muspiyan kesit (11122015)

30
PENINGKAT AN P RESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PEMBELAJARAN MULTI MODE L DI KELAS V SD NEGERI WATES KABUPATEN TULUNGAGUNG SEMESTER II TAHUN 2014/2015 Disusun Oleh: MUSP IYAN, S.Pd I NIP. 19610917 198603 1 017 ABSTRAK Kata ku nci : Pemb elajaran Multi Model, Pendi dikan Ag ama Islam Di dalam proses belajar mengajar siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dala m pros es b elaja r meng ajar. Baha sa me miliki pera n ce ntral dala m perkembangan intelektual, social dan emosional peserta didik. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat memba ntu pes erta didik mengenal diriny a, b uday anya , dan meng ena l bud aya o rang lain dan Tuha nya, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunak an bahasa. tersebut. Pembelajaran multi model merupakan kombinasi pembelajaran kooperatif, pembelajaran langsung dan presentasi. Dengan menggunaka n pembelajaran multi model diharapkan dapat meningkatkan minat siswa untuk lebih aktif mengikuti pemb elaja ran Pend idikan Agama Isl am sehin gga p rest asi h asil b elaja r Pend idikan Agama Islam dapat meningkat. Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan olch peneliti adalah penelitian tindakan. Menurut Waseso (1994) penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan pengamatan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang. Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan baru atau cars pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung ( Zurich, 2003) Berdasarkan hasil penelitian dalam setiap siklusnya didapatkan hasil belajar yang meningkat. Data hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan, sebelum siklus sebesar 58,35; siklus I sebesar 67,58 dan siklus II sebesar 74,41. Hal ini menunjukkan peningkatan minat siswa dalam pe mbe laj aran Pen did ika n Aga ma Isl am ma ter i  Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran multi model da lam pe mbe laj ara n Pen didika n Aga ma Isl am mat eri  Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa secara meyakinkan.

Upload: kesit-bayuwardhana

Post on 01-Mar-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 1/30

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM MELALUI PEMBELAJARAN MULTI

MODEL DI KELAS V SD NEGERI WATES KABUPATEN

TULUNGAGUNG SEMESTER II TAHUN 2014/2015

Disusun Oleh:

MUSPIYAN, S.Pd I

NIP. 19610917 198603 1 017

ABSTRAK

Kata kunci : Pembelajaran Multi Model, Pendidikan Agama Islam

Di dalam proses belajar mengajar siswa sebagai pusat pembelajaran harus

aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan

dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung

dalam proses belajar mengajar. Bahasa memiliki peran central dalam

perkembangan intelektual, social dan emosional peserta didik. Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal

dirinya, budayanya, dan mengenal budaya orang lain dan Tuhanya,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa. tersebut.

Pembelajaran multi model merupakan kombinasi pembelajaran kooperatif,

pembelajaran langsung dan presentasi. Dengan menggunakan pembelajaran multi

model diharapkan dapat meningkatkan minat siswa untuk lebih aktif mengikuti

pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga prestasi hasil belajar Pendidikan

Agama Islam dapat meningkat.

Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan olch peneliti adalah

penelitian tindakan. Menurut Waseso (1994) penelitian tindakan merupakan

proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan

pengamatan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang. Penelitian

tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan baru atau cars pendekatan baru

untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung ( Zurich, 2003)Berdasarkan hasil penelitian dalam setiap siklusnya didapatkan hasil

belajar yang meningkat. Data hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

mengalami peningkatan, sebelum siklus sebesar 58,35; siklus I sebesar 67,58 dan

siklus II sebesar 74,41. Hal ini menunjukkan peningkatan minat siswa dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi  Meneladani perilaku Kholifah

Umar bin Khottob RA.

Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran multi model

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi  Meneladani perilaku

Kholifah Umar bin Khottob RA dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa secara meyakinkan.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 2/30

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam proses belajar mengajar siswa sebagai pusat pembelajaran

harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk 

mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat

aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka inti dan tujuan

pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan manusia Indonesia seutuhnya

dalam rangkaian pelaksanaan pendidikan tersebut perlu diambil langkah -

langkah yang memungkinkan adanya tingkah laku disiplin pada siswa didalam

masyarakat dan terutama di sekolah.

