niko status ujian stase anastesi (1)
DESCRIPTION
status anestesiTRANSCRIPT
STATUS UJIAN STASE ANASTESI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Puspita Handayani
Umur : 32tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln.Rurotan 2 RT 010/004 Desa Rorotan Kel cilincing
, Jakarta Utara
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengawai Swasta
Berat Badan : 69 kg
Tinggi Badan : 167cm
No.Rekam Medik : 20-16-03
Tanggal Masuk RS : 2 Februari 2015
Tanggal Operasi : 4 Februari 2015 Jam: 13:00 WIB
Dokter Bedah : dr. Sunaryo, Sp. B
Dokter Anastesi : dr. Eva Susana, Sp. An
PERSIAPAN PRE OPERASI
Anamnesa:
Alergy : disangkal
Medication : -
Past Medical History : Hipertensi, DM, Asma disangkal, riwayat operasi ( - )
Last Meal : 07.00 WIB
Elicit History : nyeri pada bagian leher sebelah kiri 1 bulan yang lalu
Pemeriksaan Fisik:
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital:
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 79 kali/menit
1
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36.4° C
Status Generalis:
Mata : CA - / - , SI - / -
Hidung : Discharge - / -, Deviasi Septum - / -
Mulut : Mallampati I
Tenggorokan : Dekreasi Trakhea ( - ), Massa ( - )
Thoraks : Simetris
Paru : Vesikuler ( + / + ), Rhonkhi ( - / - ), Whezing ( - / - )
Jantung : BJ I/II murni, Murmur ( - ), Gallop ( - )
Abdomen : Supel, NTE ( - ), Distensi ( - ), BU ( + ) Normal
Ektremitas : Akral hangat, CRT < 2 “, Edema ( - / -), Sianosis ( - / - )
Pemeriksaan Penunjang:
Hematologi
Hemoglobin : 10.5 g/dL
Leukosit : 22.000 / mm3
Hematokrit : 31,5 %
Trombosit : 2.802 mm3
LED : 15 mm/1 jam
Pembekuan
Masa Perdarahan : 1’ 30”
Masa Pembekuan : 3’ 30”
Foto Thorak:
Cor, CTR normal. Aorta normal
Sinus dan diafragma – Normal
Pulmo hili normal, corakan vaskuler normal.
Tak tampak infiltrate atau kranialisasi
Trachea ditengah
Kesan : Cor tidak membesar. Tak tampak TB paru aktif atau pneumonia
2
Diagnosa Klinis:
Limfadenopati coli sinistra
Kesimpulan: Status ASA II (Sepsis)
LAPORAN ANESTESI (DURANTE OPERATIF)
Diagnosa Pra Bedah : limfadenopati coli sinistra
Jenis Pembedahan : Biopsi
Jenis Anestesi : General Anastesi
Premedikasi : Prozepam 20 mg
Medikasi Induksi : Propofol 100mg, Ketalar 100 mg
Analgesic : Keterolac 30 mg
Teknik Anestesi : ETT
Respirasi : Spontan
Posisi : Terlentang
Cairan Perioperatif:
Maintenance Cairan = 4 : 2 : 1
Kebutuhan Basal : 4 x 10 = 40
2 x 10 = 20
1 x 19 = 19
Jumlahnya = 79 cc/jam
Defisit Cairan Puasa = Puasa 7 jam X maintenance cairan
= x 79 cc/jam
= 553 cc
Tanda – Tanda Vital Selama Operasi:
JAM TINDAKAN TD NADI SATURASI
OKSIGEN
13.00 WIB Pasien masuk ke
Ruang OK 1 dan
dipindahkan ke
Meja Operasi
130/80 mmHg 78 kali/menit 95 %
13.05 WIB Pemasangan
monitoring berupa
tekanan darah,
160/85 mmHg 85 kali/menit 93 %
3
nadi,saturasi
oksigen
13.10 WIB Dilakukan
premedikasi dengan
pemberian
inj.Prozepam 20 mg
145/78 mmHg 82 kali/menit 92 %
13.11 WIB Induksi intravena
propofol 60 mg
138/73 mmHg 72 kali/menit 87 %
13.12 WIB Induksi intravena
ketamin 20mg
155/85 mmHg 78 kali/menit 93 %
13.13 WIB Dilakukan asepsis
dan antiseptik.
