. http://en.wikipedia.org/wiki/Mouthwash. Diakses tanggal 12 April 2011.

12