Pendidikan Agama Islam memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan mengenal budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

Ilmu merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi

yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun

dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman

masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa

yang akan datang.

Metode multi model, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem

ini karena metode pembelajaran ini mengarahkan pembelajaran dan sesuai

dengan kamkter pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 3/30

Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk 

mengadakan penelitian dengan judul: "Peningkatan Prestasi Belajar 

Pendidikan Agama Islam Melalui Pembelajaran Multi Model di Kelas V SD

 Negeri Wates Kabupaten Tulungagung”.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang permasalahan maka masalah yang akan

penulis jawab dalam penelitian ini adalah  “ Apakah dengan penerapan metode

multi model dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri

Wates Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung tahun 2014/2015

semester II pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Materi

 Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan-tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Wates

Kabupaten Tulungagung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

materi Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA”.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran multi model terhadap

peningkatan prestasi hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

materi Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA”.

D. Manfaat Penelitian

Bertitik dari tujuan penelitian, maka diharapkan hasil dari penelitian

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 4/30

ini dapat bermanfaat bagi:

a. Bagi peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, balk persyaratan untuk 

melengkapi pengusulan angka kredit kenaikan pangkat golongan IV/a-

IV/b yang harus ditempuh oleh peneliti maupun sebagai wahana menambah

pengalaman dan pengetahuan penelitian dalam hal melakukan penelitian

yang tentunya akan sangat berguna untuk pengembangan kehidupan

peneliti pada masa - masa yang akan datang.

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini sangat penting bagi sekolah khususnya di SD Negeri Wates

Kabupaten Tulungagung, dapat dipergunakan sebagai acuan dalam

menentukan berbagai langkah kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan

belajar di sekolah tersebut.

c. Bagi siswa

Dengan memperhatikan penelitian ini, maka siswa mengalami peningkatan

prestasi belajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:  Jika pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan materi Meneladani perilaku Kholifah Umar 

bin khottob RA menggunakan metode multi model, maka prestasi belajar 

siswa kelas V semester II SD Negeri Wates 2014/2015 dapat meningkat.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 5/30

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Minat dan Belajar

1. Minat

Para ahli mengemukakan definisi tentang minat namun seringkali

terdapat perbedaan di antara mereka. Walaupun minat didefinisikan secara

berbeda-beda, tetapi dalam definisi-definisi tidak nampak adanya

kontradiksi. Sedangkan pendapat tentang definisi minat diantaranya

adalah:

1) Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu

(Syah, 1995 : 136).

2) Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek menetap, untuk merasa

tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa

senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987: 105).

3) Doyles Fryer menyatakan minat adalah gejala psikis yang berkaitan

dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada

individu (Nurkancana dan Sumanrtana, 1986: 229).

4) Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang tedadi apabila seseorang

melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

pada keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri (Sardiman, 1995

76).

Ditinjau dari definisi-definisi tersebut, maka minat itu sebenarnya

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 6/30

mengandang unsur-unsur kognisi (mengenal), afeksi (perasaan) dan konasi

(kehendak). Unsur kognitif, dalam arti minat itu didahului oleh

pengetahuan dan infortnasi mengenai obyek yang dituju oleh minat

tersebut. Unsur afeksi, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu

disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang). Sedangkan

unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu yang

diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu

kegiatan, termasuk kegiatan yang diselenggarakan di sekolah (Abror,

1993).

Dengan bertitik tolak dari definisi di atas, maka minat secara

sederhana didefinisikan sebagai kecenderungan yang menetap dalam

subyek untuk merasa tertarik, suka ataupun senang pada obyek atau

aktivitas tertentu (dalam hal ini aktivitas belajar) yang dipilih secara bebas

oleh individu dan dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya

sendiri.

2. Belajar

Belajar dapat diartikan bermacam-macam, tergantung dari sudut

pandang mans defmisi itu diberikan. Ada empat teori belajar yang dapat

digunakan sebagai sudut pandang dalam mendefinisikan belajar yaitu :

teori belajar tingkah laku (behavioristik), kognitif, humanistik dan

sibernetik. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka peneliti kemukakan

defmisi belajar menurut teori belajar kognitif. Hal ini karena teori belajar

kognitif meningkatkan apa yang ada pada diri siswa dan mementingkan

peranan fungsi kognitif yang berarti melibatkan proses berfikir yang

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 7/30

sangat kompleks serta dalam pemecahan masalah (problem) ciri khasnya

adalah pemahaman.

Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan

pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk 

perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Proses belajar akan berjalan

baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi (berkesinambungan)

secara "klop" dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh siswa

(Irwan dkk, 1997).

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut WJS. Poerwadarminta dalam "Kamus Umum Bahasa

Indonesia" mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

atau dilakukan (Poerwadarminta, 1976 : 768 ).

Tanga disadari, Bering diucapkan kata "prestasi" baik itu dalam

kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang

diperoleh tiap-tiap, orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu

tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang

menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu

pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam waktu

yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan

tingkah laku tersebut.

2. Bentuk Prestasi Belajar

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 8/30

Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang

diperoleh dari hasil ulangan Baja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi

yang lain. Simon Bloom dalam buku "Supervisi Pendidikan" menjelaskan

bahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu kognifikan,

afektif dan psikomotorik (simon, 1987:68).

Prestasi belajar siswa dicerminkan oleh nilai yang diperoleh dalam

evaluasi. Cara penilaian pada umumnya dipergunakan dengan cars

kuantitatif, artinya hasil evaluasi itu diberikan dalam bentuk angka-angka.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan

dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi

seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajarnya

tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan

dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental,

dan faktor dalam yang terdiri atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi

Suryabrata, 1983 : 7).

1) Faktor Luar

a. Faktor lingkungan

b. Faktor-faktor Instrumental

Faktor-faktor lunak (software), seperti kurikulum, program,

pedoman - pedoman belajar dan sebagainya.

2) Faktor dalam

a. Kondisi fisiologis

b. Kondisi Psikologis

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 9/30

a) Minat

b) Kecerdasan

c) Bakat

d) Motivasi

e) Kemampuan Kognitif 

C. Pengertian Ketuntasan Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

belajar mengajar (Syah, 2001: 150). Namur demikian pengungkapan

perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususnya ranah rasa murid sangat

sulit.

Untuk ukuran dan data hasil belajar system adalah mengetahui garis

besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dihubungkan dengan jenis

prestasi yang hendak diukur.

Menurut Syah (2001: 152), setelah mengetahui indikator prestasi

belajar (ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik) perlu mengetahui

bagaimana menetapkan batas minimum keberhasilan belajar pada, siswa / 

menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan

dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa, alternatif norma

pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar

mengajar. Diantaran norma - norma pengukuran tersebut adalah :

a. Norma skala angka dari 0 sampai 10. angka terendah yang menyatakan

kelulusan / keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 10/30

6.

b. Norma skala, angka dari 0 sampai 100. angka terendah yang menyatakan

keluluan / keberhasilan belajar (passing grade) Skala 0 - 100 adalah 55

atau 60 (Syah, 2001 : 153).

c. Sehingga dapat dikatakan bahwa target minimum keberhasilan belajar

siswa jika serang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh togas atau

dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar.

D. Pembelajaran Multi Model

Bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi,

maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan

akihatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi

dalam mengajar.

Keterampilan mengadakan variasi dalam proses mengajar akan

meliputi tiga aspek/yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi menggunakan

media, bahan pengajaran dan variasi dalam internal antara guru dan siswa.

Apabila komponen-komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya

atau terintegrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa. Membangkitkan

kemauan belajar, keterampilan yang bervariasi ini misalnya ketrampilan dalam

memberi pertanyaan, dalam penguatan.

Adanya variasi dalam proses belajar mengajar dapat ditunjukkan

dengan adanya perubahan dan gaya mengajar guru, adanya perubahan

interaksi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa.

Jadi pembelajaran multi model dalam penelitian ini sangatlah tepat

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 11/30

dalam peningkatan keberhasilan belajar siswa. Diharapkan dengan

pembelajaran multi model siswa lebih bergairah dan berpartisipasi aktif dalam

proses belajar mengajar. Pembelajaran multi model merupakan kombinasi

pembelajaran kooperatif, pembelajaran langsung dan presentasi.

