naskah publikasi hubungan tingkat pengetahuan …repository.unimus.ac.id/2705/1/full...
TRANSCRIPT
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA
DENGAN KADAR GARAM BERIODIUM DIDESA BATUKALI
KECAMATAN KALINYAMATAN
Diajukan Oleh :
Evita Andriyani
G2B216101
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2018
http://repository.unimus.ac.id
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA
DENGAN KADAR GARAM BERIODIUM DIDESA BATUKALI
KECAMATAN KALINYAMATAN
Yang diajukan oleh :
Evita Andriyani
G2B216101
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Dr. Ali Rosidi,SKM,M.Si
NIK 28.6.1026.021
3 September 2018
http://repository.unimus.ac.id
THE RELATIONSHIP BETWEEN HOUSEWIVES KNOWLEDGE LEVELS
WITH SELECTION OF IODIZED SALT IN BATUKALI
VILLAGE KALINYAMATAN DISTRICT
EvitaAndriyani1
, Ali Rosidi2
1,2Nutrition Science Study Program The Faculty of Nursing and Health
University of Muhammadiyah Semarang
ABSTRACT
Examination of urine iodine excretion which was conducted in Jepara District in
2007-2012 namely Mayong, Batealit and Pakis Aji including endemic areas of iodine
deficiency. The level of consumption of iodized salt in Jepara is 79.89% but
consumption of iodized salt is sufficient (qualitatively with iodine test) of 60.27%.
Jepara as a salt producer in the Central Java but the salt is sold outside Jepara. The
results of monitoring most of the salt in circulation did not meet the requirements and
there were still many traditional salts (krosok salt) sellers.
This study aims to find out the relationship between the level of knowledge of
housewives with the selection of iodized salt in Batukali village, Kalinyamatan
district. This research is an analytical study with a cross-sectional approach. There
were 50 respondents who are qualified for the exclusion and inclusion criteria. The
data were obtained by interview and questionnaire, while salt content by titration.
Bivariate data analysis used rank spearman.
The results showed that housewives knowledge was 44% in good criteria and
selection of salt containing iodine of 30-80 ppm standard as much as 34%. The results
of the analysis of correlation r = -0147 p = 0308 indicates that there is no relationship
between the level of knowledge housewives with the election of iodized salt in the
Batukali village, Kalinyamatan
It can be concluded that there is no relationship between the level of knowledge
housewives with elections in the village gram of iodized Batukali Kalinyamatan
Subdistrict
Keywords: knowledge, iodine levels, iodine deficiency
http://repository.unimus.ac.id
RINGKASAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA
DENGAN KADAR GARAM BERIODIUM DI DESA BATUKALI
KECAMATAN KALINYAMATAN
Evita Andriyani1
, Ali Rosidi2
1,2 Program Studi S1 ilmu Gizi Fakultas ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
Pemeriksaan ekskresi iodium dalam urin (EIU) di Kabupaten Jepara pada tahun
2007-2012 mendapatkan beberapa kecamatan termasuk daerah endemis GAKI yaitu
Mayong, Batealit dan Pakis Aji. Tingkat konsumsi garam beriodium rumah tangga di
Kabupaten Jepara sebesar 79,89% namun konsumsi garam beriodium cukup (secara
kualitatif dengan iodine test) sebesar 60,27%. Jepara sebagai penghasil garam di
wilayah Jawa Tengah namun garam tersebut dijual keluar. Hasil pemantauan sebagian
besar garam yang beredar tidak memenuhi syarat serta masih banyaknya pedagang
garam krosok.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu rumah tangga dengan pemilihan garam beryodium di desa Batukali
kecamatan Kalinyamatan.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang memenuhi kriteria eksklusi
dan inklusi. Data pengetahuan diperoleh dengan wawancara dan alat bantu kuesioner,
sedangkan kadar garam dengan metode titrasi. Analisa data bivariat menggunakan
rank spearman.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu rumah tangga 44% baik dan
pemilihan garam memiliki kadar iodium yang berstandar 30-80 ppm sebanyak 34 %.
