necrotizing fasciitis
TRANSCRIPT
NECROTIZING FASCIITIS
Pembimbing :Dr.Johan Bastian., SpOT
Disusun oleh :Liuk Irawati
208.121.0002
LABORATORIUM ILMU PENYAKIT BEDAHRSUD KANJURUHAN KEPANJEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG2013
IDENTITAS
• Nama : Ny. T• Umur : 40 tahun • Jenis kelamin : Perempuan • Pekerjaan : Swasta• Agama : Islam• Alamat : Sumber Manjing Wetan• Status perkawinan : Menikah• Suku : Jawa• Tanggal MRS : 01 Agustus 2013
Keluhan utamaLuka pada
tungkai kanan
Riwayat penyakit sekarang • Pasien datang ke RSUD kanjuruhan kepanjen dengan keluhan
luka pada tungkai kanan sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya tungkai kanan belakang pasien di gigit serangga kemudian di garuk dan terjadi luka, lalu lama-kelamaan luka semakin melebar dan bernanah.
• Luka tersebut mengeluarkan cairan berwarna kuning dan berbau. Penderita juga mengeluhkan adanya bengkak dan kemerahan disekitar luka, namun penderita tidak merasakan nyeri. Sejak 1 tahun yang lalu penderita merasakan kesemutan atau sering baal pada kedua tungkai, terus menerus dan tidak menghilang atau berkurang dengan perubahan posisi maupun istirahat.Karena keluhan luka tersebut, penderita berobat ke UGD Rumah Sakit Umum Kepanjen dan oleh dokter yang memeriksa dianjurkan untuk dirawat.
Riwayat penyakit dahulu
• Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya
• DM (+) sejak 10 tahun yang lalu• Hipertensi (+)• Pasien tidak memiliki riwayat alergi baik obat maupun makanan
Riwayat Keluarga• Riwayat hipertensi, diabetes mellitus maupun kelainan jantung disangkal pada keluarga pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum– Cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6).
• Tanda Vital– Tensi : 160/90 mmHg – Nadi : 92 x / menit, reguler, isi cukup – Pernafasan : 20 x /menit, regular– Suhu : 36,3 oC
Status lokalisata: Regio cruris dextra• Look :
– Luka ukuran 10x5 cm dan 1x1 cm tepi ulkus tidak teratur, dasar jaringan pus (+), eritema (+), darah (-), oedem (+), sianosis (-), deformitas (-), granulasi (+).
• Feel :– Nyeri tekan setempat (-), krepitasi (+), sensibilitas (+), tungkai kaki
kanan suhu rabaan hangat dibandingkan bagian tubuh lainnya (+), palpasi A. Dorsalis pedis teraba (+), kapiler refil 2 detik (+)
• Move : – Gerakan aktif (+), gerakan pasif (+), Gerakan fleksi tungkai kaki
kanan (+), gangguan persarafan (-).
RESUME
• Ny. T 40 tahun datang ke RSUD kanjuruhan kepanjen dengan keluhan luka pada tungkai kanan sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit akibat gigitan serangga kemudian di garuk dan terjadi luka, lalu lama-kelamaan luka semakin melebar dan bernanah. Sejak 1 tahun yang lalu penderita merasakan kesemutan atau sering baal pada kedua kaki. Riwayat diabetes sejak 10 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan lokalis posterior cruris dextra di dapatkan luka ukuran 10x5 cm dan 1x1 cm, tepi tidak teratur, dasar jaringan pus (+). Pulsasi arteri teraba, krepitasi (+), edema (+), eritema (+), granulasi (+), sensibilatas (+), suhu rabaan hangat dibandingkan bagian tubuh lainnya (+), gerakan aktif pasif (+).