Model pengajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar

yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh

informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Ketrampilan dasar

itu adalah pengetahuan prosedural dan deklaratif. (Arends, 1997) Model

pengajaran langsung adalah model pengajaran yang berpusat pada guru.

Pengajaran ini memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat dipihak 

guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus

menjamin tedadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan,

mendengarkan, resitasi dan tanya jawab.

Teori yang paling banyak sumbangannya pada model pembelajaran

langsung adalah teori belajar sosial Bandura. Menurut Bandura sebagian besar

manusia belajar melalui pengamatan selektif, kemudian mengingat dan meniru

tingkah laku orang lain. Artinya manusia dapat belajar melalui modelling,

yaitu dari contoh atau model.

Sedangkan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekeda dalam kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedangdan rendah

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

 jenis kelamin berbeda-beda

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 12/30

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok.

Menurut teori konstructivisme mengatakan bahwa ciri-ciri

pembelajaran kooperatif tersebut sangatlah cocok bagi siswa daiam

menemukan dan memahami pokok bahasan yang sulit jika mereka saling

mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sebaya. Selain itu dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan ketrampilan

bertanya siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Metode Ceramah

1. Pengertian

Yang dimaksud dengan ceramah yaitu memberi tahu dan

menerangkan kepada pendengar tentang sesuatu masalah atau petunjuk 

secara global atau detail. Ceramah bisanya diterapkan atau digunakan oleh

para da'i atau mubaligh yang memberikan petuah-petuah kepada

pendengar.

2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penggunaan metode ceramah ialah agar siswa lebih mengerti

karena dengan adanya ceramah maka siswa akan merasa jelas dengan

penjabaran dari ceramah tersebut. Biasanya dengan ceramah apabila

murid kurang jelas maka diharapkan murid langsung mengacungkan

tangan untuk bertanya, sehingga keadaan kelas menjadi hidup.

Manfaat

Penggunaan metode ceramah baik untuk:

1) Menimbulkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 13/30

memenuhi aturan.

2) Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cars berfikir kritis,

analitis dan logic.

3) Memupuk rasa hormat kepada pembicara, siapa, pun itu.

4) Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan

bahasa yang baik dan benar.

F. Metode Diskusi

1. Pengertian

Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan

cara siswa membahas, bertukar pendapat mengenai topik/masalah tertentu,

untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan.

2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penggunaan metode diskusi ialah agar siswa aktif dalam

kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan

masalah tertentu.

Manfaat

Penggunaan metode diskusi baik untuk 

1) Menimbulkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang

demokratis.

2) Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara beffikir kritis,

analitis dan logis.

3) Memupuk rasa kerjasama, sikap toleran dan rasa sosial.

4) Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 14/30

bahasa yang baik dan benar.

3. Langkah-langkah penggunaan

a. Persiapan

Menentukan topik yang akan didiskusikan.

Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).

Bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelompok-kelompok yang

lebih kecil.

b. Merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan

yang lain untuk kelancaran jalannya diskusi Pelaksanaan

Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).

Mengkonsumsikan topik diskusi.

Memberikan pengarahan diskusi.

Bila kelas besar dibagi dalam kelompok yang lebih kecil sesuai

dengan kebutuhan.

Masing-masing kelompok memilih pimpinan diskusi, sekretaris

ataupun pelapor.

Siswa berdiskusi dalam kelompoknya.

Guru berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok untuk menjaga

ketertiban atau membantu kegiatan diskusi, misalnya mengarahkan

diskusi, membantu menjawab pertanyaan dan sebagainya.

1) Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah

didiskusikan. Hasil diskusi tersebut kemudian ditanggapi oleh

kelompok lain, bila perlu juga dapat membantu memberikan

 jawaban.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 15/30

2) Hasil diskusi antar kelompok kemudian dicatat, ditulis dalam

laporan.

3) Laporan hasil diskusi disampaikan kepada guru, oleh pimpinan

diskusi atau pelapor.

G. Metode Demonstrasi

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah cara penyajian

bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu

proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya

ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode

demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan

secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.

Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan

selama pelajaran berlangsung.

