muspiyan kesit (11122015)
TRANSCRIPT
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 1/30
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM MELALUI PEMBELAJARAN MULTI
MODEL DI KELAS V SD NEGERI WATES KABUPATEN
TULUNGAGUNG SEMESTER II TAHUN 2014/2015
Disusun Oleh:
MUSPIYAN, S.Pd I
NIP. 19610917 198603 1 017
ABSTRAK
Kata kunci : Pembelajaran Multi Model, Pendidikan Agama Islam
Di dalam proses belajar mengajar siswa sebagai pusat pembelajaran harus
aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan
dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung
dalam proses belajar mengajar. Bahasa memiliki peran central dalam
perkembangan intelektual, social dan emosional peserta didik. Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal
dirinya, budayanya, dan mengenal budaya orang lain dan Tuhanya,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa. tersebut.
Pembelajaran multi model merupakan kombinasi pembelajaran kooperatif,
pembelajaran langsung dan presentasi. Dengan menggunakan pembelajaran multi
model diharapkan dapat meningkatkan minat siswa untuk lebih aktif mengikuti
pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga prestasi hasil belajar Pendidikan
Agama Islam dapat meningkat.
Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan olch peneliti adalah
penelitian tindakan. Menurut Waseso (1994) penelitian tindakan merupakan
proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan
pengamatan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang. Penelitian
tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan baru atau cars pendekatan baru
untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung ( Zurich, 2003)Berdasarkan hasil penelitian dalam setiap siklusnya didapatkan hasil
belajar yang meningkat. Data hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
mengalami peningkatan, sebelum siklus sebesar 58,35; siklus I sebesar 67,58 dan
siklus II sebesar 74,41. Hal ini menunjukkan peningkatan minat siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Meneladani perilaku Kholifah
Umar bin Khottob RA.
Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran multi model
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Meneladani perilaku
Kholifah Umar bin Khottob RA dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa secara meyakinkan.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 2/30
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam proses belajar mengajar siswa sebagai pusat pembelajaran
harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk
mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat
aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka inti dan tujuan
pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan manusia Indonesia seutuhnya
dalam rangkaian pelaksanaan pendidikan tersebut perlu diambil langkah -
langkah yang memungkinkan adanya tingkah laku disiplin pada siswa didalam
masyarakat dan terutama di sekolah.
Pendidikan Agama Islam memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan mengenal budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.
Ilmu merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi
yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun
dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman
masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa
yang akan datang.
Metode multi model, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem
ini karena metode pembelajaran ini mengarahkan pembelajaran dan sesuai
dengan kamkter pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 3/30
Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: "Peningkatan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Melalui Pembelajaran Multi Model di Kelas V SD
Negeri Wates Kabupaten Tulungagung”.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang permasalahan maka masalah yang akan
penulis jawab dalam penelitian ini adalah “ Apakah dengan penerapan metode
multi model dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri
Wates Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung tahun 2014/2015
semester II pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Materi
Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA?”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan-tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Wates
Kabupaten Tulungagung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
materi Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA”.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran multi model terhadap
peningkatan prestasi hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
materi Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA”.
D. Manfaat Penelitian
Bertitik dari tujuan penelitian, maka diharapkan hasil dari penelitian
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 4/30
ini dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, balk persyaratan untuk
melengkapi pengusulan angka kredit kenaikan pangkat golongan IV/a-
IV/b yang harus ditempuh oleh peneliti maupun sebagai wahana menambah
pengalaman dan pengetahuan penelitian dalam hal melakukan penelitian
yang tentunya akan sangat berguna untuk pengembangan kehidupan
peneliti pada masa - masa yang akan datang.
b. Bagi Sekolah
Penelitian ini sangat penting bagi sekolah khususnya di SD Negeri Wates
Kabupaten Tulungagung, dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
menentukan berbagai langkah kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan
belajar di sekolah tersebut.
c. Bagi siswa
Dengan memperhatikan penelitian ini, maka siswa mengalami peningkatan
prestasi belajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Jika pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan materi Meneladani perilaku Kholifah Umar
bin khottob RA menggunakan metode multi model, maka prestasi belajar
siswa kelas V semester II SD Negeri Wates 2014/2015 dapat meningkat.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 5/30
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Minat dan Belajar
1. Minat
Para ahli mengemukakan definisi tentang minat namun seringkali
terdapat perbedaan di antara mereka. Walaupun minat didefinisikan secara
berbeda-beda, tetapi dalam definisi-definisi tidak nampak adanya
kontradiksi. Sedangkan pendapat tentang definisi minat diantaranya
adalah:
1) Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu
(Syah, 1995 : 136).
2) Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek menetap, untuk merasa
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa
senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987: 105).
3) Doyles Fryer menyatakan minat adalah gejala psikis yang berkaitan
dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu (Nurkancana dan Sumanrtana, 1986: 229).
4) Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang tedadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
pada keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri (Sardiman, 1995
76).
Ditinjau dari definisi-definisi tersebut, maka minat itu sebenarnya
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 6/30
mengandang unsur-unsur kognisi (mengenal), afeksi (perasaan) dan konasi
(kehendak). Unsur kognitif, dalam arti minat itu didahului oleh
pengetahuan dan infortnasi mengenai obyek yang dituju oleh minat
tersebut. Unsur afeksi, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu
disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang). Sedangkan
unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu yang
diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu
kegiatan, termasuk kegiatan yang diselenggarakan di sekolah (Abror,
1993).
Dengan bertitik tolak dari definisi di atas, maka minat secara
sederhana didefinisikan sebagai kecenderungan yang menetap dalam
subyek untuk merasa tertarik, suka ataupun senang pada obyek atau
aktivitas tertentu (dalam hal ini aktivitas belajar) yang dipilih secara bebas
oleh individu dan dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya
sendiri.
2. Belajar
Belajar dapat diartikan bermacam-macam, tergantung dari sudut
pandang mans defmisi itu diberikan. Ada empat teori belajar yang dapat
digunakan sebagai sudut pandang dalam mendefinisikan belajar yaitu :
teori belajar tingkah laku (behavioristik), kognitif, humanistik dan
sibernetik. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka peneliti kemukakan
defmisi belajar menurut teori belajar kognitif. Hal ini karena teori belajar
kognitif meningkatkan apa yang ada pada diri siswa dan mementingkan
peranan fungsi kognitif yang berarti melibatkan proses berfikir yang
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 7/30
sangat kompleks serta dalam pemecahan masalah (problem) ciri khasnya
adalah pemahaman.
Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan
pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Proses belajar akan berjalan
baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi (berkesinambungan)
secara "klop" dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh siswa
(Irwan dkk, 1997).
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut WJS. Poerwadarminta dalam "Kamus Umum Bahasa
Indonesia" mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
atau dilakukan (Poerwadarminta, 1976 : 768 ).
Tanga disadari, Bering diucapkan kata "prestasi" baik itu dalam
kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang
diperoleh tiap-tiap, orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu
tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang
menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu
pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam waktu
yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan
tingkah laku tersebut.
2. Bentuk Prestasi Belajar
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 8/30
Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang
diperoleh dari hasil ulangan Baja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi
yang lain. Simon Bloom dalam buku "Supervisi Pendidikan" menjelaskan
bahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu kognifikan,
afektif dan psikomotorik (simon, 1987:68).
Prestasi belajar siswa dicerminkan oleh nilai yang diperoleh dalam
evaluasi. Cara penilaian pada umumnya dipergunakan dengan cars
kuantitatif, artinya hasil evaluasi itu diberikan dalam bentuk angka-angka.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan
dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi
seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajarnya
tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan
dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental,
dan faktor dalam yang terdiri atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi
Suryabrata, 1983 : 7).
1) Faktor Luar
a. Faktor lingkungan
b. Faktor-faktor Instrumental
Faktor-faktor lunak (software), seperti kurikulum, program,
pedoman - pedoman belajar dan sebagainya.
2) Faktor dalam
a. Kondisi fisiologis
b. Kondisi Psikologis
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 9/30
a) Minat
b) Kecerdasan
c) Bakat
d) Motivasi
e) Kemampuan Kognitif
C. Pengertian Ketuntasan Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar mengajar (Syah, 2001: 150). Namur demikian pengungkapan
perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususnya ranah rasa murid sangat
sulit.
Untuk ukuran dan data hasil belajar system adalah mengetahui garis
besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dihubungkan dengan jenis
prestasi yang hendak diukur.