Hasil analisis uji korelasi r = -0.147 p = 0.308 menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan pemilihan gram beriodium di
desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan tingkat
pengetahuan ibu rumah tangga dengan pemilihan gram beriodium di desa Batukali
Kecamatan Kalinyamatan
Kata Kunci : pengetahuan, kadar iodium, GAKY
http://repository.unimus.ac.id
1
PENDAHULUAN
GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) merupakan masalah serius yang
dampaknya buruk sehingga perlu ditanggulangi salah satunya dengan dengan cara fortifikasi
garam dengan kalium iodat (KOI3). Adapun tujuan kegiatan ini agar semua garam iodium
yang dikonsumsi masyarakat mengandung iodium minimal 30 ppm.Target program ini 90%
masyarakat mengkonsumsi garam beriodium yang cukup (30 ppm) (Depkes RI, 2004).
Hasil pemeriksaan ekskresi iodium dalam urin (EIU) di Kabupaten Jepara pada tahun 2007-
2012 mendapatkan kecamatan yang termasuk daerah endemis GAKI yaitu Mayong, Batealit
dan Pakis Aji. Tingkat konsumsi garam beriodium rumah tangga di Kabupaten Jepara sebesar
79,89% namun konsumsi garam beriodium cukup (secara kualitatif dengan iodine test)
sebesar 60,27%. Jepara merupakan salah satu daerah penghasil garam di wilayah Jawa
Tengah namun sebagian besar garam tersebut dijual keluar Kabupaten Jepara sedangkan
kebutuhan garam beriodium dipenuhi oleh produsen garam dari luar wilayah. Hasil
pemantauan garam beriodium di pasar mendapatkan sebagian besar garam yang beredar tidak
memenuhi syarat serta masih banyaknya pedagang garam krosok (Widyatni dkk, 2015).
Dalam pemilihan garam sehari-hari pengetahuan ibu sangat berpengaruh di dalam
pelaksanaan dan penerapan di rumah tangganya. Semakin banyak pengetahuan ibu tentang
garam beriodium maka dapat diperhitungkan jenis garam yang dipilih untuk dikonsumsinya.
Ibu yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang garam beriodium tidak
melakukan pemilihan garam berdasarkan kandungan iodium, dan tidak memahami cara
penggunaan garam beriodium (Sediaoetomo, 2008).
Hasil penelitian Haryanti (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara
pengetahuan dengan konsumsi bahan makanan yang mengandung iodium dan penggunaan
garam. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian Mulyantoro (2014) bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan kualitas garam beriodium di rumah
tangga.
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dalam penelitian ini akan mengkaji hubungan
pengetahuan dengan kadar garam beriodium di Desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan
Kabupaten Jepara.
http://repository.unimus.ac.id
2
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang digunakan dalam yaitu penelitian
observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan
September- Desember 2017 di Desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara
dengan sampel 50 ibu rumah tangga yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan sedangkan variabel terikatnya yaitu
kadar garam beriodium Data pengetahuan diperoleh melalui wawancara dan pengisian
kuesioner, sedangkan kadar iodium diperoleh dari titrasi. Data pengetahuan dikategorikan
menjadi baik (skor >80), sedang (60-80) dan kurang (˂ 60), kadar iodium di bawah 30 ppm
dan ≥ 30-80 ppm. Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan uji spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karaktersitik Berdasarkan Umur
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Nomor Kelompok umur n %
1
25-30
06
12
2
31-35
16
32
3
36-40
23
46
4
>40
05
10
JUMLAH 50 100
Sesuai tabel 1 responden yang paling banyak dalam penelitian ini berumur 36-40 tahun.
http://repository.unimus.ac.id
3
Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Nomor Kelompok umur n %
1 SD 30 60
2 SMP/SEDERAJAT 12 24
3 SMA/SEDERAJAT 07 14
4 PERGURUAN TINGGI 01 02
JUMLAH 50 100
Berdasarkan data tabel 2 diketahui responden yang paling banyak dalam penelitian ini
berpendidikan sekolah dasar (SD sebanyak 60%).
Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Nomor Kelompok umur n %
1 Ibu rumah tangga 34 68
2
Wiraswasta
02
04
3
Penjahit
12
24
4
Tani
01
02
5
Pedagang
01
02
Jumlah 50 100
Responden dalam penelitian ini banyak yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga
(68%).Responden sebagai wiraswasta 4 %. Responden sebagai penjahit sebanyak
24%.responden tani 2% dan responden sebagai pedagang 2%.
http://repository.unimus.ac.id
4
Pengetahuan Responden
Dampak ibu hamil jika kekurangan garam beriodium
Tabel 4. Distribusi ibu rumah tangga tentang dampak ibu hamil jika kekurangan garam
beriodium
Nomor Distrib usi ibu rumah tangga tentang damp
hamil kekurangan garam beriodium
ak ibu n
%
1 Salah 17 34
2
Benar
33
66
Jumlah 50 100
Dampak yang sangat berbahaya dari kekurangan iodium ialah kerusakan otak yang
dialami oleh janin dalam kandungan. Defisiensi iodium pada janin merupakan dampak dari
ibu yang mengalami kekurangan iodium. Akibat yang ditanggung dapat berupa lahir mati,
aborsi, dan cacat lahir (Sudargo, 2018).
Dampak Bayi kekurangan iodium
Tabel 5. Distribusi dampak bayi kekurangan iodium
Nomor Distribusi efek jika bayi n %
kekurangan iodium
1 Salah 16 32
2
Benar
34
68
Jumlah 50 100
Beberapa dampak yang dapat terjadi pada bayi yang kekurangan iodium yaitu gondok
neonatal, hipotiroid neonatal, keterbelakangan mental, kepekaan terhadap radiasi meningkat.
Kretin merupakan lanjutan dari hipotiroid congenital yang pada umumnya dikenal dengan
cebol (gangguan pertumbuhan ) yang merupakan tanda dari hipotiroid (Sudargo, 2018).
http://repository.unimus.ac.id
5
Dampak jika anak sekolah kekurangan iodium
Tabel 6. Distribusi anak sekolah jika kekurangan iodium
Nomor Distribusi anak sekolah j
kekurangan iodium
ika
n
%
1 salah 22 44
2
benar
28
56
Jumlah 50 100
Iodium erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan anak, dampak yang dapat
ditimbulkan dari kurangnya mengkonsumsi iodium adalah dapat menurunkan 11-13 poin
Intelligent Quetiont (IQ) anak. Dengan hal ini maka kemungkinan rendahnya prestasi belajar
disebabkan daya tangkap yang rendah karena penurunan IQ akibat kekurangan iodium
(Hariyanti, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aritonang (2004) yang
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi pangan dengan pretasi belajar pada
anak SD di daerah endemik Desa Kute Dambe Kecamatan
Sumatera Utara.
Kerajaan Kabupaten Dairi
Ibu pernah tahu tentang garam beriodium
Tabel 7. Distribusi ibu pernah tahu apa itu garam beriodium
Distribusi ibu pernah tahu garam beriodium
Nomor n
%
1 Salah 15 30
2 Benar 35
70
Jumlah 50 100
Kurangnya pengetahuan ibu tentang garam beriodium disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya adalah kurangnya informasi yang responden peroleh mengenai garam
beriodium, rendahnya pendidikan repsonden yang sebagian besar adalah SD. Faktor lain yang
ikut berpengaruh adalah tidak adanya keinginan reaponden untuk mencari informasi
mengenai garam beriodium (Mustamin, 2015).
http://repository.unimus.ac.id
6
Ibu tahu cara penyimpanan garam beriodium
Tabel. 8 Ibu tahu cara penyimpanan garam beriodium
Distribusi ibu tahu cara penyimpanan
Nomor garam beriodium n %
1 Salah 11 22
2
Benar
39
78
Jumlah 50 100
Sebagian besar responden (78%) telah mengetahui cara menyimpan garam beriodium
yaitu di tempat yang kering, hal ini sesuai dengan Asriansyah 2012 bahwa wadah
penyimpanan garam sebaiknya ditutup dengan rapat jika dibiarkan terbuka maka iodium akan
bisa menguap lembab dan basah sehingga akan mengurangi kadar iodium.