Metode ini sangat cocok digunakan untuk memberikan gambaran yang

lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu,

proses membuat sesuatu, membandingkan komponen-komponen yang

membentuk sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan cara lain, dan untuk 

mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai

kelebihan sebagai berikut :

1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga

menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat).

2. Siswa lebih mullah memahami apa yang dipelajari.

3. Proses pengajaran lebih menarik.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 16/30

4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 17/30

METODOLOGI PENELITLAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Neger Wates Kabupaten

Tulungagung pada siswa Kelas V Semester II bidang studi Pendidikan

Agama Islam pokok bahasan Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob

RA tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa.

Sedangkan Peneliti disini adalah Kepala SD Negeri Wates. Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai bulan April 2015. Untuk lebih

mudah dalam pelaksanaan kegiatan maka dibuat rencana kegiatan penelitian.

Rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian

No. Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan

16 Pebruari 2015 Penyampaian ijin

kepada Kepala

Sekolah

Ruang Kepala

Sekolah

23 s/d 26

Pebruari 2015

Observasi Penelitian Dilaksanakan di SD

Neger Wates

30 Pebruaris/d

3 Maret 2015

Pelaksanaan Siklus I Dilaksanakan di SD

Neger Wates

7 s/d 10 Maret2015

Pelaksanaan Siklus II Dilaksanakan di SDNeger Wates

B. Rancangan Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 siklus, tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat

apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 18/30

observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal

diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam

kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan

penelitian ini dengan prosedur :

1. Perencanaan (Planning)

2. Pelaksanaan (Action)

3. Observasi (Observasing)

4. Refleksi (Reflection)

C. Prosedur Penelitian

a. Persiapan Tindakan

Dalam penelitian ini, masalah yang akan dibahas adalah rendahnya

kemampuan bertanya siswa Kelas V SD Negeri Wates Kabupaten

Tulungagung adapun penyebab timbulnya masalah tersebut adalah :

a) Siswa takut untuk bertanya/mengemukakan pendapat

b) Takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik 

c) Siswa malu bertanya

d) Siswa tidak memahami konsep yang diajarkan

e) Pertanyan guru tidak dimengerti siswa.

f) Malas karena tidak tertarik pada bidang studi Pendidikan Agama

Islam.

g) Merasa takut atau malu ditertawakan oleh teman-temannya bila

pertanyaan yang diajukan salah/jelek.

h) Siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 19/30

Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini

diperlukan alat bantu sebagai berikut :

1 . Membuat Rencana Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

Multi Model.

2 . Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar

mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi

terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan

untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan

aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan terstruktur terlebih

dahulu didiskusikan oleh tim action research.

3 . Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka

optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa

(LKS) dan juga alat peraga.

4 . Lembaran Angket

Lembaran angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa

terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru.

5 . Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes

dilaksanakan tiap akhir siklus.

6 . Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas.

Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru

maupun siswa ketika melaksanakan penelitian.

b. Implementasi Tindakan

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 20/30

Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan,

berikut disampaikan deskripsi, skenario dan prosedur tindakan yang

digunakan dalam penelitian ini.

a) Deskripsi Tindakan

Deskripsi dan tindakan penelitian ini sebagai berikut:

Jumlah siswa Kelas V sebanyak 17 siswa dibagi ke dalam 5 kelompok 

dengan kemampuan siswa yang heterogen dilihat dari jenis kelamin

maupun kemampuan siswa, tiap kelompok masing-masing terdiri dari

3 - 4 siswa. Setiap kelompok memiliki hak yang sama yaitu untuk 

mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi

kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan.

b) Skenario Kerja Tindakan

Skenario dari tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Langkah-langkah yang dilakukan guru

Melaksanakan appresepsi / persepsi

Memberikan motivasi

Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis

Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

Mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk 

pelaksanaan metode Multi Model.