Menurut Syah (2001: 152), setelah mengetahui indikator prestasi
belajar (ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik) perlu mengetahui
bagaimana menetapkan batas minimum keberhasilan belajar pada, siswa /
menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan
dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa, alternatif norma
pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar. Diantaran norma - norma pengukuran tersebut adalah :
a. Norma skala angka dari 0 sampai 10. angka terendah yang menyatakan
kelulusan / keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 10/30
6.
b. Norma skala, angka dari 0 sampai 100. angka terendah yang menyatakan
keluluan / keberhasilan belajar (passing grade) Skala 0 - 100 adalah 55
atau 60 (Syah, 2001 : 153).
c. Sehingga dapat dikatakan bahwa target minimum keberhasilan belajar
siswa jika serang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh togas atau
dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar.
D. Pembelajaran Multi Model
Bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi,
maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan
akihatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi
dalam mengajar.
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses mengajar akan
meliputi tiga aspek/yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi menggunakan
media, bahan pengajaran dan variasi dalam internal antara guru dan siswa.
Apabila komponen-komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya
atau terintegrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa. Membangkitkan
kemauan belajar, keterampilan yang bervariasi ini misalnya ketrampilan dalam
memberi pertanyaan, dalam penguatan.
Adanya variasi dalam proses belajar mengajar dapat ditunjukkan
dengan adanya perubahan dan gaya mengajar guru, adanya perubahan
interaksi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa.
Jadi pembelajaran multi model dalam penelitian ini sangatlah tepat
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 11/30
dalam peningkatan keberhasilan belajar siswa. Diharapkan dengan
pembelajaran multi model siswa lebih bergairah dan berpartisipasi aktif dalam
proses belajar mengajar. Pembelajaran multi model merupakan kombinasi
pembelajaran kooperatif, pembelajaran langsung dan presentasi.
Model pengajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar
yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh
informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Ketrampilan dasar
itu adalah pengetahuan prosedural dan deklaratif. (Arends, 1997) Model
pengajaran langsung adalah model pengajaran yang berpusat pada guru.
Pengajaran ini memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat dipihak
guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus
menjamin tedadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan,
mendengarkan, resitasi dan tanya jawab.
Teori yang paling banyak sumbangannya pada model pembelajaran
langsung adalah teori belajar sosial Bandura. Menurut Bandura sebagian besar
manusia belajar melalui pengamatan selektif, kemudian mengingat dan meniru
tingkah laku orang lain. Artinya manusia dapat belajar melalui modelling,
yaitu dari contoh atau model.
Sedangkan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Siswa bekeda dalam kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedangdan rendah
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin berbeda-beda
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 12/30
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok.
Menurut teori konstructivisme mengatakan bahwa ciri-ciri
pembelajaran kooperatif tersebut sangatlah cocok bagi siswa daiam
menemukan dan memahami pokok bahasan yang sulit jika mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sebaya. Selain itu dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan ketrampilan
bertanya siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Metode Ceramah
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan ceramah yaitu memberi tahu dan
menerangkan kepada pendengar tentang sesuatu masalah atau petunjuk
secara global atau detail. Ceramah bisanya diterapkan atau digunakan oleh
para da'i atau mubaligh yang memberikan petuah-petuah kepada
pendengar.
2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penggunaan metode ceramah ialah agar siswa lebih mengerti
karena dengan adanya ceramah maka siswa akan merasa jelas dengan
penjabaran dari ceramah tersebut. Biasanya dengan ceramah apabila
murid kurang jelas maka diharapkan murid langsung mengacungkan
tangan untuk bertanya, sehingga keadaan kelas menjadi hidup.
Manfaat
Penggunaan metode ceramah baik untuk:
1) Menimbulkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 13/30
memenuhi aturan.
2) Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cars berfikir kritis,
analitis dan logic.
3) Memupuk rasa hormat kepada pembicara, siapa, pun itu.
4) Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan
bahasa yang baik dan benar.
F. Metode Diskusi
1. Pengertian
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan
cara siswa membahas, bertukar pendapat mengenai topik/masalah tertentu,
untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan.
2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penggunaan metode diskusi ialah agar siswa aktif dalam
kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan
masalah tertentu.
Manfaat
Penggunaan metode diskusi baik untuk
1) Menimbulkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang
demokratis.
2) Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara beffikir kritis,
analitis dan logis.
3) Memupuk rasa kerjasama, sikap toleran dan rasa sosial.
4) Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 14/30
bahasa yang baik dan benar.