Operasi dimulai
124/65 mmHg 76 kali/menit 90 %
13.25 WIB Induksi intravena
propofol 20 mg
126/68 mmHg 80 kali/menit 92 %
13.27 WIB Induksi intravena
ketamin 20mg
128/ 70 mmHg 74 kali/menit 90 %
13.35 WIB Induksi intravena
propofol 20 mg
130/92 mmHg 88 kali/menit 94 %
13.37 WIB Induksi intravena
ketamin 20mg
120/90 mmHg 90 kali/menit 95 %
13.40 WIB Diberikan
inj.Keterolac 30mg
124/94 mmHg 89 Kali/menit 92%
13.45 WIB Operasi Selesai 127/92 mmHg 90 Kali/menit 95%
13.46 WIB Anestesi Selesai 128/ 90 mmHg 90 Kali/menit 95%
Tindakan Anestesi Umum Dengan pipa Endotrakeal
4
1. Induksi dengan propofol
2. Sungkup muka ditempatkan pada muka dan oksigen 4-6 L/menit, kalau perlu
nafasi dibantu dengan menekan balon nafas secara periodic
3. Sesudah reflex mata menghilang diberikan suksinil kolin intravena 1-1.5
mg/kgBB, nafas dikendalikan dengan menekan balon nafas yang diisi dengan aliran
O2 2L.
4. Sesudah fasikulasi menghilang, pasien diintubasi.
5. Pipa guedel dimasukan dimulut agar pipa endotrakeal tidak tergigit.
Kemudian difiksasi dengan plester
6. Mata diplester agar tidak terbuka dan kornea tidak kering
7. Pipa endotrakeal dihubungkan dengan konektor pada sirkuit nafas alat
anestesi. N2O dibuka 3-4 L/menit dan O2 2 L/menit kemudian halotan dibuka 1 vol
%dan cepat dinaikkan sampai 2 vol %. Nafas pasien dikendalikan dengan menekan
balon nafas.
8. Halotan dikurangi sampai 0,5-1.5 % untuk pemeliharaan anestesi
9. Nafas dapat dibiarkan spontan kalau usaha nafas cukup kuat
10. Kedalaman anestesi dipertahankan dengan kombinasi N2O dan O2 masing-
masing 2 l/menit, serta halotan 1.5-2 vol %
POST OEPRASI
Di Ruang Pemulihan (RR)
5
Jam 13.50
Tekanan Darah : 126/ 90 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Saturasi Oksigen : 940 %
Kesadaran : Sadar betul
Pernapasan : Spontan
Oksigenasi : 2 – 3 liter/menit
Kebutuhan Cairan : Kristaloid – RL
Jam 15.45
Tekanan Darah : 120/ 86 mmHg
Nadi : 92 kali/menit
Saturasi Oksigen : 94 %
Kesadaran : Sadar betul
Pernapasan : Spontan
Kebutuhan Cairan : Kristaloid – RL
Puasa/Tidak Puasa : Puasa
Tes Minum : bertahap atau BU (+)
Skor Aldrette :
Kesadaran 2
Warna Kulit 2
Aktifitas 2
Respirasi 2
Kardiovaskular2
Total Skor Aldrette 10 Pasien dikembalikan ke Ruangan Abudzar I
Intruksi Pasca Bedah :
Pengelolaan nyeri : inj.Keterolac 3x 20mg IV
6
Antibiotika : sesuai Dokter Bedah
Obat-obatan lain : sesuai Dokter Bedah
Infus : sesuai dokter Bedah
Diet dan nutrisi : minum bertahap bila sudah sadar betul
KESIMPULAN:
• Pada pasien kasus ini dengan Status ASA II
• Premedikasi dengan Prozepam 20 mg
• Dilakukan General Anastesi dengan teknik anestesi spontan dengan pipa
endotrakeal menggunakan obat Propofol , Ketalar, atrakurium, dan
Ketorolac .
7