Jenis-jenis garam beriodium
Tabel 9. distribusi jenis-jenis garam beriodium
Nomor
Distribusi jenis garam beriodium
n %
1 Salah 15 30
2
Benar
35
70
Total 50 100
Jenis garam terdiri dari tiga yaitu garam halus, garam curai, dan garam bata. Pada
umumnya jenis garam yang digunakan oleh responden adalah garam halus dan curai
(krosok). Garam yang baik adalah garam yang memiliki kandungan iodium dengan tekstur
halus, karena garam yang halus memiliki kandungan iodium yang sengaja ditambhkan sesuai
dengan kebutuhan standar (BPS, 2002).
http://repository.unimus.ac.id
7
n %
Pengetahuan Ibu tentang manusia wajib mengkonsumsi garam beriodium
Tabel 10 Distribusi ibu tahu manusia wajib mengkonsumsi garam beriodium
Nomor Distribusi ibu tahu manusia wajib mengkonsumsi
garam beriodium
1 Salah 15 30
2 Benar 35 70
Total 50 100
Iodium merupakan mineral mikro yang dibutuhkan manusia. Iodium membantu
proses pembentukan hormon dari kelenjar tiroid. Hormon ini membantu menjaga kesehatan
sel dan laju metabolik. Akibat dari kekurangan iodium memberikan efek yang besar dalam
siklus kehidupan manusia sehingga manusia wajib mengkonsumsi iodium. Menurut
penelitian yang dilakukan Dardjito (2010) bahwa faktor yang mempengaruhi GAKI di
Kecamatan Baturraden adalah konsumsi iodium dan konsumsi goitrogenik.
Pengetahuan tentang garam yang mengandung iodium
Tabel 11 distribusi semua garam menggandung garam beriodium
Nomor
Distribusi semua garam mengandung
garam beriodium N %
1 Salah 15 30
2
Benar
35
70
Total 50 100
Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kandungan iodium dalam garam yaitu
dengan iodina tes dan titrasi. Dalam penelitan ini menggunakan titrasi untuk mengetahui
kadar iodium garam. Sedang yang lebih mudah digunakan adalah iodina tes. Cara mengetahui
kandungan iodium adalah dengan cara meneteskan iodina test pada garam. Apabila garam
berwarna ungu tua berarti kandungan iodium dalam garam tersebut baik dan bila berwarna
ungu muda berarti kandungan iodiumnya kurang (Asriansyah, 2014).
http://repository.unimus.ac.id
8
n %
Pengetahuan kebutuhan garam beriodium per hari
Tabel 12 Distribusi berapa banyak setiap hari orang mengkonsumsi garam beriodium
Nomor D
istribusi mengkonsumsi gara
beriodium
m n
%
1 Salah 15 30
2
Benar
35
70
Jumlah 50 100
Responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu pertanyaan benar. Hal ini
sesuai dengan toeri dari Adriani dan Wiratmadi (2012) bahwa garam beriodium yang
dianjurkan setiap orang adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Dalam
kondisi tertentu, jika keringat keluar berlebihan dianjurkan untuk mengkonsumsi garam
beriodium 2 sendok teh setiap hari.
Pengetahuan tentang garam beriodium boleh dikonsumsi secara berlebihan
Tabel 13. Distribusi garam beriodium boleh dikonsumsi secara berlebihan
Nomor distribusi yang boleh dikonsumsi secara
berlebih
1 Salah 18 36
2 Benar 32 764
Jumlah 50 100
Kebutuhan iodium setiap hari di dalam makanan yang dianjurkan saat ini adalah 50
mcg (untuk bayi 12 bulan pertama), 90 mcg untuk anak (usia 2-6 tahun), 120 mcg untuk anak
usia sekolah (usia 7-12 tahun), 150 mcg untuk dewasa (di atas usia 12 tahun), 200mcg untuk
ibu hamil dan menyusui. Dampak kelebihan iodium antara lain adanya pembesaran gondok,
tremor, mudah berkeringast meski di daerah yang dingin, mudah marah, degup jantung lebuh
cepat, susah tidur, makan melulu (Riwayati, 2013).
http://repository.unimus.ac.id
9
Pengetahuan
Tabel 14 Deskripsi Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Nomor Pengetahuan n %
1 Baik 22 44
2
Cukup
15
30
3
Kurang
13
26
Jumlah 50 100
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa yang berpendidikan SD
sampai perguruan tinggi sudah memiliki pengetahuan tentang garam beroidium. Adapun
pengetahuan ibu rumah tangga yang minim dikarenakan kurangnya informasi yang diterima
tentang efek kekurangan iodium. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hendra
dalam (Hastuti, 2012) yaitu sumber informasi dan pengalaman merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa orang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula (Budiman, 2014).