3. Langkah-langkah penggunaan
a. Persiapan
Menentukan topik yang akan didiskusikan.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelompok-kelompok yang
lebih kecil.
b. Merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan
yang lain untuk kelancaran jalannya diskusi Pelaksanaan
Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Mengkonsumsikan topik diskusi.
Memberikan pengarahan diskusi.
Bila kelas besar dibagi dalam kelompok yang lebih kecil sesuai
dengan kebutuhan.
Masing-masing kelompok memilih pimpinan diskusi, sekretaris
ataupun pelapor.
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya.
Guru berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok untuk menjaga
ketertiban atau membantu kegiatan diskusi, misalnya mengarahkan
diskusi, membantu menjawab pertanyaan dan sebagainya.
1) Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah
didiskusikan. Hasil diskusi tersebut kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain, bila perlu juga dapat membantu memberikan
jawaban.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 15/30
2) Hasil diskusi antar kelompok kemudian dicatat, ditulis dalam
laporan.
3) Laporan hasil diskusi disampaikan kepada guru, oleh pimpinan
diskusi atau pelapor.
G. Metode Demonstrasi
Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah cara penyajian
bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan
selama pelajaran berlangsung.
Metode ini sangat cocok digunakan untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu,
proses membuat sesuatu, membandingkan komponen-komponen yang
membentuk sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan cara lain, dan untuk
mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai
kelebihan sebagai berikut :
1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat).
2. Siswa lebih mullah memahami apa yang dipelajari.
3. Proses pengajaran lebih menarik.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 16/30
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 17/30
METODOLOGI PENELITLAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Neger Wates Kabupaten
Tulungagung pada siswa Kelas V Semester II bidang studi Pendidikan
Agama Islam pokok bahasan Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob
RA tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa.
Sedangkan Peneliti disini adalah Kepala SD Negeri Wates. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai bulan April 2015. Untuk lebih
mudah dalam pelaksanaan kegiatan maka dibuat rencana kegiatan penelitian.
Rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
No. Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan
16 Pebruari 2015 Penyampaian ijin
kepada Kepala
Sekolah
Ruang Kepala
Sekolah
23 s/d 26
Pebruari 2015
Observasi Penelitian Dilaksanakan di SD
Neger Wates
30 Pebruaris/d
3 Maret 2015
Pelaksanaan Siklus I Dilaksanakan di SD
Neger Wates
7 s/d 10 Maret2015
Pelaksanaan Siklus II Dilaksanakan di SDNeger Wates
B. Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 siklus, tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat
apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 18/30
observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal
diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam
kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan
penelitian ini dengan prosedur :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pelaksanaan (Action)
3. Observasi (Observasing)
4. Refleksi (Reflection)
C. Prosedur Penelitian
a. Persiapan Tindakan
Dalam penelitian ini, masalah yang akan dibahas adalah rendahnya
kemampuan bertanya siswa Kelas V SD Negeri Wates Kabupaten
Tulungagung adapun penyebab timbulnya masalah tersebut adalah :
a) Siswa takut untuk bertanya/mengemukakan pendapat
b) Takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik
c) Siswa malu bertanya
d) Siswa tidak memahami konsep yang diajarkan
e) Pertanyan guru tidak dimengerti siswa.
f) Malas karena tidak tertarik pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam.
g) Merasa takut atau malu ditertawakan oleh teman-temannya bila
pertanyaan yang diajukan salah/jelek.
h) Siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 19/30
Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini
diperlukan alat bantu sebagai berikut :
1 . Membuat Rencana Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
Multi Model.
2 . Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar
mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi
terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan
untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan
aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan terstruktur terlebih
dahulu didiskusikan oleh tim action research.
3 . Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka
optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa
(LKS) dan juga alat peraga.
4 . Lembaran Angket
Lembaran angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa
terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru.
5 . Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes
dilaksanakan tiap akhir siklus.
6 . Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas.
Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru
maupun siswa ketika melaksanakan penelitian.
b. Implementasi Tindakan
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 20/30
Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan,
berikut disampaikan deskripsi, skenario dan prosedur tindakan yang
digunakan dalam penelitian ini.
a) Deskripsi Tindakan
Deskripsi dan tindakan penelitian ini sebagai berikut:
Jumlah siswa Kelas V sebanyak 17 siswa dibagi ke dalam 5 kelompok
dengan kemampuan siswa yang heterogen dilihat dari jenis kelamin
maupun kemampuan siswa, tiap kelompok masing-masing terdiri dari
3 - 4 siswa. Setiap kelompok memiliki hak yang sama yaitu untuk
mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi
kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan.
b) Skenario Kerja Tindakan
Skenario dari tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Langkah-langkah yang dilakukan guru
Melaksanakan appresepsi / persepsi
Memberikan motivasi
Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan metode Multi Model.