Melaksanakan diskusi kelompok 

Melaksanakan diskusi kelas

Memhantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam

kesulitan

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 21/30

Melatih meminta siswa membuat pertanyaan

Melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain

Bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan

Melaksanakan penilaian proses

Memberikan tugas pada akhir pelajaran

2) Langkah-langkah yang dilakukan siswa

Berdiskusi dalam kelompoknya

Diskusi kelas

Membuat pertanyaan

Mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Memberikan tanggapan

Minta bantuan guru bila mengalami kesulitan

Presentasi hasil Diskusi

Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan

Mengedakan penilaian proses

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data hasil penelitian maka digunakan beberapa

instrumen antara lain :

a. Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar.

b. Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Lembar soal atau kisi - kisi ulangan.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 22/30

HASIL PENELITIAN

A. Siklus Pertama

1. Refleksi Awal

Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di

kelas V SD Negeri Wates Kabupaten Tulungagung yaitu tentang

rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

2. Planning (Perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelakasanaan tindakan ini adalah:

a. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Multi

 Model

b. Menyusun petunjuk kegiatan siswa

c. Melaksanakan kegiatan penelitian

d. Penilaian hasil kegiatan penelitian

3. Action (Pelaksanaan)

Pelaksanaan penelitian pada Siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian Siklus I

No. Tanggal Pelaksanaan Keterangan1 23  –  26 Pebruari 2015 Observasi

2 30 Pebruari  –  3 Maret 2013 Siklus I

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan

kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan :

Guru mengkornunikasikan tujuan pembelajaran tentang

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 23/30

 Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA.

Tanya jawab tentang  Meneladani perilaku Kholifah Umar bin

Khottob RA.

2) Kegiatan Inti :

Guru memberikan materi kepada, siswa tentang  Meneladani

 perilaku Kholifah Umar bin Khottob RA.

Guru menjelaskan lebih detail kepada siswa materi Pendidikan

Agama Islam pokok bahasan  Meneladani perilaku Kholifah

Umar bin Khottob RA.

Secara kelompok siswa mengerjakan lembar kerja.

Melaporkan hasil kerja kelompok, sedangkan kelompok lain

menanggapi dan melengkapi.

Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

Mengerjakan tes mandiri.

3) Kegiatan Penutup :

Pemajangan hasil tes.

Penegasan catatan siswa

4. Observasi (Pengamatan)

Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian kinerja siswa,

hasil post test dan lembar observasi. Untuk penilaian kinerja hasilnya

adalah sebagai berikut :

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 24/30

Tabel 4.2 Hasil Nilai Siswa pada, Siklus I

No. Nama SiswaHasil

Nilai

Ketuntasan

TuntasTidak 

Tuntas1 Govi Putra Zelqqa G. 67   2 Adinda Octavia Rahma 69   3 Alya Luthfiyyatul N.U 70   4 Aprilia Novitasari 67   5 Dimas Sopiyan 72   6 Fitri Sye Wulandari 59   7 Muh Farisal Rohman 72   8 Mu Ilham Rifai 62   9 Muh Rizqi Saputra 65  

10 Nora Wiji Dharma 67   11 Randi Tya Falerian 77   12 Roy Saputra 67   13 Salsa Zahrotul Azizah 67   14 Suci Krisna Lestari 62   15 Winda Setiani 75   16 Ahmad Ferdian J.Z 64   17 Dicky Mahendra 70  

Jumlah 1149 6 11

Rata-rata 67,58 35.29 64.71

Dari data di atas terlihat jelas bahwa kemampuan siswa untuk 

memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan dengan kualifikasi baik 

masih sangat rendah.

5. Refleksi

Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

a. Guru kurang dalam memotivasi siswa.

b. Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,

sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya

memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena

masih sangat rendah.

c. Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dari hasil

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 25/30

temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan

perbaikan pada siklus berikutnya.

B. Siklus Kedua

1. Planning (Perencanaan)

Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan

siklus pertama, yang beda adalah pada materi kegiatannya. Selain itu

berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu

ditambahkan yang meliputi :

a. Memperbaiki teknik bertanya pada guru.

b. Mengurangi dominasi guru.

c. Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi.

2. Action (Pelaksanaan)

Pada siklus kedua pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama

dengan siklus pertama dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi

guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif 

dalam kegiatan diskusi.