Kadar Iodium
Tabel 15 Deskripsi Distribusi Frekuensi Pemilihan garam
Nomor Kadar garam n %
1 Dibawah ( < 30 ppm ) 33 66
2
Diatas (≥30-80 ppm)
17
34
Total 50 100
Dari tabel terlihat bahwa masih banyak responden yang menggunakan garam dengan kadar
iodium dibawah ppm. Hal itu dikarenakan masih banyak responden yang beranggapan jika
menggunakan garam beriodium maka masakan akan menjadi pahit. Hal ini sesuai dengan
penelitian Prawini, 2013. Selain itu perilaku menaruh garam beriodium tidak ditempat wadah
yang tertutup dan masih banyak responden yang menaruh garamnya didekat kompor
sehingga kadar iodium yang ada di garam responden akan menguap
http://repository.unimus.ac.id
10
Hubungan variabel
Berdasarkan uji statistic didapatkan hasil tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu
tentang garam beriodium dengan kadar iodium dalam garam p= 0.308(p>0,05). Hal ini dapat
disebabkan karena responden yang mempunyai pengetahuan yang baik tetapi masih
mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam pemilihan garam beriodium, ketidak sesuaian
tersebut sesuai dengan hasil studi WHO dan para ahli pendidikan kesehatan dalam
(Notoatmodjo,2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat sebenarnya sudah ada
akan kesehatan tetapi praktik mereka masih rendah. Selain itu kebiasaan menggunakan garam
krosok dan jika menggunakan garam beriiodium masakan akan menjadi pahit juga
berpengaruh dalam pemilihan garam meskipun sudah mempunyai pengetahuan yang baik.
Penelitian ini serupa dengan Mulyantoro (2014) yang menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan dan sikap tidak berhubungan dengan kualitas garam beriodium di rumah tangga.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan ibu rumah
tangga tentang garam beriodium yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 44 %, ibu rumah
tangga yang memiliki kadar garam di atas 30 ppm (30-80 ppm) sebanyak 34 %, tidak ada
hubungan signifikan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan kadar garam beriodium di
Desa Batukali Keacamatan Kalinyamatan
SARAN
Saran yang diberikan sebaiknya pemerintah mengadakan sosialisasi tentang pentingnya
garam iodium bagi kesehatan keluarga sehingga ibu rumah tangga memiliki pengetahuan
yang cukup tentang garam yang mengandung iodium terutama efek jika kekurangan garam
bagi ibu hamil dan anak sekolah. Hal ini agar semua ibu rumah tangga memilih
menggunakan garam yang mengandung iodium. Selain itu dalam memilih garam sebaiknya
memilih garam halus dengan kemasan kecil dan bertuliskan garam beriodium.
http://repository.unimus.ac.id
11
DAFTAR PUSTAKA
Amalia L, Permatasari, I., Khomsan, A., Riyadi, H. 2015. Pengetahuan, Sikap, Dan Praktek
Gizi Ibu Terkait Iodium Dan Pemilihan Jenis Garam Rumah Tangga Di Wilayah
Pegunungan Cianjur. Jurnal Gizi Pangan, Juli 2015, 10(2): 133-140.
Adriani, Estu S., Jazila dan Waryana. 2010. Tingkat Pengetahuan GAKI dengan Penanganan
Garam Beriodium oleh Ibu Rumah Tangga di Desa Belah, Kecamatan Donorejo
Kabupaten Pacitan, MGMI Vol.2 No.1, Juni 2010.
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
.
Asrianyah, 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam
Beriodium di Desa Karang Intan Kecamatan Karang Kabupaten Banja.
Haryanti. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian GAKI Pada Anak Usia
Sekolah Dasar di Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi Volume 2, nomor 1, tahun
2013
Mulyantoro, 2014. Hubungan Tingkat Penegtahuan Ibu tentang GAKI, Sikap dan Praktek
dengan Kualitas Garam Beriodium DI Rumah Tangga. Jakarta. Media Gizi Mikro.
Prameswari & yanti. 2015. Gambaran Perilaku Dan Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap
Konsumsi Garam Beriodium Di Wilayah Kerja Puskesmas Toroh 1 Kabupaten Grobogan
Pada Tahun 2014. Unnes Journal of Public Health 4 (2) (2015).
Prawini GAM, 2013. Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga
Terhadap Garam Beryodium Di Desa Lodtunduh Wilayah Kerja UPT Kesehatan
Masyarakat Ubud I Tahun 2013. Jurnal Community Health, Jui; 2013 hal 122-130.
http://repository.unimus.ac.id