Melaksanakan diskusi kelompok
Melaksanakan diskusi kelas
Memhantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam
kesulitan
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 21/30
Melatih meminta siswa membuat pertanyaan
Melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain
Bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan
Melaksanakan penilaian proses
Memberikan tugas pada akhir pelajaran
2) Langkah-langkah yang dilakukan siswa
Berdiskusi dalam kelompoknya
Diskusi kelas
Membuat pertanyaan
Mengajukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan
Memberikan tanggapan
Minta bantuan guru bila mengalami kesulitan
Presentasi hasil Diskusi
Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan
Mengedakan penilaian proses
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data hasil penelitian maka digunakan beberapa
instrumen antara lain :
a. Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar.
b. Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Lembar soal atau kisi - kisi ulangan.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 22/30
HASIL PENELITIAN
A. Siklus Pertama
1. Refleksi Awal
Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di
kelas V SD Negeri Wates Kabupaten Tulungagung yaitu tentang
rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
2. Planning (Perencanaan)
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelakasanaan tindakan ini adalah:
a. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Multi
Model
b. Menyusun petunjuk kegiatan siswa
c. Melaksanakan kegiatan penelitian
d. Penilaian hasil kegiatan penelitian
3. Action (Pelaksanaan)
Pelaksanaan penelitian pada Siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian Siklus I
No. Tanggal Pelaksanaan Keterangan1 23 – 26 Pebruari 2015 Observasi
2 30 Pebruari – 3 Maret 2013 Siklus I
Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan
kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan :
Guru mengkornunikasikan tujuan pembelajaran tentang
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 23/30
Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA.
Tanya jawab tentang Meneladani perilaku Kholifah Umar bin
Khottob RA.
2) Kegiatan Inti :
Guru memberikan materi kepada, siswa tentang Meneladani
perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA.
Guru menjelaskan lebih detail kepada siswa materi Pendidikan
Agama Islam pokok bahasan Meneladani perilaku Kholifah
Umar bin Khottob RA.
Secara kelompok siswa mengerjakan lembar kerja.
Melaporkan hasil kerja kelompok, sedangkan kelompok lain
menanggapi dan melengkapi.
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
Mengerjakan tes mandiri.
3) Kegiatan Penutup :
Pemajangan hasil tes.
Penegasan catatan siswa
4. Observasi (Pengamatan)
Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian kinerja siswa,
hasil post test dan lembar observasi. Untuk penilaian kinerja hasilnya
adalah sebagai berikut :
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 24/30
Tabel 4.2 Hasil Nilai Siswa pada, Siklus I
No. Nama SiswaHasil
Nilai
Ketuntasan
TuntasTidak
Tuntas1 Govi Putra Zelqqa G. 67 2 Adinda Octavia Rahma 69 3 Alya Luthfiyyatul N.U 70 4 Aprilia Novitasari 67 5 Dimas Sopiyan 72 6 Fitri Sye Wulandari 59 7 Muh Farisal Rohman 72 8 Mu Ilham Rifai 62 9 Muh Rizqi Saputra 65
10 Nora Wiji Dharma 67 11 Randi Tya Falerian 77 12 Roy Saputra 67 13 Salsa Zahrotul Azizah 67 14 Suci Krisna Lestari 62 15 Winda Setiani 75 16 Ahmad Ferdian J.Z 64 17 Dicky Mahendra 70
Jumlah 1149 6 11
Rata-rata 67,58 35.29 64.71
Dari data di atas terlihat jelas bahwa kemampuan siswa untuk
memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan dengan kualifikasi baik
masih sangat rendah.
5. Refleksi
Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
a. Guru kurang dalam memotivasi siswa.
b. Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,
sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya
memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena
masih sangat rendah.
c. Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dari hasil
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 25/30
temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Siklus Kedua
1. Planning (Perencanaan)
Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan
siklus pertama, yang beda adalah pada materi kegiatannya. Selain itu
berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu
ditambahkan yang meliputi :
a. Memperbaiki teknik bertanya pada guru.
b. Mengurangi dominasi guru.
c. Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi.