Pelaksanaan kegiatan penelitian untuk siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.3 Jadwal Penelitian Siklus II

No. Tanggal Pelaksanaan Keterangan

1 7  –  10 Maret 2015 Siklus II

Sedangkan langkah - langkah proses kegiatan pembelajaran pada siklus II

adalah sebagai berikut

1) Kegiatan Pendahuluan :

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 26/30

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 27/30

2 Adinda Octavia Rahma 75   3 Alya Luthfiyyatul N.U 80   4 Aprilia Novitasari 75   5 Dimas Sopiyan 80   6 Fitri Sye Wulandari 67   7 Muh Farisal Rohman 80   8 Mu Ilham Rifai 72   9 Muh Rizqi Saputra 70  

10 Nora Wiji Dharma 75   11 Randi Tya Falerian 80   12 Roy Saputra 75   13 Salsa Zahrotul Azizah 72   14 Suci Krisna Lestari 70   15 Winda Setiani 80   16 Ahmad Ferdian J.Z 72   17 Dicky Mahendra 75  

Jumlah 1265 16 1

Rata-rata 74.41 94.11 3.89

Berdasarkan hasil nilai pada siklus II di atas terlihat ada peningkatan

prestasi belajar siswa. Kekurangan - kekurangan yang ada pada siklus I

sudah menampakkan adanya perbaikan pada siklus II di atas.

4. Refleksi

Dari hasil observasi pada siklus II dalam penelitian tindakan ini dapat

direfleksikan sebagai berikut:

a. Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.

b. Kekurangan yang tedadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh

guru peneliti.

Siswa lebih memahami mated yang disampaikan, terlihat dari

kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal materi

pembelajaran Meneladani perilaku Kholifah Umar bin Khottob

 RA.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 28/30

C. Interpretasi Data

Data yang penulis sajikan tersebut berupa data hasil belajar siswa dan

data pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Guru. Interprestasi terhadap data,

penulis sajikan pada dua hal tersebut yakni hasil belajar siswa dan pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar Guru. Tindak lanjut terhadap hasil interprestasi ini

berupa perencanaan tindakan pada tiap siklus, penulis sertakan atas dasar

evaluasi untuk perbaikan kelemahan yang tedadi dalam pelaksanaan kegiatan.

Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 58,35 siklus

pertama : 67,58 dan siklus kedua : 74,41 untuk dapat lebih jelasnya penulis

telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada grafik di

bawah :

Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Pada Tiap Siklus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Seb. Siklus Siklus I Siklus II

58.35

67.58

74.41

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 29/30

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik 

kesimpulan sebagai berikut: Dengan diterapkannya proses pembelajaran

dengan metode Multi Model menjadikan :

1) Pemahaman siswa terhadap suatu pokok bahasan akan mengalami

peningkatan,

2) Minat siswa untuk mempelajari Pendidikan Agama Islam semakin

meningkat,

3) Motivasi guru terhadap siswa juga meningkat,

4) Dominasi guru terhadap pembelajaran akan semakin berkurang,

5) Suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan menyenangkan.

B. Saran - saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan dapat

dikemukakan saran-saran sebagai berikut agar dalam menerapkan model

belajar Multi Model dapat mencapai hasil yang memuaskan :

Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar

yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok 

bahasan dan sesuai dengan pelajaran.

Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang

melibatkan kegiatan Multi Model.

Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan model pembelajaran

 Multi Model.

7/25/2019 MUSPIYAN KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/muspiyan-kesit-11122015 30/30

Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau

input dari pars kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja.

Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau

motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi

yang diajarkannya.

DAFTAR PUSTAKA

………….1996, Pedoman Pembuatan Umum Ejaan Bahasa Indonesia YangDisempurnakan, Jakarta, Depdikbud.

Moh. Rofa'i, MP, 1982, Administrasi Dan Supervise Pendidikan, Bandung,

Jammars.

Ngalim Purwanto, MP, .1997, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja,

Rosdakarya.

Muhimat, M, 1994, PPKn Dan Kependudukan, Bandung, Geneca. Exact

Pedomo Hadinoto, H, dkk, 1991, Kesulitan Belajar Dan Gangguan Bicara,Semarang, Baridan Penerbit Universitas Diponegoro.

Pehardjono, 1995, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang

Pendidikan Dan Angkor Kredit Pengembangan Profesi Guru, Jakarta,

Depdikbud.

Dosen FIP IKIP Malang, 1980, Pengantar Dasar- Dasar Kependidikan Nasional.

WJS. Poerwadarminto, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai

Pustaka.