WORKING DIAGNOSA
Necrotizing fasciitis posterior cruris dextra dengan diabetes milletus tipe 2 dan hipertensi grade II
PLANNING DIAGNOSIS
• Darah lengkap• Kimia darah: GDS, faal hepar, faal ginjal• Pewarnaan gram eksudat• Foto Rontgen : Cruris Dekstra AP-lateral• Foto Rontgen Thorax• ECG• Kultur
Planning Terapi
• Non farmakologi : – KIE tentang penyakit pasien pada pasien dan keluarga pasien
– Inform consent tindakan yang akan dilakukan– Perawatan luka 1 x sehari
• Farmakologi : – Cairan fisiologis: NaCl– Insulin – Antibiotik – Antihipertensi
PEMBAHASAN NECROTIZING FASCIITIS
Definisi
• Necrotizing fasciitis adalah infeksi yang jarang terjadi,
• berkembang secara cepat, • dan merupakan infeksi yang mengancam jiwa yang
proses utamanya terjadi pada jaringan subkutan dan fascia diikuti dengan thrombosis pembuluh darah subkutan.
Sinonim• gangrene ulcer, • hospital gangrene, • Meleney gangrene, dan • Fournier gangrene• flesh-eating bacteria
Faktor resiko• Prosedur pembedahan• Gigitan serangga• Iskemia dan hipoksia (pada
pasien DM)• immunocompromise• Trauma• Penyakit kronis• Injeksi IM atau IV • Ulkus kronis• Alcoholism• Idiopathic
Etiologi • grup A beta-hemolytic
streptococci (Streptococcus pyogenes)
• S. aureus• Kebanyakan kasus
disebabkan oleh beberapa mikroorganisme, baik bakteri aerob maupun bakteri anaerobik
Manifestasi klinis dan perkembangan penyakit
GAMBARAN KLINIS
PATOFISIOLOGIFaktor resiko Kulit grup A beta-
hemolytic streptococci
hialuronidase dan lipase
Degradasi fasia dan lemak
Necrotizing fasciitis
Proliferasi bakteri
Protein permukaanpelepasan sitokin
antara lain TNF α, IL-1 dan IL-6
Penegakan diagnosisDiagnosis necrotizing fasciitis ditegakkan dengan:• Peningkatan jumlah sel darah putih dengan shift to the left• Sodium serum < 135 mmol/L• BUN > 15 mg/dl• Biopsy jaringan dan kultur• Pewarnaan gram eksudat• CT scan/ MRI
– Terdapat pinpoint anatomic site dan konfirmasi adanya nekrosis.• X-Ray
– Adanya gas pada subkutaneus fascia (pada <50% kasus). Pada pasien dengan diabetes > 80% pasien terdapat gas pada pemeriksaan radiografi.
• Eksplorasi bedah : merupakan diagnosa pasti
Penatalaksanaan
• Terapi pembedahan• Antibiotik• Oksigen hiperbarik• Terapi suportif
Terapi pembedahan• Debridemen merupakan terapi yang paling efektif• Mortalitas meningkat 9 kali lipat jika terapi
pembedahan ditunda lebih dari 24 jam.
Terapi antibiotikTerapi empiric antibiotic meliputi:• Penisilin atau cephalosporin untuk bakteri gram (+)• Aminoglikoside, cephalosporin generasi ke-3 atau
ciprofloxacin untuk bakteri gram (–)• Clindamycin atau metronidazole untuk bakteri anaerob• Apabila terdapat alergi penisilin dapat digunakan
floroquinolon
Supportive care• Pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein diperlukan untuk membantu penyembuhan luka.
• Pemberian oksigen• Resusitasi cairan• Konsultasi ke bidang psikologi dan rehabilitasi medik.
Prognosis
• Rasio mortalitas 25%, dan pada pasien diabetes milletus > 40%.
• Prognosis jelek apabila bakteri penyebab adalah stain streptococcal.
• Kesalahan diagnosa dapat berakibat fatal• Diagnosis dini dan penatalaksanaan awal merupakan kunci untuk meningkatkan angka keselamatan pasien.
THANK YOU