2. Action (Pelaksanaan)
Pada siklus kedua pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama
dengan siklus pertama dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi
guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif
dalam kegiatan diskusi.
Pelaksanaan kegiatan penelitian untuk siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.3 Jadwal Penelitian Siklus II
No. Tanggal Pelaksanaan Keterangan
1 7 – 10 Maret 2015 Siklus II
Sedangkan langkah - langkah proses kegiatan pembelajaran pada siklus II
adalah sebagai berikut
1) Kegiatan Pendahuluan :
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 27/30
2 Adinda Octavia Rahma 75 3 Alya Luthfiyyatul N.U 80 4 Aprilia Novitasari 75 5 Dimas Sopiyan 80 6 Fitri Sye Wulandari 67 7 Muh Farisal Rohman 80 8 Mu Ilham Rifai 72 9 Muh Rizqi Saputra 70
10 Nora Wiji Dharma 75 11 Randi Tya Falerian 80 12 Roy Saputra 75 13 Salsa Zahrotul Azizah 72 14 Suci Krisna Lestari 70 15 Winda Setiani 80 16 Ahmad Ferdian J.Z 72 17 Dicky Mahendra 75
Jumlah 1265 16 1
Rata-rata 74.41 94.11 3.89
Berdasarkan hasil nilai pada siklus II di atas terlihat ada peningkatan
prestasi belajar siswa. Kekurangan - kekurangan yang ada pada siklus I
sudah menampakkan adanya perbaikan pada siklus II di atas.
4. Refleksi
Dari hasil observasi pada siklus II dalam penelitian tindakan ini dapat
direfleksikan sebagai berikut:
a. Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
b. Kekurangan yang tedadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh
guru peneliti.
Siswa lebih memahami mated yang disampaikan, terlihat dari
kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal materi
pembelajaran Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob
RA.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 28/30
C. Interpretasi Data
Data yang penulis sajikan tersebut berupa data hasil belajar siswa dan
data pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Guru. Interprestasi terhadap data,
penulis sajikan pada dua hal tersebut yakni hasil belajar siswa dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar Guru. Tindak lanjut terhadap hasil interprestasi ini
berupa perencanaan tindakan pada tiap siklus, penulis sertakan atas dasar
evaluasi untuk perbaikan kelemahan yang tedadi dalam pelaksanaan kegiatan.
Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 58,35 siklus
pertama : 67,58 dan siklus kedua : 74,41 untuk dapat lebih jelasnya penulis
telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada grafik di
bawah :
Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Pada Tiap Siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Seb. Siklus Siklus I Siklus II
58.35
67.58
74.41
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 29/30
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Dengan diterapkannya proses pembelajaran
dengan metode Multi Model menjadikan :
1) Pemahaman siswa terhadap suatu pokok bahasan akan mengalami
peningkatan,
2) Minat siswa untuk mempelajari Pendidikan Agama Islam semakin
meningkat,
3) Motivasi guru terhadap siswa juga meningkat,
4) Dominasi guru terhadap pembelajaran akan semakin berkurang,
5) Suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan menyenangkan.
B. Saran - saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut agar dalam menerapkan model
belajar Multi Model dapat mencapai hasil yang memuaskan :
Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar
yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok
bahasan dan sesuai dengan pelajaran.
Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang
melibatkan kegiatan Multi Model.
Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan model pembelajaran
Multi Model.
7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 30/30
Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau
input dari pars kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja.
Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau
motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi
yang diajarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
………….1996, Pedoman Pembuatan Umum Ejaan Bahasa Indonesia YangDisempurnakan, Jakarta, Depdikbud.
Moh. Rofa'i, MP, 1982, Administrasi Dan Supervise Pendidikan, Bandung,
Jammars.
Ngalim Purwanto, MP, .1997, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja,
Rosdakarya.
Muhimat, M, 1994, PPKn Dan Kependudukan, Bandung, Geneca. Exact
Pedomo Hadinoto, H, dkk, 1991, Kesulitan Belajar Dan Gangguan Bicara,Semarang, Baridan Penerbit Universitas Diponegoro.
Pehardjono, 1995, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang
Pendidikan Dan Angkor Kredit Pengembangan Profesi Guru, Jakarta,
Depdikbud.
Dosen FIP IKIP Malang, 1980, Pengantar Dasar- Dasar Kependidikan Nasional.
WJS. Poerwadarminto, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai
Pustaka.